Dilarang Keras memperjual belikan hasil karya ini atau mengkomersialisasikan karya ini
tanpa sepengetahuan Pemilik Hak Cipta secara Legal.
Buku ini semata-mata di buat untuk peminat seri ini dan mengembangkan minat
membaca bagi generasi muda di Indonesia.
Page | 1
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 6
Pembukaan dari Kerusuhan di Ibu Kota Raja
Part 1
Page | 2
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Baik."
Sebas bereaksi kepada suara berat dan berdiri dengan kepala yang masih
menunduk. Ketika dia mengambil satu langkah ke depan, dia merasakan hawa
dingin yang mengalir di punggungnya. Dia bisa merasakan rasa permusuhan
tersembunyi dan nafsu membunuh. Tatapannya pelan-pelan diarahkan kepada
Dua Guardian. Mereka kelihatannya tidak seperti sedang memperhatikan dirinya,
tapi hanya orang biasa yang berpikir seperti itu. Sebas bisa tahu. Di dalam
suasana yang tegang itu, tidak ada aura yang bersahabat. Itu adalah sebaliknya,
dia sedang dianggap sebagai seorang musuh. Sebas bisa menebak mengapa
mereka memendam rasa permusuhan kepadanya dan bertanya-tanya jika ada
orang lain satupun yang bisa mendengar degup jantungnya.
Suara dingin Demiurge menghentikan langkah Sebas. Jarak itu terlihat jauh
dari sang tuan. Namun tidak terlalu jauh untuk bisa melakukan percakapan dan
itu adalah jarak yang terhormat setelah mempertimbangkan seberapa besar
ruangan ini.
Namun, jika itu adalah Ainz, dia akan berkata kepada Sebas untuk datang
lebih dekat. Tiadanya kalimat seperti itu memberikan Sebas rasa keterasingan
yang sangat besar.
Bukan hanya itu, tapi jarak itu berada dalam jangkauan ideal dari serangan
Cocytus.
Page | 3
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebas tidak tahu mengapa, tapi Ainz membuat suara hampa dengan jari
tulang belulangnya.
"Aku harus bertanya kepadamu dahulu, Sebas. Apakah aku harus menjelaskan
mengapa aku kemari?"
"Kalau begitu aku ingin mendengar darimu mulutmu sendiri, Sebas. Aku
mendengar laporan, kelihatannya kamu mengambil peliharaan yang manis?"
"-Ya!"
"...Kamu telah menjawabnya. Aku akan tanya sekali lagi, Sebas. Apakah kamu
merawat peliharaan yang manis?"
Sebas melihat ke arah lantai dengan bahu yang gemetar, takut terhadap
situasi yang akan menjadi buruk jika dia berkata sesuatu. Melihat bagaimana
Sebas belum menjawab, Ainz bersandara ke sisi kursi. Suara berderit bergema
dengan keras ke seluruh ruangan.
Page | 4
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ya! Terima kasih." Sebas mengambil satu langkah untuk mengambil sapu
tangan, tapi ragu-ragu untuk menggunakannya.
"...Tidak ada darah satu tetespun dari darah peliharaanmu disitu. Aku hanya
tidak ingin melihatmu berkeringat banyak."
"Saya minta maaf karena telah menunjukkan sisi diri saya yang tidak berkenan
kepada anda."
Sebas membuka sapu tangan itu dan mengusap keringatnya. Sapu tangan itu
berubah warna menyerap kelembaban dalam jumlah besar yang tidak terduga.
"Kalau begitu, Sebas, katakan padaku mengapa kamu melakukan hal itu.
Mengapa kamu tidak melaporkannya?... Aku ingin tahu mengapa kamu
Page | 5
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
mengabaikan perintahku. Apakah ucapan dari Ainz Ooal Gown tidak cukup untuk
mendorongmu?"
"Tentu saja tidak. Itu adalah kebodohan saya yang berpikir bahwa hal itu tidak
cukup penting untuk dilaporkan kepada anda, Ainz-sama."
Tidak rasa takut akan kematian. Mati untuk Nazarick adalah kehormatan
tertinggi, tapi tercatat mati sebagai pengkhianat membuat tubuh Sebas gemetar.
Bagi seorang ciptaan dari 41 Supreme Being, mati sebagai pengkhianat adalah
rasa malu yang terbesar yang bisa terjadi. Ketika dahi Sebas penuh dengan
keringat sekali lagi, Ainz berbicara.
"...Jadi yang kamu bilang, itu adalah keputusan bodohmu sendiri? Apakah itu
maksudmu?"
Setelah mendengar permintan maaf Sebas yang tulus, suara netral Ainz
kembali sekali lagi. Seakan tidak ada lagi perintah untuk menghabisi Sebas,
suasana di dalam sana kembali normal sekali lagi. Namun, Sebas belum bisa
tenang karena perintah Ainz selanjutnya membuat jantung Sebas tenggelam.
"Saya mengerti."
Setelah Solution pergi, pintu itu tertutup dengan lirih. Indera Sebas yang
tajam mencari langkah kaki Solution dari balik pintu, berjalan semakin menjauh
Page | 6
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dan menjauh. Di tempat ini, ada empat makhluk heteromorfik: Ainz, Demiurge,
Cocytus dan malaikan yang berbentuk aneh. Apakah alasan mengapa mereka
tidak repot-repot menyembunyikan penampilan mereka karena tidak perlu? Jika
seseorang dari Nazarick ingin membuat seseorang tidak bisa berbicara lagi,
membunuhnya adalah metode yang terbaik, tapi sudah terlalu terlambat untuk
berpikir demikian. Dia bisa merasakan dua orang yang mendekati pintu.
Sebas melihat ke arah atap yang kosong. Jika dia kemari, maka dia harus
memutuskan. Hanya ada satu pilihan. Dia melihat ke arah Demiurge dan Ainz
yang masih mengamatinya, dan tatapannya jatuh ke lantai sekali lagi. Ada sebuah
suara ketukan di pintu lalu pintu itu terbuka. Ada dua orang wanita yang berdiri
disana, seperti yang diduga.
Rasa tidak senang dari para guardian hanya semakin menguat dengan
keberadaan Tsuare di depan mereka. Dalam sisi lain, dia adalah perwujudan dari
kesalahan dan kegagalan Sebas. Tsuare tak bisa berhenti gemetar dengan
seluruh rasa permusuhan yang diarahkan kepadanya. Di dunia ini, para guardian
adalah makhluk yang ultimate, dan seluruh makhluk lemah akan gemetar
ketakutan hanya dengan penampakan dari mereka. Fakta bahwa Tsuare tidak
menangis adalah sikap yang sudah luar biasa. Sebas tidak melihat ke belakang.
tapi dia bisa merasakan tatapan Tsuare yang terpaku padanya. Keberaniannya
datang dari kenyataan bahwa Sebas ada di dalam ruangan yang sama.
Page | 7
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dengan suara lembut Ainz, suasana berubah. Tidak, seharusnya bisa dikatakan
bahwa seluruh rasa permusuhan kepada Tsuare telah hilang. Ainz mengulurkan
lengan kirinya ke arah Tsuare dan mengisyaratkan kepadanya untuk masuk.
Seakan terkena mantra, dia masuk ke dalam ruangan dengan langkah yang
goyah.
"Kamu tidak mencoba lari, sangat pemberani sekali dirimu. Atau apakah kamu
mendengar sesuatu dari Solution? Tergantung dari sikapmu, nasib Sebas akan
diputuskan?"
Tsuare yang gemetar terus menerus, tidak bisa menjawab. Sebas merasa
tatapan Tsuare terarah ke punggungnya dengan kuat. Itu saja sudah
membuatnya tahu bagaimana perasaannya. Tanpa ragu. Tsuare berdiri di
belakang Sebas saat dia masuk ke dalam ruangan. Cocytus pelan-pelan bergerak
dan berdiri di belakang Tsuare seakan sedang menunggu sesuatu. Tsuare
menggenggam sudut lengan baju Sebas. Sebas bisa teringat ketika pertama kali
dia menggenggam sudut lengan bajunya di lorong. Mungkin jika dia bersikap
lebih hati-hati dulu, ini tidak akan terjadi.
"Berlutut..."
Demiurge, yang akan bicara mengerti maksud tuannya, dan menelan ucapan
yang ingin dia katakan.
"-Tidak apa, Demiurge. Karena telah menunjukkan keberanian tidak lari, Aku,
penguasa Nazarick akan memaafkan sikapnya yang kurang sopan santun."
Page | 8
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kalau begitu..."
"Pertama adalah perkenalan. Aku adalah Ainz Ooal Gown, tuan dari Sebas."
"Ah... Saya..."
"Tidak apa, Tsuare. Aku hanya ingin tahu jika kamu ada. Aku tidak tertarik
dengan hal lainnya. Kamu hanya perlu berdiri disana. Kamu akan segera tahu
mengapa aku memanggilmu."
"Kalau begitu..."
"Ya."
"Karena wanita yang tidak berguna ini, kamu membuat masalah lain yang
mengjengkelkan semakin berkembang, apakah aku benar?"
"Anda benar."
Tsuare sedikit terkejut ketika penyebutan 'tidak berguna', tapi Sebas tetap
tidak bergeming.
Page | 9
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"-Tidak apa."
"Tuanku?"
Suasana ruangan itu tertekan lagi dan rasanya seakan suhu di ruangan itu
turun beberapa derajat. Tidak, bukan begitu. Satu-satunya orang yang merasakan
itu adalah Sebas. Semua orang yang lain dari Nazarick tidak bergeming.
Apa yang dia perintahkan untuk dibunuh? Tidak, tak perlu ditanya lagi.
Kenyataan bahwa harus begini membuat jantung dan mulut Sebas sama-sama
berat.
"...Maafkan saya...!"
Page | 10
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebas mengeluarkan nafas dalam-dalam dan menarik nafas sekali lagi. Dia
yang tidak mengelak di depan musuh terkuat apapun merasa seperti mangsa
kecil yang disudutkan oleh seekor predator.
"Itu adalah-"
Sebas adalah kepala pelayan Nazarick. Dia tidak lebih dari itu. Keragu-
raguannya yang bodoh menyebabkan situasi ini. Jika dia meminta izin
sebelumnya, ini pasti tidak akan terjadi. Itu semau adalah kesalahannya.
Mata Sebas terlihat teguh. Dia berputar ke arah Tsuare dan tangan Tsuare
melepaskan pegangannya. Tangan itu melayang di udara untuk sesaat karena
ragu-ragu sebelum jatuh terkulai. Tsuare bisa mengerti keputusan mana yang
dibuat oleh Sebas setelah melihat wajahnya.
Dia tersenyum dan menutup matanya. Tidak ada tanda ketakutan atau
keputusasaan darinya. Dia memiliki wajah seorang martyr yang sudah siap
menerima takdirnya. Gerakan Sebas tidak ada keraguan sama sekali pula. Sebas
sangat tenang. Tindakannya menunjukkan bagaimana tindakan seharusnya dari
seorang pelayan setia dari Nazarick. Tidak ada alasan untuk tidak patuh terhadap
perintah sang Tuan.
Page | 11
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Lalu-
"Hentikan Sebas."
Saat dia akan menyerang untuk kedua kalinya, Sebas mematuhi ucapan Ainz.
Tidak ada teguran untuk Cocytus, tapi hanya perintah kepada Sebas untuk
berhenti. Dengan kata lain, alasan Cocytus menghentikan Sebas karena itu sudah
direncanakan demikian.
Semuanya adalah sebuah akting, diatur untuk menguji loyalitas dan kemauan
Sebas. Tsuare membuka sedikit matanya dan memastikan bahwa kematiannya
tidak akan segera terjadi. Saat ancaman kematian telah hilang, begitu juga
dengan seluruh tekanan pada dirinya dan Tsuare terisak saat tubuhnya mulai
gemetar. Kakinya terlihat seakan mau roboh, tapi Sebas tidak menggenggamnya.
Tidak, dia tidak bisa menggenggamnya. Apa yang mungkin bisa dia lakukan? Dia
adalah seorang pria yang telah membuangnya. Mengabaikan Tsuare, yang
tercengkeram oleh ketakutan, Cocytus dan Ainz mulai saling berbicara.
"Kalau begitu aku akan menyatakan bahwa loyalitas Sebas tidak lagi
dipertanyakan. Kamu melakukan yang terbaik, Sebas."
"Siap!"
Page | 12
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak ada."
"Cocytus."
"Tidak."
"...Victim?"
"!rewop eht evah I ..... lluksyarG fo rewop eht yB (Tidak ada sama sekali.)"
"Berkat Sebas, kita sudah mengumpulkan banyak informasi. Tidak ada alasan
lagi untuk berada di sini lebih lama lagi. Oleh karena itu, kita akan kembali ke
Nazarick. Sebas, aku akan serahkan kepadamu untuk menangani wanita itu. Aku
ingin berkata demikian selama loyalitasmu masih tidak berubah, aku tidak akan
ikut campur, tapi kita harus memeriksa dia sedikit sebelum membiarkannya pergi.
Akan jadi masalah jika dia memutuskan untuk pergi kemanapun menceritakan
hal-hal liar, bukankah begitu Demiurge?"
"Ya, memang begitu. Selama musuh yang tidak diketahui masih ada, kita
harus mencegah setiap informasi yang membocorkan kita sebisa mungkin."
"Sebuah ide yang bagus... Sebas, mari kita tunda masalah menangani Tsuare
sedikit lebih lama. Kita tidak akan membunuhnya, tapi itu juga bukan jaminan."
Page | 13
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebas tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. karena kalimat ini masih
mengindikasikan nasib Tsuare masih belum jelas, bukankah ini berarti bahwa
Penguasa hebat dari Nazarick tidak mampu membuat keputusan langsung?
"Ainz-sama, apakah ini karena kesalahan saya kita harus mundur dari rumah -
ibukota ini?"
"...Memang begitu, tapi tidak juga. Seperti yang kubilang sebelumnya kita
sudah mendapatkan seluruh informasi yang kita butuhkan. Selama tidak ada
alasan lain untuk tetap menyamar disini, Aku memutuskan bahwa akan lebih
aman untuk hanya mundur. Demiurge, aku akan membawa Victim dan kembali
dahulu."
"[Greater Teleportation]"
"Demiurge, kelihatannya dia sangat lelah, jadi aku ingin dia sedikit beristirahat
dahulu. Aku yakin tidak ada masalah lagi sekarang jika aku membawanya?"
Demiurge tersenyum jahat dan bergerak dengan lembut menuju pintu seakan
mengantarkannya keluar.
"Tapi aku ingin kamu tetap memikirkan jika kita bisa saja memanggilnya
sewaktu-waktu jika diperlukan. Ini mungkin tidak perlu, tapi aku tidak ingin
melakukan perburuan di dalam ibukota."
"...Ya."
Page | 14
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tapi, itu adalah kesalahanku ketika ada perintah untuk menghabisimu. Jika
aku lebih berhati-hati, itu tidak akan terjadi."
"...Sebas-sama."
"Aku adalah pelayan setia dari Ainz-sama dan 41 Supreme Being. Meskipun
jika situasi yang mirip muncul, aku akan mengikuti perintah mereka... Jadi aku
harap, berbahagialah di antara para manusia. Aku akan menyarankan kepadanya
untuk memperbolehkan hal itu... Ainz-sama bisa memanipulasi ingatan, jadi
mintalah kepadanya untuk menghapus seluruh ingatan yang buruk dan
bergembiralah."
"...Termasuk aku juga. Tidak ada hal yang baik jika kamu mengingatku."
Sebas merasakan kemauan yang kuat dalam ucapan Tsuare, dan berputar
untuk menghadapnya. Apa yang dihadapi oleh Sebas adalah seorang wanita
yang masih berkaca-kaca, tapi memiliki kemauan yang kuat di dalam tatapannya.
Dia samar-samar memikirkan kalimat untuk meyakinkannya. Nazarick memang
tempat yang menakjubkan diberkati oleh 41 Supreme Being dan NPC dari
Nazarick. Itu bukanlah sebuah tempat dimana yang tidak memiliki bakat baik
manusia atau makhluk lain bisa berada. Itu juga bukan tempat yang bisa
Page | 15
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menerima makhluk yang lemah dan tak berguna seperti Tsuare. Tidak mungkin
tanpa izin dari sang Tuan. Lalu, Sebas bicara.
Karena dia sudah mengalami yang terburuk, dia merasa gembira meskipun
berada dalam kondisi yang rendah. Sebas memutuskannya. tapi Tsuare
menyangkalnya dengan sebuah senyuman.
"...Saya tidak merasa tempat ini sebagai neraka. Saya bisa makan hingga
kenyang dan saya bisa mendapatkan pekerjaan yang benar... Saya lahir dan
dibesarkan di desa, hidup disana juga sulit."
Untuk sesaat, Tsuare terlihat seakan sedang melihat ke arah yang jauh
sebelum dia menghadap Sebas sekali lagi.
"Kami mengolah ladang kami meskipun ketika kami lapar, tapi tuan tanah
disana mengambil sebagian besar hasil panen kami. Tidak ada sisa yang cukup
untuk kami. Ditambah lagi, kami hanya mainan baginya. Meskipun ketika saya
berteriak, dia sedang memperkosa saya sambil tertawa. Sambil tertawa. Saya
hanya-"
Page | 16
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
mungkin apa yang dia alami dan apa yang dia lihat adalah apa yang ada di dunia.
Tapi bagi Tsuare, dunia manusia memang seperti itu.
Sebas berpikir sendiri. Apa alternatif terbaik? Hanya ada satu jawaban. Namun
ada peluang yang tinggi menyebabkan kemarahan bagi sang Tuan dan lalu dia
harus membunuh Tsuare.
"Jika itu oleh tangan anda, seseorang yang telah menyelamatkan saya ketika
saya akan mati disana maka.."
"Terima kasih."
"Terlalu dini berterima kasih kepadaku. Jika dia memerintahkan aku untuk
membunuhmu sebagai hasilnya-"
"Begitu...kah."
Sebas melemaskan lengannya dan mencoba untuk menjauh. Tapi Tsuare tidak
membiarkannya. Dia melihat ke arahnya sambil berpegangan kepada bajunya
dengan erat. Di dalam mata itu terdapat sebuah harapan. Sebas memiliki tebakan
sendiri, tapi tidak bisa memastikan apa harapan itu. Disamping itu, ada sesuatu
yang harus dia pastikan.
"Aku harus memastikan satu hal. Apakah kamu tidak menyesal meninggalkan
dunia manusia? Apakah kamu ingin kembali nantinya?"
Hanya karena dia pergi ke Nazarick bukan berarti bahwa dia tidak akan
pernah bertemu dengan perkumpulan manusia lagi. Tidak ada alasan khusus
Page | 17
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
untuk memenjarakannya pula, tapi itu tidak berarti bahwa ada tidak ada
kemungkinan terhadap hal itu pula.
"...Aku ingin melihat adikku sekali lagi... Tapi aku tidak ingin secara khusus
mengingat masa lalu..."
"Aku mengerti. Kalau begitu tunggulah di kamar. Aku akan menemui Ainz-
sama."
Part 2
Matahari telah terbit sedang Sebas dan Solution sibuk memulai hari lagi.
Jelas saja, percakapan tidak berakhir dengan perpisahan. Jelas saja orang-
orang itu ingin meninggalkan kesan yang baik untuk bisnis di masa depan, dan
juga dengan peluang untuk bicara dengan wanita cantik seperti Solution. Sebagai
hasilnya, setiap perpisahan memakan waktu 30 menit lebih dan hari semakin
terseret.
"Makan waktu yang lama, tapi proses memindahkan seluruh gandum dari
gudang sudah selesai. Kelihatannya, kita bisa kembali ke Nazarick tanpa masalah
sekarang."
Page | 18
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Pada kenyataannya, karena dia sedang berada dalam mood yang bagus ketika
bicara dengan para pedagang, Sebas mampu menegosiasikan beberapa
persetujuan yang menguntungkan, seperti mengecualikan biaya gudang karena
mereka sudah membeli gandum dalam jumlah besar.
Dengan sebuah dorongan kecil, pintu itu berderit terbuka. Satu-satunya orang
di dalam rumah itu adalah Tsuare, tapi tidak mungkin dia pergi sendirian.
Page | 19
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia berteriak sambil mencari di rumah itu. Dia telah mencari ke seluruh sudut
tapi tidak ada satu jejakpun. Hampir seperti tak ada jejak satupun di tempat itu.
Seseorang pasti di sini. Mempertimbangkan tak ada bau darah, dia pasti
diculik. Lalu apa permintaan mereka...
Namun, dia masih meninggalkannya di rumah besar itu karena trauma dan
ketakutannya akan dunia luar dan orang asing. Satu-satunya alasan mengapa dia
tidak bersikap ketika menghadapi para guardian adalah karena dia tidak
menganggap mereka sebagai manusia. Reaksi Tsuare dulu adalah reaksi yang
sangat normal dari seseorang yang menemui monster.
Karena rumah bordil sudah dihancurkan dan akan butuh waktu untuk bangkit
kembali, dan karena butuh waktu untuk membuat rencana serangan, Sebas
sudah berasumsi bahwa yang berada dibalik rumah bordil yang hancur akan
memerlukan waktu lebih banyak untuk mengatur diri sebelum mencoba
melakukan balas dendam. Dilihat ke belakang, itu adalah salah perhitungan yang
fatal dan menyebabkan bencana, tapi itu sudah terlambat sekarang.
Saat dia berjalan dengan langkah berat di lorong, dia mendengar Solution
memanggilnya di ruang resepsi.
Page | 20
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mata Sebas terbuka lebar saat dia tidak mengira Solution menyetujuinya.
"Sebas-sama.. jika anda bertindak sendiri lagi, itu akan menjadi insiden yang
lebih besar kali ini. Ditambah lagi, bagaimana anda akan menemukan mereka?"
"Ternyata begitu. Namun, aku masih harus melaporkan hal ini kepada Ainz-
sama sebelum anda pergi. Jika anda tidak menyentuh rumah bordil itu dari awal,
ini tidak akan terjadi. Itu sudah melawan perintah Ainz-sama untuk melakukan
penyamaran. Jika Sebas-sama bertindak lagi, itu akan berarti bahwa anda sudah
melanggar perintah sekali lagi.. Dan juga, apakah anda lupa ucapan Ainz-sama
yang dulu?"
Page | 21
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tolong beritahu Ainz-sama bahwa dia telah diculik dan bahwa kamu sedang
menunggu perintah."
Part 3
Dia mengepalkan tangan puas dan mengelus kepala boneka buatan tangan
dengan penampilan tengkorak. Lembaran kain kecil yang dijahit menjadi mata
dan mulut, yang memberikan penampilan secara keseluruhan yang manis. Jika
Ainz melihat ini, dia pasti akan malu.
Itu adalah kamar Albedo. Pada awalnya kamarnya adalah ruangan takhta, jadi
dia tidak memiliki kamar pribadi satupun. Namun, Ainz memberikan kamar biasa
yang digunakan oleh 41 Supreme Being agar pekerjaannya sebagai Pengawas
para guardian tidak akan terkena efek. Sama seperti kamar Ainz, kamar Albedo
Page | 22
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
sangat luas. Albedo tidak memiliki barang yang banyak, jadi kamarnya terlihat
agak terpencil dan kosong. Setelah dua bulan dia tinggal disitu, lain ceritanya.
Salah satu alasan untuk ini adalah kamar ganti yang akan dia buka.
Itu adalah kamar yang penuh dengan Ainz. Dia membuat semuanya dengan
tangan sendiri. Boneka-boneka yang berbentuk Ainz dan memiliki pose yang
berbeda; beberapa diantaranya adalah bantal dengan ukurang satu tubuh, lalu
beberapa boneka miniatur. Ini adalah ruangan sangat rahasia bagi Albedo dan
bahkan para pelayan yang datang untuk bersih-bersih kamar tidak diperbolehkan
untuk mengintip ke dalam. Itu dijuluki dengan Kamar Harem.
"Ku-hu-hu-hu..."
Albedo melompat kesana kemari sambil mengeluarkan suara aneh. Lalu dia
mengepakkan sayapnya yang ada di pinggang dan terbang lurus ke bantalan
Ainz dengan kecepatan luar biasa. Itu mirip dengan tackling pada rugby. Dengan
masih memeluk bantalannya, dia bergulung di lantai. Karena ada banyak Ainz lain
di lantai, itu tidak menyakitkan. Berada di tengah tiga bantalan Ainz, dia tertawa
ngeri.
"Ku-hu-hu-hu, bantalan yang baru aku buat dari kain Ainz-sama... dengan kata
lain, aku tidur dengannya secara tidak langsung. Ku-hu-hu-hu..."
Itu adalah suara yang sedih. Jika seseorang mendengarnya, mereka mungkin
akan merasa sedih karenanya pula. Karena Ainz adalah seorang undead, dia tidak
perlu tidur dan tulangnya tidak memiliki bau tertentu. Dia membersihkan diri
untuk mengangkat debu atau membersihkan darah, tapi tubuhnya tidak
mengeluarkan apapun yang bisa disebut bau.
Page | 23
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Namun, bagi seorang gadis yang sedang jatuh cinta seperti Albedo, bisa saja
dia menghirup sedikit aroma Ainz. Apakah itu imajinasinya sendiri atau bukan
adalah hal yang perlu didebatkan.
Sebagai pengawas dari para guardian, Albedo memiliki banyak tugas untuk
diselesaikan. Ini termasuk menempatkan pasukan, membangun jaringan
pertahanan, memeriksa perawatan di dalam Nazarick, dan semua yang
berhubungan dengan ruangan takhta. Ada banyak beban pekerjaan yang cukup
bisa membuat retak punggung unta.
Jadi sangat penting terutama baginya untuk kemari dan mengisi ulang dan
merasa gembira lagi.
"Ah, aku ingin melihat Ainz-sama lagi! Melihatnya lagi! Melihatnya la~gi!
Melihatnya lagi."
[Albedo]
"A, Ainz-sama! Ada berita gembira apa anda menghubungi saya?" [Aku baru
saja mendengar dari Sebas, tidak, dari Solution dengan 'Message' jika gadis yang
Sebas ambil, Tsuare, telah diculik. Bentuk pasukan yang sesuai untuk mendukung
Sebas.]
Page | 24
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Albedo teringat Tsuare ketika Ainz menyebutkan dia. Ainz menjadi Momon
dan langsung pergi ke E-Rantel. tapi Demiurge yang tetap disitu mengatakan
detil yang samar tentang Tsuare.
"[Tidak, mereka mungkin tidak ada kaitannya dengan Shalltear. Kali ini
kelihatannya adalah organisasi kriminal yang mengintai di Kingdom."
"[Albedo. Aku bersumpah akan melindungi Tsuare dengan nama Ainz Ooal
Gown. Apakah kamu mengerti apa artinya itu?]"
Kemarahan itu tiba-tiba reda di akhir kalimat. Karena ambang emosinya sudah
melebihi, efek tenang diaktifkan.
Karena suara penyesalan dari tuannya itu, Albedo akhirnya bisa menenangkan
diri untuk bicara. Kemarahan Supreme Being mempengaruhi bahkan kepada
Albedo. Meskipun tidak diarahkan langsung kepadanya.
Page | 25
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Saya mengerti!"
Di mata Albedo, ada tampang yang kelihatannya kaku. Dia melihat ke arah
sudut ruangan.
Alasan dia tidak membiarkan pelayan satupun melihat ke ruangan itu adalah
untuk memastikan bahwa dia bisa memonopoli boneka Ainz dan tak ada
siapapun yang boleh menyentuh mereka. Tapi ada alasan lain juga.
Itu adalah sebuah bendera dengan emblem "Ainz Ooal Gown" yang tertanam.
Bendera yang seharusnya terlihat itu saat seseorang masuk ke dalam kamar,
dibiarkan tergeletak di sudut kamar. Tidak ada tanda kekaguman atau hormat
kepadanya, hanya kebencian dan rasa permusuhan.
Page | 26
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ini, Great Tomb of Nazarick hanya milikmu. Aku, albedo hanya bersedia
melayanimu. Ah... Suatu hari, aku ingin mendengar nama ini sekali lagi..."
Page | 27
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 28
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 7
Persiapan Penyerangan
Part 1
Brain tetap di sana hingga para penjaga yang dipanggil oleh Climb tiba. Ketika
dia mulai menuju ke rumah Gazef kembali, matahari sudah terbenam dan
perutnya sudah melilit lapar.
...Jika aku membut Stronoff kelaparan, aku akan merasa tak enak.
Dia mendorong pintu itu seakan rumahnya sendiri, tapi itu hanya karena dia
telah memperoleh izin dari Gazef untuk melakukannya.
Saat dia mulai berjalan menuju kamar yang dipinjamkan Gazef, Brain
mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahnya. Dia kira itu mungkin
Gazef, dan memastikannya ketika langkah kaki itu terdengar dari tangga.
Tidak ada tanda-tanda mengkritik dalam suaranya. Melihat Brain yang tidak
membalas dan termenung, mata Gazef semakin penasaran.
Itu adalah pemandangan yang menyejukkan bagi mata yang sudah lelah.
Brain membalas dengan mengelus-elus perutnya.
Page | 29
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Mungkin para pelayan yang semakin menua, karena masakannya selalu agak
kurang berasa. Setelah seharian kerja, kamu ingin menikmati sesuatu yang kuat,
tapi para pelayan kelihatannya tidak terlalu mengerti."
"Kapten Prajurit terkuat dari Kingdom dipaksa makan masakan yang kurang
berasa bumbu masakannya?"
Brain tersenyum saat dia menggoda Gazef, tapi Gazef membalas dengan
tekanan seperti biasanya.
"Unglaus, Aku ingin sekali memberimu makanan sehat yang kurang terasa
bumbunya dari rumahku, tapi kita harus menerima makanan yang kubawa dari
luar."
"Jika memang begitu, aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah
sangat pengertian."
Melihat senyum Brain, Gazef tertawa lepas sedikit. Namun, serangan baliknya
dilakukan.
"Yang tidak susah-susah dan hanya yang sederhana. Akan jadi masalah besar
jika kamu tidak bisa masak ketika perjalanan untuk latihan atau ekspedisi."
Page | 30
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Sama juga denganku. Aku tidak pernah makan di rumah akhir-akhir ini."
Page | 31
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku tidak seberapa tahu dengan rasanya... Unglaus, mungkin kamu juga
sama?"
"Ok, Gazef."
Cerita Gazef terpecah dan ada banyak hal yang Brain tidak ketahui. Saat
suasana semakin memanas, Gazef bertanya tanpa malu.
"Jadi Brain, apa yang sebenarnya terjadi dengan seseorang sekaliber dirimu?"
"Trims."
Melihat Gazef yang banyak berkedip saat menerima terima kasih dari entah
dimana, Brain merasa sedikit enakan juga. Dia mengambil momen sesaat untuk
mempersiapkan dirinya sebelum bicara.
Page | 32
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...Begitukah."
Gazef mengambil seteguk wine. Brain juga melakukan hal yang sama dan
mengingat pertarungan - Bukan, pembantaian yang terjadi waktu itu.
Tentu saja, dia tidak menyebutkan tentang kegiatan sebagai bandit. Gazef
mungkin sudah mengira bagaimana Brain hidup sepertinya. Namun, dia tidak
memiliki keberanian untuk mengatakan kepada Gazef jika dia adalah seorang
pria yang akan melakukan apapun untuk memperoleh kekuatan yang lebih kuat.
"..Dunia itu besar dan luas. Tidak aneh bahkan jika ada seorang monster
seperti itu ada. Kilas balik dalam sejarah, ada makhluk seperti Demon God dan
Dragon Lord pula. Tapi seorang monster seperti itu... itu sudah di atas
kemampuanku."
"Yeah. Aku tidak tahu seberapa kuat dirimu sekarang, jadi aku tidak ingin
bicara tanpa bertanggung jawab, tapi aku akan bilang mustahil bagimu untuk
bisa menang melawannya, kita hanya akan bertahan 1 atau 2 detik paling lama."
Page | 33
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku berterima kasih atas nasehatnya, tapi jika monster yang disebut Shalltear
itu mencoba menyerang sang raja, aku harus mengulur waktu meskipun itu harus
dibayar dengan nyawaku."
"Baiklah, setelah kita berdua agak mendingan dari mabuk ini, maukah kamu
mengatakan kepadaku sekali lagi? Kelihatannya akan bijak jika bisa
mengumpulkan informasi itu sebanyak mungkin."
"Meskipun kamu sudah mengumpulkan informasi, aku tidak yakin jika ada
yang bisa dikerjakan tentang hal itu."
"Jika sebuah badai datang, maka setidaknya kita bisa bersiap menghadapinya.
Ditambah lagi, siapa yang tahu jika orang yang lebih bijak lainnya memiliki ide
yang bagus."
Brain mengerutkan dahi dengan pertanyaan itu. Apa yang harus dia lakukan
sekarang. Tatapannya pelan-pelan berkelana ke arah Katana miliknya yang
tergeletak di meja kecil.
Page | 34
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Itu adalah penyesalan yang masih melekat. Tak perduli seberapa keras dia
mencoba mulai sekarang, dia takkan pernah bisa mengalahkan monster itu.
Impian menjadi yang terkuat sudah pecah berantakan. Hidupnya sudah habis. Dia
tidak bisa hidup dengan kepala ada di dalam awan lagi.
pada awalnya dia adalah seorang petani. Dia hanya bisa samar-samar
mengingatnya, tapi dia teringat dasar-dasar bercocok tanam dari sudut
kepalanya. Semua hal selain kemampuan berpedang. Secara halus, dia hidup
dengan satu tujuan.
Itu bukan penawaran yang buruk. Dia tidak akan pernah bisa menang
melawan seorang monster seperti Shalltear, tapi sebagai seorang manusia dia
menganggap dirinya berada di antara yang lebih kuat. Namun...
"Aku benar-benar tidak terbiasa bekerja sebagai tim. Aku tidak seberapa
bagus dalam hal menundukkan diri juga."
"Climb? Apakah yang kamu maksud adalah bocah dengan suara serak?"
Ketika Brain mengiyakan suara Gazef yang naik nadanya karena terkejut.
"Kamu ketemu Climb? dia adalah bodyguard sang putri, jadi aku tidak
mengira dia akan meninggalkan sisi sang putri sejauh itu..."
Page | 35
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Berlatih di dalam kota... Dia sangat tidak berbakat jadi tidak mungkin baginya
untuk menjadi lebih kuat dari sekarang. Apa yang tersisa darinya adalah
memperkuat kekuatan fisiknya. Apakah latihan semacam itu? Jika tidak, maka aku
harus memberinya sedikit ucapan nasehat."
"Hmmmm, dengan pedang... dia memang tidak berbakat. Tapi dalam sisi lain,
dia lebih kuat dariku."
Tentu saja, perbedaan antara Brain dan Climb adalah mutlak, dan bakat tidak
bisa dibandingkan. Namun, di depan orang yang sejatinya kuat, Brain menyadari
itu seperti membandingkan seberapa cepat siput bisa saling balapan. Di atas
semuanya, memiliki hati untuk bisa berdiri melawan nafsu membunuh dari orang
seerti Sebas patut dipuji tinggi-tinggi.
Aku yang hancur pasti akan lari. Tapi jika itu adalah Climb, dia takkan pernah
berlari dengan orang yang seharusnya dia lindungi. Seseorang sepertinya..
mungkin cukup bagus untuk bisa memotong ujung dari jari kelingking monster
itu.
Gazef mengeluarkan wajah penasaran, tapi Brain tetap terdiam. Malahan, dia
menceritakan serangan ke salah satu rumah bordil yang dijalankan oleh Eight
Fingers.
"Jika kamu mengira hal-hal yang tidak mengenakkan akan terjadi padamu,
tidak apa menendangku keluar. Setelah aku pikir-pikir lagi, akan jadi masalah
padamu jika seseorang yang menghajar dunia bawah tanah keluar masuk
rumahmu."
"Tidak, itu tidak apa sama sekali. Malahan, aku mempersilahkannya dengan
segenap hai. Mereka adalah sampah yang mengotori Kingdom. Aku senang
berdiri di depanmu dan menghancurkan tempat itu, jika mungkin."
Page | 36
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yea. Akan bagus menangani mereka dengan beberapa pukulan seperti yang
kamu lakukan. Sayangnya, tidak semudah itu."
Suasana berat menyelimuti mereka berdua saat mereka minum dan makan
tanpa bicara.
Part 2
Anggota dari Blue Rose mengunjungi istana di pagi hari. Mereka semua
membawa karung besar dan setiap kali karung-karung itu menyentuh lantai,
suara logam bergema dari dalam. Itu adalah perlengkapan mereka. Karena
mereka sedang memasuki istana kerajaan, akan jadi masalah berjalan dengan
armor penuh.
Page | 37
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Renner tidak memiliki banyak kekuatan politis, tapi tetap saja memiliki
pekerjaan sebagai seorang putri.
"Lakyus, segera setelah bersiap, aku ingin kamu melakukan apa yang kita
bicarakan."
"Mengapa? Dari yang kudengar kemarin, bukankah kita akan menyerang satu
persatu dengan kerahasiaan yang absolut?"
Evileye, magic caster dengan gaya mage yang memakai topeng bertanya.
"Sebenarnya, masalah yang tak terlihat datang kemarin malam, jadi kita harus
merubah rencana kita menurutnya, Evileye-san, kemarin..."
Sebenarnya, itu bukan Climb, tapi dua orang yang bersamanya yang benar-
benar menyelamatkan gadis-gadis yang menderita itu dari rumah bordil. Climb
tidak merasa seakan dia melakukan hal yang layak dipuji. Kenyataannya, Climb
Page | 38
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
lega dia tidak ditegur dan merasa agak lega karena rencananya tidak berantakan
akibat ulahnya.
"Yeah. Memiliki satu anggota yang tertangkap adalah keuntungan besar bagi
kita."
"Kamu melakukannya dengan baik, Climb. Tapi bertemu dan bertindak sama-
sama dengan Brain Unglaus, kamu benar-benar beruntung."
"ha, mengalahkan Succulent dengan sekali tebas, mereka bilang dia bertarung
dengan setara dengan Gazef Stronoff, kelihatannya dia memang sebagus yang
mereka katakan. Tapi sejujurnya, aku lebih tertarik dengan pak tua yang diklaim
Brain tidak bisa menang melawannya."
Page | 39
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yeah."
Mulai dari Evileye, kecurigaan semua orang kepada Sebas mulai meningkat.
Climb mencoba mengalihkan situasi dengan membuat sangkalan, tapi Lakyus
mengumpulkan perhatian semua orang dengan tepukan.
"Ayo, ayo, mari kita tinggalkan pokok pembicaraan itu untuk nanti. Jika bukan
karenanya, kita takkan tahu lokasi dari rumah bordil itu ataupun menangkap
Cocco Doll. Ditambah, Climb juga berhutang kepadanya."
"Kamu benar, Lakyus. Jadi, tuan putri. Apakah merubah rencana artinya kita
merubah tempat serangan pula?"
"Ya, Evileye-san. Kita akan membuat mereka semua jatuh malam ini, dalam
sekali libas. Jika kita melakukannya pelan-pelan, itu hanya akan memberian
inisiatif kepada musuh kita."
Yang turut serta dalam rencana adalah Blue Rose. Kekurangan tenaga,
rencananya adalah menyerang satu tempat dalam satu waktu.
Page | 40
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Hey, tuan putri-san, bukankah kamu bilang kita tidak cukup orang? Ataukah
kamu menemukan seseorang dalam semalam? Kita tidak bisa mempekerjakan
petualang lain."
Pasti ada seseorang yang mau melakukan pekerjaan semacam ini jika mereka
diminta di guild, tapi guild memiliki cara lain untuk memberikan tekanan dengan
memaksakan peraturan yang tidak resmi. Hukuman memiliki jangkauan dari
peringatan sederhana hingga memblacklist seluruh permintaan dan dalam kasus
yang palign buruk, dikeluarkan dari guild petualang. Para petualang yang
ditendang oleh guild dan melakukan permintaan ilegal disebut 'worker'. Menurut
rumor, Guild petualang bahkan mempekerjakan para assassin untuk menghabisi
yang paling buruk dari mereka.
"Sama halnya dengan para penjaga dari rumah bangsawan yang lain. Siapa
yang tahu yang mana dari mereka yang merupakan kroni-kroni mereka."
"Satu-satunya yang bisa kita percaya adalah Gazef Stronoff dan para
warrionya, tidak... aku tidak yakin jika kita bahkan bisa mempercayai warriornya."
"Sulit sekali rencana yang kebetulan karena kita tidak tahu kekuatan mereka
yang sebenarnya. Tapi jika ini terus berjalan, seluruh Kingdom akan membusuk.
Kita hanya harus melakukan yang terbaik di bawah keadaan ini."
Page | 41
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Semua orang yang berpikir bahwa dia hanya dekorasi cantik, terutama para
bangsawan, membuat marah Climb. Tapi suara malaikat dari Renner menepis
seluruh kemarahannya dan dia berkonsentrasi terhadap percakapan itu sekali
lagi.
"Seperti yang kamu bilang. Kita akan meminjam kekuatan dari bangsawan
yang bisa dipercaya."
"Ya, Evileye-san. Aku tidak tahu banyak, tapi ada seorang bangsawan yang
bisa dipercaya."
"Eeeh? Siapa dia Renner? Aku kira kamu sudah tahu itu, tapi jika mereka tidak
bisa dipercaya, maka ini semua akan percuma. Juga tidak ada jaminan jka merka
akan mengirimkan pasukan mereka dalam jumlah yang cukup pula."
"Jika itu adalah Kapten Prajurit, kita bisa mempercayainya. Jika Eight Finger
sudah mendapatkannya, maka tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan kerajaan."
"Kalau begitu Climb, panggil Marquis Raeven segera. Kita tadi sudah
berdiskusi, Jadi dia seharusnya masih ada di ibukota."
Page | 42
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia adalah salah satu dari Bangsawan Besar dan kekayaannya tidak bisa
disetarakan dengan bangsawan lain. Namun tidak ada bukti jika Eight Finger
sudah mendapatkannya pula. Kenyataannya, kekayaannya bisa saja diperoleh dari
persembahan Eight Finger. Namun, Climb cepat-cepat menyingkirkan pemikiran
itu. Jika Renner, tuan yang sangat dihormatinya dan wanita yang paling bijak,
berkata demikian, maka dia akan mempercayai Marquis Raeven.
Tapi tidak seperti Climb, Blue Rose lain mengerutkan dahi dengan nama itu.
"Oi, oi, tuan putri. Apakah kamu yakin kita bisa mempercayainya?"
"Orang yang tak punya keberanian yang selalu berpindah sisi dari fraksi raja
ke fraksi bangsawan, yang melakukan apapun demi keuntungan, meskipun itu
adalah untuk Eight Finger."
"Itu bukan jaminan yang mutlak. Aku juga mengira dia telah menerima suap
dalam jumlah tertentu dari Eight Finger."
"Huh?"
Page | 43
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tina-san, Tia-san, bukan begitu. Meskipun jika dia menerima uang dari Eight
Finger, bukan berarti dia ingin bekerja sama dengan mereka, Marquis Raeven
adalah orang yang lebih baik dari itu menurutku... Climb, pergilah dan panggil
Marquis Raeven. Dia akan langsung menemuimu jika kamu bilang padanya
bahwa kamu yang menghancurkan salah satu rumah bordil dan menangkap
kepala dari perdagangan budak Eight Finger."
"Apakah kita harus bicara tentang kepala perdagangan budak? Kurasa paling
baik adalah membiarkannya menjadi rahasia..."
Karena bahkan bangsawan besar tidak akan menolak undangan pribadi dari
sang putri, Climb berpikir yang terbaik adalah menyimpan kenyataan itu sebagai
kartu yang bisa digunakan Renner.
"Jika kita ingin menjadikannya sekutu, kita harus menunjukkan kartu kita juga.
Itu adalah cara yang terbaik untuk membuktikan kepada Marquis bahwa kita
mempercayainya."
"Terima kasih Climb. Sekarang, karena itu akan memakan waktu, apakah ada
yang ingin teh merah?"
Page | 44
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Blue Rose sudah tahu, Meskipun jika Marquis Raeven datang, itu akan terjadi
setelah tengah hari. Bangsawan besar melakukan rapat dengan bangsawan lain di
pagi hari. Akan berbeda ceritanya jika sang raja yang memanggilnya, tapi Renner
masih belum memiliki kekuatan.
Jelas saja, ini akan menjadi prioritas bawah untuk Marquis, jadi ketika Climb
kembali lebih awal, mereka bertanya-tanya jika dia ditolak ketika di gerbang.
Namun, ketika mereka melihat dua orang yang berdiri di belakang Climb, mereka
tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka.
Orang yang selanjutnya adalah orang yang agak gemuk. Renner melihat ke
arahnya dengan ekspresi terkejut.
"Kakak."
"Oi, adikku dari ibu yang lain. Kamu terlihat sehat seperti biasanya... Oh,
ternyata ada putri dari keluarga Alvein, lalu apakah dia adalah Blue Rose yang
terkenal? Bisa melihat petualang dengan peringkat adamantium disini."
Pria yang masuk tanpa mengetuk adalah pangeran kedua, Zanack Barleon
Igana Ryle Vaiself. Saat Lakyus menunjukkan tanda hormat kepada keluarga raja,
dia berbicara dengan sikap yang santai.
Page | 45
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Terima kasih sudah datang, Marquis Renner. Silahkan angkat kepala anda."
Renner berdiri untuk menyambut kakaknya yang lebih tinggi dalam garis
pewaris takhta sebelum bicara. Saat Marquis Raeven mengangkat kepalanya, dia
memiliki senyum tipis di wajahnya. Itu benar-benar senyum yang mengerikan dan
membuat orang lain merasa tidak nyaman, tapi senyum lainnya tidak akan cocok
dengannya.
"Seperti yang anda katakan kakak. Lakyus, Climb, bisakah kalian menungguku
di dalam ruangan lain?"
"Baiklah."
"Silahkan duduk."
Satu orang duduk dengan kelas yang tinggi dan yang lainya hanya
meletakkan pantatnya di sana. Renner menuangkan secangkir teh merah dan
mendorongnya kepada Marquis Raeven.
Page | 46
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yea, aku tidak suka air aneh yang diwarnai oleh daun teh, tapi daripada tidak
ada untuk diminum."
"Apakah aku harus bilang kepada para pelayan untuk membawakan sesuatu
kemari? Apakah kakak lebih suka dengan minuman keras?"
