Anda di halaman 1dari 352

Overlord Volume 6

Men in The Kingdom Part 2

Ditulis Oleh : Maruyama Kugane

Diilustrasikan oleh : So-bin

Versi Bahasa Indonesia dipersembahkan oleh,

Penerjemah : LKOC (Baka-Tsuki), Erythrina (Baka-Tsuki) & Silverhunter (Baka-Tsuki)

Editor : LKOC (Baka-Tsuki) & Silverhunter (Baka-Tsuki)

Pembuat PDF : Yuuki

Dilarang Keras memperjual belikan hasil karya ini atau mengkomersialisasikan karya ini
tanpa sepengetahuan Pemilik Hak Cipta secara Legal.

Buku ini semata-mata di buat untuk peminat seri ini dan mengembangkan minat
membaca bagi generasi muda di Indonesia.

Selamat Membaca ^_^


Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 1
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 6
Pembukaan dari Kerusuhan di Ibu Kota Raja

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 17:44

Pintu ruang resepsi (Ruang Terima Tamu) terbuka pelan-pelan. Meskipun


engsel pintu itu baru saja dilumasi dan seharusnya bisa terbuka dengan mulus,
pintu tersebut terbuka pelan-pelan seakan ada perbedaan tekanan yang besar
antara yang ada di dalam dan di luar. Sama seperti hati Sebas. Jika pintu itu tau
bagaimana rasanya, pintu itu tidak akan terbuka, tapi pintu itu masih berayun
terbuka dan dia bisa melihat seluruh orang yang menunggu dirinya di dalam.
Yang menunggu di dalam ruangan kosong biasa itu adalah empat figur
heteromorfik. Satu adalah warrior berwarna biru. Dia telah membatalkan aura
dingin miliknya dan berdiri dengan tegas memegang halberd di tangan. Satunya
lagi adalah devil. Emosi macam apa yang dia sembunyikan dibalik wajahnya yang
menghina? Di lengan devil itu ada seorang Janin yang terlihat seperti malaikat
bersayap yang kelihatannya terlihat seperti batang pohon.

Dan yang terakhir-

"Saya tidak memiliki alasan untuk datang terlambat."

Dengan menggunakan seluruh kekuatan semangatnya untuk menekan getara


pada suara, Sebas membungkuk dalam-dalam kepada Supreme Being yang satu-
satunya sedang duduk. Bagi Sebas, yang memegang posisi pelayan rumah dan
kepala pelayan, hanya ada satu yang dia beri penghormatan dan rasa takut yang
terdalam. Salah satu dari 41 Supreme Being.

-Ainz Ooal Gown.

Page | 2
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Penguasa Nazarick yang memegang kekuatan yang luar biasa. Di tangannya


ada 'staff of Ainz Ooal Gown' yang mengeluarkan aura gelap. Di dalam lubang
matanya, api merah redup berkedip terus menerus. Sebas bisa merasakan mata
itu pelan-pelan memeriksa figur yang membungkuk.

"...Jangan mengkhawatirkan tentang itu Sebas. Itu adalah kesalahanku karena


tiba tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu. Masuklah, kita tidak bisa melakukan
percakapan jika kamu hanya membungkuk di pintu."

"Baik."

Sebas bereaksi kepada suara berat dan berdiri dengan kepala yang masih
menunduk. Ketika dia mengambil satu langkah ke depan, dia merasakan hawa
dingin yang mengalir di punggungnya. Dia bisa merasakan rasa permusuhan
tersembunyi dan nafsu membunuh. Tatapannya pelan-pelan diarahkan kepada
Dua Guardian. Mereka kelihatannya tidak seperti sedang memperhatikan dirinya,
tapi hanya orang biasa yang berpikir seperti itu. Sebas bisa tahu. Di dalam
suasana yang tegang itu, tidak ada aura yang bersahabat. Itu adalah sebaliknya,
dia sedang dianggap sebagai seorang musuh. Sebas bisa menebak mengapa
mereka memendam rasa permusuhan kepadanya dan bertanya-tanya jika ada
orang lain satupun yang bisa mendengar degup jantungnya.

"Adalah yang terbaik bagimu untuk berhenti disana."

Suara dingin Demiurge menghentikan langkah Sebas. Jarak itu terlihat jauh
dari sang tuan. Namun tidak terlalu jauh untuk bisa melakukan percakapan dan
itu adalah jarak yang terhormat setelah mempertimbangkan seberapa besar
ruangan ini.

Namun, jika itu adalah Ainz, dia akan berkata kepada Sebas untuk datang
lebih dekat. Tiadanya kalimat seperti itu memberikan Sebas rasa keterasingan
yang sangat besar.

Bukan hanya itu, tapi jarak itu berada dalam jangkauan ideal dari serangan
Cocytus.

Page | 3
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Solution yang ikut masuk dengan Sebas juga berdiri di pintu.

"Kalau begitu sekarang..."

Sebas tidak tahu mengapa, tapi Ainz membuat suara hampa dengan jari
tulang belulangnya.

"Aku harus bertanya kepadamu dahulu, Sebas. Apakah aku harus menjelaskan
mengapa aku kemari?"

Hanya ada satu alasan. Situasinya sendiri sudah cukup mengatakan.

"...Tidak perlu, karena saya sudah mengerti."

"Kalau begitu aku ingin mendengar darimu mulutmu sendiri, Sebas. Aku
mendengar laporan, kelihatannya kamu mengambil peliharaan yang manis?"

-Seperti yang diduga.

Sebas merasakan hawa dingin yang mengalir di punggungnya. Lalu dia


teringat bahwa dia belum menjawab pertanyaan tuannya dan cepat-cepat
mengangkat suara.

"-Ya!"

"...Kamu telah menjawabnya. Aku akan tanya sekali lagi, Sebas. Apakah kamu
merawat peliharaan yang manis?"

"Ya, saya merawatnya."

"Kalau begitu aku harus mendengarmu dahulu. Mengapa kamu tidak


melaporkannya kepadaku?"

Sebas melihat ke arah lantai dengan bahu yang gemetar, takut terhadap
situasi yang akan menjadi buruk jika dia berkata sesuatu. Melihat bagaimana
Sebas belum menjawab, Ainz bersandara ke sisi kursi. Suara berderit bergema
dengan keras ke seluruh ruangan.

Page | 4
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ada apa Sebas? Kelihatannya kamu berkeringat. Apakah mau kupinjamkan


sapu tangan?"

Ainz mengeluarkan sapu tangan putih dengan gerakan berlebihan dan


dengan santai melemparkannya ke arah Sebas. Sapu tangan itu terbang melewati
meja dan terbuka sebelum jauh ke lantai.

"Aku persilahkan kamu menggunakannya."

"Ya! Terima kasih." Sebas mengambil satu langkah untuk mengambil sapu
tangan, tapi ragu-ragu untuk menggunakannya.

"...Tidak ada darah satu tetespun dari darah peliharaanmu disitu. Aku hanya
tidak ingin melihatmu berkeringat banyak."

"Saya minta maaf karena telah menunjukkan sisi diri saya yang tidak berkenan
kepada anda."

Sebas membuka sapu tangan itu dan mengusap keringatnya. Sapu tangan itu
berubah warna menyerap kelembaban dalam jumlah besar yang tidak terduga.

"Sekarang, Sebas. Ketika aku mengirimmu ke ibukota, aku sudah bilang


padamu untuk merekam setiap hal apapun dan mengirimkan laporannya
kembali. Apakah ini karena sulit bagimu dalam memutuskan mana laporan yang
berguna atau tidak. Sebenarnya, ada banyak rumor yang tertulis dalam laporan
itu juga, benar kan?"

"Benar, memang begitu."

"Kalau begitu Demiurge, aku bertanya kepadamu untuk memastikan, karena


kamu telah melihat seluruh laporan yang dikirim Sebas juga. Apakah ada yang
menyebutkan peliharaan dalam laporan itu?"

"Tidak, Ainz-sama. Saya telah memeriksanya berkali-kali, tapi tidak ada


satupun yang menyebutkannya."

"Kalau begitu, Sebas, katakan padaku mengapa kamu melakukan hal itu.
Mengapa kamu tidak melaporkannya?... Aku ingin tahu mengapa kamu

Page | 5
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mengabaikan perintahku. Apakah ucapan dari Ainz Ooal Gown tidak cukup untuk
mendorongmu?"

Kalimat itu mengguncang suasana. Sebas buru-buru menjawab.

"Tentu saja tidak. Itu adalah kebodohan saya yang berpikir bahwa hal itu tidak
cukup penting untuk dilaporkan kepada anda, Ainz-sama."

Suara hening memenuhi ruangan.

Empat Nafsu membunuh menusuk tubunya: Cocytus, Demiurge, malaikat yang


digenggam oleh Demiurge di tangan dan Solution. Dengan sebuah perintah,
mereka tidak akan ragu untuk menyerang Sebas.

Tidak rasa takut akan kematian. Mati untuk Nazarick adalah kehormatan
tertinggi, tapi tercatat mati sebagai pengkhianat membuat tubuh Sebas gemetar.
Bagi seorang ciptaan dari 41 Supreme Being, mati sebagai pengkhianat adalah
rasa malu yang terbesar yang bisa terjadi. Ketika dahi Sebas penuh dengan
keringat sekali lagi, Ainz berbicara.

"...Jadi yang kamu bilang, itu adalah keputusan bodohmu sendiri? Apakah itu
maksudmu?"

"Ya, Ainz-sama. Maafkan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut."

"...Hmm, begitukah... aku mengerti."

Setelah mendengar permintan maaf Sebas yang tulus, suara netral Ainz
kembali sekali lagi. Seakan tidak ada lagi perintah untuk menghabisi Sebas,
suasana di dalam sana kembali normal sekali lagi. Namun, Sebas belum bisa
tenang karena perintah Ainz selanjutnya membuat jantung Sebas tenggelam.

"Solution. Bawa peliharaan Sebas kemari."

"Saya mengerti."

Setelah Solution pergi, pintu itu tertutup dengan lirih. Indera Sebas yang
tajam mencari langkah kaki Solution dari balik pintu, berjalan semakin menjauh

Page | 6
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dan menjauh. Di tempat ini, ada empat makhluk heteromorfik: Ainz, Demiurge,
Cocytus dan malaikan yang berbentuk aneh. Apakah alasan mengapa mereka
tidak repot-repot menyembunyikan penampilan mereka karena tidak perlu? Jika
seseorang dari Nazarick ingin membuat seseorang tidak bisa berbicara lagi,
membunuhnya adalah metode yang terbaik, tapi sudah terlalu terlambat untuk
berpikir demikian. Dia bisa merasakan dua orang yang mendekati pintu.

-Apa yang harus kulakukan?

Sebas melihat ke arah atap yang kosong. Jika dia kemari, maka dia harus
memutuskan. Hanya ada satu pilihan. Dia melihat ke arah Demiurge dan Ainz
yang masih mengamatinya, dan tatapannya jatuh ke lantai sekali lagi. Ada sebuah
suara ketukan di pintu lalu pintu itu terbuka. Ada dua orang wanita yang berdiri
disana, seperti yang diduga.

"Saya telah membawanya."

Meskipun Sebas membelakanginya, dia bisa mendengar suara megap-megap


dari Tsuare di pintu. Mungkin dia sedang panik setelah melihat seorang devil,
Demiurge. Mungkin dia ketakutan setelah melihat serangga raksasa, Cocytus.
Mungkin dia terperangah setelah melihat Jelmaan kematian, Ainz. Atau mungkin
semuanya.

Rasa tidak senang dari para guardian hanya semakin menguat dengan
keberadaan Tsuare di depan mereka. Dalam sisi lain, dia adalah perwujudan dari
kesalahan dan kegagalan Sebas. Tsuare tak bisa berhenti gemetar dengan
seluruh rasa permusuhan yang diarahkan kepadanya. Di dunia ini, para guardian
adalah makhluk yang ultimate, dan seluruh makhluk lemah akan gemetar
ketakutan hanya dengan penampakan dari mereka. Fakta bahwa Tsuare tidak
menangis adalah sikap yang sudah luar biasa. Sebas tidak melihat ke belakang.
tapi dia bisa merasakan tatapan Tsuare yang terpaku padanya. Keberaniannya
datang dari kenyataan bahwa Sebas ada di dalam ruangan yang sama.

"Cocytus, Demiurge, hentikan, belajarlah dari contoh Victim."

Page | 7
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dengan suara lembut Ainz, suasana berubah. Tidak, seharusnya bisa dikatakan
bahwa seluruh rasa permusuhan kepada Tsuare telah hilang. Ainz mengulurkan
lengan kirinya ke arah Tsuare dan mengisyaratkan kepadanya untuk masuk.

"Masuklah, peliharaan baru Sebas, Tsuare."

Seakan terkena mantra, dia masuk ke dalam ruangan dengan langkah yang
goyah.

"Kamu tidak mencoba lari, sangat pemberani sekali dirimu. Atau apakah kamu
mendengar sesuatu dari Solution? Tergantung dari sikapmu, nasib Sebas akan
diputuskan?"

Tsuare yang gemetar terus menerus, tidak bisa menjawab. Sebas merasa
tatapan Tsuare terarah ke punggungnya dengan kuat. Itu saja sudah
membuatnya tahu bagaimana perasaannya. Tanpa ragu. Tsuare berdiri di
belakang Sebas saat dia masuk ke dalam ruangan. Cocytus pelan-pelan bergerak
dan berdiri di belakang Tsuare seakan sedang menunggu sesuatu. Tsuare
menggenggam sudut lengan baju Sebas. Sebas bisa teringat ketika pertama kali
dia menggenggam sudut lengan bajunya di lorong. Mungkin jika dia bersikap
lebih hati-hati dulu, ini tidak akan terjadi.

Demiurge melihat ke arah Tsuare dengan sikap dingin dan tiba-tiba-t

"Berlutut..."

- Suara jentikan jari terdengar.

Demiurge, yang akan bicara mengerti maksud tuannya, dan menelan ucapan
yang ingin dia katakan.

"-Tidak apa, Demiurge. Karena telah menunjukkan keberanian tidak lari, Aku,
penguasa Nazarick akan memaafkan sikapnya yang kurang sopan santun."

"Maafkan saya sedalam-dalamnya."

Ainz mengangguk pelan kepada permintaan maaf Demiurge.

Page | 8
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kalau begitu..."

Kursi itu berderit ketika titik beratnya berpindah.

"Pertama adalah perkenalan. Aku adalah Ainz Ooal Gown, tuan dari Sebas."

Begitulah. 41 Supreme Being, mereka mengendalikan segalanya; bahkan


hidup dan mati Sebas. Deklarasi tuannya jika dia adalah pelayan membawanya
dalam kegembiraan yang besar. Sayangnya, kegembiraan itu hanya cukup kuat
untuk membuat punggungnya sedikit gemetar. Itu bukan karena Tsuare ada
disini, karena untuk sesaat dia bahkan lupa jika Tsuare ada disana. Tidak, tapi hal
lain. Meskipun ketika Sebas memikirkannya, percakapan berlanjut.

"Ah... Saya..."

"Tidak apa, Tsuare. Aku hanya ingin tahu jika kamu ada. Aku tidak tertarik
dengan hal lainnya. Kamu hanya perlu berdiri disana. Kamu akan segera tahu
mengapa aku memanggilmu."

"Kalau begitu..."

Cahaya merah di lubang mata Ainz bergerak.

"...Sebas, aku ingin mendengarnya darimu. Aku memerintahkanmu untuk


bertindak serahasia mungkin."

"Ya."

"Karena wanita yang tidak berguna ini, kamu membuat masalah lain yang
mengjengkelkan semakin berkembang, apakah aku benar?"

"Anda benar."

Tsuare sedikit terkejut ketika penyebutan 'tidak berguna', tapi Sebas tetap
tidak bergeming.

"...Apakah kamu tidak berpikir bahwa tindakan itu melanggar perintahku


dengan sengaja?"

Page | 9
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Saya minta maaf sedalam-dalamnya karena pemikiran saya yang dangkal


telah membuat anda tidak senang. Saya akan berhati-hati agar kejadian seperti
ini tidak terjadi lagi-"

"-Tidak apa."

"Tuanku?"

"Aku bilang tidak apa."

Ainz membetulkan posturnya sekali lagi dan kursi itu berderit.

"Semua orang membuat kesalahan. Sebas, aku memaafkan dosamu."

"-Saya berterima kasih kepada Ainz-sama atas kebaikannya."

"Tapi setiap kesalahan ada harganya... Bunuh dia."

Suasana ruangan itu tertekan lagi dan rasanya seakan suhu di ruangan itu
turun beberapa derajat. Tidak, bukan begitu. Satu-satunya orang yang merasakan
itu adalah Sebas. Semua orang yang lain dari Nazarick tidak bergeming.

Sebas menelan ludah.

Apa yang dia perintahkan untuk dibunuh? Tidak, tak perlu ditanya lagi.
Kenyataan bahwa harus begini membuat jantung dan mulut Sebas sama-sama
berat.

"...Maafkan saya...!"

"Hmm.. Maksudku adalah kamu singkirkan akar dari kesalahanmu, dengan


begitu kamu bisa menebus diri. Jika ada satupun jejak kesalahan yang tersisa, itu
akan membuat contoh yang tidak baik untuk yang lain. Kamu adalah kepala
pelayan dari Nazarick. Seseorang yang berdiri di atas banyak orang lainnya. Jika
seseorang dengan posisi sepenting itu tidak melakukan apapun untuk menebus
kesalahannya..."

Page | 10
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebas mengeluarkan nafas dalam-dalam dan menarik nafas sekali lagi. Dia
yang tidak mengelak di depan musuh terkuat apapun merasa seperti mangsa
kecil yang disudutkan oleh seekor predator.

"Sebas, apakah kamu adalah orang yang mengikuti keputusan dari 41


Supreme Being, ataukah kamu adalah seseorang yang mengikuti keputusanmu
sendiri?"

"Itu adalah-"

"Tidak perlu menunjukkan kalimat apapun lagi. Tunjukkan padaku


tindakanmu."

Ainz menutup matanya dan membukanya lagi.

Ragu-ragu dalam sejenak, tidak, bahkan sedetikpun adalah waktu ragu-ragu


yang lama. Itu adalah waktu yang cukup bagi seorang pelayan yang setia seperti
Cocytus, Demiurge dan Solution untuk menunjukkan rasa permusuhan sekali lagi,
Dalam waktu itu, Sebas membuat kesimpulan.

Sebas adalah kepala pelayan Nazarick. Dia tidak lebih dari itu. Keragu-
raguannya yang bodoh menyebabkan situasi ini. Jika dia meminta izin
sebelumnya, ini pasti tidak akan terjadi. Itu semau adalah kesalahannya.

Mata Sebas terlihat teguh. Dia berputar ke arah Tsuare dan tangan Tsuare
melepaskan pegangannya. Tangan itu melayang di udara untuk sesaat karena
ragu-ragu sebelum jatuh terkulai. Tsuare bisa mengerti keputusan mana yang
dibuat oleh Sebas setelah melihat wajahnya.

Dia tersenyum dan menutup matanya. Tidak ada tanda ketakutan atau
keputusasaan darinya. Dia memiliki wajah seorang martyr yang sudah siap
menerima takdirnya. Gerakan Sebas tidak ada keraguan sama sekali pula. Sebas
sangat tenang. Tindakannya menunjukkan bagaimana tindakan seharusnya dari
seorang pelayan setia dari Nazarick. Tidak ada alasan untuk tidak patuh terhadap
perintah sang Tuan.

Tidak ada penyesalan. Hanya ada loyalitas.

Page | 11
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebas menggenggam tinjunya dengan erat untuk memberinya satu sikap


ampunan yang bisa dia berikan. Sebuah kematian yang cepat. Tinjunya melayang
ke arah kepala Tsuare.

Lalu-

-Sesuatu yang keras mencegat gerakan Sebas.

"-Mengapa kamu menghalangi?"

Tinju Sebas, yang seharusnya bisa menghancurkan kepala Tsuare telah


ditahan. Salah satu lengan Cocytus menangkap tinjunya dahulu. Mencegah Sebas
melakukan perintahnya, bukankah Cocytus tidak mematuhi perintah Tuannya?
Tapi rasa heran Sebas langsung hilang.

"Hentikan Sebas."

Saat dia akan menyerang untuk kedua kalinya, Sebas mematuhi ucapan Ainz.
Tidak ada teguran untuk Cocytus, tapi hanya perintah kepada Sebas untuk
berhenti. Dengan kata lain, alasan Cocytus menghentikan Sebas karena itu sudah
direncanakan demikian.

Semuanya adalah sebuah akting, diatur untuk menguji loyalitas dan kemauan
Sebas. Tsuare membuka sedikit matanya dan memastikan bahwa kematiannya
tidak akan segera terjadi. Saat ancaman kematian telah hilang, begitu juga
dengan seluruh tekanan pada dirinya dan Tsuare terisak saat tubuhnya mulai
gemetar. Kakinya terlihat seakan mau roboh, tapi Sebas tidak menggenggamnya.
Tidak, dia tidak bisa menggenggamnya. Apa yang mungkin bisa dia lakukan? Dia
adalah seorang pria yang telah membuangnya. Mengabaikan Tsuare, yang
tercengkeram oleh ketakutan, Cocytus dan Ainz mulai saling berbicara.

"Itu memang. Sebuah pukulan mematikan."

"Kalau begitu aku akan menyatakan bahwa loyalitas Sebas tidak lagi
dipertanyakan. Kamu melakukan yang terbaik, Sebas."

"Siap!"

Page | 12
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebas membungkuk dalam-dalam dengan ekspresi yang kaku.

"-Demiurge. Ada keberatan darimu?"

"Tidak ada."

"Cocytus."

"Tidak."

"...Victim?"

"!rewop eht evah I ..... lluksyarG fo rewop eht yB (Tidak ada sama sekali.)"

"Kalau begitu kita segera menuju ke masalah berikutnya."

Ainz berdiri dengan sebuah jentikan dan membiarkan jubahnya berkibar


dengan lambaian lengannya.

"Berkat Sebas, kita sudah mengumpulkan banyak informasi. Tidak ada alasan
lagi untuk berada di sini lebih lama lagi. Oleh karena itu, kita akan kembali ke
Nazarick. Sebas, aku akan serahkan kepadamu untuk menangani wanita itu. Aku
ingin berkata demikian selama loyalitasmu masih tidak berubah, aku tidak akan
ikut campur, tapi kita harus memeriksa dia sedikit sebelum membiarkannya pergi.
Akan jadi masalah jika dia memutuskan untuk pergi kemanapun menceritakan
hal-hal liar, bukankah begitu Demiurge?"

"Ya, memang begitu. Selama musuh yang tidak diketahui masih ada, kita
harus mencegah setiap informasi yang membocorkan kita sebisa mungkin."

"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?"

"...Bolehkah saya menyarankan untuk mengujinya dulu?"

"Sebuah ide yang bagus... Sebas, mari kita tunda masalah menangani Tsuare
sedikit lebih lama. Kita tidak akan membunuhnya, tapi itu juga bukan jaminan."

Page | 13
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebas tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. karena kalimat ini masih
mengindikasikan nasib Tsuare masih belum jelas, bukankah ini berarti bahwa
Penguasa hebat dari Nazarick tidak mampu membuat keputusan langsung?

"Ainz-sama, apakah ini karena kesalahan saya kita harus mundur dari rumah -
ibukota ini?"

"...Memang begitu, tapi tidak juga. Seperti yang kubilang sebelumnya kita
sudah mendapatkan seluruh informasi yang kita butuhkan. Selama tidak ada
alasan lain untuk tetap menyamar disini, Aku memutuskan bahwa akan lebih
aman untuk hanya mundur. Demiurge, aku akan membawa Victim dan kembali
dahulu."

Ainz menerima Janin Malaikat itu dan mengaktifkan magicnya.

"[Greater Teleportation]"

Ainz mengibaskan jubahnya seperti seorang aktor saat magicnya diaktifkan.


Figurnya terlihat seperti tersedot oleh lubang hitam dan hilang sepenuhnya.
Untuk sesaat, Sebas bingung dengan tingkah baru Ainz yang tidak pernah dia
lihat sebelumnya, tapi kembali tenang.

"Demiurge, kelihatannya dia sangat lelah, jadi aku ingin dia sedikit beristirahat
dahulu. Aku yakin tidak ada masalah lagi sekarang jika aku membawanya?"

"...Kelihatannya kamu benar, Sebas."

Demiurge tersenyum jahat dan bergerak dengan lembut menuju pintu seakan
mengantarkannya keluar.

"Tapi aku ingin kamu tetap memikirkan jika kita bisa saja memanggilnya
sewaktu-waktu jika diperlukan. Ini mungkin tidak perlu, tapi aku tidak ingin
melakukan perburuan di dalam ibukota."

"..Silahkan ikuti aku."

"...Ya."

Page | 14
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tsuare menjawab dengan suara patah-patah dan mengikuti Sebas dengan


gerakan kaki yang hampir tidak bergerak. Langkah kaki mereka bergema ke
seluruh penjuru lorong. Mereka berjalan dalam diam dan segera sampai di kamar
Tsuare. Tidak jauh, tapi rasanya seakan mereka sudah berjalan agak jauh. Hanya
setelah tiba di depan kamarnya, Sebas bicara seakan sudah membulatkan
tekadnya.

"Aku tidak akan minta maaf karenanya."

Dia bisa merasakan Tsuare yang tersentak di belakangnya.

"Tapi, itu adalah kesalahanku ketika ada perintah untuk menghabisimu. Jika
aku lebih berhati-hati, itu tidak akan terjadi."

"...Sebas-sama."

"Aku adalah pelayan setia dari Ainz-sama dan 41 Supreme Being. Meskipun
jika situasi yang mirip muncul, aku akan mengikuti perintah mereka... Jadi aku
harap, berbahagialah di antara para manusia. Aku akan menyarankan kepadanya
untuk memperbolehkan hal itu... Ainz-sama bisa memanipulasi ingatan, jadi
mintalah kepadanya untuk menghapus seluruh ingatan yang buruk dan
bergembiralah."

"...Termasuk ingatan tentang anda?"

"...Termasuk aku juga. Tidak ada hal yang baik jika kamu mengingatku."

"Dan apa sebenarnya yang baik bagi saya?"

Sebas merasakan kemauan yang kuat dalam ucapan Tsuare, dan berputar
untuk menghadapnya. Apa yang dihadapi oleh Sebas adalah seorang wanita
yang masih berkaca-kaca, tapi memiliki kemauan yang kuat di dalam tatapannya.
Dia samar-samar memikirkan kalimat untuk meyakinkannya. Nazarick memang
tempat yang menakjubkan diberkati oleh 41 Supreme Being dan NPC dari
Nazarick. Itu bukanlah sebuah tempat dimana yang tidak memiliki bakat baik
manusia atau makhluk lain bisa berada. Itu juga bukan tempat yang bisa

Page | 15
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menerima makhluk yang lemah dan tak berguna seperti Tsuare. Tidak mungkin
tanpa izin dari sang Tuan. Lalu, Sebas bicara.

"...Aku sudah bilang padamu untuk bergembira diantara manusia-manusia


lain."

"Kebahagiaan saya adalah berada bersama-sama dengan Sebas-sama. Jadi,


tolong, bawa saya dengan anda."

Sebas merasa sedikit simpati kepada Tsuare.

"...Kamu kelihatannya gembira meksipun dalam hal yang paling tidak


signifikan. Kamu hanya berpikir begitu karena neraka yang sudah kamu lalui."

Karena dia sudah mengalami yang terburuk, dia merasa gembira meskipun
berada dalam kondisi yang rendah. Sebas memutuskannya. tapi Tsuare
menyangkalnya dengan sebuah senyuman.

"...Saya tidak merasa tempat ini sebagai neraka. Saya bisa makan hingga
kenyang dan saya bisa mendapatkan pekerjaan yang benar... Saya lahir dan
dibesarkan di desa, hidup disana juga sulit."

Untuk sesaat, Tsuare terlihat seakan sedang melihat ke arah yang jauh
sebelum dia menghadap Sebas sekali lagi.

"Kami mengolah ladang kami meskipun ketika kami lapar, tapi tuan tanah
disana mengambil sebagian besar hasil panen kami. Tidak ada sisa yang cukup
untuk kami. Ditambah lagi, kami hanya mainan baginya. Meskipun ketika saya
berteriak, dia sedang memperkosa saya sambil tertawa. Sambil tertawa. Saya
hanya-"

"- Aku mengerti."

Sebas memeluk Tsuare, yang tertawa keras dan dengan lembut


menyelimutkan lengannya ke bahu Tsuare. Dalam momen itu, dia bisa merasakan
air mata yang mengalir keluar seperti pintu air bah yang dibuka lebar. Tidak

Page | 16
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mungkin apa yang dia alami dan apa yang dia lihat adalah apa yang ada di dunia.
Tapi bagi Tsuare, dunia manusia memang seperti itu.

Sebas berpikir sendiri. Apa alternatif terbaik? Hanya ada satu jawaban. Namun
ada peluang yang tinggi menyebabkan kemarahan bagi sang Tuan dan lalu dia
harus membunuh Tsuare.

"Ada kemungkinan kamu akan mati."

"Jika itu oleh tangan anda, seseorang yang telah menyelamatkan saya ketika
saya akan mati disana maka.."

Sebas memutuskan dan menguatkan dirinya ketika dia melihat ekspresi


Tsuare.

"Baiklah, Tsuare. Aku akan meminta kepada Ainz-sama untuk membawamu ke


Nazarick."

"Terima kasih."

"Terlalu dini berterima kasih kepadaku. Jika dia memerintahkan aku untuk
membunuhmu sebagai hasilnya-"

"-saya sudah siap."

"Begitu...kah."

Sebas melemaskan lengannya dan mencoba untuk menjauh. Tapi Tsuare tidak
membiarkannya. Dia melihat ke arahnya sambil berpegangan kepada bajunya
dengan erat. Di dalam mata itu terdapat sebuah harapan. Sebas memiliki tebakan
sendiri, tapi tidak bisa memastikan apa harapan itu. Disamping itu, ada sesuatu
yang harus dia pastikan.

"Aku harus memastikan satu hal. Apakah kamu tidak menyesal meninggalkan
dunia manusia? Apakah kamu ingin kembali nantinya?"

Hanya karena dia pergi ke Nazarick bukan berarti bahwa dia tidak akan
pernah bertemu dengan perkumpulan manusia lagi. Tidak ada alasan khusus

Page | 17
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

untuk memenjarakannya pula, tapi itu tidak berarti bahwa ada tidak ada
kemungkinan terhadap hal itu pula.

"...Aku ingin melihat adikku sekali lagi... Tapi aku tidak ingin secara khusus
mengingat masa lalu..."

"Aku mengerti. Kalau begitu tunggulah di kamar. Aku akan menemui Ainz-
sama."

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 15:01

Matahari telah terbit sedang Sebas dan Solution sibuk memulai hari lagi.

Alasan mereka menjadi sangat sibuk adalah sederhana. Mudah saja


meninggalkan Kingdom tanpa berkata apapun, maka seluruh koneksi dan kontak
yang mereka bangun akan percuma. Itulah mengapa mereka bersikap seolah
akan kembali ke Empire. Dengan Solution di belakangnya, Sebas mengucapkan
perpisahan dengan seluruh pedagang dan anggota guild penting yang dia kenal.

Jelas saja, percakapan tidak berakhir dengan perpisahan. Jelas saja orang-
orang itu ingin meninggalkan kesan yang baik untuk bisnis di masa depan, dan
juga dengan peluang untuk bicara dengan wanita cantik seperti Solution. Sebagai
hasilnya, setiap perpisahan memakan waktu 30 menit lebih dan hari semakin
terseret.

"Makan waktu yang lama, tapi proses memindahkan seluruh gandum dari
gudang sudah selesai. Kelihatannya, kita bisa kembali ke Nazarick tanpa masalah
sekarang."

Dalam ucapannya, Solution kelihatannya sudah berseri bahagia. Sebas merasa


jika dia lebih gembira menyelesaikan perintah sang tuan daripada prospek
kembali ke Great Tomb of Nazarick. Karena Sebas yang bertanggung jawab

Page | 18
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mengumpulkan informasi di dalam Kingdom, tidak banyak kesempatan bagi


Solution untuk merasa seperti melakukan tugasnya.

Setidaknya perpisahan adalah pekerjaan Solution karena dia perlu muncul


untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab. Dengan perasaan puas yang
kuat, dia hampir terlihat seperti bergumam senang.

Pada kenyataannya, karena dia sedang berada dalam mood yang bagus ketika
bicara dengan para pedagang, Sebas mampu menegosiasikan beberapa
persetujuan yang menguntungkan, seperti mengecualikan biaya gudang karena
mereka sudah membeli gandum dalam jumlah besar.

Ada keuntungan menjadi orang cantik.

Sebas benar-benar memikirkan hal itu ketika mengikat kuda-kuda ke kandang


kuda dan berjalan menuju gerbang depan dengan Solution.

Berdiri di depan pintu, Sebas meletakkan kunci ke lubang kuncinya. Dia


memutar kunci seperti yang sudah dia lakukan berkali-kali, tapi tidak ada suara
klik terbuka. Sebas mengerutkan dahi karena terkejut dan memandang Solution.

Pintunya tidak terkunci?

Dengan sebuah dorongan kecil, pintu itu berderit terbuka. Satu-satunya orang
di dalam rumah itu adalah Tsuare, tapi tidak mungkin dia pergi sendirian.

"Ada beberapa bekas gesekan di sekitar lubang kunci. Ada kemungkinan


besar seseorang membuka kunci secara paksa..."

Sebelum Solution menyelesaikan kalimatnya, Sebas membuka pintu itu. Dia


tidak mengira akan ada jebakan apapun, dan meskipun jika ada di sana, dia pasti
akan menghancurkan mereka hingga berkeping-keping.

Rumah itu terasa kosong karena semuanya sudah dikosongkan. Mengatur


kemampuan deteksi hingga maksimal, dia memeriksa Tsuare, tapi dia tidak
merasakan apapun.

"Tsuare! Tsuare! Apakah kamu ada disini?"

Page | 19
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia berteriak sambil mencari di rumah itu. Dia telah mencari ke seluruh sudut
tapi tidak ada satu jejakpun. Hampir seperti tak ada jejak satupun di tempat itu.

Seseorang pasti di sini. Mempertimbangkan tak ada bau darah, dia pasti
diculik. Lalu apa permintaan mereka...

Sebas menggenggam tinjunya erat-erat. Dia marah dengan dirinya sendiri,


meninggalkan Tsuare dengan ceroboh sendirian di rumah. Kenyataannya, dia
memang gelisah meninggalkan Tsuare sendirian. Setelah pertemuannya dengan
organisasi bawah tanah, dia tahu akan ada masalah nantinya.

Namun, dia masih meninggalkannya di rumah besar itu karena trauma dan
ketakutannya akan dunia luar dan orang asing. Satu-satunya alasan mengapa dia
tidak bersikap ketika menghadapi para guardian adalah karena dia tidak
menganggap mereka sebagai manusia. Reaksi Tsuare dulu adalah reaksi yang
sangat normal dari seseorang yang menemui monster.

Meskipun Tsuare di tinggal di kereta, Sebas ingin menghindari kerumitan


apapun yang mungkin terjadi dan oleh karena itu meninggalkannya di rumah
besar tersebut.

Karena rumah bordil sudah dihancurkan dan akan butuh waktu untuk bangkit
kembali, dan karena butuh waktu untuk membuat rencana serangan, Sebas
sudah berasumsi bahwa yang berada dibalik rumah bordil yang hancur akan
memerlukan waktu lebih banyak untuk mengatur diri sebelum mencoba
melakukan balas dendam. Dilihat ke belakang, itu adalah salah perhitungan yang
fatal dan menyebabkan bencana, tapi itu sudah terlambat sekarang.

Saat dia berjalan dengan langkah berat di lorong, dia mendengar Solution
memanggilnya di ruang resepsi.

"Sebas-sama, sebelah sini."

"Apakah kamu menemukannya, Solution?"

Page | 20
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tidak mungkin dia menemukannya, karena Sebas baru saja memeriksanya


tadi. Namun, dengan sebuah harapan, dia melangkah masuk ke dalam ruangan
itu untuk melihat Solution yang sedang memegang sebuah perkamen.

"Kelihatannya ada sesuatu yang ditulis-"

"Tolong, biarkan aku."

Meskipun sebelum Solution bisa selesai Sebas mengambil perkamen itu


darinya. Dengan menggunakan item magic untuk membaca isinya, dia
meremukkan hingga kusut perkamen itu dengan marah.

"Diculik. aku akan mengikuti mereka dan menolongnya."

"Kelihatannya itu adalah tindakan yang bijak."

Mata Sebas terbuka lebar saat dia tidak mengira Solution menyetujuinya.

"Namun, Ainz-sama sudah memerintahkan kepada kita untuk kembali ke


Nazarick. Bukankah itu seharusnya yang diprioritaskan?"

"Tapi beliau tidak bilang tanpa Tsuare."

"Sebas-sama.. jika anda bertindak sendiri lagi, itu akan menjadi insiden yang
lebih besar kali ini. Ditambah lagi, bagaimana anda akan menemukan mereka?"

"Mereka dengan mudahnya meninggalkan waktu dan tempat untuk bertemu.


Kelihatannya mereka merupakan anggota dari kelompok kriminal yang memiliki
rumah bordil yang aku hancurkan dulu."

"Ternyata begitu. Namun, aku masih harus melaporkan hal ini kepada Ainz-
sama sebelum anda pergi. Jika anda tidak menyentuh rumah bordil itu dari awal,
ini tidak akan terjadi. Itu sudah melawan perintah Ainz-sama untuk melakukan
penyamaran. Jika Sebas-sama bertindak lagi, itu akan berarti bahwa anda sudah
melanggar perintah sekali lagi.. Dan juga, apakah anda lupa ucapan Ainz-sama
yang dulu?"

Page | 21
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu adalah balasan yang tajam, terutama mempertimbangkan siapa yang


menjamin melindungi Tsuare.

"Tolong beritahu Ainz-sama bahwa dia telah diculik dan bahwa kamu sedang
menunggu perintah."

Part 3

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 15:15

"Hmm hmmm hmmm~"

Bersenandung dengan riang, Albedo menyulam dengan jarum. Dia menekan


jarum itu hingga tembus, dan menariknya. Setelah mengulang langkah ini
ratusan kali, dia telah menjahit kain hitam di atas figur putih. Selanjutnya, dia
mengisi figur putih itu dan mengambil bentuk yang lebih bulat. Melihat ke arah
boneka yang hampir selesai, Albedo tersenyum lembut. Itu adalah senyum yang
lembut dari dewi yang penuh ampunan dan cinta.

"Baiklah! Kepala Ainz-sama sudah selesai!"

Dia mengepalkan tangan puas dan mengelus kepala boneka buatan tangan
dengan penampilan tengkorak. Lembaran kain kecil yang dijahit menjadi mata
dan mulut, yang memberikan penampilan secara keseluruhan yang manis. Jika
Ainz melihat ini, dia pasti akan malu.

"Selanjutnya adalah tubuhnya..."

Dengan dengan pelan-pelan duduk di atas boneka tengkorak di sudut


mejanya dan berdiri untuk mengambil gulungan benang putih yang lain.

Itu adalah kamar Albedo. Pada awalnya kamarnya adalah ruangan takhta, jadi
dia tidak memiliki kamar pribadi satupun. Namun, Ainz memberikan kamar biasa
yang digunakan oleh 41 Supreme Being agar pekerjaannya sebagai Pengawas
para guardian tidak akan terkena efek. Sama seperti kamar Ainz, kamar Albedo

Page | 22
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

sangat luas. Albedo tidak memiliki barang yang banyak, jadi kamarnya terlihat
agak terpencil dan kosong. Setelah dua bulan dia tinggal disitu, lain ceritanya.

Salah satu alasan untuk ini adalah kamar ganti yang akan dia buka.

Itu adalah kamar yang penuh dengan Ainz. Dia membuat semuanya dengan
tangan sendiri. Boneka-boneka yang berbentuk Ainz dan memiliki pose yang
berbeda; beberapa diantaranya adalah bantal dengan ukurang satu tubuh, lalu
beberapa boneka miniatur. Ini adalah ruangan sangat rahasia bagi Albedo dan
bahkan para pelayan yang datang untuk bersih-bersih kamar tidak diperbolehkan
untuk mengintip ke dalam. Itu dijuluki dengan Kamar Harem.

"Ku-hu-hu-hu..."

Albedo melompat kesana kemari sambil mengeluarkan suara aneh. Lalu dia
mengepakkan sayapnya yang ada di pinggang dan terbang lurus ke bantalan
Ainz dengan kecepatan luar biasa. Itu mirip dengan tackling pada rugby. Dengan
masih memeluk bantalannya, dia bergulung di lantai. Karena ada banyak Ainz lain
di lantai, itu tidak menyakitkan. Berada di tengah tiga bantalan Ainz, dia tertawa
ngeri.

"Ku-hu-hu-hu, bantalan yang baru aku buat dari kain Ainz-sama... dengan kata
lain, aku tidur dengannya secara tidak langsung. Ku-hu-hu-hu..."

Albedo memendam wajahnya di dalam bantalan dan menghirup dengan


keras.

"Tidak ada... bau."

Itu adalah suara yang sedih. Jika seseorang mendengarnya, mereka mungkin
akan merasa sedih karenanya pula. Karena Ainz adalah seorang undead, dia tidak
perlu tidur dan tulangnya tidak memiliki bau tertentu. Dia membersihkan diri
untuk mengangkat debu atau membersihkan darah, tapi tubuhnya tidak
mengeluarkan apapun yang bisa disebut bau.

"Hm, hmm? Ini.. mungkin... Ainz-sama's...!"

Page | 23
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Namun, bagi seorang gadis yang sedang jatuh cinta seperti Albedo, bisa saja
dia menghirup sedikit aroma Ainz. Apakah itu imajinasinya sendiri atau bukan
adalah hal yang perlu didebatkan.

"Snort snort, sniff sniff"

Cara dia mengubur wajahnya ke dalam bantalan dan mengendusnya berulang


kali lebih mirip dengan orang mesum daripada seorang pengawas guardian.

"Ahh~ Aku gembira sekali."

Sebagai pengawas dari para guardian, Albedo memiliki banyak tugas untuk
diselesaikan. Ini termasuk menempatkan pasukan, membangun jaringan
pertahanan, memeriksa perawatan di dalam Nazarick, dan semua yang
berhubungan dengan ruangan takhta. Ada banyak beban pekerjaan yang cukup
bisa membuat retak punggung unta.

Jadi sangat penting terutama baginya untuk kemari dan mengisi ulang dan
merasa gembira lagi.

"Ah, aku ingin melihat Ainz-sama lagi! Melihatnya lagi! Melihatnya la~gi!
Melihatnya lagi."

Albedo mencurahkan rasa kecemburuannya kepada Narberal yang bepergian


dengan Ainz sambil memegang bantalan itu dengan erat. Saat itu-

[Albedo]

Dia berdiri kaku. Dia memeriksa di sekelilingnya sambil mengucurkan keringat


dingin sebelum menyadari itu adalah suara yang dibawa oleh Magic.

"A, Ainz-sama! Ada berita gembira apa anda menghubungi saya?" [Aku baru
saja mendengar dari Sebas, tidak, dari Solution dengan 'Message' jika gadis yang
Sebas ambil, Tsuare, telah diculik. Bentuk pasukan yang sesuai untuk mendukung
Sebas.]

Page | 24
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Albedo teringat Tsuare ketika Ainz menyebutkan dia. Ainz menjadi Momon
dan langsung pergi ke E-Rantel. tapi Demiurge yang tetap disitu mengatakan
detil yang samar tentang Tsuare.

"Maafkan sikap kurang ajar saya karena mempertanyakan perintah besar


anda, tapi apakah layak membentuk sebuah pasukan hanya untuk
menyelamatkan makhluk tidak berguna seperti seorang manusia? Jika itu
melibatkan mereka yang ikut campur dengan Shalltear saya bisa mengerti, tapi..."

"[Tidak, mereka mungkin tidak ada kaitannya dengan Shalltear. Kali ini
kelihatannya adalah organisasi kriminal yang mengintai di Kingdom."

"Maka itu terlebih lagi..."

"[Albedo. Aku bersumpah akan melindungi Tsuare dengan nama Ainz Ooal
Gown. Apakah kamu mengerti apa artinya itu?]"

Suasana berubah dari asalnya. Sebuah sensasi terbakar kemarahan bisa


dirasakan di seluruh penjuru kamar dan Albedo hanya membuat suara tersedak.

"[Kamu mengerti! ya kan! Aku bersumpah untuk melindunginya dengan


namaku sendiri! mereka menculiknya meskipun begitu. Ini adalah penghinaan
kepada namaku dan yang lainnya di dalam guild! Tidak ada alasan, meskipun
mereka tidak tahu.]"

Kemarahan itu tiba-tiba reda di akhir kalimat. Karena ambang emosinya sudah
melebihi, efek tenang diaktifkan.

"[Maafkan aku. Kelihatannya aku menjadi terlalu marah kepada sampah-


sampah itu. Maafkan aku, Albedo...]"

Karena suara penyesalan dari tuannya itu, Albedo akhirnya bisa menenangkan
diri untuk bicara. Kemarahan Supreme Being mempengaruhi bahkan kepada
Albedo. Meskipun tidak diarahkan langsung kepadanya.

"A..Anda tak perlu minta maaf."

Page | 25
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Albedo membungkuk dalam-dalam meskipun tidak ada siapapun yang berdiri


di depannya.

"[...kalau begitu aku akan percayakan kepadamu, Albedo. Selamatkan Tsuare


tanpa luka.]"

"Saya akan melakukan perintah anda! Sambil menyelamatkannya, saya akan


memastikan untuk menghabisi kutu-kutu terhina itu karena sudah membuat
anda jengkel!"

"[Kalau begitu aku akan percayakan padamu. Ngomong-ngomong, Demiurge


seharusnya masih ada di Nazarick menerima kiriman gandum. Dia akan
bertanggung jawab...]"

"Saya akan pergi sendiri.."

"[Tidak, Albedo. Kamu harus melindungi Nazarick. Kirim Demiurge. Pastikan


identitasnya tidak terbuka juga. Aku akan menyerahkan masalah di Kingdom ini
kepadamu dan Demiurge. Berhati-hatilah.]"

"Saya mengerti!"

Message berakhir dan keheningan kembali. Albedo pelan-pelan berdiri dan


bermaksud untuk menyingkirkan bantalan itu.

"...Tapi aku benar-benar tidak mengerti."

Di mata Albedo, ada tampang yang kelihatannya kaku. Dia melihat ke arah
sudut ruangan.

Alasan dia tidak membiarkan pelayan satupun melihat ke ruangan itu adalah
untuk memastikan bahwa dia bisa memonopoli boneka Ainz dan tak ada
siapapun yang boleh menyentuh mereka. Tapi ada alasan lain juga.

Itu adalah sebuah bendera dengan emblem "Ainz Ooal Gown" yang tertanam.
Bendera yang seharusnya terlihat itu saat seseorang masuk ke dalam kamar,
dibiarkan tergeletak di sudut kamar. Tidak ada tanda kekaguman atau hormat
kepadanya, hanya kebencian dan rasa permusuhan.

Page | 26
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ainz Ooal Gown... Membosankan."

Di tempat bendera Ainz Ooal Gown, Albedo telah mengangkat bendera


raksasa yang berbeda malahan. Sebuah bendera yang besar, mirip dengan
kelambu opera.

"Ini, Great Tomb of Nazarick hanya milikmu. Aku, albedo hanya bersedia
melayanimu. Ah... Suatu hari, aku ingin mendengar nama ini sekali lagi..."

Page | 27
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 28
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 7
Persiapan Penyerangan

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 18:27

Brain tetap di sana hingga para penjaga yang dipanggil oleh Climb tiba. Ketika
dia mulai menuju ke rumah Gazef kembali, matahari sudah terbenam dan
perutnya sudah melilit lapar.

...Jika aku membut Stronoff kelaparan, aku akan merasa tak enak.

Dia mendorong pintu itu seakan rumahnya sendiri, tapi itu hanya karena dia
telah memperoleh izin dari Gazef untuk melakukannya.

Saat dia mulai berjalan menuju kamar yang dipinjamkan Gazef, Brain
mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahnya. Dia kira itu mungkin
Gazef, dan memastikannya ketika langkah kaki itu terdengar dari tangga.

"Kamu telat Unglaus. Pergi kemana saja kamu?"

Tidak ada tanda-tanda mengkritik dalam suaranya. Melihat Brain yang tidak
membalas dan termenung, mata Gazef semakin penasaran.

"Jika kamu baik-baik saja, apakah kamu ingin menceritakannya sambil


makan?"

Itu adalah pemandangan yang menyejukkan bagi mata yang sudah lelah.
Brain membalas dengan mengelus-elus perutnya.

"Kedengarannya itu adalah ide yang menakjubkan. Jadi, mau kemana?"

Dengan sedikit ekspresi terkejut, Gazef menunjukkannya ke ruang makan.

Page | 29
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apakah para pelayan memasakkannya untukmu? Ataukah kamu masak


sendiri?"

Gazef tersenyum pahit dengan pertanyaan kosong itu.

"Tidak, aku sangat buruk dalam hal masak memasak."

Dia melanjutkan dengan sedikit rasa penasaran.

"Mungkin para pelayan yang semakin menua, karena masakannya selalu agak
kurang berasa. Setelah seharian kerja, kamu ingin menikmati sesuatu yang kuat,
tapi para pelayan kelihatannya tidak terlalu mengerti."

"Kapten Prajurit terkuat dari Kingdom dipaksa makan masakan yang kurang
berasa bumbu masakannya?"

Brain tersenyum saat dia menggoda Gazef, tapi Gazef membalas dengan
tekanan seperti biasanya.

"Unglaus, Aku ingin sekali memberimu makanan sehat yang kurang terasa
bumbunya dari rumahku, tapi kita harus menerima makanan yang kubawa dari
luar."

"Jika memang begitu, aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah
sangat pengertian."

Melihat senyum Brain, Gazef tertawa lepas sedikit. Namun, serangan baliknya
dilakukan.

"Tapi bagaimana denganmu, apakah kamu bisa masak?"

Pedang bantahan Gazef kelihatannya luput dan menebas udara tipis.

"Yang tidak susah-susah dan hanya yang sederhana. Akan jadi masalah besar
jika kamu tidak bisa masak ketika perjalanan untuk latihan atau ekspedisi."

Mengangguk perlahan, Gazef membawa keranjang kecil yang ada di pojokan


ruang makan. Keranjang itu cukup besar untuk bisa memuat seorang bayi dan
sebuah aroma yang menstimulasi hidung dan perut terhembus ke udara.

Page | 30
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dua orang itu duduk saling menghadap.

Setelah mengeluarkan beberapa makanan dari dalam keranjang, mereka


memenuhi gelas-gelas itu dengan wine dan mengangkatnya untuk saling
bersulang. Tidak ada alasan khusus mereka bersulang dan meneguk habis wine
dalam keheningan. Brain mengambil dua teguk besar sebelum menurunkan
gelasnya.

Dia mengeluarkan helaan nafas dalam-dalam dan bergumam dengan hati


yang gemetar.

"..Sudah lama sekali aku tidak minum."

"Sama juga denganku. Aku tidak pernah makan di rumah akhir-akhir ini."

"...Tugas istana pasti sulit."

"Sejak aku menjadi Kapten Prajurit, kelihatannya selalu ada sesuatu."

"Mempertahankan keluarga kerajaan juga?"

"Itu juga. Kenyataannya itu adalah tugas utama."

Setelah mendengarkan cerita Gazef, Brain bisa merasakan betapa teguhnya


Gazef itu. Dia tidak bisa sembarangan melenceng jalan-jalan dari waktu ke waktu,
tapi dia terus bergerak maju dalam garis lurus. 'Seseorang seperti ini pasti dibenci
oleh para bangsawan'.

Seakan asumsi Brain benar, cerita Gazef hampir tidak mengandung


penyebutan bangsawan apapun. Meskipun berada pada posisi tinggi seperti
Kapten Prajurit, kebanyakan dari ceritanya adalah tentang kehidupannya sebagai
seorang prajurit atau tentang keluarga kerajaan. Ada juga cerita tentang pesta
dansa yang megah.

Perubahan terjadi di negara-negara tetangga seperti Empire, tapi di dalam


Kingdom berdiri sebuah dinding perbedaan status yang besar antara bangsawan
dan orang biasa.

Page | 31
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Bagi Brain, seluruh situasi ini menggelikan.

Dia mencurahkan seluruh waktunya untuk berlatih agar bisa mengalahkan


Gazef, dan dia mengharapkan sebuah pertarungan hingga mati ketika bertemu
lagi selanjutnya. Sekarang, mereka duduk minum bersama sebagai teman. Seakan
jika pemikirannya terbaca, Gazef tersenyum pula.

Gelas-gelas mereka berbenturan sekali lagi, tapi merasa sedikit mabuk,


mereka bertatapan terlalu keras dan beberapa wine tercecer di meja.

"Cobalah untuk tidak mencecerkannya ke dalam makanan."

"Mungkin akan terasa lebih enak dengan wine di makanan itu."

"Aku tidak seberapa tahu dengan rasanya... Unglaus, mungkin kamu juga
sama?"

"Brain, panggil saja aku Brain."

"Baiklah, kalau begitu aku adalah Gazef."

"Ok, Gazef."

Mereka tertawa dan membenturkan gelas-gelas mereka sekali lagi.

Cerita Gazef terpecah dan ada banyak hal yang Brain tidak ketahui. Saat
suasana semakin memanas, Gazef bertanya tanpa malu.

"Jadi Brain, apa yang sebenarnya terjadi dengan seseorang sekaliber dirimu?"

Seakan membuka luka lama, Gazef menjahitnya dengan hati-hati. Pengukuran


Gazef kepada reaksi Brain bukan berdasarkan apakah dia bicara jujur atau tidak,
tetapi benar-benar kekhawatiran asli.

"Trims."

Melihat Gazef yang banyak berkedip saat menerima terima kasih dari entah
dimana, Brain merasa sedikit enakan juga. Dia mengambil momen sesaat untuk
mempersiapkan dirinya sebelum bicara.

Page | 32
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Aku bertemu seorang monster."

"Seorang monster? Macam apa?"

"Mungkin seorang vampir... Namanya Shalltear Bloodfallen. Serangan yang


aku ciptakan.. untuk mengalahkanmu dipentalkan hanya dengan jari
kelingkingnya."

Dia bisa melihat mata Gazef yang semakin lebar.

"...Begitukah."

Gazef mengambil seteguk wine. Brain juga melakukan hal yang sama dan
mengingat pertarungan - Bukan, pembantaian yang terjadi waktu itu.

Tentu saja, dia tidak menyebutkan tentang kegiatan sebagai bandit. Gazef
mungkin sudah mengira bagaimana Brain hidup sepertinya. Namun, dia tidak
memiliki keberanian untuk mengatakan kepada Gazef jika dia adalah seorang
pria yang akan melakukan apapun untuk memperoleh kekuatan yang lebih kuat.

"Apakah kamu percaya padaku?"

"..Dunia itu besar dan luas. Tidak aneh bahkan jika ada seorang monster
seperti itu ada. Kilas balik dalam sejarah, ada makhluk seperti Demon God dan
Dragon Lord pula. Tapi seorang monster seperti itu... itu sudah di atas
kemampuanku."

"Yeah. Aku tidak tahu seberapa kuat dirimu sekarang, jadi aku tidak ingin
bicara tanpa bertanggung jawab, tapi aku akan bilang mustahil bagimu untuk
bisa menang melawannya, kita hanya akan bertahan 1 atau 2 detik paling lama."

"Hey, tolong katakan itu tidak mungkin."

Gazef protes dengan nada bercanda, tapi Brain membuat pembelaan


sejujurnya.

Page | 33
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Gazef, kamu adalah seorang Kapten Prajurit yang bertanggung jawab


melindungi keluarga kerajaan. Tolong jangan melawannya jika kamu pernah
bertemu dengannya. Nyawamu sangat berharga."

"Aku berterima kasih atas nasehatnya, tapi jika monster yang disebut Shalltear
itu mencoba menyerang sang raja, aku harus mengulur waktu meskipun itu harus
dibayar dengan nyawaku."

Bahkan mengulur waktu akan mustahil jika monster itu setidaknya


memutuskan untuk bermain-main dengan Gazef. Namun, jika itu adalah Gazef....
dia merasa Gazef pasti akan bisa melakukannya. Meskipun hanya untuk beberapa
detik.

"Shalltear. Shalltear Bloodfallen ya."

Gazef mengangguk berat setelah bertanya tentang deskripsinya sekali lagi

"Baiklah, setelah kita berdua agak mendingan dari mabuk ini, maukah kamu
mengatakan kepadaku sekali lagi? Kelihatannya akan bijak jika bisa
mengumpulkan informasi itu sebanyak mungkin."

"Meskipun kamu sudah mengumpulkan informasi, aku tidak yakin jika ada
yang bisa dikerjakan tentang hal itu."

"Jika sebuah badai datang, maka setidaknya kita bisa bersiap menghadapinya.
Ditambah lagi, siapa yang tahu jika orang yang lebih bijak lainnya memiliki ide
yang bagus."

"Itu akan menjadi jawaban yang terbaik."

"Aku memiliki beberapa kenalan yang merupakan petualang dengan


peringkat adamantium. Mungkin mereka bisa memberikan beberapa ide... Jadi
Brain, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

Brain mengerutkan dahi dengan pertanyaan itu. Apa yang harus dia lakukan
sekarang. Tatapannya pelan-pelan berkelana ke arah Katana miliknya yang
tergeletak di meja kecil.

Page | 34
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu adalah penyesalan yang masih melekat. Tak perduli seberapa keras dia
mencoba mulai sekarang, dia takkan pernah bisa mengalahkan monster itu.
Impian menjadi yang terkuat sudah pecah berantakan. Hidupnya sudah habis. Dia
tidak bisa hidup dengan kepala ada di dalam awan lagi.

Itu adalah mimpi yang liar dari seorang anak kecil..

"Apa yang harus kulakukan.. Mungkin aku akan kembali bertani."

pada awalnya dia adalah seorang petani. Dia hanya bisa samar-samar
mengingatnya, tapi dia teringat dasar-dasar bercocok tanam dari sudut
kepalanya. Semua hal selain kemampuan berpedang. Secara halus, dia hidup
dengan satu tujuan.

"Itu... kedengarannya tidak buruk... tapi, apakah kamu mau


mempertimbangkan melayani Kingdom bersamaku?"

Itu bukan penawaran yang buruk. Dia tidak akan pernah bisa menang
melawan seorang monster seperti Shalltear, tapi sebagai seorang manusia dia
menganggap dirinya berada di antara yang lebih kuat. Namun...

"Aku benar-benar tidak terbiasa bekerja sebagai tim. Aku tidak seberapa
bagus dalam hal menundukkan diri juga."

"Apa kamu kira aku banyak melakukan menyembah-nyembah?"

"Ah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyimpulkan bahwa kamu


melakukannya. Hanya saja aku membayangkan seluruh orang yang bekerja di
istana seperti itu... Gazef, idemu tidak buruk juga. Bertarung untuk orang lain...
Ah! Ngomong-ngomong, aku ketemu bocah bernama Climb."

"Climb? Apakah yang kamu maksud adalah bocah dengan suara serak?"

Ketika Brain mengiyakan suara Gazef yang naik nadanya karena terkejut.

"Kamu ketemu Climb? dia adalah bodyguard sang putri, jadi aku tidak
mengira dia akan meninggalkan sisi sang putri sejauh itu..."

Page | 35
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Aku melihatnya ketika dia sedang berlatih di kota."

"Berlatih di dalam kota... Dia sangat tidak berbakat jadi tidak mungkin baginya
untuk menjadi lebih kuat dari sekarang. Apa yang tersisa darinya adalah
memperkuat kekuatan fisiknya. Apakah latihan semacam itu? Jika tidak, maka aku
harus memberinya sedikit ucapan nasehat."

"Hmmmm, dengan pedang... dia memang tidak berbakat. Tapi dalam sisi lain,
dia lebih kuat dariku."

Gazef membuat ekspresi agar Brain berhenti bercanda.

Tentu saja, perbedaan antara Brain dan Climb adalah mutlak, dan bakat tidak
bisa dibandingkan. Namun, di depan orang yang sejatinya kuat, Brain menyadari
itu seperti membandingkan seberapa cepat siput bisa saling balapan. Di atas
semuanya, memiliki hati untuk bisa berdiri melawan nafsu membunuh dari orang
seerti Sebas patut dipuji tinggi-tinggi.

Aku yang hancur pasti akan lari. Tapi jika itu adalah Climb, dia takkan pernah
berlari dengan orang yang seharusnya dia lindungi. Seseorang sepertinya..
mungkin cukup bagus untuk bisa memotong ujung dari jari kelingking monster
itu.

Gazef mengeluarkan wajah penasaran, tapi Brain tetap terdiam. Malahan, dia
menceritakan serangan ke salah satu rumah bordil yang dijalankan oleh Eight
Fingers.

"Begitukah... dengan Climb."

"Jika kamu mengira hal-hal yang tidak mengenakkan akan terjadi padamu,
tidak apa menendangku keluar. Setelah aku pikir-pikir lagi, akan jadi masalah
padamu jika seseorang yang menghajar dunia bawah tanah keluar masuk
rumahmu."

"Tidak, itu tidak apa sama sekali. Malahan, aku mempersilahkannya dengan
segenap hai. Mereka adalah sampah yang mengotori Kingdom. Aku senang
berdiri di depanmu dan menghancurkan tempat itu, jika mungkin."

Page | 36
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apakah Eight Finger segitu merusaknya kepada Kingdom?"

"Sangat menjijikkan malahan. Mereka mengendalikan sebagian besar dunia


bawah tanah. Dengan uang yang mereka peroleh, mereka membeli para
bangsawan dan mengeksploitasi rakyat biasa pula. Meskipun kita mencoba
menghancurkan mereka, para bangsawan yang mereka beli selalu ikut campur.
Jika kita ingin menyerang, mereka harus dipukul secara spontan seperti yang
kamu lakukan, Brain. Meskipun begitu, mereka memiliki lebih banyak kekuatan
daripada bangsawan rata-rata, jadi jika kami gagal, reaksinya akan sangat besar."

"Antara hammer (palu) dan anvil (landasan tempa)."

"Yea. Akan bagus menangani mereka dengan beberapa pukulan seperti yang
kamu lakukan. Sayangnya, tidak semudah itu."

"Bagaimana jika menggunakan otoritas keluarga kerajaan?"

"Itu tidak mungkin karena fraksi bangsawan yang menolak. Masalahnya


adalah, mereka sudah membeli orang-orang dari kedua Frasi."

Suasana berat menyelimuti mereka berdua saat mereka minum dan makan
tanpa bicara.

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 17:01

Anggota dari Blue Rose mengunjungi istana di pagi hari. Mereka semua
membawa karung besar dan setiap kali karung-karung itu menyentuh lantai,
suara logam bergema dari dalam. Itu adalah perlengkapan mereka. Karena
mereka sedang memasuki istana kerajaan, akan jadi masalah berjalan dengan
armor penuh.

Page | 37
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Terlepas dari beban karena harus membawanya kemanapun, semua orang


mengulurkan bahu-bahu dan lengan-lengan mereka, Lakyus Alvein Dale Aindra
melihat Renner dengan tatapan iri.

