Anda di halaman 1dari 207

Prolog

Saat ini aku sedang berlari.

Aku melarikan diri dengan seluruh tenaga yang kumiliki dari cakaran hewan buas itu.

Aku melarikan diri dengan seluruh konsentrasiku, membuat hatiku dipenuhi oleh rasa takut.

Melalui tangga. Menyeberangi halaman. Terkadang menggunakan sihir untuk melompat ke


atap. Terkadang jatuh.

"Dimana kamu?!"

Dia berteriak sambil terus mengejarku.

Tak peduli kemanapun aku berlari.

Aku lumayan percaya diri dengan kekuatan fisikku.

Lagipula, aku sudah melakukan jogging sejak umurku masih 2 atau 3 tahun, sambil latihan
ilmu pedang.

Tapi sedikit kepercayaan diriku itu kini telah dihancurkan.

Dia, layaknya memandang rendah seluruh usaha yang telah aku lakukan, mengejarku tanpa
kehabisan nafas, dengan rambut berwarna merah darah yang melayang-layang di udara.

Dia benar-benar tidak mengerti arti kata “menyerah”. Tidak peduli sejauh apapun aku berlari,
di saat aku melambat, akan menjadi saat dimana dia akan memperdekat jarak di antara kami
berdua.

"Haaa…… Haaa……"

Aku mulai kehabisan nafas.

Aku tidak bisa terus berlari seperti ini. Aku sudah tidak bisa melarikan diri.

Aku akan sembunyi. Pilihanku hanya itu.

"Gulp……"

Aku bersembunyi di bawah bayangan tangga, mengamati dari area observasi tumbuh-
tumbuhan, ketika aku mendengar teriakan hewan buas dari tengah-tengah mansion.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu!"

Teriakan itu membuat kakiku gemetaran.

Aku adalah Rudeus Greyrat. Berumur 7 tahun.

1
Aku mempunyai rambut berwarna coklat cerah. Aku adalah bishounen yang kuat, dan
mantan NEET berusia 34 tahun.

Karena aku tidak menghadiri pemakaman orang tuaku, aku diusir oleh keluarga, dan
terbunuh karena ditabrak truk. Tapi karena lelucon takdir yang buruk ini, aku bereinkarnasi
menjadi seorang bayi sambil tetap mempertahankan ingatanku.

Aku sudah merenungkan tentang kehidupanku yang dulu, dimana aku hidup sebagai manusia
yang menjijikkan, dan dalam 7 tahun ini, aku berusaha keras untuk hidup dengan sungguh-
sungguh.

Belajar bicara dan menulis, mempelajari sihir, berlatih ilmu pedang, membangun hubungan
baik dengan orang tuaku, dan bahkan bertemu dengan teman masa kecil yang manis bernama
Sylphy. Untuk bisa pergi ke sekolah bersama Sylphy, aku telah setuju untuk bekerja, dan
mengunjungi kota Roa.

Kalau aku menyelesaikan pekerjaanku, yaitu menjadi guru privat untuk si tuan putri,
majikanku akan menanggung biaya sekolahku dan Sylphy --- Situasiku yang sekarang
seharusnya berjalan seperti itu.

"Keluarlah, dimanapun kamu berada! Aku akan menghancurkanmu hingga berberkeping-


keping!"

Aku mengawasi sekelilingku dari area pengamatan, dan tubuhku gemetar ketakutan ketika
mendengar teriakan si hewan buas itu.

Gemetar ketakutan gara-gara jelmaan bentuk dari kekerasan yang berwujud seorang gadis
muda.

-- Kenapa situasinya bisa jadi seperti ini?

Aku harus kembali ke 1 jam yang lalu untuk menjelaskannya.

2
Bab 1
Kesadisan Sang Tuan Putri
Bagian 1
Ketika kami sampai di Roa, malam sudah tiba.

Jarak antara desa Buina dan Roa adalah sekitar satu hari perjalanan dengan menggunakan
kereta kuda.

Kalau dihitung-hitung dengan waktu, kira-kira sekitar 6-7 jam. Jarak seperti itu tidak bisa
dianggap jauh, tapi kalau dianggap dekat juga salah.

Kota Roa, memang benar merupakan salah satu kota terbesar yang ada di sekitar sini, dan
merupakan tempat yang sangat ramai.

Hal pertama yang aku lihat adalah tembok.

Tembok-tembok yang mengelilingi kota dengan tinggi sekitar 7-8 meter, dan terlihat sangat
kokoh.

Di sekitar gerbang kota, ada arus lalu lintas yang tak ada akhirnya, dan setelah kami masuk
ke dalam, aku langsung melihat berbagai jenis pedagang yang sedang berjualan.

Dan tepat di lokasi yang baru saja kami masuki, ada serangkaian losmen dan kandang kuda.

Para penduduk kota berbaur dengan para pedagang, ada juga orang-orang yang berjalan
dengan mengenakan armor, dan seluruh tempat ini sekarang benar-benar terlihat seperti kota
fantasi yang biasa muncul di buku cerita.

Ada beberapa orang yang membawa barang bawaan besar duduk di sebuah tempat, layaknya
mereka sedang menunggu sesuatu.

Apa ya itu?

"Ghyslaine, apa kamu tahu itu apa?"

Aku bertanya pada orang yang duduk dihadapanku.

Memiliki telinga hewan dan sebuah ekor, dan mengenakan pakaian kulit yang sangat terbuka,
dengan kulit berwarna coklat di bawahnya, dia adalah seorang pria besar berotot --- Tidak,
dia adalah seorang Swordsman wanita.

Ghyslaine Dedorudia.

Peringkat ketiga dalam ranking teknik Pedang Dewa, seorang swordswoman kuat yang
memiliki gelar Raja Pedang, dan dia telah setuju untuk mengajariku ilmu pedang di tempat
yang sekarang sedang kami tuju.

3
Dia adalah guruku yang kedua.

"…… Nak."

Menanggapi pertanyaanku, dia menunjukkan ekspresi jengkel.

"Apa kamu menganggapku sebagai orang idiot?"

Ghyslaine melotot dengan garang ke arahku, dan tatapannya itu membuatku takut.

"Ah bukan. Aku hanya, aku tidak tahu apa itu, jadi aku mau bertanya……"

"Ah, maaf. Jadi itu maksudmu."

Melihatku hampir meneteskan air mata, Ghyslaine dengan cepat menjawab.

"Itu adalah tempat menunggu kereta kuda umum. Pergi dari suatu kota ke kota lain
membutuhkan kereta kuda, dan kamu bisa naik kereta kuda bila kamu membayar beberapa
uang kepada pengemudinya."

Ghyslaine menunjuk ke toko-toko yang kami lewati satu per satu, memberitahuku kalau itu
adalah toko senjata, itu adalah bar, dan yang di sana ada beberapa asosiasi perdagangan. Hey
tunggu dulu, itu adalah toko yang sangat mencurigakan.

Meskipun dia memiliki penampilan yang bisa membuat orang lain takut, sebenarnya dia
sangat bersahabat.

Kami masuk ke dalam suatu tikungan, dan suasana di sekeliling kami berubah.

Setelah ada banyak toko yang melayani para petualang, saat kami melaju dalam proses
menuju tujuan di dalam kereta kuda, kami melihat banyak toko-toko yang menyatu dengan
rumah.

Pasti ada orang-orang yang tinggal di dalam lorong-lorong ini.

Sepertinya penataan bangunan di sini sudah direncanakan dengan matang.

Kalau ada musuh yang muncul, orang-orang yang berada di sekitar sini akan bertahan,
sedangkan para penduduk akan melarikan diri menuju jantung kota, atau lari ke arah yang
berlawanan.

Karena kota ini memiliki konsep seperti itu, makin dekat dirimu dengan jantung kota, rumah-
rumah di jalanan pun akan menjadi lebih besar, dan bahkan bangunan toko-toko pun lebih
tinggi.

Makin dekat dengan jantung kota, makin kaya orang-orang yang tinggal di sana.

Dan kemudian, tepat di tengah-tengah kota, terletak bangunan yang paling tinggi.

4
"Itu adalah mansion milik majikanmu."

"Walaupun kamu bilang itu mansion, itu lebih terlihat seperti kastil."

Menurut sejarah, 400 tahun yang lalu, kota ini menjadi garis pertahanan terakhir bagi umat
manusia. Roa adalah kota dengan sejarah yang panjang.

Tapi hanya sebagian dari sejarah itu yang benar, para bangsawan yang tinggal di ibu kota
menganggap tempat ini sebagai tempat di mana para petualang kelas rendah menetap.

Jadi ini bisa dibilang kastil yang berdiri di tengah kota.

"Sepertinya status kebangsawanan Ojou-sama lumayan tinggi, karena kita sampai sedekat ini
dengan jantung kota."

"Tidak juga."

Ghyslaine menggelengkan kepalanya.

Tapi karena mansion milik Lord sudah berada tepat di hadapan mataku, menurut informasi
yang aku dapatkan sebelumnya, orang-orang yang tinggal di sini sudah jelas memiliki posisi
yang tinggi.

.. Atau mungkin tidak. Menetap di area yang dekat dengan perbatasan seperti ini, posisi
mereka mungkin tidak terlalu tinggi.

"Eh?"

Saat aku memikirkan itu, si pengemudi menyapa orang yang ada di gerbang mansion.

Dan memasukinya.

"Apakah dia adalah anak Lord?"

"Bukan."

"Bukan?"

"Hampir."

Apa ada makna tersembunyi dibalik kata-katanya? Aku tidak mengerti……

Kereta kuda yang kami tunggangi pun berhenti.

Bagian 2
Saat kami memasuki mansion, kami dituntun ke dalam ruangan yang sepertinya memiliki
fungsi untuk menghibur para tamu.

Pelayan itu menunjuk ke arah dua sofa yang ada di dalam ruangan.

5
Ini adalah interview pertama untukku.

Aku harus melakukan ini dengan hati-hati.

"Silahkan duduk di sini."

Aku menuruti saran dari pelayan dan duduk di sofa yang ditunjuk, sedangkan Ghyslaine
pergi dari sisiku tanpa mengucapkan sepatah katapun, lantas dia berdiri di pojokan ruangan.

Yang mana bisa digunakan untuk mengawasi seluruh area ruangan.

Kalau hal seperti itu terjadi di kehidupanku yang dulu, aku pasti mengira bahwa Ghyslaine
adalah seseorang yang menderita chuunibyou.

"Tuan muda akan segera datang. Mohon tunggu sebentar."

Pelayan itu menuangkan cairan yang mirip seperti teh merah ke dalam cangkir yang kelihatan
sangat mewah, kemudian menunggu di pintu masuk.

Aku meminum cairan yang mengepulkan uap itu.

Rasanya lumayan. Meskipun aku tak tahu bagaimana cara untuk menilai kualitas dari teh
merah, teh yang aku minum ini harganya pasti lumayan mahal.

Mulai dari awal, tak ada minuman yang disiapkan untuk Ghyslaine. Sepertinya, hanya aku
lah yang diperlakukan sebagai tamu.

"Di mana dia!"

Ketika aku memikirkan hal-hal tersebut, aku mendengar suara yang lantang dan langkah kaki
yang tergesa-gesa dari samping ruangan.

"Apa dia di sini?"

Seorang pria yang tampak kuat memasuki ruangan dengan kasar.

Umur pria itu mungkin sekitar 50 tahunan, dan rambut berwarna coklat gelap di kepalanya
tercampur dengan sedikit uban berwarna putih, tapi secara keseluruhan sepertinya dia berada
dalam kondisi yang cukup baik.

Aku meletakkan cangkir ke atas meja dan berdiri, kemudian membungkukkan pinggangku
sampai 90 derajat.

"Senang bertemu dengan anda, nama saya Rudeus Greyrat."

Pria itu mendengus tidak puas.

"Hmph, kamu bahkan tak tahu bagaimana caranya memberi salam kepada orang lain!"

6
"Tuan, Rudeus-dono belum pernah meninggalkan desa Buina. Beliau masih muda dan belum
memiliki waktu untuk mempelajari tata krama. Tolong maafkan ketidaksopanan kecil
tersebut……"

"Diam."

Pelayan itu tak lagi berbicara setelah dia diteriaki.

Pria tua ini sepertinya adalah orang yang mempekerjakanku.

Sepertinya dia benar-benar marah. Rasanya seperti ada sesuatu yang kurang memadai dalam
diriku.

Meskipun aku ingin memberi salam dengan benar, sepertinya tata krama para bangsawan
memiliki aturan yang berbeda.

"Hmph, Paul bahkan tak mengajarkan formalitas kepada anaknya!"

"Saya dengar ayah membenci aturan-aturan kaku, dan karena itulah ayah dengan sengaja tak
mengajarkan itu kepadaku."

"Langsung membuat alasan! Kamu itu sama saja seperti Paul."

"Apa ayah selalu mencari alasan?"

"Kamu pikir bagaimana? Tiap kali dia membuka mulutnya, yang keluar hanyalah alasan.
Kalau dia mengompol, dia bakal mencari alasan. Kalau dia bertengkar, dia akan mencari
alasan. Kalau dia bermalas-malasan saat belajar, dia juga akan mencari alasan."

Jadi begitu. Kalau dipikir-pikir, benar juga.

"Kalau kamu ingin mempelajari sesuatu, paling tidak ketahuilah tata krama! Kamu tak
mencobanya sama sekali, dan karena itulah kamu menjadi seperti ini!"

Tapi apa yang dia katakan tidaklah salah, dan bukan tanpa alasan.

Aku hanya mempelajari sihir dan ilmu pedang, dan aku tak pernah berpikir untuk
mempelajari sesuatu yang lain.

Mungkin pandanganku memang terlalu sempit.

Aku harus merenungkan itu dengan sungguh-sungguh.

"Anda benar. Ini memang kesalahan yang saya sebabkan sendiri. Saya benar-benar meminta
maaf."

Pria tua itu menghentakkan kakinya ke lantai saat aku menundukkan kepalaku.

7
"Tapi sepertinya kamu tak menggunakan itu sebagai alasan, dan berusaha sebisamu untuk
menampilkan sikap formal! Aku akan mengijinkanmu untuk tinggal di dalam mansion ini!"

Aku tak benar-benar mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, tapi sepertinya aku sudah
dimaafkan.

Setelah pak tua itu mengucapkan kalimat di atas, dia membalikkan tubuhnya dengan penuh
semangat dan pergi meninggalkan ruangan layaknya badai.

"Siapa?"

Aku menatap ke arah pelayan dan bertanya.

"Beliau adalah Sauros Boreas Greyrat-sama, Lord dari Fedoa, dan paman dari tuan Paul."

Jadi orang itu adalah seorang Lord.

Dia itu sedikit terlalu sombong. Aku benar-benar khawatir dengan metode yang ia gunakan
untuk mengatur daerah ini. Yah, ada banyak petualang di sini, jadi kalau dia tidak memiliki
figur yang mengesankan, dia mungkin tak akan bisa menjalankan tugas-tugas yang dimiliki
seorang Lord.

Hm? Greyrat, paman……?

"Itu artinya beliau adalah saudara dari kakekku?"

"Ya."

Aku sudah menebak kalau Paul memanfaatkan hubungan keluarga yang sebelumnya sudah ia
putuskan.

Tapi kalau dipikir-pikir, berarti keluarga Paul termasuk salah satu bangsawan kelas atas.

Orang itu dulunya pasti adalah tuan muda dari suatu tempat yang lumayan bagus.

"Ada apa Thomas? Kenapa pintunya terus dibiarkan terbuka lebar?"

Ada orang lain memasuki ruangan dari sisi lain pintu.

"Tapi ayah kelihatannya lumayan gembira. Apa ada sesuatu yang terjadi?”

8
Seorang pria dengan tubuh ramping dan memiliki rambut berwarna coklat muda.

Berdasarkan pada apa yang dia ucapkan, dia pasti sepupunya Paul.

"Tuan muda, saya benar-benar minta maaf. Tuan Sauros baru saja bertemu dengan Rudeus-
sama, dan sepertinya beliau cukup senang dengannya."

"Hoh, anak yang disenangi ayah…… Apa dia salah memilih? Hmm."

Ucapnya sambil berjalan ke arah sofa yang ada di depanku, kemudian duduk di atasnya.

Ah, benar juga, lebih baik aku buru-buru menyapanya.

"Senang bertemu dengan anda, nama saya Rudeus Greyrat."

Aku menundukkan kepalaku, dengan cara yang hampir sama seperti yang aku lakukan ketika
menyalami Sauros.

"Ah, namaku adalah Philip Boreas Greyrat. Ketika para bangsawan menyapa satu sama lain,
mereka akan meletakkan tangan kanan ke dada, dan sedikit menundukkan kepala. Dari
caramu melakukan itu, kamu pasti akan mendapat omelan."

"Seperti ini?"

Aku meniru tindakan Philip dan sedikit mengangkat kepalaku.

"Benar, tapi caramu memberi salam sebenarnya tidaklah buruk. Kalau seorang pandai besi
memberi salam kepada ayah dengan cara seperti itu, beliau mungkin akan merasa senang.
Duduklah."

Philip pun duduk dengan bunyi “plop”.

Aku pun mengikuti sarannya dan kembali duduk.

……… Apakah interview-nya sudah dimulai?

"Seberapa banyak yang kamu pahami?"

"Ayah bilang kalau saya akan mengajari Ojou-sama di sini selama 5 tahun, saya akan
menerima bantuan biaya untuk bersekolah di Akademi Sihir dari sini."

"Hanya itu?"

"Ya."

"Aku mengerti……"

Philip meletakkan kedua tangan ke bawah dagunya, layaknya sedang memikirkan sesuatu,
dan pandangannya mengarah ke atas meja.

9
"Apa kamu suka dengan wanita?"

"Tidak separah ayah."

"Begitukah? Baiklah, kamu diterima."

Ah? Ara?

Itu terlalu cepat, ‘kan?

"Untuk sekarang, anak itu hanya menyukai 2 orang, Edena yang mengajari tata krama, dan
Ghyslaine yang mengajari ilmu pedang. Sebelum kamu datang kemari, sudah ada 5 orang
yang dipecat. Bahkan salah satu diantara mereka adalah orang yang pernah mengajar di
istana kerajaan."

Meskipun dia pernah mengajar di istana kerajaan, cara dia mengajar mungkin tidak bagus,
tapi aku tak mengatakan itu secara terang-terangan.

"……… Apa itu semua ada hubungannya dengan menyukai wanita?"

"Tidak juga. Karena Paul adalah orang yang akan melakukan segala hal untuk mendapatkan
wanita yang dia inginkan, aku penasaran apakah kamu itu sama dengan dia atau tidak."

Philip mengangkat bahunya.

Aku Juga merasa ingin mengangkat bahuku. Kau ternyata mengkelompokkan aku ke dalam
grup yang sama dengannya.

"Sejujurnya, aku tak memiliki harapan apapun kepadamu. Tapi karena kamu adalah anaknya
Paul, bagaimanapun juga aku ingin kamu mencobanya."

"Whoa. Itu terlalu singkat untuk menyelesaikannya."

"Memangnya kenapa? Apa kamu punya kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan ini?"

Sebenarnya aku tak memilikinya.

Tapi sekalipun aku tak memilikinya, aku tak bisa mengatakan itu secara terang-terangan
dalam suasana seperti ini.

"Sebelum saya bertemu dengan Ojou-sama, saya tak yakin……"

Kalau aku gagal dalam pekerjaan ini dan harus mencari pekerjaan lain, aku pasti akan
ditertawai oleh Paul. Dia pasti akan mengatakan sesuatu seperti, kamu itu masih bocah lah,
atau apalah.

Apa kau bercanda?

10
Bagaimana bisa aku ditertawakan oleh pria yang usianya lebih rendah dariku?

Muuu……

"Kalau kenyataannya memang tidak mendukung…… bagaimana kalau kita coba untuk
berakting."

Aku akan menggunakan pengetahuan dari kehidupanku yang dulu.

Sebuah metode untuk menjinakkan Ojou-sama.

"Berakting. Bagaimana cara kerjanya?"

Aku menjelaskan secara detil.

"Ketika saya sedang bersama dengan Ojou-sama, kami akan diculik oleh orang jahat yang
berasal dari suatu keluarga tertentu. Saya akan menggunakan bahasa, matematika, dan sihir
untuk melarikan diri bersama dengan Ojou-sama, dan kembali ke mansion ini dengan
kekuatan kami sendiri."

Setelah mendengar kata-kata yang aku ucapkan, Philip terdiam untuk beberapa saat, namun
ia dengan cepat memahami plot dari ceritaku dan mengangguk.

"Dengan kata lain, kamu ingin agar dia sendirilah yang mengambil inisiatif untuk belajar.
Menarik. Tapi apakah semuanya akan berjalan dengan mulus?"

"Saya pikir itu akan memiliki kesempatan berhasil yang lebih tinggi daripada metode yang
digunakan oleh orang-orang dewasa untuk mengajari Ojou-sama."

Sebuah plot yang biasanya terjadi di dalam anime dan manga.

Setelah menyaksikan atau mengalami insiden seperti itu, seorang anak yang membenci buku
akan menyadari betapa pentingnya belajar bagi dirinya sendiri.

Meskipun kejadian itu sudah di atur dari balik layar.

"Yang barusan kamu katakan, apakah itu adalah metode untuk menguasai para wanita yang
diajarkan oleh Paul kepadamu?"

"Tidak. Sekalipun ayah tidak melakukan itu, dia masih tetap sangat populer."

"Pf…… Pfftt……"

Philip mendengus untuk menahan tawanya.

"Benar juga. Orang itu memang selalu beruntung dalam hal wanita. Bahkan sekalipun dia
hanya berdiam diri, akan ada wanita yang datang mendekatinya."

11
"Siapapun yang dikenal oleh ayah sepertinya tertarik kepadanya. Bahkan Ghyslaine yang di
sana sepertinya juga merupakan salah satu dari mereka."

"Ah. Itu benar-benar sesuatu yang membuat orang lain merasa iri."

"Saya khawatir ayah akan menyentuh teman saya yang ada di desa Buina."

Setelah aku mengucapkan itu, aku mulai benar-benar khawatir.

5 tahun kemudian, dia akan tumbuh menjadi besar.

Ketika aku kembali, Sylphy telah menjadi salah satu ibuku. Ya Tuhan.

"Kamu tak usah mengkhawatirkan itu. Paul hanya tertarik dengan wanita yang “besar”."

Philip melihat ke arah Ghyslaine yang berdiri di pojokan sembari mengatakan itu.

"O, oh.:

Aku melihat ke arah Ghyslaine. Dia besar.

Zenith dan Lilia juga besar.

Apa yang aku maksud dengan besar?

Tentu saja, payudara mereka.

"Kalau hanya 5 tahun, harusnya sih tak ada masalah. Orang dengan darah campuran elf.
Sekalipun mereka tumbuh dewasa, mereka tak akan jadi terlalu ‘besar’. Dan juga, aku pikir
Paul tak akan bersikap segila itu."

Begitukah?

Dan orang ini ternyata tahu kalau Sylphy adalah seorang elf.

Kalau begitu, untuk jaga-jaga, aku akan menganggap semua hal yang pernah terjadi di desa
Buina, telah diinvestigasi secara menyeluruh.

"Haruskah aku bertanya, 'Apa kau akan mencoba untuk merayu putriku'?"

"Apa yang sebenarnya anda khawatirkan dari anak berusia 7 tahun?"

Itu benar-benar tidak sopan. Aku tidak akan melakukan apapun. Palingan, si tuan putri yang
bakal jatuh cinta kepadaku. (Aku yang akan menuntun skenarionya).

"Tapi kalau dilihat dari surat yang ditulis Paul, kamu terlalu banyak bermain dengan teman
perempuanmu di desa, sampai-sampai dia harus memaksamu untuk pergi kemari. Bahkan aku
pun berpikir kalau itu hanyalah gurauan belaka, tapi setelah mendengar rencana yang barusan
kamu ajukan, rasa kekhawatiran Paul itu ada benarnya."

12
"Saya hanya berteman dengan Sylphy."

Dan aku ingin membesarkan temanku satu-satunya itu menjadi gadis yang menurut padaku.

--- Sekalipun kau merobek-robek mulutku, kalimat itu tidak akan pernah aku ucapkan.

Ada beberapa hal yang tidak perlu diucapkan, dan tidak harus diucapkan.

"Yah, baiklah. Tidak akan ada kemajuan kalau kita hanya bicara terus. Aku akan
mengijinkanmu untuk menemui putriku. Thomas, bawa dia kemari!"

Philip berdiri saat ia selesai mengucapkan itu.

Dan seperti itu lah, aku bertemu dengan dia.

--- Cewek yang satu ini benar-benar angkuh.

Pertama kali aku melihatnya, aku langsung mendapat kesan seperti itu.

Dia 2 tahun lebih tua dariku. Ujung kedua matanya diangkat, dan memiliki rambut
bergelombang.

Warna rambutnya merah menyala. Rasanya seperti dilukis dengan cat berwarna merah.

Dua kata. Sangat eksplosif.

Mungkin nantinya dia akan menjadi sangat cantik, tapi kebanyakan cowok akan berpikiran
"Mustahil aku bisa bersama dengan dia".

Mungkin kalau cowoknya Maso…… Nah. Sepertinya cowok serendah itu juga tidak akan
mau.

Pokoknya, aku pikir dia itu berbahaya.

Seluruh sel yang ada di tubuhku berteriak, "Jangan dekati dia!".

"Senang bertemu denganmu. Namaku Rudeus Greyrat."

Tetap saja, aku tak bisa melarikan diri.

Aku akan menggunakan ilmu yang barusan aku pelajari.

“Hmph!”

Dia mengendus dengan gaya yang sama seperti kakeknya.

Dia berdiri tegak dengan kedua kakinya tertanam di tanah, dan menatapku dengan sikap
merendahkan diriku. Memandang rendah dari posisi yang lebih tinggi.

13
Dia lebih tinggi dariku.

Dia menunjukkan sikap yang menyebalkan setelah melihatku, dan berkata:

"Apa-apaan? Bukannya dia lebih kecil dari aku!? Orang seperti ini mau mengajariku, apa kau
bercanda!?"

Blah blah blah. Harga diri yang ia miliki sepertinya sangat tinggi.

Tapi aku tak bisa mundur begitu saja.

"Aku pikir itu tidak ada hubungannya dengan umur."

"Apa kau bilang!? Kamu berani membantah omonganku!?"

14
Suaranya benar-benar lantang. Rasanya gendang telingaku mau pecah.

“Yang terpenting adalah, aku bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan Ojou-sama.”

Setelah aku mengatakan itu, rambut si Ojou-sama serasa berdiri tegak.

Aku tak pernah membayangkan kalau ternyata kemarahan bisa berwujud seperti itu.

Ini benar-benar mengerikan.

Guh. Sial. Kenapa aku harus takut sama anak yang usianya saja belum mencapai 10

tahun? "Apa? Sombong sekali kau. Apa kau tidak tahu siapa aku?" "Kamu itu kakak

sepupuku."

Aku menyembunyikan rasa takutku dan memberikan jawaban.

"Sepupu……? Apa itu?"

"Putrinya sepupunya ayahku. Bisa dibilang kalau kamu adalah putrinya pamanku."

"Omong kosong tidak masuk akal apa itu!"

Apa penjelasanku salah?

Yah, mungkin dengan menyebutkan nama kerabat akan lebih mudah untuk menjelaskannya.

"Apa kamu pernah mendengar nama Paul?"

"Mana pernah aku dengar nama seperti itu!?"

"Benarkah?"

Aku sangat terkejut saat mengetahui bahwa dia tidak mengetahui namanya.

Pokoknya, aku akan mengobrol dengannya.

Kau harus terus bicara dengannya. Dewa Pengelana pernah berkata seperti itu.

Di saat aku memikirkan itu.

Ojou-sama mengangkat tangannya.

Pam!

"………Eh?"

Itu benar-benar terlalu mendadak.

15
Ojou-sama tiba-tiba menamparku.

Pikiranku agak sedikit bingung, dan aku bertanya kepadanya.

"Kenapa kau menamparku?"

"Soalnya kamu itu terlalu sombong, padahal kamu lebih kecil dari aku!"

"Oh, aku mengerti."

Pipiku yang kena pukul terasa nyeri.

Itu benar-benar sakit……

Gambaran kedua. Kekerasan.

Aku benar-benar tak punya pilihan.

"Kalau begitu, aku akan membalas."

"Hah!?"

Tanpa menunggu jawaban dari Ojou-sama, aku menamparnya.

Pu!

Itu benar-benar terdengar aneh.

Mungkin karena aku tidak terbiasa dengan menampar orang. Yah, biarkan sajalah. Asal
tamparanku masih terasa sakit.

"Kalau kau menampar orang, orang itu akan merasa kesakitan."

Apa kau paham sekarang ---? Saat aku bersiap-siap untuk mengatakan itu, aku melihat Ojou-
sama mengangkat tinjunya dengan penuh amarah.

Raja Iblis. Gadis di depanku benar-benar mirip dengan Raja Iblis.

Tanpa memberiku kesempatan untuk berpikir, dia memukulku.

Aku pun bergeser kebelakang, dan dia melanjutkannya dengan tendangan.

Seluruh tubuhku seketika melayang kebelakang, efek setelah tendangannya menghantam


dadaku.

Saat berikutnya, dia menindihku.

Kedua tanganku ia kunci dengan kedua kakinya.

16
A, ara? Aku tidak bisa bergerak?

"Tunggu, hey."

Suaraku yang terdengar canggung ditenggelamkan oleh teriakan amarah Ojou-sama.

"Kau ternyata benar-benar berani menyerangku ya! Aku akan membuatmu menyesal!"

Pukulan demi pukulan melayang ke arahku.

"Ow, owww, h, hentikan, eh, jangan, hentikan itu."

Setelah pukulan kelima, aku akhirnya menggunakan sihir dan melarikan diri dari tindihannya.

Aku memegangi kakiku yang gemetaran dan berusaha untuk berdiri. Kemudian aku
mengangkat kedua tanganku, dan bersiap untuk menggunakan sihir untuk melawan Ojou-
sama.

Aku menciptakan gelombang kejutan dengan sihir angin dan mengarahkannya ke wajah
Ojou-sama.

"…… Tidak, Tidak bisa lagi dimaafkan."

Wajah Ojou-sama terkena langsung oleh seranganku dan terbang keatas, tapi dia tidak
berhenti untuk sedetik pun, dan malah lari menghampiriku seperti monster.

Setelah melihat ekspresi itu, aku sadar kalau aku telah membuat kesalahan.

Aku buru-buru melarikan diri hingga hampir terjatuh.

Itu bukanlah Ojou-sama yang angkuh.

Dia lebih mirip seperti protagonis dalam manga berandalan.

Mungkin aku bisa menggunakan sihir untuk menghajarnya tanpa ampun.

Tapi dia pasti tidak akan mau mendengarkanku.

Dan setelah Ojou-sama itu kembali sadar, dia pasti akan mencariku untuk membalas dendam.

Aku bisa terus menggunakan sihir untuk mengalahkan dirinya tiap kali dia menyerangku.

Tapi dia tidak akan menyerah.

Dan dia berbeda dari seorang protagonis dalam sebuah cerita. Tak peduli seberapa liciknya
itu, dia pasti akan menggunakan segala cara untuk membalaskan dendamnya.

Seperti, melemparkan vas dari lantai dua, atau bersembunyi di pojokan dan tiba-tiba
menebasku dengan pedang kayu.

17
Dia akan menggunakan segala cara yang tersedia, dan membalasku 10x lebih parah dari apa
yang aku lakukan terhadapnya.

Dan dia tak akan menunjukkan rasa ampun.

Oi, ini bukan gurauan, aku tak bisa menggunakan sihir penyembuh kalau aku tidak merapal
mantranya.

Dan kalau pertarungan ini belum berakhir, dia tak akan mau mendengarkanku.

Menggunakan kekerasan melawannya.

Itu bukanlah opsi yang bisa aku pilih untuk saat ini.

Dan kemudian, kita kembali ke awal.

Setelah itu, Ojou-sama merasa bosan dan berhenti mencariku, lalu kembali ke kamar
tidurnya.

Dia tidak menemukanku.

Tapi dia nyaris saja berhasil. Saat iblis berambut merah itu berjalan dihadapan mataku, aku
tak bisa merasakan kalau sebenarnya aku ini masih hidup. Aku tak pernah membayangkan,
bahwa akan tiba waktu dimana aku akan merasakan pengalaman yang biasa didapat oleh
protagonis dari sebuah film horror.

Saat aku kembali ke Philip dengan kondisi lemas, ia tersenyum kecut kepadaku.

"Bagaimana?"

"Tidak ada yang berhasil."

Aku setengah menangis saat memberikan jawaban itu.

Saat aku dipukul olehnya, aku hampir mengira kalau aku bakal dibunuh. Saat aku melarikan
diri, aku nyaris menangis.

Aku belum pernah mengalami perasaan seperti itu untuk waktu yang begitu lama, dan kalau
aku pikir-pikir soal kenapa aku bisa mengingat perasaan seperti itu, itu berarti aku pernah
mengalami sesuatu seperti ini sebelumnya.

Meski begitu, ini bukanlah trauma psikologis.

"Kalau begitu, apa kau akan menyerah?"

"Tidak."

Aku masih belum melakukan apa-apa.

18
Kalau aku menyerah begitu saja, bukannya itu artinya kalau aku dipukul sia-sia?

"Saya mohon bantuan anda."

Aku menundukkan kepalaku dihadapan Philip.

Aku harus menanamkan arti terror sesungguhnya kepada hewan buas itu.

"Aku mengerti. Thomas, pergilah dan persiapkan rencana itu."

Philip memberikan instruksi kepada pelayan itu, yang kemudian pergi meninggalkan
ruangan.

"Tapi omong-omong, ide yang kamu pikirkan itu benar-benar menarik."

"Benarkah?"

"Ya, kamu adalah satu-satunya diantara para guru privat yang kami telah pekerjakan, yang
mampu membuat rencana sebesar itu."

"… Apa anda pikir rencana itu akan berhasil?"

Aku merasa sedikit gelisah.

Bisakah aku menjinakkan Ojou-sama dengan trik-trik murahan seperti itu?

Philip mengangkat bahunya.

"Sukses atau tidaknya, tergantung usahamu."

Dia benar.

Dengan itu, rencananya pun mulai dieksekusi.

Bagian 3
Aku memasuki kamar yang sudah disediakan untukku, dan sepertinya kamar itu dipenuhi
dengan barang-barang yang sangat mewah. Kasur yang begitu besar, furnitur yang didesain
dengan intriksik, bingkai jendela yang indah, dan lemari buku modern.

Kalau saja aku punya minuman bersoda dan komputer, aku bisa hidup menganggur dengan
bahagia di sini untuk seumur hidupku.

Ini adalah kamar yang bagus.

Mungkin karena aku memiliki nama Greyrat, jadi mereka menyediakan kamar yang khusus
untuk aku tinggali, dan bukan kamar pelayan biasa.

Omong-omong soal pelayan. Aku tak tahu kenapa, tapi ada begitu banyak maid yang berasal
dari Ras Hewan.

19
Di negara ini, aku dengar ras iblis didiskriminasi. Apa Ras Hewan termasuk dalam
pengecualian?

"Haa……… Sialan kau Paul. Kamu ternyata mengirimku ke tempat yang gila seperti ini."

Aku duduk lemas di kasur, sambil memegangi kepalaku yang terasa sakit.

Tempat yang terkena pukulan masih terasa nyeri.

Aku membaca mantra untuk menggunakan sihir penyembuh, dan menyembuhkan luka itu.

"Tapi, dibandingkan dengan kehidupanku yang sebelumnya, ini masih bagus."

Proses pengusiranku dari rumah memang sama-sama menggunakan kekerasan, tapi kali ini
ada yang berbeda, dan aku tak perlu mondar-mandir tanpa tujuan di jalanan. Perbedaan yang
signifikan.

Paul sudah mengatur hidupku dengan baik. Sebuah pekerjaan dan tempat untuk ditinggali.
Dan juga, bukankah aku mendapat uang saku? Itu benar-benar tingkat kepedulian yang
menakjubkan. Kalau saja saudara-saudaraku bisa melakukan ini di kehidupanku yang dulu,
mungkin aku bisa kembali ke jalan yang benar.

Membantuku mencari pekerjaan, menyediakan tempat tinggal untukku, dan memberiku


perhatian, dan tidak membiarkanku lari……

Tidak, itu masih belum cukup.

Pengangguran berusia 34 tahun tanpa sedikitpun pengalaman bekerja. Mereka tidak punya
pilihan selain mengabaikanku.
Ditambah lagi, sekalipun mereka tiba-tiba melakukan hal seperti itu, aku hanya akan marah.
Aku mungkin tidak akan mau bekerja.

Memisahkanku dari kekasihku (komputer), aku mungkin akan bunuh diri.

Hal seperti itu baru bisa dilakukan sekarang.

Pekerjaan yang sudah aku dapatkan, dan determinasiku untuk mencari uang. Aku yang
sekarang.

Sekalipun aku diusir secara paksa, Paul memilih timing yang sangat pas. Aku mungkin saja
akan menyalahkan Paul. Tapi apa-apaan yang aku hadapi sekarang ini? Makhluk yang ganas
dan gila itu. Ini adalah pertama kalinya dalam 40 tahun hidupku aku melihat sesuatu yang
seperti itu.

Simbol kekerasan.

Itu tadi nyaris membuatku mendapat trauma. Aku hampir, atau mungkin kamu sudah bisa
menganggap kalau aku ngompol di celana.

20
"Aku merasa, tak peduli seperti apapun usahaku, dia bakal bersikap seperti orang gila."

Bahkan rasanya, dia hanya akan memandangku sebagai 'musuh' dan bersikap gila.

Bagi Ojou-sama, aku hanyalah target.

Aku akan dicabik-cabik.

"……… Jelas saja dia dikeluarkan dari sekolah."

Cara dia menyerang orang benar-benar sudah seperti ahli bela diri.

Yang ia tunjukkan adalah cara untuk menghajar orang. Tak peduli lawannya bisa atau tidak
bisa membalas, dia hanya akan menghajar mereka tanpa mempedulikan hal yang lain.

Sekalipun umurnya baru 9 tahun, cara yang ia miliki untuk membuat orang merasa putus asa
itu benar-benar terasah.

Bisakah aku membimbing orang seperti dia?

Philip dan aku mendiskusikan masalah itu.

Biarkan dia diculik, dan buat dia merasakan keputusasaan.

Dan kemudian, aku akan menyelamatkan dia. Dia pun kemudian akan menghormatiku, dan
menuruti bimbingan yang aku berikan.

Rencananya terdengar sederhana, tapi aku tahu proses mendasarnya.

Jika dia melakukan sesuatu yang tidak terduga, harusnya rencanaku tetap berjalan dengan
mulus.

Tapi akankah rencanaku benar-benar akan berjalan dengan mulus?

Tingkat kekerasan seperti itu benar-benar di luar imajinasiku.

Menggunakan seluruh tenaga untuk berteriak. Menggigit, dan kemudian mencabik-cabik


mangsanya hingga berkeping-keping.

Kekerasan yang mampu menenggelamkan segalanya.

Kalau dia diculik, akankah dia merasakan sesuatu?

Kalau aku menyelamatkan dia, akankah dia menunjukkan ekspresi seperti, semuanya sudah
ia perkirakan dan berkata, "Kenapa kau tidak datang lebih cepat, dasar sampah."?

Mungkin saja.

Itu mungkin saja terjadi jika dia adalah Ojou-sama.

21
Dia mungkin akan melakukan sesuatu yang tidak terduga, dan aku harus memikirkan solusi
untuk segala sesuatunya. Aku harus menguatkan tekadku.

Tak peduli bagaimanapun caranya, rencanaku tidak boleh gagal.

Aku terus menerus memikirkan itu.

Langkah-langkah untuk mensukseskan rencana ini.

Tapi saat aku memikirkan itu, pikiranku serasa seperti tenggelam kedalam rawa yang kelam.

"Tuhan. tolong berkahi aku agar rencanaku bisa berhasil……"

Pada akhirnya aku hanya bisa berdoa.

Aku sama sekali tidak percaya terhadap Tuhan.

Tapi yah, seperti kebanyakan orang Jepang yang lain, ketika ada sesuatu yang buruk
menimpa kami, kami akan memohon perlindungan dari Tuhan.

Sambil mengucapkan sesuatu seperti, “tolong buat aku sukses”.

Saat aku menyadari bahwa artefak dewi (celana dalam) tertinggal di dalam kamarku, aku
menangis.

Dewiku (Roxy) tidak ada di sini.

--Status--
Nama: Ojou-sama
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Sadis
Ketika berbicara dengannya: Dia tidak mendengarkan
Bahasa: Hanya mampu menulis namanya
Matematika: Satu angka
Sihir: Tidak bisa sedikitpun
Pedang: Jurus Dewa Pedang level dasar
Etiket: Sapaan gaya Boreas
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine

22
Bab 2
Peran Sendiri
Bagian 1
Saat aku sadar, aku mendapati diriku sedang berada di dalam gudang kecil yang kotor.

Cahaya matahari masuk melalui jendela yang dipasangi jeruji besi.

Seluruh tubuhku terasa sakit, dan setelah aku memastikan kalau tidak ada tulangku yang
patah, aku mulai membaca mantra sihir penyembuh dengan suara rendah.

Kedua tanganku diikat di belakang punggungku, namun itu bukan masalah yang berarti
buatku.

"Baiklah."

Aku sudah benar-benar pulih, dan pakaianku tidak compang-camping.

Bagus sekali. Strateginya berjalan dengan lancar.

Rencana untuk meyakinkan Ojou-sama adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama. Pergi ke toko pakaian bersama Ojou-sama.

2) Karena sifat Ojou-sama sangatlah nakal, dia pasti ingin lari keluar dari toko sendirian.

3) Biasanya Ghyslaine akan berada di samping Ojou-sama untuk menjaganya, tapi dia tidak
akan menyadari Ojou-sama. <Kebetulan>

4) Sekalipun aku mengikuti Ojou-sama, bagi dia, aku hanyalah bocah yang lebih lemah dari
dirinya, dan hanya bisa pasrah dihajar setelah bertengkar, jadi Ojou-sama tidak akan
memperhatikanku sama sekali.

5) Aku akan diperlakukan sebagai pengikut Ojou-sama, dan berjalan mengikuti Ojou-sama di
area sekitar. Perlahan kami akan bergerak menuju tempat yang terisolasi di dalam kota
(Sepertinya dia mengagumi petualang).

6) Pada saat itu, orang-orang jahat yang sudah di atur sebelumnya oleh keluarga Greyrat akan
muncul.

7) Mereka dengan mudah membuat aku dan Ojou-sama tidak sadarkan diri. Kemudian
mereka akan menculik dan membawa kami untuk disekap di kota sebelah.

8) Aku akan menggunakan sihir dan melarikan diri dari area tersebut.

9) Menyadari bahwa kami sedang berada di kota lain.

23
10) Menggunakan uang yang tersembunyi di celana dalamku untuk kembali ke Roa dengan
menaiki kereta kuda.

11) Menjadi guru Ojou-sama ketika kami sampai di rumah.

Hingga saat ini, rencananya sudah berjalan mulus sampai poin ke tujuh.

Yang harus kulakukan berikutnya adalah menggunakan sihir, pengetahuan, kecerdasan, dan
keberanian untuk melarikan diri dari tempat ini dengan penuh gaya.

Untuk tetap membuat rencanaku tampak nyata, aku masih harus siap berimprovisasi.

Aku tak tahu apakah rencanaku akan berhasil, dan aku pun merasa sedikit gelisah……

"……Hm?"

Tapi tempat ini sedikit berbeda dari tempat yang sudah di atur sebelumnya.

Seluruh bagian gudang ini penuh dengan debu, dan dipojokan ruangan ada satu kursi rusak
dan sebuah armor yang penuh dengan lubang.

Bukannya mereka bilang kalau tempatnya tidak akan lusuh……?

Yah, sekalipun ini cuman akting, ada perlunya juga untuk menggunakan barang-barang yang
asli. Terima sajalah.

"Urgh…… hmm……?"

Setelah beberapa saat, Ojou-sama juga sadar.

Ia membuka kedua matanya. Setelah menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang
asing, dan mencoba untuk bangkit, ia menyadari bahwa kedua tangannya terikat di belakang
punggungnya, dan pada akhirnya pun ia jatuh ke tanah dengan posisi seperti ulat.

"Apa-apaan ini!?"

Ojou-sama, setelah sadar bahwa dirinya tidak bisa bergerak, dia mulai bersuara.

"Berhenti main-main denganku! Apa kalian tidak tahu siapa aku!? Lepaskan aku!"

Teriakan yang buruk. Aku pernah memikirkan ini sebelumnya di mansion, tapi dia sama
sekali tak pernah mencoba untuk mengontrol suaranya.

Apa mungkin dia sengaja melakukan itu agar teriakannya bisa terdengar di seluruh mansion
yang luar biasa besarnya itu?

Tidak, mungkin dia tidak pernah memikirkan itu sama sekali. Kakeknya Ojou-sama, si Lord,
juga merupakan tipe orang yang menggunakan suara lantang untuk memberikan tekanan
terhadap orang lain. Kakeknya menggunakan suaranya untuk mengintimidasi baik para
pelayan maupun Philip, dan Ojou-sama pasti sudah menyaksikan itu berulang kali.

24
Anak-anak suka meniru berbagai hal, khususnya hal yang buruk.

"Kau itu terlalu ribut, Sialan!"

Saat Ojou-sama membuat keributan, pintu gudang terbuka dengan kasar, dan ada seorang
pria yang masuk.

Ia mengenakan pakaian jelek. Seluruh tubuhnya bau dengan wajah yang penuh dengan
janggut, dan kepalanya botak.

Kalau dia memberikan kartu nama bertuliskan “Bandit”, itu akan memberikan efek yang
lumayan meyakinkan.

Aktingnya lumayan bagus. Sekarang aku tak perlu khawatir kalau aktingku akan ketahuan.

"Kau bau. Jangan dekati aku. Kau benar-benar bau! Apa kau tidak tahu siapa aku? Ghyslaine
akan segera datang dan membelahmu menjadi dua!"

Bam.

Dengan bunyi yang kedengarannya begitu menyakitkan, pria itu menendang Ojou-sama.

Ojou-sama pun mengeluarkan suara yang harusnya tak akan pernah terdengar dari mulut
seorang wanita.

Seluruh tubuhnya melayang, dan akhirnya menabrak tembok dengan lumayan keras.

"Sialan kau! Kau mencoba sombong dalam keadaan seperti ini!? Aku tahu kalau kalian
berdua itu cucunya Lord!"
Pria itu tanpa ampun menginjak-injak Ojou-sama yang tak bisa bergerak, yang kedua
tangannya terikat di belakang punggungnya.

Hey, bukannya ini terlalu berlebihan?

"Ow…… Sakit sekali….. Hentikan…… Ah…… Berhenti…… Ow…… Cukup……"

"Tch."

Pria itu menendangi Ojou-sama selama beberapa saat dan akhirnya meludah ke wajahnya.
Kemudian ia berbalik dan melotot ke arahku. Saat aku menghindari tatapannya, sesaat
berikutnya wajahku terkena tendangan keras, dan aku pun melayang.

"…… Ouch!"

Itu benar-benar sakit. Sekalipun ini cuma bohong-bohongan, bisakah kau tidak menendangku
sekeras itu?

25
Yah, sekalipun aku memikirkan itu, toh aku bisa menggunakan sihir penyembuh untuk
menyembuhkan luka.

"Hmph! Berakting layaknya kamu senang!"

Kemudian, pria itu keluar dari gudang.

Saat dia melewati pintu, aku mendengar percakapan antara pria itu dengan orang lain.

"Sudah beres?"

"Ya."

"Kamu tidak membunuhnya kan? Kalau kamu terlalu banyak melukainya, uang yang kita
dapat juga akan berkurang."

Apa? Percakapan mereka benar-benar aneh.

Itu adalah akting yang bagus…… tidak apa-apa, tapi aku tidak merasa seperti itu.

Mungkinkah ini, kau tahu, itu?

"Apa? Lagipula bayarannya juga tidak terlalu banyak. Kemudian, Asal anak laki-laki itu
masih hidup juga rasanya tidak masalah."

Hei, ini sama sekali tidak bagus.

"……"

Setelah aku tidak bisa lagi mendengar suara mereka, aku menghitung selama 300 detik
penuh, dan membakar tali yang mengikat tanganku dengan sihir api, kemudian bergerak
menghampiri Ojou-sama.

Hidung Ojou-sama masih meneteskan darah. Tatapan matanya tampak tidak fokus, dan
mulutnya terus-terusan menggumamkan sesuatu.

Saat aku mendengarkan itu dari dekat, yang ia gumamkan adalah sesuatu seperti, “tak bisa
dimaafkan” atau sesuatu, “aku akan protes kepada kakek”, dan setelahnya, beberapa kalimat
berbahaya yang sebenarnya tidak pantas terdengar.