"Jika kita bertindak sekarang, para pelayan tidak akan memiliki peluang untuk
mengirimkan informasi kepada keluarga mereka."
"Bukankah kita harus hati-hati? Lidah wanita sangat longgar. Terutama para
pelayan yang bekerja di istana. Mereka lebih cepat dari kelihatannya."
"Tapi, Putri Renner, apa masalahnya sudah sepagi ini? Tentu saja, saya selalu
bersiap untuk menerima panggilan anda."
"Terima kasih, Marquis Raeven, Kita tidak punya banyak waktu jadi aku akan
langsung saja. Aku ingin meminjam kebijaksanaanmu."
Dengan sebuah batuk ringan, dia bicara sejujurnya. Mata Marquis Raeven
menjadi lebar dan ada cahaya terkejut padanya. Namun, mata itu kembali biasa
ketika dia sudah tenang lagi.
Page | 47
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kebijaksanaan saya. Jika itu adalah masalah yang tidak bisa anda pecahkan...
Saya tidak yakin jika saya bisa banyak membantu."
"Aku juga tidak yakin, Marquis Raeven. Lagipula, tentang masalah yang ada di
dalam istana, tak ada yang lebih berbakat selain darimu."
"Aku harap dirimu, pemimpin tersembunyi dari Fraksi Kerajaan, bukan, yang
mengendalikan Fraksi Kerajaan dari bayangan, meminjamkan aku pasukan
rumahmu."
"...Apa?"
Marquis Raeven membuat ekspresi seakan ada ledakan magic yang tepat
terjadi di depannya. Siapapun akan terkejut jika mereka ada di sana. Lagipula,
Marquis Raeven bukan orang yang dengan mudah merubah ekspresinya. Namun,
dia hanya bisa bereaksi seperti itu. Jika itu adalah bangsawan lain, dia pasti akan
tertawa. Tapi ini adalah kebenaran yang disembunyikan lama.
Marquis Raeven sudah lama dianggap sebagai seekor tikus yang akan pergi
diantara dua fraksi yang cocok dengannya, tapi pada kenyataannya dia
memerintah Fraksi Keluarga kerajaan dan mencegah peperangan saudara terjadi.
Jika pria yang disebut sebagai Marquis Raeven tidak ada, Kingdom pasti sudah
roboh. Di sisi lain, Zanack menahan nafas.
Dia sudah tahu jika Renner benar-benar pandai, seorang monster dengan
bentuk manusia. Tapi tanpa seorangpun sebagai tangan dan kakinya, dia seperti
dikurung di dalam istana. Bagaimana bisa dia mendapatkan kesimpulan itu? Di
Page | 48
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ap, apa?"
"Tunggu sebentar!"
"Marquis Volumlashu.."
"Anda tahu, ya kan? Itulah kenapa anda memastikan bahwa Marquise tidak
memiliki akses kepada informasi terlalu banyak."
Kedua orang pria itu melihat ke arah Renner dengan mulut yang terbuka
lebar.
Part 3
Page | 49
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Beberapa orang akan mencurigai jika ada tinta hitam di dalam kelereng
tersebut. Efek dari kelereng itu tidak berakhir disana. Titik-titik hitam itu mulai
bergoyang dan mulai menyebar ke seluruh armornya, menutupi permukaan itu
dengan substansi hitam. Dalam beberapa detik saja armor putih yang mengkilap
milik Climb berubah menjadi hitam legam.
Kelereng yang digunakan oleh Climb adalah item magic yang disebut 'Magic
Dyes'. Item magic kelas atas yang sering memberikan tambahan pertahanan
terhadap panas atau dingin, tapi yang digunakan Climb hanya bisa merubah
warna. Alasan dia menggunakan item ini jelas karena armor putih yang mencolok
miliknya.
Page | 50
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tubuh Climb merasa ngeri. Itu bukan karena takut, tapi karena peran krusial
yang ditugaskan padanya. Dibandingkan dengan pemimpin kelompok lain,
kemampuan dan skill Climb benar-benar sangat kurang. Satu-satunya alasan dia
dituaskan sebagai pimpinan adalah karena dia bukan prajurit biasa, dan
pembantu pribadinya akan mendukung dia. Bahkan tim mantan petualang
dengan peringkat orichalcum milik Marquis Raeven ditugaskan kepadanya. Di
bawah situasi ini tidak mungkin baginya untuk menolak.
Ditambah, momen saat dia menyadari mengapa dia dipilih sebagai pemimpin
kelompok, dia tidak bisa hanya duduk-duduk saja. Blue Rose, Marquis Raeven,
Gazef Stronoff, dan jika ada sesuatu yang gawat, Pangeran Zanack juga. Tidak
ada siapapun yang mewakili Renner. Oleh karena itu, dengan membuat Climb
sebagai salah satu pimpinan kelompok, Renner ingin menunjukkan bahwa dia
memiliki andil besar dalam rencana ini pula.
Kelihatannya ini adalah ulah dari Pangeran Zanack dan Marquis Raeven, tapi
mengapa mereka melakukan hal itu?
Page | 51
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Alasan itu masih merupakan misteri bagi Climb. Namun, misi menyebarkan
pengetahuan bahwa Putri Renner bekerja keras untuk rakyat Kingdom
memberinya kekuatan.
Pria itu adalah Brain Unglaus, wakil pimpinan dari kelompok Climb dan
pembantu pribadinya yang dibawa oleh Gazef.
"Para anggota telah siap semuanya. Saat komandan memberi aba-aba, kita
akan langsung bergerak keluar. Kita akan mengambil rute ini. Teman kita disana
akan membantu untuk memilih."
Ada garis merah yang menuntun melalui jalanan di peta ibukota yang
diserahkan oleh Brain. Setelah melihat ke peta, Climb melihat ke arah pria yang
ditunjuk oleh Brain. Itu adalah salah satu pria dari tim mantan petualang
peringkat Orichalcum. Seakan mengenali tatapan Climb, dia melambaikan tangan
menyapanya.
Climb sedikit membungkukkan kepalanya kepada pria yang jauh lebih tua
darinya. Biasanya para anggota akan mengerutkan dahi jika seorang pemimpin
kelompok membungkukkan kepalanya kepada anggota lain dari kelompok, tapi
karena Climb, yang tidak memiliki kekuatan yang sebenarnya untuk dibicarakan,
adalah pimpinan, dia akan membutuhkan bantuan dari orang lain daripada
sendirian berdiri di garis depan penyerangan. Saat mereka berbagi percakapan,
seorang manusia yang besar mendekati Climb dan bicara.
Climb berharap dia tidak memanggilnya seperti itu. Saat Climb mati-matian
memikirkan hal itu di kepalanya, dia merasakan tatapan yang ditujukan padanya
berubah. Dia lega tidak ada yang menghina. Beberapa diantara mereka seperti
Page | 52
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
tatapan orang dewasa yang melihat anak kecil, dan beberapa diantaranya adalah
rasa persahabatan yang kuat.
Dibandingkan ketika di penginapan, dia ditutupi oleh item magic kelas satu.
Full Plate Mail merahnya memiliki duri dan mata seperti dekorasi di sekitar area
dada. Itu adalah armor miliknya yang terkenal, 'Gaze Bane'. Gauntlet (Sarung
tangan) miliknya sedikit berbeda dan terdapat dekorasi ular yang melingkarinya.
Itu adalah barang kuno yang digunakan untuk mempercepat akselerasi
penyembuhan, 'Gauntlets of Kerykerion'. Di sekeliling pinggangnya adalah War
Pick (Semacam kapak perang) yang disebut 'Fel Iron' dan jubah merah mewah
yang cocok dengan keluarga raja yang dikenal sebagai 'Vest of Resistance',
'Dragontooth Amulet', 'Belt of Greater Power', 'Wing Boost', 'Circlet Twister' dan
bahkan cincin-cincin yang ditambahi magic.
Ini adalah perlengkapan dari salah satu Warrior terkuat di Kingdom, Gagaran.
Setiap buah dari item itu cukup mahal sehingga bisa membuat mata seseorang
melompat keluar. Satu-satunya alasan dia bisa membeli perlengkapan seperti itu
adalah karena dia seorang petualang dengan peringkat Adamantium. Evileye,
Tina dan Tia juga memakai perlengkapan yang bisa dikenali sebagai tingkat
tertinggi dengan sekali tatap.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengusap pantai si bocah Cherry sekali lagi."
Mungkin maksudnya adalah dia khawatir dengan Climb, tapi Climb benar-
benar berharap Gagaran berhenti memanggilnya seperti itu. Climb bisa
menanggalkan julukan seperti itu jika mau di dalam salah satu toko-toko
tersebut, tapi Climb tidak menginginkannya. Jauh di dalam hati, Climb menangis,
tapi Gagaran menatap Brain dengan mata seperti elang.
"Brain Unglaus. Pria yang bertarung setara dengan Kapten Prajurit Kerajaan...
Cerita itu bukanlah sebuah kebohongan ataupun berlebihan."
Page | 53
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Warrior dari Blue Rose Gagaran. Anda benar-benar... kuat. Benar-benar layak
sebagai seorang warrior dari kelompok berperingkat adamantium. Jadi, apakah
aku lulus?"
Climb melihat ke arah Brain seakan bertanya apa yang dia maksud dengan
lulus. Brain mengangkat bahunya dan bilang kepada Climb apa maksud Gagaran
sebenarnya.
"Dia kemari untuk melihat apakah orang yang cukup bisa dipercaya bisa
dipercayakan kepadamu."
"Benarkah itu?"
"Apa yang kalian bicarakan... Mengapa aku peduli dengan apa yang terjadi
padamu. Hanya saja akan sayang sekali jika si bocah cherry ini mati, jadi aku
kemari untuk melihat apakah kamu bisa menanganinya. Tetap saja, aku bisa
melihat bahwa bukan kebetulan kamu bisa menangkap 'Devil of Illusions .
Sebuah semangat tempur yang kuat. Aku bisa merasakan meskipun tanpa
melakukan sparring denganmu. Jika itu adalah kamu, akan sangat mudah."
"Gee, trims. Aku bisa melihat rumor-rumor tentangmu juga benar. Tapi
sebaiknya waspada. Di dunia ini, ada monster-monster yang cukup kuat untuk
membunuh kita dengan sekejap."
"Oh-ho, kamu adalah salah satu tipe yang hati-hati. Pria sepertimu tidak buruk
juga. Kamu mungkin bukan seorang bocah cherry, bagaimana?"
Page | 54
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Gagaran-san... Tidak, seluruh anggota Blue Rose memang seperti itu. Evileye-
san mungkin juga terlihat jahat, tapi bahkan dia juga orang yang baik."
Dua orang itu bisa melihat sebuah kelompok yang sudah agak jauh di depan.
Climb melihat sekeliling untuk mengamati jika dia bisa menemukan wanita
tertentu, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukannya. Dia pasti bersama
pangeran Zanack sekarang. Dia tahu seberapa banyak pekerjaan yang harus
Renner lakukan, namun masih bertanya-tanya jika sedikit sensasi kesedihannya
karena keegoisannya sendiri.
"..Ya! Segera."
Part 4
"Tidak kusangka Ainz-sama akan mengirimkan pasukan seperti ini... Aku harus
berterima kasih kepada Ainz-sama dengan benar."
Page | 55
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Itu adalah kalimat pertama dari Sebas setelah melihat sekeliling mereka yang
berkumpul di rumah besar di ibukota. Dengan Demiurge sebagai pemimpin
mereka, Guardian Floor Shalltear dan mare, begitu juga Pleiades Solution dan
Entoma juga hadi. Ada juga beberapa bawahan level tinggi dari Demiurge, para
Evil Lord. Itu benar-benar pasukan yang luar biasa. Seseorang mungkin akan
berkata itu adalah terlalu berlebihan.
"Kalau begitu aku akan menyingkirkan ini agar tidak ada kesalahpahaman
diantara kita. Ainz-sama memang memerintahkan kita untuk menyelamatkan
Tsuare, tapi alasan mengeluarkan kekuatan seperti ini adalah untuk menghukum
si dungu Eight Finger yang telah melakukan dosa besar terhadap Supreme
Being."
"Aku juga tahu sangat betul. Menyelamatkan Tsuare hanyalah tujuan kedua."
"Benar sekali. Aku ragu Tsuare ini memiliki penolakan terhadap magic
kebangkitan (revival), jadi satu-satunya alasan aku akan mencoba
menyelamatkannya hidup-hidup karena saranmu."
"Meskipun begitu, jika dia sudah mati, akan ada masalah besar dalam
menemukannya. Jika aku adalah musuh, aku akan melemparkan kepalanya yang
sudah terpenggal kepada para idiot yang datang."
Page | 56
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tentu saja, jika itu adalah aku, aku bahkan akan merencanakan agar si
penyelamat bisa keluar bersama dengan sandera, dan saat mereka percaya
mereka sudah kabur, aku akan membalik meja itu. Semakin besar harapan
mereka, semakin besar keputusasaannya."
"Mare, itu adalah lelucon lucu yang kamu buat. Tentu saja kami akan
memastikan mereka tidak bisa benar-benar kabur. Yah, jika mereka memang bisa,
mereka layak dapat pujian."
Page | 57
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Demiurge. Satu-satunya hal yang dia yakini adalah jika Demiurge bertindak atas
perintah Tuan, dia tidak akan sedikitpun bermain-main.
"Sekarang tentang lokasinya, ada cukup banyak, tapi semua yang tersisa
adalah menyerang mereka. Jika mungkin, cobalah menangkap mereka yang
kelihatannya seperti memiliki informasi yang berguna, dan pastikan untuk
mengingat Eight Finger ini perbuatan salah yang mereka lakukan."
"- Yang berani menodai nama yang paling hebat dan luar biasa dari Ainz Ooal
Gown. Jika kita ingin membayar mereka balik yang setara dengan hinaan yang
sudah mereka lakukan kepada kita, kita harus mengekstrak informasi yang lebih
banyak pula. Ada yang keberatan?"
"Ti, Tidak!"
Dua Guardian dan Kepala Pelayan membalas. Pleiades dan Evil Lord hanya
membungkuk tanpa berkata.
"Bagus, kalau begitu Sebas. Bisakah kamu katakan padaku lokasi tempat
mereka memanggilmu? Aku harus memastikan jika itu adalah salah satu lokasi
yang aku ketahui."
"Apakah aku harus gembira jika itu cocok atau sedih karena ada satu tempat
lagi yang kurang untuk menyerang. Itu adalah salah satu tempat yang sudah aku
intai. Aku akan menyerahkan tempat itu kepadamu."
"Terima kasih. Tapi ada kemungkinan dia mungkin sudah terluka. Aku ingin
membawa seseorang yang bisa menggunakan magic healing."
Page | 58
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku ingin mengatakan ini sejak lama... tidak bisakah kalian berdua lebih akrab
satu sama lain?"
Sebas bisa melihat Demiurge yang membuat ekspresi ambigu dari sudut
matanya. Dia membayangkan bahwa dia mungkin memiliki ekspresi yang sama.
Semakin dia memikirkan tentang mengapa dia sangat tidak suka dengan
Demiurge, semakin aneh rasanya. Dia benar-benar tidak apa dengan Shalltear,
yang memiliki hobi yang sama dengan Demiurge, tapi Demiurge membuatnya
jengkel kapanpun mereka saling bicara. Meskipun begitu, berdebat dengan
Demiurge tepat sebelum misi akan memecah kebaikan dari Supreme Being.
Sebas minta maaf dalam-dalam kepada tuannya dari lubuk hatinya dan
membungkuk kepada Demiurge.
"Aku minta maaf telah menunjukkan sikap kurang ajar meskipun kamu datang
untuk membetulkan kesalahanku."
"..Yah, itu tidak masalah. Untuk sekarang... apakah tidak apa bagimu untuk
mengevakuasi Tsuare langsung ke Nazarick setelah kamu menyelamatkannya?"
Page | 59
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak ada masalah~. Untuk hal itu, kita sudah mempersiapkan sesuai dengan
itu~"
"Apakah ada pertanyaan lain? Tidak? kalau begitu kita akan membagi anggota
ke dalam tujuh kelompok dan memutuskan dimana masing-masing kelompok
akan menyerang. Tentu saja, Sebas dan Solution sudah ditugaskan, tapi pertama
yang harus diwaspadai adalah... Shalltear!"
"Ti, Tidak apa! Jika aku menggunakan Spuit Lance untuk menyedot semuanya,
peluang itu terjadi akan sangat kecil!"
"Masih tidak boleh. Kita harus berhati-hati dengan hal ini dan harus
menghindari resikonya sebanyak mungkin. dan juga Sebas, aku minta maaf
sebelumnya. Menyelamatkan Tsuare dan menghukum Eight Finger hanyalah
bagian ke satu dari rencana ini. Namun, aku tidak bisa berkata apapun kepadamu
tentang seluruh rencana dari bagian kedua, karena saat kamu kembali ke
Nazarick setelah menyelesaikan bagian kesatu, kamu tidak lagi bagian dari
rencana. Untuk menghindai kebocoran informasi apapun, kita harus
menyimpannya dengan dasar yang perlu yang tahu dengan ketat."
Page | 60
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
bisa membuat ilusi, benar kan? Kalau begitu tolong gunakan sesuai yang aku
perintahkan kepadamu."
"Siap~"
"Aku melarangmu untuk membunuh orang ini. Dalam keadaan yang paling
gawat, kamu diperbolehkan untuk melukainya jika perlu tapi pikir ini sebagai
fundamentalnya untuk tidak boleh. Terutama kamu, Shalltear."
Bagian terakhir dari rencana adalah tersambung kepada seseorang yang akan
membawa keuntungan besar kepada Nazarick. Jika ada kesalahan, maka ada
kemungkinan tujuan akhir dari menguasai dunia, yang sudah diucapkan oleh
Supreme Being Ainz Ooal Gown dengan keras, bisa tertunda. Saat Tuan bicara
"Aku serahkan semuanya padamu", kesalahan tidak bisa lagi ditoleransi.
Page | 61
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
memang terlihat sebagai sebuah bagian dari rencana, tapi mereka tidak bisa
terus-terusan mengandalkan sifat baiknya.
Apakah ada gunanya seorang bawahan bodoh yang tidak bisa melakukan
tugas mereka dengan cara yang memuaskan?
Gagal bukan sebuah pilihan. Kita harus menunjukkan hasil yang akan
menghapuskan seluruh kegagalan sebelumnya.
"Dan jangan lupa, orang-orang yang mencuci otak Shalltear mungkin sedang
menunggu kesempatan untuk menyerang. Tak ada yang boleh meninggalkan
posnya tanpa izin. Jika kamu dicurigai oleh aku sendiri atau guardian lain, angkat
kedua tanganmu atau yang sama dengan hal itu sebagai bukti kesetiaanmu.
Jangan bersikap mencurigakan. Jika kamu melakukannya, kami mungkin akan
langsung membunuhmu untuk keamanan rencana ini. Ada pertanyaan?"
"Uh, aku baru saja bertanya, tapi bolehkah aku bertanya lagi?"
"Ah, yea. S-Sebas tidak memiliki World Class Item seperti kita. Apakah dia
tidak apa?"
Page | 62
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Maaf Shalltear, tapi seperti yang aku katakan, aku tidak bisa mempercayaimu
sepenuhnya, jadi kamu adalah cadangan. Haaa.... haus darahmu yang tak bisa
dikendalikan bisa benar-benar membuat khawatir."
"Segera setelah bagian kesatu selesai, kita akan langsung memasuki bagian
kedua. Aku akan menjelaskannya kepadamu sekarang. Ini adalah yang
sebenarnya, jadi perhati-.. Ada apa?"
Itu adalah masalah yang benar-benar menjengkelkan tapi sesuatu yang tidak
bisa diabaikan.
"Mare, ini adalah informasi baru. Kita memiliki persembunyian baru dari Eight
Finger untuk diserang. Maafkan aku, tapi aku akan membutuhkanmu untuk
menuju kesana malahan. Kamu mungkin tidak cukup tenaga, tapi aku akan
mengirimkan Entoma sebagai dukungan."
"Jawaban yang bagus. Kita akan membicarakan detilnya nanti, tapi untuk
sekarang biar kujelaskan Operasi Gehenna ketika semuanya ada disini. Ini adalah
bagian terpenting dari rencana kita akan melakukan di dalam Kingdom, jadi
perhatikan baik-baik."
Page | 63
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 64
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 8
Six Arm
Part 1
Di dalam Kingdom, adalah hal yang biasa pergi tidur ketika matahari telah
tenggelam, karena membuat lampu terus menyala itu membutuhkan biaya. Di
daerah pedesaan, dimana kebanyakan masyarakatnya masih miskin, kegiatan itu
adalah hal yang biasa. Namun, di perkotaan malah sebaliknya dan orang-orang
masih aktif seperti binatang malam. Tempat yang dituju oleh Climb sedikit
berbeda. Daripada gemerlapan oleh cahaya dan hiruk pikuknya jalanan, itu
adalah sebuah lorong yang ditelan oleh kegelapan.
Climb berjalan di sepanjang jalanan yang sepi tanpa lampu satupun. Alasan
dia bisa berjalan di jalanan yang gelap berkat 'Helm of Dark Vision' miliknya.
Jarak maksimumnya 15 meter, tapi pemandangan dari balik celah dari helm itu
seperti tengah hari. Terlebih lagi, tak seperti plate mail yang terbuat dari besi,
plate yang terbuat dari mithrill tidak banyak berisik. Kecuali kalau seseorang
dengan pendengaran yang luar biasa bagus atau rogue yang sangat ahli
mendengarkan dengan teliti, tak ada yang bisa menyadari jika Climb sedang
berjalan dengan bersenjata lengkap.
Mereka melihat target mereka ketika keluar dari lorong. Dinding-dinding yang
tinggi mengelilingi lingkaran seakan ingin memisahkan apa yang ada di dalam
dengan yang ada di luar. Mirip dengan sebuah benteng atau penjara. Aktifitas
ilegal macam apa yang mungkin sedang terjadi disana? Dia memikirkan segala
macam aktifitas gelap yang mungkin sedang terjadi di dalam. Lampu magic yang
ditempatkan pada masing-masing pintu gagal mengusir kegelapan yang
Page | 65
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
kelihatannya merembes keluar dari bangunan. Dia tidak bisa melihat gedung
yang digambarkan di dalam rencana dari luar.
Itu adalah suara dari salah satu mantan petualang dengan peringkat
orichalcum yang memiliki skill kelas rogue. Brain berbicara sebagai gantinya
Climb.
"Tentu saja, lagipula mereka adalah Eight Finger. Aku berencana untuk
bertindak seakan jika ada seorang rogue atau magic caster yang sama levelnya.
Yah, kalian berdua doakan saja aku berhasil."
Keduanya adalah warrior, jadi mereka tidak bisa meniru rogue. Namun, bagi
Climb, berkat magic yang diberikan ke armornya dan Brain yang bisa
menggunakan martial art di dalam kegelapan, memungkinkan untuk bertindak
dalam kegelapan. Mulai dari sini, ini diserahkan kepada yang profesional. Ada
Page | 66
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
sebuah alasan keduanya bisa sedekat ini meskipun berbahaya: Jika rogue itu
diketahui, mereka harus memutuskan dengan cepat jika kelompok mereka akan
menyerang atau mundur. Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk
menunggu dan melihat. Tetap saja, mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam.
Saat waktu berlalu, hanya pemikiran negatif yang menggoda mereka.
Mereka kehilangan waktu sudah seberapa lama mereka menunggu. Lalu tiba-
tiba, Brain menghampiri katananya. Mengikuti sikap Brain, Climb juga melakukan
yang sama dengan pedangnya dan mendengar suara panik dari seorang pria di
sampingnya.
"Ah, itu kamu. Kamu mendekat tapi tidak melakukan apapun... Apa kamu mau
menguji apakah aku benar-benar bisa merasakanmu dengan martial art milikku
atau tidak?"
"Yea, maaf tentang hal itu. Untuk menguji Brain Unglaus yang terkenal, itu
salahku."
"Tidak apa. Jika situasi kita berbalik, aku mungkin akan melakukan hal yang
sama. Bagaimanapun juga, bisakah kamu mengatakan kepadaku bagaimana
situasi di dalam?"
Climb bisa merasakan gerakan udara dan merasakan ada yang duduk di
sampingnya. Dia melihat ke arah samping dan tidak melihat siapapun, tapi dia
bisa merasakan sensasi aneh dari kehadiran seseorang yang samar ada di sana.
Page | 67
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Nada dari ucapannya merubah mood menjadi suasana yang sangat tegang.
"Ini adalah poin yang terpenting. Ada sel penjara di dalam gedung dan
seorang wanita dipenjarakan di sana. Dan juga, ada beberapa orang yang cocok
dengan deskripsi dari Six Arm juga berada di dalam sana juga."
"Ada lima. Karena kita sudah memiliki 'Devil of Illusion', mungkin itu artinya
semuanya berkumpul disana."
Dengan kata lain, ini adalah benteng yang tidak dapat ditembus. Lokasi yang
paling buruk. Tapi -
"Ini mungkin buruk bagi kita, tapi lebih baik bagi yang lainnya. Jika mereka
semua berkumpul di sini, itu artinya lokasi lainnya akan jauh lebih mudah."
"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Tempat ini tidak mungkin dijatuhkan. Kita
akan mundur."
Page | 68
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak, tidak juga, tapi apakah kita memiliki pilihan? Jika seluruh Six Arm
berkumpul di sini, maka ini pasti salah satu dari dua tempat penting dan kita
bahkan tidak bisa memeriksa jika itu memang benar. Tapi mempertimbangkan
perbedaan dalam kekuatan, itu tidak bisa dielakkan lagi."
"Itu benar." "Kalau begitu apakah aku harus pergi lagi untuk melihat apakah
aku bisa mencuri dokumen apapun sebelum mundur?"
"Tidak, itu terlalu berbahaya. Akan lebih baik untuk mundur ketika mereka
masih tidak tahu kita ada disini. Bagaimana menurutmu?"
"Yea, aku setuju. Kalau begitu apa yang akan kita lakukan sekarang? Pergi ke
lokasi lainnya dan membantu mereka?"
"Itu adalah pilihan yang terbaik. Bisakah kamu memberitahukan kepada yang
lainnya yang sedang menunggu? Kita akan menunggu disini dan melihat jika ada
siapapun yang datang mengejar kita."
"Kurasa tidak ada salahnya berhati-hati. Aku akan serahkan kepadamu kalau
begitu." Rogue yang masih tidak terlihat membuat suara berjalan untuk
menenangkan Climb yang menuju ke tempat sisa dari kelompok mereka yang
sedang menunggu.
"Kalau begitu mari kita bergabung dengan yang lainnya dan bergerak ke
lokasi selanjutnya?"
"Yea- huh? Lihat di sebelah sana, Climb" Ketika dia berbalik, dia bisa melihat
seseorang yang dia temui kemarin sedang mendekati bangunan yang mereka
amati.
"...Sulit dipikirkan jika ini adalah kebetulan... Apa yang terjadi? Apakah dia
adalah salah satu dari mereka?" "Kurasa bukan itu masalahnya. Aku ragu kamu
juga berpikir seperti itu."
Page | 69
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Itu benar. Mungkin jika dia adalah orang yang benar-benar bagus dalam
berakting, tapi aku ragu dia orang seperti itu."
"Wah. Tak kukira melihat kalian berdua disini, kebetulan sekali. Jadi ada urusan
apa kalian disini?"
"Tidak, itu seharusnya yang kami tanyakan kepada anda. kami berencana
untuk meluncurkan sebuah serangan ke gedung itu, yang dimiliki oleh Eight
Finger."
"...Apakah hanya ada kalian berdua?" "Tidak, ada lebih banak lagi di belakang
kami."
"Apa yang anda lakukan disini, Sebas-sama? Apakah anda memiliki urusan
dengan bangungan itu...?"
"Ya, sejujurnya, wanita yang kuceritakan kemarin diculik dan sedang ditawan
di dalam bangunan itu. Mereka memanggilku, jadi disinilah aku."
Page | 70
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Rogue itu menatap Sebas seakan merasa menyesal karena harus mundur dan
meninggalkannya sendirian meskipun tahu ada seseorang yang dikenal Sebas
sedang ditawan.
"Sebas-sama. Yang terkuat dari Eight Finger, disebut Six Arm berkumpul
disini... Bisakah anda menangani mereka semua?"
Rogue itu mengerutkan dahi dengan pertanyaan Climb. Climb juga mengerti
apa yang mungkin dipikirkan Rogue itu. Six Arm adalah musuh yang menyamai
petualang dengan peringkat adamantium dalam hal kekuatan. Akan sangat tidak
Page | 71
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Jika lima orang itu seperti Succulent kemarin, seharusnya tidak ada masalah."
Siapapun yang mendengarkan Sebas tadi pasti akan setuju. Terutama jika
mereka tahu kekuatan dari petualang dengan peringkat adamantium. Tapi Climb,
yang menyaksikan sendiri kemampuan Sebas, tahu tidak ada hal yang berlebihan
dengan statemen itu.
Rogue tersebut melihat ke arah Climb seakan dia sedang melihat ke arah
orang gila.
"Benar sekali. Meskipun jika Gazef dan aku melawannya bersamaan, kami
takkan mampu menang."
"A, Apakah itu... Tidak, jika itu benar, itu luar biasa..."
Rogue tersebut masih melihat ke arah Sebas dengan rasa tidak percaya, tapi
hanya bisa mempercayai apa yang mereka katakan.
"Jika kita meminta bantuan dari Sebas-sama... mungkin akan merepotkan, tapi
bisakah kamu katakan kepada Sebas-sama tentang Six Arm?"
Page | 72
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Apakah kamu bilang 'Undying King' Deibanock.... Itu adalah julukan yang
keterlaluan untuk makhluk yang bodoh."
Disamping gumaman itu, pertukaran informasi itu selesai tanpa ada halangan.
Climb lalu bertanya.
"Tentu saja. Lagipula aku kemari untuk menyelamatkan Tsuare. Aku akan
menangani Six Arm."
"Kalau begitu, Sebas-sama akan merangsek masuk dari depan dan kami akan
menyusup secara diam-diam untuk meneyelamatkan Tsuare-san. Maaf sudah
menyerahkan seluruh pertarungan kepada anda, Sebas-sama..."
"Tidak apa, itu juga akan menguntungkan bagiku, karena kamu bisa
menyelamatkannya sementara mereka teralihkan perhatiannya dan mereka tidak
akan bisa menyeret dia melalui rute kabur rahasia."
"Hmm... Jika kita harus menyusup, akan sebaiknya sehening mungkin. Lalu
setelah kita menyelamatkannya, kita mungkin harus bertarung untuk mencari
jalan keluar. Jika itu masalahnya..."
"Jika dia bisa menggunakan magic invisibilitas tanpa batas, akan lain
ceritanya... tapi kurasa pergi dengan hanya kita bertiga adalah yang terbaik."
Page | 73
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku mengerti, kalau begitu kita akan menyusup dengan orang-orang yang
ada disini."
"Akan lebih baik jika magic caster kita bisa memrapalkan magic membatalkan
suara, juga... Yah, jika hanya 3 orang, aku akan memintanya untuk merapalkan
magic invisibilitas."
"invisibilitas..."
"Jangan khawatir Climb, aku punya item magic yang bisa mendeteksi
invisibilitas. Meskipun hanya sekali pakai, aku akan baik-baik saja."
"Tidak perlu khawatir denganku. Tidak mungkin aku bisa melewatkan langkah
kaki pimpinan dan Unglaus."
"Kalau begitu kita akan baik-baik saja dalam hal komunikasi. Kami akan
memberikan sedikit waktu kepada Sebas-sama sebelum menyusup."
"Aku mengandalkanmu."
Climb dan Brain menjadi gugup dengan Sebas, yang merendahkan kepalanya.
Mereka tidak melakukan apapun yang layak mendapatkan kehormatan dari
orang lain seperti Sebas. Mereka pada dasarnya memanfaatkan dia seperti yang
mereka lakukan di rumah bordil kemarin.
"Tidak, kami yang seharusnya berterima kasih. karena kami datang menyerang
tempat ini, kami sangat bersyukur anda menangani Six Arm."
Page | 74
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mereka tidak menemukan petunjuk negatif apapun dari senyum Sebas. Climb
berdiri merasa lega.
"Kalau begitu kami akan mundur dan kembali setelah memakai magic."
Part 2
Sebas tiba jauh lebih awal dari waktu yang ditentukan pada perkamen.
Meskipun dia lebih awal, dia berdiri di depan gerbang.
Itu adalah gerbang dengan style seperti pagar jadi dia bisa melihat apa yang
ada di dalam, tapi karena adanya pepohonan, garis pandangannya tak jelas.
Dengan suara yang serak, seorang pria muncul dari pepohonan. Tentu saja
Sebas tahu pria itu ada disana selama ini karena dia sudah mengaktifkan sebuah
skill yang bisa mendeteksi seluruh makhluk hidup dengan jarak tertentu. Dia
tidak bisa secara fisik melihat mereka, dan karena akan berbahaya jika hanya
mengandalkan skill ini saja, dia hanya menggunakannya pada keadaan-keadaan
tertentu.
"Sebelah sini. Ikuti aku." Mengikuti petunjuk dari pria itu melalui pintu, Sebas
berjalan di jalan kecil menembus taman. Untuk disebut sebagai taman yang
dimiliki oleh sebuah organisasi bawah tanah seperti Eight Finger, taman itu tidak
memiliki perasaan yang suram. Pepohonan dipangkas dengan bersih dan dia bisa
mengetahui mereka pasti memiliki tukang kebun dalam jumlah yang cukup.
Mengikuti jalan kecil itu, ada lapangan yang luas yang mirip dengan tempat
latihan. Ada sekitar 30 orang, kebanyakan adalah wanita dan hanya beberapa
wanita, yang semuanya tersenyum. Itu adalah senyum yang dikeluarkan oleh
mereka yang terbiasa dengan kekerasan yang tidak pernah membayangkan diri
mereka kalah. Sebas melihat ke sekeliling tanah lapang itu. Dia tidak bisa
Page | 75
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menemukan siapapun yang bisa memberinya tantangan yang tepat tapi dia
menemukan Six Arm yang pernah dia dengar dari rekan Climb.
Satu orang memakai jubah bertudung. Berwarna hitam dan di ujungnya dijahit
dengan benang merah seakan meniru api. Dia tidak bisa melihat apa yang ada di
dalam tudungnya, tapi dari aura itu kelihatannya bukan makhluk hidup. Julukan
"Undying" bukanlah semacam permainan kata, tapi karena itu adalah seorang
undead.
Wanita yang sendirian diantara Six Arm berpakaian sutra tipis. Dia memiliki
gelang dalam jumlah banyak pada pergelangan tangan dan kaki sehingga
mereka membuat suara logam setiap kali dia bergerak. Pada pinggangnya
menggantung enam Scimitar. Pria di sampingnya cukup mencolok. Dia
berpakaian seperti seorang matador dan memegang sebuah Rapier yang mata
pedangnya terlihat seperti muncul dari sebuah mawar. Aromanya bahkan mirip
dengan mawar.
Pria terakhir diselimuti oleh armor full plate yang tidak luar biasa dan
memegang pedangnya di dalam sarung. Total ada empat orang - pemimpin
mereka, Zero, tidak terlihat. Mungkin dia sedang menunggu gilirannya di tempat
lain. Ketika empat orang itu melangkah maju, bawahan mereka bergerak
mengelilingi Sebas.
"Pak tua, aku dengar kamu sangat kuat. Kamu mengalahkan mereka semua
hanya dengan sekali serangan?"
"Kami harus mengamankan tempat kami di dalam Eight Finger dengan hanya
skill saja. Akan sangat berbahaya bagi kami jika kalah disini. Succulent? Dia hanya
seorang idiot yang kalah di depan cabang Perdagangan budak, meskipun cabang
itu sekarang sudah jatuh."
"Jadi aku pertanyaan untukmu. Succulent bilang dia kalah dari Brain Unglaus,
tapi apakah dia benar-benar dikalahkan olehmu dan hanya tidak mau
mengakuinya?"
Page | 76
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yah, aku tak pernah bertarung dengannya secara langsung. Aku hanya
bertukar sapaan dengannya di dalam mansion dan dia sudah pingsan ketika aku
bertemu dengannya setelah itu."
"Yah, kurasa memang wajar jika dia kalah. Jika lawannya adalah Brain Unglaus
yang terkenal, tidak mungkin dia bisa menang."
"Terutama jika dia sudah menjadi lebih kuat dari sejak pertama dia duel
dengan level yang setara dengan Gazef Stronoff, kekalahan Succulent adalah hal
yang wajar."
"Tapi itu bukan hal yang bisa dimaafkan. Kami akan menangani Unglaus dan
bawahan si putri brengsek itu nantinya. Tapi kamu pak tua, yang telah memicu
seluruh hal menjengkelkan ini, kamu akan mati dulu."
"Kami akan mengancurkanmu. Jika kami tidak bisa melakukannya, kami akan
berada pada titik buruk." "Lihat di sebelah sana."
Six Arm bicara satu demi satu dan menunjuk ke arah lantai tiga dari gedung
itu.
Page | 77
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Hahaha! Jawaban yang benar. Kami tidak sebaik itu. Dia akan menjadi hadiah
untuk Cocco Doll. Kami akan membungkusnya dengan baik dan ketat."
"Ternyata begitu...."
Sebas merasa salah satu dari keempat orang itu tiba-tiba melihat ke arah
suatu tempat di dalam gedung tersebut. Satu-satunya hal yang menjadi masalah
adalah jika itu bukan tempat dimana Tsuare yang sebelumnya diberitahu oleh
rekan Climb. Meskipun begitu, dia hanya perlu memastikan setelah ini.
"Apakah kamu sepercaya diri itu bisa dengan mudah menangani para
bawahan? Kelihatannya kamu tak pernah bertemu lawan yang benar-benar
tangguh."
"Itu memang kalimat yang bijak. Aku berharap untuk mengembalikan kalimat
itu kepada kalian... tapi boleh aku tanya sesuatu? Mengapa kalian berpikir jika
aku lebih lemah dari Brain?"
"Pertanyaan yang bodoh. Ketika kamu sudah bisa menjadi sekuat kami, kamu
akan bisa merasakan seberapa kuat lawanmu. Dan kamu, pak tua, tak ada apa-
apanya bagi kami." Dengan pengecualian Deibanock, dua orang lainnya setuju.
"Begitukah..."
Page | 78
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebas hanya bisa memperkirakan kekuatan musuh dari Ki milik mereka, tapi
sulit memperkirakan kekuatan seseorang ketika disembunyikan oleh skill atau
magic.
"Jadi kami akan memberimu peluang. Kami akan melawanmu satu demi satu,
jadi-"
Sebas mengambil satu langkah maju. Menuju makhluk yang memiliki julukan
yang paling membuat tidak senang Sebas.
Identitasnya yang sebenarnya adalah Elder Lich yang muncul secara alami.
Biasanya Undead muncul secara alami di tempat dimana banyak orang mati dan
mereka cenderung memiliki kebencian yang dalam kepada makhluk hidup dan
fokus membunuh mereka. Namun, beberapa undead yang memiliki kemampuan
berpikir menekan kebencian mereka terhadap makhluk hidup dan membentuk
hubungan dengan mereka. Deibanock adalah undead semacam itu. Tujuan dari
kehidupan yang tidak alami adalah untuk menguasai magic yang tidak bisa dia
gunakan ketika dia pertama kali muncul dan memperoleh skill berbeda yang jauh
di luar magic pula.
Page | 79
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika ada yang mirip dengan undead, itu mungkin lain ceritanya. Sebenarnya
ada perkumpulan rahasia yang hanya terdiri dari magic caster undead, tapi
sayangnya, Deibanock tak pernah memiliki peluang bertemu salah satu dari
mereka.
Dan begitulah, dia mencari kekayaan untuk belajar lebih banyak magic.
Pada awalnya, dia membunuh para traveler di jalanan dan mengambil uang
mereka, tapi setelah kalah dari para petualang yang dikirim sebagai pasukan
penghukum, dia menyadari kebodohan tindakan itu dan melihat cara baru untuk
mendapatkan uang. Jadi dia menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya dan
bergabung dengan kumpulan tentara bayaran, tapi setelah diketahui dia bisa
mengeluarkan 'Fireball' terus menerus, identitasnya sebagai undead diketahui
dan dia harus kabur.
Namun-
Page | 80
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Hanya ada satu makhluk yang bisa menggunakan gelar itu. Yang berdiri di
atas semuanya. Beraninya undead rendahan sepertimu menggunakannya."
Namun, bagi Edstrom, tidak ada magic yang lebih cocok daripada 'Dance'.
Biasanya, mantra ini diaktifkan ketika si pemilik senjata menggunakan pikiran
mereka untuk memberikan perintah, tapi tidak mungkin memerintahkan senjata
yang mengambang untuk melakukan apapun selain gerakan sederhana jika
seseorang berada di tengah-tengah pertarungan yang mempertaruhkan nyawa
mereka.
Page | 81
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Seakan ada warrior tak terlihat di sana, seseorang yang bisa mengendalikan
senjata itu dengan gerakan yang alami setara dengan dirinya. Alasannya adalah
cara menyambung yang aneh dari otaknya, dia memiliki dua kemampuan
daripada sebuah bakat.
Diantara sembilan juta penduduk di dalam Kingdom, mungkin tidak ada orang
lain yang memiliki dua kemampuan ini. Membawa perintah wanita itu, pedang
tersebut meninggalkan sarung mereka dan mengambang di udara. Dia hanya
perlu berfokus pada bertahan. Lima pedang lainnya yang akan menjadi
penyerangnya. Ini adalah penjara pedang; sebuah penjara dimana kematian
sudah dipastikan.
Namun-
Page | 82
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dan bicara ke arah kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya itu dengan nada
memuji.
Bibir wanita itu terbuka lalu tertutup. Apa yang dia bicarakan? Dia tidak bisa
mengerti, tapi seakan merasakan sesuatu dari kalimatnya, mata wanita itu melihat
sekeliling dan menemukan mayatnya yang tanpa kepala. Itu adalah kebohongan.
Itu pasti ilusi. Tidak mungkin dia bisa kalah. Aku tidak kalah. Alasan mengapa aku
tidak bisa bergerak mungkin karena magic dari seseorang. Siapapun tolong
katakan sesuatu. Ketika dia menerima kebenaran, wajahnya berubah menjadi
putus asa. Mulutnya terbuka dan tertutup sekali lagi lalu pedang-pedang yang
mengejar Sebas itu jauh ke tanah. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan
bergerak lagi.
Teriakan itu datang dari pria yang mengenakan armor full plate, yang hampir
tidak bisa menekan kepanikannya. Armor tersebut tidak bisa melindunginya dari
rasa takut. Dia menyadari bukan hanya dengan tubuhnya, tapi juga dengan
seluruh hatinya, bahwa semua yang dikatakan Sebas adalah hal yang benar, dan
itu adalah seseorang yang seharusnya tidak boleh dijadikan musuh.
Pada dasarnya dia tahu dia akan mati. Dia tahu kalau dia tidak akan pernah
menang melawan Sebas. Alasan dia tidak mencoba lari adalah karena dia tahu
dia akan mati dalam beberapa langkah. Jika dia melawan, dia akan mati, dan jika
dia lari, dia akan mati. Karena keduanya bukanlah sebuah pilihan, sikapnya
menunjukkan jika dia adalah seorang warrior bagaimanapun juga.
Sebas memicingkan matanya. Itu adalah pertama kalinya dia berpikir dia perlu
waspada dengan lawannya. Pencipta Sebas, World Champion (Juara dunia)
"Touch Me", memiliki skill ultimate yang bisa merobek lembaran ruang dan
Page | 83
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia menerima gelar ini dari kemampuan magic dalam menghunus pedangnya
dari satu meter sarug dan mampu menyerang musuh hingga tiga meter lebih,
tapi itu bukan sebuah serangan yang benar-benar bisa memotong kehampaan.
Ada semacam pedang yang disebut Urumi. Itu adalah pedang panjang yang
terbuat dari logam lunak yang bisa melengkung dan mencambuk dengan mudah.
Apa yang dia miliki adalah sebuah pedang yang diasah hingga ketipisan yang
ekstrim, lebih tepat jika menyebutnya dengan "Thin Executioner". Mungkin
gambaran yang lebih akurat adalah itu adalah cambuk logam yang tipis dan
panjang. Dia menerima julukan ini dengan mencambukkan pedangnya dengan
kecepatan tinggi lalu membantai lawannya dengan kecepatan seperti kilatan
cahaya.
Dibandingkan dengan Six Arm lainnya, itu lebih mendekati sebuah trik
daripada skill, tapi kenyataannya dia bisa memakai senjata yang sulit seperti itu
adalah bukti bahwa dia adalah seorang warrior yang memiliki skill tinggi.
Meskipun ada orang yang disebut warrior terkuat, Gazef Stronoff, dia tidak akan
bisa menggunakan senjata ini semahir Peysilian. Namun, kekuatan sejatinya
terletak pada kenyataan bahwa tidak masalah musuh mengetahui gerak
senjatanya. Hal yang paling menakutkan tentang cambuk itu adalah
kecepatannya yang sangat ekstrim. Sulit sekali atau tidak mungkin
menghindarinya hanya dengan melihatnya. Sebuah serangan yang dikeluarkan
dengan kecepatan yang super tinggi. Bagi seorang manusia yang tidak memiliki
jawaban untuk itu, akan terlihat seperti sebuah serangan yang memotong
kehampaan.
-Namun
Page | 84
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Shawk!"
Dengan suara teriakan aneh yang seperti burung, sebuah rapier melayang ke
arahnya.
Kemampuan ini saja sangat merusak, tapi ada lagi satu rahasia. Kali ini, bukan
magic, tapi racun. Ujung dari "Rose Thorn" diselimuti dengan racun yang sangat
ampuh, sebuah campuran dari racun-racun mematikan. Malmvist pada dasarnya
adalah seorang assassin daripada seorang warrior, jadi dia bertarung seperti
assasin pula. Itu adalah logika yang tepat jika seseorang bertarung bertaruh
nyawa, hal yang terbaik adalah membunuh lawan secepat dan seefisien mungkin,
tak perduli bagaimana metodenya. Hasilnya adalah sebuah senjata yang bisa
membunuh lawan bahkan hanya dengan sebuah goresan.
"Jika seseorang tidak memiliki rencana, dia akan bisa dengan mudah dibunuh,
tak perduli apakah itu Gazef Stronoff atau Brain Unglauss."