"Jadi tugasmu sebagai sang putri dimulai sekarang?"

Renner tidak memiliki banyak kekuatan politis, tapi tetap saja memiliki
pekerjaan sebagai seorang putri.

"Jangan khawatir, Aku bisa sedikit melepaskannya." "Wah, wah."

Lakyus membuat wajah jahat. Renner mengikutinya, tapi akhirnya balik ke


wajahnya yang serius sekali lagi.

"Lakyus, segera setelah bersiap, aku ingin kamu melakukan apa yang kita
bicarakan."

"Mengapa? Dari yang kudengar kemarin, bukankah kita akan menyerang satu
persatu dengan kerahasiaan yang absolut?"

Evileye, magic caster dengan gaya mage yang memakai topeng bertanya.

Dia tidak melepaskan topengnya meskipun dia sedang berada di istana


kerajaan. Satu-satunya alasan pakaian itu diizinkan adalah karena pada kenyataan
dia yang seorang petualang adamantium, puncak dari manusia. Dan juga,
kenyataan bahwa pemimpin kelompok itu, Lakyus, yang juga bangsawan banyak
membantu.

"Sebenarnya, masalah yang tak terlihat datang kemarin malam, jadi kita harus
merubah rencana kita menurutnya, Evileye-san, kemarin..."

Renner bilang kepada mereka tentang serangan di rumah bordil kemarin


malam. Tatapan terima kasih dari Blue Rose membut Climb berdiri bahkan lebih
kaku karena malu.

Sebenarnya, itu bukan Climb, tapi dua orang yang bersamanya yang benar-
benar menyelamatkan gadis-gadis yang menderita itu dari rumah bordil. Climb
tidak merasa seakan dia melakukan hal yang layak dipuji. Kenyataannya, Climb

Page | 38
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

lega dia tidak ditegur dan merasa agak lega karena rencananya tidak berantakan
akibat ulahnya.

"Kamu sudah melakukannya dengan baik, bocah cherry."

"Gagaran memang benar. Menangkap salah satu anggota Eight Finger...


adalah prestasi besar."

"...'Undying King' Deibaanku, 'Void Executioner' Peysilian, 'Dancing Scimitar'


Edstorm, 'Thousand Kills' Malmvist, 'Devil of Illusions' Succulent dan sang
pemimpin, 'Battle Demon' Zero."

Tia mulai menyebutkan daftar namanya.

"Deibaanku adalah undead. Disebut-sebut Peysilian bisa menyerang musuh


yang sangat jauh. Edstorm bisa menggunakan senjata dengan magic khusus dan
Malmvist adalah petarung sendirian yang memiliki spesialisasi dalam
penyergapan. Kita sudah memiliki Succulent, jadi kita abaikan saja dia. Terakhir,
seorang tukang ribut yang memiliki spesialisasi dalam pertarungan tanpa senjata,
Zero. Mereka semua setidaknya setara dengan peringkat adamantium."

"Yeah. Memiliki satu anggota yang tertangkap adalah keuntungan besar bagi
kita."

"Kamu melakukannya dengan baik, Climb. Tapi bertemu dan bertindak sama-
sama dengan Brain Unglaus, kamu benar-benar beruntung."

Climb setuju dengan titik itu.

"ha, mengalahkan Succulent dengan sekali tebas, mereka bilang dia bertarung
dengan setara dengan Gazef Stronoff, kelihatannya dia memang sebagus yang
mereka katakan. Tapi sejujurnya, aku lebih tertarik dengan pak tua yang diklaim
Brain tidak bisa menang melawannya."

"Saya tidak menanyakan rumah dari Sebas-sama."

Page | 39
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Hmm, Climb mungkin dia berhati-hati denganmu dan tidak mengajarimu.


Atau mungkin kamu tidak cukup cepat dan tidak bertanya kepadanya... yang
mana?"

"Keduanya, Evileye-sama. Mungkin jika saya tanya, dia mungkin akan


mengatakannya padaku, tapi memang benar aku tidak ingin dia terlibat lebih
jauh."

"...Kamu lebih tekun dari yang kukira."

"Yeah."

Dua saudari kembar itu memuji Climb.

"Tapi tak pernah mendengar orang semacam itu sebelumnya, benar-benar


tidak bisa dipahami..."

Mulai dari Evileye, kecurigaan semua orang kepada Sebas mulai meningkat.
Climb mencoba mengalihkan situasi dengan membuat sangkalan, tapi Lakyus
mengumpulkan perhatian semua orang dengan tepukan.

"Ayo, ayo, mari kita tinggalkan pokok pembicaraan itu untuk nanti. Jika bukan
karenanya, kita takkan tahu lokasi dari rumah bordil itu ataupun menangkap
Cocco Doll. Ditambah, Climb juga berhutang kepadanya."

"Kamu benar, Lakyus. Jadi, tuan putri. Apakah merubah rencana artinya kita
merubah tempat serangan pula?"

"Ya, Evileye-san. Kita akan membuat mereka semua jatuh malam ini, dalam
sekali libas. Jika kita melakukannya pelan-pelan, itu hanya akan memberian
inisiatif kepada musuh kita."

Keheningan memenuhi suasana.

Yang turut serta dalam rencana adalah Blue Rose. Kekurangan tenaga,
rencananya adalah menyerang satu tempat dalam satu waktu.

Page | 40
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Hey, tuan putri-san, bukankah kamu bilang kita tidak cukup orang? Ataukah
kamu menemukan seseorang dalam semalam? Kita tidak bisa mempekerjakan
petualang lain."

Sejak pertama kali dibuat Guild Petualang, mottonya adalah melindungi


manusia dari ancaman lain. jadi ada peraturan tidak resmi bahwa Guild tidak akan
pernah ambil bagian dalam konflik antar manusia. Jika tidak. Guild tidak akan bisa
bekerja sama dengan guild lain antar negara.

Pasti ada seseorang yang mau melakukan pekerjaan semacam ini jika mereka
diminta di guild, tapi guild memiliki cara lain untuk memberikan tekanan dengan
memaksakan peraturan yang tidak resmi. Hukuman memiliki jangkauan dari
peringatan sederhana hingga memblacklist seluruh permintaan dan dalam kasus
yang palign buruk, dikeluarkan dari guild petualang. Para petualang yang
ditendang oleh guild dan melakukan permintaan ilegal disebut 'worker'. Menurut
rumor, Guild petualang bahkan mempekerjakan para assassin untuk menghabisi
yang paling buruk dari mereka.

Meskipun Blue Rose melanggar peraturan tidak resmi melawan organisasi


manusia, Eight Finger, itu bisa ditolerir karena kenyataan bahwa mereka adalah
petualang peringkat adamantium.

"Meskipun kita membawa orang lain, mempekerjakan para penjaga adalah


gila. Mereka sudah memiliki orang-orang di dalam para penjaga. Mungkin untuk
tingkat pembersihan akhir, tapi selain dari itu akan sangat beresiko."

"Sama halnya dengan para penjaga dari rumah bangsawan yang lain. Siapa
yang tahu yang mana dari mereka yang merupakan kroni-kroni mereka."

"Satu-satunya yang bisa kita percaya adalah Gazef Stronoff dan para
warrionya, tidak... aku tidak yakin jika kita bahkan bisa mempercayai warriornya."

"Sulit sekali rencana yang kebetulan karena kita tidak tahu kekuatan mereka
yang sebenarnya. Tapi jika ini terus berjalan, seluruh Kingdom akan membusuk.
Kita hanya harus melakukan yang terbaik di bawah keadaan ini."

Page | 41
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Renner mengangguk dengan protes Lakyus.

Penyerangan dari Empire, perebutan kekuasaan internal dan sekarang korupsi


pula. Climb hampir dapat melihat cahaya matahari yang memancar dari sang
putri dalam kerja kerasnya untuk mentackling masalah itu tak perduli seberapa
suramnya semua itu. Dia benar-benar berpikir bahwa dia akan menyatukan
Kingdom dan membawa kebahagiaan kepada orang-orang, dan Climb sekali lagi
memperkuat kesetiaannya kepada sang putri.

Semua orang yang berpikir bahwa dia hanya dekorasi cantik, terutama para
bangsawan, membuat marah Climb. Tapi suara malaikat dari Renner menepis
seluruh kemarahannya dan dia berkonsentrasi terhadap percakapan itu sekali
lagi.

"Seperti yang kamu bilang. Kita akan meminjam kekuatan dari bangsawan
yang bisa dipercaya."

"Apakah kamu tahu seseorang, sang putri?"

"Ya, Evileye-san. Aku tidak tahu banyak, tapi ada seorang bangsawan yang
bisa dipercaya."

"Eeeh? Siapa dia Renner? Aku kira kamu sudah tahu itu, tapi jika mereka tidak
bisa dipercaya, maka ini semua akan percuma. Juga tidak ada jaminan jka merka
akan mengirimkan pasukan mereka dalam jumlah yang cukup pula."

"Aku sudah mengatasinya. Tidak apa. Kita juga akan mengikutsertakan


bantuan dari Kapten Prajurit."

"Ah, Kapten Prajurit."

"Jika itu adalah Kapten Prajurit, kita bisa mempercayainya. Jika Eight Finger
sudah mendapatkannya, maka tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan kerajaan."

"Kalau begitu Climb, panggil Marquis Raeven segera. Kita tadi sudah
berdiskusi, Jadi dia seharusnya masih ada di ibukota."

"Marquis yang itu? Aku juga melihatnya dengan pangeran sebelumnya..."

Page | 42
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Marquis Raeven memang memenuhi kriteria yang mereka keluarkan, dengan


sebuah pengecualian bisa dipercaya.

Dia adalah salah satu dari Bangsawan Besar dan kekayaannya tidak bisa
disetarakan dengan bangsawan lain. Namun tidak ada bukti jika Eight Finger
sudah mendapatkannya pula. Kenyataannya, kekayaannya bisa saja diperoleh dari
persembahan Eight Finger. Namun, Climb cepat-cepat menyingkirkan pemikiran
itu. Jika Renner, tuan yang sangat dihormatinya dan wanita yang paling bijak,
berkata demikian, maka dia akan mempercayai Marquis Raeven.

Tapi tidak seperti Climb, Blue Rose lain mengerutkan dahi dengan nama itu.

"Oi, oi, tuan putri. Apakah kamu yakin kita bisa mempercayainya?"

"Rumor bilang Marquis Raeven itu pengkhianat."

"Orang yang tak punya keberanian yang selalu berpindah sisi dari fraksi raja
ke fraksi bangsawan, yang melakukan apapun demi keuntungan, meskipun itu
adalah untuk Eight Finger."

"Aku tidak ingin informasi bocor dari sana, tuan putri."

Diantara pendapat negatif itu, Lakyus bertepuk tangan dengan keras.

"..Semuanya hentikan. Hey Renner, Marquis Raeven tidak memilki reputasi


yang bagus. Bisakah kita mempercayainya?"

"Itu bukan jaminan yang mutlak. Aku juga mengira dia telah menerima suap
dalam jumlah tertentu dari Eight Finger."

"Huh?"

Semuanya mengeluarkan ekspresi bingung, tapi mereka yang sudah memiliki


kecurigaan bertanya.

"Mengalihkan perhatian mereka dengan informasi palsu?"

"Digunakan untuk assassinasi. Memberikan informasi palsu untuk


memfokuskan keamanan di tempat lain."

Page | 43
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Renner menggelengkan kepalanya pada ucapan assassin yang tadi.

"Tina-san, Tia-san, bukan begitu. Meskipun jika dia menerima uang dari Eight
Finger, bukan berarti dia ingin bekerja sama dengan mereka, Marquis Raeven
adalah orang yang lebih baik dari itu menurutku... Climb, pergilah dan panggil
Marquis Raeven. Dia akan langsung menemuimu jika kamu bilang padanya
bahwa kamu yang menghancurkan salah satu rumah bordil dan menangkap
kepala dari perdagangan budak Eight Finger."

Climb melihat ke luar untuk memeriksa dimana matahari berada. Karena


masih diterangi oleh cahaya pagi, masih terlalu dini untuk meminta menghadap,
akan lebih baik untuk mulai lebih pagi.

"Apakah kita harus bicara tentang kepala perdagangan budak? Kurasa paling
baik adalah membiarkannya menjadi rahasia..."

Karena bahkan bangsawan besar tidak akan menolak undangan pribadi dari
sang putri, Climb berpikir yang terbaik adalah menyimpan kenyataan itu sebagai
kartu yang bisa digunakan Renner.

"Jika kita ingin menjadikannya sekutu, kita harus menunjukkan kartu kita juga.
Itu adalah cara yang terbaik untuk membuktikan kepada Marquis bahwa kita
mempercayainya."

Climb mengangguk dan membungkuk dengan hormat.

"Aku akan membawa Marquis Raeven sesegera mungkin sesuati perintah


anda."

"Terima kasih Climb. Sekarang, karena itu akan memakan waktu, apakah ada
yang ingin teh merah?"

Page | 44
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 9:37

Blue Rose sudah tahu, Meskipun jika Marquis Raeven datang, itu akan terjadi
setelah tengah hari. Bangsawan besar melakukan rapat dengan bangsawan lain di
pagi hari. Akan berbeda ceritanya jika sang raja yang memanggilnya, tapi Renner
masih belum memiliki kekuatan.

Jelas saja, ini akan menjadi prioritas bawah untuk Marquis, jadi ketika Climb
kembali lebih awal, mereka bertanya-tanya jika dia ditolak ketika di gerbang.
Namun, ketika mereka melihat dua orang yang berdiri di belakang Climb, mereka
tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka.

Salah satunya adalah Marquis Raeven. Penampilannya bisa disebut tidak


kurang dari rapi sekali. Dia memakai sepasang benda yang terbuat dari binatang
buas, atau mungkin monster, bulu berkualitas tinggi, disulam dengan benang
emas. Di sekeliling kancing-kancing dan lengan bajunya, corak yang rumit
dipasang, dan dari caranya yang memantulkan cahaya, ada banyak pertama
dengan ukuran sebesar kacang di sana. Baju dari kelas tertinggi dipakai hanya
dalam kesempatan yang penting, benar-benar cocok denganya sebagai salah
satu dari Bangsawan besar.

Orang yang selanjutnya adalah orang yang agak gemuk. Renner melihat ke
arahnya dengan ekspresi terkejut.

"Kakak."

"Oi, adikku dari ibu yang lain. Kamu terlihat sehat seperti biasanya... Oh,
ternyata ada putri dari keluarga Alvein, lalu apakah dia adalah Blue Rose yang
terkenal? Bisa melihat petualang dengan peringkat adamantium disini."

Pria yang masuk tanpa mengetuk adalah pangeran kedua, Zanack Barleon
Igana Ryle Vaiself. Saat Lakyus menunjukkan tanda hormat kepada keluarga raja,
dia berbicara dengan sikap yang santai.

"Aku datang karena kedengarannya seperti diskusi yang menarik."

Page | 45
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Sesuai perintah anda, Putri Renner."

"Terima kasih sudah datang, Marquis Renner. Silahkan angkat kepala anda."

Renner berdiri untuk menyambut kakaknya yang lebih tinggi dalam garis
pewaris takhta sebelum bicara. Saat Marquis Raeven mengangkat kepalanya, dia
memiliki senyum tipis di wajahnya. Itu benar-benar senyum yang mengerikan dan
membuat orang lain merasa tidak nyaman, tapi senyum lainnya tidak akan cocok
dengannya.

"Apakah ada masalah mengirimkan orang lainnya ke ruangan lain?"

"Seperti yang anda katakan kakak. Lakyus, Climb, bisakah kalian menungguku
di dalam ruangan lain?"

"Baiklah."

Lakyus menerimanya tanpa protes dan mengisyaratkan kepada rekan-


rekannya untuk menuju ruangan lain. Mereka akan bersiap tanpa penundaan di
ruangan lain. Blue Rose dan Climb membungkukkan kepala mereka dan
menghilang ke dalam ruangan lain. Setelah melihat mereka pergi, Renner
menuntun keduanya menuju meja.

"Silahkan duduk."

"Tentu saja, Putri Renner."

"Baiklah, adikku tersayang."

Satu orang duduk dengan kelas yang tinggi dan yang lainya hanya
meletakkan pantatnya di sana. Renner menuangkan secangkir teh merah dan
mendorongnya kepada Marquis Raeven.

"Suatu kehormatan dituangkan sendiri oleh sang putri kepada saya."

"Maafkan aku itu hanya hangat."

"Hmmm, apakah tidak ada untukku?"

Page | 46
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Zanack melihat ke arah mereka berdua dengan wajah kecewa.

"Wah, wah... aku kira kakak tidak suka teh."

"Yea, aku tidak suka air aneh yang diwarnai oleh daun teh, tapi daripada tidak
ada untuk diminum."

"Apakah aku harus bilang kepada para pelayan untuk membawakan sesuatu
kemari? Apakah kakak lebih suka dengan minuman keras?"

"Tidak perduli teh merah. Tidak perlu memberitahu pelayan."

"Jika kita bertindak sekarang, para pelayan tidak akan memiliki peluang untuk
mengirimkan informasi kepada keluarga mereka."

"Bukankah kita harus hati-hati? Lidah wanita sangat longgar. Terutama para
pelayan yang bekerja di istana. Mereka lebih cepat dari kelihatannya."

Dengan sebuah senyuman, Renner menuangkan secangkir teh merah dan


menempatkannya di depan Zanack.

"Hmmm.... Kamu sudah menguji jaringan informasi para pelayan, ya kan."

"Apa yang anda bicarakan?"

"Yah, tidak masalah."

Zanack membalas dengan kasar dan menyeduh teh merah sebelum


mengeluarkan lidahnya dari rasa yang pahit.

"Tapi, Putri Renner, apa masalahnya sudah sepagi ini? Tentu saja, saya selalu
bersiap untuk menerima panggilan anda."

"Terima kasih, Marquis Raeven, Kita tidak punya banyak waktu jadi aku akan
langsung saja. Aku ingin meminjam kebijaksanaanmu."

Dengan sebuah batuk ringan, dia bicara sejujurnya. Mata Marquis Raeven
menjadi lebar dan ada cahaya terkejut padanya. Namun, mata itu kembali biasa
ketika dia sudah tenang lagi.

Page | 47
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kebijaksanaan saya. Jika itu adalah masalah yang tidak bisa anda pecahkan...
Saya tidak yakin jika saya bisa banyak membantu."

"Aku juga tidak yakin, Marquis Raeven. Lagipula, tentang masalah yang ada di
dalam istana, tak ada yang lebih berbakat selain darimu."

Marquis Raeven dan sang pangeran saling menatap.

Renner hampir tak pernah mengantisipasi perebutan kekuasaan. Namun, apa


yang dia maksud dengan "masalah di dalam istana"? Marquis Raeven tertawa
kecil. Ketika kamu kekurangan informasi, akan lebih baik untuk
mengumpulkannya daripada menebak-nebak dan mengeluarkan kesimpulan
yang salah.

"Jadi bagaimana aku bisa membantu anda?"

"Aku harap dirimu, pemimpin tersembunyi dari Fraksi Kerajaan, bukan, yang
mengendalikan Fraksi Kerajaan dari bayangan, meminjamkan aku pasukan
rumahmu."

"...Apa?"

Marquis Raeven membuat ekspresi seakan ada ledakan magic yang tepat
terjadi di depannya. Siapapun akan terkejut jika mereka ada di sana. Lagipula,
Marquis Raeven bukan orang yang dengan mudah merubah ekspresinya. Namun,
dia hanya bisa bereaksi seperti itu. Jika itu adalah bangsawan lain, dia pasti akan
tertawa. Tapi ini adalah kebenaran yang disembunyikan lama.

Marquis Raeven sudah lama dianggap sebagai seekor tikus yang akan pergi
diantara dua fraksi yang cocok dengannya, tapi pada kenyataannya dia
memerintah Fraksi Keluarga kerajaan dan mencegah peperangan saudara terjadi.
Jika pria yang disebut sebagai Marquis Raeven tidak ada, Kingdom pasti sudah
roboh. Di sisi lain, Zanack menahan nafas.

Dia sudah tahu jika Renner benar-benar pandai, seorang monster dengan
bentuk manusia. Tapi tanpa seorangpun sebagai tangan dan kakinya, dia seperti
dikurung di dalam istana. Bagaimana bisa dia mendapatkan kesimpulan itu? Di

Page | 48
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

seluruh Kingdom, Zanack adalah satu-satunya yang mengetahuinya. Kedua orang


itu langsung berpikir bahwa dia mungkin hanya membual, tapi langsung
mengabaikan pemikiran itu. Dari nada Renner, tak ada yang membayangkan
bahwa dia bebohong. Keduanya terus menerus menghadapi orang yang penuh
kebohongan, dan mereka masih tidak bisa memutuskan jika dia bohong atau
tidak. Renner mengabaikan Marquis yang ternganga dan melanjutkan ceritanya.

"...Mungkin aku harus memastikannya dengan bangsawan lain di fraksi


kerajaan, tapi Marquis Volumlashu sering membocorkan informasi kepada
Empire, jika begitu..."

"Ap, apa?"

"Tunggu sebentar!"

Bahkan lebih keras dari suara patah-patah Zanack, Marquis Raeven


mengangkat suaranya.

"Marquis Volumlashu.."

"Anda tahu, ya kan? Itulah kenapa anda memastikan bahwa Marquise tidak
memiliki akses kepada informasi terlalu banyak."

Kedua orang pria itu melihat ke arah Renner dengan mulut yang terbuka
lebar.

Part 3

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 21:00

Climb memegang sebuah gumpalan hitam di tangannya. Benda itu sedikit


menggeliat. Gumpalan hitam itu solid, tapi mengambil bentuk obyek yang sangat
lunak dan ditarik oleh gravitasi. Climb memecahkan benda aneh yang mirip
kelereng itu ke arah armornya. Kelereng itu membuat titik-titik warna hitam yang
tersebar ke seluruh armor Climb.

Page | 49
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Beberapa orang akan mencurigai jika ada tinta hitam di dalam kelereng
tersebut. Efek dari kelereng itu tidak berakhir disana. Titik-titik hitam itu mulai
bergoyang dan mulai menyebar ke seluruh armornya, menutupi permukaan itu
dengan substansi hitam. Dalam beberapa detik saja armor putih yang mengkilap
milik Climb berubah menjadi hitam legam.

Kelereng yang digunakan oleh Climb adalah item magic yang disebut 'Magic
Dyes'. Item magic kelas atas yang sering memberikan tambahan pertahanan
terhadap panas atau dingin, tapi yang digunakan Climb hanya bisa merubah
warna. Alasan dia menggunakan item ini jelas karena armor putih yang mencolok
miliknya.

Lakyus memanggil pimpinan dari masing-masing kelompok dan Climb pergi


ke arahnya. Yang berdiri di tengah adalah seorang warrior wanita dengan
berbagai macam perlengkapan. Pertama yang masuk dalam pandangan adalah
pedang Magic yang terkenal Kilineiram. Pedang itu berukuran sama dengan
bastard sword dan disarungkan, jadi Climb tidak bisa meilhat pedang yang
terkenal itu yang mana seharusnya mengingatkan kepada pengamat akan
kegelapan malam yang lekat. Meskipun hanya gagangnya yang indah. Di dalam
batu safir hitam yang menempel pada ujung gagang ada api yang terbakar
dengan terang. Armor yang dia pakai memancarkan sebuah cara yang
mengimplikasikan bahwa armor itu tidak dibuat dari material yang kurang dari
platinum dan emas. Itu adalah sebuah armor dengan unicorn yang terpahat di
seluruhnya dan dikatakan bahwa hanya perawan atau perjaka yang bisa
memakainya sehingga tidak mengotori armor itu - 'Virgin Snow'.

Dibandingkan hiasannya dan armor yang mencolok, jubahnya terlihat seperti


dibuat dari bahan abu-abu sederhana. Item ini disebut 'Cloak of Rat Speed' dan
meningkatkan kecepatan gerakan, kelincahan dan penghindaran. Itu adalah item
magic yang luar biasa kuat dan tak bisa dibayangkan, mempertimbangkan
penampilannya. Dia kelihatannya belum mengaktifkan item magic miliknya yang
terkenal 'Floating Sword'. Alasan mengapa Lakyus masih memakai
perlengkapannya yang mencolok adalah dia bisa saja menyamarkannya sewaktu-
waktu dengan magic miliknya.

Page | 50
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mereka yang berdiri di sampingnya semuanya adalah wajah-wajah yang


sudah dikenal. Anggota Blue Rose dan Gazef Stronoff. Berdiri disamping mereka,
Climb hanya berpikir jika dia tidak pantas berdiri disana.

Lakyus menjelaskan rencana penyerangan bangunan Eight Finger. Namun,


karena hanya ada tujuh kelompok, rencana itu diperbaiki agar segera setelah
sebuah kelompok selesai menaklukkan sebuah tempat, pemimpin dari kelompok
itu dan pengawal pribadi Marquis Raeven - yang semuanya adalah mantan
petualang yang memiliki peringkat di atas mythrill - akan segera bergegas ke
target terakhir dan sisanya akan membersihkan tempat yang ditugaskan kepada
mereka. Tujuannya adalah untuk menetralkan dan menangkap siapapun sebisa
mungkin, tapi membunuh mereka jika mereka melawan juga diperbolehkan.
Lakyus melanjutkan dan memperingatkan semuanya.

"Lawan kalian adalah pasukan yang mengendalikan dunia bawah tanah.


Mungkin saja akan ada jebakan atau lawan tangguh yang tidak bisa diduga.
Jangan pernah mengendurkan kewaspadaan."

Tubuh Climb merasa ngeri. Itu bukan karena takut, tapi karena peran krusial
yang ditugaskan padanya. Dibandingkan dengan pemimpin kelompok lain,
kemampuan dan skill Climb benar-benar sangat kurang. Satu-satunya alasan dia
dituaskan sebagai pimpinan adalah karena dia bukan prajurit biasa, dan
pembantu pribadinya akan mendukung dia. Bahkan tim mantan petualang
dengan peringkat orichalcum milik Marquis Raeven ditugaskan kepadanya. Di
bawah situasi ini tidak mungkin baginya untuk menolak.

Ditambah, momen saat dia menyadari mengapa dia dipilih sebagai pemimpin
kelompok, dia tidak bisa hanya duduk-duduk saja. Blue Rose, Marquis Raeven,
Gazef Stronoff, dan jika ada sesuatu yang gawat, Pangeran Zanack juga. Tidak
ada siapapun yang mewakili Renner. Oleh karena itu, dengan membuat Climb
sebagai salah satu pimpinan kelompok, Renner ingin menunjukkan bahwa dia
memiliki andil besar dalam rencana ini pula.

Kelihatannya ini adalah ulah dari Pangeran Zanack dan Marquis Raeven, tapi
mengapa mereka melakukan hal itu?

Page | 51
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Alasan itu masih merupakan misteri bagi Climb. Namun, misi menyebarkan
pengetahuan bahwa Putri Renner bekerja keras untuk rakyat Kingdom
memberinya kekuatan.

Pembicaraan kecil mengenai persiapan sudah selesai dan semuanya


menyebar. Ketika dia kembali ke kelompoknya, pria yang berdiri di depan
kelompok itu berdiri dengan suara yang santai.

"Apakah kamu siap?"

Pria itu adalah Brain Unglaus, wakil pimpinan dari kelompok Climb dan
pembantu pribadinya yang dibawa oleh Gazef.

"Para anggota telah siap semuanya. Saat komandan memberi aba-aba, kita
akan langsung bergerak keluar. Kita akan mengambil rute ini. Teman kita disana
akan membantu untuk memilih."

Ada garis merah yang menuntun melalui jalanan di peta ibukota yang
diserahkan oleh Brain. Setelah melihat ke peta, Climb melihat ke arah pria yang
ditunjuk oleh Brain. Itu adalah salah satu pria dari tim mantan petualang
peringkat Orichalcum. Seakan mengenali tatapan Climb, dia melambaikan tangan
menyapanya.

Climb sedikit membungkukkan kepalanya kepada pria yang jauh lebih tua
darinya. Biasanya para anggota akan mengerutkan dahi jika seorang pemimpin
kelompok membungkukkan kepalanya kepada anggota lain dari kelompok, tapi
karena Climb, yang tidak memiliki kekuatan yang sebenarnya untuk dibicarakan,
adalah pimpinan, dia akan membutuhkan bantuan dari orang lain daripada
sendirian berdiri di garis depan penyerangan. Saat mereka berbagi percakapan,
seorang manusia yang besar mendekati Climb dan bicara.

"Oi, bocah cherry."

Climb berharap dia tidak memanggilnya seperti itu. Saat Climb mati-matian
memikirkan hal itu di kepalanya, dia merasakan tatapan yang ditujukan padanya
berubah. Dia lega tidak ada yang menghina. Beberapa diantara mereka seperti

Page | 52
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

tatapan orang dewasa yang melihat anak kecil, dan beberapa diantaranya adalah
rasa persahabatan yang kuat.

"Ada apa, Gagaran-sama?"

Dibandingkan ketika di penginapan, dia ditutupi oleh item magic kelas satu.
Full Plate Mail merahnya memiliki duri dan mata seperti dekorasi di sekitar area
dada. Itu adalah armor miliknya yang terkenal, 'Gaze Bane'. Gauntlet (Sarung
tangan) miliknya sedikit berbeda dan terdapat dekorasi ular yang melingkarinya.
Itu adalah barang kuno yang digunakan untuk mempercepat akselerasi
penyembuhan, 'Gauntlets of Kerykerion'. Di sekeliling pinggangnya adalah War
Pick (Semacam kapak perang) yang disebut 'Fel Iron' dan jubah merah mewah
yang cocok dengan keluarga raja yang dikenal sebagai 'Vest of Resistance',
'Dragontooth Amulet', 'Belt of Greater Power', 'Wing Boost', 'Circlet Twister' dan
bahkan cincin-cincin yang ditambahi magic.

Ini adalah perlengkapan dari salah satu Warrior terkuat di Kingdom, Gagaran.
Setiap buah dari item itu cukup mahal sehingga bisa membuat mata seseorang
melompat keluar. Satu-satunya alasan dia bisa membeli perlengkapan seperti itu
adalah karena dia seorang petualang dengan peringkat Adamantium. Evileye,
Tina dan Tia juga memakai perlengkapan yang bisa dikenali sebagai tingkat
tertinggi dengan sekali tatap.

"Tidak ada, aku hanya ingin mengusap pantai si bocah Cherry sekali lagi."

Mungkin maksudnya adalah dia khawatir dengan Climb, tapi Climb benar-
benar berharap Gagaran berhenti memanggilnya seperti itu. Climb bisa
menanggalkan julukan seperti itu jika mau di dalam salah satu toko-toko
tersebut, tapi Climb tidak menginginkannya. Jauh di dalam hati, Climb menangis,
tapi Gagaran menatap Brain dengan mata seperti elang.

"Brain Unglaus. Pria yang bertarung setara dengan Kapten Prajurit Kerajaan...
Cerita itu bukanlah sebuah kebohongan ataupun berlebihan."

Page | 53
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Warrior dari Blue Rose Gagaran. Anda benar-benar... kuat. Benar-benar layak
sebagai seorang warrior dari kelompok berperingkat adamantium. Jadi, apakah
aku lulus?"

Climb melihat ke arah Brain seakan bertanya apa yang dia maksud dengan
lulus. Brain mengangkat bahunya dan bilang kepada Climb apa maksud Gagaran
sebenarnya.

"Dia kemari untuk melihat apakah orang yang cukup bisa dipercaya bisa
dipercayakan kepadamu."

"Benarkah itu?"

"Apa yang kalian bicarakan... Mengapa aku peduli dengan apa yang terjadi
padamu. Hanya saja akan sayang sekali jika si bocah cherry ini mati, jadi aku
kemari untuk melihat apakah kamu bisa menanganinya. Tetap saja, aku bisa
melihat bahwa bukan kebetulan kamu bisa menangkap 'Devil of Illusions .
Sebuah semangat tempur yang kuat. Aku bisa merasakan meskipun tanpa
melakukan sparring denganmu. Jika itu adalah kamu, akan sangat mudah."

"Gee, trims. Aku bisa melihat rumor-rumor tentangmu juga benar. Tapi
sebaiknya waspada. Di dunia ini, ada monster-monster yang cukup kuat untuk
membunuh kita dengan sekejap."

"Oh-ho, kamu adalah salah satu tipe yang hati-hati. Pria sepertimu tidak buruk
juga. Kamu mungkin bukan seorang bocah cherry, bagaimana?"

"Tidak terima kasih. Kurasa aku bisa meledak karena tekanannya."

Climb tidak perlu bertanya apa yang dia maksud.

"Sayang sekali. Kalau begitu, hati-hatilah Climb."

Gagaran melambaikan tangan selamat tinggal dan menjauh. Melihat dia


berjalan menjauh, Brain begumam.

"Dia adalah wanita yang baik. Bisa ditebak, mempertimbangkan


penampilannya."

Page | 54
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Gagaran-san... Tidak, seluruh anggota Blue Rose memang seperti itu. Evileye-
san mungkin juga terlihat jahat, tapi bahkan dia juga orang yang baik."

"Seorang magic caster yang memakai topeng.. Ngomong-ngomong, Ainz


Ooal Gown yang disebutkan Gazef juga memakai topeng. Apakah itu tren fashion
terkini diantara para magic caster?..Hmmm? kelihatannya kita akan segera
berangkat."

"Kelihatannya begitu. Jika kita ingin mengkoordinasikan waktu dengan


kelompok yang akan pergi jauh, memang sudah waktunya."

Dua orang itu bisa melihat sebuah kelompok yang sudah agak jauh di depan.
Climb melihat sekeliling untuk mengamati jika dia bisa menemukan wanita
tertentu, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukannya. Dia pasti bersama
pangeran Zanack sekarang. Dia tahu seberapa banyak pekerjaan yang harus
Renner lakukan, namun masih bertanya-tanya jika sedikit sensasi kesedihannya
karena keegoisannya sendiri.

"Kalau begitu mari kita pergi, Climb?"

"..Ya! Segera."

Climb memerintahkan kelompoknya untuk mulai bergerak. Pemimpin


kelompok Climb, wakil pimpinan Brain Unglaus, empat mantan petualang
peringkat orichalcum, 20 prajurit dari pasukan rumahan Marquis Raeven, begitu
juga dengan beberapa cleric kelas tinggi yang Marquis Raeven ketahui dan
dipinjamkan oleh Guild Magician secara rahasia dengan total 32 orang. Di dalam
kegelapan malam, mereka berangkat tanpa suara.

Part 4

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 20:31

"Tidak kusangka Ainz-sama akan mengirimkan pasukan seperti ini... Aku harus
berterima kasih kepada Ainz-sama dengan benar."

Page | 55
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu adalah kalimat pertama dari Sebas setelah melihat sekeliling mereka yang
berkumpul di rumah besar di ibukota. Dengan Demiurge sebagai pemimpin
mereka, Guardian Floor Shalltear dan mare, begitu juga Pleiades Solution dan
Entoma juga hadi. Ada juga beberapa bawahan level tinggi dari Demiurge, para
Evil Lord. Itu benar-benar pasukan yang luar biasa. Seseorang mungkin akan
berkata itu adalah terlalu berlebihan.

"Terutama para guardian yang berlomba-lomba untuk tempat pertama dalam


hal kekuatan yang telah hadir..."

"Sesuai perintah Ainz-sama, Aku, Demiurge akan mengambil kendali perinta...


Apakah ada yang membantah, Sebas?"

"Tentu saja tidak."

"Kalau begitu aku akan menyingkirkan ini agar tidak ada kesalahpahaman
diantara kita. Ainz-sama memang memerintahkan kita untuk menyelamatkan
Tsuare, tapi alasan mengeluarkan kekuatan seperti ini adalah untuk menghukum
si dungu Eight Finger yang telah melakukan dosa besar terhadap Supreme
Being."

"Aku juga tahu sangat betul. Menyelamatkan Tsuare hanyalah tujuan kedua."

"Benar sekali. Aku ragu Tsuare ini memiliki penolakan terhadap magic
kebangkitan (revival), jadi satu-satunya alasan aku akan mencoba
menyelamatkannya hidup-hidup karena saranmu."

Itu bukan nada yang menyenangkan.

"Meskipun begitu, jika dia sudah mati, akan ada masalah besar dalam
menemukannya. Jika aku adalah musuh, aku akan melemparkan kepalanya yang
sudah terpenggal kepada para idiot yang datang."

"Aku kira kamu akan lebih memilih menunjukkan pemandangan


penyiksaanmu terhadap sandera sebagai contoh, Demiurge."

Page | 56
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kesimpulan yang sangat logis. Untuk mengumpulkan penyelamat yang akan


datang dan menyiksa sandera di depan mata mereka.. Hanya membayangkan hal
itu membuat jantungku berdegup kencang."

"Dan apa sebenarnya yang akan membuat jantungmu berdegup kencang?"

Sebas menyembunyikan kemarahannya dibalik senyuman itu. Meskipun bagi


seorang Demiurge, dia akan melihatnya menembus senyuman itu. Itu adalah
akting yang terlalu kelihatan di depannya.

"Semuanya, Sebas. Semuanya."

Pupil Demiurge yang kecil mengeluarkan tatapan dingin.

"Tentu saja, jika itu adalah aku, aku bahkan akan merencanakan agar si
penyelamat bisa keluar bersama dengan sandera, dan saat mereka percaya
mereka sudah kabur, aku akan membalik meja itu. Semakin besar harapan
mereka, semakin besar keputusasaannya."

"Itu kedengarannya menyenangkan. Jika kita mendapatkan kesempatan, aku


ingin mencoba itu juga."

"Ta-Tapi jika mereka benar-benar kabur, bu-bukankah itu akan berbahaya?"

Demiurge dan Shalltear tertawa.

"Mare, itu adalah lelucon lucu yang kamu buat. Tentu saja kami akan
memastikan mereka tidak bisa benar-benar kabur. Yah, jika mereka memang bisa,
mereka layak dapat pujian."

"Demiurge, apakah kamu benar-benar sudah memperoleh informasi yang


diperlukan untuk menghancurkan Eight Finger?"

"Tentu saja, Sebas. Aku sudah mendapatkan informasi yang diperlukan."

Sebas benar-benar terkejut. Waktu yang dihabiskan oleh Demiurge di ibukota


sangat pendek, tapi baginya yang bisa mengumpulkan informasi secepat ini...
Sebas tidak bisa membayangkan metode macam apa yang digunakan oleh

Page | 57
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Demiurge. Satu-satunya hal yang dia yakini adalah jika Demiurge bertindak atas
perintah Tuan, dia tidak akan sedikitpun bermain-main.

"Sekarang tentang lokasinya, ada cukup banyak, tapi semua yang tersisa
adalah menyerang mereka. Jika mungkin, cobalah menangkap mereka yang
kelihatannya seperti memiliki informasi yang berguna, dan pastikan untuk
mengingat Eight Finger ini perbuatan salah yang mereka lakukan."

Demiurge tiba-tiba berhenti, menatap Sebas sebelum melanjutkan.

"- Yang berani menodai nama yang paling hebat dan luar biasa dari Ainz Ooal
Gown. Jika kita ingin membayar mereka balik yang setara dengan hinaan yang
sudah mereka lakukan kepada kita, kita harus mengekstrak informasi yang lebih
banyak pula. Ada yang keberatan?"

"Ti, Tidak!"

"Mereka harus membayar kekurang ajaran mereka kepada Ainz-sama dengan


kematian."

"Tentu saja, tidak ada yang keberatan."

Dua Guardian dan Kepala Pelayan membalas. Pleiades dan Evil Lord hanya
membungkuk tanpa berkata.

"Bagus, kalau begitu Sebas. Bisakah kamu katakan padaku lokasi tempat
mereka memanggilmu? Aku harus memastikan jika itu adalah salah satu lokasi
yang aku ketahui."

Ketika Sebas mengatakan alamatnya, Demiurge tersenyum.

"Apakah aku harus gembira jika itu cocok atau sedih karena ada satu tempat
lagi yang kurang untuk menyerang. Itu adalah salah satu tempat yang sudah aku
intai. Aku akan menyerahkan tempat itu kepadamu."

"Terima kasih. Tapi ada kemungkinan dia mungkin sudah terluka. Aku ingin
membawa seseorang yang bisa menggunakan magic healing."

Page | 58
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Untuk menyelamatkannya adalah keinginan dari Ainz-sama pula... Solution,


karena kamu memiliki kemampuan deteksi yang lebih tinggi, Aku ingin
membuatmu sebagai cadangan, tapi bisakah kamu membantu Sebas?"

"Sesuai perintah anda, Demiurge-sama."

"Tapi, Demiurge, tentang manusia-manusia yang ada di dalam bangunan yang


menculik Tsuare..."

"Jika kamu meninggalkan satupun sampah-sampah yang sudah mencoba


menginjak-injak ucapan Ainz-sama itu hidup-hidup, Aku akan membunuhmu
sendiri kali ini."

"Tidak usah khawatir Demiurge. Aku akan membantai mereka."

"Aku ingin mengatakan ini sejak lama... tidak bisakah kalian berdua lebih akrab
satu sama lain?"

Sebas bisa melihat Demiurge yang membuat ekspresi ambigu dari sudut
matanya. Dia membayangkan bahwa dia mungkin memiliki ekspresi yang sama.
Semakin dia memikirkan tentang mengapa dia sangat tidak suka dengan
Demiurge, semakin aneh rasanya. Dia benar-benar tidak apa dengan Shalltear,
yang memiliki hobi yang sama dengan Demiurge, tapi Demiurge membuatnya
jengkel kapanpun mereka saling bicara. Meskipun begitu, berdebat dengan
Demiurge tepat sebelum misi akan memecah kebaikan dari Supreme Being.
Sebas minta maaf dalam-dalam kepada tuannya dari lubuk hatinya dan
membungkuk kepada Demiurge.

"Aku minta maaf telah menunjukkan sikap kurang ajar meskipun kamu datang
untuk membetulkan kesalahanku."

"..Yah, itu tidak masalah. Untuk sekarang... apakah tidak apa bagimu untuk
mengevakuasi Tsuare langsung ke Nazarick setelah kamu menyelamatkannya?"

"Tentu saja. Apakah semua persiapan sudah dibuat untuk menerimanya?"

Page | 59
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tidak ada masalah~. Untuk hal itu, kita sudah mempersiapkan sesuai dengan
itu~"

Sebas menganggukkan kepalanya kepada Entoma yang bicara sangat manis.

"Apakah ada pertanyaan lain? Tidak? kalau begitu kita akan membagi anggota
ke dalam tujuh kelompok dan memutuskan dimana masing-masing kelompok
akan menyerang. Tentu saja, Sebas dan Solution sudah ditugaskan, tapi pertama
yang harus diwaspadai adalah... Shalltear!"

Nada Demiurge tiba-tiba menjadi kuat, membuat Shalltear terkejut.

"Apa, Ada apa, Demiurge?"

"Tolong tunggu di belakang sebagai cadangan, karena kamu akan kehilangan


seluruh kendali ketika kamu basah oleh darah. Jika kamu keluar kendali dan
membunuh lalat-lalat tidak berguna, itu akan menjadi sebuah masalah."

"Ti, Tidak apa! Jika aku menggunakan Spuit Lance untuk menyedot semuanya,
peluang itu terjadi akan sangat kecil!"

"Masih tidak boleh. Kita harus berhati-hati dengan hal ini dan harus
menghindari resikonya sebanyak mungkin. dan juga Sebas, aku minta maaf
sebelumnya. Menyelamatkan Tsuare dan menghukum Eight Finger hanyalah
bagian ke satu dari rencana ini. Namun, aku tidak bisa berkata apapun kepadamu
tentang seluruh rencana dari bagian kedua, karena saat kamu kembali ke
Nazarick setelah menyelesaikan bagian kesatu, kamu tidak lagi bagian dari
rencana. Untuk menghindai kebocoran informasi apapun, kita harus
menyimpannya dengan dasar yang perlu yang tahu dengan ketat."

"Aku mengerti. Kalau begitu aku akan langsung bersiap."

Ketika Sebas meninggalkan ruangan, Demiurge melanjutkan.

"Baiklah, pertama, aku akan menyampaikan informasi penting.


Berkonsentrasilah dan pastikan kalian tidak melewatkan satupun. Entoma, kamu

Page | 60
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

bisa membuat ilusi, benar kan? Kalau begitu tolong gunakan sesuai yang aku
perintahkan kepadamu."

"Siap~"

Setelah mendengarkan seluruh detil dari Demiurge, Entoma membuat ilusi di


dalam ruang kosong. Demiurge puas sekali dengan ilusi itu juga.

"Aku melarangmu untuk membunuh orang ini. Dalam keadaan yang paling
gawat, kamu diperbolehkan untuk melukainya jika perlu tapi pikir ini sebagai
fundamentalnya untuk tidak boleh. Terutama kamu, Shalltear."

"Kamu tak perlu terus mengingatkanku."

Shalltear menggelembungkan pipinya karena terus-terusan disebut dan Mare


tersenyum pahit.

"U-umm. A-Apakah tidak apa tidak, uh, bilang kepada Sebas?"

"Seharusnya tidak apa, mempertimbangkan kepribadiannya, dia bukan


seseorang yang akan melukai orang lain secara acak.. tapi untuk jaga-jaga,
maukan kamu menangani ini jika ada darurat, Solution?"

"Siap, sesuai perintah anda."

Demiurge mengangguk dengan puas.

Bagian terakhir dari rencana adalah tersambung kepada seseorang yang akan
membawa keuntungan besar kepada Nazarick. Jika ada kesalahan, maka ada
kemungkinan tujuan akhir dari menguasai dunia, yang sudah diucapkan oleh
Supreme Being Ainz Ooal Gown dengan keras, bisa tertunda. Saat Tuan bicara
"Aku serahkan semuanya padamu", kesalahan tidak bisa lagi ditoleransi.

Meskipun telah menerima perintah langsung dai Albedo; Shaltear, Cocytus


dan Sebas telah membuat kesalahan satu demi satu. Jika ini berlanjut, maka
kemampuan dari para guardian dan anggota yang lebih kuat yang dibuat oleh
Supreme Being akan dipertanyakan. Tentu saja, sang tuan tidak menunjukkan
rasa tidak senang dengan kesalahan mereka, dan kegagalan Cocytus yang

Page | 61
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

memang terlihat sebagai sebuah bagian dari rencana, tapi mereka tidak bisa
terus-terusan mengandalkan sifat baiknya.

Kita harus membuktikan betapa bergunanya para guardian kepada Ainz-sama


dengan membuat rencana ini berhasil.

Apakah ada gunanya seorang bawahan bodoh yang tidak bisa melakukan
tugas mereka dengan cara yang memuaskan?

Dan jika Supreme Being yang terakhir menghilang karena kecewa...

Hanya memikirkan hal itu membuat Demiurge terdiam kaku ketakutan.

Gagal bukan sebuah pilihan. Kita harus menunjukkan hasil yang akan
menghapuskan seluruh kegagalan sebelumnya.

Dengan sebuah keyakinan ini di hatinya, Demiurge melihat sekeliling kepada


semuanya.

"Dan jangan lupa, orang-orang yang mencuci otak Shalltear mungkin sedang
menunggu kesempatan untuk menyerang. Tak ada yang boleh meninggalkan
posnya tanpa izin. Jika kamu dicurigai oleh aku sendiri atau guardian lain, angkat
kedua tanganmu atau yang sama dengan hal itu sebagai bukti kesetiaanmu.
Jangan bersikap mencurigakan. Jika kamu melakukannya, kami mungkin akan
langsung membunuhmu untuk keamanan rencana ini. Ada pertanyaan?"

"Uh, aku baru saja bertanya, tapi bolehkah aku bertanya lagi?"

Demiurge memberi Mare senyuman lembut dan mengisyaratkan kepadanya


untuk melanjutkan.

"Ah, yea. S-Sebas tidak memiliki World Class Item seperti kita. Apakah dia
tidak apa?"

"Sesuai rencana Ainz-sama, dia akan menjadi uampan. Jika musuh


memakannya, maka itu akan hebat. Albedo sedang mengamati dari ruang takhta
jika saja musuh jatuh ke dalam umpan. Dan juga, bagi mereka yang tidak bisa
menggunakan 'Message', jangan bertindak sendirian. Aku akan mengawasi

Page | 62
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

seluruh operasi, jadi datanglah kepadaku sebagai gantinya. Dalam keadaan


darurat atau jika ada alasan kamu tidak bisa menghubungiku, Aku sudah bilang
kepada Mare semua rencananya dan dia akan bertindak sebagai Wakil pemegang
kendali perintah."

"Ba.. Bagaimana denganku..?"

"Maaf Shalltear, tapi seperti yang aku katakan, aku tidak bisa mempercayaimu
sepenuhnya, jadi kamu adalah cadangan. Haaa.... haus darahmu yang tak bisa
dikendalikan bisa benar-benar membuat khawatir."

"Aku paham, aku paham, baiklah!"

"Segera setelah bagian kesatu selesai, kita akan langsung memasuki bagian
kedua. Aku akan menjelaskannya kepadamu sekarang. Ini adalah yang
sebenarnya, jadi perhati-.. Ada apa?"

"Satu Shadow Demon bergoyang di bayangan Demiurge dan membisikkan


informasi baru ke dalam telinganya."

"Begitukah? Itu memang sudah terakhir, tapi mau bagaimana lagi."

Itu adalah masalah yang benar-benar menjengkelkan tapi sesuatu yang tidak
bisa diabaikan.

"Mare, ini adalah informasi baru. Kita memiliki persembunyian baru dari Eight
Finger untuk diserang. Maafkan aku, tapi aku akan membutuhkanmu untuk
menuju kesana malahan. Kamu mungkin tidak cukup tenaga, tapi aku akan
mengirimkan Entoma sebagai dukungan."

"I, Iya, um, serahkan padaku!"

"Jawaban yang bagus. Kita akan membicarakan detilnya nanti, tapi untuk
sekarang biar kujelaskan Operasi Gehenna ketika semuanya ada disini. Ini adalah
bagian terpenting dari rencana kita akan melakukan di dalam Kingdom, jadi
perhatikan baik-baik."

Page | 63
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 64
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 8
Six Arm

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 21:51

Di dalam Kingdom, adalah hal yang biasa pergi tidur ketika matahari telah
tenggelam, karena membuat lampu terus menyala itu membutuhkan biaya. Di
daerah pedesaan, dimana kebanyakan masyarakatnya masih miskin, kegiatan itu
adalah hal yang biasa. Namun, di perkotaan malah sebaliknya dan orang-orang
masih aktif seperti binatang malam. Tempat yang dituju oleh Climb sedikit
berbeda. Daripada gemerlapan oleh cahaya dan hiruk pikuknya jalanan, itu
adalah sebuah lorong yang ditelan oleh kegelapan.

Climb berjalan di sepanjang jalanan yang sepi tanpa lampu satupun. Alasan
dia bisa berjalan di jalanan yang gelap berkat 'Helm of Dark Vision' miliknya.
Jarak maksimumnya 15 meter, tapi pemandangan dari balik celah dari helm itu
seperti tengah hari. Terlebih lagi, tak seperti plate mail yang terbuat dari besi,
plate yang terbuat dari mithrill tidak banyak berisik. Kecuali kalau seseorang
dengan pendengaran yang luar biasa bagus atau rogue yang sangat ahli
mendengarkan dengan teliti, tak ada yang bisa menyadari jika Climb sedang
berjalan dengan bersenjata lengkap.

Pengintaian sudah siap.

Mereka melihat target mereka ketika keluar dari lorong. Dinding-dinding yang
tinggi mengelilingi lingkaran seakan ingin memisahkan apa yang ada di dalam
dengan yang ada di luar. Mirip dengan sebuah benteng atau penjara. Aktifitas
ilegal macam apa yang mungkin sedang terjadi disana? Dia memikirkan segala
macam aktifitas gelap yang mungkin sedang terjadi di dalam. Lampu magic yang
ditempatkan pada masing-masing pintu gagal mengusir kegelapan yang

Page | 65
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

kelihatannya merembes keluar dari bangunan. Dia tidak bisa melihat gedung
yang digambarkan di dalam rencana dari luar.

"Itu dia. Tidak salah lagi."

Climb bergumam sambil merangkak untuk menyembunyikan diri, lalu sebuah


suara menjawab dari samping dirinya.

"Kelihatannya begitu, pimpinan. Suasananya juga cocok. Saya akan pergi


mengintainya."

Itu adalah suara dari salah satu mantan petualang dengan peringkat
orichalcum yang memiliki skill kelas rogue. Brain berbicara sebagai gantinya
Climb.

"Berhati-hatilah. Ada beberapa warrior yang bisa mendeteksi invisibilitas."

"Tentu saja, lagipula mereka adalah Eight Finger. Aku berencana untuk
bertindak seakan jika ada seorang rogue atau magic caster yang sama levelnya.
Yah, kalian berdua doakan saja aku berhasil."

Dengan begitu, wujud di sampingnya menghilang. dia tidak bisa mendengar


apapun, tapi seorang rugoe dengan kaliber yang mirip mungkin sudah
mendengar langkah kaki yang menuju ke arah mansion.

Yang tertinggal hanyalah Climb dan Brain.

Alasan mereka meninggalkan yang lainnya di belakang adalah karena mereka


tidak terbiasa bertindak dengan diam-diam. Armor full plate sangat berisik dan
akan memberitahukan lokasi mereka. Karena pertarungan bisa terjadi kapanpun,
mereka tidak bisa melepas armor itu untuk mendekat pula.

Jadi mereka berdua yang malahan datang.

Keduanya adalah warrior, jadi mereka tidak bisa meniru rogue. Namun, bagi
Climb, berkat magic yang diberikan ke armornya dan Brain yang bisa
menggunakan martial art di dalam kegelapan, memungkinkan untuk bertindak
dalam kegelapan. Mulai dari sini, ini diserahkan kepada yang profesional. Ada

Page | 66
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

sebuah alasan keduanya bisa sedekat ini meskipun berbahaya: Jika rogue itu
diketahui, mereka harus memutuskan dengan cepat jika kelompok mereka akan
menyerang atau mundur. Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk
menunggu dan melihat. Tetap saja, mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam.
Saat waktu berlalu, hanya pemikiran negatif yang menggoda mereka.

"Apakah dia akan baik-baik saja?"

Keduanya membalas kekhawatiran Climb.

"Entahlah... tapi kita hanya bisa mempercayakan kepadanya. Lagipula dia


adalah mantan petualang dengan peringkat orichalcum."

"Seharusnya begitu. Kurasa dia sudah sangat berpengalaman."

Mereka kehilangan waktu sudah seberapa lama mereka menunggu. Lalu tiba-
tiba, Brain menghampiri katananya. Mengikuti sikap Brain, Climb juga melakukan
yang sama dengan pedangnya dan mendengar suara panik dari seorang pria di
sampingnya.

"Tunggu, tunggu, Ini aku, aku kembali."

Itu adalah rogue yang pergi untuk mengintai.

"Ah, itu kamu. Kamu mendekat tapi tidak melakukan apapun... Apa kamu mau
menguji apakah aku benar-benar bisa merasakanmu dengan martial art milikku
atau tidak?"

"Yea, maaf tentang hal itu. Untuk menguji Brain Unglaus yang terkenal, itu
salahku."

"Tidak apa. Jika situasi kita berbalik, aku mungkin akan melakukan hal yang
sama. Bagaimanapun juga, bisakah kamu mengatakan kepadaku bagaimana
situasi di dalam?"

Climb bisa merasakan gerakan udara dan merasakan ada yang duduk di
sampingnya. Dia melihat ke arah samping dan tidak melihat siapapun, tapi dia
bisa merasakan sensasi aneh dari kehadiran seseorang yang samar ada di sana.

Page | 67
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kelihatannya tempat itu diatur sebagai tempat latihan. Halamannya diatur


seperti itu. Aku sedikit melihat melalui bangunan-bangunan yang ada di sana
terdapat banyak kamar. Kurasa kita bisa dengan aman mengatakan bahwa ini
adalah bangunan yang dimiliki oleh Cabang Keamanan dari Eight Finger. Ada
beberapa area dengan penjagaan yang sangat ketat sehingga aku tidak bisa
mengambil resiko mendekatinya. Dan juga, ada berita buruk pula, pimpinan."

Nada dari ucapannya merubah mood menjadi suasana yang sangat tegang.

"Ini adalah poin yang terpenting. Ada sel penjara di dalam gedung dan
seorang wanita dipenjarakan di sana. Dan juga, ada beberapa orang yang cocok
dengan deskripsi dari Six Arm juga berada di dalam sana juga."

Meskipun wanita itu tidak diduga, mereka sudah memperhitungkan kehadiran


dari Six Arm. jadi apa masalahnya? Pertanyaan Brain membersihkan rasa
penasaran Climb.

"Berapa banyak? Mempertimbangkan ucapanmu yang bilang 'beberapa


orang', pasti ada lebih dari satu."

"Ada lima. Karena kita sudah memiliki 'Devil of Illusion', mungkin itu artinya
semuanya berkumpul disana."

Dengan kata lain, ini adalah benteng yang tidak dapat ditembus. Lokasi yang
paling buruk. Tapi -

"Ini mungkin buruk bagi kita, tapi lebih baik bagi yang lainnya. Jika mereka
semua berkumpul di sini, itu artinya lokasi lainnya akan jauh lebih mudah."

Itu adalah hal bagus dalam situasi yang terburuk.

"Kalau begitu apa yang akan kita lakukan pimpinan?"

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Tempat ini tidak mungkin dijatuhkan. Kita
akan mundur."

"Apakah itu tidak apa, Climb?"

Page | 68
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tidak, tidak juga, tapi apakah kita memiliki pilihan? Jika seluruh Six Arm
berkumpul di sini, maka ini pasti salah satu dari dua tempat penting dan kita
bahkan tidak bisa memeriksa jika itu memang benar. Tapi mempertimbangkan
perbedaan dalam kekuatan, itu tidak bisa dielakkan lagi."

"Itu benar." "Kalau begitu apakah aku harus pergi lagi untuk melihat apakah
aku bisa mencuri dokumen apapun sebelum mundur?"

"Tidak, itu terlalu berbahaya. Akan lebih baik untuk mundur ketika mereka
masih tidak tahu kita ada disini. Bagaimana menurutmu?"

"Yea, aku setuju. Kalau begitu apa yang akan kita lakukan sekarang? Pergi ke
lokasi lainnya dan membantu mereka?"

"Itu adalah pilihan yang terbaik. Bisakah kamu memberitahukan kepada yang
lainnya yang sedang menunggu? Kita akan menunggu disini dan melihat jika ada
siapapun yang datang mengejar kita."

"Kurasa tidak ada salahnya berhati-hati. Aku akan serahkan kepadamu kalau
begitu." Rogue yang masih tidak terlihat membuat suara berjalan untuk
menenangkan Climb yang menuju ke tempat sisa dari kelompok mereka yang
sedang menunggu.

"...Kelihatannya tidak ada seorangpun yang mengejarnya, Climb."

"Kalau begitu mari kita bergabung dengan yang lainnya dan bergerak ke
lokasi selanjutnya?"

"Yea- huh? Lihat di sebelah sana, Climb" Ketika dia berbalik, dia bisa melihat
seseorang yang dia temui kemarin sedang mendekati bangunan yang mereka
amati.

"Itu adalah Sebas-sama? Mengapa dia.."

"...Sulit dipikirkan jika ini adalah kebetulan... Apa yang terjadi? Apakah dia
adalah salah satu dari mereka?" "Kurasa bukan itu masalahnya. Aku ragu kamu
juga berpikir seperti itu."

Page | 69
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Itu benar. Mungkin jika dia adalah orang yang benar-benar bagus dalam
berakting, tapi aku ragu dia orang seperti itu."

"Kita harus memanggilnya-"

Segera setelah berkata demikian, Sebas langsung melihat ke arah mereka


berdua. Climb dan Brain yang bersembunyi di dalam bayangan yang agak jauh
dari bangunan untuk mengamati bangunan. Mereka tidak mudah diketahui.
Mungkin kebetulan saja dia melihat ke arah mereka, tapi Climb tidak berpikir jika
itu masalahnya.

Sebas datang dengan langkah yang cepat.

Itu adalah kecepatan yang menakjubkan. Kapanpun mereka berkedip, dia


telah melalui jarak yang luar biasa seakan dia berteleportasi. Meskipun dia hanya
berjalan biasa saja, dia bergerak dengan kecepatan yang membuat otak menolak
untuk mengakuinya. Lalu dia datang ke dalam lorong. Lebih tepatnya, dia hampir
melayang di atas kepala mereka berdua yang sedang bersembunyi di pintu
masuk lorong.

"Wah. Tak kukira melihat kalian berdua disini, kebetulan sekali. Jadi ada urusan
apa kalian disini?"

"Tidak, itu seharusnya yang kami tanyakan kepada anda. kami berencana
untuk meluncurkan sebuah serangan ke gedung itu, yang dimiliki oleh Eight
Finger."

"...Apakah hanya ada kalian berdua?" "Tidak, ada lebih banak lagi di belakang
kami."

Climb bertanya kepada Sebas yang bergumam.

"Apa yang anda lakukan disini, Sebas-sama? Apakah anda memiliki urusan
dengan bangungan itu...?"

"Ya, sejujurnya, wanita yang kuceritakan kemarin diculik dan sedang ditawan
di dalam bangunan itu. Mereka memanggilku, jadi disinilah aku."

Page | 70
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Begitukah?! Ngomong-ngomong, rekan kami yang mengintai lebih dulu


memang bilang ada wanita di sana pula."

"... Dimana dia?"

"Dia seharusnya segera kembali.... Ah, tepat sekali."

Mantan petualang itu kembali dengan invisibilitasnya yang dimatikan. Dia


mewaspadai pak tua yang memiliki aura gentleman yang tidak cocok dengan
situasinya.

"Ini adalah Sebas-sama. Dia membantu kami menangkap 'Devil of Illusions'


kemarin. Dia kelihatannya mengenal wanita yang kamu bicarakan tadi. Dia adalah
orang yang bisa kita percayai, jangan khawatir."

Rogue tersebut menganggukkan kepala sebagai tanda paham dan bicara


dengan panjang lebar tentang informasi yang dia kumpulkan, dimulai dari si
wanita. Sebas bicara dengan suara yang berterima kasih setelah mendengarkan
semuanya.

"Begitukah, aku mengerti. Terima kasih, akan lebih mudah menyelamatkannya


sekarang."

"Jangan khawatir, pak tua. Ngomong-ngomong, semuanya sudah siap untuk


mundur..."

Rogue itu menatap Sebas seakan merasa menyesal karena harus mundur dan
meninggalkannya sendirian meskipun tahu ada seseorang yang dikenal Sebas
sedang ditawan.

"Sebas-sama. Yang terkuat dari Eight Finger, disebut Six Arm berkumpul
disini... Bisakah anda menangani mereka semua?"

Rogue itu mengerutkan dahi dengan pertanyaan Climb. Climb juga mengerti
apa yang mungkin dipikirkan Rogue itu. Six Arm adalah musuh yang menyamai
petualang dengan peringkat adamantium dalam hal kekuatan. Akan sangat tidak

Page | 71
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mungkin menang melawan lima orang dari mereka. Namun, mengabaikan


keraguan tersebut, Sebas membalas dengan enteng.

"Jika lima orang itu seperti Succulent kemarin, seharusnya tidak ada masalah."

Rogue tersebut berkedip sesaat sebelum mengesampingkan Brain dan Climb


lalu bertanya kepada mereka sambil melihat kepada Sebas dengan mata kasihan.