Pokoknya, pertama-tama aku akan memeriksa dan memastikan hal itu dengan tanganku
sendiri.

"Ahhh!"

Ojou-sama menatap ke arah kedua mataku, dan gemetaran, sepertinya dia merasakan rasa
sakit yang tersebar di seluruh tubuhnya.

26
Aku menggunakan satu jari untuk menutup bibirku, dan memberinya sinyal agar dia bisa
diam.

Aku memastikan posisi luka-luka yang ia derita dari reaksi yang ia tunjukkan.

Dua tulangnya ada yang patah.

"Oh dewi yang maha pengampun, tolong sembuhkanlah luka yang ada pada dirinya, dan
biarkan dia pulih dengan tubuh yang sehat."

Dengan suara pelan aku merapal mantra untuk sihir penyembuh level menengah, dan
menyembuhkan luka-luka yang ada di tubuh Ojou-sama.

Keefektifan sihir penyembuh tidak bertambah sekalipun aku mengerahkan lebih banyak
Mana saat menggunakannya. Jadi aku tak tahu apakah sihirku mampu memulihkannya secara
sempurna atau tidak.

Aku harap tulang-tulangnya tidak salah posisi……

"Eh? Ehhh? Tidak sakit lagi……"

Ojou-sama memandang tubuhnya dengan terkejut.

Aku mendekat dan berbisik di telinganya.

"Shh. Jangan ribut-ribut. Tulangmu tadi ada yang patah, dan aku barusan menggunakan sihir
penyembuh. Ojou-sama, sepertinya kita diculik oleh orang-orang jahat. Mereka adalah musuh
besar Lord. Langkah kita berikutnya adalah……"

Ojou-sama sama sekali tidak mendengarkan ucapanku.

"Ghyslaine! Ghyslaine, selamatkan aku! Mereka akan membunuh kami! Cepat selamatkan
aku!"

Aku buru-buru menyembunyikan tali yang kubakar di balik bajuku, dan lari ke pojokan
ruangan. Punggungku menghadap tembok, aku menyembunyikan kedua tangan di belakang
punggungku, dan berakting layaknya kedua tanganku masih terikat.

Gara-gara Ojou-sama beteriak sekuat tenaga, pria yang tadinya sudah keluar pun kembali
masuk ke dalam gudang.

"Diam!"

Dan dia kembali menendangi Ojou-sama, bahkan dengan durasi yang lebih lama dari
sebelumnya.

Aku benar-benar kehabisan kata-kata melihat kemampuan belajar Ojou-sama.

"Sialan kau. Ingat, kalau kau berani teriak lagi, aku akan membunuhmu!"

27
Aku bahkan ditendang dua kali.

Aku sama sekali tidak melakukan apa-apa. Tolong jangan tendang aku. Aku benar-benar mau
menangis……

Aku memikirkan itu sambil bergerak mendekati Ojou-sama.

"Urgh……… Uuuu……"

Ini benar-benar kelewatan.

Aku tidak begitu yakin soal apa yang terjadi terhadap tulang-tulangnya, tapi dilihat dari
muntahan darah yang begitu banyak, sepertinya ada organ tubuh yang pecah. Semua tulang
yang ada di kedua tangan dan kakinya patah.

Aku memang tidak terlalu paham soal medis, tapi kalau dia dibiarkan begitu saja, dia
mungkin akan mati, ‘kan?

"Biarkan kuasa Tuhan diubah menjadi berkah yang melimpah, dan diberikan pada orang
yang telah kehilangan kekuatan mereka agar bisa bangkit sekali lagi, 『HEALING』"

Pokoknya, aku akan menggunakan sihir penyembuh tingkat dasar terlebih dahulu untuk
sedikit menyembuhkan Ojou-sama.

Sekarang Ojou-sama sudah tidak muntah darah lagi, dan dia sudah tidak memiliki resiko
untuk tewas…… mungkin.

"Uuu… M-masih terasa sakit, b-bantu sembuhkan aku…… Ah."

"Tidak mau. Lagipula kalau kamu pulih, nantinya kamu bakal melakukannya dan mendapati
diri ditendangi lagi? Silahkan gunakan sihirmu sendiri."

"B-bagaimana caranya aku bisa melakukan…… itu?"

"Kalau kamu mau mempelajari itu sebelumnya, sekarang pasti kamu sudah bisa melakukan
itu."

Aku melontarkan kalimat seperti itu, dan berjalan ke arah pintu.

Kemudian aku menempelkan telingaku di pintu agar aku bisa mendengarkan apa yang
mereka ucapkan.

Semakin aku memikirkan ini, semakin aku menyadari kalau situasi ini benar-benar aneh.
Bagaimanapun juga, menghajar Ojou-sama sampai dia sekarat itu benar-benar kelewatan.

"Kalau begitu, apa kita akan menjual mereka ke orang yang sebelumnya itu?"

"Tidak. Lebih baik kalau kita minta tebusan."

28
"Bagaimana kalau nantinya kita tertangkap?"

"Tidak masalah. Kita akan pergi ke negara lain."

Dilihat dari percakapan itu, mereka benar-benar berencana untuk menjual kami.

Meminta bantuan kepada seseorang yang familiar untuk berpura-pura menyerang si gadis,
dan pada akhirnya, malah bertemu penculik yang asli. Apakah alur cerita seperti itu yang
tengah kuhadapi sekarang?

Sejak kapan rencanaku menjadi kacau? Apakah orang yang seharusnya menculik kami malah
diincar oleh mereka? Apakah sejak dari awal mereka sudah mengincar kami? Atau apakah
Philip memang memiliki niat untuk menjual anaknya?

Kemungkinan yang terakhir itu benar-benar mustahil……

…… Ya sudahlah. Aku tak akan memikirkan itu sekarang. Bagaimanapun juga, hal yang
akan aku lakukan mulai dari sekarang tidak benar-benar berubah.

Cuma kurang dalam hal 『keselamatan』.

"Daripada dijual, uang dari tebusan pasti lebih tinggi, ‘kan?"

"Pokoknya, lebih baik kita membuat keputusan sebelum malam tiba."

"Tak peduli pilihannya yang mana, keduanya sama-sama menguntungkan."

Sepertinya mereka sedang berdiskusi soal apakah mereka akan menjual kami atau meminta
tebusan dari Lord. Dan sepertinya mereka berencana untuk pergi dari sini di malam nanti.

Kalau begitu, lebih baik aku mulai bergerak selagi hari masih cerah.

"Baiklah."

Tapi, apa yang harus aku lakukan?

Dobrak pintu dan menaklukkan para penculik? Setelah menghajar para penculik hingga
babak belur, Ojou-sama akan menghormatiku……

Tapi aku tidak yakin kalau hal seperti itu akan terjadi.

Kalau kedua tangannya tidak terikat, aku pikir si Oujou-sama akan menang melawan para
penculik itu sendirian.

Dan pada akhirnya, dia akan berpikir kalau kekerasan adalah satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah. Itu tidak boleh terjadi.

Aku harus mengajarinya bahwa menggunakan kekerasan itu tidak ada untungnya, karena
kalau tidak, di masa depan nanti aku akan sering dihajar olehnya.

29
Aku harus membuatnya merasa putus asa.

(……Ah, lagipula, bisa jadi aku tidak bisa mengalahkan para penculik itu.)

Aku sangat yakin bahwa aku akan kalah kalau para penculik itu sama kuatnya dengan Paul.

Kalau begitu, aku pasti akan terbunuh. Aku yakin itu.

Baiklah. Begini saja, tanpa membuat kontak dengan para penculik, kami akan melarikan diri
dari tempat ini.

Aku melihat ke belakang dan memeriksa kondisi Ojou-sama.

Dia melotot ke arahku dengan penuh amarah.

Hm.

Pokoknya, aku akan melaksanakan tugasku terlebih dahulu.

Pertama-tama, aku akan menggunakan tanah untuk menyegel celah yang ada di pintu.
Kemudian, aku akan menggunakan sihir api untuk perlahan melelehkan tanah yang sudah aku
munculkan sebelumnya, agar pintunya tidak bisa bergerak.

Sekarang pintu itu sudah tidak bisa dibuka, tapi tetap saja pintu itu akan hancur kalau
ditendang atau didobrak dengan keras. Ini cuma jaga-jaga.

Setelah itu, aku bergerak menghampiri jendela. Sekalipun aku mempertimbangkan untuk
fokus dan melelehkan salah satu jeruji besi dengan sihir api, aku pikir nanti rasanya akan
terlalu panas, dan aku pun mengabaikan ide tersebut.

Setelah mencoba berbagai solusi yang berbeda-beda, aku menggunakan sihir air dan
mengubah tanah yang ada di sekeliling jendela menjadi lumpur, dan berhasil melepas semua
jeruji besi yang ada. Lubang jendelanya cukup besar untuk dilalui oleh anak kecil.

Dengan begitu, rute untuk melarikan diri sudah terjamin.

"Ojou-sama, sepertinya kali ini kita telah diculik oleh musuh besarnya Lord, dan setelah
berdiskusi, mereka memutuskan menungu hingga malam tiba untuk membawa rekan mereka
kemari, kemudian menyiksa kita sampai mati."

"Kamu b…… bohong…… , ‘kan?"

Tentu saja aku bohong.

Tapi wajah Ojou-sama langsung menjadi pucat pasi.

"Aku masih belum mau mati, jadi aku mau kabur sendiri…… Selamat tinggal."

Aku beranjak dan berjalan menuju lubang jendela yang jeruji besinya sudah aku lepaskan.

30
Pada saat itu, ada suara yang datang dari arah pintu.

"Hey, kenapa pintunya tidak mau dibuka!? Apa-apaan ini!?"

Benturan-benturan keras datang dari sisi lain pintu.

Ojou-sama, yang memutar kepalanya dan melihat ke arah pintu dengan wajah yang penuh
ketakutan dan keputusasaan, melihat ke arahku lagi, dan berulang kali mengulangi kalimat
ini:

"Ah…… J, jangan tinggalkan aku…… Selamatkan aku……"

Ara, cepat sekali kamu menenangkan diri. Itu sebuah kejutan buatku.

Jadi bahkan Ojou-sama pun akan merasa ketakutan bila dihadapkan dengan situasi seperti ini.

Aku segera berjalan menghampiri Ojou-sama dan berbisik di dekat telinganya.

"…… Sebelum kita sampai di rumah, kamu harus mendengarkan seluruh perkataanku.
Bisakah kamu berjanji untuk melakukan itu?"

"Mendengar, um, aku akan mendengarkanmu, oke……?"

"Bisakah kamu berjanji untuk tidak berteriak? Ghyslaine tidak ada di sini."

"Aku janji, aku janji…… C, cepat, masuk…… mereka, masuk……!"

Ojou-sama mengangguk dengan tegas.

Ketakutan dan kegelisahan tampak jelas di wajahnya. Benar-benar berbeda dari saat ia
menghajarku.

Yang paling penting adalah, agar dia merasakan bagaimana rasanya kalau dihajar tanpa bisa
membalas.

"Kalau kamu melanggar janjimu, aku pasti akan meninggalkanmu."

Aku mengucapkan kalimat yang terdengar sedingin mungkin, sambil mengubur pintu gudang
dengan sihir tanah.

Kemudian aku membakar tali yang mengikat Ojou-sama dengan menggunakan sihir api, dan
menyembuhkan luka Ojou-sama secara menyeluruh dengan sihir penyembuh level
menengah.

Setelahnya, aku memanjat ke jendela dan menarik Ojou-sama agar ia bisa mengikutiku.

Bagian 2
Setelah memanjat keluar dari gudang, aku mendapati bahwa saat ini kami sedang berada di
kota lain.

31
Tidak ada tembok. Paling tidak ini bukanlah Roa.

Ukuran kota ini tidak sekecil desa, tapi masih berada di kategori kota kecil. Kalau aku tidak
segera melanjutkan rencanaku, para penculik itu akan segera menemukan kami.

"Fiuhh, aku pikir kita akan baik-baik saja kalau kita sudah melarikan diri sampai di sini."

Ojou-sama mulai bicara dengan suara yang lumayan keras. Apa dia berpikir kalau sekarang
dia sudah aman?

"Bukannya kamu berjanji untuk tidak bicara dengan suara keras sebelum kita sampai di
rumah?"

"Hmph! Kenapa juga aku harus menepati janjimu!?"

Ojou-sama mengucapkannya layaknya itu adalah hal yang paling wajar.

Bocah sialannnn.

"Begitukah? Kalau begitu, kita akan berpisah di sini. Selamat tinggal."

"Hmph!"

Ojou-sama mendengus tanpa peduli dan mulai berbalik. Di waktu yang bersamaan, terdengar
suara teriakan marah yang datang dari tempat cukup jauh.

"Bocah sialan! Kemana kalian lari!?"

Sepertinya mereka mendobrak pintu, memutuskan memeriksa jendela untuk melihat


situasinya, melihat bahwa jeruji besinya sudah hilang, dan menyadari bahwa kami telah
melarikan diri, kemudian langsung mencari kami. Harusnya sih situasinya seperti itu.

"…… Ahhh."

Ojou-sama berteriak lemas, dan segera lari menghampiriku kembali.

"A-aku cuma bercanda barusan. Aku tidak akan bicara dengan suara keras lagi. Bawa aku
kembali pulang ke rumah."

"Aku bukan pengawal Ojou-sama, dan aku bukan budak."

Aku sedikit jengkel dengan sikapnya yang suka merendahkan orang lain.

"A, apa, bukannya kamu guru privatku?"

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini."

"Eh?"

32
"Ojou-sama bilang kalau kamu tidak merasa puas denganku, jadi aku belum dipekerjakan
secara resmi."

"A, aku akan mempekerjakanmu……"

Saat mengatakan itu, dia memalingkan kepalanya ke satu sisi, layaknya dia sangat enggan
untuk menerimaku.

Aku harus membuat janji yang pasti dengannya.

"Sekarang kamu bilang begini. Tapi setelah kamu sampai di mansion, kamu akan melanggar
janjimu seperti barusan, ‘kan?"

Aku menggunakan suara paling dingin dan keji yang bisa aku keluarkan.

Tanpa emosi, aku mengucapkan itu dengan datar.

Tapi nada bicaraku berkata bahwa kamu tidak akan pernah memenuhi sebuah janji itu.

"Tidak, aku tidak akan melanggar janji itu…… Tolong, selamatkan aku……"

"Kalau kamu janji untuk tidak bicara dengan suara keras dan mendengarkan apapun yang aku
katakan, kamu boleh mengikutiku."

"A, aku mengerti."

Ojou-sama mengangguk dengan patuh.

Bagus sekali.

Kalau begitu, aku akan melakukan langkah selanjutnya.

Pertama-tama, aku mengeluarkan 5 Koin Tembaga Besar Asura dari celana dalamku, yang
merupakan seluruh kekayaanku saat ini. Sebagai informasi, koin tembaga memiliki nilai 1/10
dari koin perak. Itu bukan jumlah yang mampu membuat orang merasa tenang. Tapi uang
sebanyak itu harusnya sudah cukup untuk saat ini.

"Ikuti aku."

Aku berjalan menjauh dari arah datangnya teriakan para penculik, dan pergi menuju pintu
masuk kota.

Di sana, ada seorang penjaga yang bermalas-malasan di menara pemantau.

Aku memberikan 1 koin tembaga kepadanya.

"Kalau kamu melihat ada seseorang yang mencari kami, tolong katakan pada mereka, kami
pergi keluar dari kota."

33
"Huh? Apa? Anak-anak? Aku mengerti, tapi apa kalian sedang bermain petak umpet? Hmm,
begitu banyak uang…… Apa kalian berasal dari keluarga bangsawan? Beneran dah……"

"Tolong lakukan itu."

"Ahh. Aku mengerti."

Aku merasa kalau dia menjawab dengan acuh tak acuh, tapi paling tidak dia akan
memberikan lebih banyak waktu bagi kami untuk melarikan diri dari kejaran para penculik.

Kemudian kami langsung pergi menuju ke area tempat kereta kuda umum berada. Aku sudah
mengkonfirmasikan biaya diperlukan untuk menaiki kereta kuda yang tertempel di tembok.
Aku juga memeriksa lokasi kami saat ini.

"Ini adalah kota yang terletak disamping Roa, yang bernama Widin."

Aku berbisik di telinga Ojou-sama, dan sepertinya kali ini dia menepati janjinya, karena dia
membalas dengan berbisik kepadaku.

"Bagaimana kamu bisa tahu itu?"

"Bukannya ada tulisannya di sana?"

"Aku tidak bisa membacanya……"

Bagus, bagus sekali.

"Akan lebih mudah kalau kamu bisa mengerti itu. Karena cara untuk menggunakan
transportasi umum juga tertulis di sana."

Syukurlah. Kita dipindahkan kemari hanya dalam satu hari.

Datang ke kota asing benar-benar membuatku merasa tidak nyaman. Traumaku hampir
muncul kembali.

Tidak, tidak. Aku sekarang sudah berbeda dari saat aku bahkan tidak tahu dimana lokasi
“Hello” berada.

Kalau dipikir-pikir, Paul terkesan seperti Hello di surat yang ia tulis.

Saat aku memikirkan hal yang bukan-bukan seperti itu, aku merasa kalau teriakan para
penculik makin mendekat.

"Bajingan kalian! Dimana kalian sembunyi!? Keluar sekarang juga!"

"Ayo sembunyi…!"

Aku menarik tangan Ojou-sama, sembunyi di belakang toilet di area tunggu, dan mengunci
pintunya.

34
Langkah kaki dari luar terdengar dengan jelas.

"Kemana para bajingan itu pergi?"

"Jangan pikir kalian bisa melarikan diri!"

Woahhh, itu benar-benar menakutkan.

Bisakah kalian tidak membuat suara-suara seperti itu saat sedang melakukan pencarian?
Harusnya kalian paling tidak menggunakan suara yang lebih lembut. Bahkan mungkin saja
aku akan terpancing. Sekalipun, hal seperti itu kebanyakan mustahil.

Akhirnya, suara itu terdengar semakin jauh. Aku bisa bersantai untuk beberapa saat.

Tapi aku tidak boleh ceroboh. Terkadang orang yang panik akan melakukan pencarian di
tempat yang sama beberapa kali.

"…… K, kita akan baik-baik saja kan?"

Ojou-sama menutupi mulut dengan kedua tangannya yang gemetaran. Ia tampak sangat
khawatir.

"Yah, kalau kita ketahuan, kita tinggal bertarung melawan mereka."

"A, ah, begitu…… Baiklah……!"

"Tapi mungkin kita tidak bisa mengalahkan mereka."

"E, eh, begitukah……"

Ojou-sama tiba-tiba kembali bersemangat, dan aku harus mengoreksi sikapnya itu.

Kalau dia tiba-tiba keluar dan melawan mereka, aku yang akan kewalahan.

"Tapi barusan, saat aku melihat harga yang dibutuhkan untuk naik kereta kuda, aku lihat
kalau kita harus berganti kereta kuda sebanyak dua kali kalau kita berangkat dari sini."

"…… Berganti?"

Ojou-sama menunjukkan ekspresi yang sepertinya berkata “memang kenapa?”.

"Kereta kuda yang pertama berangkat di jam 8 pagi, dan kereta kuda yang selanjutnya akan
berangkat setiap 2 jam. Kondisi itu juga sama di kota-kota lain. Karenanya, berangkat dari
sini membutuhkan waktu 3 jam. Dan sekarang, sebentar lagi adalah gilirannya kereta kuda
yang keempat. Yang artinya……"

"Yang artinya?"

35
"Sekalipun kita sampai di kota selanjutnya, tidak akan ada kereta kuda yang pergi menuju
Roa. Kita harus beristirahat malam ini di kota selanjutnya."

"!...... A, aku mengerti, ah."

Ojou-sama tampak ingin berteriak, tapi pada akhirnya dia masih bisa menahan diri.

Berhati-hatilah. Jangan membuat suara-suara keras, oke?

"Aku punya 4 Koin Tembaga Besar Asura yang paling tidak bisa digunakan untuk pergi ke
kota selanjutnya dari sini, beristirahat semalam di sana, dan dari sana berangkat ke Roa
keesokan harinya."

"Paling tidak…… tapi uangnya cukup kan?"

"Ya, memang cukup."

Ojou-sama menghembuskan nafas lega.

Tapi sekarang bukan waktunya untuk bersantai.

"Itu, kalau kita tidak ditipu saat mengambil kembalian."

"Kembalian?"

Apa itu? Ojou-sama menunjukkan ekspresi seperti bingung.

Mungkin sebelumnya dia tidak pernah menggunakan uang yang ia miliki untuk membeli
sesuatu.
"Bos yang ada di penginapan dan stasiun kereta kuda akan mengira kalau kita hanyalah anak-
anak yang tidak bisa menghitung. Jadi, mereka mungkin tidak akan memberikan uang
kembalian yang pas. Pada saat itu, kita bisa menunjukkan mana yang salah, dan mereka akan
memberikan jumlah yang benar. Tapi kalau kita tidak bisa menghitung……"

"Apa yang akan terjadi kalau kita tidak bisa menghitung?"

"Maka kita tidak akan bisa menaiki kereta kuda, dan kita akan ditangkap oleh para penculik
itu……"

Ojou-sama gemetaran sekali lagi, seperti mau pipis.

"Ojou sama, toiletnya berada tepat di sini."

"A, aku mengerti."

"Kalau begitu, aku akan keluar dulu."

Saat aku hendak keluar dari kamar mandi, lengan bajuku ditarik.

36
"J-jangan pergi."

Setelah dengan senang hati menyaksikan Ojou-sama pipis, kami keluar dari toilet.

Sepertinya para penculik itu sudah pergi.

Aku tak yakin apakah mereka masih melanjutkan pencarian di luar kota, atau di dalam kota.

Kalau kami ketahuan, aku hanya bisa menggunakan seluruh kemampuan sihirku untuk
melumpuhkan mereka.

Aku berdoa dengan harapan aku bisa mengalahkan mereka, dan menunggu di pojokan pada
waktu yang sama. Setelah waktunya tiba, kami menyerahkan uang kepada pengemudi dan
menaiki kereta kuda.

Bagian 3
Kami akhirnya sampai di kota selanjutnya.

Untuk menunjukkan kepada Ojou-sama betapa kejamnya dunia, aku mencari tempat yang
kumuh untuk beristirahat, dan tidur di atas jerami.

Ojou-sama tampak begitu gelisah, sampai-sampai dia tidak bisa tidur.

Tiap kali dia mendengar suara, dia akan duduk dan melihat dengan ketakutan ke arah pintu.
Setelah beberapa saat tidak menemukan apa-apa, dia akan menghembuskan nafas lega--- Dia
pun melakukan proses itu berulang-ulang.

Di hari kedua, kami naik kereta kuda yang berangkat pertama.

Kedua mata Ojou-sama tampak begitu merah. Mungkin itu karena kurang tidur, tapi dia tidak
berani untuk menutup kedua matanya, dan terus mengamati bagian belakang kereta kuda
dengan penuh waspada.

Beberapa kali, ada orang datang menyusul kereta kuda yang kami tumpangi, namun mereka
bukanlah para penculik.

Mungkin mereka sudah jauh tertinggal. Mungkin mereka sudah menyerah.

Aku tidak terlalu serius memikirkan itu.

Setelah beberapa jam tanpa ada peristiwa penting yang terjadi, kami sampai di Roa.

Setelah melewati tembok-tembok kota yang kokoh dan meyakinkan, kami bisa melihat
mansion dari jauh, dan di dalam hati aku langsung merasa aman.

Dalam pikiranku, tanpa aku sadari, sudah percaya bahwa posisi kami saat ini sudah aman.

Setelah turun dari kereta kuda, kami berjalan menuju mansion. Langkah kami cepat dan

37
ringan. Setelah melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta kuda dan tidur di atas
jerami untuk pertama kalinya, aku juga merasa lelah.

Dan layaknya memanfaatkan kelemahan itu --- Ojou-sama tiba-tiba ditarik masuk ke dalam
salah satu lorong.

Aku terlalu ceroboh.

"……Eh?"

Aku baru menyadari itu setelah 2 detik berlalu.

Tatapanku hanya beralih selama 2 detik, dan dalam jeda waktu yang singkat itu, Ojou-sama
menghilang.

Aku benar-benar mengira kalau dia lenyap begitu saja. Di pojok penglihatanku, aku melihat
ada sobekan pakaian yang memiliki warna sama seperti pakaian yang dikenakan Ojou-sama
di tembok.

Aku segera melakukan pengejaran.

Memasuki lorong, aku melihat ada dua orang yang sedang menggendong Ojou-sama.

"Hmph!"

Aku segera menggunakan sihir tanah untuk membuat tembok.

Dari tanganku, sihir yang aku keluarkan menciptakan tembok besar terbuat dari tanah yang
muncul di hadapan mereka.

Mereka hanya bisa berhenti di jalan buntu, tepat di depan tembok tanah yang tiba-tiba
muncul.

"Apa-apaan ini!?"

"Mmmph!"

Mulut Ojou-sama sudah mereka tutupi. Tampak air mata menetes dari kedua matanya.

Mampu menutupi mulut Ojou-sama dalam hitungan detik, mereka benar-benar ahli dalam hal
ini.

Dan Ojou-sama tampak seperti habis menerima pukulan, wajahnya tampak memerah.

Lawanku adalah dua manusia, dan mereka berdua pria.

Salah satu dari mereka adalah orang kasar yang menendangku. Yang satunya mungkin adalah
orang yang berbicara dengannya. Mereka berdua tampak seperti bandit, dan memiliki pedang
di masing-masing pinggangnya.

38
"Oh, jadi si bocah ini. Padahal kau bisa diam-diam pulang ke rumah……"

Kedua orang itu terkejut melihat tembok yang tiba-tiba muncul, tapi setelah mereka
melihatku, mereka tersenyum.

Tanpa peringatan, orang kasar yang sempat menendangku, kini berjalan menghampiriku.

Yang satunya menggendong Ojou-sama. Apa masih ada yang lain……?

Pokoknya, dengan niat untuk mengintimidasi mereka, aku mengeluarkan bola api kecil di
ujung jariku.

"Apa? Bajingan!"

Melihat itu, si orang kasar menghunuskan pedangnya.

Pria yang satunya menjadi waspada, meletakkan pedangnya di leher Ojou-sama, dan mundur
perlahan.

"Kau bocah sialan. Di sini aku penasaran kenapa kau bisa bersikap begitu tenang, ternyata
kau adalah penyihir pengawal…… Jelas saja kalian bisa melarikan diri dengan mudah.
Sialan. Aku tertipu oleh penampilanmu! Apa kau berasal dari ras iblis!"

"Aku bukan pengawal, aku belum dipekerjakan secara resmi."

Sekalipun aku tidak berasal dari ras iblis, aku tidak perlu mengoreksi itu.

"Apa? Kalau begitu kenapa kau menghalangi kami?"

"Seharusnya aku akan dipekerjakan setelah ini semua selesai."

"Oh, jadi karena uang?"

Untuk uang.

Dia benar soal itu. Aku memang berniat mendapatkan uang untuk membayar biaya akademi.

"Aku tidak akan menyangkal soal itu."

Mulut orang kasar itu pun tersenyum setelah mendengar jawabanku.

"Kalau begitu, bantulah kami. Diantara para pelanggan kami, ada seorang bangsawan mesum
yang ingin membeli gadis dengan status sosial tinggi. Kalau kita minta tebusan, itu juga
mungkin. Aku dengar kalau gadis ini adalah putri kesayangan Lord yang ada di sini. Mereka
pasti akan menyediakan semua hal yang kita inginkan."

"Oh……"

39
Aku menunjukkan respons tertarik, dan wajah Ojou-sama langsung menjadi pucat pasi.

Mungkin dia tahu kalau aku menjadi guru privatnya hanya untuk membayar biaya akademi.

"Kalau begitu, berapa banyak uang yang bisa kita dapat?"

"Tentu bukan jumlah kecil seperti 1 atau 2 koin emas per bulan, tapi 100 koin emas!"

Ucap orang kasar itu dengan penuh rasa bangga.

Sekalipun aku tidak tahu seberapa besar nilai itu sebenarnya, aku merasa orang itu seperti
berkata, “Wow 1 juta dolar!”. “Itu benar-benar menakjubkan bukan?” Dia itu mirip seperti
anak TK.

"Hehehe. Bocah, kau mungkin kelihatan masih muda, tapi sebenarnya usiamu lumayan tinggi
kan?"

"Hmm? Kenapa kamu memiliki pemikiran seperti itu?"

"Dengan sihir dan sikap tenang seperti itu, cukup dengan melihatnya saja kami sudah tahu.
Ras iblis punya orang dengan ciri-ciri seperti itu. Kau pasti merasa tidak nyaman dengan
penampilanmu, ‘kan? Yah, kau sudah pasti tahu betapa pentingnya uang di dunia ini, ‘kan?"

"Oh begitu."

Dari orang yang tidak tahu apa-apa, pasti dia akan berpikir seperti itu. Tapi benar, umur
mentalku sudah lewat dari 40 tahun. Tebakanmu tepat sekali, tuan bandit yang hebat.

"Benar, hidup hingga mencapai usiaku kini, aku sangat menyadari betapa pentingnya uang.
Aku bahkan pernah terlempar ke tanah asing tanpa dibekali uang sedikitpun."

"Hehehe, jadi kau paham bukan?"

Sekalipun sebelum itu, aku hidup tanpa memiliki sedikitpun rasa kekhawatiran.

Hampir 20 tahun hidup pengangguran. Penuh dengan Eroge dan game di internet. Itu adalah
separuh hidupku.

Dari situ aku mempelajari sesuatu.

Aku bisa mengkhianati Ojou-sama.

Atau, skenarioku dengan Ojou-sama bisa dimulai di sini dengan cara membantunya.

"Karenanya, aku sangat paham, kalau ada hal yang lebih penting daripada uang."

"Jangan berkata sok benar seperti itu!"

40
"Itu bukan sok benar, kalian tak bisa membeli “Dere” dengan uang!" [1]

Oh sial. Aku mengatakan yang sebenarnya dari hatiku.

"Dere? Apa itu?"

Orang kasar itu tampak kebingungan, tapi kenyataannya, negosiasi diantara kami telah gagal.
Senyumnya yang menjengkelkan menghilang, dan dia menghunuskan pedangnya ke arah
leher Ojou-sama dengan ekspresi serius.

"Kami punya sandera. Buang bola api yang ada di tanganmu!"

"……… Bolehkah aku melemparnya ke udara?"

"Terserah, tapi jangan coba-coba untuk melemparnya ke arah kami. Sekalipun kau bisa
bertindak dengan cepat, kau tetap tidak akan lebih cepat dari pedang yang ada di tanganku.
Aku akan menggorok leher pelacur ini dan menggunakannya sebagai perisai."

Dia tidak menyuruhku untuk memadamkan bola apiku. Tidak, mungkin dia tidak tahu.

Saat membaca mantra, sihir yang keluar itu otomatis.

Dia tak akan memahami bagian ini kalau dia tidak pernah belajar sihir sebelumnya.

"Aku mengerti."

Aku memanipulasi Mana dari bola apiku sebelum menembakkannya.

Aku menciptakan bola api dengan tipe special, dan kemudian menembakkannya ke atas,
ditemani dengan bunyi aneh.

Ledakan besar terjadi di udara.

"Huh!?"

"Apa!?"

"Mmmmph!?"

Bunyi ledakan yang memekakkan telinga terdengar dengan jelas. Di saat semuanya melihat
ke atas, ada kilasan cahaya yang begitu terang, dan temperatur yang tampaknya mampu
membakar kulit seseorang.

Aku mulai berlari.

Menyiapkan sihir sambil berlari, aku menciptakan dua tipe sihir yang paling sering aku
gunakan.

Di tangan kanan adalah sihir angin "True Sonic Boom".

41
Di tangan kiri adalah sihir tanah "Rock Cannon".

Aku menembakkan kedua sihirku ke arah kedua penculik.

"Ahhh!"

True sonic boom mengenai pria yang menggendong Ojou-sama.

"Urgh!"

Ojou-sama terjatuh dari gendongan pria itu, dan aku berhasil menangkapnya dengan selamat.
Tentunya dengan gaya seperti menggendong seorang putri.

"Tch! Jangan meremehkan aku!"

Aku menoleh ke arah penculik satunya, dan melihatnya mampu menebas batu yang aku
tembakkan menjadi dua.

"Uwah……"

Sial. Dia ternyata mampu membelah batuku. Sekalipun aku tidak tahu teknik seperti apa yang
dia gunakan, tetap saja itu mengerikan. Kalau dia sama hebatnya seperti Paul, situasinya
bakal jadi merepotkan. Aku mungkin tidak akan bisa menang melawan musuh seperti itu.

"Awawawa…..!"

Aku menggunakan sihir kombinasi angin dan api dan menciptakan gelombang kejut di dekat
kakiku, dan melesat ke arah berlawanan.

Gelombang itu cukup kuat sampai membuatku merasa kalau tulang-tulang yang ada di
kakiku retak semua.

Sesaat setelahnya, ada sebuah pedang menebas di tempat dimana aku berada sebelumnya.
Pedang itu mengayun tepat di hadapan pucuk hidungku, dan mengeluarkan bunyi tebasan
angin.

Itu terlalu berbahaya.

Tapi dia tidak secepat Paul. Kalau begitu aku hanya perlu berkonsentrasi dan
menghadapinya. Aku sudah banyak melakukan pertarungan melawan swordsman di dalam
pikiranku. Aku akan bisa mengatasi dia kalau aku menerapkan apa yang sudah aku pelajari
selama ini.

Aku mempersiapkan sihir berikutnya di udara.

Pertama-tama adalah bola api yang aku lempar ke arah wajah pria itu.

Kecepatannya sedikit lambat.

42
"Cuma ini kemampuanmu!?"

Pria itu melihat bola api yang aku tembakkan dengan jelas dan bersiap untuk menghadapinya
dengan mengangkat pedangnya.

Di saat dia menebas bola apiku, aku menggunakan sihir tanah dan air untuk menciptakan
pasir hisap di bawah kakinya.

Sekalipun dia berhasil mengatasi bola api, kini kedua kakinya terjebak di lumpur yang sangat
kental. Gerakannya kini sudah berhasil kusegel.

"Apa!?"

Bagus sekali, kami berhasil menang.

Aku yakin itu.

Musuhku tidak akan bisa lari lagi, dan sekalipun mereka mampu menangkis bola apiku, aku
sudah berada di luar jangkauan mereka. Sekalipun aku menggendong Ojou-sama, setelah aku
berhasil menemukan tempat yang ada orangnya, kemenangan akan menjadi milik kami. Atau
kalau tidak, aku bisa memanggil bantuan.

--- Disaat aku memikirkan itu.

"Jangan pikir kalian bisa lari!"

Pria itu tiba-tiba melempar pedangnya.

Melihat itu, ajaran Paul terlintas di dalam pikiranku. Teknik untuk melempar pedang di
teknik Dewa Utara bila kaki mereka terluka.

Itu adalah teknik untuk melempar pedang ke arah musuh dari jauh.

Pedang itu melayang lurus ke arahku dengan kecepatan tinggi.

Naluriku berkata kalau aku tidak bisa melarikan diri dari pedang itu.

Pedang itu seperti melayang dalam adegan gerak lambat.

Tujuannya adalah kepalaku.

Mati.

Kalimat "Mati" langsung muncul di dalam pikiranku.

Sesuatu berwarna kecoklatan melayang di hadapan kedua mataku.

Pada waktu yang sama, pedang yang melayang ke arahku jatuh ke tanah.

43
"Eh?"

Di hadapan mataku, tampak punggung seseorang.

44
Punggung yang lebar. Aku mengangkat kepalaku, dan melihat ada telinga hewan di kepala
orang itu.

Dia adalah Ghyslaine Dedorudia.

"Serahkan sisanya kepadaku."

Sembari mengucapkan itu, tangannya bergerak ke arah pedang yang ada di pinggangnya, ---
sebuah kilatan berwarna merah melintas di udara.

"…… Ah?"

Kepala pria yang tersangkut di pasir hisap jatuh ke tanah.

Sekalipun jarak diantara mereka berdua sangat jauh. Sekalipun pedang Ghyslaine tak
mungkin mencapai posisi mereka.

"D, darimana kau datang….."

Di saat ekor Ghyslaine bergoyang, kepala pria yang satunya juga turut jatuh ke tanah.

Puk. Bunyi seperti itu bisa kudengar dengan jelas. Aku bahkan bisa mendengarnya dari jarak
sejauh ini.

Pikiranku tak bisa memahami situasi yang sedang terjadi.

"………"

Dengan bengong, sku melihat dua tubuh yang jaraknya beberapa meter dariku roboh.

Ini benar-benar tidak terasa nyata. Apa yang terjadi? Aku benar-benar tidak paham.

Eh? Mereka mati?

Pertanyaan itu melayang di dalam pikiranku.

"Hm, Rudeus. Hanya ada 2 musuh?"

Aku kembali sadar ketika Ghyslaine bertanya kepadaku.

"Ah, ya, terima kasih, Ghyslaine, nee-chan."

"Tidak perlu pakai nee-chan, Ghyslaine saja sudah cukup."

Ghyslain berbalik menghadapku dan mengangguk.

"Aku tiba-tiba melihat ada ledakan di udara, dan berlari kemari untuk memeriksanya.
Sepertinya dugaanku benar."

"C-cepat sekali. Kau barusan mengalahkan mereka berdua secepat itu……"

45
Sejak aku meluncurkan bola api ke udara, satu menit saja belum berlalu.

Tak peduli bagaimanapun orang melihatnya, itu tadi terlalu cepat.

"Aku sedang berada di dekat sini, dan itu tidak terlalu cepat. Bagi prajurit Dedorudia, musuh
seperti bukanlah apa-apa, dan kami bisa membunuhnya dalam sekejap mata. Tapi Rudeus,
apa ini pertama kalinya kamu bertarung melawan pengguna teknik Dewa Utara?"

"Ini adalah pertama kalinya aku mencoba untuk saling bunuh dengan orang lain."

"Begitukah? Kamu harus hati-hati. Mereka tidak akan menyerah sebelum mereka mati."

Sebelum mereka mati.

Benar, barusan aku nyaris mati.

Kakiku gemetaran saat aku mengingat kalau barusan ada pedang yang melayang tepat ke
arahku.

Saat kami mencoba untuk membunuh satu sama lain.

Itulah yang baru saja terjadi.

"A, ayo kita kembali."

Kalau aku membuat satu saja keputusan yang salah, aku akan mati.

Aku belum pernah memikirkan itu sebelumnya. Ini adalah dunia yang berbeda.

Dunia dengan pedang dan sihir.

Apa yang akan terjadi kepadaku kalau aku mati lagi……?

Rasa takut akan hal yang tidak diketahui, membuat darah di tubuhku terasa begitu dingin.

Bagian 4
Saat aku kembali ke mansion, Ojou-sama terduduk di lantai seperti kehabisan seluruh tenaga.

Tubuhnya tampak begitu lemas setelah semua ketegangan yang ia rasakan menghilang.

Para pelayan wanita berlari menghampiri Ojou-sama dengan panik.

Melihat para pelayan yang berniat untuk membantu, Ojou-sama menampik tangan-tangan
yang mereka ulurkan, lantas dia berdiri sambil gemetaran layaknya bayi rusa yang baru lahir.

Ia berdiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan pundaknya seperti Raja Iblis.

Sepertinya dia sudah kembali mendapatkan auranya setelah berhasil sampai di rumah.

46
Para pelayan berhenti bergerak setelah melihat postur tubuh aneh yang ditunjukkan Ojou-
sama.

Ojou-sama tiba-tiba menunjuk ke arahku dengan jarinya, lantas dia berkata dengan suara
lantang.

"Itu adalah janji sebelum kita sampai di rumah! Sekarang aku sudah boleh bicara kan!"

"Mmm, ya, kamu boleh bicara sekarang, Ojou-sama."

Mendengar suaranya yang begitu lantang, aku merasa kalau rencanaku gagal.

Insiden separah ini tak akan bisa membuatku menjinakkan anak yang kasar dan arogan ini.

Khususnya setelah pertarungan hidup mati pertamaku. Seluruh tubuhku gemetaran. Mungkin
Ojou-sama menyadari itu. Ia pasti berpikir kalau aku hanya pintar bicara, tapi sebenarnya
sangat lemah.

"Aku mengijinkanmu secara khusus untuk memanggilku Eris!"

Tapi kalimat yang dilontarkan Ojou-sama malah membuatku terkejut.

"Eh?"

"Aku bilang, aku mengijinkanmu secara khusus untuk memanggilku dengan nama itu!"

--- Itu artinya, rencanaku berhasil?

Aku bisa menjadi guru privat?


Wo, woah, kau serius!? A, aku berhasil? Itu

menakjubkan! "Terima kasih banyak, Eris-sama!"

"Kau tak perlu menambahkan –sama! Panggil saja Eris!"

Eris meniru Ghyslaine, dan mempertahankan postur tubuhnya sambil duduk di lantai dengan
bunyi ‘plop’.

Dengan demikian, aku menjadi guru privat Eris Boreas Greyrat.


--Status--
Nama: Eris Boreas Greyrat
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Suka Kekerasan
Ketika berbicara dengannya: Itu tidak benar-benar mustahil
Bahasa: Hanya mampu menulis namanya
Matematika: Hanya selingan
Sihir: Tertarik dengan ilmu sihir
Ilmu Pedang: Jurus Dewa Pedang level dasar

47
Etiket: Sapaan gaya Boreas
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine

48
Cerita Selingan
Pasca Penculikan dan Permohonan Gaya Boreas
Bagian 1
Orang yang ada di balik peristiwa penculikan ini adalah sang pelayan, Thomas.

Ia memiliki suatu hubungan dengan bangsawan mesum yang sebelumnya disebutkan oleh
para penculik.

Bangsawan mesum tersebut sudah lama memiliki rasa ketertarikan dengan Ojou-sama, dan
ingin “menganiaya” si gadis yang buas dan arogan tersebut.

Dengan iming-iming uang dalam jumlah besar, ia berhasil mencuci otak Thomas, yang pada
akhirnya membiarkan dua orang yang sudah diatur sebelumnya oleh si bangsawan mesum
untuk berpartisipasi dalam rencana yang aku buat.

Serius. ternyata ada pengkhianat seperti itu di sekitarku.

Lain kali kalau kamu mau melakukan hal-hal seperti ini lagi, tolong beritahu aku terlebih
dahulu, oke?

Tapi dia salah perhitungan, karena dia tidak mengira kalau aku memiliki kemampuan untuk
melarikan diri dari dua penculik itu. Dan mereka juga ternyata tidak seloyal yang ia kira.

Si bangsawan mesum menolak semua tuduhan yang diajukan, dan tidak ada cara yang
tersedia untuk menghukumnya.

Ia mengucapkan sesuatu tentang kurangnya bukti yang hanya berdasarkan pada testimoni
yang diberikan Thomas, dan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan kematian
kedua penculik. Dengan tidak adanya bukti lain yang mengarah kepada si bangsawan mesum
tersebut, kira-kira seperti itu, apalah, aku tidak peduli.

Bagian yang meragukan tidak bisa digunakan sebagai bukti. Aku pikir inilah yang disebut-
sebut sebagai politik.

Insiden ini dianggap layaknya Ghyslaine lah yang membereskan semuanya sendirian.

Membiarkan seluruh dunia tahu bahwa keluarga Greyrat telah mempekerjakan Raja Pedang
Ghyslaine sebagai prajurit bayaran mereka, membuat insiden ini sebagai sebuah pencegahan
bagi masalah yang mungkin akan timbul di masa depan, dan juga menunjukkan kekuatan dan
kekayaan yang dimiliki oleh keluarga mereka.

Setelah aku ditanyai, mereka menyuruhku untuk tidak berpartisipasi dalam masalah ini, dan
membiarkan Ghyslaine untuk mengatasi semuanya.

Kalau kehadiranku diketahui oleh anggota keluarga Greyrat yang lain, situasinya akan
menjadi rumit.

49
Ini juga politik bukan?

Tapi aku tak menduga kalau ternyata ada keluarga Greyrat yang lain.

"Beginilah jadinya nanti. Kamu tidak keberatan kan?"

"Ya. Saya akan mematuhinya dengan penuh rasa hormat untuk~.... itu."

Philip menjelaskan masalah diatas kepadaku di ruang resepsi.

Aku hanya tau kalau Philip adalah putranya Lord, tapi kenyataannya, dia mengemban tugas
sebagai walikota Roa. Insiden ini diserahkan sepenuhnya kepada Philip untuk ia atasi.

"Walaupun anak anda barusan diculik, anda tampak benar-benar tenang."

"Kalau dia masih belum ditemukan, tentu aku akan merasa gelisah."

"Anda benar."

"Yah, sehubungan dengan isu untuk menjadi guru privatnya Eris……"

Saat Philip mulai bicara soal urusan di masa mendatang, pintu ruangan sekali lagi dibuka
dengan tendangan keras, dan si Jii-san yang energetik masuk ke dalam ruangan. [2]

"Aku sudah dengar kabarnya!"

Orang yang menerobos masuk ke dalam ruangan adalah Sauros.

Ia memasuki ruangan dengan kasar, dan memegang kepalaku.

Kemudian ia mengusap kepalaku dengan kasar.

"Aku dengar yang menyelamatkan Eris itu kamu, ‘kan!?"

"A-a-a-a-apa yang anda katakan? Yang melakukan itu adalah sekretaris (Ghyslaine) sendiri.
Aku tidak melakukan apa-apa!"

Kedua mata Sauros bersinar. Seperti tatapan seekor hewan buas.

S-seram.

"Kau sialan. Berani-beraninya kau berbohong terhadapku!?"

"T, tidak, Philip-sama yang memintaku untuk melakukan itu……"

"Philip!"

Sauros memutar tubuhnya dan memberikan pukulan melingkar kepada Philip.

50
Bruak~ suara mengerikan seperti itu terdengar di dalam ruangan resepsi.

"Guuh!"

Tubuh Philip melayang sampai ke belakang sofa setelah wajahnya menerima pukulan Sauros.

Itu benar-benar terlalu cepat. Bahkan Eris pun tidak akan bisa menandingi kecepatan pukulan
itu.

"Kamu bajingan! Kamu bahkan tidak mengucapkan terima kasih kepada penyelamat anakmu
sendiri! Apa kau sengaja mempraktekkan ajaran-ajaran bodoh yang dimiliki para bangsawan
pada umumnya?"

Philip yang sedang terbaring di lantai menjawab dengan tenang.

"Ayah. Sekalipun Paul sudah memutuskan hubungan dengan kita, ia masih memiliki darah
keluarga Greyrat. Dengan begitu, tentu saja Rudeus, anaknya, juga mewarisi darah keluarga
Greyrat, dan otomatis menjadi anggota keluarga kita. Daripada memberikan hadiah berupa
materi, aku pikir akan lebih baik bila kita memperlakukan Rudeus seperti anggota keluarga
sendiri."

Sekalipun Philip baru saja dipukul sampai jatuh ke lantai, nada bicaranya tetap terdengar
seperti acuh tak acuh.

Mungkin dia sudah terbiasa dengan itu. Dipukuli Sauros, maksudku.

"Bagus kalau begitu! Jangan melakukan hal-hal menjijikkan yang biasa dilakukan oleh para
bangsawan!"

Sauros duduk di sofa setelah mendengar penjelasan Philip.

Sepertinya ia tidak akan meminta maaf saat ia memukul seseorang. Aku pikir dia adalah
orang seperti itu. Dunia ini memang penuh dengan hukuman fisik.

Kalau dipikir-pikir, Eris juga tidak meminta maaf setelah ia memukulku.

Dia juga tidak meminta maaf setelah aku menyelamatkan dia…… Nah, aku abaikan dulu
masalah ini untuk sekarang.

"Rudeus!"

Sauros menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat dagunya. Sorot matanya


memandangku dari posisi yang lebih tinggi.

Emm, sepertinya aku pernah melihat hal seperti itu sebelumnya. [3]

"Aku punya permohonan untukmu!"

Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang?

51
Dia benar-benar mirip dengan Eris dalam hal ini. -- Bukan, ini yang asli. Eris yang meniru
Sauros.

"Aku harap kau mau mengajarkan ilmu sihir kepada Eris."

"Soal itu..."

"Eris baru saja memintaku untuk menyampaikan hal itu. Dia bilang bahwa sihirnya Rudeus
telah meninggalkan kesan yang mendalam dan ia tak ingin kau pergi."

Sebenarnya. Tepat seperti kedengarannya. Kamu ingin belajar sihir yang mampu membakar
mata orang lain , ‘kan?

"Tentu saja……"

Sebenarnya aku berencana untuk langsung menyetujui permohonan tersebut, namun aku
segera menutup mulutku.