Page | 85
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dalam menyergap memang nyata dan jika hanya penyergapan yang dinilai, maka
itu memang lebih kuat daripada serangan Gazef Stronoff. Dengan kata lain,
penyergapan terkuat di dalam Kingdom. Ditambah lagi, banyaknya martial art
miliknya yang bahkan bisa menyamai mantan anggota Black Scripture,
Clementine.
"..!"
"..Ba-Bagaimana kamu?"
'Rose Thorn' melengkung. Dia mencoba menariknya agar dia bisa menerjang
tempat yang berbeda, tapi Sebas memegangnya dengan kuat di antara ibu jari
dan telunjuknya. Malmvist tidak dapat menggerakkan pedangnya sama sekali.
Seakan ada gunung yang tak bisa digeser berdiri disana. Ketika Malmvist melihat
ke arah rekannya, dia juga menarik pedangnya dengan seluruh kekuatan pula. Di
tengah-tengahnya, sebuah suara kuat terdengar.
Page | 86
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Itu adalah sebuah serangan yang sangat langka terlihat dari Sebas. Hingga
saat ini dia menyerang dengan kecepatan, tapi serangan barusan adalah
serangan yang tanpa siasat yang keluar dari kemarahan.
Sarung tangan putih tersebut menjadi merah karena darah dan mengeluarkan
bau logam metalik yang tajam.
Sebas mengambil jari-jarinya dari rapier dan melepaskan sarung tangan yang
basah karena darah. Saat dia menjatuhkannya ke lantai batu, Malmvist cepat-
cepat mengambil sarung tangan itu dengan rapier miliknya.
Malmvist mungkin bangga dengan gerakannya yang cepat seperti komet, tapi
bagi Sebas, gerakan itu pelan dan menggelikan. Ada beberapa cara baginya
untuk mengambil sarung tangan itu kembali, termasuk menghancurkan rapier
tersebut dan meledakkan kepala Malmvist, tapi tak mampu memahami apa yang
dilakukan lawannya, Sebas bertanya dengan rasa penasaran yang sesungguhnya.
"Ini dia!! Ini adalah item magic yang membuatmu lebih kuat ya kan?" Itu
adalah sarung tangan biasa yang terbuat dari linen putih.
Suara yang terpatah-patah, busa dari sudut bibirnya dan mata yang merah.
Malmvist sudah berubah menjadi gila. dia mencoba untuk merasionalkan
gambaran yang tak bisa tidak dipercaya yang telah dia saksikan.
"kamu hanya perlu mengakui kalau aku lebih kuat darimu. Benar-benar orang
yang menjengkelkan... Jika kamu memang menginginkannya, terus saja berpikir
demikian."
Sebas mengayunkan tinjunya ke arah pria yang sdang tertawa seperti orang
gila. Setelah kepala Malmvist meledak dan tubuhnya roboh, keheningan mengalir
Page | 87
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
di sana. Sebas cepat-cepat meniup tinjunya seperti sedang meniup debu. Tidak
ada satu goresan pun pada jarinya ketika dia menggunakan 'Iron Skin'.
"Jika aku tidak terlalu mewaspadai serangan palsu seperti 'Void Executioner',
ini pasti sudah selesai dalam lima detik, tapi hingga memakan waktu dua puluh
detik terhadapku, aku memuji kalian."
Dia melihat ke arah para bawahan yang mengelilinginya dengan mata yang
dingin.
Part 3
Page | 88
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Setelah berputar di beberapa sudut dan menuruni lantai, Rogue yang ada di
depan berhenti.
"Maaf sudah berhenti tiba-tiba, pimpinan. Kita sudah tiba. Di sekitar sudut itu
ada penjara dan disana ada seorang wanita yang sedang ditawan."
Itu mungkin hanya kebetulan, tapi saat rogue itu berbicara, mantra yang
membuat mereka tidak terlihat telah melewati batas waktunya dan garis tepi dari
badan mereka bertiga menjadi lebih jelas lagi. Dengan sinyal dari rogue itu,
Climb mengintip ke sekitar sudut dan melihat sebuah lorong yang gelap dengan
ruangan yang luas dan kosong di masing-masing lorong itu.
Tidak ada tahanan dan penjaga lainnya. Terlalu mencurigakan jika diartikan
sebagai 'kecerobohan'. Itu hampir seperti umpan. Tapi setelah dipikir-pikir, siapa
yang berani menyusup ke gedung tersebut sementara Eight Finger yang terkuat,
yaitu Six Arm, sedang berkumpul disana. Tanpa faktor lainnya seperti Sebas yang
mengalihkan perhatian semuanya, Climb tidak akan bisa datang kemari. Six Arm
mungkin sudah berpikir demikian pula. Itu adalah faktor-faktor yang
menguntungkan untuk kelompok Climb, tapi mereka harus tetap waspada.
"Bolehkan aku bertanya sesuatu? Untuk apa pintu dobel yang ada disana?"
Ketika dia mengalihkan tatapannya ke bagian yang paling dalam, ada sebuah
pintu yang besar seperti yang dibilang oleh Brain.
Page | 89
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Climb mencium udara mengikuti contoh Brain. Dia mencium binatang buas,
karnivora, lebih tepatnya.
Climb mengangguk atas saran Brain dan Rogue itu juga setuju. Dengan Rogue
yang berada di depan, Climb dan Brain mengikutinya. Setelah tiba di salah satu
sel penjara bagian dalam, rogue itu memeriksa pintunya. Climb mengeluarkan
salah satu lonceng dari kantung sakunya, lalu membunyikannya, dan dengan
kekuatan magic, suara seperti ada sesuatu yang terbuka bisa didengar. Rogue itu
terlihat kecewa, tapi karena mereka tidak memiliki banyak waktu Climb berharap
dia bisa mengerti.
Climb bertanya kepada wanita yang ada di dalam. Wanita yang sedang
berbaring di lantai itu berdiri. Dia mengenakan pakaian seorang pelayan, dan
penampilannya cocok dengan deskripsi Sebas. Mempertimbangkan dia tidak
memiliki waktu untuk ganti pakaian sejak diculik, ini pasti dia. Climb merasa
sedikit lega. Tujuan pertama mereka sudah lengkap. Sekarang ada waktunya
untuk tujuan selanjutnya; kabur dengannya.
Page | 90
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Pintu ini - yang berada di arah yang sama dengan arena pertarungan -
kelihatannya tidak ada suara yang datang dari sana, tapi melewati sebuah tempat
yang tak pernah dilewati sebelumnya terlalu berbahaya. Yang terbaik adalah
kembali dari jalan kita masuk."
"Aku mengerti. Aku akan memimpin lagi, tapi karena kita tidak memiliki magic
yang bisa membuat tidak terlihat kali ini, aku akan lebih berhati-hati. Jangan
melewatkan tanda dariku."
Brain mengerutkan dahi tapi tidak berkata apapun. Dia terus menatap Tsuare,
tapi Climb tidak bisa menemukan ada yang salah dengan Tsuare. Dia hanya
terlihat seperti pelayan biasa yang habis diculik.
Rogue itu pergi duluan, diikuti oleh Climb, lalu Brain dan Tsuare, yang pergi
terakhir. Berlari melewati pintu sel, rogue tersebut mengurangi kecepatan di
dekat sudut untuk mengamati jalan di depan, tapi seseorang muncul dari sudut
itu seakan seperti sedang jalan-jalan dengan santainya dan menghalangi jalan
rogue tersebut. Mereka sudah mengantisipasi perlawanan semacam itu, tapi sulit
untuk bereaksi terhadap sesuatu yang tiba-tiba seperti ini. Climb terdiam dengan
perubahan peristiwa yang tiba-tiba, tapi rogue tersebut menunjukkan reaksi yang
Page | 91
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Crash!
Dengan suara yang keras, rogue tersebut melayang ke belakang. Seakan baru
saja ditabrak oleh seekor banteng. Itu adalah kebetulan, tapi Climb menangkap
jatuhnya. Jika Rogue itu jatuh ke lantai tanpa ada yang bantalan sebagai
perantara saat mendarat, dia pasti akan menerima luka yang besar, tapi
untungnya Climb dan Rogue tersebut mengenai lantai bersama-sama ketika
mereka terlempar ke belakang. Pikirannya langsung terarah kepada rogue yang
sedang mengerang kesakitan, tapi dia harus mengamati pria yang muncul secara
tiba-tiba. Pria itu pastilah musuh. Climb tiba-tiba menyadari nama pria itu dalam
sekejap dan berteriak keheranan.
"Zero!"
Pria ini merupakan bagian dari Six Arm, pimpinan dari cabang keamanan dan
orang terkuat di Eight Finger.
"...Benar sekali bocah. Kamu budak si pelacur itu. Hmph, tak kusangka semut
bisa merangkak hingga sampai sini. Jika kamu meninggalkan madu sebagai
umpan, mereka kelihatannya akan merangkak dari manapun. Benar-benar
menjijikkan."
Zero menatap ke arah Climb dan rogue tersebut yang terkapar di lantai, tapi
fokus dia yang sebenarnya adalah ke arah Brain. Dia sedang mengamatinya
dengan memeriksa dari atas hingga ke bawah untuk mengukur seberapa kuat
seorang warrior seperti Brain itu sebenarnya. Climb bersyukur pada kenyataan
jika pria kuat itu tidak memberikan perhatian kepadanya dan memeriksa kondisi
dari rogue tersebut.
Climb berbicara dengan lirih agar Zero tidak tahu, tapi tidak ada balasan,
hanya erangan yang penuh luka. Yang mengherankan, ada sebuah bentuk tinju
Page | 92
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
yang melengkung ada armor di sekitar dadanya. Itu menunjukkan seberapa kuat
serangan dari Zero itu sebenarnya. Rogue tersebut tersadar setelah beberapa
goyangan dan tepukan Climb pada pinggangnya atas permintaan rogue itu.
"Aku ingat wajahmu. Brain Unglaus, seseorang yang bertarung setara dengan
Gazef Stronoff. Tak ada kelemahan dari sikapmu. Kelihatannya kamu telah melalui
beberapa latihan setelah turnamen itu? Aku bisa mengerti sekarang. Alasan
mengapa Succulent kalah mungkin karena dia melawanmu secara langsung.
Lawannya terlalu kuat. Aku rasa aku harus memaafkan kekalahannya. Pada
awalnya, aku akan membunuh siapapun yang telah membuatku kehilangan
muka, tapi aku orang yang baik hati. Aku akan membuat pengecualian untuk
orang dengan skill dan ilmu berpedang sepertimu. Berlututlah kepadaku dan
bersumpahlah untuk menjadi bawahanku. Jika kamu melakukannya, aku akan
membantumu memperoleh apapun yang kamu inginkan."
"Oh-ho...Tertarik...?" "yah, tak ada salahnya berpikir tentang itu. Karena aku
sudah menang dari Succulent, aku mengharapkan perlakuan yang baik."
"Hahaha! Kamu serakah. Bicara tentang uang sebelum memohon ampun atas
nyawamu. Kamu tak bisa membawa uang itu ke kuburanmu."
"Jadi, apa maksudmu? Kamu tak bisa membayarku dengan jumlah yang layak?
Kelihatannya kamu memang lebih miskin daripada tampangmu. Atau apakah
kamu mengantongi semuanya sendiri?"
"Apa?"
Page | 93
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
minta maaf pada kenyataan bahwa kamu merasa sangat puas setelah
mengalahkan Six Arm yang terlemah."
....Huh?
Huh? Mengapa disana? Apakah dia melihat ke arah sini? Tidak, bukan itu.
Ada sesuatu yang terjadi. Climb berdiri dengan perasaan tidak enak.
Page | 94
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menggambarkan Zero sekarang ini dengan gambaran sederhana, dia akan mirip
dengan batu besar, tidak, sapi gila. Brain juga merendahkan kuda-kudanya. Mirip
dengan Zero, tapi juga sama sekali bebeda. Jika Zero seperti sebuah aliran yang
deras, maka Brain mirip dengan air yang mengalir dengan tenang dan jernih. Jika
Zero adalah penyerang, Brain adalah bertahan.
"Aku bilang kepada mereka untuk tidak membunuh si pak tua, tapi mereka
sangat ribut. Mereka mungkin saja terlalu berlebihan dan membunuhnya. Itu
akan membuat berada dalam titik yang sulit, karena seharusnya aku yang harus
membunuh pak tua itu sebagai contoh atas apa yang terjadi jika orang-orang
berani melawan kami."
"Ungluas, kematianmu akan menjadi bukti bahwa aku adalah yang terkuat.
Kuburanmu akan berfungsi sebagai pengingat untuk setiap orang yang cukup
bodoh menentang Six Arm! Sedangkan untuk budak si pelacur itu, aku akan
menghias kepalanya dan mengirimnya kepada si pelacur itu."
Nafsu membunuh yang cukup membanjiri lorong itu membuat tubuh Climb
gemetar. Namun dibandingkan apa yang dia rasakan dari Sebas kemarin, itu
bukan apa-apa. Climb berubah menjadi tajam dan Zero menunjukkan sedikit
perhatian akan hal itu.
Page | 95
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dengan begitu, Brain membocorkan trik dari Succulent sambil fokus kepada
Zero.
"Aku juga menyadari ada sesuatu yang aneh dengan caramu berlari, tapi aku
tdak bisa menemukan bukti yang solid bahkan hingga akhir... aku harus
mengakui kamu benar-benar bagus. Tidak heran, meskipun aku terluka, kamu
masih bisa menghindari anak panah kecilku tanpa berkata apapun."
Rogue tersebut berhenti bicara dan memberikan ekspresi terima kasih kepada
Succulent.
Figur Tsuare meleleh dan muncul Succulent. Dia masih mengenakan pakaian
pelayan. Succulent mengerti apa yang dimaksud oleh Zero dengan sangat baik
dan menatap ke arah Climb.
Page | 96
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Climb menguatkan dirinya untuk tidak mundur dan melangkah maju ke arah
Succulent.
Rogue tersebut bicara dari belakang Climb. Nada yang ringat mungkin
dimaksudkan untuk menghindarkan Climb dari tekanan yang terlalu berlebih. Dia
berterima kasih dengan dukungan itu, tapi rogue tersebut telah menerima
serangan dari Zero dan masih belum sembuh sepenunya meskipun setelah
menggunakan sebuah potion. Dia juga tidak yakin apakah rogue tersebut
nantinya bisa memberikan dukungan untuk seseorang yang tak pernah bertarung
bahu membahu dengan dia sebelumnya.
Rogue tersebut tersenyum seakan telah membaca apa yang sedang dipikirkan
oleh Climb.
Page | 97
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Terima kasih."
Kantong itu meledak di bawah kaki Succulent dan tepung tersebar kemana-
mana. Succulent menutup mulutnya untuk berlindung dari racun, tapi ini bukan
racun, itu adalah item magic.
Powder of Will O' Wisp dimaksudkan untuk digunakan melawan musuh yang
tidak terlihat seperti rogue atau seseorang yang menggunakan magic untuk tidak
terlihat. Hanya bereaksi terhadap makhluk hidup.
Page | 98
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
terlatih menjadi illusionist dan Fencer sama-sama, tidak bisa merapalkan mantra
semacam itu.
"Sialan."
Yang berada pada pihak penyerang adalah Climb. Ini bukan trik yang
disengaja oleh Succulent, tapi perbedaan murni dari kemampuan mereka. Tidak
mungkin seseorang bisa tiba-tiba menjadi sangat kuat hanya dalam sehari, jadi
tak ada yang berubah dari kemarin. Namun, ada pengecualian. Climb memang
hanya tambah kuat dan Succulent menjadi lebih lemah.
Pertama, tidak seperti kemarin, Climb sekarang memakai armor, perisai dan
aksesoris lainnya kali ini. Stamina dan pertahanannya juga meningkat dan dia
bisa menggunakan gaya bertarungnya yang seperti biasa. Di lain pihak, seluruh
item magic Succulent telah diambil ketika dia ditahan, dan dia juga mengenakan
pakaian pelayan yang mengganggu sekarang ini.
Salah satu alasan adalah Climb sudah tahu bagaimana Succulent bertarung.
Yang lainnya adalah karena rogue yang sedang membantunya. Berkat item yang
digunakan oleh rogue tersebut, magic ilusi Succulent menjadi tidak beguna.
Seakan mereka sudah siap menghadapi Succulent.
Page | 99
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Sialan!"
Yang dia awasi adalah rogue tersebut, tapi Climb selalu bergerak untuk
menghadang jalan Succulent kepada targetnya. Dia tidak bisa membiarkan
Succulent menyerangnya, dan dengan dilindungi oleh Climb, rogue tersebut
mulai mengejek Succulent.
"Oi, oi. Jangan membuat wajah semengerikan itu. Kamu seharusnya adalah
anggota dari Six Arm, seseorang yang bisa setara dengan petualang dengan
peringkat adamantium. Rintangan semacam ini seharusnya mudah bagimu."
"Sialan!"
Sebuah botol melayang dari belakang Climb dan pecah di kaki Succulent. Dia
bisa melihat sebuah asap menyebar kemanapun.
Succulent terbatuk-batuk.
Rogue itu telah menyela pengucapan mantranya dengan sebuah item kimia,
yang efeknya langsung terlihat.
Page | 100
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Memang benar jika Climb dan Rogue itu memang melakukan serangan sejauh
ini, tapi itu tidak menjamin jika mereka bisa terus mendapatkan keuntungan. Item
yang dilemparkan oleh Rogue tersebut seharusnya sudah habis, jadi dia harus
menyelesaikan ini ketika mereka masih unggul.
Apa yang diaktifkan oleh Climb adalah martial art asli yang dia pelajari
kemarin.
Skill ini belum memiliki nama, tapi jika dia ingin memberi nama sekarang, dia
akan menyebutnya 'Limit Breaker: Mind'. Efeknya adalah menghilangkan seluruh
batas yang ada di tubuh oleh otak, dan sebagai hasilnya seluruh kemampuannya
akan meningkat satu level, termasuk yang fisik.
Saat martial art itu diaktifkan, dia bisa merasakan sesuatu di dalam otaknya
yang klik dan berubah.
Page | 101
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia meneriakkan seluruh emosi yang berputar di dalam dirinya, dan kepanikan
menyebar di wajah Succulent seakan dia menyadari ada sesuatu. Mungkin dia
merasakan ketakutan dan keheranan, tapi bagaimanapun, itu bukan sebuah
wajah yang ditunjukkan kepada orang dengan level di bawahnya dari seseorang
yang bisa setara dengan petualang berperingkat adamantium.
"Arrrrggghhhhhh-!"
Dia telah menendang di antara kaki Succulent dengan sepatu besi, dan
meskipun Climb memakai bantalan pelindung, dia masih bisa merasakan luka
yang dibayangkan mengalir ke kakinya.
Ini adalah kemenangan besar. Meskipun itu dua lawan satu, kemenangan ini
banyak berarti. Climb melihat ke arah Brain. Dia penasaran jika dia bisa
membantu, tapi cepat-cepat menarik pemikiran itu.
Page | 102
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Suaranya juga berbeda. Meskipun itu adalah sebuah katana yang beradu
dengan sebuah tinju, suara logam bisa terdengar. Pertarungan mereka tidak
menunjukkan tanda-tanda akhir. Katana tersebut dan tinju-tinju itu saling beradu
tanpa ada waktu untuk bernafas.
"Sialan... Mereka bilang monk dengan level tinggi memiliki tinju baja. tapi si
brengsek ini jauh melebihi itu. Dia setidaknya berada pada level mythril, tidak
orichalcum."
"Unglaus.. Kamu lebih baik dari yang kuduga. Kamu adalah orang pertama
yang menahan seranganku seperti ini."
"Kamu juga... Ini adalah kedua kalinya aku melihat seorang monk dengan
kaliber ini."
"Oh-ho?"
"Tidak kukira ada monk lain dengan level yang sama denganku. Tak pernah
dengar. Siapa namanya? Karena aku tidak bisa mendengarnya ketika kamu sudah
mati."
"Dia mungkin akan datang saat kita bicara. Setelah mengalahkan Six Arm
milikmu."
Page | 103
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Heh, maksudmu pak tua itu? Sayang sekali, empat bawahanku yang
terpercaya akan datang menyambutnya. Mereka mungkin tidak sekuat aku, tapi
mereka jauh lebih kuat dari Succulent. Tidak mungkin dia bisa kemari."
"Begitukah? Aku bisa melihatnya datang kemari di sekitar sudut itu beberapa
saat lagi."
"Oooh, aku takut sekali. Kurasa kalau begitu aku harus melawanmu dengan
serius."
Mata Climb terbuka dengan kalimat itu. Jika Zero menahan diri ketika beradu
pukulan seperti ini, bagaimana kekuatannya yang sebenarnya itu? Dia juga
terkejut Brain tidak menunjukkan rasa terkejut.
"Itu adalah yang terbaik, Zero. Dua orang di sebelah sana juga sudah selesai,
jadi aku tidak perlu memanjang-manjangkan hal ini. Kamu akan kalah disini,
Zero."
Dia tidak bisa sama sekali menebak dengan benar martial art asli dari Brain,
tapi mampu menebak skill macam apa itu menunjukkan bahwa kemampuan Zero
sebagai seorang warrior benar-benar tinggi.
Page | 104
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tapi... Itu adalah skill yang tidak bisa kamu gunakan tanpa melakukan kuda-
kuda dahulu."
Zero menusukkan tinjunya ke udara. Mungkin itu terlihat seperti gerakan yang
tidak berguna, tapi tubuh Brain bergetar akibat shockwave yang dibuat oleh
tinjunya.
"Aku bisa menang dengan hanya menyerangmu dari jarak jauh seperti ini.
Atau apakah kamu memiliki sebuah cara untuk memotong seseorang yang jauh?"
"Jika kamu bertarung seperti itu, maka yang kuperlukan hanya untuk tidak
menghadapi kuda-kuda itu."
Zero bertanya kepada Brain dengan lirih di dalam suasana yang hampir tidak
cocok dengan dirinya, di dalam suasana hati yang tenang dan dalam.
"Tentu saja. Ini adalah kartu asku dan hanya pernah dikalahkan...sekali."
"Membosankan. Jika itu sudah pernah dikalahkan, kalau begitu ini akan
menjadi yang kedua."
"Jika kamu berpikir kamu bisa mencoba menggunakan aku sebagai batu
loncatan pertama atas ambisimu, kamu akan terpeleset. Kamu pasti tidak punya
pekerjaan sama sekali, Zero."
Page | 105
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Bicara adalah satu-satunya hal yang bagus darimu... Tidak, karena kamu
sudah sejauh ini. itu tidak sepenuhnya benar. Namun, sadarilah kenyataan bahwa
aku lebih baik darimu di kuburanmu. Adalah hal yang bodoh menantang Zero-
sama! Ini dia aku datang!"
Tubuh bagian atas Zero memiliki tato dari berbagai macam binatang, yang
mengeluarkan sinar yang samar. Dibandingkan dengannya, Brain tidak bergerak.
Dia hanya menunggu seperti sebuah patung. Climb bisa merasakan dia akan
merasakan kekuatan dengan jumlah besar yang dikeluarkan dari kedua orang itu.
Sebuah tempat dimana tak ada satupun yang menyela dan tenaga mentah
yang bergesekan dengan tenaga mentah.
Dan tiba-tiba sebuah suara yang tidak cocok dengan tempat itu terdengar:
Semuanya terkejut dan berputar untuk melihat orang yang menyusup. Bahkan
Zero dan Brain, yang tidak bisa melepaskan tatapan satu sama lain, juga
melakukannya. Seorang pak tua sedang berdiri di sana, itu adalah Sebas.
Seseorang yang takkan pernah diduga oleh Zero ada disini telah muncul.
"Apa? Apa yang terjadi? Six Arm seharusnya sudah menanganimu... Apakah
kamu melewati mereka dengan sembunyi-sembunyi?"
"Sebas-sama! Tsuare yang ada disini palsu! Itu adalah Succulent yang sedang
menyamat dengan ilusinya. Kita harus menyelamatkannya sekarang!"
Page | 106
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ah, terima kasih sudah mengkhawatirkannya, Climb, tapi itu tidak perlu lagi
dikhawatirkan. Aku sudah menyelamatkannya. Dia sedang berada di bagian yang
berbeda dari bangunan ini."
"Ah!"
"Tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Climb. Itu hanya pakaian pelayan biasa,
jadi bisa dibuang."
"Oi, oi, oi. kalian enak mengobrol dan mengacuhkanku... kalian benar-benar
punya nyali."
Zero, yang tidak bisa bergerak dengan gegabah karena ada Brain di depannya
sedikit bergerak dari tempatnya untuk melihat ke arah Sebas dengan ekspresi
yang penuh kebencian.
"Pak Tua, aku akan tanya sekali lagi. Apa yang terjadi dengan bawahanku?"
Itu adalah nada yang biasa, seakan sedang memetik bunga, tapi juga dipenuhi
dengan ekspresi dingin.
"...Brain Unglaus. Kita akan menunda pertarungan kita sedikit lagi. Aku harus
menunjukkan pak tua ini kekuatan dari Six Arm."
Page | 107
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Baiklah. Tapi coba untuk tidak hancur dengan cepat. Yah, lagipula bukan
giliranku."
Sebas tersenyum pahit, tapi pria yang mengklaim diri sendiri sebagai yang
terkuat tidak tahan dengan senyuman itu tato Zero mengeluarkan kilauan yang
samar.
Kepala dari cabang keamanan dan pemimpin dari Six Arm, "Battle Demon"
Zero.
Jika pria seperti Gazef Stronoff dan Brain Unglaus bertarung dengannya tanpa
senjata, mereka akan tewas dalam sekejap. Meskipun mereka bersenjata, hasil
dari pertarungan itu masih belum jelas.
Salah satu dari kelas yang dia peroleh adalah "Shamanic Adept". Kelas ini
meminjam kekuatan dari semangat binatang dan menguatkan kemampuan fisik
seseorang. Ada sebuah batas seberapa sering seseorang bisa menggunakan skill
ini dalam sehari. tapi itu bisa meningkatkan kemampuan si pengguna hingga
menjadi seperti seekor binatang buas. Untuk animal dengan fisik yang tinggi
yang menggunakan martial art dari manusia, itu benar-benar kombinasi yang
mengerikan.
Page | 108
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia harus menunjukkan kekuatan yang luar biasa kepada yang menyaksikan
sebelum kabur. Dia bertekad ini adalah tindakan yang terbaik dan
mempersiapkan skill miliknya yang terkuat menurutnya.
"Gyyyyaaaaaaaaaaahhhhh!!"
Serangan dari yang terkuat di Six Arm, Zero. Itu adalah pukulan yang lurus.
Tidak ada tipuan, tak ada trik, hanya pukulan lurus yang murni. Tapi kekuatan di
belakangnya sangat besar sekali. Bukan hanya skill miliknya sebagai seorang
Shamanic Adept, tapi juga ditambah dengan skill sebagai Monk, begitu juga
dengan item magic yang memperkuat kekuatannya dan kehancuran dari tinjunya.
Dia percaya diri bahwa tak ada penipuan yang bisa menghentikannya. Zero
merasakan sebuah sensasi unggu di atas orang lain saat dia melangkah maju
cepat sekali dengan sebuah sensai ditarik.
"Awa-"
Seseorang berteriak.
Dalam sekejap mata, tinju itu membawa tenaga dan berat yang ekstrim yang
sudah tiba di depan Sebas dan masih terus terdorong maju. Zero hanya bisa
Page | 109
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
tertawa kepad Sebas yang masih berdiri kaku. Dia akan menyesal sudah melawan
yang terkuat di Six Arm.
"-Hrmph."
Tinju itu menemukan targetnya di perut Sebas yang tidak terjaga. Itu adalah
serangan yang sempurna.
Seluruh organ dalamnya akan berubah menjadi cairan sekarang. Hanya bagian
luarnya saja yang tetap mirip dengan manusia. Ini adalah skill terkuat dari Zero.
Sebuah skill demonic yang mirip dengan sebuah frase, "Satu kali pukulan
membunuh".
Sebas berdiri di atas tanah dan tidak bergeming sama sekali. Dia telah
menerima tinju Zero, dengan seluruh kekuatan di dalamnya, dengan hanya otot
di perutnya. Itu adalah pemandangan yang sulit dipercaya oleh siapapun; sebuah
pemandangan yang menolak seluruh hal yang masuk akal.
Yang paling tidak bisa mempercayai ini adalah Zero. Tidak ada makhluk yang
menerima serangan terkuat ini dan selamat. Sejauh ini memang begitu. Namun,
dengan hasil yang seperti ini, dia bahkan tidak menyadari ada sesuatu yang
hitam yang lewat di depan matanya.
Kaki Sebas naik tinggi ke udara. Melewati hidung Zero dengan gerakan yang
mengalir. Lalu kaki itu turun dengan deras ke bawah.
Page | 110
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Itulah nama skill ini, tapi kecepatan dan kekuatan di belakang tendangan itu
tidak normal.
"...Siapa kamu."
"Phew, itu bahaya sekali. Aku bisa mati jika tidak kamu peringati." Dia
berbohong! Peringatan apa? Tiga orang itu, dan mungkin Tsuare juga, tidak
bicara keras, tapi semuanya berteriak seperti itu di otaknya.
"-ouh..Ah, ya..."
Climb yang hanya bisa mengeluarkan kalimat terakhir 'Awa-' menerima terima
kasih Sebas dengan kaku. Dia tidak tahu harus bilang apa karena kejutan
mentalnya.
Page | 111
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ya, aku bunuh mereka semua. Ada terlalu banyak musuh yang kuat. Aku
menyesal tidak bisa memberi mereka bagian."
"Be, Begitukah. Itu memang tidak bisa dihindari, tolong jangan terlalu
memikirkannya."
Ketiga tatapan mereka berpindah ke mayat Zero. Mereka bahakan tidak bisa
menyangka itu adalah kebohongan.
"Ka-Kalau begitu kita harus memanggil para ksatria masuk untuk memeriksa
seluruh bangunan."
Pasukan yang pada awalnya untuk memeriksa bangunan. Fakta bahwa mereka
bisa membersihkan sebuah benteng dengan Sebas adalah keberuntungan yang
luar biasa. Jika kalimat Sebas benar, dan mungkin memang benar, akan ada
tambahan bonus karena sudah menghancurkan Kekuatan tempur yang paling
kuat dari Eight Finger.
Climb bicara dengan suara gembira dan Brain juga mengangguk seakan itu
adalah keputusan yang benar, tapi ada seseorang yang berdiri dengan ekspresi
kaku.
"Ti-Tidak, bukan apa-apa. Sepertinya ada yang tidak tepat denganku... Tapi
sebelum itu, kelihatannya udara disini tidak baik. Bisakah kalian melangkah keluar
bersamaan denganku?"
Page | 112
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tiga orang lain mengikuti. Mereka bisa mulai menyelidiki setelah Sebas pergi
dan tidak ada banyak peluang jika ada seseorang yang melompat dan
menyerang Sebas, yang kedua tangannya sedang penuh. Sesaat dia tegang, tapi
itu tidak perlu.
Bangunan itu, yang selalu sibuk dengan aktifitas ketika mereka menyerang
pertama kalinya, tidak menunjukkan ada seorangpun disini. Secara logisnya, tidak
akan ada siapapun yang berani menantang Sebas ketika dia baru saja
mengalahkan Six Arm. Kemungkinan mereka semua telah kabur, dan jika ada itu
adalah masalahnya dia berharap kelompok yang ada di luar akan menangkap
siapapun yang mencoba lari.
Namun, seseorang menepuk bahu Climb. Itu adalah si rogue. Dia sedang
melihat ke arah yang sama sekali berbeda dan ekspresinya miirip dengan yang
dibuat ketika Sebas mengalahkan Zero dengan sekali serang. Mengikuti
tatapannya, mata Climb juga terbuka lebar ketika dia melihatnya.
Page | 113
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Dinding api?"
Climb mengangguk saat Brain berbisik. Jika sebuah rumah sedang terbakar,
maka api itu adalah hal yang biasa, tapi itu bukan api yang biasa, Climb tidak
akan seterkejut itu. Namun, sebuah dinding api dengan tinggi lebih dari 30 meter
yang telah keluar dan mengeliling sebagian ibukota. Jaraknya kira-kira, lebih dari
beberapa kilometer panjangnya.
Tiga orang tersentak ketika mereka mendengar suara Sebas yang penasaran
dan santai.
"Apa yang harus kita lakukan, pimpinan? Itu kelihatannya distrik gudang.
Kelompk mana yang bertugas di lokasi itu?"
"Pimpinan dari Blue Rose, Alvein-sama... Kita akan menganggap ini darurat,
batalakn semua rencana dan mundur ke istana kerajaan. Kita akan mengikuti
perintah dari atas setelahnya."
"Aku akan membawa Tsuare ke tempat yang aman, agar tidak ada kejadian
lagi seperti ini yang bisa terjadi."
"Saya mengerti Sebas-sama. Terima kasih atas yang kemarin dan hari ini."
"Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal itu. Tujuan kita kebetulan sama...
Aku harus membayar hutang karena telah menyelamatkan Tsuare suatu hari.
Kalau begitu, saya permisi dulu."
Page | 114
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 115
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 9
Jaldabaoth
Part 1
Dia perlahan-lahan bergerak dari tempat tidur yang lumayan besar dan
meraih teko air yang ada di sampingnya, tapi gagal menyentuh apapun.
Lalu dia teringat jika tak ada teko air apapun yang diletakkan di dekat tempat
tidur hari ini, dan tanpa sadar berdecak dengan lidahnya.
"Oooh."
Dia menguap. Seperti orang yang sudah tua, dia sudah terbiasa tidur dan
bangun lebih awal, oleh karena itu tidur hanya satu jam tentu bukanlah istirahat
yang cukup.
Mansion ini adalah markas utama di dalam ibukota dan merupakan properti
dari Hilma, kepala dari perdagangan obat-obatan. Logikanya, sepuluh atau lebih
orang yang ditempatkan di dalam mansion ini seharusnya membuat tetap sibuk,
tapi sekarang benar-benar sepi dan mengerikan, seakan tak ada satupun orang di
sekitar.
Page | 116
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Hilma terkejut saat dia berjalan menyusuri koridor. Jika seluruh bangsawan
telah pergi, maka cepat atau lambat mansion ini akan menjadi sepi. Tapi tetap
saja, bukan ini terlalu sepi?
Sebelum itu, mereka akan diberi uang saku untuk menghabiskannya sesuka
hati mereka, oleh ayah mereka yang menjadi kepala keluarga. Karena mereka
sudah dewasa dan sudah menikah dengan anak, mereka diundang ke dalam
mansion ini untuk hiburan.
Ketika bangsawan itu mengambil alih keluarga, sudah waktunya untuk panen.
Jika para bangsawan itu mencoba untuk melawan mereka, mereka akan diberi
sebuah tongkat, Di lain pihak, jika para bangsawan mau mendukung mereka,
mereka akan diberi wortel. Seperti ini, lingkarang kebangsawanan pelan-pelan
disusupi.
Wanita itu berjalan menyusuri koridor yang sepi untuk mencari air minum.
Page | 117
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Para penjaga tidak mungkin meninggalkan tempat ini tanpa berkata satu kata
pun. Jika memang situasi yang tidak biasa sedang terjadi, berteriak hanya akan
memberi tahukan lokasinya, yang mana akan menjadi hal yang buruk. Secara
teori, jika dia kembali ke kamarnya dan bersembunyi dibalik penutup tempat
tidur, lalu apa? Melakukan hal itu akan menjadi terlalu pasif.
Memang perlu bertindak ketika situasinya membutuhkan, jika tidak maka dia
akan dilahap seperti mangsa. Ini adalah kepercayaannya sehingga dia mampu
memanjat dari menjadi pelacur kelas tinggi hingga posisinya saat ini karena dia
sangat mentaati cara berpikir demikian.
Melihat ke sekitar koridor dia bisa melihat kelihatannya tidak ada orang, dan
dia cepat-cepat berlari keluar dari tempat ini.
Dia mempercayai indera keenam miliknya, dan tempat yang dia tuju adalah
ruangan tersembunyi yang hanya dia ketahui. Ruangan itu mengandung banyak
item magic, permata yang berharga dan lorong rahasia. Meskipun tempat ini
adalah markas besar di dalam ibukota, masih banyak markas lain yang tersebar
ke seluruh kota. Kelihatannya sudah waktunya kabur ke salah satu dari markas-
markas itu.
Dia tidak sadar mengeluarkan suara erangan lirih ketika dia melihat fenomena
aneh di luar jendela.
Page | 118
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia benar-benar tidak punya petunjuk, tapi tahu betul jika situasinya sudah
sangat berbahaya sekarang.
"Sialan!"
Mengeluarkan sumpah serapah saat dia berlari, dia bahkan tidak perduli jika
jubah mandinya terlepas. Tak perduli bagaimana, sangat penting untuk segera
masuk ke dalam ruangan rahasia yang kecil.
"--!"
Ada sebuah figur yang sedang berdiri di koridor, sedang menatap kepadanya.
Figur itu sendiri terlihat seperti meleleh di kegelapan, tapi bukan seperti cara
seorang thieve bersembunyi di dalam kegelapan. Itu karena kulit figur itu sendiri
sudah memiliki corak yang gelap, karena dark elf dengan mata heteromorfik
yang bersinar di kegelapan.
Dark Elf melangkah keluar dari kegelapan. Dia memakai pakaian seorang
gadis. Di tangannya dia memegang tongkat yang gelap, dan matanya sedang
melihat langsung kepada Hilma.
Page | 119
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia mengingat tata ruang dari mansion ini saat membuat keputusan, dan
semakin gemetar ketakutan.
Sebagai pelacur kelas tinggi, dia telah menemui segala macam tipe manusia.
Pengalaman bilang kepadanya bahwa yang dia lihat di depan bukanlah seorang
gadis, tapi seorang bocah.
Pakaiannya memang mewah, tipe yang tidak bisa dimiliki oleh kebanyakan
orang. Itu adalah barang kelas tinggi yang bahkan Hilma sendiri tidak bisa
mendapatkannya.
Dark Elf itu selalu hidup di dalam hutan, tapi sekarang seorang dark elf
dengan jenis kelamin yang tidak diketahui telah muncul di dalam Kingdom,
mengenaan pakaian mewah yang tidak biasa.
Jika suasana sekitar tidak seabnormal ini, dia pasti akan berasumsi bahwa dia
sedang melihat seorang budak dari seorang bangsawan, yang memiliki hasrat
tertentu.
Page | 120
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Meskipun dia disebut tante, dia tidak keberatan sedikitpun. Untuk elf semuda
itu, usianya pasti sudah tepat untuk memanggilnya tante.
"Bukan-"
Dia akan berkata ini, tapi tiba-tiba, dia mendapatkan firasat yang sangat
buruk.
Dia sangat mempercayai intuisi diri sendiri. Dibandingkan hal yang wajar, dia
mempercayai intuisinya lebih banyak dan karena itu bisa selamat hingga
sekarang. Hal yang wajar bisa mengkhianatinya, tapi intuisinya tak pernah
melakukan itu.
"Ya. Memang begitu. Aku adalah orang yang terpenting di mansion ini."
"Be-begitukah. syukurlah."
Bocah itu tersenyum. Hati Hilma mengobarkan api nafsu, seakan dia ingin
sekali menodai obyek yang cantik. Itu adalah senyum murni semacam itu.
"U-uhh, itu tidak seperti yang aku dengar dari orang-orang sini."
"A-Apa!"
Page | 121
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"E-eh, itu, kelihatannya ada orang yang ingin menyerang mansion ini. Kita
harus menyelesaikan semuanya sebelum mereka sampai sini. Jadi aku
membawanya denganku."
"Tolong jangan memikirkan aku. Sudah lama aku tidak sekenyang ini, dan aku
benar-benar puas sekarang."
Mulutnya tidak bergerak, tapi masih mengeluarkan suara. Itu adalah hal yang
benar-benar mengejutkan, tapi Hilma masih memiliki hal lain yang ingin dia
tanyakan. Terutama tentang apa yang sebenarnya dimakan oleh pelayan itu,
karena itu membuatnya tubuhnya gemetaran terus-terusan. Berharap itu hal yang
berbeda dari ekspektasinya, Hilma bertanya:
Itu bukan perasaan lega. Intuisinya memperingatkan bahwa takdir yang lebih
buruk menunggunya.
Ini adalah tubuh yang dia banggakan. Sebagai pelacur kelas tinggi, semua
orang yang dia layani adalah bangsawan kelas atas. Oleh karena itu dia
mencurahkan seluruh usahanya untuk mengeluarkan lemak berlebih,
mempertahankan daya tarik dirinya. Tak perduli setulus apapun orang itu, mereka
takkan bisa memalingkan mata darinya; Bahkan seorang anak-anak akan
terangsang. Dia sangat percaya diri dengan aspek ini.
Itu juga berarti bahwa daya tarikku tidak sehebat pelayan di samping!
Meskipun aku sudah berganti usaha, aku masih seorang profesional. Meskipun
jika itu adalah orang tanpa emosi, masih mungkin mengeluarkan hasrat yang
berapi-api! Aku bisa melakukan ini!
Page | 122
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tato ular yang digambar di kedua tangan tiba-tiba menjadi hidup, dengan
ular yang menunjukkan taringnya yang seperti sabit untuk menggigit tubuh si
bocah. Siapapun yang terkena gigitan ular yang mengandung racun neurotoxic
yang kuat ini pasti akan mengejang lalu meninggalkan dunia ini. Bagi Hilma yang
tidak memiliki kekuatan tempur, ini adalah jurusnya yang mematikan.
Namun si bocah dengan cekatan menggenggam ular beracun yang luar biasa
cepat dengan satu tangan dan meremukkannya tanpa ragu.
"Kemana?"
Saat Hilma mengeluarkan keraguan ini, sebuah luka yang sangat menyakitkan
keluar dari lututnya. Sangat parah sehingga dia pun tidak bisa berdiri, dan roboh
ke lantai tanpa daya.
Page | 123
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aaaaaahhhhhh!"
Kaki kirinya terkilir di arah yang berlawanan, tulang yang muncul seperti
merobek dagingnya.
Saat Hilma menangis, dia juga berpikir untuk menggunakan tangannya untuk
menekan area yang terluka, tapi dia ragu-ragu, takut.
Seorang penonton pemandangan ini tidak akan mampu jika dia diseret
dengan kekuatan yang besar. Tenaga si boccah sangat kuat, bahkan membuat
banyak rambutnya tercabut, namun dia tidak memperhatikan ini.
Bocah itu menatap Hilma yang menjerit, tapi tidak menghentikan langkah
kakinya bahkan sedetikpun.
"Ayo cepat! Kita akan berada dalam masalah jika tidak cepat-cepat!"
Part 2
Page | 124
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Namun, ini juga benar-benar tidak apa karena Demiurge, yang mengirim
Entoma dan Mare kemari, menyebutkan kemungkinan ini. Tapi sekali lagi, jumlah
seluruh waktu yang dihabiskan disini sudah melalui estimasi mereka.
Bersama dengan demon yang lainnya, Mare dan Entoma seharusnya sudah
harus pergi jauh lebih awal. Mare telah mengambil orang yang terpenting di
mansion ini dan pergi terlebih dahulu ke titik pertemuan. Karena masih ada
cukup waktu, demon-demon kelas bawah membawa serta banyak barang-barang
curian dan mempersiapkan semuanya untuk evakuasi.
Pertama, area bawah tanah dibagi menjadi banyak kamar, dengan item-item
berharga dan banyak barang murah yang ditumpuk sama-sama, membuatnya
sangat sulit untuk mencari seluruhnya. Pada dasarnya itu seperti mencari pohon
yang khusus di tengah hutan. Meskipun ada Entoma dan para demon, mereka
tidak mungkin bisa memindakan seluruh item-item tersebut, oleh karena itu
perlu untuk mencari pohon yang diinginkan di dalam hutan tersebut.
Jika si wanita yang sudah dibawa oleh Mare masih ada disana, masalah ini
akan bisa diatasi lebih awal, tapi sudah terlambat untuk hal itu.
Page | 125
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
metode dan usaha mereka ini, mereka bisa berhasil membawa seluruh item-item
yang memiliki nilai.
Sebagai orang yang bertanggung jawab, Entoma, yang tetap hingga akhir,
telah memiliki ekspresi yang segar seperti orang yang baru saja menyelesaikan
tugas. Dia melihat ke langit malam, menggunakan tangannya untuk membasuh
keringat. Meskipun dia tidak mengeluarkan satu tetes keringatpun, begitulah
yang dia rasakan.
Sayap mereka mengeluarkan suara yang berat dan getaran rendah, lalu
serangga-serangga itu terbang dalam barisan yang lurus membentuk formasi
menuju tempat tujuan mereka.
"Ah, aku harus menahan diri untuk tidak makan. Harus, aku harus."
Dengan suara seperti 'bop', dia melepaskan kepala itu, lalu membawa kepala
pria yang sudah putus itu ke area di bawah dagunya. Tangan pria itu lalu
menghilang dengan suara 'chomp chomp chomp' saat tenggorokan Entoma
terus bergerak. Ekspresinya sangat manis, tapi bau darah itu juga perlahan-lahan
menyebar.
"Lemak dari wanita memang lembut dan dagingnya terasa enak. Lemah anak-
anak ukurannya tipis, dan dagingnya juga terasa enak pula. Tapi, ah, yang terbaik
adalah daging yang memiliki tekstur dari pria."
Page | 126
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia dengan cekatan menghindari tulang saat dia makan, lalu melempar sisa
dari kepala itu ke dalam mansion.
"Terima kasih atas makanannya!" (Ucapan yang sering diucapkan oleh orang
Jepang ketika selesai makan.)
Dia membungkuk di arah mansion, lalu, agar tidak terlambat, dia mulai
menuju ke arah menurut perintahnya. Namun dia tidak mengambil banyak
langkah ketika suara yang ada di dekatnya membuatnya berhenti.
"...Malam ini memang indah, tapi aku rasa tidak seindah itu bagimu?"
Masih tidak jelas apakah yang muncul adalah seorang pria atau wanita.
Meskipun terasa seperti wanita, fisiknya seperti seorang pria.
"Jalan-jalan."
"...Kamu, apa yang baru saja kamu makan dengan lahap tadi?"
"Daging."
"...Daging manusia?"