"...Pimpinan, apakah pria itu sudah gila?"

Siapapun yang mendengarkan Sebas tadi pasti akan setuju. Terutama jika
mereka tahu kekuatan dari petualang dengan peringkat adamantium. Tapi Climb,
yang menyaksikan sendiri kemampuan Sebas, tahu tidak ada hal yang berlebihan
dengan statemen itu.

"Tidak, dia memang sekuat itu."

Rogue tersebut melihat ke arah Climb seakan dia sedang melihat ke arah
orang gila.

"Brain juga berpikir demikian."

"Apa?! Unglaus, kamu juga?"

Brain tersenyum pahit saat dia mengangguk ke arah Rogue itu.

"Benar sekali. Meskipun jika Gazef dan aku melawannya bersamaan, kami
takkan mampu menang."

"A, Apakah itu... Tidak, jika itu benar, itu luar biasa..."

Rogue tersebut masih melihat ke arah Sebas dengan rasa tidak percaya, tapi
hanya bisa mempercayai apa yang mereka katakan.

"Jika kita meminta bantuan dari Sebas-sama... mungkin akan merepotkan, tapi
bisakah kamu katakan kepada Sebas-sama tentang Six Arm?"

Satu-satunya saat Sebas memecahkan aura gentlemannya adalah ketika dia


mendengar julukan dari salah satu Six Arm.

Page | 72
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apakah kamu bilang 'Undying King' Deibanock.... Itu adalah julukan yang
keterlaluan untuk makhluk yang bodoh."

Disamping gumaman itu, pertukaran informasi itu selesai tanpa ada halangan.
Climb lalu bertanya.

"Jadi, Sebas-sama.... Apakah mungkin bagi anda untuk membantu kami?"

"Tentu saja. Lagipula aku kemari untuk menyelamatkan Tsuare. Aku akan
menangani Six Arm."

"Kalau begitu, Sebas-sama akan merangsek masuk dari depan dan kami akan
menyusup secara diam-diam untuk meneyelamatkan Tsuare-san. Maaf sudah
menyerahkan seluruh pertarungan kepada anda, Sebas-sama..."

"Tidak apa, itu juga akan menguntungkan bagiku, karena kamu bisa
menyelamatkannya sementara mereka teralihkan perhatiannya dan mereka tidak
akan bisa menyeret dia melalui rute kabur rahasia."

"Saya mengerti. Saya akan menyelamatkan Tsuare-san tak perduli bagaimana.


Kalau begitu anda ingin ditemani siapa? Kurasa bukan ide yang bagus untuk
pergi ke dalam dengan semua orang seperti rencana awal..."

"Hmm... Jika kita harus menyusup, akan sebaiknya sehening mungkin. Lalu
setelah kita menyelamatkannya, kita mungkin harus bertarung untuk mencari
jalan keluar. Jika itu masalahnya..."

Rogue tersebut melihat ke arah Climb dan Brain.

"Jika dia bisa menggunakan magic invisibilitas tanpa batas, akan lain
ceritanya... tapi kurasa pergi dengan hanya kita bertiga adalah yang terbaik."

"Apa tidak apa aku pergi bersamamu?"

"Tentu saja, pimpinan. Rekan-rekan warriorku tidak cocok dengan misi


penyusupan karena mereka terlalu kaku di dalam armor mereka."

Page | 73
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Aku mengerti, kalau begitu kita akan menyusup dengan orang-orang yang
ada disini."

"Akan lebih baik jika magic caster kita bisa memrapalkan magic membatalkan
suara, juga... Yah, jika hanya 3 orang, aku akan memintanya untuk merapalkan
magic invisibilitas."

"invisibilitas..."

Climb bicara dengan nada khawatir.

"Meskipun semuanya menjadi tidak terlihat, helm milikku bisa mengaktifkan


pendeteksian invisibilitas hanya sekali perhari.. tapi bagaimana dengan yang
lainnya? Jika semuanya tidak bisa melihat satu sama lain dan tersesat, akan jadi
masalah."

"Jangan khawatir Climb, aku punya item magic yang bisa mendeteksi
invisibilitas. Meskipun hanya sekali pakai, aku akan baik-baik saja."

"Tidak perlu khawatir denganku. Tidak mungkin aku bisa melewatkan langkah
kaki pimpinan dan Unglaus."

"Kalau begitu kita akan baik-baik saja dalam hal komunikasi. Kami akan
memberikan sedikit waktu kepada Sebas-sama sebelum menyusup."

"Aku mengandalkanmu."

Climb dan Brain menjadi gugup dengan Sebas, yang merendahkan kepalanya.
Mereka tidak melakukan apapun yang layak mendapatkan kehormatan dari
orang lain seperti Sebas. Mereka pada dasarnya memanfaatkan dia seperti yang
mereka lakukan di rumah bordil kemarin.

"Tidak, kami yang seharusnya berterima kasih. karena kami datang menyerang
tempat ini, kami sangat bersyukur anda menangani Six Arm."

"Kalau begitu kelihatannya kita sama."

Page | 74
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mereka tidak menemukan petunjuk negatif apapun dari senyum Sebas. Climb
berdiri merasa lega.

"Kalau begitu kami akan mundur dan kembali setelah memakai magic."

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:15

Sebas tiba jauh lebih awal dari waktu yang ditentukan pada perkamen.
Meskipun dia lebih awal, dia berdiri di depan gerbang.

Itu adalah gerbang dengan style seperti pagar jadi dia bisa melihat apa yang
ada di dalam, tapi karena adanya pepohonan, garis pandangannya tak jelas.

"Hmph, kamu datang tepat waktu."

Dengan suara yang serak, seorang pria muncul dari pepohonan. Tentu saja
Sebas tahu pria itu ada disana selama ini karena dia sudah mengaktifkan sebuah
skill yang bisa mendeteksi seluruh makhluk hidup dengan jarak tertentu. Dia
tidak bisa secara fisik melihat mereka, dan karena akan berbahaya jika hanya
mengandalkan skill ini saja, dia hanya menggunakannya pada keadaan-keadaan
tertentu.

"Sebelah sini. Ikuti aku." Mengikuti petunjuk dari pria itu melalui pintu, Sebas
berjalan di jalan kecil menembus taman. Untuk disebut sebagai taman yang
dimiliki oleh sebuah organisasi bawah tanah seperti Eight Finger, taman itu tidak
memiliki perasaan yang suram. Pepohonan dipangkas dengan bersih dan dia bisa
mengetahui mereka pasti memiliki tukang kebun dalam jumlah yang cukup.
Mengikuti jalan kecil itu, ada lapangan yang luas yang mirip dengan tempat
latihan. Ada sekitar 30 orang, kebanyakan adalah wanita dan hanya beberapa
wanita, yang semuanya tersenyum. Itu adalah senyum yang dikeluarkan oleh
mereka yang terbiasa dengan kekerasan yang tidak pernah membayangkan diri
mereka kalah. Sebas melihat ke sekeliling tanah lapang itu. Dia tidak bisa

Page | 75
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menemukan siapapun yang bisa memberinya tantangan yang tepat tapi dia
menemukan Six Arm yang pernah dia dengar dari rekan Climb.

Klik Untuk Membesarkan

Satu orang memakai jubah bertudung. Berwarna hitam dan di ujungnya dijahit
dengan benang merah seakan meniru api. Dia tidak bisa melihat apa yang ada di
dalam tudungnya, tapi dari aura itu kelihatannya bukan makhluk hidup. Julukan
"Undying" bukanlah semacam permainan kata, tapi karena itu adalah seorang
undead.

Wanita yang sendirian diantara Six Arm berpakaian sutra tipis. Dia memiliki
gelang dalam jumlah banyak pada pergelangan tangan dan kaki sehingga
mereka membuat suara logam setiap kali dia bergerak. Pada pinggangnya
menggantung enam Scimitar. Pria di sampingnya cukup mencolok. Dia
berpakaian seperti seorang matador dan memegang sebuah Rapier yang mata
pedangnya terlihat seperti muncul dari sebuah mawar. Aromanya bahkan mirip
dengan mawar.

Pria terakhir diselimuti oleh armor full plate yang tidak luar biasa dan
memegang pedangnya di dalam sarung. Total ada empat orang - pemimpin
mereka, Zero, tidak terlihat. Mungkin dia sedang menunggu gilirannya di tempat
lain. Ketika empat orang itu melangkah maju, bawahan mereka bergerak
mengelilingi Sebas.

"Pak tua, aku dengar kamu sangat kuat. Kamu mengalahkan mereka semua
hanya dengan sekali serangan?"

"Kami harus mengamankan tempat kami di dalam Eight Finger dengan hanya
skill saja. Akan sangat berbahaya bagi kami jika kalah disini. Succulent? Dia hanya
seorang idiot yang kalah di depan cabang Perdagangan budak, meskipun cabang
itu sekarang sudah jatuh."

"Jadi aku pertanyaan untukmu. Succulent bilang dia kalah dari Brain Unglaus,
tapi apakah dia benar-benar dikalahkan olehmu dan hanya tidak mau
mengakuinya?"

Page | 76
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Yah, aku tak pernah bertarung dengannya secara langsung. Aku hanya
bertukar sapaan dengannya di dalam mansion dan dia sudah pingsan ketika aku
bertemu dengannya setelah itu."

"Yah, kurasa memang wajar jika dia kalah. Jika lawannya adalah Brain Unglaus
yang terkenal, tidak mungkin dia bisa menang."

"Terutama jika dia sudah menjadi lebih kuat dari sejak pertama dia duel
dengan level yang setara dengan Gazef Stronoff, kekalahan Succulent adalah hal
yang wajar."

"Tapi itu bukan hal yang bisa dimaafkan. Kami akan menangani Unglaus dan
bawahan si putri brengsek itu nantinya. Tapi kamu pak tua, yang telah memicu
seluruh hal menjengkelkan ini, kamu akan mati dulu."

"Kami akan mengancurkanmu. Jika kami tidak bisa melakukannya, kami akan
berada pada titik buruk." "Lihat di sebelah sana."

Six Arm bicara satu demi satu dan menunjuk ke arah lantai tiga dari gedung
itu.

"Ada beberapa orang dengan pengkat tinggi di sebelah sana. Mereka


berkumpul untuk melihat kami membunuhmu pelan-pelan dan indah."

"Apakah orang yang disebut Zero ada disana pula?"

"Yah, mungkin saja."

Keempatnya tersenyum mengejek seakan mereka sedang melihat yang lemah.


Sebas menunjuk ke arah gedung itu lalu menurunkan lengannya. Six Arm
bertanya-tanya apa yang dia lakukan.

"Apa itu? Kamu cari perkara ya?"

"Jangan khawatir dengan itu. Jadi, dimana dia?"

"Siapa yang kamu maksud?"

Page | 77
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Balasan yang datang dengan sebuah senyuman itu benar-benar merendahkan


Sebas. Sebas membalas dengan keras.

"Dia adalah wanita yang kalian culik dari mansion, Tsuare."

"Bagaimana kalau aku bilang aku sudah membunuhnya?"

"Apakah kalian benar-benar sebaik itu?"

"Hahaha! Jawaban yang benar. Kami tidak sebaik itu. Dia akan menjadi hadiah
untuk Cocco Doll. Kami akan membungkusnya dengan baik dan ketat."

"Ternyata begitu...."

Sebas merasa salah satu dari keempat orang itu tiba-tiba melihat ke arah
suatu tempat di dalam gedung tersebut. Satu-satunya hal yang menjadi masalah
adalah jika itu bukan tempat dimana Tsuare yang sebelumnya diberitahu oleh
rekan Climb. Meskipun begitu, dia hanya perlu memastikan setelah ini.

"Karena semuanya sudah berkumpul disini, majulah kalian sekaligus. Akan


membuang-buang waktu saja dan menjengkelkan jika Zero kabur."

"...Pak Tua ini tidak basa basi."

"Apakah kamu sepercaya diri itu bisa dengan mudah menangani para
bawahan? Kelihatannya kamu tak pernah bertemu lawan yang benar-benar
tangguh."

"Itu memang kalimat yang bijak. Aku berharap untuk mengembalikan kalimat
itu kepada kalian... tapi boleh aku tanya sesuatu? Mengapa kalian berpikir jika
aku lebih lemah dari Brain?"

"Pertanyaan yang bodoh. Ketika kamu sudah bisa menjadi sekuat kami, kamu
akan bisa merasakan seberapa kuat lawanmu. Dan kamu, pak tua, tak ada apa-
apanya bagi kami." Dengan pengecualian Deibanock, dua orang lainnya setuju.

"Begitukah..."

Page | 78
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebas hanya bisa memperkirakan kekuatan musuh dari Ki milik mereka, tapi
sulit memperkirakan kekuatan seseorang ketika disembunyikan oleh skill atau
magic.

"Jadi kami akan memberimu peluang. Kami akan melawanmu satu demi satu,
jadi-"

"-Aku sangat kuat."

Sebas memberikan isyarat kepada mereka untuk segera datang kepadanya.

"Seperti yang kubilang sebelumnya, jangan melakukan hal menjengkelkan


seperti melawanku satu persatu. Jika kalian semua datang kepadaku, kalian
mungkin bisa bertahan lebih dari 10 detik."

"Jangan meremehkan kami, manusia."

"Meremehkan kalian? Tidak, kalianlah yang meremehkanku. Namaku adalah


Sebas. Yang memberiku nama adalah warrior terkuat. Tuan yang aku layani
adalah Makhluk tertinggi yang luar biasa (Supreme Being)... tapi, aku bisa melihat
percuma saja membicarakannya dengan makhluk rendahan seperti kalian. Aku
sudah lelah bicara. Kita selesaikan saja ini."

Sebas mengambil satu langkah maju. Menuju makhluk yang memiliki julukan
yang paling membuat tidak senang Sebas.

'Undying King' Deibanock.

Identitasnya yang sebenarnya adalah Elder Lich yang muncul secara alami.
Biasanya Undead muncul secara alami di tempat dimana banyak orang mati dan
mereka cenderung memiliki kebencian yang dalam kepada makhluk hidup dan
fokus membunuh mereka. Namun, beberapa undead yang memiliki kemampuan
berpikir menekan kebencian mereka terhadap makhluk hidup dan membentuk
hubungan dengan mereka. Deibanock adalah undead semacam itu. Tujuan dari
kehidupan yang tidak alami adalah untuk menguasai magic yang tidak bisa dia
gunakan ketika dia pertama kali muncul dan memperoleh skill berbeda yang jauh
di luar magic pula.

Page | 79
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jika ada yang mirip dengan undead, itu mungkin lain ceritanya. Sebenarnya
ada perkumpulan rahasia yang hanya terdiri dari magic caster undead, tapi
sayangnya, Deibanock tak pernah memiliki peluang bertemu salah satu dari
mereka.

Dan begitulah, dia mencari kekayaan untuk belajar lebih banyak magic.

Pada awalnya, dia membunuh para traveler di jalanan dan mengambil uang
mereka, tapi setelah kalah dari para petualang yang dikirim sebagai pasukan
penghukum, dia menyadari kebodohan tindakan itu dan melihat cara baru untuk
mendapatkan uang. Jadi dia menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya dan
bergabung dengan kumpulan tentara bayaran, tapi setelah diketahui dia bisa
mengeluarkan 'Fireball' terus menerus, identitasnya sebagai undead diketahui
dan dia harus kabur.

Zero lah yang mendekatinya setelah dia kehilangan jalan untuk


mengumpulkan uang.

Dia memperkenalaknnya kepada seseorang yang akan mengajari Deibanock


beberapa magic dan menawarkan sebuah jumlah uang yang wajar sebagai
gantinya dia mau bekerja untuknya. Itu adalah bantuan yang tak pernah diduga
oleh Deibanock. Jika dia terus memperkuat kekuatan magicnya, ada
kemungkinan jika makhluk kekal sepertinya suatu hari akan memiliki kekuatan
yang cukup untuk menghancurkan seluruh kehidupan. Zero telah mensponsori
seseorang yang membuat ancaman terhadap manusia di masa depan.

Namun-

Sebas mendekatinya seperti sebuah badai, menggulung jari-jarinya menjadi


sebuah tinju dan memukulnya. Tanpa memberinya waktu untuk menghindar atau
bertahan, Sebas menghancurkan kepala Deibanock mejadi berkeping-keping.
Kehidupannya yang tidak alami telah padam sebelum bisa dia mengerti
kemarahan macam apa yang akan dia keluarkan. Sebas meludahinya dengan
upaya yang keji seperti bukan dirinya.

Page | 80
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Hanya ada satu makhluk yang bisa menggunakan gelar itu. Yang berdiri di
atas semuanya. Beraninya undead rendahan sepertimu menggunakannya."

Sementara Sebas mengibaskan tinju kanannya seperti sedang menyingkirkan


kepingan-kepingan tulang yang mirip dengan debu, tubuh Deibanock tercerai
berai dan banyak item magic yang dia pakai berserakan di seluruh penjuru.
Diantara kumpulan yang terdiam beku karena panik, hanya Six Arm yang
bergerak. Tanpa mengalami banyak pengalaman pembantaian yang layak seperti
veteran sejati, mereka takkan bisa bereaksi. Ini adalah hal yang layak dipuji
karena sudah membuktikan jika reputasi mereka sebagai makhluk yang bisa
setara dengan petualang dengan peringkat adamantium bukan karena rumor
yang tak berdasar.

Lawan Sebas selanjutnya adalah wanita itu.

'Dancing Scimitar' Edstrom.

Scimitar ditambahi magic 'Dance'. Seperti namanya, senjata itu bergerak


seakan mereka sedang menari dan menyerang secara otomatis, meningkatkan
jumlah serangan beberapa kali lipat. Namun karena magic itu hanya bisa
membuat corak yang sederhana. Tidak cocok digunakan untuk senjata utama.
Hanya berguna untuk serangan tiba-tiba dan dukungan, dan akan membuat
jengkel lawannya jika dia bertarung dengan seseorang yang memiliki skill yang
setara. Karena senjata hanya bisa diberi satu mantra, adalah hal yang wajar
menggunakan magic yang lebih baik daripada 'Dance'. Contohnya, Gagaran dari
Blue Rose hanya menggunakan magic yang bisa meningkatkan kekuatan
serangan dari senjatanya.

Namun, bagi Edstrom, tidak ada magic yang lebih cocok daripada 'Dance'.
Biasanya, mantra ini diaktifkan ketika si pemilik senjata menggunakan pikiran
mereka untuk memberikan perintah, tapi tidak mungkin memerintahkan senjata
yang mengambang untuk melakukan apapun selain gerakan sederhana jika
seseorang berada di tengah-tengah pertarungan yang mempertaruhkan nyawa
mereka.

Page | 81
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tapi dia berbeda.

Seakan ada warrior tak terlihat di sana, seseorang yang bisa mengendalikan
senjata itu dengan gerakan yang alami setara dengan dirinya. Alasannya adalah
cara menyambung yang aneh dari otaknya, dia memiliki dua kemampuan
daripada sebuah bakat.

Salah satu kemampuannya adalah kesadaran spasial yang hampir tidak


normal, dan yang lainnya adalah bisa menggunakan tangan-tangannya secara
independen dari satu sama lain ketika melakukan tindakan yang berbeda di
waktu yang sama. Beberapa orang bisa melakukan ini meskipun tak pernah
mempelajarinya, tapi dia jauh lebih ahli dengan hal ini dan otaknya jauh lebih
fleksibel sehingga hampir terlihat seakan dia memiliki dua otak. Jika dia hanya
memiliki salah satu kemampuan ini, dia tidak akan bisa menangani pedangnya
dengan bebas, jadi kenyataan bahwa dia memiliki keduanya hanya bisa
digambarkan sebagai sebuah keajaiban.

Diantara sembilan juta penduduk di dalam Kingdom, mungkin tidak ada orang
lain yang memiliki dua kemampuan ini. Membawa perintah wanita itu, pedang
tersebut meninggalkan sarung mereka dan mengambang di udara. Dia hanya
perlu berfokus pada bertahan. Lima pedang lainnya yang akan menjadi
penyerangnya. Ini adalah penjara pedang; sebuah penjara dimana kematian
sudah dipastikan.

Namun-

Bahkan sebelum Scimitar itu bisa menyerang, Sebas memperpendek jaraknya


dan melayangkan pukulan seperti membelah dengan kecepatan yang luar biasa.
Tangan Sebas yang ditambah Ki jauh lebih tajam dari pedang apapun dan kepala
wanita itu melayang dalam sekejap. Darah mengucur dari lehernya lalu tubuh
wanita itu roboh beberapa saat kemudian. Namun, lima scimitar tersebut masih
melayang di udara. Tebasan tangan dari Sebas sangat jitu dan cepat, wanita itu
bahkan tidak merasakan kematiannya. Mungkin juga tidak ada luka apapun.
Mengikuti perintah wanita itu, lima scimitar yang sedang menari tersebut
menusuk ke arah Sebas. Mengabaikan pedang-pedang itu, Sebas berdiri tegak

Page | 82
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dan bicara ke arah kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya itu dengan nada
memuji.

"Masih melawan meskipun sudah kehilangan kepala... Aku hargai semangat


bertarungmu."

Bibir wanita itu terbuka lalu tertutup. Apa yang dia bicarakan? Dia tidak bisa
mengerti, tapi seakan merasakan sesuatu dari kalimatnya, mata wanita itu melihat
sekeliling dan menemukan mayatnya yang tanpa kepala. Itu adalah kebohongan.
Itu pasti ilusi. Tidak mungkin dia bisa kalah. Aku tidak kalah. Alasan mengapa aku
tidak bisa bergerak mungkin karena magic dari seseorang. Siapapun tolong
katakan sesuatu. Ketika dia menerima kebenaran, wajahnya berubah menjadi
putus asa. Mulutnya terbuka dan tertutup sekali lagi lalu pedang-pedang yang
mengejar Sebas itu jauh ke tanah. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan
bergerak lagi.

"Ayo maju bersama. Dua orang dari kita bisa mengalahkannya!"

Teriakan itu datang dari pria yang mengenakan armor full plate, yang hampir
tidak bisa menekan kepanikannya. Armor tersebut tidak bisa melindunginya dari
rasa takut. Dia menyadari bukan hanya dengan tubuhnya, tapi juga dengan
seluruh hatinya, bahwa semua yang dikatakan Sebas adalah hal yang benar, dan
itu adalah seseorang yang seharusnya tidak boleh dijadikan musuh.

"T-T-Terima 'Dimensional Slash' milikku!"

Pada dasarnya dia tahu dia akan mati. Dia tahu kalau dia tidak akan pernah
menang melawan Sebas. Alasan dia tidak mencoba lari adalah karena dia tahu
dia akan mati dalam beberapa langkah. Jika dia melawan, dia akan mati, dan jika
dia lari, dia akan mati. Karena keduanya bukanlah sebuah pilihan, sikapnya
menunjukkan jika dia adalah seorang warrior bagaimanapun juga.

Sebas memicingkan matanya. Itu adalah pertama kalinya dia berpikir dia perlu
waspada dengan lawannya. Pencipta Sebas, World Champion (Juara dunia)
"Touch Me", memiliki skill ultimate yang bisa merobek lembaran ruang dan

Page | 83
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

waktu. Tidak mungkin musuhnya bisa menggunakan serangan semacam itu,


namun meskipun tiruan murahan bisa melukai Sebas.

"Void Executioner" Peysilian.

Dia menerima gelar ini dari kemampuan magic dalam menghunus pedangnya
dari satu meter sarug dan mampu menyerang musuh hingga tiga meter lebih,
tapi itu bukan sebuah serangan yang benar-benar bisa memotong kehampaan.

Rahasianya ada pada pedang itu.

Ada semacam pedang yang disebut Urumi. Itu adalah pedang panjang yang
terbuat dari logam lunak yang bisa melengkung dan mencambuk dengan mudah.
Apa yang dia miliki adalah sebuah pedang yang diasah hingga ketipisan yang
ekstrim, lebih tepat jika menyebutnya dengan "Thin Executioner". Mungkin
gambaran yang lebih akurat adalah itu adalah cambuk logam yang tipis dan
panjang. Dia menerima julukan ini dengan mencambukkan pedangnya dengan
kecepatan tinggi lalu membantai lawannya dengan kecepatan seperti kilatan
cahaya.

Dibandingkan dengan Six Arm lainnya, itu lebih mendekati sebuah trik
daripada skill, tapi kenyataannya dia bisa memakai senjata yang sulit seperti itu
adalah bukti bahwa dia adalah seorang warrior yang memiliki skill tinggi.
Meskipun ada orang yang disebut warrior terkuat, Gazef Stronoff, dia tidak akan
bisa menggunakan senjata ini semahir Peysilian. Namun, kekuatan sejatinya
terletak pada kenyataan bahwa tidak masalah musuh mengetahui gerak
senjatanya. Hal yang paling menakutkan tentang cambuk itu adalah
kecepatannya yang sangat ekstrim. Sulit sekali atau tidak mungkin
menghindarinya hanya dengan melihatnya. Sebuah serangan yang dikeluarkan
dengan kecepatan yang super tinggi. Bagi seorang manusia yang tidak memiliki
jawaban untuk itu, akan terlihat seperti sebuah serangan yang memotong
kehampaan.

-Namun

Page | 84
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ujung pedang itu, serangan dengan kecepatan super tersebut dihentikan


dengan hanya dua jari. Sebas melakukannya dengan gerakan yang alami, seakan
dia sedang menyentuh sesuatu yang dia jatuhkan sebelumnya. Sebas melihat ke
arah obyek logam diantara jari-jarinya dan mengangkat alis.

"Apa ini... Katamu tadi menebas menembus dimensi..."

"Shawk!"

Dengan suara teriakan aneh yang seperti burung, sebuah rapier melayang ke
arahnya.

"Thousand Kills" Malmvist.

Senjata utamanya, "Rose Thorn" memiliki dua mantra mengerikan yang


ditambahkan ke dalam senjatanya. Pertama adalah 'Grinding Flesh'. Saat rapier
itu melakukan kontak dengan kulit, akan merobek daging di sekelilingnya. Jika
pedang itu menusuk kulit, akan meninggalkan luka yang jauh lebih besar dengan
daging yang terkoyak, kedua adalah 'Master Assassin'. Itu adalah mantra yang
akan merubah goresan sekecil apapun menjadi luka yang serius.

Kemampuan ini saja sangat merusak, tapi ada lagi satu rahasia. Kali ini, bukan
magic, tapi racun. Ujung dari "Rose Thorn" diselimuti dengan racun yang sangat
ampuh, sebuah campuran dari racun-racun mematikan. Malmvist pada dasarnya
adalah seorang assassin daripada seorang warrior, jadi dia bertarung seperti
assasin pula. Itu adalah logika yang tepat jika seseorang bertarung bertaruh
nyawa, hal yang terbaik adalah membunuh lawan secepat dan seefisien mungkin,
tak perduli bagaimana metodenya. Hasilnya adalah sebuah senjata yang bisa
membunuh lawan bahkan hanya dengan sebuah goresan.

"Jika seseorang tidak memiliki rencana, dia akan bisa dengan mudah dibunuh,
tak perduli apakah itu Gazef Stronoff atau Brain Unglauss."

Tapi itu juga salah satu kelemahannya.

Karena pemikirannya yang dia akan menang hanya dengan menggores


lawannya, skill Malmvist dalam memakai pedang sangat kurang. Namun, skillnya

Page | 85
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dalam menyergap memang nyata dan jika hanya penyergapan yang dinilai, maka
itu memang lebih kuat daripada serangan Gazef Stronoff. Dengan kata lain,
penyergapan terkuat di dalam Kingdom. Ditambah lagi, banyaknya martial art
miliknya yang bahkan bisa menyamai mantan anggota Black Scripture,
Clementine.

Namun- Sebas tidak menghindar. Dia tidak perlu menghindar.

"..!"

Malmvist, yang menyergapnya dengan seluruh kekuatan miliknya kehilangan


kata-kata. Dia melihat ujung senjatanya yang bisa membunuh siapapun walau
hanya dengan goresan, ditahan oleh jari-jari Sebas. Itu memang benar-benar
kuat. Sebas telah menahan ujung dari rapier itu dengan jarinya.

"..Ba-Bagaimana kamu?"

Berkedip berkali-kali, Malmvist hanya bisa menganga setelah memastikan jika


itu bukanlah ilusi ataupun mimpi. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Pikiran yang
wajar berkata bahwa itu tidak mungkin. Tidak mungkin Sebas bisa menghentikan
sebuah sergapan yang cukup untuk menusuk baja. Pengalamannya berteriak jika
itu tidak mungkin, tapi kenyataan mengatakan cerita yang berbeda. Meskipun
dengan seluruh kekuatannya, Malmvist tidak bisa mendorong jari pak tua itu
sama sekali.

'Rose Thorn' melengkung. Dia mencoba menariknya agar dia bisa menerjang
tempat yang berbeda, tapi Sebas memegangnya dengan kuat di antara ibu jari
dan telunjuknya. Malmvist tidak dapat menggerakkan pedangnya sama sekali.
Seakan ada gunung yang tak bisa digeser berdiri disana. Ketika Malmvist melihat
ke arah rekannya, dia juga menarik pedangnya dengan seluruh kekuatan pula. Di
tengah-tengahnya, sebuah suara kuat terdengar.

"Kalau begitu, ini dia aku datang."

Beberapa saat kemudian, kepala Peysilian meledak berkeping-keping.

Page | 86
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu adalah sebuah serangan yang sangat langka terlihat dari Sebas. Hingga
saat ini dia menyerang dengan kecepatan, tapi serangan barusan adalah
serangan yang tanpa siasat yang keluar dari kemarahan.

Dia memindahkan pandangannya ke lengan kanannya, yang dengan mudah


menembus kepala itu, mengirimkan bagian-bagiannya melayang.

Sarung tangan putih tersebut menjadi merah karena darah dan mengeluarkan
bau logam metalik yang tajam.

"Itu seperti bukan saya..."

Sebas mengambil jari-jarinya dari rapier dan melepaskan sarung tangan yang
basah karena darah. Saat dia menjatuhkannya ke lantai batu, Malmvist cepat-
cepat mengambil sarung tangan itu dengan rapier miliknya.

Malmvist mungkin bangga dengan gerakannya yang cepat seperti komet, tapi
bagi Sebas, gerakan itu pelan dan menggelikan. Ada beberapa cara baginya
untuk mengambil sarung tangan itu kembali, termasuk menghancurkan rapier
tersebut dan meledakkan kepala Malmvist, tapi tak mampu memahami apa yang
dilakukan lawannya, Sebas bertanya dengan rasa penasaran yang sesungguhnya.

"Sebenarnya.... Apa yang anda lakukan?"

"Ini dia!! Ini adalah item magic yang membuatmu lebih kuat ya kan?" Itu
adalah sarung tangan biasa yang terbuat dari linen putih.

Suara yang terpatah-patah, busa dari sudut bibirnya dan mata yang merah.
Malmvist sudah berubah menjadi gila. dia mencoba untuk merasionalkan
gambaran yang tak bisa tidak dipercaya yang telah dia saksikan.

"kamu hanya perlu mengakui kalau aku lebih kuat darimu. Benar-benar orang
yang menjengkelkan... Jika kamu memang menginginkannya, terus saja berpikir
demikian."

Sebas mengayunkan tinjunya ke arah pria yang sdang tertawa seperti orang
gila. Setelah kepala Malmvist meledak dan tubuhnya roboh, keheningan mengalir

Page | 87
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

di sana. Sebas cepat-cepat meniup tinjunya seperti sedang meniup debu. Tidak
ada satu goresan pun pada jarinya ketika dia menggunakan 'Iron Skin'.

"Jika aku tidak terlalu mewaspadai serangan palsu seperti 'Void Executioner',
ini pasti sudah selesai dalam lima detik, tapi hingga memakan waktu dua puluh
detik terhadapku, aku memuji kalian."

Sebas menunjuk gedung dimana orang-orang yang sedang menonton


pemandangan mengerikan ini dan memberikan perintah kepada predator yang
sedang bersembunyi.

"Solution, mereka mungkin memiliki informasi yang penting, jadi tolong


tangkap mereka hidup-hidup. Sekarang..."

Dia melihat ke arah para bawahan yang mengelilinginya dengan mata yang
dingin.

"Sepuluh detik untuk kalian semua."

Part 3

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:13

Climb berjalan dengan cepat menyusuri lorong yang kosong. Meskipun


mereka sedang tidak terlihat karena magic, berkat helm miliknya, dia bisa melihat
dua orang yang sedang bersamanya. Karena helm miliknya, dia bahkan berpikir
jika saat ini seperti tidak sedang memakai magic yang membuat tidak terlihat.
Namun setelah dilihat dengan teliti, kenyataannya warna mereka sedikit kabur
memastikan bahwa hal itu salah. Meskipun mereka harus hati-hati agar tidak
membuat suara, mereka tidak bisa berjalan lambat.

Mereka harus menyelamatkan wanita tersebut sementara Sebas sedang


mengalihkan perhatian yang lainnya. Meskipun Sebas lebih kuat dari Gazef
Stronoff dan Brain Unglaus yang bergabung, lawannya adalah Six Arm, lawan
yang bisa bertarung setara dengan petualang dengan peringkat adamantium. jika

Page | 88
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mereka memutuskan untuk langsung mengepung Sebas, keadaan mungkin akan


menjadi gawat. Itulah kenapa mereka perlu menyelamatkan wanita tersebut
cepat-cepat dan kabur dengan Sebas.

Setelah berputar di beberapa sudut dan menuruni lantai, Rogue yang ada di
depan berhenti.

"Maaf sudah berhenti tiba-tiba, pimpinan. Kita sudah tiba. Di sekitar sudut itu
ada penjara dan disana ada seorang wanita yang sedang ditawan."

Itu mungkin hanya kebetulan, tapi saat rogue itu berbicara, mantra yang
membuat mereka tidak terlihat telah melewati batas waktunya dan garis tepi dari
badan mereka bertiga menjadi lebih jelas lagi. Dengan sinyal dari rogue itu,
Climb mengintip ke sekitar sudut dan melihat sebuah lorong yang gelap dengan
ruangan yang luas dan kosong di masing-masing lorong itu.

"...Tak ada apapun lagi disini, seperti pengintaianku sebelumnya."

Tidak ada tahanan dan penjaga lainnya. Terlalu mencurigakan jika diartikan
sebagai 'kecerobohan'. Itu hampir seperti umpan. Tapi setelah dipikir-pikir, siapa
yang berani menyusup ke gedung tersebut sementara Eight Finger yang terkuat,
yaitu Six Arm, sedang berkumpul disana. Tanpa faktor lainnya seperti Sebas yang
mengalihkan perhatian semuanya, Climb tidak akan bisa datang kemari. Six Arm
mungkin sudah berpikir demikian pula. Itu adalah faktor-faktor yang
menguntungkan untuk kelompok Climb, tapi mereka harus tetap waspada.

"Mari kita segera menyelesaikan ini."

Merasakan semacam persahabatan setelah melalui bahaya bersama-sama,


Brain bertanya kepada Rogue tersebut dengan sikap yang akrab.

"Bolehkan aku bertanya sesuatu? Untuk apa pintu dobel yang ada disana?"

Ketika dia mengalihkan tatapannya ke bagian yang paling dalam, ada sebuah
pintu yang besar seperti yang dibilang oleh Brain.

Page | 89
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ah - Dari pengalamanku, ini seperti kandang daripada sebuah penjara.


Dibalik pintu itu... mungkin semacam arena pertarungan."

"Ngomong-ngomong aku bisa mencium bau binatang yang datang dari


ruangan itu. Aku dengar di dalam Empire, mereka membuat monster saling
bertarung satu sama lain di dalam arena pertarungan..."

Climb mencium udara mengikuti contoh Brain. Dia mencium binatang buas,
karnivora, lebih tepatnya.

Brain bergumam sendiri.

"Tapi apakah mereka menggunakannya untuk tujuan latihan, ataukah untuk


eksekusi publik? Jika ada penggunaan lain, aku lebih memilih untuk tidak
memikirkannya. Mungkin itu juga untuk sebuah pertunjukan. Ah, Aku bicara
tentang hal yang tak berguna. Mari kita pergi?"

Climb mengangguk atas saran Brain dan Rogue itu juga setuju. Dengan Rogue
yang berada di depan, Climb dan Brain mengikutinya. Setelah tiba di salah satu
sel penjara bagian dalam, rogue itu memeriksa pintunya. Climb mengeluarkan
salah satu lonceng dari kantung sakunya, lalu membunyikannya, dan dengan
kekuatan magic, suara seperti ada sesuatu yang terbuka bisa didengar. Rogue itu
terlihat kecewa, tapi karena mereka tidak memiliki banyak waktu Climb berharap
dia bisa mengerti.

"Apakah kamu Tsuare-san?"

Climb bertanya kepada wanita yang ada di dalam. Wanita yang sedang
berbaring di lantai itu berdiri. Dia mengenakan pakaian seorang pelayan, dan
penampilannya cocok dengan deskripsi Sebas. Mempertimbangkan dia tidak
memiliki waktu untuk ganti pakaian sejak diculik, ini pasti dia. Climb merasa
sedikit lega. Tujuan pertama mereka sudah lengkap. Sekarang ada waktunya
untuk tujuan selanjutnya; kabur dengannya.

"Kami diberitahu untuk menyelamatkanmu oleh Sebas-sama. Tolong


kemarilah."

Page | 90
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tsuare menganggukkan kepala kepada Climb. Tsuare membuat ekspresi yang


tercengang ketika melihat Brain dan Rogue setelah keluar dari sel penjara.
Tatapannya terutama tertuju lama kepada Brain.

"Pintu ini - yang berada di arah yang sama dengan arena pertarungan -
kelihatannya tidak ada suara yang datang dari sana, tapi melewati sebuah tempat
yang tak pernah dilewati sebelumnya terlalu berbahaya. Yang terbaik adalah
kembali dari jalan kita masuk."

Climb dan Brain setuju. Mempertimbangkan mereka berdua yang warrior,


mereka mengira yang terbaik adalah meninggalkan keputusan itu kepada yang
paling ahli. Climb melihat ke arah kaki Tsuare dan memastikan bahwa dia sedang
memakai sepatu. Berlari bukanlah sebuah masalah.

"Kalau begitu ayo pergi sebelum musuh datang."

"Aku mengerti. Aku akan memimpin lagi, tapi karena kita tidak memiliki magic
yang bisa membuat tidak terlihat kali ini, aku akan lebih berhati-hati. Jangan
melewatkan tanda dariku."

"Aku menger... ada apa, Brain?"

"Hmm?...Tidak apa-apa. Mungkin bukan apa-apa, Climb."

Brain mengerutkan dahi tapi tidak berkata apapun. Dia terus menatap Tsuare,
tapi Climb tidak bisa menemukan ada yang salah dengan Tsuare. Dia hanya
terlihat seperti pelayan biasa yang habis diculik.

"Siap? Kalau begitu kita akan segera keluar."

Rogue itu pergi duluan, diikuti oleh Climb, lalu Brain dan Tsuare, yang pergi
terakhir. Berlari melewati pintu sel, rogue tersebut mengurangi kecepatan di
dekat sudut untuk mengamati jalan di depan, tapi seseorang muncul dari sudut
itu seakan seperti sedang jalan-jalan dengan santainya dan menghalangi jalan
rogue tersebut. Mereka sudah mengantisipasi perlawanan semacam itu, tapi sulit
untuk bereaksi terhadap sesuatu yang tiba-tiba seperti ini. Climb terdiam dengan
perubahan peristiwa yang tiba-tiba, tapi rogue tersebut menunjukkan reaksi yang

Page | 91
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

layak sebagai mantan petualang dengan peringkat orichalcum. Dia menghunus


pisau kecil miliknya dan berlari maju dengan nafsu membunuh.

Crash!

Dengan suara yang keras, rogue tersebut melayang ke belakang. Seakan baru
saja ditabrak oleh seekor banteng. Itu adalah kebetulan, tapi Climb menangkap
jatuhnya. Jika Rogue itu jatuh ke lantai tanpa ada yang bantalan sebagai
perantara saat mendarat, dia pasti akan menerima luka yang besar, tapi
untungnya Climb dan Rogue tersebut mengenai lantai bersama-sama ketika
mereka terlempar ke belakang. Pikirannya langsung terarah kepada rogue yang
sedang mengerang kesakitan, tapi dia harus mengamati pria yang muncul secara
tiba-tiba. Pria itu pastilah musuh. Climb tiba-tiba menyadari nama pria itu dalam
sekejap dan berteriak keheranan.

"Zero!"

Pria ini merupakan bagian dari Six Arm, pimpinan dari cabang keamanan dan
orang terkuat di Eight Finger.

"...Benar sekali bocah. Kamu budak si pelacur itu. Hmph, tak kusangka semut
bisa merangkak hingga sampai sini. Jika kamu meninggalkan madu sebagai
umpan, mereka kelihatannya akan merangkak dari manapun. Benar-benar
menjijikkan."

Zero menatap ke arah Climb dan rogue tersebut yang terkapar di lantai, tapi
fokus dia yang sebenarnya adalah ke arah Brain. Dia sedang mengamatinya
dengan memeriksa dari atas hingga ke bawah untuk mengukur seberapa kuat
seorang warrior seperti Brain itu sebenarnya. Climb bersyukur pada kenyataan
jika pria kuat itu tidak memberikan perhatian kepadanya dan memeriksa kondisi
dari rogue tersebut.

"Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu memiliki metode penyembuhan?"

Climb berbicara dengan lirih agar Zero tidak tahu, tapi tidak ada balasan,
hanya erangan yang penuh luka. Yang mengherankan, ada sebuah bentuk tinju

Page | 92
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

yang melengkung ada armor di sekitar dadanya. Itu menunjukkan seberapa kuat
serangan dari Zero itu sebenarnya. Rogue tersebut tersadar setelah beberapa
goyangan dan tepukan Climb pada pinggangnya atas permintaan rogue itu.

"Aku ingat wajahmu. Brain Unglaus, seseorang yang bertarung setara dengan
Gazef Stronoff. Tak ada kelemahan dari sikapmu. Kelihatannya kamu telah melalui
beberapa latihan setelah turnamen itu? Aku bisa mengerti sekarang. Alasan
mengapa Succulent kalah mungkin karena dia melawanmu secara langsung.
Lawannya terlalu kuat. Aku rasa aku harus memaafkan kekalahannya. Pada
awalnya, aku akan membunuh siapapun yang telah membuatku kehilangan
muka, tapi aku orang yang baik hati. Aku akan membuat pengecualian untuk
orang dengan skill dan ilmu berpedang sepertimu. Berlututlah kepadaku dan
bersumpahlah untuk menjadi bawahanku. Jika kamu melakukannya, aku akan
membantumu memperoleh apapun yang kamu inginkan."

"Apakah bayarannya menjanjikan?"

"Oh-ho...Tertarik...?" "yah, tak ada salahnya berpikir tentang itu. Karena aku
sudah menang dari Succulent, aku mengharapkan perlakuan yang baik."

"Hahaha! Kamu serakah. Bicara tentang uang sebelum memohon ampun atas
nyawamu. Kamu tak bisa membawa uang itu ke kuburanmu."

"Jadi, apa maksudmu? Kamu tak bisa membayarku dengan jumlah yang layak?
Kelihatannya kamu memang lebih miskin daripada tampangmu. Atau apakah
kamu mengantongi semuanya sendiri?"

"Apa?"

Suara retakan datang dari kepalan tangan Zero.

"Kelihatannya mulutmu itu adalah satu-satunya yang benar-benar bisa


berfungsi, Unglaus. Ada banyak ahli pedang yang lebih baik dalam hal bicara
daripada bertarung, apakah kamu salah satu dari mereka? Ataukah kamu terlalu
percaya diri berlebihan setelah mengalahkan Succulent? Kalau begitu aku harus

Page | 93
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

minta maaf pada kenyataan bahwa kamu merasa sangat puas setelah
mengalahkan Six Arm yang terlemah."

Brain mengangkat bahunya seakan pamer. Dia mungkin sedang mengulur


waktu untuk Climb dan Rogue yang terluka. Jadi mengapa Zero mengikuti
permainannya? apakah itu karena rasa percaya dirinya yang bisa menang
melawan ketiganya? Ataukah ada hal lain?

....Huh?

Ketika Climb melihat sekelilingnya, dia melihat Tsuare yang pelan-pelan


merayap ke arah Brain. Jika dia ingin dilindungi, akan lebih baik untuk bergerak
ke belakang Climb dan Rogue. Tidak ada alasan menjadi pemberani dengan
berdiri di belakang seseorang yang sedang menghadapi Zero. Brain melihat ke
belakangnya sekali. Itu adalah gerakan yang halus, tapi tatapannya yang tertuju
kepada Tsuare dan itu bukanlah tatapan yang bersahabat pula. Tidak, itu seperti
dia sedang menghadapi musuh.

Huh? Mengapa disana? Apakah dia melihat ke arah sini? Tidak, bukan itu.

Ada sesuatu yang terjadi. Climb berdiri dengan perasaan tidak enak.

"Hmph, kelihatannya si semut akhirnya berdiri. Sudah mengulur cukup banyak


waktu? Maka mari kita dengar apa yang kamu pikir sebenarnya. Tidak, tidak perlu
berkata apapun lagi. Berlututlah atau jangan, hanya ada satu pilihan. Sekarang
Unglaus, buatlah keputusanmu."

Brain mendengus kepada Zero.

Hanya itu saja.

"Kalau begitu matilah!"

Dia mengarahkan lengan kirinya ke depan dan menarik lengan kanannya ke


belakang untuk membuat sebuah tinju. Dia merendahkan pusat gravitasi miliknya
dan berdiri tegak. Cara ototnya yang mengembang, seseorang hampir pasti akan
menduga terdengar suara seperti daging yang robek. Jika seseorang harus

Page | 94
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menggambarkan Zero sekarang ini dengan gambaran sederhana, dia akan mirip
dengan batu besar, tidak, sapi gila. Brain juga merendahkan kuda-kudanya. Mirip
dengan Zero, tapi juga sama sekali bebeda. Jika Zero seperti sebuah aliran yang
deras, maka Brain mirip dengan air yang mengalir dengan tenang dan jernih. Jika
Zero adalah penyerang, Brain adalah bertahan.

"Aku bilang kepada mereka untuk tidak membunuh si pak tua, tapi mereka
sangat ribut. Mereka mungkin saja terlalu berlebihan dan membunuhnya. Itu
akan membuat berada dalam titik yang sulit, karena seharusnya aku yang harus
membunuh pak tua itu sebagai contoh atas apa yang terjadi jika orang-orang
berani melawan kami."

Wajah Zero berkerut karena marah. Wajahnya seperti membuktikan bahwa


marah bisa membuat seseorang menjadi buruk rupa.

"Ungluas, kematianmu akan menjadi bukti bahwa aku adalah yang terkuat.
Kuburanmu akan berfungsi sebagai pengingat untuk setiap orang yang cukup
bodoh menentang Six Arm! Sedangkan untuk budak si pelacur itu, aku akan
menghias kepalanya dan mengirimnya kepada si pelacur itu."

Nafsu membunuh yang cukup membanjiri lorong itu membuat tubuh Climb
gemetar. Namun dibandingkan apa yang dia rasakan dari Sebas kemarin, itu
bukan apa-apa. Climb berubah menjadi tajam dan Zero menunjukkan sedikit
perhatian akan hal itu.

"Hanya segitukah? Baiklah. Zero, aku akan menghadapimu. Climb, hadapi


yang ada di belakangku!"

Satu-satunya orang yang tidak mengerti adalah Climb. Rogue tersebut


melemparkan sebuah anak panah kecil (dart) kepada Tsuare tanpa ragu, dan anak
panah yang dilemparkan oleh mantan petualang dengan peringkat orichalcum
tersebut sangat tajam dan cepat.

Namun Tsuare entah bagaimana mampu menghindarinya hampir tanpa usaha


keras. Dari gambaran Sebas, Tsuare hanyalah pelayan biasa. Gerakannya yang
barusan terlalu lincah untuk disebut sebagai kebetulan.

Page | 95
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apakah aku sudah diketahui?"

Penampilan dari Tsuare, namun suaranya seperti 'Devil of Illusions' Succulent.

"Alasan mengapa kamu tidak berkata apapun kepada orang yang


menyelamatkanmu adalah karena suaramu akan menunjukkan samaranmu, ya
kan? Tapi jika kamu mencoba berdiri di belakang seseorang, siapapun akan
curiga. Meskipun sebelum itu aku agak ragu, mempertimbangkan kemungkinan
apakah dia sedang dikendalikan pikirannya atau itu adalah orang lain yang
sedang menyamar sebagai dirinya."

Dengan begitu, Brain membocorkan trik dari Succulent sambil fokus kepada
Zero.

"Aku juga menyadari ada sesuatu yang aneh dengan caramu berlari, tapi aku
tdak bisa menemukan bukti yang solid bahkan hingga akhir... aku harus
mengakui kamu benar-benar bagus. Tidak heran, meskipun aku terluka, kamu
masih bisa menghindari anak panah kecilku tanpa berkata apapun."

Rogue tersebut berhenti bicara dan memberikan ekspresi terima kasih kepada
Succulent.

Zero mengeluarkan klik dengan lidahnya.

"Hmph... Succulent, kelihatannya trik kecilmu sudah ketahuan. Kalau begitu


waktu untuk bermain trik sudah selesai. Sekarang adalah waktunya dimana
semuanya akan ditentukan dengan kekuatan!... Succulent, hadapi mereka berdua.
Kamu bisa melakukannya, ya kan?"

"Te..Tentu saja, boss."

Figur Tsuare meleleh dan muncul Succulent. Dia masih mengenakan pakaian
pelayan. Succulent mengerti apa yang dimaksud oleh Zero dengan sangat baik
dan menatap ke arah Climb.

"Kita bertemu lagi, bocah."

Page | 96
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Suaranya anehnya tertekan, mempertimbangkan kenyataan bahwa dia telah


menang terhadap Climb kembarin. Eight Finger bukan organisasi pemaaf, dan tak
ada kegagalan yang akan ditolerir. Punggung Succulent menghadap ke dinding
dan dia tidak bisa memberikan ruang lagi.

"Apakah Eight Finger mampu melepaskan seseorang yang sedang dipenjara


langsung di bawah perintah dari Putri Raja?"

Climb merasakan pengaruh Eight Finger saat dia menggenggam pedangnya.

"....Aku tak bisa kalah kali ini."

Kemarin, Brain mengalahkannya dengan sebuah serangan tapi karena Zero


dan Succulent ada saat ini, akan sulit bagi Brain untuk menghadapi dua lawan
dari Six Arm bersamaan.Climb juga tidak bisa mengandalkan Brain menang
melawan Zero dan fokus hanya untuk mengulur waktu. Dia tahu Succulent lebih
baik darinya dulu. Dengan tekad yang hanya setengah-setengah, dia pasti akan
kalah lagi seperti kemarin.

Kali ini dia akan menang.

Climb menguatkan dirinya untuk tidak mundur dan melangkah maju ke arah
Succulent.

"Jangan khawatir, jangan khawatir~. Aku akan membantu."

Rogue tersebut bicara dari belakang Climb. Nada yang ringat mungkin
dimaksudkan untuk menghindarkan Climb dari tekanan yang terlalu berlebih. Dia
berterima kasih dengan dukungan itu, tapi rogue tersebut telah menerima
serangan dari Zero dan masih belum sembuh sepenunya meskipun setelah
menggunakan sebuah potion. Dia juga tidak yakin apakah rogue tersebut
nantinya bisa memberikan dukungan untuk seseorang yang tak pernah bertarung
bahu membahu dengan dia sebelumnya.

Rogue tersebut tersenyum seakan telah membaca apa yang sedang dipikirkan
oleh Climb.

Page | 97
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Jangan khawatir, aku biasanya memenuhi peran pendukung. Aku akan


tunjukkan padamu cara bertarung selain dari adu pedang."

"Terima kasih."

Rogue tersebut memiliki pengalaman yang luas. Climb tidak perlu


menyesuaikan dengannya, malahan rogue tersebut akan mendukung tempat
dimana kekurangan Climb. Climb hanya perlu melawan Succulent dengan seluruh
tenaganya. Ketika dia menguatkan tekadnya dan berputar, Succulent telah
membuat tiruan dirinya seperti terakhir kalinya. Ada beberapa Succulent dan
Climb tidak tahu yang mana yang asli. Sebuah rasa pahit menyebar ke seluruh
mulutnya. Saat keduanya pelan-pelan menatap tajam satu sama lain, sebuah
kantong yang terbuka melayang dari belakang Climb menuju ke arah Succulent.

"Beginilah cara bertarung seorang rogue!"

Kantong itu meledak di bawah kaki Succulent dan tepung tersebar kemana-
mana. Succulent menutup mulutnya untuk berlindung dari racun, tapi ini bukan
racun, itu adalah item magic.

"Itu adalah 'Powder of Will O' Wisp'."

Efeknya langsung terasa. Dari lima Succulent, salah satunya mengeluarkan


cahaya putih seperti susu.

Succulent menyadari ini dan matanya terbuka lebar.

Powder of Will O' Wisp dimaksudkan untuk digunakan melawan musuh yang
tidak terlihat seperti rogue atau seseorang yang menggunakan magic untuk tidak
terlihat. Hanya bereaksi terhadap makhluk hidup.

Karena 'Multiple Vision' menggandakan tubuh utama, meskipun jika


seseorang melemparkan tinta kepadanya, akan dipantulkan langsung ke semua
tiruannya. Kecuali kalau ada orang yang sangat ahli dalam membedakannya, akan
sangat sulit untuk memisahkan tubuh aslinya. Namun, efek dari item magic tidak
dipantulkan kepada tiruannya. Itu adalah mantra kelas tinggi, mantra tersebut
akan mampu menipu bahkan item magic, tapi seseorang seperti Succulent, yang

Page | 98
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

terlatih menjadi illusionist dan Fencer sama-sama, tidak bisa merapalkan mantra
semacam itu.

Pedang Climb datang terayun ke arah tubuh Succulent yang asli.

"Sialan."

Succulent melompat jauh, menghindari serangan. Itu adalah penghindaran


yang menakjubkan, namun pakaian pelayan itu menjadi acak-acakan sebagai
hasilnya.

Mereka beradu lebih dari sepuluh pukulan seperti itu.

Yang berada pada pihak penyerang adalah Climb. Ini bukan trik yang
disengaja oleh Succulent, tapi perbedaan murni dari kemampuan mereka. Tidak
mungkin seseorang bisa tiba-tiba menjadi sangat kuat hanya dalam sehari, jadi
tak ada yang berubah dari kemarin. Namun, ada pengecualian. Climb memang
hanya tambah kuat dan Succulent menjadi lebih lemah.

Pertama, tidak seperti kemarin, Climb sekarang memakai armor, perisai dan
aksesoris lainnya kali ini. Stamina dan pertahanannya juga meningkat dan dia
bisa menggunakan gaya bertarungnya yang seperti biasa. Di lain pihak, seluruh
item magic Succulent telah diambil ketika dia ditahan, dan dia juga mengenakan
pakaian pelayan yang mengganggu sekarang ini.

Karena perubahan equipment mereka, perbedaan itu menjadi semakin kecil,


tapi bukan itu saja.

Salah satu alasan adalah Climb sudah tahu bagaimana Succulent bertarung.
Yang lainnya adalah karena rogue yang sedang membantunya. Berkat item yang
digunakan oleh rogue tersebut, magic ilusi Succulent menjadi tidak beguna.
Seakan mereka sudah siap menghadapi Succulent.

Rogue tersebut sebenarnya telah mengumpulkan informasi tentang Six Arm


dan sudah bersiap untuk menghadapi setiap orangnya. Fakta bahwa dia sudah
bersiap bahkan hingga Succulent yang waktu itu masih dipenjara adalah hal yang

Page | 99
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menakjubkan. Hanya seseorang dengan kepribadian yang teliti yang bisa


mempersiapkan semua itu.

"Sialan!"

Bahkan sebelum pertarungan benar-benar terjadi, Succulent sudah


mengeluarkan teriakan frustasi.

Yang dia awasi adalah rogue tersebut, tapi Climb selalu bergerak untuk
menghadang jalan Succulent kepada targetnya. Dia tidak bisa membiarkan
Succulent menyerangnya, dan dengan dilindungi oleh Climb, rogue tersebut
mulai mengejek Succulent.

"Oi, oi. Jangan membuat wajah semengerikan itu. Kamu seharusnya adalah
anggota dari Six Arm, seseorang yang bisa setara dengan petualang dengan
peringkat adamantium. Rintangan semacam ini seharusnya mudah bagimu."

Wajah Succulent berkerut karena marah. Goresan dari sebelumnya


mengeluarkan darah, membuat wajahnya semakin jelek.

"Sialan!"

Dengan kutukan yang keras, Succulent bersiap untuk merapalkan mantranya.


Biasanya, seorang warrior seperti Climb akan merangsek kepadanya untuk
mengacaukan pengucapan mantra, tapi kali ini tidak. Sambil beradu lebih dari
sepuluh pukulan dengan Succulent, dia sudah mulai mempercayai rogue tersebut
untuk melakukan hal yang benar di saat yang tepat.

Sebuah botol melayang dari belakang Climb dan pecah di kaki Succulent. Dia
bisa melihat sebuah asap menyebar kemanapun.

"Guh! [Batuk], [batuk]"

Succulent terbatuk-batuk.

Rogue itu telah menyela pengucapan mantranya dengan sebuah item kimia,
yang efeknya langsung terlihat.

Page | 100
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jika dia mengkhususkan diri sebagai seorang magic caster, gangguan


semacam ini bukanlah apa-apa, tapi karena dia telah berlatih sebagai seorang
warrior dan juga magic caster, meskipun gangguan kecil bisa merusak
konsentrasinya, menyebabkan dia membuang mana.

Climb bergerak maju ke arah Succulent yang teralihkan perhatiannya dengan


seluruh tenaga. Itu bukan lanjutan dari pertarunan sejauh itu. Itu adalah semacam
kemajuan yang dipenuhi dengan tekad untuk tidak mengambil satu langkah
mundurpun. Tergantung dari yang mengamati, seseorang mungkin akan
melihatnya sebagai gerakan prematur untuk memperoleh kemenangan yang
cepat. Tapi insting warrior Climb berteriak.

Saat ini akan menentukan akhir dari duel.

Memang benar jika Climb dan Rogue itu memang melakukan serangan sejauh
ini, tapi itu tidak menjamin jika mereka bisa terus mendapatkan keuntungan. Item
yang dilemparkan oleh Rogue tersebut seharusnya sudah habis, jadi dia harus
menyelesaikan ini ketika mereka masih unggul.

Apa yang diaktifkan oleh Climb adalah martial art asli yang dia pelajari
kemarin.

Skill ini belum memiliki nama, tapi jika dia ingin memberi nama sekarang, dia
akan menyebutnya 'Limit Breaker: Mind'. Efeknya adalah menghilangkan seluruh
batas yang ada di tubuh oleh otak, dan sebagai hasilnya seluruh kemampuannya
akan meningkat satu level, termasuk yang fisik.

Kekurangannya adalah jika dia menggunakannya dalam jangka waktu yang


panjang, itu akan membuat kelelahan fisik dan otot yang robek, tapi jika dia tidak
mencoba menyelesaikan pertarungan ini secepatnya, meskipun jika dia harus
menggunakan metode semacam ini, dia tidak akan bisa menang melawan
Succulent.

Saat martial art itu diaktifkan, dia bisa merasakan sesuatu di dalam otaknya
yang klik dan berubah.

Page | 101
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia meneriakkan seluruh emosi yang berputar di dalam dirinya, dan kepanikan
menyebar di wajah Succulent seakan dia menyadari ada sesuatu. Mungkin dia
merasakan ketakutan dan keheranan, tapi bagaimanapun, itu bukan sebuah
wajah yang ditunjukkan kepada orang dengan level di bawahnya dari seseorang
yang bisa setara dengan petualang berperingkat adamantium.

Climb mengayunkan pedangnya tapi ditahan. Untuk bisa menahan pedang


panjang dengan hanya belatih tanpa bantuan apapun dari magic benar-benar
layak dipuji. Namun, memaksa seorang fencer yang ahli seperti Succulent yang
mengkhususkan terhadap penghindaran bertahan, serangan Climb juga patut
dihargai.

Meskipun begitu, serangan tersebut tidak berakhir di sana. Climb


mengikutinya dengan sebuah tendangan.

Saat Succulent mencoba untuk melindungi pertunya, wajahnya mengkerut.

"Arrrrggghhhhhh-!"

Wajah Succulent menjadi pucat dan dia terhuyung ke belakang sambil


menarik pinggangnya.

Rogue tersebut keluar dari bayangan Climb.

Dia telah menendang di antara kaki Succulent dengan sepatu besi, dan
meskipun Climb memakai bantalan pelindung, dia masih bisa merasakan luka
yang dibayangkan mengalir ke kakinya.

Setelah itu, Climb mengirimkan pukulan terakhir!

Darah muncrat dan Succulent roboh di lantai. Dia tidak menurunkan


kewaspadaannya dan berdiri bersiap. Dia malahan mengamati dengan teliti agar
tidak ada yang mendekati rogue itu dan memastikan bahwa itu bukan ilusi.

Ini adalah kemenangan besar. Meskipun itu dua lawan satu, kemenangan ini
banyak berarti. Climb melihat ke arah Brain. Dia penasaran jika dia bisa
membantu, tapi cepat-cepat menarik pemikiran itu.

Page | 102
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Pertarungan itu berada pada level yang berbeda sama sekali.

Suaranya juga berbeda. Meskipun itu adalah sebuah katana yang beradu
dengan sebuah tinju, suara logam bisa terdengar. Pertarungan mereka tidak
menunjukkan tanda-tanda akhir. Katana tersebut dan tinju-tinju itu saling beradu
tanpa ada waktu untuk bernafas.

Yang terutama menarik perhatian adalah Zero. Serangannya tertanam di


dinding dan meninggalkan bekas seakan dinding itu terbuat dari tanah liat lunak.

"Sialan... Mereka bilang monk dengan level tinggi memiliki tinju baja. tapi si
brengsek ini jauh melebihi itu. Dia setidaknya berada pada level mythril, tidak
orichalcum."

Rogue yang berdiri disampingnya bergumam. Saat menit-menit beradu


pukulan. Di dalam pertarungan dimana Climb akan langsung terbunuh, tak ada
satupun yang mendapatkan satupun goresan. Zero menunjukkan tanda-tanda
hormat yang tulus dari wajahnya.

"Unglaus.. Kamu lebih baik dari yang kuduga. Kamu adalah orang pertama
yang menahan seranganku seperti ini."

Brain juga memiliki rasa hormat yang sama di wajahnya.

"Kamu juga... Ini adalah kedua kalinya aku melihat seorang monk dengan
kaliber ini."

"Oh-ho?"

Zero membuat wajah penasaran.

"Tidak kukira ada monk lain dengan level yang sama denganku. Tak pernah
dengar. Siapa namanya? Karena aku tidak bisa mendengarnya ketika kamu sudah
mati."

"Dia mungkin akan datang saat kita bicara. Setelah mengalahkan Six Arm
milikmu."

Page | 103
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Zero mengerutkan dahinya sebelum tersenyum.

"Heh, maksudmu pak tua itu? Sayang sekali, empat bawahanku yang
terpercaya akan datang menyambutnya. Mereka mungkin tidak sekuat aku, tapi
mereka jauh lebih kuat dari Succulent. Tidak mungkin dia bisa kemari."