Mungkin saja Eris memiliki sifat seperti itu gara-gara terlalu dimanja oleh Sauros.

Sekalipun aku tidak dapat sepenuhnya melimpahkan semua kesalahan kepada hal tersebut,
hanya dengan melihat fakta bahwa Eris meniru sifat dan sikap yang ditunjukkan oleh Sauros,
itu berarti sifat dan sikap yang dimiliki Eris sangat terpengaruhi oleh Sauros.

Agar Eris bisa tumbuh menjadi dewasa, ia tidak boleh dimanja lagi.

Sekalipun aku tidak punya kewajiban untuk membesarkan Eris dengan benar, aku tidak bisa
mengajarinya apapun kalau dia tetap seperti ini.

Sepertinya aku harus mengoreksi sikapnya sedikit demi sedikit, dimulai dari tempat dimana
aku bisa melihat masalah yang ia miliki.

"Urusan ini seharusnya tidak boleh disampaikan oleh Sauros-sama, melainkan Eris sendirilah
yang harus datang dan memohon secara langsung."

"Apa kau bilang!?"

Sauros tiba-tiba mengangkat tinjunya, layaknya gunung berapi yang hendak meletus.

Aku menutupi wajahku dengan panik. Jii-san yang satu ini benar-benar seperti bom nuklir.

"D-dia tentu memiliki permohonan terhadap orang lain, tapi dia tak ingin menundukkan
kepalanya saat memohon. Apa anda mau kalau Eris tumbuh menjadi gadis seperti itu
nantinya?"

"Oh! Perkataan yang bagus! Kau benar!"

Sauros meletakkan kembali tinjunya ke atas lutut, dan mengangguk dengan tegas.

52
Kemudian, dengan suara yang begitu lantang:

"ERI--S!! Datang ke ruang resepsi sekarang juga!"

Aku merasa gendang telingaku nyaris pecah.

Kapasitas paru-paru sebesar apa yang dibutuhkan untuk bisa mengeluarkan suara dengan
volume selantang itu?

Tapi Eris juga sama seperti itu. Apa tidak ada cara untuk menyampaikan pesan yang lebih
sopan, seperti menggunakan para pelayan?

Orang-orang pinggiran sialan ini……

Philip kembali duduk di sofa, dan pelayan itu (kalau tidak salah namanya Alphonse) yang
menggantikan pendahulunya menutup pintu yang terbuka. Aku dengar Sauros selalu datang
dan pergi seenaknya sendiri, jadi pintu ruangan tidak segera ditutup.

Dia benar-benar suka membuka pintu dengan kekuatan penuh, tapi dia tidak begitu suka
untuk menutupnya kembali. Jii-san yang satu ini benar-benar egois.

"Ya!"

Sebuah jawaban datang dari suatu tempat di dalam mansion.

Sesaat kemudian, aku mendengar bunyi pit-pat yang terdengar seperti ketika seorang anak
sedang berlari.

"Aku masuk!"

Sekalipun ia tidak memiliki aura yang dimiliki oleh kakeknya, Eris juga membuka pintu
dengan sekuat tenaga dan masuk ke dalam ruangan.

Rasanya seperti seluruh aksi yang diperagakan Eris didasarkan pada seluruh aksi yang
diperagakan kakeknya. Anak-anak benar-benar suka meniru orang lain. Hmm.

Kalau pada hari pertama aku tidak dihajar olehnya, hatiku mungkin akan tersentuh melihat
pemandangan ini, tapi aku harus bersikap tegas sekarang.

Kebiasaan buruk itu harus dirubah.

"Ah……"

Eris melihatku duduk, kemudian ia mengangkat dagunya dan menatap ke arahku.

Apakah ini adalah postur intimidasi keluarga Boreas yang diajarkan secara turun menurun?

"Ojiii-sama, sudahkah kau membantuku dalam memohonkan permintaanku?"

53
Sauros berdiri dan menyilangkan tangannya sambil menatap Eris.

Pose yang sama persis.

"Eris! Kalau kau punya permohonan kepada orang lain, kau harus menundukkan kepalamu
dan memohon sendiri!"

"Walaupun barusan Oji-sama sudah berjanji untuk membantuku……"

"Hentikan omong kosongmu! Kalau kau tak mau memohon sendiri, kita tidak akan
mempekerjakan Rudeus!"

Eh?

A, apa!?

Ah, tapi, itu benar, itu……

Oh sialan. Apa aku barusan menggali lubang kuburanku sendiri!?

"Urgh, urgh……"

Eris menatapku dengan wajah memerah. Itu bukan karena merasa malu, tapi karena marah
dan merasa direndahkan.

Kalau bukan karena Ojii-sama di sini, sekalipun kau bersembunyi di neraka yang paling
dalam, aku akan menemukanmu dan menghajarmu habis-habisan. Ekspresi seperti itulah
kira-kira.

Itu benar-benar mengerikan……

"T, tolong……"

"Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang?"

Teriak Sauros.

Apa kau benar-benar layak untuk mengucapkan itu…?

"Guh……"

Eris tiba-tiba memegang rambut merahnya setelah mendengar ucapan kakeknya, dan
membuat model rambut twintail. Model twintail yang diimprovisasi. Kemudian ia berkedip.

"T, tolong ajari Eris sihir, nyan~ ☆"

Bagian 2
Huh!?

54
Apa ini mimpi? Kesadaranku melayang di antara awan-awan, rasanya seperti aku sedang
berada di dalam mimpi buruk.

"Kamu tak perlu mengajariku bahasa, nyan~☆"

Aaaapppaaaa~~ Apa aku sedang bermimpi!?

A, apa yang terjadi. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Aktifkan mesin menuju dimensi lain!

Cepat install mesin 2 dimensi dan bawa aku ke dalam dunia Manga! "Kamu

juga tak perlu mengajariku matematika, nyan~☆" Kesimpulannya adalah.

Sangat mengerikan. Bulu kudukku merinding. Walaupun ia menunjukkan

ekspresi manis, hatiku dipenuhi oleh rasa ketakutan.

Ujung bibirnya melengkung ke atas, namun tidak ada senyuman di wajahnya. Itu adalah
tatapan seekor predator.

Apakah ini sikap yang harus ditunjukkan saat memohon kepada seseorang di dunia ini!?

Aku tak bisa mempercayai ini……

"Cukup ajari aku ilmu sihir, nyan~☆"

Apa kau bilang? Kau bercanda kan? Apa sikapmu berubah menjadi tambah parah?

Silahkan lihat ekspresi yang ditunjukkan Eris sekali lagi.

Wajahnya memerah karena marah, dan tertulis dengan jelas: Aku akan memukulmu sekeras
mungkin, sampai-sampai kau akan melayang ke surga dari neraka yang paling dalam.

Kemarahan = 8, Penghinaan = 2, rasa malu… dia sama sekali tidak merasa malu……?

S, Sauros Jii-san, tolong pukul kepala Eris dan beritahu dia kalau caranya memohon itu salah.

"Mmm. Eris benar-benar manis. Kalau begini tidak apa-apa kan? Bagaimana menurutmu,
Rudeus?"

Hanya ada Jii-san yang kekanak-kanakan di sana.

Siapa kau!?

Kemana perginya paman yang kuat dan bisa diandalkan itu!?

55
"Tuan besar sangat menyukai Ras Hewan. Saat Ghyslaine pertama kali dipekerjakan juga,
beliaulah yang mengambil keputusan akhir."

Pelayan itu mengingatkanku dengan serius. Oh, jadi begitu. Itu bukan model twintail, tapi
telinga. Dan itu benar-benar kelihatan seperti telinga yang terkulai. Kalau dipikir-pikir, ada
banyak pelayan wanita yang berasal dari Ras Hewan.

Ehhh, jadi begitu?

Oalah……

"Eris."

Ayahnya Eris melangkah masuk ke dalam situasi ini!

Oh. Aku lupa kalau kau masih ada di sini! Cepat, tampar kepala anakmu dan marahi dia,
Philip-san!

"Kurang bagus kalau kamu tidak mengangkat pinggangmu!"

Walah, ternyata yang satu ini juga tidak berguna.

OK, aku paham sekarang. Jadi seperti ini rupanya.

Keluarga Greyrat, termasuk Paul, isinya adalah orang-orang seperti ini.

Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, Paul bisa dianggap lebih normal, iya

kan? "Permisi, Sauros……-sama, boleh saya bertanya……?"

"Tanya apa?"

"A, apa laki-laki kalau memohon juga harus bersikap seperti itu?"

"Kau idiot! Pria ya harus bersikap seperti pria!"

Sekalipun aku benar-benar bingung, anggap saja masalah ini selesai.

Ini benar-benar normal. Dan yang memiliki selera seksual yang paling normal adalah Paul.

Pria itu cuma suka payudara berukuran besar.

T, tapi tunggu sebentar. Coba pikir baik-baik.

Sekalipun hal seperti ini adalah hal yang paling normal buatku, tapi tetap saja ini salah!

"….(Menatap~)" [4]

Sekali lagi aku mengamati Eris.

56
Aku hanya bisa melihat ekspresi wajahnya penuh dengan amarah dan penghinaan, seperti
seekor singa yang dipaksa untuk menggigit pagar besi……

Tapi hal seperti ini juga tidak apa-apa kalau aku tidak memikirkan persoalan di masa depan ,
‘kan?

Tidak, tidak, tunggu sebentar. Kalau aku mengubah pemikiranku. Pikiran tentang masa
depan.

Bukannya Eris membenci hal-hal seperti ini!

Dia juga tidak suka dengan formalitas!

Kalau di masa depan dia mencoba untuk memohon sesuatu kepadaku dengan cara yang sama
seperti sekarang.

Semenit kemudian, akan ada seseorang (aku) yang dicabik-cabik hingga tidak meninggalkan
sisa.

Bagus sekali. Aku akan melakukan revolusi dan mengakhiri kebiasaan buruk ini!

"Apa itu sikap yang layak ditunjukkan saat memohon pada seseorang!?"

Suaraku yang lantang menggema di seluruh mansion.

Setelah itu, aku menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan perkataanku dengan pidato
panjang.

Pada akhirnya mereka pun merasa tersentuh dengan pidatoku. Dan mulai dari saat itu,
"Permohonan" dengan gaya Boreas pun dihilangkan.

Di satu sisi, Ghyslaine memuji usahaku, dan di sisi lain, Eris mulai memandangku dengan
tatapan yang begitu dingin.

57
Bab 3
Brutalitas Masih Belum Berakhir
Bagian 1
Sudah sebulan lamanya sejak aku mulai menjadi guru privat.

Sejak awal, Eris tak memiliki niat untuk menghadiri kelasku.

Dalam hal matematika dan bahasa, dia bakal menghilang begitu saja, dan tidak akan muncul
kembali sebelum kelas berpedang dimulai.

Tentu saja ada pengecualian. Dia hanya akan memperhatikanku dengan sungguh-sungguh di
kelas ilmu sihir.

Saat pertama kali dia berhasil menggunakan sihir Fireball, aku tidak bisa menemukan kata
yang tepat dalam kosakataku untuk menjelaskan betapa senangnya dia. Dan dia sambil
melihat ke arah tirai yang terbakar, berkata:

"Suatu hari aku akan mengeluarkan kembang api yang besar seperti Rudeus."

Aku memadamkan api yang membakar tirai, dan memberi peringatan keras kepada Eris agar
dia tidak menggunakan sihir api bila tidak ada aku disekitarnya. Tirai yang terbakar
memancarkan cahaya yang menyelimuti Eris. Tak peduli dari sisi manapun kau melihatnya,
Eris benar-benar terlihat seperti pembakar, tapi kelihatannya dia lumayan bersemangat untuk
mempelajari itu. Namun, kalau dihilat dari kemampuannya memahami sihir api, seharusnya
dia juga bisa belajar dengan baik pada mata pelajaran lainnya.

Itulah yang aku pikirkan, tapi ternyata prediksiku benar-benar melenceng.

Eris sama sekali tidak memiliki niat untuk mengikuti kelas bahasa dan matematika.

Kalau aku mulai membahas kelas tersebut, dia akan segera melarikan diri. Kalau aku
mencoba untuk menangkapnya, dia akan memukulku sebelum melarikan diri.

Kalau aku terus mengejar dia, dia akan berbalik dan menghajarku sebelum melanjutkan
pelariannya.

Aku pikir dia akan paham tentang pentingnya bahasa dan matematika gara-gara insiden yang
terjadi sebelumnya, tapi sepertinya dia masih sangat membencinya.

Saat aku mengeluh kepada Philip, dengan acuh tak acuh ia menjawab:

"Membuat murid mau mendengarkan pelajaran di kelas itu juga tugas seorang guru."

Aku tak bisa menyangkal itu.

Aku mulai mencari Eris.

58
Sekalipun Ghyslaine datang ke kelasku untuk belajar bahasa dan matematika dengan
sungguh-sungguh, pada akhirnya, dia itu masih lebih seperti pendampingnya Eris.

Bagaimana bisa aku mengajari Ghyslaine sendirian?

Tapi, mencari Eris itu bukan hal mudah.

Dibandingkan aku yang baru datang kemari sebulan yang lalu, Eris sudah tinggal di sini
selama bertahun-tahun. Dibandingkan denganku, dia jauh lebih akrab dengan area yang ada
di sekitar sini. Dan jangan bicara soal petak umpet.

Guru privat yang sebelumnya juga sudah berusaha keras untuk membereskan masalah ini.

Tetapi. Tak peduli seberapa besarnya mansion ini, area yang ada di dalamnya tetaplah
terbatas. Pada akhirnya, Eris masih bisa ditemukan.

Guru yang berhasil menemukan Eris pada akhirnya juga dihajar tanpa terkecuali.

Pada mulanya para guru banyak yang keluar gara-gara masalah ini.

Tapi ada juga guru privat yang membalas dan balik menghajar Eris. Kekerasan melawan
kekerasan. Itu adalah sesuatu yang mulanya aku rencanakan.

Tapi di tengah malam, guru itu diserang oleh Eris dengan menggunakan pedang kayu, dan
menderita luka-luka yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk bisa sembuh
sepenuhnya, yang memaksanya untuk berhenti mengajar.

Satu-satunya orang yang mampu menghalau serangan Eris di siang dan malam adalah
Ghyslaine.
Aku tak yakin bisa menghalau serangan dari Eris.

Sekalipun aku berhasil menemukan dia, aku pasti akan masuk rumah sakit.

Kalau bisa, aku tidak mau pergi mencarinya.

Aku tak mau dihajar habis-habisan.

Kalau dia mau menghadiri kelas ilmu sihir, bukannya tak apa kalau aku cuma mengajarinya
ilmu sihir? Tapi Philip memerintahkanku untuk juga mengajari Eris bahasa dan matematika.
Dia juga bilang kalau kedua mata pelajaran itu harus setara dengan ilmu sihir yang aku
ajarkan. Bahkan dia bilang:

"Dibandingkan dengan sihir, kelas yang lainnya sebenarnya lebih penting."

Sekali lagi, aku tidak bisa menyangkal itu.

Mungkin aku harus melakukan simulasi penculikan untuk kedua kalinya.

59
Anak-anak yang tidak mau mendengarkan harus dihukum.

Saat aku memikirkan itu, aku akhirnya menemukan Eris.

Seluruh tubuhnya tertimbun di dalam jerami yang berada di kandang kuda, dengan perut
yang terlihat jelas.

"Fuuu~……… Fuuuu~………"

Dia sedang tertidur pulas. Wajah yang dia miliki benar-benar mirip seperti bidadari.

Tapi, jangan tertipu dengan penampilan luarnya, karena dibalik wajah bidadari itu ada iblis
yang bersembunyi.

Kau bisa menerima pukulan fatal dari si iblis, dan kemudian memuntahkan banyak darah.

Tapi bagaimanapun juga, aku harus membangunkan dia.

Pokoknya, pertama-tama aku menarik pakaian Eris untuk menutupi perutnya yang terbuka,
agar dia tidak masuk angin.

Sementara itu, aku memijat bagian dadanya.

Petapa yang tinggal di dalam hatiku memberikan penaksiran.

"Hmm, aku mengerti, ukurannya masih AA, tapi ada kemungkinan yang sangat besar kalau
ukurannya akan meningkat. Saat dia sudah dewasa, mereka akan tumbuh hingga melampaui
ukuran E. Kau harus memijatnya setiap hari agar mereka bisa tumbuh dengan subur. Ini juga
merupakan bagian dari latihanmu. Hoh, hoh, hoh."

Terima kasih banyak, tuan petapa.

Setelah aku menikmati momen itu sepenuhnya, aku memanggil Eris dengan suara kecil.

"Ojou-sama. Tolong bangun, Eris Ojou-sama. Waktu untuk kelas matematika yang
menyenangkan telah tiba."

Dia tidak bergerak sama sekali. Yah, aku hanya bisa menyerah.

Apa boleh buat, celana dalam anak-anak yang tidak mau mendengarkan orang dewasa harus
dilepas, kau tahu?

Aku perlahan menggapai ke arah gaun yang ia kenakan, dan pada saat itu.

"!"

60
Kedua mata Eris tiba-tiba terbuka.
Pandangannya perlahan beralih dari tanganku, ke pahanya, kemudian ke wajahku.

"Grrrrr."

Wajah yang masih tampak mengantuk, namun ditemani dengan kertakan gigi.

Sesaat berikutnya, Eris mengepalkan tinjunya.

Wajahku!? Aku buru-buru menggunakan kedua tanganku untuk menutupi wajahku.

"Guuuh………!"

Hantaman keras datang menghampiri ulu hatiku.

Aku berlutut kesakitan.

Tidak ada bidadari. Hanya ada iblis di sini.

"Hmph!"

Dengan mengendus, Eris menendangku lagi.

Setelah melangkahiku, Ojou-sama pergi meninggalkan kandang kuda.

Bagian 2
Aku tak punya pilihan lain.

Aku harus meminta bantuan Ghyslaine.

Aku hanya mendengarnya dari mulutnya Paul, namun katanya, otaknya Ghyslaine juga
terbuat dari otot. Dari alasan yang ia miliki untuk mempelajari bahasa dan matematika, tentu
dia akan lebih mudah untuk membujuk Eris. Dan harusnya, Eris akan mau mendengarkan
Ghyslaine.

Ini adalah jalan keluarku.

Pada mulanya Ghyslaine tidak begitu peduli, tapi setelah aku menggunakan sihir air dan
menangis sambil memohon kepadanya, Ghyslaine akhirnya setuju untuk membantuku.

Dia benar-benar gampang ditipu.

Bagian 3
Benar, tunjukkan kemampuanmu kepadaku.

Kami tak pernah mendiskusikan itu secara khusus, dan aku menyerahkan semuanya kepada
Ghyslaine.

Ghyslaine memulai aksinya di masa istirahat kelas ilmu sihir.

61
"Aku pernah berpikir kalau pedang yang ada ditanganku sudahlah cukup untuk mengatasi
semuanya."

Dia tiba-tiba bicara soal masa lalu.

Dulu dia adalah seorang anak manja, dan menemukan seorang guru yang mau menerima
dirinya apa adanya, dan bagaimana dia bisa menjadi seorang petualang, tentang pertama kali
dia mendapat rekan seperjuangan --- Sebuah pengantar yang panjang, dan kisahnya berputar
dari sana…… semuanya adalah masa lalu yang bermasalah.

"Saat aku masih menjadi seorang petualang, semuanya aku serahkan kepada orang lain.
Persenjataan, armor, makanan, pembelanjaan, kehidupan sehari-hari, kontrak, peta,
tujuan…… Itu semua adalah hal-hal penting yang aku sadari setelah aku meninggalkan
rekan-rekanku."

Berdasarkan dari kisah yang ia ceritakan, Ghyslaine pergi meninggalkan kelompoknya


sekitar 7 tahun yang lalu.

Dengan kata lain, karena Paul dan Zenith pensiun dan memilih untuk menetap di tempat
terpencil, kelompok tersebut bubar.

Sekalipun aku sudah menyadari tanda-tandanya, tapi aku tidak mengira kalau mereka benar-
benar berasal dari kelompok yang sama.

"Sekalipun masih ada anggota kelompok lain, tapi Paul yang bertugas dalam memimpin garis
depan dan Zenith yang merupakan satu-satunya penyembuh telah meninggalkan kelompok
tersebut. Sekalipun kelompok itu tidak bubar, pada akhirnya mereka juga akan berpisah. Itu
adalah hal yang wajar."

Jadi itu adalah kelompok yang terdiri dari 6 orang.

Warrior, swordsman, swordsman, mage, priest, thief.

Kalau kau menggunakan job untuk menjelaskan kelompok itu, kira-kira ya seperti kombinasi
di atas.

Sekalipun pada saat itu Ghyslaine masih bergelar Sword Saint, tapi kekuatan serangnya
sangatlah tinggi.

Warrior (Tak diketahui): Tank

Swordsman (Paul): Tank dan penyerang

Swordsman (Ghyslaine): Penyerang

Mage (Tak diketahui): Penyerang

Priest (Zenith): Healer

62
Sebagai tambahan, yang aku sebut thief, kalau didasarkan dari apa yang diucapkan
Ghyslaine, dia bertanggung jawab dalam berbagai hal.

Mulai dari membobol kunci, memeriksa jebakan, membangun kemah, dan berdagang dengan
para pedagang.

Orang terpelajar dengan pemikiran yang fleksibel.

Orang-orang seperti itu biasanya datang dari keluarga pedagang.

"Menyebut dia sebagai pemburu harta karun sepertinya akan cocok……"

Aku mengatakan itu, tapi Ghyslaine mendengus dan menjawab:

"Orang itu selalu mencuri uang simpanan kelompok kami untuk berjudi, memanggil dia
pencuri itu sudah cukup bagus."

"Mencuri uang? Apa dia tidak dihajar saat dia ketahuan?"

"Tidak, orang itu sangat berbakat dalam berjudi, dan dia selalu menang dan membawa uang
lebih. Sangat jarang melihat dia rugi sampai kehilangan separuh dari uang yang ia bawa. Dan
di saat tertentu, dia juga bersikap sangat bijak."

Situasinya kira-kira seperti itu.

Tapi sekalipun kau bisa meningkatkan dana simpanan, bagaimana bisa kau memaafkan
sesuatu seperti itu……

Aku kesulitan memahami itu.

Bukan niatku untuk pamer, tapi aku tak pernah sampai ketagihan berjudi.

Sekalipun aku menghabiskan lebih dari ¥100.000 di internet.

Yah, di dalam kelompok itu ada Paul yang tergila-gila dengan wanita, jadi etika yang ada di
dalam kelompok itu mungkin tidak begitu ketat.

Semua orang punya garis dasar yang berbeda-beda. Makin banyak orang, makin banyak
aturan.

"Tapi memang apa bedanya swordsman dengan warrior?"

Aku menanyakan itu karena aku lumayan tertarik.

Kalau keduanya sama-sama berada di garis depan, harusnya mereka tidak perlu dibedakan.

"Kalau kau menggunakan pedang dan teknik yang kau miliki berasal dari 3 teknik utama, kau
adalah seorang swordsman. Orang lain yang menggunakan pedang namun tidak memiliki

63
teknik yang berasal dari 3 teknik utama, adalah warrior. Sekalipun kau mempelajari 3 teknik
utama tersebut, kalau kau tidak menggunakan pedang, kau akan tetap dipanggil warrior."

"Ehh, jadi ternyata swordsman memiliki sesuatu yang spesial seperti itu."

Atau lebih tepatnya, 3 teknik utama itulah yang spesial.

Teknik yang digunakan Ghyslaine benar-benar luar biasa.

Aku bahkan tidak tahu kapan dia menggunakan pedangnya.

Hanya dengan sedikit bergerak, dan kepala lawan akan menggelinding di tanah.

Setelah aku bertanya kepadanya soal itu, sepertinya teknik itu bernama ‘Sword of Light’,
jurus rahasia dari teknik Pedang Dewa.

"Kalau begitu, seorang knight adalah........?"

"Knight ya knight. Orang jadi knight kalau mereka dipekerjakan oleh suatu kerajaan atau
penguasa daerah. Mereka yang berpendidikan memahami bahasa dan matematika. Beberapa
diantara mereka juga tahu ilmu sihir. Tapi kebanyakan dari mereka datang dari keluarga
bangsawan, dan harga diri mereka sangatlah tinggi."

Mungkin mereka berpendidikan karena mereka sekolah.

"Apa pada waktu itu ayahku adalah seorang knight?"

"Aku tak begitu yakin soal itu, aku ingat Paul menyebut dirinya sendiri sebagai seorang
swordsman."

"Aku dengar ada yang namanya sihir swordsman dan sihir warrior?"

"Itu adalah orang-orang yang bisa menggunakan sihir, dan mereka memilih gelar mereka
sendiri. Tak peduli profesi apapun yang mereka miliki, mereka memiliki kebebasan untuk
menyebut diri mereka sendiri dengan gelar yang mereka inginkan."

"Oh~"

Kedua mata Eris tampak bersinar dan dia mendengarkan dengan penuh perhatian.

Dia tidak akan memintaku atau Ghyslaine untuk membawanya ke dungeon terdekat, ‘kan?

Ini benar-benar membuatku gelisah. Daripada berpetualang, aku lebih memilih untuk
dikelilingi oleh gadis dan hidup dengan gaya Eroge.

Ah, oops, rencana asliku adalah untuk membiarkan Ghyslaine bercerita tentang pentingnya
bahasa dan matematika.

Tanpa aku sadari, rasa penasaranku menyebabkan topik pembicaraan ini jadi melenceng.

64
Tapi hal yang bagus dari tragedi ini adalah, di hari kedua Eris ikut datang bersama Ghyslaine
ke dalam kelas matematika dan bahasa.

Ini semua berkat Ghyslaine. Setelah itu, dia lanjut bercerita tentang masa lalunya yang
bermasalah.

Hanya mendengarkan ceritanya saja mampu membuat perutku terasa sakit, tapi berkat itu,
Eris mungkin sudah menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang harus ia pelajari.

Sekalipun, mungkin saja dia datang ke kelasku hanya karena dia tertarik untuk mendengarkan
cerita dari Ghyslaine. Pokoknya, ada kemajuan lah.

Aku sempat mempertimbangkan untuk melakukan hal seperti ini lebih awal…… tapi, tanpa
insiden penculikan, aku pikir Ojou-sama tidak akan mau mendengarkan sepatah katapun
dariku.

Sebelum insiden itu, dia menatapku seperti sedang menatap semut.

Jadi itu bukanlah usaha yang sia-sia.

Bagaimanapun juga, akhir seperti ini juga lumayan bagus.

Bagian 4
Awalnya, pada pembelajaran pertama, aku mengajarkan dia operasi aritmatika dasar.

Karena Eris pernah sekolah, dan mempekerjakan beberapa guru privat, dia sudah tahu
tentang penjumlahan dasar.

"Rudeus!"

"Ada apa, Eris-kun."

Aku menunjuk Eris yang tengah mengangkat tangannya dengan penuh semangat.

"Kenapa aku harus belajar pembagian?"

Dia tidak mengerti tentang pentingnya pembagian dan pengurangan.

Sebelumnya, dia sangat buruk dalam hal pengurangan.

Aku selalu merasa kalau dia akan terjebak dalam perubahan angka, dan pada akhirnya
menyerah untuk mempelajari matematika.

"Daripada kita bicara soal pentingnya itu, pada dasarnya ini adalah kebalikan dari perkalian."

"Aku tanya, apa gunanya itu."

"Baiklah, kalau kamu punya 100 koin perak, dan kamu harus berbagi dengan 5 orang, apa
yang harus kamu lakukan?"

65
"Omonganmu sama seperti guru-guru sebelumnya!"

Eris menghantam meja dengan sekuat tenaga.

"Karena itulah aku tanya kenapa! Kenapa! Kenapa aku harus berbagi! Memang aku perlu
berbagi dengan orang lain!"

Ah, ya, anak-anak yang tidak mau belajar pasti akan punya alasan seperti ini.

Tapi sejujurnya, ini tidak begitu penting.

"Entahlah, coba saja tanya sama 5 orang sana. Pembagian bagus digunakan kalau kamu mau
membagi sesuatu dengan adil."

"Kamu bilang bagus, itu artinya kamu tak perlu menggunakan pengurangan, ‘kan?"

"Saat kamu tidak mau menggunakan itu, tentu saja kamu tidak perlu menggunakannya. Tapi
tidak ingin menggunakan dan tidak bisa menggunakan, adalah dua hal yang sangat berbeda."

"Mumumuu……"

Saat aku mengucapkan kalimat “tidak bisa menggunakan”, Eris yang angkuh itu menutup
mulutnya. Tapi, ini tidak akan menyelesaikan masalah yang ada saat ini. Kalau aku
membiarkan dia untuk terus-terusan beralasan, maka tidak ada gunanya untuk belajar
matematika lebih lanjut.

Pada saat ini, aku hanya bisa bergantung kepada Ghyslaine.

"Ghyslaine, pernahkah kamu mengalami kesulitan tentang membagi sesuatu dengan rata?"

"Hmm, pernah sekali aku kehilangan beberapa persediaan makananku, dan aku ingin untuk
mendistribusikan makananku agar bisa bertahan sampai beberapa hari, tapi aku gagal. Pada
akhirnya, aku tidak makan dan minum selama 3 hari penuh. Pada saat itu, aku pikir aku akan
mati. Saat aku sudah mencapai separuh perjalanan, aku benar-benar tidak bisa menahannya
lagi, dan aku mulai memakan kotoran dari makhluk sihir, yang membuatku sakit perut. Aku
menahan diri agar tidak muntah, menderita sakit perut, dan juga diare, dan aku masih tetap
harus menghalau makhluk sihir yang ada di sekitar---"

Cerita masa lalu ini berlangsung selama 5 menit, dan membuatku merasa mual.

Aku mendengarkan cerita itu dengan wajah pucat, tapi sepertinya bagi Eris, ini adalah kisah
perjuangan yang mengagumkan.

Kedua matanya bersinar, serasa ada bintang di dalamnya.

"Jadi, aku mau mempelajari pembagian, silahkan lanjutkan pelajarannya."

Karena Ghyslaine sudah mengucapkan sesuatu seperti itu, Eris hanya bisa menurut.

66
Keluarga Sauros sepertinya sangat menyukai Ras Hewan, dan bahkan Eris juga terus
mendekati Ghyslaine.

Eris pasti akan mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan oleh Ghyslaine. Seperti seorang
adik laki-laki yang mengikuti kakak perempuannya, tak peduli hal seperti apapun yang
dilakukan oleh si kakak, si adik pasti akan menirunya.

"Kalau begitu, kita tinggalkan dulu latihan berulang-ulang yang membosankan. Tolong jawab
semua pertanyaan ini. Kalau ada yang tidak paham, silahkan tanya."

Situasiku mengalami kemajuan selangkah demi selangkah, seperti ini.

Ghyslaine juga merupakan guru yang luar biasa.

Dia akan--- menunjukkan bagian mana yang salah aku lakukan, dan memberikan pendapat
yang tidak dibuat-buat.

Paul sebenarnya juga menunjukkan kesalahanku, tapi dia hanya bilang kalau itu tidak benar.
Tak pernah sekalipun dia memberitahuku apa sebenarnya kekuranganku, dan dia juga tidak
mengajariku bagaimana cara untuk mengoreksinya.

Hari ini juga sama seperti biasa; Eris dan aku berhadap-hadapan sambil menggenggam
pedang, berlatih, dan menerima bimbingan dari Ghyslaine bersama-sama.

"Ingat pose tubuhmu saat kamu melangkah, dan terus perhatikan lawanmu."

Crack.

Pedang kayu yang ada di tanganku telah diterbangkan oleh pedang kayu Eris.

"Kalau kau melangkah terlebih dahulu sebelum lawanmu, perhatikan dengan baik ke arah
mana lawanmu akan bergerak, dan tebaslah ke arah itu. Kalau kau lebih lambat dari
lawanmu, dia akan berhasil menghindari dari jalur seranganmu."

Karena tak bisa memberikan reaksi, aku terkena pukulan langsung oleh pedangnya Eris.

Hantaman yang kuat menembus armor pertahanan yang dipenuhi oleh kapas, dan langsung
memberikan efek kepada tubuhku.

"Kamu harus bereaksi terhadap gerakan dan pandangan lawan untuk memprediksi aksi
mereka!"

Aku terkena serangan lagi.

"Rudeus! Jangan gunakan pikiranmu, dan pikirlah! Pikir saja kemana musuhmu akan
melangkah dan ayunkan pedangmu!"

Sebenarnya kamu mau aku berpikir atau tidak?

67
"Eris! Jangan berhenti! Lawanmu masih belum menyerah!"

"Ya!"

Ada perbedaan yang jelas di antara kami.

Eris menjawab dengan semangat. Melihat aksinya, aku beranggapan kalau dia masih
memiliki sisa energi yang cukup banyak; sayangnya, aku sama sekali tidak memiliki setetes
semangatpun yang tersisa untuk melanjutkan ini.

Aku akui, gadis ini punya cukup banyak energi untuk menghajarku tanpa henti. Dia
mendemonstrasikan itu sampai Ghyslaine menghentikan dirinya.

Tanpa mengijinkanku untuk membalas sekalipun, sepertinya Eris tengah mencoba untuk
melampiaskan amarahnya yang telah tertumpuk di kelas matematika.

Sialan.

Tapi bulan ini, aku bisa merasakan peningkatan kemampuanku dengan cukup jelas.

Memiliki Eris sebagai sainganku, yang tingkatannya kira-kira sama denganku, benar-benar
sangat membantu.

Tak peduli bagaimanapun situasinya, memiliki seseorang dengan tingkat yang sama pasti
akan banyak membantu perkembanganmu.

Sekalipun Eris lebih kuat dariku, sekalipun kami memiliki kemampuan yang sama, kekuatan
yang ia miliki relatif kecil bila dibandingkan dengan Paul atau Ghyslaine.

Aku masih bisa memahami apa yang dilakukan lawanku.

Kalau aku bisa memahami lawanku, berarti aku bisa mengalahkan dia.

Misal, aku terkena pukulan di suatu tempat, maka aku akan memasang pertahanan di area itu.

Aku akan bergerak berdasarkan penalaran silogisme.

Ketika melawan Paul, perbedaan kemampuan diantara kami terlalu lebar, jadi caraku di atas
tidak bisa berfungsi dengan baik. Aku bahkan tidak bisa mengikuti pergerakan Paul, jadi
ujung-ujungnya aku bakal dikalahkan dengan cepat dan menyedihkan.

Sekalipun aku mendengarkan saran yang ia berikan, ada terlalu banyak perbedaan diantara
ilmu dasar kami, jadi itu sama sekali tidak membantu.

Karena itulah, aku selalu mempertanyakan setiap gerakanku.

Saat Ghyslaine mengajariku sesuatu, sekalipun ada masalah seperti yang aku sebutkan di
atas, aku cukup memahami penjelasan yang ia berikan. Tapi dia selalu bicara soal membalas

68
serangan lawan dan mengatur posisi pedang pada waktu yang sama, jadi aku merasa ragu saat
aku ingin menggunakan sebuah teknik.

Tapi, dengan Eris sebagai lawanku, pasti akan ada hasil lain bila aku melakukan sesuatu yang
berbeda atau menggunakan trik tertentu.

Sekalipun aku merasa ragu, namun perbedaan teknik diantara kami tidak begitu besar, jadi
aku masih bisa menyerang dia.

Mungkin cara seperti itu tidak akan berhasil di hari kedua, atau Eris akan menggunakan
teknik yang berbeda, namun hal-hal yang tidak bisa dilakukan kemarin akan diselesaikan
pada hari ini, atau teknik yang belum keluar kemarin akan ditunjukkan pada hari ini. Dengan
terus bertambahnya pengalaman seperti itu, walaupun hanya sedikit demi sedikit, tapi kami
sudah pasti mengalami kemajuan.

Seperti yang sudah aku duga, memiliki seorang rival akan memberiku banyak keuntungan,
dengan beberapa kekurangan yang bisa diabaikan.

Ada target yang harus dikejar dan dilampaui.

Mungkin kemampuan kami hanya meningkat sebanyak 1 atau 2 poin, tapi, bagi orang-orang
yang hanya memiliki perbedaan kemampuan yang sangat sedikit, poin sekecil itu sangatlah
penting.

Tanpa kami sadari, kami menjadi lebih kuat.

Tapi dalam hal perkembangan, Eris jauh lebih cepat dariku.

Kalau kau melatih seekor kambing dan singa pada waktu yang sama, tentu saja singa yang
akan lebih cepat menjadi kuat daripada si kambing.

Tapi setelah dilatih oleh Paul sejak aku mulai bisa berjalan, aku merasa tidak puas dengan
situasi ini.

"Rudeus masih belum cukup kuat!!"

Eris menyilangkan lengannya dan memandang rendah diriku yang sedang terbaring lemas di
tanah.

Pada akhirnya, dia dimarahi oleh Ghyslaine.

"Jangan sombong, Eris. Kamu sudah belajar ilmu pedang lebih lama."

Hanya pada saat kelas ilmu pedang berlangsung. Ghyslaine akan memanggil Eris dengan
namanya secara langsung.

Dia bilang itu adalah suatu keharusan.

"Aku mengerti! Dan Rudeus juga bisa sihir!"

69
"Seperti yang kau katakan."

Hanya ilmu sihirku yang diakui oleh Eris.

"Tapi itu benar-benar aneh. Reaksinya Rudeus menjadi lambat saat ia diserang oleh
lawan……"

"Itu karena aku takut. Aku takut dengan lawan yang menyerang dihadapanku."

Tepat setelah aku selesai mengucapkan itu, kepalaku dipukul oleh Eris.

"Bicara apa kamu ini! Dasar tak berguna! Karena itulah kamu dipandang rendah!"

"Tidak, Rudeus adalah seorang penyihir. Ini sudah cukup."

Ghyslaine segera menambahkan komentar, namun pada akhirnya Eris hanya mengangguk
layaknya ia mengetahui segalanya.

"Begitukah? Yasudah, mau bagaimana lagi!"

Eh? Terus kenapa aku harus dipukul?

"Aku minta maaf, aku tidak tahu cara untuk memperbaiki kebiasaan burukmu soal kakimu
yang gemetaran. Itu adalah sesuatu yang harus kamu lalui sendiri."

"Aku mengerti."

Bagi diriku yang sekarang ini, tidak peduli siapapun yang menjadi lawanku, kakiku selalu
gemetaran. Aku masih harus belajar banyak.

"Tapi setelah aku mulai menerima instruksi dari Ghyslaine, aku merasa yakin kalau aku
sudah mengalami kemajuan."

"Paul itu termasuk orang dengan tipe naluriah, jadi dia tidak begitu ahli dalam mengajari
orang lain."

Tipe naluriah!

Ah, jadi sesuatu seperti itu juga ada di dunia ini.

"Apa maksudnya itu 'tipe naluriah'??"

"Orang yang tidak memahami teknik secara sadar, namun lebih memilih untuk mengandalkan
perasaan dan naluri, disebut "tipe naluriah.' "

Aku menjawab pertanyaannya, dan Eris langsung cemberut.

Dia mungkin juga termasuk dalam perguruan naluriah.

70
"Memang apa salahnya dengan mengandalkan naluri?"

Dari awal, sangat sulit untuk menjawab pertanyaan Eris karena sifat keras kepala yang ia
miliki, tapi sekarang aku ditanyai apakah 'tipe naluriah' itu bagus atau tidak.

Karena sekarang kita sedang mempelajari ilmu pedang, aku akan menyerahkan pertanyaan
ini kepada sang guru.

Aku melihat ke arah Ghyslaine.

"Bukannya jelek. Tapi sekalipun ada seseorang yang berbakat, jika dia tidak menggunakan
otaknya untuk berpikir, maka dia tidak akan menjadi kuat. Sebagai tambahan, 'tipe naluriah'
juga tidak cocok untuk mengajari orang lain."

"Kenapa mereka tidak cocok untuk mengajar?"

"Karena mereka sendiri tidak memahami teknik yang mereka gunakan. Dan kalau mereka
tidak bisa memahami semuanya, maka hal itu akan menghambat mereka untuk mempelajari
teknik yang lebih sulit."

Berdasarkan dari penjelasan sang Raja Pedang, semua teknik sampai tingkat lanjut
berhubungan dengan ilmu dasar. Baru setelah mampu menguasai ilmu dasar, dan sanggup
mengatasi berbagai situasi yang berbeda dengan reaksi yang berbeda-beda pula, kau bisa
menjadi seorang Sword Saint.

Untuk menaiki ke tingkat yang lebih tinggi, kau hanya bisa bergantung pada seberapa rajin
dirimu dan juga bakat yang kau miliki.

Ya, pada akhirnya, bakatlah yang menentukan.

"Aku dulu juga termasuk dalam 'tipe naluriah', tapi setelah aku mulai menggunakan pikiranku
dan mampu memahami teori dibalik teknik yang aku gunakan, aku mampu menjadi Raja
Pedang."

"Itu menakjubkan."

Aku benar-benar merasa kagum dari dalam lubuk hatiku. Mengoreksi tindakan yang selalu
diterapkan sebelumnya, dan berhasil.

Itu bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah.

"Bukannya Rudeus adalah penyihir air level Saint?"

"Aku sebenarnya juga termasuk dalam tipe naluriah…… Tapi sihir dan ilmu pedang itu
berbeda, asal kamu punya ilmu sihir, kamu akan bisa melakukannya."

"Oh, begitu…… Tapi, ilmu dasarnya juga penting kan?"

71
"Aku tahu itu. Tapi lebih tepatnya, aku mampu mencapai tingkat Saint karena guruku yang
mengajariku dengan baik."

Kalau dipikir-pikir, aku selalu mengingatkan diriku sendiri kalau ilmu dasar itu penting, tapi
aku lebih condong untuk menggunakan [Mantra tanpa suara].

Jadi ilmu dasar sihir itu sebenarnya apa?

Kelasnya Roxy juga lebih condong ke arah perkembangan daripada ilmu dasar.

Kalau dipikir-pikir, Roxy itu juga termasuk tipe orang yang jenius, dan tidak terlalu condong
ke arah ilmu dasar.

Hmmmmm……

"Omong-omong, aku tak berencana untuk menjadi terlalu kuat, jadi itu tidak apa-apa!"

Eris menghentikan pemikiranku dengan ucapannya yang penuh dengan percaya diri.

Waktu SMP, aku ingat aku pernah mengucapkan sesuatu tentang tidak mau menjadi nomer 1,
dan tidak mengerahkan banyak usaha.

Aku berencana untuk mengoreksi pemikirannya,

"Tapi aku akan berusaha keras untuk menjadi kuat seperti Ghyslaine dan Rudeus."

Tidak perlu. Dia memiliki target yang jelas.

Dia berbeda dari diriku di masa lalu.

Bagian 5
Setelah pelajaran di pagi dan siang hari selesai, sudah waktunya untuk istirahat.

Hari itu, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

Itu karena aku melihat Eris dan Ghyslaine membawa bahan-bahan untuk belajar sihir, jadi
aku pikir mungkin perpustakaan di sini memiliki koleksi buku sihir yang lebih lengkap.

Karena aku tidak tahu tempatnya, aku meminta bantuan kepada seorang Maid bertelinga
anjing untuk membawaku ke sana.

"Ah."

Aku bertemu dengan istrinya Philip di tengah jalan.

Namanya adalah Hilda, dan dia memiliki rambut berwarna merah membara seperti Eris, dan
dada yang seperti gelombang tsunami. Sepertinya aku bisa berharap banyak pada
pertumbuhan anaknya di masa depan nanti.

72
Aku pernah diperkenalkan kepada dia, tapi aku tidak pernah benar-benar berinteraksi
dengannya.

Coba kupikir, kalau tidak salah, satu tangan diletakkan di dada……

"Nyonya, selamat siang……"

"Tch."

Hilda mendecakkan lidahnya dan mengabaikan salamku.

Aku membeku dengan postur seperti itu.

"Rudeus-sama……"

"Ah, tidak apa-apa."

Maid bertelinga anjing mencoba untuk menghiburku, tapi aku menghentikannya dengan
tanganku.

Tapi aku masih merasa sedikit terkejut. Apa aku dibenci olehnya? Tapi rasanya aku tidak
melakukan hal-hal yang mampu memicu itu……

Oh iya, kalau dipikir-pikir, dia tidak punya anak selain Eris.

Tidak, aku merasa kalau aku menemukan ada anak yang lain, dan kalau kasus anak itu lebih
parah dari Eris, aku merasa beban kerjaku akan meningkat sebanyak 3 atau 4 kali lipat.

Aku tidak boleh menggali lubang kuburanku sendiri.

Saat aku sampai di perpustakaan, aku melihat Philip di sana.

"Apa kau tertarik dengan perpustakaan?"

Philip menatapku dengan penuh harapan.

Aku tak tahu apa yang sebenarnya ia harapkan.

"Hmm, ya, sedikit."

"Kalau begitu silahkan nikmatilah waktumu."

Aku menerima tawarannya, dan melihat-lihat di sekitar perpustakaan, tapi ternyata aku tidak
menemukan apa yang aku cari.

Aku berharap bisa menemukan buku sihir seperti yang dimiliki oleh Roxy, tapi semua
dokumen yang tersedia memiliki hubungan dengan politik, dan tidak boleh dibawa keluar
perpustakaan. Buku sihir adalah sesuatu yang langka di dunia ini, dan tidak bisa ditemukan di
segala tempat.

73
Rencanaku sama sekali tidak berjalan dengan mulus.

Tapi aku menemukan beberapa buku sejarah di pojokan. Kalau aku punya waktu luang, aku
akan membacanya.

Bagian 6
Setelah bekerja seharian, aku sekarang sedang berada di kamarku sendiri, mempersiapkan
materi pembelajaran untuk keesokan harinya.

Pada dasarnya, aku mempersiapkan pertanyaan untuk kelas matematika dan catatan untuk
kelas bahasa-

-dan juga latihan praktik untuk mengajari ilmu sihir.

Aku tidak mempersiapkan jadwal mengajar sama sekali, dan kalau aku tidak memiliki hal
lain untuk diajarkan dalam 5 tahun ke depan, aku akan berada dalam masalah besar, jadi
pelajaran di kelasku tidak berkembang terlalu cepat. Pokoknya, untuk mencegah adanya
sesuatu yang tidak jelas, aku dengan cermat mengamati kembali rencana pendidikanku
selama 5 tahun ke depan.

Itu adalah perasaan sama seperti yang aku rasakan saat aku mengajari Sylphy.

Latihan ilmu sihir sangatlah penting. Karena aku tidak merapal mantra saat aku
menggunakan sihir, aku terus-terusan melupakan bacaan mantranya.

Satu-satunya saat dimana aku sungguh-sungguh mengingat bacaan mantra adalah saat aku
mempelajari antidote dan sihir penyembuh, dan aku tak pernah mengingat mantra sihir
serangan.

Materi pelajaranku sama dengan buku sihir yang ada di rumahku.

Eris dan Ghyslaine juga punya itu.

Berdasarkan penjelasan yang aku dapatkan, ada ratusan buku yang terjual dan tertulis sekitar
seribu tahun yang lalu.

Sebelum buku itu muncul, orang harus mencari guru untuk belajar ilmu sihir, dan ‘guru’
tersebut biasanya hanya bisa menggunakan semua sihir tingkat dasar. Orang hanya bisa
menemukan seorang guru setelah melewati banyak rintangan, tapi ternyata tidak ada yang
bisa mereka pelajari dari guru tersebut. Kasus seperti itu sangat banyak terjadi.

Sekalipun pernah dijual, buku tersebut memiliki jumlah yang sangat sedikit, dan sekalipun
kau menjualnya di pasar, orang yang tidak memiliki minat untuk mempelajari ilmu sihir tidak
akan meliriknya sama sekali.

Di dunia ini juga tidak ada teknologi percetakan.

Buku ini terjual dengan jumlah yang lumayan banyak sekitar 50 tahun yang lalu.

74
Berkat material yang bisa dibeli dengan murah, jumlah penyihir di dunia ini meningkat dalam
jumlah besar.

Para penyihir menguasai dunia…… tidak, tapi diantara para bangasawan kerajaan Asura,
mereka mendapatkan pendidikan yang lumayan tinggi.

Tapi, apa sebenarnya alasan yang membuat materi ilmu sihir bertambah……

Aku memikirkan itu sambil membolak-balik halaman, dan di buku itu tertulis [Diterbitkan
oleh Akademi Ranoa.]

Mereka benar-benar ahli dalam hal bisnis.

Seperti itulah, hari-hariku sebagai guru privat, mengalir dengan cepat.