Suara wanita yang mirip pria itu sedingin es, namun Entoma tidak terkejut
sama sekali. Dia tidak perduli emosi macam apa yang dikeluarkan oleh manusia
kepadanya. Jika mereka berani ikut campur, mereka akan dihancurkan; jika
mereka tidak ikut campur, mereka akan diabaikan. Jika dia lapar, mereka akan
ditangkap untuk makanan. Bagi Entoma, ini semua adalah tujuan dari keberadaan
manusia itu sendiri.
Perlahan, wanita yang mirip pria itu mengangkat war pick miliknya. Setelah
melihat reaksi ini, Entoma bicara dengan suara susah untuk pertama kalinya.
Page | 127
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Wanita yang mirip pria itu memiliki ekspresi yang meragukan, dan berpikir
sendiri "Mungkin saja?", tapi tidak mengeluarkannya dengan keras.
"...Maafkan aku. Aku adalah salah satu dari petualang kelas atas. Ketika
bertemu dengan monster pemakan manusia, aku tidak bisa membiarkanmu lari.
Kehadiranmu di dunia manusia adalah sebuah masalah."
"Ah, menjengkelkan sekali. Tapi kamu memang kuat. Kalau begitu aku akan
menjadikanmu makanan cadangan."
Untuk pertama kalinya Entoma melihat lurus ke arah warrior yang kuat.
Entoma bukanlah seorang warrior murni, jadi dia tidak memiliki cara untuk
mengukur kekuatan dari lawannya. Namun, dia tidak menganggap pihak lain
lebih kuat darinya.
"Oriyaaaa!"
Wanita yang mirip pria itu meluncur, dan mengirimkan war pick miliknya
menghujam turun.
Page | 128
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
War Pick mulai berputar, membuat pusaran angin yang besar berputar di atas
kepala wanita yang mirip pria itu, membuat kusut rambutnya.
"Heh, apakah kamu suka dengan hal-hal yang berputar dan membuat suara
woosh woosh?"
Wanita yang mirip pria itu berdecak dengan lidahnya menjawab ejekan ini.
Ketika Entoma sekali lagi mengaktifkan skillnya, palu tersebut mengayun ke
bawah dari atas. Dengan sedikit kesulitan dia berhasil menghindari dan war pick
itu sendiri tertanam jauh ke dalam tanah setelah luput dari sasarannya.
Wanita yang mirip pria itu menangkap kecerobohan Entoma yang luar biasa
kuat.
"Hancurlah!"
Setelah memiliki war pick sebagai titik sumbu, tanah di sekitar mulai hancur,
atau lebih tepatnya, bebatuan tersebar. Itu seperti sebuah gempa bumi. Untuk
pertama kalinya, Entoma tidak berhasil mempertahankan postur tubuh yang
santai, tapi efek dari item magic lawan tidak merontokkan semuanya.
Page | 129
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Bisakah hal semacam itu dimaafkan? Ini adalah pakaian kelas tinggi yang
diberikan kepada Entoma oleh Supreme Being.
Rasa bermusuhan yang ada dibalik topeng dari wajah Entoma muncul.
-Bunuh.
Dia mengeluarkan nafsu membunuh, bukan tipe emosi yang yang dimiliki oleh
manusia ketika bermain-main dengan serangga. War Pick itu terayun dengan
berat ke arah Entoma.
Lalu, saat melakukan kontak, suara yang terdengar bukanlah logam yang
mengenai daging namun lebih kepada suara logam yang berbenturan dengan
obyek yang keras.
"A-Apa ini!"
"Tahukah kamu, aku adalah seorang entomomancer. Jadi aku bisa memanggil
dan menggunakan mereka sesuka hati."
Page | 130
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ini adalah serangga pedang dan serangga armor. Pada awalnya aku tidak
berencana membunuhmu, tapi kamu tidak bisa dimaafkan!"
Armor dari wanita yang mirip pria itu retak dan darah mengalir keluar, tapi ini
jauh dari luka fatal. Dia benar-benar tidak mampu menghindari pukulan serius
dari Entoma tapi hanya mengalami cedera ringan.
Dia baru saja mendeklarasikan diri sebagai warrior kelas tertinggi di dalam
Kingdom, dan ini bukan hal yang berlebihan. Pada levelnya saat ini, tak ada lagi
tantangan apapun.
Meskipun Entoma bukanlah seorang warrior murni seperti Yuri, dia masih
seorang battle maid dan memiliki kekuatan yang jauh dari jangkauan manusia.
Kali ini serangan yang menyebabkan luka itu lebih besar dari yang
sebelumnya, dan bukan lagi cedera ringan.
Wanita yang mirip pria itu sekali lagi meraung-raung, mengayunkan war pick
itu menghujam ke bawah dengan berat. Namun kumbang armor Entoma
mementalkan palu itu. Benturan yang kuat mengalir ke seluruh tubuh wanita
yang mirip pria tersebut, membuatnya tidak mampu lagi mengambil satu langkah
pun dari kekuatannya yang penuh. Saat dia berusaha bergerak, harga dirinya
memicu kemarahan dahsyat di dalam dirinya.
Wanita yang mirip pria itu mengumpulkan kemarahan yang membara dari
dalam dirinya, meluncurkan kombinasi serangan dengan halus. Serangannya
Page | 131
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
mengamuk seperti sebuah angin topan yang hebat. Aspek mengerikan ini dibuat
melalui pengaplikasian 'martial art' yang unik di dunia ini. Namun, Entoma
menggenggam kumbang armor dan serangga pedang dengan ahli, dan sama
sekali tidak terluka oleh serangan kombo lima belas ini.
Entoma tidak tahu jika serangan sebelumnya adalah tebasan dari Blue Rose
Gagaran yang memanfaatkan banyak macam martial art di waktu yang sama -
sebuah kombo super. Masing-masing serangan yang muncul memiliki beban
kekuatan penuh miliknya. Bahkan mampu menghancurkan martial art 'Fortress',
dan hanya jenius dalam jumlah kecil yang bisa menggunakan skill bertahan
'invulnerable Fortress' yang bisa menahan serangan ini. Namun Entoma hanya
mengandalkan ototnya yang tumbuh secara alami untuk menahan.
Ini karena perbedaan level antara dua individu tersebut, dan juga karena
perbedaan yang luar biasa absolut antara kemampuan fisik dari dua ras.
"-Fuuuu~"
Wanita yang mirip pria itu menghembuskan udara seakan dia baru saja
muncul dari dalam air dan menghentikan serangan-serangannya yang ribut.
Serangga pedang di lengan kanan Entoma mundur seperti sebuah busur dan
malayang ke arah dada wanita yang mirip pria itu seperti sebuah anak panah.
Targetnya adalah dada Gagaran. War Pick tersebut melayang di udara, tapi
gerakannya sepelan kura-kura. Serangan Entoma menusuk dada Gagaran
sebelum dia bisa meresponnya.
Page | 132
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Untuk pertama kalinya, Entoma menunjukkan sikap siap tempur. Wanita yang
mirip wanita - Gagaran - bukanlah lawan yang menakutkan; masalahnya adalah si
pendatang baru - Tia. Jika pakaiannya bukan seorang assassin, maka itu adalah
seorang ninja. Syarat untuk bisa memiliki kelas job itu adalah level enam puluh.
Jika dia benar-benar seorang ninja, maka bahkan Entoma tidak akan mampu
memperoleh kemenangan dengan mudah. Sekarang bukan waktunya 'Akhiri
pertempuran ini dengan menahan kekuatan penuh!"
"[Spider Talisman]!"
Gerakan Entoma bahkan lebih cepat dari lawannya saat dia mengaktifkan
empat buat talisman yang ada di lengan kanannya.
Page | 133
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Saat talisman itu jatuh ke tanah, berubah menjadi laba-laba yang besar sekali.
Level dari mantra ini sama dengan mantra Summon Monster tingkat 3, karena
makhluk yang disummon ini bukanlah monster yang kuat, tapi sudah merupakan
bantuan yang besar dalam mengukur kekuatan lawan yang sebenarnya. Terlebih
lagi akan bisa membuat dirinya mengulur waktu untuk mempersiapkan
pertempuran.
Meskipun senjata yang dibuat dari serangga memang kuat, mereka memiliki
banyak kelemahan. Salah satunya adalah senjata yang disummon itu memerlukan
jumlah waktu yang tidak sedikit.
"[Shadow Clone]"
Saat ninjutsu dari Tia diaktifkan, gambarannya berkedip dan Tia 'yang lain'
muncul di tempat asal.
Selama ini Entoma mewaspadai Tia. Tiruan dirinya dari skill 'Shadown Clone'
memiliki setidaknya seperempat kekuatan tempur dari tubuh aslinya, tapi hanya
kemampuan penghindaran dari bayangannya yang tergantung dari jumlah
kekuatan magic yang diberikan oleh tubuh utama, tak lebih. Bayangan ini
mungkin adalah lawan yang kuat untuk talisman spider, tapi bagi Entoma itu
adalah hal yang enteng.
Namun, masalah sebenarnya adalah seberapa baik tubuh aslinya dalam hal
bertarung. Entooma memanggil senjata pembunuhnya - serangga proyektil baja.
Di waktu yang sama, dia menempelkan sebuah talisman kepada dirinya sendiri
dan mulai memperkuat kemampuannya.
Serangga proyektil baja terbang dari titik yang tidak diketahui dan menutupi
seluruh pergelangan lengan kirinya dengan rapat.
Ini adalah serangga dengan panjang tiga sentimeter yang memiliki kilauan
logam, dengan tubuh yang berbentuk segitiga dan ujung yang setajam silet,
penampilannya mirip dengan peluru. Sedangkan untuk kegunaan dari serangga
ini, tentu saja, sesuai dengan bentuknya yang seperti peluru.
Page | 134
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Agar bisa menghindari serangan dari laba-laba talisman, tiruan bayangan itu
harus menggunakan kekuatan penuh, dan tubuh utemanya harus ikut bertarung
bersama dengan tiruannya. Setelah lama bertarung seperti ini, mereka hanya
berhasil membunuh satu ekor laba-laba talisman, jadi kelihatannya level Tia tidak
lebih tinggi dari Entoma. Jika ini masalahnya, bahkan jika tetap berlanjut
bertarung melawan Gagaran, kemenangan masih tetap dipegang.
Beban dari lengan kirinya membawa kepuasan bagi Entoma dan dia
mengarahkannya langsung kepada Tia.
Pergelangan kiri dari Entoma beberapa kali lebih tebal dari biasanya karena
serangga yang menutupi pergelangan itu. Mengikuti gerakannya, seluruh
serangga itu mulai bergerak bersamaan dari pergelangan kirinya, bergegas
menuju ke langit. Berkumpul menjadi satu kelompok, sayap-sayap dari serangga
itu memberikan suara yang mirip dengan pistol otomatis. Bahkan laba-laba
talisman yang berada dalam jangkauannya dirobohkan dengan kejam, dalam
sekejap, total seratus lima puluh serangga menuju Tia.
Satu serangga sudak cukup untuk melubangi baja, dan yang ini seratus lima
puluh serangga bahkan bisa melubangi pohon raksasa. Di hadapan rentetan
peluru yang mematikan. Tia mengaktifkan ninjutsu miliknya.
Sebuah perisai besar bersinar dengan banyak warna muncul di sekitar Tia.
Sinar ini sudah cukup untuk membelah perisai hexagonal gelap yang besar,
membuat benturan dengan rombongan serangga. Dalam sekejap, perisai ini
pecah menjadi suara yang renyah, namun saat ini peluru badi serangga juga tidak
bergerak, dan Tia yang sedang berdiri di belakangnya tidak mengalami cidera.
Page | 135
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mata Entoma seharusnya sudah menjadi buta karena sinar mencorong yang
dikeluarkan oleh perisai adamantite, dan oleh karena seharusnya tidak mungkin
bisa bertahan terhadap serangan kejutan dari Gagaran. Namun mata Entoma
tidak terpengaruh oleh hal semacam itu. Jangkauan matanya lebih luas daripada
manusia, dan mampu menutup arah dari serangan ini.
Di waktu yang sama saat dia memutuskan serangan lanjutan ini menjadi
sangat berbahaya, tubuhnya menggelinding seakan berada di atas danau -
kelihatannya tanpa menggerakkan kakinya, tubuhnya sudah menarik jarak yang
jauh dari Gagaran. Meskipun Gagaran memiliki fisik yang besar, gerakannya
sangat lincah dan dia hampir sembuh dari lukanya. Gagaran berdiri di samping
Tia, meremukkan serangga peluru baja yang membuat suara meledak, saat dia
berbicara dengan suara dingin:
"Ini tidak baik: Aku tidak yakin jika kita bisa menang melawannya. Apa yang
barusan tadi? Bukankah timing kita sudah sempurna? Dia jelas-jelas tidak mampu
melihat ke arah ini, namun masih bisa menahan."
"Daripada seperti itu, kelihatannya ada alasan yang lebih tidak terbantahkan.
Dia memiliki kemampuan serangga, jadi kelihatannya dia menggunakan
semacam magic sensor yang spesial... Ngomong-ngomong, dia memiliki
Page | 136
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
keunggulan yang luar biasa. Mengapa dia tidak menyerang kita ketika kita
sedang bicara?"
"Jadi seperti itu. Dia sedang menunggu batas dari kekuatan kita, sangat
berbeda sekali dengan chibi-chan kita. Dia yang sangat hati-hati ini benar-benar
menyusahkan."
"Dianggap remeh oleh manusia hingga seperti ini benar-benar tidak enak.
Yah, ada alasan lain tapi.. Hore, ayo kemari. Kalau begitu serangga sudah tidak
dibutuhkan lagi."
Ini adalah serangga terkuat yang Entoma miliki, seorang entomomancer, bisa
memanggil - cambuk seribu serangga.
"Ah."
Page | 137
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Yang menempel di tangannya ada air liur miliknya. Ini adalah bukti terjelas
bahwa dia sedang ingin membuat manusia sebagai santapannya.
Manusia adalah makanan favoritnya. Hingga saat ini, dia hanya bisa
menyantap kue sayuran untuk memuaskan nafsu makannya, tapi tentu saja dia
tidak membenci Supreme Being karena ini. Terlebih lagi, dia diberikan izin untuk
memakan salah satu pergelangan tangan manusia yang dicabut ketika percobaan
healing, diambil dari seorang pria yang diculik dari desa tertentu. Dia berpikir ini
sebagai isyarat pribadi dari kebaikan yang besar dari Ainz-sama.
Bagi Entoma yang sudah menahan diri selama ini, manusia elit di depannya
adalah makanan dengan kualitas tertinggi. Dia tidak bisa mengusir mereka tanpa
merasakan satu gigitan dahulu!
Dua orang yang bermandikan nafsu makan Entoma tiba-tiba gemetar. Ini
bukan reaksi suram dalam menghadapi nafsu membunuh dari musuh yang kuat,
tapi lebih kepada rasa tidak suka secara psikologis yang terjadi secara alami
karena dilihat sebagai sasaran mangsa predator makhluk hidup. Dan ini membuat
mereka gemetar tanpa sengaja.
"Aaaaaaahhh!"
Derit nada tinggi Entoma lebih cepat dari suara papan sterofoam yang patah.
Ini adalah pertama kalinya bagi Entoma melakukan serangan pendahuluan sejak
awal pertarungan tersebut. Sebagai seorang predator yang sedang menangkap
buruannya, dia langsung merangsek dengan kecepatan yang luar biasa.
Page | 138
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Makhluk yang diayunkan kesana kemari adalah serangga paling kuat yang
bisa disummon oleh seorang entomomancer Entoma.
Pada awalnya seharusnya itu menjadi sebuah cambuk dengan bentuk kasar
busur, tapi akhirnya meluncur dengan sudut yang tidak bisa dibayangkan.
Cambuk ini seperti perpanjangan tangan Entoma, dan bengkok dengan
membentuk huruf S, sebelum cambuk itu meluncur ke arah Gagaran dengan
kecepatan cahaya.
Itu adalah makhluk hidup yang di saat yang sama adalah senjata, dan
menyerang dengan cara yang tidak alami sebgai sebuah senjata. Bahkan
petualang dengan pengalaman yang besar takkan pernah mendengar hal ini,
jangan menghadapinya sebelum ini. ketika baru melihatnya untuk pertama kali,
tak tahu apa yang harus dilakukan adalah hal yang wajar.
Cambuk serangga akan mengenai sisi tubuh Gagaran, namun dia tersandung
untuk menghindari serangan itu.
"Hati-hati!"
-Bersamaan dengan teriakan Tia, Gagaran terdorong ke atas. Ini adalah skill
ninjutsu dari Tia - 'Bursting Flame Column'. Ledakan yang yang kelihatannya
meledak sendiri dan api yang mengelilingi mereka berdua, serta cambuk seribu
serangga, yang telah melakukan perubahan seratus delapan puluh derajat
dengan arah dari belakang Gagaran, hanya berhasil menyerang titik dimana
kepalanya tadi.
Page | 139
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika bukan karena gerakan yang hampir bunuh diri ini, tidak diragukan lagi jika
kepala Gagaran akan tertusuk oleh cambuk seribu serangga. Itu adalah
penghindaran yang hebat. Namun, serangan Entoma belum selesai. Seakan
ditarik oleh benang, cambuk seribu serangga menyerang dari sudut yang sulit
ditahan, berubah terus menerus seakan menyerang Gagaran dengan serangan
enteng.
Jika ada dua lawan, biarkan salah satunya ditangani oleh serangga. Ini adalah
letak dari kekuatan seorang entomomancer.
Ada ledakan petir, dan sinar biru putih yang menyebar ke segala penjuru. Apa
yang muncul adalah Tia, yang sedang menahan lukanya, dan Gagaran, yang
sedang kesulitan mementalkan cambuk seribu serangga.
Kepala Gagaran didorong oleh war pick miliknya, dan tubuhnya diselimuti
oleh serangga dengan panjang sepuluh meter sehingga membuatnya tidak bisa
bergerak.
Tia mengambil langkah maju dan menusuk dengan belati magic miliknya.
Serangan itu berbenturan dengan perisai serangga Entoma dan mengeluarkan
suara logam yang keras.
Page | 140
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tia tiba-tiba muncul di belakang Entoma dari sebuah bayangan yang ada di
luar garis pandangannya. Ini adalah kemampuan yang menggunakan bayangan
untuk berpindah dalam jarak dekat. Namun Entoma sudah mengetahui hal ini
karena antena dari beberapa serangga bisa merasakan perubahan aliran udara di
sekitar. Ini adalah kemampuan merasakan yang kuat yang dimiliki oleh Entoma.
Dia melemparkan beberapa peluru baja yang tersisa kepada Tia yang muncul
dari bayangan.
"Ku...!"
Sebuah erangan luka datang dari bayangan dan bau darah segar merebak ke
udara. Menghadapi Tia, yang sedang berdarah-darah tapi masih tetap memiliki
semangat bertarung, Entoma melakukan inisiatif serangan lanjutannya.
Ledakan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya muncul di depan Tia,
mencerahkan gelapnya malam. Melawan Tia yang sudah terlempar dan jatuh ke
lantai, Entoma sekali lagi melemparkan sharp cutting talisman dan rushing wind
talisman. Tia diselimuti oleh darah dan bahkan tidak memiliki waktu untuk
bangun sebelum dia ditebas lagi, terlempar dan jatuh ke tanah.
Suara mengutuk datang dari Gagaran, yang sedang terikat erat menjadi
sebuah bola oleh cambuk serangga.
Makhluk yang benar-benar bodoh. Sebagai seorang battle maid dari Great
Tomb of Nazarick, menang atas manusia dengan level seperti ini memang bisa
diduga. Pilihan yang terbaik bagi mareka seharusnya adalah mengabaikan
Page | 141
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
kenyataan bahwa dia sedang memakan daging manusia dan kabur dengan
seluruh kekuatan mereka. Itu terjadi hanyalah karena mereka sudah membuat
pilihan yang salah, sehingga skenario ini harus dibuka.
"...Meskipun perintahnya berbeda dari apa yang aku bayangkan, biar saja, tak
ada lagi yang bisa dilakukan. Kalau begitu, yang mana yang harus aku makan
dahulu? Otot yang mengembang pasti rasanya sangat enak ne~"
Entoma sekali lagi memanggil sebuah serangga, tetapi bukan tipe yang
memiliki kemampuan tempur yang sengit. Jarum suntik yang panjang di
tubuhnya mengandung pembius.
Entoma memegang serangga itu dan melangkah dengan cepat menuju Tia.
Kelihatannya dia bisa membawa makanan spesial dari daerah sebagai oleh-
oleh. Ada banyak yang ada di Great Tomb of Nazarick yang sangat ingin
menangkap manusia untuk dimakan.
"Eh? Apa?"
Senjata itu seerti sebuah tombak kristal yang digunakan oleh para knight, tapi
itu bukan item biasa. Tidak sedikitpun retak yang terlihat pada tombak kristal itu
yang telah berhasil menghancurkan bebatuan.
Magic caster sistem spirit Entoma merasakan sesuatu dari tombak ini.
Page | 142
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Lawan lain lagi, Entoma bergumam sendiri. Penyusup lain telah muncul di
tengah-tengah ketika sedang menangkap mangsa yang lezat. Keji sekali dia
masih harus menahan godaan makanan yang lezat.
"Jadi dirimu memang seperti itu; seorang monster pemakan manusia ya kan?
Bahkan mengenakan pakaian pelayan, lelucon macam apa yang ingin kamu
lakukan? Siapa yang ingin monster berbau darah sepertimu di sekeliling
mereka?"
Hinaan itu sudah cukup membuatnya kehilangan kesabaran dan dia takkan
pernah memaafkan ucapan gadis ini. Itu bukan karena nafsu dari predator utama,
tapi karena dia sangat bad mood sekali saat ini, sehingga dia ingin merobek-
robek wanita yang ada di depannya hingga berkeping-keping.
Apa yang dikatakan wanita ini? Bagiku, seorang battle maid, yang merupakan
perwujudan level tinggi di dalam Great Tomb of Nazarick?!
Page | 143
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia tidak bisa berhenti berteriak dengan suara aslinya, tapi menahan diri dari
menarik kata-katanya kemudian.
"Evileye!"
"Aku penasaran apa yang kalian berdua lakukan.. wah, wah, ingat pelajaran
pertama. Mengukur perbedaan kekuatan antara dirimu dan lawanmu. Yang ini
lebih kuat dari kalian berdua... tapi lebih lemah dariku."
Entoma yang tidak tahu jika kemarahan telah terbakar dibalik topeng
lawannya.
Page | 144
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"[Reverse Gravity]"
Entoma menahan magic tersebut, tapi cambuk serangga itu kehilangan beban
gravitasinya sehingga melayang ke udara.
Karena sudah seperti ini, meskipun jika Entoma tidak terpengaruh, masih tetap
memberi pengaruh kepada senjata serangganya. Ini adalah salah satu kelemahan,
meskipun serangga bisa menyerang dengan acak.
Meskipun jika itu Entoma, dia harus menyingkirkan rencana aslinya ketika
menghadapi magic seperti ini.
"Gagaran! Minggir! Pergilah dan cepat sembuhkan luka Tia! Jika kamu sudah
menggunakan tenaga sarung tanganmu, maka gunakan potion penyembuh!"
Manusia yang terluka sudah sembuh. Jika hanya itu, maka tidak ada masalah
lagi. Kenyataan bahwa mereka berdua adalah lawan dari Entoma tidak berubah,
tapi mempertimbangkan ucapan dari magic caster yang ada di depannya, situasi
ini berbeda.
Evileye dan Entoma berada pada level yang sama. Jika mereka membantu
magic caster itu, situasi akan sangat tidak menguntungkan.
Page | 145
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Itu adalah nafas yang diberikan oleh lalat-lalat karnivora, fly breath.
Nafas seperti itu dikeluarkan untuk makan daging, tapi lalat-lalat akan
menempelkan belatung mereka di dalam tubuh mangsa. Belatung itu akan terus
memberikan luka dari dalam tubuh korbannya. Bahkan yang lebih mengerikan
adalah langkah selanjutnya, dimana kumpulan lalat dalam jumlah besar akan
keluar dari mayat itu, lalu menyerang makhluk lain tanpa memepedulikan
siapapun di dalam area efeknya, dengan pengecualian pengguna dari
kemampuan itu.
Meskipun asap dingin untuk melawan serangan itu adalah gerakan yang
cerdas, untuk menetralkan sama sekali efek itu sangat sulit. Magic yang paling
tepat untuk digunakan adalah magic ledakan untuk membakar seluruh
gerombolan lalat.
Page | 146
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Seluruh lalat yang diselimuti oleh kabut putih berjatuh di udara, lalu kabut itu
sendiri menyelimuti Entoma. Dalam sesaat, Entoma merasakan luka yang sangat
pedih.
"Uwaaaaaaaaaahhhh!"
Pada awalny tujuannya hanyalah untuk menetralkan air ludah berasap dari
lawannya, dan mereka tidak menduga jika itu akan menunjukkan wajah
sebenarnya dari musuh...
Gagaran yang sudah bersiap bertempur berdiri dengan war pick miliknya dan
memeriksa kesempatan untuk menyelesaikan pertempuran ini. Jika dia sadar
untuk mengukur kekuatan musuh, maka perlu untuk segera mengakhiri
pertempuran ini dalam satu kali sapuan.
"Magic pembasmi serangga 'Vermin Bane'. Dua ratus tahun yang lalu ada
seorang demon god serangga, dan magic ini dikembangkan untuk tujuan
menangkal serangga yang digunakan oleh individu itu. Yah, itu sebenarnya
adalah magic yang merupakan ideku."
Page | 147
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...Wajahnya meleleh."
Saat Evileye berteriak, seluruh wajah maid itu rontok, seperti sebuah
pemandangan dimana kulit wajahnya terkelupas dan jatuh ke tanah. Ada
perbedaanya. Kulit wajah yang jatuh ke tanah memiliki banyak kaki serangga di
bagian belakang.
"kAHoooOOoH"
"Apa..."
Ini benar-benar membuat ternganga, bahkan Evileye pun juga terkejut. Itu
adalah pertama kalinya dia melihat pemandangan seperti itu di dalam
kehidupannya yang lama.
"-Serangga Bibir."
Tia berseru ke arah makhluk yang seperti lintah yang tertutup lendir yang
terlihat seperti bibir manusia. Dengan suara 'ah, ah', mengeluarkan suara maid
yang manis.
Di dalam tatapan semua orang, tangan maid yang menutup wajahnya itu
perlahan turun, menunjukkan penampilan yang sangat mirip dengan serangga.
Page | 148
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebuah monster yang jauh dari dunia ini telah menyerang. Mereka pun
akhirnya merasakan ada sebuah bayangan yang menyelimuti dunia ini.
"Bukankah suaranya tambah imut? Secara pribadi aku lebih suka suara ini."
Kebencian Gagaran sudah berada di ujung letusan. Dia adalah anggota Blue
Rose yang paling manusiawi. Dia dipenuhi dengan emosi saat dia berdoa
terhadap jiwa dari seorang gadis yang sudah menjadi korban dan memberikan
suara kepada serangga bibir lalu mempererat genggaman tangan pada
senjatanya semakin erat.
Yah, tidak perlu menahan diri lagi. Waktunya untuk mengeluarkan serangan
sengit.
"Pertarungan sebenarnya dimulai sekarang! Tak ada dari kalian yang bisa
bersantai! Bersiaplah untuk meluncurkan serangan yang jauh lebih sengit dari
sebelumnya!"
Maid serangga itu tiba-tiba meledak, empat kaki laba-laba terjulur keluar dari
balik bajunya. Postur ini terliat seperti punggungnya yang mengeluarkan kaki
baru.
Dengan kaki yang baru, dia meloncat sangat tinggi. Untuk orang-orang yang
sedang melihat, mereka mungkin akan membuat kesimpulan bahwa ini adalah
efek dari magic terbang.
Page | 149
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Segera setelah tiba di tanah, lalat-lalat karnivora itu lenyap. Maid serangga itu
menggunakan Mata gabungannya untuk menatap wajah Evileye yang
sebenarnya. Memang benar, hanya Evileye yang bisa sebanding kekuatannya
dengan monster ini. Jika Evileye kalah, tidak usah dikatakan lagi kemenangan
sudah tidak mungkin, dan baik Gagaran dan Tia akan dibantai. Namun, adalah hal
yang bodoh hanya terfokus pada satu hal.
Dia tahu dia mungkin akan terluka berat jika dia menyela. Itulah kenapa
Evileye memilih untuk bertarung bersama rekan-rekannya. Evileye tersenyum
kepada mereka dari balik topengnya. Jika topengnya dibuka, orang lain pasti
akan mengejek senyumnya.
Page | 150
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Gagaran kesulitan melepaskan diri dari kekakuan dan lengketnya sutra laba-
laba. Serangannya terganggu lalu terhuyung huyung saat mundur. Sebaliknya,
monster itu datang kepadanya.
"[Crystal Lance]"
Meskipun tertancap dalam di tubuh Entoma, dia tidak terlihat seperti sangat
kesakitan. Dia dengan tenang memanggil para serangga yang muncul dari
kegelapan dan berkumpul pada lengannya menjadi gundukan.
"[Vermin Bane]!"
Asap putih yang terbang membuat serangga itu jatuh satu demi satu. Monster
itu tanpa sengaja berteriak karena sangat terluka.
Mulut yang berada di tempat yang sama dengan rahang bawah manusia
meludahkan semacam sutra laba-laba ke arah Evileye seperti yang dilakukan
kepada Gagaran.
Jika aku menggunakan magic untuk menahan ini, hanya akan membuang-
buang kekuatan magic. Karena aku bisa menetralkan magic pengikat apapun.
Aku mungkin bisa mencoba ini - tunggu, ini bukan-
"[Crystal Wall]!
Penghalang dari kristal di depannya terbelah jadi dua seakan habis dipotong
oleh pedang yang sangat tajam lalu pecah dan habis.
Mata tali hitam yang dilemparkan Tia membesar di udara, tapi gagal
menyelimuti monster tersebut. Entoma hanya melewatinya seperti hantu.
Page | 151
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Oh, jadi bukan level yang sama? Equipment seperti itu benar-benar
berkualitas tinggi sehingga magic tanah milikku tidak banyak berguna. Dia
mungkin memakai equipment yang mengurangi damage dari magic juga.
Serangan spesial mungkin tidak akan banyak berdampak..."
"Itu artinya?"
"Kita akan menyelesaikan ini langsung dengan kekuatan api yang luar biasa."
Page | 152
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Semuanya gunakan teknik yang paling kuat milik kalian! Aku akan
menggunakan magic pembasmi serangga."
"...Itu mudah dimengerti. Kalau begitu, mari kita serang dengan serangan
terakhir."
Meskipun mereka berkata akan menyerang dengan kekuatan api yang luar
biasa dalam sekali serangan, pada kenyataannya itu tidaklah sesederhana itu.
Meskipun 'Shard Buck Shots' adalah metode serangan yang paling efektif, tapi
rekannya juga akan terkena efek area serangannya. Konsumsi mana dari mantra
asli miliknya, 'Vermin Bane' juga sangat besar dan sebaiknya disimpan untuk
ketika musuh akan memanggil para serangga. Ini artinya bahwa sekarang ini skill
yang paling tepat digunakan adalah magic tipe asam yang dibenci.
Page | 153
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Lawan yang memang sangat kuat. Dengan banyak tipe jaring laba-laba,
serangan magic berbasis talisman dan serangga yang disummon di dalam
melakukan serangan. Dan lagi item magic yang dimilikinya lebih kuat daripada
yang dimiliki oleh anggota Blue Rose.
Tidak diragukan jika Gagaran, Tia dan Evileye adalah ras yang lebih rendah
dibandingkan monster ini, namun mereka masih menciptakan peluang. Mampu
menyerang dan menyembukan diri di waktu yang sama menciptakan situasi yang
menguntungkan.
Page | 154
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Part 3
Konsumsi mana Evileye sangat berat, dan konsumsinya juga hampir habis.
Dari sudut pandang ekonomi, dia berada dalam hutang dalam jumlah yang
serius.
"Kita menang!"
"Tusuk tenggorokannya."
"Ya."
Evileye setuju dengan saran Tia. Maid serangga yang sekarang masih hidup,
sebagai buktinya adalah maid itu masih mengeluarkan suara "Yeeh yeeh".
Tia yang sudah bersiap dengan pedangnya dan pergi ke sana tiba-tiba
terdiam beku. Bahkan sebelum Evileye bisa bertanya "Ada apa?", dia sudah tahu
alasan mengapa Tia menghentikan gerakannya.
Tidak bisa dipercaya, dan tanpa ada yang tahu ketika dia muncul, seorang pria
berdiri di depan maid serangga.
Page | 155
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia memakai pakaian aneh yang tak pernah terlihat sebelumnya, Dalam
sepengetahuan Evileye, ini adalah satu set pakaian yang pernah di pakai di
selatan - sebuah setelan. Dia juga memakai topeng yang membuatnya tidak
mungkin bisa terlihat wajahnya.
Namun dia bukanlah manusia. Sebuah ekor terjulur keluar dari pinggangnya.
Dasar bodoh! Evileye ragu-ragu. Keberadaan pria itu yang sangat dominan
mengenai Evileye seakan seluruh tubuhnya terkena sambaran petir. Jika dia
melihat tangan kanannya, dia akan tahu jika tangan itu sudah dipenuhi keringat.
Dia mengabaikan anggota Blue Rose bersenjata yang berdiri di depannya dan
bicara dengan nada lembut kepada maid serangga. Meskipun dia seorang
musuh, dia memberikan kesan yang baik kepada orang lain. Namun, Evileye tahu
itu bukan masalahnya.
Perasaan takut yang berkecamuk sampai hingga ujung jarinya, dan perasaan
ini sangat nyata.
Dengan naluri mencari selamat yang berteriak kepadanya, dia menahan nafas
lalu berbicara dengan tekad suram kepada Gagaran dan Tia yang sedang berdiri
di satu sisi.
Page | 156
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Jangan khawatir tentang itu. Aku akan mengulur ini hingga kalian bisa kabur,
lalu segera gunakan 'Teleport' untuk keluar dari sini."
Tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, maid serangga yang seharusnya
tidak bisa bergerak sempoyongan berdiri. Dia tidak terlihat menggunakan magic
penyembuhan apapun, atau kelihatannya sedang mengkonsumsi item apapun.
Melihatnya kabur tanpa daya, Evileye tak mampu mengambil tindakan apapun
karena pria yang sedang berdiri di depannya ini. Dua orang lainnya juga sama,
dengan dahi mereka yang basah oleh keringat dan tubuh mereka yang
membeku, tak mampu bergerak.
Setelah melihat maid tersebut pergi, pria itu berpaling kepada Evileye.
Setelah hidup selama lebih dari dua ratus lima puluh tahun, dia sudah
bertemu dengan makhluk-makhluk yang kuat. Meskipun begitu, aura yang dia
keluarkan memang berbeda. Tidak, ini adalah memuakkan dan kejahatan yang
menjijikkan yang, jika dibandingkan dengan yang lain, berada pada level yang
tidak mungkin.
Sebagai makhluk yang kuat, dia seharusnya berada pada level yang sama
dengan Platinum Dragon Lord ya kan? karena dia jauh terlalu kuat, sudah tidak
jelas lagi yang mana yang lebih kuat.
"Kamu sudah lama menunggu, kalau begitu sekarang, karena waktunya sudah
mepet, mari kita segera mulai?"
"Cepat! Kabur!"
Evileye menjerit.
Dua orang itu berputar dan kabur seperti anjing liar. Tidak mungkin mereka
tidak merasa bersalah meninggalkan rekannya di belakang. Memang karena rasa
Page | 157
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
bersalah inilah mereka hanya memilih untuk langsung kabur setelah Evileye
selesai bicara. Kepercayaan! Jika itu adalah Evileye, apapun bisa dilakukan. Jika itu
adalah Evileye, kabur juga mungkin!
"Pertama, jangan pergi ketika sedang memperkenalkan diri. Tidak sesakit itu,
biar kuhadang teleportmu, [Dimensional Lock]. Memberikan perkenalan sebelum
pergi adalah sopan santun yang benar, dan menyenangkan."
Ini adalah skill yang hanya bisa digunakan oleh iblis atau angel dengan
peringkat tertinggi, dan memiliki efek area yang mencegah siapapun di sekeliling
menggunakan magic teleport. Evileye dan strategi mundur timnya dibuat tidak
berguna.
Namun ini bukan masalah utama. Mereka tahu karena sejak awal strategi
terbaik adalah meninggalkan seseorang di belakang sebagai penjaga garis
belakang, dan tidak mungkin orang itu kembali hidup-hidup.
"Kematian juga hal yang wajar. Yang muda selamat sedangkan yang tua mati.
Itu adalah jalan alam yang benar."
Dengan pengalaman hidup yang lebih dari dua ratus tahun, gadis itu
mengucapkan selamat tinggal saat dia memprovokasi lawan yang ada di
depannya yang mana tidak mampu ditahan sedikitpun.
"Kalau begitu sekarang, wanita dahulu. Tapi jika kamu tidak berencana
melakukan apapun, biarkan saya melakukan serangan."
Page | 158
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tekad seperti itu, kalau begitu aku akan bertindak terlebih dahulu! Makan ini!
[Maximize Magic: Shard Buck Shots]!"
Dia menggunakan mantra yang sangat dia banggakan dari awal. Banyak
kristal-kristal yang lebih kecil dari ukuran sebuah tinju meluncur dan menyebar.
Meskipun dia sudah menguatkan tekad, dia masih sedikit menahan diri.
Evileye mengejek diri sendiri. Kekuatan musuh tidak diketahui, jadi bertarung
dengan hati-hati adalah hal yang wajar.
"Apakah itu adalah bakat ras, membuat magic tidak berlaku lagi!? Ataukah
karena perbedaan kekuatan yang sebenarnya sebesar ini?!"
Jika ada jarak kekuatan yang signifikan, magic akan dengan mudah dibuat
tidak efektif.
"[Hellfire Wall]"
Gelombang panas menerkam dari belakang Evileye. Dia yang berpikir ini tidak
masuk akal cepat-cepat melihat ke belakang.
Dengan suara desiran, malam itu terbakar dan api hitam yang sebenarnya
tidak ada membakarnya.
Api tersebut mengelilingi Gagaran dan Tia yang berusaha keras dalam
beberapa saat sebelum perlahan-lahan roboh ke tanah seperti sampah. Api itu
Page | 159
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menghilang seakan mereka adalah ilusi selama ini, dan dua orang itu sudah
berhenti bergerak dan bernafas. Dia menekan hasrat dirinya kuat-kuat untuk
langsung segera memeriksa kondisi mereka. Evileye sangat memahami arti
dibalik kalimat 'tidak berani mempercayai, namun tidak mungkin menolak realita'.
Itu adalah luka fatal. Dengan sekali serangan, rekan-rekannya, yang sudah melalui
tebal dan tipis, telah dibantai.
"Aku berencana untuk berhenti sebelum tiba di titik kehancuran, tapi mereka
lebih lemah dari yang kubayangkan. Mati karena api segitu... mohon terimalah
rasa belasungkawa saya."
Seakan meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam, pria itu
membungkuk dalam-dalam. Sikap seperti itu membuat Evileye tak mampu lagi
menekan emosinya.
Apa yang menjadi alasa baginya untuk mengacuhkan Evileye, yang menjadi
lawan di depannya dan telah meluncurkan serangan, namun menyerang dua
orang di belakang Evileye? Kabur memang adalah salah satu alasan, tapi
tambahan dari hal itu ada hal yang lainnya.
Dia jelas-jelas tahu seberapa besar perbedaan kekuatan antara kami, dan tahu
jika aku tidak menjadi ancaman baginya dari sisi manapun. Tapi pada
kenyataannya... dia bahkan tidak menganggap orang di depannya sebagai
'musuh'.
"...Sulit sekali. Mati karena luka seperti itu, Aku tidak bisa menggunakan
ukuran standar... Mengapa kalian tidak bergabung meskipun ada ketimpangan
dalam kemampuan? Jika bukan karena hal itu, aku akan bisa menemukan hasil
keluaran yang tepat?"
Page | 160
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Pergelangan tangan iblis tersebut melebar beberapa kali dan tangan yang
melebar menggantung hingga menyentuh tanah. Suara retakan itu bukan karena
dibesarkan oleh udara, tapi karena berubah menjadi senjata mematikan yang luar
biasa keras.
"[Translocation Damage]"
Page | 161
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia memang tidak terluka, tapi jika dia tidak menggunakan sebuah mantra
yang merubah damage fisik menjadi kehilangan mana, dia pasti sudah mati.
Sebuah belati kristal yang lebih besar dari sebelumnya muncul di udara dan
meluncur! pedang ini hanya memberikan luka fisik dan tidak bisa ditahan. Selain
itu, dengan menambahkan skill magic yang spesial, belati itu mampu menembus
pertahanan.
Meskipun seorang raja tidak perlu lebih kuat dari apapun, adalah hal yang
wajar di dunia ini dengan memiliki bagian nama itu berarti bahwa dia dalah yang
terkuat di dalam ras. Manusia pada dasarnya hanya satu-satunya yang lemah
yang bisa mengklaim sendiri sebagai raja.
Cakar Devil itu memanjang, memanjang hingga lebih dari delapan puluh
sentimeter. Evileye merasa cakar ini tidak bisa dihentikan dan bisa merobek
apapun di dunia ini.
Aku tidak bisa mengambil dua mayat itu dan kabur. Bahkan jika ada orang lain
yang tiba, mereka tidak akan cukup kuat untuk menghadapi orang ini. Aku
setidaknya bisa bergerak dari medan pertempuran dan membuatnya lebih
mudah bagi yang lain untuk menemukan mayat mereka...
Page | 162
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku datang!"
Saat Evileye menguatkan diri maju untuk menyerang - sebuah suara tajam
terdengar seperti ada sesuatu yang turun di antara dua orang itu.
Tak mampu menahan bebannya, retakan muncul di jalan yang beraspal batu
dan debu beterbangan.
Dalam kebisuan, Evileye mendengar suara air ludah yang ditelan. Suara ini
berasa dari sang iblis. Iblis tersebut yang jauh melebihi bayangan Evileye sedang
menaan nafas di depan warrior yang besar ini.
Page | 163
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 164
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Intermission
Karpet merah yang menutupi seluruh ruangan sangat lembut sehingga kamu
bisa merasakan kakimu tenggelam ke dalamnya. Dua kursi ditempatkan di dalam
ruangan, terbuat dari kayu berkualitas tinggi dipahat dengan gaya Prancis
Rococo, kursi hitam yang mengkilap dengan cara yang unik dengan kulit yang
dijahit.
Dan itu adalah salah atu 'penguasa'. Dia adalah Jircniv Rune Farlord el Nix.
Kaisar yang naik takhta di usia 22 tahun, ditakuti oleh para aristokrat dan
dihormati oleh penduduk. Kaisar yang paling berbakat dalam sejarah. Dia juga
adalah orang yang menyingkirkan para bangsawan di dalam Empire, seorang pria
yang ditakuti oleh negara tetangga sebagai Kaisar berdarah.
Ada empat orang lain selain dari Jircniv di dalam ruangan itu, tapi semuanya
berdiri tegak seperti patung.
Page | 165
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jircniv mengalihkan matanya dari kertas yang sedang dia baca dan menatap
ke arah jauh. Seakan ada papan hitam di depannya, dia mulai menulis
pemikirannya di papan hitam itu.
Informasi yang dia terima dari Kingdom adalah sesuatu yang membuat dia
menunjukkan sikap seperti itu. Saat itu-
Tanpa mengetuk, pintu terbuka. Tindakan yang kurang ajar ini membuat para
pelayan merendahkan posisi mereka dan melihat ke arah pintu dengan
memusuhi. Namun setelah memastikan identitas yang masuk, mereka
melonggarkan kecurigaan.
Yang masuk adalah seorang pak tua dengan separuh tinggi badannya adalah
janggut putih yang panjang. Dia masih memiliki kepala yang penuh dengan
rambut putih seperti salju.
Pada jari-jarinya yang mengering ada beberapa cincin biasa. Jubah putih
longgar yang dia kenakan terbuat dari bahan yang sangat lunak.
Ini adalah gambaran dari seorang magic caster bagi mereka yang tidak tahu.
"-Itu akan sangat sulit diraih." Pak tua tersebut berjalan pelan-pelan di dalam
ruangan berkata seperti ini dengan semangat yang tidak cocok dengan
penampilannya. Jircniv hanya mengalihkan tatapan penuh tanda tanya pada
dirinya.
"Aku menyelidiki dan menemukan jika itu tidak mungkin." "Apa maksudmu?"
Page | 166
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...Yang Mulia Kaisar, magic menganut hukum dunia ini pula. Meriset
pengetahuan"
"Ahh, aku paham, aku paham." Jircniv melambaikan tangannya karena tidak
tertarik.
"...Jika orang yang bernama Ainz Ooal Gown memang ada, dan dia memiliki
item magic atau kemampuan untuk menghindari deteksi, maka kita bisa
mengasumsikan bahwa dia adalah seorang mage yang memiliki level sama atau
lebih tinggi dari saya."
Dengan pengecualian sang kaisar dan pak tua, tekanan di dalam ruangan itu
naik hingga beberapa derajat.
Menjadi setara dengan magic caster tertinggi di dalam sejarah Empire, 'Triarts'
Fluder Paradyne, mereka tidak bisa mempercayai telinga mereka.
"Aku paham sekarang, apakah itu alasanmu sangat gembira, pak tua?" "Tentu
saja, sudah lebih dari dua ratus tahun sejak aku terakhir melihat seorang magic
caster misterius yang setara denganku, atau lebih kuat dariku..." "Kamu bertemu
seratus tahun yang lalu?"
Dua kalimat yang mendorong rasa ingin tahu Kaisar melemparkan pemikiran
dari magician istana yang tertinggi ke masa lampau yang jauh.
"Memang. Salah satu dari tiga belas pahlawan dari legenda, necromancer
Rigrit Bers Caurau, seorang figur besar. Dia mungkin adalah yang terbaik dari tiga
belas pahlawan."
"Tapi sekarang, apakah kakek lebih kuat daripada dia dahulu sebagai magic
caster misterius?" Mata Fluder kelihatannya tersesat seakan sedang menatap di
kejauhan.
Page | 167
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yah.... Aku telah sampai di tempat yang lebih tinggi darinya... Meskipun aku
tidak punya bukti yang kuat. Tidak ada jawaban yang benar di dalam hukum
magic." Berlawanan dengan gerakannya yang mengusap janggut sambil bicara,
kalimatnya penuh dengan rasa percaya diri. Dia lalu mengangkat alisnya.