"Begitukah? Aku bisa melihatnya datang kemari di sekitar sudut itu beberapa
saat lagi."

"Oooh, aku takut sekali. Kurasa kalau begitu aku harus melawanmu dengan
serius."

Mata Climb terbuka dengan kalimat itu. Jika Zero menahan diri ketika beradu
pukulan seperti ini, bagaimana kekuatannya yang sebenarnya itu? Dia juga
terkejut Brain tidak menunjukkan rasa terkejut.

Keduanya tidak bertarung dengan kekuatan penuh? Ini benar-benar


pertarungan antara para pria yang setara dengan puncak manusia, petualang
dengan peringkat adamantium!

"Itu adalah yang terbaik, Zero. Dua orang di sebelah sana juga sudah selesai,
jadi aku tidak perlu memanjang-manjangkan hal ini. Kamu akan kalah disini,
Zero."

Brain menyarungkan katananya dan pelan-pelan menurunkan kuda-kudanya.


Itu adalah kuda-kuda yang sama dengan yang kemarin, dimana dia mengalahkan
Succulent dengan sekali serang. Sebelum Climb bisa penasaran apakah Brain bisa
mengalahkan Zero dengan sekali serang, Zero melompat mundur. Dia melompat
dengan mudah pada jarak yang jauh di luar batas kekuatan manusia biasa.

"Edstorm bisa membuat sebuah batasan dengan pedangnya, tapi kamu


kelihatannya memiliki batasan yang berbeda. Jika aku melangkah maju dengan
ceroboh, aku pasti akan terbelah dua."

Dia tidak bisa sama sekali menebak dengan benar martial art asli dari Brain,
tapi mampu menebak skill macam apa itu menunjukkan bahwa kemampuan Zero
sebagai seorang warrior benar-benar tinggi.

Page | 104
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tapi... Itu adalah skill yang tidak bisa kamu gunakan tanpa melakukan kuda-
kuda dahulu."

Zero menusukkan tinjunya ke udara. Mungkin itu terlihat seperti gerakan yang
tidak berguna, tapi tubuh Brain bergetar akibat shockwave yang dibuat oleh
tinjunya.

"Aku bisa menang dengan hanya menyerangmu dari jarak jauh seperti ini.
Atau apakah kamu memiliki sebuah cara untuk memotong seseorang yang jauh?"

"Tidak, aku tak punya."

Brain menjawab dengan jujur.

"Jika kamu bertarung seperti itu, maka yang kuperlukan hanya untuk tidak
menghadapi kuda-kuda itu."

Zero bertanya kepada Brain dengan lirih di dalam suasana yang hampir tidak
cocok dengan dirinya, di dalam suasana hati yang tenang dan dalam.

"Brain Unglaus, apakah itu adalah kartu asmu?"

"Tentu saja. Ini adalah kartu asku dan hanya pernah dikalahkan...sekali."

"Membosankan. Jika itu sudah pernah dikalahkan, kalau begitu ini akan
menjadi yang kedua."

Zero pelan-pelan menarik tinjunya kembali dan mengambil kuda-kuda.

"Aku akan menghancurkanmu secara langsung. Aku akan menghancurkan skill


kecil milikmu itu dan menang. Pertama aku akan menang melawanmu, Brain
Unglaus dan suatu hari aku akan membuat Gazef Stronoff berlutut di hadapanku.
Maka aku akan menjadi yang terkuat di Kingdom."

"Jika kamu berpikir kamu bisa mencoba menggunakan aku sebagai batu
loncatan pertama atas ambisimu, kamu akan terpeleset. Kamu pasti tidak punya
pekerjaan sama sekali, Zero."

Page | 105
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bicara adalah satu-satunya hal yang bagus darimu... Tidak, karena kamu
sudah sejauh ini. itu tidak sepenuhnya benar. Namun, sadarilah kenyataan bahwa
aku lebih baik darimu di kuburanmu. Adalah hal yang bodoh menantang Zero-
sama! Ini dia aku datang!"

Tubuh bagian atas Zero memiliki tato dari berbagai macam binatang, yang
mengeluarkan sinar yang samar. Dibandingkan dengannya, Brain tidak bergerak.
Dia hanya menunggu seperti sebuah patung. Climb bisa merasakan dia akan
merasakan kekuatan dengan jumlah besar yang dikeluarkan dari kedua orang itu.

Sebuah tempat dimana tak ada satupun yang menyela dan tenaga mentah
yang bergesekan dengan tenaga mentah.

Dan tiba-tiba sebuah suara yang tidak cocok dengan tempat itu terdengar:

"Jadi ini tempat dimana semuanya berkumpul."

Semuanya terkejut dan berputar untuk melihat orang yang menyusup. Bahkan
Zero dan Brain, yang tidak bisa melepaskan tatapan satu sama lain, juga
melakukannya. Seorang pak tua sedang berdiri di sana, itu adalah Sebas.
Seseorang yang takkan pernah diduga oleh Zero ada disini telah muncul.

"Apa? Apa yang terjadi? Six Arm seharusnya sudah menanganimu... Apakah
kamu melewati mereka dengan sembunyi-sembunyi?"

Sebas menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Semua rekanmu sudah kalah."

"...Jangan bicara omong kosong. Mereka mungkin memang lebih lemah


dariku, tapi mereka masih merupakan anggota Six Arm. Tidak mungkin kamu bisa
kemari tanpa terluka sedikitpun setelah menghadapi mereka."

"Hal mengejutkan seringkali ditemani oleh kebenaran."

"Sebas-sama! Tsuare yang ada disini palsu! Itu adalah Succulent yang sedang
menyamat dengan ilusinya. Kita harus menyelamatkannya sekarang!"

Page | 106
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ah, terima kasih sudah mengkhawatirkannya, Climb, tapi itu tidak perlu lagi
dikhawatirkan. Aku sudah menyelamatkannya. Dia sedang berada di bagian yang
berbeda dari bangunan ini."

Sebas melihat ke arah bahunya dan Climb mengikuti tatapannya dan


menemukan seorang wanita di dekat pintu masuk.

"Ah!"

Climb cepat-cepat melihat ke arah Succulent. Pakaian pelayannya robek


disana dan bersimbah darah. Tidak mungkin menyerahkannya, dan pihak yang
menerima juga tidak akan menginginkannya.

"Tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Climb. Itu hanya pakaian pelayan biasa,
jadi bisa dibuang."

Climb merasa lega dan Sebas tersenyum pahit.

"Oi, oi, oi. kalian enak mengobrol dan mengacuhkanku... kalian benar-benar
punya nyali."

Zero, yang tidak bisa bergerak dengan gegabah karena ada Brain di depannya
sedikit bergerak dari tempatnya untuk melihat ke arah Sebas dengan ekspresi
yang penuh kebencian.

"Pak Tua, aku akan tanya sekali lagi. Apa yang terjadi dengan bawahanku?"

"-Aku membunuh mereka semua."

Itu adalah nada yang biasa, seakan sedang memetik bunga, tapi juga dipenuhi
dengan ekspresi dingin.

"Ti, tidak mungkin! Kamu kira aku percaya padamu?"

Sebas tersenyum dengan teriakan Zero, Sebas tertawa tanpa sedikitpun


tanda-tanda memusuhi yang dirasakan hanya kebenaran.

"...Brain Unglaus. Kita akan menunda pertarungan kita sedikit lagi. Aku harus
menunjukkan pak tua ini kekuatan dari Six Arm."

Page | 107
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Baiklah. Tapi coba untuk tidak hancur dengan cepat. Yah, lagipula bukan
giliranku."

"Diam!... Pak Tua, kamu akan membayar atas kebohonganmu dengan


nyawamu."

Sebas tersenyum pahit, tapi pria yang mengklaim diri sendiri sebagai yang
terkuat tidak tahan dengan senyuman itu tato Zero mengeluarkan kilauan yang
samar.

Kepala dari cabang keamanan dan pemimpin dari Six Arm, "Battle Demon"
Zero.

Jika pria seperti Gazef Stronoff dan Brain Unglaus bertarung dengannya tanpa
senjata, mereka akan tewas dalam sekejap. Meskipun mereka bersenjata, hasil
dari pertarungan itu masih belum jelas.

Salah satu dari kelas yang dia peroleh adalah "Shamanic Adept". Kelas ini
meminjam kekuatan dari semangat binatang dan menguatkan kemampuan fisik
seseorang. Ada sebuah batas seberapa sering seseorang bisa menggunakan skill
ini dalam sehari. tapi itu bisa meningkatkan kemampuan si pengguna hingga
menjadi seperti seekor binatang buas. Untuk animal dengan fisik yang tinggi
yang menggunakan martial art dari manusia, itu benar-benar kombinasi yang
mengerikan.

Zero mengaktifkan skill miliknya. Biasanya dia hanya mengaktifkan salah


satunya untuk menyimpan tenaganya, tapi dia menyadari bahwa Sebas adalah
lawan yang sangat kuat.

Meskipun dia tidak benar-benar mempercayai jika Sebas mengalahkan empat


anggota Six Arm itu sendiri, mempertimbangkan bahwa dia telah menembus
lewat depan, seharusnya ada orang lain yang bersamanya. Kelihatannya adalah
Blue Rose. Sampai dia bisa mengumpulkan informasi yang lebih detil, yang bisa
dia lakukan hanyalah menghancurkan Sebas dengan seluruh tenaganya dan
menunda duel dengan Brain Unglaus.

Page | 108
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia harus menunjukkan kekuatan yang luar biasa kepada yang menyaksikan
sebelum kabur. Dia bertekad ini adalah tindakan yang terbaik dan
mempersiapkan skill miliknya yang terkuat menurutnya.

Panther di kaki, falcon di punggung, badak di lengan, banteng di dada, singa


di kepala; dia mengaktifkan semuanya. Dia merasakan tenaga yang meledak
mengalir ke tubuhnya. Dia hampir khawatir tubuhnya akan membengkak dan
meledak.

"Gyyyyaaaaaaaaaaahhhhh!!"

Meneriakkan kekuatan yang terbangun di dalam tubuhnya, dia mengambil


sebuah langkah maju.

Serangan dari yang terkuat di Six Arm, Zero. Itu adalah pukulan yang lurus.
Tidak ada tipuan, tak ada trik, hanya pukulan lurus yang murni. Tapi kekuatan di
belakangnya sangat besar sekali. Bukan hanya skill miliknya sebagai seorang
Shamanic Adept, tapi juga ditambah dengan skill sebagai Monk, begitu juga
dengan item magic yang memperkuat kekuatannya dan kehancuran dari tinjunya.

Sangat cepat bahkan Zero sendiri kesulitan mengendalikannya. Kenyataannya


bahwa itu adalah sebuah pukulan lurus dengan seluruh kekuatannya
membuatnya skill yang bisa digunakan. Dia tidak ragu menunjukkan serangannya
yang paling kuat. Skill ini sangat sederhana, tapi tak terkalahkan.

Dia percaya diri bahwa tak ada penipuan yang bisa menghentikannya. Zero
merasakan sebuah sensasi unggu di atas orang lain saat dia melangkah maju
cepat sekali dengan sebuah sensai ditarik.

"Awa-"

Seseorang berteriak.

Tapi sudah terlambat.

Dalam sekejap mata, tinju itu membawa tenaga dan berat yang ekstrim yang
sudah tiba di depan Sebas dan masih terus terdorong maju. Zero hanya bisa

Page | 109
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

tertawa kepad Sebas yang masih berdiri kaku. Dia akan menyesal sudah melawan
yang terkuat di Six Arm.

"-Hrmph."

Tinju itu menemukan targetnya di perut Sebas yang tidak terjaga. Itu adalah
serangan yang sempurna.

Dengan sebuah ledakan setelahnya, tubuh Sebas akan melayang ke belakang


seperti boneka lusuh. Dia akan jatuh ke lantai, tapi serangan itu cukup kuat untuk
membuat tubuhnya terus terpental di lantai. Itu adalah kematian langsung. Tidak,
memang wajar seperti itu.

Seluruh organ dalamnya akan berubah menjadi cairan sekarang. Hanya bagian
luarnya saja yang tetap mirip dengan manusia. Ini adalah skill terkuat dari Zero.
Sebuah skill demonic yang mirip dengan sebuah frase, "Satu kali pukulan
membunuh".

Atau setidaknya begitulah yang seharusnya terjadi.

Sebas berdiri di atas tanah dan tidak bergeming sama sekali. Dia telah
menerima tinju Zero, dengan seluruh kekuatan di dalamnya, dengan hanya otot
di perutnya. Itu adalah pemandangan yang sulit dipercaya oleh siapapun; sebuah
pemandangan yang menolak seluruh hal yang masuk akal.

perbedaan kekuatan antara penampilan mereka sangat mutlak, tapi hasilnya


benar-benar di luar dugaan.

Yang paling tidak bisa mempercayai ini adalah Zero. Tidak ada makhluk yang
menerima serangan terkuat ini dan selamat. Sejauh ini memang begitu. Namun,
dengan hasil yang seperti ini, dia bahkan tidak menyadari ada sesuatu yang
hitam yang lewat di depan matanya.

Kaki Sebas naik tinggi ke udara. Melewati hidung Zero dengan gerakan yang
mengalir. Lalu kaki itu turun dengan deras ke bawah.

Sebuah Tendangan tumit yang menghujam ke bawah (Heel Drop Kick).

Page | 110
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itulah nama skill ini, tapi kecepatan dan kekuatan di belakang tendangan itu
tidak normal.

"...Siapa kamu."

Zero bergumam dan bibir Sebas melengkung di tepiannya.

Suara remuk dan retak yang menakutkan terdengar kemana-mana. Kepala


Zero hancur, leher dan tulang belakangnya hancur seakan diremukakn oleh
sebuah obyek dengan berat lebih dari ratusan kilogram, dan tubuh Zero berlutut.

Lorong itu menjadi hening.

Suasana tersebut hanya bisa digambarkan sebagai "pingsan". Sebas


menggerakkan kakinya seakan menghindari darah dari kepala Zero yang hancur
dan membersihkan debu di tempat tinju Zero yang mendarat.

"Phew, itu bahaya sekali. Aku bisa mati jika tidak kamu peringati." Dia
berbohong! Peringatan apa? Tiga orang itu, dan mungkin Tsuare juga, tidak
bicara keras, tapi semuanya berteriak seperti itu di otaknya.

"Aku selamat, terima kasih berkatmu, Climb-kun."

"-ouh..Ah, ya..."

Climb yang hanya bisa mengeluarkan kalimat terakhir 'Awa-' menerima terima
kasih Sebas dengan kaku. Dia tidak tahu harus bilang apa karena kejutan
mentalnya.

"Kelihatannya aku sedikit lebih kuat."

Sebas menunjukkan bagian sedikit diantara dua jarinya. Mungkin maksudnya


jarak antara jari-jari itu adalah perbedaan antara dirinya dan Zero, tapi tak ada
siapapun yang setuju.

"Sedikit ndasmuu.", semuanya menjawab perkataan sebas di pikiran masing-


masing

Page | 111
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bagaimanapun, karena kita sudah menyelamatkannya, lebih baik untuk


mundur."

"Uh, tidak, tentang Six Arm... Apakah anda benar-benar?"

"Ya, aku bunuh mereka semua. Ada terlalu banyak musuh yang kuat. Aku
menyesal tidak bisa memberi mereka bagian."

"Be, Begitukah. Itu memang tidak bisa dihindari, tolong jangan terlalu
memikirkannya."

Ketiga tatapan mereka berpindah ke mayat Zero. Mereka bahakan tidak bisa
menyangka itu adalah kebohongan.

"Ka-Kalau begitu kita harus memanggil para ksatria masuk untuk memeriksa
seluruh bangunan."

Pasukan yang pada awalnya untuk memeriksa bangunan. Fakta bahwa mereka
bisa membersihkan sebuah benteng dengan Sebas adalah keberuntungan yang
luar biasa. Jika kalimat Sebas benar, dan mungkin memang benar, akan ada
tambahan bonus karena sudah menghancurkan Kekuatan tempur yang paling
kuat dari Eight Finger.

Kekurangannya hanyalah tak bisa menangkap Zero, tapi mereka sudah


memperhitungkan mereka takkan bisa mengkapnya sejak awal, jadi itu bukan
kerugian yang sebenarnya. Siapapun yang berdebat tentang hasilnya adalah
orang yang bodoh.

Climb bicara dengan suara gembira dan Brain juga mengangguk seakan itu
adalah keputusan yang benar, tapi ada seseorang yang berdiri dengan ekspresi
kaku.

"Ada apa, Sebas-sama?"

"Ti-Tidak, bukan apa-apa. Sepertinya ada yang tidak tepat denganku... Tapi
sebelum itu, kelihatannya udara disini tidak baik. Bisakah kalian melangkah keluar
bersamaan denganku?"

Page | 112
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ya, tentu saja."

Melihat ke arah mayat Zero.dan melihat ke arah tsuare semuanya setuju


dengan Sebas. Sebas mendekati Tsuare yang ada di dekat pintu sel penjara dan
menggendongnya seperti seorang putri. Kakinya yang putih, yang mana tidak
memiliki banyak daging di antara tulang belulang dan kulitnya, menendang-
nendang di udara sedikit dan mereka bisa melihat lengan kurus Tsuare
menggenggam Sebas.

Mereka bisa merasakan hubungan antara keduanya bukan seperti kepala


pelayan dan pelayan.

Kamu seharusnya berhenti menggali kehidupan pribadi mereka. Itu tidak


cocok denganmu Climb. Tidak masalah apapun hubungan mereka.

"Kalau begitu ayo pergi."

Climb berbicara dan pergi keluar dahulu.

Tiga orang lain mengikuti. Mereka bisa mulai menyelidiki setelah Sebas pergi
dan tidak ada banyak peluang jika ada seseorang yang melompat dan
menyerang Sebas, yang kedua tangannya sedang penuh. Sesaat dia tegang, tapi
itu tidak perlu.

Bangunan itu, yang selalu sibuk dengan aktifitas ketika mereka menyerang
pertama kalinya, tidak menunjukkan ada seorangpun disini. Secara logisnya, tidak
akan ada siapapun yang berani menantang Sebas ketika dia baru saja
mengalahkan Six Arm. Kemungkinan mereka semua telah kabur, dan jika ada itu
adalah masalahnya dia berharap kelompok yang ada di luar akan menangkap
siapapun yang mencoba lari.

Bahu Climb serasa lebih ringan dengan sensasi lega.

Namun, seseorang menepuk bahu Climb. Itu adalah si rogue. Dia sedang
melihat ke arah yang sama sekali berbeda dan ekspresinya miirip dengan yang
dibuat ketika Sebas mengalahkan Zero dengan sekali serang. Mengikuti
tatapannya, mata Climb juga terbuka lebar ketika dia melihatnya.

Page | 113
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Dinding api?"

Climb mengangguk saat Brain berbisik. Jika sebuah rumah sedang terbakar,
maka api itu adalah hal yang biasa, tapi itu bukan api yang biasa, Climb tidak
akan seterkejut itu. Namun, sebuah dinding api dengan tinggi lebih dari 30 meter
yang telah keluar dan mengeliling sebagian ibukota. Jaraknya kira-kira, lebih dari
beberapa kilometer panjangnya.

"Kira-kira apa itu?"

Tiga orang tersentak ketika mereka mendengar suara Sebas yang penasaran
dan santai.

"Apa yang harus kita lakukan, pimpinan? Itu kelihatannya distrik gudang.
Kelompk mana yang bertugas di lokasi itu?"

"Pimpinan dari Blue Rose, Alvein-sama... Kita akan menganggap ini darurat,
batalakn semua rencana dan mundur ke istana kerajaan. Kita akan mengikuti
perintah dari atas setelahnya."

"Itu kelihatannya adalah tindakan yang terbai... Ah, untuk Sebas-sama..."

"Aku akan membawa Tsuare ke tempat yang aman, agar tidak ada kejadian
lagi seperti ini yang bisa terjadi."

"Saya mengerti Sebas-sama. Terima kasih atas yang kemarin dan hari ini."

"Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal itu. Tujuan kita kebetulan sama...
Aku harus membayar hutang karena telah menyelamatkan Tsuare suatu hari.
Kalau begitu, saya permisi dulu."

Page | 114
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 115
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 9
Jaldabaoth

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 21:10

Karena haus, wanita tersebut terbangun dan membuka matanya.

Dia perlahan-lahan bergerak dari tempat tidur yang lumayan besar dan
meraih teko air yang ada di sampingnya, tapi gagal menyentuh apapun.

Lalu dia teringat jika tak ada teko air apapun yang diletakkan di dekat tempat
tidur hari ini, dan tanpa sadar berdecak dengan lidahnya.

"Oooh."

Dia menguap. Seperti orang yang sudah tua, dia sudah terbiasa tidur dan
bangun lebih awal, oleh karena itu tidur hanya satu jam tentu bukanlah istirahat
yang cukup.

Menelan, dia meletakkan tangannya ke tenggorokan, dan hanya turun dari


tempat tidur ketika dia merasakan air liur telah turun di kerongkongannya.
Mengambil handuk mandi tebal yang terletak di satu sisi sprei kasur, dia
membungkuskan handuk itu ke tubuhnya yang sedang telanjang, memakai
sepasang sandal dan berjalan keluar.

Mansion ini adalah markas utama di dalam ibukota dan merupakan properti
dari Hilma, kepala dari perdagangan obat-obatan. Logikanya, sepuluh atau lebih
orang yang ditempatkan di dalam mansion ini seharusnya membuat tetap sibuk,
tapi sekarang benar-benar sepi dan mengerikan, seakan tak ada satupun orang di
sekitar.

Page | 116
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Hilma terkejut saat dia berjalan menyusuri koridor. Jika seluruh bangsawan
telah pergi, maka cepat atau lambat mansion ini akan menjadi sepi. Tapi tetap
saja, bukan ini terlalu sepi?

Di dalam mansion ini, memanggil nama para bangsawan pasti akan


mendapatkan respon.

Ngomong-ngomong tentang para bangsawan, meskipun jika mereka adalah


anak tertua dan ingin mewarisi keluarga, ini biasanya terjadi agak telat di usia
mereka, ketika mereka sudah sekitar berusia tiga puluh tahun.

Sebelum itu, mereka akan diberi uang saku untuk menghabiskannya sesuka
hati mereka, oleh ayah mereka yang menjadi kepala keluarga. Karena mereka
sudah dewasa dan sudah menikah dengan anak, mereka diundang ke dalam
mansion ini untuk hiburan.

Wine, Wanita, Obat-obatan. Pujian dan sanjungan diucapkan ke telinga


mereka. Bercakap-cakap dengan bangsawan lain yang berada pada situasi yang
sama menghasilkan hubungan yang semakin dekat satu sama lain. Dalam
melakukan hal ini, mereka menikmati diri sendiri dan membuat hubungan di
waktu yang sama.

Ketika bangsawan itu mengambil alih keluarga, sudah waktunya untuk panen.
Jika para bangsawan itu mencoba untuk melawan mereka, mereka akan diberi
sebuah tongkat, Di lain pihak, jika para bangsawan mau mendukung mereka,
mereka akan diberi wortel. Seperti ini, lingkarang kebangsawanan pelan-pelan
disusupi.

Wanita itu berjalan menyusuri koridor yang sepi untuk mencari air minum.

Pada kenyataannya, dia tidak membenci kesepian, dia bahkan lebih


memilihnya daripada berisik. Kepribadian penghiburnya ketika para bangsawan
membentuk hubungan hanyalah di muka saja. Namun, suasana sekarang ini
benar-benar tidak biasa. Keheningan ini membuat hawa dingin yang menusuk,
membuatnya merasa seakan hanya dia yang ada di mansion ini.

Page | 117
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Apa yang terjadi?"

Para penjaga tidak mungkin meninggalkan tempat ini tanpa berkata satu kata
pun. Jika memang situasi yang tidak biasa sedang terjadi, berteriak hanya akan
memberi tahukan lokasinya, yang mana akan menjadi hal yang buruk. Secara
teori, jika dia kembali ke kamarnya dan bersembunyi dibalik penutup tempat
tidur, lalu apa? Melakukan hal itu akan menjadi terlalu pasif.

Memang perlu bertindak ketika situasinya membutuhkan, jika tidak maka dia
akan dilahap seperti mangsa. Ini adalah kepercayaannya sehingga dia mampu
memanjat dari menjadi pelacur kelas tinggi hingga posisinya saat ini karena dia
sangat mentaati cara berpikir demikian.

Melihat ke sekitar koridor dia bisa melihat kelihatannya tidak ada orang, dan
dia cepat-cepat berlari keluar dari tempat ini.

Dia mempercayai indera keenam miliknya, dan tempat yang dia tuju adalah
ruangan tersembunyi yang hanya dia ketahui. Ruangan itu mengandung banyak
item magic, permata yang berharga dan lorong rahasia. Meskipun tempat ini
adalah markas besar di dalam ibukota, masih banyak markas lain yang tersebar
ke seluruh kota. Kelihatannya sudah waktunya kabur ke salah satu dari markas-
markas itu.

Bergerak maju sambil mencoba sebisa mungkin terdiam, dia tiba-tiba


menyadari ada yang aneh.

"Apa, apaan ini?"

Dia tidak sadar mengeluarkan suara erangan lirih ketika dia melihat fenomena
aneh di luar jendela.

Kacannya yang tipis itu diselimuti oleh tumbuhan menjalar, benar-benar


menutupi cahaya matahari dari luar. Tak perduli sekeras apapun dia mencoba,
tidak mungkin bisa membuka jendela meskipun hanya sebuah celah kecil.

Dia dengan penuh ketakutan melihat ke jendela lain di seluruh koridor.


Semuanya tertutup oleh tumbuhan menjalar.

Page | 118
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apa? Siapa yang..."

Sebelum dia tidur, pemandangannya benar-benar berbeda. Dalam jangka


waktu yang pendek hanya sejam, sudah menjadi seperti ini. Ini pasti hasil dari
magic seseorang.

Tapi, siapa sebenarnya? Apa tujuannya?

Dia benar-benar tidak punya petunjuk, tapi tahu betul jika situasinya sudah
sangat berbahaya sekarang.

"Sialan!"

Mengeluarkan sumpah serapah saat dia berlari, dia bahkan tidak perduli jika
jubah mandinya terlepas. Tak perduli bagaimana, sangat penting untuk segera
masuk ke dalam ruangan rahasia yang kecil.

Setelah tiba di tangga, dia melihat ke bawah tangga. Sepi sekali.

Dia berhati-hati menuruni tangga, memanfaatkan cahaya yang menyusup ke


dalam dari celah kecil diantara tumbuhan menjalar. Berkat karpet tebal yang ada
di tangga, dia mampu turun tanpa sedikitpun suara. Dia sangat berterima kasih
karena ini.

"--!"

Saat dia tiba di lantai bawah, dia terdiam karena terkejut.

Ada sebuah figur yang sedang berdiri di koridor, sedang menatap kepadanya.
Figur itu sendiri terlihat seperti meleleh di kegelapan, tapi bukan seperti cara
seorang thieve bersembunyi di dalam kegelapan. Itu karena kulit figur itu sendiri
sudah memiliki corak yang gelap, karena dark elf dengan mata heteromorfik
yang bersinar di kegelapan.

Dark Elf melangkah keluar dari kegelapan. Dia memakai pakaian seorang
gadis. Di tangannya dia memegang tongkat yang gelap, dan matanya sedang
melihat langsung kepada Hilma.

Page | 119
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Di belakang gadis misterius ini adalah ruangan rahasia.

Dia mengingat tata ruang dari mansion ini saat membuat keputusan, dan
semakin gemetar ketakutan.

beberapa bangsawan pasti membawanya sebagai mainan, kalau begitu


apapun yang terjadi kepadanya tidak masalah.

Namun dia langsung menyingkirkan harapan yang sia-sia ini.

Kelihatannya Cocco Doll sudah ditangkap. Untuk menghindari konsekuensi


apapun yang tidak menguntungkan di masa depan dari perebutan kekuaasaan,
dia sudah lama mempersiapkan rute untuk kabur atau rumah aman. Oleh karena
itu, bawahan-bawahan di mansion ini takkan pernah membawa orang-orang
tidak penting tanpa membuat laporan.

"Hey, ojou-chan" (Panggilan yang ditujukan kepada seorang gadis)

Ketika suara itu keluar, Hilma mengerutkan dahi karena terkejut.

Sebagai pelacur kelas tinggi, dia telah menemui segala macam tipe manusia.
Pengalaman bilang kepadanya bahwa yang dia lihat di depan bukanlah seorang
gadis, tapi seorang bocah.

Pakaiannya memang mewah, tipe yang tidak bisa dimiliki oleh kebanyakan
orang. Itu adalah barang kelas tinggi yang bahkan Hilma sendiri tidak bisa
mendapatkannya.

Dark Elf itu selalu hidup di dalam hutan, tapi sekarang seorang dark elf
dengan jenis kelamin yang tidak diketahui telah muncul di dalam Kingdom,
mengenaan pakaian mewah yang tidak biasa.

Jika suasana sekitar tidak seabnormal ini, dia pasti akan berasumsi bahwa dia
sedang melihat seorang budak dari seorang bangsawan, yang memiliki hasrat
tertentu.

"...Kamu, apa yang kamu lakukan disini?"

Page | 120
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Pihak lawan bicara benar-benar tidak berhati-hati, dan pelan-pelan semakin


dekat dengannya.

"Ta-Tante, apakah anda adalah orang terpenting di mansion ini?"

Meskipun dia disebut tante, dia tidak keberatan sedikitpun. Untuk elf semuda
itu, usianya pasti sudah tepat untuk memanggilnya tante.

"Bukan-"

Dia akan berkata ini, tapi tiba-tiba, dia mendapatkan firasat yang sangat
buruk.

Dia sangat mempercayai intuisi diri sendiri. Dibandingkan hal yang wajar, dia
mempercayai intuisinya lebih banyak dan karena itu bisa selamat hingga
sekarang. Hal yang wajar bisa mengkhianatinya, tapi intuisinya tak pernah
melakukan itu.

"Ya. Memang begitu. Aku adalah orang yang terpenting di mansion ini."

"Be-begitukah. syukurlah."

Bocah itu tersenyum. Hati Hilma mengobarkan api nafsu, seakan dia ingin
sekali menodai obyek yang cantik. Itu adalah senyum murni semacam itu.

"U-uhh, itu tidak seperti yang aku dengar dari orang-orang sini."

Seakan merespon ucapan si bocah, jendela terdekat terbuka. Disana berdiri


seorang gadis dengan kostum pelayan, tubuhnya membawa bau darah daripada
parfum.

Hilma menutup mulutnya dengan tangan, menahan tangisan putus asa.

Pelayan itu menggenggam lengan seorang pria di lengannya yang manis.


Otot dari bahu lengan itu terlihat seakan baru saja dirobek dari bahunya.

"A-Apa!"

Page | 121
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"E-eh, itu, kelihatannya ada orang yang ingin menyerang mansion ini. Kita
harus menyelesaikan semuanya sebelum mereka sampai sini. Jadi aku
membawanya denganku."

"Tolong jangan memikirkan aku. Sudah lama aku tidak sekenyang ini, dan aku
benar-benar puas sekarang."

Mulutnya tidak bergerak, tapi masih mengeluarkan suara. Itu adalah hal yang
benar-benar mengejutkan, tapi Hilma masih memiliki hal lain yang ingin dia
tanyakan. Terutama tentang apa yang sebenarnya dimakan oleh pelayan itu,
karena itu membuatnya tubuhnya gemetaran terus-terusan. Berharap itu hal yang
berbeda dari ekspektasinya, Hilma bertanya:

"La-Lalu, a-aku juga? Apakah kamu juga ingin memakanku?"

"Ah? Ah, tidak juga. Tante berbeda."

Itu bukan perasaan lega. Intuisinya memperingatkan bahwa takdir yang lebih
buruk menunggunya.

"-Kalau begitu, anak muda, apakah kamu ingin sedikit bersenang-senang?"

Pakaian yang menutupinya sedikit bergeser jatuh, menunjukkan bahunya.

Ini adalah tubuh yang dia banggakan. Sebagai pelacur kelas tinggi, semua
orang yang dia layani adalah bangsawan kelas atas. Oleh karena itu dia
mencurahkan seluruh usahanya untuk mengeluarkan lemak berlebih,
mempertahankan daya tarik dirinya. Tak perduli setulus apapun orang itu, mereka
takkan bisa memalingkan mata darinya; Bahkan seorang anak-anak akan
terangsang. Dia sangat percaya diri dengan aspek ini.

Namun, tak ada emosi yang terlihat di mata remaja itu.

Itu juga berarti bahwa daya tarikku tidak sehebat pelayan di samping!
Meskipun aku sudah berganti usaha, aku masih seorang profesional. Meskipun
jika itu adalah orang tanpa emosi, masih mungkin mengeluarkan hasrat yang
berapi-api! Aku bisa melakukan ini!

Page | 122
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Bergerak melenggak lenggok seperti ular, dia memamerkan tubuhnya yang


luar biasa sambil maju perlahan, semakin dekat dengan sikap yang tidak
mencurigakan.

Namun, dia tidak bisa mendeteksi nafsu bocah itu.

Itulah kenapa perlu menggunakan cara lain. Tangannya pelan-pelan bergerak,


bergerak melewati leher si bocah - lalu mengaktifkan item magic - Vipper's
Tattoo.

Tato ular yang digambar di kedua tangan tiba-tiba menjadi hidup, dengan
ular yang menunjukkan taringnya yang seperti sabit untuk menggigit tubuh si
bocah. Siapapun yang terkena gigitan ular yang mengandung racun neurotoxic
yang kuat ini pasti akan mengejang lalu meninggalkan dunia ini. Bagi Hilma yang
tidak memiliki kekuatan tempur, ini adalah jurusnya yang mematikan.

Namun si bocah dengan cekatan menggenggam ular beracun yang luar biasa
cepat dengan satu tangan dan meremukkannya tanpa ragu.

Tato viper perlahan kembali ke pergelangan tangan. Karena makhluk yang


muncul itu terbunuh, akan memakan waktu satu hari untuk bisa digunakan lagi.
Selama periode ini tidak mungkin bisa diaktifkan lagi.

Setelah mengambil tindakan namun belum memperoleh hasil yang dia


bayangkan, Hilma berada di situasi yang sangat buruk dan akhirnya mau tidak
mau harus mundur pelan-pelan. Apa yang sangat membuatnya takut adalah
kenyataan bahwa meksipun ada rentetan peristiwa yang sudah terjadi, ekspresi
bocah itu tidak berubah sekalipun. Meskipun ketika dia diserang, tak ada rasa
gugup ataupun permusuhan yang bisa terlihat.

"Ah, ah, kalau begitu, ayo... segera bergerak."

"Kemana?"

Saat Hilma mengeluarkan keraguan ini, sebuah luka yang sangat menyakitkan
keluar dari lututnya. Sangat parah sehingga dia pun tidak bisa berdiri, dan roboh
ke lantai tanpa daya.

Page | 123
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Aaaaaahhhhhh!"

Dia mengeluarkan teriakan terluka; luka itu cukup untuk membuatnya


berkeringat deras. Dia tanpa sadar menatap lututnya dan langsung menyesal
melakukannya.

Kaki kirinya terkilir di arah yang berlawanan, tulang yang muncul seperti
merobek dagingnya.

Saat Hilma menangis, dia juga berpikir untuk menggunakan tangannya untuk
menekan area yang terluka, tapi dia ragu-ragu, takut.

Bocah itu menggenggam rambut Hilma dan menyeretnya keluar

Seorang penonton pemandangan ini tidak akan mampu jika dia diseret
dengan kekuatan yang besar. Tenaga si boccah sangat kuat, bahkan membuat
banyak rambutnya tercabut, namun dia tidak memperhatikan ini.

"Tidak! Tidak! Tolong hentikan!"

Bocah itu menatap Hilma yang menjerit, tapi tidak menghentikan langkah
kakinya bahkan sedetikpun.

"Ayo cepat! Kita akan berada dalam masalah jika tidak cepat-cepat!"

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:20

Setelah menyerang mansion tersebut, Entoma Vasilissa Zeta berjalan keluar


melalu pintu utama.

Dia mengambil secarik kertas yang tergeletak di samping kakinya,


Melumatnya hingga menjadi bola dan melemparkannya ke dalam mansion
tersebut.

Page | 124
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Rencana pada awalnya adalah menyapu bersih mansion tersebut dari


manusia, lalu mengambil buku-buku penting dan item-item berharga sebelum
mundur. Seperti pasukan burung, mereka tidak boleh meninggalkan bekas
apapun saat mereka di sana, pada akhirnya rumah itu ditinggalkan dalam
keadaan sama sekali kosong, seakan sudah dibersihkan oleh para pencuri.

Namun, ini juga benar-benar tidak apa karena Demiurge, yang mengirim
Entoma dan Mare kemari, menyebutkan kemungkinan ini. Tapi sekali lagi, jumlah
seluruh waktu yang dihabiskan disini sudah melalui estimasi mereka.

Bersama dengan demon yang lainnya, Mare dan Entoma seharusnya sudah
harus pergi jauh lebih awal. Mare telah mengambil orang yang terpenting di
mansion ini dan pergi terlebih dahulu ke titik pertemuan. Karena masih ada
cukup waktu, demon-demon kelas bawah membawa serta banyak barang-barang
curian dan mempersiapkan semuanya untuk evakuasi.

Seharusnya begitulah jalannya, tapi lalu mereka menemukan tempat


penyimpanan bawah tanah yang benar-benar penuh dengan barang curian dan
obat-obatan terlarang selama proses mundur.

Pekerjaan tambahan itulah yang membuat semakin lambat.

Pertama, area bawah tanah dibagi menjadi banyak kamar, dengan item-item
berharga dan banyak barang murah yang ditumpuk sama-sama, membuatnya
sangat sulit untuk mencari seluruhnya. Pada dasarnya itu seperti mencari pohon
yang khusus di tengah hutan. Meskipun ada Entoma dan para demon, mereka
tidak mungkin bisa memindakan seluruh item-item tersebut, oleh karena itu
perlu untuk mencari pohon yang diinginkan di dalam hutan tersebut.

Jika si wanita yang sudah dibawa oleh Mare masih ada disana, masalah ini
akan bisa diatasi lebih awal, tapi sudah terlambat untuk hal itu.

Entoma dan para demon menumpuk barang-barang yang mereka anggap


sampah ke satu sisi di dalam ruangan itu. Bahkan bagi para demon yang jauh
lebih kuat manusia, ini termasuk pekerjaan yang menyusahkan. Tapi berkat

Page | 125
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

metode dan usaha mereka ini, mereka bisa berhasil membawa seluruh item-item
yang memiliki nilai.

Sebagai orang yang bertanggung jawab, Entoma, yang tetap hingga akhir,
telah memiliki ekspresi yang segar seperti orang yang baru saja menyelesaikan
tugas. Dia melihat ke langit malam, menggunakan tangannya untuk membasuh
keringat. Meskipun dia tidak mengeluarkan satu tetes keringatpun, begitulah
yang dia rasakan.

"Ha, kalau begitu semuanya pindahkan item-item itu~"

Mematuhi perintah Entoma, serangga besar dengan ukurang sebesar manusia


membawa muatan yang berjumlah besar di punggung mereka terbang di langit
malam. Kumbang-kumbang raksasa ini seluruhnya disummon melalui
kemampuan entomomancer miliknya.

Sayap mereka mengeluarkan suara yang berat dan getaran rendah, lalu
serangga-serangga itu terbang dalam barisan yang lurus membentuk formasi
menuju tempat tujuan mereka.

Setelah mengirimkan seluruh serangga untuk mengangkut barang-barang


yang berat secara pribadi, Entoma bertanya-tanya saat dia melihat obyek yang
dia pegang di tangan.

"Ah, aku harus menahan diri untuk tidak makan. Harus, aku harus."

Dengan suara seperti 'bop', dia melepaskan kepala itu, lalu membawa kepala
pria yang sudah putus itu ke area di bawah dagunya. Tangan pria itu lalu
menghilang dengan suara 'chomp chomp chomp' saat tenggorokan Entoma
terus bergerak. Ekspresinya sangat manis, tapi bau darah itu juga perlahan-lahan
menyebar.

"Lemak dari wanita memang lembut dan dagingnya terasa enak. Lemah anak-
anak ukurannya tipis, dan dagingnya juga terasa enak pula. Tapi, ah, yang terbaik
adalah daging yang memiliki tekstur dari pria."

Page | 126
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia dengan cekatan menghindari tulang saat dia makan, lalu melempar sisa
dari kepala itu ke dalam mansion.

"Terima kasih atas makanannya!" (Ucapan yang sering diucapkan oleh orang
Jepang ketika selesai makan.)

Dia membungkuk di arah mansion, lalu, agar tidak terlambat, dia mulai
menuju ke arah menurut perintahnya. Namun dia tidak mengambil banyak
langkah ketika suara yang ada di dekatnya membuatnya berhenti.

"Yo, malam yang indah, ya kan?"

"...Malam ini memang indah, tapi aku rasa tidak seindah itu bagimu?"

Masih tidak jelas apakah yang muncul adalah seorang pria atau wanita.
Meskipun terasa seperti wanita, fisiknya seperti seorang pria.

"Kamu, apa yang kamu lakukan disini?"

"Jalan-jalan."

"...Kamu, apa yang baru saja kamu makan dengan lahap tadi?"

"Daging."

"...Daging manusia?"

Suara wanita yang mirip pria itu sedingin es, namun Entoma tidak terkejut
sama sekali. Dia tidak perduli emosi macam apa yang dikeluarkan oleh manusia
kepadanya. Jika mereka berani ikut campur, mereka akan dihancurkan; jika
mereka tidak ikut campur, mereka akan diabaikan. Jika dia lapar, mereka akan
ditangkap untuk makanan. Bagi Entoma, ini semua adalah tujuan dari keberadaan
manusia itu sendiri.

Perlahan, wanita yang mirip pria itu mengangkat war pick miliknya. Setelah
melihat reaksi ini, Entoma bicara dengan suara susah untuk pertama kalinya.

"Kalau begitu, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Page | 127
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Wanita yang mirip pria itu memiliki ekspresi yang meragukan, dan berpikir
sendiri "Mungkin saja?", tapi tidak mengeluarkannya dengan keras.

"Aku kemari karena pekerjaan. Membuatmu jadi musuh hanya menyusahkan,


dan terlebih lagi perutku sangat kenyang sekarang."

"...Maafkan aku. Aku adalah salah satu dari petualang kelas atas. Ketika
bertemu dengan monster pemakan manusia, aku tidak bisa membiarkanmu lari.
Kehadiranmu di dunia manusia adalah sebuah masalah."

"Ah, menjengkelkan sekali. Tapi kamu memang kuat. Kalau begitu aku akan
menjadikanmu makanan cadangan."

Untuk pertama kalinya Entoma melihat lurus ke arah warrior yang kuat.

Mm, ya, jelas sangat kuat.

Entoma bukanlah seorang warrior murni, jadi dia tidak memiliki cara untuk
mengukur kekuatan dari lawannya. Namun, dia tidak menganggap pihak lain
lebih kuat darinya.

"Oriyaaaa!"

Wanita yang mirip pria itu meluncur, dan mengirimkan war pick miliknya
menghujam turun.

Entoma dengan elegannya menghindari serangan itu, Tapi serangan lanjutan


langsung mengejarnya, dengan war pic yang membuat perubahan signifikan
pada arah separuh ayunan, lurus menuju Entoma. Gerakan ini bukan serangan
yang halus yang mengandalkan tenaga sentrifugal, namun malahan sebuah
gerakan murni yang berdasarkan tenaga kasar dengan jumlah yang di luar logika.

Sekali lagi Entoma berkelebat minggir, dan mengaktifkan kemampuan


spesialnya.

"Ah!? Apakah kamu hanya tahu cara berlari?"

Page | 128
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

War Pick mulai berputar, membuat pusaran angin yang besar berputar di atas
kepala wanita yang mirip pria itu, membuat kusut rambutnya.

"Heh, apakah kamu suka dengan hal-hal yang berputar dan membuat suara
woosh woosh?"

Wanita yang mirip pria itu berdecak dengan lidahnya menjawab ejekan ini.
Ketika Entoma sekali lagi mengaktifkan skillnya, palu tersebut mengayun ke
bawah dari atas. Dengan sedikit kesulitan dia berhasil menghindari dan war pick
itu sendiri tertanam jauh ke dalam tanah setelah luput dari sasarannya.

Entoma tertawa kepadanya yang menggunakan gerakan yang sama.


Ekspresinya tidak berubah, dan isyarat ejekan menunjukkan perbedaan kekuatan
mereka.

Wanita yang mirip pria itu menangkap kecerobohan Entoma yang luar biasa
kuat.

"Hancurlah!"

Setelah memiliki war pick sebagai titik sumbu, tanah di sekitar mulai hancur,
atau lebih tepatnya, bebatuan tersebar. Itu seperti sebuah gempa bumi. Untuk
pertama kalinya, Entoma tidak berhasil mempertahankan postur tubuh yang
santai, tapi efek dari item magic lawan tidak merontokkan semuanya.

Entoma melihat lawannya menarik war pick yang tenggelam.

Dia akhirnya merasa jengkel.

Dia mengutuk kecerobohannya sendiri.

Menghindari serangan sebelumnya memang sangat mudah. Manusia akan


merasa sangat sulit menghindari gelombang kejut (shockwave) yang memecah
bumi karena tanah di sekitar yang rontoh akan membuat kehilangan
keseimbangan. Namun Entoma adalah battle maid dan seluruh item-item magic
yang dia miliki adalah kelas tinggi. Kerusakan dengan level segini bukanlah hal
yang signifikan baginya.

Page | 129
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Namun, ada satu masalah.

Sambil menghindari bebatuan yang terbang, pakaian pelayan yang dia


kenakan menjadi kotor.

Bisakah hal semacam itu dimaafkan? Ini adalah pakaian kelas tinggi yang
diberikan kepada Entoma oleh Supreme Being.

Jadi- berakhir sampai disini saja kalau begitu.

Rasa bermusuhan yang ada dibalik topeng dari wajah Entoma muncul.

Cukup sampai disini.

-Bunuh.

Dia mengeluarkan nafsu membunuh, bukan tipe emosi yang yang dimiliki oleh
manusia ketika bermain-main dengan serangga. War Pick itu terayun dengan
berat ke arah Entoma.

Entoma dengan entengnya mengangkat lengan kirinya untuk menahan palu


itu. Karena dia bukan berada pada level seorang Guardian Floor, hanya dengan
menggunakan tangan kirinya saja untuk menahan palu tersebut tidak mungkin
tidak meninggalkannya tanpa goresan.

Lalu, saat melakukan kontak, suara yang terdengar bukanlah logam yang
mengenai daging namun lebih kepada suara logam yang berbenturan dengan
obyek yang keras.

Sebuah perisai menempel di lengan kiri Entoma. Ini bukan metafora


berlebihan. Sebuah serangga berkaki delapan menempel sendiri ke pergelangan
Entoma.

"A-Apa ini!"

"Tahukah kamu, aku adalah seorang entomomancer. Jadi aku bisa memanggil
dan menggunakan mereka sesuka hati."

Page | 130
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia mengulurkan lengan kanannya dan seekor serangga terbang dari


kegelapan. Seekor serangga yang panjang mirip dengan sebuah broadsword
menempel sendiri ke punggung lengan kanan Entoma.

"Ini adalah serangga pedang dan serangga armor. Pada awalnya aku tidak
berencana membunuhmu, tapi kamu tidak bisa dimaafkan!"

Entoma mengambil satu langkah ke depan dan menusukkan pedangnya.

Armor dari wanita yang mirip pria itu retak dan darah mengalir keluar, tapi ini
jauh dari luka fatal. Dia benar-benar tidak mampu menghindari pukulan serius
dari Entoma tapi hanya mengalami cedera ringan.

Dia baru saja mendeklarasikan diri sebagai warrior kelas tertinggi di dalam
Kingdom, dan ini bukan hal yang berlebihan. Pada levelnya saat ini, tak ada lagi
tantangan apapun.

Meskipun Entoma bukanlah seorang warrior murni seperti Yuri, dia masih
seorang battle maid dan memiliki kekuatan yang jauh dari jangkauan manusia.

Dia sekali lagi meluncurkan sebuah tebasan, menyebabkan darah mengalir


keluar dan menodai pipinya.

Kali ini serangan yang menyebabkan luka itu lebih besar dari yang
sebelumnya, dan bukan lagi cedera ringan.

"Gerakanmu berubah! Apakah ini adalah dirimu yang asli?!"

Wanita yang mirip pria itu sekali lagi meraung-raung, mengayunkan war pick
itu menghujam ke bawah dengan berat. Namun kumbang armor Entoma
mementalkan palu itu. Benturan yang kuat mengalir ke seluruh tubuh wanita
yang mirip pria tersebut, membuatnya tidak mampu lagi mengambil satu langkah
pun dari kekuatannya yang penuh. Saat dia berusaha bergerak, harga dirinya
memicu kemarahan dahsyat di dalam dirinya.

Wanita yang mirip pria itu mengumpulkan kemarahan yang membara dari
dalam dirinya, meluncurkan kombinasi serangan dengan halus. Serangannya

Page | 131
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mengamuk seperti sebuah angin topan yang hebat. Aspek mengerikan ini dibuat
melalui pengaplikasian 'martial art' yang unik di dunia ini. Namun, Entoma
menggenggam kumbang armor dan serangga pedang dengan ahli, dan sama
sekali tidak terluka oleh serangan kombo lima belas ini.

Entoma tidak tahu jika serangan sebelumnya adalah tebasan dari Blue Rose
Gagaran yang memanfaatkan banyak macam martial art di waktu yang sama -
sebuah kombo super. Masing-masing serangan yang muncul memiliki beban
kekuatan penuh miliknya. Bahkan mampu menghancurkan martial art 'Fortress',
dan hanya jenius dalam jumlah kecil yang bisa menggunakan skill bertahan
'invulnerable Fortress' yang bisa menahan serangan ini. Namun Entoma hanya
mengandalkan ototnya yang tumbuh secara alami untuk menahan.

Ini karena perbedaan level antara dua individu tersebut, dan juga karena
perbedaan yang luar biasa absolut antara kemampuan fisik dari dua ras.

Keputusasaan muncul di mata lawannya, tapi Entoma tidak merasakan


apapun. Dia hanya ingin membunuh lawannya.

"-Fuuuu~"

Wanita yang mirip pria itu menghembuskan udara seakan dia baru saja
muncul dari dalam air dan menghentikan serangan-serangannya yang ribut.
Serangga pedang di lengan kanan Entoma mundur seperti sebuah busur dan
malayang ke arah dada wanita yang mirip pria itu seperti sebuah anak panah.

Targetnya adalah dada Gagaran. War Pick tersebut melayang di udara, tapi
gerakannya sepelan kura-kura. Serangan Entoma menusuk dada Gagaran
sebelum dia bisa meresponnya.

Atau begitulah seharusnya.

Sebuah pedang membelah udarra. Karena serangga pedang telah kehilangan


sasarannya, serangga pedang itu melayang dalam malam.

Dengan sebuah suara "fuu", Entoma memindahkan tatapannya untuk mencari


penyusup yang membuat gangguan.

Page | 132
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Di kejauhan ada seorang gadis dengan pakaian serba hitam. Di belakangnya


ada wanita mirip pria yang sedang bernafas dengan susah payah.

"Maafkan aku, Tia. Aku kira aku sudah tamat."

"Ternyata, darah yang mengalir di dalam Gagaran benar-benar merah~"

"Dasar brengsek! Kamu sudah berkali-kali melihatku terluka sebelumnya!"

"Aku bahkan mengira kamu akan mengeluarkan darah hijau. Peningkatan


Tenaga!"

"Daripada disebut 'Peningkatan Tenaga' itu lebih seperti sebuah perubahan


ras!"

"Perubahan kelas kalau begitu!"

Mendengar percakapan mereka yang santai, Entoma pun merasa cemas.


Sebagai lawan yang kuat, memang perlu untuk menunjukkan dengan jelas
perbedaan kekuatan dalam sekali tatap sambil di waktu yang sama menentukan
posisinya sndiri.

"Yah, sudah waktunya mengakhiri ini. Apakah kalian sudah mengucapkan


perpisahan?"

Untuk pertama kalinya, Entoma menunjukkan sikap siap tempur. Wanita yang
mirip wanita - Gagaran - bukanlah lawan yang menakutkan; masalahnya adalah si
pendatang baru - Tia. Jika pakaiannya bukan seorang assassin, maka itu adalah
seorang ninja. Syarat untuk bisa memiliki kelas job itu adalah level enam puluh.

Jika dia benar-benar seorang ninja, maka bahkan Entoma tidak akan mampu
memperoleh kemenangan dengan mudah. Sekarang bukan waktunya 'Akhiri
pertempuran ini dengan menahan kekuatan penuh!"

"[Spider Talisman]!"

Gerakan Entoma bahkan lebih cepat dari lawannya saat dia mengaktifkan
empat buat talisman yang ada di lengan kanannya.

Page | 133
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Saat talisman itu jatuh ke tanah, berubah menjadi laba-laba yang besar sekali.

Level dari mantra ini sama dengan mantra Summon Monster tingkat 3, karena
makhluk yang disummon ini bukanlah monster yang kuat, tapi sudah merupakan
bantuan yang besar dalam mengukur kekuatan lawan yang sebenarnya. Terlebih
lagi akan bisa membuat dirinya mengulur waktu untuk mempersiapkan
pertempuran.

Meskipun senjata yang dibuat dari serangga memang kuat, mereka memiliki
banyak kelemahan. Salah satunya adalah senjata yang disummon itu memerlukan
jumlah waktu yang tidak sedikit.

"[Shadow Clone]"

Saat ninjutsu dari Tia diaktifkan, gambarannya berkedip dan Tia 'yang lain'
muncul di tempat asal.

Selama ini Entoma mewaspadai Tia. Tiruan dirinya dari skill 'Shadown Clone'
memiliki setidaknya seperempat kekuatan tempur dari tubuh aslinya, tapi hanya
kemampuan penghindaran dari bayangannya yang tergantung dari jumlah
kekuatan magic yang diberikan oleh tubuh utama, tak lebih. Bayangan ini
mungkin adalah lawan yang kuat untuk talisman spider, tapi bagi Entoma itu
adalah hal yang enteng.

Namun, masalah sebenarnya adalah seberapa baik tubuh aslinya dalam hal
bertarung. Entooma memanggil senjata pembunuhnya - serangga proyektil baja.
Di waktu yang sama, dia menempelkan sebuah talisman kepada dirinya sendiri
dan mulai memperkuat kemampuannya.

Serangga proyektil baja terbang dari titik yang tidak diketahui dan menutupi
seluruh pergelangan lengan kirinya dengan rapat.

Ini adalah serangga dengan panjang tiga sentimeter yang memiliki kilauan
logam, dengan tubuh yang berbentuk segitiga dan ujung yang setajam silet,
penampilannya mirip dengan peluru. Sedangkan untuk kegunaan dari serangga
ini, tentu saja, sesuai dengan bentuknya yang seperti peluru.

Page | 134
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Agar bisa menghindari serangan dari laba-laba talisman, tiruan bayangan itu
harus menggunakan kekuatan penuh, dan tubuh utemanya harus ikut bertarung
bersama dengan tiruannya. Setelah lama bertarung seperti ini, mereka hanya
berhasil membunuh satu ekor laba-laba talisman, jadi kelihatannya level Tia tidak
lebih tinggi dari Entoma. Jika ini masalahnya, bahkan jika tetap berlanjut
bertarung melawan Gagaran, kemenangan masih tetap dipegang.

-Kelihatannya semua ini seperti yang kuduga.

Tidak ada ampunan. Dengan menggunakan kekuatannya yang luar biasa


untuk membawa kemenangan yang cepat.

Beban dari lengan kirinya membawa kepuasan bagi Entoma dan dia
mengarahkannya langsung kepada Tia.

Pergelangan kiri dari Entoma beberapa kali lebih tebal dari biasanya karena
serangga yang menutupi pergelangan itu. Mengikuti gerakannya, seluruh
serangga itu mulai bergerak bersamaan dari pergelangan kirinya, bergegas
menuju ke langit. Berkumpul menjadi satu kelompok, sayap-sayap dari serangga
itu memberikan suara yang mirip dengan pistol otomatis. Bahkan laba-laba
talisman yang berada dalam jangkauannya dirobohkan dengan kejam, dalam
sekejap, total seratus lima puluh serangga menuju Tia.

Satu serangga sudak cukup untuk melubangi baja, dan yang ini seratus lima
puluh serangga bahkan bisa melubangi pohon raksasa. Di hadapan rentetan
peluru yang mematikan. Tia mengaktifkan ninjutsu miliknya.

"[Immovable Adamantine Shield]"

Sebuah perisai besar bersinar dengan banyak warna muncul di sekitar Tia.
Sinar ini sudah cukup untuk membelah perisai hexagonal gelap yang besar,
membuat benturan dengan rombongan serangga. Dalam sekejap, perisai ini
pecah menjadi suara yang renyah, namun saat ini peluru badi serangga juga tidak
bergerak, dan Tia yang sedang berdiri di belakangnya tidak mengalami cidera.

Page | 135
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Entoma berdecak dengan lidahnya meskipun dia memang tidak memilikinya.


Memaksa lawannya untuk menunjukkan kartu as yang tersembunyi satu demi
satu pasti akan membuat jalan menuju kemenangan. Meskipun serangannya saat
ini bisa ditangani seakarang, saat serangannya bisa menembus, mereka pasti
akan disapu bersih seperti air bah dari bendungan yang hancur.

Entoma menggunakan serangga pedang untuk mementalkan kunai yang


datang dan perisai serangga digunakan untuk melawan pukulan Gagaran yang
datang dari atas. Itu adalah pukulan yang luar biasa kuat yang turun dari atas,
mebuat luka signifikan pada armor serangga sehingga mereka mencicit karena
terluka.

Mata Entoma seharusnya sudah menjadi buta karena sinar mencorong yang
dikeluarkan oleh perisai adamantite, dan oleh karena seharusnya tidak mungkin
bisa bertahan terhadap serangan kejutan dari Gagaran. Namun mata Entoma
tidak terpengaruh oleh hal semacam itu. Jangkauan matanya lebih luas daripada
manusia, dan mampu menutup arah dari serangan ini.

Di waktu yang sama saat dia memutuskan serangan lanjutan ini menjadi
sangat berbahaya, tubuhnya menggelinding seakan berada di atas danau -
kelihatannya tanpa menggerakkan kakinya, tubuhnya sudah menarik jarak yang
jauh dari Gagaran. Meskipun Gagaran memiliki fisik yang besar, gerakannya
sangat lincah dan dia hampir sembuh dari lukanya. Gagaran berdiri di samping
Tia, meremukkan serangga peluru baja yang membuat suara meledak, saat dia
berbicara dengan suara dingin:

"Ini tidak baik: Aku tidak yakin jika kita bisa menang melawannya. Apa yang
barusan tadi? Bukankah timing kita sudah sempurna? Dia jelas-jelas tidak mampu
melihat ke arah ini, namun masih bisa menahan."

"Sebuah jangkauan pandangan yang luas mungkin?"

"Daripada seperti itu, kelihatannya ada alasan yang lebih tidak terbantahkan.
Dia memiliki kemampuan serangga, jadi kelihatannya dia menggunakan
semacam magic sensor yang spesial... Ngomong-ngomong, dia memiliki

Page | 136
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

keunggulan yang luar biasa. Mengapa dia tidak menyerang kita ketika kita
sedang bicara?"

"Hanya predator sejati yang akan membunuh ketika sudah memutuskan


kekuatan sebenarnya dari sang mangsa."

"Jadi seperti itu. Dia sedang menunggu batas dari kekuatan kita, sangat
berbeda sekali dengan chibi-chan kita. Dia yang sangat hati-hati ini benar-benar
menyusahkan."

"Dianggap remeh oleh manusia hingga seperti ini benar-benar tidak enak.
Yah, ada alasan lain tapi.. Hore, ayo kemari. Kalau begitu serangga sudah tidak
dibutuhkan lagi."

Serangga yang menempel di pergelangan tangan kanan Entoma jatuh ke


tanah satu persatu, dan menghilang ke dalam kegelapan dengan suara berdesir.

"Sebagai gantinya... Majulah."

Seekor serangga dengan besar yang sama dengan kelabang Panjang


tubuhnya lebih dari sepuluh meter, Di bagian mukanya memiliki gigi yang tajam
dan matanya masih tertutup.

Ini adalah serangga terkuat yang Entoma miliki, seorang entomomancer, bisa
memanggil - cambuk seribu serangga.

Entoma memperkuat dua kakinya. Dia sudah mengetahui kecepatan serangga,


kemampuan menyerang, kemampuan bertahan, kemampuan penghindaran dan
kecepatan gerakan dari dua manusia di depannya. Meskipun dia tidak terlalu
yakin dengan kemampuan Tia yang beradaptasi dengan situasi baru, itu sudah
cukup membuatnya takut.

"Ah."

Entoma menggunakan tangannya untuk menyentuh dagunya, yang tertutup


oleh cairan lengket transparan.

Page | 137
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tadi, perutku sudah penuh. Setelah sedikit berolahraga, sekarang sudah


mulai lapar dan melilit."

Yang menempel di tangannya ada air liur miliknya. Ini adalah bukti terjelas
bahwa dia sedang ingin membuat manusia sebagai santapannya.

Manusia adalah makanan favoritnya. Hingga saat ini, dia hanya bisa
menyantap kue sayuran untuk memuaskan nafsu makannya, tapi tentu saja dia
tidak membenci Supreme Being karena ini. Terlebih lagi, dia diberikan izin untuk
memakan salah satu pergelangan tangan manusia yang dicabut ketika percobaan
healing, diambil dari seorang pria yang diculik dari desa tertentu. Dia berpikir ini
sebagai isyarat pribadi dari kebaikan yang besar dari Ainz-sama.

Bagi Entoma yang sudah menahan diri selama ini, manusia elit di depannya
adalah makanan dengan kualitas tertinggi. Dia tidak bisa mengusir mereka tanpa
merasakan satu gigitan dahulu!

Dua orang yang bermandikan nafsu makan Entoma tiba-tiba gemetar. Ini
bukan reaksi suram dalam menghadapi nafsu membunuh dari musuh yang kuat,
tapi lebih kepada rasa tidak suka secara psikologis yang terjadi secara alami
karena dilihat sebagai sasaran mangsa predator makhluk hidup. Dan ini membuat
mereka gemetar tanpa sengaja.

"Aaaaaaahhh!"

Derit nada tinggi Entoma lebih cepat dari suara papan sterofoam yang patah.
Ini adalah pertama kalinya bagi Entoma melakukan serangan pendahuluan sejak
awal pertarungan tersebut. Sebagai seorang predator yang sedang menangkap
buruannya, dia langsung merangsek dengan kecepatan yang luar biasa.

Dia menggunakan perisai serangga untuk menahan kunai yang dilemparkan


hingga enam kali terus menerus, dan semakin dekat dengan mangsa-mangsanya.

Ketika dia melihat Gagaran mengayunkan senjatanya dan melangkah maju


untuk bediri sebagai barisan depan, Entoma sudah memutuskan lawan mana
yang akan dicabut kemampuan tempurnya dahulu.