--Status--
Nama: Eris Boreas Greyrat
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Suka Kekerasan
Ketika berbicara dengannya: Dia akan sedikit mendengarkan
Bahasa: Mampu menulis nama keluarganya
Matematika: Memiliki masalah dengan pengurangan
Sihir: Dia bekerja keras untuk mempelajari itu
Pedang: Teknik Dewa Pedang level dasar
Etiket: Tau cara menyapa yang normal
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine

75
Bab 4
Rapat Pengurus dan Hari Minggu
Bagian 1
Setengah tahun telah berlalu lagi.

Belakangan ini Eris, yang sudah berubah menjadi agak jinak, kembali bersikap kasar lagi.

Kenapa, kenapa? Siapa yang menyebabkan kekacauan ini?

Sekalipun aku merasa sedikit frustasi, aku menyadari sesuatu.

Tidak ada hari libur.

Setelah makan malam, aku memanggil Ghyslaine dan guru etik untuk datang ke dalam
kamarku.

Sebagai catatan, si guru etik tidak tinggal di dalam mansion, dan dia datang dari rumahnya
sendiri di Roa untuk bekerja.

Jadi aku menyuruh seorang pelayan untuk memberikan undanganku kepada dia.

"Pertama-tama, senang bertemu dengan kalian, namaku adalah Rudeus Greyrat."

"Nama saya adalah Edona Leilon, saya bertugas untuk mengajarkan etika dan tata krama
kepada Eris-sama."

Aku meletakkan satu tanganku di dada dan memperkenalkan diri dengan gaya kasual, tapi
Edona membalasku dengan salam yang sopan.

Guru etik ini tepat seperti apa yang aku bayangkan.

Edona adalah seorang wanita paruh baya, dan kerutan bisa terlihat di wajahnya.

Dia memiliki wajah bulat, dengan senyum lembut yang cocok dengan imejnya yang hangat.

"Aku Ghyslaine."

Ghyslaine dengan otot-otot tubuhnya, tetap sama seperti biasanya. Aku menunjuk ke arah
kursi dan menyarankan agar mereka duduk. Setelah mereka berdua duduk, aku menuangkan
minum yang sudah dipersiapkan pelayan terlebih dahulu, dan mulai membahas topik.

"Hari ini aku mencari kalian berdua untuk satu alasan yang sama, yaitu, untuk mendiskusikan
jadwal pelajaran Eris-sama."

"Jadwal?"

76
"Ya, saat ini, dia berlatih pedang di pagi hari, punya waktu luang di siang hari, belajar tata
krama di malam hari, kira-kira seperti itu bukan?"

"Tepat seperti yang anda katakan."

Mata pelajaran Eris adalah bahasa, matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu pedang, dan tata
krama, totalnya ada 6.

Kalau menggunakan sebutan modern, mata pelajarannya adalah bahasa nasional, matematika,
olah raga, dan pendidikan moral.

Sekalipun di sini tidak ada jam, pelajaran tidak berlangsung terus menerus selama berjam-
jam. Biasanya mata pelajaran itu dibagi menjadi 3 sesi, dengan makan pagi, makan siang, dan
waktu minum teh sebagai indikasi untuk istirahat.

Setelah makan pagi > Kelas > Setelah makan siang > Kelas > Setelah waktu minum teh >
Kelas > Setelah makan malam > Waktu luang.

Tidak ada guru sejarah yang dipekerjakan, jadi Philip lah yang akan mengajari Eris disaat ia
memiliki waktu luang.

"Karena sekarang ada aku di sini, bahkan waktu luang dimalam hari pun bisa digunakan
untuk belajar, dan kita akan menghabiskan seluruh waktu Ojou-sama secara menyeluruh."

"Benar, pelajaran Ojou-sama telah berjalan dengan lancar, dan Tuan besar juga
memperhatikan itu."

Tebakanku benar.

"Memang benar kalau pelajaran Ojou-sama telah berjalan dengan mulus, tapi ada satu
masalah."

"Masalah?"

"Ya, mempelajari segalanya, hari demi hari, menyebabkan Ojou-sama mengalami stress yang
terus menumpuk."

Eris selalu memiliki mood jengkel saat ia mengikuti kelas matematika, dan bila dia
menghadapi pertanyaan yang sedikit sulit, dia akan menerjang ke arahku.

Itu terlalu berbahaya.

Aku tak tahu kapan aku akan ditunggangi dan dihajar dari atas.

Sekali lagi, itu terlalu berbahaya.

"Sekalipun semuanya masih normal sekarang, dia mungkin tidak akan tahan lagi nantinya,
dan akan melarikan diri dari satu mata pelajaran atau apalah."

77
"Um……"

Edona menutupi mulut dengan kedua tangannya, dan mengangguk setuju.

Aku tak pernah melihat kelas tata krama sebelumnya, tapi Eris sepertinya mau
memperhatikan kelas tersebut.

Aku dengar kalau Edona adalah ibu ASI-nya Eris, tapi aku tak tahu kenapa Eris menyukai
dia.

"Jadi aku mengajukan rencana, agar kita memilih satu hari dalam setiap 7 hari, dan tidak
mengadakan kelas dalam hari itu."

Sebagai catatan, di dunia ini ada yang namanya kalender, dan ada juga yang namanya bulan
dan hari, tapi tidak ada yang namanya konsep 1 minggu.

Setahun memiliki beberapa hari yang dianggap sebagai hari istirahat, tapi yang namanya hari
minggu itu tidak ada.

Aku menggunakan angka 7 karena itu mudah untuk diingat, sekalipun aku tak tahu kenapa
angka itu begitu spesial di dunia ini.

Angka itu dianggap sebagai angka keberuntungan, dan di ilmu pedang juga ada 7 tingkatan.

"Dan 6 hari sisanya, kita bisa mengadakan kelas bahasa, matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu
pedang, dan tata krama, dengan 6 mata pelajaran tersebut."

"Boleh saya bertanya?"

"Silahkan, Edona-san."

"Kalau anda mendistribusikan waktu belajarnya menjadi seperti itu, kelas untuk tata krama
hanya akan menjadi tiga kali, upahnya……"

Jadi ternyata kau cuma memikirkan uang! Tapi aku tidak mau menyalahkan Edona, karena
aku juga bekerja untuk mencari uang.

Edona memikirkan bagian tentang: "Apakah upah yang diterima akan dipotong, karena
kelasnya menjadi lebih sedikit?"

Aku sudah mendiskusikan ini dengan Philip sebelmnya, dan tidak ada masalah dengan itu.

Ditambah lagi, karena upahnya dibayar bulanan, sekalipun ada satu kelas yang tidak dihadiri
Eris, upahnya masih akan tetap diberikan.

Tentu saja, kalau tidak ada satu kelaspun yang dihadiri, akan ada orang yang dipecat bulan
depan.

Aku tak perlu mengatakan itu kan?

78
Orang yang tidak memahami cara kerja dunia, jelas sudah lama dipecat dari sini.

"Tentu saja mata pelajarannya tidak akan dibagi seperti itu, kelas bahasa dan matematika
hanya perlu diadakan dua kali dalam seminggu. Namun tidak ada artinya kalau kau tidak
berlatih ilmu pedang setiap hari, dan sekalipun ilmu sihir harus dilatih setiap hari, tapi ada
batasan dalam Mana yang bisa digunakan, jadi kau tidak perlu membutuhkan waktu yang
terlalu lama untuk melatihnya, dan aku berencana menggunakan waktu ekstranya untuk
mengadakan kelas bahasa dan matematika."

Sekalipun ini sudah direncanakan, pada dasarnya ya seperti ini.

"Hari ini aku menggunakan Waterball X kali, air yang jatuh adalah Y kali. Kalau begitu,
berapa banyak Waterball yang masih bisa aku gunakan" -- pertanyaan seperti itu.

Sebuah pertanyaan yang berdasarkan pada berapa kali sihir yang bisa digunakan oleh Eris
dan Ghyslaine.

Dibandingkan dengan melihat nomer-nomer yang ada di dalam ruangan, aku lebih suka untuk
melakukan praktek, karena itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan mereka.

Karena kau tidak bisa melihat jumlah Mana secara pasti, jawaban yang benar itu sulit untuk
dijawab dengan pasti.

Yah, makin sering kau menggunakan kalkulasi mental, kau akan makin terbiasa dalam
menggunakannya, dan otakmu juga akan beradaptasi.

Aku juga berencana untuk mengajarkan mantra tanpa suara dan ilmu sains nantinya.

Tapi aku harus menunggu sampai Eris menguasai matematika dan bahasa terlebih dahulu.

"Aku minta maaf Edona-san, tapi kelas tata krama harus dipotong menjadi 3 sampai 4 kali
dalam sebulan."

"Saya mengerti."

Edona mengangguk setuju.

Dengan begitu, 1 hari memiliki 3 kelas, 6 hari 18 kelas. Pembagian untuk masing-masing
mata pelajaran adalah, tata krama 5 kali, ilmu pedang 6 kali, bahasa 2 kali, matematika 2 kali,
dan sihir 3 kali.

Aku merasa tidak ada cukup waktu untuk kelas sihirku, tapi karena isinya kebanyakan
hanyalah latihan yang diulang-ulang, aku akan memikirkan itu nanti.

"Kalau ada situasi dimana kalian tidak bisa mengajar, tolong beritahu aku."

"Bisakah anda menjelaskannya dengan lebih detail?"

79
"Aku selalu ada di dalam mansion, kalau aku memiliki waktu luang aku akan mengadakan
kelas, jadi semisal kalian ingin libur panjang, itu juga tidak apa."

"Saya mengerti."

Edona terus-terusan tersenyum, aku tak tahu apa dia benar-benar mengerti atau tidak.

"Ditambah lagi, saya ingin kita mengadakan rapat setiap bulan di hari pertama."

"Dan kenapa begitu?"

"Kalau kita para guru bisa berkoordinasi dengan lebih baik, kita akan bisa mengatasi masalah
bila suatu saat nanti masalah tersebut akan muncul. Begitulah yang saya pikirkan. Sekalipun
memang itu tidak terlalu diperlukan, namun ini untuk meningkatkan keefektifan, dan juga
untuk jaga-jaga. Apakah itu tidak bisa dilakukan?"

"Tidak, bukan itu maksudku."

"Rudeus-sama sebenarnya masih sangat kecil, tapi anda benar-benar sangat memperhatikan
Eris-sama."

Aku terus merasa kalau dia menganggapku lucu. Oh, yasudahlah.

Dengan begitu, aku mendapat waktu istirahat.

Bagian 2
Setelah satu minggu berlalu, kami sampai di hari libur yang pertama, dan tampak Ojou-sama
duduk dengan gelisah.

Ini adalah pertama kalinya dia memiliki waktu luang sepanjang hari.

Setelah aku menyapa Philip, aku memutuskan untuk jalan-jalan ke kota, dan aku tak sadar
sejak kapan Eris dan Ghyslaine berada di pintu.

"Kamu mau pergi kemana?"

"Kota Roa, jalan-jalan."

"Jalan-jalan…… itu artinya kamu mau pergi ke kota sendirian?"

"Memangnya kamu lihat ada orang lain?"

"Kamu jahat, aku belum pernah keluar rumah sendirian."

Eris menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras.

"Kalau Ojou-sama keluar sendirian, nanti kamu bakal diculik oleh seseorang kan?"

"Bukannya kamu juga diculik!"

80
Ah, benar juga, aku juga pernah diculik.

Tapi aku juga merupakan anggota dari keluarga Greyrat, mungkin aku bisa digunakan untuk
meminta tebusan.

Tapi.

"Kalau aku diculik, aku bisa melarikan diri tanpa bantuan orang lain."

Aku tersenyum sambil mengucapkan itu, dan kemudian aku melihat Eris mengangkat
tinjunya.

Aku buru-buru mengambil pose untuk mempertahankan diriku, tapi sepertinya tinju itu tidak
kunjung tiba.

Ini adalah situasi yang langka.

"Ajak aku juga!"

Oh, jadi seperti itu. Sampai sekarang, tinjunya selalu datang lebih dulu sebelum dia bicara,
Ojou-sama sudah berubah ya.

Tentu saja aku tidak punya alasan untuk menolak, daripada pergi sendirian, dua orang akan
lebih aman bila bersama-sama.

"Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang."

"Apa benar ini akan baik-baik saja?"

"Ghyslaine juga akan ikut, ‘kan?"

"Ya, tugasku adalah untuk melindungi Ojou-sama."

Jadi waktu rapat, Ghyslaine sama sekali tidak memahami arti dari hari libur.

Karenanya, akan lebih baik buat dia untuk terus dekat dengan Eris.

Pada mulanya dia dipekerjakan sebagai pengawal, jadi itu sudah aku perkirakan.

"Tunggu aku sebentar, aku akan bersiap-siap, Alphonse! Alphonse!"

Aku melihat Eris berlari-lari di dalam mansion, dan teriakannya masih keras seperti

biasa. "Rudeus."

Aku menoleh saat mendengar panggilan Ghyslaine, dia berdiri tepat disampingku.

Aku mendongak, dan tinggi badannya hampir 2 meter, aku pikir sekalipun aku sudah besar
nanti, aku tetap harus mendongak untuk bertatap muka dengannya.

81
"Jangan terlalu percaya diri."

Aku diberikan peringatan.

Apa itu karena aku bilang kalau aku bisa melarikan diri sendirian?

"Aku tahu, aku cuma ingin Ojou-sama berusaha lebih keras."

"Oh, kalau begitu, misal ada sesuatu yang terjadi, cukup panggil aku, aku akan datang
menyelamatkanmu."

"Hmm, kalau situasi seperti itu benar-benar terjadi, aku akan menembakkan kembang api
besar sekali lagi."

Aku kembali memikirkan insiden penculikan sebelumnya.

"Ghyslaine, apa kamu pernah memberitahu hal yang sama kepada Ojou-sama?"

"Hmm? Memberitahu apa?"

"Harusnya kamu menambahkan, kalau dia hanya boleh teriak di tempat dimana teriakannya
bisa terdengar."

"Nanti aku sampaikan, tapi untuk apa itu?"

"Di insiden penculikan sebelumnya, Ojou-sama nyaris terbunuh gara-gara berteriak meminta
bantuan."

"…… Kalau aku bisa mendengar teriakannya, aku pasti akan pergi menghampiri Ojou-
sama."

Tapi, pada saat itu dia memang menunjukkan kecepatan gerak yang tidak masuk akal. Aku
merasa Ghyslaine akan bisa tiba tepat waktu, tak peduli dimanapun dia berada, dan
pendengarannya juga sangat bagus.

Ditambah lagi, Eris tidak meminta bantuan Philip atau Sauros, tapi hanya Ghyslaine.

Wanita ini benar-benar bisa diandalkan.

"Kamu harus memberitahu dia bahwa dia tidak boleh berteriak meminta bantuan dalam
kondisi tertentu."

Saat aku selesai bicara, Eris telah kembali. Apakah pakaian itu digunakan saat ia keluar dari
rumah? Aku tidak pernah melihatnya sebelum ini.

Aku memuji pakaiannya, dan aku mendapat pukulan tepat di kepalaku.

Apa salahku?

82
Bagian 3
Kota Roa adalah kota terbesar di teritori Fedoa, namun sekalipun kota ini adalah kota yang
paling besar, bila dibandingkan dengan seluruh ladang gandum yang ada di desa Buina, kota
ini tampak jauh lebih kecil.

Kau hanya butuh waktu 2 jam untuk mengitari tembok kota.

Roa adalah kota dikelilingi oleh tembok yang tingginya sekitar 7 sampai 8 meter.

Tapi tembok itu tidak melingkar dengan sempurna, karena tanah yang digunakan sebagai
landasan tidak rata, dan aku tidak bisa memastikan panjang temboknya secara pasti.

Mungkin sekitar 30 meter.

Kota ini benar-benar tidak terasa seperti kota yang besar, dan kota yang dikelilingi oleh
tembok seperti ini harusnya sangatlah sedikit. Sekalipun aku tidak pernah mengunjungi kota
yang dikelilingi oleh tembok lainnya, tapi aku sangat yakin kalau menciptakan tembok
sebesar ini bukanlah tugas yang mudah.

Apa ada sihir yang bisa menciptakan tembok seperti ini? Kalau iya, pasti itu adalah sihir level
raja atau kaisar.

Atau apakah tembok ini dibuat dengan tangan manusia?

Saat aku memikirkan itu, kami meninggalkan area tempat para bangsawan berkumpul, dan
tiba di ruang luas dimana banyak orang berlalu-lalang.

Tempat ini adalah area untuk para pedagang, dan karena lokasinya sangat dekat dengan
teritori para bangsawan, ada banyak toko yang indah di sini.

Tapi aku bisa melihat beberapa pedagang yang berjualan di area terbuka.

Aku melihat barang-barang mahal yang dijual oleh salah satu pedagang.

"Selamat datang tuan muda, tuan putri, silahkan dilihat-lihat, barangkali anda berminat."

Aku menikmati kalimat Ossan (paman) penjaga toko yang biasa terdengar di game-game
RPG, dan melihat barang-barang yang sedang dijual.

Aku mencatat barang-barang tersebut di secarik kertas, dan sejujurnya, semuanya adalah
produk yang aneh.

Harga aphrosidiac 10 koin emas, catat, catat. [5]

"Apa yang kamu tulis, aku sama sekali tidak mengerti!"

Eris berteriak tepat disamping telingaku, di hari itu aku nyaris menjadi tuli.

Aku melihat kertas yang sedang kupegang, dan menyadari kalau aku tanpa sadar telah
menulis dengan huruf Jepang.

83
"Aku cuma mau mencatat beberapa hal, yang penting aku bisa memahaminya."

"Cukup katakan saja apa yang kamu tulis."

Ojou-sama benar-benar suka memaksa, tapi aku tidak punya alasan untuk tidak memberitahu
dia.

"Ini adalah nama dan harga barang yang dijual."

"Kenapa kamu menyelidiki itu?"

"Menyelidiki harga pasar adalah ilmu dasar dari game online."

"Onle…… apa itu?"

Aku pikir Eris tidak akan paham sekalipun aku menjelaskan itu, dan aku mengganti topik
pembicaraan dengan menunjuk ke arah sebuah produk berupa aksesoris kecil.

"Kamu lihat ini? Toko itu menjual barang ini seharga 5 koin emas, tapi kamu bisa
membelinya seharga 4 koin emas dan 5 koin perak di sini."

"Ohhh, tuan muda, anda benar-benar memiliki mata yang bagus, barang-barang yang aku jual
di sini murah, ‘kan?"

Aku mengabaikan si Ossan dan berbalik menghadap Eris.

"Eris, kalau kamu menawar dan harganya turun menjadi 3 koin emas, dan kemudian kamu
menjualnya di toko lain seharga 4 koin emas, berapa banyak uang yang bisa kamu dapat?"

"Hmm, coba kupikir, 5-3+4, 6 koin emas!"

Oh tuhan, apa yang sebenarnya kamu hitung?

"Salah, jawabannya 1 koin emas."

"A, aku sudah mengerti itu!"

Eris cemberut dan memalingkan wajahnya.

"Apa kau benar-benar memahami itu?"

"Kita aslinya punya 10 koin emas, terus nanti jadi 11 koin emas."

Woah, kamu akhirnya mengerti. Tunggu, bukannya ini penjumlahan?

Biarkan saja lah, pokoknya aku akan memuji dia dulu.

Harga diri Eris itu benar-benar tinggi, dia hanya akan mengalami kemajuan kalau dia
mendapat pujian.

84
"Woah, kamu benar, wow, Eris benar-benar pintar."

"Hmph, tentu saja."

"Erm, tuan muda, itu disebut resale, dan itu bukan sesuatu yang layak untuk dipuji, anda
tidak boleh melakukan itu."

"Tak usah khawatir, aku akan melakukan itu. Kalau aku benar-benar ingin melakukan itu,
aku akan memberitahu toko lain kalau kamu menjual barang itu seharga 4 koin emas di sini.
Aku ambil 1 koin perunggu besar sebagai biaya informasi."

Si Ossan menunjukkan ekspresi yang tampak benar-benar jengkel dan melihat ke arah
Ghyslaine untuk meminta bantuan, tapi sekarang Ghyslaine sedang memperhatikan penuh
dengan hal-hal yang aku ucapkan.

Setelah memahami bahwa mengucapkan kalimat lain hanya akan membuang-buang


waktunya saja, si Ossan menurunkan pundaknya dan menghela nafas.

Maaf ya, karena kami cuma lihat-lihat, tolong maklumi kami.

"Sekalipun kita tidak membeli atau menjual barang, kita harus tahu harga pasar."

"Memang kenapa kalau kamu tahu harga pasar!"

"Contohnya ya, kamu bisa menebak harga barang sekalipun kamu tidak pergi ke toko."

"Iya, itu gunanya apa?"

Gunanya apa? Erm, saat barangnya dijual ulang, kau bisa mendapat lebih banyak uang… ah,
bukan jawaban yang tepat. Okelah, aku serahkan sisanya kepada Ghyslaine.

"Ghyslaine, menurutmu apa gunanya itu?"

"…… Um, aku tidak tahu."

Oh sial, benarkah? Kau tak tahu? Aku pikir kau benar-benar memahami hal ini. Biarin saja
lah, toh ini bukan waktunya aku mengajari mereka seperti di dalam kelas.

"Em, kalau begitu mungkin memang benar bahwa itu tidak ada gunanya."

Ujung-ujungnya ini adalah pelajaran buat diriku sendiri, sekalipun aku tidak memahami itu
ya tidak apa-apa.

Kalau aku melihat pasar, hal pertama yang aku lakukan adalah menyelidiki informasi produk.

Aku selalu melakukan itu, jadi tidak mungkin itu salah.

Sekalipun aku berpikiran seperti demikian, ini adalah pertama kalinya aku memeriksa harga

85
secara pribadi, jadi aku tidak benar-benar yakin apakah hal yang aku lakukan ini memang ada
gunanya atau tidak.

"Kalau memang itu mungkin tidak ada gunanya, terus kenapa kamu melakukan itu?"

"Soalnya aku pikir itu ada gunanya."

Eris menampilkan ekspresi yang seakan-akan dia tidak bisa menerima jawabanku.

Toh, aku tidak bisa menjawab segala pertanyaan.

Ada beberapa hal yang membutuhkan pemikiranmu sendiri untuk dipahami, dan tidak bisa
diajarkan oleh orang lain.

"Coba kamu pikir sendiri, kalau kamu pikir ini berguna, belajarlah dariku, kalau tidak, cukup
tertawakan aku."

"Kalau begitu aku yang akan menertawakanmu, begitu?"

"Ahahahahaha."

"Kenapa kamu malah ketawa sekarang!?"

Aku dipukul lagi, hiks.

Aku juga melihat-lihat pedagang yang ada di sekitar, tapi harga dari barang-barang yang
dijual pedagang yang memiliki level lebih tinggi itu terlalu mahal, jadi aku menghentikan
penyelidikanku.

Bagian 4
Aku perlahan mulai bergerak menuju bagian luar kota, dan rata-rata harga barang yang dijual
pedagang mengalami perubahan yang jelas, turun dari sekitar 5 koin emas menjadi sekitar 1
koin emas.

Itu masih lumayan mahal, tapi harga sekitar itu masih berada dalam jangkauanku.

Para pembeli juga bertambah banyak, mulai dari orang-orang yang kelihatan seperti
bangsawan sampai para petualang.

Karena harga barangnya sekitar 1 koin emas, aku masih bisa membeli barang di sana.

Saat aku mencatat harga-harga di catatanku, ada sebuah toko yang menarik perhatianku; toko
buku.

Saat aku memasuki toko itu, ternyata suasana di dalam sana terasa tenang.

Bisa dibilang suasana toko itu sama seperti suasana di toko buku yang utamanya menjual
buku-buku erotis.

86
Ada dua rak buku yang memiliki 2 sampai 3 buku dengan judul sama, yang diletakkan
berdampingan.

Sebuah buku harganya rata-rata sekitar 1 koin emas, dengan pengecualian beberapa buku
yang disimpan di dalam kabinet berkaca.

Di dalam kabinet tersebut harga rata-ratanya sekitar 8 koin emas, dengan yang paling mahal
mencapai 20 koin emas, apakah itu barang paling bernilai yang dimiliki toko ini?

Pemilik toko tidak menganggapku sebagai seorang pembeli, dan tidak menyapaku.

Penilaiannya benar.

Aku mencatat judul buku-buku yang dijual, dan si pemilik toko menatapku dengan curiga.

Arara, tenang saja bos, aku tidak menyentuh bukunya.

Ditambah lagi, aku tidak mengambil foto.

Sebuah buku ensiklopedia harganya sekitar 7 koin emas, kalau 1 koin emas nilainya sekitar
¥100.000, berarti aku butuh ¥700.000 untuk beli itu. [6]

Di rumah ibuku juga ada buku ensiklopedia, kekonyolan macam apa ini……

Tapi memang sudah seperti yang aku duga, buku ensiklopedia tampaknya merupakan buku
yang benar-benar mahal. Buku yang wajib aku baca, <<Sihir Pemanggilan Shigu>>, berharga
10 koin emas.

Gaji bulananku yang hanya sekitar 2 koin perak tidak cukup untuk membuatku mampu
membeli buku itu.

Buku yang paling mahal adalah <<Tata krama istana kerajaan Asura>>, buku yang sama
sekali tidak memiliki arti buatku.

"Hal menarik apa yang kamu cari?"

Eris bertanya padaku, mungkin dia merasa terganggu gara-gara aku cuma melihat-lihat dan
tidak mencatat lagi.

"Tidak, aku cuma berpikir kalau buku yang dijual di sini tidak terlalu menarik."

"Aku dengar kamu suka baca buku?"

"Dengar dari mana kamu?"

"Dari Otou-sama." [7]

Philip hmm? Memang pernah sih aku meminta ijin darinya untuk masuk perpustakaan.

87
"A-, aku bisa membantu membelikan buku untukmu."

"Kamu berkata teralu mudah, memang kamu punya uang, Eris?"

"Oji-sama yang akan memberikanku!" [8]

Benar. Tapi terlalu memanjakan dirimu itu bukanlah hal yang bagus.

Sekalipun aku menginginkan itu……

Sekalipun aku menginginkan itu!

"Aku tak mau."

"Kenapa!"

Eris cemberut, dia selalu melakukan itu kalau dia merasa jengkel.

Kalau suasana hatinya terus-terusan memburuk, dia bakal menjelma menjadi iblis.

Tapi untuk sekarang masih tidak apa, dia masih bisa berpikir dengan jelas.

"Eris tidak boleh memberikan uang seenaknya."

"Apa maksudmu?"

Eris merajut kedua alisnya, dia menjadi semakin sebal karena dia tidak paham dengan
ucapanku.

Belakangan ini aku bisa secara kasar mengukur meteran-amarah Eris.

Bagaimana ya caranya untuk menjelaskan ini dengan baik. Kalau dipikir-pikir, pentingkah
bagi wanita dari keluarga bangsawan untuk mempelajari tentang pentingnya cara
menggunakan uang?

"Aku sekarang kan jadi guru privatnya Eris, apa kamu tahu berapa banyak uang yang aku
dapat?"

"…… 5 koin emas, ‘kan?"

"2 koin perak."

"Terlalu Murah!"

Eris menjerit dengan suara melengking, dan di pojokan sana tampak si pemilik toko
menunjukkan ekspresi yang mengatakan ‘kalian terlalu berisik’.

"Tidak juga, pencapaianku tidak begitu banyak dan umurku juga masih kecil, jadi itu harga
yang tepat buatku."

88
Ditambah lagi keluargamu akan membantuku membayar biaya untuk belajar di akademi.

"T, tapi Ghyslaine saja menerima upah 2 koin emas. Bukannya Rudeus yang mengajariku
banyak hal?"

"Ghyslaine memiliki pencapaian tinggi dan memiliki ranking Raja Pedang. Dia bahkan
bertindak sebagai pengawalmu, karena itulah gajinya Ghyslaine lebih tinggi dariku."

Ditambah lagi ada kebiasaan buruk yang dimiliki keluarga Boreas Greyrat.

Kalau aku memikirkan mereka, aku membayangkan mereka akan memiliki ide seperti "Gadis
dari Ras Hewan akan menerima perlakuan spesial!".

"Kalau begitu, kira-kira kalau aku kerja, aku akan dapat gaji berapa?"

"Kamu tidak bisa sihir, ilmu pedangmu dibawah rata-rata, dan tidak memiliki pencapaian
apapun, jadi gaji tertinggi yang bisa diterima Ojou-sama tetap tidak akan mampu melebihi 1
koin perak."

Eris kehabisan kata-kata mendengar penjelasanku, dan ditambah lagi, dia belum pernah
menerima uang saku.

"Kalau kamu mau membelikan sesuatu untuk seseorang, carilah uang dengan tanganmu
sendiri, baru kita bicarakan itu."

"Aku mengerti……"

Kepala Eris tertunduk lemas, dengan ekspresi sedih yang jarang terlihat. Kalau dia bisa terus
seperti itu, aku tidak akan merasa kesulitan untuk mengatasi dia……

"Yah, kamu bisa meminta beberapa uang saku dari Philip-sama."

"Benarkah?"

Eris mengangkat kepalanya, aku merasa kalau meteran-cinta nya kepadaku telah meningkat.

Yah, sekalipun dia tidak diberikan sepeserpun uang saku, memberinya apapun yang dia
inginkan itu sama saja kalau dia terlalu dimanja.

Akan lebih baik kalau dia diberikan sedikit uang agar dia bisa mempelajari sendiri cara untuk
menggunakannya dengan benar.

Setelah mencatat beberapa judul buku yang penting, aku pergi keluar dari toko buku.

Aku telah mendapat kesan menyeluruh tentang hal-hal yang ingin aku beli setelah seharian
jalan-jalan mengunjungi berbagai toko.

Bagian 5
Saat aku melihat ke atas langit, tampak ada sebuah kastil yang melayang di sana.

89
Kastil itu diselimuti dan tertutup oleh awan-awan, tapi kastil yang tampak sekilas itu sungguh
ada di sana.

"Apa!"

Aku menunjuk ke arah langit, dan orang-orang yang ada disekitarku ikut melihat ke arah
yang aku tunjuk, tapi tak lama setelahnya mereka mulai kehilangan minat.

Hah? Kalian lihat itu kan? Apa cuma aku? Apa cuma aku satu-satunya orang yang melihat

kastil di langit ? [9]


Ayahku adalah pembohong? [10]

"Apa ini pertama kalinya kamu melihat itu? Itu adalah kastil langit milik [Raja Naga
Berarmor] Pergius."

Apa kau tahu itu nona…… Ghyslaine!?

Tapi, mari kita kembali ke topik utama, kastil langit.

Woah, itu benar-benar sangat keren.

"Pergius itu apa?"

"Kamu tidak tahu itu?"

Sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi aku tidak bisa

mengingatnya. "Apa itu?"


Ghyslaine, dengan tampang yang sedikit terkejut, mencoba untuk menjelaskan itu kepadaku.

Tapi kali ini, Eris menyilangkan lengannya dan muncul di hadapanku.

"Biar aku yang mengajarimu!"

"Kalau boleh, tolong ajari aku."

"Baiklah! Pergius adalah salah satu dari 3 pahlawan yang mengalahkan Dewa Iblis Laplace."

Eris mengucapkan itu dengan bangga. Dewa Iblis Laplace, sepertinya aku pernah mendengar
itu di suatu tempat…?

"Dia itu sangat, sangat, sangat kuat, memimpin 12 pengikutnya yang ada di kastil langit
menuju kastil Laplace."

"Wow, itu benar-benar keren."

"Luar biasa kan!"

90
"Ojou-sama benar-benar pintar, terima kasih."

"Ufufu! Rudeus masih belum cukup pintar!"

Kalau aku menyangkal itu, pasti aku akan dihajar. Sudah lama aku mempelajari itu.

Karena itulah, aku kembali melakukan penyelidikan.

Setelah bertanya kepada Philip, sekarang aku tahu kalau ada buku dengan informasi tentang
Pergius di sekitar sini, dan setelah aku mengerahkan cukup banyak usaha, akhirnya aku
menemukan buku itu.

Dan setelah aku melihatnya, ternyata buku itu adalah buku yang sama dengan buku yang ada
di desa Buina.

Legenda Pergius.

Sebelumnya aku sangat yakin kalau itu adalah cerita dongeng, tapi sepertinya itu adalah
sejarah asli.

[Raja Naga Berarmor] Pergius, tidak ada yang tahu darimana dia datang atau dimana dia
tumbuh dewasa. Pada suatu saat, dirinya yang masih muda dan tidak memiliki sedikitpun
ketenaran, dibawa ke organisasi petualang oleh Dewa Naga Urupein, itulah catatan tentang
Pergius yang paling awal.

Pergius segera menunjukkan kekuatannya dalam waktu singkat, berkelompok dengan Dewa
Naga Urupein, Dewa Utara Kalman, Kaisar Kembar Migus dan Gumis, dan mengalahkan
banyak lawan.

Karena Pergius dianggap seperti adik dari Urupein, tidak ada yang tahu sejak kapan dia
diberikan gelar [Naga Berarmor] diantara [5 Ksatria Naga] yang bekerja dibawah Dewa
Naga.

Dia menggunakan seluruh kemampuannya tanpa persiapan, dan menggunakan sihir


andalannya untuk menciptakan 12 Tsukkaima*, yang dibagi menjadi – Kehampaan –
Kegelapan – Kecerahan – Gelombang – Hidup – Gempa Bumi – Waktu – Badai –
Kehancuran – Pengamatan – Kegilaan – Penebusan. [11]

Dengan kemampuan untuk mengontrol 12 Tsukkaima terkuat dan memangil kastil langit
kuno bernama [Chaos Breaker], Pergius dan anak buahnya mulai bertarung habis-habisan
melawan Laplace.

Namun sekalipun dengan semua itu, mereka masih belum mampu membunuh Laplace, dan
pada akhirnya hanya mampu untuk menyegel Laplace.

Setelah menyaksikan kekuatan, martabat, dan juga [Chaos Breaker] miliknya, gelar [Raja
Naga Berarmor] mulai tersebar.

91
Kerajaan Asura, dengan alasan untuk mengakui usaha yang telah dikerahkan Pergius,
memutuskan untuk mendirikan namanya sebagai era yang baru.

Itulah era saat ini, [Tahun Naga Berarmor (Armored Dragon – AD)]. (Sebagai tambahan,
sekarang adalah tahun 414 AD.)

[Raja Naga Berarmor] tidak memiliki hubungan dengan kerajaan apapun maupun menguasai
suatu teritori tertentu, dan hanya terbang mengelilingi dunia dengan menggunakan kastil
langit [Chaos Breaker].

Tidak ada yang tahu apa tujuan yang ia miliki.

Tapi serius deh, 400 tahun? Hmm, apa benar dia masih hidup?

Itu bukan kastil kosong yang terbang kemana-mana tanpa tujuan yang jelas, ‘kan?

Kalau ada kesempatan, aku pasti akan berkunjung ke sana.

Bagian 6
Hari kedua.

Mood Eris hari ini lumayan bagus, sampai-sampai orang lain yang melihatnya pun bisa
terkejut, mungkin itu karena dia bisa bermain seharian kemarin.

Atau mungkin itu ada hubungannya dengan kunjungannya ke toko-toko berkelas tinggi.

Terlepas dari alasan mana yang benar, sepertinya mengatur hari libur adalah hal yang tepat
untuk dilakukan.

"Lain kali ajak aku main keluar lagi!"

Eris melakukan posenya yang biasa, dengan wajah sedikit memerah.

Apa yang menyebabkan wajahnya memerah?

Marah? Penghinaan? Apa? Jangan-jangan karena malu?

Bagaimana mungkin Eris bisa seperti itu!

"Aku…"

Melihatku dengan ekspresi gelisah, Eris menggertakkan giginya, memutar pinggangnya,


memegang rambutnya dengan kedua tangan , dan berkata:

"T, tolong ajak aku lagi, nyan~?"

"Oke, A-aku akan mengajakmu keluar, Aku akan mengajakmu keluar lagi, tapi tolong jangan
lakukan itu."

92
Aku buru-buru menghentikan dia, memang benar pose seperti itu sangat manis, tapi itu
sangat buruk buat jantungku.

Aku merasa kalau meteran karmaku akan meningkat, dan saat karma itu kembali untuk
menghantuiku, aku akan dibalas dengan pukulan.

"Hmph! Bagus lah kalau kamu mengerti."

Eris melepaskan genggamannya dari rambut, dan sebelum rambutnya kembali rapi, Eris
duduk di belakang meja.

"Kalau begitu, kamu boleh melanjutkan pelajarannya."

"Kamu sangat bersemangat hari ini, yah."

"Soalnya, kalau aku tidak bersikap seperti anak yang baik, kamu gak akan mau mengajakku
keluar lagi, ‘kan!"

O, Ojou-sama sekarang sudah bijaksana!?

"I, itu benar, aku akan mengajakmu keluar kalau kamu mau menurut!"

Aku menyelesaikan kelas hari ini dengan hati tersentuh.


--Status--
Nama: Eris Boreas Greyrat
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Suka sedikit kekerasan
Ketika berbicara dengannya: Dia akan mendengarkan untuk sementara waktu
Bahasa: Mampu untuk membaca beberapa hal
Matematika: Mengetahui pengurangan
Sihir: Saat ini sedang mempelajari tingkat dasar
Pedang: Teknik Dewa Pedang level dasar
Etiket: Tau cara menyapa yang normal
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine

93
Bab 5
Tuan Putri Berusia 10 Tahun
Bagian 1
Satu tahun telah berlalu.

Pendidikan Eris berjalan dengan lancar.

Sepertinya dia memiliki bakat dalam hal mempelajari ilmu pedang, karena sebelum dia
berumur 10 tahun, dia sudah mencapai standart pada level menengah.

Bisa dibilang, orang dengan ilmu pedang level menengah mampu bersaing dengan seorang
ksatria biasa.

Ghyslaine bilang Eris bisa mencapai tingkat lanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Dia baru berumur 9 tahun tapi…… apakah si Ojou-sama ini jenius?

Bagaimana denganku? Kalau kau bertanya padaku, aku akan memalingkan mataku.

Dalam hal bahasa, bisa dibilang pelajarannya berjalan lancar.

Hal itu khususnya disebabkan oleh Ghyslaine yang bercerita tentang cobaan berat yang ia
alami di masa lalu gara-gara tidak bisa membaca.

Gara-gara itu, ia tak bisa melakukan apa-apa, ditipu oleh segala jenis orang jahat, dan pada
akhirnya dijual sebagai budak.

Karena itulah Eris berusaha untuk mempelajari bahasa dengan sungguh-sungguh.

Peningkatan dalam bidang matematika tidak begitu terlihat. Aku tidak yakin hal-hal seperti
apa yang akan terjadi kepada Eris di masa depan, tapi dunia ini kelihatannya tidak
membutuhkan penggunaan rumus-rumus matematika yang terlalu maju, jadi aku merasa akan
lebih baik untuk tidak terburu-buru dalam belajar matematika.

Untuk bisa terbiasa dan mahir dalam menggunakan 4 operasi hitung-hitungan dasar dalam 5
tahun, aku akan memilih itu sebagai targetku.

Kelas ilmu sihir juga berjalan dengan lancar, tapi aku merasa kalau sebentar lagi kami akan
menemui hambatan.

Eris pada dasarnya bisa menggunakan semua sihir tingkat dasar, dan dia juga terbiasa dengan
semua sistem sihir selain sihir tanah, dibandingkan dengan Ghyslaine yang hanya bisa
mempelajari sihir api.

Mereka berdua menghadiri kelas yang sama, jadi kenapa kok ada perbedaan seperti itu?

Apakah Ghyslaine tidak terbiasa dengan sihir air, angin, dan tanah?

94
Pokoknya, ada beberapa hal di buku panduan sihir yang tidak bisa digunakan sekalipun kau
merapal mantranya.

Sehubungan dengan hal ini, aku juga tidak berusaha keras untuk mengingat mantra-
mantranya, jadi aku tidak begitu paham.

Dan juga, aku mencoba untuk mengajarkan mantra tanpa suara kepada mereka, tapi hasilnya
tidak memuaskan.

Sylphy bisa langsung memahami itu, mungkin masalahnya ada pada umur.

Atau mungkin Sylphy punya bakat seperti itu.

Aku tidak benar-benar mengerti, mungkin aku telah mengajari mereka sesuatu yang tidak
berguna.

Kini sudah waktunya untuk mempelajari sihir level menengah, tapi baik Ghyslaine maupun
Eris adalah seorang Swordsman.

Harusnya mempelajari sihir level menengah sudah cukup bagi mereka untuk membereskan
hal-hal lain yang tidak penting.

Aku pikir begini saja tidak apa.

Aku yakin suatu hari nanti ilmu yang mereka pelajari akan berguna.

Sekalipun aku merasa kalau semua pelajaran berjalan dengan lancar, tapi sepertinya kelas tata
krama tengah menemui suatu masalah.

Bagian 2
Hari ulang tahun Eris yang kesepuluh semakin dekat.

Usia 10 tahun adalah sesuatu yang spesial, dan menurut tradisi bangsawan, hari ulang tahun
ke 5, 10, dan 15 harus dirayakan dengan pesta besar.

Halaman mansion akan dibuka bagi umum dan digunakan untuk menerima hadiah dari para
penduduk, keluarga Eris juga akan mengundang para bangsawan dari kota untuk ikut
merayakan pesta ulang tahun.

Dan omong-omong soal pesta, yang merasa paling pusing adalah Eris.

Pokoknya, dia tidak bisa berdansa. Dia bahkan tidak bisa melakukan gerakan dansa yang
paling mudah.

"Masalahnya akan terlalu besar bila bintang utama pesta tidak bisa berdansa."

Ucap Edona dalam rapat pengurus yang diadakan setiap awal bulan.

Aku bertanya tentang Eris saat dia masih berumur 5 tahun, dan mendapat jawaban bahwa

95
kelas dansa baru diperlukan setelah bangsawan Asura mencapai usia 10 tahun. Ini artinya
tidak perlu untuk belajar dansa.

Jadwal untuk kelas ilmu pedang dan sihir harus ditunda untuk mengadakan sesi latihan
darurat kelas tata krama.

Latihan ilmu pedang di pagi hari masih tetap ada, dan setelah makan siang, akan ada sedikit
latihan ilmu sihir untuk mencerna makanan, dan setelah itu semua kelas lainnya akan
digunakan untuk belajar dansa.

Semakin lama, aku merasa kalau Eris makin merasa muram dan jengkel.

"Maaf, kalau boleh saya tanya, apakah Rudeus-sama bisa berdansa?"

Edona yang baru saja muncul setelah latihan ilmu sihir berakhir dengan bertanya kepadaku.

"Tidak, aku tidak bisa."

"Kalau tidak bisa, saya mohon bergabunglah dengan latihan Eris-sama. Rudeus juga akan
menghadiri pesta dansa bukan?"

"A, ah. Aku juga, berpartisipasi?"

Aku menengok ke arah Eris, dan dia mengangguk dengan pasti.

"Tentu saja Rudeus juga akan ikut berpartisipasi." (Bicara dengan sopan)

Apa gaya bicaranya itu dipengaruhi oleh kelas tata krama? Eris menggunakan kata-kata yang
aneh.

Nah, itu bukan hal yang penting.

"Sepertinya aku diminta untuk menghadiri pesta tersebut."

"Kalau anda akan menghadiri pesta tersebut, tidak baik kalau anda tidak tahu cara untuk
berdansa."

"Tidak, aku akan baik-baik saja kalau aku berdiam diri di pojokan dan bersikap seperti anak
kecil."

Edona bahkan tidak menunjukkan senyuman kaku.

Wajahnya selalu dihiasi oleh senyuman lembut yang tidak pernah hilang.

Aku menyadari bahwa selain ekspresi itu, orang ini tidak menunjukkan ekspresi lain.

Dengan kata lain, wajah tanpa ekspresi.

"Bila seseorang untuk pertama kalinya menghadiri sebuah pesta, orang tersebut mungkin
akan merasa lebih gugup dari biasanya.

96
Mungkin ada saat dimana orang tersebut menginjak jari-jari kaki pasangannya saat berdansa,
ditambah lagi para tamu mungkin akan merasa berkecil hati melihat usia Ojou-sama yang
masih muda.

“Untuk mengatasi ketegangan tersebut, kalau bisa, saya harap anda mau menjadi……"

Edona beberapa kali melihat ke arahku, tapi dia tetap menunjukkan senyuman yang sama di
wajahnya.

Setelah berbelit-belit seperti itu, pada akhirnya kamu hanya menginginkan bantuanku bukan?

Kelas dansa Eris berlangsung dengan kesulitan seperti itu.

Mau bagaimana lagi, sekalipun aku tak mau memberikan bantuan dalam hal yang tidak aku
kuasai, tapi karena Edona sudah menjelaskan dengan cara yang seperti itu, aku tidak bisa
menolak.

Bagaimanapun juga, aku masih tetap menjadi guru kepala.

"Baik, aku mengerti. Tapi aku tidak akan membayar biaya untuk belajar dansa, oke?"

"Tentu saja, sebaliknya, saya minta maaf karena akan merepotkan Rudeus-sama."

Gara-gara percakapan di atas, aku juga ikut berpartisipasi dalam kelas dansa.

Bagian 3
Metode mengajar Edona benar-benar terlalu jelek, tidak, hampir semua guru juga seperti itu.

Kamu harus melakukan ini, bagaimana kamu melakukannya, dalam hal apapun kamu harus
ingat itu. Sesuatu seperti itu.

Yang paling penting, dia sama sekali tidak mengajarkan pokok inti dari permasalahan dan
poin-poin yang perlu diperhatikan.

Aku juga pernah bertemu dengan guru seperti itu saat aku masih SMP. Ya sudahlah, aku
tinggal berpikir sendiri kalau ada yang tidak aku pahami, toh aku bukan anak-anak lagi.

"Aku mengerti."

Setelah 3 hari, aku sudah memahami beberapa gerakan dansa yang berbeda.

Yang dimaksud dengan dansa hanyalah menyesuaikan diri dengan irama dan melangkahkan
kaki ke tempat-tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kamu bahkan tak perlu berlatih untuk melakukan dansa yang paling mudah.

Mungkin karena aku secara aktif menggunakan pengalamanku saat aku bermain dance-dance
revolution semasa aku SMP, aku tidak terlalu mendapat banyak masalah.

97
"Itu luar biasa, Rudeus-sama benar-benar jenius."

Eris langsung cemberut saat ia melihat Edona memujiku.

Sesuatu yang tidak bisa ia lakukan setelah belajar selama berbulan-bulan dapat dengan
mudah dilakukan oleh orang lain, pasti di dalam hati ia merasa tidak tenang.

98
Tapi aku tidak mengulur-ulur waktu saat belajar dansa 3 hari belakangan ini, dan aku telah
mengamati masalah yang dialami Eris.

Dan akhirnya aku paham dengan jelas, tarian Eris terlalu cepat dan kaku.

Sekalipun sebenarnya berdansa memiliki suatu kecocokan dengan teknik Pedang Dewa, tapi
berbalik dengan apa yang diharapkan, dimana Eris seharusnya melangkah dengan anggun
menurut ritme, dia malah melangkah dengan kecepatan penuh, yang pada akhirnya
menyebabkan ritme pasangan dansanya menjadi kacau.

Naluri dasar Eris merasa tertekan oleh ritme yang membatasi gerakannya. Tak peduli
bagaimanapun juga, dia akan bersikeras untuk melangkah menggunakan ritme yang ia
ciptakan sendiri, tanpa dipengaruhi oleh faktor lain. Itu adalah bakat dalam pertempuran, tapi
hal itu juga akan mengganggu dirinya sendiri saat berdansa.

Bagaimanapun juga, dia harus menyesuaikan diri dengan tindakan pasangan dansanya.

Edona diam-diam telah memberitahuku, bahwa dia belum pernah menemui murid yang tidak
berbakat seperti ini, tapi sejujurnya itu tidaklah benar.

Kalau Eris mampu bergerak dengan kecepatan tinggi, itu artinya dia juga bisa berdansa,
hanya saja metode yang dipakai untuk mengajarinya tidaklah bagus.

Sekalipun mengoreksi masalah ini sebenarnya lumayan merepotkan, tapi aku punya trik
rahasia.

"Eris, tutup matamu, biarkan ritmemu untuk mengontrol gerakan tubuhmu."

"…...Apa yang kamu pikirkan, pakai memintaku untuk menutup mata segala!"

"…...Rudeus-sama?"

Wajah tanpa ekspresi Edona sedikit runtuh.

Tidak, ini bukan seperti yang kalian pikirkan. Kalian ini benar-benar tidak sopan, tega-
teganya kalian mencurigai seorang gentleman sepertiku.

"Aku akan menggunakan trik sihir agar Eris bisa berdansa."

"Eh! Apa ada sihir seperti itu?"

"Bukan, ini trik sihir, bukan sihir sebenarnya. Ini adalah fenomena yang ajaib."

Eris memiringkan kepalanya dengan bingung, tapi dia mau mendengarkan saranku dan
menutup kedua matanya.