"Apakah kamu berharap Ainz Ooal Gown memiliki nilai semacam itu?"
Jircniv tersenyum dan memilih satu lembar kertas dari beberapa yang tersebar
di kursi panjang, dan mengulurkan tangannya ke arah itu.
Dia merasa bingung, tapi Fluder masih menangkap dan memeriksa kertas
tersebut.
"Oh."
Itu adalah keseluruhan dari komentar Fluder. Tapi penampilannya yang mirip
dengan Sage berubah drastis. Sebuah api terbakar cerah di dalam matanya,
seperti hewan buas yang sedang lapar.
"Ternyata begitu, jadi itu yang sudah dilakukan oleh Ainz Ooal Gown, yang
sedang dicarai oleh Yang Mulia Kaisar? Ini benar-benar menarik. Mereka mungkin
memang bisa bertahan sendiri melawan unit spesial dari Theocracy dengan
hanya dua orang... Hmmm. Aku ingin bertemu dengannya dan berdiskusi tentang
magic dengannya."
Di atas kertas ada detil dari apa yang diucapkan oleh Gazef Stronoff kepada
sang raja, bahkan termasuk komentar dari para petugas yang sedang hadir.
"Aku tidak akan melakukan hal sejauh itu. Terlalu jelas jika mengirimkan orang
kesana."
"Itu adalah rencananya, kek. Jika dia adalah orang yang bisa kita kendalikan,
Aku akan menyambutnya ke Empire."
Page | 168
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Itu adalah yang terbaik. Untuk bisa mengintip ke dalam jurang magic, segala
macam pengetahuan diperlukan. Jika mungkin, aku ingin bertemu seorang
pelopor."
Suaranya dipenuhi dengan hasrat. Jircniv sangat tahu betul apa yang
diinginkan oleh Fluder.
Fluder ingin menatap ke dalam jurang magic. Untuk melakukan hal itu, dia
ingin mencari seorang master yang jauh lebih maju darinya.
Dengan mengambil jalan yang cocok denganmu dan lebih dengan sikap yang
lebih efisien, seseorang bisa mengembangkan bakat mereka sendiri tanpa ada
yang dibuang.
Namun, ini tidak diizinkan untuk Fluder yang berjalan sendirian di depan. Saat
dia harus menyusuri kegelapan, dia terlalu banyak membuat usaha yang tidak
penting di dalam pelajarannya. Jika dia bisa mengembangkan bakatnya tanpa
ada yang terbuang, Fluder akan menjadi magic caster yang lebih kuat.
Untuk melakukan hal itu, Fluder haus akan seseorang yang bisa menuntunnya.
Ada batas dalam hal bakat seseorang, dia tidak ingin membuang-buang usaha
lagi.
Fluder mendidik para murid agar bisa menemukan seseorang yang bisa
melewatinya, lalu juga menariknya. Sayangnya, ini masih belum terjadi.
Ini adalah satu-satunya harapan yang tidak bisa dikabulkan oleh Jircniv
kepada Fluder, jadi dia merubah topik. "Dan juga, aku ingin mengumpulkan
informasi tentang para petualang adamantite yang muncul di E-Rantel. Bisakah
kamu membantuku?"
Page | 169
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 170
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 10
Kartu As yang Terkuat!
Part 1
Satu dari dua orang kelompok terakhir adalah seorang pria dengan armor full
plate berwarna hitam legam, membawa dua pedang raksasa di punggungnya,
sedang yang lain adalah wanita cantik dengan rambut kuncir kuda. Tak usah
dikatakan lagi jika mereka adalah Ainz dan Narberal.
Pagi itu, keduanya sedang menerima sebuah quest dari guild petualang di E-
Rantel untuk uang dalam jumlah yang belum pernah ada sebelumnya. Client
mereka adalah Marquis Raeven. Di permukaan, kelihatannya Marquis ingin
mempekerjakan para petualang untuk meningkatkan keamanan rumahnya
karena kejadian belakangan ini, yang penyebabnya tidak diketahui.
Ainz tahu jika itu bukan seluruh masalahnya, lalu dia akan mencari tahu lebih
jauh lagi selama berjalannya quest.
Page | 171
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Biasanya, para petualang memiliki peraturan yang tak tertulis untuk menjauhi
masalah negara. Agar tidak mengusir Ainz - atau lebih tepatnya, Momon sang
hitam - mereka telah bersusah payah mempersiapkan quest yang benar untuk
berperan sebagai samaran, dan bertujuan untuk menariknya dengan hadiah yang
sangat mewah.
Apa yang harus dilakukan kalau begitu? Jawabannya mudah, disediakan oleh
para magic caster dari Marquis Raeven.
Meskipun Ainz ditaril oleh hadiah yang belum pernah ada sebelumnya, masih
diragukan jika yang meminta akan mau membayar seseorang yang tidak
melakukan apapun.
Page | 172
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ainz menghela nafas lirih. Dia terdengar seperti sedang berdoa, seperti
seorang pekerja dengan ulasan prestasi yang parah berharap semacam bonus.
Tak perduli bagaimana, dia harus memiliki hadiah ini. Dia sudah memutuskan
bagaimana dia akan menghabiskannya.
Saat pemikiran ini mengalir di kepalanya, Ainz melihat ibukota untuk pertama
kalinya dari langit malam. Dia menyesal tidak bisa menikmati pemandangan itu
dengan santai. Ibukota sedang gelap, dan kelihatannya bukan kota yang sibuk
sama sekali. Meskipun begitu, masih merupakan pengalaman yang
menyenangkan untuk Ainz, yang matanya bisa melihat dengan jelas di dalam
kegelapan.
Melihat dari atas tanpa berkata apapun, mata Ainz melihat pemandangan
yang menarik; sebuah cahaya di kejauhan.
Meskipun tak ada yang terjadi pertama kali, ketika dia melihat api hitam yang
membumbung tinggi, dia menyadari bahwa ini adalah situasi darurat.
Magic caster itu mengikuti arah yang ditunjuk jari Ainz kelihatannya tidak
berpikir banyak. Seorang manusia biasa akan sulit membuat kilauan menembus
langit malam dan dari kejauhan, apalagi menganalisanya.
"Ada apa? Apakah hal semacam ini sering terjadi di dalam ibukota? Atau
apakah ada kembang api untuk menyambutku?"
Magic caster itu tidak tertawa dengan guyonannya. Malahan, ekspresi di wajah
mereka sangat serius.
"Itu adalah salah satu dari delapan lokasi yang seharusnya diserang-"
"Ternyatab begitu. Aku kira kita sudah terlambat, tapi kelihatannya kita masih
akan melakukan beberapa pekerjaan Sepertinya."
Page | 173
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Hentikan. Kelihatannya ada magic caster dengan level tinggi yang hadir. Jika
kalian ditarik ke dalam hal ini, bukankah nyawa kalian bisa melayang?"
Lalu apa yang seharusnya kami lakukan? Ainz melihat ke arah ekspresi
bingung magic caster tersebut dan menoleh ke arah Narberal.
"Nabe, gunakan 'Fly' dan bawa aku mendekat kesana. Dengan isyaratku,
jatuhkan aku ke atas mereka."
"Tentu saja"
Bagi Evileye, yang sedang berada di tepi jurang hidup dan mati, pertanyaan
dari warrior hitam itu kelihatannya sangat menggelikan. Namun dia langsung
merubah pemikirannya. Ketika dia memikirkannya, dua orang itu memang terlihat
mencurigakan. Lagipula, itu adalah konfrontasi antara dua figur bertopeng dan
tidak jauh jika dipikir mereka mungkin terlihat sebagai konspirator yang sedang
bertarung di antara mereka sendiri.
Lalu, berharap dia benar membuka identitas dari warrior hitam itu, Evileye
berteriak.
"Dark Hero! Aku adalah Evileye dari Blue Rose, dan aku memintamu sebagai
sesama petualang dengan peringkat adamantite! Tolong, bantu aku!"
Saat dia membuat permohonan, Evileye menyadari bahwa dia telah membuat
kesalahan.
Itu adalah perbedaan antara dirinya dengan musuh dalam hal kekuatan
tempur. Meskipun dengan bantuan dari Momon si hitam, sesama petualang
dengan peringkat adamantite, apa yang bisa mereka lakukan? Iblis yang
menghadap Evileye itu adalah iblis yang meskipun berharap, dia tidak akan bisa
Page | 174
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika dia menerima permintaan Evileye, dia pasti akan bertanggung jawab
terhadap kematiannya. Apa yang seharusnya dia lakukan adalah bilang
kepadanya untuk kabur, dan jika mungkin, mengambil dan membawa mayat
rekan-rekannya.
Tapi-
"-Aku mengerti"
Saat dia berdiri di depannya, dia salah mengira sebagai dinding yang besar
dan kokoh, yang akan melindungi kota. Sebuah perasaan aman dan lega
menyelimutinya hingga jauh di dalam hatinya.
"Wah, wah, betapa terhormatnya anda sudah mengunjungi kami malam ini.
Bolehkah saya tahu nama anda yang hebat? Yang ini dikenal sebagai jaldabaoth."
Jaldabaoth? Dia mendengar suara terkejut dari pria yang ada dibalik penutup
kepala hitam legam, diikuti dengan gumaman "nama yang aneh".
Dia tidak berpikir itu aneh. Kenyataannya, Evileye tidak tahu apa yang harus
dipikirkan. Dia tahu banyak cerita tentang para iblis dan makhluk-makhluk neraka
lainnya, tapi tidak tahu sama sekali nama ini.
Page | 175
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Jaldabaoth, ya? Aku mengerti. Namaku adalah Momon, dan seperti yang dia
bilang, aku adalah petualang dengan peringkat adamantite."
Jadi itu yang dia lakukan, Evileye berpikir setuju. Untuk menarik musuhnya dan
mempelajarinya, Momon melatih disiplin ketat dan terus mempertahankan
emosinya agar tidak keluar. Jelas sekali mengapa pria yang disebut Momon
dikenal sebagai petualang kelas satu.
Evileye, yang merasa malu dengan begitu mudahnya emosi dirinya telah
mengambil alih, bergerak ke dalam bayangan jubah merah hati dari Momon agar
tidak membuat perhatian keduanya teralihkan dari adu kata.
Page | 176
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Sebuah item yang sangat kuat mampu memanggil kami ke tempat ini sampai
di kota ini. Kami disini untuk mengambilnya, tentu saja."
"Dan bagaimana jika kami berikan kepadamu? Apakah itu bisa menyelesaikan
masalah?"
"Kesimpulan macam apa itu? De- Jaldabaoth, haruskah kita menjadi musuh?"
"Yah, aku mengerti, untuk bagian yang paling banyak. Kalau begitu... kamu
harus dikalahkan disini, ada masalah dengan hal itu?"
Dia melangkah- tidak, itu tidak benar. Momon yang sedang berdiri di depan
Evileye telah hilang. Dia sedang melakukan pertarungan jarak dekat yang sengit
dengan Jaldabaoth.
Pertarungan itu berkembang menjadi sebuah usaha keras yang tidak bisa
dijelaskan oleh Evileye dengan kata-kata.
Page | 177
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Menakjubkan..."
Ada banyak cara untuk membuat pujian, tapi saat ini, Evileye, yang terpana
akan permainan pedang yang berkilauan di depannya, hanya bisa memberikan
satu kata saja. Permainan pedang itu telah lebih hebat dari seluruh ahli-ahli
pedang yang pernah ada di dalam ingatannya. Kelihatannya dia seperti akan
membelah malam dan kejahatan dalam satu sabetan.
Evileye merasa seperti sang putri yang ada di dalam nyanyian para bard
jalanan. Dan dark warrior di depannya terlihat seperti seorang knight yang
datang menyelamatkannya.
Jantung Evileye yang tetap terdiam selama lebih dari 150 tahun kelihatannya
berdebar dengan cepat sekali lagi.
Dengan meletakkan tangannya di dada, dia tentu tahu jika tak ada gerakan
disana. Meskipun begitu, rasanya sudah cukup nyata baginya.
Page | 178
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Kelihatannya hampir tidak bisa dipercaya jika tak ada satupun yang sudah
mati-matian meskipun jangkauan pertarungan sudah sampai disini.
(TL Note : Secara Literal God-kin diartikan keturunan dewa namun yang
dimaksud oleh evileye disini adalah God-kin dari enam dewa yang dipuja oleh
rakyat Slane Theocracy. Dijelaskan dalam paragraf berikutnya.)
Keturunan dari makhluk yang bernama "Player" atau "pemain" adalah orang-
orang yang mungkin bisa membangkitkan kekuatan yang menakjubkan dari
dalam dirinya. Slane Theocracy menyebut orang-orang ini "demigod". Atau, lebih
tepatnya, mereka adalah orang-orang yang memiliki garis darah dari enam dewa
di dalam nadinya. Jika mereka memiliki darah yang lainnya, mereka akan diartikan
lainnya.
Kelihatannya Momon ini dianggap memiliki garis darah dari "Player". Atau
lebih tepat dikatakan jika tak ada manusia yang bisa memiliki kekuatan seperti
itu.
"Wah wah, kelihatannya aku tidak bisa menyembunyikannya dari anda sama
sekali. Anda bilang (jika nama anda adalah) Momon sa----n, ya kan"
"Baiklah, kalau begitu. Aku datang. [Aspect of the Devil : Tentacle Wings]"
Page | 179
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kamu memang kuat. Tidak diragukan lagi jika kamu mungkin memiliki
kekuatan yang melebihi diriku. Meskipun bukan seleraku, izinkan aku
menggunakan metode ini. Karena pertahananmu sendiri sangat hebat, bisakah
hal yang sama berlaku pada makhluk rendahan di belakangmu? Bagaimana kamu
akan menangani itu, kalau begitu? Mungkin kamu seharusnya fokus
mempertahankannya, ya kan?"
Dengan kalimat tersebut, dia mengaktifkan hujan bulu-bulu. Ujung dari bulu-
bulu tersebut setajam silet, mampu memotong urat dan tulang dengan potongan
yang bersih.
Evileye tidak berdaya di hadapan serangan gencar ini. Dia tidak memiliki mana
lebih untuk mengaktifkan 'Crystal Wall'. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu
dan berharap akan keajaiban.
Saat suara logam terdengar, Evileye melihat ke atas, dan melihat perisai kokoh
berdiri di depannya.
Pada Pauldron (Bagian armor yang menutupi bahu) Momon ada bulu yang
tertancap di sana. Karena sudah terbelah saat tengah meluncur kesana, bulu itu
sudah kehilangan kekuatan penusuknya. Malahan lebih terlihat seperti hiasan
pada armor Momon.
Page | 180
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"!"
Jantung Evileye yang tidak bergerak rasanya seperti akan meledak dari
mulutnya. Di dalam pikiran Evileye, cerita bodoh dari bard jalanan yang juga
bodoh terus mengalir di dalam pikirannya, lagi dan lagi. Terutama dimana
seorang knight yang membawa sang putri sambil melakukan pertarungan.
Orang-orang yang waras akan menyadari bahwa membawa beban sambil
bertarung melawan musuh yang kuat tidak lain adalah hal yang sangat bodoh.
Namun-
Para Bard di seluruh dunia, Maafkan aku! Seorang Knight sejati memang
membawa gadis yang tak berdaya ini di lengannya, bertarung sambil
melindunginya. Uwah, apa yang sedang kupikirkan! Malunya!
"Ini adalah..."
Page | 181
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia sangat tahu dia tidak bisa protes, dan jantungnya sudah terbakar oleh
kemarahan karena melihat rekan-rekannya terbunuh. Dia sangat tahu betul ini
bukanlah waktunya untuk kebodohan semacam itu. Meskipun begitu, tidak
mungkin bisa menahan lagi sebuah kegembiraan penuh di dalam hatinya.
Mungkin jika dia memeluknya sendiri, keadaan ini akan lebih muda bagi
Momon. Tapi Evileye tidak percaya diri dia bisa bergantung kepadanya sendiri
jika dia memilih bertarung dengan kecepatan yang bisa membuat leher putus itu
sekali lagi, jadi akhirnya dia diam saja.
"Tidak, aku yakin jika sudah sampai disini saja sekarang. Seperti yang kubilang
sebelumnya, tujuanku bukanlah mengalahkanmu. Sekarang, kami akan merubah
sebagian dari ibukota menjadi sebuah purgatory (tempat penyucian dari dosa).
Ketika kami sudah membuat penebusan, tenang saja karena aku pasti akan
mengirim kalian ke dunia bawah di atas tumpukan kayu api neraka."
"Tidak, tidak, ini tidak baik, Momon-sama, jika kita tidak mengejarnya-"
Saat Jaldabaoth menghilang dari pandangan, Evileye mulai panik, tapi Momon
menggelengkan kepalanya.
Page | 182
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku tidak bisa melakukan itu. Dia sedang mundur untuk bisa melakukan
rencananya. Jika aku mengejarnya, dia akan bertarung dengan kekuatan penuh.
Dan jika dia melakukan itu..."
Jika dia serius, kamu akan terjebak dalam serangan dan mati. Hal semacam itu.
Meskipun jika mereka tetap diam, malahan setan hina itu pasti akan
menggunakan serangan yang akan mengenai Evileye.
Fakta bahwa Momon sedang melindungi Evileye adalah bukti bahwa Evileye
memiliki nilai sebagai sandera.
Evileye membenci dirinya, yang tidak bisa membantu Momon, yang sedang
melindunginya, dan kenyataan bahwa dia bukanlah apa-apa melainkan hanya
beban baginya. Lalu bagaimana dengan kalimat muluk-muluk yang dia ucapkan
kepada Climb.
"Kalau begitu, Nabe. Apa pendapatmu tentang yang harus kita lakukan
selanjutnya?"
Untuk merespon, seorang wanita turun perlahan dari langit. Tim Dark Hero
Momon termasuk seorang magic caster yang dikenal sebagai Putri yang cantik.
Di waktu yang sama, Evileye tertawa dengan kesia-siaan dari julukan itu, tapi
sekarang, setelah orang aslinya berada di depannya, dia sendiri sampai menahan
nafas.
Dia terlalu cantik. Orang asing... dengan muka seperti itu, dia pasti datang dari
selatan. Evileye terus menatapnya, tak mampu berpaling.
Page | 183
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Mungkin, tapi kita seharusnya masih harus mendapatkan izin dari client.
Kelihatannya itu adalah yang lebih penting."
"-Memang benar."
"Untuk itu, saya sarankan untuk melemparkan nyamuk yang terlalu besar itu
ke samping."
"Hm? Ah, maafkan aku, aku khawatir kamu mungkin terkena serangan tadi."
"Terima kasih banyak atas seluruh bantuan anda. Perkenankan saya untuk
memperkenalkan diri. Saya adalah Evileye, kelompok petualang peringkat
adamantite Blue Rose."
"Tidak perlu se formal itu, aku adalah Momon, petualang dengan peringkat
adamantite yang sama sepertimu. Magic Caster disini adalah rekanku, Nabel. jadi
apa yang akan kau lakukan setelah ini? Apakah mereka berdua adalah rekan-
rekanmu? Jika kamu membutuhkan seseorang untuk membawa mereka,
seharusnya tidak ada masalah."
"Saya sangat berterima kasih sekali atas tawaran anda, tapi itu tidak perlu.
Rekan-rekan kami seharusnya akan segera tiba. Mungkin mereka bisa
merapalkan mantra kebangkitan ketika disini."
"Ah... ah, ya. Pimpinan tim kami Lakyus bisa membawa yang mati kembali
hidup."
"Begitukah? Kalau begitu... boleh saya tanya, dari sejauh mana seseorang bisa
merapal mantra kebangkitan?"
Page | 184
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Saya tidak terlalu jelas dengan detilnya, tapi saya dengar Lakyus harus sangat
dekat agar bisa merapalkan mantra kebangkitan. Jadi, atas pertanyaan Momon-
sama, akan tidak mungkin merapalkan mantra dari Empire."
Mantra yang dirapalkan oleh Lakyus adalah magic tingkat 5 'Raise Dead'.
Membangkitkan akan menguras life force dalam jumlah yang luar biasa. Tanpa
terkecuali, para petualang dengan peringkat besi dan di bawahnya akan menjadi
debu jika mantra itu digunakan kepada mereka. Para petualang dengan peringkat
adamantite bisa dibangkitkan tanpa masalah, tapi proses membangkitkan akan
mengurasi energi kehidupan dalam jumlah yang sangat banyak dari mereka
sehingga mereka tidak akan bisa bergerak, dan mengembalikan energi
kehidupan ini akan membutuhkan waktu yang lama.
Jika Jaldabaoth benar, bukan hanya mereka akan dalam bahaya, tapi kekuatan
tempur mereka juga akan dicabut dalam jumlah yang besar.
...tidak, dalam kondisi seperti ini, tak ada yang bisa melawan Jaldabaoth selain
pria hebat di depanku ini. Membangkitkan mereka berdua tidak akan banyak
Page | 185
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
merubah keadaan. Akan lebih bijaksana bagi mereka untuk fokus pada
pemulihan setelah mereka dibangkitkan.
"Ternyata begitu... aku rasa aku sudah punya gambaran umumnya sekarang.
Jika mungkin, aku ingin bertemu dengan Lady Lakyus. Apakah bisa aku
menunggu disini dengamu?"
Dibalik topengnya, wajah Evileye sudah mulai memerah karena malu, dan dia
lega bahwa jubah juga telah menutupi ujung telinganya yang juga mulai merah.
"Aku... Aku berharap bisa bertanya tentang magic kebangkitan, dan juga ingin
bertemu dengan pemimpin dari Blue Rose, yang merupakan sesama petualang
dengan peringkat yang sama dengan diriku, dan yang merupakan senior bagiku.
Selain itu, Jaldabaoth mungkin saja pergi, tapi tidak ada jaminan jika dia tidak
akan kembali. Bukankah itu tidak menyenangkan?"
"Ti-Tidak, bukan seperti itu... ah, maaf sudah berteriak kepada anda."
"Kalau begitu, sambil menunggu, apakah keberatan jika saya tanya tentang
apa yang terjadi sebelumnya?"
Page | 186
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Sebelum itu, saya harus merawat tubuh rekan-rekan saya. Saya tidak bisa
meninggalkan mereka begitu saja disini. Tidak ada masalah memindahkan
mereka, ya kan?"
Tentu saja tidak ada masalah. Dengan begitu, Evileye pergi ke jasad tersebut.
Evileye mengira mereka akan terbakar hingga tidak bisa dikenali lagi, tapi
kelihatannya api iblis itu hanya membakar jiwa daripada badan. Mayat-mayat itu
bersih. Setelah menutup mata mereka dan melipatkan lengan-lengan mereka ke
atas dada, Evileye mengambil sebuah 'Shroud of Sleep' dari bawaannya, dan
mulai membungkuks Tia dengan itu.
"Apa ini?"
"Ini adalah item magic yang bisa menghentikan pembusukan dan kekakuan
dari tubuh ketika sudah dibungkus olehnya. Sangat berguna bagi mereka yang
menggunakan mantra pembangkit."
Sambil berkata seperti ini, Momon menyadari saat Evileye membalasnya dia
sedang berusaha untuk membungkus tubuh besar Gagaran, jadi Momon
memutuskan untuk membantunya dengan mengangkat tubuh Gagaran dengan
tenaga lengannya yang luar biasa. Ketika mayat-mayat itu sudah dibungkus,
Evileye menutup telapak tangannya dan memasang wajah serius, berdoa untuk
jiwa-jiwa dari yang telah tiada dan agar Lakyus bisa membangkitkan mereka.
Saat dia berbicara tentang bagaimana dia hampir menghabisi maid serangga,
sebuah perubahan muncul pada Momon dan Nabe, yang sedang mendengarkan
ceritanya dengan diam hingga sekarang.
Page | 187
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Kalimatnya memang netral, tapi kemarahan dibalik kalimat itu tidak salah lagi.
Evileye merasa waspada. Mengapa Momon marah jika maid dari Jaldabaoth
terbunuh? Tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan ceritanya.
Kemarahan itu hilang, dan Evileye penasaran apakah Momon marah sejak
awal. Tapi, Mata keras Nabe yang sedang terdiam masih dipenuhi dengan
kemarahan yang mendidih. Sulit dibedakan jika dia memang membenci semua
orang dengan cara itu.
Momon terbatuk, dan bertanya, "Kalau begitu.... Jika kalian tidak mencoba
membunuh maid serangga, apakah Jaldabaoth akan menyerang kalian?"
Adalah hal yang biasa bagi para petualang untuk menghindari pertarungan
yang tidak perlu. Jika sebuah kelompok petualang dengan level tinggi tidak tahu
hal ini, akan membuat malu nama dari petualang dengan peringtkat adamantite,
dan bahkan Momon sendiri. Itu seharusnya alasan mengapa dia marah. Meskipun
begitu, Evileye tidak sepenuhnya setuju dengan alasan itu.
Itu adalah satu hal yang tidak bisa dia kompromikan. Maid itu lebih kuat
daripada Gagaran dan Tia. Mengetahui hal ini, mereka masih melawan - pasti ada
Page | 188
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
alasan tentang hal itu. Dia percaya jika rekan-rekannya memiliki alasan yang
bagus atas apa yang mereka lakukan.
Evileye yang bertahan dan Momon yang terdiam saling menatap, seakan
menembus melewati topeng Evileye dan penutup kepala Momon. Meskipun tak
ada yang bisa melihat wajah satu sama lain, Evileye yakin bahwa dia sedang
menatap mata Momon.
"Mmm. Ah, ternyata begitu. Kamu memang benar. Aku minta maaf."
"Ah! Tolong, angkat kepala anda! Orang yang mengagumkan seperti anda
seharusnya.. Ueeeeee?"
Saat Evileye baru menyadari apa yang telah dia ucapkan, Evileye
mengeluarkan ucapan kaget yang menyedihkan.
Aaaaa! Mau bagaimana lagi, dia terlalu keren! Apakah salah bagiku untuk
merasa seperti seorang gadis lagi, hanya sekali dalam ratusan tahun? Lagipula,
dia adalah warrior hebat yang lebih kuat dariku...
Cara Evileye yang sedang memandang Momon seperti seorang gadis yang
sedang jatuh cinta, jika Momon merasa malu dan berkata demikian, itu artinya
dia masih punya peluang. Jika tidak, peluangnya kecil sekali.
Tubuh Evileye sudah berhenti berkembang di usia dua belas tahun. Oleh
karena itu, dia tidak memiliki bagian-bagian yang ingin dilihat oleh para pria.
Apakah itu untuk menarik api hasrat dari orang lain, atau memuaskan hasrat itu,
Page | 189
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
akan sulit baginya. Tentu saja, sebagian pria tertentu memang akan sangat
tertarik kepadanya, tapi mereka adalah minoritas. Dengan wanita cantik seperti
Nabe yang ada di dekatnya, peluang Evileye kelihatannya bahkan lebih kecil.
Dia tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan pertama kalinya, tapi ketika
dia teringat bagaimana dia berteriak baru saja, akhirnya dia memahami. Dua
orang itu telah mengambil teriakannya sebagai peringatan.
"...mungkin anda salah sangka? Tidak ada apapun disana," Momon berkata
demikian saat dia memeriksa langit sekitar.
"Ah, tidak usah dipikirkan. Memang lebih baik salah daripada disergap."
Sikap lemah lembutnya membuat Evileye tidak bisa berkata apapun. Saat itu,
ujung matanya menyala. Warnanya bukanlah putih murni dari magic, tapi sebuah
warna merah jahat, warna dari api yang bergemuruh.
Saat Nabe berkata ini, dua orang itu berputar untuk melihat ke arah sinar
merah yang memancar. Mata Evileye terbuka lebar, karena dia tahu apa yang
menyebabkan api itu.
"Apa? Itu..."
Api Merah itu memuntahkan lidah api ke langit, seakan bertujuan untuk
membakar langit. Dengan tinggi sekitar tiga puluh meter, dan dia sulit
Page | 190
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dinding api itu bergoyan seperti sebuah tudung, dan mengitari kota seperti
ikat pinggang.
Evileye, yang terkejut tak bisa berkata apapun karena pemandangan itu,
mendengar suara pria yang lembut di telinganya.
"Api Gehenna?"
"Itu, itu, itu, apa itu? Momon, apakah anda tahu apakah dinding api yang
besar itu?"
"Eh? Ah.. tidak, bukan, aku masih belum terlalu yakin akan hal itu. Bisakah aku
memberitahumu nanti setelah aku memastikan secara rinci?"
Itu adalah hal yang sangat dasar, jelas sekali sehingga Evileye merasa malu
karena sudah meminta dari awalnya. Matanya yang berputar-putar terpaku pada
wanita yang dikenal sebagai Putri Cantik.
Page | 191
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Evileye mungkin salah, tapi sekali lagi, mungkin saja tidak, Adalah hal yang
alami bagi seorang wanita untuk merasa unggul dari seluruh wanita lain ketika
seorang pria hebat memberikan perhatian khusus padanya.
Evileye tidak mampu menahan perasaan aneh yang mendidih di dalam dirinya.
Itu adalah sebuah kemarahan yang membuat dirinya jijik; api cemburu.
Dia bukan hanya kuat, dia juga tahu hal-hal yang bahkan tidak kuketahui.....
Aku takkan pernah bisa bertemu seorang pria seperti dia lagi.
Bodoh sekali ingin dilindungi karena kamu lemah. Malahan, yang perlu kamu
lakukan adalah menjadi kuat, dan kamu takkan pernah memerlukan siapapun
untuk melindungimu. Begitulah cara yang seharusnya.
Tapi jika dia membiarkan seorang pria seperti ini pergi, akankah dia bertemu
orang lain yang bisa benar-benar memuaskannya seperti yang bisa dia lakukan?
Evileye tidak akan bertambah tua, tapi Momon pasti akan bertambah tua dan
mati sebelum dia. Dan tak perduli sekeras apapun dia mencoba, Evileye takkan
penah bisa memberikan anak untuk Momon. Beberapa dekade kemudian, dia
pasti akan sendirian lagi. Tetap saja, Evileye berpikir adalah hal yang bagus untuk
hidup sebagai seorang wanita sekali dalam seumur hidupnya.
Wanita lain bisa memiliki anak. Yang paling penting adalah cinta. Aku tidak
membencinya jika dia memiliki simpanan satu atau dua.
Page | 192
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kalau begitu, tolong tunggu disini sebentar. Aku minta maaf karena...
Evileye?"
"Hm? Ahh, aku minta maaf. Aku sedang berpikir sendiri, hal-hal yang harus
didiskusikan dengan rekanku. Aku akan menunggu disini kalau begitu."
Sebenarnya, Evileye tidak ingin berpisah dari Momon. Tapi dia juga tidak ingin
berdekatan terus dengan wanita yang dia akui bahwa dirinya sudah sepenuhnya
kalah dari wanita itu.
Tak ada yang menginginkan wanita yang terlalu nempel. Para pria adalah
makhluk yang semakin ingin kabur jika dia semakin diikat.
Dia teringat dengan percakapan ringan dari kedai minuman. Saat itu, dia
menertawakannya, karena dia pikir itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Saya sekali. Bahkan hal-hal remeh seperti itu ada gunanya. Seharusnya aku
lebih mendengarkan dengan detil... Tapi apakah sudah terlambat jika mulai dari
sekarang? Apakah aku memiliki waktu untuk belajar bagaimana caranya menjadi
seorang wanita?
Saat Evileye melihat bentuk tubuh dua orang petualang itu yang mulai
menghilang, Kepala Evileye mulai dipenuhi dengan pemikiran liar.
Dia tahu sekarang bukan waktunya berfantasi seperti itu, tapi hanya tahu
sangat sedikit sekali apa yang sedang terjadi, jangankan maju, akhirnya dia tidak
melakukan apapun. Meskipun begitu, Evileye akan pergi ke dalam pertarungan
yang mungkin akan membuatnya binasa. Di dalam peristiwa seperti itu, dia lebih
baik menghela nafas dan mempertimbangkan hal lain dengan sungguh-sungguh
agar bisa mencegahnya terus memikirkan dia.
Dia tidak tahu guna dari tubuhnya, jika dia tidak bisa memiliki anak, tapi itu
adalah sebuah jalan besar yang masih layak untuk dipikirkan.
Page | 193
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ainz mengaktifkan sebuah item cash yang memiliki kekuatan mencegah orang
menguping pembicaraan, tapi rasanya sia-sia karena itu hanyalah item sekali
pakai. Namun, dia tidak ada pilihan lain.
"Kalau begitu, Nabe, kurasa aku sudah bisa melihat rencana Demiurge untuk
sebagian besarnya. Namun, semakin rumit sebuah mesin, semakin mudah rusak.
Hal yang sama berlaku dengan perencanaan. Kita harus menghindari bersikap
seperti sudah menang dan tidak memastikan kenyataan hanya karena kita sudah
unggul. Apakah kamu mengerti?"
"Ternyata begitu....Seperti yang saya duga dari Tuan dan Pemimpin kami,
wujud yang tak ada bandingannya."
Pujian Narberal datang dari lubuk hatinya, dan Ainz mengakuinya dengan
anggukan kepala bak raja. Seakan dia sudah berkata bahwa semunya sudah
menurut rencana.
Page | 194
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia merasa seperti sedang tenggelam dalam danau yang tidak ada, keringat
dingin terbentuk.
Dia bahkan tidak bisa menggenggam makna dibalik rencana Demiurge. Ainz
hanya pergi ke medan tempur dengan gagasan bodoh untuk memamerkan skill
tempurnya dalam gaya yang paling mencolok di ibukota.
Setelah itu dia berpikir dia hanya akan melawan Eight Finger menurut yang
diperintahkannya, namun dia lalu tahu jika dia akan melakukan pertempuran
dengan para petualang dengan peringkat adamantite. Karena dia tidak tahu apa
yang sedang terjadi sama sekali. Ainz hampir menyerah dengan pemikiran ini.
Berbicara tanpa memikirkan kondisi sekarang ini akan terdengar aneh. Ainz
tahu jika sangat berbahaya untuk berpura-pura mengerti ketika sebenarnya dia
tidak tahu apapun. Mungkin akan lebih bijak untuk mengeluarkan
ketidaktahuannya, tapi dalam kondisi seperti sekarang, itu adalah nasehat yang
buruk. Seorang Supreme Being yang layak memiliki loyalitas harus menunjukkan
jumlah prediksi yang tepat.
Jika seorang atasan - terutama salah satu dari seorang dengan level CEO -
terbukti dirinya tidak kompeten, bawahannya akan kehilangan kepercayaan pada
dirinya.
Oleh karena itu, dia harus mati-matian memeras sel otaknya yang sebenarnya
tidak ada untuk mengeluarkan peribahasa yang baru saja dia katakan.
Mungkin Narberal terlalu jujur, atau kalimat yang Ainz ucapkan memang tidak
sengaja memiliki arti. Mata Narberal dipenuhi dengan rasa hormat. Dengan
begitu, Ainz membuat sebuah permintaan dengan dalih memerintahkan
Narberal.
Page | 195
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Bagaimana mungkin? Tidak ada hal semacam itu. Mungkin ada alasan lain dia
melihat anda sedekat itu."
Ainz melihat kepada Narberal sambil menoba untuk membuatnya jelas bahwa
dia sedang mengamatinya.
"Pasti ada alasannya. Aku bisa mengerti bagaimana wanita itu berpikir secara
kasarnya. Aku yakin mengeluarkan kemarahanku karena kita sedang
mendiskusikan Entoma adalah kesalahan yang fatal. Mungkin aku seharusnya
membunuh dia sejak tadi?"
Mungkin aku sudah dewasa, dan telah belajar untuk mengendalikan diriku
sendiri.
Page | 196
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika bukan karena cuci otak yang dialami oleh Shalltear, mungkin saja dia akan
mengabaikan keuntungan potensial yang bisa diperoleh Nazarick dan
membunuh Evileye. Great Tomb of Nazarick dan para NPC yang dibuat oleh
mantan rekan-rekannya adalah hal yang sangat berharga yang sangat ingin
dilindungi oleh Ainz. Dia tidak akan memaafkan segala percobaan yang bisa
melukai mereka, tapi dia juga harus mempertimbangkan apa yang paling penting
dan pilihan yang mana yang harus dibuat untuk mendapatkannya. Itu adalah
kedewasaan.
Jika begini, tidak diragukan lagi dia akan mampu menjadi penguasa senjati
dari Great Tomb of Nazarick. Atau lebih tepatnya, dia berharap untuk bisa meraih
tingkat itu.
Ainz memberi isyarat melambaikan tangan kepada Narberal yang juga untuk
menyembunyikan rasa malunya. Lalu, dalam suara yang kaku, dia mengeluarkan
perintah.
"Ayo Narberal. Pergi dan temukan semua detil dari rencana ini, lalu katakan
padaku semuanya. Dan juga, bilang kepada Albedo jika ini terus memanjang, kita
akan bergabung untuk membersihkan kekacauan Jaldabaoth."
Page | 197
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Di dalam hatinya, Ainz gembira. Dia tidak perlu berbohong kepada Narberal.
Keadaan Ainz saat ini sebagai Warrior sempurna adalah bahwa dia tidak bisa
menggunakan magic. Oleh karena itu, menggunakan Narberal untuk
menyalurkan pesan dari Demiurge adalah hal yang logis. Tapi ada alasan lain,
satu alasan yang tidak bisa dia katakan dengan keras-keras.
Agar lebih baik lagi dalam hal pura-pura jika dia sudah mengetahui seluruh
rencana Demiurge, dan tidak membiarkan Albedo atau Demiurge mencurigai
apapun, dia harus meminimalkan kontak dengan mereka.
Jika dia mengutus Narberal untuk melakukannya, itu akan seperti sedang
bermain permainan telefon, dan beberapa informasi mungkin saja akan
melenceng. Namun, dia lebih memilih resiko itu daripada memilih resiko merusak
imejnya sebagai Supreme Ruler dari Great Underground Tomb of Nazarick.
"Yang benar saja, masa sekarang... bagus juga jika kita bisa entah bagaimana
melewati ini. Ngomong-ngomong, aku penasaran dengan wajah anak dari orang
yang memiliki kekuatan seperti itu di balik topeng tersebut..."
Part 2
Meskipun ini adalah tengah malam, sebuah sudut di ibukota kerajaan terlihat
terang karena banyaknya obor seakan-akan saat ini adalah tengah hari. Sebuah
ruangan yang terlihat penuh sesak terdapat banyak pria dan wanita. Mereka
semua berpakaian siap tempur, tapi tak ada tema yang sama dari mereka.
Page | 198
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
mythrill, bahkan para petualang dengan peringkat rendah seperti besi dan
tembaga juga hadir untuk ini.
Semakin banyak para petualang senior yang sudah menyadari jika alasan
orang luar seperti mereka telah diberi izin ke dalam istana adalah untuk
menangani masalah yang sedang melanda ibukota. Beberapa petualang ini sudah
mulai menebak siapa yang mempekerjakan mereka ketika melihat pemuda di
dalam balutan armor putih yang menarik perhatian di sudut ruangan. Bahkan
sedikit dari para petualang itu yang sudah tahu identitas sebenarnya dari pria
yang memakai katana dan berdiri di samping pemuda tersebut.
Pintu besar ke ruangan ini tiba-tiba terbuka, dan yang muncul adalah
sekelompok wanita, yang membuat kegaduhan.
Saat kelompok di depan para petualang yang sedang berkumpul itu berdiri,
pemuda dengan balutan armor putih membuka gulungan yang ada di
tangannya, dan menempelkan gulungan itu ke dinding di belakangnya.
Yang pertama berbicara adalah seorang wanita yang berusia sekitar empat
puluh tahunan, seorang mantan anggota kelompok petualang dengan peringkat
mythrill yang matanya masih dipenuhi semangat.
"Para hadirin, sebagai permulaan, saya ingin berterima kasih kepada kalian
karena bisa hadir di dalam pertemuan darurat ini."
Page | 199
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Setelah ruangan itu agak hening, dia melanjutkan menyapa para petualang
dengan ekspresi sungguh-sungguh di wajahnya.
Setiap mata terarah ke anggota Blue Rose, tapi mereka tetap terdiam.
Lagipula, mata-mata itu tidak bisa berbicara layaknya mulut.
Sang putri perlahan maju, dikelilingi oleh anggota dari Blue Rose dan Gazef
Stronoff.
"Saya adalah Renner Theiere Chardelon ryle Vaiself, dan saya sangat bersyukur
karena semua yang ada disini bisa merespon pengumuman panggilan luar biasa
malam ini."
"Biasanya, saya akan membuat pujian yang layak pada kalian semua, namun
saat ini waktu adalah hal yang terpenting, mari kita langsung menuju titik
masalahnya. Malam ini, sebagian dari ibukota-"
Disini sang putri mengangkat jarinya ke sebuah bagian dari peta - sudut timur
laut - dan menggambar sebuah lingkaran di sekitarnya.
Page | 200
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
mengelilingi istana membuat mereka tidak bisa melihat dinding api secara
langsung, tapi cahaya yang memancar dari api tersebut menodai langit dengan
warna merah, sehingga mereka bisa melihatnya.
"Api ini semacam sebuah ilusi, karena menyentuhnya tidak membuat luka.
Menurut mereka yang sudah melakukan kontak dengan api itu, api tersebut tidak
memiliki panas, atau menghalangi gerakan. Bergerak menembus dinding api
tersebut seharusnya bukan masalah pula."
Saat ini, para petualang dengan peringkat yang lebih rendah bernafas lega.
"Pelaku kejahatan dari insiden ini dikenal sebagai Jaldabaoth, seorang demon
yang kuat. Blue Rose sudah memastikan jika ada banyak demon dengan
peringkat rendah di sisi lain dari dinding api tersebut. Mereka kelihatannya
bergerak seluruh atas perintah dari atasan mereka."
"...Serang kepalanya maka tubuhnya akan mati... bukankah itu artinya yang
harus kita lakukan hanyalah mengalahkan Jaldabaoth?"
"Itu mungkin adalah kesimpulan yang paling sederhana, tapi pada dasarnya,
itu memang benar. Namun, apa yang ingin aku minta kepada kalian semua
adalah mengalahkan tujuan dari iblis ini. Kita memiliki informasi yang
memberitahukan bahwa dia disini untuk mengambil item magic tertentu yang
sampai di ibukota ini."
Page | 201
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kalau begitu bukankah ada kemungkinan besar jika informasi ini bisa saja
salah?"
"Pastinya, itu adalah kemungkinan yang tidak bisa disangkal. Namun, aku
yakin itu benar. Musuh tidak membuat gerakan apapun sejak mereka memasang
dinding api itu. Yang lebih penting lagi, jika apa yang dikatakan oleh Jaldabaoth
adalah benar, maka tidak melakukan apapun akan berarti bahwa yang hanya bisa
kita lakukan adalah melihat skenario terburuk yang terjadi di depan mata kita.
Oleh karena itu, kita harus membuat inisiatif."
"Seberapa kuat Jaldabaoth yang kalian sebutkan? Aku tidak pernah ingat atau
membaca tentangnya. Akan sangat berguna bagi kita jika kalian bisa
memberitahu level kesulitannya."
"Rekanku Evileye adalah salah satu yang sangat familiar dengan kekuatan
Jaldabaoth, tapi kami masih belum menerima secara detilnya. Kami akan
mengupdate informasi ini pada kalian nanti."
"Aku akan bericara tentang apa yang aku ketahui sebagai perwakilan
kelompokku. Rekan-rekanku menghadapi maid serangga - dipercaya sebagai
salah satu pengikut Jaldabaoth - dan mengalahkannya, hanya saja Jaldabaoth
muncul dan masuk ke dalam pertarungan kami..."
Page | 202
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ketiadaan dari Gagara sang warrior dan Tia sang rogue sudah diketahui oleh
para petualang yang hadir. Lakyus melihat ke sekeliling kepada para petualang di
ruangan itu.
"Jangan takut!"
"Memang benar, Jaldabaoth sangat kuat. Aku bisa meyakinkan hal ini,
menghadapinya sendiri tanpa adanya hasil apapun kecuali hanya kekalahan. Itu
adalah monster yang tidak bisa dikalahkan oleh manusia biasa. Bahkan jika setiap
orang disini berkumpul melawannya, kita hanya akan dikalahkan sebagai satu
kelompok. Tapi tidak usah khawatir. Ada seorang pria yang bisa bertarung
dengan setara melawan Jaldabaoth!"
"Para hadirin, aku yakin kalian tahu pria ini. Dari tim petualang dengan
peringkat adamantite yang baru saja dibentuk di kota E-Rantel di dalam
kerajaan- memang benar, itulah dia-"
Seseorang yang diselimuti oleh armor full plate berwarna hitam sekelam
malam dan menggunakan penutup kepala yang dia tolak lepaskan meskipun
berada di dalam ruangan, sedangkan yang lainnya adalah wanita cantik dengan
Page | 203
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
kelas dunia. Dua orang itu langsung menjadi pusat perhatian semuanya. Seruan
takjub dan penasaran memenuhi ruangan itu saat mereka menyadari selebriti
yang ada di tengah-tengah mereka.
"Yah, sayang sekali. Kalau begitu, kita segera saja, sesuai saran dari Momon-
sama. Evileye, bolehkan aku melanjutkan pengarahannya?"
"Seperti yang Evileye katakan, kita memiliki seorang warrior yang bisa
melawan Jaldabaoth. Semuanya, tengahlah karena kita tidak akan mengambil
pertarungan yang tidak bisa kita menangkan. Kalau begitu, saya akan
menjelaskan detil operasi ini."
"Sebuah perisai tidak akan bisa membantu kita menang. Pada awalnya, aku
berharap untuk membentuk para petualang menjadi garis pertempuran, diikuti
dari dekat oleh sebuah garis para penjaga. Di belakang mereka adalah garis
pendukung dari priest dan magic caster. Dengan cara seperti ini, kita akan maju
Page | 204
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
ke dalam benteng musuh. Pada titik ini, jika musuh tidak menghadapi kita, maka
kita akan membuat para petualang untuk maju ke markas musuh dan menekan
area tersebut. Jika kita diserang, pertama kita akan memutuskan jika kita bisa
mementalkan serangan. Jika mungkin, kita akan maju. Jika tidak, maka saya akan
meminta para penjaga untuk menahan musuh selama mungkin. Jika para
petualang harus mundur, maka mereka harus menuju kemari."
"Kalian akan disembuhkan disini, dan dari sini kita akan melihat serangan lain
yang akan dilancarkan."