Page | 138
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tangan kanannya mengacungkan sebuah cambuk. Jika itu adalah cambuk


yang panjang kecepatan dari ujung akhir cambuk akan relatif lambat. Ini memang
bisa diduga meskipun jika itu digunakan oleh Entoma yang memiliki kekuatan
manusia super. Namun ini hanya logis jika yang diacungkan adalah cambuk biasa.

Makhluk yang diayunkan kesana kemari adalah serangga paling kuat yang
bisa disummon oleh seorang entomomancer Entoma.

Pada awalnya seharusnya itu menjadi sebuah cambuk dengan bentuk kasar
busur, tapi akhirnya meluncur dengan sudut yang tidak bisa dibayangkan.
Cambuk ini seperti perpanjangan tangan Entoma, dan bengkok dengan
membentuk huruf S, sebelum cambuk itu meluncur ke arah Gagaran dengan
kecepatan cahaya.

Itu adalah makhluk hidup yang di saat yang sama adalah senjata, dan
menyerang dengan cara yang tidak alami sebgai sebuah senjata. Bahkan
petualang dengan pengalaman yang besar takkan pernah mendengar hal ini,
jangan menghadapinya sebelum ini. ketika baru melihatnya untuk pertama kali,
tak tahu apa yang harus dilakukan adalah hal yang wajar.

Tapi kenyataan mereka bisa menghindari itu membuktikan bahwa mereka


memang petualang dengan peringkat adamantite.

Cambuk serangga akan mengenai sisi tubuh Gagaran, namun dia tersandung
untuk menghindari serangan itu.

"Hati-hati!"

-Bersamaan dengan teriakan Tia, Gagaran terdorong ke atas. Ini adalah skill
ninjutsu dari Tia - 'Bursting Flame Column'. Ledakan yang yang kelihatannya
meledak sendiri dan api yang mengelilingi mereka berdua, serta cambuk seribu
serangga, yang telah melakukan perubahan seratus delapan puluh derajat
dengan arah dari belakang Gagaran, hanya berhasil menyerang titik dimana
kepalanya tadi.

Page | 139
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jika bukan karena gerakan yang hampir bunuh diri ini, tidak diragukan lagi jika
kepala Gagaran akan tertusuk oleh cambuk seribu serangga. Itu adalah
penghindaran yang hebat. Namun, serangan Entoma belum selesai. Seakan
ditarik oleh benang, cambuk seribu serangga menyerang dari sudut yang sulit
ditahan, berubah terus menerus seakan menyerang Gagaran dengan serangan
enteng.

Di waktu yang sama, Entoma melemparkan sebuah talisman ke arah Tia -


sebuah talisman burung petir (thunderbird). Di tengah-tengah udara, talisman itu
berubah menjadi burung kecil yang mengeluarkan listrik biru putih, dan
mengarah kepada Tia.

Jika ada dua lawan, biarkan salah satunya ditangani oleh serangga. Ini adalah
letak dari kekuatan seorang entomomancer.

Ada ledakan petir, dan sinar biru putih yang menyebar ke segala penjuru. Apa
yang muncul adalah Tia, yang sedang menahan lukanya, dan Gagaran, yang
sedang kesulitan mementalkan cambuk seribu serangga.

"Sialan! Serangga-serangga ini benar-benar menjengkelkan!"

Kepala Gagaran didorong oleh war pick miliknya, dan tubuhnya diselimuti
oleh serangga dengan panjang sepuluh meter sehingga membuatnya tidak bisa
bergerak.

Tia mengambil langkah maju dan menusuk dengan belati magic miliknya.
Serangan itu berbenturan dengan perisai serangga Entoma dan mengeluarkan
suara logam yang keras.

"Flurry of thunderbird talismans~"

Entoma memegang banyak talisman di lengan kirinya dan melemparkan


mereka keluar. Talisman-talisman ini berubah menjadi banyak burung petir yang
lebih kecil dari sebelumnya. Mereka bergegas menuju Tia, yang sedang berusaha
menyembunyikan diri. Tidak mampu menemukan targetnya, burung-burung kecil
ini terbang ke belakang Tia.

Page | 140
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tia tiba-tiba muncul di belakang Entoma dari sebuah bayangan yang ada di
luar garis pandangannya. Ini adalah kemampuan yang menggunakan bayangan
untuk berpindah dalam jarak dekat. Namun Entoma sudah mengetahui hal ini
karena antena dari beberapa serangga bisa merasakan perubahan aliran udara di
sekitar. Ini adalah kemampuan merasakan yang kuat yang dimiliki oleh Entoma.

Dia melemparkan beberapa peluru baja yang tersisa kepada Tia yang muncul
dari bayangan.

"Ku...!"

Sebuah erangan luka datang dari bayangan dan bau darah segar merebak ke
udara. Menghadapi Tia, yang sedang berdarah-darah tapi masih tetap memiliki
semangat bertarung, Entoma melakukan inisiatif serangan lanjutannya.

"Scattering explosion talisman!"

Ledakan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya muncul di depan Tia,
mencerahkan gelapnya malam. Melawan Tia yang sudah terlempar dan jatuh ke
lantai, Entoma sekali lagi melemparkan sharp cutting talisman dan rushing wind
talisman. Tia diselimuti oleh darah dan bahkan tidak memiliki waktu untuk
bangun sebelum dia ditebas lagi, terlempar dan jatuh ke tanah.

"Tia! Dasar pelacur serangga!"

Suara mengutuk datang dari Gagaran, yang sedang terikat erat menjadi
sebuah bola oleh cambuk serangga.

Rencana asal mereka adalah ketika Gagaran menggunakan kekuatan kasarnya


untuk mengikat serangga cambuk, Tia akan mengambil kesempatan untuk
meluncurkan serangan kejutan pada tubuh utama Entoma.

Entoma mengejek hal ini di bawah topengnya.

Makhluk yang benar-benar bodoh. Sebagai seorang battle maid dari Great
Tomb of Nazarick, menang atas manusia dengan level seperti ini memang bisa
diduga. Pilihan yang terbaik bagi mareka seharusnya adalah mengabaikan

Page | 141
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

kenyataan bahwa dia sedang memakan daging manusia dan kabur dengan
seluruh kekuatan mereka. Itu terjadi hanyalah karena mereka sudah membuat
pilihan yang salah, sehingga skenario ini harus dibuka.

"...Meskipun perintahnya berbeda dari apa yang aku bayangkan, biar saja, tak
ada lagi yang bisa dilakukan. Kalau begitu, yang mana yang harus aku makan
dahulu? Otot yang mengembang pasti rasanya sangat enak ne~"

Entoma sekali lagi memanggil sebuah serangga, tetapi bukan tipe yang
memiliki kemampuan tempur yang sengit. Jarum suntik yang panjang di
tubuhnya mengandung pembius.

Entoma memegang serangga itu dan melangkah dengan cepat menuju Tia.

Kelihatannya dia bisa membawa makanan spesial dari daerah sebagai oleh-
oleh. Ada banyak yang ada di Great Tomb of Nazarick yang sangat ingin
menangkap manusia untuk dimakan.

Mereka pasti senang sekali dengan hadiah ini.

"Eh? Apa?"

Insting Entoma yang tinggi memperingatkannya terhadap obyek dingin


panjang dan sedang melayang ke arahnya dari atas kepala Entoma dan dia
cepat-cepat mengambil jarak menjauh. Di waktu yang sama, sebuah senjata yang
panjang menusuk titik yang baru saja ditempati Entoma.

Senjata itu seerti sebuah tombak kristal yang digunakan oleh para knight, tapi
itu bukan item biasa. Tidak sedikitpun retak yang terlihat pada tombak kristal itu
yang telah berhasil menghancurkan bebatuan.

"Apakah itu... magic?"

Magic caster sistem spirit Entoma merasakan sesuatu dari tombak ini.

"Kamu benar. Ini adalah mantra tingkat 4 'Crystal Lance'!"

Page | 142
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Yang menjawab pertanyaan Entoma adalah seseorang yang perlahan-lahan


turun ke arah bebatuan yang baru saja dihancurkan oleh tombak tersebut. Itu
adalah seorang gadis dengan suara tomboi, memiliki fisik kecil dan mengenakan
sebuah topeng dan jubah.

Lawan lain lagi, Entoma bergumam sendiri. Penyusup lain telah muncul di
tengah-tengah ketika sedang menangkap mangsa yang lezat. Keji sekali dia
masih harus menahan godaan makanan yang lezat.

"Mari kita akhiri disini?"

"...Siapa kamu? Aku bisa memaafkanmu jika kamu segera meninggalkan


tempat ini. Anak-anak memang lembut, aku suka itu, tapi mereka tak pernah
memiliki daging yang cukup. Aku akan bermain-main denganmu nanti, setelah
aku memakan mereka berdua."

"Jadi dirimu memang seperti itu; seorang monster pemakan manusia ya kan?
Bahkan mengenakan pakaian pelayan, lelucon macam apa yang ingin kamu
lakukan? Siapa yang ingin monster berbau darah sepertimu di sekeliling
mereka?"

"aPA yAng KAMu KataKAn?! ANJing BEtiNA!"

Tanpa berhenti berpikir, Entoma mengeluarkan suara aslinya, lalu segera


menutup tenggorokannya sendiri.

Hinaan itu sudah cukup membuatnya kehilangan kesabaran dan dia takkan
pernah memaafkan ucapan gadis ini. Itu bukan karena nafsu dari predator utama,
tapi karena dia sangat bad mood sekali saat ini, sehingga dia ingin merobek-
robek wanita yang ada di depannya hingga berkeping-keping.

Apa yang dikatakan wanita ini? Bagiku, seorang battle maid, yang merupakan
perwujudan level tinggi di dalam Great Tomb of Nazarick?!

Kemarahan tertumpah keluar dari lubuk hatinya yang dalam.

"AKAN kubuNUH kaMU!"

Page | 143
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia tidak bisa berhenti berteriak dengan suara aslinya, tapi menahan diri dari
menarik kata-katanya kemudian.

"Evileye!"

Tia berteriak ke gadis bertopeng yang datang. Entoma berbicara kepada


lawan yang sudah diputuskan untuk dihabisi dengan kekuatan penuh:

"Aku penasaran apa yang kalian berdua lakukan.. wah, wah, ingat pelajaran
pertama. Mengukur perbedaan kekuatan antara dirimu dan lawanmu. Yang ini
lebih kuat dari kalian berdua... tapi lebih lemah dariku."

Evileye lalu berteriak:

"Jadi rekan-rekanku benar-benar di bawah 'perawatanmu'? Monster.


Datanglah, biarkan aku merasakan menjadi korban pelecehan."

Entoma yang tidak tahu jika kemarahan telah terbakar dibalik topeng
lawannya.

Entoma, yang benar-benar terluka dengan niat membunuh, berlari maju. Di


otaknya yang didominasi kebencian, dua orang itu sudah menjadi gangguan
yang memiliki level yang sama dengan kerikil di jalanan.

Dia benar-benar berkata tidak ada yang yang menikmati menemaniku.

Kalimat yang sama diulang terus menerus di otaknya.

Di waktu yang sama cambuk serangga mulai bergerak. Entoma menyisakan


sekitar satu meter, dan membentuk sisanya menjadi bola yang besar. Tentu saja
Gagaran yang menjadi inti dari bagian bentuk ini.

"Mati saja bersama dengan teman-temanmu, wanita yang tidak


menyenangkan!"

Entoma mengayunkan cambuk seribu serangga ke bawah seperti palu.

"Hmph. Serangan yang membosankan."

Page | 144
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye tetap bersantai.

"[Reverse Gravity]"

Entoma menahan magic tersebut, tapi cambuk serangga itu kehilangan beban
gravitasinya sehingga melayang ke udara.

Jika pemakai equipmentnya berhasil ditahan sepenuhnya, equipment itu akan


menjadi beban. Namun dalam kasus senjata serangga, bukan pengguna dari
equipment itu sendiri namun lebih kepada serangga tersebut yang harus
melawan.

Karena sudah seperti ini, meskipun jika Entoma tidak terpengaruh, masih tetap
memberi pengaruh kepada senjata serangganya. Ini adalah salah satu kelemahan,
meskipun serangga bisa menyerang dengan acak.

Meskipun jika itu Entoma, dia harus menyingkirkan rencana aslinya ketika
menghadapi magic seperti ini.

Merasakan niat dari Entoma, cambuk serangga itu dengan indahnya


melepaskan diri dari Gagaran. Dengan kecepatan menarik seperti pita pengukur
(yang sering digunakan oleh pekerja bangunan), serangga itu membentuk kuda-
kuda cambuk serangga dengan panjang sepuluh meter. Ketika ini terjadi, Evileye
memberikan arahan kepada Gagaran yang masih terguling di tanah.

"Gagaran! Minggir! Pergilah dan cepat sembuhkan luka Tia! Jika kamu sudah
menggunakan tenaga sarung tanganmu, maka gunakan potion penyembuh!"

Manusia yang terluka sudah sembuh. Jika hanya itu, maka tidak ada masalah
lagi. Kenyataan bahwa mereka berdua adalah lawan dari Entoma tidak berubah,
tapi mempertimbangkan ucapan dari magic caster yang ada di depannya, situasi
ini berbeda.

Evileye dan Entoma berada pada level yang sama. Jika mereka membantu
magic caster itu, situasi akan sangat tidak menguntungkan.

Page | 145
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Kali ini, Entoma memutuskan untuk menggunakan kartu as terkuatnya yang


sebenarnya tidak ingin digunakan.

Dia sudah menggunakannya untuk mengeliminasi seluruh musuh di dalam


mansion itu dengan sebuah nafas, menyisakan dua lagi untuk digunakan.

Itu adalah nafas yang diberikan oleh lalat-lalat karnivora, fly breath.

Nafas seperti itu dikeluarkan untuk makan daging, tapi lalat-lalat akan
menempelkan belatung mereka di dalam tubuh mangsa. Belatung itu akan terus
memberikan luka dari dalam tubuh korbannya. Bahkan yang lebih mengerikan
adalah langkah selanjutnya, dimana kumpulan lalat dalam jumlah besar akan
keluar dari mayat itu, lalu menyerang makhluk lain tanpa memepedulikan
siapapun di dalam area efeknya, dengan pengecualian pengguna dari
kemampuan itu.

Entoma melebarkan tenggorokannya. Mulutnya yang asli yang melakukan


omongan pada dasarnya adalah rahang bagian bawahnya. Bagi orang lain, itu
memang pemandangan yang mengerikan, seakan rahang itu sendiri terpisah.

Dari sana dia memuntahkan gerombolan lalat.

"Kamu! Jangan-jangan itu kekuatan dari demon god! Kalau begitu!"

Evileye, yang membalas mengeluarkan kabut putih.

Meskipun asap dingin untuk melawan serangan itu adalah gerakan yang
cerdas, untuk menetralkan sama sekali efek itu sangat sulit. Magic yang paling
tepat untuk digunakan adalah magic ledakan untuk membakar seluruh
gerombolan lalat.

Lawannya telah melakukan kesalahan.

Otak Entoma sudah membayangkan skenario dimana Evileye dimangsa oleh


belatung, tapi magic untuk melawan yang digunakan jauh diluar perkiraannya.

Page | 146
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Seluruh lalat yang diselimuti oleh kabut putih berjatuh di udara, lalu kabut itu
sendiri menyelimuti Entoma. Dalam sesaat, Entoma merasakan luka yang sangat
pedih.

"Uwaaaaaaaaaahhhh!"

Wajah maid entomomancer itu mengepulkan asap seakan asam telah


dilemparkan ke mukanya.

Pada awalny tujuannya hanyalah untuk menetralkan air ludah berasap dari
lawannya, dan mereka tidak menduga jika itu akan menunjukkan wajah
sebenarnya dari musuh...

"hey, hey, jangan-jangan ini kesempatan kita?"

Gagaran yang sudah bersiap bertempur berdiri dengan war pick miliknya dan
memeriksa kesempatan untuk menyelesaikan pertempuran ini. Jika dia sadar
untuk mengukur kekuatan musuh, maka perlu untuk segera mengakhiri
pertempuran ini dalam satu kali sapuan.

Gagaran tidak mengejar dengan serangan karena cambuk serangga raksasa


dengan panjang sepuluh meter mulai bergerak tidak karuan, tidak
memperbolehkan dirinya untuk mendekat. Namun, ini bukan apa-apa melainkan
kejang-kejang dari musuh yang sudah kalah.

"Ini... magic macam apa ini?"

Evileye membalas pertanyaan Entoma.

"Magic pembasmi serangga 'Vermin Bane'. Dua ratus tahun yang lalu ada
seorang demon god serangga, dan magic ini dikembangkan untuk tujuan
menangkal serangga yang digunakan oleh individu itu. Yah, itu sebenarnya
adalah magic yang merupakan ideku."

"Hey! Seharusnya tidak masalah bagi kita ya kan?"

"Memang tidak terluka. Terutama efektif terhadap serangga, tapi tidak


menyebabkan sedikitpun luka pada organisme lain."

Page | 147
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Wajahnya meleleh."

"Tia, itu adalah wajah aslinya...Huh! bukan, itu bukan wajah!"

Saat Evileye berteriak, seluruh wajah maid itu rontok, seperti sebuah
pemandangan dimana kulit wajahnya terkelupas dan jatuh ke tanah. Ada
perbedaanya. Kulit wajah yang jatuh ke tanah memiliki banyak kaki serangga di
bagian belakang.

"Jangan-jangan... itu adalah topeng yang terbentuk dari serangga..."

"kAHoooOOoH"

Tenggorokan maid itu menampakkan diri. Sebuah celah muncul pada


tenggorokan yang kelihatannya keras, dan sebuah gumpalan cairan yang besar
keluar. Itu seperti muntahan, tapi perbedaan terbesar dari itu adalah kenyataan
bahwa obyek ini masih merangkak di tanah.

"Apa..."

Ini benar-benar membuat ternganga, bahkan Evileye pun juga terkejut. Itu
adalah pertama kalinya dia melihat pemandangan seperti itu di dalam
kehidupannya yang lama.

"-Serangga Bibir."

Tia berseru ke arah makhluk yang seperti lintah yang tertutup lendir yang
terlihat seperti bibir manusia. Dengan suara 'ah, ah', mengeluarkan suara maid
yang manis.

Di dalam tatapan semua orang, tangan maid yang menutup wajahnya itu
perlahan turun, menunjukkan penampilan yang sangat mirip dengan serangga.

Penampilanyang mengerikan itu membuat anggota Blue Rose secara tak


sadar mengambil langkah mundur. Meskipun mereka sudah mengalami teror
ketika topeng serangga itu terjatuh karena magic pembasmi serangga,
pemandangan ini memicu ketakutan mereka lagi.

Page | 148
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebuah monster yang jauh dari dunia ini telah menyerang. Mereka pun
akhirnya merasakan ada sebuah bayangan yang menyelimuti dunia ini.

"kaMU beNAR-BEnar, BEraniNYA KAmu..."

Suara kaku itu sulit didengar.

"Bukankah suaranya tambah imut? Secara pribadi aku lebih suka suara ini."

Kebencian Gagaran sudah berada di ujung letusan. Dia adalah anggota Blue
Rose yang paling manusiawi. Dia dipenuhi dengan emosi saat dia berdoa
terhadap jiwa dari seorang gadis yang sudah menjadi korban dan memberikan
suara kepada serangga bibir lalu mempererat genggaman tangan pada
senjatanya semakin erat.

"BEraninya KALIan yang haNYA MANUsia AaAaAhhHHh"

Di dalam pertarungan sebelumnya dia selalu bertarung dengan lawan yang


mudah. Namun kali ini dia tidak dapat memiliki semangat yang santai.

Yah, tidak perlu menahan diri lagi. Waktunya untuk mengeluarkan serangan
sengit.

"Pertarungan sebenarnya dimulai sekarang! Tak ada dari kalian yang bisa
bersantai! Bersiaplah untuk meluncurkan serangan yang jauh lebih sengit dari
sebelumnya!"

Evileye memperingatkan dua orang lainnya, tapi mereka sudah memprediksi


ini sebelum dia bicara. Mempersiapkan tekad mereka untuk bertarung hingga
mati!

Maid serangga itu tiba-tiba meledak, empat kaki laba-laba terjulur keluar dari
balik bajunya. Postur ini terliat seperti punggungnya yang mengeluarkan kaki
baru.

Dengan kaki yang baru, dia meloncat sangat tinggi. Untuk orang-orang yang
sedang melihat, mereka mungkin akan membuat kesimpulan bahwa ini adalah
efek dari magic terbang.

Page | 149
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dari atas, monster itu memuntahkan lalat-lalat karnivora kepada orang-orang


itu.

Berdecak lidah, Evileye mengeluarkan 'Vermin Bane' sekali lagi.

"HAnya kepaDA KALIanlah aku AKan meNUNjukKAN TERor yang


seBENARNYA! SETElah membuNUH KALIan aku AKAN MERUbah kaliAN SEMUa
menjaDI BONEka maYAT!"

Segera setelah tiba di tanah, lalat-lalat karnivora itu lenyap. Maid serangga itu
menggunakan Mata gabungannya untuk menatap wajah Evileye yang
sebenarnya. Memang benar, hanya Evileye yang bisa sebanding kekuatannya
dengan monster ini. Jika Evileye kalah, tidak usah dikatakan lagi kemenangan
sudah tidak mungkin, dan baik Gagaran dan Tia akan dibantai. Namun, adalah hal
yang bodoh hanya terfokus pada satu hal.

War Pick berduri Gagaran datang dari samping.

Meskipun jika Evileye memiliki keunggulan, mereka tidak boleh membuang-


buang kesempatan melawan musuh yang kuat seperti ini.

Dia tahu dia mungkin akan terluka berat jika dia menyela. Itulah kenapa
Evileye memilih untuk bertarung bersama rekan-rekannya. Evileye tersenyum
kepada mereka dari balik topengnya. Jika topengnya dibuka, orang lain pasti
akan mengejek senyumnya.

Monster yang akan menghindari serangan Gagaran tiba-tiba berhenti


bergerak. Itu karena skill ninjutsu dari Tia, 'Immobility Binding Paralysis'. Monster
tersebut memiliki resistansi level tinggi, lebih seperti kemampuan menetralkan,
jadi tidak mungkin menyegel gerakannya dengan sempurna. Namun membuat
celah bahkan sedikit saja akan sangat membantu Gagaran.

Monster tersebut meludahkan sutra putih yang diperkuat oleh 'Powerful


Strike' dari mulutnya. Cukup untuk mewarna tubuh bagian atas Gagaran dengan
warna putih.

Page | 150
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Gagaran kesulitan melepaskan diri dari kekakuan dan lengketnya sutra laba-
laba. Serangannya terganggu lalu terhuyung huyung saat mundur. Sebaliknya,
monster itu datang kepadanya.

"[Crystal Lance]"

Meskipun tertancap dalam di tubuh Entoma, dia tidak terlihat seperti sangat
kesakitan. Dia dengan tenang memanggil para serangga yang muncul dari
kegelapan dan berkumpul pada lengannya menjadi gundukan.

"[Vermin Bane]!"

Asap putih yang terbang membuat serangga itu jatuh satu demi satu. Monster
itu tanpa sengaja berteriak karena sangat terluka.

Mulut yang berada di tempat yang sama dengan rahang bawah manusia
meludahkan semacam sutra laba-laba ke arah Evileye seperti yang dilakukan
kepada Gagaran.

Jika aku menggunakan magic untuk menahan ini, hanya akan membuang-
buang kekuatan magic. Karena aku bisa menetralkan magic pengikat apapun.
Aku mungkin bisa mencoba ini - tunggu, ini bukan-

Dalam kepanikan, Evileye mengaktifkan magicnya. Memang material sutra


dikeluarkan, tapi dibandingkan yang ditembakkan ke arah Gagaran, benang-
benang ini mengeluarkan sinar yang kaku.

"[Crystal Wall]!

Penghalang dari kristal di depannya terbelah jadi dua seakan habis dipotong
oleh pedang yang sangat tajam lalu pecah dan habis.

"Apakah itu jaring laba-laba penebas!?"

"Sebuah hadiah untukmu!"

Mata tali hitam yang dilemparkan Tia membesar di udara, tapi gagal
menyelimuti monster tersebut. Entoma hanya melewatinya seperti hantu.

Page | 151
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ternyata, dia kebal terhadap teknik penghalang apapun!"

"Bah! Waktunya formasi tempur!"

Untuk mempertahankan jarak dari battle maid yang semakin mendekatinya,


Gagaran, menendang dengan niat mendorong lawan.

Sepatunya berbenturan dengan maid itu, membuat suara logam yang


mengherankan.

Gagaran mundur sambil fokus mempertahankan jarak dan bergabung dengan


anggota Blue Rose yang lainnya. Mereka berkumpul sambil memperhatikan
dengan teliti efek serangan area luas.

"ChiKu, cHIkU, SeraNGAn iNI.... meNYEbalKAN"

Sambil mengamati mulut rahang yang bergumam tanpa henti, Gagaran


berbisik kepada Evileye:

"Apakah kamu mendengar suara barusan? Kostum maid miliknya sekeras


armorku; benar-benar tidak bisa dipercaya."

"Pasti dijahit bersamaan dengan benang logam yang kokoh.


Mempertimbangkan ketipisannya, kekerasannya pasti jauh di atas itu."

"Adamantite... kelihatannya jauh di atas itu juga."

"Oh, jadi bukan level yang sama? Equipment seperti itu benar-benar
berkualitas tinggi sehingga magic tanah milikku tidak banyak berguna. Dia
mungkin memakai equipment yang mengurangi damage dari magic juga.
Serangan spesial mungkin tidak akan banyak berdampak..."

"Itu artinya?"

Keraguan Tia membuat Evileye tersenyum dari balik topengnya.

"Kita akan menyelesaikan ini langsung dengan kekuatan api yang luar biasa."

Page | 152
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu akan lebih mudah dikatakan daripada melakukannya, ya kan? Bagaimana


cara kita melakukannya? Kita bisa tamat jika tidak segera bertindak. Dia juga
menggunakan talisman untuk memperkuat diri.

"Semuanya gunakan teknik yang paling kuat milik kalian! Aku akan
menggunakan magic pembasmi serangga."

"...Itu mudah dimengerti. Kalau begitu, mari kita serang dengan serangan
terakhir."

Meskipun mereka berkata akan menyerang dengan kekuatan api yang luar
biasa dalam sekali serangan, pada kenyataannya itu tidaklah sesederhana itu.

Pada umumnya Evileye menggunakan 'Sand Field: One' atau 'Region


Petrification' untuk menghalangi musuh, dan mendukung warrior, tapi metode ini
tidak akan behasil melawan maid itu.

Jika mereka ingin memberikan damage, yang terbaik adalah menyerahkan


kepada warrior seperti Gagaran untuk memberikan damage fisik. Evileye hanya
perlu membuat rencana jaga-jaga jika strategi ini tidak berhasil. Dia selalu
percaya terfokus hanya kepada serangan magic adalah hal yang salah, tapi situasi
ini memanggil perhitungan nekat.

Magic caster yang hanya mengandalkan sepenuhnya kepada magic untuk


menyerang adalah kelas dua. Ini adalah pemikiran pribadi, tapi kali ini aku harus
berkompromi.

Evileye mulai mengatur dirinya untuk mempersiapkan magic yang akan


digunakan.

Meskipun 'Shard Buck Shots' adalah metode serangan yang paling efektif, tapi
rekannya juga akan terkena efek area serangannya. Konsumsi mana dari mantra
asli miliknya, 'Vermin Bane' juga sangat besar dan sebaiknya disimpan untuk
ketika musuh akan memanggil para serangga. Ini artinya bahwa sekarang ini skill
yang paling tepat digunakan adalah magic tipe asam yang dibenci.

Page | 153
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tiga orang itu bertukar pandangan dalam sekejap, memastikan bahwa


persiapan mereka sudah sempurna, dan menyerang bersama.

Evileye menggunakan 'Acid Splash' sebagai serangan utama sedangkan Tia,


yang memiliki kekuatan api yang lebih lemah, pada dasarnya mengandakan item
pendukung. Gagaran terus mengaktifkan martial art, melakukan serangan
beruntun tiada akhir.

Setelah beberapa saat, gelombang pertarung mulai berpindah.

Lawan yang memang sangat kuat. Dengan banyak tipe jaring laba-laba,
serangan magic berbasis talisman dan serangga yang disummon di dalam
melakukan serangan. Dan lagi item magic yang dimilikinya lebih kuat daripada
yang dimiliki oleh anggota Blue Rose.

Meskipun jumlah recovery potion yang dikonsumsi mulai habis, maid


serangga mulai mundur dengan teratur.

Jika seseorang bertanya apa yang menyebabkan gelombang pertarungan


berpindah kepada dirinya, Evileye akan menggelembungkan pipinya dan
menjawab "rekan"

Tidak diragukan jika Gagaran, Tia dan Evileye adalah ras yang lebih rendah
dibandingkan monster ini, namun mereka masih menciptakan peluang. Mampu
menyerang dan menyembukan diri di waktu yang sama menciptakan situasi yang
menguntungkan.

Khususnya, memiliki arti melakukan penyembuhan diri dan memiliki


penyembuh dukungan melalui rekan satu kelompok adalah keuntungan yang
besar. Perlahan-lahan situasinya menjadi pasti.

"Selama kita tidak melakukan kesalahan, kita bisa mengalahkannya seperti


ini!"

Page | 154
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Part 3

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:27

Hasil dari pertempuran.

Akhirnya, maid serangga roboh di tanah seperti boneka marionette yang


putus talinya.

Konsumsi mana Evileye sangat berat, dan konsumsinya juga hampir habis.
Dari sudut pandang ekonomi, dia berada dalam hutang dalam jumlah yang
serius.

"Kita menang!"

Gagaran yang penuh dengan luka mengumandangkan kemenangan dengan


nafas berat. Tak ada satupun potion penyembuh yang tersisa, dan dia
mendapatkan cedera luar, tapi stamina fisiknya masih bisa bertahan.

"Tusuk tenggorokannya."

"Ya."

Evileye setuju dengan saran Tia. Maid serangga yang sekarang masih hidup,
sebagai buktinya adalah maid itu masih mengeluarkan suara "Yeeh yeeh".

Di dalam situasi ini dimana monster itu sudah kehilangan kemampuan


bertarung, hal yang paling aman dan tidak beresiko adalah membunuhnya tanpa
ragu-ragu .

Tia yang sudah bersiap dengan pedangnya dan pergi ke sana tiba-tiba
terdiam beku. Bahkan sebelum Evileye bisa bertanya "Ada apa?", dia sudah tahu
alasan mengapa Tia menghentikan gerakannya.

"Bagaimana kalau disudahi sampai disini saja."

Tidak bisa dipercaya, dan tanpa ada yang tahu ketika dia muncul, seorang pria
berdiri di depan maid serangga.

Page | 155
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia memakai pakaian aneh yang tak pernah terlihat sebelumnya, Dalam
sepengetahuan Evileye, ini adalah satu set pakaian yang pernah di pakai di
selatan - sebuah setelan. Dia juga memakai topeng yang membuatnya tidak
mungkin bisa terlihat wajahnya.

Namun dia bukanlah manusia. Sebuah ekor terjulur keluar dari pinggangnya.

"Hey, saudara dari Evileye?"

Dasar bodoh! Evileye ragu-ragu. Keberadaan pria itu yang sangat dominan
mengenai Evileye seakan seluruh tubuhnya terkena sambaran petir. Jika dia
melihat tangan kanannya, dia akan tahu jika tangan itu sudah dipenuhi keringat.

"-Apakah kamu baik-baik saja? Serahkan sisanya padaku. Kamu kembalilah


untuk menyembuhkan diri."

Dia mengabaikan anggota Blue Rose bersenjata yang berdiri di depannya dan
bicara dengan nada lembut kepada maid serangga. Meskipun dia seorang
musuh, dia memberikan kesan yang baik kepada orang lain. Namun, Evileye tahu
itu bukan masalahnya.

Perasaan takut yang berkecamuk sampai hingga ujung jarinya, dan perasaan
ini sangat nyata.

Dengan naluri mencari selamat yang berteriak kepadanya, dia menahan nafas
lalu berbicara dengan tekad suram kepada Gagaran dan Tia yang sedang berdiri
di satu sisi.

"...Kabur!...Dasar bodoh, abaikan kenyataan bahwa aku sedang disini dan


dengar baik-baik. Itu... adalah wujud kekuatan luar biasa yang sangat nyata.
Monster diantara para monster. Tak perduli apa yang terjadi padamu, gunakan
kekuatan penuh kalian untuk kabur."

"...Lalu bagaimana denganmu?"

Gagaran bertanya dengan suara pahit.

Page | 156
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Jangan khawatir tentang itu. Aku akan mengulur ini hingga kalian bisa kabur,
lalu segera gunakan 'Teleport' untuk keluar dari sini."

Tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, maid serangga yang seharusnya
tidak bisa bergerak sempoyongan berdiri. Dia tidak terlihat menggunakan magic
penyembuhan apapun, atau kelihatannya sedang mengkonsumsi item apapun.

Entah dari mana seekor serangga muncul yang menempelkan diri ke


punggung maid serangga. Meninggalkan beberapa suara "yeeh yeeh", dia
terbang pergi di langit malam.

Melihatnya kabur tanpa daya, Evileye tak mampu mengambil tindakan apapun
karena pria yang sedang berdiri di depannya ini. Dua orang lainnya juga sama,
dengan dahi mereka yang basah oleh keringat dan tubuh mereka yang
membeku, tak mampu bergerak.

Setelah melihat maid tersebut pergi, pria itu berpaling kepada Evileye.

Setelah hidup selama lebih dari dua ratus lima puluh tahun, dia sudah
bertemu dengan makhluk-makhluk yang kuat. Meskipun begitu, aura yang dia
keluarkan memang berbeda. Tidak, ini adalah memuakkan dan kejahatan yang
menjijikkan yang, jika dibandingkan dengan yang lain, berada pada level yang
tidak mungkin.

Sebagai makhluk yang kuat, dia seharusnya berada pada level yang sama
dengan Platinum Dragon Lord ya kan? karena dia jauh terlalu kuat, sudah tidak
jelas lagi yang mana yang lebih kuat.

"Kamu sudah lama menunggu, kalau begitu sekarang, karena waktunya sudah
mepet, mari kita segera mulai?"

"Cepat! Kabur!"

Evileye menjerit.

Dua orang itu berputar dan kabur seperti anjing liar. Tidak mungkin mereka
tidak merasa bersalah meninggalkan rekannya di belakang. Memang karena rasa

Page | 157
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

bersalah inilah mereka hanya memilih untuk langsung kabur setelah Evileye
selesai bicara. Kepercayaan! Jika itu adalah Evileye, apapun bisa dilakukan. Jika itu
adalah Evileye, kabur juga mungkin!

Namun pemikiran ini langsung dibalik.

"Pertama, jangan pergi ketika sedang memperkenalkan diri. Tidak sesakit itu,
biar kuhadang teleportmu, [Dimensional Lock]. Memberikan perkenalan sebelum
pergi adalah sopan santun yang benar, dan menyenangkan."

Ini adalah skill yang hanya bisa digunakan oleh iblis atau angel dengan
peringkat tertinggi, dan memiliki efek area yang mencegah siapapun di sekeliling
menggunakan magic teleport. Evileye dan strategi mundur timnya dibuat tidak
berguna.

Namun ini bukan masalah utama. Mereka tahu karena sejak awal strategi
terbaik adalah meninggalkan seseorang di belakang sebagai penjaga garis
belakang, dan tidak mungkin orang itu kembali hidup-hidup.

"Kematian juga hal yang wajar. Yang muda selamat sedangkan yang tua mati.
Itu adalah jalan alam yang benar."

Dengan pengalaman hidup yang lebih dari dua ratus tahun, gadis itu
mengucapkan selamat tinggal saat dia memprovokasi lawan yang ada di
depannya yang mana tidak mampu ditahan sedikitpun.

"Kalau begitu sekarang, wanita dahulu. Tapi jika kamu tidak berencana
melakukan apapun, biarkan saya melakukan serangan."

Sebuah nafsu membunuh dengan jumlah yang mengerikan mengalir keluar


dari tengah kalimatnya. Evileye mengumpulkan mentalnya, menekan perasaan
takut dari dalam dirinya.

Aku adalah Evileye. Seorang wanita legendaris. Tak perduli seberapa


musuhnya - lawan!

Page | 158
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tekad seperti itu, kalau begitu aku akan bertindak terlebih dahulu! Makan ini!
[Maximize Magic: Shard Buck Shots]!"

Dia menggunakan mantra yang sangat dia banggakan dari awal. Banyak
kristal-kristal yang lebih kecil dari ukuran sebuah tinju meluncur dan menyebar.

Pecahan-pecahan kristal ini memiliki ujung yang tajam. Biasanya digunakan


untuk pertarungan jarak dekat agar bisa memberikan luka yang besar, tapi masih
tidak jelas bagaimana mendekati arcdevil ini di depan mereka.

Meskipun dia sudah menguatkan tekad, dia masih sedikit menahan diri.
Evileye mengejek diri sendiri. Kekuatan musuh tidak diketahui, jadi bertarung
dengan hati-hati adalah hal yang wajar.

Devil bertopeng membuka lengannya lebar-lebar seperti memberi isyarat


sambutan. Hujan peluru kristal tiba di depannya - dan magic itu hilang. Magic itu
menghilang dengan cepat seakan tak pernah ada.

"Apakah itu adalah bakat ras, membuat magic tidak berlaku lagi!? Ataukah
karena perbedaan kekuatan yang sebenarnya sebesar ini?!"

Jika ada jarak kekuatan yang signifikan, magic akan dengan mudah dibuat
tidak efektif.

Mengabaikan Evileye yang membuat kesalahan dalam langkah pertamanya,


pria itu mengulurkan tangan dengan elegan ke samping dengan posisi mirip
seorang komandan dan bertindak:

"[Hellfire Wall]"

Gelombang panas menerkam dari belakang Evileye. Dia yang berpikir ini tidak
masuk akal cepat-cepat melihat ke belakang.

Dengan suara desiran, malam itu terbakar dan api hitam yang sebenarnya
tidak ada membakarnya.

Api tersebut mengelilingi Gagaran dan Tia yang berusaha keras dalam
beberapa saat sebelum perlahan-lahan roboh ke tanah seperti sampah. Api itu

Page | 159
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menghilang seakan mereka adalah ilusi selama ini, dan dua orang itu sudah
berhenti bergerak dan bernafas. Dia menekan hasrat dirinya kuat-kuat untuk
langsung segera memeriksa kondisi mereka. Evileye sangat memahami arti
dibalik kalimat 'tidak berani mempercayai, namun tidak mungkin menolak realita'.
Itu adalah luka fatal. Dengan sekali serangan, rekan-rekannya, yang sudah melalui
tebal dan tipis, telah dibantai.

Dia menggeretakkan giginya, tidak membiarkan dirinya membuat suara


bersedih.

"Aku berencana untuk berhenti sebelum tiba di titik kehancuran, tapi mereka
lebih lemah dari yang kubayangkan. Mati karena api segitu... mohon terimalah
rasa belasungkawa saya."

Seakan meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam, pria itu
membungkuk dalam-dalam. Sikap seperti itu membuat Evileye tak mampu lagi
menekan emosinya.

Apa yang menjadi alasa baginya untuk mengacuhkan Evileye, yang menjadi
lawan di depannya dan telah meluncurkan serangan, namun menyerang dua
orang di belakang Evileye? Kabur memang adalah salah satu alasan, tapi
tambahan dari hal itu ada hal yang lainnya.

Dia jelas-jelas tahu seberapa besar perbedaan kekuatan antara kami, dan tahu
jika aku tidak menjadi ancaman baginya dari sisi manapun. Tapi pada
kenyataannya... dia bahkan tidak menganggap orang di depannya sebagai
'musuh'.

Karena mereka sudah kabur di depannya, dia membunuh mereka dahulu.


Pelatihan pemikiran semacam itu adalah hal yang sederhana.

"...Sulit sekali. Mati karena luka seperti itu, Aku tidak bisa menggunakan
ukuran standar... Mengapa kalian tidak bergabung meskipun ada ketimpangan
dalam kemampuan? Jika bukan karena hal itu, aku akan bisa menemukan hasil
keluaran yang tepat?"

Page | 160
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"-Kamu! Kamu! Kamu! Kamu tidak diizinkan untuk berkata demikian!!!


Waaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!"

Itu bukan tangisan kesedihan tapi raungan kemarahan. Penuh dengan


kebencian dan teriakan keras, Evileye berlari maju. Akan lebih akurat untuk
berkata bahwa dia menggunakan kekuatan magic untuk menggelinding di udara.
Memompa magic ke dalam tinjunya, dia mengumpulkan 'invalidation' dan
'difficult resistance' magic jarak dekat.

Devil itu mengangkat tangannya untuk menerima pukulan.

"Aspect of the Devil: Archdemon's Wrist."

Pergelangan tangan iblis tersebut melebar beberapa kali dan tangan yang
melebar menggantung hingga menyentuh tanah. Suara retakan itu bukan karena
dibesarkan oleh udara, tapi karena berubah menjadi senjata mematikan yang luar
biasa keras.

Dengan senjata mematikan yang menghalangi di depan, gerakan maju Evileye


dihentikan. Jantungnya bergetar sesaat, tapi langsung mengeraskan tekad untuk
memperoleh peluang ini!

Pergelangan tangan yang besar mendekat kepada Evileye. Dengan kecepatan


yang diluar bayangan, itu seperti tembok raksasa yang melebar tanpa akhir di
dalam pandangan. Seakan tidak bisa dihindari, Evileye membuat keputusan
dalam sekejap dan mengaktifkan magic pertahanannya.

"[Translocation Damage]"

Kegelapan menyelimuti pandangan Evileye di waktu yang sama saat dia


melayang karena benturan yang kuat, membuatnya bingung dan tak tahu
dimana dia berada. Tubuhnya terlempar ke jalanan yang diaspal dan memantul
seperti sebuah bola sebelum dikirim terbang lagi oleh benturan lainnya.

Tapi - tidak ada luka.

Page | 161
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye mengaktifkan magic 'Flight' dan terbang dengan postur yang


canggung dan tidak wajar.

Dia memang tidak terluka, tapi jika dia tidak menggunakan sebuah mantra
yang merubah damage fisik menjadi kehilangan mana, dia pasti sudah mati.

"[Enhanced Maximize Magic: Crystal Dagger]!"

Sebuah belati kristal yang lebih besar dari sebelumnya muncul di udara dan
meluncur! pedang ini hanya memberikan luka fisik dan tidak bisa ditahan. Selain
itu, dengan menambahkan skill magic yang spesial, belati itu mampu menembus
pertahanan.

Tanpa menghindar, iblis itu menerima serangan tersebut secara langsung.


Meskipun dia telah menerima magic dengan output damage terbesar, tidak
sedikitpun efek bisa terlihat pada iblis itu.

"...Tidak ada luka bahkan ketika magic pemecah pertahanan sudah


ditambahkan?.. Benar-benar iblis yang jauh lebih kuat melebihi bayangan... Tidak,
bahkan lebih hebat daripada demon king! Seharusnya Demon God King ya kan?"

Meskipun seorang raja tidak perlu lebih kuat dari apapun, adalah hal yang
wajar di dunia ini dengan memiliki bagian nama itu berarti bahwa dia dalah yang
terkuat di dalam ras. Manusia pada dasarnya hanya satu-satunya yang lemah
yang bisa mengklaim sendiri sebagai raja.

"Aspect of the Devil: Razor Sharp Claw."

Cakar Devil itu memanjang, memanjang hingga lebih dari delapan puluh
sentimeter. Evileye merasa cakar ini tidak bisa dihentikan dan bisa merobek
apapun di dunia ini.

Aku tidak bisa mengambil dua mayat itu dan kabur. Bahkan jika ada orang lain
yang tiba, mereka tidak akan cukup kuat untuk menghadapi orang ini. Aku
setidaknya bisa bergerak dari medan pertempuran dan membuatnya lebih
mudah bagi yang lain untuk menemukan mayat mereka...

Page | 162
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sudut mulut Evileye melengkung ke atas.

Skenario terburuk adalah membuat Lakyus, yang bisa menggunakan magic


untuk membangkitkan, bertemu dengan iblis ini. Itu tidak boleh terjadi.

"Aku datang!"

Saat Evileye menguatkan diri maju untuk menyerang - sebuah suara tajam
terdengar seperti ada sesuatu yang turun di antara dua orang itu.

Tak mampu menahan bebannya, retakan muncul di jalan yang beraspal batu
dan debu beterbangan.

Disana, dengan tubuh menekuk karena benturan saat mendarat, membuatnya


bersinar dengan cahaya indah yang menyilaukan. Sebuah mantel, semerah api
yang terbakar, berkibar tertiup udara malam. Kedua tangan yang terpisah sedang
menggenggam pedang raksasa yang bersinar dengan cahaya berkilauan yang
luar biasa.

Perlahan, Dark Warrior berdiri. Tubuhnya termasuk tinggi, sekitar sama


tingginya dengan sang iblis. Namun kilauan yang hebat membuat iblis itu
menarik tubuhnya, dan Evileye menangkap sekilas iblis yang kuat itu menjadi
ketakutan saat dark warrior itu muncul. Ekspresi itu seakan dia sedang melihat
sesuatu yang jauh di luar bayangannya.

Dalam kebisuan, Evileye mendengar suara air ludah yang ditelan. Suara ini
berasa dari sang iblis. Iblis tersebut yang jauh melebihi bayangan Evileye sedang
menaan nafas di depan warrior yang besar ini.

Sebuah suara dingin dan menusuk terdengar menembus kegelapan.

"Mari kita lihat... siapa lawanku?"

Page | 163
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2
Page | 164
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Intermission

Sebuah ruangan yang cocok dengan ungkapan mewah.

Karpet merah yang menutupi seluruh ruangan sangat lembut sehingga kamu
bisa merasakan kakimu tenggelam ke dalamnya. Dua kursi ditempatkan di dalam
ruangan, terbuat dari kayu berkualitas tinggi dipahat dengan gaya Prancis
Rococo, kursi hitam yang mengkilap dengan cara yang unik dengan kulit yang
dijahit.

Pria di atas kursi tersebut meregangkan kakinya dan bersandar ke tempat


duduknya.

Sebuah wajah yang cantik. Jika seseorang membuat sketsa penampilannya


dengan sempurna, begitulah orang lain akan berpikir tentang dirinya.

Rambutnya yang pirang memantulkan cahaya magic, sama seperti kilauan


sang bintang. Mata ungu miliknya yang jernih seperti batu amethyst, menggoda
orang-orang yang sedang melihat ke arahnya.

Namun, orang-orang yang sebenarnya melihat dirinya secara langsung akan


memiliki kesan berbeda dari hanya wajah yang cantik. Diselimuti oleh aura
seorang pemimpin alami yang tidak ada kaitannya dengan wajah itu, tak ada
yang akan memiliki kesan yang berbeda.

Dan itu adalah salah atu 'penguasa'. Dia adalah Jircniv Rune Farlord el Nix.

Kaisar yang naik takhta di usia 22 tahun, ditakuti oleh para aristokrat dan
dihormati oleh penduduk. Kaisar yang paling berbakat dalam sejarah. Dia juga
adalah orang yang menyingkirkan para bangsawan di dalam Empire, seorang pria
yang ditakuti oleh negara tetangga sebagai Kaisar berdarah.

Ada empat orang lain selain dari Jircniv di dalam ruangan itu, tapi semuanya
berdiri tegak seperti patung.

Page | 165
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jircniv mengalihkan matanya dari kertas yang sedang dia baca dan menatap
ke arah jauh. Seakan ada papan hitam di depannya, dia mulai menulis
pemikirannya di papan hitam itu.

Jircniv menghembuskan nafas dari hidungnya beberapa saat kemudian. Entah


itu suara ejekan atau rasa penasaran.

Informasi yang dia terima dari Kingdom adalah sesuatu yang membuat dia
menunjukkan sikap seperti itu. Saat itu-

Tanpa mengetuk, pintu terbuka. Tindakan yang kurang ajar ini membuat para
pelayan merendahkan posisi mereka dan melihat ke arah pintu dengan
memusuhi. Namun setelah memastikan identitas yang masuk, mereka
melonggarkan kecurigaan.

Yang masuk adalah seorang pak tua dengan separuh tinggi badannya adalah
janggut putih yang panjang. Dia masih memiliki kepala yang penuh dengan
rambut putih seperti salju.

Usianya ditunjukkan di wajahnya dengan kerutan, dan cahaya kebajikan bisa


terlihat di matanya. Pada lehernya ada sebuah kalung yang terbuat dari banyak
bola-bola kristal.

Pada jari-jarinya yang mengering ada beberapa cincin biasa. Jubah putih
longgar yang dia kenakan terbuat dari bahan yang sangat lunak.

Ini adalah gambaran dari seorang magic caster bagi mereka yang tidak tahu.

"-Itu akan sangat sulit diraih." Pak tua tersebut berjalan pelan-pelan di dalam
ruangan berkata seperti ini dengan semangat yang tidak cocok dengan
penampilannya. Jircniv hanya mengalihkan tatapan penuh tanda tanya pada
dirinya.

"Ada apa, Kek?"

"Aku menyelidiki dan menemukan jika itu tidak mungkin." "Apa maksudmu?"

Page | 166
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Yang Mulia Kaisar, magic menganut hukum dunia ini pula. Meriset
pengetahuan"

"Ahh, aku paham, aku paham." Jircniv melambaikan tangannya karena tidak
tertarik.

"Nasehatmu terlalu panjang kek. daripada begitu, bisakah kamu langsung ke


titik permasalahannya?"

"...Jika orang yang bernama Ainz Ooal Gown memang ada, dan dia memiliki
item magic atau kemampuan untuk menghindari deteksi, maka kita bisa
mengasumsikan bahwa dia adalah seorang mage yang memiliki level sama atau
lebih tinggi dari saya."

Dengan pengecualian sang kaisar dan pak tua, tekanan di dalam ruangan itu
naik hingga beberapa derajat.

Menjadi setara dengan magic caster tertinggi di dalam sejarah Empire, 'Triarts'
Fluder Paradyne, mereka tidak bisa mempercayai telinga mereka.

"Aku paham sekarang, apakah itu alasanmu sangat gembira, pak tua?" "Tentu
saja, sudah lebih dari dua ratus tahun sejak aku terakhir melihat seorang magic
caster misterius yang setara denganku, atau lebih kuat dariku..." "Kamu bertemu
seratus tahun yang lalu?"

Dua kalimat yang mendorong rasa ingin tahu Kaisar melemparkan pemikiran
dari magician istana yang tertinggi ke masa lampau yang jauh.

"Memang. Salah satu dari tiga belas pahlawan dari legenda, necromancer
Rigrit Bers Caurau, seorang figur besar. Dia mungkin adalah yang terbaik dari tiga
belas pahlawan."

"Tapi sekarang, apakah kakek lebih kuat daripada dia dahulu sebagai magic
caster misterius?" Mata Fluder kelihatannya tersesat seakan sedang menatap di
kejauhan.

Page | 167
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Yah.... Aku telah sampai di tempat yang lebih tinggi darinya... Meskipun aku
tidak punya bukti yang kuat. Tidak ada jawaban yang benar di dalam hukum
magic." Berlawanan dengan gerakannya yang mengusap janggut sambil bicara,
kalimatnya penuh dengan rasa percaya diri. Dia lalu mengangkat alisnya.

"Apakah kamu berharap Ainz Ooal Gown memiliki nilai semacam itu?"

Jircniv tersenyum dan memilih satu lembar kertas dari beberapa yang tersebar
di kursi panjang, dan mengulurkan tangannya ke arah itu.

Dia merasa bingung, tapi Fluder masih menangkap dan memeriksa kertas
tersebut.

"Oh."

Itu adalah keseluruhan dari komentar Fluder. Tapi penampilannya yang mirip
dengan Sage berubah drastis. Sebuah api terbakar cerah di dalam matanya,
seperti hewan buas yang sedang lapar.

"Ternyata begitu, jadi itu yang sudah dilakukan oleh Ainz Ooal Gown, yang
sedang dicarai oleh Yang Mulia Kaisar? Ini benar-benar menarik. Mereka mungkin
memang bisa bertahan sendiri melawan unit spesial dari Theocracy dengan
hanya dua orang... Hmmm. Aku ingin bertemu dengannya dan berdiskusi tentang
magic dengannya."

Di atas kertas ada detil dari apa yang diucapkan oleh Gazef Stronoff kepada
sang raja, bahkan termasuk komentar dari para petugas yang sedang hadir.

"Yang Mulia Kaisar, siapa yang anda kirimkan ke desa itu?"

"Aku tidak akan melakukan hal sejauh itu. Terlalu jelas jika mengirimkan orang
kesana."

"...Kirimkan muridku.... Tidak, jika laporan ini benar, kita seharusnya


membangun hubungan pertemanan jika mungkin."

"Itu adalah rencananya, kek. Jika dia adalah orang yang bisa kita kendalikan,
Aku akan menyambutnya ke Empire."

Page | 168
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Itu adalah yang terbaik. Untuk bisa mengintip ke dalam jurang magic, segala
macam pengetahuan diperlukan. Jika mungkin, aku ingin bertemu seorang
pelopor."

Suaranya dipenuhi dengan hasrat. Jircniv sangat tahu betul apa yang
diinginkan oleh Fluder.

Fluder ingin menatap ke dalam jurang magic. Untuk melakukan hal itu, dia
ingin mencari seorang master yang jauh lebih maju darinya.

Sedangkan di belakangnya, mereka bisa mengambil sebuah jalan - yang


kebanyakan, dihaluskan oleh Fluder - dan berjalan menyusurinya.

Dengan mengambil jalan yang cocok denganmu dan lebih dengan sikap yang
lebih efisien, seseorang bisa mengembangkan bakat mereka sendiri tanpa ada
yang dibuang.

Namun, ini tidak diizinkan untuk Fluder yang berjalan sendirian di depan. Saat
dia harus menyusuri kegelapan, dia terlalu banyak membuat usaha yang tidak
penting di dalam pelajarannya. Jika dia bisa mengembangkan bakatnya tanpa
ada yang terbuang, Fluder akan menjadi magic caster yang lebih kuat.

Untuk melakukan hal itu, Fluder haus akan seseorang yang bisa menuntunnya.
Ada batas dalam hal bakat seseorang, dia tidak ingin membuang-buang usaha
lagi.

Fluder mendidik para murid agar bisa menemukan seseorang yang bisa
melewatinya, lalu juga menariknya. Sayangnya, ini masih belum terjadi.

Ini adalah satu-satunya harapan yang tidak bisa dikabulkan oleh Jircniv
kepada Fluder, jadi dia merubah topik. "Dan juga, aku ingin mengumpulkan
informasi tentang para petualang adamantite yang muncul di E-Rantel. Bisakah
kamu membantuku?"

"Tentu saja, yang mulia kaisar."

Page | 169
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 170
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 10
Kartu As yang Terkuat!

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:31

Tinggi di atas ibukota kerajaan, sekelompok orang terbang seperti bintang


jatuh menyusuri langit malam. Dua orang dari mereka adalah magic caster yang
sedang menopang sebuah mantra terbang, dan dua orang lainnya adalah
penumpang mereka.

Satu dari dua orang kelompok terakhir adalah seorang pria dengan armor full
plate berwarna hitam legam, membawa dua pedang raksasa di punggungnya,
sedang yang lain adalah wanita cantik dengan rambut kuncir kuda. Tak usah
dikatakan lagi jika mereka adalah Ainz dan Narberal.

Pagi itu, keduanya sedang menerima sebuah quest dari guild petualang di E-
Rantel untuk uang dalam jumlah yang belum pernah ada sebelumnya. Client
mereka adalah Marquis Raeven. Di permukaan, kelihatannya Marquis ingin
mempekerjakan para petualang untuk meningkatkan keamanan rumahnya
karena kejadian belakangan ini, yang penyebabnya tidak diketahui.

Ainz tahu jika itu bukan seluruh masalahnya, lalu dia akan mencari tahu lebih
jauh lagi selama berjalannya quest.

Alasannya adalah karena mereka ingin menekan kelompok yang dikenal


dengan Eight Finger, dan mereka berharap Momon akan bertarung bersama
mereka, melawan anggota terkuat dari lawan, Six Arm.

Ainz tidak menemukan alasan apapun untuk menolak permintaan ini.

Page | 171
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Biasanya, para petualang memiliki peraturan yang tak tertulis untuk menjauhi
masalah negara. Agar tidak mengusir Ainz - atau lebih tepatnya, Momon sang
hitam - mereka telah bersusah payah mempersiapkan quest yang benar untuk
berperan sebagai samaran, dan bertujuan untuk menariknya dengan hadiah yang
sangat mewah.

Setelah beberapa saat berpikir, Ainz menerima quest dengan berpura-pura


enggan, agar tidak membuat dirinya terlihat seperti pedagang kasar. Yang
terlihat adalah dia harus buru-buru pergi ke ibukota.

Di dalam YGGDRASIL, ada titik-titik tertentu yang bisa digunakan untuk


berteleportasi dari kota ke kota, tapi di dunia baru ini, tidak ada hal semacam itu.
Magic Teleportasi adalah mantra tingkat 5, yang seharusnya tidak bisa dilakukan
oleh Momon atau Nabe, dan bepergian antar daerah dengan menunggang kuda
akan memakan waktu seharian.

Apa yang harus dilakukan kalau begitu? Jawabannya mudah, disediakan oleh
para magic caster dari Marquis Raeven.

Mereka menggunakan mantra flight yang dipercepat dengan kombinasi


mantra 'Floating Board', dan bersama-sama mereka membawa Ainz dan Nabe ke
ibukota dengan kecepatan yang besar. Bagaimana mereka melakukan ini?
Jawabannya sangat sederhana. Ainz dan Nabe duduk di atas cakram yang
mengambang, yang mengurangi beban berat mereka dengan efektif, jadi
membawa dua orang itu lumayan tidak akan memperlambat mereka. Dengan
cara ini, mereka bisa segera lurus menuju ibukota seharian hingga sekarang.
Namun, bahkan dengan trik seperti ini, waktunya masih sangat mepet, dan
mereka sudah jauh terlambat dari jadwal. Karena itu, Ainz sedikit khawatir. Jika
dia tiba dan dibilang tidak diperlukan lagi, hadiah apa, jika ada, yang bisa dia
terima?

Meskipun Ainz ditaril oleh hadiah yang belum pernah ada sebelumnya, masih
diragukan jika yang meminta akan mau membayar seseorang yang tidak
melakukan apapun.

Page | 172
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ainz menghela nafas lirih. Dia terdengar seperti sedang berdoa, seperti
seorang pekerja dengan ulasan prestasi yang parah berharap semacam bonus.

Tak perduli bagaimana, dia harus memiliki hadiah ini. Dia sudah memutuskan
bagaimana dia akan menghabiskannya.

Saat pemikiran ini mengalir di kepalanya, Ainz melihat ibukota untuk pertama
kalinya dari langit malam. Dia menyesal tidak bisa menikmati pemandangan itu
dengan santai. Ibukota sedang gelap, dan kelihatannya bukan kota yang sibuk
sama sekali. Meskipun begitu, masih merupakan pengalaman yang
menyenangkan untuk Ainz, yang matanya bisa melihat dengan jelas di dalam
kegelapan.

Melihat dari atas tanpa berkata apapun, mata Ainz melihat pemandangan
yang menarik; sebuah cahaya di kejauhan.

Meskipun tak ada yang terjadi pertama kali, ketika dia melihat api hitam yang
membumbung tinggi, dia menyadari bahwa ini adalah situasi darurat.

"Tunggu! Lihat! Ada kilauan mantra yang diaktifkan, di sebelah sana!"

"Memang benar... itu memang terlihat seperti... semacam magic...."

Magic caster itu mengikuti arah yang ditunjuk jari Ainz kelihatannya tidak
berpikir banyak. Seorang manusia biasa akan sulit membuat kilauan menembus
langit malam dan dari kejauhan, apalagi menganalisanya.

"Ada apa? Apakah hal semacam ini sering terjadi di dalam ibukota? Atau
apakah ada kembang api untuk menyambutku?"

Magic caster itu tidak tertawa dengan guyonannya. Malahan, ekspresi di wajah
mereka sangat serius.

"Itu adalah salah satu dari delapan lokasi yang seharusnya diserang-"

"Ternyatab begitu. Aku kira kita sudah terlambat, tapi kelihatannya kita masih
akan melakukan beberapa pekerjaan Sepertinya."

Page | 173
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Mengerti, kami akan menuju lokasi itu."

"Hentikan. Kelihatannya ada magic caster dengan level tinggi yang hadir. Jika
kalian ditarik ke dalam hal ini, bukankah nyawa kalian bisa melayang?"

Lalu apa yang seharusnya kami lakukan? Ainz melihat ke arah ekspresi
bingung magic caster tersebut dan menoleh ke arah Narberal.

"Nabe, gunakan 'Fly' dan bawa aku mendekat kesana. Dengan isyaratku,
jatuhkan aku ke atas mereka."

"Tentu saja"

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 4, 22:23

Bagi Evileye, yang sedang berada di tepi jurang hidup dan mati, pertanyaan
dari warrior hitam itu kelihatannya sangat menggelikan. Namun dia langsung
merubah pemikirannya. Ketika dia memikirkannya, dua orang itu memang terlihat
mencurigakan. Lagipula, itu adalah konfrontasi antara dua figur bertopeng dan
tidak jauh jika dipikir mereka mungkin terlihat sebagai konspirator yang sedang
bertarung di antara mereka sendiri.

Lalu, berharap dia benar membuka identitas dari warrior hitam itu, Evileye
berteriak.

"Dark Hero! Aku adalah Evileye dari Blue Rose, dan aku memintamu sebagai
sesama petualang dengan peringkat adamantite! Tolong, bantu aku!"

Saat dia membuat permohonan, Evileye menyadari bahwa dia telah membuat
kesalahan.

Itu adalah perbedaan antara dirinya dengan musuh dalam hal kekuatan
tempur. Meskipun dengan bantuan dari Momon si hitam, sesama petualang
dengan peringkat adamantite, apa yang bisa mereka lakukan? Iblis yang
menghadap Evileye itu adalah iblis yang meskipun berharap, dia tidak akan bisa

Page | 174
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mengalahkannya, meskipun dengan bantuannya. Itu seperti secarik kertas lalu


menjadi dua - bagaimanapun juga, mereka berdua akan dihamburkan oleh badai
yang mengamuk di depan mereka.

Jika dia menerima permintaan Evileye, dia pasti akan bertanggung jawab
terhadap kematiannya. Apa yang seharusnya dia lakukan adalah bilang
kepadanya untuk kabur, dan jika mungkin, mengambil dan membawa mayat
rekan-rekannya.

Tapi-

"-Aku mengerti"

Pria yang berdiri di depan iblis itu, menyembunyikan Evileye di belakang


punggungnya.

Evileye menahan nafas.

Saat dia berdiri di depannya, dia salah mengira sebagai dinding yang besar
dan kokoh, yang akan melindungi kota. Sebuah perasaan aman dan lega
menyelimutinya hingga jauh di dalam hatinya.

Dan iblis yang menghadapi mereka malahan membungkukkan kepalanya,


seakan dia adalah orang biasa yang sedang menunjukkan perbedaannya kepada
seorang bangsawan. Itu tidaklah mungkin rasa hormat, dia pasti sedang
menghinanya. Apakah iblis itu hanya sedang bermain-main?

"Wah, wah, betapa terhormatnya anda sudah mengunjungi kami malam ini.
Bolehkah saya tahu nama anda yang hebat? Yang ini dikenal sebagai jaldabaoth."