Saat belajar ilmu pedang, dia telah melihat banyak ritme gerakan tubuh, seperti gerakan
dengan kecepatan tinggi, gerakan yang halus, gerakan yang tajam, namun tidak ada ritme
yang beraturan.

99
Karena kau tidak bisa membuat prediksi yang akurat, akan mudah jadinya untuk
mengacaukan ritme lawan, dan aku sudah pasti tidak bisa melakukan ritme aneh secara alami
seperti itu.

"Aku akan menepuk tanganku sekarang, dan melangkahlah layaknya kamu tengah
menghindari sebuah serangan, dan ikutilah arahanku."

Dengan begitu, aku mulai menepuk tanganku secara beraturan, plok~, plok~, plok~.

Eris menyesuaikan gerakannya, selangkah demi selangkah dengan cara menggerakkan


badannya.

Hal itu berlanjut untuk beberapa saat, dan aku menambahkan bunyi-bunyi lain dengan selang
waktu acak.

"Haii! Haii!"

Timing-nya adalah sesaat sebelum aku menepuk tangan, Eris akan memperlambat gerakan
tubuhnya untuk sesaat, dan hanya bereaksi ketika dia mendengar suara tepuk tanganku.

"O-, oh, ini...!"

Edona tampak terkejut.

Eris melanjutkan tariannya, dan sekalipun langkahnya sedikit terlalu cepat, tapi gerakannya
masih bisa diikuti.

"Anda berhasil, anda berhasil Ojou-sama!"

"Benarkah!?"

Edona menggenggam kedua tangan Eris dan menunjukkan senyum gembira yang jarang
terlihat sambil berteriak.

Eris membuka kedua matanya dengan senang hati dan menjawab dengan senyum lebar di
wajahnya.

"Ini masih belum selesai, jangan buka matamu dulu, kamu harus mengingat perasaan itu,
oke?"

"Ingat apanya, itu kan cuma menyadari mana serangan yang palsu, dan menghindari serangan
yang asli!!"

Itu benar, hal itu juga diajarkan di kelas ilmu pedang.

Saat Ghyslaine mengajari bagaimana caranya untuk menghindari serangan lawan, dia akan
mendemonstrasikan pergerakan palsu dengan mengeluarkan bunyi, dan kami harus
menghindari serangan yang sesungguhnya tanpa merasa bingung oleh pergerakan palsu
lawan.

100
Dibandingkan dengan bereaksi terhadap pergerakan palsu Ghyslaine yang penuh dengan
hawa membunuh, mengikuti bunyi sederhana yang aku keluarkan tentu jauh lebih mudah.

Sebagai catatan, dalam topik ini hasilku lebih bagus ketimbang Eris.

Dia itu terlalu polos dan gampang tertipu oleh pergerakan palsu.

"Eris, hal-hal yang kamu pelajari di kelas, bisa diterapkan di kelas lain. Terkadang kalau ada
sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan dengan baik, coba kamu ingat-ingat apakah ada
pelajaran lain yang memiliki sesuatu yang mirip, jadi coba pikirkan itu baik-baik, oke?"

Eris membuka matanya lebar-lebar, hal yang tidak biasa, tapi dia tidak membantah dan hanya
mengangguk.

Dengan begitu, harusnya kelas dansa tidak memiliki masalah lagi.

"Rudeus-sama memang hebat, anda hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk berhasil
mengajarkan matematika kepada Ojou-sama."

Edona kelihatannya merasa kagum denganku.

Tapi kalau kau berkata begitu, apa itu berarti kau menganggap kalau Eris tidak memiliki
harapan lagi untuk mempelajari matematika?

Hm, tapi aku memang mendapat banyak masalah dalam hal itu. Meski begitu, aku bisa sukses
mengajari matematika karena dibantu oleh Ghyslaine, jadi aku tidak boleh sombong.

"Oh iya, Edona, aku pikir ilmu pedang memiliki kemiripan dengan dansa."

Edona menunjukkan ekspresi tidak percaya, Aku telah melihat sebuah keajaiban, ohhh dewa
yang ada di luar sana, sebenarnya sekarang kau sedang berada di hadapanku dan mengambil
alih ekspresinya, ‘kan? Kau ini terlalu berlebihan.

"Tapi, ada tarian yang memang khusus dilakukan sambil mengayunkan pedang."

"Ara, benarkah ada tarian seperti itu?"

"Y, ya, aku pernah membacanya di buku."

Tarian pedang adalah hal yang biasa dalam pengetahuan Chuunibyou milikku, tapi mungkin
saja dunia ini tidak memiliki tarian seperti itu.

"Darimana buku tersebut berasal?"

"B, buku itu berasal dari negara yang ada padang pasirnya."

"Padang pasir... apakah itu Begaritto?"

"Aku tidak yakin. Bisa saja tarian itu berasal dari ras iblis yang tinggal di benua iblis. Aku

101
dengar ada banyak suku-suku kecil di sana, dan ada orang-orang yang mampu menggunakan
pedang untuk menari."

Aku baru saja mengucapkan sesuatu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

"Saya mengerti, dengan banyaknya pengetahuan yang anda miliki, Rudeus-sama benar-benar
seperti sumber kecerdasan."

Edona kembali menunjukkan wajahnya yang tanpa ekspresi, dan tampaknya ia menerima
cerita yang aku buat-buat.

"Itu benar, Rudeus itu luar biasa!"

Aku tak tahu kenapa Eris dengan bangga menjawab seperti itu.

Itu bagus, puji aku lebih banyak.

Aku adalah tipe orang yang akan mengalami peningkatan saat menerima pujian,
fuahahahaha!

Bagian 4
Hari H pun tiba, dan aku hanya mengambil posisi di pojokan halaman.

Di awal pesta, Philip dan istrinya bertugas untuk menangani bangsawan kelas menengah dan
bawah yang berkunjung ke mansion.

Di saat Sauros bertugas untuk menerima tamu, mereka malah merasa takut dengan sikap liar
dan suaranya yang lantang, dan ada lumayan banyak orang yang berusaha melarikan diri.

Kesempatan terakhir untuk menangkap orang-orang yang melarikan diri tersebut terletak di
tempat dimana sang tokoh utama pesta berada.

Eris tidak memiliki kewenangan apapun, tidak memahami politik, dan tidak peduli siapapun
lawan bicaranya, dia akan berkata “Silahkan bertemu Otou-sama”.

Ada beberapa remaja berwajah tampan yang memperkenalkan diri, dan juga orang-orang tua
yang memperkenalkan anak mereka kepada Eris.

Ada beberapa anak yang kira-kira berumuran sama dengan Eris, tapi hampir semuanya
berbadan gendut.

Mereka pasti hidup dengan nyaman di rumah, seakan-akan aku melihat sosokku sendiri pada
kehidupan sebelumnya.

Saat aku memikirkan itu, pesta pun dimulai.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, aku akan menjadi pasangan dansa Eris yang
pertama. Kami akan melakukan tarian yang paling sederhana untuk anak-anak, tapi karena
Eris adalah aktor utama dalam pesta ini, kami berdiri tepat di tengah-tengah halaman.

102
Anggap saja ini sebagai latihan, aku harap kami tidak gagal,

"A... a... a... apa-apaan ini...!"

Eris benar-benar merasa sangat gugup dan bergerak kaku seperti robot.

Aku memutuskan untuk mencampur sedikit tipuan dalam langkahku. Setelah itu, Eris
menggumam "apa-apaan ini!" dengan suara pelan, dan kondisinya pun kembali normal.

Setelah selesai berdansa, Edona mencariku untuk membicarakan sesuatu.

Dari kejauhan, bisa dilihat kalau Oujo-sama sudah tidak merasa tegang lagi.

Edona bertanya, apa yang aku lakukan saat berdansa, dan aku menjawab kalau aku
melakukan hal yang sama saat aku sedang latihan.

Aku menambahkan kalau hal yang aku lakukan sebenarnya berasal dari latihan berpedang.

Mendengar itu, Edona yang tadinya merasa kagum, kini diam-diam tertawa.

Karena misiku sudah selesai, aku bisa pergi dan mencari makanan.

Ada banyak makanan yang tidak biasa tersedia di sini.

Contohnya, ada buah yang tidak aku ketahui asal-usulnya, yang dibuat menjadi kue pie asam,
atau hidangan yang menggunakan seluruh bagian dari kepala sapi, dan kue-kue yang ditata
dengan indah.

Saat aku menikmati makanan-makanan tersebut, tatapanku bertemu dengan tatapan


Ghyslaine.

Dia tidak memberikan isyarat apa-apa dengan tatapannya, tapi aku bisa melihat dengan jelas
kalau mulutnya meneteskan air liur.

Aku juga seorang pria yang bisa memahami situasi lho.

Aku mengambil beberapa makanan dengan menggunakan serbet, dan meminta bantuan
seorang pelayan untuk mengirim makanan itu ke ruanganku.

Para pengawal dan pelayan bisa menikmati makanan yang lebih baik dari biasanya, tapi
makanan seperti yang tersedia di pesta ini tidak akan tersedia di tempat lain.

Saat aku hampir selesai memindahkan makanan ke ruanganku, aku tiba-tiba menyadari ada
seorang gadis muda yang manis dihadapanku.

Dia mengambil inisiatif untuk berbicara denganku, memperkenalkan namanya, dan


mengucapkan sambutan singkat.

103
Sepertinya dia adalah gadis yang berasal dari keluarga bangsawan menengah, tapi aku lupa
namanya.

Dia memintaku untuk berdansa, dan setelah aku memberitahu dia kalau aku hanya bisa
melakukan gerakan dasar, kami pergi menuju area halaman yang kosong.

Aku merasa kalau aku berdansa dengan cukup bagus.

Setelah kami selesai berdansa, ada gadis lain yang datang menghampiriku untuk mengajakku
berdansa lagi.

Apa yang... hey, jangan-jangan aku populer?

Sembari memikirkan itu, satu demi satu gadis terus mengundangku untuk berdansa.

Bahkan ada seorang bibi yang umurnya sudah lewat 30 tahun, dan bahkan ada juga anak
lebih kecil dariku yang tidak tahu cara berdansa.

Selain dengan orang yang memiliki perbedaan tinggi badan yang terlalu besar, pada dasarnya
aku berdansa dengan semua orang yang menghampiriku.

Aku adalah orang Jepang yang tahu bagaimana caranya untuk mengucapkan kata TIDAK,
tapi setelah menjawab OK kepada orang pertama, rasanya tidak enak kalau aku menolak
orang lain.

Sekalipun aku memiliki niat untuk melakukan itu, tapi aku tidak benar-benar ahli dalam
mengingat wajah dan nama orang, dan itu membuatku lelah.

Saat semuanya hampir berakhir, Philip menghampiriku untuk menjelaskan situasiku saat ini.

Sepertinya Sauros mendengar ada seseorang yang penasaran dengan identitas anak muda
yang berdansa dengan Eris di awal pesta, dan Sauros dengan bangga mengumumkan bahwa
anak muda itu adalah seseorang yang memiliki nama Greyrat.

Yang artinya, semua ini adalah kesalahannya Sauros Jii-san.

Meski begitu, aku tidak bisa menyalahkan dia.

Anak yang berhasil menghilangkan ketegangan Ojou-sama, apakah dia anak rahasia Sauros-
sama?

Dia pasti merasa senang saat diberi pertanyaan seperti itu.

Pada mulanya kami berencana untuk tidak membeberkan fakta bahwa aku memiliki nama
keluarga Greyrat, tapi setelah 3 ronde minum bir, terbuka sudah rahasianya.

Ini artinya aku dianggap sebagai anggota dari keluarga cabang, dimana nantinya cepat atau
lambat aku akan menjadi terkenal, dan mereka pun akan mengirim anak maupun cucu
mereka untuk menghampiriku.

104
Tapi aku bertanya kepada Philip, kalau memang situasinya seperti itu, bukannya aneh untuk
menghampiriku saat pestanya sudah hampir berakhir?

Dia melihatku mengambil makanan dengan serbet, dan menungguku sampai selesai sebelum
melanjutkan pembicaraan.

Apapun yang aku lakukan, akan tercerminkan di mata seseorang.

Aku bertanya kepada Philip tentang bagaimana cara untuk menangani gadis-gadis yang
datang menghampiriku, dan dia bilang aku hanya perlu merespons dengan jawaban yang
samar-samar.

Sepertinya dia tidak mau aku ikut berpartisipasi dalam politik di masa depan.

Atau apakah dia berencana membuatku bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan
kekuatan politik?

Tapi aku tidak memiliki sedikitpun rasa ketertarikan dalam hal itu, jadi populeritasku saat ini
hanyalah mimpi sesaat.

Tapi, tunggu dulu, kalau aku bisa menjadi seseorang yang luar biasa, aku bisa melahap
seluruh gadis-gadis manis dengan uang yang aku miliki.

"Tapi, aku sarankan agar kamu tidak melakukan hal-hal yang akan mencemarkan nama
Greyrat."

Inspirasiku yang tiba-tiba muncul itu langsung dipadamkan oleh ucapan Philip yang dingin.

Orang terakhir yang datang menghampiriku adalah Eris. Sebagai catatan, kali ini dia
mengenakan gaun berwarna biru laut, dan tidak mengenakan pakaian meriah yang biasa ia
gunakan.

Rambut merahnya diikat dengan hiasan ornamen bunga, dan dia tampak sangat manis.

Karena ini adalah pesta pertama yang ia hadiri, ia terus didatangi oleh tamu, dan aku pikir
saat ini dia sudah lumayan kelelahan.

Aku tak yakin, apakah karena dia menjadi aktor utama pesta, atau karena pesta itu sendiri, dia
merasa gembira.

"Bolehkah aku berdansa denganmu?"

Di hadapanku bukanlah Eris yang biasanya ribut, tidak sopan, tidak anggun, dan sombong.

Gadis yang mengundangku untuk berdansa ini adalah seseorang yang tidak kalah hebat dari
semua gadis yang menghampiriku sebelumnya, dan bersikap seperti seorang wanita yang
anggun.

105
Kami pergi ke tengah aula, dan musik mulai memainkan sesuatu yang belum pernah kami
pelajari sebelumnya, dengan ritme yang sedikit sulit dan cepat.

106
"Ahh, uuuu......."

Eris langsung menunjukkan ketidak nyamanan yang ia rasakan. Ini semua gara-gara kamu
bersikap sok dewasa.

Eris melirik ke arahku untuk meminta bantuan, dan aku pun menambahkan gerakan tipuan
untuk menyesuaikan diri dengan musik.

Sekalipun tarian kali ini berbeda dari biasanya, ritme cepat seperti ini harusnya lebih mudah
bagi Eris.

Karena langkah kaki kami kelihatan agak samar, aku tak yakin apakah Edona akan merasa
terkejut atau marah saat dia melihat kami.

Kedua tangan kami saling berpegangan, dan kami pun melangkah maju dan mundur layaknya
sedang berlatih ilmu pedang.

Gerakan kami yang sangat tidak biasa, digabungkan dengan musik yang diputar, pasti tampak
cukup unik bagi orang-orang yang melihatnya.

Tapi Eris benar-benar tenggelam dalam tarian kami, dan dia pun tersenyum.

Gadis yang biasanya terus menunjukkan ekspresi cemberut, kini tengah tertawa dengan
ekspresi yang sesuai dengan umurnya sekarang.

Hanya dengan melihat ekspresi wajahnya saat ini, membuatku merasa puas karena telah
menghadiri pesta ini.

Usai berdansa, semua orang memberikan tepuk tangan.

Sauros berlari menghampiri kami dan kemudian menggendong kami berdua di pundaknya,
setelah itu ia berlari mengelilingi halaman sambil tertawa riang.

Benar-benar kakek yang penuh dengan semangat. Melihat itu, orang-orang yang ada di
sekitar pun juga ikut tertawa.

Yah, ini adalah pesta yang menyenangkan.

Bagian 5
Saat pestanya sudah berakhir, aku memanggil Ghyslaine dan Eris ke dalam kamarku,
sebenarnya memanggil Ghyslaine saja sudah cukup, tapi saat aku mengundang dia, ternyata
dia sedang bersama dengan Eris, jadi aku juga ikut mengajak Eris.

Melihat ada makanan-makanan lezat di atas meja, perut Eris pun keroncongan. Saat pesta, dia
terus merasa gugup dan gembira, jadi dia tidak makan sama sekali.

Dari lemari, aku mengeluarkan anggur murah yang aku beli di kota.

Sekalipun aku mempersiapkan itu untuk Ghyslaine, Eris bilang kalau dia juga ingin
meminumnya, jadi aku mempersiapkan 3 cangkir, cheers.

107
Hukum di negara ini menyebutkan bahwa orang baru diijinkan untuk minum minuman keras
setelah mereka mencapai usia 15 tahun, tapi untuk hari ini aku akan mengesampingkan itu.

Terkadang terbebas dari aturan itu adalah hal yang baik.

"Waktunya juga pas, jadi aku akan memberikan hadiah kepada kalian berdua."

Aku mengeluarkan dua tongkat sihir dari laci yang ada di samping kasur.

"A-apa itu?"

"Yah, bisa dibilang ini adalah hadiah ulang tahunmu, mungkin."

"Ehh, tapi aku mau itu!"

Eris menunjuk ke arah benda-benda yang aku ciptakan saat aku berlatih ilmu sihir,
menggunakan sihir tanah untuk menciptakan model-model kecil yang rumit.

Ada seekor naga, kapal, dan patung Sylphy berukuran 1/10 yang terletak di sana.

Bukan maksudku untuk pamer, tapi waktu aku berumur 20 tahun di masa lalu, aku memiliki
hobi merakit model, dan aku membuat cat pelapisku sendiri.

Tapi di sini, bahan-bahan untuk mewarnai memiliki harga tinggi, dan tidak ada peralatan
yang bisa digunakan untuk menyemprot.

Tapi karena aku menciptakan model-model tersebut dengan penuh gairah, khususnya pada
bagian celana dalam, secara menyeluruh model figure buatanku pun tampak mendetail.

Meski begitu, tetap saja semua model tersebut dibuat oleh orang yang masih amatiran...

Omong-omong, patung kecil Roxy berukuran 1/10 aku jual ke pedagang seharga 1 koin
emas.

Saat ini dia pasti sedang pergi mengelilingi dunia.

Yah, kembali ke topik awal.

"Ini adalah tradisi Shishou-ku untuk memberikan tongkat sihir kepada murid. Aku tak tahu
bagaimana cara membuatnya dan aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli material
yang dibutuhkan, jadi aku sedikit terlambat membuatnya. Kalau bisa, tolong terimalah."

Ghyslaine berhenti makan setelah mendengar ucapanku, kemudian ia berdiri dan berlutut satu
kaki dengan hormat.

Ah, aku tahu ini, ini adalah pose milik teknik Pedang Dewa untuk menunjukkan rasa hormat
kepada sang guru.

"Baik! Rudeus-shishou, saya menerima ini dengan penuh rasa syukur."

108
"Umu, kamu tak perlu bersikap formal seperti itu."

Ghyslaine menerima dan mengamati tongkat pemberianku dengan penuh hormat, sepertinya
dia merasa senang.

"Sekarang aku bisa menyebut diriku seorang penyihir."

Ah, begitu, jadi sekarang kau bisa menyebut dirimu seperti itu?

Aku tak pernah mendengar Roxy bicara soal itu, tidak, lagipula kamu hanya bisa
menggunakan sihir tingkat dasar, jadi itu masih belum masuk hitungan, ‘kan?

Atau bisakah kau menyebut dirimu sendiri sebagai seorang penyihir kalau kau mulai
mempelajari ilmu sihir?

Shishou-ku tak pernah menjelaskan itu kepadaku secara mendetail.

"Erm, Eris, apa kau mau ini?"

Aku setengah bercanda sembari meraih patung Sylphy berukuran 1/10, dan membawanya
dengan kedua tanganku, tapi aku melihat Eris menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Aku mau tongkat itu! Aku mau tongkat itu saja!"

"Baik, ini."

Eris menjulurkan tangannya untuk mengambil tongkat itu, tapi mungkin karena ia melihat
sikap yang ditunjukkan Ghyslaine, ia buru-buru membenarkan postur tubuhnya, dan
menerima tongkat sihir dengan kedua tangannya dan dengan penuh hormat.

"T, terima kasih banyak, Rudeus-shishou."

"Umu, jagalah itu dengan baik-baik."

Eris selanjutnya melirik ke arah Ghyslaine, dan setelah Ghyslaine menyadari itu, ia berhenti
untuk sesaat, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Maafkan aku, rasku tidak memiliki tradisi seperti itu, jadi aku tidak mempersiapkan apa-
apa."

Aku tadinya penasaran dengan apa arti lirikan Eris, jadi ternyata dia meminta hadiah.

Ah, Eris duduk di sofa dengan ekspresi kecewa.

Seorang pelayan memberikan hadiah kepada tuannya, sekalipun memang tidak ada tradisi
seperti itu, tapi melihat Eris tidak menerima apapun dari Ghyslaine-nee-chan kesayangannya,
itu membuatku merasa kasihan.

Ijinkan aku untuk sedikit memperbaiki situasi ini.

109
"Ghyslaine, kamu tidak perlu mempersiapkan sesuatu yang spesial, kalau kamu memiliki
sesuatu, atau jimat keberuntungan pun, itu bisa diberikan sebagai hadiah."

"Hmm."

Ghyslaine berpikir untuk sesaat dan melepas sebuah cincin yang ia kenakan di jarinya.

Cincin yang diukir dari kayu, yang kelihatan sudah lumayan berumur, aku tak yakin apakah
ada sihir yang tersimpan pada benda itu, ataukah memang seperti itu karakter materialnya,
tapi cincin itu memancarkan sedikit cahaya berwarna hijau.

"Ini adalah jimat yang diwariskan secara turun menurun oleh rasku. Kabarnya kalau kamu
memakai cincin ini, kamu tak akan diserang oleh serigala jahat di malam hari."

"Apa kamu benar-benar mau memberikan itu kepadaku?"

"Iya, karena itu hanya takhayul."

Eris menerimanya dengan hati-hati, memasangkan di jarinya, dan memeluk tangannya erat-
erat di dadanya.

"A, aku akan menjaganya dengan baik."

Dia bahkan lebih bahagia dibandingkan saat dia menerima tongkat sihir dariku, yah, karena
itu cincin, perempuan mungkin akan lebih menyukainya.

Saat ini, sebuah pertanyaan melintas di dalam pikiranku.

"Takhayul, eh? Jadi itu artinya Ghyslaine pernah diserang oleh serigala jahat di malam hari?"

"Ya, pada waktu itu aku kesulitan tidur di malam hari, lalu Paul mengajakku menyelam......"

"Aaah, lebih baik jangan dilanjutkan ceritanya, aku bisa menebak apa yang akan terjadi
selanjutnya."

Gawat, kalau topik ini berlanjut, penilaian mereka terhadapku akan menurun. Paul sialan, si
brengsek itu terus-terusan menggangguku.

"Oh begitu, yah, kamu mungkin tak ingin mendengar tentang hal-hal yang dilakukan oleh
ayahmu."

"Bukannya itu sudah jelas ... nih, makanlah. Sekalipun sudah dingin, nikmatilah makanannya.
Kalian berdua adalah muridku, jadi tidak perlu sungkan."

Hari ulang tahun Eris yang berkesan berhasil kami lalui tanpa ada masalah yang berarti.

Bagian 6
Hari selanjutnya aku melihat ada Eris yang terbaring disampingku.

110
Wooah, aku sudah menjadi dewasa, tidakkk (malu).

…... Bagaimana mungkin.

Mari kita sedikit memutar waktu kebelakang.

Eris tiba-tiba merasa ngantuk, dan jatuh kelelahan di kasurku.

Melihat itu, Ghyslaine berkata kalau dia juga harus pergi, dan pada akhirnya meninggalkan
Eris dan kembali ke kamarnya sendiri.

Bukan pria namanya kalau kamu melihat ada hidangan yang disajikan di hadapanmu, dan
kamu tidak berani mengambilnya.

Gehehehe, ini waktunya untuk menjadi anak nakal.

Aku menjilat bibirku seperti yang biasa dilakukan oleh orang jahat dan mendekati pojokan
kasur.

Kemudian aku melihat cincin pemberian Ghyslaine yang terpasang di jari tangan Eris, dan
dia memeluk erat tongkat sihir yang aku berikan; Eris sedang tertidur pulas dengan senyum
puas di wajahnya.

Serigala besar jahat dengan tampang memuakkan telah berhasil diusir.

"Jimat itu benar-benar berguna......"

Gumamku, tanpa sedikitpun menyentuh Eris, dan aku pun tidur tanpa suara di pojokan kasur.

Saat ini masih pagi, aku melihat keluar jendela, matahari masih belum terbit, dan langit masih
sangat gelap.

Aku pergi keluar untuk jalan-jalan sebentar. Sekalipun melihat wajah tidur Eris bukanlah hal
yang buruk, tapi aku pasti akan mendapat pukulan setelah dia bangun.

Aku tak mau dipukuli.

Aku pergi meninggalkan kamar tanpa mengeluarkan banyak suara dan berjalan di koridor
yang dingin, sambil memikirkan kemana enaknya tujuanku selanjutnya.

Gerbang utama mansion tidak akan terbuka sebelum waktu yang ditentukan tiba, jadi aku
tidak bisa keluar, dan pilihan yang tersedia pun sangatlah sedikit.

Pada dasarnya aku sudah berkeliling kesana-kemari dalam beberapa tahun terakhir, tapi
masih ada beberapa area yang tidak aku ketahui, contohnya, ada menara yang terpisah dari
bangunan utama.

Sekalipun aku sudah diberitahu untuk tidak mendekati menara itu, aku masih tetap penasaran
dengannya.

111
Atau mungkin, bisa saja aku mendapatkan sesuatu yang bagus, misal celana dalam seseorang
yang sudah dikeringkan oleh hembusan angin.

Sambil memikirkan hal-hal bagus seperti itu, aku memanjat ke bagian atas mansion, dan
setelah menelusuri tempat itu untuk beberapa saat, aku akhirnya menemukan sebuah tangga
berputar.

Itu mungkin adalah pintu masuk menuju menara.

Saat aku menaiki tangga tersebut, aku mendengar bunyi nyan~, nyan~ yang menggiurkan,
jadi aku berusaha untuk naik tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Sauros berada di lantai tertinggi, di dalam sebuah ruangan yang aku tidak yakin bisa
dimasuki atau tidak, dan sedang melakukan sesuatu yang sangat nakal terhadap seorang
Nekomimi Maid.

Oh begitu, jadi itu alasan kenapa kamu tidak mengijinkan orang lain untuk datang kemari...

Aku ingin menikmati pemandangan itu hingga akhir, tapi aku ketahuan oleh Sauros.

Sebenarnya aku sudah ketahuan lebih dahulu oleh si maid, dan setelah pelayan itu
menyelesaikan urusannya, dia langsung pergi melewatiku dan menuruni tangga.

"…... apakah itu kau Rudeus?"

Suaranya terdengar kecil dan stabil, berbeda dari biasanya. Apakah dia memasuki mode
orang bijak?

"Benar, Sauros-sama. Selamat pagi."

Aku hendak menyapanya dengan sikap formal yang biasa ditunjukkan oleh bangsawan, tapi
Sauros menghentikanku dengan tangannya.

"Tak perlu, apa yang kau lakukan di sini?"

"Saya melihat ada tangga, jadi saya ingin menaikinya."

"Apa kau suka tempat yang tinggi?"

"Ya."

Sekalipun aku mengatakan itu, kalau aku melihat keluar jendela, kakiku pasti akan
gemetaran.

Rasa suka dan kepuasan itu berbeda, sekalipun aku berhasil menguasai dunia dan
menciptakan menara yang paling tinggi, aku tetap akan membangun ruanganku di lantai
pertama.

"Kalau dipikir-pikir, apa yang dilakukan Sauros-sama di sini?"

112
"Aku berdoa kepada batu permata itu."

Ahh? Budaya berdoa di mansion ini kelihatannya sudah ditinggalkan, tapi aku tidak terlalu
memikirkan itu.

Dia biasanya bersikap tegas, tapi dia juga merupakan anggota dari keluarga Greyrat.

"Batu permata?"

Aku melihat keluar jendela, dan ada sebuah batu permata berwarna merah yang melayang di
udara. Batu permata itu tampak berdenyut dan mengeluarkan cahaya redup, dan aku bisa
melihat ada sesuatu yang bergerak di dalamnya.

Apa itu, keren sekali. Apakah batu permata itu melayang di udara karena sihir?

"Boleh saya tahu, apa sebenarnya batu itu?"

"Aku sendiri tidak yakin."

Sauros menggelengkan kepalanya.

"Batu itu ditemukan 3 tahun yang lalu, tapi, itu bukanlah sesuatu yang buruk."

"Bagaimana bisa anda begitu yakin?"

"Lebih baik kita menganggapnya seperti itu."

Aku mengerti. Memang benar, karena benda itu tidak bisa diraih, kalau kau menganggap
benda itu sebagai sesuatu yang buruk, itu tidak akan baik bagi kesehatanmu. Jadi lebih baik
anggap saja benda itu sebagai sesuatu yang baik dan berdoa kepadanya, mungkin suasana
hati tuan batu permata akan menjadi lebih baik.

Ijinkan aku untuk ikut berdoa, tolong jatuhkanlah gadis cantik dari langit ke dalam
pangkuanku...

"Rudeus, aku hendak menunggangi kuda untuk berkeliling sebentar, apa kau mau ikut?"

"Saya mau."

Sauros jii-san pernah melakukan itu sebelumnya, tapi kelihatannya kali ini dia lumayan
bersemangat. Hari ini adalah hari libur, dan sepertinya aku diijinkan untuk bermain.

Oh yeah~! …..........Kedengarannya hari ini bakal jadi melelahkan.

"Kalau dipikir-pikir."

"Apa?"

"Apakah istri Sauros-sama tidak tinggal di sini?"

113
Aku mendengar bunyi gertakan, dan menyadari bahwa Sauros sedang menggertakkan
giginya, dan keringat dingin pun mengalir di punggungku.

"Dia sudah tiada."

"Um, saya benar-benar minta maaf karena telah menanyakan hal tersebut."

Aku meminta maaf dengan sungguh-sungguh, dia barusan melakukan hal ini dan itu dengan
Nekomimi maid, dan mungkin aku telah membuatnya mengingat sesuatu yang tidak
menyenangkan.

Sepertinya akan lebih baik kalau aku tidak bertanya, kenapa Eris tidak memiliki saudara
kandung.

"Kalau begitu, ayo berangkat."

"Baik."

Hari ini akan digunakan untuk beristirahat, dan aku akan menyuruh Eris untuk berusaha keras
mulai keesokan harinya.
--Status—
Nama: Eris Boreas Greyrat
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Suka sedikit Kekerasan
Ketika berbicara dengannya: Dia akan mendengarkan dengan perhatian
Bahasa: Mampu membaca beberapa hal dengan sempurna
Matematika: Mampu mengingat tabel perkalian sampai 9x9
Sihir: Kira-kira mengetahui tingkat dasar
Pedang: Teknik Dewa Pedang level menengah
Etiket: Tidak merasa malu saat pesta
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine
Bab 6 – Belajar Bahasa
Bagian 1
Setelah ulang tahun Eris yang ke-10, dia menjadi lebih penurut. Dia mendengarkan pelajaran
di kelas dengan penuh perhatian, dan jumlah pukulan yang aku terima pun berkurang.

Kini aku telah bebas dari rasa takut akan kekerasan dalam rumah tangga, dan suasana hatiku
menjadi lebih tenang.

Karena itulah, aku juga mulai belajar sendiri.

Pertama-tama, aku mulai secara kasar menyelidiki sejarah dunia ini melalui buku-buku
sejarah yang aku temukan di perpustakaan.

Menurut buku, dunia ini tercipta 100.000 tahun yang lalu, dan memiliki sejarah yang benar-
benar fantastis.

Kalau dijelaskan dengan model tabel kronologis, kira-kira seperti ini.

114
-- 100.000 tahun yang lalu --

Dahulu kala ada 7 dunia, yang masing-masing diatur oleh dewa tertentu. Mereka disebut
“Dewa Zaman Kuno.”

Setiap dunia memiliki dewa yang berbeda-beda.

Dunia Manusia, diatur oleh Dewa Manusia.

Dunia Iblis, diatur oleh Dewa Iblis.

Dunia Naga, diatur oleh Dewa Naga.

Dunia Hewan, diatur oleh Dewa Hewan.

Dunia Laut, diatur oleh Dewa Laut.

Dunia Langit, diatur oleh Dewa Langit.

Dunia Hampa, diatur oleh Dewa Hampa.

Dalam zaman itu, ada sesuatu mirip seperti pembatas yang memisahkan satu dunia dengan
dunia lainnya, dan tidak ada cara yang mudah untuk pergi menuju atau meninggalkan suatu
dunia.

Bahkan penduduk dari suatu dunia sama sekali tidak menyadari bahwa ada dunia selain dunia
yang mereka tinggali.

Yang mengetahui tentang adanya dunia lain adalah para dewa, dan itu adalah individu yang
memiliki kekuatan luar biasa tingginya.

-- 10.000 – 20.000 tahun yang lalu --

Sesosok Dewa Naga yang jahat lahir di Dunia Naga. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa,
dan menghancurkan pembatas yang ada di antara masing-masing dunia, dan dia memimpin
<<5 Ksatria Naga>> untuk menghancurkan dunia lainnya.

Penduduk dari berbagai dunia kehilangan tempat tinggal karena hancurnya dunia yang
mereka huni, dan terus dikejar oleh Dewa Naga bersama sekutu-sekutunya, dan pada
akhirnya mereka melarikan diri ke Dunia Manusia.
Gara-gara peristiwa tersebut, <<5 Ksatria Nagas>> mengkhianati Dewa Naga, dan pemimpin
dari <<5 Ksatria Naga>>, Kaisar Naga, bersekutu dengan 4 Raja Naga dan bertempur
melawan Dewa Naga yang luar biasa kuatnya. Pertempuran hidup dan mati 5 lawan 1, yang
pada akhirnya berakhir dengan imbang.

Pertempuran itu menyebabkan Dunia Naga hancur. Pada akhirnya, hanya Dunia Manusia lah
yang tersisa, yaitu dunia yang kita tinggali saat ini.

-- 8.000 – 10.000 tahun yang lalu --

115
Periode ini disebut Zaman Kekacauan. Nenek moyang dari ras manusia berperang melawan
penduduk dunia lain.

Hampir tidak ada data yang tersedia tentang era tersebut, namun menurut para ilmuwan,
setelah waktu yang cukup lama, masing-masing ras memilih untuk menyendiri dan menjauh
dari ras lainnya.

Ras Hewan tinggal di dalam hutan, ras laut mengatur lautan, dan ras langit menguasai dataran
tinggi. Ras naga hampir punah, jadi mereka memilih untuk bersembunyi. Ras Hampa bisa
hidup dimana saja, jadi mereka ada dimana-mana.

Kemudian, hanya ras manusia dan ras iblis lah yang berperang tanpa henti di daratan. Pada
saat itu, Benua Tengah dan Benua Iblis masih tergabung satu sama lain, dan disebut Benua
Besar.

-- 7.000 tahun yang lalu --

Dengan adanya kemajuan dalam ilmu sihir dan seni bela diri, populasi manusia juga ikut
meningkat.

Pada saat itu, perang ras manusia-iblis tengah berlangsung, dan seperti namanya, itu adalah
peperangan berskala besar antara ras manusia dan ras iblis.

Peperangan itu kira-kira mirip seperti perang dunia yang ada di duniaku dulu. Tidak hanya
melibatkan ras manusia dan ras iblis, namun ras lain juga terlibat dalam peperangan yang
panjang itu.

-- 6.000 tahun yang lalu --

Setelah perang ras manusia-iblis terjadi berulang kali selama 1.000 tahun lamanya, pahlawan
dari kubu manusia, Alus, bersama 6 rekannya berhasil mengalahkan <<5 Raja Iblis Agung>>
beserta pemimpin mereka, <<Kaisar Iblis Agung Kishirika>>.

Kishirika adalah seorang wanita, dan di dalam pikiranku tiba-tiba terbayang gambaran Eris
yang tertawa dengan nada tinggi, dan mengenakan satu set lengkap pakaian SwordMaster.

-- 5.500 tahun yang lalu --

Dengan kenaifan dan kebodohan yang dimiliki ras manusia, dan juga karena terlalu percaya
diri dan menganggap diri mereka sebagai ras yang kuat setelah berhasil mengalahkan ras
iblis, mereka seringkali memulai perselisihan dengan ras lain.

Perang bersaudara juga kerap terjadi, dan pertempuran menjadi hal yang biasa bagi mereka.
Dan juga, ras iblis diperlakukan sebagai budak yang bisa diperintah sesukanya oleh tuannya.

Hal tersebut berlangsung selama 500 tahun.

-- 5.000 tahun yang lalu --

116
Perang ras manusia-iblis kembali meletus untuk kedua kalinya, layaknya untuk membalaskan
dendam 1.000 tahun yang lalu, <<Kaisar Iblis Agung Kishirika>> kembali memimpin ras
iblis.

Lagi-lagi Kishirika, apa itu gelar yang diwariskan? Tapi sepertinya bukan begitu, Kaisar Iblis
Agung adalah makhluk yang abadi, dan sekalipun dia mati, 1.000 tahun berikutnya dia akan
bisa dibangkitkan lagi.

Dengan sebutan Kaisar Agung, tentu saja dia jauh lebih kuat daripada Kaisar Iblis yang lain.

Ras iblis, laut, dan Hewan, membentuk aliansi untuk mengepung ras manusia, sampai ras
manusia pun terpojok.

-- 4.200 tahun yang lalu --

Perang ras manusia-iblis yang kedua telah berakhir, ras manusia yang gemar berperang,
akhirnya berhasil membalikkan situasi setelah menjalani pertempuran sengit selama 800
tahun.

Itu semua berkat pencapaian Aldebaran sang Ksatria Emas.

Orang itu benar-benar cheater sialan, sendirian saja dia berhasil menghabisi pasukan
beranggotakan 10.000 prajurit, mengalahkan orang-orang penting di kubu lawan, dan berduel
satu lawan satu melawan Kishirika.

Di akhir duel ia mengeluarkan jurus spesial, memisahkan Benua Besar menjadi dua dengan
cara menciptakan lubang besar, dan menciptakan Samudra Ringus yang kini terletak diantara
Benua Tengah dan Benua Iblis.

Berdasarkan suatu teori yang beredar, dia dianggap sebagai Dewa Manusia. Aldebaran yang
aku kenal mampu membunuh siapapun bila dia menggunakan jurus pamungkasnya, tapi
Aldebaran di dunia ini benar-benar tidak masuk akal. [12]

Sekalipun ada banyak detail yang mencurigakan, tapi memang benar bahwa di akhir
peperangan, Benua Besar terbelah menjadi dua, dan ada samudra baru yang tercipta di
tengah-tengahnya.

Dengan terbelahnya benua menjadi 2, perdamaian yang telah ditunggu-tunggu sejak lama
akhirnya tiba.

-- 1.000 – 4.200 tahun yang lalu --

Era ini berakhir dengan cepat, seluruh dunia kini sedang berada dalam masa-masa damai,
namun ras iblis diusir dari Benua Tengah.

Ras manusia menggunakan metode licik untuk mengisolasi ras iblis di Benua Iblis.

Tanah di Benua Tengah sangatlah subur dan cocok untuk ditinggali. Namun Benua Iblis

117
adalah tempat yang mampu dengan mudah mengumpulkan Mana dan tidak memiliki tanah
yang subur.

Ras manusia perlahan memaksa seluruh ras iblis untuk masuk ke dalam Benua Iblis, dan
mengisolasi mereka dengan cara menyegel Benua Iblis.

Mereka pun diam-diam mengembangkan perjanjian dengan ras lain, untuk mencegah
terjadinya perang ras manusia-iblis berikutnya.

Ras iblis mungkin telah mencoba untuk melakukan perlawanan, dan menggunakan ikatan
dengan kubu asing untuk menekan lawan mereka, namun pada akhirnya tetap tidak ada
perang yang meletus.

Masih belum bisa dipastikan kapan hal ini mulai terjadi, namun ras iblis menjadi tidak bisa
meninggalkan Benua Iblis.

Karena lingkungan yang keras dan persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang
terbatas, ras iblis dengan mudah jatuh ke dalam era perang saudara.

Ras iblis mulai beradaptasi dengan lingkungan mereka, namun populasi mereka sudah
banyak berkurang.

-- 1.000 tahun yang lalu --

Dewa Iblis Laplace, di sejarah dunia yang panjang ini, sudah ada beberapa Raja Iblis dan
Kaisar Iblis yang muncul, tapi satu-satunya makhluk yang dikenal sebagai Dewa Iblis adalah
Laplace.

Di bawah pimpinan Laplace, ras iblis menjadi suatu kesatuan, dan ia berhasil menaklukkan
Benua Iblis. Catatan dari peperangan tersebut masih ada hingga saat ini, dan diwariskan dari
sejarah militer.

Bahkan sekarang pun, Laplace masih menjadi idola di Benua Iblis. Laplace menciptakan
persatuan kerajaan demon, dan mulai membina ras iblis dengan tangan dingin.

-- 500 tahun yang lalu --

Laplace tiba-tiba memulai kampanye militer.

Butuh waktu lama bagi Laplace untuk meyakinkan Ras Hewan dan ras laut, sebelum
akhirnya mulai menyerang Benua Tengah.

Ras manusia dihadapkan dengan pertempuran sengit yang tidak bisa dibandingkan dengan
apapun yang pernah mereka alami di masa lalu. Pada mulanya, pasukan Laplace menginvasi
dari selatan, dan pasukan ras manusia pun berkumpul di sana.

Ada banyak naga-naga merah tinggal di pegunungan yang terletak di Benua Tengah, jadi
kedua kubu tidak bisa lewat melalui pegunungan.

118
Dengan diserangnya bagian utara Benua Tengah secara bersamaan, pasukan ras manusia
terbagi menjadi dua, dan pertahanan di area selatan langsung hancur seketika.

Situasi segera berubah menjadi buruk bagi ras manusia, mereka diapit oleh pasukan Laplace
dari utara dan selatan, yang terus menyerang hingga ke bagian barat.

-- 400 tahun yang lalu --

Ras manusia yang terpojok akhirnya mengeluarkan jurus rahasia mereka, 7 pahlawan berhasil
meyakinkan ras laut untuk menghentikan blokade mereka, dan membuka akses menuju
Benua Milis.

Ada banyak alasan soal mengapa Benua Milis tidak diserang oleh Laplace dan pasukannya,
contohnya adalah, adanya pelindung suci Milis, memiliki pasukan Katria Suci yang kuat, dan
kondisi yang tidak memungkinkan bagi Laplace dan pasukannya untuk mendarat dengan
lancar, dan lain-lain.

Dan juga, alasan mengapa mereka terjebak dan tidak bisa bergerak adalah karena adanya
Hutan Agung yang terletak di bagian utara benua. Ras iblis dan hewan telah membentuk
aliansi, dan mereka sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi kerajaan Milis untuk
melakukan perlawanan.

Ketujuh pahlawan ras manusia berhasil meyakinkan Ras Hewan untuk membelot dari aliansi
mereka, tapi sekalipun di sana ditulis “meyakinkan”, aslinya adalah ketujuh orang tersebut
menculik dan mengancam anak-anak dari berbagai suku Ras Hewan. Setelah mengalami
banyak penyuntingan, hasilnya adalah, ketujuh pahlawan menerima 'bantuan' dari anak-anak.

Apa kau mencoba untuk membohongiku?

Di hari terakhir pertempuran, satu-satunya kerajaan manusia yang tersisa adalah Milis, yang
mengerahkan seluruh pasukannya untuk melawan Laplace dan pasukannya. 7 pahlawan
manusia pun mulai memimpin para Ksatria Suci dan Ras Hewan untuk menyerang pasukan
Laplace.

Setelah menjalani pertempuran yang sangat sengit, 4 dari 7 pahlawan manusia tewas, namun
seluruh pasukan Laplace berhasil dikalahkan, dan mereka berhasil menyegel Dewa Iblis
Laplace.

3 pahlawan yang mampu bertahan hingga akhir adalah, Dewa Naga Urupein, Dewa Utara
Kalman, dan Raja Naga Berarmor Pergius.

Mereka disebut-sebut sebagai <<Tiga pahlawan yang menghabisi Dewa Iblis>>.

…... Kalian itu menyegel, bukan menghabisi, iya kan?

Laplace berhasil dikalahkan, namun ras manusia juga kehabisan tenaga, dan mustahil bagi
mereka untuk melanjutkan peperangan. Karenanya, diciptakanlah sebuah pernjanjian yang
ditandatangani oleh beberapa Raja Iblis yang ada di Benua Iblis.

119
Ras manusia akan menghilangkan blokade mereka yang terletak di Benua Iblis, dan kini ras
iblis mampu pergi dengan bebas pergi ke benua lainnya.

Dan juga, diskriminasi terhadap ras iblis pun dilarang.

Kalau hal ini ada di duniaku dulu, perjanjian seperti ini disebut Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia.

-- Era saat ini --

Diskriminasi terhadap ras iblis masih sama kentalnya seperti zaman dahulu, tapi bila dilihat
secara menyeluruh, bisa dibilang saat ini situasinya sedang damai.

Berdasarkan hal itu aku akhirnya dapat mengerti.

1) Alasan mengapa angka 7 adalah angka keberuntungan.

Angka itu diambil dari sejarah. 7 Dunia, 7 Pahlawan. Angka keberuntungan adalah 7, angka
kesialan adalah 6. <<5 Ksatria Naga>> dan <<5 Raja Iblis>> ditambah bos mereka, akan
menjadi 6.

2) Ras bertelinga panjang (elf), ras kurcaci (dwarf), ras manusia kerdil (halfling) dan banyak
ras lainnya memiliki hubungan dengan ras iblis, dan bahkan ada teori yang menyebutkan
bahwa ada ras baru yang tercipta saat Zaman Kekacauan sedang berlangsung.

Mungkin hal tersebut ada hubungannya dengan ras hampa yang terlebih dahulu muncul, dan
beberapa ras yang tidak dibatasi oleh usia.

Kaisar Iblis Agung Kishirika juga seperti itu, dan ada juga banyak Raja Iblis yang tidak bisa
mati.

Mempertahankan kondisi tubuh agar tidak bisa mati, mungkin ada sihir seperti itu.

Bagian 2
Karena aku menghabiskan cukup banyak waktu untuk mempelajari sejarah dunia, aku kurang
lebih mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan di dunia ini.

Bahasa yang biasa digunakan di dunia ini adalah:

Benua Tengah – Bahasa manusia

Benua Milis – Bahasa Dewa Hewan

Benua Langit – Bahasa Dewa Langit

Benua Begaritto – Bahasa Dewa Tempur

Benua Iblis – Bahasa Dewa Iblis

120
Seluruh lautan – Bahasa Dewa Laut

Intinya, berbagai benua menggunakan bahasa yang memiliki hubungan dengan dewa mereka.

Tapi hanya ras manusia yang tidak menggunakan bahasa Dewa Manusia, waspadalah
terhadap hukuman tuhan.

Bahasa manusia di Benua Tengah bisa dibagi menjadi 3 tipe, yang memiliki beberapa
perbedaan antara satu sama lain.

Tapi perbedaan antara 3 tipe tersebut kira-kira mirip seperti Bahasa Inggrisnya Amerika dan
Inggris British.

Saat ini aku menggunakan bahasa manusia bagian barat di Benua Tengah, dan bahasa bagian
barat ini juga digunakan di sisi utara Benua Tengah. Tapi akan lebih baik untuk tidak
menggunakan bahasa ini di tempat lain.

Sudah jadi pengetahuan umum bahwa ada banyak orang kaya yang tinggal bagian barat
Benua Tengah, jadi bahasa tersebut akan menarik perhatian orang-orang jahat.

Benua Milis dibagi menjadi dua area, yaitu wilayah utara dan wilayah selatan, dimana
wilayah utara menggunakan Bahasa Dewa Hewan, dan wilayah selatan menggunakan bahasa
manusia.

Ada manusia laut yang tinggal di lautan dan samudra, sekalipun aku tidak ingat dimana aku
pernah mendengar istilah manusia laut, dan aku juga tidak pernah melihat kota mereka.

Bagian 3
Disamping gaji bulananku, dan menjual figure yang aku buat, aku menjalankan kerja
sampingan di waktu luangku (melakukan bermacam-macam hal untuk Philip, dan menjual
ulang barang-barang yang aku beli beberapa bulan yang lalu.)

Setiap hari adalah hari yang sibuk bagiku, dan akhirnya aku sudah mendapat cukup banyak
uang.

Uangku sebenarnya sudah cukup untuk membeli “Sihir Pemanggilan Shigu”, tapi buku itu
sudah dibeli oleh orang lain.