"Tunggu dulu! Apakah ini artinya... para penjaga yang akan bertarung
menggantiakn kami?"
"Satu hal lagi, ada celah fatal di dalam rencana ini. Ketika mundur, formasi
kami akan melebar, dan kekuatan bertahan kami akan melemah sebagai hasilnya.
Bagaimana jika para demon itu menyerang ibukota saat ini? Bahkan seorang
demon dengan peringkat rendah jauh lebih kuat dari manusia rata-rata.
Bukankah akan banyak pengorbanan yang tidak perlu? Malahan, mengapa kita
tidak menggunakan 'Fly' untuk menusuk formasi musuh dalam satu gerakan?"
"Saya sudah mempertimbangkan metode ini juga, tapi bukankah tidak salah
jika kita menganggap banyak demon yang bisa terbang diantara mereka?"
Para petualang mengingat cerita akan demon-demon yang bisa terbang lalu
mengangguk kepada Renner. Bahkan demon dengan level rendahan memiliki
sayap, dan banyak yang bisa terbang.
"Pengaplikasian 'fly' biasanya hanya untuk menarik mata musuh kepada diri.
Saya telah mempertimbangkan untuk mulai dari titik yang tinggi, lalu tiba-tiba
Page | 205
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Para hadirin, kalian akan menjadi busur dari kerajaan kita, ditarik lalu
dilepaskan, untuk menusuk musuh kita jauh ke jantungnya. Saat para petualang
akan menyebar, begitu juga dengan musuh yang mengikuti kita. Ini juga berarti
pertahanan musuh akan melemah. Diantara formasi tertutup atau longgar, aku
yakin akan lebih mudah untuk menembus formasi yang longgar. Tujung
membentuk kalian menjadi sebuah baris seperti ini adalah untuk memancing
musuh melemah sendiri. Dan akhirnya bertindak sebagai anak panah adalah
Momon-sama disini. Ketika dia melihat garis musuh membuka, dia akan
membuat serangan dengan ketinggian rendah untuk menembus mereka."
"Saat ini, mereka sedang melakuakn sebuah tugas di dalam Republic. Kita
sudah menggunakan 'Message' untuk memberitahukan situasinya kepada
mereka, tapi kembali akan memakan waktu setidaknya setengah hari. Saat itu,
akan terlambat. Jadi kali ini, kita tidak akan menghitung kekuatan mereka ke
dalam rencana kita."
"Lalu bagaimana dengan Blue Rose? Apakah mereka akan pergi dengan
Momon-san?"
Page | 206
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...Aku akan menemani Momon-sama... Momon-san saat dia mulai masuk, jadi
aku harus terfokus untuk mengembalikan mana milikku hingga sekarang."
"Kalau begitu aku bertanya lagi. Aku ingin bertanya kepada Kapten Prajurit
sesuatu. Bagaimana dengan pasukan rumahan dari para bangsawan dan para
prajurit? Blue Rose sudah kehilangan dua anggota? Anda seharusnya masuk
menggantikan mereka. Tidak bisakah anda memimpin pasukan itu ke medan
tempur, dan membiarkan Blue Rose menangani tugas membersihkan jalan untuk
Momon-san?"
"Jadi anda bilang jika Gazef Stronoff yang hebat tidak berani menginjakkan
kakinya di medan pertempuran?"
Page | 207
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
sudah mengambil pria terkuat di Kingdom itu sebagai bodyguard mereka. Lalu
apa?
"Semuanya, aku mengerti kalian tidak senang dengan pengaturan ini. Tapi
sebelum itu, Aku ingin memberikan satu nasehat. Yang membayar kalian untuk
bisa berkumpul di sini bukanlah keluarga kerajaan, tapi putri Renner sendiri, dari
keuangannya sendiri. Yang membawa Momon-san kemari adalah Marquis
Raeven. Dia tidak disini malam ini karena dia sedang berjaga terhadap demon
apapun yang mungkin saja tersebar dari ibukota. Memang benar, aku juga tidak
senang dengan para bangsawan dan keluarga kerajaan seperti kalian, tapi aku
ingin kalian mempertimbangkan jika tidak semuanya memiliki potongan baju
yang sama."
"...dan satu hal lagi. Sebelum kita meluncurkan anak panah, kita harus
melakukan satu tugas lagi. Climb!"
"Ya, Putri!"
Suara Climb yang enerjik menark perhatian semuanya kepada bocah yang
terbalut armor putih.
"Meskipun ini adalah tugas yang berbahaya, aku masih harus menugaskannya
kepadamu. Ketika kita masuk ke pertahanan musuh, mungkin saja ada yang
selamat. Tolong selamatkan mereka."
Bisikan lirih terdengar dari arah para petualang. "Tidak mungkin", "Itu terlalu
berlebihan", semacam itu. Masuk ke dalam jantung formasi musuh dan mencari
yang selamat tidak jauh berbeda dengan bunuh diri secara tidak langsung. Dan
mengantarkan penduduk yang tak berdaya kembali melewati zona perang
sejatinya tidak mungkin.
Page | 208
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"..Putri, Climb hanya satu orang, dan mungkin saja ada resikonya. Maukah
anda memperbolehkan saya menemani dia?"
Nama itu mengangkat keributan lagi dari para petualang. Nama dari Brain
Unglaus adalah nama yang takkan pernah dilupakan oleh mereka yang
menghargai kekuatan.
"Kalau begitu saya mengandalkan anda. Bolehkan sekarang aku minta semua
pemimpin kelompok untuk maju ke depan?"
Saat dia melihat para petualang yang memimpin di dalam ruangan, Ainz
sedang melakukan sebuah pekerjaan sendiri.
Barisan mereka mengikuti corak yang mirip saat mereka mengumumkan nama
kelompok mereka, mengagumi equipment Ainz, berharap bertemu dengannya
lagi dan berbagi cerita tentang petualangan mereka. Mirip dengan seseorang
yang mungkin sedang bertukar kartu nama saat bekerja, jika kartu nama memiliki
bentuk fisik, perkenalan secara verbal akan lebih menggantung pada ingatan.
Ingatan yang bagus adalah sebuah skill yang penting bagi seorang pemimpin.
Ainz membiarkan pikirannya berkelana saat dia menyambut setiap orang yang
dia temui di dalam ingatannya.
Page | 209
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Hal yang terpenting adalah untuk mengingat nama kelompok dan apa
peringkat mereka. Dan tentu saja, dia hanya akan memperhatikan para petualang
yang memiliki peringkat yang lebih tinggi. Para petualang dengan peringkat besi
dan tembaga juga datang menyapanya, tapi mereka hidup di dunia yang
berbeda, dan melupakan mereka bukanlah sebuah masalah. Itu adalah
bagaimana seorang pimpinan departemen tidak akan repot-repot mengingat
pegawai biasa dari perusahaan kecil yang dia kunjungi.
Meskipun begitu, Momon tidak membuatnya jelas sekali jika dia menganggap
remeh mereka. Dia menyambut jabatan tangan seluruh orang yang datang,
memberikan mereka tepukan menenangkan di bahu, tertawa dengan candaan
mereka yang bodoh, dan membalas pujian yang dia terima.
Yah, kelihatannya memang tidak ada larangan atau stigma apapun yang
berhubungan dengan mewarnai rambutmu...
Ketika Ainz hidup sebagai seorang pegawai biasa, rambut pink akan dianggap
aneh, tapi di dunia ini, bahkan anak-anak bisa mewarnai rambut mereka.
Page | 210
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia memaksa dirinya untuk meninggalkan topik tentang rambut, dan malahan
melihat ke arah barisan para petualang di depannya. Itu mengingatkannya
dengan insting antri dari orang Jepang. Lalu, dia memindahkan fokus dirinya
kepada Narberal yang sedang berdiri di depannya.
Lagipula, mereka semua adalah susunan sosial dari manusia. Memang wajar
jika ada kemiripan diantaranya.
Saat tangan Ainz mulai nyeri karena berjabat tangan jika dia masih menjadi
manusia, aliran para petualang yang mendekat mulai menurun. Melihat ada
kesempatan, Evileye mendekat, memotong di depan orang yang akan menjabat
tangan Ainz. Mereka tidak bisa protes. Para petualagn telah membuat perkenalan
mereka dengan urutan peringkatnya, dari yang paling tinggi hingga yang
terendah. Menjadi yang terakhir dari barisan, yang tersisa adalah para pemula,
dan mereka pasti tidak bisa berkata apapun melawan Evileye yang memiliki
peringkat adamantite.
Ainz menatapnya melewati celah dari penutup kepalanya yang tertutup, dan
lalu dia melihat Gazef dari sudut pandangannya. Jika dia masih ada disana, hanya
ada satu hal.
"Nabe, gantikan aku dan temui mereka. Aku akan segera kembali setelah aku
selesai disini."
Page | 211
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ainz berpaling dari Evileye lalu melanjutkan berbicara dengan para petualang
yang datang melihatnya.
Jika Ainz sedang berbicara kepada pimpinan perusahaan kecil lalu dipanggil
oleh pimpinan dari perusahaan internasional, dia sewajarnya akan pergi ke bos
perusahaan internasional itu. Itu bukan memfavoritkan atau diskriminasi, namun
lebih kepada, hal yang wajar. Jika dia tetap pada pendiriannya dan mengabaikan
panggilan, dia pasti akan terlihat sebagai pimpinan yang egois yang tidak bisa
melihat gambaran besar. Sebagai seorang pegawai biasa, suatu ketika kamu
harus meminggirkan pemikiranmu sendiri dan bertindak untuk keuntungan yang
lebih besar dari perusahaan.
Aku tidak boleh bicara dengan Gazef. Meskipun hanya sesaat, dan meskipun
sudah dua bulan jadi seharusnya dia tidak ingat.. jika dia ingat, aku akan
terperangkap. Tapi tak ada jalan keluarnya. Meskipun aku merasa tidak enak,
seharusnya mungkin aku biarkan Nabe saja melakukannya, lalu merendahkan
suaraku sedikit sebelum bicara dengannya.
...Aku sudah berbicara agak lama, jadi jika dia tidak mendengarnya sekarang
mungkin saja dia tidak akan pernah. Tapi tetap saja, aku sebaiknya berhati-hati.
"Mengerti."
Memalingkan matanya dari Nabe, yang sedang berjalan menuju sang putri,
Ainz melepaskan penutup kepalanya pula. Dia merasa mata di seluruh ruangan
itu terpaku padanya. Dia memutarkan lehernya seperti orang capek, lalu kembali
meletakkan penutup kepalanya lagi. Pada awalnya dia berencana untuk
Page | 212
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Berharap setelah Narberal pergi kesana, mereka akan lupa untuk mendekat
dan berbicara kepadaku...
Ainz berdoa dalam hatinya sambil kembali kepada para petualang yang sudah
menantinya.
Itu adalah suara dari Evileye. Dia masih ada disini. Mengapa dia tidak menjadi
gadis yang baik dan pergi bersama dengan Narberal? Tentu saja, Ainz tidak
mengeluarkan rasa jengkelnya. Pada kenyataannya, untuk menghindari
kecurigaan, dia membalas Evileye dengan suara lirih.
Kalimat itu terbakar di dalam hati Ainz, tapi dia harus menelannya. Jika dia
mengeluarkannya sekarang, usahanya untuk tidak membunuh Evileye akan jadi
percuma. Dia membagi perhatiannya seakan sedang melakukan tugas yang
sederhana, dan membuat suara yang tepat kepada orang yang sudah datang
untuk menemuinya. Pihak lain juga tahu jika Momon sedang dipanggil, jadi
mereka menuntaskannya dalam dua atau tiga kalimat.
Page | 213
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Setelah barisan petualang itu telah tersebar, setelah sedikit mengintip terlihat
Gazef sudah tidak ada. Dia menekan hasrat untuk berdansa, namun berbicara
dengan kalem kepada Evileye.
"Mmm? Mau bagaimana lagi, dia sudah pergi. Dia orang yang sibuk, memang
wajar jika tidak bisa tetap ada disini. Meskipun, memang sedikit kurang ajar jika
dia tidak mengucapkan sepatah katapun rasa terima kasih kepada kartu as kita,
Momon-sama, yang akan melindungi ibukota. Tidak sopan sekali. Biar kupanggil
dia untuk anda."
"Tunggu. Tunggu!"
Dia tidak sengaja menaikkan suaranya. Ainz berlanjut dengan nada yang
semakin tinggi.
"Tidak, itu bukan masalah. Benar kok, jangan khawatir tentang itu. Lagipula,
aku hanya kemari karena Marquis Raeven mempekerjakanku. Melindungi ibukota
adalah urusan sederhana. Bukan hal yang layak dipuji oleh Kapten Prajurit."
"Begitukah... Aku sudah merasa jika Momon-sama adalah orang yang baik."
Ainz berpikir dia sedang diejek dan dia melihat dengan dekat kepada Evileye.
Tapi dia tidak bisa membaca wajahnya, yang tertutup oleh topeng itu.
Saat itulah Ainz menyadari kesalahannya, lalu dia segera memeriksa keadaan
sekelilingnya. Suasana di ruangan itu tidak berubah. Dan tak ada yang bereaksi
ketakutan atau memusuhi terhadap petualang adamantite Momon.
Page | 214
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tak ada yang bersikap waspada, kurasa rahasiaku masih aman... mulai
sekarang, aku tidak akan melepas penutup kepalaku di dalam ibukota jika
memang tidak harus. Seseorang mungkin memiliki bakat untuk bisa melihat
menembus ilusi.
"...Evileye-san,"
Ainz hanya bersikap sopan. Tapi jika itu maunya, dia tidak memiliki alasan
untuk menolak.
"Tentu saja!"
Itu adalah balasan yang penuh dengan kegembiraan. Tidak tahu apa yang
membuatnya begitu senang, Ainz membiarkan dirinya ditarik oleh Evileye kepada
sang putri.
Para petualang mulai berbicara lagi saat mereka melihat kelompok tersebut
yang menuju ke ruangan lain - Renner dan bawahannya, bersama dengan dua
petualang dengan peringkat adamantite.
Tentu saja, topek utama adalah Momon, petualang dengan peringkat top.
"Aku dengar rumor dari E-Rantel, tapi yang asli memang jauh melebihi
harapanku."
Page | 215
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Bukan hanya dia ya kan? Aku juga pernah melihat Red Drop juga, dan aku
merasakan perasaan yang sama dari mereka. Dia kelihatannya sangat sempurna
dalam segala hal. Kurasa menjadi petualang dengan peringkat adamantite bukan
hanya tentang kekuatan."
"Begitukah? Tetap saja, dia dipanggil oleh sang putri dan masih sempatnya
untuk menguapkan halo kepada para petualang pemula. Orang seperti itu tidak
mungkin ada, ya kan?"
Ketika misi seperti ini dimana kelompok-kelompok harus saling bekerja sama,
adalah hal yang masuk akal untuk saling berkenalan, untuk mengamankan
bantuan dan saling mendukung satu sama lain. Seseorang pasti akan lebih
memilih membantu seseorang yang mereka tahu daripada orang asing. Namun,
yang hanya bisa membantu petualang adamantite adalah semua orang yang
memiliki peringkat mythrill dan di atasnya. Oleh karena itu, menyapa petualang
yang baru bisa dikatakan adalah membuang-buang waktu. Itu artinya Momon
tidak berpikir untuk keuntungan sendiri, tapi hanya ingin memperdalam
pertemanan dengan yang lainnya.
"Biasanya, kalian akan menduga dia akan pergi ke sang putri sementara
rekannya menemui para pemula, ya kan?"
"Ah, ya, itu adalah yang dilakukan oleh kebanyakan orang biasa. Itu adalah
yang aku lakukan. Kalian juga, ya kan?"
"Aku juga sama... ini mungkin terdengar buruk, namun mungkin saja dia tidak
mengerti hal semacam ini. Apakah dia memiliki prioritas sudah lurus?"
Kalimat itu pastinya bisa dilihat sebagai hinaan, tapi orang yang
mengucapkannya tidak memiliki satupun niat jahat di wajahnya.
Page | 216
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kalau begitu tak ada yang lebih baik darinya. Maksudku, lihat dirinya, dia
adalah petualang dengan peringkat adamantite namun dia menganggap plat-
plat tembaga yang terbaru seperti sahabat dalam bertempur. Lihat wajah
mereka."
"Heh, yeah, jika dia menyikapi diriku seperti itu, aku pasti akan menjadi
miliknya. Aku bahkan akan memberinya pantatku ini."
"Pergi sana, siapa juga yang ingin pantat jorokmu itu? Dia sudah memiliki
wanita cantik di dalam timnya."
"Tentu saja sudah, jika tidak mengapa mereka membentuk sebuah tim
sendiri?"
"Hahahaha! Jangan berkata begitu, kamu tidak perduli siapapun yang sedang
mendengarkan, ya kan?"
Page | 217
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Operasi akan dimulai dalam satu jam, jadi kita akan segera bergerak. Karena
kita tidak punya banyak waktu, tolong sampaikan ini kepada siapapun anggota
kelompok kalian yang tidak ada disini. Dalam peristiwa apapun, ketika kita
meninggalkan istana, tetaplah dekat denganku.
Pemuda dalam balutan armor putih yang sedang mendengar tanpa bicara
sejauh ini tiba-tiba memecah kesunyiannya.
"Ada apa?"
"Saya tahu orang lain yang bisa menjadi sebuah anak panah untuk formasi ini.
Dia adalah seorang pria dengan kekuatan tempur yang luar biasa. Apakah boleh
meminta bantuannya? Satu anak panah memang bagus, namun dua anak panah
akan lebih baik, dan jika mereka saling membantu, aku yakin mereka bisa
mengalahkan demon manapun yang muncul sendiri, tak perduli seberapa
kuatnya."
"Apa ini, Climb? Apakah kamu bilang Momon-sama yang aku rekomendasikan
tidak cukup?"
Page | 218
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Kalimat Evileye memiliki pinggiran yang tajam. Mata Climb gemetar ketakutan.
"Momon-sama adalah warrior terkuat yang ada. Aku berani bilang begitu
daripada membantunya, pria yang kamu rekomendasikan tak lebih hanya
halangan."
"Mungkin saja tidak. Aku juga pernah melihat orang yang dimaksud oleh
Climb. Kekuatannya luar biasa. Dia mengalahkan Zero, yang terkuat dari Six Arm,
hanya dengan satu serangan."
"Kamu adalah Brain Unglaus? Yang melayani yang mulia karena rekomendasi
Gazef Stronoff dan Climb?"
"Aku membantu Gazef, namun sebelum aku bersumpah setia, Aku tetap di sisi
sang putri."
"Memang kamu lebih kuat dari Climb aku sudah tahu, namun meskipun itu
bukanlah jaminan dari kekuatan seorang pria. Dan disamping itu, bukankah kamu
kalah dari si nenek itu?"
"Setelah kamu kalah, kamu bilang kamu kalah dari Rigrit, bukan kami semua."
Antara Tina yang tertawa dan Evileye yang menangis, suasana di ruangan itu
berubah cerah dengan drastis.
Page | 219
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...hm? Seibath?" Namanya terdengar akrab bagi Ainz. Apakah itu hanya
kebetulan?
"...Bagaimana kepribadiannya?"
Bagaimana dia bisa melakukan kontak dengan Climb? Hubungan macam apa
yang mereka miliki? Apakah Climb adalah salah satu kontak Sebas? Ainz hanya
menyaring laporan dari yang dikirimkan Sebas, dan dia tidak repot-repot
mengingat nama dari orang-orang yang dia sebutkan.
Kegelisahan Ainz hanya semakin muncul saat dia membuat alasan sendiri.
Kalau begitu, bocah ini adalah kontak yang berharga yang dibuat oleh Sebas.
Jika dia dihabisi terlalu dini, akan membuat sia-sia pekerjaan Sebas. Dan
membuang hasil kerja bawahan dengan ceroboh adalah sesuatu yang harus
dihindari oleh atasan bagaimanapun caranya.
Akan lebih baik untuk membantu bocah ini, dan secara tidak langsung memuji
Sebas.
"Aku tak pernah melakukan pertempuran dengan Sebas ini sebelumnya, jadi
aku tidak bisa bilang yang mana dari kami yang lebih kuat."
Ainz tidak bisa mencegah dirinya selain hanya menepuk kepala Narberal.
Page | 220
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yah, jika rekanku berkata demikian, pasti ada sedikit kebenaran dari
pengamatan kedua pihak. Aku yakin dia seharusnya berdiri dengan tingkat yang
sama denganku."
"Ternyata itu adalah respon yang dewasa. Tidak seperti rekanku... bukan saja
dia kurang tinggi tapi juga kurang bisa beradaptasi pula."
"Baiklah, baiklah, mari kita tidak usah membuat malu di tempat umum. Itu
adalah sebuah perintah dari pimpinan kelompok. Jika tak ada apapun lagi yang
didiskusikan, mengapa kita tidak mengunjungi Tia dan Gagaran?"
Dua orang itu telah mati dan sudah dihidupkan kembali. Meskipun Ainz tidak
melihatnya sendiri membangkitkannya, dia sudah mendengar semuanya dari
orang lain.
"..Energi kegelapan?"
Pertanyaan tidak yakin dari Evileye membuat sebuah respon terkejut dari
Lakyus. Dia kelihatannya mendapatkan konsep tersebut tidak terpikirka.
"Ah, aku dengar dari Gagaran, jika kamu melepaskan kekuatan penuh dari
Pedang Demonic Kilineyram, akan cukup kuat untuk menghancurkan seluruh
negara."
"I-Itu bisa menunggu nantinya! Ada hal lain yang harus didiskusikan, ya kan?"
Page | 221
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ini adalah kedua kalinya Ainz bertemu dua orang ini. Pertama tidak lama tadi,
ketika mereka masuk ke ibukota. Mereka harus merubah isi permintaan yang
telah diberikan. Daripada Eight Finger, Ainz harus melawan Jaldabaoth, dan dia
akan bekerja sama dengan para petualang yang berkumpul di ibukota.
Setelah perkenalan sederhana, Ainz dan yang lainnya akan melangkah keluar
karena sang putri ingin menyambut dua orang itu. Detil yang lebih besar dari
rencana pertempuran sudah diputuskan. Mencari Sebas sudah tidak dilakukan
karena kurangnya waktu dan tenaga. Semua yang tersisa adalah untuk
menunggu perintah di tempat.
"Kalau begitu, semuanya, aku harap semua dewa membuat semua yang ada
disini kembali hidup-hidup dan memperoleh kemenangan... harapan kita berada
pada kalian semua, atau lebih tepatnya, pada Momon-san. Semoga
keberuntungan pada diri anda."
Setelah mendengar Renner berdoa dengan kepala merendah, Ainz dan yang
lainnya keluar dari ruangan. Yang tertinggal adalah Raeven dan Pangeran kedua -
Zanack Valurean Igana ryle Vaiself - dan Renner.
Ruangan itu dibuat untuk menguping, dan dua orang itu sudah mendengar
dari sana.
Page | 222
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ada satu pertanyaan yang tidak kamu jawab. Mengapa kamu harus
membentuk para penjaga menjadi garis tempur. Apakah mereka untuk
dikorbankan?"
Para penjaga memang lemah. Bahkan para petualang yang paling rendah
sudah lebih dari cukup untuk menyamai mereka. Jika mereka diserang, respon
yang paling wajar bagi mereka adalah pembantaian.
"Umpan."
"Para petualang juga berkata; pasukan Jaldabaoth yang terdiri dari demon
kelas rendah tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran di ibukota. Kalau begitu, jika
mereka sedang mengisi perut sendiri dengan para penjaga yang dianggap
sebagai umpan, pastinya mereka akan membunuh untuk memuaskan diri dengan
pembantaian, ya kan?" Renner tersenyum.
Hapir tidak mungkin bisa selesai dengan hal-hal seperti kalimat indah dan
terdengar ideal di dunia ini. Semuanya memiliki harga. Tak ada yang mengerti
dengan jelas daripada yang memiliki kekuatan, yang bertanggung untuk
membatasi pengorbanan yang diperlukan sebanyak mungkin.
Namun, manusia adalah makhluk yang memiliki emosi, dan emosi yang
mereka rasakan ketika mendengar rencana ini adalah rasa jijik.
"Pastinya kamu memiliki cara yang lebih baik? Cara lain yang tidak
mengorbankan seluruh penjaga?"
Zanack terdiam.
Page | 223
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Memang benar, dia tidak memiliki rencana yang lebih baik dari Renner. Dia
memiliki ide-ide. Saat ini, semua yang bisa dia lakukan adalah mengakui jika
rencana Renner adalah yang terbaik dari rencana-rencana buruk yang banyak.
"Untuk alasan yang sama mengapa orang-orang Kakak dan Marquis Raeven
sedang berpatroli di kota."
"Tentu saja, Climb memiliki peluang mati. Jika itu terjadi, Lakyus akan
menggunakan sebuah mantra untuk membangkitkannya. Memang tidak murah,
tentu saja, tapi sebuah pengeluaran seperti ini bukanlah masalah. Dan setelah dia
dihidupkan, Climb akan lemah karena kehilangan tenaga. Selama itu, aku akan
merawatnya. Aku yakin tidak ada yang akan protes denganku yang perduli
dengan orang yang baru saja mati dan dibangkitkan karena mengikuti
perintahku."
"Ternyata begitu. Itu memang alasan yang masuk akal. Kamu berencana untuk
memperdalam kasih sayangmu."
Page | 224
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Itu adalah kekhawatiran yang valid" Renner berkata kepada Raeven, yang
kepalanya direndahkan. "Tapi sudah direncanakan. Ketika ada keadaan darurat,
akan ada orang tambahan di situ yang melindunginya, jadi dia setuju tanpa ragu-
ragu."
Page | 225
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 226
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Chapter 11
Pertarungan Terakhir di Kerusuhan
Part 1
Barrier (Pembatas) api yang berkelap kelip tidak memiliki hawa panas sama
sekali, membuatnya seperti sebuah ilusi. Para petualang yang berdiri di depan
saling bertukar tatapan dengan kelompok mereka, lalu mengumpulkan
keberanian dan terjun dengan nekat menembus dinding api tersebut.
..meskipun mereka sudah bilang api tersebut tidak menyebabkan luka fisik
sama sekali.
Pemikiran itu mengalir di kepala Lakyus saat dia melihat dinding api dari
belakang formasi.
Tetap saja, terlalu dini untuk merayakan kenyataan bahwa api tersebut tidak
melukai. Jika api itu tidak diperuntukkan untuk menyebabkan luka, pasti ada
alasan lain bagi Jaldabaoth yang memunculkannya. Itu adalah yang dia
bingungkan.
Jika aku tidak tahu jawabannya, tidak ada gunanya menghabiskan energi
memikirkannya. Siapa yang bilang jika aku seharusnya menggunakan kepalaku
untuk hal-hal yang lebih baik... Evileye, ataukah Paman?
Barrier (Pembatas) api magic tersebut seperti sebuah ilusi, tidak memberikan
halangan dan tidak memiliki panas, dan begitulah, Lakyus bisa melewatinya.
Page | 227
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Karena mereka adalah inti dari formasi, wajar saja jika para petualang dengan
peringkat orichalcum tersebut menjadi pimpinan. Tapi sekarang ini, mereka
dipenuhi dengan rasa tidak enak dan tekanan. Lakyus berharap mereka bisa
menyembunyikan ketakutan mereka dan memberi inspirasi keberanian kepada
yang lainnya.
Sebuah dunia hening yang baru menyebar di antara mereka. Jalanannya sama
dengan yang ada di ibukota, jika kamu melewatkan kenyataan bahwa tidak
adanya kehidupan manusia dan banyak perumahan yang telah dihancurkan.
Page | 228
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak mungkin. Lihat, pintu-pintu itu telah dirusak. Aku takut jika orang-
orang itu mungkin saja dibawa ke sebuah tempat."
Tergerak karena reflek yang berasal dari suara tersebut, para petualang yang
sedang berbicara melihat ke belakang mereka. Mereka menatap dengan mata
terbelalak karena terkejut kepada Lakyus, yang baru saja tiba.
"Para petualang dengan peringkat besi dan tembaga akan tetap di belakang
untuk mencari ke rumah-rumah. Satu tim mythrill akan tetap di belakang untuk
mengawasi. Orang-orang di belakang akan menyebar ke dalam formasi dan
maju. Ada yang keberatan?"
Page | 229
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Dia akan baik-baik saja. Evileye sendiri mengakui bahwa dia lebih kuat
darinya. Masalah sebenarnya adalah yang setara melawannya, pemimpin musuh,
Jaldabaoth. Seberapa kuat dia, namun demikian..."
Para petualang yang ada di dekat situ yang mendengar ini jatuh dalam
kegelisahan.
"Ah, maaf, jangan khawatir tentang hal itu. Kita hanya perlu melakukan apa
yang ditugaskan, itu saja."
"Aye, benar sekali. Memang membuatku iri untuk mengakuinya, tapi kurasa
masing-masing dari kita sudah ditugaskan untuk melakukan yang paling cocok.
Kalau begitu, semuanya, maju!"
"Jika mereka bergerak masuk dengan kecepatan rata-rata yang sama dengan
kita, kita pasti juga akan bertemu dengan hadangan segera."
Page | 230
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kami sudah mengintainya, dan tak ada yang melaporkan apapun sejauh ini."
"Bagus sekali. Demon-demon memiliki banyak makhluk dengan tipe yang bisa
terbang. Jika mereka menyebar di ibukota, bisa gawat. Jadi kita harus memancing
perhatian mereka ke bawah tempat kita berada sekarang."
"Aku belum memastikannya dengan mata kepalaku sendiri, tapi kurasa itu
adalah hellhound. Kemampuan khususnya adalah mengeluarkan nafas api. Kurasa
memiliki tingkat kesulitan 15 kurang lebihnya."
Lakyus tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Jika dia jujur, bisa
memecahkan tekad mereka, tapi jika mereka masuk ke dalam pertempuran
dengan kesan yang salah dari musuh karena dia berbohong kepada mereka, akan
menjadi bencana. Dia berusaha memikirkannya sebentar sebelum memutuskan
untuk berkata yang sebenarnya.
"...150."
"Aye?"
"Hah?!"
Page | 231
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Semuanya selain Lakyus tidak bisa berkata apapun. Memang itu bisa diduga.
Meskipun petualang dengan peringkat orichalcum hanya sekitar 80 dalam tingkat
kesulitannya. Meskipun seseorang masih bisa unggul terhadap musuh yang
memiliki tingkat sekitar 15 poin lebih darinya, mencoba untuk melakukan hal
yang sama kepada lawan yang memiliki tingkat hampir dua kali tingginya dari diri
sendiri adalah bukanlah guyonan. Lalu-
"Memang benar. Itulah kenapa aku bilang kita hanya akan menghalanginya."
"Tapi itu tidak sama... anda bilang 200? Jangan bercanda? Apakah seluruh
petualang dengan peringkat adamantite sekuat itu?"
"Andai saja. Bahkan kami pun memiliki tingkat sekitar 90 yang paling baik."
Para petualang saling melihat satu sama lain, menahan nafas mereka.
Lakyus tidak berbohong, namun jika dia tidak berkata yang sejujurnya. Bahkan
Lakyus sendiri memiliki tingkat sekitar 90, Evileye lebih dari seratus lima puluh,
itulah bagaimana dia memutuskan nilai dari maid insect dan Jaldabaoth. Dan itu
juga mengapa Evileye bukan bagian dari garis pertahanan.
Untuk cepat-cepat memulihkan mana yang telah habis, dia memilih untuk
bermeditasi dan istirahat. Setelah itu, dia mengikuti Momon ke tempat dimana
Jaldabaoth berada, untuk memberikan dukungan kepada Momon yang bisa
melawan Jaldabaoth satu lawan satu. Ketakutan mereka adalah jika mereka
menghadapi insect maid (maid serangga) lagi.
Page | 232
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kamu dengar Evileye, ya kan? Momon-san adalah orang yang bisa bertarung
setara dengan Jaldabaoth. Karena itu, kita mempercayakan semuanya kepada
Momon-san, dan sebagai gantinya kita akan melakukan apa yang bisa kita
lakukan."
"Serahkan itu pada kami, Blue Rose. Evileye memiliki item spesial yang bisa
membuat langsung berpindah ke kita. Dia memiliki sebuah cara untuk
menghadapi insect maid, jadi dia bisa mengatasi jarak kesulitan itu dan
mengalahkannya."
Hal itu membawa aliran sorakan dari para petualang. kelihatannya semangat
bertarung mereka telah kembali.
Ada lima belas hellhound disini. Berdiri di depan mereka adalah Lakyus, yang
menggenggam demonic sword Kilineyram dengan kedua tangan.
Page | 233
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dengan sebuah doa kepada dewa air di bibirnya, Lakyus membelah hellhound
yang melompat menjadi separuh dengan sekali tebasan. Pedang yang melayang
mengelilinginya bertindak sebagai perisai, membendung serangan-serangan dari
hellhound yang ada di samping. Lakyus menendang hellhound lainnya yang
mencoba menggigit pergelangan kakinya.
Lakyus menangani enam hellhound sendiri, dan sisanya maju menyerang para
petualang lainnya. Yang lebih lemah menangani mereka satu persatu, sementara
yang lebih kuat menangani banyak hellhound sekaligus. Dengan cara seperti ini,
mereka menggerus jumlah yang mereka hadapi. Saat Lakyus sudah menebas
keenamnya, yang lainnya juga sudah selesai.
Tentu saja, mereka tidak melewati bukannya tanpa tersentuh, namun yang
terluka tidaklah parah. Mempertimbangkan mereka harus menyimpan mana
mereka, itu adalah permulaan yang sangat baik.
"Yang ada di samping, aku bilang sekali lagi! maju 50 meter dan bertahan!"
Tiga orang berlari di dalam lorong yang gelap dan sempit. Tak ada orang lain
disana yang bersama mereka.
Tiga orang ini adalah Climb, Brain dan mantan petualang orichalcum yang
menemani mereka dalam penyerangan terhadap markas Zero.
Page | 234
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Berkat pilihan rute dari Thief itu, mereka tidak menemui satupun demon
sejauh ini. Mereka mungkin tidak bisa sampai disini tanpanya.
Page | 235
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Ternyata begitu. Jika keluarga-keluarga itu dipisah, mereka akan berpikir jika
mereka semua akan menjadi sandera dan akan semakin berkurang yang kabur.
Jika itu masalahnya, kita harus cepat-cepat... yah. Meskipun kita kembali melalui
jalan yang sama, kita masih harus memilih jalan yang aman."
Ada hal lebih banyak yang harus dilakukan setelah menyelamatkan. Sambil
berpikir bagaimana mereka akan bisa keluar dari sana, satu hal yang mencolok
dan sangat penting adalah jalan aman untuk mundur. Pilihan rute adalah hal
yang sangat penting, terutama karena mereka akan memindahkan banyak orang.
Climb telah memakai armor putihnya agar orang-orang tahu jika dia adalah
knight milik Renner. Saat ini, dia sedang mengusap sarung tangannya... atau lebih
tepatnya, cincin yang dia pakai di balik sarung tangan itu...
Itu adalah sesuatu yang dia peroleh dari nenek kuno yang dulunya adalah
anggota Blue Rose. Menurut legenda, itu adalah item yang sangat langka sekali
lahir dari magic kuno, itu bisa meningkatkan kekuaan warrior melebihi batasnya.
Kamu harus kembali hidup-hidup. Brain teringat wajah Gazef saat dia berkata
demikian.
Gazef tidak menunjukkan emosi tertentu waktu itu. Tidak ada rasa marah,
sedih atau putus asa. Dia mengeri jika sebagai seorang warrior yang melayani
sang tuan, pasti akan datang masanya ketika dia akan diperintahkan masuk ke
dalam pertempuran yang hasilnya adalah kematian. Namun, untuk membantu
Climb tanpa hadir secara fisik, Gazef meminjamkan cincin itu.
Page | 236
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Brain telah mengikuti sinyal tangan dari thief itu ketika tiba-tiba dia
merasakan suatu wujud. Melihat ke atas, garis pandangannya mengikuti
bangunan - dalam sekejap, Brain merasakan benturan yang kelihatannya
menghentikan jantungnya.
Di tepi atap di dekat gudang ada - mengukur dari tinggi dan tipe badannya -
seorang gadis dengan rambut pirang yang panjang. Dia mengenakan sebuah
gaun yang terbuat dari kain yang putih murni dan dihias dengan indahnya, di
balik gaun itu Brain bisa melihat jika dia mengenakan sepasang sepatu bertumit
tinggi yang berkilauan seperti intan. Digabungkan dengan susunan cincin,
perhiasan dan kalung-kalung lainnya yang luar biasa, membuat seseorang
berpikir bahwa dia adalah putri seorang bangsawan, atau pewaris orang kaya dan
semacamnya.
Figurnya yang cantik, diterangi oleh dinding api, sangat berlawanan dengan
topeng tulangnya yang putih, namun, kemisteriusannya tidak berkurang
sedikitpun. Dan berbanding terbalik dengan penampilannya yang mencolok,
wujudnya terlalu lemah, seakan dia bukanlah apa-apa melainkan hanya sebuah
hantu di dunia yang jenuh.
Pakaian dan warna rambutnya benar-benar berbeda dari waktu itu. Dulu, dia
mungkin bisa dikatakan seperti lahir dari langit malam, tapi kali ini, dia
kelihatannya seperti turun dari bulan. Meskipun begitu, tidak diragukan lagi jika
ini adalah orang yang sama. Gambaran yang terpanggang dalam jiwa Brain dari
sebelumnya bertumpukan dengan orang yang sedang dilihatnya sekarang.
Dia sangat yakin itu. Dibalik topeng gadis muda di atasnya itu ada sebuah
wajah seorang monster - Shalltear Bloodfallen. Kelihatannya dia belum
menyadarinya, namun jika itu memang benar-benar monster yang sama dan
sedang berdiri di depannya, maka tak perduli sejauh apapun mereka, mereka
akan dibunuh dalam sekejap jika dia menemukannya. Apakah ada jalan agar
mereka bisa kabur tanpa diketahui?
Tidak ada.
Page | 237
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ketika Brain menyadari ini, dia merasa seperti sedang melangkahkan kaki ke
atas es yang retak. Dia tiba-tiba menyadari keringat yang berminyak dan
menjijikkan yang mengali keluar dari pori-pori miliknya.
Brain memberi sinyal kepada Climb dan Thief, mengindikasikan dia ingin
bicara. Merasakan bahwa dia telah mengetahui sesuatu, kedunya berhenti dan
menahan nafas mereka.
Apa lagi sekarang? Apa yang bisa kulakukan agar bisa keluar dari sini? Jika
kami melawannya, kita pasti akan terbunuh. Meskipun mencoba berlari, kita akan
dikejar dan dibunuh juga. Dulu aku menggunakan terowongan rahasia, namun
sekarang tidak ada satupun. Tapi mengapa dia ada disini? Apakah dia sedang
mencariku?
Jika itu memang masalahnya, maka hanya ada satu solusi untuk masalah ini.
Jantung Brain bergetar hebat. Dia ketakutan, sangat takutnya jauh melebihi
pemikiran rasional. Ingatan saat dia kabur mati-matian kembali muncul di
otaknya. Meskipun begitu, dia masih bisa mengumpulkan keberanian untuk
menghadapi Shalltear langsung.
Page | 238
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
suara sedingin es dari wanita itu terdengar, hanya sedikit teredam oleh
topeng yang dia pakai.
"Aku kemari karena aku melihat seorang wanita aneh di atap. Apa yang kamu
lakukan di ibukota?"
"Ini adalah kedua kalinya kita berpapasan. Dari awal, aku sudah tidak mampu
melupakan wajah cantikmu."
Brain kehabisan kata-kata. Dia ingin bertanya apakah dia memang orang yang
benar, namun dia langsung mengabaikan ide tersebut. Itu memang dia. Tidak
ada yang lain.
Page | 239
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
...jadi apa yang dia katakan, aku tidak bisa repot-repot mengingat semut yang
lemah?
Jika dia memang tidak memancing Brain, jika Shalltear benar-benar tidak
ingat, itu berarti dia bahkan tidak memiliki sedikitpun rasa ketertarikan pada
Brain. Bagi makhluk yang sangat luar biasa kuatnya seperti Shalltear, itu adalah
sebuah sikap arogan atau meremehkan kemampuan seseorang.
"Benarkah? Yah, meskipun kamu sudah mengerti sekarang, tidak ada bedanya.
Mungkin akan lebih aman jika aku harus membunuhmu. Apakah kamu ingin
hidup? atau mati? Jika kamu bertekuk lutut di depanku dan menjilati sepatuku,
mungkin saja aku bisa senang untuk merubah pemikiranku."
"Haaa...."
Shalltear sangat menakutinya hingga dia ingin muntah saja. Sejauh itu dia
mengerti. Namun setelah mengeatahui ini, mengapa dia tidak kabur?
Jika jantungnya adalah sebuah danau, maka danau itu sangat tenang dan tak
beriak. Meskipun di hadapan sebuah makhluk yang membuat ingin kabur
Page | 240
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Shalltear bergerak maju lagi. Itu seperti mengulangi yang lalu, dan pasti
hasilnya adalah kekalahan telak dari Brain. Keseluruhan hasil pekerjaan selama
hidupnya, usahanya dan dedikasinya serta mimpinya, akan hancur dengan
mudahnya seperti seorang anak kecil yang merusak mainannya.
Dia ketakutan.
Masalahnya adalah, perasaan teror hina yang dia bawa, dari persembunyian
bandit hingga ke ibukota, ternyata hilang secara misterius.
Dia adalah seorang pemuda yang sejauh ini, jauh lebih lemah darinya. Yang
meskipun berada di dalam raungan aliran nafsu membunuh yang kuat, berdiri
dengan tegak, meskipun tubuhnya gemetar seperti jeli.
Pak tua itu pernah bilang jika suatu ketika manusia bisa menunjukkan
kekuatan yang tak terduga, namun Brain tahu itu tidak mungkin baginya.
Dia tidak seperti pemuda itu, yang akan memberikan semua yang dia miliki
untuk sang putri yang dia layani, dan dia tidak seperti Gazef yang bisa
menawarkan tubuh dan nyawanya kepada sang raja dan negara. Mereka berdua
Page | 241
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
bisa melakukannya, tapi tidak dengan dirinya. Brain adalah seorang pria yang
egois yang hanya bisa melakukan hal yang dia inginkan.
Meskipun mereka hanya bertemu beberapa menit, Brain merasa seakan dia
sudah memahami Shalltear jauh lebih baik dari wanita lain yang pernah dia
temui.
Dua langkah lagi, huh... dua langkah lagi dia akan masuk ke dalam jangkauan
pedangku...
Brain ingin lari, namun lebih dari itu, dia tidak ingin melepaskan senjata di
tangannya. Seluruh hidupnya sudah dihabiskan untuk menggenggam senjata.
Mungkin dia cocok berakhir seperti ini.
Dalam sekejap, Otak Brain menjadi jernih. Musuh adalah wujud yang jauh, dan
pemikirannya menjadi lebih tajam seperti ujung sebuah silet.
Brain menggunakan 'Instant Flash'. Itu adalah sebuah martial art yang tidak
bisa ditelah oleh lawan manusia manapun, terlebih-lebih bertahan darinya.
Page | 242
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Pada level itu, lawannya masih bisa menghentikan pedang Brain di antara jari-
jarinya. Oleh karena itu, Brain menambahkan satu lagi teknik sebagai campuran.
Jika bukan karena Gazef, Aku takkan pernah bisa berakhir disini.
Dia berpikir seperti itu pada awalnya, namun setelah berkali-kali bertemu di
ibukota, dia merubah pemikirannya.
Mungkin ini sudah terlambat... tapi terima kasih, musuh terbesarku... dan
teman baikku.
"-Aaaaaaa!"
Brain berteriak seperti burung aneh. Datangnya dari dalam jiwa, membawa
kekuatan penuh pada dirinya.
Dia melakukan 'Instant Flash' dengan kecepatan tinggi yang luar biasa,
menyasar berdasar informasi yang dia peroleh dari 'Field'. Tapi tidak berhenti
sampai disitu - dari 'Instant Flash', dia melanjutkan gerakan lain.
Itu adalah teknik dari Gazef Stronoff, teknik yang sama yang mengalahkan
Brain Unglaus pada turnamen beladiri dimana mereka pertama kalinya bertarung.
Itu adalah jurus yang dikagumi oleh Brain, meskipun dia sudah mengatakan pada
Page | 243
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dirinya bahwa dia hanya mempelajari dan menirunya untuk bisa lebih memahami
lawan. Itu adalah teknik yang dia segel dengan rasa benci dan sakit hati.
Namun sekarang, saat ini, terlepas dari semua keraguan diri dan belenggu,
Brain menggunakannya tanpa ragu.
Namun Brain memiliki sebuah martial art yang tidak dimiliki Gazef. Itu adalah
teknik pendukung yang menyediakan peningkatan kekuatan yang luar biasa di
dalam radius - 'Field'.
Empat tebasan liar dibenahi ketika sedang berada di tengah udara oleh
akurasi manusia super dari 'Field', mengikuti jalan yang Brain gambarkan. Seluruh
empat serangan itu mengenai dengan akurasi sempurna dan dalam kecepatan
super.
Bahkan seorang pahlawan - yang telah unggul dari seluruh manusia lain -
akan kewalahan menahan serangan itu. Orang biasa, yang hanya terdiri dari
daging dan tulang, tidak akan mampu mengumpulkan stamina untuk bisa
Page | 244
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menahannya. Ini adalah sebuah serangan yang naik dari ranah kemampuan
orang biasa.
Namun Shalltear Bloodfallen sendiri jauh di atas manusia itu sendiri, berdiri di
level sendiri yang tak pernah bisa diharapkan dicapai oleh siapapun. Bagi
seseorang seperti dirinya, empat serangan beruntung itu hanya tak lebih dari
seekor siput yang sedang jalan-jalan di tengah terik matahari.
"Hmph."
Shalltear mendengus padanya saat tangan kiri Brain bergerak lebih cepat dari
yang bisa dilihat oleh mata. Sebuah suara benturan logam menggema di udara.
Apa yang terjadi adalah pementalan berturut-turut dari empat serangan yang
bergabung menjadi satu suara.
"...eh?"
Di depan matanya, kuku dari jari kelingking tangan kiri Shalltear menjadi
pendek. Itu adalah sebuah celah yang kurang dari satu sentimeter panjangnya.
Page | 245
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kuh-Ahahahaha!"