Jaldabaoth? Dia mendengar suara terkejut dari pria yang ada dibalik penutup
kepala hitam legam, diikuti dengan gumaman "nama yang aneh".

Dia tidak berpikir itu aneh. Kenyataannya, Evileye tidak tahu apa yang harus
dipikirkan. Dia tahu banyak cerita tentang para iblis dan makhluk-makhluk neraka
lainnya, tapi tidak tahu sama sekali nama ini.

Page | 175
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Jaldabaoth, ya? Aku mengerti. Namaku adalah Momon, dan seperti yang dia
bilang, aku adalah petualang dengan peringkat adamantite."

Meskipun bermandikan wujud yang membuat moral menurun dari Jaldabaoth,


warrior kegelapan Momon tetap terus seakan dia tidak menyadarinya sama
sekali.

Jadi itu yang dia lakukan, Evileye berpikir setuju. Untuk menarik musuhnya dan
mempelajarinya, Momon melatih disiplin ketat dan terus mempertahankan
emosinya agar tidak keluar. Jelas sekali mengapa pria yang disebut Momon
dikenal sebagai petualang kelas satu.

Evileye, yang merasa malu dengan begitu mudahnya emosi dirinya telah
mengambil alih, bergerak ke dalam bayangan jubah merah hati dari Momon agar
tidak membuat perhatian keduanya teralihkan dari adu kata.

Meskipun Momon kelihatannya sangat mau untuk meladeninya, dia punya


perasaan bahwa dia akan menghalangi jalannya.

Momon dan Jaldabaoth tidak repot-repot menyadari kehadiran Evileye. Saat


dia bergerak mereka mulai adu kecerdasan, masing-masing mencari rahasia dari
yang lainnya.

"Ah, begitu. Bolehkah saya tahu mengapa anda memberikan kehormatan


kepada kami dengan kehadiran anda sore ini?"

"Itu adalah sebuah quest. Seorang bangsawan tertentu mempekerjakan kami


untuk mempertahankan rumahnya... namun ketika aku sedang lewat dan melihat
pertarungan ini, aku kira ada hal darurat, dan langsung saja aku melompat ke
dalamnya."

Bangsawan yang dimaksud adalah Marquis Raeven, yang telah meminta


kehadirannya sebagai petualang dengan peringkat adamantite di ibukota, tidak
perduli dengan resiko berbenturan dengan kebijakan para petualang yang tak
tertulis untuk tidak ikut campur dalam hal politik. Tiap orang juga tahu dia
sedang mati-matian membutuhkan tenaga untuk menghadapi Eight Finger.

Page | 176
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Dan apa tujuanmu?"

"Sebuah item yang sangat kuat mampu memanggil kami ke tempat ini sampai
di kota ini. Kami disini untuk mengambilnya, tentu saja."

"Dan bagaimana jika kami berikan kepadamu? Apakah itu bisa menyelesaikan
masalah?"

"Sayangnya, itu tidak mungkin. Hanya ada permusuhan diantara kita."

"Kesimpulan macam apa itu? De- Jaldabaoth, haruskah kita menjadi musuh?"

"Memang benar seperti itu."

Evileye memiringkan kepalanya dengan pemandangan yang tak lazim di


depannya. Daripada adu kecerdasan, mereka hanya berbagi informasi.
Bagaimana itu bisa wajar?

"Yah, aku mengerti, untuk bagian yang paling banyak. Kalau begitu... kamu
harus dikalahkan disini, ada masalah dengan hal itu?"

Momon meregangkan kedua tangannya, dan pedang besar yang seperti


kepanjangan dari tangannya terlihat bersinar.

"Itu.... hanya akan menyusahkan. Izinkan saya untuk memberikan sedikit


perlawanan."

"Kalau begitu- kemarilah."

Dia melangkah- tidak, itu tidak benar. Momon yang sedang berdiri di depan
Evileye telah hilang. Dia sedang melakukan pertarungan jarak dekat yang sengit
dengan Jaldabaoth.

Pertarungan itu berkembang menjadi sebuah usaha keras yang tidak bisa
dijelaskan oleh Evileye dengan kata-kata.

Bayangan-bayangan dari pedang-pedang tersebut, saling beradu dan


diserang balik oleh cakar Jaldabaoth yang memanjang.

Page | 177
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Menakjubkan..."

Ada banyak cara untuk membuat pujian, tapi saat ini, Evileye, yang terpana
akan permainan pedang yang berkilauan di depannya, hanya bisa memberikan
satu kata saja. Permainan pedang itu telah lebih hebat dari seluruh ahli-ahli
pedang yang pernah ada di dalam ingatannya. Kelihatannya dia seperti akan
membelah malam dan kejahatan dalam satu sabetan.

Evileye merasa seperti sang putri yang ada di dalam nyanyian para bard
jalanan. Dan dark warrior di depannya terlihat seperti seorang knight yang
datang menyelamatkannya.

Sebuah aliran listrik mengalir di tulang belakangnya yang berasal dari di


antara kaki-kakinya, dan postur mungil Evileye seperti menggigil.

Jantung Evileye yang tetap terdiam selama lebih dari 150 tahun kelihatannya
berdebar dengan cepat sekali lagi.

Dengan meletakkan tangannya di dada, dia tentu tahu jika tak ada gerakan
disana. Meskipun begitu, rasanya sudah cukup nyata baginya.

"...Tolong menangkanlah, Momon-sama."

Evileye menutup kedua tangannya seperti berdoa dengan sungguh-sungguh,


berharap knight itu akan mengalahkan iblis yang menakutkan di depannya.

Whoosh! Jaldabaoth terdorong mundur dalam jarak tertentu, dengan suara


yang kelihatannya datang dari tubuh darah dan daging. Meskipun dia tetap
berdiri, dia masih terdorong di atas lantai yang terbuat dari batu besar. Setelah
beberapa puluh meter, Jaldabaoth akhirnya berhenti, lalu membersihkan debu
dari tubuhnya.

"Benar-benar menakjubkan. Adu pukul dengan warrior jenius seperti anda


mungkin adalah kesalahan dari diriku."

Page | 178
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dengan tumbukan yang keras, Momon menancapkan pedangnya jauh di


dalam batu di bawah dirinya, dan menggunakan tangannya yang kosong untuk
mengambil gumpalan batu di kepalanya, sebelum menjawab datar.

"Cukup dengan sikap ramahmu. Kamu juga sedang menyembunyikan


kekuatanmu, ya kan?"

Kelihatannya hampir tidak bisa dipercaya jika tak ada satupun yang sudah
mati-matian meskipun jangkauan pertarungan sudah sampai disini.

"Jangan-jangan dia seorang God-kin (lit. Keturunan Dewa)"

(TL Note : Secara Literal God-kin diartikan keturunan dewa namun yang
dimaksud oleh evileye disini adalah God-kin dari enam dewa yang dipuja oleh
rakyat Slane Theocracy. Dijelaskan dalam paragraf berikutnya.)

Keturunan dari makhluk yang bernama "Player" atau "pemain" adalah orang-
orang yang mungkin bisa membangkitkan kekuatan yang menakjubkan dari
dalam dirinya. Slane Theocracy menyebut orang-orang ini "demigod". Atau, lebih
tepatnya, mereka adalah orang-orang yang memiliki garis darah dari enam dewa
di dalam nadinya. Jika mereka memiliki darah yang lainnya, mereka akan diartikan
lainnya.

Kelihatannya Momon ini dianggap memiliki garis darah dari "Player". Atau
lebih tepat dikatakan jika tak ada manusia yang bisa memiliki kekuatan seperti
itu.

"Wah wah, kelihatannya aku tidak bisa menyembunyikannya dari anda sama
sekali. Anda bilang (jika nama anda adalah) Momon sa----n, ya kan"

"Memang benar, Jaldabaoth, namaku memang Momon."

"Baiklah, kalau begitu. Aku datang. [Aspect of the Devil : Tentacle Wings]"

Sayap keluar dari punggung Jaldabaoth, tapi bulu-bulu yang menutupinya


memiliki panjang yang tidak biasa, mengingatkan akan penampilan dari tentakel-
tentakel. Dia berbicara dengan datar kepada Momon, yang tetap waspada.

Page | 179
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kamu memang kuat. Tidak diragukan lagi jika kamu mungkin memiliki
kekuatan yang melebihi diriku. Meskipun bukan seleraku, izinkan aku
menggunakan metode ini. Karena pertahananmu sendiri sangat hebat, bisakah
hal yang sama berlaku pada makhluk rendahan di belakangmu? Bagaimana kamu
akan menangani itu, kalau begitu? Mungkin kamu seharusnya fokus
mempertahankannya, ya kan?"

Dengan kalimat tersebut, dia mengaktifkan hujan bulu-bulu. Ujung dari bulu-
bulu tersebut setajam silet, mampu memotong urat dan tulang dengan potongan
yang bersih.

Evileye tidak berdaya di hadapan serangan gencar ini. Dia tidak memiliki mana
lebih untuk mengaktifkan 'Crystal Wall'. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu
dan berharap akan keajaiban.

Tapi akhirnya, Evileye meremehkan dark warrior tersebut.

Saat suara logam terdengar, Evileye melihat ke atas, dan melihat perisai kokoh
berdiri di depannya.

Sisa-sisa bulu-bulu yang pecah bertebaran di mana-mana. Meskipun


kepingan-kepingan itu mampu mencincang manusia hingga berkeping-keping,
itu masih merupakan pemandangan yang inda.

"Bagus sekali kamu tidak apa-apa."

Pria itu yang dengan suara tenangnya. Lengannya mengayunkan pedang


dengan kecepatan yang menakjubkan. Nafasnya terukur dan nada suaranya
lembut, bahkan saat dia mementalkan bulu-bulu yang datang kepada mereka
dengan marah.

"Ah...ah...ah! Bahu anda! Apakah anda tidak apa-apa?"

Pada Pauldron (Bagian armor yang menutupi bahu) Momon ada bulu yang
tertancap di sana. Karena sudah terbelah saat tengah meluncur kesana, bulu itu
sudah kehilangan kekuatan penusuknya. Malahan lebih terlihat seperti hiasan
pada armor Momon.

Page | 180
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bukan apa-apa. Serangan dengan level segini bahkan tidak layak


dipertimbangkan. Namun terlebih penting lagi, Aku lega kamu tidak apa-apa."

Momon tertawa kecil.

Evileye merasakan jantungnya tiba-tiba bergerak dengan suara badump.


Wajahnya sudah kepanasan dibalik topeng itu, rasanya seperti akan membuatnya
terkena luka bakar.

"Bagus sekali! Bertahan tanpa membiarkannya terkena sedikitpun goresan,


Aku, Jaldabaoth, memberikan ucapan selamat yang tulus. Benar-benar, sebuah
pertunjukan yang bagus sekali."

"Seperti yang kubilang, cukup dengan ucapan manismu. Katakan padaku,


Jaldabaoth, mengapa kamu menarik diri?"

Dengan itu, Momon mengangkat Evileye dengan satu tangan dan


memeluknya hingga dekat sekali.

"!"

Jantung Evileye yang tidak bergerak rasanya seperti akan meledak dari
mulutnya. Di dalam pikiran Evileye, cerita bodoh dari bard jalanan yang juga
bodoh terus mengalir di dalam pikirannya, lagi dan lagi. Terutama dimana
seorang knight yang membawa sang putri sambil melakukan pertarungan.
Orang-orang yang waras akan menyadari bahwa membawa beban sambil
bertarung melawan musuh yang kuat tidak lain adalah hal yang sangat bodoh.

Namun-

Para Bard di seluruh dunia, Maafkan aku! Seorang Knight sejati memang
membawa gadis yang tak berdaya ini di lengannya, bertarung sambil
melindunginya. Uwah, apa yang sedang kupikirkan! Malunya!

"Ini adalah..."

dia sedang dibawa seperti sebuah sekarung kentang di bawah lengan


Momon. Meskipun itu adalah cara terbaik untuk melakukannya. Dibandingkan

Page | 181
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dengan wanita dewasa, Evileye memang kecil dan ringan. Untuk


mempertahankan pusat gravitasi Momon, memang masuk akal bagi Momon
untuk membawanya seperti ini.

Dia sangat tahu dia tidak bisa protes, dan jantungnya sudah terbakar oleh
kemarahan karena melihat rekan-rekannya terbunuh. Dia sangat tahu betul ini
bukanlah waktunya untuk kebodohan semacam itu. Meskipun begitu, tidak
mungkin bisa menahan lagi sebuah kegembiraan penuh di dalam hatinya.

Mungkin jika dia memeluknya sendiri, keadaan ini akan lebih muda bagi
Momon. Tapi Evileye tidak percaya diri dia bisa bergantung kepadanya sendiri
jika dia memilih bertarung dengan kecepatan yang bisa membuat leher putus itu
sekali lagi, jadi akhirnya dia diam saja.

Evileye sekali lagi menyaksikan pertarungan yang sedang berlangsung antara


Momon dan Jaldabaoth. Jarak di antara keduanya telah melebar lebih jauh lagi
dari sebelumnya, namun bagi warrior kelas atas dan iblis kelas super,
kelihatannya sedikit lebih dari satu langkah tambahan bagi keduanya.

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan?"

"Tidak, aku yakin jika sudah sampai disini saja sekarang. Seperti yang kubilang
sebelumnya, tujuanku bukanlah mengalahkanmu. Sekarang, kami akan merubah
sebagian dari ibukota menjadi sebuah purgatory (tempat penyucian dari dosa).
Ketika kami sudah membuat penebusan, tenang saja karena aku pasti akan
mengirim kalian ke dunia bawah di atas tumpukan kayu api neraka."

Dengan itu, Jaldabaoth berputar dan menghilang. Gerakannya terlihat buru-


buru, tapi dalam sekejap jarak di antara mereka semakin lebar, dan dia hilang ke
dalam malam.

"Tidak, tidak, ini tidak baik, Momon-sama, jika kita tidak mengejarnya-"

Saat Jaldabaoth menghilang dari pandangan, Evileye mulai panik, tapi Momon
menggelengkan kepalanya.

Page | 182
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Aku tidak bisa melakukan itu. Dia sedang mundur untuk bisa melakukan
rencananya. Jika aku mengejarnya, dia akan bertarung dengan kekuatan penuh.
Dan jika dia melakukan itu..."

Momon tidak menyelesaikan kalimatnya agar Evileye mengerti.

Jika dia serius, kamu akan terjebak dalam serangan dan mati. Hal semacam itu.
Meskipun jika mereka tetap diam, malahan setan hina itu pasti akan
menggunakan serangan yang akan mengenai Evileye.

Fakta bahwa Momon sedang melindungi Evileye adalah bukti bahwa Evileye
memiliki nilai sebagai sandera.

Evileye membenci dirinya, yang tidak bisa membantu Momon, yang sedang
melindunginya, dan kenyataan bahwa dia bukanlah apa-apa melainkan hanya
beban baginya. Lalu bagaimana dengan kalimat muluk-muluk yang dia ucapkan
kepada Climb.

"Kalau begitu, Nabe. Apa pendapatmu tentang yang harus kita lakukan
selanjutnya?"

Untuk merespon, seorang wanita turun perlahan dari langit. Tim Dark Hero
Momon termasuk seorang magic caster yang dikenal sebagai Putri yang cantik.
Di waktu yang sama, Evileye tertawa dengan kesia-siaan dari julukan itu, tapi
sekarang, setelah orang aslinya berada di depannya, dia sendiri sampai menahan
nafas.

Dia terlalu cantik. Orang asing... dengan muka seperti itu, dia pasti datang dari
selatan. Evileye terus menatapnya, tak mampu berpaling.

"Momon sa---san. Mengapa kita tidak menuju ke kediaman bangsawan yang


mempekerjakan kita, seperti rencana semula?"

"Apakah kita harus mengabaikan Jaldabaoth? Bukankah menghentikan


rencana orang itu adalah seluruh alasan mengapa aku disini?"

Page | 183
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Mungkin, tapi kita seharusnya masih harus mendapatkan izin dari client.
Kelihatannya itu adalah yang lebih penting."

"-Memang benar."

"Untuk itu, saya sarankan untuk melemparkan nyamuk yang terlalu besar itu
ke samping."

"Hm? Ah, maafkan aku, aku khawatir kamu mungkin terkena serangan tadi."

Momon perlahan menurunkan Evileye ke tanah.

"Tidak-tolong, jangan khawatirkan saya. Saya mengerti niat anda."

Evileye membungkuk dalam-dalam kepada Momon.

"Terima kasih banyak atas seluruh bantuan anda. Perkenankan saya untuk
memperkenalkan diri. Saya adalah Evileye, kelompok petualang peringkat
adamantite Blue Rose."

"Tidak perlu se formal itu, aku adalah Momon, petualang dengan peringkat
adamantite yang sama sepertimu. Magic Caster disini adalah rekanku, Nabel. jadi
apa yang akan kau lakukan setelah ini? Apakah mereka berdua adalah rekan-
rekanmu? Jika kamu membutuhkan seseorang untuk membawa mereka,
seharusnya tidak ada masalah."

Momon menunjuk ke arah Gagaran dan Tia.

"Saya sangat berterima kasih sekali atas tawaran anda, tapi itu tidak perlu.
Rekan-rekan kami seharusnya akan segera tiba. Mungkin mereka bisa
merapalkan mantra kebangkitan ketika disini."

"Mantra kebangkitan... kamu bisa menggunakannya?"

"Ah... ah, ya. Pimpinan tim kami Lakyus bisa membawa yang mati kembali
hidup."

"Begitukah? Kalau begitu... boleh saya tanya, dari sejauh mana seseorang bisa
merapal mantra kebangkitan?"

Page | 184
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apa maksud anda?"

"Seandainya saja kamu ingin membangkitkan mereka berdua. Diasumsikan


anda merapalkannya di dalam Empire, dimana mereka akan bangkit lagi? Di
dalam Empire, ataukah di tempat tubuh itu terbaring?"

Mengapa? Mengapa dia sangat tertarik dengan magic kebangkitan?


Penasaran, mungkin. Orang yang bisa menggunakan magic divine tingkat 5
memang sangat langka, jadi tidak aneh jika tertarik dengan topik ini. Atau
mungkin ada seseorang yang penting baginya yang telah mati. Kalau begitu,
balasan Evileye akan kejam baginya. Dia hanya berdoa jika itu bukan masalahnya.

"Saya tidak terlalu jelas dengan detilnya, tapi saya dengar Lakyus harus sangat
dekat agar bisa merapalkan mantra kebangkitan. Jadi, atas pertanyaan Momon-
sama, akan tidak mungkin merapalkan mantra dari Empire."

"Mmm. Kalau begitu, pertanyaan lain; setelah dibangkitkan, apakah mereka


berdua bisa langsung bertarung?"

"Itu tidak mungkin", Evileye membalas.

Mantra yang dirapalkan oleh Lakyus adalah magic tingkat 5 'Raise Dead'.
Membangkitkan akan menguras life force dalam jumlah yang luar biasa. Tanpa
terkecuali, para petualang dengan peringkat besi dan di bawahnya akan menjadi
debu jika mantra itu digunakan kepada mereka. Para petualang dengan peringkat
adamantite bisa dibangkitkan tanpa masalah, tapi proses membangkitkan akan
mengurasi energi kehidupan dalam jumlah yang sangat banyak dari mereka
sehingga mereka tidak akan bisa bergerak, dan mengembalikan energi
kehidupan ini akan membutuhkan waktu yang lama.

Jika Jaldabaoth benar, bukan hanya mereka akan dalam bahaya, tapi kekuatan
tempur mereka juga akan dicabut dalam jumlah yang besar.

...tidak, dalam kondisi seperti ini, tak ada yang bisa melawan Jaldabaoth selain
pria hebat di depanku ini. Membangkitkan mereka berdua tidak akan banyak

Page | 185
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

merubah keadaan. Akan lebih bijaksana bagi mereka untuk fokus pada
pemulihan setelah mereka dibangkitkan.

"Ternyata begitu... aku rasa aku sudah punya gambaran umumnya sekarang.
Jika mungkin, aku ingin bertemu dengan Lady Lakyus. Apakah bisa aku
menunggu disini dengamu?"

"Apa! Me-me-me-mengapa anda ingin bertemu dengan Lakyus!?"

Sebelum dia bisa memulihkan ketenangan dirinya, kalimat Evileye sudah


keluar dari mulutnya. Dia tidak mengerti alasannya sendiri. Dalam sekejap dia
mendengar Momon yang berkata bahwa dia ingin bertemu Lakyus, hatinya sudah
dipenuhi dengan kebencian. Bahkan hingga membuatnya terkejut, dan hal itu
mengagetkan Momon juga.

Dibalik topengnya, wajah Evileye sudah mulai memerah karena malu, dan dia
lega bahwa jubah juga telah menutupi ujung telinganya yang juga mulai merah.

"Aku... Aku berharap bisa bertanya tentang magic kebangkitan, dan juga ingin
bertemu dengan pemimpin dari Blue Rose, yang merupakan sesama petualang
dengan peringkat yang sama dengan diriku, dan yang merupakan senior bagiku.
Selain itu, Jaldabaoth mungkin saja pergi, tapi tidak ada jaminan jika dia tidak
akan kembali. Bukankah itu tidak menyenangkan?"

"Ti-Tidak, bukan seperti itu... ah, maaf sudah berteriak kepada anda."

Kebencian di hatinya menghilang saat dia mendengar nama Jaldabaoth; dia


tahu mereka harus waspada dengannya.

Berpikir dengan hati-hati terhadap apa yang sudah dikatakan... Aku


seharusnya sudah bisa meliat hal itu. Sedangkan untuk berhati-hati jika
Jaldabaoth kembali... Itu artinya dia ingin melindungiku? Fufu...

"Kalau begitu, sambil menunggu, apakah keberatan jika saya tanya tentang
apa yang terjadi sebelumnya?"

Page | 186
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Sebelum itu, saya harus merawat tubuh rekan-rekan saya. Saya tidak bisa
meninggalkan mereka begitu saja disini. Tidak ada masalah memindahkan
mereka, ya kan?"

Tentu saja tidak ada masalah. Dengan begitu, Evileye pergi ke jasad tersebut.

Evileye mengira mereka akan terbakar hingga tidak bisa dikenali lagi, tapi
kelihatannya api iblis itu hanya membakar jiwa daripada badan. Mayat-mayat itu
bersih. Setelah menutup mata mereka dan melipatkan lengan-lengan mereka ke
atas dada, Evileye mengambil sebuah 'Shroud of Sleep' dari bawaannya, dan
mulai membungkuks Tia dengan itu.

"Apa ini?"

"Ini adalah item magic yang bisa menghentikan pembusukan dan kekakuan
dari tubuh ketika sudah dibungkus olehnya. Sangat berguna bagi mereka yang
menggunakan mantra pembangkit."

Sambil berkata seperti ini, Momon menyadari saat Evileye membalasnya dia
sedang berusaha untuk membungkus tubuh besar Gagaran, jadi Momon
memutuskan untuk membantunya dengan mengangkat tubuh Gagaran dengan
tenaga lengannya yang luar biasa. Ketika mayat-mayat itu sudah dibungkus,
Evileye menutup telapak tangannya dan memasang wajah serius, berdoa untuk
jiwa-jiwa dari yang telah tiada dan agar Lakyus bisa membangkitkan mereka.

"Terima kasih atas bantuanmu."

"Tidak usah dipikirkan. Seperti yang kuminta sebelumnya, bisakah kamu


mengatakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi disini?"

Evileye mengangguk dan mulai mengingat peristiwa-peristiwa yang telah


berlalu. Apa yang dia ketahui dan pertempuran dimana Jaldabaoth membuat
kemunculannya.

Saat dia berbicara tentang bagaimana dia hampir menghabisi maid serangga,
sebuah perubahan muncul pada Momon dan Nabe, yang sedang mendengarkan
ceritanya dengan diam hingga sekarang.

Page | 187
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Lalu, apakah kamu membunuhnya?"

Kalimatnya memang netral, tapi kemarahan dibalik kalimat itu tidak salah lagi.

Evileye merasa waspada. Mengapa Momon marah jika maid dari Jaldabaoth
terbunuh? Tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan ceritanya.

"Tidak, kami tidak membunuhnya. Jaldabaoth muntul sebelum kami bisa


melakukannya."

"...Begitukah? ya, ya."

Kemarahan itu hilang, dan Evileye penasaran apakah Momon marah sejak
awal. Tapi, Mata keras Nabe yang sedang terdiam masih dipenuhi dengan
kemarahan yang mendidih. Sulit dibedakan jika dia memang membenci semua
orang dengan cara itu.

Momon terbatuk, dan bertanya, "Kalau begitu.... Jika kalian tidak mencoba
membunuh maid serangga, apakah Jaldabaoth akan menyerang kalian?"

Evileye dalam sekejap menyadari mengapa Momon marah. Maid serangga


memang netral, dan yang dia tahu, dua orang yang menyerang mereka mungkin
sudah memicu peristiwa ini.

Adalah hal yang biasa bagi para petualang untuk menghindari pertarungan
yang tidak perlu. Jika sebuah kelompok petualang dengan level tinggi tidak tahu
hal ini, akan membuat malu nama dari petualang dengan peringtkat adamantite,
dan bahkan Momon sendiri. Itu seharusnya alasan mengapa dia marah. Meskipun
begitu, Evileye tidak sepenuhnya setuju dengan alasan itu.

"Jaldabaoth bilang bahwa dia akan membuat ibukota menjadi neraka.


Seorang maid yang mengikuti orang seperti itu tidak mungkin adalah orang
biasa. Aku yakin keputusan rekan-rekanku untuk melawannya adalah tindakan
yang benar."

Itu adalah satu hal yang tidak bisa dia kompromikan. Maid itu lebih kuat
daripada Gagaran dan Tia. Mengetahui hal ini, mereka masih melawan - pasti ada

Page | 188
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

alasan tentang hal itu. Dia percaya jika rekan-rekannya memiliki alasan yang
bagus atas apa yang mereka lakukan.

Evileye yang bertahan dan Momon yang terdiam saling menatap, seakan
menembus melewati topeng Evileye dan penutup kepala Momon. Meskipun tak
ada yang bisa melihat wajah satu sama lain, Evileye yakin bahwa dia sedang
menatap mata Momon.

Pada akhirnya, Momonlah yang menyerah dahulu.

"Mmm. Ah, ternyata begitu. Kamu memang benar. Aku minta maaf."

Momon merendahkan kepala kepada Evileye. Itu membuat Evileye terkejut.


Meskipun keyakinan dirinya kepada rekan-rekannya sangat kokoh, dia masih
tidak bisa membuat sang penyelamat dirinya bersikap merendah seperti itu.

"Ah! Tolong, angkat kepala anda! Orang yang mengagumkan seperti anda
seharusnya.. Ueeeeee?"

Saat Evileye baru menyadari apa yang telah dia ucapkan, Evileye
mengeluarkan ucapan kaget yang menyedihkan.

Memang benar Momon adalah individu yang mengagumkan, jika dipikir-pikir,


menggunakan kalimat "mengagumkan" untuk menggambarkannya itu ....

Evileye memekik di dalam hati.

Aaaaa! Mau bagaimana lagi, dia terlalu keren! Apakah salah bagiku untuk
merasa seperti seorang gadis lagi, hanya sekali dalam ratusan tahun? Lagipula,
dia adalah warrior hebat yang lebih kuat dariku...

Cara Evileye yang sedang memandang Momon seperti seorang gadis yang
sedang jatuh cinta, jika Momon merasa malu dan berkata demikian, itu artinya
dia masih punya peluang. Jika tidak, peluangnya kecil sekali.

Tubuh Evileye sudah berhenti berkembang di usia dua belas tahun. Oleh
karena itu, dia tidak memiliki bagian-bagian yang ingin dilihat oleh para pria.
Apakah itu untuk menarik api hasrat dari orang lain, atau memuaskan hasrat itu,

Page | 189
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

akan sulit baginya. Tentu saja, sebagian pria tertentu memang akan sangat
tertarik kepadanya, tapi mereka adalah minoritas. Dengan wanita cantik seperti
Nabe yang ada di dekatnya, peluang Evileye kelihatannya bahkan lebih kecil.

Saat Evileye mengumpulkan keberanian untuk melihat Momon, Malahan dia


melihat Momon dan Nabe sedang melihat ke langit malam.

Dia tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan pertama kalinya, tapi ketika
dia teringat bagaimana dia berteriak baru saja, akhirnya dia memahami. Dua
orang itu telah mengambil teriakannya sebagai peringatan.

Tidak, bukan itu-

Tidak bisa berkata apapun, perasaan itu membuatnya hampir menangis.

"...mungkin anda salah sangka? Tidak ada apapun disana," Momon berkata
demikian saat dia memeriksa langit sekitar.

"S-Salah, itu adalah kesalahan. Saya benar-benar minta maaf."

"Ah, tidak usah dipikirkan. Memang lebih baik salah daripada disergap."

nabe mengambalikan pedangnya ke punggung, saat Momon membalas


Evileye dengan satu pedang di tangan.

Sikap lemah lembutnya membuat Evileye tidak bisa berkata apapun. Saat itu,
ujung matanya menyala. Warnanya bukanlah putih murni dari magic, tapi sebuah
warna merah jahat, warna dari api yang bergemuruh.

"Momon-san, lihat di sebelah sana."

Saat Nabe berkata ini, dua orang itu berputar untuk melihat ke arah sinar
merah yang memancar. Mata Evileye terbuka lebar, karena dia tahu apa yang
menyebabkan api itu.

"Apa? Itu..."

Api Merah itu memuntahkan lidah api ke langit, seakan bertujuan untuk
membakar langit. Dengan tinggi sekitar tiga puluh meter, dan dia sulit

Page | 190
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

membayangkan seberapa besar lebarnya - mungkin ratusan meter, mungkin


lebih.

Dinding api itu bergoyan seperti sebuah tudung, dan mengitari kota seperti
ikat pinggang.

Evileye, yang terkejut tak bisa berkata apapun karena pemandangan itu,
mendengar suara pria yang lembut di telinganya.

"Api Gehenna?"

Seakan lehernya terbuat dari pegas, dia melompatkan kepalanya ke samping


wajah Momon.

"Itu, itu, itu, apa itu? Momon, apakah anda tahu apakah dinding api yang
besar itu?"

Bahu Momon sedikit gemetar saat dia membalas, dengan kurangnya


kepercaya diri yang seperti biasanya.

"Eh? Ah.. tidak, bukan, aku masih belum terlalu yakin akan hal itu. Bisakah aku
memberitahumu nanti setelah aku memastikan secara rinci?"

"Itu... Tidak apa..."

"Aku harus mendiskusikan sesuatu dengan Nabe, permisi."

"Eh, tidak bisakah aku ikut juga?"

"Ah, tidak, ini adalah hal yang pribadi. Maaf, permisi."

Itu adalah hal yang sangat dasar, jelas sekali sehingga Evileye merasa malu
karena sudah meminta dari awalnya. Matanya yang berputar-putar terpaku pada
wanita yang dikenal sebagai Putri Cantik.

Di wajahnya terdapat senyum kemenangan.

Page | 191
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye mungkin salah, tapi sekali lagi, mungkin saja tidak, Adalah hal yang
alami bagi seorang wanita untuk merasa unggul dari seluruh wanita lain ketika
seorang pria hebat memberikan perhatian khusus padanya.

Evileye tidak mampu menahan perasaan aneh yang mendidih di dalam dirinya.
Itu adalah sebuah kemarahan yang membuat dirinya jijik; api cemburu.

Dia bukan hanya kuat, dia juga tahu hal-hal yang bahkan tidak kuketahui.....
Aku takkan pernah bisa bertemu seorang pria seperti dia lagi.

Manusia dengan jenis kelamin wanita memang sewajarnya tertarik dengan


yang kuat. Ketika terancam oleh kekuatan luar, akan memicu naluri alaminya
untuk bergabung dengan pria yang kuat dan melahirkan anaknya, menerima
perlindungan untuk dirinya sendiri dan keturunannya. Tentu saja, tidak semua
wanita akan memilih dengan cara seperti ini. Secara pribadi, banyak faktor yang
bisa menuju cinta. Meskipun begitu, ada kecenderungan yang sangat kuat untuk
mencari kekuatan pada partnernya.

Evileye memandang rendah wanita seperti itu.

Bodoh sekali ingin dilindungi karena kamu lemah. Malahan, yang perlu kamu
lakukan adalah menjadi kuat, dan kamu takkan pernah memerlukan siapapun
untuk melindungimu. Begitulah cara yang seharusnya.

Tapi jika dia membiarkan seorang pria seperti ini pergi, akankah dia bertemu
orang lain yang bisa benar-benar memuaskannya seperti yang bisa dia lakukan?

Evileye tidak akan bertambah tua, tapi Momon pasti akan bertambah tua dan
mati sebelum dia. Dan tak perduli sekeras apapun dia mencoba, Evileye takkan
penah bisa memberikan anak untuk Momon. Beberapa dekade kemudian, dia
pasti akan sendirian lagi. Tetap saja, Evileye berpikir adalah hal yang bagus untuk
hidup sebagai seorang wanita sekali dalam seumur hidupnya.

Wanita lain bisa memiliki anak. Yang paling penting adalah cinta. Aku tidak
membencinya jika dia memiliki simpanan satu atau dua.

Page | 192
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kalau begitu, tolong tunggu disini sebentar. Aku minta maaf karena...
Evileye?"

"Hm? Ahh, aku minta maaf. Aku sedang berpikir sendiri, hal-hal yang harus
didiskusikan dengan rekanku. Aku akan menunggu disini kalau begitu."

Sebenarnya, Evileye tidak ingin berpisah dari Momon. Tapi dia juga tidak ingin
berdekatan terus dengan wanita yang dia akui bahwa dirinya sudah sepenuhnya
kalah dari wanita itu.

Tentu saja, dia tidak bisa mengatakan hal semacam itu.

Tak ada yang menginginkan wanita yang terlalu nempel. Para pria adalah
makhluk yang semakin ingin kabur jika dia semakin diikat.

Dia teringat dengan percakapan ringan dari kedai minuman. Saat itu, dia
menertawakannya, karena dia pikir itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Saya sekali. Bahkan hal-hal remeh seperti itu ada gunanya. Seharusnya aku
lebih mendengarkan dengan detil... Tapi apakah sudah terlambat jika mulai dari
sekarang? Apakah aku memiliki waktu untuk belajar bagaimana caranya menjadi
seorang wanita?

Saat Evileye melihat bentuk tubuh dua orang petualang itu yang mulai
menghilang, Kepala Evileye mulai dipenuhi dengan pemikiran liar.

Dia tahu sekarang bukan waktunya berfantasi seperti itu, tapi hanya tahu
sangat sedikit sekali apa yang sedang terjadi, jangankan maju, akhirnya dia tidak
melakukan apapun. Meskipun begitu, Evileye akan pergi ke dalam pertarungan
yang mungkin akan membuatnya binasa. Di dalam peristiwa seperti itu, dia lebih
baik menghela nafas dan mempertimbangkan hal lain dengan sungguh-sungguh
agar bisa mencegahnya terus memikirkan dia.

... Itu adalah kenyataan.

Dia tidak tahu guna dari tubuhnya, jika dia tidak bisa memiliki anak, tapi itu
adalah sebuah jalan besar yang masih layak untuk dipikirkan.

Page | 193
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

....haaa. Mengalahkan Jaldabaoth dan membuat masa depan...

Api di hati Evileye kembali terbakar, seakan sedang menantang Jaldabaoth di


dalam dinding api.

Satu-satunya orang yang bisa mengalahkanmu adalah Momon-sama. Kalau


begitu, aku akan menyingkirkan sampah-sampah di sekelilingmu. Kali ini, jika
maid itu sendiri yang muncul, aku akan membunuhnya. Aku adalah orang yang
pernah dikutuk menjadi makhluk yang dikenal sebagai Landfall!! Jangan
menganggapku remeh, Jaldabaoth!

"Kurasa dia tidak akan bisa mendengar kita disini."

"Akan sulit mendengarkan kita dari jarak yang sangat jauh."

"Meskipun begitu, kita seharusnya masih bisa bersiap."

Ainz mengaktifkan sebuah item cash yang memiliki kekuatan mencegah orang
menguping pembicaraan, tapi rasanya sia-sia karena itu hanyalah item sekali
pakai. Namun, dia tidak ada pilihan lain.

"Kalau begitu, Nabe, kurasa aku sudah bisa melihat rencana Demiurge untuk
sebagian besarnya. Namun, semakin rumit sebuah mesin, semakin mudah rusak.
Hal yang sama berlaku dengan perencanaan. Kita harus menghindari bersikap
seperti sudah menang dan tidak memastikan kenyataan hanya karena kita sudah
unggul. Apakah kamu mengerti?"

"Ternyata begitu....Seperti yang saya duga dari Tuan dan Pemimpin kami,
wujud yang tak ada bandingannya."

Pujian Narberal datang dari lubuk hatinya, dan Ainz mengakuinya dengan
anggukan kepala bak raja. Seakan dia sudah berkata bahwa semunya sudah
menurut rencana.

Bukan itu masalahnya.

Page | 194
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia merasa seperti sedang tenggelam dalam danau yang tidak ada, keringat
dingin terbentuk.

Dia bahkan tidak bisa menggenggam makna dibalik rencana Demiurge. Ainz
hanya pergi ke medan tempur dengan gagasan bodoh untuk memamerkan skill
tempurnya dalam gaya yang paling mencolok di ibukota.

Rasa terkejut setelah mengetahui jika lawannya adalah Demiurge telah


memecah ketenangannya sama sekali. Hanya pengendali emosi yang dimiliki
oleh seluruh undead yang membuatnya tetap tenang.

Setelah itu dia berpikir dia hanya akan melawan Eight Finger menurut yang
diperintahkannya, namun dia lalu tahu jika dia akan melakukan pertempuran
dengan para petualang dengan peringkat adamantite. Karena dia tidak tahu apa
yang sedang terjadi sama sekali. Ainz hampir menyerah dengan pemikiran ini.

Berbicara tanpa memikirkan kondisi sekarang ini akan terdengar aneh. Ainz
tahu jika sangat berbahaya untuk berpura-pura mengerti ketika sebenarnya dia
tidak tahu apapun. Mungkin akan lebih bijak untuk mengeluarkan
ketidaktahuannya, tapi dalam kondisi seperti sekarang, itu adalah nasehat yang
buruk. Seorang Supreme Being yang layak memiliki loyalitas harus menunjukkan
jumlah prediksi yang tepat.

Jika seorang atasan - terutama salah satu dari seorang dengan level CEO -
terbukti dirinya tidak kompeten, bawahannya akan kehilangan kepercayaan pada
dirinya.

Oleh karena itu, dia harus mati-matian memeras sel otaknya yang sebenarnya
tidak ada untuk mengeluarkan peribahasa yang baru saja dia katakan.

Mungkin Narberal terlalu jujur, atau kalimat yang Ainz ucapkan memang tidak
sengaja memiliki arti. Mata Narberal dipenuhi dengan rasa hormat. Dengan
begitu, Ainz membuat sebuah permintaan dengan dalih memerintahkan
Narberal.

Page | 195
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Mmm. Kalau begitu, agar bisa memastikan kesuksesan dari operasi


Demiurge, buatlah kontak dengannya. Aku tidak akan melakukannya sendiri
karena wanita itu mungkin masih sedang mengamati. Dan sekarang ini, aku tidak
bisa menggunakan magic. Hu... Evileye itu tak pernah menurunkan
kewaspadaannya sedetikpun. Aku tidak punya bukti, tapi aku yakin dia sudah
mencurigaiku."

"Bagaimana mungkin? Tidak ada hal semacam itu. Mungkin ada alasan lain dia
melihat anda sedekat itu."

Ainz melihat kepada Narberal sambil menoba untuk membuatnya jelas bahwa
dia sedang mengamatinya.

"Pasti ada alasannya. Aku bisa mengerti bagaimana wanita itu berpikir secara
kasarnya. Aku yakin mengeluarkan kemarahanku karena kita sedang
mendiskusikan Entoma adalah kesalahan yang fatal. Mungkin aku seharusnya
membunuh dia sejak tadi?"

Tidak ada jawaban yang diberikan.

Ketika Ainz mendengar Entoma yang hampir terbunuh, kemarahan Ainz


membara. Meskipun sudah ditekan dalam sekejap seperti semua emosi yang
kuat, dalam sekejap saat dia dipenuhi dengan kemarahan yang mematikan.
Adalah sebuah keajaiban dia tidak langsung memenggal kepala Evileye dengan
pedangnya.

Ainz telah menekan nafsu membunuhnya dan tidak bertindak dalam


kemarahan karena sebelumnya, dia memutuskan jika membunuh Evileye adalah
hal yang tidak ada untungnya. Akhirnya dia telah menemukan sebuah perkenalan
dengan seseorang yang bisa menggunakan magic resurrection - dan mereka
berada di dalam posisi yang menguntungkan dari hal itu. Merusak hal ini adalah
hal yang sangat disayangkan.

Mungkin aku sudah dewasa, dan telah belajar untuk mengendalikan diriku
sendiri.

Page | 196
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jika bukan karena cuci otak yang dialami oleh Shalltear, mungkin saja dia akan
mengabaikan keuntungan potensial yang bisa diperoleh Nazarick dan
membunuh Evileye. Great Tomb of Nazarick dan para NPC yang dibuat oleh
mantan rekan-rekannya adalah hal yang sangat berharga yang sangat ingin
dilindungi oleh Ainz. Dia tidak akan memaafkan segala percobaan yang bisa
melukai mereka, tapi dia juga harus mempertimbangkan apa yang paling penting
dan pilihan yang mana yang harus dibuat untuk mendapatkannya. Itu adalah
kedewasaan.

Ainz bercermin jika kapasitasnya telah tumbuh sesuai dengan pengalamannya,


dan ilusi wajah dibalik penutup kepala itu tersenyum sendiri.

Jika begini, tidak diragukan lagi dia akan mampu menjadi penguasa senjati
dari Great Tomb of Nazarick. Atau lebih tepatnya, dia berharap untuk bisa meraih
tingkat itu.

Sebelum itu, aku harus menghindari kekecewaan dari orang-orang atau


mengalami kemunduran besar... akan sangat sulit bagiku....

"Begitukah? Seperti yang diduga dari Ainz-sama, anda benar-benar telah


melihat jauh di wanita itu. Pandangan semacam itu hanya milik yang ditakdirkan
untuk menduduki takhta."

"Cukup dengan pujiannya, Narberal. Lebih tepatnya, itu adalah kesalahanku


sehingga membuat dia curiga."

Ainz memberi isyarat melambaikan tangan kepada Narberal yang juga untuk
menyembunyikan rasa malunya. Lalu, dalam suara yang kaku, dia mengeluarkan
perintah.

"Ayo Narberal. Pergi dan temukan semua detil dari rencana ini, lalu katakan
padaku semuanya. Dan juga, bilang kepada Albedo jika ini terus memanjang, kita
akan bergabung untuk membersihkan kekacauan Jaldabaoth."

Narberal membungkuk dan mengucapkan mantranya.

Page | 197
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Di dalam hatinya, Ainz gembira. Dia tidak perlu berbohong kepada Narberal.
Keadaan Ainz saat ini sebagai Warrior sempurna adalah bahwa dia tidak bisa
menggunakan magic. Oleh karena itu, menggunakan Narberal untuk
menyalurkan pesan dari Demiurge adalah hal yang logis. Tapi ada alasan lain,
satu alasan yang tidak bisa dia katakan dengan keras-keras.

Agar lebih baik lagi dalam hal pura-pura jika dia sudah mengetahui seluruh
rencana Demiurge, dan tidak membiarkan Albedo atau Demiurge mencurigai
apapun, dia harus meminimalkan kontak dengan mereka.

Jika dia mengutus Narberal untuk melakukannya, itu akan seperti sedang
bermain permainan telefon, dan beberapa informasi mungkin saja akan
melenceng. Namun, dia lebih memilih resiko itu daripada memilih resiko merusak
imejnya sebagai Supreme Ruler dari Great Underground Tomb of Nazarick.

Ainz perlahan mendekat kepada Evileye.

Sementara Narberal sedang berkomunikasi dengan Demiurge, sedangkan


bagi Ainz adalah menarik perhatian Evileye.

"Yang benar saja, masa sekarang... bagus juga jika kita bisa entah bagaimana
melewati ini. Ngomong-ngomong, aku penasaran dengan wajah anak dari orang
yang memiliki kekuatan seperti itu di balik topeng tersebut..."

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 00:47

Meskipun ini adalah tengah malam, sebuah sudut di ibukota kerajaan terlihat
terang karena banyaknya obor seakan-akan saat ini adalah tengah hari. Sebuah
ruangan yang terlihat penuh sesak terdapat banyak pria dan wanita. Mereka
semua berpakaian siap tempur, tapi tak ada tema yang sama dari mereka.

Mereka semua adalah para petualang di dalam ibukota yang merespon


panggilan darurat dari istana. Meskipun ada para petualang Orichalcum dan

Page | 198
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mythrill, bahkan para petualang dengan peringkat rendah seperti besi dan
tembaga juga hadir untuk ini.

Semakin banyak para petualang senior yang sudah menyadari jika alasan
orang luar seperti mereka telah diberi izin ke dalam istana adalah untuk
menangani masalah yang sedang melanda ibukota. Beberapa petualang ini sudah
mulai menebak siapa yang mempekerjakan mereka ketika melihat pemuda di
dalam balutan armor putih yang menarik perhatian di sudut ruangan. Bahkan
sedikit dari para petualang itu yang sudah tahu identitas sebenarnya dari pria
yang memakai katana dan berdiri di samping pemuda tersebut.

Pintu besar ke ruangan ini tiba-tiba terbuka, dan yang muncul adalah
sekelompok wanita, yang membuat kegaduhan.

Setiap wanita itu dikenal oleh para petualang di dalam Kingdom.

Di pucuk pimpinan mereka adalah kelompok petualang dengan peringkat


adamantite "Blue Rose", Lakyus Alvein dale Aindra.

Berada dekat dengannya adalah Putri Emas Renner, bersama dengan


pimpinan dari guild petualang di ibukota. Lalu ada juga Evileye dari Blue Rose
dan salah satu dari si kembar. Dan di belakang mereka adalah Warrior terkuat di
Kingdom, Gazef Stronoff.

Saat kelompok di depan para petualang yang sedang berkumpul itu berdiri,
pemuda dengan balutan armor putih membuka gulungan yang ada di
tangannya, dan menempelkan gulungan itu ke dinding di belakangnya.

Itu adalah peta detil dari ibukota kerajaan.

Yang pertama berbicara adalah seorang wanita yang berusia sekitar empat
puluh tahunan, seorang mantan anggota kelompok petualang dengan peringkat
mythrill yang matanya masih dipenuhi semangat.

"Para hadirin, sebagai permulaan, saya ingin berterima kasih kepada kalian
karena bisa hadir di dalam pertemuan darurat ini."

Page | 199
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setelah ruangan itu agak hening, dia melanjutkan menyapa para petualang
dengan ekspresi sungguh-sungguh di wajahnya.

"Biasanya, Guild Petualang tidak akan mencampuri urusan negara."

Setiap mata terarah ke anggota Blue Rose, tapi mereka tetap terdiam.
Lagipula, mata-mata itu tidak bisa berbicara layaknya mulut.

"Namun, ini adalah kasus pengecualian. Guild Petualang memutuskan untuk


bekerja sama dengan penuh bersama kerajaan, untuk cepat-cepat menyelesaikan
masalah yang kami hadapi. Sang putri akan memberikan rinciannya kepada kita,
jadi aku harap kalian semua bisa diam dan mendengarkan."

Sang putri perlahan maju, dikelilingi oleh anggota dari Blue Rose dan Gazef
Stronoff.

"Saya adalah Renner Theiere Chardelon ryle Vaiself, dan saya sangat bersyukur
karena semua yang ada disini bisa merespon pengumuman panggilan luar biasa
malam ini."

Renner membungkuk dengan malu-malu kepada mereka, dan beberapa


helaan nafas kagum muncul dari para petualang itu saat mereka melihat
pemandangan halus di depan mereka.

"Biasanya, saya akan membuat pujian yang layak pada kalian semua, namun
saat ini waktu adalah hal yang terpenting, mari kita langsung menuju titik
masalahnya. Malam ini, sebagian dari ibukota-"

Disini sang putri mengangkat jarinya ke sebuah bagian dari peta - sudut timur
laut - dan menggambar sebuah lingkaran di sekitarnya.

"-sebagian ibukota dikelilingi oleh sebuah dinding api. Api-api tersebut


memiliki tinggi lebih dari tiga puluh meter, dan aku yakin kalian semua sudah
melihatnya."

Sebagian besar para petualang mengangguk setuju, sementara lainnya pergi


ke jendela istana untuk melihat ke luar. Adanya dinding-dinding yang

Page | 200
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mengelilingi istana membuat mereka tidak bisa melihat dinding api secara
langsung, tapi cahaya yang memancar dari api tersebut menodai langit dengan
warna merah, sehingga mereka bisa melihatnya.

"Api ini semacam sebuah ilusi, karena menyentuhnya tidak membuat luka.
Menurut mereka yang sudah melakukan kontak dengan api itu, api tersebut tidak
memiliki panas, atau menghalangi gerakan. Bergerak menembus dinding api
tersebut seharusnya bukan masalah pula."

Saat ini, para petualang dengan peringkat yang lebih rendah bernafas lega.

"Pelaku kejahatan dari insiden ini dikenal sebagai Jaldabaoth, seorang demon
yang kuat. Blue Rose sudah memastikan jika ada banyak demon dengan
peringkat rendah di sisi lain dari dinding api tersebut. Mereka kelihatannya
bergerak seluruh atas perintah dari atasan mereka."

Lakyus mengangguk kepada Renner saat dia berkata demikian.

"...Serang kepalanya maka tubuhnya akan mati... bukankah itu artinya yang
harus kita lakukan hanyalah mengalahkan Jaldabaoth?"

Renner berputar untuk menyetujui yang berbicara, seorang petualang dengan


plat mythrill di lehernya.

"Itu mungkin adalah kesimpulan yang paling sederhana, tapi pada dasarnya,
itu memang benar. Namun, apa yang ingin aku minta kepada kalian semua
adalah mengalahkan tujuan dari iblis ini. Kita memiliki informasi yang
memberitahukan bahwa dia disini untuk mengambil item magic tertentu yang
sampai di ibukota ini."

Berita itu memicu keributan di antara para petualang. Mereka akhirnya


menyadari jika daerah yang dilingkari oleh dinding api itu termasuk dalam
pergudangan dan rumah-rumah toko yang merupakan jantung perekonomian
ibukota.

"...Bagaimana anda bisa mendapatkan informasi ini?"

Page | 201
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Itu diberitahukan oleh Jaldabaoth sendiri."

"Kalau begitu bukankah ada kemungkinan besar jika informasi ini bisa saja
salah?"

"Pastinya, itu adalah kemungkinan yang tidak bisa disangkal. Namun, aku
yakin itu benar. Musuh tidak membuat gerakan apapun sejak mereka memasang
dinding api itu. Yang lebih penting lagi, jika apa yang dikatakan oleh Jaldabaoth
adalah benar, maka tidak melakukan apapun akan berarti bahwa yang hanya bisa
kita lakukan adalah melihat skenario terburuk yang terjadi di depan mata kita.
Oleh karena itu, kita harus membuat inisiatif."

"Seberapa kuat Jaldabaoth yang kalian sebutkan? Aku tidak pernah ingat atau
membaca tentangnya. Akan sangat berguna bagi kita jika kalian bisa
memberitahu level kesulitannya."

Lakyus maju ke depan dengan ekspresi kaku di wajahnya.

"Rekanku Evileye adalah salah satu yang sangat familiar dengan kekuatan
Jaldabaoth, tapi kami masih belum menerima secara detilnya. Kami akan
mengupdate informasi ini pada kalian nanti."

Peringkat kesulitan adalah bagaimana para petualang mengukur monster-


monster yang mereka temui. Semakin tinggi angkanya, semakin kuat lawannya.
Namun, ada peraturan yang tak tertulis jika seseorang seharusnya tidak terlalu
mengandalkan peringkat kesulitan, karena itu hanya akan membuat sebuah
kejutan yang tidak menyenangkan. Kekuatan dari monster-monster bervariasi
bahkan dalam spesies mereka sendiri dan yang terbaik, sebuah peringkat
kesulitan adalah sebuah tebakan. Oleh karena itu, itu bukanlah sebuah nilai yang
sering digunakan. Namun, itu adalah cara sederhananya untuk menjelaskan hal
tersebut kepada kelompok seperti ini.

"Aku akan bericara tentang apa yang aku ketahui sebagai perwakilan
kelompokku. Rekan-rekanku menghadapi maid serangga - dipercaya sebagai
salah satu pengikut Jaldabaoth - dan mengalahkannya, hanya saja Jaldabaoth
muncul dan masuk ke dalam pertarungan kami..."

Page | 202
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ketiadaan dari Gagara sang warrior dan Tia sang rogue sudah diketahui oleh
para petualang yang hadir. Lakyus melihat ke sekeliling kepada para petualang di
ruangan itu.

"Mereka dibunuh oleh Jaldabaoth."

"Dengan hanya satu serangan."

Keributan pecah dengan statemen Evileye. Para petualang peringkat


Adamantite, puncak dari manusia, legenda hidup. Tidak terpikirkan jika mereka
bisa dibunuh, lebih-lebih dengan sekali serangan.

"Jangan takut!"

Evileye berteriak seakan dia memecah ketakutan di udara dengan suaranya.

"Memang benar, Jaldabaoth sangat kuat. Aku bisa meyakinkan hal ini,
menghadapinya sendiri tanpa adanya hasil apapun kecuali hanya kekalahan. Itu
adalah monster yang tidak bisa dikalahkan oleh manusia biasa. Bahkan jika setiap
orang disini berkumpul melawannya, kita hanya akan dikalahkan sebagai satu
kelompok. Tapi tidak usah khawatir. Ada seorang pria yang bisa bertarung
dengan setara melawan Jaldabaoth!"

Ditengah-tengah keributan, beberapa petualang yang berwajah cerah melihat


ke arah tempat tertentu - kepada petualang tertentu.

"Para hadirin, aku yakin kalian tahu pria ini. Dari tim petualang dengan
peringkat adamantite yang baru saja dibentuk di kota E-Rantel di dalam
kerajaan- memang benar, itulah dia-"

Evileye menunjukkan jarinya kepada sepasang petualang, dan mata dari


seluruh ruangan mengikutinya.

"Pemimpin kegelapan, Dark Hero Momon-dono!"

Seseorang yang diselimuti oleh armor full plate berwarna hitam sekelam
malam dan menggunakan penutup kepala yang dia tolak lepaskan meskipun
berada di dalam ruangan, sedangkan yang lainnya adalah wanita cantik dengan

Page | 203
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

kelas dunia. Dua orang itu langsung menjadi pusat perhatian semuanya. Seruan
takjub dan penasaran memenuhi ruangan itu saat mereka menyadari selebriti
yang ada di tengah-tengah mereka.

Momon memindahkan plat adamantite dari dalam gulungan jubah merah


gelapnya agar bisa terlihat oleh setiap orang.

"Cepatlah, Momon-san, silahkan kemari ke depan ruangan."

Berkebalikan dengan kegembiraan Evileye, Momon hanya mengangkat tangan


membalasnya, dan berbisik beberapa kalimat di telinga Narberal.

"Momon-san bilang tidak perlu perkenalan panjang-panjang. Kita seharusnya


memulai pengarahan secepatnya."

"Yah, sayang sekali. Kalau begitu, kita segera saja, sesuai saran dari Momon-
sama. Evileye, bolehkan aku melanjutkan pengarahannya?"

"Batuk, uh, maaf, Putri Renner, silahkan lanjutkan."

Meskipun topeng Evileye menyembunyikan wajahnya, seseorang bisa


merasakan bagaimana kecewanya Evileye dari nada suaranya.

"Seperti yang Evileye katakan, kita memiliki seorang warrior yang bisa
melawan Jaldabaoth. Semuanya, tengahlah karena kita tidak akan mengambil
pertarungan yang tidak bisa kita menangkan. Kalau begitu, saya akan
menjelaskan detil operasi ini."

Renner membuat garis sketsa di peta.

"Sebagai awal, aku ingin kalian bertindak sebagai busur kami."

"Sebuah busur? datang suara keraguan, "Bukan perisai?"

"Sebuah perisai tidak akan bisa membantu kita menang. Pada awalnya, aku
berharap untuk membentuk para petualang menjadi garis pertempuran, diikuti
dari dekat oleh sebuah garis para penjaga. Di belakang mereka adalah garis
pendukung dari priest dan magic caster. Dengan cara seperti ini, kita akan maju

Page | 204
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

ke dalam benteng musuh. Pada titik ini, jika musuh tidak menghadapi kita, maka
kita akan membuat para petualang untuk maju ke markas musuh dan menekan
area tersebut. Jika kita diserang, pertama kita akan memutuskan jika kita bisa
mementalkan serangan. Jika mungkin, kita akan maju. Jika tidak, maka saya akan
meminta para penjaga untuk menahan musuh selama mungkin. Jika para
petualang harus mundur, maka mereka harus menuju kemari."

Renner menunju ke garis pendukung dari para magic caster.

"Kalian akan disembuhkan disini, dan dari sini kita akan melihat serangan lain
yang akan dilancarkan."

"Tunggu dulu! Apakah ini artinya... para penjaga yang akan bertarung
menggantiakn kami?"

Para penjaga memiliki kekuatan tempur yang rendah. Kelihatannya tidak


mungkin sebanyak apapun mereka untuk menggantikan para petualang dalam
bertarung.

Saat Renner akan membalas, petualang lain berbicara.

"Satu hal lagi, ada celah fatal di dalam rencana ini. Ketika mundur, formasi
kami akan melebar, dan kekuatan bertahan kami akan melemah sebagai hasilnya.
Bagaimana jika para demon itu menyerang ibukota saat ini? Bahkan seorang
demon dengan peringkat rendah jauh lebih kuat dari manusia rata-rata.
Bukankah akan banyak pengorbanan yang tidak perlu? Malahan, mengapa kita
tidak menggunakan 'Fly' untuk menusuk formasi musuh dalam satu gerakan?"

"Saya sudah mempertimbangkan metode ini juga, tapi bukankah tidak salah
jika kita menganggap banyak demon yang bisa terbang diantara mereka?"

Para petualang mengingat cerita akan demon-demon yang bisa terbang lalu
mengangguk kepada Renner. Bahkan demon dengan level rendahan memiliki
sayap, dan banyak yang bisa terbang.

"Pengaplikasian 'fly' biasanya hanya untuk menarik mata musuh kepada diri.
Saya telah mempertimbangkan untuk mulai dari titik yang tinggi, lalu tiba-tiba

Page | 205
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

terjun ke tanah dan menggunakan bangunan-bangunan di kota untuk menahan


pandangan musuh sambil menyerang mereka dengan kecepatan tinggi dari
tempat berlindung...tapi ada masalah lain untuk didiskusikan sebelum ini. Kalian
menyebutkan bahwa ketika kita mundur, garis pertempuran akan melebar, dan
pertahanan akan melemah. Hal yang sama juga berlaku pada musuh kita. Jadi
untuk pertempuran ini, kita bukanlah sebuah perisai, namun sebuah busur."

Sahutan setuju datang dari para petualang.

"Para hadirin, kalian akan menjadi busur dari kerajaan kita, ditarik lalu
dilepaskan, untuk menusuk musuh kita jauh ke jantungnya. Saat para petualang
akan menyebar, begitu juga dengan musuh yang mengikuti kita. Ini juga berarti
pertahanan musuh akan melemah. Diantara formasi tertutup atau longgar, aku
yakin akan lebih mudah untuk menembus formasi yang longgar. Tujung
membentuk kalian menjadi sebuah baris seperti ini adalah untuk memancing
musuh melemah sendiri. Dan akhirnya bertindak sebagai anak panah adalah
Momon-sama disini. Ketika dia melihat garis musuh membuka, dia akan
membuat serangan dengan ketinggian rendah untuk menembus mereka."

"...Bagaimana dengan Red Drop? Meskipun mereka adalah para petualang


dengan peringkat adamantite, aku tidak melihat bagaimana dua orang bisa
menembus mereka sendiri. Untuk amannya, bukankah kita memerlukan
seseorang untuk menyaring mereka sebelum sampai kepada Jaldabaoth?"

"Saat ini, mereka sedang melakuakn sebuah tugas di dalam Republic. Kita
sudah menggunakan 'Message' untuk memberitahukan situasinya kepada
mereka, tapi kembali akan memakan waktu setidaknya setengah hari. Saat itu,
akan terlambat. Jadi kali ini, kita tidak akan menghitung kekuatan mereka ke
dalam rencana kita."

"Lalu bagaimana dengan Blue Rose? Apakah mereka akan pergi dengan
Momon-san?"

Page | 206
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Kekuatan tempur kami sudah berkurang sangat besar dengan kurangnya


dua anggota kami. Tina dan aku akan ikut dalam garis tempur dan bertarung.
Evileye akan melakukan hal lain."

"...Aku akan menemani Momon-sama... Momon-san saat dia mulai masuk, jadi
aku harus terfokus untuk mengembalikan mana milikku hingga sekarang."

"Kalau begitu aku bertanya lagi. Aku ingin bertanya kepada Kapten Prajurit
sesuatu. Bagaimana dengan pasukan rumahan dari para bangsawan dan para
prajurit? Blue Rose sudah kehilangan dua anggota? Anda seharusnya masuk
menggantikan mereka. Tidak bisakah anda memimpin pasukan itu ke medan
tempur, dan membiarkan Blue Rose menangani tugas membersihkan jalan untuk
Momon-san?"

"Beri kami jawaban!"

"Pasukan rumahan bertanggung jawab melindungi perumahan tuan-tuan


mereka, dan para prajurit menjaga pertahanan ibukota. Dan para warrior yang
aku pimpin ditugaskan untuk melindungi keluarga kerajaan."

"Jadi anda bilang jika Gazef Stronoff yang hebat tidak berani menginjakkan
kakinya di medan pertempuran?"

"Memang benar, memang demikian. Tugasku untuk tetap di dalam ibukota.


Dan para warrior yang aku pimpin bertugas untuk melindungi anggota keluarga
kerajaan."

Suasana berubah. Dipenuhi dengan rasa permusuhan dan frustasi. Ucapan


Gazef memang benar, tapi meskipun mereka mengerti akan hal itu dalam tingkat
logis, itu masih tidak bisa diterima di tingkat emosi. Yang menerima koin
bersimbah darah mereka adalah para petualang, dan mereka sudah bersiap
untuk kehilangan nyawa mereka yang paling berharga pada pertarungan
nantinya. Para bangsawan dan keluarga kerajaan seharusnya juga demikian.
Menerima uang dari masa, mereka seharusnya bergegas menyelamatkan mereka
daripada sembunyi agar selamat di istana-istana mereka. Terutama saat mereka

Page | 207
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

sudah mengambil pria terkuat di Kingdom itu sebagai bodyguard mereka. Lalu
apa?

Oleh karena itu yang berbicara untuk Gazef adalah Lakyus.