Aku tertarik dengan sihir pemanggilan, tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa membeli
sesuatu yang sudah tidak ada.

Aku berpikiran untuk menggunakan koin yang aku miliki, dan benda-benda lain yang mampu
dibeli dengan 5 koin emas. Kali ini, sebuah buku tentang bahasa asing berhasil menarik
perhatianku.

Semenjak aku membaca kisah-kisah yang ada di buku sejarah, dan melihat ada banyaknya
bahasa di kisah tersebut, aku tiba-tiba berpikir kalau mempelajari bahasa asing adalah hal
yang penting.

121
Jadi, aku mulai mempelajari bahasa lain.

Pertama-tama, aku akan mulai dari Ghyslaine yang juga mengetahui bahasa Dewa Hewan,
dan untuk mempelajari bahasa Dewa Iblis, aku mengirim surat kepada Roxy, agar dia bisa
berbagi pengetahuan yang ia miliki denganku.

Bagian 4
Umurku sekarang 9 tahun, dan aku sudah menjadi guru privat Eris selama 2 tahun.

Aku menghabiskan waktu satu tahun untuk mempelajari bahasa Dewa Hewan, dan menerima
banyak bantuan dari Ghyslaine. Dan juga, tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu
untuk mempelajari bahasa Dewa Hewan, karena kata-kata yang harus diingat tidak begitu
banyak, dan selama kau tahu grammarnya, berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Dewa Hewan tidak akan terasa sulit.

Aku yang dulu tidak begitu ahli soal bahasa asing, tapi daya mengingat tubuhku saat ini
sepertinya tidaklah buruk. Saat ini aku sedang mempelajari bahasa Dewa Iblis, dan buku-
buku berbahasa Dewa Iblis sangatlah murah.

Penjaga toko buku sebelumnya juga pernah berkata.

"Aku tidak tahu apa yang tertulis di cover buku itu, oke?"

Harga sebenarnya adalah 7 koin perak, tapi setelah tawar menawar harganya turun menjadi 6
koin perak.

Sejak saat itu, 3 bulan telah berlalu. Perkembanganku dalam menerjemahkan buku yang aku
beli tengah menemui hambatan. Dengan kata lain, yahh, aku akan menjelaskannya tanpa
berbelit-belit. Aku bahkan tidak tahu hal seperti apa yang tertulis di buku itu.

Paling tidak tolong lah beritahu aku topik yang tertulis di buku itu, dan mungkin aku bisa
sedikit memahami kata-kata yang tertulis di sana.

Tapi aku bahkan tidak mengetahui seperti apa konten buku tersebut, dan aku hanya bisa
menyerah.

Belajar bahasa Dewa Hewan menjadi mudah berkat bantuan Ghyslaine, tapi tidak hanya
karena itu saja. Karena buku yang aku gunakan sebagai materi belajar adalah [Legenda
Pergius].

Sekalipun itu hanyalah bantuan tambahan, dengan buku [Legenda Pergius] disampingku,
mempelajari kosa kata menjadi jauh lebih mudah.

Tapi aku sama sekali tidak memahami bahasa Dewa Iblis.

Bagaimana bisa para arkeolog membaca kata-kata seperti ini? Aku yakin mereka pasti
memilah-milah kosa kata.

122
Berusaha untuk mencari kosa kata yang baru, mempertimbangkan segala jenis kemungkinan
yang ada, hmm, harusnya seperti itu.

Hmmm, entahlah, aku sama sekali tidak mengetahui kosa katanya. Aku benar-benar tidak
paham.

Bagian 5
Pada suatu hari, akhirnya aku menerima balasan dari Roxy setelah aku tidak menerima kabar
apapun selama lebih dari satu tahun, dan aku kira ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada
surat yang aku kirim, atau Roxy sudah tidak berada di kerajaan Shirone lagi.

Hanya mendapat balasan saja sudah mampu membuatku merasa sangat bahagia, apakah
Shishou baik-baik saja di sana?

Aku berusaha untuk bersabar dan menerima surat balasan Roxy dari seorang pelayan.

Surat itu… lebih tepat untuk disebut paket. Isi dari paket itu adalah kotak kayu yang berat,
ukurannya tidak terlalu besar, kira-kira sama besarnya dengan buku telepon.

Aku mengeluarkan sebuah surat dan buku yang relatif tebal dari kotak tersebut. Tidak ada
judul yang tertulis di buku itu, dan buku itu juga memiliki sampul yang terbuat dari kulit
hewan. Rasanya seperti sampul yang biasa digunakan di buku telepon.

Aku akan membaca suratnya terlebih dahulu.

Tapi sebelum itu aku mencium surat itu terlebih dahulu, hmm, ada aroma Roxy disitu.
"Untuk Rudeus-sama
Aku telah membaca surat yang kamu kirimkan, sudah lumayan lama sejak terakhir kali kita
berkomunikasi, dan kini kamu sudah besar.
Aku tidak mengira kamu berhasil menjadi guru privat dari cucunya penguasa Fedoa, itu
benar-benar membuatku kagum.
Kebetulan, aku pernah gagal dalam interview untuk pekerjaan itu. Mungkin itu ada
hubungannya dengan koneksi.
Kalau saat ini aku tidak bekerja sebagai guru privat seorang pangeran, mungkin aku akan
merasa iri.
Tak hanya itu, kamu ternyata mampu bertemu dengan Raja Pedang Ghyslaine, dan bahkan
belajar sebagai muridnya.
Ghyslaine adalah orang yang sangat terkenal, bagaimanapun juga, dia adalah orang nomor
4 di teknik Pedang Dewa.
Haah… Si Rudeus kecil berumur 5 tahun yang biasanya mengintip saat aku mandi sekarang
sudah menghilang.
Aku merasa kamu yang sekarang sudah jauh berbeda dari kamu yang dulu.
Sekarang aku akan mulai membahas topik utama kita.
Kamu mau mempelajari bahasa Dewa Iblis, ‘kan? Ada banyak orang di berbagai suku ras
iblis yang memiliki sihir-sihir unik yang bahkan tidak diketahui oleh ras manusia.
Mungkin tidak ada satupun dokumen yang membahas tentang mereka, dan kalau kamu tahu
cara untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Dewa Iblis, setelah kamu
mengunjungi salah satu suku tersebut di masa depan nantinya, kamu mungkin akan

123
mempelajari sesuatu yang baru. Tentu saja, kamu harus membangun hubungan yang baik
dengan mereka.
Sekalipun hal seperti itu mustahil bagi penyihir biasa, tapi aku yakin Rudeus bisa
melakukannya dengan mudah.
Dengan harapan itu, aku telah menulis materi pelajaran untuk Rudeus dengan tanganku
sendiri. Aku menghabiskan cukup banyak waktu untuk menulis buku ini, jadi tolong jagalah
baik-baik, dan aku akan merasa senang kalau kamu tidak membuang atau menjualnya.
Kalau aku melihat buku ini di toko buku, aku mungkin akan menangis……
Omong-omong soal toko, beberapa hari yang lalu sang pangeran diam-diam pergi ke kota
dan membeli sebuah figure yang modelnya benar-benar mirip denganku.
Jubahnya bisa dilepas, dan bahkan tahi lalat yang ada ditubuhku pun juga sama, aku benar-
benar tidak mengerti……
Kalau tidak ada halangan, aku akan mengirim surat ini.
Dari Roxy
NB: Kalau kamu membawa tongkat sihir di kelompok petualang, biasanya kamu akan
dianggap sebagai seorang penyihir."
Aku mengerti.

Insiden saat kamu mandi itu adalah kesalah pahaman, aku tidak mengintip. Aku hanya
melihatnya secara kebetulan, serius, itu benar-benar kebetulan.

Sekalipun aku tahu dengan pasti kapan biasanya Roxy mandi, fakta bahwa aku melihatnya
adalah kebetulan, dan saat dimana secara sadar aku berjalan perlahan-lahan dan berusaha
untuk tidak mengeluarkan sedikitpun suara pada waktu tersebut, itu juga merupakan sebuah
kebetulan.

Tapi, mari kita bahas suratnya lagi, Ghyslaine adalah orang nomer 4?

Dewa Pedang, Kaisar Pedang, dan Raja Pedang?

Ah, kalau tidak salah ada 2 Kaisar Pedang, jadi hanya ada 1 Raja Pedang?

Karena ada begitu banyak orang di dunia ini yang menggunakan teknik Pedang Dewa, aku
pikir ada lebih dari 10 orang yang memiliki gelar Raja Pedang, tapi aku tak mengira ternyata
hanya ada satu orang seperti itu.

Dan patung Roxy buatanku juga sepertinya terkirim kesana secara kebetulan, si pangeran itu
benar-benar memiliki mata yang bagus.

Ahh, dibandingkan dengan itu.

Buku yang dikirimkan kemari sepertinya ditulis sendiri oleh Roxy. Aku tidak yakin hal
seperti apa yang tertulis di dalamnya, tapi kamu tidak benar-benar perlu menghabiskan waktu
setengah tahun untuk menulis buku ini, ‘kan?

Buku ini secara khusus ditulis untukku, jadi aku yakin kalau buku ini adalah panduan untuk
membaca bahasa Dewa Iblis, jadi aku akan berusaha keras untuk mempelajarinya.

Aku duduk dan membuka buku itu.

124
SEKARANG, MEMBACA…

Hehe, Rudeus sedang berada dalam mode membaca buku.

"Ini, benar-benar terlalu menakjubkan."

Saat aku melihat konten dari buku tersebut, aku merasa kesulitan untuk menahan emosiku.

Buku materi pelajaran ini lebih mirip seperti kamus. Buku itu menerjemahkan semua hal
yang berhubungan dengan bahasa Dewa Iblis menjadi bahasa manusia.

Buku ini mungkin mengambil referensi dari buku kamus yang ada di istana kerajaan Shirone.

Setiap kata memiliki deskripsi yang mendetail, bahkan pengejaannya juga ada di sana, itu
benar-benar sebuah cakupan yang lengkap.

Tidak hanya itu saja yang membuatku tersentuh, paruh kedua buku ini bahkan mengandung
semua pengetahuan yang dimiliki Roxy tentang suku-suku ras iblis.

Kamu tidak boleh melakukan ini di suku ini, kamu tidak boleh melakukan itu di suku yang
lain, dan ada gambar sampingan agak jelek yang menjelaskan hal tersebut "Ini adalah ciri-ciri
khususnya!!".

Fakta bahwa Roxy menulis ini semua dengan sepenuh hati benar-benar mempesona bagiku.

Bahkan bagian tentang suku Migurd dijelaskan sangat mendetail yang memakan 5 halaman
penuh.

Agar aku bisa belajar tentang suku tempat dirinya berasal, Roxy telah berusaha keras, dan
aku benar-benar dapat merasakan pesonanya.

"Pada dasarnya, suku Migurd menyukai benda-benda yang manis."

Serius?

Bisa menulis buku seperti ini dalam waktu kurang dari satu tahun, aku benar-benar salut
dengan Roxy.

Kalau aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan dia, tolong ijinkan aku untuk menjilat
kakinya.

Aku yakin rasanya enak.

Hmm, baiklah.

Bisa dibilang, buku ini adalah materi belajarku yang paling hebat, sekalipun hasilku di masa
lalu tidak begitu bagus, namun daya ingat tubuhku yang sekarang sangatlah bagus.

125
Kalau tidak ada kendala, dalam setengah tahun aku akan bisa memahami buku ini secara
menyeluruh. Paling tidak, aku ingin bisa mengucapkan beberapa kalimat sederhana.

Aku akan berusaha keras.

Bagian 6
-- Sudut Pandang Ghyslaine --

Rudeus mulai mengunci diri di kamarnya, lagi-lagi dia mencoba untuk melakukan sesuatu,
setiap saat, anak muda itu selalu membuatku merasa kagum.

Saat pertama kali aku bertemu dengannya, aku merasa kalau dia bukanlah anak muda yang
bisa diandalkan, dan Paul yang terlalu berlebihan dalam memanjakan anaknya, akhirnya
memaksa anaknya sendiri untuk datang kemari.

Aku punya kewajiban terhadap Paul.

Aku tidak punya perasaan selain itu, tapi aku memiliki kewajiban. Sekalipun dia tidak bisa
menjadi guru privatnya Eris-sama, aku akan mengutarakan keinginanku agar dia bisa tinggal
di mansion ini.

Aku pikir, itulah yang akan terjadi.

Tapi dia berhasil mendapatkan kepercayaan Ojou-sama dalam sekejap mata, dan bahkan
berhasil mendapatkan posisi guru privat.

Rudeus merencanakan insiden penculikan itu sendirian, sekalipun aku dengar kalau si
pelayan yang serakah berusaha untuk memanfaatkan insiden tersebut. Saat aku bergegas
menghampiri lokasi kejadian, aku melihat Rudeus tengah bertarung melawan dua orang yang
direkrut oleh si pelayan.

Sekalipun aku tidak begitu yakin, kendati melawan swordsman praktisi teknik Dewa Utara
tingkat lanjut, Rudeus mampu menggunakan dua sihir dengan tipe yang berbeda, atau
mungkin kombinasi dari dua sihir, dan berhasil mengalahkan mereka dengan cara yang unik.

Walaupun mungkin kedua orang tersebut meremehkan Rudeus karena dia masih anak-anak,
namun memiliki naluri bertarung pada usia sekecil itu adalah bakat yang ia miliki sejak lahir.

Bahkan aku pun kemungkinan besar akan kalah bila aku memulai pertarungan dengan jarak
lebih dari 100 meter.

Tidak hanya memiliki kemampuan bertarung, dia juga mampu menciptakan jadwal belajar
atau apalah itu namanya, dan secara efektif mengembangkan kondisi belajar Ojou-sama.

Pelajarannya juga sangat mudah untuk dipahami, aku bahkan tidak pernah mengira kalau
pada suatu saat nanti aku akan bisa membaca, menulis, dan melakukan hitung-hitungan,
malahan aku juga mendapatkan sebuah tongkat sihir…

Di desa tempatku tinggal dahulu, aku dianggap sebagai anak berandalan. Sebelum aku

126
mencapai usia 10 tahun, aku dibawa pergi oleh seorang Swordsman yang sedang berkelana,
menjadi seorang Sword Saint, namun dikucilkan oleh kelompokku sendiri.

Setelah mengalami banyak kesulitan, akhirnya aku berhasil menemukan sebuah kelompok
yang mau menerimaku, namun aku diberitahu oleh seorang pria yang kepalanya penuh
dengan ide-ide buruk, bahwa otak di kepalaku ini terbuat dari otot, jadi aku tidak perlu
banyak berpikir.

Kalau aku kembali sekarang, ekspresi seperti apa yang akan ditunjukkan oleh para penduduk
desa? Hanya dengan memikirkan itu saja sudah mampu membuatku tersenyum.

Aku tak mengira bahwa aku bisa belajar begitu banyak hal dari seorang anak yang usianya
cukup muda untuk menjadi anakku.

Setelah kelompok kami bubar, hidupku kembali terasa sulit, aku terus dirampok dan ditipu
setiap harinya sampai aku tidak memiliki uang sama sekali.

Karena Shishou dengan tegas mengajariku untuk tidak mengambil hak-hak orang lain, maka
aku tidak pernah sekalipun mencuri dari orang lain.

Tidak memiliki pekerjaan, perut kosong, dan di saat aku nyaris mati kelaparan, datanglah
kedua penyelamatku, Sauros-sama dan Eris-sama.

Rasa hormat yang aku miliki kepada mereka berdua, kini juga aku rasakan kepada Rudeus.

Shishou…… Dewa Pedang-sama pasti akan marah dan mengucapkan sesuatu seperti "Apa
anak itu layak untuk dianggap setara denganku!?", jadi aku hanya akan memanggilnya
Rudeus-sensei.

Rudeus adalah sensei-ku yang terhormat. Dia benar-benar memiliki kesabaran yang tinggi,
dengan tulus dan sungguh-sungguh mau mengajariku.

Dan setiap kali dia mengajariku, dia akan menggunakan metode yang berbeda agar aku bisa
memahami konsepnya.

Berkat usahanya, kini aku mampu menggunakan sihir api dan air tingkat dasar dalam waktu
kurang dari 2 tahun.

Aku tak yakin apakah itu adalah rencana pendidikan Rudeus, dia tidak langsung mulai
mengajari kami sihir level menengah, namun malah mulai mengajari kami untuk bisa
menggunakan mantra tanpa suara.

Seseorang masih bisa menggunakan sihir sederhana sekalipun dia sedang berada dalam
situasi, dimana ia tidak bisa menggunakan kedua tangannya. Itu sangat masuk akal.

Jadi itu sangat mudah untuk dipahami, dan setelah aku bisa memahami itu, aku akan bisa
menguasainya.

Tapi tak peduli seberapa besar usaha yang aku kerahkan, aku tetap tidak bisa melakukan itu.

127
Shishou-ku, Dewa Pedang-sama, telah berulang kali menyuruhku untuk berpikir secara
'Logis'.

"Berpikir secara 'Logis', itu mengacu kepada dasar."

Itu adalah nasihat terbaik yang diberikan oleh Dewa Pedang-sama (Shishou), melatih dasar
dalam waktu yang lama, secara logika akan membuatku mampu memahami esensi dari teknik
dan ilmu pedang yang aku pelajari.

Aku yang saat itu masih muda sama sekali, tidak menyukai latihan dasar, namun Shishou-ku
tanpa lelah terus-menerus melatihku. Dia terus mengulang-ulang nasihatnya agar aku mau
latihan.

Pada akhirnya, aku mendapatkan kekuatan seorang Raja Pedang yang sebenarnya tidak layak
untuk aku dapatkan.

Pendidikan yang diberikan oleh Rudeus sangat mirip dengan pendidikan yang biasa diberikan
oleh Dewa Pedang-sama.

"Aku ingin menggunakan sihir yang lebih indah."

Aku merasa bahwa ini sudah cukup.

Dalam pertarungan sebenarnya, penyihir paling bisa diandalkan bukanlah seorang penyihir
tingkat lanjut yang membutuhkan waktu lama untuk merapal mantra sihir kuat, namun
seorang penyihir tingkat dasar atau menengah yang bisa dengan cerdik menggunakan sihir-
sihir berbeda tergantung pada situasinya.

Aku selalu merasa bahwa seorang penyihir itu tidaklah berguna dalam duel satu lawan satu,
namun pikiranku benar-benar berubah setelah aku melihat Rudeus.

Bergerak dengan kecepatan tinggi sambil menggunakan sihir untuk menyerang dan
menghambat gerakan lawan. Lawan seperti itu adalah lawan yang paling sulit dikalahkan
bagi seorang swordsman.

Aku dengar dia selalu menghadapi Paul sebagai lawannya, dan si Paul yang kekanak-kanakan
itu sudah pasti akan bersungguh-sungguh dan menyerang Rudeus dengan kekuatan penuh
saat latihan.

Dan hasilnya adalah, Rudeus telah mendapatkan pengalaman yang sempurna dalam hal
menangani seorang swordsman. Memang cuma kebetulan, tapi kadang-kadang Paul juga
melakukan sesuatu yang berguna.

Namun, hal itu bisa jadi merupakan sebuah kesalahan, dan Rudeus mungkin akan
menganggap bahwa bertarung melawan orang lain adalah hal yang sia-sia, dan pada akhirnya
bakat yang ia miliki akan terkubur sia-sia.

Dia tidak memiliki bakat untuk mempelajari teknik Pedang Dewa.

128
Dia terlalu banyak berpikir, dan terlalu sering mencari hal-hal yang rasional.

Melatih dasar dengan cara yang rasional, mengeksekusinya dengan cara yang lebih rasional,
dan pada akhirnya berakhir dengan hasil yang tidak logis.

Sekalipun itu bukanlah hal yang buruk kalau dilihat dari sifat yang dimiliki Rudeus, tapi aku
khawatir kalau dia berlatih ilmu pedang berdasarkan pengetahuan yang ia miliki tentang ilmu
sihir.

Tetap saja, itu sangat berbeda dengan inti dari teknik Pedang Dewa yang segalanya
ditentukan dalam sekejap mata, dibandingkan dengan memikirkan kemungkinan yang tidak
ada habisnya saat dia mengambil langkah pertama.

Paul mungkin tidak memberitahu Rudeus bahwa sebenarnya dia paling cocok untuk
menggunakan teknik Dewa Utara.

Sayangnya, aku hanya tahu cara untuk menggunakan teknik Pedang Dewa, jadi aku tidak bisa
mengajarinya teknik lain. Tapi dengan koneksi yang aku miliki, semisal 3 tahun kemudian
Rudeus masih ingin mempelajari ilmu pedang, aku akan merekomendasikan dirinya kepada
seorang pengguna teknik Dewa Utara.

Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan untuk saat ini hanyalah terus mengajarinya dasar-
dasar dari teknik Pedang Dewa.

Kalau dia memahami teknik-teknik dasar, harusnya dia akan mengalami peningkatan saat dia
mempelajari teknik Dewa Utara nantinya.

Namun pada akhirnya, semuanya bergantung kepada dirinya sendiri, apakah dia ingin terus
melanjutkan latihan ilmu pedangnya atau tidak.

Sekalipun dia tidak belajar dari guru terkenal, dia pasti akan tetap sukses sebagai seorang
penyihir.

Mencapai tingkat Dewa bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh seorang manusia, tapi dia
mungkin dapat mencapai tingkat Kaisar.

Penyihir bernama Roxy pasti menderita saat dia memikirkan tentang bagaimana cara untuk
mengajari Rudeus di masa depan.

Sekalipun aku pikir kalau dia merasa sangat malu karena melarikan diri dari Rudeus, tapi aku
tidak berniat untuk menyalahkan dirinya.

Malah seharusnya aku berterima kasih kepadanya, karena berkat dirinya, sekarang aku bisa
menggunakan sihir.

Belajar dari guru yang bodoh hanya akan menghambat perkembangan si murid. Mungkin
suatu hari nanti aku juga akan menderita, saat aku mencarikan seseorang yang mau
mengajarkan teknik pedang kepada Rudeus.

129
Semakin lama aku berpikir, semakin bingung pula jadinya.

Aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh Rudeus. Sekalipun sekarang adalah hari libur, dia
berbeda dari Ojou-sama yang tidak memiliki beban, dan biasanya dia akan melakukan
sesuatu yang baru.

Baru-baru ini dia bilang kalau dia ingin mempelajari bahasa Dewa Hewan, dan setelah makan
malam selesai dia akan datang ke kamarku sambil membawa buku.

Sebuah bahasa yang hanya bisa digunakan di dalam Hutan Agung, aku penasaran, apa
gunanya sekalipun kamu sudah bisa menggunakan bahasa tersebut?

Tapi Rudeus hanya menghabiskan waktu setengah tahun untuk mempelajarinya, memang
tidak begitu sulit untuk mengekspresikan dirimu dalam bahasa Dewa Hewan, dan dia
mungkin sudah bisa melakukan percakapan sehari-hari dengan sempurna.

"Dengan begini, aku bisa pergi ke Hutan Agung."

Aku bertanya kepadanya, mengapa dia mau pergi ke area yang tertutup seperti itu?

"Eh? Um, bagaimana ya cara menjelaskannya? Ah, aku mungkin bisa bertemu dengan gadis-
gadis manis, yang punya telinga dan ekor."

Di saat itu pula, aku yakin bahwa anak ini memang benar anaknya Paul, dan mewarisi darah
Greyrat.

Itu benar, anggota keluarga Greyrat selalu memandangku dengan tatapan aneh.

Sebagai seorang wanita, aku tidak akan merasa jengkel sekalipun tubuhku dilirik atau
dipandangi oleh orang lain, tapi bukan itu masalahnya.

Tempat-tempat yang mereka lihatlah yang aneh.

Kebanyakan pria akan melihat dadaku. Pertama-tama mereka akan melihat wajahku,
kemudian berpura-pura untuk melihat ke arah lain sambil diam-diam melihat kearah dadaku.

Kemudian tatapan mereka akan semakin menurun, sampai ke perut, lalu di antara kaki dan
pahaku, dan kalau punggungku sedang menghadap kearah mereka, mereka akan melihat
pantatku.

Sekalipun aku tidak terlalu memikirkan itu.

Namun pria dari keluarga Greyrat itu berbeda.

Pada mulanya aku berpikir kalau mereka melihat ke arah wajah dan pantatku.

Yah, melihat saja memang tidak ada salahnya, karena aku tidak mengira kalau mereka akan
lanjut ke tahap berikutnya.

130
Paul juga adalah orang yang suka merasa penasaran seperti itu.

Sekalipun pada mulanya aku berpikir seperti itu, tapi aku merasa kalau tatapan mereka
mengarah ke tempat yang berbeda.

Garis pandang mereka mengarah ke tempat yang sedikit berada di atas kepalaku, dan kalau
mereka dibilang menatap pantatku, posisi pandangan mereka juga sedikit tidak pas.

Aku penasaran, apa yang sebenarnya mereka lihat, dan ternyata itu adalah telinga dan ekorku.

Eris Ojou-sama, Sauros-sama, dan bahkan Philip-sama.

Sebelum aku pergi untuk menjemput Rudeus, aku bertanya kepada Philip, mengapa mereka
suka melihat telingaku, dan dia menjawab tanpa sedikitpun mengubah ekspresinya sambil
tetap melihat ke arah telingaku.

"Karena keluarga [Boreas] menyukai Ras Hewan."

Dan dia bilang, sekalipun dia tidak mewarisi darah bangsawan, dia berbeda, karena dia
adalah seorang [Notus].

Dia menambahkan:

"Dia itu anaknya Paul, fakta bahwa dia menyukai gadis cantik tidak mungkin salah."

Pada saat itu, aku juga berpikir kalau situasinya juga akan menjadi seperti itu.

Tapi saat aku melihat betapa gentleman-nya Rudeus, aku tidak percaya bahwa dia adalah
anaknya Paul.
Ditambah lagi, dia adalah anak yang suka bekerja keras yang tidak mungkin bisa ditandingi
oleh Paul, dan dia adalah anak rajin yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh Paul, dan dia
adalah anak yang tegas yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh Paul............ yang ternyata
itu salah.

Intinya, aku benar-benar mengira kalau sebenarnya dia mungkin bukanlah anak Paul.

Tapi sekarang aku sudah mengubah pikiranku, Rudeus sudah pasti mewarisi darahnya Paul.

"Kamu memang benar anaknya Paul. Ras manusia dengan bahasa yang sama pun tidak bisa
membuatmu merasa puas."

"Hentikan gurauanmu. Tolong jangan mengatakan hal-hal seperti itu."

Tidak, sebenarnya itu bukanlah gurauan.

Dia pasti akan menjadi seorang playboy.

Belakangan ini, tatapan Eris saat melihat Rudeus menjadi aneh.

131
Sekalipun aku tidak begitu memahami hubungan antara pria dan wanita, aku tetap
mengetahui hal itu.

Tatapan itu sama seperti yang ditunjukkan oleh Zenith saat ia terpesona oleh Paul.

Belakangan ini sepertinya Rudeus telah mempelajari bahasa Dewa Iblis. Jadi setelah Ras
Hewan, target selanjutnya adalah ras iblis?

Anak kecil ini berencana untuk menguasai gadis di seluruh dunia.

Paul juga pernah mengatakan hal yang sama, dia bilang kalau dia akan menjelajahi seluruh
pelosok Benua Tengah untuk menciptakan harem atau apalah itu namanya.

Pada akhirnya dia ditangkap oleh Zenith dan harus mengabaikan impiannya, tapi sepertinya
niat itu diwariskan kepada anaknya.

Sungguh, sepasang ayah dan anak yang tidak berguna.........

Tidak, aku harusnya menghormati Rudeus.

Satu-satunya orang yang harus aku benci adalah Paul. Rudeus hanya mengutarakan idenya,
dan dia masih belum melakukan apa-apa.

Masih belum melakukan apa-apa.

Dia adalah pemuda terhormat.

Umu.

"Ada apa, Ghyslaine?"

Saat aku memikirkan itu, Eris Ojou-sama muncul disampingku, dia sudah tumbuh besar
selama 2 tahun ini.

Pertama kali aku bertemu dengannya adalah sekitar 5 tahun yang lalu, pada mulanya aku
berpikir kalau dia adalah gadis keras kepala yang tidak bisa diatur.

Pertama kali dia mengikuti kelas ilmu pedang, aku memberinya banyak [kasih sayang]
sampai dia tidak bisa berdiri lagi.

Di tengah malam dia mengambil pedang kayu untuk menyerangku.

Sekalipun dia tidak berhasil membalaskan dendamnya dan menjadi lebih penurut, selama
beberapa bulan berikutnya dia selalu melihatku dengan tatapan tajam dan menunggu waktu
yang pas untuk balas dendam.

Di masa lalu aku juga merupakan seorang anak yang nakal, jadi aku merasakan adanya
sebuah hubungan diantara kami berdua.

132
Dulu aku juga seperti itu.

Pada saat dia baru mempelajari ilmu pedang, dia selalu menggerutu tentang "Ini
menyebalkan!", "Aku tidak mau melakukan ini." Tapi belakangan ini dia menjadi penurut.

Setelah pesta tahun lalu, pada dasarnya dia tidak akan membuat keributan dan tidak akan
mengotori pakaian yang ia kenakan lagi.

Daripada mengatakan bahwa dia belajar dari kelas tata krama, aku pikir lebih wajar dibilang
kalau dia meniru sikap Rudeus.

Apakah Rudeus mengucapkan sesuatu di hari ulang tahun Ojou-sama yang ke-10?

Dia pasti mengucapkan kata-kata penjerat hati seperti yang biasa dilakukan Paul untuk
menggetarkan hati Ojou-sama.

Tapi di hari ulang tahun kesepuluh itu, Eris Ojou-sama memang tidur sekamar dengan
Rudeus.

Itu tidak mungkin...... Tidak, itu mungkin.

Intinya, aku tidak akan terkejut kalau memang ada sesuatu yang terjadi di malam itu.

Pria yang mampu menangani Eris Ojou-sama bisa dihitung dengan satu tangan.

"Aku berpikir tentang Rudeus."

"Hm? Kenapa?"

Eris memiringkan kepalanya dan bertanya.

Tatapannya kelihatan sedikit cemburu. Jangan khawatir, aku tidak akan mencurinya darimu.

"Aku tidak tahu kenapa dia mempelajari bahasa Dewa Iblis."

"Bukannya dia sudah bilang!"

Dia mengatakan sesuatu? Aku mencoba untuk mengingat apa yang dikatakan Rudeus, tapi
aku tidak mengingat apa-apa, karena dia mendadak mulai belajar bahasa asing.

"Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang, mungkin itu akan berguna di masa depan."

Kalau dipikir-pikir, dia juga mengatakan hal yang sama saat dia mencatat harga-harga barang
di toko.

Pada akhirnya, apa manfaatnya itu?

133
Aku kembali mengingat-ingat kelompokku di masa lalu, dimana si 'pencuri' lumayan familiar
dengan harga-harga barang yang beredar di pasaran.

Si pencuri itu tiba-tiba menemukan sebuah toko dan berkata kalau toko tersebut menjual
obat-obatan dengan separuh harga pasar, dan aku ingat saat-saat dimana aku tertipu dan
membeli barang palsu.

Kalau aku pikir-pikir, kalau seseorang tidak mengetahui harga pasar, orang tersebut mungkin
akan membeli barang murahan dengan harga 2 sampai 3 kali lebih mahal dari biasanya, dan
tidak menyadari itu.

Pada saat itu, aku tidak bisa mengutarakan itu dengan jelas, tapi sekarang setelah aku
memikirkannya kembali, mengetahui informasi yang beredar adalah cara yang terbaik untuk
bisa bertahan hidup.

Berkat matematika yang aku pelajari dari Rudeus, sekarang aku tidak akan tertipu lagi saat
menerima kembalian dari pedagang, tapi di masa lalu aku memang benar-benar sering tertipu.

Sekalipun aku sudah mempelajari matematika, aku tetap tidak bisa membayangkan diriku
sendiri menjadi seorang pedagang.

"Jangan bicarakan hal-hal yang dilakukan Rudeus, kita tidak akan paham sekalipun kita terus
memikirkan itu, dan kalau kamu sedang menganggur Ghyslaine, bantu aku latihan ilmu
pedang."

Beberapa hari terakhir dia sangat memperhatikan pembelajaran ilmu pedang.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi mungkin ada sesuatu yang membuatnya merasa gelisah.

Sekarang Rudeus baru berusia 9 tahun, dan bila dibandingkan dengan Ojou-sama, Rudeus
yang sekarang tampak jelas lebih dewasa.

Lupakan tentang belajar, matematika, dan ilmu sihir, dia bahkan memiliki kemampuan untuk
melakukan percakapan dengan orang lain dan memiliki pengalaman dalam bersosialisasi.
Sekalipun dia tidak mengikuti aturan-aturan tata krama, namun dia sangatlah sopan.

Tindakannya mirip seperti seorang pedagang, dan dia juga suka bercanda.

Sekalipun orang lain mungkin tidak akan terbiasa dengan leluconnya yang seringkali
menyenggol pelecehan seksual, tapi itu bisa dilihat sebagai daya tarik yang ia miliki.

Apa benar dia adalah anak berusia 9 tahun?

Bahkan dalam percakapan biasa pun, sangat mudah untuk percaya bahwa dia adalah orang
berusia 40 tahun lebih.

Kalau tidak salah, kerajaan naga punya banyak penipu seperti itu. [13]

Bandit-bandit yang bisa menulis akan berpura-pura menjadi seorang pemuda bangsawan dan

134
mengirim surat kepada anak-anak bangsawan, dan setelah mendapat kepercayaan mereka dan
bertemu di hari yang acak, mereka akan menangkap anak-anak bangsawan tersebut dan
menjualnya ke pedagang budak.

Aku pikir, paling tidak akan ada satu hal dimana Eris-sama unggul dari Rudeus, yaitu ilmu
pedang.

Aku akan merasa puas dengan itu.

"Baiklah, Eris, kita pergi ke taman."

"Oke!"

Eris Ojou-sama mengangguk dengan antusias.

Eris Ojou-sama adalah orang yang memiliki bakat dalam teknik Pedang Dewa. Kalau dia
mau melanjutkan latihannya dengan sungguh-sungguh, dia mungkin akan melampauiku suatu
saat nanti.

Memang sekarang dia baru mencapai level menengah, namun dengan hasil dari melatih dasar
teknik selama 3 tahun, hasilnya pasti akan bagus.

Saat Eris-sama melangkah dengan cepat dan tajam, tubuhnya sudah diselimuti oleh [Fighting
Spirit], dan kalau dia secara sadar mampu menggunakan [Fighting Spirit] tersebut, maka dia
akan mampu mencapai tingkat lanjut teknik Pedang Dewa dengan mudah.

Jika saja dia mampu menguasai Fighting Spirit dengan sempurna, dia akan mampu menjadi
Sword Saint.

Untuk sekarang, hal itu mungkin bukanlah sesuatu yang terlalu jauh, sekalipun aku tidak
yakin sebesar apa peningkatan yang akan dialami Ojou-sama, tapi kalau dia bisa menjadi
Sword Saint saat masih belajar dariku, aku akan membawanya untuk bertemu dengan
Shishou.

Kalau memungkinkan, aku juga akan mengajak Rudeus.

Reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan oleh Shishou saat dia bertemu dengan mereka?

Haha, itu benar-benar membuatku penasaran.

135
Bab 7
Janji yang Pasti
Bagian 1
Setelah mengalami berbagai hal, sebentar lagi aku akan mencapai usia 10 tahun.

Aku menghabiskan setahun penuh untuk mempelajari bahasa Dewa Iblis, bahasa Dewa
Hewan, dan juga bahasa Dewa Tempur.

Bahasa Dewa Tempur memiliki kemiripan dengan bahasa manusia, jadi aku tidak mengalami
banyak kesulitan saat mempelajarinya, ibaratnya bahasa itu seperti bahasa Inggris dengan
sedikit campuran bahasa Jerman.

Perbedaan diantara keduanya hanyalah pada kosakata dan cara mengekspresikan kalimat.

Pengejaan pada dasarnya sama dengan bahasa manusia.

Bahasa di dunia ini tidak begitu sulit untuk dipelajari.

Setelah kamu berhasil mengingat satu hal, hal yang lainnya pun akan bisa kamu pelajari
dengan mudah.

Mungkin penyebabnya adalah karena dunia ini berulang kali mengalami peperangan.

Sayangnya, tidak ada catatan tentang bahasa Dewa Langit dan Dewa Laut, bersama dengan
tidak adanya orang yang tahu cara menggunakannya, jadi aku tidak bisa mempelajari kedua
bahasa tersebut.

Soal ilmu pedang, aku akhirnya berhasil mencapai level menengah. Eris sudah naik ke
tingkat lanjut dalam waktu kurang dari 2 tahun, jadi aku sudah bukan tandingannya lagi.

Aku merasakan dengan jelas perbedaan antara orang yang memiliki bakat dan tidak
memilikinya.

Tapi dia juga berlatih di hari-hari libur, jadi tentu hal itu juga memberikan pengaruh pada
perkembangan ilmu pedangnya.

Aku menghabiskan waktuku untuk belajar bahasa, sedangkan di waktu yang sama Eris
menghabiskan waktunya untuk berlatih ilmu pedang. Wajar saja kalau ada perbedaan besar di
antara kami.

Soal sihir, aku berlatih dengan membuat figure.

Sekarang aku mampu membuat patung dengan mendetail hingga bagian-bagian terkecil, jadi
seharusnya aku sudah mengalami peningkatan.

Walaupun begitu, aku merasa kalau aku tetap menemui hambatan.

136
Yah, karena nantinya aku akan pergi ke Akademi Sihir untuk belajar, aku tidak perlu buru-
buru.

Dengan berbagai hal yang telah terjadi, aku sudah hidup di dunia ini selama hampir 10 tahun,
dan aku benar-benar tersentuh saat memikirkan itu.

Bagian 2
Sebulan sebelum hari ulang tahunku tiba, Eris dan orang-orang yang tinggal di dalam
mansion mulai menjadi sibuk, apakah ada suatu peristiwa yang akan terjadi?

Mungkin akan ada orang penting yang berkunjung, atau seseorang dari keluarga Greyrat, atau
tunangannya Eris......

Tidak, pasti bukan, itu tidak mungkin. Bagaimana bisa Eris punya tunangan (Hahaha).

Tapi aku masih tetap merasa sedikit gelisah, jadi aku mulai melakukan penyelidikan.

Aku membuntuti Eris diam-diam, dan melihat dia sedang berbicara kepada para pelayan
dengan hati gembira.

Ghyslaine juga ada di sana, dan sepertinya dia tidak menyadariku, karena dia sedang sibuk
memandang makanan (daging mentah) yang nantinya akan dimasak.

"Aku ingin melihat Rudeus terkejut, dia pasti akan merasa gembira sampai meneteskan air
mata!"

"Rasanya itu sulit, sekalipun Rudeus terkejut, kemungkinannya kecil kalau dia akan
menunjukkan ekspresi itu di wajahnya."

"Tapi dia akan merasa gembira, bukan?"

"Tentu saja, dia pasti telah mengalami banyak kesulitan karena dia berasal dari keluarga
cabang."

Sebenarnya aku tidak mengalami banyak kesulitan......

Tapi apa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan?

Apa mereka diam-diam membicarakanku? Sekalipun aku yakin kalau aku melaksanakan
tugas dengan baik, tapi mungkin hanya aku yang berpikir seperti itu.

Apakah aku memberi pengaruh buruk kepada anggota keluarga di mansion ini?

Kalau benar, aku yakin aku akan menangis.

"Kita tidak akan tepat waktu untuk hari ulang tahunnya Rudeus!"

"Tapi kalau kita terlalu terburu-buru, kita tidak akan bisa melaksanakannya dengan baik."

137
"Benarkah?"

"Ya, kalau Sauros-sama juga hadir."

Oh, jadi begitu? Bersiap-siap untuk pesta ulang tahun?

"Kalau saja Rudeus tidak lahir di keluarga itu......"

Ucap Eris dengan nada kasihan.

Jadi begitu, setelah aku memahami konten dari percakapan, aku pergi meninggalkan tempat
itu.

Intinya adalah, sepertinya aku bukanlah orang yang bisa ditunjukkan secara terbuka kepada
publik.

Itu benar, bagaimanapun juga, aku adalah anak dari orang itu.

Tapi aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan nama ayahku.

Ini adalah sesuatu yang baru aku ketahui setelah tinggal selama beberapa tahun di mansion
ini.

Nama asli Paul adalah Paul Notus Greyrat.

[Notus] adalah nama kebangsawanan Paul, dan dia telah memutuskan hubungan dengan
keluarga Notus.

Saat ini yang menjadi kepala dalam keluarga tersebut adalah adik atau sepupunya Paul.

Kalau semuanya berakhir seperti itu sih, seharusnya tidak ada masalah.

Namun, ada beberapa orang yang berpikir kalau situasi itu belumlah berakhir, karena kepala
keluarga Notus saat ini ternyata lebih parah daripada Paul, mereka bersikeras untuk
menggulirkan dan mengganti kepala keluarga yang sekarang.

Kepala keluarga Notus yang sekarang sangatlah sensitif, dan dia mengeluarkan banyak usaha
untuk menghabisi semua kandidat yang mungkin bisa merebut posisinya.

Sekalipun aku tidak tertarik dalam bidang seperti ini, namun ada beberapa orang yang
mungkin akan berpikir bahwa anaknya Paul yang memiliki dukungan dari keluarga Boreas,
dan dia berencana untuk mengambil alih kembali nama keluarga Notus.

Mereka yang memiliki wewenang akan bergerak dalam bayang-bayang. Kemungkinan


terburuknya adalah, mereka akan mengirim pembunuh untuk menghabisiku, jadi aku tidak
boleh mengundang perhatian banyak orang.

Yah, mari kita kembali ke topik menguping sebelumnya.

138
Tentang status Rudeus yang menyedihkan.

Aslinya, aku bisa menerima perlakuan setara seperti yang didapatkan oleh Eris, tapi aku
diberikan perlakuan seperti seorang pelayan, jadi itu menyedihkan.

Dan itu adalah tradisi di antara para bangsawan......

Di hari ulang tahun kesepuluh yang sangat spesial, tidak boleh ada pesta yang berlebihan.
Menyedihkan, itu sungguh menyedihkan.

Eris, yang sudah lama tidak mengajukan permintaan yang egois kepada Sauros, memohon
kepada Sauros, dan akhirnya dia membuat keputusan untuk mengadakan pesta ulang tahun
untukku secara pribadi.

Sebuah pesta keluarga kecil yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang tinggal di dalam
mansion.

Sebuah pesta untukku.

Jangan mengucapkan hal-hal yang mampu membuatku menangis.

Dan sejujurnya, itu benar-benar berbahaya.

Sekalipun aku mengetahuinya, tapi aku tidak sadar bahwa hari ulang tahun kesepuluh itu
sespesial itu. Dan juga, pesta yang aku tahu bukanlah sebesar pesta ulang tahunnya Eris,
namun hanyalah pesta kecil.

Di pesta yang biasa di hadiri keluargaku di masa lalu, aku kerap berkata "Ah, benar,
terimakasih ya."
Biasanya hanya muncul respons seperti itu.

Pesta kali ini direncanakan oleh Eris, dan dia tidak punya teman lain yang seumuran
dengannya, dan semua ini dilakukan untuk pertama kalinya.

Kalau aku tidak bahagia, dia pasti akan merasa sangat kecewa. Sepertinya aku harus lebih
banyak latihan sihir air agar aku bisa membuat tangisan palsu.

Aku adalah orang yang bisa memahami suasana hati, lho.

Bagian 3
Di hari itu, seluruh mansion tampak sibuk.

Setelah kelas belajar usai, Ghyslaine datang ke ruanganku. Sangat jarang aku melihatnya
begitu tegang seperti itu, ekor di pantatnya benar-benar kaku dan menjulang ke atas.

"Um, aku punya beberapa pertanyaan tentang sihir."

139
Dia memalingkan pandangannya, sepertinya dia dikirim kemari untuk menahanku agar tidak
keluar dari kamar. Oke, oke, aku akan turuti permainan kalian.

"Hoh~ Pertanyaan seperti apa?"

"Boleh aku melihat sihir level saint?"

"Bisa saja sih, tapi kota ini bakal hancur kalau aku melakukan itu."

"Apa? Sihir seperti apa itu?"

"Sihir tingkat saint adalah hembusan angin kuat yang didampingi badai petir, kalau aku
terlalu banyak mengeluarkan kekuatan, kota ini akan tenggelam."

"Itu benar-benar terlalu kuat, aku harus melihat itu lain kali."

Aku jarang melihatnya mengeluarkan pujian seperti itu, ini mungkin adalah trik yang sudah
dia persiapkan sebelumnya.

Baiklah, aku akan sedikit menggodanya.

"Aku mengerti. Karena kamu mau melihatnya, baiklah. Kalau kita mengendarai kuda selama
2 jam, aku akan bisa menggunakan sihir itu tanpa merusak kota, jadi ayo berangkat
sekarang."

Wajah Ghyslaine menjadi tegang dan gemetaran.

"J, ja, jangan. Kalau kita berangkat sekarang, kita akan pulang terlambat, ada banyak
makhluk sihir di alam liar, dan di luar sana sangat berbahaya."

"Benarkah? Tapi kan ada Ghyslaine, jadi aku akan baik-baik saja. Kamu bilang kalau
pendengaran yang dimiliki Ras Hewan itu sangat sensitif, jadi kita tidak akan mendapatkan
masalah di malam hari."

"T, terlalu percaya diri itu tidak boleh."

"Benar juga, lagipula menggunakan sihir tingkat saint membutuhkan banyak Mana, jadi kita
akan pergi di hari libur berikutnya."

"A, ahh, bagus itu, kita perginya lain kali saja."

Menarik rasanya menggoda Ghyslaine yang biasanya tidak memberikan banyak reaksi.

Saat Ghyslaine panik, ekornya akan berdiri dengan tegak, dan saat aku mengucapkan sesuatu,
ekornya akan bergerak, hanya dengan melihat itu saja sudah mampu membuatku merasa
senang.

"Ah iya, aku belum menyajikan minuman untukmu, tapi di sini hanya ada air panas..."

140
"T, ti, tidak perlu, jangan bergerak. Aku tidak haus."

"Baiklah."

Sebenarnya aku bisa menciptakan air panas sendiri, tapi kalau dia tidak mengetahui itu aku
tidak akan mengatakannya.

Bagus sekali, dengan ritme seperti ini, sepertinya dia masih belum bisa mengijinkanku keluar
dari kamar. Aku akan melakukan sedikit pelecehan seksual.

"Kau tahu, belakangan ini aku membuat beberapa figure."

Saat mengatakan itu, aku mengeluarkan patung Ghyslaine berukuran 1/10. Dibandingkan
dengan produk buatanku saat aku baru mulai belajar, aku yakin sudah mengalami banyak
peningkatan.

Guratan otot di patung itu bisa dibilang sudah mencapai tingkat profesional.

"Hoh. Ini aku? Hasilnya lumayan bagus, dibandingkan dengan patung yang bermodel Eris-
sama...... Eh, dimana ekornya?"

"Aku tidak terlalu mengerti soal area itu, dan aku selalu menggunakan imajinasiku saat
membuatnya. Mumpung yang satu ini hasilnya lumayan bagus, aku mau membuatnya
semirip mungkin dengan model aslinya."

Ghyslaine sepertinya berpikir keras sambil menggoyangkan ekornya.

Hah, aku penasaran, ekspresi seperti apa yang akan ia tunjukkan.

"Boleh aku melihatnya? Tempat terhubungnya ekor dengan tubuhmu?"

"Itu mudah."

Dengan begitu, Ghyslaine langsung berdiri tegak dan tanpa ragu-ragu mengijinkanku untuk
mengamati pantatnya.

Menakjubkan! Ghyslaine-ku memang hebat!

Kamu benar-benar jantan!

Aku tidak bisa menang melawan kamu!

Tunggu, jangan menyerah! Ini masih belum berakhir, ini adalah kesempatan langka dimana
aku bisa melakukan hal-hal mesum dengan Ghyslaine yang biasanya selalu waspada.

"B, boleh aku menyentuhnya sedikit?"

"Ah, silahkan."

141
Aku nyaris meraih pantat Ghyslaine dengan sekuat tenaga.

Keras!

Eh!?

Tunggu, ini pantat, ‘kan? Beneran pantat?

Otot-ototnya benar-benar kelewatan, bisa dibilang rasanya hampir seperti menyentuh papan
yang terbuat dari besi.

Tapi aku merasa ada sejenis kelembutan di dalamnya, um, bagaimana ya menjelaskannya,
tipe ideal mungkin?

Tapi masih agak sulit untuk menganggap pantat ini sebagai sesuatu yang erotis.