Tiba-tiba saja, pria di depan Shalltear mulai tertawa. Apakah dia sudah gila?
Shalltear bertanya-tanya. Tapi rasanya tidak seperti itu. Lebih tepatnya, dia
tertawa tulus karena kenyataan bahwa dia berhasil memotong ujung kuku
Shalltear, namun Shalltear tidak mengerti. Memangnya kenapa kalau dia berhasil
melakukannya?
Kuku dan gigi Shalltear adalah senjata alami, jadi menggunakan teknik senjata
penghancur spesial untuk memisahkan kuku dan gigi itu sebetulnya bisa saja.
Namun, mereka hanya akan tumbuh kembali dengan mengaplikasikan magic,
dan sebagai perbandingan terhadap senjata yang diproduksi dengan kelas yang
sama, kuku dan gigi itu lebih kuat dalam menahan bahaya. Kuku dan gigi itu
bukan berada pada level yang sama dengan senjata magic kelas divine seperti
Spuit Lance.
Oleh karena itu, Shalltear tidak mengerti alasan pria ini tertawa.
Memotong sebuah bagian dari kukunya tidak akan merubah apapun. Shalltear
melihat ke empat jarinya yang lain di tangan kiri. Bahkan meskipun jika kuku dari
jari kelingking sedikit terpotong, itu sudah cukup bisa merobeh tubuh manusia
menjadi berkeping-keping.
Page | 246
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Bagaimanapun juga, dia bisa tahu jika perasaan Brain memang tulus. Dengan
kata lain, pria ini benar-benar gembira karena bisa memotong kuku jarinya.
Shalltear tahu apa maksudnya itu. Meskipun begitu, dia melihat ke arah jauh,
namun dia tidak bisa merasakan sebuah kehadiran.
Tidak mungkin cuman manusia biasa bisa lepas tanpa terluka sedikitpun
dariku.
Page | 247
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika Shalltear menggunakan magic untuk memperlambat aliran waktu, dia bisa
mengejar Brain bahkan sebelum dia menyentuh tanah. Tanpa ragu lagi, Shalltear
merapalkan mantranya.
"[Time Accelerator]!"
Udara terasa tebal dan kental saat Shalltear bergerak menembusnya dengan
kecepatan luar biasa, menuju tempat yang akan menjadi tempat pendaratan pria
itu. Saat dia mendarat, dia mengamati postur Brain saat melompat turun dengan
melambat. Meskipun Shalltear tidak bisa melukainya secara langsung ketika
mantra itu masih berjalan, dia hanya bisa membuat sergapan dan membuat
persiapan lain.
Kalau begitu, aku akan membuka lenganku untuk menerimanya saat dia
sudah jatuh. Tentunya seorang manusia sepertinya akan gembira karena sudah
dipeluk oleh seorang gadis cantik sepertiku.
Sudut mulut Shalltear naik saat dia memikirkan ekspresi yang terlihat dari
wajah Brain. Saat Shalltear mendarat di tanah, tepat sebelum mantra berakhir, dia
bisa merasakan kehadiran orang lain yang dekat.
-Apa ini?
Itu adalah seorang pria dengan balutan armor lempeng warna putih
seluruhnya dengan rekan yang terlihat mirip rogue.
Dia tidak mengejarku? Tidak, itu tidak benar, apa yang dia inginkan dariku
adalah mengarahkannya kepada yang lain, seperti dulu?
Brain tidak berpikir kabur terlebih dahulu. Pemikirannya adalah akan lebih
mudah untuk mengulur waktu bagi Climb dan yang lainnya keluar ke tanah yang
lebih rendah.
Page | 248
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Setiap tindakan Brain adalah untuk membiarkan Climb kabur. Itu karena dia
harus meletakkan seluruh pertunjukan untuk kabur.
Namun saat dia berlari, dia menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ada
disana. Suatu hal itu adalah Climb dan Thief, yang sedang melambaikan tangan
kepadanya.
Wajahnya berubah kerana marah, dia merangsek maju ke arah mereka berdua,
menggenggam kerah baju mereka dan terus berlari. Ini jelas akan membuatnya
lebih lambat daripada berlari sendirian, namun Brain tidak cukup tenang
mempertimbangkan hal itu.
Meskipun emosinya berada pada tepian dan akan muntah, Brain masih cukup
bisa berpikir untuk menahan diri tidak meneriakkannya keras-keras.
"Itu karena apa?! Apakah kamu khawatir denganku?! Aku jelas-jelas bilang
pada kalian berdua untuk lari!"
"Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu, aku tidak tahu apa yang terjadi. Memang
benar dia tidak menjelaskan semuanya. Dia memaksa diri untuk mengambil nafas
dalam-dalam."
Page | 249
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak, akulah yang salah, dan aku benar-benar minta maaf. Keadaannya....
terjadi begitu saja."
"Hey, Unglaus-san, apa yang terjadi? Kita mungkin belum lama saling
mengenal, tapi barusan, kamu seperti seseorang yang benar-benar berbeda,
seperti seorang pemula yang baru saja mengangkat pedang."
"Berhenti disini adalah hal yang sangat berbahaya. Aku akan mengatakannya
ketika kita bergerak. Bisa dibilang aku bertemu dengan monster yang bisa
membuat Sebas-san kehilangan uang."
"Kalau begitu..kamu tidak terluka, jadi itu adalah kemenangan yang mutlak, ya
kan? Atau... tidak, kamu menyelesaikannya dengan kalimat?"
"Bukan begitu. Itu adalah dengan pedang... Aku memotong kuku jarinya."
"Aku telah memotong kuku jarinya" Brain mengulangi. Dia sedang mencoba
sebaik-baiknya untuk mengendalikan kegembiraan yang mengalir keluar dari
dalam bagian jantungnya yang terdalam, meskipun begitu, dia sebenarnya
gemetar karena emosi.
Page | 250
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"...Kuku itu adalah miliki seseorang yang bisa setara dengan Sebas-sama.
Apakah kamu tidak berpikir jika dia pasti sangat kuat?"
"Kalau begitu bagus. Kamu melayani sang putri, ya kan? Karena itu, kamu bisa
menahan nafsu membunuh dari Sebas-sama, ya kan? Maka pastikan untuk tetap
meluruskan prioritasmu."
Brain menepuk bahu Climb, dan melihat ke belakang ke arah dari tempat
mereka kabur.
Mengapa? Mengapa dia belum mengejarku? Apakah ada alasan tertentu? Aku
benar-benar tidak mengira dia akan muncul disini. Jangan-jangan, itu karena
distrik gudang penyimpanan?
Page | 251
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
apakah Climb akan bisa melakukannya? Karena dia sudah mendengarkan nasehat
Brain, Climb mungkin akan mendengarkannya dan kabur.
Brain tidak tahu kehidupan semacam apa yang dialami oleh Climb sebelum
dia memperoleh namanya, atau bagaimana dia harus melayani Putri Emas
setelahnya. Meskipun begitu, Brain tidak berpikir jika itu adalah hal yang bijak
untuk ikut campur begitu saja dengan tekad Climb untuk melaksanakan perintah
Renner.
Brain menarik si thief, lalu bicara kepadanya setelah memastikan Climb tidak
bisa melihat atau mendengar mereka bicara.
"Hey, apakah kira-kira ini adalah hal yang bagus membawa Climb kemari?
Bukankah akan lebih baik untuk memastikan dia pulang selamat daripada
menyelesaikan misi?"
Thief itu tertawa lebar, lalu dia melihat ke arah pemuda kebingungan yang
sedang menatap mereka.
Page | 252
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mata dari thief itu berkilauan dengan tekad yang tajam dan brilian.
"Itu adalah jalan yang dia pilih. Kita tidak punya hak untuk memaksanya."
"Aku juga tertarik dengan bocah itu. Aku sangat yakin bagaimana
perasaannya pada sang putri. Melihat matanya dan cara dia bereaksi ketika
berada dalam bahaya. Benar-benar bocah yang luar biasa, ya kan? Dia jujur dan
kurang ajar. Karena itu.. dia seperti seorang thief yang sudah menetapkan mata
kepada harta karun yang paling berharga di Kingdom."
"Benar sekali. Mungkin saja dia mati, tapi setidaknya dia memilih hal itu."
"Kalau begitu, keita sebaiknya juga bergerak. Entah kapan Shalltear akan
mengejar kita."
Part 2
Ketika para petualang telah melewati celah pada barikade, barisan itu akan
langsung penuh lagi dengan papan-papan dan serpihan-serpihan lain.
Tak ada orang lain yang tetap di depan barikade. Itu artinya ini adalah barisan
terdepan.
Melihat ke belakang, para penjaga bisa melihat para petualang yang acak-
acakan saat mereka tertatih-tatih menuju ke belakang. Bekas cakar dan luka
bakar yang baru menghiasi armor mereka, demikian pula percikan darah segar.
Page | 253
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jauh di belakang adalah dinding api yang sedang terbakar. Mereka telah
menembus sekitar 150 meter ke daerah musuh. Memang, Memperhitungkan rasa
takut dari ibukota yang dulunya akrab telah merasuk ke dalam diri mereka, rasa
seperti sebuah firasat, dunia alien; memang benar-benar daerah musuh.
"Tidak apa. Para demon tidak mengejar para petualang. Musuh tidak memilih
untuk menyerang, mereka hanya membuat pertahanan yang kuat. Tidak masalah.
Mereka tidak akan menyerang."
Orang lain juga mengulangi kalimat itu lagi. Dimaksudkan untuk menutupi
rasa gugup dan terkandung harap untuk bisa pulang dalam keadaan hidup-
hidup. Dia mengulangi doanya kepada sang dewa.
Ada empat puluh lima orang dalam barikade. Mereka membawa tombak-
tombak dan memakai armor kulit. Diantaranya ada seorang pria dengan helmet,
Bona Ingray. Dia adalah salah satu kapten penjaga yang digerakkan malam ini.
Meskipun dia memiliki titel kapten, sebenarnya dia tidak jauh berbeda
daripada para penjaga yang lainnya. Fisiknya tidak ada yang spesial, ataupun
otaknya tidak terlalu tajam. Para penjaga yang lebih muda malahan lebih kuat
dan lebih cepat darinya. Dia menjabat posisi ini hanya karena dia telah menjadi
penjaga hingga usia empat puluh, dan karena tak ada orang lain yang bisa
memenuhinya.
Wajahnya menjadi pucat, dan genggaman lengannya pada tombak itu sangat
ketat hingga ujung jarinya berubah menjadi putih. Dilihat dari dekat, seseorang
bisa melihat jika kakinya gemetar. Tatapannya terpaku hanya ke depan karena dia
tidak ingin melihat sesuatu yang buruk. Keseluruhan posturnya yang tidak bisa
diandalkan hanya menambah ketidaknyamanan penjaga itu lebih jauh.
Page | 254
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Namun sekali lagi, memang itu sudah bisa dipastikan, mempertibangkan ini
adalah pertama kalinya bagi mereka mempertaruhkan nyawa di barisan
peperangan.
"Aku akan keluar dari pekerjaan sebagai penjaga jika aku berhasil melewati hal
ini masih utuh."
Bona bergumam sendiri dengan lirih, dan banyak orang di sekitarnya yang
setuju.
"Apakah kamu masih ingat apa yang dikatakan oleh para petualang?"
"Apakah kita sedang bicara apa yang harus dilakukan ketika menghadapi
hellhound, great hellhound, gazer devil dan sekumpulan demon?"
"Benar sekali. Apakh ada yang tahu apapun caranya untuk melawan demon?
Terutama titik lemah mereka. Apa yang buruk bagi mereka, semacam itu."
Tak ada yang menjawab; mereka terlalu sibuk saling melihat satu sama lain.
Page | 255
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Sialan! Tidak bisakah para petualang itu menjelaskannya dengan lebih baik?"
Para petualang yang berbagi pengalaman dengan para penjaga telah terluka
berat dan mundur secepat yang mereka bisa. Hanya menyebutkan nama dari
musuh mereka adalah yang bisa mereka lakukan, jangan menjelaskan bagaimana
rupa mereka, atau cara mereka bertarung.
Namun, akan terlalu kasar jika para petualang disalahkan karena situasi ini.
Tidak ada komunikasi yang benar antara para penjaga dan para petualang, dan
sebagai hasilnya jumlah informasi yang dibagikan juga rendah. Kenyataannya,
membentuk barisan pertahanan dari para penjaga yang tidak tahu apapun juga
bisa disalahkan kepada penjaga senior pula. Dan juga, tak semua penjaga yang
tidak diberitahu tentang para demon. Di bawah situasi yang berbeda, beberapa
orang mungkin sudah mempelajari sesuatu tentang musuh.
"Mereka dibayar lebih banyak dari kita untuk melakukan pekerjaan yang
sama! Mereka seharusnya melawan dengan lebih keras! Hingga mereka mati!"
"Nyawa kami juga jadi taruhan! Mereka seharusnya tidak kabur dan
menyerahkannya semua ini kepada kita!"
Page | 256
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Bona memanggil penjaga yang ada di dekat. Mereka yang jauh menatap
dingin kepadanya, sementara yang dekat meneriakkan ketidak senangannya
kepada para petualang pula.
"Mereka disini!"
Pada pucuk pimpinannya ada demon yang terlihat seperti persilangan antara
pria dan katak. Kulitnya berwarna kuning, berkilauan dengan penutup yang
bersinar dan lengket. Ditutupi benjolan-benjolan dalam jumlah besar di sekujur
tubuhnya, yang terlihat seperti wajah manusia yang menekan keluar kulitnya dari
dalam.
Sebuah mulut yang bisa menelan seorang manusia dalam sekali telah terbuka
lebar, dan sebuah lidah yang panjangnya tidak biasa mulai merasakan udara.
Setelah itu ada beberapa demon yang terlihat seperti seorang manusia yang
sudah dikuliti dan ototnya terpapar jelas diwarnai dengan semacam cairan yang
berwarna hitam.
Ada lima puluh hound (anjing), satu demon yang tubuhnya bengkak-bengkak
di wajah, dan enam demon yang terkuliti.
"Terlalu banyak!" Bona berteriak seperti dentingan lonceng. "Kita tidak bisa
menahan mereka! lari!"
Mengabaikan teriakan putus asa Bona, para penjaga melihat ke arah rekan-
rekannya, ketegangan mengikat wajah mereka.
Page | 257
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Kita akan berhasil. Beberapa orang mengulanginya, lalu disahuti oleh yang
lain.
Seringaian para demon yang ada di belakang terlihat menjijikkan, dan para
penjaga yang masih tidak tenang karena mereka tidak tau apa yang akan
dilakukan oleh demon tersebut. Namun, membiarkan waktu berlalu seperti ini
masih bagus. lagipula, tugas mereka bukan untuk mengalahkan para demon.
"A-Apa!?" Seorang penjaga berteriak saat dia melihat apa yang terjadi di
depannya.
Page | 258
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ini sama sekali berbeda dari serangan liar yang barusan. Para penjaga menjadi
semakin tidak tenang. Jika mereka tahu apa yang akan dilakukan oleh beberapa
hellhound itu, mungkin mereka bisa merubah formasi mereka atau melakukan
sesuatu tentangnya. Jika begini, yang hanya bisa mereka lakukan adalah
menusukkan tombak mereka dari antara celah-celah.
Namun saat mereka berpikir hanya itu yang bisa mereka lakukan, binatang-
binatang buas tersebut membuka rahang mereka, lebar sekali sehingga terlihat
seperti akan terlepas dari sambungannya. Warna merah yang ada di dalam
tenggorokan mereka bukan daging, namun api.
Meskipun api tersebut sangat kuat, masih tidak bisa membakar habis barikade
dalam beberapa detik. Namun hal ini tidak banyak berbeda dengan para penjaga
di sisi lain.
Kalimat yang tidak ingin dikatakan oleh siapapun keluar dari mulut Bona.
Gerakannya setelah itu sangat cepat, saat dia melempar tombaknya dan
melepaskan helmetnya, semuanya agar dia bisa kabur lebih cepat.
Page | 259
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Bona berlari menjauh dengan kecepatan yang sulit dijelaskan oleh manusia.
Para penjaga yang terlihat bengong dengan mulut menganga ke arah punggung
Bona yang menghilang di kejauhan.
Tangisan itu disambut dengan tawa dari para demon, mengejek kebodohan
para penjaga.
Page | 260
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Apa yang menjadi balasan adalah hal yang sama sekali berbeda.
Dia melihat sekelompok orang yang terlihat aneh terbang menembus udara.
dua orang itu mendukung orang ketiga, yang memakai armor plate hitam legam.
Dia diselimuti oleh jubah merah tua dan membawa sebuah pedang raksasa pada
masing-masing tangan.
"Lemparkan aku."
Kedua sisi terdiam sejenak melihat entri dramatis yang luar biasa ini.
Keheningan menyeruak.
Pertama, para prajurit itu tidak mampu memahami apa yang warrior
kegelapan itu baru saja katakan kepada mereka. Lalu, teriakan dari beberapa
hellhound membuat mereka sadar. Dia adalah penyelamat yang mereka
butuhkan.
"Hellhound.. semuanya? Bahkan dengan jumlah dua kali lipat sudah cukup!"
Page | 261
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ini adalah strategi brutal yang mengandalkan jumlah yang lebih unggul untuk
menang.
Kesedihan yang mendalam pada wajah para penjaga adalah hal yang wajar,
tapi tak ada yang tahu apa kekuatan sejati itu.
Itu hanya sebuah serangan. Satu orang biasa hanya mampu menundukkan
satu hound paling banyak. Bagaimanapun, karena pemegang pedang itu bukan
manusia biasa, serangan itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia
biasa. Satu serangan itu membelah hingga empat hellhound yang kelihatannya
tidak terkalahkan oleh para penjaga walaupun hanya berharap. Momon berputar
dengan momentur dari ayunannya, meskipun dia sedikit kehilangan
keseimbangan karena telah menggunakan seluruh kekuatannya. Masih ada
hellhound lain yang tersisa, dan sekarang kelihatannya tidak mungkin Momon
bisa menghindari serangan mereka.
Meskipun dia memakai satu setel plate armor yang kokoh, hellhound tersebut
memiliki gigi yang tajam, dan cakar-cakar yang bisa membelah baja. Dan tidak
mungkin bisa selamat tanpa terluka sedikitpun setelah diserang oleh banyak
hellhound itu.
Page | 262
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
seperti sebuah topan api. Dengan langkah yang mantap dan hampir terlihat
seperti sedang menari, Momon melangkah dengan ringan di tanah, sementara
pedang-pedangnya berputar secara horizontal menyapu dari kiri ke kanan,
meraung-raung saat bergerak.
Seorang penjaga yang bergumam mewakili kalimat yang ada di hati mereka.
Atau lebih tepatnya, setelah melihat penampilan yang luar biasa ini, mereka tidak
bisa berkata apapun lagi.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh manusia biasa hanyalah melihat
dari belakang warrior hebat saat dia sedang bekerja.
Tak mampu bertahan terhadap tekanan yang datang dari pria yang sedang
mendekatinya dengan santai, demon bermata merah meraung dan melompat ke
arahnya.
Sebuah kilatan.
Page | 263
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Langkah Momon tidak tersendat sedikitpun. Dia terus berjalan, seakan demon
bermata merah itu tak pernah ada, dengan mudahnya seperti seakan dia sedang
sendirian di hutan belantara.
"...Menakjubkan...."
Pedang yang dilemparkan itu jatuh ke arah kepala mereka dan menancap
dalam di tanah.
Dengan itu, Momon berjalan melewati dan menarik pedangnya dari mayat
tersebut.
Hanya dalam sepuluh detik, dia telah menghabisi para demon yang dikira oleh
para penjaga tidak mungkin dikalahkan.
Para penjaga menangis. Itu adalah suara gembira dari orang-orang yang telah
diberi keajaiban penundaan dari kematian.
"...Setelah ini, aku akan bergerak untuk memimpin serangan balik dari para
petualang. Kalian harus menahan barisan sedikit lagi. Yah, kurasa karena aku
Page | 264
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dua magic caster yang turun dari langit mengangkat Momon ke atas. Saat dia
terbang ke udara, Momon berputar untuk mengatakan satu hal lagi kepada para
penjaga.
"Aku akan pergi menghabisi pimpinan musuh. Sampai saat itu, tolong lindungi
penduduk yang ada di belakang kalian. Aku mengandalkannya."
Saat mereka melihat Momon terbang dari situ, para penjaga menghela nafas.
Lakyus berdiri mempimpin tim penyerang yang terdiri dari petualang dengan
peringkat orichalcum dan mythrill. Tina sudah ada di sampingnya, dan bersama
mereka bergerak maju.
Page | 265
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tentu saja, barikade tersebut telah dihancurkan dengan habis sampai tak ada
tanda sedikitpun jika barikade itu ada disana pada awalnya.
Teriakan semangat bertempur dan benturan baja yang bercampur, dan suara
mantra-mantra yang dirapalkan serta kemampuan spesial yang digunakan -
seperti nafas api yang membakar tubuh manusia - bercampur dalam kekacauan.
Page | 266
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Jika dia tidak melakukan apapun, dia takkan pernah mengerti. Untuk alasan
itu, Lakyus menghuuskan pedangnya.
"Tembak!"
Salah satu Pedang yang mengambang di sekitar bahunya naik dan meluncur
dengan perintahnya. Dengan sebuah kecepatan yang membelah udara, pedang
itu menusuk hellhound yang melompat menembus tepat di mulutnya,
menghancurkan hellhound itu tanpa meninggalkan jejak mayat sedikitpun.
Page | 267
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ini gawat... jika terus seperti ini, kita akan kelelahan dan kalah. Apakah kita
sekali lagi tidak mampu mengalahkan Jaldabaoth?
Sebuah teriakan terdengar, dan saat Lakyus memutar kepalanya, dia melihat
seorang warrior yang dipukul jatuh oleh seorang demon.
"Slash!"
Sebelum Lakyus bisa bergerak, Tina maju menyerang demon tersebut, mengisi
celah yang terbentuk.
Warrior yang roboh dibawa oleh petualang lainnya. Untung saa dia masih
hidup, namun situasinya masih buruk. Fakta bahwa tak ada yang memberikan
mantra healing adalah sebuah isyarat jelas jika mana dari para priest yang
menggunakan magic divine benar-benar habis.
Jika barisan mereka hancur, mereka akan dialihkan dalam sekejap. Lakyus
tidak bisa membiarkan mereka mati seperti ini. Dia mempertimbangkan apa yang
mungkin terjadi jka Momon dikalahkan, dan menyadari bahwa dia harus berhati-
hati dengan hal itu.
Mundur saat sudah kelelahan adalah hal yang sulit. Akan lebih baik mundur
ketika mereka masih memiliki tenaga untuk melakukannya.
"Mun-"
Saat Lakyus akan memberikan perintah mundur, dia tersentak saat demon
baru turun dari langit.
Dengan tinggi sekitar tiga meter, dan tubuhnya yang berotot ditutupi oleh
sisik-sisik yang terlihat seperti serangga yang merayap, memiliki sebuah ekor
yang mirip dengan ular.
Memiliki sebuah tengkorak yang terbakar, dan di matanya terdapat api putih
yang terbakar dalam celah kosong hitamnya.
Page | 268
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Pada lengannya yang kuat, dia memegang maul raksasa. (Maul : Senjata
seperti palu perang)
"-Ini gawat."
Lakyus melihat ke arah Tina, yang mengangguk menunjukkan bahwa dia siapa
mati disini. Lakyus menutup kedua tangannya mengelilingi pegangan Kilineyram
dan mulai berjalan ke arah demon tersebut. Saat ini, petualang dengan peringkat
orichalcum yang ada di dekatnya memegang bahunya dan berteriak.
Page | 269
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Jika kamu masih hidup, kamu bisa menggunakan magic resurrection. Karena
itu, kami tidak bisa membiarkan kamu melawannya, karena kami semua
mengandalkan kamu untuk membangkitkan kami!"
Sebuah senyum yang dipenuhi dengan daya tarik maskulin muncul di wajah
para petualang. Itu adalah sebuah senyum yang cocok dengan petualang dengan
peringkat orichalcum seperti dirinya. Para petualang di sekitarnya juga
mengangguk berbarengan.
Ketika dipikir dengan tenang, mereka memang benar. Daripada bersiap mati,
dia seharusnya bersiap untuk hidup, jadi dia bisa mengulurkan bantuan kepada
mereka yang gugur di medang perang.
"Hey bukankah kamu ingin menjadi kebanggaan sang putri atau apalah?"
"Biarkan para bangsawan sialan itu yang membayarnya! Mereka pasti punya
koin-koinnya!"
Dan seperti itulah, seakan mereka akan pergi piknik, beberapa petualang
keluar dari kelompok yang tersudut tersebut. Tidak ada diskusi, bahkan tidak ada
sebuah kedipan di mata yang lainnya - mereka hanya berjalan keluar dengan
gerakan yang bersamaan untuk berdiri di depan demon tersebut.
Melihat sikap yang biasa dari mereka yang menuju kematian, Lakyus
menggigit bibirnya dan berbalik.
"Tembuslah dengan seluruh kekuatan kalian! Selama kalian bisa bebas pada
akhirnya itu tidak akan masalah!"
Page | 270
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Haaaaaa!"
Mata Lakyus yang sudah lelah hanya bisa melihat dinding yang jelas dari
demon-demon tingkat rendah. Meskipun dia baru saja membuyarkan banyak
demon-demon itu dalam sekali serang, celah yang dia buat langsung tertutup
kembali.
Page | 271
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sekali lagi, tujuh demon terkena tebasan seperti sebuah pisau panas
membelah mentega. Ketajaman itu membuat Lakyus teringat kepada Razor Edge,
pedang yang bisa membelah apapun, dan membuat para demon ketakutan.
Tidak salah kilauan logam yang salah. Tombak-tombak dengan jumlah tak
terhitung menusuk dari belakang Gazef. Itu adalah para knight dari penjaga
istana dan pasukannya. Sebuah pasukan dari ratusan prajurit yang terlihat seperti
akan membanjiri lorong.
Melihat mereka kalah jumlah lebih dari dua banding satu, kepungan dari
gerombolan demon tersebut mulai goyah.
Page | 272
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Yang Mulia sudah menitahkan - 'Apakah kamu akan melindungi kota yang
mati ini, atau aku?' Hanya ada satu jawaban untuk itu. Untuk melindungi tubuh
sang raja adalah tugasku. Meskipun begitu, ini adalah medang perang dimana
kita harus bertarung! Serang!"
"OOOOOOHHHHHHHHHH!"
Seakan berkata 'Kemarilah dan terima ini', tubuh raksasa dari demon tersebut
menghentikan jalur para pasukan.
Ada monster-monster yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh jumlah saja.
"Tentu saja."
Page | 273
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Gagaran! Tia!"
"Hey, aku merasa kaku karena tidur terus seperti itu, jadi aku meminta
Stronoff-san untuk membawaku juga."
Seharusnya tidak seperti ini. Lakyus sudah bilang pada mereka untuk dilarang
bertarung segera setelah dibangkitkan. Biasanya, seseorang memerlukan istirahat
penuh dan bahkan mereka masih terasa dikuras. Meskipun begitu, mereka tahu
seberapa pentingnya pertempuran ini, yang mana itulah mengapa mereka harus
bergabung dengan pertarung tersebut.
Berkumpul bersama yang lainnya adalah dorong terbesar yang bisa Lakyus
terima.
"Aku melihatnya."
Page | 274
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak perduli apapun yang menunggu kita. Kita hanya perlu menghancurkan
semuanya."
"Aku mengerti. Kalau begitu, karena sudah sejauh ini datang bersamaku,
ketika aku mengalahkan Jaldabaoth dan kembali dengan kemenangan, bisakah
aku berharap kepadamu untuk berdiri sama-sama? Aku mohon bekerja samalah
Page | 275
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dengan Nabe tentang hal ini, karena aku berharap kita bertiga akan kembali
bersama-sama."
Dia mengenakan sebuah topeng seperti saat terakhir kali Evileye menemuinya,
dengan ekspresi yang ketat. namun Evileye bisa merasakan kebencian diarahkan
kepadanya.
Jaldabaoth sudah tahu siap yang lebih kuat antara dirinya dan maid insect.
Sekarang di pihak mereka juga ada Nabe, seorang magic caster yang mungkin
setara dalam kekuatan, tidak mungkin dia akan masuk dalam pertempuran
sendirian. Apakah dia berencana untuk membanjiri mereka dengan para demon,
atau apakah ada bawahan lain dengan level yang setara sedang menunggu di
kedua sisi? Kedua kemungkinan itu membuat Evileye berkeringat dingin.
"..Empat orang!?"
Ada total lima orang dengan kekuatan tempur yang setara dengan dirinya.
Dua melawan lima terlalu besar perbedaan kekuatannya. Pertempuran itu
kelihatannya tidak bisa dimenangkan sejak awal.
Jika ini terus terjadi, mereka akan dikalahkan oleh jumlah yang lebih besar, lalu
para maid itu akan ikut campur dalam duel Momon dan Jaldabaoth.
Page | 276
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Evileye memarahi bagian dari dirinya yang ingin mengulurkan tangan kepada
Momon.
Pada awalnya dia kemari bertekad mati. Meskipun jika lawannya lebih kuat
dari yang dia duga, Evileye tidak bisa melakukan hal yang memalukan seperti
meminta bantuan. Dan kalimat Momon sebelumnya jelas-jelas memberikan
sebuah tanda seberapa besar dia mempercayai Evileye. Seorang pria sepertinya
takkan pernah menjadi kejam atau tak punya perasaan.
"Kalau begitu, aku akan menghadapi tiga orang itu dan kamu yang dua,
bagaimana?"
"Apakah kamu yakin? Aku tidak apa dengan tiga orang juga."
Page | 277
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Evileye merasa dia sudah lebih baik menangkap kepribadian Nabe, dan
tersenyum.
Lebih tepatnya, kesan Evileye dari Nabe sebagai rivalnya mulai naik, sebagai
sesama mage yang berdiri di samping Momon.
Yang benar saja, jika hanya Nabe dan Momon, aku bisa melepaskan cincinku
dan menunjukkan wujudku yang sebenarnya... Yah, pertama aku harus bisa
kembali hidup-hidup.
"Kamu keras kepala sekali. Baiklah, aku paham. Aku akan segera menangani
mereka berdua ini cepat-cepat, lalu datang membantumu. Bertarunglah seakan
kamu ingin hidup - apa?"
Evileye merasakan jika semua yang hadir disini - kelima maid dan Nabe -
semuanya sedang melihat ke arahnya. Seakan mereka sudah merencanakan
semuanya di awal, kelihatannya ada yang tidak beres.
"Kalau begitu, meskipun aku bilang aku bisa menangani ketiganya, lawan
kitalah yang akan memutuskan siapa yang menuju ke arah kita."
Yang terpancing keluar adalah maid insect, maid dengan dua rambut kepang
yang kembar, dan maid dengan rambut seperti bor. Yang tetap dengan Evileye
adalah maid dengan sanggul serta maid berambut panjang.
"Namaku adalah Alpha. Ini adalah Delta. Kami akan menjadi lawanmu."
"Yang benar saja? Ini terlalu formal. Namaku adalah Evileye. Aku akan
mengalahkan kalian berdua!"
Page | 278
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Begitukah? Takutnya.."
Gerakan pertama Evileye adalah mengaktifkan kartu asnya. Itu adalah sebuah
kemampuan spesial yang akan menyebabkan energi negatif yang mengalir di
tubuhnya menjadi kelebihan muatan, lalu memompa seluruh serangan yang dia
buat dengan efek status negatif.
"Aku datang!"
Kristal yang diberi energi negatif meneybar ke arah maid yang berlari, Alpha.
Ini adalah serangan fisik yang menusuk dan tumpul, serta energi negatif akan
menguras energi kehidupannya.
Setidaknya, seharusnya begitu. Namun, Alpha terus berlari, tanpa ada tanda-
tanda dia akan terkena sama sekali.
"Kuh!"
Evileye melayang ke udara. Pertempuran jarak dekat adalah ide yang sangat
buruk bagi seorang arcane magic caster. Membuat jarak di antara mereka akan
meningkatkan peluang menang dirinya.
Page | 279
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Lagi!?"
Yang menggunakan senjata jarak jauh adalah maid di belakang, Delta. Dia
terus menembaki Evileye ketika dia terbang tadi.
"hah!"
Jika dia masih bersama dengan Gagaran dan Tia, dia tidak akan seceroboh itu.
Sekarang, Evileye merasakan seakan dia sedang berjalan di tali yang tegang.
Hal yang paling menjengkelkan adalah koordinasi mereka yang tanpa celah.
Kerja sama memang bisa meningkatkan kekuatan tempur dengan drastis dari
para petualang. Sekarang ini, mereka berdua sedang memberinya sebuah
pelajaran berharga tentang enaknya kerjasama.
"Bagaimana mungkin para demon bisa bekerja sama dengan sangat baik...
apa-apaan ini!"
Aku tidak berhak berkata demikian, pikir Evileye. Anggota lain dari
kelompoknya adalah manusia, namun dia sendiri adalah undead.
Page | 280
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebuah suara 'gang' terdengar, dan pelindung 'Crystal Wall' semakin menipis.
Satu kali kena maka dia akan tertusuk.
Evileye mengumpat, mencoba lari dari Alpha, yang sangat ingin sekali
mengejar dan menghajarnya. Meskipun tubuh Evileye lebih unggul dari manusia
biasa karena manfaat menjadi seorang vampir, tubuh Alpha bahkan lebih kuat
lagi. Satu-satunya alasan mengapa Alpha belum menangkapnya hanyalah karena
mantra flight miliknya.
Meskipun begitu, membutuhkan usaha keras untuk bisa lepas dari Alpha. Dan
meskipun dia bisa melakukan kiting satu orang lawan di dalam lingkaran yang
ada di alun-alun yang besar, lawannya kali ini ada dua.
Suara gang kedua kalinya terdengar, dan pelindung yang melindungi dirinya
sudah hancur sama sekali.
Sulit dipercaya ada yang bisa menghancurkan 'Crystal Wall' dengan tiga kali
serangan, namun mau bagaimana lagi.
Page | 281
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mantra tingkat 5 ini adalah ciptaannya sendiri. Itu adalah salah satu kartu-
kartu terkuat yang dimiliki oleh Evileye.
Namun, Alpha tidak semakin pelan, ataupun terlihat terluka sama sekali.
"Tapi bagaimana?!"
"Kamu berhak dipuji karena itu! benar-benar satu set perlawanan yang
menakjubkan!"
Jawaban Alpha lalu hilang. Seakan dia sedang melakukan teleportasi dengan
jarak dekat, dia menampakkan diri di depan Evileye lalu menendangnya di wajah.
Topeng Evileye mengalami retak dengan suara 'krek' saat Evileye terlempar
jauh.
Dia memantul ke lantai dengan suara dang, dang sebelum berhasil pulih,
menggelengkan kepalanya karena puyeng.
"[Crystal Wall]!"
"..Hmph!"
Suara 'dang' terdengar, dan saat kaki Alpha menancap ke tanah, dia
menyalurkan tenaga dalamnya ke dalam retakan di dinding Evileye, lalu dinding
itu hancur di depan matanya.
Page | 282
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Apakah ini 'Charged Energy Release' (Pelepasan energi yang terkumpul) ?!"
Saat ini, sambil berusaha menjaga jarak, Evileye merasakan goncangan besar
yang mengalir di tanah. Dia tidak tahu darimana datangnya, namun nalurinya
berkata jika itu adalah efek setelah pertempuran dari mereka berdua.
Dia perlu sedikit waktu lagi. Dia harus mengulur pertarungan ini. Dengan
berpikir demikian, Evileye bersiap penuh untuk mati, dan melakukan serangan
bunuh diri miliknya.
Ketika Ainz dan Jaldabaoth berjuang satu sama lain, mereka menabrak sebuah
rumah. Pintu rumah tersebut hancur saat Ainz mendorong Jaldabaoth ke
dalamnya, kepingan reruntuhan menyebar kemana-mana. Interior rumah
tersebut sangat gelap dan sempit, tidak cocok dengan ayunan pdang Ainz.
Mare menarik sebuah kursi untuk ditempati oleh Ainz, dengan izin Ainz,
Jaldabaoth membuka topengnya, menampakkan wajah Demiurge.
Page | 283
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Tidak ada masalah. Kalimat yang diucapkan di dalam sini hanya untuk telinga
kita sendiri."
"Begitukah... kalau begitu. Pertama, aku ingin meminta suatu hal padamu.
Jangan lukai para penjaga yang aku lewati ketika kemari. Memang tempat ini
cukup jauh dari E-Rantel, menolong orang-orang yang kesulitan adalah publisitas
yang bagus."
Ainz dengan murah hati melambaikan tangannya. Tentu saja, dia bahkan tidak
tahu apa tiga itu, namun kalimat Demiurge masih membuatnya tidak tenang
sama sekali.
"Apa yang anda katakan tuanku? Sebenarnya, anda terlalu rendah hati."
"Tidak, kalau begitu - lupakan saja. Lalu, katakan padaku apa saja tujuannya."
Page | 284
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dengan kata lain, itu seperti melempar ranting-ranting yang patah di dalam
hutan untuk menyembunyikannya.
"Namun bisakah kamu melakukan hal ini? Apa yang kamu gunakan untuk
membuat mereka menjauhi bau kita?"
Demiurge mengisyaratkan, dan Mare memberikan sebuah tas, yang lalu dia
buka. Di dalamnya ada sebuah patung demon. Masing-masing enam lengan
demon itu menggenggam bermacam permata. Sebuah cahaya aneh dan
berdenyut memancar dari dalamnya.
Page | 285
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Meskipun item ini diciptakan oleh Ulbert-sama, saya rasa yang terbaik adalah
digunakan disini."
Dari sudut pandang dunia ini, memang wajar jika sebuah item seperti ini akan
memancing perhatian Jaldabaoth.
Tentang seorang teman yang bernama Ulbert, dulu ketika kekuatan Guild ada
di puncaknya.
Pada awalnya, ada World Class Item yang bisa memanggil demon-demon
dalam jumlah tak terbatas sehingga pada akhirnya bisa melahap seluruh dunia.
Meskipun membuat sebuah kericuhan, Ulbert sangat senang ketika
mendengarnya dan berjuang keras untuk membuat sebuah item yang bisa
menirunya. Namun ketika akhirnya item tersebut hanya bisa mengeluarkan enam
mantra berturut-turut, dia kehilangan ketertarikan padanya dan menyerah.
Jelas sekali melihat Demiurge yang keberatan melepaskan benda seperti ini.
Itu karena ini adalah peninggalan dari penciptanya.
Page | 286
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Alat yang diambil oleh Ainz terlihat mirip dengan patung demon yang
dipersiapkan oleh Demiurge. Namun, di tangannya hanya memiliki tiga permata,
dan terlihat jauh lebih kasar pada umumnya.
"Ini juga adalah sebuah alat yang diciptakan oleh Ulbert-san. Karena ini adalah
prototipe atau purwarupa, dia ingin membuangnya, namun aku berpikir bahwa
terlalu sayang untuk dibuang lalu menyimpannya. Bagaimana kalau digantikan
dengan yang ini saja?"
"Ba-Bagaimana bisa saya membuang harta dari Ainz-sama untuk rencana saya
sendiri?"
"Apakah seperti itu kamu melihatnya? Baiklah, Demiurge, ini adalah milikmu,
Gunakan ketika kamu melihatnya cocok. Namun, bukankah Ulbert-san akan malu
jika percobaannya yang gagal masih ada?"
"Ini adalah... bagaimana saya bisa berterima kasih kepada anda setelah
memberi saya dengan item magic yang luar biasa ini?"
Demiurge berdiri dari kursinya dan berlutut di lantai. Mare, yang melihat
Demiurge, buru-buru berlutut di bawah disampingnya.
"Cukup, Demiurge. Bukankah kamu ada pekerjaan lain? Pikir saja ini sebagai
simbol apresiasiku terhadap loyalitasmu."
"Kami para guardian diciptakan oleh Supreme Being. Oleh karena itu, hingga
saat ini sampai kepunahan kami, kami akan selalu loyal kepada mereka. Meskipun
begitu, Ainz-sama bukan hanya memberikan ampunan dan kepeduliannya
berlipat-lipat, malahan memberi hamba harta yang sangat bernilai itu... bagi
Demiurge, meskipun sudah bersumpah setia dan tak lekang waktu kepada Ainz-
sama, izinkan sekali lagi memberikan pengabdian setia kepada anda!"
Page | 287
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Demiurge kembali duduk, dan Mare kembali ke posisi berdirinya yang semula.
"Sejauh ini memang sudah jelas sekarang. Dan bagaimana dengan tujuan
ketiga?"
"Ya, saya sudah mengirimkan sekitar separuh manusia di dalam dinding api ini
ke Nazarick. Ada banyak manfaat yang bisa diberikan, dan kesalahan ini akan
jatuh sepenuhnya kepada demon Jaldabaoth."
Jadi itu yang dia rencanakan, Ainz pikir, namun dia masih memiliki beberapa
pertanyaan. Apakah ada manfaat membiarkan kejahatan Jaldabaoth semakin
tumbuh? Daripada, menciptakan sebuah karakter Jaldabaoth, bukankah akan
lebih baik membiarkan demon lain melakukannya?
" Ini adalah awal dari tujuan keempat, yang mana untuk menggunakan Holy
Kingdom sebagai tanah untuk membuktikan insiden ini."
Page | 288
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Hm? Meskipun aku sudah memberikan tugasnya padamu, dan kamu sudah
menerima izin dari Albedo, Aku kira kamu akan menggunakan pasukan dari
Nazarick..."
"Tidak, tuanku. Mereka hanya pasukan yang dipanggil oleh Evil Lord saya.
Setelah satu hari lewat, mereka bisa dipanggil lagi. Kekuatan Nazarick akan tetap
tak tersentuh."
"Begitukah.. Ternyata itu alasannya mengapa ada banyak sekali demon tanpa
ingatan di Nazarick. Bagaimanapun juga, Aku mengerti. Kalau begitu, satu
pertanyaan lagi, kamu bilang mengirim setiap manusia disini ke Nazarick. Itupun
tak perduli apakah mereka pria, wanita, muda atau tua, benar kan?"
Ainz samar-samar marah dengan cara Demiurge yang bisa dengan mudahnya
dan santai menjawab benar.
Manusia memang tidak ada hubungannya. Mungkin saja karena Ainz yang
pernah menjadi seorang manusia, namun tubuh yang dia miliki sekarang ini tidak
merasakan simpati atau kedekatan pada mereka. Seakan mereka sepenuhnya
spesies lain yang bisa dengan mudahnya ditendang dengan satu kaki. Dia akan
membantai manusia sebanyak apapun untuk keuntungan dari Great
Underground Tomb of Nazarick. Meskipun begitu, membunuh anak-anak masih
membuatnya marah. Ini adalah sisa dari seorang pria yang pernah menjadi Suzuki
Satoru.
Page | 289
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Prioritas Ainz Ooal Gown adalah memastikan stabilitas dan loyalitas dari
bawahan-bawahannya.
"Ada dua hal yang perlu menjadi pertimbangan anda. Pertama, Mare telah
memberi kami sebuah peluang yang sangat bagus."
Ainz mengalihkan pandangannya ke arah Mare, bocah yang gugup dan resah.
"Saat ini, kami masih dalam tahap pelatihan, jadi tingkat kesuksesan yang
paling tepat masih diperdebatkan. Saya akan menjelaskan lebih jauh ketika kita
telah kembali ke Nazarick. Yang kedua, dari pengamatan saya terhadap situasi
sejauh ini, Saya bisa menyimpulkan dengan aman jika yang mencuci otak
Shalltear tidak memiliki hubungan dengan Kingdom."
"Itu akan diberikan dengan senang hati. Ketika pertempuran kita setelah ini,
silahkan dengan leluasa mengalahkan saya. Saya akan melakukan apapun untuk
Ainz-sama."
"Itu berarti anda akan melepasnya, lalu saya akan merusaknya? Tidak
terpikirkan bagi saya untuk berani mengangkat tangan kepada Ainz-sama-"
Page | 290
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Itu tidak benar. Armor ini tidak dibuat dari magic. Aku bisa melihat mengapa
kamu berpikir demikian karena aku, sebagai seorang magic caster, memakainya
seperti biasa. Tapi sebenarnya, Aku merapalkan sebuah mantra transformasi
warrior dan memakainya. Ketika istirahat sebelum bepergian ke arah ibukota, Aku
mengirimkan sebuah 'Message' kepada Albedo untuk membuat memulai
persiapan untuk masa depan. Kelihatannya itu memang pilihan yang benar."
Saat Demiurge tertawa kecil, punggung Ainz mengalir keringat yang bahkan
tidak ada disana.
Page | 291
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Kalau begitu, mari kita mulai? Demiurge, aku akan serahkan luka
pertempuran kepadamu."
"Terimalah petirku!"
"Guwaaaaa-su~"
Maid tersebut membuat teriakan kesakitan palsu yang hebat ketika meluncur
jauh seperti sedang melompat sendiri, hingga dia hilang di kejauhan.
"Eiiii~"
"Kyaa-"
Saat Nabe mengeluarkan teriakan kesakitan yang datar, dia mengikuti maid
yang terlempar jauh. Entoma mengikutinya dengan diam-diam.
"Jadi bagaimana, tempat ini sudah ditangkis dari mata-mata oleh Nigredo-
san. Seharusnya sudah tidak apa sekarang ~"
Page | 292
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Benar-benar sudah lama su~ ini pertama kalinya kita bertemu sejak Nar-chan
mulai berkeliling dengan Ainz-sama."
"Aku memang kembali ke Nazarick setiap kali, namun waktu itu, kamu ada di
desa."
"Oh ya~ tahulah, ini baru saja terjadi. Setelah dipikir-pikir, sudah lama tak
melihatmu juga, Sol-can~"
"Oya? Sol-chan dan Yuri-nee-san juga merisaukan hal yang sama su~. Tapi
tidak apa~ Aku akan berhati-hati. En-chan's juga sama su~"
"Ternyata begitu."
Meskipun wajah aslinya ditutupi oleh topeng serangga, nafsu membunuh dan
kemarahannya masih meluap-luap dari situ.
"Kamu tahu itu tidak mungkin. Karena dia sedang bepergian dengan Ainz-
sama, itu akan merusak reputasi Ainz-sama jika dia tidak kembali hidup-hidup
dengannya."