"Semuanya, aku mengerti kalian tidak senang dengan pengaturan ini. Tapi
sebelum itu, Aku ingin memberikan satu nasehat. Yang membayar kalian untuk
bisa berkumpul di sini bukanlah keluarga kerajaan, tapi putri Renner sendiri, dari
keuangannya sendiri. Yang membawa Momon-san kemari adalah Marquis
Raeven. Dia tidak disini malam ini karena dia sedang berjaga terhadap demon
apapun yang mungkin saja tersebar dari ibukota. Memang benar, aku juga tidak
senang dengan para bangsawan dan keluarga kerajaan seperti kalian, tapi aku
ingin kalian mempertimbangkan jika tidak semuanya memiliki potongan baju
yang sama."

Ruangan itu menjadi tenang saat Lakyus menyelesaikan kalimatnya. Semuanya


mencoba untuk mengendalikan kemarahan yang tidak ingin mereka tunjukkan
kepada Renner.

"...dan satu hal lagi. Sebelum kita meluncurkan anak panah, kita harus
melakukan satu tugas lagi. Climb!"

"Ya, Putri!"

Suara Climb yang enerjik menark perhatian semuanya kepada bocah yang
terbalut armor putih.

"Meskipun ini adalah tugas yang berbahaya, aku masih harus menugaskannya
kepadamu. Ketika kita masuk ke pertahanan musuh, mungkin saja ada yang
selamat. Tolong selamatkan mereka."

Bisikan lirih terdengar dari arah para petualang. "Tidak mungkin", "Itu terlalu
berlebihan", semacam itu. Masuk ke dalam jantung formasi musuh dan mencari
yang selamat tidak jauh berbeda dengan bunuh diri secara tidak langsung. Dan
mengantarkan penduduk yang tak berdaya kembali melewati zona perang
sejatinya tidak mungkin.

Page | 208
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tetap saja, Climb langsung menjawab.

"Baik, yang mulia! Saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk


menyelesaikan tugas apapun yang anda berikan kepada saya!

Semuanya melihat ke arah Climb seakan dia sudah gila.

"..Putri, Climb hanya satu orang, dan mungkin saja ada resikonya. Maukah
anda memperbolehkan saya menemani dia?"

"Apakah itu tidak apa, Brain Unglaus-sama?"

Nama itu mengangkat keributan lagi dari para petualang. Nama dari Brain
Unglaus adalah nama yang takkan pernah dilupakan oleh mereka yang
menghargai kekuatan.

"Ah, itu tidak masalah bagi saya."

"Kalau begitu saya mengandalkan anda. Bolehkan sekarang aku minta semua
pemimpin kelompok untuk maju ke depan?"

Saat dia melihat para petualang yang memimpin di dalam ruangan, Ainz
sedang melakukan sebuah pekerjaan sendiri.

Dengan kata lainnya, dia sedang membuat perkenalan.

Orang-orang yang terlihat sebagai wakil dari pimpinan kelompok petualang


itu datang kepada Ainz terdiri dari dua atau tiga orang untuk bicara dengannya.

Barisan mereka mengikuti corak yang mirip saat mereka mengumumkan nama
kelompok mereka, mengagumi equipment Ainz, berharap bertemu dengannya
lagi dan berbagi cerita tentang petualangan mereka. Mirip dengan seseorang
yang mungkin sedang bertukar kartu nama saat bekerja, jika kartu nama memiliki
bentuk fisik, perkenalan secara verbal akan lebih menggantung pada ingatan.

Ingatan yang bagus adalah sebuah skill yang penting bagi seorang pemimpin.
Ainz membiarkan pikirannya berkelana saat dia menyambut setiap orang yang
dia temui di dalam ingatannya.

Page | 209
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Hal yang terpenting adalah untuk mengingat nama kelompok dan apa
peringkat mereka. Dan tentu saja, dia hanya akan memperhatikan para petualang
yang memiliki peringkat yang lebih tinggi. Para petualang dengan peringkat besi
dan tembaga juga datang menyapanya, tapi mereka hidup di dunia yang
berbeda, dan melupakan mereka bukanlah sebuah masalah. Itu adalah
bagaimana seorang pimpinan departemen tidak akan repot-repot mengingat
pegawai biasa dari perusahaan kecil yang dia kunjungi.

Meskipun begitu, Momon tidak membuatnya jelas sekali jika dia menganggap
remeh mereka. Dia menyambut jabatan tangan seluruh orang yang datang,
memberikan mereka tepukan menenangkan di bahu, tertawa dengan candaan
mereka yang bodoh, dan membalas pujian yang dia terima.

Seseorang bahkan rela melepaskan sarung tangannya agar bisa berjabatan


tangan dengan Ainz, meskipun dia masih memakai sarung tangannya. Itu adalah
urusan dari kelas, Momon berpikir seperti itu saat dia menatap punggung dari
orang-orang yang baru saja mengucapkan halo.

Warna yang gila...

Rambutnya memiliki warna pink yang mengejutkan.

Tidak aneh bagi para petualang untuk mewarnai perlengkapan mereka


dengan warna yang mencolok, tapi ini adalah pertama kalinya Ainz melihat
seseorang mewarnai rambutnya dengan corak yang seram.

Para petualang di ibukota benar-benar adalah sekumpulan orang yang sama


sekali berbeda. Hanya karena ada banyak orang di ibukota, tidak berarti harus
sejauh itu agar bisa mencolok.

Yah, kelihatannya memang tidak ada larangan atau stigma apapun yang
berhubungan dengan mewarnai rambutmu...

Ketika Ainz hidup sebagai seorang pegawai biasa, rambut pink akan dianggap
aneh, tapi di dunia ini, bahkan anak-anak bisa mewarnai rambut mereka.

Page | 210
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia memaksa dirinya untuk meninggalkan topik tentang rambut, dan malahan
melihat ke arah barisan para petualang di depannya. Itu mengingatkannya
dengan insting antri dari orang Jepang. Lalu, dia memindahkan fokus dirinya
kepada Narberal yang sedang berdiri di depannya.

Ainz tak pernah sekalipun mendaftarkan nama kelompoknya, tapi kelompok


yang disebut Darkness atau Kegelepan memiliki satu orang anggota lagi, wanita
cantik dan langsing yang berdiri di belakang Ainz.

Kebanyakan para petualang tidak berani berbicara dengannya karena rasa


permusuhan yang jelas terlihat dari dirinya menusuk kulit mereka. Karena itu, lalu
mereka hanya datang bertemu Ainz dan memperkenalkan diri, yang tentunya
lebih menguntungkan bagi mereka.

Pada akhirnya, masyarakat petualang memang seperti kehidupan pekerjaan...

Lagipula, mereka semua adalah susunan sosial dari manusia. Memang wajar
jika ada kemiripan diantaranya.

Saat tangan Ainz mulai nyeri karena berjabat tangan jika dia masih menjadi
manusia, aliran para petualang yang mendekat mulai menurun. Melihat ada
kesempatan, Evileye mendekat, memotong di depan orang yang akan menjabat
tangan Ainz. Mereka tidak bisa protes. Para petualagn telah membuat perkenalan
mereka dengan urutan peringkatnya, dari yang paling tinggi hingga yang
terendah. Menjadi yang terakhir dari barisan, yang tersisa adalah para pemula,
dan mereka pasti tidak bisa berkata apapun melawan Evileye yang memiliki
peringkat adamantite.

"Perkenalannya seharusnya sudah habis, bisakah anda kemari sebentar?"

Ainz menatapnya melewati celah dari penutup kepalanya yang tertutup, dan
lalu dia melihat Gazef dari sudut pandangannya. Jika dia masih ada disana, hanya
ada satu hal.

"Nabe, gantikan aku dan temui mereka. Aku akan segera kembali setelah aku
selesai disini."

Page | 211
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mata para pendengar yang ada di dekat situ menjadi terbelalak.

"Maafkan aku, tapi yang antri duluan harus didahulukan."

Ainz berpaling dari Evileye lalu melanjutkan berbicara dengan para petualang
yang datang melihatnya.

Jika Ainz sedang berbicara kepada pimpinan perusahaan kecil lalu dipanggil
oleh pimpinan dari perusahaan internasional, dia sewajarnya akan pergi ke bos
perusahaan internasional itu. Itu bukan memfavoritkan atau diskriminasi, namun
lebih kepada, hal yang wajar. Jika dia tetap pada pendiriannya dan mengabaikan
panggilan, dia pasti akan terlihat sebagai pimpinan yang egois yang tidak bisa
melihat gambaran besar. Sebagai seorang pegawai biasa, suatu ketika kamu
harus meminggirkan pemikiranmu sendiri dan bertindak untuk keuntungan yang
lebih besar dari perusahaan.

Itulah artinya menjadi sebuah gerigi pada suatu mesin.

Namun, kali ini berbeda.

Aku tidak boleh bicara dengan Gazef. Meskipun hanya sesaat, dan meskipun
sudah dua bulan jadi seharusnya dia tidak ingat.. jika dia ingat, aku akan
terperangkap. Tapi tak ada jalan keluarnya. Meskipun aku merasa tidak enak,
seharusnya mungkin aku biarkan Nabe saja melakukannya, lalu merendahkan
suaraku sedikit sebelum bicara dengannya.

...Aku sudah berbicara agak lama, jadi jika dia tidak mendengarnya sekarang
mungkin saja dia tidak akan pernah. Tapi tetap saja, aku sebaiknya berhati-hati.

"Cepatlah, Nabe. Pergilah kepada mereka."

"Mengerti."

Memalingkan matanya dari Nabe, yang sedang berjalan menuju sang putri,
Ainz melepaskan penutup kepalanya pula. Dia merasa mata di seluruh ruangan
itu terpaku padanya. Dia memutarkan lehernya seperti orang capek, lalu kembali
meletakkan penutup kepalanya lagi. Pada awalnya dia berencana untuk

Page | 212
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menambahinya dengan berpura-pura mengusap keringat juga, namun "wajah"


Ainz adalah sebuah ilusi, dan jika dia tidak melakukannya dengan benar,
tangannya akan menjadi tembus. Jadi, dia memutuskan untuk mengakhirinya
dengan menggeretakkan lehernya saja.

Itu adalah rencananya, untuk memuaskan rasa penasaran gazef dengan


membiarkannya melihat wajah Momon.

Berharap setelah Narberal pergi kesana, mereka akan lupa untuk mendekat
dan berbicara kepadaku...

Ainz berdoa dalam hatinya sambil kembali kepada para petualang yang sudah
menantinya.

"Mengejutkan sekali, apakah kamu sudah terbiasa dengan hal ini?"

Itu adalah suara dari Evileye. Dia masih ada disini. Mengapa dia tidak menjadi
gadis yang baik dan pergi bersama dengan Narberal? Tentu saja, Ainz tidak
mengeluarkan rasa jengkelnya. Pada kenyataannya, untuk menghindari
kecurigaan, dia membalas Evileye dengan suara lirih.

"Oh, itu bukan hal yang spesial."

Itu bukan apa-apa bagi orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan


sebelumnya.

"Tidak. Kurasa itu adalah sikap terbaik untuk memimpin kelompok."

Menjengkelkan sekali. Berhentilah menyela ketika aku sedang membuat


perkenalan.

Kalimat itu terbakar di dalam hati Ainz, tapi dia harus menelannya. Jika dia
mengeluarkannya sekarang, usahanya untuk tidak membunuh Evileye akan jadi
percuma. Dia membagi perhatiannya seakan sedang melakukan tugas yang
sederhana, dan membuat suara yang tepat kepada orang yang sudah datang
untuk menemuinya. Pihak lain juga tahu jika Momon sedang dipanggil, jadi
mereka menuntaskannya dalam dua atau tiga kalimat.

Page | 213
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setelah barisan petualang itu telah tersebar, setelah sedikit mengintip terlihat
Gazef sudah tidak ada. Dia menekan hasrat untuk berdansa, namun berbicara
dengan kalem kepada Evileye.

"Kapten prajurit yang legendaris kelihatannya sudah pergi... ya ampun. kurasa


aku sudah menghabiskan terlalu banyak waktu dengan yang lainnya. Maafkan
aku."

"Mmm? Mau bagaimana lagi, dia sudah pergi. Dia orang yang sibuk, memang
wajar jika tidak bisa tetap ada disini. Meskipun, memang sedikit kurang ajar jika
dia tidak mengucapkan sepatah katapun rasa terima kasih kepada kartu as kita,
Momon-sama, yang akan melindungi ibukota. Tidak sopan sekali. Biar kupanggil
dia untuk anda."

"Tunggu. Tunggu!"

Dia tidak sengaja menaikkan suaranya. Ainz berlanjut dengan nada yang
semakin tinggi.

"Tidak, itu bukan masalah. Benar kok, jangan khawatir tentang itu. Lagipula,
aku hanya kemari karena Marquis Raeven mempekerjakanku. Melindungi ibukota
adalah urusan sederhana. Bukan hal yang layak dipuji oleh Kapten Prajurit."

"Begitukah... Aku sudah merasa jika Momon-sama adalah orang yang baik."

Ainz berpikir dia sedang diejek dan dia melihat dengan dekat kepada Evileye.
Tapi dia tidak bisa membaca wajahnya, yang tertutup oleh topeng itu.

Ternyata aku tidak bisa mempercayai siapapun yang memakai topeng...


Menyusahkan sekali. Tapi tetap saja, mengapa dia harus memakai topeng? pasti
itu semacam item magic....

Saat itulah Ainz menyadari kesalahannya, lalu dia segera memeriksa keadaan
sekelilingnya. Suasana di ruangan itu tidak berubah. Dan tak ada yang bereaksi
ketakutan atau memusuhi terhadap petualang adamantite Momon.

Page | 214
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ilusi di dalam YGGDRASIL hanyalah cara yang remeh untuk merubah


penampilan sebuah item, namun di dunia ini, magic ilusi adalah nyata. Kalau
begitu, tidak aneh jika item-item yang bisa digunakan untuk menembus ilusi
memang ada... Di dalam E-Rantel, tak ada yang mengetahui dirinya, dan setelah
aku dengar dari pimpinan Guild Magician jika seseorang memerlukan
pengalaman untuk bisa melihat tembus hal itu, aku ceroboh... ada banyak
petualang dengan peringkat orichalcum disini, benar-benar sebuah kesalahan...

Tak ada yang bersikap waspada, kurasa rahasiaku masih aman... mulai
sekarang, aku tidak akan melepas penutup kepalaku di dalam ibukota jika
memang tidak harus. Seseorang mungkin memiliki bakat untuk bisa melihat
menembus ilusi.

"...Evileye-san,"

"Tolong, panggil saja aku Evileye, Momon-sama adalah penyelamatku, anda


tak perlu seformal itu denganku."

Ainz hanya bersikap sopan. Tapi jika itu maunya, dia tidak memiliki alasan
untuk menolak.

"Kalau begitu, Evileye, mari kita pergi kesana..."

"Tentu saja!"

Itu adalah balasan yang penuh dengan kegembiraan. Tidak tahu apa yang
membuatnya begitu senang, Ainz membiarkan dirinya ditarik oleh Evileye kepada
sang putri.

Para petualang mulai berbicara lagi saat mereka melihat kelompok tersebut
yang menuju ke ruangan lain - Renner dan bawahannya, bersama dengan dua
petualang dengan peringkat adamantite.

Tentu saja, topek utama adalah Momon, petualang dengan peringkat top.

"Aku dengar rumor dari E-Rantel, tapi yang asli memang jauh melebihi
harapanku."

Page | 215
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bukan hanya dia ya kan? Aku juga pernah melihat Red Drop juga, dan aku
merasakan perasaan yang sama dari mereka. Dia kelihatannya sangat sempurna
dalam segala hal. Kurasa menjadi petualang dengan peringkat adamantite bukan
hanya tentang kekuatan."

Yang membalas dua petualang dengan peringkat mythrill adalah salah


seseorang dengan pelat platinum pada rantainya.

"Begitukah? Tetap saja, dia dipanggil oleh sang putri dan masih sempatnya
untuk menguapkan halo kepada para petualang pemula. Orang seperti itu tidak
mungkin ada, ya kan?"

"Memang mengejutkan diriku."

Gumaman setuju datang dari petualang lain di dekat mereka.

Ketika misi seperti ini dimana kelompok-kelompok harus saling bekerja sama,
adalah hal yang masuk akal untuk saling berkenalan, untuk mengamankan
bantuan dan saling mendukung satu sama lain. Seseorang pasti akan lebih
memilih membantu seseorang yang mereka tahu daripada orang asing. Namun,
yang hanya bisa membantu petualang adamantite adalah semua orang yang
memiliki peringkat mythrill dan di atasnya. Oleh karena itu, menyapa petualang
yang baru bisa dikatakan adalah membuang-buang waktu. Itu artinya Momon
tidak berpikir untuk keuntungan sendiri, tapi hanya ingin memperdalam
pertemanan dengan yang lainnya.

"Biasanya, kalian akan menduga dia akan pergi ke sang putri sementara
rekannya menemui para pemula, ya kan?"

"Ah, ya, itu adalah yang dilakukan oleh kebanyakan orang biasa. Itu adalah
yang aku lakukan. Kalian juga, ya kan?"

"Aku juga sama... ini mungkin terdengar buruk, namun mungkin saja dia tidak
mengerti hal semacam ini. Apakah dia memiliki prioritas sudah lurus?"

Kalimat itu pastinya bisa dilihat sebagai hinaan, tapi orang yang
mengucapkannya tidak memiliki satupun niat jahat di wajahnya.

Page | 216
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Mungkin saja dia betul. Mungkin prioritasnya memang berbeda."

Seakan menunggu hal ini, orang yang berbicara sebelumnya menjawab


dengan cepat.

"Kalau begitu tak ada yang lebih baik darinya. Maksudku, lihat dirinya, dia
adalah petualang dengan peringkat adamantite namun dia menganggap plat-
plat tembaga yang terbaru seperti sahabat dalam bertempur. Lihat wajah
mereka."

"Mereka benar-benar memujanya sekarang."

Memang benar, para petualang pemula terlihat berbeda wajahnya seperti


seorang bocah yang baru saja bertemu dengan idola mereka.

"Heh, yeah, jika dia menyikapi diriku seperti itu, aku pasti akan menjadi
miliknya. Aku bahkan akan memberinya pantatku ini."

"Pergi sana, siapa juga yang ingin pantat jorokmu itu? Dia sudah memiliki
wanita cantik di dalam timnya."

"Yeah, memang benar. Kira-kira apakah mereka sudah melakukannya?"

"Tentu saja sudah, jika tidak mengapa mereka membentuk sebuah tim
sendiri?"

"Aku dengar tidak seperti itu..."

Orang keempat yang menyela memiliki plat orichalcum di lehernya.

"Kelihatannya kamu sangat memiliki banyak informasi, dengan rumor-rumor


yang beredar dari E-Rantel. Kekuatan mereka berdua memang tidak nyata.
Mungkin karena tak ada orang lain yang sanggup setara dengan mereka?"

"...Apakah kamu sedang mengamati kami selama ini?"

"Hahahaha! Jangan berkata begitu, kamu tidak perduli siapapun yang sedang
mendengarkan, ya kan?"

Page | 217
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Heh, yah, kurasa begitu" petualang pertama berkata.

Guild Master Petualang menepukkan tangannya untuk meminta perhatian


mereka.

Operasi akan dimulai dalam satu jam, jadi kita akan segera bergerak. Karena
kita tidak punya banyak waktu, tolong sampaikan ini kepada siapapun anggota
kelompok kalian yang tidak ada disini. Dalam peristiwa apapun, ketika kita
meninggalkan istana, tetaplah dekat denganku.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 1:12

Mereka berkumpul di ruangan lain untuk membuat persiapan akhir untuk


operasi itu. Mereka mempertimbangkan kapan maju, apa yang harus dilakukan
ketika musuh muncul dalam sebuah pasukan, dan bagaimana mengatasi
kerumitan yang mungkin saja muncul. Namun pada akhirnya, mereka hanya
sangat kekurangan informasi untuk membuat rencana yang baku dan keputusan
akhir adalah mereka harus mengalir mengikuti arus.

Pemuda dalam balutan armor putih yang sedang mendengar tanpa bicara
sejauh ini tiba-tiba memecah kesunyiannya.

"Maafkan saya, Putri."

"Ada apa?"

"Saya tahu orang lain yang bisa menjadi sebuah anak panah untuk formasi ini.
Dia adalah seorang pria dengan kekuatan tempur yang luar biasa. Apakah boleh
meminta bantuannya? Satu anak panah memang bagus, namun dua anak panah
akan lebih baik, dan jika mereka saling membantu, aku yakin mereka bisa
mengalahkan demon manapun yang muncul sendiri, tak perduli seberapa
kuatnya."

"Apa ini, Climb? Apakah kamu bilang Momon-sama yang aku rekomendasikan
tidak cukup?"

Page | 218
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Kalimat Evileye memiliki pinggiran yang tajam. Mata Climb gemetar ketakutan.

"Tidak, bukan, tentu saja bukan. Itu bukan niat saya-"

"Momon-sama adalah warrior terkuat yang ada. Aku berani bilang begitu
daripada membantunya, pria yang kamu rekomendasikan tak lebih hanya
halangan."

Warrior pengguna Katana, Brain, melangkah masuk untuk mendukung Climb.

"Mungkin saja tidak. Aku juga pernah melihat orang yang dimaksud oleh
Climb. Kekuatannya luar biasa. Dia mengalahkan Zero, yang terkuat dari Six Arm,
hanya dengan satu serangan."

"Kamu adalah Brain Unglaus? Yang melayani yang mulia karena rekomendasi
Gazef Stronoff dan Climb?"

"Aku membantu Gazef, namun sebelum aku bersumpah setia, Aku tetap di sisi
sang putri."

"Memang kamu lebih kuat dari Climb aku sudah tahu, namun meskipun itu
bukanlah jaminan dari kekuatan seorang pria. Dan disamping itu, bukankah kamu
kalah dari si nenek itu?"

"...Ara, bukankah kamu juga kalah darinya? Maaf. Tn. Unglaus."

"Uuuu..." Evileye berbisik saat Lakyus menasehatinya.

"Bu, bukan hanya dia, kalian semua juga ada disana."

"Setelah kamu kalah, kamu bilang kamu kalah dari Rigrit, bukan kami semua."

"Kamu masih ingat itu, Tina?"

Antara Tina yang tertawa dan Evileye yang menangis, suasana di ruangan itu
berubah cerah dengan drastis.

Saat ini, Ainz bertanya sesuatu.

"Dia kedengarannya menarik. Orang seperti apa dia?"

Page | 219
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Climb dengan bangga menyebut nama pria itu.

"Namanya adalah Sebas."

"...hm? Seibath?" Namanya terdengar akrab bagi Ainz. Apakah itu hanya
kebetulan?

"...Bagaimana kepribadiannya?"

Setelah Climb menjelaskan, Ainz mengangguk.

Bukankah itu adalah Sebas sendiri?!

Bagaimana dia bisa melakukan kontak dengan Climb? Hubungan macam apa
yang mereka miliki? Apakah Climb adalah salah satu kontak Sebas? Ainz hanya
menyaring laporan dari yang dikirimkan Sebas, dan dia tidak repot-repot
mengingat nama dari orang-orang yang dia sebutkan.

Mau bagaimana lagi, aku terlalu sibuk...

Kegelisahan Ainz hanya semakin muncul saat dia membuat alasan sendiri.

Kalau begitu, bocah ini adalah kontak yang berharga yang dibuat oleh Sebas.
Jika dia dihabisi terlalu dini, akan membuat sia-sia pekerjaan Sebas. Dan
membuang hasil kerja bawahan dengan ceroboh adalah sesuatu yang harus
dihindari oleh atasan bagaimanapun caranya.

Akan lebih baik untuk membantu bocah ini, dan secara tidak langsung memuji
Sebas.

"Aku tak pernah melakukan pertempuran dengan Sebas ini sebelumnya, jadi
aku tidak bisa bilang yang mana dari kami yang lebih kuat."

"Tentu saja Momon-san lebih kuat darinya!" Narberal mengucapkannya dalam


sebuah suara yang dipenuhi dengan rasa percaya diri. Evileye mengangguk
setuju tanpa suara.

Ainz tidak bisa mencegah dirinya selain hanya menepuk kepala Narberal.

Page | 220
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Yah, jika rekanku berkata demikian, pasti ada sedikit kebenaran dari
pengamatan kedua pihak. Aku yakin dia seharusnya berdiri dengan tingkat yang
sama denganku."

"Ternyata itu adalah respon yang dewasa. Tidak seperti rekanku... bukan saja
dia kurang tinggi tapi juga kurang bisa beradaptasi pula."

"Baiklah, baiklah, mari kita tidak usah membuat malu di tempat umum. Itu
adalah sebuah perintah dari pimpinan kelompok. Jika tak ada apapun lagi yang
didiskusikan, mengapa kita tidak mengunjungi Tia dan Gagaran?"

"Kedengarannya bagus juga."

Dua orang itu telah mati dan sudah dihidupkan kembali. Meskipun Ainz tidak
melihatnya sendiri membangkitkannya, dia sudah mendengar semuanya dari
orang lain.

"Ngomong-ngomong, apakah menggunakan energi kegelapan bisa


menyerang para demon dan sejenisnya?"

"..Energi kegelapan?"

Pertanyaan tidak yakin dari Evileye membuat sebuah respon terkejut dari
Lakyus. Dia kelihatannya mendapatkan konsep tersebut tidak terpikirka.

"Ah, aku dengar dari Gagaran, jika kamu melepaskan kekuatan penuh dari
Pedang Demonic Kilineyram, akan cukup kuat untuk menghancurkan seluruh
negara."

Mata Lakyus melebar.

"I-Itu bisa menunggu nantinya! Ada hal lain yang harus didiskusikan, ya kan?"

Sebuah pedang demonic? Tunggu dulu, Kurasa aku pernah mendengar


senjata ini sebelumnya... bukan di YGGDRASIL, tapi di dunia ini... aku tahu!
Demonic Sword Kilineyram, dikatakan mampu memancarkan kekuatan
kegelapan. Meskipun... menghancurkan seluruh negara? kedengarannya terlalu
berlebihan, tapi mungkin saja memiliki kekuatan yang hampir sama.

Page | 221
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ainz menyimpulkan bahwa wajahnya yang memerah disebabkan oleh


kemarahan dan kepanikan jika kartu as miliknya tiba-tiba dikeluarkan.

"Kakak, dan Marquis Raeven,"

Pada ucapan Renner, semuanya membungkukkan kepala untuk memberi


hormat.

Ini adalah kedua kalinya Ainz bertemu dua orang ini. Pertama tidak lama tadi,
ketika mereka masuk ke ibukota. Mereka harus merubah isi permintaan yang
telah diberikan. Daripada Eight Finger, Ainz harus melawan Jaldabaoth, dan dia
akan bekerja sama dengan para petualang yang berkumpul di ibukota.

Setelah perkenalan sederhana, Ainz dan yang lainnya akan melangkah keluar
karena sang putri ingin menyambut dua orang itu. Detil yang lebih besar dari
rencana pertempuran sudah diputuskan. Mencari Sebas sudah tidak dilakukan
karena kurangnya waktu dan tenaga. Semua yang tersisa adalah untuk
menunggu perintah di tempat.

"Kalau begitu, semuanya, aku harap semua dewa membuat semua yang ada
disini kembali hidup-hidup dan memperoleh kemenangan... harapan kita berada
pada kalian semua, atau lebih tepatnya, pada Momon-san. Semoga
keberuntungan pada diri anda."

Setelah mendengar Renner berdoa dengan kepala merendah, Ainz dan yang
lainnya keluar dari ruangan. Yang tertinggal adalah Raeven dan Pangeran kedua -
Zanack Valurean Igana ryle Vaiself - dan Renner.

Saat Climb meninggalkan ruangan, ekspresi Renner berubah, matanya yang


hijau membeku seperti sebuah danau di musim dingin. Zanack bergidik saat dia
melihat perubahan pada dirinya.

"Kami tidak sengaja mendengar detil di ruangan rahasia..."

Ruangan itu dibuat untuk menguping, dan dua orang itu sudah mendengar
dari sana.

Page | 222
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ada satu pertanyaan yang tidak kamu jawab. Mengapa kamu harus
membentuk para penjaga menjadi garis tempur. Apakah mereka untuk
dikorbankan?"

Para penjaga memang lemah. Bahkan para petualang yang paling rendah
sudah lebih dari cukup untuk menyamai mereka. Jika mereka diserang, respon
yang paling wajar bagi mereka adalah pembantaian.

"Umpan."

Kalimat itu memang yang sudah mereka duga.

"Para petualang juga berkata; pasukan Jaldabaoth yang terdiri dari demon
kelas rendah tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran di ibukota. Kalau begitu, jika
mereka sedang mengisi perut sendiri dengan para penjaga yang dianggap
sebagai umpan, pastinya mereka akan membunuh untuk memuaskan diri dengan
pembantaian, ya kan?" Renner tersenyum.

Hapir tidak mungkin bisa selesai dengan hal-hal seperti kalimat indah dan
terdengar ideal di dunia ini. Semuanya memiliki harga. Tak ada yang mengerti
dengan jelas daripada yang memiliki kekuatan, yang bertanggung untuk
membatasi pengorbanan yang diperlukan sebanyak mungkin.

Dari sudut pandang itu, Renner adalah birokrat yang ideal.

Namun, manusia adalah makhluk yang memiliki emosi, dan emosi yang
mereka rasakan ketika mendengar rencana ini adalah rasa jijik.

"Pastinya kamu memiliki cara yang lebih baik? Cara lain yang tidak
mengorbankan seluruh penjaga?"

"Jika memang ada, tentunya pangeran Zanack sudah menyebutkannya


sekarang, ya kan?"

Zanack terdiam.

Page | 223
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Memang benar, dia tidak memiliki rencana yang lebih baik dari Renner. Dia
memiliki ide-ide. Saat ini, semua yang bisa dia lakukan adalah mengakui jika
rencana Renner adalah yang terbaik dari rencana-rencana buruk yang banyak.

"Kalau begitu, izinkan saya untuk mencari klarifikasi. Mengapa memberikan


tugas yang seberbahaya itu kepada Climb?"

"Untuk alasan yang sama mengapa orang-orang Kakak dan Marquis Raeven
sedang berpatroli di kota."

Zanack berkeliling di ibukota, memasang sikap sebagai seorang pangeran


yang perduli dengan rakyatnya. Setelah itu, dia juga mulai menyebar rumor
bahwa pangeran mahkota sedang bersembunyi di tempat aman di istana
kerajaan. Ini akan membuat dirinya terlihat bagus dan mengurangi ketenaran
kakaknya - yang merupakan rivalnya.

Apakah itu artinya Renner melakukan hal yang sama - mengirimkan


bawahannya ke misi yang berbahaya agar dia terlihat bagus?

Namun begitu, ketika seseorang berpikir tentang bagaimana Renner telah


mengeluarkan obsesinya kepada Climb kemarin, pasti ada yang salah disini.

Melihat keraguan, Renner meneruskan.

"Tentu saja, Climb memiliki peluang mati. Jika itu terjadi, Lakyus akan
menggunakan sebuah mantra untuk membangkitkannya. Memang tidak murah,
tentu saja, tapi sebuah pengeluaran seperti ini bukanlah masalah. Dan setelah dia
dihidupkan, Climb akan lemah karena kehilangan tenaga. Selama itu, aku akan
merawatnya. Aku yakin tidak ada yang akan protes denganku yang perduli
dengan orang yang baru saja mati dan dibangkitkan karena mengikuti
perintahku."

"Ternyata begitu. Itu memang alasan yang masuk akal. Kamu berencana untuk
memperdalam kasih sayangmu."

"-Apakah ada peluang Lakyus bisa mati juga?"

Page | 224
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Itu adalah kekhawatiran yang valid" Renner berkata kepada Raeven, yang
kepalanya direndahkan. "Tapi sudah direncanakan. Ketika ada keadaan darurat,
akan ada orang tambahan di situ yang melindunginya, jadi dia setuju tanpa ragu-
ragu."

"Kelihatannya semuanya sudah dalam perhitunganmu, adik."

Ya, adiknya yang tertawa memancar. Zanack gemetar di sepatunya.

Di sampingnya, Raeven juga berusaha menekan hawa dingin yang mengalir di


tulang belakangnya.

Page | 225
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 226
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Chapter 11
Pertarungan Terakhir di Kerusuhan

Part 1

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 02:30

Barrier (Pembatas) api yang berkelap kelip tidak memiliki hawa panas sama
sekali, membuatnya seperti sebuah ilusi. Para petualang yang berdiri di depan
saling bertukar tatapan dengan kelompok mereka, lalu mengumpulkan
keberanian dan terjun dengan nekat menembus dinding api tersebut.

Meskipun Priest yang mensupport dari beberapa kuil sudah memberikan


mantra proteksi terhadap api kepada mereka, tetap saja mereka menahan nafas,
karena takut jika paru-paru mereka akan terbakar.

..meskipun mereka sudah bilang api tersebut tidak menyebabkan luka fisik
sama sekali.

Pemikiran itu mengalir di kepala Lakyus saat dia melihat dinding api dari
belakang formasi.

Tetap saja, terlalu dini untuk merayakan kenyataan bahwa api tersebut tidak
melukai. Jika api itu tidak diperuntukkan untuk menyebabkan luka, pasti ada
alasan lain bagi Jaldabaoth yang memunculkannya. Itu adalah yang dia
bingungkan.

Jika aku tidak tahu jawabannya, tidak ada gunanya menghabiskan energi
memikirkannya. Siapa yang bilang jika aku seharusnya menggunakan kepalaku
untuk hal-hal yang lebih baik... Evileye, ataukah Paman?

Barrier (Pembatas) api magic tersebut seperti sebuah ilusi, tidak memberikan
halangan dan tidak memiliki panas, dan begitulah, Lakyus bisa melewatinya.

Page | 227
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Lakyus melihat sekeliling ke arah wajah-wajah para petualang yang khawatir


ketika sedang melangkah masuk ke dalam barrier.

Rencananya adalah membentuk formasi garis pertahanan, tapi membentuk


garis yang lurus di dalam pertempuran di tengah kota seperti ini sangatlah sulit.
Oleh karena itu, mereka harus menggunakan empat kelompok orichalcum
sebagai sumbu formasi, menugaskan tiap-tiap petualang ke masing-masing
kelompok itu. Seseorang yang melihat dari atas akan melihat sesuatu seperti
seekor binatang buas dengan empat kaki yang menyebar.

Karena mereka adalah inti dari formasi, wajar saja jika para petualang dengan
peringkat orichalcum tersebut menjadi pimpinan. Tapi sekarang ini, mereka
dipenuhi dengan rasa tidak enak dan tekanan. Lakyus berharap mereka bisa
menyembunyikan ketakutan mereka dan memberi inspirasi keberanian kepada
yang lainnya.

Apakah aku harus mengambil barisan depan?

Memang benar, jika seorang petualang dengan peringkat adamantite berdiri


sebagai pimpinan, moral pasti akan meningkat. Tapi sekarang ini, Lakyus tidak
memiliki sekutu yang bisa diandalkan olehnya di samping. Meskipun dia adalah
petualang dengan peringkat adamantite, seorang Blue Rose yang sendirian
kurang efektif daripada sekelompok petualang dengan peringkat orichalcum.
Oleh karena itu, dia telah menyerahkan pimpinan baris depan kepada mereka.

Meskipun mereka mempercayaiku, berlari ke dalam dan membuat keributan


hanya akan membuat mereka dipenuhi rasa tidak nyaman. Tapi... ah, seharusnya
aku pergi saja ke depan dan melihat apa yang terjadi.

Dengan itu, Lakyus melangkah menembus dinding api.

Sebuah dunia hening yang baru menyebar di antara mereka. Jalanannya sama
dengan yang ada di ibukota, jika kamu melewatkan kenyataan bahwa tidak
adanya kehidupan manusia dan banyak perumahan yang telah dihancurkan.

Page | 228
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apa yang terjadi dengan rumah-rumah itu? Apakah mereka sedang


bersembunyi? Tidak ada bau darah."

"Tidak mungkin. Lihat, pintu-pintu itu telah dirusak. Aku takut jika orang-
orang itu mungkin saja dibawa ke sebuah tempat."

"Kita harus berhati-hati terhadap demon-demon yang sedang keluyuran di


dalam rumah-rumah tersebut, apakah kita harus melakukan pencarian dari rumah
ke rumah? Itu akan memakan waktu yang lama."

"Akan lebih aman untuk menghubungi Lakyus-san dan menunggu instruksi


selanjutnya, ya kan?"

"Kalau begitu, mari bergegas dan-"

"Tidak perlu melakukan hal itu."

Tergerak karena reflek yang berasal dari suara tersebut, para petualang yang
sedang berbicara melihat ke belakang mereka. Mereka menatap dengan mata
terbelalak karena terkejut kepada Lakyus, yang baru saja tiba.

"Para petualang dengan peringkat besi dan tembaga akan tetap di belakang
untuk mencari ke rumah-rumah. Satu tim mythrill akan tetap di belakang untuk
mengawasi. Orang-orang di belakang akan menyebar ke dalam formasi dan
maju. Ada yang keberatan?"

Kepala-kepala itu bergeleng menandakan tidak ada.

"Kalau begitu, mari kita maju."

Lakyus berjalan ke dalam barisan dengan para petualang orichalcum. Sebuah


keheningan yang tidak nyaman menyeruak di antara mereka. Sulit dipercaya jika
pernah ada kehidupan disini tadi sore.

"...Ngomong-ngomong, Momon-san akan baik-baik saja, ya kan?"

Lakyus mengerti betapa tidak nyamannya mereka membebankan seluruh


harapan mereka kepada Momon.

Page | 229
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Dia akan baik-baik saja. Evileye sendiri mengakui bahwa dia lebih kuat
darinya. Masalah sebenarnya adalah yang setara melawannya, pemimpin musuh,
Jaldabaoth. Seberapa kuat dia, namun demikian..."

Para petualang yang ada di dekat situ yang mendengar ini jatuh dalam
kegelisahan.

"Ah, maaf, jangan khawatir tentang hal itu. Kita hanya perlu melakukan apa
yang ditugaskan, itu saja."

"Aye, benar sekali. Memang membuatku iri untuk mengakuinya, tapi kurasa
masing-masing dari kita sudah ditugaskan untuk melakukan yang paling cocok.
Kalau begitu, semuanya, maju!"

Berdiri di depan kelompok, bersama-sama dengan petualang orichalcum,


Lakyus melangkah maju.

Tangannya menggenggam Demonic Sword Kilineyram. Permukaan pedang itu


seperti sebuah bentangan langit malam, dihiasi dengan bintang-bintang yang
berkelap kelip.

Mereka belum lama berjalan sebelum suara ledakan di kejauhan terdengar


hingga kemari dengan lirih. Yang gemetaran adalah para petualang peringkat
rendah. Yang bersiap untuk bertempur adalah para petualang dengan peringkat
menengah. Yang memeriksa keadaan sekitar adalah para petualang dengan
peringkat yang lebih tinggi. Dan yang melihat lurus ke depan adalah para
petualang dengan peringkat tertinggi. Di antara lautan reaksi ini, Lakyus menatap
di kejauhan dengan tatapan yang menusuk.

"Kelompok di sebelah situ telah masuk dalam pertarungan."

Mungkin bukan kelompok Tina.

"Jika mereka bergerak masuk dengan kecepatan rata-rata yang sama dengan
kita, kita pasti juga akan bertemu dengan hadangan segera."

"...Bagaimana dengan yang di atas?"

Page | 230
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kami sudah mengintainya, dan tak ada yang melaporkan apapun sejauh ini."

"Bagus sekali. Demon-demon memiliki banyak makhluk dengan tipe yang bisa
terbang. Jika mereka menyebar di ibukota, bisa gawat. Jadi kita harus memancing
perhatian mereka ke bawah tempat kita berada sekarang."

"Itu artinya rencana ini pada dasarnya tidak berubah."

"Benar sekali... hm, apa itu, apakah kalian mendengar sesuatu?"

"Aye, aku mendengarnya. Gonggongan anjing. Hey, apa itu?"

Magic Caster misterius menjawab pertanyaan tersebut.

"Aku belum memastikannya dengan mata kepalaku sendiri, tapi kurasa itu
adalah hellhound. Kemampuan khususnya adalah mengeluarkan nafas api. Kurasa
memiliki tingkat kesulitan 15 kurang lebihnya."

"Kesulitan.. yeah, ngomong-ngomong, berapa tingkat kesulitan Jaldabaoth


dan insect maid (maid serangga)?"

Lakyus tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Jika dia jujur, bisa
memecahkan tekad mereka, tapi jika mereka masuk ke dalam pertempuran
dengan kesan yang salah dari musuh karena dia berbohong kepada mereka, akan
menjadi bencana. Dia berusaha memikirkannya sebentar sebelum memutuskan
untuk berkata yang sebenarnya.

"...150."

"Aye?"

Semuanya yang mendengarkan suara Lakyus memiliki ekspresi yang sama.

"Tingkat kesulitan insect maid (maid serangga) setidaknya 150. Jaldabaoth


sendiri sekitar 200 atau lebih."

"Hah?!"

Page | 231
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Semuanya selain Lakyus tidak bisa berkata apapun. Memang itu bisa diduga.
Meskipun petualang dengan peringkat orichalcum hanya sekitar 80 dalam tingkat
kesulitannya. Meskipun seseorang masih bisa unggul terhadap musuh yang
memiliki tingkat sekitar 15 poin lebih darinya, mencoba untuk melakukan hal
yang sama kepada lawan yang memiliki tingkat hampir dua kali tingginya dari diri
sendiri adalah bukanlah guyonan. Lalu-

"Tunggu sebentar! Apakah anda bilang Momon-san akan melawan monster


dengan tingkat kesulitan 200 itu sendirian?"

"Memang benar. Itulah kenapa aku bilang kita hanya akan menghalanginya."

"Tapi itu tidak sama... anda bilang 200? Jangan bercanda? Apakah seluruh
petualang dengan peringkat adamantite sekuat itu?"

"Andai saja. Bahkan kami pun memiliki tingkat sekitar 90 yang paling baik."

"Kalau begitu... bagaimana caranya kita bisa menang?"

Para petualang saling melihat satu sama lain, menahan nafas mereka.

Lakyus tidak berbohong, namun jika dia tidak berkata yang sejujurnya. Bahkan
Lakyus sendiri memiliki tingkat sekitar 90, Evileye lebih dari seratus lima puluh,
itulah bagaimana dia memutuskan nilai dari maid insect dan Jaldabaoth. Dan itu
juga mengapa Evileye bukan bagian dari garis pertahanan.

Untuk cepat-cepat memulihkan mana yang telah habis, dia memilih untuk
bermeditasi dan istirahat. Setelah itu, dia mengikuti Momon ke tempat dimana
Jaldabaoth berada, untuk memberikan dukungan kepada Momon yang bisa
melawan Jaldabaoth satu lawan satu. Ketakutan mereka adalah jika mereka
menghadapi insect maid (maid serangga) lagi.

Sementara Lakyus yang jatuh ke dalam pemikirannya, dia merasakan suasana


hati di sekitarnya yang depresif menusuk kulitnya. Moral semua orang telah
hancur, dan ada gumaman ingin mengabaikan semuanya dan lari dari ibukota.

Page | 232
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sesuai dugaannya, semuanya merasakan moral yang turun. Lakyus tahu


karena sejak pertama kali dia mendengar pertempuran yang dibicarakan oleh
Evileye tentang pertarungan mereka, dia juga merasakan hal yang sama.

"Kamu dengar Evileye, ya kan? Momon-san adalah orang yang bisa bertarung
setara dengan Jaldabaoth. Karena itu, kita mempercayakan semuanya kepada
Momon-san, dan sebagai gantinya kita akan melakukan apa yang bisa kita
lakukan."

"Ta-Tapi jika Jaldabaoth melawan Momon-san, lalu bagaimana jika insect


maid muncul disini?"

"Serahkan itu pada kami, Blue Rose. Evileye memiliki item spesial yang bisa
membuat langsung berpindah ke kita. Dia memiliki sebuah cara untuk
menghadapi insect maid, jadi dia bisa mengatasi jarak kesulitan itu dan
mengalahkannya."

Hal itu membawa aliran sorakan dari para petualang. kelihatannya semangat
bertarung mereka telah kembali.

Tepat pada waktunya.

Raungan binatang buas datang dari depan, bersamaan dengan suara-suara


langkah kaki.

"Mereka datang. Kita akan membangun garis pertahanan disini. Orang-orang


yang ada di cakram terbang di atas akan turun di samping jalan. Serahkan jalan
utama kepadaku!"

Binatang-binatang buas itu ada di jalanan utama. Meskipun mereka terlihat


seperti anjing-anjing yang besar, mata mereka dipenuhi dengan kecerdasan yang
bisa membuat celaka, dan sebagai ganti air liur, api yang merembes dari perut
mereka.

Ada lima belas hellhound disini. Berdiri di depan mereka adalah Lakyus, yang
menggenggam demonic sword Kilineyram dengan kedua tangan.

Page | 233
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kalian demon yang tidak penting, jangan pernah meremehkanku."

Dengan sebuah doa kepada dewa air di bibirnya, Lakyus membelah hellhound
yang melompat menjadi separuh dengan sekali tebasan. Pedang yang melayang
mengelilinginya bertindak sebagai perisai, membendung serangan-serangan dari
hellhound yang ada di samping. Lakyus menendang hellhound lainnya yang
mencoba menggigit pergelangan kakinya.

Lakyus menangani enam hellhound sendiri, dan sisanya maju menyerang para
petualang lainnya. Yang lebih lemah menangani mereka satu persatu, sementara
yang lebih kuat menangani banyak hellhound sekaligus. Dengan cara seperti ini,
mereka menggerus jumlah yang mereka hadapi. Saat Lakyus sudah menebas
keenamnya, yang lainnya juga sudah selesai.

"Rawat yang terluka!"

"Tidak masalah, Lakyus-san!"

Tentu saja, mereka tidak melewati bukannya tanpa tersentuh, namun yang
terluka tidaklah parah. Mempertimbangkan mereka harus menyimpan mana
mereka, itu adalah permulaan yang sangat baik.

"Yang ada di samping, aku bilang sekali lagi! maju 50 meter dan bertahan!"

Teriakan saat maju menggema dari kedua sisi. Dengan menggenggam


pedangnya, Lakyus juga maju.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 02:41

Tiga orang berlari di dalam lorong yang gelap dan sempit. Tak ada orang lain
disana yang bersama mereka.

Tiga orang ini adalah Climb, Brain dan mantan petualang orichalcum yang
menemani mereka dalam penyerangan terhadap markas Zero.

Page | 234
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Para petualang yang bekerja untuk Marquis Raeven semuanya berpatroli di


jalanan ibukota untuk memburu demon apapun yang berhasil menembus garis
pengepungan. Climb hanya berhasil ditemani olehnya karena menurut Marquis
Raeven sendiri, dia yang meminta untuk membantu Climb. Itu adalah balasan
kebaikan yang ditunjukkan oleh Climb ketika menghadang serangan Zero
kepadanya dan menyembuhkan dirinya. Di tambah lagi, Raeven ingin membalas
budi yang dia miliki kepada Renner.

Berkat pilihan rute dari Thief itu, mereka tidak menemui satupun demon
sejauh ini. Mereka mungkin tidak bisa sampai disini tanpanya.

Meskipun mereka memiliki kepercayaan diri menghadapi demon-demon yang


mengandalkan sepenuhnya pada kekuatan dan kecepatan, mereka akan roboh
jika ada demon yang bisa menggunakan kemampuan spesial muncul disana.
Karena tim ini sebagian besar tidak perduli dengan nyawanya dan bisa mati
karena tekadnya, biasanya mereka akan kesulitan menghadapi serangan yang
tidak sepenuhnya mengandalkan fisik.

Pertemanan mereka memang sebentar, namun karena itu, thief tersebut


mengerti jika Climb dan Brain sangat kurang dalam hal ini, itulah kenapa dia
harus bergabung dengan pasangan ini yang jelas-jelas adalah orang-orang yang
ingin bunuh diri.

Brain tanpa bicara berterima kasih kepadanya saat berlari, merunduk ke


bawah untuk mengurangi ukuran siluet dirinya. Perlahan, gaya dari bangunan
yang ada di sekitar mulai berubah; jumlah bangunan yang bukan pemukiman
mulai meningkat. Kelihatannya mereka sedang mendekati tujuan mereka.

"Aku harus bertanya, mengapa kita menuju pergudangan?"

Climb menjawab thief itu, yang sedang memeriksa sekeliling.

"Renner-sama menyebutkan jika mereka akan mengumpulkan orang-orang


dan memenjarakan mereka, akan membutuhkan tempat yang luas untuk bisa
mengendalikan dan menahan mereka semua. Dengan begitu, akan lebih mudah

Page | 235
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

untuk memisahkan keluarga-keluarga tersebut dan mengunci mereka di dalam


beberapa gudang malahan."

"Ternyata begitu. Jika keluarga-keluarga itu dipisah, mereka akan berpikir jika
mereka semua akan menjadi sandera dan akan semakin berkurang yang kabur.
Jika itu masalahnya, kita harus cepat-cepat... yah. Meskipun kita kembali melalui
jalan yang sama, kita masih harus memilih jalan yang aman."

"Trims. kami mengandalkanmu."

Ada hal lebih banyak yang harus dilakukan setelah menyelamatkan. Sambil
berpikir bagaimana mereka akan bisa keluar dari sana, satu hal yang mencolok
dan sangat penting adalah jalan aman untuk mundur. Pilihan rute adalah hal
yang sangat penting, terutama karena mereka akan memindahkan banyak orang.

Namun berapa lama rentetan keberuntungan ini akan bertahan.

Misi ini pada dasarnya adalah menyuruh Climb untuk mati.

Climb telah memakai armor putihnya agar orang-orang tahu jika dia adalah
knight milik Renner. Saat ini, dia sedang mengusap sarung tangannya... atau lebih
tepatnya, cincin yang dia pakai di balik sarung tangan itu...

Gazef sendiri yang memberikan cincin itu.

Itu adalah sesuatu yang dia peroleh dari nenek kuno yang dulunya adalah
anggota Blue Rose. Menurut legenda, itu adalah item yang sangat langka sekali
lahir dari magic kuno, itu bisa meningkatkan kekuaan warrior melebihi batasnya.

Kamu harus kembali hidup-hidup. Brain teringat wajah Gazef saat dia berkata
demikian.

Gazef tidak menunjukkan emosi tertentu waktu itu. Tidak ada rasa marah,
sedih atau putus asa. Dia mengeri jika sebagai seorang warrior yang melayani
sang tuan, pasti akan datang masanya ketika dia akan diperintahkan masuk ke
dalam pertempuran yang hasilnya adalah kematian. Namun, untuk membantu
Climb tanpa hadir secara fisik, Gazef meminjamkan cincin itu.

Page | 236
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Brain telah mengikuti sinyal tangan dari thief itu ketika tiba-tiba dia
merasakan suatu wujud. Melihat ke atas, garis pandangannya mengikuti
bangunan - dalam sekejap, Brain merasakan benturan yang kelihatannya
menghentikan jantungnya.

Di tepi atap di dekat gudang ada - mengukur dari tinggi dan tipe badannya -
seorang gadis dengan rambut pirang yang panjang. Dia mengenakan sebuah
gaun yang terbuat dari kain yang putih murni dan dihias dengan indahnya, di
balik gaun itu Brain bisa melihat jika dia mengenakan sepasang sepatu bertumit
tinggi yang berkilauan seperti intan. Digabungkan dengan susunan cincin,
perhiasan dan kalung-kalung lainnya yang luar biasa, membuat seseorang
berpikir bahwa dia adalah putri seorang bangsawan, atau pewaris orang kaya dan
semacamnya.

Figurnya yang cantik, diterangi oleh dinding api, sangat berlawanan dengan
topeng tulangnya yang putih, namun, kemisteriusannya tidak berkurang
sedikitpun. Dan berbanding terbalik dengan penampilannya yang mencolok,
wujudnya terlalu lemah, seakan dia bukanlah apa-apa melainkan hanya sebuah
hantu di dunia yang jenuh.

Pakaian dan warna rambutnya benar-benar berbeda dari waktu itu. Dulu, dia
mungkin bisa dikatakan seperti lahir dari langit malam, tapi kali ini, dia
kelihatannya seperti turun dari bulan. Meskipun begitu, tidak diragukan lagi jika
ini adalah orang yang sama. Gambaran yang terpanggang dalam jiwa Brain dari
sebelumnya bertumpukan dengan orang yang sedang dilihatnya sekarang.

Dia sangat yakin itu. Dibalik topeng gadis muda di atasnya itu ada sebuah
wajah seorang monster - Shalltear Bloodfallen. Kelihatannya dia belum
menyadarinya, namun jika itu memang benar-benar monster yang sama dan
sedang berdiri di depannya, maka tak perduli sejauh apapun mereka, mereka
akan dibunuh dalam sekejap jika dia menemukannya. Apakah ada jalan agar
mereka bisa kabur tanpa diketahui?

Tidak ada.

Page | 237
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ketika Brain menyadari ini, dia merasa seperti sedang melangkahkan kaki ke
atas es yang retak. Dia tiba-tiba menyadari keringat yang berminyak dan
menjijikkan yang mengali keluar dari pori-pori miliknya.

Brain memberi sinyal kepada Climb dan Thief, mengindikasikan dia ingin
bicara. Merasakan bahwa dia telah mengetahui sesuatu, kedunya berhenti dan
menahan nafas mereka.

Apa lagi sekarang? Apa yang bisa kulakukan agar bisa keluar dari sini? Jika
kami melawannya, kita pasti akan terbunuh. Meskipun mencoba berlari, kita akan
dikejar dan dibunuh juga. Dulu aku menggunakan terowongan rahasia, namun
sekarang tidak ada satupun. Tapi mengapa dia ada disini? Apakah dia sedang
mencariku?

Brain tersenyum pahit dengan pemikiran terakhir itu.

Jika itu memang masalahnya, maka hanya ada satu solusi untuk masalah ini.

"Climb-kun, aku akan mengulur waktu. Gunakan itu untuk kabur."

Setelah itu, Brain melihat ke arah thief tersebut, dan membungkukkan


kepalanya.

"Aku akan serahkan dia padamu."

Tanpa membuang-buang waktu lagi untuk berpikir ulang, Brain langsung


melompat ke bangunan dimana Shalltear berada, Bergerak naik sendiri ke atas
dalam sekali gerakan. Meskipun dia tidak memiliki skill memanjat dari thief,
bangunan itu hanya memiliki ketinggian dua lantai, dan sebuah kekuatan lengan
warrior bisa dengan mudah mejangkaunya. Dia atap, Shalltear tetap berada di
tempatnya yang pertama kali.

Jantung Brain bergetar hebat. Dia ketakutan, sangat takutnya jauh melebihi
pemikiran rasional. Ingatan saat dia kabur mati-matian kembali muncul di
otaknya. Meskipun begitu, dia masih bisa mengumpulkan keberanian untuk
menghadapi Shalltear langsung.

Page | 238
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...apakah ada masalah?"

suara sedingin es dari wanita itu terdengar, hanya sedikit teredam oleh
topeng yang dia pakai.

Apakah dia tidak mengenaliku? Apa ini, semacam permainan?

Tindakan terbaik sekarang seharusnya adalah berpura-pura dia tidak tahu


akan dirinya dan mengamati responnya. Dengan berpikir seperti itu, Brain
mengangkat suaranya dan menjawab wanita itu.

"Aku kemari karena aku melihat seorang wanita aneh di atap. Apa yang kamu
lakukan di ibukota?"

"Memangnya kenapa, silahkan beritahu, apakah aku harus mnjawabmu?


Mungkin kamu bisa mengatakannya padaku apa yang dilakukan seorang
manusia di area ini. Apakah kamu adalah orang yang satu-satunya bisa
menerobos hingga sejauh ini?"

Detak jantung Brain semakin cepat dan intensitasnya semakin meningkat.


Meskipun Brain tidak tahu dimana Climb berada, dia tahu dia tidak bisa
memalingkan matanya dari Shalltear. Untuk membingungkan Shalltear, dia
mengangkat suaranya dan meneruskan bicaranya.

"Apakah kamu sedang mencari orang lain? Bukan aku?"

"Lalu mengapa aku harus mencarimu secara khusus?"

"Ini adalah kedua kalinya kita berpapasan. Dari awal, aku sudah tidak mampu
melupakan wajah cantikmu."

Shalltear mengulurkan tangannya, dan dengan enteng mengusap topengnya.

"...Mungkin kamu salah orang?"

Brain kehabisan kata-kata. Dia ingin bertanya apakah dia memang orang yang
benar, namun dia langsung mengabaikan ide tersebut. Itu memang dia. Tidak
ada yang lain.

Page | 239
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

...jadi apa yang dia katakan, aku tidak bisa repot-repot mengingat semut yang
lemah?

Jika dia memang tidak memancing Brain, jika Shalltear benar-benar tidak
ingat, itu berarti dia bahkan tidak memiliki sedikitpun rasa ketertarikan pada
Brain. Bagi makhluk yang sangat luar biasa kuatnya seperti Shalltear, itu adalah
sebuah sikap arogan atau meremehkan kemampuan seseorang.

"Tidak... maaf. Mungkin... Ya, ini pertama kalinya kita bertemu."

"Benarkah? Yah, meskipun kamu sudah mengerti sekarang, tidak ada bedanya.
Mungkin akan lebih aman jika aku harus membunuhmu. Apakah kamu ingin
hidup? atau mati? Jika kamu bertekuk lutut di depanku dan menjilati sepatuku,
mungkin saja aku bisa senang untuk merubah pemikiranku."

"Maaf, kurasa aku akan melewatkannya saja."

Brain mengambil sikap seperti akan mencabut pedangnya saat dia


memelankan nafasnya. Teknik yang dia gunakan, tentu saja, 'Field'. Tidak usah
dikatakan lagi, meskipun, Brain tahu itu tidak berguna bagi Shalltear.

"Haaa...."

Shalltear yang bengong menggelengkan kepalanya dengan lembut.

"Kamu tidak mengerti perbedaan kekuatan di antara kita, ya kan? Betapa


menjengkelkan..."

Sebenarnya, aku mengerti, Brain berpikir saat dia melihat Shalltear.

Shalltear sangat menakutinya hingga dia ingin muntah saja. Sejauh itu dia
mengerti. Namun setelah mengeatahui ini, mengapa dia tidak kabur?

Sudut mulutnya berubah saat dia memikirkan pertanyaan ini.

Jika jantungnya adalah sebuah danau, maka danau itu sangat tenang dan tak
beriak. Meskipun di hadapan sebuah makhluk yang membuat ingin kabur

Page | 240
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

bagaimanapun caranya, dia masih berhasil mendapatkan ketenangannya.


Ketenangan ini cukup mengerikan.

Shalltear bergerak maju lagi. Itu seperti mengulangi yang lalu, dan pasti
hasilnya adalah kekalahan telak dari Brain. Keseluruhan hasil pekerjaan selama
hidupnya, usahanya dan dedikasinya serta mimpinya, akan hancur dengan
mudahnya seperti seorang anak kecil yang merusak mainannya.

Benar sekali. Begitulah nantinya.

Dia ketakutan.

Hingga sekarang, dia telah melalui banyak pertempuran, menjadikan


nyawanya sebagai taruhan di ujung pedangnya. Tiba-tiba mengakui
ketakutannya akan kematian sekarang adalah hal yang memalukan. Pertarungan
ini terasa seperti sedang melemparkan dirinya ke jurang. Meskipun jika dia bisa
mengumpulkan tekad untuk mati dalam pertarungan, dia tidak bisa
mempersiapkan dirinya untuk melakukan bunuh diri.

Masalahnya adalah, perasaan teror hina yang dia bawa, dari persembunyian
bandit hingga ke ibukota, ternyata hilang secara misterius.

Brain mengingat punggung seorang pria tertentu.

Dia adalah seorang pemuda yang sejauh ini, jauh lebih lemah darinya. Yang
meskipun berada di dalam raungan aliran nafsu membunuh yang kuat, berdiri
dengan tegak, meskipun tubuhnya gemetar seperti jeli.

Lalu, Brain tertawa.

Pak tua itu pernah bilang jika suatu ketika manusia bisa menunjukkan
kekuatan yang tak terduga, namun Brain tahu itu tidak mungkin baginya.

Dia tidak seperti pemuda itu, yang akan memberikan semua yang dia miliki
untuk sang putri yang dia layani, dan dia tidak seperti Gazef yang bisa
menawarkan tubuh dan nyawanya kepada sang raja dan negara. Mereka berdua

Page | 241
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

bisa melakukannya, tapi tidak dengan dirinya. Brain adalah seorang pria yang
egois yang hanya bisa melakukan hal yang dia inginkan.

Meskipun itu masalahnya... huh. Mungkin ini adalah bagaimana aku


membayarnya, dengan mengulur waktu baginya agar bisa kabur.

Mengambil satu demi satu langkah, Shalltear mengangkat jari kelingking


lengan kirinya, mendekat dengan kecepatan langkah yang lamban tidak wajar.

Apakah itu karena persepsi dirinya yang semakin meningkat membuatnya


terlihat seakan waktu semakin pelan bagi semua orang kecuali dirinya, atau
apakah itu karena Shalltear memang benar-benar bergerak sangat pelan, untuk
memperpanjang ketakutannya? Rasanya seperti keduanya, dan Brain tersenyum
tanpa menyesal.

Ya, memang begitulah dia.

Meskipun mereka hanya bertemu beberapa menit, Brain merasa seakan dia
sudah memahami Shalltear jauh lebih baik dari wanita lain yang pernah dia
temui.

Dua langkah lagi, huh... dua langkah lagi dia akan masuk ke dalam jangkauan
pedangku...

Brain ingin lari, namun lebih dari itu, dia tidak ingin melepaskan senjata di
tangannya. Seluruh hidupnya sudah dihabiskan untuk menggenggam senjata.
Mungkin dia cocok berakhir seperti ini.

Brain telah menemukan jawabannya. Dengan pemikiran itu di otak, dia


mengikuti siluet Shalltear dengan matanya. "Hidup dengan pedang.. mati dengan
pedang?"

Dalam sekejap, Otak Brain menjadi jernih. Musuh adalah wujud yang jauh, dan
pemikirannya menjadi lebih tajam seperti ujung sebuah silet.

Brain menggunakan 'Instant Flash'. Itu adalah sebuah martial art yang tidak
bisa ditelah oleh lawan manusia manapun, terlebih-lebih bertahan darinya.

Page | 242
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Meskipun begitu, dia tidak bisa menyentuh monster di depannya, bahkan


setelah menumpuk skill 'Field' dan 'Instant Flash'.

Pada level itu, lawannya masih bisa menghentikan pedang Brain di antara jari-
jarinya. Oleh karena itu, Brain menambahkan satu lagi teknik sebagai campuran.

Wajah Gazef Stronoff muncul di matanya.

Jika bukan karena Gazef, Aku takkan pernah bisa berakhir disini.

Dia berpikir seperti itu pada awalnya, namun setelah berkali-kali bertemu di
ibukota, dia merubah pemikirannya.

Brain sekarang tidak merasakan apapun selain persahabatan dengan musuh


bebuyutannya yang terbesar - bukan, rivalnya. Dia telah menerima jika dia akan
mati disini dan sekarang.

Mungkin ini sudah terlambat... tapi terima kasih, musuh terbesarku... dan
teman baikku.

Dengan itu, jantungnya menjadi tenang. Tanpa kebingungan, dia membiarkan


dirinya terlepas. Bahkan rasa malu di masa lampau telah hilang.

"-Aaaaaaa!"

Brain berteriak seperti burung aneh. Datangnya dari dalam jiwa, membawa
kekuatan penuh pada dirinya.