Ini adalah otot yang didamba-dambakan oleh seluruh pria.

Otot yang memiliki dua tipe, yaitu berwarna merah dan putih!

Ini adalah eksistensi yang diberkati oleh super-bro dan dewi-ero!

Tolong berikan aku otot-otot seperti ini......

"Baik, aku sudah selesai."

Aku menjauhkan tanganku dari pantat Ghyslaine dengan lesu.

"Aku pernah melihat Eris mempekerjakan seorang seniman untuk melukis dirinya. Aku juga
mau meninggalkan gambaran diriku sendiri. Aku akan menunggu sampai karyamu ini selesai
nanti."

Dia tersenyum senang.

Aku merasa kalah.

Kalah sebagai seorang pria.

Kalah jantan.

Siaaaaaaaallllll, aku tidak bisa menang melawan Ghyslaine.........

"…...... Sudah hampir waktunya untuk makan malam."

"H, hmm, aku pikir masih belum?"

Aku masih ingin melihat ekor Ghyslaine berdiri tegak, tapi sayangnya ada pelayan yang
datang dan memberi tahu bahwa makanannya sudah siap.

142
Bagian 4
Saat aku memasuki ruang makan, terdengar suara tepuk tangan.

Ini adalah pertama kalinya semua orang berkumpul dalam satu tempat. Dan tentu saja itu
termasuk Sauros dan Philip, bahkan Hilda yang jarang terlihat.

"I, ini.....?"

Aku menoleh kebelakang dan melihat Ghyslaine juga sedang bertepuk tangan.

"Ehh? Ehh?"

Berpura-pura bingung.

"Rudeus! Selamat ulang tahun!"

Eris membawa karangan bunga yang besar dan mengucapkan itu padaku. Dia mengenakan
gaun berwarna merah membara.

Aku menerima karangan bunganya, sambil tetap pura-pura bingung.

"Ah, itu, aku, berumur 10 tahun, hari ini......"

Setelah mengucapkan kalimat yang sudah aku persiapkan sebelumnya, wajahku berubah
muram.

Aku mengangkat lengan untuk menutupi kedua mataku, dan menggunakan sihir air pada
waktu yang sama untuk menciptakan air mata yang mengalir. Tak lama setelahnya, hidungku
menjadi buntu.

"M, maaf, a, aku...... hal seperti ini...... untuk pertama kalinya...... aku datang kemari......
selalu berpikir kalau aku tak boleh gagal...... dan aku tidak populer.... kalau aku gagal, aku
akan membuat ayahku malu..... a, aku tidak pernah mengira.... aku akan... diberi selamat..."

Aku menurunkan lenganku, dan Eris tampak bengong.

Philip, Sauros, dan semua yang ada di dalam mansion berhenti bertepuk tangan, dan
semuanya juga tampak tercengang.

Uhoh, apa aktingku terlalu buruk......?

B, bukan, pasti sebaliknya. Aktingku terlalu nyata, sialan, padahal aku berencana untuk
berhenti sebelum situasinya menjadi seperti ini.

Haaa. Kalau dipikir-pikir, aku sudah menjadi orang dewasa yang layak untuk dibenci......

Yah, biarin saja lah.

Aku akan terus melanjutkan aktingku.

143
Eris dengan panik bertanya kepada si pelayan.

"Apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita lakukan?"

Sepertinya mereka tidak pernah membayangkan kalau aku akan menangis.

Eris benar-benar manis sampai aku memeluknya. Aku perlahan membisikkan ucapan terima
kasih di telinganya dengan suara tersedu-sedu.

"Ti, tidak apa-apa kok! Rudeus adalah keluargaku, jadi itu wajar! A, anggota keluarga
Greyrat, benar kan, Otou-sama, Ojii-sama!"

Eris yang biasanya pasti akan mengucapkan "Kamu harusnya bersyukur!".

Tapi sepertinya dia tengah mencoba untuk mencari alasan untuk mendapat persetujuan Philip.
Tapi aku hanya melihat Sauros berteriak.

"P, perang! Kita akan berperang melawan Notus! Kita akan bunuh Philemon dan angkat
Rudeus sebagai kepala keluarga! Philip! Alphon~~se! Ghysla~~ine! Ikuti aku sekarang juga!
Kumpulkan semua pasukan!"

Dan seperti itulah, peperangan antara Boreas Greyrat dan Notus Greyrat dimulai.

Tragedi berdarah yang menyeret dua keluarga Greyrat ke dalam pusaran kenistaan, dan
membawa era perang saudara ke dalam kerajaan Asura untuk waktu yang sangat lama,
tercatat dalam sejarah kerajaan.

…...........Hal seperti itu, sudah jelas tidak mungkin terjadi.

"A, ayah, hentikan! Tolong tahan emosimu!"

"Philip, apa kau ingin menghalangiku! Coba lihat baik-baik! Dibandingkan dengan si idiot
brengsek itu, bukannya Rudeus jauh lebih cocok untuk menjadi kepala keluarga?"

"Aku juga berpikir begitu, tapi tolong tenanglah! Hari ini harusnya adalah hari bahagia!
Berperang bukanlah hal yang baik, kita akan bermusuhan dengan Eurus dan Zephyrus!"

"Kau bodoh! Aku akan memenangkan peperangan ini sendirian! Minggir semua,
MINGGIR!"

Dengan begitu, Sauros menyeret Philip keluar dari ruang makan.

Semua orang tercengang melihatnya.

"A, ahem."

Eris berdeham.

"L, lupakan dulu soal Ojii-san...... Hari ini khusus dipersiapkan untuk Rudeus!"

144
Eris mengangkat dadanya, dan wajahnya tampak memerah.

Belakangan ini dadanya semakin membesar, jadi dia mulai mengenakan bra, dan dia
kelihatan sangat manis saat mengangkat dadanya seperti itu.

Si petapa mesum pernah bilang kalau dada Eris saat dia sudah dewasa akan jadi luar biasa.

Terima kasih, petapa.

"Soal itu, apakah ada kejutan?"

"Coba tebak!?"

Hal-hal yang biasa digunakan sebagai kejutan.

Apa ya.

Hal yang aku sukai.

Komputer dan Eroge. Ah, tidak, tidak.

Eris memikirkan situasiku saat ini. Aku telah meninggalkan keluargaku, sendirian selama
beberapa tahun belakangan ini, dan pasti merasa kesepian. Di hari ulang tahun ini, kalau Eris
berada dalam posisi yang sama sepertiku, hadiah macam apa yang bisa membuatnya merasa
bahagia?

Ghyslaine dan kakeknya ada disampingnya, dan ikut merayakan ulang tahunnya.

Kalau aku......

"Apa mungkin, Otou-sama juga ada di sini.....?" [14]

Wajah Eris menjadi muram, dan tidak hanya dia, namun ekspresi para pelayan, dan semua
orang berubah menjadi penuh dengan belas kasihan.

"P, Paul...... san, anu, dia bilang, makhluk sihir di dalam hutan belakangan ini menjadi sangat
aktif, jadi dia tidak bisa datang, t, tapi dia bilang kalau Rudeus akan baik-baik saja sekalipun
dia tidak datang...... Zenith-san juga bilang kalau putri-putrinya mendadak terkena demam,
dan dia tidak bisa datang....."

Eris menjawab dengan bingung.

Ahh---.

Mau bagaimana lagi, itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Desa Buina sangat
bergantung kepada Paul, dan kalau kedua adikku sakit, mustahil Lilia bisa mengatasi
segalanya.

"A, anu, soal itu, Rudeus, aku......"

145
Eris sepertinya tidak bisa menemukan kalimat yang pas, dan panik sekali lagi. Gadis yang
biasanya begitu percaya diri ini benar-benar manis saat dia mengalami situasi yang
merepotkan.

Tak usah khawatir. Bahkan bisa dibilang, situasinya menjadi lebih baik karena tidak ada Paul
di sini.

"Oh begitu, ayah dan ibu tidak bisa datang ya......"

Aku berpura-pura untuk tidak terlalu memikirkan hal itu, tapi di saat aku mencobanya,
kalimat yang keluar dari mulutku terdengar penuh dengan keputusasaan, gara-gara suaraku
yang serak dan mata yang berkaca-kaca.

Tiba-tiba, ada seseorang diantara para pelayan yang mulai terisak-isak, sungguh gagal total
rencanaku...... Aku tidak mengira kalau aku bisa membuat suasananya menjadi separah ini.

Aku minta maaf, ternyata, aku sama sekali tidak bisa membaca suasana.....

Saat aku memikirkan itu, tiba-tiba Hilda berlari menghampiriku dan memelukku erat-erat,
sampai karangan bunga yang aku bawa tidak sengaja jatuh ke lantai.

"Uwaa."

Aku hampir tidak pernah bicara dengan Hilda.

Dia memiliki rambut berwarna merah membara yang sama seperti rambutnya Eris, dan dia
adalah wanita muda cantik yang memiliki aura seorang janda.

Seperti wanita yang biasa muncul di dalam Eroge, atau wanita yang sudah menikah namun
menjadi janda saat usianya masih muda.

Tentu saja, dia bukan janda sungguhan, karena Philip masih hidup.

Tapi hal yang paling penting adalah.... Dadanya menakjubkan!

Apa mungkin punya Eris juga akan menjadi sebesar ini......!?

Aaan~!

"Jangan khawatir Rudeus. Kamu juga aku anggap sebagai anakku!"

Hilda memelukku erat-erat dan berkata menggunakan suara yang hampir mirip seperti
teriakan.

Arara?

Bukannya orang ini membenciku?

146
"Tidak akan ada yang keberatan! Anak adopsi...... tidak, menikahlah dengan Eris! Itu dia! Ide
yang hebat! Ayo lakukan itu!"

"O, Okaa-sama !?" [15]

Hilda tiba-tiba kehilangan kontrol.

Seperti yang sudah kuduga, Eris juga terkejut.

"Eris! Apa kamu tidak merasa puas dengan Rudeus!"

"Rudeus baru berumur 10 tahun!"

"Itu tidak ada hubungannya dengan umur! Berhenti mencari-cari alasan dan bersikaplah
seperti seorang wanita!"

"Aku sudah berusaha!"

Hilda mengamuk.

Eris membantah.

Sekalipun dia bergabung dengan keluarga ini melalui pernikahan, orang ini juga merupakan
anggota keluarga Greyrat, dan dia adalah orang dengan tipe yang sama seperti Sauros.

"Baik, baik, nanti saja kita bicarakan hal ini!"

"Kyaa! Sayang! Apa yang kamu lakukan! Aku harus menyelamatkan anak malang ini!"

Philip yang baru saja kembali, berhasil menenangkan Hilda dan keluar dari tempat kejadian
dengan anggun.

Bahkan dalam situasi yang kacau seperti ini, hatinya tetap tenang dan mampu mengamati
situasi dengan kepala dingin.

Itu benar-benar keren, dia pasti adalah seorang penyihir hebat. Pria yang bisa diandalkan, dan
bisa dianggap sebagai contoh bagi seluruh pria.

Hmm, sekarang, waktunya untuk mengembalikan situasi menjadi normal.

"A, apakah itu? Itu, kejutannya?"

Eris menyilangkan kedua tangannya, mengangkat dadanya, mendongakkan kepalanya, dan


sedikit memajukan dagunya.

Sudah lumayan lama sejak terakhir kali aku melihat pose klasik tersebut.

"Hmph hmph! Alphonse, bawa itu kemari!"

147
Eris menjentikkan jari tangannya, dan mengeluarkan suara garing.

Wajah Eris tampak memerah, tapi Alphonse tidak mempedulikan itu, dan mengeluarkan
sebuah tongkat dari bayangan yang terletak di belakang patung, itu adalah tempat yang tidak
bisa aku lihat.

Tongkat itu mirip dengan tongkat yang dimiliki Roxy.

Tongkat itu terbuat dari kayu yang kasar dan kurus, dengan pucuknya dihiasi oleh batu sihir
yang besar dan kelihatan lumayan mahal.

Sejak pertama kali aku melihatnya, aku langsung sadar bahwa tongkat itu sangatlah mahal.

Kualitas sebuah tongkat sihir ditentukan oleh kayu dan batu sihir yang dipakai untuk
membuatnya.

Properti dari kayu yang digunakan akan memberikan pengaruh pada afinitas tiap-tiap sistem
sihir.

Sistem sihir air dan tanah memiliki kecocokan dengan kayu Kurogaki, sedangkan sistem sihir
angin dan air memiliki kecocokan dengan kayu Injyuga.

Namun seharusnya kekuatan sihirmu tidak akan berkurang sekalipun kamu menggunakan
material yang tidak cocok, jadi sebenarnya menggunakan material apapun juga tidak
masalah.

Hal paling penting adalah batu sihir, yang memiliki kemampuan untuk menyalurkan Mana.
Tidak ada yang tahu, mengapa kekuatan sihir akan bertambah besar saat menggunakan batu
sihir sebagai penghantar, sekalipun jumlah Mana yang dikeluarkan tetaplah sama.

Kalau dibandingkan dengan harga, tongkat yang aku berikan kepada Ghyslaine dan Eris
memiliki batu sihir yang masing-masing harganya 1 koin perak.

Sekalipun ada batu sihir yang lebih murah, aku ingat waktu Roxy memberiku tongkat dengan
batu sihir yang kira-kira ukurannya sebesar itu, jadi aku memilih untuk melakukan hal yang
sama.

Batu sihir yang tertanam di tongkat yang aku berikan memiliki ukuran sebesar ujung jari
kelingking.

Dengan batu sihir seukuran kepalan tangan seperti ini, minimal harganya pasti sudah lebih
dari 100 koin emas.

Ditambah lagi, batu sihir itu berwarna biru muda dan memiliki afinitas untuk sihir tipe air.
Dengan menggunakan tongkat ini, sihir yang aku keluarkan akan mendapatkan tambahan
tenaga besar.

Berapa sebenarnya harga tongkat ini......

148
Sebagai catatan, kristal yang didapatkan dari dungeon adalah tipe lain dari batu sihir, hanya
saja kristal tersebut tidak memberikan efek penguatan sihir.

Karena ada Mana yang tersimpan di dalam kristal yang didapat dari dungeon, kristal tersebut
tidak digunakan untuk menciptakan tongkat sihir, namun digunakan untuk membuat benda
sihir, dan untuk menggunakan sihir yang membutuhkan banyak Mana.

Eris melihatku yang sedang mengamati tongkat yang ia berikan, lantas dia mengangguk
dengan puas.

149
"Alphonse, jelaskan."

"Baik, Ojou-sama. Bahan yang digunakan untuk membuat tongkat ini berasal dari Benua
Milis, di bagian timur Hutan Agung, tempat pohon bernama Elder Treant yang tumbuh.
Batang tongkat ini terbuat dari cabang pohon tersebut. Saya yakin Rudeus-sama yang pintar
mengetahui bahwa Elder Treant akan mengalami perubahan setelah pohon itu menyerap air
dari mata air peri. Pohon itu akan berubah menjadi monster kelas A yang mampu
menggunakan sihir air tingkat tinggi. Batu sihirnya berasal dari naga liar yang hidup di Benua
Begaritto; batu permata kelas A. Dan orang yang menciptakan tongkat ini adalah Chein
Procyon, dia adalah pembuat tongkat sihir yang berasal dari kelompok sihir istana kerajaan
Asura."

Woah, itu menakjubkan. Dari kedengarannya, tongkat ini memiliki spesialisasi dalam
menggunakan sihir air.

Tapi tongkat seperti ini pasti harganya mahal, bukan?

Nah, sekarang bukanlah waktunya untuk memikirkan itu.

Meskipun aku mengajari Eris untuk tidak terus-terusan menghamburkan uang, aku akan
membiarkannya untuk hari ini.

Tongkat ini dibuat khusus untukku, dan akan memalukan kalau aku menolaknya.

"Tongkat ini bernama Raja Naga Air yang Sombong."

Saat aku bersiap menerimanya, aku segera menghentikan tindakanku.

Barusan, apa aku mendengar sesuatu yang berbau Chuunibyou?

"Ambillah! Ini adalah hadiah dari keluarga Greyrat! Untuk bisa mendapatkan ini, aku harus
memohon kepada Otou-sama dan Ojii-sama! Rudeus itu sebenarnya adalah penyihir yang
hebat, kalau kamu tidak membawa tongkat, jadinya terasa aneh!"

Setelah mendengar suara Eris, aku menerima Raja Naga Air yang Sombong tersebut.

Berbeda dari penampilannya, ternyata tongkat ini sangat ringan. Aku memainkan tongkat itu
dengan kedua tanganku. Sekalipun batu sihir yang terpasang di tongkat itu memiliki ukuran
yang sangat besar, ternyata keseimbangannya juga sangat bagus.

Barang mahal memang hebat.

Tapi namanya agak.....

"Terima kasih, tidak hanya mengadakan pesta untukku, tapi kalian juga memberiku hadiah
yang mahal....."

"Tidak usah dipikirkan harganya! Ayo cepat, lanjutkan pestanya! Sayang kalau hidangannya
jadi dingin!"

150
Eris dengan riang gembira membawaku ke kue raksasa yang dihidangkan di depan tempat
duduknya.

"Aku juga akan membantumu!"

Apa kau bilang!?

Bagian 5
Setelah pestanya dimulai, Eris terus-terusan bicara seperti senapan mesin, selama beberapa
saat.

Aku mendengarkannya dengan sesekali menjawab, mmhmm, dan ditengah-tengah obrolan itu
Eris mulai merasa ngantuk, dan akhirnya tertidur dengan nyenyak.

Apa dia terlalu tegang? Atau apa karena rasa tegangnya sudah menghilang?

Eris digendong kembali ke ruangannya seperti seorang putri oleh Ghyslaine, terima kasih atas
kerja kerasmu, nee-chan.

Sauros dan Hilda juga mengundurkan diri di tengah-tengah pesta.

Sauros ingin aku meminum anggur, tapi Philip berhasil membujuk Sauros untuk
membatalkan niatnya, dan aku merasa sedikit kecewa. Justru Hilda yang minum cukup
banyak sampai dia mabuk parah, wajahnya terus-terusan tersenyum sambil tertawa terbahak-
bahak, sebelum akhirnya kembali ke kamar tidurnya.

Semua makanan yang disajikan telah habis dimakan, dan para pelayan kini sedang
memindahkan piring-piring kosong dengan ekspresi mengantuk, dan satu-satunya orang yang
tersisa hanyalah Philip dan aku. Saat ini Philip sedang minum sendirian tanpa mengucapkan
banyak kata. Apa itu bir?

Di hari ulang tahun Eris, aku baru tahu bahwa tiap-tiap daerah yang ada di kerajaan Asura
memiliki jenis bir yang berbeda.

Ada lumayan banyak bir yang terbuat dari gandum, namun bir yang digunakan untuk sebuah
perayaan adalah bir yang terbuat dari anggur.

"Aku kalah dalam perselisihan keluarga."

Ucap Philip dengan suara pelan.

"Apa kau tahu kenapa Eris tidak memiliki saudara? Pernahkah kau menyadari itu
sebelumnya?"

Aku mengangguk dengan serius, aku sudah lama menyadari itu, tapi pada akhirnya aku tidak
pernah menanyakannya.

"…... Apakah mereka sudah meninggal?"

151
Philip terkejut dan menatapku. Aku tak sengaja mengucapkan hal yang ada di pikiranku. Itu
tadi tidak sopan.

"Tak lama setelah mereka lahir, mereka diambil oleh saudaraku yang tinggal di ibu kota."

"Diambil? Kenapa begitu?"

"Alasan resminya adalah untuk mengadopsi anakku, agar dia bisa pergi ke ibukota untuk
belajar, tapi sebenarnya...... itu hanyalah kelanjutan dari tradisi kami."

Dan Philip mulai menjelaskan tradisi yang dimiliki keluarga Boreas. Tradisi keluarga Boreas
adalah pertempuran secara terus-menerus untuk memperebutkan gelar kepala keluarga, dan
juga beberapa tradisi lain.

Sauros memiliki 10 anak, dan 3 diantaranya adalah:

Walikota Roa, Philip.

Gordon, yang menikah dengan anggota keluarga Eurus Greyrat.

Kemudian James yang saat ini memegang posisi menteri kabinet, dan dianggap masih terlalu
muda untuk mendapatkan posisi tersebut.

Ada juga nama yang sepanjang kereta.

Intinya, Sauros membiarkan mereka bertarung melawan satu sama lain untuk memutuskan
siapa yang akan menjadi kepala keluarga selanjutnya.

Dan hasilnya adalah, James menjadi pemenang sekaligus kepala keluarga saat ini, sedangkan
Philip dan Gordon harus menerima kekalahan mereka.

Paruh pertama dari perebutan kekuasaan.

Pertama-tama, James diam-diam memanipulasi agar Gordon terlibat dengan seorang putri
dari keluarga Eurus.

Dengan rencana ini, tanpa mengetahui identitas satu sama lain, rasa cinta mulai tumbuh
diantara Gordon dan putri dari keluarga Eurus.

Dan dengan bantuan James, pada akhirnya Gordon menikah dan bergabung dengan keluarga
Eurus.

Rute menuju kursi kepala keluarga Boreas telah berakhir bagi Gordon.

Paruh kedua perebutan kekuasaan.

Di saat itu, James dan Philip bisa dibilang setara, bertarung satu sama lain secara diam-diam,
dengan menggunakan seluruh koneksi yang mereka miliki. Tidak ada peristiwa dramatis
yang terjadi, James menang, dan Philip kalah.

152
Kalau ada perbedaan diantara mereka berdua, mungkin itu adalah kekuasaan.

James lebih tua dari Philip, memiliki suatu ikatan di ibukota, dan merupakan tangan kanan
dari seorang menteri.

Dia memiliki koneksi dan kekayaan, ditambah wewenang yang lumayan besar.

Sekalipun Philip juga bisa dibilang sangat kuat, namun sulit baginya untuk menutupi jarak 6
tahun yang dimiliki mereka berdua.

James mengangkat Philip sebagai walikota Roa, dan mengusirnya dari ibukota.

Sekalipun James menjadi penguasa Fedoa, dia berencana untuk terus menyerahkan segala
urusan yang ada di sana kepada Philip.

Dia adalah anggota kabinet menteri, dan tidak berencana untuk pergi meninggalkan ibukota.
Sedangkan Philip tinggal di area pinggiran, dan akan sangat sulit bagi dirinya untuk kembali
bangkit.

Di kemudian hari, James membuat permintaan, bila Philip memiliki anak laki-laki, mereka
harus diadopsi dan dikirim ke ibu kota.

"Mengambil semua anak laki-laki, bukannya itu terlalu kejam?"

"Tidak apa, aku tidak terlalu memikirkan itu, toh lagian itu memang sudah jadi tradisi."

Semua anak laki-laki yang lahir di keluarga Boreas Greyrat akan dibesarkan untuk menjadi
kepala keluarga yang selanjutnya.

Ini untuk memastikan agar mereka yang sudah gagal dalam kompetisi sebelumnya tidak akan
mengikutkan anaknya dalam partisipasi selanjutnya.

Membantu anak untuk mendapatkan kekuasaan adalah hal yang biasa terjadi, dan tradisi
tersebut ada untuk mencegah masalah seperti itu.

Gordon memiliki aturan sendiri di keluarga Eurus, namun Philip harus mematuhi tradisi itu
dan menyerahkan anak laki-lakinya kepada James.

Sebelum anak-anak tersebut mampu berpikir, mereka akan menganggap James sebagai ayah
mereka.

"Kalau aku menang, situasinya akan terbalik."

Philip sepertinya sudah menerima hasilnya. Bahkan mungkin saja kalau ternyata Philip
bukanlah anak kandung Sauros.

Tapi sepertinya Hilda tidak bisa menerima itu.

Hilda adalah putri dari seorang bangsawan biasa yang tertarik dengan Philip. Sebelum Eris

153
lahir, emosi Hilda tidaklah stabil, namun setelah Eris lahir, emosinya menjadi tenang untuk
sementara.

Namun emosinya menjadi kacau sekali lagi setelah adik laki-laki Eris diambil oleh James.

"Dia membencimu. Dia bilang, putranya sendiri saja tidak ada di sini, jadi kenapa ada anak
laki-laki lain yang tinggal di dalam mansion?"

Aku merasa kalau Hilda selalu mengabaikanku, jadi itu alasannya.

"Ditambah lagi, Eris tidak bisa bersikap seperti seorang gadis bangsawan pada umumnya.
Aku pikir ya, percuma saja."

"Percuma saja, maksudnya?"

"Memanfaatkan Eris untuk menggulingkan James itu sulit."

Ah, orang ini, dia masih belum menyerah?

"Tapi, setelah belakangan ini mengamatimu, aku rasa masih ada harapan."

"…......Haa."

"Kau bahkan berhasil menipu ayah dan Hilda dengan kemampuan aktingmu."

Apa perlu kamu menggunakan kata seperti "menipu”....?

Aku hanya melakukan itu agar suasananya tidak canggung.

"Tak hanya tahu akan pentingnya uang, kamu juga pintar membujuk orang. Untuk
mendapatkan hati seseorang, kamu bahkan rela membahayakan nyawamu sendiri tanpa kenal
kata menyerah."

Apa kamu bicara tentang insiden waktu itu, atau apa kamu bicara soal waktu aku dihajar
terus-terusan selama beberapa tahun terakhir?

"Berkat kamulah Eris bisa tumbuh sebaik itu."

Paul bilang kalau hal ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Philip sudah mendengar dari Paul kalau aku adalah anak yang luar biasa. Tapi mengingat
bahwa selama hidupnya Paul hanya pernah mengangkat rok gadis-gadis, anaknya pasti
hanyalah bocah yang memiliki sikap yang sedikit lebih baik dari ayahnya.

Kalau Eris terinfeksi dengan bocah seperti itu, mungkin akan ada reaksi yang menarik. Philip
hanya berharap demikian.

"Hari dimana Paul datang dan menangis dihadapanku, itu benar-benar merupakan sebuah
kenangan yang berharga."

154
Philip mulai bicara sendiri.

Saat aku bertanya tentang itu, ia menjawab, Paul membutuhkan uang, tempat untuk tinggal,
dan pekerjaan yang stabil, tapi dia tidak ingin kembali menjadi bangsawan kelas tinggi, dan
dia pun menangis kepada Philip.

Paul bahkan berlutut dan memohon kepada Philip demi diriku. Bahkan saat insiden Lilia saja
dia tidak melakukan itu.

Biarin sajalah, hal seperti itu bisa aku pikirkan nanti.

"Tapi sekalipun tidak ada saya di sini, tak peduli bagaimana caranya, Eris nantinya juga akan
mengalami perubahan, bukan?"

"Tak peduli bagaimana caranya? Tidak mungkin. Aku menganggap kalau Eris tidak memiliki
harapan lagi. Aku sudah mengira bahwa mustahil bagi Eris untuk menjadi seorang
bangsawan, dan dia akan cenderung lebih memilih menjadi seorang petualang, sambil belajar
ilmu pedang dari Ghyslaine."

Selanjutnya, Philip menceritakanku kisah-kisah Eris. Kisah yang tidak enak untuk didengar.
Di usia 9 tahun, Eris sudah mendapatkan gelar bocah kejam.

"Bagaimana? Kau mau menikah dengan Eris dan mengambil nama Boreas? Kalau kau setuju,
aku akan mengikat Eris dan melemparnya ke kamarmu saat ini juga."

Itu adalah proposal yang sangat menarik......

Mengikat Eris dan membiarkanku melakukan apapun kepadanya. Belakangan ini aku merasa
ada bara api yang membuatku terangsang di dalam hatiku, dan tidak mungkin aku membuang
kesempatan untuk mendapatkan situasi yang terbaik.

Tidak, tidak. Tunggu dulu, tuuunggu dulu.

Apa kau bercanda?

Coba baca baik-baik kalimat diatas.

Mengambil nama Boreas?

"Anda mau anak berusia 10 tahun melakukan apa......"

"Kamu itu anaknya Paul, ‘kan?"

"Bukan itu yang aku bicarakan."

"Pengambil alihan kekuasaan akan dilakukan olehku. Kamu hanya perlu duduk manis.
Bagaimana kalau begini, aku akan memberikan gadis-gadis lain untukmu."

155
Dia mungkin berusaha untuk membuat kesepakatan denganku dengan cara menyodorkan
gadis-gadis kepadaku.

Reputasinya Paul benar-benar menjijikkan.

"…....... Saya akan menganggap kalau ini hanyalah percakapan antara orang mabuk."

Philip tertawa pelan mendengar itu.

"Benar. Begitu juga tidak apa. Tapi hilangkan isu tentang Boreas, kalau memang kamu mau,
kamu boleh menyukai Eris, dan kamu tak perlu bertanggung jawab mengenai apapun.
Lagipula, kalau dia menikah, dia akan segera kembali pulang."

Philip kembali tertawa setelah mengucapkan itu.

Menikah dengan seseorang, setelah beberapa hari, Eris akan menghajar suaminya sampai
mati.

Aku bisa membayangkan itu dengan mudah.

Tapi kalau aku menyentuh Eris, aku bisa dengan mudah membayangkan diriku dimanipulasi
oleh Philip.

"Sudah waktunya bagi saya untuk beristirahat."

"Ya, selamat malam."

Dengan begitu, pesta ulang tahun yang disponsori Eris telah selesai.

Bagian 6
"S, s, selamat datang kembali......!"

Saat aku kembali ke kamarku, Eris yang seharusnya sedang tidur, kini tengah duduk di atas
kasurku.

Dia mengenakan gaun malam berwarna merah.

Sejak dulu hingga sekarang, dia mungkin tidak pernah mengenakan pakaian seperti itu.

Apa yang terjadi? Tindakannya ini sedikit terlalu berlebihan. Malah, bukannya tadi dia sudah
tidur?

"Ada apa, ini sudah malam."

"R, Rudeus akan merasa kesepian kalau tidur sendirian, jadi hari ini aku akan tidur
bersamamu!"

Setelah mengucapkan itu, Eris memalingkan wajahnya yang memerah. Sepertinya dia merasa
terbebani setelah mengatakan bahwa orang tuaku tidak akan datang kemari.

156
Eris masih menempel dengan keluarganya bahkan saat usianya sudah mencapai 12 tahun, dan
saat dia memikirkan bahwa aku belum pernah sekalipun bertemu dengan keluargaku selama
3 tahun, dia mungkin merasa kalau aku tidak bisa bertahan dari rasa kesepian.

Bukan, ini mungkin adalah sesuatu yang direncanakan oleh Hilda, membangunkan Eris dan
mengirimnya kemari sambil mengenakan gaun malam.

Saat ini, Eris sudah berusia 12 tahun, dan sekalipun tubuhnya masih belum kelihatan seperti
wanita dewasa, sejujurnya dia sudah masuk pada batas terendah zona seranganku.

Tubuhku sendiri masih belum memasuki masa remaja, jadi hari dimana aku akan menjadi
seorang pria masih belum akan datang, tapi aku rasa sebentar lagi waktunya akan tiba.

Pengalaman pertamaku bersama dengan Ojou-sama tsundere yang juga melakukan itu untuk
pertama kalinya.......

Saat kalimat itu melintas di dalam pikiranku, jiwa pengangguran berusia 34 tahunku (dengan
sedikit aura lolicon) berhasil mengambil alih pikiranku.

(De~gwehehehehofo ohhohodopffhohoho pffffhahahahou)

Melihat ilusi Eris diserang oleh pria gendut yang wajahnya penuh dengan jerawat ditambah
dengan senyum yang menjijikkan membuatku kembali sadar.

Tidak, tidak.

Aku tidak boleh menyentuhnya.

Aku akan dimanipulasi oleh Philip.

Aku akan tenggelam dalam pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan, dimana Philip
kalah dan Paul melarikan diri.

"Ha-, hari ini aku benar-benar merasa kesepian, jadi aku mungkin akan melakukan hal-hal
mesum, oke?"

Ini adalah cara sopanku untuk mengusir Eris.

Biasanya Eris sangat membenci pelecehan seksual, jadi aku mengucapkan itu agar dia mau
pergi. Itulah yang aku pikirkan, namun aku mendapat jawaban yang tidak terduga.

"K, kalo, c, cuma sedikit, ti, tidak apa-apa!"

Serius!?

H-, hari ini Eris benar-benar memaksakan dirinya.

Me-, mengucapkan hal seperti itu kepada paman yang satu ini, aku, aku tidak akan bisa
menahan diri!

157
Aku duduk di samping Eris, dan kasur pun mengeluarkan bunyi “kii” pelan.

Kalau diriku di masa lalu mengalami hal yang sama, kasur yang aku duduki pasti akan
mengeluarkan bunyi “KRRIEEKK”, yang benar-benar merusak suasana.

Pikiranku menjadi kosong, dan aku tidak bisa berpikir dengan jelas lagi.

Dimanipulasi oleh seseorang? Apa buruknya itu?

Eris yang setelah 3 tahun ini sudah menjadi dere, tentu saja wajar kalau aku berhadapan
dengan suatu resiko.

"Suaramu tergagap, lho?"

"H, hanya bayanganmu saja."

"Benarkah?"

Aku mengusap kepala Eris, merasakan rambutnya yang halus. Sekalipun dia adalah seorang
bangsawan kelas tinggi, tapi tidak ada bak mandi di mansion ini, jadi dia tidak bisa mencuci
rambutnya setiap hari.

Eris yang menghabiskan seluruh waktunya untuk berlatih ilmu pedang, yang biasanya
bersikap kasar, hari ini telah berdandan hanya untuk diriku.

"Eris benar-benar manis."

"A, apa yang, kamu katakan tiba-tiba........."

Eris menundukkan kepalanya, dan tidak hanya pipinya saja yang memerah, telinganya pun
kini juga ikut memerah.

Aku memegang pundaknya dengan ringan, dan mencium pipinya.

"Hau.....!"

"Aku hanya mau merasakannya, oke?"

Aku tak bisa menahan diri lagi dan menjulurkan tanganku untuk menyentuh dadanya.
Sekalipun itu sangatlah kecil, tapi sudah pasti itu adalah buah dada.

Aku telah diijinkan untuk merasakan buah terlarang tersebut.

Ini benar-benar berbeda dari biasanya, dimana aku selalu mempersiapkan diri untuk
menerima pukulan, karena aku mencoba untuk merasakan buah terlarang ini.

Sekalipun tanganku masih dihalangi pakaian, tapi sentuhannya masih jelas terasa.

"Mm-......."

158
Eris tidak mungkin merasakan sesuatu dari itu.

Dia hanya merasa kalau dia sedang melakukan sesuatu yang membuatnya malu, aku tahu itu.

Menahan perasaan malu, menutup mulut erat-erat, dan melihatku dengan mata berkaca-kaca.

Manisnya.

Aku meraba punggungnya, dan karena dia terus-terusan berlatih ilmu pedang, ada otot-otot
kekar di sana.

Tapi otot itu tidak sekeras seperti yang dimiliki Ghyslaine, dan lebih mirip seperti otot-otot
fleksibel yang biasa dimiliki oleh anak-anak.

Eris menutup kedua matanya erat-erat, dan menggenggam pundakku layaknya memohon
kepadaku.

Ah, apa itu, itu, tanda setuju?

Tidak apa-apa, ‘kan?

Aku bisa melakukan ini sampai akhir?

Aku boleh lanjut?

O, oke.

I, itadakimasu.

Dengan pikiran seperti itu, tanganku menjulur ke arah bagian dalam paha Eris. Pertama
kalinya aku menyentuh paha seorang gadis. Penuh dengan kehangatan, tidak lunak, namun
terisi dengan daging yang keras.

"Tidaaaaaaak!"

Boom! Aku didorong mundur.

Baam! Wajahku ditampar.

Kabaam! Aku ditendang sampai jatuh ke lantai.

Blam! Blam! ada 2 pukulan tambahan.

Aku yang bingung tidak sempat bertahan dan menerima seluruh serangan.

Eris berdiri dengan wajah yang begitu merah dan melotot ke arahku.

"Aku cuma bilang sedikit! Dasar Rudeus bego!"

159
Seperti itulah, dia pergi secepat angin dan membiarkan pintu kamarku tetap terbuka.

Bagian 7
Aku bertahan dalam posisi seperti itu, dan menatap ke atas dengan bengong.

Sesuatu yang sepertinya datang merasuki otakku yang kepanasan, kini sudah pergi tanpa
meninggalkan jejak.

"Artinya perawan ini....."

Aku benci dengan diriku sendiri.

Aku benar-benar salah memahaminya.

Aku terlalu gelisah, dan lupa kalau orang yang ada dihadapanku sebenarnya masihlah
seorang anak-anak, dan aku baru saja membuat kesalahan yang mengerikan.

"Ahh, sialan, apa yang sebenarnya aku pikirkan......"

Bukannya aku sangat memahami apa yang dirasakan karakter wanita setelah memainkan
begitu banyaknya Eroge?

Memang benar kalau aku melihat protagonis bertipe donkan, buru-buru mencapai hasil akhir
dengan cara memaksakan diri kepada gadis yang menjadi target adalah hal yang tidak
bertanggung jawab.

Pada akhirnya, hasilnya akan sama seperti yang aku alami sekarang.

Dalam sudut pandang seorang gamer, kau bisa mengetahui apa yang dipikirkan oleh si gadis.
Tapi sebagai protagonis, kau tidak bisa mengetahui itu.

Dunia protagonis bertipe donkan.

Aku yakin kalau aku disukai, dan dari hal-hal yang mungkin akan terjadi, aku akan berpura-
pura untuk tidak menyadari mereka dan memperpendek jarak diantara kita.

Apakah aku melakukan hal-hal yang terlalu superfisial dibandingkan dengan protagonis
donkan yang asli lainnya?

Dibandingkan dengan mereka, apakah aku memiliki pikiran yang terlalu dangkal?

Khususnya setelah mengobrol seperti itu dengan Philip.

Apa yang terjadi dengan obrolan orang mabuk, huh? Bukannya aku malah melakukan sesuatu
yang benar-benar terbalik dari apa yang aku ucapkan sendiri?

Kalau aku benar-benar melakukan itu dengan Eris, aku tahu apa yang akan terjadi nanti.

Boom, hamil, menikah. 3 langkah dan aku akan menjadi partner kecil Boreas.

160
Pada saat seperti itu, apa aku mungkin dapat berkata kalau aku tidak ingin bergabung dalam
pertempuran politik yang kacau dan menjijikkan itu?

Mencoba untuk menghindari tanggung jawab? Karena itu cuma hubungan satu malam, jadi
aku akan mencari alasan?

Benar-benar bodoh.

Di saat seperti itu, aku akan menjadi seperti monyet sialan yang menempel dengan Eris setiap
malamnya.

Aku yang dulu lumayan aktif di kehidupanku yang lalu, walaupun aku tetap tidak bisa
dibandingkan dengan Paul.

Aku tidak akan bisa merasa puas hanya dengan sekali main. Hari ini Eris yang mengambil
inisiatif, lain kali akulah yang akan mengejar-ngejar Eris.

Baik Philip dan Hilda ingin agar aku melakukan itu, dan tidak akan ada orang yang mau
menghentikanku. Hanya karena kenikmatan sesaat, aku akan ditarik masuk ke dalam badai
politik yang penuh dengan kekacauan.

Saat aku memutar mataku, aku melihat tongkat sihir yang terletak di pojokan ruangan.

"….......!"

Itu benar.

Aku benar-benar melupakan perasaan Eris.

Sekalipun yang menyediakan uang adalah Philip dan Sauros, tapi orang yang ingin
memberiku tongkat itu adalah Eris.

Merencanakan sebuah pesta agar aku merasa bahagia, terus memikirkan percakapan yang
terjadi diantara kami, dan bahkan datang untuk menghiburku sebelum aku tidur.

Hari ini dia telah melakukan segalanya untukku, tapi aku malah tenggelam dalam hawa
nafsuku sendiri, sampai aku memiliki niat untuk melakukan itu dengan Eris.

Mempermainkan seorang anak yang memikirkan dan menyiapkan semua ini khusus untukku.

Coba bayangkan ekspresi bahagia yang ia miliki saat ia bicara dengan para pelayan.

Dan hal yang aku lakukan telah menginjak-injak semua niat baik yang ia miliki.

"…..........Hahaha."

Aku memang yang terparah.

Aku tidak punya hak untuk menjelek-jelekkan Paul.

161
Aku tidak punya hak untuk mengajarkan apapun kepada orang lain.

Sampah yang masuk ke dunia lain, akan tetap menjadi sampah.

Besok aku akan mengemas barang-barangku dan pergi dari sini. Dan harusnya aku mati
seperti sampah dalam perjalananku kembali.

"Ah......!"

Saat aku sadar, ternyata Eris sedang berdiri di pintu kamarku.

Dia menunjukkan setengah wajahnya. Aku buru-buru berdiri tegak.......

…...... Tidak, aku akan membaringkan seluruh tubuhku di lantai!

"Aku, aku benar-benar minta maaf soal tadi."

Aku berbaring di lantai seperti kura-kura.

"…........."

Dia melirik ke arahku dan berkata dengan suara pelan.

"H, hari ini spesial, jadi, aku akan memaafkanmu....!"

D, dia memaafkanku.....!

"Rudeus adalah orang yang sangat mesum, aku tahu itu!"

Siapa yang bilang begitu....!

Tidak. Aku memang mesum. Aku minta maaf. Ini salahku. Pak polisi, tolong tangkap orang
mesum ini.

"Tapi, hal seperti ini terlalu dini..... 5 tahun! Setelah 5 tahun, saat Rudeus sudah besar, saat
itu....... P-pokoknya sabar dulu!"

"Y, ya.......!"

Aku bersujud di lantai.

"K, kalau begitu, aku mau tidur. Um, Rudeus, selamat malam, aku akan merepotkanmu lagi
besok."

Selesai dengan bicara gagapnya, Eris kembali ke kamarnya. Baru setelah aku tidak lagi
mendengar bunyi langkah kaki, aku menutup pintu kamarku.

"Fiuhh..."

162
Aku duduk bersandar di belakang pintu.

"Oh, oh yeah...."

Hari ulang tahun ini benar-benar menakjubkan!

Situasi spesial hari ini benar-benar menakjubkan!

Tidak ada hal buruk yang terjadi hari ini benar-benar menakjubkan!

"Mantapppp!"

5 tahun kemudian! Janji!

Dengan Eris! Janji!

Baiklah, aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi. 5 tahun kemudian artinya aku akan
berusia 15 tahun. Sekalipun itu adalah waktu yang lama, tapi aku bisa menahan diri. Karena
aku sudah pasti akan menerima imbalannya, aku akan menahan diri.

Sebelum itu, aku adalah seorang gentleman. Bukan orang mesum, tapi gentleman.

Pelecehan seksual juga akan aku kurangi, makin tua sebuah bir, makin nikmat pula rasanya.

Kalau aku terus meminumnya sedikit demi sedikit, mungkin 5 tahun kemudian birnya tidak
akan memiliki rasa lagi.

Tembakan yang ditahan selama mungkin akan mendapatkan banyak tambahan kekuatan.

Aku akan menjadi pria kuat yang tidak akan bisa digoda oleh hal-hal erotis.

Kali ini aku harus menjadi seorang protagonis donkan.

Tombol A yang akan aku tekan dan tahan selama 5 tahun, akan aku lepaskan 5 tahun
kemudian.

Aku bersumpah di dalam hatiku.

Yep, jangan sentuh lolita.

Hm?

Tunggu dulu, 5 tahun kemudian......? Tipe donkan? Wajah Sylphy yang tersenyum tiba-tiba
muncul di dalam pikiranku.

Hawawa.......

Bagian 8

163
Saat aku bangun, tampak celana dalamku berada dalam kondisi yang mengerikan. Sepertinya
aku sudah melepaskan tombol A.

Aku, aku akan berusaha keras mulai besok.

Aku memberitahu kepada maid yang datang untuk mengumpulkan pakaian Eris agar tidak
membocorkan hal itu kepada Eris. Dia mungkin akan tertawa saat melihatku.

Itu sedikit memalukan.


--Status--
Nama: Eris Boreas Greyrat
Profesi: Cucu dari Lord Fedoa
Kepribadian: Suka sedikit Kekerasan, Patuh dalam hal-hal tertentu
Ketika berbicara dengannya: Dia akan mendengarkan dengan perhatian
Bahasa: Sempurna
Matematika: Mengetahui pembagian juga
Sihir: Tidak dapat menggunakan Mantra tanpa suara, mendapat kesulitan dalam sihir level
menengah
Pedang: Teknik Dewa Pedang level lanjut
Etiket: Mempelajari berbagai peraturan di berbagai hal
Orang-orang yang dia suka: Kakek, Ghyslaine
Orang yang dia cintai : Rudeus

164
Bab 8
Titik Balik
Bagian 1
Istana Kerajaan Shirone.

Roxy dengan santai melihat keluar jendela dan mengernyitkan dahinya.

Warna yang ada di langit sangatlah aneh, ada abu-abu, hitam, ungu, dan kuning.

Warna biru yang biasanya tidak tampak.

Tapi warna tersebut sebelumnya pernah terlihat di suatu tempat.

"Apa itu………"

Sekalipun dia pernah melihat warna itu sebelumnya, tapi Roxy belum pernah melihat warna
langit berubah seperti itu.

Tapi hanya dengan melihatnya, siapapun akan tahu, bahwa itu adalah fenomena yang tidak
wajar.

Kemungkinan besar ada sesuatu yang menyebabkan Mana menjadi kacau.

Skala sebesar itu. Dari jauh, langit terlihat seperti pusaran Mana.

Roxy akhirnya ingat dimana dia pernah melihat itu sebelumnya. Lokasi yang bersinar seperti
itu pernah ia lihat di Akademi Sihir sebelumnya. Mirip dengan Sihir pemanggilan.

"Lokasi itu berasal dari Asura…… Mungkinkah itu Rudeus?"

Roxy mengingat muridnya, anak muda yang pernah ia ajari.

Anak muda itu mampu menciptakan badai tanpa mengalami kesulitan pada saat masih
berusia 5 tahun.

Pada saat itu, dia sudah memiliki kontrol penuh atas Mana yang ia miliki.

Anak itu sekarang berusia 10 tahun. Ada kemungkinan bahwa dia lah yang menyebabkan
fenomena ini. Sekalipun di surat yang ia kirim, anak itu berkata kalau dia tidak bisa
mempelajari Sihir pemanggilan. Tapi mungkin dia berhasil mendapatkan materi pelajaran
Sihir pemanggilan secara kebetulan.

"Pertahananmu terbuka!"

Saat Roxy sedang berpikir keras, dia dipeluk dari belakang, dan buah dadanya diraba, pada
waktu yang sama dia juga merasakan ada sesuatu yang keras yang menempel di pantatnya.

165
"Haaah……"

Roxy menjadi lelah. Sudah jelas, orang tidak akan merasakan apa-apa saat meraba atau
menempelkan diri dengan tubuhnya yang diselimuti oleh jubah berukuran tebal.

Ditambah lagi, sekalipun si tersangka bisa merasakan sesuatu, korbannya tidak akan merasa
senang.

"Api yang membara, selimuti tubuhku, Burning Place!"

"Gyaaa!"

Pelindung yang diselimuti oleh api mampu membuat orang yang memeluknya dari belakang
melayang.

Sekalipun dia tidak bisa melakukan mantra tanpa suara, tapi Roxy mampu memperpendek
mantra sihir cukup banyak dalam 5 tahun terakhir.

Dan setelah mengetahui bahwa Roxy mulai berlatih untuk memperpendek mantra, Rudeus
juga mulai mengajarkan mantra tanpa suara kepada muridnya, tapi itu bukanlah sesuatu yang
bisa digunakan dengan mudah.

Anak berbakat itu pasti berharap banyak pada murid-muridnya. Tapi itu bukan berarti semua
orang memiliki bakat seperti yang dia miliki.

"Yang mulia, kamu tak boleh meraba dada seorang wanita dari belakang."

"Roxy, apa kau mencoba untuk membunuhku? Aku akan melemparmu ke dalam penjara!"

Pangeran ke-7 yang berusia 15 tahun, Pax Shirone dia adalah seorang bocah yang nakal.

Pada mulanya dia adalah anak yang menarik, tapi belakangan ini dia sepertinya menjadi lebih
cabul, dan dengan terang-terangan menunjukkan hawa seksualnya di siang bolong.

"Maafkan aku soal itu, kalau kamu mati karena sihir seperti itu, berarti kemampuan Yang
mulia lebih rendah daripada lalat."

"Nggghh! Berani kau menghinaku! Tidak bisa dimaafkan! Kalau kamu mau meminta maaf,
buka jubahmu dan biarkan aku melihat celana dalammu!"

"Aku menolak."

Beberapa maid wanita juga sudah menjadi korban dari si pangeran, dan sang raja pun merasa
tersiksa karenanya.

Dan belakangan ini dia ingin menjadikan sang guru privat kerajaan sebagai mainannya.

(Memang apa sih menariknya gadis jadul ini?)