Entoma tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh Narberal, tapi dia tetap
terdiam. jelas sekali yang mana yang harus dipilih antara nama baik tuannya dan
keinginannya sendiri. Setiap battle maid tahu akan hal ini.
Page | 293
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Aku tidak tertarik dengan nama dari nyamuk yang terlalu kebesaran.
Meskipun, kurasa namanya itu Evil-atau apalah."
"...mungkin itu adalah Evileye dari Blue Rose. Sebas-sama menulis begitu di
dalam laporannya."
"Nar-chan, apakah kamu pura-pura jadi orang idiot? Apakah kamu baik-baik
saja?"
"Itu tidak masalah bagiku. Aku mungkin akhirnya harus tahu hal itu ketika
jalannya tugasku. Aku sudah mengambil beberapa nama penting untuk diingat."
"Aku juga tidak masalah disini su~ sebenarnya, bisa dibilang aku sangat
bersahabat baik dengan manusia, yanno?"
Narberal sedikit terkejut ketika dia tahu jika dia sendirian diantara rekan-
rekannya sesama maid. Saat dia mempertimbangkan apakah harus lebih
perhatian dengan nama-nama itu, suara ledakan terdengar. Karena bangunan
yang menghalangi pandangan di sudut, mereka tidak tahu apa yang
menyebabkannya.
Page | 294
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"yah, itu adalah Yuri-nee-san dan Shizu~ mereka selalu serius. Namun jika
pertarungannya belum selesai, itu artinya mereka masih belum menggunakan
kekuatan mereka yang sebenarnya."
"JIka itU diSErahKAN paDAku aKU pasTI aKAn meLAWannYA samPAI mATi!"
"Evileye memang sangat kuat. Namun dari level saja, dia mungkin bukan
lawan yang bisa dikalahkan oleh Yuri-nee-san atau Shizu."
Sebuah bayangan menutupi wajah dari para battle maid untuk pertama
kalinya. Hanya Narberal yang berbeda. Dia sangat yakin.
Saat perhatian semua orang tertuju padanya, dia melanjutkan, "Evileye dan
diriku adalah elementalist. Kami adalah arcane magic caster yang memiliki
spesialisasi dalam menggunakan elemen tertentu. Meskipun ini artinya kekuatan
tempur kita akan meningkat tajam, itu juga berarti di luar area yang kita dalami,
kita akan sangat lemah."
"Tipe Earth, kalau begitu... seharusnya ada asam, racun atau gravitasi, ya kan?
Mengapa kristal?"
"Itu pasti spesialisasi lebih jauh di dalam tipe earth elementalisme. Magic
kristalnya pasti sangat kuat."
Jika itu adalah aku, bagaimana aku akan membunuh Evileye? Ketika empat
orang itu berpikir demikian, bumi bergetar. Ini sedikit berbeda dengan yang tadi
dan getaran bumi itu disebabkan oleh benturan besar.
"GEmpA buMI iNi pasTI diSEbabKAN oLEH MaRe-SaMA. KaLAu beGItu, maRI
kITa berGErAk ke TaHAp seLANjutnYA?"
Page | 295
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Benar sekali, Narberal. Kalau begitu, tidak apakah jika kita sedikit
menyakitimu? Ini tidak akan bagus jika kita setidaknya tidak mengasarimu
sedikit."
"Aku akan mencoba untuk tidak memukulmu terlalu keras, jadi maafkan aku
su~"
Climb mencoba untuk mengangkat suara dengan keras saat dia memanggil
orang-orang tersebut. Namun, gudang itu dipenuhi dengan banyak orang-orang
yang gelisah, jadi suaranya saat ini benar-benar tidak cukup untuk membuat
mereka tenang.
"Anakku-"
"Istriku diambil-"
"Mama, Papa-"
Pria, Wanita, Muda dan tua semua suara tercampur, menyapu suara Climb
seperti gelombang. Dia tidak bisa lagi mengetahui apa yang mereka katakan lagi.
Climb telah menemukan tiga ratus orang disini yang berada dalam keadaan
darurat sendiri, dan mereka hanyalah penduduk yang berhasil ditemukan. Orang-
orang yang terkunci di dalam gudang kecil ini tidak tahu apa yang terjadi di luar,
dan yang bisa mereka lakukan adalah merengek tentang bagaimana anggota
keluarga mereka yang diambil ke tempat lain.
Itu adalah respon yang alami untuk situasi seperti ini, namun juga sangat
bahaya.
Page | 296
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Itu-"
Mungkin saja jika dia mengangkat suaranya dia mungkin bisa berteriak untuk
mendiamkan mereka. Climb, sebagai seorang warrior, jauh lebih kuat dari
penjaga kota biasa. Jika dia berteriak kepada pria, dia bisa dengan mudah
menguasai hati dari yang hadir disini. Namun Climb tidak melakukan ini.
Climb adalah duta dari sang putri. Dia disini karena Renner pantas meletakkan
kepercayaan dalam dirinya kepada Climb. Jika dia menggunakan metode-metode
yang meneror penduduk dan membuat mereka tidak menyukainya, itu mungkin
akan bisa dengan mudah tertumpah kepada Renner pula. Dengan berpikir
demikian, Climb akhirnya tidak mungkin bisa membuat dirinya menggunakan
metode yang kasar kepada mereka.
"Papa! Mama!"
"Kalian semua cuma bercuap-cuap seperti ayam hanya karena dia terus
terdiam. Kita sedang ada di daerah orang-orang ini, dan tidak bisa menjamin
Page | 297
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
keamanan kalian. Jika kalian tidak bergerak dengan lirih, para demon akan
datang dan akan membunuh kalian semua. Jika kalian mengerti, tutup mulut
kalian."
Brain mengawasi gudang yang sekarang hening, lalu melihat lurus ke arah
Climb. Penduduk yang mendekat Climb menjadi layu di bawah tatapan Brain lalu
mundur.
Climb sangat yakin apa keputusan yang harus dia buat. Namun, dia tidak
memiliki rasa percaya diri jika itu adalah yang bijak.
"Sulit berkata, kalau begitu? Lupakan saja. Aku akan melakukannya dulu,
kalian semua sebaiknya pikirkan ini baik-baik, ketika ada yang bicara ketika aku
melakukannya, aku akan bunuh dia di tempat itu. Aku bahkan tidak yakin kalian
semua adalah manusia."
"Aku yakin kalian bertanya-tanya apa yang akan kubicarakan, tapi lihat orang
di samping kalian. Apakah kalian yakin orang-orang disini adalah manusia?"
"Lalu, siapa yang bisa menjamin tidak ada demon di antara kalian? Apa tidak
ada demon-demon tanpa kulit yang menggunakan kulit orang lain?"
Page | 298
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mereka tidak boleh berbicara, namun masih ada kericuhan. Mereka melihat ke
arah satu sama lain dengan mata curiga, dan mulai merubah posisi mereka.
Gudang itu memang kecil, namun tidak cukup kecil sehingga semuanya harus
berdempetan. Ada cukup banyak ruang untuk semua orang menghindari kontak
dengan yang lainnya.
"Tenang. Jika ada demon yang sampai disini, kami akan membunuh mereka.
Selama kalian mengerti darimana kami, itu tidak akan apa-apa". Ketika suasana
terlihat santai, Brain menggunakan kesempatan itu dan melanjutkan, "Tapi, jika
demon-demon dari luar masuk ke dalam seperti longsor, maka aku tidak bisa
menjamin. Jika seorang demon menyusup ke dalam sini, bukankah dia ingin
berteriak sekeras-kerasnya jika ada penyusup? Apakah kalian mengerti maksudku
dengan membunuh siapapun yang membuat suara? Oh tentu, beberapa dari
kalian akan berpikir, 'tapi aku manusia, mengapa kamu membunuhku?' tapi kita
semua tidak tahu itu. Jadi untuk melindungi yang ada disini, siapapun yang
membuat suara sehingga menarik perhatian para demon akan mati".
Sekali lagi, Brain mengalirkan nafsu membunuhnya kepada setiap orang dari
matanya.
"Jadi itu masalahnya. Mengapa kami tidak menemukan siapapun selain dari
kalian? Mungkin saja hanya apes. Lagipula, kami menghindari area-area dimana
para demon waspada. Tapi... apa kalian kira siapapun bisa menerima itu?
Kelihatannya mereka sudah dipindahkan dari distrik pergudangan ke tempat lain.
Jangan panik! Kami tidak tahu dimana mereka. Tapi dimanapun para demon itu
memindahkan mereka tidak mungkin bagus."
Page | 299
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mereka yang mengerti mengangkat tangan mereka, dan ada juga suara isak
tangis.
"Dan kalian semua dijadwalkan dibawa oleh para demon. Itu artinya sekarang,
kalian telah menghindari nasib buruk. Tapi ingatlah, kita masih ada di dalam
teritori demon. Jika kalian tidak berhati-hati dan tidak bergerak dengan cepat
dan tanpa suara, kalian bisa terbunuh ketika kabur. Hey, kamu, kelihatannya
kamu punya pertanyaan. Aku perbolehkan kamu bicara."
Pria yang ditunjuk oleh katana itu bertanya dengan suara kecil dan ketakutan.
"Maka kamu akan dibawa oleh mereka. Dan itu akan dilakukan oleh mereka
yang kamu tahu dengan benar adalah demon, ke tempat dimanapun neraka asal
demon-demon ini datangnya."
"Aku-"
Brain menatap tajam ke arah dirinya. Dan dan wanita yang mengangkat
suaranya menjadi langsung terputus.
"...Anakku hanya tiga tahun. Jika aku diam disini, dan pergi ke tempat yang
sama dengannya..."
"Yang benar saja. Aku tidak tertarik membantu siapapun yang tidak ingin lari.
Tapi dia ini berbeda. Asal tahu saja, jika anakmu dibawa ke gudang lain, ada
kemungkinan dia akan diselamatkan oleh tim lain. Jika kamu ingin mengabaikan
itu dan tetap tinggal, maka aku tidak akan menghentikanmu. Seorang anak tanpa
mamanya bisa hidup sendiri, namun aku tak pernah melihat siapapun merawat
anak mereka hingga seperti ini."
Brain bicara dengan suara dingin kepada penduduk yang berkecil hati.
"Kalau begitu aku akan mengatakannya sekali lagi. Jika kamu tetap disini,
kamu akan dibawah oleh para demon. Jika kamu bisa menerima ini dan ingin
Page | 300
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Climb harus menyela disini. Karena Brain sudah berkata sebanyak ini, itu
diperlukan.
"Aku tidak suka hal-hal yang menyusahkan, namun aku melakukannya karena
knight dari Renner. Jadi aku akan melindungi kalian semua. Kita akan segera
bergerak keluar dalam beberapa menit. Tetap disini atau pergi adalah pilihanmu.
Jika kamu ingin mendiskusikan kebebasanmu dengan lirih, itu juga pilihanmu.
Lakukan sesukamu."
Tidak ada diskusi. Ini karena mereka tidak tenang karena mungkin saja
tetangga mereka adalah demon namun karena banyak dari mereka yang
berharap saudara mereka akan diselamatkan oleh tim lain sehingga mereka akan
berkumpul.
Seharusnya tidak ada tim lain. Kami sudah memeriksa banyak gudang, dan
hanya beberapa saja yang tidak kosong.
Brain memutuskan untuk tidak terlalu banyak memikirkan masalah ini, namun
menggenggam pedangnya dan menatap dengan tajam kepada para tawanan,
memastikan tidak ada dari mereka yang membuat terlalu banyak suara. Climb
berjalan ke arah Brain, dan berbicara lirih.
"Terima kasih, Brain-san. Anda telah melakukan apa yang tidak bisa kulakukan
sendiri."
"Jangan khawatir dengan hal itu, semua omong kosong ini adalah hal yang
tidak bisa orang sepertimu, yang melayani Renner, katakan. Namun bagi seorang
pasukan bayaran sepertiku, seharusnya tidak menyebabkan masalah apapun di
masa depan. Anggap saja aku seperti cambuk."
Page | 301
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Akan menyusahkan jika kita terperangkap dalam lingkaran tanpa akhir. aku
paham, aku terima rasa terima kasihmu. Hm? Orang itu kembali."
"Memang begitu. Siapa yang tahu, ini mungkin adalah tujuan terakhir mereka.
Apakah kamu mengamati sekeliling di luar sana? Gempa bumi apa tadi barusan?"
"Aku tidak tahu. Mungkin tanahnya runtuh dan para demon datang
merangkak keluar dari tanah?"
Saat Brain akan memberikan perinta kepada para penduduk, ada sebuah suara
seperti sesuatu yang mendarat di luar gudang.
Climb dan Brain bertukar tatapan. Lalu mereka bergerak tanpa suara ke arah
thief tersebut berada.
Page | 302
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tubuhnya memiliki tinggi hampir tiga meter, dan memiliki sayap kelelawar di
punggungnya. Kepalanya tengkorak kambing, dan di tangannya menggenggam
palu besar.
Climb menatap Brain tanpa suara. Dia telah membuat marah Brain ketika
bertemu dengan Shalltear. Oleh karena itu, jika Brain bilang kepada Climb untuk
kabur, Climb benar-benar berniat untuk mematuhinya.
"Ya!"
"Ah, lihat saja dia. Dia pasti lari dari sebuah pertarungan. Dia diselimuti oleh
banyak luka. Jika dia tidak terluka, aku rasa kita semua tidak akan bisa
mengalahkannya. Namun sekarang, jika kita bisa merangsek ke arahnya
bergantian, kita mungkin bisa menang dalam sekali serang."
Page | 303
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Unglaus-san-"
"Yes Sir!"
"Kuh!"
Page | 304
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tenaga ledakan dari pukulan itu membuat Evileye memuntahkan udara, dan
mengirimnya terbang.
Tujuan Evil adalah untuk mengulur pertempuran ini. Oleh karena itu, dia tidak
bisa menggunakan strategi untuk mengkonversi luka fisik ke pengurangan mana.
Tanpa mana, Evileye tidak akan mampu bertarung. Itu artinya dia harus
mengeluarkan HP dan Mana sebanding.
Saat itu, Evileye melihat Nabe, yang terbang karena terpukul oleh lawannya.
Dia juga sudah terlihat seakan terluka sangat parah. Evileye melayang ke arah
Nabe. Lawannya tidak mengikuti - apakah mereka sedang menunggu kami
bergabung sebelum membunuh kami bersama-sama.
Evileye berencana untuk membantuk Nabe yang roboh, namun dia langsung
kembali berdiri dan bicara dengan nada yang dingin.
Meskipun tubuhnya yang tertutupi oleh luka terlihat seakan dia sudah
bertarung mati-matian, kelihatannya ada yang salah dengan dirinya. Tidak ada
rasa takut akan mati, atau lebih tepatnya, dia percaya jika Momon bisa
mengalahkan Jaldabaoth sebelum dia mati.
Page | 305
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia mengalami berbagai macam luka dan pakaiannya juga sudah ternoda oleh
darah, namun tidak ada luka yang fatal. Dari yang dia tahu, Evileye mungkin jauh
lebih besar lukanya.
"Tidak juga."
Evileye tertawa dengan balasan yang dia berikan, yang mana sangat cocok
sekali dengan Nabe.
"Tidak, aku sedang berpikir bahwa balasan yang kamu berikan memang
pantas sekali denganmu."
"Apa yang bisa kita lakukan? Bagaimana kita bisa mengulur pertarungan ini?"
Evileye memalingkan pandangan tajamnya ke arah lima lawan itu. Selain dari
maid insect yang nafsu membunuhnya seperti menusuk Evileye layaknya sebuah
tombak, yang lainnya tidak memancarkan sikap memusuhi sama sekali, meskipun
dari sikap mereka terlihat sangat percaya diri jika bisa membunuh mereka berdua
dengan mudah.
"Kelihatannya kita sudah kehabisan pilihan. Jika jumlahnya sama mungkin kita
bisa memiliki peluang untuk menang. Namun jika mereka memiliki level yang
sama dengan kita dan jauh lebih banyak, maka kita pasti akan kalah."
Page | 306
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Bagaimana kalau lari? Jika kamu berputar dan kabur, mereka mungkin tidak
akan mengejar."
Rasa tidak puas membuat wajah Nabe menjadi tidak karuan pertama kalinya.
Meskipun dia membuat wajah sinis, tidak mengurangi kecantikannya sama sekali,
Evileye terpikir rasa kagum yang terlihat bukan pada tempatnya bagi seorang
rival.
Untuk sesaat, dia mengira mungkin itu adalah Momon yang terlempar, namun
ternyata bukan. Itu adalah Jaldabaoth.
Melihat Jaldabaoth yang tidak bisa berdiri tegap di kakinya. Evileye merasa
senang. Jelas sekali siapa yang sudah melukainya seburuk ini dan memukulnya
hingga mundur jauh.
Pandangan Evileye terarah kepada warrior yang menjadi tempat asal tubuh
yang terbang tadi.
Armor hitam legam terluka berat, membuatnya jelas sekali seberapa kuat duel
mereka tadi. Meskipun begitu, pria yang berdiri di sana sedikitpun tidak goncang,
menunjukkan keunggulan yang jelas dari Momon dibandingkan dengan
Jaldabaoth, yang berusaha berdiri.
Page | 307
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
ini rasanya menjadi baris depan.. di masa lalu, aku terbiasa mengungguli seluruh
lawanku dalam pertarungan jarak dekat, jadi aku tidak merasakan apapun, namun
sekarang rasanya aku seperti seseorang yang mengamuk. jadi, mengeluarkan
seluruh kekuatanmu seharusnya tidak masalah bagimu, ya kan?"
Seorang pria yang kuat seperti Momon jarang sekali memiliki kesempatan
untuk habis-habisan. Kebanyakan lawannya akan dihabisi sebelum dia serius.
Seorang pria sepertinya akan sangat senang jika dia memiliki peluang
menghadapi seorang lawan yang membutuhkan kekuatan penuhnya.
Jaldabaoth mungkin mengerti hinaan itu, jadi dia membalasnya dengan sikap
sopan yang kasar dan berlebihan.
Dengan kalimat itu sebagai pertanda, dua orang itu saling beradu kekuatan di
tengah-tengah kota.
Baku hantam dari mereka berdua seperti sebuah ingatan yang diputar kembali
saat dia pertama kalinya bertemu dengan Momon. Kecepatannya yang tinggi,
serangannya yang beruntun semuanya dipentalkan dengan cakar yang
memanjang. Karena cakar-cakar itu bisa menyeimbangi pedang besar, kekerasan
dari cakar-cakar itu pasti jauh di luar pengertian manusia.
Page | 308
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
menggunakan mantra 'Flight'. Saat sudut pandang Evileye terhalang oleh pedang
Momon yang memutar, dia melihatnya membuat sebuah tombak entah dari
mana, di sudut mata Evileye.
Itu adalah sebuah tombak merah tua dengan ujung seperti topan api. Momon
melemparkannya kepada Jaldabaoth. Sangat cepat sehingga yang dia lihat
hanyalah jejak merah tua yang tertinggi di matanya saat tombak itu menuju ke
arah Jaldabaoth.
Saat tombak itu terkena, sebuah api yang meraung-raung terbakar dari tanah,
dan sebuah shockwave yang besar mengalir dari Jaldabaoth.
"Kuh!"
Agar tidak terlempar oleh pergerakan udara raksasa, Evileye merunduk dan
mencoba untuk menahan badai tersebut. Sayangnya, karena dia sedang memakai
topeng, dia mampu membuat matanya tetap terbuka saat badai.
Page | 309
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Karena itu adalah pedang yang sangat disukai oleh Momon, seorang
petualang dengan kaliber tertinggi, pasti terbuat dari material yang memang
menakjubkan.
Tapi itu tidak penting. Apa yang penting adalah Jaldabaoth bisa
mengeluarkan ludah api yang bisa melelehkan baja, dan Momon masih bisa
bicara dengan santainya kepada Jaldabaoth meskipun sudah terlalu dekat
dengan api yang mematikan.
Evileye ketakutan. Dia sudah tahu seberapa kuat mereka berdua, namun
tubuhnya masih gemetar tidak karuan.
"Seperti yang kamu duga. Damage tipe api diperkuat oleh kemampuan
spesial."
"Tepat. Meskipun makhluk yang memiliki pelindung kebal dari api tidak akan
bisa lepas tanpa terluka, bukankah begitu?"
Kali ini giliran Jaldabaoth yang mengurangi jarak, meluncurkan pukulan yang
tiba-tiba ke arah Momon. Serangan itu bisa menebas manusia dalam sekejap,
namun Momon menahan semuanya dengan pedang raksasa miliknya.
Page | 310
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Sebuah gelombang udara yang dingin bergerak mengalir keluar dari senjata
tersebut, membuat suhu udara di sekitar menurun tajam. Meskipun kelihatannya
hawa dingin itu bahkan bisa membekukan api, hellfire milik Jaldabaoth lebih
panas dari api biasa. Tetap saja, untuk sesaat, panas itu bisa ditekan.
"Karena aku tidak bisa menggunakan magic, aku menutupinya dengan senjata
elemental. Meskipun ini adalah sebuah copy dari Frost Pain yang dibuat dari
sebuah percobaan... yah, aku seharusnya mempertimbangkan diriku beruntung
ternyata lebih kuat dari yang asli. Alat ini bisa membuat menggunakan mantra
tingkat tinggi hingga tiga kali sehari, namun tanpa kemampuan spesial untuk
memperkuatnya, seharusnya bukan apa-apa bagimu."
Evileye teringat suatu hal yang pernah dikatakan oleh Gagaran. Ketika para
warrior mempertaruhkan nyawa mereka, suatu ketika mereka akan bisa
memahami sepenunya pemikiran dari lawan mereka, dan itu akan menciptaan
sebuah perasaan seakan mereka adalah teman dekat yang saling mengenal satu
sama lain untuk sekian lama.
Saat itu, dia penasaran apa yang sedang dibicarakan Gagaran. Namun
sekarang-
Page | 311
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Pria dengan armor hitam legam, yang sudah kehilangan kilauannya karena
permukaannya yang meleleh, dan demon yang memakai tuxedo yang diiris-iris
oleh banyak tebasan pedang.
Dua orang yang saling berduel dan masuk dalam domain yang jauh dari
genggaman manusia itu terlihat seperti teman lama bagi Evileye.
Teriakan Evileye dipenuhi oleh emosi yang kuat. Untuk seseorang yang
memenuhi ibukota dengan begitu banyak kegemparan dan kematian, sebuah
permintaan ampunan dan belas kasihan tidak lebih dari hal yang memalukan.
"Baiklah."
Page | 312
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Untuk membawa Momon-san kemari, dan menjaga yang lainnya ikut campur
dengan pertempuran kami, kamu membuat banyak teman dan sekutu bertarung,
ya kan? Apakah kamu benar-benar berpikir mereka cukup mampu menahan para
demon yang merangsek masuk ke dalam konflik?"
Evileye merasa seakan dia ditusuk tulang belakangnya dengan sebuah air
beku yang tajam.
Jika Jaldabaoth terus bertarung dengan Momon, dia tidak ada jaminan
menang. Oleh karena itu, mengapa tidak menarik mundur seluruh pasukannya
Page | 313
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
dan memohon untuk tidak mengikuti? Jika tidak - yah, lalu jika dia mati, dia akan
membawa semua orang bersamanya. Melihat hal seperti itu.
Ternyata begitu, pikir Evileye, pendapatnya terhadap Momon naik lebih tinggi
lagi. Dia harus menerima penawaran Jaldabaoth dengan enggan karena dia
sudah melihat perkembangan semua ini ke depannya. Memang benar, dia tidak
punya pilihan lain.
"Kalau begitu, karena orang luar ini juga menerimanya, Aku akan mulai
menarik mundur, meskipun sayang sekali aku tidak bisa mendapatkan tujuanku.
Aku berdoa kita takkan pernah bertemu lagi."
Fakta yang tersisa bahwa Jaldabaoth masih ada, seorang demon dengan
kekuatan yang melebihi Demon God sejauh ini. Dan di seberangnya berdiri
Momon, seorang warrior yang memiliki peringkat tinggi. Apa jadinya dunia ini
jika dua orang ketika kabar sudah tersebar, dan bagaimana dunia akan berubah
setelahnya?
Page | 314
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Ada sesuatu yang lebih penting dari ini. Evileye mendarat di tanah dan
membuka lengannya.
"Uwaaaaaaaaaaahh!"
Evileye membelokkan hal remeh yang dia pernah dengar di masa lalu.
Beberapa orang pria akan menggunakan anggota dari lawan jenis untuk
melunturkan tekanan setelah pertempuran. Dia berharap Momon adalah orang
seperti itu, dan dia akan memilihnya untuk tugas itu.
Page | 315
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Yah, memang benar. Aku seharusnya mengawasi peluang bagus lain kali.
Sekarang setelah Jaldabaoth telah melihat kekuatan Momon-sama, tidak
mungkin dia akan merusak bagiannya. Meskipun begitu, masih ada pertarungan,
dan orang-orang dibiarkan menunggu...ah, mengejar hasratku sendiri akan
menjadi hal buruk dilihat darimanapun.
Disamping Gazef Stronoff ada Lakyus dan Tina. Gagaran dan Tia juga ada
disana. Semuanya diselimuti oleh debu dan kotoran, sebuah bukti ada
pertempuran sengit yang telah mereka lakukan untuk bisa sampai kemari.
Mereka melihat ke sekeliling daerah akibat dari pertempuran sengit yang sedang
terjadi disini, lalu, dengan sebuah nafas yang terhirup, mereka semua melihat ke
arah Momon.
Page | 316
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Namun Momon tidak melakukannya. Saat Evileye mulai curiga, dia mendengar
sebuah suara yang kecil dan tegas.
"UOOOOOOOOOOOOOHH!"
Page | 317
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 318
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Epilog
Para pelayan (maid) membentuk barisan yang rapi di depan Sebas. Ada 41
orang jumlahnya, dan semuanya adalah homunculus. Di pimpinan mereka berdiri
kepala pelayan berkepala anjing, Pestonya S. Wanko. Demikianlah staff maid
domestik dari Nazarick berkumpul.
Meskipun begitu, menilai dari kondisi Tsuare, kelihatannya rasa takut dirinya
terhadap orang lain takkan pernah hilang sepenunya. Meskipun dia terlihat bisa
membaur dengan baik kepada yang lainnya, dia tahu betul situasi macam apa
dirinya berada, dan dia mencoba untuk mengabaikannya dengan cara bekerja
keras.
Jika aku tidak mengawasinya dengan baik, dia mungkin bisa hancur.
Saat Sebas memikirkan pertanyaan ini, sesi ketemu dan kenalan sudah
berakhir dan salah satu pelayan membawanya keluar. Saat di jalan, Tsuare
Page | 319
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
berputar untuk melihat Sebas. Sebas mengangguk kepadanya, lalu dia juga
mengangguk membalasnya, sebelum menoleh lagi dan pergi.
"Sebas-sama, seberapa besar latihan yang dibutuhkan oleh manusia itu -wan"
"Latih dia hingga dia layak menjadi seorang pelayan Nazarick. Namun, dia
hanya seorang manusia, jadi ketika kamu melatinya, tolong jangan terlalu
menekannya hingga diluar batas."
"Mengerti -wan."
"Apa maksudmu?"
Pestonya menjawab Sebas, yang tidak begitu menangkap maksud dirinya dan
bertanya-tanya apa yang sedang dia bicarakan.
"...wan. Bisa dibilang, maksudku dia mungkin akan pensiun setelah menikah -
wan."
"Apa?!"
Saat wajah Sebas menjadi kaget, tawa lembut Pestonya bergema ke seluruh
penuju lantai sembilan dari Great Tomb of Nazarick.
Setelah memastikan tidak ada tamu yang hadir dan waktunya sudah tepat,
Climb membuka pintu kamar Renner.
Sang putri duduk di tempat biasanya, kamarnya berwarna merah oleh sinar
dari matahari yang sedang tenggelam. Mereka menyinarinya seperti lampu sorot.
Page | 320
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Mata Renner berkaca-kaca. Pada awalnya dia yang memberikan perinta itu,
jadi membalasnya seperti ini kelihatannya adalah jawaban yang benar.
Tugas Climb selanjutnya adalah untuk mengambil alih tanggung jawab detil
keamanan dari asosiasi Magician.
Meskipun dia berdiri di depan Renner, Climb tidak bisa sepenuhnya menekan
rasa jengkel di hatinya.
Page | 321
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Item magic yang sudah membuat tragedi di ibukota ini telah ditemukan di
gudang yang positif terhubung dengan divisi penyelundupan Eight Finger.
Karena itu, mereka seharusnya segera memindahkan dan menghancurkannya.
Namun ada alasan krusial mengapa mereka tidak bisa melakukannya, dan hanya
beberapa orang yang tahu tentang hal itu.
Karena semuanya mengerti maksud dari bocornya informasi itu, mereka harus
menekan seluruh inforasi tentang artifak tersebut, dan oleh karena itu tidak lagi
bisa digunakan untuk alasan menyerang Eight Finger.
"Kamu seharusnya bekerja sama dengan Kapten Warrior, ya kan? kalau begitu,
maka semuanya seharusnya baik-baik saja. Bagaimana dengan orang-orang yang
kamu bantu? Seharusnya kamu sibuk melindungi istana, namun kamu harus
sedikit melangkah ke luar, ya kan?"
"Jangan!"
Segera setelah dia berteriak, Climb langsung menyadari bahwa dia sudah
mengacaukannya. Dia membungkukkan kepalanya dan mulai bicara dengan
kencang, seakan mencoba untuk menutupi semua kalimat sebelumnya.
Page | 322
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia tersenyum.
Itu bukan sebuah senyum yang merubah sudut mulutnya, tapi sebuah senyum
sebenarnya satu wajah penuh.
Page | 323
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Climb harus menyimpan dendam ini karena orang-orang itu tidak punya
siapapun untuk disalahkan, dan karena rasa bersalah karena tidak bisa memenuhi
perintah Renner dengan sempurna.
Dan setelah itu, satu-satunya rasa terima kasih yang dia terima komplain-
komplain yang tersebut di atas. Meskipun dia sudah bilang bahwa dia sudah
terbiasa dengannya, kalimat-kalimat itu masih tetap menusuk dalam-dalam di
hatinya.
Sebenarnya, tidak apa jika Climb menyerang orang-orang itu dengan niat
jahat. Tak ada yang akan berkata apapun jika Climb mengembalikan hinaan yang
dia harus terima karena posisinya sebagai knight dari sang putri, namun jika dia
melakukannya, maka posisi Renner akan berada dalam bahaya. Jika kebencian
mereka berubah menjadi ke arah sang putri dan membuat mereka
memfitnahnya, Climb tidak akan berdaya menghunus pedang melawan mereka.
"Kalau begitu sekarang, Climb.. Aku memiliki .... berita yang tidak
menyenangkan. Dengar baik-baik."
Page | 324
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tidak mampu mencerna apa yang baru saja Renner katakan, mulut Climb
terbuka dan tertutup saat dia mengeluarkan sebuah suara yang mungkin saja
salah bicara.
"Itu adalah kesalahan perhitungan dari diriku. Aku ingin mempekerjakan para
petualang sebagai penjaga, namun karena kekacauan itu, mereka semua
dipekerjakan untuk lainnya. Jadi aku harus menggunakan tentara bayaran
malahan..."
"I-Itu tidak benar! Itu jelas bukan kesalahan Renner-sama! Itu adalah
kesalahan dari orang yang menyerang mereka!"
Dada Climb merasa sakit seakan hatinya diremuk. Mungkin memang itu
adalah kesalahan dari pihak Renner, namun dia telah membuat keputusan terbaik
dari situasi yang buruk. Lalu siapa yang harus disalahkan?
Page | 325
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dia tidak bisa mengeluarkan kemungkinan itu. Mungkin saja para penyerang
telah menguntit tempat ini dan orang-orang yang dilindungi oleh Climb sampai
mereka menemukan jalan untuk tempat bersembunyi.
"Dia distrik kumuh dari ibukota, namun aku tidak tahu detilnya sendiri."
"Aku ingin memeriksa lukanya, melihat petunjukan apa yang bisa kutemukan."
"...Climb, itu sudah cukup. Mereka sudah cukup dilecehkan. Setidaknya biarkan
mereka beristirahat dalam damai."
"...Aku mengerti."
"Tolong jangan terlalu dimasukkan hati. Ini tentu bukan ke.... ah, ternyata kita
bertukar posisi."
Renner tersenyum. Meskipun matanya masih merah, tidak ada airmata lagi
disana.
Page | 326
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Maaf sudah menahanmu, kalau begitu. Climb, kamu harus bekerja keras
sekarang."
Meskipun dia ingin merasakan lebih lama lagi kehangatan yang telah
meninggalkan dadanya, dia langsung menyela keinginannya.
hari ini adalah hari pertanda baik untuk melakukan perjalanan, tanpa awan
yang menggantung di langit yang biru di atas.
Jubah merah tua yang tertiup dengan bebas karena angin, di belakang pria
dengan armor hitam legam. Evileye bertanya sesuatu kepadanya.
Itu adalah pertanyaan yang aneh, namun Evileye memiliki perasaan aneh. Para
petualang bilang mereka tidak memiliki akar, tapi beberapa petualang membuat
kota-kota tertentu sebagai markas mereka, contohnya seperti Blue Rose. Bagi
Momon, markasnya adalah E-Rantel.
Evileye tidak percaya dia membuat suara meringis, bergetar dan menonjol
seperti itu. Dia bercermin bahwa dia hampir tidak seperti seorang gadis sekolah
yang sedang melamun tentang kekasihnya, namun hanya kalimat 'cinta' saja
sudah membuat hatinya menjadi kerusuhan.
Page | 327
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Tak tahu apalagi yang mau dikatakan, angin bertiup kuat diantara mereka
berdua.
Evileye merasa bahwa ini bukanlah cara yang bagus mengucapkan perpisahan
antara seorang pria dan wanita, namun mereka tidak sendirian disini. Di belakang
Momon ada Nabe, dan di belakang Evileye ada para anggota Blue Rose. Lalu ada
juga para magic caster yang akan mengirimkan Momon kembali ke E-Rantel.
"Yang mulia berharap untuk menyalurkan rasa terima kasihnya kepada sendiri,
namun..."
Ada juga mereka yang marah karena hanya petualang biasa bisa bersikap
tidak sesopan itu.
Page | 328
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Momon-san adalah orang yang kupekerjakan, jadi jika kamu menantang dia,
kamu telah menantangku" kata Raeven dalam nada yang mengancam.
Tanpa Momon, keributan di ibukota tidak akan bisa dibereskan, dan tidak sulit
membayangkan skala kerusakan yang akan disebabkannya. Namun, satu-satunya
orang yang datang mengantarkan Momon adalah para anggota Blue Rose dan
Marquis Raeven, karena Momon berada dalam posisi yang sulit.
Selama insiden ini, yang mendapatkan pujian tinggi ada para petualang, sang
raja, pangeran kedua, dan Marquis Raeven. Sementara itu, opini publik dari para
bangsawan kurang positif.
Page | 329
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dan penduduk di ibukota kerajaan yang tidak ikut ambil bagian dalam
perebutan ini tidak senang. "Mengapa para bangsawan yang sombong itu hanya
perduli dengan diirnya sendiri dan bukan kami."
Dan di dalam insiden ini, Momon,yang sangat dianggap tinggi oleh para
petualang dengan peringkat adamantite, menjadi target. Sebagai hasilnya, jelas
sekali jika tak ada bangsawan yang mengantarkannya kembali. Bahkan jika
beberapa diantaranya bersikap ramah dengannya, mereka akan masuk ke dalam
titik yang sulit karena perebutan kekuasaan.
Semua alasan Raeven mampu ada disini adalah karena dia melompat maju
dan mundur diantara kedua frasi itu seperti seekor kelelawar.
"Ini adalah sebuah surat apresiasi dari sang raja, pangeran kedua, dan putri
ketiga. Dan ini adalah tanda yang membebaskan dirimu dari seluruh pajak di
tanah Kingdom. Dan juga, pedang pendek yang diberikan oleh sang raja. Tolong
terima mereka."
Sebagai bangsawan, Lakyus tidak bisa menahan untuk tidak menghela nafas,
dan Evileye tahu betul mengapa.
Page | 330
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Diberikan pedang pendek oleh sang raja memiliki arti yang sama dengan
diberikan sebuah medali sebagai seorang knight atau memenangkan harta
rampasan perang sebagai seorang bangsawan. Di dalam perebutan kekuasaan
yang kuat, hadiah pedang pendek akan membuat masalah besar jika para
bangsawan tahu tentang hal itu. Meskipun begitu, yang hanya bisa dia katakan
adalah hadiah pedang pendek dari raja adalah gerakan yang brilian.
Dan disini aku mengira sang raja adalah orang biasa yang perlu dikasihani
yang tidak berani menggoyahkan perahu. Pendapat diriku padanya sedikit naik.
"Mengapa?"
Page | 331
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Jadi di masa depan, ketika perlu untuk mengangkat Momon-san, mereka bisa
menggunakan pedang pendek untuk membungkam para bangsawan. Itu tidak
akan diberikan kepada orang biasa, kamu tahu itu ya kan? Sebuah gelar sudah
disiapkan untuknya, atau setidaknya itulah yang akan mereka sindir."
"Tentu saja."
"Kalau begitu kita harus segera pergi, Marquis Raeven. Terima kasih atas
semuanya."
"Sama-sama. Aku harap kita akan bisa melanjutkan hubungan baik ini di masa
depan."
"Aku juga merasakan hal yang sama. Dan kepada Blue Rose, sesama rekan
petualang adamantite, aku harap kita akan bisa tetap berhubungan dekat. Aku
akan mengandalkan kalian jika ada yang terjadi."
Dan lalu, Evileye merasa tatapan Momon terarah kepadanya. Itu bukan sebuah
kesalahan. Buktinya adalah Momon terlihat seakan ingin mengatakan sesuatu,
lalu berhenti di tengah jalan, sebelum mulai dan dipotong sendiri sekali lagi.
Page | 332
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
melalui tebal dan tipisnya jalan, namun meskipun begitu, Evileye ingin jujur
dengan hatinya sendiri.
Seakan bingung, Momon terus mulai dan berhenti beberapa kali sebelum
akhirnya dia menghela nafas dan berbalik. Jubah merah tua berkibar saat dia
bergerak.
"Kamu ditolak."
"Bagus juga jika itu hanya permintaan yang simpel dan santai, daripada
keributan besar seperti ini."
"Tepat sekali."
"Kalau begitu pertemuan biasa seharusnya tidak apa, ya kan? Evileye tahu
magic teleportasi. Pergi ke E-Rantel seharusnya bukanlah hal yang buruk.
Ngomong-ngomong, bukankah pergi dengan Momon akan membunuh dua
burung dengan satu batu? Dilindungi olehnya juga berarti kamu tidak akan
khawatir akan bahaya ketika berkeliling."
Page | 333
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Evileye terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, menatap ke arah Gagaran.
Meskipun dia memakai topeng, ekspresi komikalnya bersinar menembus dari
sikapnya.
"Hey, bukankah kalian menyadari? hubungan jarak jauh tidak akan berakhir
dengan baik... atau apakah kalian berdua belum pergi kencan?"
"Uwaaaaaaaaaa!"
Ratapan putus asa Evileye seperti sebuah teriakan marah, dan Blue Rose
tertawa karenanya.
Rapat darurat dari Eight Finger memang selalu tidak biasa dari semula. Pada
awalnya, tidak semua orang disini. Salah satu yang hilang adalah Cocco Doll,
namun semuanya tahu dia sudah ditangkap, jadi dia bukan lagi bagian dari hal
ini. Masalahnya adalah orang lain yang menghilang adalah Zero.
Semuanya tahu dia bukan seorang pengkhianat. Itu hanya membuat keadaan
semakin buruk.
Page | 334
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Setiap departemen disini saling bersaing satu sama lain, namun mereka masih
menjadi bagian dari organisasi yang sama. Kerugian ini telah membuat
mempengaruhi mereka semua.
Apa yang harus mereka lakukan tentang kekosongan yang ditinggal oleh
kematian Zero? Bagaimana dengan Cocco Doll?
Itu karena invasi demon di ibukota. Rontok akibat insiden tersebut bukanlah
hal yang enak dilihat. Sementara persembunyian mereka diserang di saat yang
sama, sebuah kerugian harus ditanggung oleh salah satunya lebih besar dari
yang lainnya. Itu adalah mimpi buruk khusus bagi kepala divisi penyelundupan.
"Oleh karena itu, sampai kita bisa berhasil pulih, kita harus bekerja sama."
"Cukup dengan omong kosongnya. Kali ini, kita benar-benar harus bekerja
sama. Kurasa kita harus memindahkan aktifitas kita keluar dari ibukota.
Bagaimana pendapat kalian?"
"Tidak, sebaliknya, kurasa sekarang adalah ketika kita harus bekerja sama di
ibukota. Sekarang adalah waktunya untuk mendapatkan kapten penjaga yang
baru ke dalam kantong kita. Jika kita kabur dari sini, itu artinya kita sudah
menyerah dari ibukota dan hasil yang didapat darinya."
Page | 335
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Lima kepala divisi bingung dengan masalah ini, lalu merujuk kepada satu
orang kepala yang tidak berkata satu hal pun sejauh ini.
Ini adalah reaksi yang tak pernah dia tunjukkan di dalam rapat sebelumnya.
"Ada apa? Aku dengar mansion milikmu diserang juga... tapi kamu berhasil
kabur dengan jalur rahasia, ya kan? Apakah kamu melihat sesuatu yang
membuatmu ketakutan?"
Semua kepala seksi yang lain memiliki penjaga yang berdiri di belakang
mereka, namun Hilma tidak satupun.
"..."
Saat Hilma membuka mulutnya, begitu jgua dengan pintu dari ruang rapat ini.
Suara riang yang diikuti seorang bocah dark elf masuk ke dalam ruangan,
yang akhirnya diikuti oleh gadis dark elf yang gugup.
Jika mereka adalah orang dewasa, mungkin mereka akan memiliki reaksi
berbeda, namun di depan mata mereka ada sepasang anak-anak yang benar-
benar tidak cocok dengan ruangan seperti ini. Pimpinannya masih tetap berusaha
mencoba mencari tahu mati-matian jika mereka adalah musuh.
"Kalau begitu, kalian semua sekarang akan menjadi pelayan-pelayan dari tuan
besar kami~"
Page | 336
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Dari sikap mereka yang terdiam, mungkin mereka tidak paham apa yang
dikatakan sama sekali, jadi bocah itu mengulangi lagi.
Bocah dark elf itu mulai bertepuk tangan, diikuti setelah oleh adiknya yang
gugup, yang memukulkan tongkatnya di bawah lengan untuk bertepuk tangan
juga.
"Se-selama-"
Pimpinan itu masih mencoba mencari tahu jika mereka adalah musuh atau
sekutu. Terlalu dini untuk memutuskan jika mereka adalah musuh, namun hidup
di dunia bawah tanah telah mengajarkan kepada merka untuk berpikir keras,
ambil selamat sendiri saja, dan khawatir untuk membunuh musuh nanti saja.
Mereka tidak mengerti maksud sebenarnya dari dua dark elf itu, namun
karena pihak lain jelas sekali telah merusak rapat ini, mereka mungkin bermaksud
bahwa mereka bisa menekan semuanya disini. Jika itu masalahnya, bahkan
bodyguard terbaik dari masing-masing kepala seksi bisa dipekerjakan mungkin
tak mampu mengalahkan mereka. Menyadari bahwa tidak ada musuh yang akan
sebodoh itu menerobos ke dalam jika ada sedikitpun kemungkinan kalah,
kelihatannya kabur untuk mencari aman adalah prioritas yang lebih tinggi dalam
kasus ini.
Page | 337
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Hal pertama yang disadarai oleh para kepala saat mereka mencoba melawan
adalah bahwa mereka tidak bisa bergerak.
Tubuh mereka sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan lidah mereka tidak
mampu bergerak. Air liur mengalir ke bawah dari sisi mulut mereka.
Wajah bocah dark elf berubah menjadi ekspresi yang mirip eww~.
Hilma pasti teringat sesuatu. Dia memeluk dirinya sendiri rapat-rapat, kedua
tangannya menggelayuti tubuhnya, tubuhnya gemetaran tidak karuan. Satu
tangan menutupi mulutnya sementara air mata mengalir deras dari matanya. Dari
corak yang menghijau di wajahnya, dia terlihat seakan ingin muntah.
"D-dan-"
"Mm, mm. Sudah ada banyak mayat, dan kami masih memerlukan dirinya
untuk menjalankan organisasi."
Page | 338
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
"Oh begitu, Kalau begitu, tante, semoga beruntung~ Jika kamu mengkhianati
kami, kami akan menguncimu lebih lama di dalam kapsul hitam~"
"Eeeeee!"
Hilma mengangguk semangat, sambil tetap berwajah hijau. Itu jelas sekali
terlihat seperti seseorang yang semangat untuk melawannya sudah hancur tak
bersisa, dan akan mematuhi semua perintah yang diberikan tanpa ragu.
"Bagaimanapun juga, sebelum kami tahu mereka akan melakukan apa yang
diperintahkan, kamu bisa bersantai menangani mereka. OK?"
Dari isyarat Hilma yang patuh, putus asa dan menyedihkan, pria-pria itu
menyadari bahwa mereka juga akan mengalami siksaan yang akan membuat
mereka menjadi suram seperti dirinya, dan berubah pucat.
Page | 339
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Kata Penutup
Jika semuanya berpikir 'seperti yang kuduga dari Overlord Maruyama', itu
bagus. Ini adalah koleksi dari berbagai macam hal yang takkan pernah dilakukan
oleh karakter utama dalam novel.
Jika kamu membaca ini, cobalah membaca seluruh jilid, kamu mungkin akan
menemukan hal yang tidak terduga.
Selanjutnya adalah para karakter, meskipun MVP dari jilid lima dan enam
adalah Evileye, aku secara pribadi lebih memilih si rogue atau thief yang
disebutkan hingga akhir. Senang sekali masih muda, mereka yang bicara sendiri
mungkin akan mengerti bagaimana perasaanku.
Lagipula, aku berterima kasih kepada para pembaca karena sudah membaca
dua jilid dalam kedua arc. Aku tertarik pada bagaimana semua orang
Page | 340
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
merasakannya tentang hal ini. Akan sulit mengganti biaya kartu pos para
pembaca, namun aku akan senang jika para pembaca mengirimkannya kepadaku.
Dan para pembaca yang telah membeli buku ini, terima kasih banyak!
Page | 341
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 342