166
Roxy tidak mengerti.

Tapi dia tidak perlu mematuhi segala perintah sang pangeran, tidak peduli permintaan apapun
yang dia buat.

Sudah tertulis dengan jelas di kontrak. Sekalipun sang pangeran meminta sesuatu yang egois,
guru privat boleh menggunakan penilaiannya sendiri.

Di dalam kastil ini, hanya ada sangat sedikit orang yang mau mendengarkan perintah
langsung dari si pangeran. Karena dia adalah pangeran ke-7, kemungkinan untuk dia menjadi
raja sangatlah kecil, dan dia hampir tidak memiliki wewenang.

Kalau soal wewenang, Roxy yang ditunjuk sebagai penyihir kerajaan, memiliki lebih banyak
memiliki wewenang.

"Roxy, aku tahu kalau kau punya kekasih."

Sang pangeran mulai menggunakan metode lain.

"Hmm? Sejak kapan aku punya kekasih?"

Roxy memiringkan kepalanya dan bertanya, menghadap kepada sang pangeran yang tiba-tiba
bicara ngelantur.

Kekasih, sekalipun dia pernah mempertimbangkan untuk mencari orang seperti itu, tapi dari
orang-orang yang ia temui, Roxy belum merasa ada yang cocok dengan dirinya.

Bahkan semisal dia bertemu dengan seseorang yang lumayan sesuai dengan kriteria yang ia
miliki, mereka tidak akan repot-repot melirik Roxy, karena ciri-ciri yang dimiliki oleh ras
migurd, jadi pada akhirnya dia pun menyerah. (umur tua, body remaja)

Sang pangeran sedikit spesial, dan sepertinya dia ingin mencoba untuk merasakan tubuh
seperti itu, tapi Roxy tidak berniat untuk menjual dirinya semudah itu.

"Hehehe, aku diam-diam memasuki kamarmu dan menemukan sebuah surat diantara
tumpukan barangmu di lemari! Aku tak tahu siapa itu, tapi aku bisa menggunakan
wewenangku untuk menghancurkan dia! Kalau kau tak ingin melihatnya di eksekusi dengan
kejam, jadilah wanitaku!"

Metode lainnya kira-kira ya seperti itu.

Menggunakan kekasih si target sebagai tawanan dan mengancam agar mereka mau
menyerahkan tubuhnya, kemudian memperkosa mereka di hadapan kekasihnya, dan merasa
nikmat setelah berhasil mendominasi mereka.

Sang pangeran tentunya tidak memiliki wewenang seperti itu. Meski begitu, dia masih tetap
merupakan seorang pangeran, dan dia memiliki pasukannya sendiri, dan sejujurnya, ada
rumor dimana ia menculik kekasih para maid untuk dijadikan sebagai tawanan.

167
(Selera yang buruk. Hanya ada perasaan jijik darinya, hmm.)

Roxy berpikir bahwa beruntung dirinya tidak memiliki kekasih. Semua surat yang berada di
kamarnya ditulis oleh Rudeus, dia hanyalah muridnya yang terhormat, dan bukan kekasih.

"Silahkan saja dan lakukan apa maumu."

"Ap! Apa! Aku benar-benar akan melakukannya! Kalau kau mau memohon, lakukan itu
sekarang juga! Kalau kau memohon ampunan, kau hanya perlu membayar dengan tubuhmu!"

Sang pangeran itu tidak menggunakan otaknya. Ditambah lagi dia tidak tahu dimana Rudeus
berada.

Dengan pendekatan seperti itu, dia pasti belum melihat isi yang tertulis di dalam surat.

"Kalau kau bisa melakukan sesuatu terhadap Rudeus, kau boleh melakukan apapun terhadap
tubuhku."

"K, kenapa kau bisa seyakin itu…… Bukannya kau sadar dengan wewenang yang aku
miliki!?"

Roxy memang sangat menyadari itu, wewenang yang dimiliki sang pangeran sebagai anggota
kerajaan, ada pada tingkat dimana orang lain bisa tertawa dan mengejeknya.

"Rudeus berada di bawah perlindungan bangsawan kelas tinggi, Boreas, di kerajaan Asura."

"Boreas…? Sebagai seorang pangeran, kenapa aku harus takut dengan bangsawan kelas
tinggi?"

Dia bahkan tidak tahu nama-nama bangsawan kelas tinggi yang ada di kerajaan Asura. Roxy
menghela nafas saat mengetahui fakta tersebut.

(Apa yang diajarkan oleh guru lain kepadanya.)

Empat penguasa Asura, Notus, Boreas, Eurus, Zephyrus, memiliki reputasi yang terkenal.

Bila ada perang yang terjadi di kerajaan Asura, perwira militer dari keempat keluarga di atas
lah yang akan menghadapi serangan dari lawan secara langsung.

Bila ada upacara yang diadakan di Shirone, tidak aneh bila ada bangsawan yang memiliki
nama-nama di atas untuk datang berkunjung.

Mereka adalah bangsawan yang harus diingat.

"Asura adalah negara yang 10 kali lebih besar daripada Shirone, kalau kau ingin mengirim
anggota keluarga mereka menuju tiang gantung, kau akan membutuhkan strategi dan
kekuatan politik yang luar biasa tingginya. Dengan wewenang yang dimiliki Yang mulia, itu
mustahil."

168
"A, aku akan mengirim pengawal kerajaanku sebagai pembunuh untuk membunuh dia!"

Mendengar kata pengawal kerajaan, Roxy kembali menghela nafas. Pangeran yang satu ini
benar-benar tidak menggunakan otaknya.

"Pengawal kerajaan tidak bisa meninggalkan perbatasan, bukan? Sekalipun mereka mampu
melintasi perbatasan, keluarga Boreas sudah mempekerjakan Ghyslaine. Untuk menyusup ke
dalam mansion yang berada di dalam kota benteng Roa di teritori Fedoa, di bawah
pengawasan Raja Pedang Ghyslaine, dan membunuh seorang penyihir hebat? Apa kau pikir
itu mungkin?"

"Grr, grrmumu……"

Sang pangeran menggertakkan giginya dan menginjak-injakkan kakinya ke lantai dengan


keras, dan melihat hal itu, Roxy kembali menghela nafas.

(Haaa. Bagaimana ya, dia sudah berusia 15 tahun dan masih tidak bisa membaca sepatah
katapun.)

Eris Ojou-sama yang berada di bawah pengawasan Rudeus, memiliki sifat seperti hewan buas
yang tidak bisa dikekang. Tapi baru-baru ini ada kabar kalau dia sudah berubah menjadi
lumayan sopan.

Dibandingkan dengan sang pangeran yang saat ini belajar dari Roxy.

Di masa lalu, dia memang memiliki potensi dan merupakan anak yang manis. Tapi setelah
sadar bahwa dia bisa menggunakan wewenangnya sebagai anggota kerajaan, keinginan untuk
meningkatkan kemampuan dirinya sendiri pun hilang dengan cepat.

Baru-baru ini yang dilakukan sang pangeran di kelas hanyalah tidur. Roxy benar-benar
merasa kalau dia tidak memiliki kemampuan untuk menjadi guru yang baik.

"Dan juga, sebentar lagi aku sudah tidak menjadi guru privat Yang mulia lagi, jadi sekalipun
kau mengirim pembunuh, kau tetap tidak akan bisa melakukannya dengan tepat waktu."

Sang pangeran terkejut dan menaikkan nada suaranya.

"Ap! Apaaaaa! Aku tidak mendengar apapun soal ini!"

"Salahmu sendiri karena tidak ingat."

Janji Roxy adalah untuk menjadi guru sang pangeran sampai dia menjadi dewasa. Pada
mulanya Roxy mengira kalau dia akan tetap bertahan di Shirone kalau dia diminta, sekalipun
kontraknya sudah habis.

Tapi ada banyak orang yang menganggap eksistensi Roxy sebagai pengganggu.

Mengundurkan diri adalah keputusan yang bijak.

169
"Ini kesempatan yang bagus, hmm."

"Kesempatan bagus apa?"

"Langit di barat sana mengalami perubahan mendadak, aku ingin melihatnya."

"A, apa-apaan ini……"

'Aku ingin bertemu Rudeus yang sudah lama tidak aku jumpai', kalimat tersebut tidak keluar
dari mulutnya.

Kalau iya, sang pangeran pasti akan mengamuk.

"A, aku masih membutuhkan Roxy! Pelajaranku masih sampai di tengah semester, kan!"

"Apa maksudmu di tengah semester, bukannya kamu selalu tidur?"

"Itu kan salahnya Roxy, kenapa tidak membangunkanku."

"Benarkah? Kalau begitu, guru yang banyak salahnya ini akan segera pergi. Silahkan
pekerjakan guru yang bisa membangunkanmu, kalau aku, aku memilih untuk menolak
tawarannya."

Roxy merasa kalau dia tidak bisa menjadi guru dari sang pangeran.

Ajarkan satu hal kepada Rudeus, dan dia akan mempelajari 10 sampai 20 hal lain dengan
sendirinya. Setelah secara kebetulan bertemu dengan murid seperti itu, Roxy tidak memiliki
kepercayaan diri untuk menjadi guru lagi.

Dan begitulah, Roxy pergi meninggalkan Shirone, dan di tengah-tengah perjalanannya ia


diserang oleh prajurit di bawah pimpinan pangeran ke-7, tapi mereka semua berhasil ia pukul
mundur.

Pangeran ke-7 mengaku bahwa Roxy menyerang dirinya, dan itu adalah tindakan kekerasan
yang tidak bisa dimaafkan, dan kerajaan harus segera mengeluarkan surat perintah
penangkapan.

Tapi raja Shirone mengabaikan dia.

Malahan, sang raja memarahi dan menghukum parah sang pangeran karena gagal
mempertahankan penyihir air level raja, Roxy Migurd.

Bagian 2
Tidak hanya Roxy yang menyadari perubahan di langit, semua orang di segala penjuru dunia
juga menyadari itu. Perubahan yang mendadak dan tidak biasa. Seluruh makhluk dengan
kekuatan tinggi di dunia telah menyadari fenomena itu.

--- Di pegunungan Naga Merah ---

170
Dewa Naga generasi ke-100, Orsted, melihat ke langit barat.

"Mana berkumpul di sana…? Apakah ada sesuatu yang tidak beres terjadi?"

Ia menunjukkan ekspresi bingung.

"Yah, aku akan tahu kalau aku pergi ke sana."

Dan dia mulai berjalan langsung ke arah barat, sambil menginjak mayat-mayat naga merah
yang ia bunuh dengan sekali serang.

Ada banyak naga dengan jumlah yang tidak terhitung mengitari dirinya, tapi tidak ada
satupun diantara mereka yang berani mengambil inisiatif. Mereka tahu, makhluk seperti apa
yang sedang berjalan di tanah tersebut.

Mereka tahu bahwa sekalipun mereka menyerang secara bersama-sama, mereka tetap akan
terbunuh oleh makhluk tersebut. Pada waktu yang sama, mereka tahu bahwa mereka tidak
akan terbunuh bila mereka tidak melakukan apa-apa.

Itulah Dewa Naga, eksistensi yang berada di luar akal sehat dunia ini.

Eksistensi yang tidak boleh dilawan oleh siapapun.

Seekor naga muda yang arogan lainnya tanpa pikir panjang menyerang Orsted, dan dalam
sekejap naga tersebut berubah menjadi onggokan daging.

Para naga merah tahu, bila mereka tidak mengganggu eksistensi tersebut, maka mereka akan
bisa terbang di langit dengan aman.

Naga merah sudah pasti merupakan makhluk terkuat di Benua Tengah, namun bukan karena
kekuatan bertarung mereka, itu karena mereka memiliki kecerdasan, dan karena itulah
mereka dianggap sebagai makhluk yang kuat.

Para naga merah tahu.

Yang sedang berjalan dibawah mereka itu adalah makhluk terkuat di dunia, sekalipun mereka
menggabungkan seluruh kekuatan untuk melawan Orsted, mereka tetap tidak akan mampu
mengalahkannya.

Orsted perlahan berjalan menuruni gunung, dibawah pengawasan para naga merah……
Tidak ada yang tahu apa tujuan yang ia miliki.

--- Di dalam Kastil Langit ---

Salah satu dari 3 pahlawan, Raja Naga Berarmor Pergius tengah melihat ke arah langit utara.

"Benda apa itu? Cahayanya mirip seperti saat Kaisar Iblis Agung hendak bangkit dari
kematiannya."

171
Berdiri di sampingnya, adalah seorang wanita dari ras langit yang memiliki sepasang sayap
berwarna hitam dan mengenakan topeng burung berwarna putih.

"Kualitas Mana-nya terlalu berbeda."

Ucap wanita itu.

"Ya, cahayanya lebih mirip seperti Sihir pemanggilan."

"Tapi ukuran cahaya itu…… Rasanya aku pernah melihat itu di suatu tempat."

"Ukurannya sangat mirip dengan saat Kastil Langit ini diciptakan."

Pergius bergerak.

Saat ini Pergius sedang duduk di singgasana Kastil Langit, Chaos Breaker. Ia memimpin
kedua belas pengawalnya dan terus mengamati langit dengan hanya satu tujuan di dalam
pikirannya.

Balas dendam. Setelah Dewa Iblis Laplace hidup kembali, Pergius akan mengalahkannya.

Dia hanya menunggu sampai segel yang mengunci Laplace menghilang, dan dia menunggu
di atas langit.

"Apa mungkin segel Dewa Iblis dihilangkan oleh Kaisar Iblis Agung?"

"Mungkin saja. Ketidakaktifan Kaisar Iblis Agung sejak hidup kembali 300 tahun yang lalu
terasa seperti pertanda buruk."

"Baiklah. Arumanfi!"

"Hadir."

Pria yang mengenakan pakaian berwarna putih dan topeng berwarna kuning, berlutut di
hadapan Pergius.

"Pergilah sekarang dan selidiki…… Tidak, karena itu sudah pasti adalah sesuatu yang buruk.
Kalau ada orang yang mencurigakan, bunuh mereka."

"Dimengerti."

Raja Naga Berarmor Pergius telah mengambil tindakan.

Diikuti oleh 12 pengawalnya.

Demi membalaskan dendam 4 rekannya yang ia sayangi.

Kali ini, pasti, dia dapat membunuh Laplace.

172
--- Di Tanah Pedang Suci ---

Dewa Pedang Gal Farion tengah melihat langit selatan.

"Langit itu….. Aku tau."

Saat dia mengalihkan konsentrasinya untuk mengamati langit, dua muridnya yang manis
menyerang pada waktu yang bersamaan.

"Saat aku sedang melihat hal lain, jangan menyerang."

Dibandingkan dengan kedua muridnya yang bernafas berat, dia tetap tenang.

Dewa Pedang merasa kalau kedua muridnya tidak menggunakan akalnya seperti biasa.

Sekalipun mereka memiliki gelar Kaisar Pedang, tapi kemampuan mereka hanya sebatas itu.

Bosan, bosan.

Kau tidak perlu menjadi terkenal saat mempelajari teknik berpedang.

Kau hanya perlu menjadi kuat, cukup itu saja.

Kalau kau ingin ketenaran, itu hanya untuk uang dan kekuasaan belaka.

Kedua hal itu sama sekali tidak memiliki nilai, dan mereka bisa dengan mudah didapatkan
oleh siapapun, aku akan menebas keduanya dengan pedangku.

Kalau kau menjadi kuat, kau bisa melakukan hal apapun yang kau mau.

Kau bisa menganggap dirimu hidup bila kau mampu melakukan apapun yang kau inginkan.

Ghyslaine lah yang paling mengetahui itu, tapi perlahan-lahan dia mulai menjadi lunak.

Dia tidak mengalami peningkatan setelah mencapai tingkat Raja Pedang.

Orang yang serakah tidak perlu mengayunkan pedang untuk menjadi kuat.

Setelah kau mendapatkan kekuatan, keserakahanmu akan berkurang.

Ghyslaine yang sekarang tidak akan bisa mengalami peningkatan, keserakahan yang ia miliki
tidaklah cukup.

Kedua muridku ini bukanlah orang yang tidak memiliki bakat, namun dengan hasrat yang
membosankan seperti itu, mereka hanya akan bisa mencapai tingkat Kaisar Pedang.

Untuk bisa bertahan hidup dalam pertarungan hidup dan mati, kau harus memiliki hasrat
yang tidak ada habisnya.

173
"Oi, oi, cepat bangun. Sekalipun kalian mengalahkanku dan bertarung satu sama lain, jangan
pikir kalian bisa mendapatkan gelar Dewa Pedang!

Uang bisa kalian hamburkan dengan ember, wanita mulai dari budak sampai putri bisa kalian
bariskan dan kalian sodok pantat-pantatnya, hanya dengan mendengar nama kalian bisa
membuat siapapun ketakutan setengah mati, kalian bahkan bisa menebas lautan prajurit
dengan setiap langkah yang kalian ambil, ‘kan!"

"Aku tidak belajar ilmu pedang dengan alasan seperti itu!"

"Shishou! Jangan meremehkanku!"

Benar.

Jujurlah pada dirimu sendiri.

Dengan itu, kalian akan bisa melampaui dan membunuhku dengan mudah, dan mencuri gelar
Dewa Pedang.

Pada saat ini Dewa Pedang sudah lupa akan peristiwa yang sedang terjadi di langit selatan.

--- Di suatu tempat yang tidak di ketahui di Benua Iblis ---

Kaisar Iblis Agung Kishirika Kishirisu sedang mendongak ke atas.

"Hah! Sekalipun diriku membelakangi itu, diriku masih bisa melihatnya! Bagaimana!
Menakjubkan bukan?"

Tapi tidak ada jawaban yang muncul, karena memang tidak ada satupun orang disekitarnya.

"Kalian mengabaikan diriku! Wahahaha! Tidak apa, tidak apa, diriku akan memaafkan kalian
para manusia! Kalau dipikir-pikir, tidak ada manusia yang menghampiri diriku gara-gara era
yang damai ini, jadi tidak ada pilihan lain bagi diriku selain untuk memaafkan para manusia!
Wahahaha, fuhahahaha, fuhah krrgh uhuk…… uhuk uhuk uhuk."

Kishirika sendirian karena, pada dasarnya, tidak ada yang peduli dengannya.

Saat dia bangkit kembali, dia berteriak "Kaisar Iblis Agung Kishirika telah hadir! Maaf telah
membuat semuanya menunggu! Fuawahahahahaha!", tapi tidak ada satupun orang yang ada
disekitarnya.

Dia pun lari ke jalanan sambil meneriakkan itu, dan ada seseorang yang menatapnya dengan
ekspresi kasihan. Setelah itu, semua orang mulai mengabaikan dirinya.

Dia bertemu dengan kawan-kawan lamanya, namun dia diberitahu bahwa saat ini adalah era
yang damai, dan dia harus bersikap lebih sopan.

"Apa yang sebenarnya dilakukan oleh para peramal manusia? Di masa lalu, saat diriku

174
bangkit, pasti akan ada bunyi glodak glodak yang datang dari jendela rumah-rumah, dan
mereka akan mengadakan pertunjukan yang menarik.

Tanpa acara pembuka, kehebatan dari kebangkitan diriku tidak akan terpancar dengan
sempurna....

Haaa, sheesh. Apa sih yang dilakukan anak-anak muda jaman sekarang?"

Kishirika menendang kerikil yang ada di dekat kakinya dan melihat ke arah pusaran Mana
yang ada di langit barat. Kaisar Iblis Agung ini juga memiliki sebutan Kaisar Bermata Iblis,
karena memiliki lebih dari 10 tipe mata iblis, dan mampu mengetahui situasi yang sedang
terjadi hanya dengan melihatnya sesaat.

Tak peduli seberapa jauhnya itu, dia akan bisa melihatnya dengan jelas. Dia akan melihat
energi Mana yang kuat, cahaya pemanggilan yang familiar, dan orang yang mengontrolnya.

"Eh, diriku tidak bisa melihatnya, ada penghalangnya ya. Melakukan hal sebesar ini tanpa
menunjukkan wajahnya. Orang itu pasti pemalu......"

Mata iblis yang dimiliki Kishirika tidak memiliki kekuatan yang absolut. Jadi dia hanya akan
bisa menjadi Kaisar Iblis Agung, dan tak peduli seberapa lama waktu berlalu, dia tidak akan
pernah disebut sebagai Dewa Iblis. Tapi dia tidak terlalu memikirkan itu.

"Memanggil para pahlawan kemari kelihatannya sangat menarik, tapi belakangan ini semua
orang lebih cenderung mengikuti Laplace......... Huh, Kishirika? Siapa itu? Begitukah
jadinya.....? Orang-orang pasti sudah pergi untuk mencari para pahlawan, atau menemui si
Laplace yang tampan itu....... Ahh, diriku benar-benar merasa iri, diriku juga mau berjalan di
panggung utama lagi."

Kishirika melanjutkan perjalanannya sambil terus mengeluh.

Pergi ke arah manapun yang dia inginkan.

--- Pada waktu yang sama, Sudut pandang Rudeus ---

Aku berjalan menaiki bukit kecil yang terletak di luar kota Roa.

Untuk memenuhi janji yang aku buat di hari ulang tahunku, aku akan menunjukkan sihir air
level Saint kepada Ghyslaine.

Tentu saja Eris juga ikut.

Batu sihir yang berada pada tongkatku dan juga tanganku terikat.

Sekalipun kelihatannya jelek, aku harus menyembunyikan batu sihir dan menutupi Mana
yang terpancar darinya.

Para bandit akan datang bila mereka melihat benda mahal seperti ini.

175
Sebelum aku menggunakan sihir level Saint, aku menguji performa Raja Naga Air yang
Sombong terlebih dahulu.

Aku menggunakan output Mana yang sama seperti yang biasa aku gunakan, dan berhasil
menciptakan bola air yang ukurannya beberapa kali lebih besar dari biasanya.

"Woah, itu benar-benar besar."

Saat aku mencoba untuk mengubah ukurannya, bola air itu menjadi terlalu kecil dan tidak
bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sepertinya aku harus mengubahnya sedikit demi sedikit.

Setelah bereksperimen selama 30 menit, aku mulai memahami kalau tongkat ini memperkuat
sihir airku sebanyak 5 kali.

Sihir serangan menjadi lebih kuat, dan untuk mencapai kekuatan yang sama besarnya seperti
sebelumnya, aku bisa mengurangi output Mana.

Kalau dijelaskan dengan angka, Tanpa tongkat : Output 10, Kekuatan 5. Dengan tongkat :
Output 10, Kekuatan 25. Dengan tongkat : Output 2, Kekuatan 5.

Yang artinya tongkat ini mirip seperti teleskop atau mikroskop, memang sedikit sulit untuk
melakukan perubahan secara mendetail, tapi mungkin kalau aku sudah terbiasa semuanya
akan jadi baik-baik saja.

"B, bagaimana?"

"Agak sedikit sulit untuk mengaturnya, tapi tongkat ini luar biasa."

Eris menatapku dengan ekspresi gelisah.

Jangan khawatir, aku ketagihan dengan mainan baru ini.

Setelah itu aku melakukan beberapa percobaan lagi. Sekarang aku mengerti kalau sihir api
menjadi 2 kali lebih efektif, sihir tanah dan angin menjadi 3 kali lebih efektif, dan Sihir
kombinasi menjadi lebih sulit saat menggunakan tongkat ini.

Tidak, mungkin nanti aku juga akan terbiasa dengan itu.

"Baik, maaf telah membuat kalian menunggu. Rudeus Greyrat akan menunjukkan jurus
rahasia terkuatnya!"

"Waaa----!"

Eris bertepuk tangan dengan gembira.

Ghyslaine juga sangat tertarik.

176
Semangatku juga terpicu. Baiklah, aku akan melakukannya di sini.

"Fuhahaha! Sekarang, berkumpullah Mana! Oh, roh air yang hebat, putra dari....... Ara?"

Saat aku mulai merapal mantra Cumulonimbus, sambil mengangkat kedua tangan dan
tongkat yang aku genggam ke atas………….

Kami bertiga menatap langit, dan kami melihat itu.

"Warna langitnya mulai berubah........ Apa itu!"

Warna langit berubah menjadi warna yang tidak nyaman untuk dilihat. Kelihatannya seperti
campuran dari abu-abu dan ungu.......

Ghyslaine melepas penutup matanya, dan menunjukkan mata yang berwarna hijau tua, apa
itu?

Jadi matamu memiliki dua warna yang berbeda?

"Apa itu?"

"Entahlah. Mana-nya luar biasa kuat......!"

Mata itu ternyata bisa melihat Mana.

Aku baru tahu kekuatan Ghyslaine yang sesungguhnya setelah 3 tahun.....

Ghyslaine segera memasang penutup matanya lagi.

"Pokoknya, ayo kita kembali ke mansion dulu."

"Sekalipun aku tidak tahu apa arti dari pertanda yang tidak biasa ini, lebih baik kita mencari
tempat untuk sembunyi sebelum ada sesuatu yang terjadi."

"Jangan, Mana yang berkumpul di dekat kota memiliki energi yang lebih kuat, lebih baik kita
meninggalkan tempat ini."

"Kalau benar begitu, kita harus memperingatkan mereka!"

Kita harus memberitahu Philip agar para penduduk di kota bisa menghindari situasi ini.

"Kalau begitu aku akan kembali......... Rudeus! Merunduk!"

Aku merunduk secara refleks. Kemudian aku mendengar bunyi whoosh, seperti ada sesuatu
yang menebas angin di atas kepalaku dengan kecepatan tinggi.

Keringat dingin mengalir di punggungku.

Apa, apa yang baru saja terjadi?

177
Dihadapanku, Ghyslaine mengayunkan pedang yang ada di tangannya dalam sekejap mata.
Setelah itu, aku hanya melihat Ghyslaine mempertahankan posenya setelah ia melakukan
gerakan menebas.

Jurus terkuat teknik Pedang Dewa, Sword of Light.

Aku sudah sering kali melihat teknik itu.

Setelah mengayunkan pedangmu hingga batas kecepatan tertinggi, ujung dari pedang akan
mencapai kecepatan cahaya, itulah jurus terkuat dari teknik Pedang Dewa.

Ghyslaine memberitahuku, bahwa berkat jurus inilah teknik Pedang Dewa dianggap sebagai
teknik pedang yang terkuat diantar teknik lainnya.

Ghyslaine mengernyitkan dahinya, dan aku akhirnya menoleh ke belakang.

"S..... sejak kapan......"

Ada seorang pria yang berdiri di sana, rambutnya berwarna emas, dan mengenakan sesuatu
yang mirip seperti baju seragam sekolah berwarna putih berkancing dan bercelana panjang.

Topeng berwarna kuning yang ia kenakan mungkin menutupi wajah tampannya. Topeng itu
memiliki motif hewan sejenis rubah.

Tangan kanannya menggenggam pisau. Mungkin itulah yang barusan melayang di atas
kepalaku.

Kemudian, wajah pria itu memancarkan cahaya dalam jumlah yang luar biasa, sampai
pemandangan sekitar benar-benar menjadi putih.

"GAAA!"

178
Aku mendengar Ghyslaine berteriak.

Bunyi logam yang berbenturan.

Bunyi seseorang yang sedang berlari.

2, 3 kali bunyi benturan logam.

Saat aku bisa melihat lagi, Ghyslaine sedang berada di depanku. Penutup matanya sudah
dilepas.

Jadi begitu, saat cahaya yang begitu terang tadi menutupi pemandangan secara menyeluruh,
Ghyslaine melepas penutup matanya dan menggunakan matanya yang lain untuk melihat.

"Kau brengsek! Siapa kau! Apa kau musuh dari keluarga Greyrat!?"

"Arumanfi Sang Cahaya. Itulah namaku."

"Arumanfi?"

"Aku datang kemari karena fenomena yang tidak biasa ini, berdasarkan perintah dari Pergius-
sama....."

Aku mendengar nama Pergius, sepertinya dia adalah salah satu dari 3 Pahlawan yang
menghabisi Dewa Iblis (sebetulnya tidak tepat bila disebut ‘menghabisi’). Dia adalah seorang
pemanggil yang mengontrol 12 Tsukkaima.

Aku juga ingat dengan nama Arumanfi. Dia adalah salah satu dari 12 Tsukkaima milik
Pergius, Arumanfi Sang Cahya.

"Ghyslaine, berhati-hatilah. Di buku bilang kalau dia bisa bergerak secepat cahaya."

"Rudeus, mundurlah bersama Ojou-sama."

Aku mengikuti perintah itu dan menutupi Eris di belakang punggungku, dan pindah ke suatu
tempat yang tidak akan mengganggu pertempuran antara mereka berdua. Tapi tempat itu juga
tidak boleh terlalu jauh, untuk jaga-jaga semisal ada situasi buruk yang tiba-tiba terjadi,
Ghyslaine akan bisa membantu kami.

Kalau itu benar-benar Arumanfi Sang Cahaya, maka dia tidak akan terluka dengan sabetan
pedang.

Tapi dimana orang itu sembunyi sebelumnya?

…... Bukan, aku ingat kalau Arumanfi Sang Cahaya adalah Tsukkaima yang menguasai roh
cahaya. Selama dia bisa melihat suatu tempat, dia akan bisa bergerak ke tempat itu secara
instan, tidak peduli seberapa jauh jaraknya.

Saat aku membaca buku, aku pikir itu adalah hal yang mustahil, tapi di sini dia tiba-tiba
muncul di belakang kami.

179
Aku yakin Ghyslaine tidaklah cukup ceroboh sampai membuat kesalahan, dan Arumanfi juga
tidak memiliki alasan untuk bersembunyi di sini. Dia terbang, tepat seperti yang
dideskripsikan di dalam buku, dengan kecepatan cahaya.

"Wanita. Minggirlah. Kalau aku membunuh anak laki-laki itu, mungkin fenomena ini akan
berhenti."

Soal itu, apa kau bilang? Fenomena, apa dia salah paham?

"Aku adalah Raja Pedang Ghyslaine Dedorudia. Fenomena itu tidak ada hubungannya
dengan kami, tinggalkan kami sekarang juga!"

"Kenapa aku harus percaya itu? Tunjukkan bukti identitasmu."

"Lihat! Ini adalah salah satu dari 7 pedang Dewa Pedang, Pilar Kedamaian Hiramune! Di sini
ada aku, seorang Raja Pedang, dan juga pedang ini, apa kau masih tidak mempercayaiku!"

Ghyslaine menunjukkan pedang yang ada di tangannya kepada Arumanfi. Jadi pedang itu
juga memiliki nama, hmm.

Hiramune. Nama pedang itu benar-benar tidak sesuai dengan Ghyslaine. [16]

"Bersumpahlah atas nama Sishou dan ras mu."

"Aku bersumpah atas nama masterku, Gal Farion, dan rasku, Dedorudia!"

"Baiklah. Kalau kalian terbukti bersalah, Pergius-sama akan menghukum kalian nantinya."

"Silahkan."

Arumanfi menyingkirkan pisaunya. Sekalipun aku tidak paham dengan apa yang sebenarnya
terjadi, tapi sepertinya dia telah menyetujui sesuatu.

Di duniaku yang dulu, sumpah seperti itu tidak bisa dipercaya dengan mudah, tapi sepertinya
di dunia ini berbeda.

Aku tak mengira dia akan sepenuhnya mempercayai sumpahnya Ghyslaine. Rasanya hampir
seperti seorang Paus yang percaya kepada Tuhannya.

"Kalau memang bukan kalian, kalau begitu lupakan saja."

"…...... Setelah menyerang kami secara tiba-tiba, kau tidak memiliki niat untuk meminta
maaf?"

"Salah kalian sendiri karena muncul di tempat seperti ini."

Arumanfi Sang Cahaya bersiap untuk pergi.

Tepat pada saat ini.

180
"Ah."

Mataku menangkap momen ini.

181
Langit tampak dilukis dengan warna putih oleh sorotan cahaya yang ditembakkan ke tanah.

Saat cahaya putih itu menyentuh tanah, cahaya itu melahap seluruhnya bagaikan gelombang
tsunami.

Mansion menghilang.

Kota menghilang.

Tembok disekitar kota menghilang.

Di saat ini juga, seluruh bunga dan tanaman dilahap oleh cahaya yang juga mendekat ke arah
kami.

Arumanfi membalikkan kepalanya dan melihat fenomena tersebut. Sesaat berikutnya, ia


berubah menjadi cahaya keemasan dan pergi melarikan diri.

Ghyslaine bergegas mendekati kami setelah ia melihat cahaya tersebut, namun menghilang
ditelan cahaya yang terus mendekat ke arah kami.

Eris hanya bisa terdiam dan bengong setelah melihat itu.

Aku memeluk Eris. Paling tidak, aku ingin melindungi dirinya.

Hari itu, Fedoa menghilang.

182
Cerita Selingan
Setengah Tahun Setelah Fedoa Menghilang
Bagian 1
Setengah tahun setelah teritori Fedoa menghilang.

Roxy akhirnya sampai di Fedoa, dia membuka kedua matanya lebar-lebar untuk melihat
padang rumput yang kosong.

Dia benar-benar tercengang.

Roxy kini sedang berdiri di jalur utama kerajaan Asura yang terbuat dari batu paving.

Jalan yang terbuat dari batu paving ini terbentang dari satu ujung ke ujung lainnya.

Harusnya seperti itu.

Tapi, jalan yang ada di depannya kini lenyap, layaknya sejak awal memang tidak ada apa-apa
di sana.

Hanya ada padang rumput di sana.

"…......"

Ada sesuatu yang terjadi di sini. Poin itu bisa dipahami oleh Roxy.

Apa yang terjadi di sini. Poin itu tidak diketahui.

Yang ia ketahui hanyalah hasilnya.

Hasilnya adalah, teritori Fedoa beserta isinya, termasuk desa Buina, menghilang.

Anak muda bernama Rudeus, juga keluarganya yang hangat dan dengan mudah mau
menerima seseorang dari ras iblis seperti Roxy, semuanya telah menghilang.

Itulah satu-satunya kesimpulan yang ia ketahui.

Roxy sudah sering kali mendengar kisah ini saat ia masih sedang berada dalam perjalanan
kemari. Dia pikir hal seperti itu adalah sesuatu yang mustahil, dan orang yang mengatakan itu
adalah pembohong.

Intinya, dia sama sekali tidak mempercayai kisah tersebut.

Sebelum Roxy melihat situasi yang sebenarnya dengan kedua matanya sendiri, dia akan tetap
menggantungkan diri pada sebuah harapan terakhir.

Tubuh Roxy tiba-tiba terasa lemas, dan ia pun terjatuh hingga berlutut.

183
"Apa kau juga kehilangan anggota keluarga?"

Tanpa ia sadari, si pengemudi kereta kuda yang membawanya kemari telah berdiri di
belakangnya.

"Seorang murid yang luar biasa."

"Murid hmm, tapi kalau dia adalah murid dari seorang penyihir, kau harusnya sudah siap
kalau suatu saat nanti muridmu akan kehilangan nyawanya, ‘kan?"

"Dia baru berusia 10 tahun."

"Itu benar-benar...... sangat muda....."

Si pengemudi kereta kuda menepuk pundak Roxy untuk menghiburnya, dan menghela nafas
sambil berkata.

"Sebenarnya ada perkemahan bagi orang-orang yang selamat dari tragedi itu. Apa kau mau
pergi ke sana? Yah, memang sulit bagi anak berusia 10 tahun untuk bisa bertahan hidup, tapi
masih ada kemungkinan kalau dia ada di sana."

Roxy mengangkat kepalanya.

"Aku akan kesana!"

Rudeus dan lainnya pasti akan baik-baik saja.

Dengan otak cerdasnya yang mampu berpikir dengan cepat, Rudeus pasti bisa bertahan
hidup, dan kini sedang tinggal di lokasi perkemahan dengan bahagia.

Roxy sekali lagi menggantungkan dirinya pada harapannya yang terakhir.

Bagian 2
Perkemahan ini terdiri dari beberapa rumah kayu. Tempat ini lebih mirip dengan sebuah desa
daripada perkemahan.

Tapi tempat ini memiliki suasana yang sangat menyedihkan.

(Aku tak pernah mengira akan merasakan suasana seperti ini di kerajaan Asura.)

Kerajaan Asura yang dikenal Roxy adalah negara memiliki kekayaan yang sangat melimpah.

Asura adalah tempat dimana wajah semua orang penuh dengan energi dan senyuman.

Ada banyak makanan yang tersedia, dan jumlah makhluk sihir yang berkeliaran sangatlah
sedikit. Itu adalah tempat yang mirip seperti surga.

Tapi sekarang, tidak ada senyuman di sini.

184
Sekalipun tidak ada orang yang lapar di sini. Kau bahkan bisa mencabut dan memakan
rumput untuk menghindari rasa lapar.

Orang-orang yang tidak merasa lapar itu harusnya tersenyum. Sekalipun memang ada
beberapa hal yang mampu membuat orang merasa sedih, tapi tempat ini tidak memiliki
suasana seperti Benua Iblis, yang penuh dengan hasrat membunuh dimana-mana.

Harusnya seperti itu.

Tapi pemandangan yang ada dihadapan Roxy hanya bisa membuatnya cemberut.

Ada sebuah bangunan yang digunakan untuk organisasi petualang di dalam perkemahan.

Suasana yang ada di depan papan pengumuman tempat mengajukan permintaan benar-benar
terasa suram.

Orang yang kehilangan anggota keluarga dan rumah mereka, telah menangis dan berteriak-
teriak selama setengah tahun, menanyakan mengapa ini semua terjadi kepada mereka.

Tampak seorang pendeta melempar salib Milis, yang merupakan simbol dari pekerjaannya,
ke tanah.

Dia tak lagi percaya dengan apapun.

Seorang pedagang mencoba untuk menggorok lehernya sendiri dengan sebilah pisau, namun
dihentikan oleh orang-orang yang ada disekitarnya.

Dia telah kehilangan sesuatu yang lebih berharga daripada hidupnya sendiri.

Pemandangan itu benar-benar seperti neraka, dan mungkin mereka yang ada di dalamnya
sudah tidak memiliki harapan lagi.

Roxy yang juga terpengaruhi oleh suasana tersebut, mulai mengumpulkan informasi sambil
menahan agar air matanya tidak menetes.

Bagian 3
Setelah sekitar satu jam berlalu, Roxy telah mengumpulkan cukup banyak informasi tentang
apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Setelah fenomena yang tidak biasa muncul di langit, Malapetaka Mana berukuran besar
terjadi.

Dengan munculnya sesuatu yang mirip seperti sihir Area-of-Efect berukuran raksasa, namun
tanpa ditemani oleh ledakan besar, semua orang yang pada saat itu berada di Fedoa
diteleportasi secara acak ke seluruh penjuru dunia.

Bangunan-bangunan dan hutan menghilang begitu saja, dan hanya orang-orang lah yang
terlempar kesana-kemari.

185
Dan orang yang berhasil kembali pulang setelah mengalami begitu banyaknya masalah,
menyadari bahwa mereka tidak bisa menemukan apa-apa di rumah, dan pada akhirnya
merasa putus asa.

Roxy melihat papan pengumuman. Di sana ada daftar orang-orang yang meninggal, dan
disampingnya ada daftar orang-orang yang hilang. Ada papan pengumuman lain yang isinya
pesan-pesan yang ditinggalkan untuk anggota keluarga.

186
"Kalau kau bertemu dengan orang ini dalam perjalananmu, tolong kirim mereka kemari",
permohonan yang mirip seperti itu terpampang berderet-deret dalam jumlah banyak.

Daftar orang meninggal dan menghilang.

Mungkin orang-orang yang melakukan perjalanan hingga sampai kemari sudah pernah
melihat mereka.

Tapi karena konten dari rumor tentang orang-orang yang terlempar ke udara sangatlah sulit
untuk dipercaya, maka tidak ada satupun orang yang memberi perhatian pada rumor seperti
itu.

Roxy mulai menelusuri daftar orang-orang yang sudah meninggal. Isinya tidak terlalu
banyak, dan dia tidak mengenal satupun nama yang tertulis di sana.

Sebaliknya, jumlah nama yang ada di daftar orang hilang benar-benar terlalu banyak untuk
dihitung.

Mereka telah diteleportasi ke segala penjuru dunia, dan ada kemungkinan besar bahwa
kebanyakan dari mereka telah dibunuh oleh makhluk sihir dan tidak lagi menyisakan satupun
tulang dari tubuh mereka.

Dan mungkin juga ada banyak orang yang langsung mati setelah mereka diteleportasi ke
gunung, langit, dan lautan.

Untuk bisa mengumpulkan informasi tentang mereka yang sudah mati saja sudah bisa
dianggap cukup bagus.

"Ketemu......"

Roxy mengernyitkan dahinya, dan menemukan nama Rudeus dan lainnya di daftar orang
hilang.

Rudeus Greyrat. Zenith Greyrat. Lilia Greyrat. Aisha Greyrat.

Roxy sudah tahu tentang insiden dimana Lilia menjadi istrinya Paul. Surat dari Rudeus sudah
menyebutkan itu sebelumnya.

Orang yang bernama Aisha, kemungkinan adalah adiknya Rudeus, dan harusnya masih ada
satu adik lainnya.

Setelah mengetahui bahwa nama Paul dan Norn tidak termasuk dalam daftar orang hilang,
Roxy merenung dengan sedih, dan sekali lagi memeriksa daftar orang meninggal.

Nama mereka tidak ada di sana.

Mungkin mereka masih hidup. Tidak, mungkin saja ada beberapa informasi yang
dihilangkan, masih terlalu awal untuk merasa senang.

"Bagaimanapun juga, harusnya aku merasa senang karena mereka tidak meninggal......"

187
Roxy mengamati papan pesan dengan linglung. Dari isinya, dia bisa membayangkan seberapa
besar usaha yang telah dikeluarkan oleh semua orang yang menulis pesan-pesan tersebut.

Roxy sedikit merasa iri kepada mereka, karena bila dirinya sendiri yang menghilang, tidak
akan ada orang yang mencari dirinya dengan seluruh usaha mereka.

Roxy memikirkan orang tuanya. Sudah cukup lama sejak dia bertengkar dengan mereka dan
pergi meninggalkan desanya.

Namun bagi ras Migurd, peristiwa tersebut terasa belum lama ini terjadi.

Waktu terus berlalu. Roxy berpikir untuk mengirim surat kepada kedua orang tuanya.

"Ini......."

Dia menemukan sebuah pesan, dan penulisnya adalah Paul Greyrat.


"Untuk Rudeus
Zenith, Lilia, dan Aisha masih menghilang dan belum ditemukan, Norn ada bersamaku.
Sekalipun aku tidak tahu dimana kamu berada, tapi aku yakin kamu akan bisa menemukan
jalanmu untuk sampai kemari. Jadi aku memutuskan untuk tidak pergi mencarimu. Aku akan
pergi ke Benua Milis, tempat dimana Zenith lahir.
Aku juga meninggalkan pesan di kampung halaman Lilia, jadi coba lakukanlah pencarian di
sana. Kalau kamu berhasil menemukan mereka, hubungi aku dengan metode di bawah ini.
Kalau kamu adalah Zenith atau Lilia, gunakan metode yang sama untuk menghubungiku.
Dan juga, kalau kamu mengenalku atau anggota keluargaku, atau kalau kamu adalah
mantan anggota dari Taring Serigala Hitam, tolong bantu aku untuk mencari mereka.
Mantan anggota Taring Serigala Hitam masih mengingatku, kan?
Aku tak akan mengucapkan sesuatu seperti 'maafkan dan lupakan kesalahanku'. Bila kalian
mau memarahiku, itu tidak apa.
Aku juga akan menjilat sepatu kalian bila memang kalian mau, tapi seluruh propertiku telah
menghilang, jadi aku tidak bisa membayar kalian.
Aku mohon, tolong bantu aku untuk mencari keluargaku.
Rincian Kontak.
Benua Milis, ibu kota Kerajaan Suci Milis, Organisasi Petualang Milis. Nama kelompok
[Kelompok Pencarian Buina] Nama Klan [Kelompok Pencarian Fedoa]. Dari Paul
Greyrat."
Paul masih hidup.

Roxy sedikit merasa lega setelah mengetahui bahwa Paul masih hidup.

Sekalipun Rudeus mendeskripsikan ayahnya sebagai orang yang tak berguna dalam surat
yang ia tulis, namun kelihatannya Paul lumayan bisa diandalkan dalam situasi seperti ini.

Roxy berpikir tentang haruskah dirinya bergabung dalam kelompok pencarian atau tidak.

Keluarga itu telah merawatnya dan dia sudah tinggal bersama mereka selama 2 tahun.
Bahkan sekarang pun dia masih memiliki kenangan manis bersama mereka.

188
Setelah berpikir sesaat, Roxy merasa kalau dirinya tak perlu merasa ragu untuk membantu
mereka.

(Baiklah, aku akan bergabung dalam kelompok pencarian untuk mencari mereka.)

Roxy telah membuat keputusannya.

Tapi bagaimana caranya agar dia bisa menemukan mereka?

Taring Serigala Hitam mungkin adalah kelompok lama Paul. Mereka mungkin belum pernah
bertemu dengan Rudeus sebelumnya. Mereka mungkin juga belum pernah bertemu dengan
Lilia.

Roxy mempertimbangkan untuk mencari Rudeus terlebih dahulu.

Sepertinya Paul berpikir bahwa Rudeus memiliki kemampuan untuk kembali ke Fedoa, dan
memang benar kalau anak itu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik.

Bahkan mungkin Rudeus sudah menetap di suatu tempat sebelum dia diteleportasi.

Kalau memang benar begitu, maka Roxy harus memberitahu Rudeus tentang apa yang terjadi
dan membawanya kemari.

Tapi, dimana dia harus mulai mencari?

Paul sudah pergi ke ibu kota Kerajaan Suci Milis. Yang artinya bahwa dia pasti akan
meninggalkan pesan selama perjalanannya berlangsung.

Perbatasan Asura, Pelabuhan Timur Kerajaan Naga, Pelabuhan Barat Kerajaan Suci Milis.
Paling tidak, ketiga area tersebut akan memiliki pesan yang ditinggalkan oleh Paul.

Kalau begitu, akan lebih baik kalau dia melakukan pencarian di sekitar sana.

Area utara Benua Tengah, Benua Begaritto, Benua Iblis. Harusnya di sekitar area tersebut.

Sekalipun Roxy belum pernah pergi ke Benua Begaritto, dia sudah mendengar bahwa ada
banyak makhluk sihir dan dungeon di sana.

Dia sedikit akrab dengan Benua Iblis, tapi untuk pergi kesana sendirian adalah hal yang
berbahaya. Untuk amannya, Roxy lebih baik pergi ke area utara.......

Tidak, justru karena tempat itu berbahaya, maka ia harus melakukan pencarian di sana.

Alasannya adalah, karena orang yang bersedia untuk menjelajahi tempat-tempat yang
berbahaya sangatlah sedikit.

(Aku akan bergabung dalam kelompok yang memiliki tujuan untuk pergi ke tempat-tempat
itu. Baiklah, karena aku sudah membuat keputusan, aku tidak akan terlalu berlama-lama di

189
sini. Aku akan pergi ke Pelabuhan Timur Kerajaan Naga. Dan dari sana, aku akan mencari
kelompok yang akan pergi menuju Benua Iblis dari Begaritto.)

Dengan rencana seperti itu, Roxy mulai berjalan ke selatan.

Rudeus masih hidup.

Roxy mempercayai itu dengan sungguh-sungguh.

190
KETERANGAN
1. Dere = Manis, lucu, malu-malu. Dalam hal ini Rudeus lebih merujuk ke Tsundere
atau Yandere pada Oujou-sama
2. Jii-san = Kakek
3. Paul juga pernah melakukan hal serupa ketika Rudi memohon bersekolah bersama
Sylphy
4. SFX-nya adalah “jiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii........”
5. Aphrosidiac adalah makanan, minuman, atau obat yang menstimulus hasrat seksual.
Dikutip dari Kamus Besar Oxford, 2011.
6. ¥100=$1
7. ayah
8. kakek
9. Anime castle in the sky
10. Anime castle in the sky
11. Bagi yang belum tahu, Tsukkaima atau Familiar adalah makhluk panggilan atau
pendamping. Bahas kita mempunyai istilah tersendiri untuk kosakata ini, yaitu
Qodam, namun itu adalah kata serapan dari bahasa Arab dan kami anggap tidak
begitu umum.
12. ref. Saint Seiya
13. ouryuu ou : tdk ada hubungan dengan Raja Naga Berarmor atau raja naga lainnya
14. maksudnya adalah Paul
15. pangilan untuk ibu
16. Hiramune, kanjinya kalau dibaca = dada rata

191
PENERJEMAH NOVEL & EDITOR
Ciu-ciu : https://www.facebook.com/profile.php?id=100004205538206

Like page kami : https://www.facebook.com/bakatsukiupdateindo/

192

Anda mungkin juga menyukai