Dia melakukan 'Instant Flash' dengan kecepatan tinggi yang luar biasa,
menyasar berdasar informasi yang dia peroleh dari 'Field'. Tapi tidak berhenti
sampai disitu - dari 'Instant Flash', dia melanjutkan gerakan lain.

Gerakan itu adalah -

Empat serangan pedang beruntun.

Itu adalah teknik dari Gazef Stronoff, teknik yang sama yang mengalahkan
Brain Unglaus pada turnamen beladiri dimana mereka pertama kalinya bertarung.
Itu adalah jurus yang dikagumi oleh Brain, meskipun dia sudah mengatakan pada

Page | 243
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dirinya bahwa dia hanya mempelajari dan menirunya untuk bisa lebih memahami
lawan. Itu adalah teknik yang dia segel dengan rasa benci dan sakit hati.

Namun sekarang, saat ini, terlepas dari semua keraguan diri dan belenggu,
Brain menggunakannya tanpa ragu.

"[Fourfold Slash of Light]!"

Pada kenyataannya, Fourfold Slash of Light memiliki kelemahan besar.

Mengeksekusi empat serangan beruntung akan membuat tubuhnya


menerima beban yang sangat berat, dan akan membuat serangannya terburai di
arah yang berbeda. Karena akurasi teknik ini sangat rendah, bahkan sang
penciptanya Gazef hanya bisa menggunakan itu ketika dikelilingi oleh banyak
lawan.

Meskipun Fourfold Slash of Light tidak membuat serangan sebanyak Sixfold


Slash of Light, mudah sekali mengarahkan seluruh serangna kepada lawan yang
sama. Meskipun begitu, membuat semuanya tersambung masih sangat tidak
mungkin.

Serangan liar ini seharusnya mampu menyerang Shalltear Bloodfallen. Brain


sangat jelas dengan hal itu.

Namun Brain memiliki sebuah martial art yang tidak dimiliki Gazef. Itu adalah
teknik pendukung yang menyediakan peningkatan kekuatan yang luar biasa di
dalam radius - 'Field'.

Empat tebasan liar dibenahi ketika sedang berada di tengah udara oleh
akurasi manusia super dari 'Field', mengikuti jalan yang Brain gambarkan. Seluruh
empat serangan itu mengenai dengan akurasi sempurna dan dalam kecepatan
super.

Bahkan seorang pahlawan - yang telah unggul dari seluruh manusia lain -
akan kewalahan menahan serangan itu. Orang biasa, yang hanya terdiri dari
daging dan tulang, tidak akan mampu mengumpulkan stamina untuk bisa

Page | 244
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menahannya. Ini adalah sebuah serangan yang naik dari ranah kemampuan
orang biasa.

Namun Shalltear Bloodfallen sendiri jauh di atas manusia itu sendiri, berdiri di
level sendiri yang tak pernah bisa diharapkan dicapai oleh siapapun. Bagi
seseorang seperti dirinya, empat serangan beruntung itu hanya tak lebih dari
seekor siput yang sedang jalan-jalan di tengah terik matahari.

"Hmph."

Shalltear mendengus padanya saat tangan kiri Brain bergerak lebih cepat dari
yang bisa dilihat oleh mata. Sebuah suara benturan logam menggema di udara.
Apa yang terjadi adalah pementalan berturut-turut dari empat serangan yang
bergabung menjadi satu suara.

Keempat serangan itu telah dipentalkan, membiarkan Shalltear tak tersentuh.

Shalltear mengangkat bahunya, tertawa dibalik topeng. Bukan diarahkan


kepada warrior bodoh yang ada di depannya, namun lebih kepada dirinya sendiri
karena main-main dengan Brain sejauh ini.

Namun, berikutnya, mata Shalltear terbelalak.

Sekarang ini, jika seseorang telah mengubah kemampuan mereka menjadi


data dan membandingkannya, tidak diragukan lagi sorakan akan tertuju kepada
Brain. Itu adalah sebuah keajaiban, seperti matahari yang datang dari barat,
sebuah pemandangan yang akan membuat orang-orang kagum dan hormat.

"...eh?"

Di depan matanya, kuku dari jari kelingking tangan kiri Shalltear menjadi
pendek. Itu adalah sebuah celah yang kurang dari satu sentimeter panjangnya.

Shalltear mempertimbangkan kondisi saat ini. Tempat yang terkena tebasan


adalah tempat yang sama yang dia gunakan untuk mementalkan seluruh
serangan.

Page | 245
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setelah dipikir-pikir, keempat serangan itu dilakukan menjadi dua pasang,


satu di atas dan satu di bawah. Mereka bertemu di titik dimana Shalltear menyela
serangan tersebut.

"...apakah ini tujuanmu?"

"Kuh-Ahahahaha!"

Tiba-tiba saja, pria di depan Shalltear mulai tertawa. Apakah dia sudah gila?
Shalltear bertanya-tanya. Tapi rasanya tidak seperti itu. Lebih tepatnya, dia
tertawa tulus karena kenyataan bahwa dia berhasil memotong ujung kuku
Shalltear, namun Shalltear tidak mengerti. Memangnya kenapa kalau dia berhasil
melakukannya?

Kuku dan gigi Shalltear adalah senjata alami, jadi menggunakan teknik senjata
penghancur spesial untuk memisahkan kuku dan gigi itu sebetulnya bisa saja.
Namun, mereka hanya akan tumbuh kembali dengan mengaplikasikan magic,
dan sebagai perbandingan terhadap senjata yang diproduksi dengan kelas yang
sama, kuku dan gigi itu lebih kuat dalam menahan bahaya. Kuku dan gigi itu
bukan berada pada level yang sama dengan senjata magic kelas divine seperti
Spuit Lance.

Oleh karena itu, Shalltear tidak mengerti alasan pria ini tertawa.

Memotong sebuah bagian dari kukunya tidak akan merubah apapun. Shalltear
melihat ke empat jarinya yang lain di tangan kiri. Bahkan meskipun jika kuku dari
jari kelingking sedikit terpotong, itu sudah cukup bisa merobeh tubuh manusia
menjadi berkeping-keping.

"...jadi, bisa memotongnya berarti kamu sudah lulus?"

Mata pria itu menjadi bulat, dan kegembiraannya semakin kuat.

"Aku sangat berterima kasih dengan pujianmu. Pedangku... hidupku tidak


habis dengan sia-sia, lagipula. Pada akhirnya, aku masih bisa membuat sebuah
progres untuk meraih puncak!"

Page | 246
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Itu bukan pujian, namun Shalltear hanya mengejeknya.

Bagaimanapun juga, dia bisa tahu jika perasaan Brain memang tulus. Dengan
kata lain, pria ini benar-benar gembira karena bisa memotong kuku jarinya.

Apa dia gila? Setelah dipikir-pikir, dia memang sudah mengeluarkan


sekumpulan perkataan yang tidak berguna ketika mereka pertama kali bertemu.
Setelah dipikir-pikir, hal itu membuatnya merasa tidak enak, jadi dia harus segera
membunuhnya cepat-cepat. Dengan hal itu di otaknya, Shalltear melangkah maju
dan -

- dan teriakan perang dari Demiurge pun datang.

Shalltear tahu apa maksudnya itu. Meskipun begitu, dia melihat ke arah jauh,
namun dia tidak bisa merasakan sebuah kehadiran.

"Apakah itu adalah efek dari cincin Tuan?"

Salah satu cincin dari dipakai Ainz benar-benar menyembunyikannya dari


segala macam magic dengan tipe divinasi. Biasanya itu diberikan kepada seluruh
guardian, namun itu juga bisa menghapus kehadiran dari penguasa Great Tomb
of Nazarick.

Dengan sebuah rasa penyesalan karena tidak mampu merasakan tuannya,


Shalltear memutar kepalanya kembali, dan menemukan manusia yang sudah gila
itu sudah hilang.

Ah! Aku benar-benar lupa dengan orang aneh itu!

Setelah melihat ke sekeliling sebentar, Shalltear menemukan pria itu sudah


memalingkan tubuhnya dan sudah sibuk melompat turun ke dalam lorong. Dia
pasti bergerak saat Shalltear teralihkan perhatiannya.

Tidak mungkin cuman manusia biasa bisa lepas tanpa terluka sedikitpun
dariku.

Page | 247
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jika Shalltear menggunakan magic untuk memperlambat aliran waktu, dia bisa
mengejar Brain bahkan sebelum dia menyentuh tanah. Tanpa ragu lagi, Shalltear
merapalkan mantranya.

"[Time Accelerator]!"

Udara terasa tebal dan kental saat Shalltear bergerak menembusnya dengan
kecepatan luar biasa, menuju tempat yang akan menjadi tempat pendaratan pria
itu. Saat dia mendarat, dia mengamati postur Brain saat melompat turun dengan
melambat. Meskipun Shalltear tidak bisa melukainya secara langsung ketika
mantra itu masih berjalan, dia hanya bisa membuat sergapan dan membuat
persiapan lain.

Kalau begitu, aku akan membuka lenganku untuk menerimanya saat dia
sudah jatuh. Tentunya seorang manusia sepertinya akan gembira karena sudah
dipeluk oleh seorang gadis cantik sepertiku.

Sudut mulut Shalltear naik saat dia memikirkan ekspresi yang terlihat dari
wajah Brain. Saat Shalltear mendarat di tanah, tepat sebelum mantra berakhir, dia
bisa merasakan kehadiran orang lain yang dekat.

-Apa ini?

Itu adalah seorang pria dengan balutan armor lempeng warna putih
seluruhnya dengan rekan yang terlihat mirip rogue.

Brain mendarat di lorong dan melihat ke belakang, namun Shalltear sudah


tidak ada disana.

Dia tidak mengejarku? Tidak, itu tidak benar, apa yang dia inginkan dariku
adalah mengarahkannya kepada yang lain, seperti dulu?

Brain tidak berpikir kabur terlebih dahulu. Pemikirannya adalah akan lebih
mudah untuk mengulur waktu bagi Climb dan yang lainnya keluar ke tanah yang
lebih rendah.

Page | 248
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setiap tindakan Brain adalah untuk membiarkan Climb kabur. Itu karena dia
harus meletakkan seluruh pertunjukan untuk kabur.

Namun saat dia berlari, dia menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ada
disana. Suatu hal itu adalah Climb dan Thief, yang sedang melambaikan tangan
kepadanya.

Bagaimana ini bisa --

Otak Brain dipenuhi dengan emosi - kemarahan kuat dan frustasi.

Wajahnya berubah kerana marah, dia merangsek maju ke arah mereka berdua,
menggenggam kerah baju mereka dan terus berlari. Ini jelas akan membuatnya
lebih lambat daripada berlari sendirian, namun Brain tidak cukup tenang
mempertimbangkan hal itu.

Setelah mereka membuat sebuah jarak, dan setelah memeriksa berkali-kali ke


arah belakang untuk memastikan jika Shalltear tidak mengejar mereka, dia
mendorong Climb ke dinding. Karena Brain tidak berpikir untuk menahan
kekuatannya, Climb otomatis terdorong kesana.

"Mengapa? Mengapa kalian tidak lari?"

Meskipun emosinya berada pada tepian dan akan muntah, Brain masih cukup
bisa berpikir untuk menahan diri tidak meneriakkannya keras-keras.

"Itu... itu karena..."

Brain memegang Climb lagi.

"Itu karena apa?! Apakah kamu khawatir denganku?! Aku jelas-jelas bilang
pada kalian berdua untuk lari!"

"Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu, aku tidak tahu apa yang terjadi. Memang
benar dia tidak menjelaskan semuanya. Dia memaksa diri untuk mengambil nafas
dalam-dalam."

"...maafkan aku, Climb-kun. Kelihatannya aku menjadi sedikit gila."

Page | 249
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Ah, tidak, anda harus memaafkanku juga, karena tidak mendengarkan


perkataan anda."

"Tidak, akulah yang salah, dan aku benar-benar minta maaf. Keadaannya....
terjadi begitu saja."

"Hey, Unglaus-san, apa yang terjadi? Kita mungkin belum lama saling
mengenal, tapi barusan, kamu seperti seseorang yang benar-benar berbeda,
seperti seorang pemula yang baru saja mengangkat pedang."

"Berhenti disini adalah hal yang sangat berbahaya. Aku akan mengatakannya
ketika kita bergerak. Bisa dibilang aku bertemu dengan monster yang bisa
membuat Sebas-san kehilangan uang."

Ketiganya bergerak dengan hati-hati. Mungkin saja itu adalah keberuntungan


saja mereka tidak bertemu dengan bawahan Jaldabaoth ketika mereka kabur,
namun mengandalkan keberuntungan itu bisa terus akan berakhir buruk.

"Kalau begitu..kamu tidak terluka, jadi itu adalah kemenangan yang mutlak, ya
kan? Atau... tidak, kamu menyelesaikannya dengan kalimat?"

"Bukan begitu. Itu adalah dengan pedang... Aku memotong kuku jarinya."

Brain dipenuhi dengan kegembiraan saat mengatakannya. Tidak salah lagi -


dia, Brain Unglaus, telah memotong kuku dari monster yang bernama Shalltear
Bloodfallen.

"Aku telah memotong kuku jarinya" Brain mengulangi. Dia sedang mencoba
sebaik-baiknya untuk mengendalikan kegembiraan yang mengalir keluar dari
dalam bagian jantungnya yang terdalam, meskipun begitu, dia sebenarnya
gemetar karena emosi.

"Te.. Ternyata begitu. Memotong kuku jarinya... Kurasa melakukannya dengan


sebuah pedang adalah hal yang menakjubkan..."

Thief tersebut menggelengkan kepalanya dan sedikit gemetar.

Page | 250
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"...Kuku itu adalah miliki seseorang yang bisa setara dengan Sebas-sama.
Apakah kamu tidak berpikir jika dia pasti sangat kuat?"

"Begitukah? Seperti yang kuduga dari Brain Unglaus..."

Brain berusaha menahan kegembiraannya yang seperti seorang gadis muda


saat dia disirami oleh sanjungan. Dia menggelengkan kepala untuk
membersihkan ide bodoh itu.

"Climb-kun, bukan, Climb. Setelah melihat Sebas-sama seharusnya kamu tahu,


ya kan? Ada orang yang lebih kuat dariku dimanapun. Bahkan orang seperti
Momon si hitam mungkin sudah mencapai level Sebas-sama juga. Jadi simpan ini
baik-baik di otak, ketika aku bilang kepadamu untuk lari, larilah. Meskipun kamu
ingin mencoba untuk membantu, kamu hanya akan menghalangi saja. Tolong
berjanjilah, lain kali, jangan bertanya lagi apa yang kukatakan dan lakukan saja."

"Aku.... Aku mengerti."

"Kalau begitu bagus. Kamu melayani sang putri, ya kan? Karena itu, kamu bisa
menahan nafsu membunuh dari Sebas-sama, ya kan? Maka pastikan untuk tetap
meluruskan prioritasmu."

Brain menepuk bahu Climb, dan melihat ke belakang ke arah dari tempat
mereka kabur.

Mengapa? Mengapa dia belum mengejarku? Apakah ada alasan tertentu? Aku
benar-benar tidak mengira dia akan muncul disini. Jangan-jangan, itu karena
distrik gudang penyimpanan?

Brain mengingat kalimat Renner.

Jangan-jangan Shalltear sedang mencari item yang sama dengan Jaldabaoth?


Jika itu masalahnya, bukankah itu akan menjadikanya sebagai salah satu dari
agen Jaldabaoth?

Karena seorang monster seperti Shalltear telah muncul, satu-satunya yang


masuk akal untuk dilakukan adalah mengabaikan misi dan segera kabur, namun

Page | 251
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

apakah Climb akan bisa melakukannya? Karena dia sudah mendengarkan nasehat
Brain, Climb mungkin akan mendengarkannya dan kabur.

Apakah itu adalah hal yang bagus?

Itu jelas memang bagus karena mengkhawatirkan keselamatan Climb, namun


seseorang suatu waktu lebih memilih meletakkan nyawa mereka dalam bahaya
demi orang lain, dan dengan perintah dari Renner untuk misi bunuh diri ini
adalah suatu alasan.

Brain tidak tahu kehidupan semacam apa yang dialami oleh Climb sebelum
dia memperoleh namanya, atau bagaimana dia harus melayani Putri Emas
setelahnya. Meskipun begitu, Brain tidak berpikir jika itu adalah hal yang bijak
untuk ikut campur begitu saja dengan tekad Climb untuk melaksanakan perintah
Renner.

Brain menarik si thief, lalu bicara kepadanya setelah memastikan Climb tidak
bisa melihat atau mendengar mereka bicara.

"Hey, apakah kira-kira ini adalah hal yang bagus membawa Climb kemari?
Bukankah akan lebih baik untuk memastikan dia pulang selamat daripada
menyelesaikan misi?"

"...Kamu adalah si tua yang lembut, ya kan?"

"Cukup dengan omong kosongnya. Dan mempertimbangkan kamu adalah


orang yang dengan sukarela menjadi pengganti darurat untuk misi yang bunuh
diri ini, aku rasa kamulah yang lebih lembut."

Thief itu tertawa lebar, lalu dia melihat ke arah pemuda kebingungan yang
sedang menatap mereka.

"Bagaimana aku harus mengatakannya... melihat seorang bocah sepertinya


bertarung dengan keras membuatku teringat hari-hari dimana aku saat masih
muda, meskipun hanya sebentar. Kurasa aku memahami bagaimana kamu
merasakan hal ini juga. Meskipun begitu..."

Page | 252
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mata dari thief itu berkilauan dengan tekad yang tajam dan brilian.

"Itu adalah jalan yang dia pilih. Kita tidak punya hak untuk memaksanya."

Brain menghela nafas.

"Aku juga tertarik dengan bocah itu. Aku sangat yakin bagaimana
perasaannya pada sang putri. Melihat matanya dan cara dia bereaksi ketika
berada dalam bahaya. Benar-benar bocah yang luar biasa, ya kan? Dia jujur dan
kurang ajar. Karena itu.. dia seperti seorang thief yang sudah menetapkan mata
kepada harta karun yang paling berharga di Kingdom."

"Benar sekali. Mungkin saja dia mati, tapi setidaknya dia memilih hal itu."

Dengan itu, Brain membulatkan tekadnya.

"Kalau begitu, keita sebaiknya juga bergerak. Entah kapan Shalltear akan
mengejar kita."

Part 2

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:38

Para petualang di istana mundur melewati barikade hingga belakang. Para


penjaga yang mereka lewati telah diperintahkan untuk menahan barisan tersebut
hingga luka-luka para petualang bisa disembuhkan.

Ketika para petualang telah melewati celah pada barikade, barisan itu akan
langsung penuh lagi dengan papan-papan dan serpihan-serpihan lain.

Tak ada orang lain yang tetap di depan barikade. Itu artinya ini adalah barisan
terdepan.

Melihat ke belakang, para penjaga bisa melihat para petualang yang acak-
acakan saat mereka tertatih-tatih menuju ke belakang. Bekas cakar dan luka
bakar yang baru menghiasi armor mereka, demikian pula percikan darah segar.

Page | 253
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jauh di belakang adalah dinding api yang sedang terbakar. Mereka telah
menembus sekitar 150 meter ke daerah musuh. Memang, Memperhitungkan rasa
takut dari ibukota yang dulunya akrab telah merasuk ke dalam diri mereka, rasa
seperti sebuah firasat, dunia alien; memang benar-benar daerah musuh.

Para petualang yang menghabiskan waktu menjarah rumah-rumah dan


menghancurkan bagian-bagiannya untuk membuat barikade. Para penjaga
berpikir itu akan menjadi rintangan yang berguna, tapi sekarang semuanya
terlihat seperti remeh dan tidak signifikan. Rasanya rintangan itu akan ambruk
saat tanda pertama dari perlawanan serius.

"Tidak apa. Para demon tidak mengejar para petualang. Musuh tidak memilih
untuk menyerang, mereka hanya membuat pertahanan yang kuat. Tidak masalah.
Mereka tidak akan menyerang."

Orang lain juga mengulangi kalimat itu lagi. Dimaksudkan untuk menutupi
rasa gugup dan terkandung harap untuk bisa pulang dalam keadaan hidup-
hidup. Dia mengulangi doanya kepada sang dewa.

Ada empat puluh lima orang dalam barikade. Mereka membawa tombak-
tombak dan memakai armor kulit. Diantaranya ada seorang pria dengan helmet,
Bona Ingray. Dia adalah salah satu kapten penjaga yang digerakkan malam ini.

Meskipun dia memiliki titel kapten, sebenarnya dia tidak jauh berbeda
daripada para penjaga yang lainnya. Fisiknya tidak ada yang spesial, ataupun
otaknya tidak terlalu tajam. Para penjaga yang lebih muda malahan lebih kuat
dan lebih cepat darinya. Dia menjabat posisi ini hanya karena dia telah menjadi
penjaga hingga usia empat puluh, dan karena tak ada orang lain yang bisa
memenuhinya.

Wajahnya menjadi pucat, dan genggaman lengannya pada tombak itu sangat
ketat hingga ujung jarinya berubah menjadi putih. Dilihat dari dekat, seseorang
bisa melihat jika kakinya gemetar. Tatapannya terpaku hanya ke depan karena dia
tidak ingin melihat sesuatu yang buruk. Keseluruhan posturnya yang tidak bisa
diandalkan hanya menambah ketidaknyamanan penjaga itu lebih jauh.

Page | 254
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Namun sekali lagi, memang itu sudah bisa dipastikan, mempertibangkan ini
adalah pertama kalinya bagi mereka mempertaruhkan nyawa di barisan
peperangan.

Kingdom yang melawan Empire setiap tahun, mengirim pasukan ke Katze


Plain. Namun para penjaga yang diberi tugas melindungi kota, oleh karena itu
mereka tidak dikirimkan ke barisan depan. Karena ini, posisi penjaga kota sangat
didambakan oleh penduduk yang tidak ingin melawan Empire. Namun sekarang-

Mereka memiliki segudang pengalaman menangani pertikaian antara para


penduduk yang mabuk, namun tidak pernah ada kasus dimana mereka harus
bertempur hingga mati. Karena itu, ketakutan mereka semakin bertambah. Satu-
satunya alasan mereka tidak hancur dan kabur adalah karena mereka tahu kabur
adalah dosa yang tidak termaafkan.

Meskipun jika mereka nantinya dibebaskan, mereka masih bersalah karena


tidak melindungi kota dengan baik. Itulah satu-satunya alasan mengapa mereka
tidak dikirimkan ke depan. Jika mereka gagal melakukannya, maka mereka
pastinya akan dipaksa ke dalam barisan depan ketika perang selanjutnya dengan
Empire.

"Aku akan keluar dari pekerjaan sebagai penjaga jika aku berhasil melewati hal
ini masih utuh."

Bona bergumam sendiri dengan lirih, dan banyak orang di sekitarnya yang
setuju.

"Apakah kamu masih ingat apa yang dikatakan oleh para petualang?"

"Apakah kita sedang bicara apa yang harus dilakukan ketika menghadapi
hellhound, great hellhound, gazer devil dan sekumpulan demon?"

"Benar sekali. Apakh ada yang tahu apapun caranya untuk melawan demon?
Terutama titik lemah mereka. Apa yang buruk bagi mereka, semacam itu."

Tak ada yang menjawab; mereka terlalu sibuk saling melihat satu sama lain.

Page | 255
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ekspresi Bona memastikan betapa tidak bergunanya mereka tanpa perlu


mengucapkannya. Ketika dia melihat rasa tidak puas pada wajah yang lainnya, dia
memalingkan muka dan membanting pantat tombaknya ke tanah.

"Sialan! Tidak bisakah para petualang itu menjelaskannya dengan lebih baik?"

Para petualang yang berbagi pengalaman dengan para penjaga telah terluka
berat dan mundur secepat yang mereka bisa. Hanya menyebutkan nama dari
musuh mereka adalah yang bisa mereka lakukan, jangan menjelaskan bagaimana
rupa mereka, atau cara mereka bertarung.

Namun, akan terlalu kasar jika para petualang disalahkan karena situasi ini.
Tidak ada komunikasi yang benar antara para penjaga dan para petualang, dan
sebagai hasilnya jumlah informasi yang dibagikan juga rendah. Kenyataannya,
membentuk barisan pertahanan dari para penjaga yang tidak tahu apapun juga
bisa disalahkan kepada penjaga senior pula. Dan juga, tak semua penjaga yang
tidak diberitahu tentang para demon. Di bawah situasi yang berbeda, beberapa
orang mungkin sudah mempelajari sesuatu tentang musuh.

Satu pasukan penjaga telah mengirimkan anggota mereka untuk membantu


para petualang yang mundur melewati mereka, dan belajar banyak di dalam
prosesnya.

Kelompok ini, bagaimanapun, tidak melakukan hal demikian karena pimpinan


mereka terdiam kaku karena ketakutan dan bahkan tidak menoleh kepada para
petualang yang sedang mundur, dan dia tentunya tidak ingin mengurangi jumlah
pasukan yang sedang menjaga barikade dengan membantu para petualang.

"Mereka dibayar lebih banyak dari kita untuk melakukan pekerjaan yang
sama! Mereka seharusnya melawan dengan lebih keras! Hingga mereka mati!"

Beberapa orang mengangguk saat Bona berteriak.

"Nyawa kami juga jadi taruhan! Mereka seharusnya tidak kabur dan
menyerahkannya semua ini kepada kita!"

Page | 256
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Bona memanggil penjaga yang ada di dekat. Mereka yang jauh menatap
dingin kepadanya, sementara yang dekat meneriakkan ketidak senangannya
kepada para petualang pula.

"Mereka disini!"

Dari arah suaranya, Bona terlihat seperti tersedak.

Mata semua orang dipenuhi dengan bentuk-bentuk para demon yang


melompat ke arah mereka dari jalanan yang tertutupi bayangan.

Pada pucuk pimpinannya ada demon yang terlihat seperti persilangan antara
pria dan katak. Kulitnya berwarna kuning, berkilauan dengan penutup yang
bersinar dan lengket. Ditutupi benjolan-benjolan dalam jumlah besar di sekujur
tubuhnya, yang terlihat seperti wajah manusia yang menekan keluar kulitnya dari
dalam.

Sebuah mulut yang bisa menelan seorang manusia dalam sekali telah terbuka
lebar, dan sebuah lidah yang panjangnya tidak biasa mulai merasakan udara.

Di sekitarnya, banyak hellhound yang mengikuti, seakan sedang menunggu


mangsa mereka.

Setelah itu ada beberapa demon yang terlihat seperti seorang manusia yang
sudah dikuliti dan ototnya terpapar jelas diwarnai dengan semacam cairan yang
berwarna hitam.

Ada lima puluh hound (anjing), satu demon yang tubuhnya bengkak-bengkak
di wajah, dan enam demon yang terkuliti.

"Terlalu banyak!" Bona berteriak seperti dentingan lonceng. "Kita tidak bisa
menahan mereka! lari!"

"Sialan!" datanglah kemarahan yang pedas. "Diamlah!"

Mengabaikan teriakan putus asa Bona, para penjaga melihat ke arah rekan-
rekannya, ketegangan mengikat wajah mereka.

Page | 257
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Dengarkan! yang hanya kalian lakukan adalah menusuk mereka dengan


ujung yang tajam! Tugas kita bukan untuk membunuh mereka! Melainkan untuk
mengulur waktu! Tidak sulit! Kita pasti akan bisa melakukannya!"

Kita akan berhasil. Beberapa orang mengulanginya, lalu disahuti oleh yang
lain.

"Hell yeah! Ayo!"

Bahkan para penjaga yang ketakutan di wajahnya menggenggam tombak


mereka dan kembali berbaris rapat.

"Kamu juga bergabung dengan kami!"

Seseorang memegang Bona dan menyeretnya ke tempat semula. Tidak ada


waktunya bermain-main.

Binatang buas yang bersifat demon meraung-raung, dan mulai


menghancurkan barikade dengan kecepatan luar biasa. Tombak-tombak penjaga
menusuk mereka dari celah-celah barikade yang membesar.

Raungan kesakitan dari banyak hellhound terdengar di sekitar mereka.


Binatang buas jahat yang ditusuki cepat-cepat pergi dari barikade. Mereka
meraung-raung kesakitan saat mereka mengelilingi barikade, seakan mengukur
situasi.

Beberapa penjaga yang tenang menusukkan tombak mereka melewati celah-


celah pada hellhound terdekat, yang membuatnya kabur.

Perlahan, wajah-wajah para penjaga mulai gembira.

Seringaian para demon yang ada di belakang terlihat menjijikkan, dan para
penjaga yang masih tidak tenang karena mereka tidak tau apa yang akan
dilakukan oleh demon tersebut. Namun, membiarkan waktu berlalu seperti ini
masih bagus. lagipula, tugas mereka bukan untuk mengalahkan para demon.

"A-Apa!?" Seorang penjaga berteriak saat dia melihat apa yang terjadi di
depannya.

Page | 258
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Musuh membentuk barisan yang rapi, jauh dari jangkauan tombak-tombak


yang menusuk.

Ini sama sekali berbeda dari serangan liar yang barusan. Para penjaga menjadi
semakin tidak tenang. Jika mereka tahu apa yang akan dilakukan oleh beberapa
hellhound itu, mungkin mereka bisa merubah formasi mereka atau melakukan
sesuatu tentangnya. Jika begini, yang hanya bisa mereka lakukan adalah
menusukkan tombak mereka dari antara celah-celah.

Namun saat mereka berpikir hanya itu yang bisa mereka lakukan, binatang-
binatang buas tersebut membuka rahang mereka, lebar sekali sehingga terlihat
seperti akan terlepas dari sambungannya. Warna merah yang ada di dalam
tenggorokan mereka bukan daging, namun api.

Pancaran api merah menembak keluar bersamaan ke arah barikade,


menggulung seluruhnya di dalam api. Mata para penaga tidak bisa melihat
apapun selain api.

Meskipun api tersebut sangat kuat, masih tidak bisa membakar habis barikade
dalam beberapa detik. Namun hal ini tidak banyak berbeda dengan para penjaga
di sisi lain.

Jeritan mengalir keluar di sekeliling. Beberapa mata mereka terbakar, yang


lainnya paru-paru mereka yang terbakar dan tenggorokan yang hangus karena
mereka menghirup api. Pada akhirnya, semuanya jatuh seperti lalat. Penjaga yang
selamat hanyalah yang ada di samping, karena yang ada di tengah sudah tidak
lagi bernafas setelah dilalap api.

"Kita akan binasa!"

Kalimat yang tidak ingin dikatakan oleh siapapun keluar dari mulut Bona.
Gerakannya setelah itu sangat cepat, saat dia melempar tombaknya dan
melepaskan helmetnya, semuanya agar dia bisa kabur lebih cepat.

Page | 259
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Para penjaga yang tersisa terdiam membeku. Mereka sudah


mempertimbangkan untuk mundur, tentu saja, namun tak ada dari mereka yang
mendekap ide tersebut sebaik dirinya.

Bona berlari menjauh dengan kecepatan yang sulit dijelaskan oleh manusia.
Para penjaga yang terlihat bengong dengan mulut menganga ke arah punggung
Bona yang menghilang di kejauhan.

Namun, pelariannya dihentikan dengan tiba-tiba oleh seorang demon yang


jatuh dari langit.

Demon dengan tubuh bengkak-bengkak itu terbang tanpa sayap, dan


mendarat tepat di punggung Bona, membuat suara seperti katak saat
melakukannya. Bona berteriak kesakitan. Meskipun demon itu bisa dengan
mudah membunuhnya, demon tersebut tidak melakukannya. Namun, setelah itu,
pastinya bukanlah sebuah ampunan.

Demon tersebut membuka mulutnya dan menelan Bona bulat-bulat. Perutnya


yang buncit tidak banyak berubah saat dia menelan Bona - tidak, ada sebuah
benjolan baru, dengan sebuah wajah manusia padanya.

Meskipun sulit dikenali, kelihatannya adalah milik Bona.

Meskipun suara barikade yang dihancurkan sampai di telinga mereka, para


penjaga tidak bergerak. Jangan menjadi rintangan bagi para demon, barikade itu
dianggap seperti tumpukan korek api batang.

Demon-demon yang menembus barikade mengelilingi para penjaga. Tangisan


yang mencekik datang dari mereka, karena mereka tahu mereka pasti akan mati
disini.

Tangisan itu disambut dengan tawa dari para demon, mengejek kebodohan
para penjaga.

Salah satu penjaga melihat ke langit, berdoa agar sang dewa


menyelamatkannya.

Page | 260
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Apa yang menjadi balasan adalah hal yang sama sekali berbeda.

Dia melihat sekelompok orang yang terlihat aneh terbang menembus udara.
dua orang itu mendukung orang ketiga, yang memakai armor plate hitam legam.
Dia diselimuti oleh jubah merah tua dan membawa sebuah pedang raksasa pada
masing-masing tangan.

"Lemparkan aku."

Meskipun terlihat jauh, suara itu jelas-jelas terdengar di kejauhan.

Dua orang yang sedang terbang menyokongnya melepaskan genggaman


mereka. Dark warrior itu semakin cepat, seakan didorong ke depan oleh
semacam kekuatan dari belakang, membentuk lintasan lurus ke bawah yang
berakhir di tengah jalan. Dia meluncur di tanah seakan tak ada gesekan, hanya
bisa mengerem setelah memenggal kepala dari seekor hellhound sambil lalu.

Kedua sisi terdiam sejenak melihat entri dramatis yang luar biasa ini.
Keheningan menyeruak.

"Aku adalah petualang Momon. Mundurlah. Aku akan mengambil alih."

Pertama, para prajurit itu tidak mampu memahami apa yang warrior
kegelapan itu baru saja katakan kepada mereka. Lalu, teriakan dari beberapa
hellhound membuat mereka sadar. Dia adalah penyelamat yang mereka
butuhkan.

"Hellhound.. semuanya? Bahkan dengan jumlah dua kali lipat sudah cukup!"

Hellhound-hellhound itu muncul dari segala sisi Momon. Dalam beberapa


detik mereka sudah mengepungnya, membentuk sebuah lingkaran sehingga
tidak ada celah untuk kabur.

Meskipun seseorang mencoba untuk menahan mereka dengan pedang, dia


akan dirobek-robek oleh hellhound yang ada di sekitar. Bahkan jika seseorang
mencoba membunuh penyerangnya secara langsung, dia akan dianiaya hingga
mati oleh binatang-binatang buas lainnya. Terkena serangan dari serangan

Page | 261
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

banyak hound (anjing) yang melompat akan meghancurkan keseimbangan


seseorang dan membuatnya tidak mampu bertahan terhadap serangan yang
akan mengikutinya.

Ini adalah strategi brutal yang mengandalkan jumlah yang lebih unggul untuk
menang.

Kesedihan yang mendalam pada wajah para penjaga adalah hal yang wajar,
tapi tak ada yang tahu apa kekuatan sejati itu.

Pedang-pedang raksasa menebas dan membunuh, menggeser udara saat


pedang-pedang tersebut bangun.

Semua yang hadir tidak mampu berkata apapun.

Itu hanya sebuah serangan. Satu orang biasa hanya mampu menundukkan
satu hound paling banyak. Bagaimanapun, karena pemegang pedang itu bukan
manusia biasa, serangan itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia
biasa. Satu serangan itu membelah hingga empat hellhound yang kelihatannya
tidak terkalahkan oleh para penjaga walaupun hanya berharap. Momon berputar
dengan momentur dari ayunannya, meskipun dia sedikit kehilangan
keseimbangan karena telah menggunakan seluruh kekuatannya. Masih ada
hellhound lain yang tersisa, dan sekarang kelihatannya tidak mungkin Momon
bisa menghindari serangan mereka.

Meskipun dia memakai satu setel plate armor yang kokoh, hellhound tersebut
memiliki gigi yang tajam, dan cakar-cakar yang bisa membelah baja. Dan tidak
mungkin bisa selamat tanpa terluka sedikitpun setelah diserang oleh banyak
hellhound itu.

Di mata para penjaga, mereka membayangkan yang akan menjadi penyelamat


itu menerima luka-luka yang tak terhitung jumlahnya di depan mereka.

Namun, itu terlalu gegabah.

Momon tidak mencoba memaksa diri kembali menyeimbangkan diri, namun


berputar dengan momentum yang tepat. Jubah warna merah tua berkibar,

Page | 262
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

seperti sebuah topan api. Dengan langkah yang mantap dan hampir terlihat
seperti sedang menari, Momon melangkah dengan ringan di tanah, sementara
pedang-pedangnya berputar secara horizontal menyapu dari kiri ke kanan,
meraung-raung saat bergerak.

Hellhound-hellhound yan tersisa dibabat hingga berkeping-keping, tubuh


mereka bertebaran di kejauhan akibat kekuatan ayunannya. Hellhound manapun
yang masih bisa bergerak sudah habis.

"Hanya... dua kali serangan?"

Seorang penjaga yang bergumam mewakili kalimat yang ada di hati mereka.
Atau lebih tepatnya, setelah melihat penampilan yang luar biasa ini, mereka tidak
bisa berkata apapun lagi.

"Selanjutnya... Devourer dan Gazer Devils, huh. Membosankan."

Setelah bergumam sendiri, Momon berjalan ke arah demon-demon itu. Tak


ada sikap waspada atau hati-hati di dalam langkahnya, seakan dia sedang
berjalan menembus sebuah taman. Biasanya, para penjaga yang akan berteriak
menyuruhnya berhenti, namun setelah melihat kekuatannya, bahkan tak ada
satupun yang berpikir demikian.

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan oleh manusia biasa hanyalah melihat
dari belakang warrior hebat saat dia sedang bekerja.

Tak mampu bertahan terhadap tekanan yang datang dari pria yang sedang
mendekatinya dengan santai, demon bermata merah meraung dan melompat ke
arahnya.

Sebuah kilatan.

Bagian yang tercerai berai dari mayat-mayat itu beterbangan ke seluruh


penjuru.

Page | 263
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Langkah Momon tidak tersendat sedikitpun. Dia terus berjalan, seakan demon
bermata merah itu tak pernah ada, dengan mudahnya seperti seakan dia sedang
sendirian di hutan belantara.

"...Menakjubkan...."

Seakan bereaksi dengan kalimat para penjaga, Devourer tersebut membuka


rahangnya. Seperti rahang dari ulat yang sedang terbuka dan menelan
mangsanya bulat-bulat. Di kedalaman, seseorang bisa melihat api yang berkelap
kelip di dalamnya. Ekspresi tersiksa yang semakin kuat di wajah-wajah itu
tertekan keluar dari dalam tubuh Devourer tersebut, dan itu adalah teriakan dari
jiwa-jiwa yang dikutuk untuk mendapatkan takdir yang lebih buruk dari kematian.

Devourer bisa melahap jiwa-jiwa mangsanya untuk membuat sebuah ratapan


yang akan menakuti dan membunuh setiap makhluk hidup.

Namun, sebelum itu, Bona dan kepala Devourer terpenggal.

Pedang yang dilemparkan itu jatuh ke arah kepala mereka dan menancap
dalam di tanah.

"Tidak ada masalah jika kalian membunuhnya sebelum mengeluarkan


ratapan."

Dengan itu, Momon berjalan melewati dan menarik pedangnya dari mayat
tersebut.

Hanya dalam sepuluh detik, dia telah menghabisi para demon yang dikira oleh
para penjaga tidak mungkin dikalahkan.

Para penjaga menangis. Itu adalah suara gembira dari orang-orang yang telah
diberi keajaiban penundaan dari kematian.

Meskipun diguyur oleh sanjungan, Momon tidak menghiraukannya dan


malahan berbicara dengan lembut kepada para penjaga.

"...Setelah ini, aku akan bergerak untuk memimpin serangan balik dari para
petualang. Kalian harus menahan barisan sedikit lagi. Yah, kurasa karena aku

Page | 264
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

sudah menghabisi mereka, gelombang selanjutnya tidak akan segera datang.


Nabe, Evileye, kalian bisa mengambilku sekarang."

Dua magic caster yang turun dari langit mengangkat Momon ke atas. Saat dia
terbang ke udara, Momon berputar untuk mengatakan satu hal lagi kepada para
penjaga.

"Aku akan pergi menghabisi pimpinan musuh. Sampai saat itu, tolong lindungi
penduduk yang ada di belakang kalian. Aku mengandalkannya."

Saat mereka melihat Momon terbang dari situ, para penjaga menghela nafas.

Jika seorang pahlawan seperti itu telah memberikan kepercayaan pada


mereka, maka tidak ada protes lagi sama sekali untuk melindungi area ini dengan
nyawa mereka.

"Oi! Pasang penghalang jalannya! Kita harus bersiap untuk menghentikan


musuh yang bergerak maju! Khawatirnya nanti saja ketika penghalang ini runtuh."

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9) Hari ke 5, 03:44

Lakyus berdiri mempimpin tim penyerang yang terdiri dari petualang dengan
peringkat orichalcum dan mythrill. Tina sudah ada di sampingnya, dan bersama
mereka bergerak maju.

Sebelum berangkat, Lakyus sangat mempertimbangkan posisinya. Siapapun


yang bisa menggunakan magic resurrection seharusnya tidak boleh ada di garis
depan. Namun, ketidak hadiran Lakyus akan membuat sebuah keruntuhan besar
dari kekuatan tempur. Karena prioritasnya adalah membuat Momon selamat
sampai Jaldabaoth, karena itulah Lakyus tidak seharusnya berdiri di belakang.

Mereka menghindari rute yang dilalui Momon, namun memilih mengambil


satu rute yang menuju lokasi yang memiliki barikade yang dijaga oleh para
penjaga. Semua yang mereka saksikan di jalanan adalah jalanan yang dipenuhi
dengan darah, dengan gumpalan daging yang terkoyak tersebar kemana-mana.

Page | 265
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tentu saja, barikade tersebut telah dihancurkan dengan habis sampai tak ada
tanda sedikitpun jika barikade itu ada disana pada awalnya.

Untuk tidak membuat banyak suara, para petualang membentuk sebuah


kelompok dan maju dengan merayap. Namun, setelah hanya tiga puluh meter
pergerakan, mereka berputar di sudut dan dikepung oleh para demon.

Di awal pertempuran, para petualang, dengan kemampuan tempur mereka


yang tinggi, menikmati keuntungan besar dalam pertempuran, namun perlahan,
keseimbangan kekuatan mulai berpindah. Ini karena lawan mereka memiliki
keunggulan dalam hal jumlah sehingga mengungguli kekuatan tempur para
petualang dalam sebuah pertempuran. Jumlah mereka sangat besar sehingga
kelihatannya setiap demon di area itu berkumpul disana.

"Cepat bertahan! Terus lawan!"

lakyus berteriak sambil mengaktifkan magic pendukung kelompoknya. Tentu


saja, tak ada petualang yang akan mundur. Mereka tahu betul seberapa
pentingnya pertempuran ini.

Berlawanan dengan tugas Evileye, untuk mengeliminasi sampah-sampah yang


mencoba menghalangi jalan Momon, tugas mereka adalah menekan para demon
itu dan mencegah mereka tersebar.

Dengan begitu, melawan banyak demon secara langsung adalah, sedikit


banyak, adalah dukungan terbesar bagi Momon. Semakin lama mereka
bertempur, semakin tinggi peluang Momon dalam kemenangan nantinya.

Teriakan semangat bertempur dan benturan baja yang bercampur, dan suara
mantra-mantra yang dirapalkan serta kemampuan spesial yang digunakan -
seperti nafas api yang membakar tubuh manusia - bercampur dalam kekacauan.

Setelah Lakyus memastikan situasinya, wajahnya berubah. Kalimat dari


petualang tertentu menusuk otaknya.

"Para demon menjadi lebih kuat."

Page | 266
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Jangan-jangan mereka telah membuka pintu ke dunia demon, dan memanggil


demon yang bahkan lebih kuat? Apakah dinding api adalah perbatasan antara
dunia ini dan dunia selanjutnya? Apa yang akan terjadi jika mereka tetap
membiarkannya seperti ini dengan berjalannya waktu? Meskipun jika mereka
telah mengalahkan Jaldabaoth, apakah mereka bisa mengembalikan kedamaian
di ibukota? Apakah ini semua akan menjadi percuma?

"Tidak ada gunanya memikirkan hal ini!"

Saat dia meneriakkannya, kekhawatiran Lakyus yang tak terhitung jumlahnya


menjadi buyar.

Jika dia tidak melakukan apapun, dia takkan pernah mengerti. Untuk alasan
itu, Lakyus menghuuskan pedangnya.

"Tembak!"

Salah satu Pedang yang mengambang di sekitar bahunya naik dan meluncur
dengan perintahnya. Dengan sebuah kecepatan yang membelah udara, pedang
itu menusuk hellhound yang melompat menembus tepat di mulutnya,
menghancurkan hellhound itu tanpa meninggalkan jejak mayat sedikitpun.

Melihat sekeliling, Lakyus menyadari mereka sudah dikepung. Keuntungan


yang baru saja mulai telah berhenti, dan karena mereka sudah dikepung oleh
banyak lapisan musuh, tidak ada kesempatan untuk merasa lega. Tak ada hal lain
yang bisa dilakukan selain bertarung.

Barisan terdepan membuang senjata mereka yang rusak dan menarik


cadangan mereka. Para magic caster yang sudah kehabisan mana menggunakan
gulungan mereka atau tongkat-tongkatnya untuk merapalkan mantra-mantra
mereka malahan. Mereka hanya mengandalkan asap.

Lapisan terluar dari para petualang adalah peringkat orichalcum, sedangkan


mythrill melindungi yang terluka di tengah dan para magic caster yang sudah
kehabisan mana.

Page | 267
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ini gawat... jika terus seperti ini, kita akan kelelahan dan kalah. Apakah kita
sekali lagi tidak mampu mengalahkan Jaldabaoth?

Sebuah teriakan terdengar, dan saat Lakyus memutar kepalanya, dia melihat
seorang warrior yang dipukul jatuh oleh seorang demon.

"Slash!"

Sebelum Lakyus bisa bergerak, Tina maju menyerang demon tersebut, mengisi
celah yang terbentuk.

Warrior yang roboh dibawa oleh petualang lainnya. Untung saa dia masih
hidup, namun situasinya masih buruk. Fakta bahwa tak ada yang memberikan
mantra healing adalah sebuah isyarat jelas jika mana dari para priest yang
menggunakan magic divine benar-benar habis.

Kita harus mundur.

Jika barisan mereka hancur, mereka akan dialihkan dalam sekejap. Lakyus
tidak bisa membiarkan mereka mati seperti ini. Dia mempertimbangkan apa yang
mungkin terjadi jka Momon dikalahkan, dan menyadari bahwa dia harus berhati-
hati dengan hal itu.

Mundur saat sudah kelelahan adalah hal yang sulit. Akan lebih baik mundur
ketika mereka masih memiliki tenaga untuk melakukannya.

"Mun-"

Saat Lakyus akan memberikan perintah mundur, dia tersentak saat demon
baru turun dari langit.

Dengan tinggi sekitar tiga meter, dan tubuhnya yang berotot ditutupi oleh
sisik-sisik yang terlihat seperti serangga yang merayap, memiliki sebuah ekor
yang mirip dengan ular.

Memiliki sebuah tengkorak yang terbakar, dan di matanya terdapat api putih
yang terbakar dalam celah kosong hitamnya.

Page | 268
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Pada lengannya yang kuat, dia memegang maul raksasa. (Maul : Senjata
seperti palu perang)

Makhluk itu mengembangkan sayapnya yang seperti kelelawar di


punggungnya. Dengan sebuah kepakan pada sayapnya, mengirimkan gelombang
udara yang beku memancar ke depan, dan sebuah terror yang mencabik jiwa
menambahkannya. Meskipun mereka memiliki magic untuk menahan ketakutan
sehingga tidak panik, ini adalah demonstrasi yang jelas dari kekuatan yang
dimiliki demon ini, yang mana lebih kuat dari demon-demon lain yang mereka
temui sejauh ini.

Keringat mengalir seperti sungai.

"-Ini gawat."

Dengan banyak mana dan kelompok-kelompok petualang dengan kekuatan


penuh, mereka mungkin bisa mengalahkannya. Jika mereka bisa mempelajari
lebih banyak lagi tentang lawan mereka dan bertarung kemudian, mereka pasti
akan unggul, namun sekarang ini, tak ada kondisi di atas yang tercapai. Evileye,
yang memiliki pengetahuan besar dan bisa menggunakan magic yang kuat, tidak
ada disini. Gagaran, yang bisa bertahan dari serangan musuh dan langsung
menekan keunggulan untuk menyerang balik, tidak ada disini. Tia, yang bisa
dengan lincahnya menghindari serangan musuh dan menyerang mereka dengan
ninjutsu miliknya, juga tidak ada sini pula. Yang ada disini hanyalah dua orang
yang kelelahan.

Lakyus melihat ke arah Tina, yang mengangguk menunjukkan bahwa dia siapa
mati disini. Lakyus menutup kedua tangannya mengelilingi pegangan Kilineyram
dan mulai berjalan ke arah demon tersebut. Saat ini, petualang dengan peringkat
orichalcum yang ada di dekatnya memegang bahunya dan berteriak.

"Kami akan menahannya! Anda seharusnya kabur!"

Melihat tampang wajah terkejut Lakyus, dia lalu terus berbicara.

Page | 269
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Jika kamu masih hidup, kamu bisa menggunakan magic resurrection. Karena
itu, kami tidak bisa membiarkan kamu melawannya, karena kami semua
mengandalkan kamu untuk membangkitkan kami!"

Sebuah senyum yang dipenuhi dengan daya tarik maskulin muncul di wajah
para petualang. Itu adalah sebuah senyum yang cocok dengan petualang dengan
peringkat orichalcum seperti dirinya. Para petualang di sekitarnya juga
mengangguk berbarengan.

Ketika dipikir dengan tenang, mereka memang benar. Daripada bersiap mati,
dia seharusnya bersiap untuk hidup, jadi dia bisa mengulurkan bantuan kepada
mereka yang gugur di medang perang.

"Komponen material untuk mantra resurrection sangat mahal. Kalian


sebaiknya menyayangi nyawa!"

"Hey bukankah kamu ingin menjadi kebanggaan sang putri atau apalah?"

"Biarkan para bangsawan sialan itu yang membayarnya! Mereka pasti punya
koin-koinnya!"

Dan seperti itulah, seakan mereka akan pergi piknik, beberapa petualang
keluar dari kelompok yang tersudut tersebut. Tidak ada diskusi, bahkan tidak ada
sebuah kedipan di mata yang lainnya - mereka hanya berjalan keluar dengan
gerakan yang bersamaan untuk berdiri di depan demon tersebut.

Melihat sikap yang biasa dari mereka yang menuju kematian, Lakyus
menggigit bibirnya dan berbalik.

"Tembuslah dengan seluruh kekuatan kalian! Selama kalian bisa bebas pada
akhirnya itu tidak akan masalah!"

Dengan itu, Lakyus merangsek ke arah gerombolan demon, mengangkat


Kilineyram di tangannya. Dia mempercayakan seluruh pertahanannya hanya
kepada armor dan magic miliknya. Mengabaikan garis pertahanan yang hampir
hancur, dia bersiap untuk mengukir jalan dengan warna merah darah dari para
demon tersebut.

Page | 270
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Rasanya seperti terkoyak-koyak, tubuhnya tertusuk oleh banyak belati,


memaksanya menggeretakkan gigi-giginya melawan luka yang menyerangnya.
Dari sudut pandang terpisah, dia tahu tubuhnya sudah mendekati ambang batas,
jadi dia merapalkan mantra silent healing. Meskipun Lakyus memang harus
selamat dari serangan ini, dia tidak bisa melakukannya tanpa harus menguras
segala yang dia miliki.

"Haaaaaa!"

Lakyus mengalirkan sisa mana terbesarnya kepada Kilineyram. Bintang-


bintang di tubuh pedang itu mulai bersinar dengan pancaran yang tidak wajar,
dan tubuh pedang tersebut juga membengkak.

"Super Skill! [Dark Blade Mega Impact]"

Dengan sebuah ayunan horizontal, energi hitam mengalir keluar dari


gelombang tebasan yang lebar. Demon-demon dengan level rendah hancur
menjadi atom-atom yang tak dapat dilihat dengan sebuah ledakan besar dari
energi non-elemental.

Sesungguhnya, memanggil serangan itu tidak diperlukan, namun jika berhasil,


maka memang berhasil. Namun -

"Masih.... tidak..... cukup?!"

Mata Lakyus yang sudah lelah hanya bisa melihat dinding yang jelas dari
demon-demon tingkat rendah. Meskipun dia baru saja membuyarkan banyak
demon-demon itu dalam sekali serang, celah yang dia buat langsung tertutup
kembali.

Bisakah dia menembusnya? Perasaan tidak tenang dari lakyus semakin


muncul. Kilineyram harus kembali ke dimensi asalnya.

Saat ini, Lakyus melihat di belakang demon-demon tersebut - sebuah kilatan


logam, raungan suara seorang pria.

"-[Sixfold Slash of Light]-"

Page | 271
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Enam tebasan beruntun membelah gerombolan demon tersebut menjadi


berkeping-keping.

"-[Sixfold Slash of Light]! [Pace of the Wind]! Hooooh!"

Sekali lagi, tujuh demon terkena tebasan seperti sebuah pisau panas
membelah mentega. Ketajaman itu membuat Lakyus teringat kepada Razor Edge,
pedang yang bisa membelah apapun, dan membuat para demon ketakutan.

"Habisi mereka semua!"

Bersamaan dengan teriakan kemarahan, sebuah pagar tombak berdiri di


belakang Gazef.

Tidak salah kilauan logam yang salah. Tombak-tombak dengan jumlah tak
terhitung menusuk dari belakang Gazef. Itu adalah para knight dari penjaga
istana dan pasukannya. Sebuah pasukan dari ratusan prajurit yang terlihat seperti
akan membanjiri lorong.

Melihat mereka kalah jumlah lebih dari dua banding satu, kepungan dari
gerombolan demon tersebut mulai goyah.

Teriakan gembira terdengar, dan para petualang yang kelelahan mulai


mundur, dilindungi oleh para prajurit.

"Mengapa - Apa yang dilakuakan oleh Stronoff-sama disini?"

Bukankah dia seharusnya tetap di belakang untuk melindungi istana dan


keluarga kerajaan? Seakan merespon kalimat Lakyus, wajah Stronoff berputar ke
arah lain.

Garis pandangan Lakyus mengikutinya, dan matanya melebar. Ada empat


priest dan empat arcane magic caster yang melindungi seorang pak tua. Di
kepalanya terdapat sebuah mahkota yang hanya boleh dipakai oleh satu orang di
kerajaan ini. Tubuhnya ditutupi oleh armor yang tangguh.

Raja Ranpossa III.

Page | 272
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ini adalah gerakan yang luar biasa bahayanya.

Meskipun tubuhnya dilindungi oleh Armor besi, beberapa serangan demon


bisa dengan mudah menembus baja. Dan juga, meskipun dia dilindungi, mantra
dengan efek luas dan mengalahkan pelindungnya masih bisa melukai sang raja.
Dan raja masih adalah orang biasa, jadi dia mungkin akan mati terkena suatu
magic. Meskipun mantra-mantra resurrection bisa digunakan kepadanya, sang
raja pastinya tidak akan mampu menahan energi kehidupan yang dikuras habis
karena akibat mantra itu.

"Yang Mulia sudah menitahkan - 'Apakah kamu akan melindungi kota yang
mati ini, atau aku?' Hanya ada satu jawaban untuk itu. Untuk melindungi tubuh
sang raja adalah tugasku. Meskipun begitu, ini adalah medang perang dimana
kita harus bertarung! Serang!"

Pasukan yang meneriakkan teriakan yang menggetarkan bumi, maju


menggelegar.

Kekuatan beradu dengan kekuatan, namun saat semua orang mengira


gelombang sudah berubah, tubuh petualang dengan peringkat orichalcum
terbang ke atas udara, membentur dinding yang ada di dekat dan meninggalkan
noda merah yang tersebar.

"OOOOOOHHHHHHHHHH!"

Seakan berkata 'Kemarilah dan terima ini', tubuh raksasa dari demon tersebut
menghentikan jalur para pasukan.

Ada monster-monster yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh jumlah saja.

"Stronoff-sama! Bantu saya!"

"Tentu saja."

Suara yang mengikuti jawaban Gazef membuat mata Lakyus melebar.

"Tunggu sebentar. Bukankah kamu memerlukan petarung luar biasa untuk


mendukungmu?"

Page | 273
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Dan ninja-yang-akan-menjadi istimewa juga."

"Gagaran! Tia!"

Keduanya perlahan melangkah keluar ke depan Lakyus. Mereka berpakaian


lengkap dan siap untuk bertempur.

"Hey, aku merasa kaku karena tidur terus seperti itu, jadi aku meminta
Stronoff-san untuk membawaku juga."

"Bersiap untuk menyerang."

Seharusnya tidak seperti ini. Lakyus sudah bilang pada mereka untuk dilarang
bertarung segera setelah dibangkitkan. Biasanya, seseorang memerlukan istirahat
penuh dan bahkan mereka masih terasa dikuras. Meskipun begitu, mereka tahu
seberapa pentingnya pertempuran ini, yang mana itulah mengapa mereka harus
bergabung dengan pertarung tersebut.

Berkumpul bersama yang lainnya adalah dorong terbesar yang bisa Lakyus
terima.

Lakyus berdoa dengan seluruh hati.

Dia berdoa agar Momon bisa mengalahkan Jaldabaoth, dan menyingkirkan


para demon dari ibukota.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:46

"Aku melihatnya."

Melihat ke depan, seseorang bisa melihat demon bertopeng yang berdiri di


pusat alun-alun, tidak berusaha menyembunyikan diri. Meskipun dia tidak bisa
melihat bentuk dari demon-demon yang lain, Evileye tidak sebodoh itu berpikir
bahwa mereka tidak ada disana.

Page | 274
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setelah melihat mereka mendekat, Jaldabaoth berputar dan membungkuk


dengan elegan. Hanya ada satu arti dibalik ini.

"Sebuah jebakan... Lalu apa sekarang, Momon-sama?"

"Tidak perduli apapun yang menunggu kita. Kita hanya perlu menghancurkan
semuanya."

"Memang harus begitu."

Nada Momon tidak lagi memiliki keseriusan dan formalitas seperti


sebelumnya, yang mana mungkin karena mereka sudah bepergian sama-sama
sehingga membuat mereka lebih akrab dengan satu sama lain. Dengan pemikiran
seperti ini, Evileye mulai bersikap lebih biasa dalam berkata pula. Jika dia terus
menyembunyikan dirinya, ketika mereka mulai beranjak ke arah yang serius,
mereka mungkin akan langsung berpisah. Jadi meskipun menunjukkan diri
mungkin terlalu awal, mengambil nada biasa mungkin adalah ide yang bagus,
pikir Evileye.

"Kelihatannya sudah mulai tepat pada jadwalnya."

Dari belakang, suara drum-drum dan teriakan peperangan terdengar. Untuk


memastikan Momon bisa melawan Jaldabaoth satu lawan satu, para pasukan
akan memulai serangan mereka. Ini adalah satu-satunya peluang yang mereka
miliki. Dengan begitu, tidak ada cara lain untuk bisa menyelamatkan ibukota
selain mengalahkan Jaldabaoth.

"Ahh, kelihatannya memang begitu. Memang sudah waktunya melakukan


pertarungan terakhir. Momon-sama... serahkan musuh yang lain kepadaku dan
Nabe. Momon-sama harus memfokuskan seluruh perhatiannya untuk melawan
Jaldabaoth."

"Aku mengerti. Kalau begitu, karena sudah sejauh ini datang bersamaku,
ketika aku mengalahkan Jaldabaoth dan kembali dengan kemenangan, bisakah
aku berharap kepadamu untuk berdiri sama-sama? Aku mohon bekerja samalah

Page | 275
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dengan Nabe tentang hal ini, karena aku berharap kita bertiga akan kembali
bersama-sama."

"Aku mengerti, Momon-san."

Tiga orang itu mendarat di depan Jaldabaoth. Evileye melihat ke sekeliling,


dan dari deretan rumah di alun-alun itu, seorang maid muncul.

Dia mengenakan sebuah topeng seperti saat terakhir kali Evileye menemuinya,
dengan ekspresi yang ketat. namun Evileye bisa merasakan kebencian diarahkan
kepadanya.

Mungkin mereka ada lebih dari satu.

Jaldabaoth sudah tahu siap yang lebih kuat antara dirinya dan maid insect.
Sekarang di pihak mereka juga ada Nabe, seorang magic caster yang mungkin
setara dalam kekuatan, tidak mungkin dia akan masuk dalam pertempuran
sendirian. Apakah dia berencana untuk membanjiri mereka dengan para demon,
atau apakah ada bawahan lain dengan level yang setara sedang menunggu di
kedua sisi? Kedua kemungkinan itu membuat Evileye berkeringat dingin.

Setelah maid itu, beberapa orang yang mirip muncul.

Mereka semua memakai seragam maid yang berbeda.

Dan mereka berjumlah..

"..Empat orang!?"

Ada total lima orang dengan kekuatan tempur yang setara dengan dirinya.
Dua melawan lima terlalu besar perbedaan kekuatannya. Pertempuran itu
kelihatannya tidak bisa dimenangkan sejak awal.

Jika ini terus terjadi, mereka akan dikalahkan oleh jumlah yang lebih besar, lalu
para maid itu akan ikut campur dalam duel Momon dan Jaldabaoth.

Page | 276
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Di dalam pertempuran yang hampir sama, bahkan sedikit dukungan bisa


membuat perbedaan antara kemenangan dan kekalahan, seperti pertempurannya
dengan maid insect.

"Kalau begitu aku serahkan lima orang itu kepadamu."

Berkata demikian, Momon menggenggam pedangnya di tangan, melangkah


dengan biasa ke arah Jaldabaoth. Saat punggungnya yang agung semakin jauh
darinya, hati Evileye dipenuhi dengan kesedihan. Jika saja dia bisa terbenam
dalam jubah merahnya, rasa tidak enak dan frustasi dalam dirinya mungkin saja
bisa hilang semua.

Evileye memarahi bagian dari dirinya yang ingin mengulurkan tangan kepada
Momon.

Pada awalnya dia kemari bertekad mati. Meskipun jika lawannya lebih kuat
dari yang dia duga, Evileye tidak bisa melakukan hal yang memalukan seperti
meminta bantuan. Dan kalimat Momon sebelumnya jelas-jelas memberikan
sebuah tanda seberapa besar dia mempercayai Evileye. Seorang pria sepertinya
takkan pernah menjadi kejam atau tak punya perasaan.

Setelah dipikir-pikir, dia pasti mengatakan sesuatu di belakangnya. Jika itu


adalah Evileye dan Nabe, mereka pasti mampu menahan musuh sampai aku
menang, kalimat seperti itu.

Sebuah api mulai menyala dari lubuk hati Evileye.

"Kalau begitu aku datang, De.. demon!"

Momon meraung, lalu menebas ke arah Jaldabaoth. Sebuah pertempuran


sengit dimulai. Agar dua orang lainnya tidak ikut campur, Momon menekan
Jaldabaoth, perlahan memaksanya menjauh.

"Kalau begitu, aku akan menghadapi tiga orang itu dan kamu yang dua,
bagaimana?"

"Apakah kamu yakin? Aku tidak apa dengan tiga orang juga."

Page | 277
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Hmph", Nabe menyeringai.

"Kamu hadapi tiga orang, aku akan mengambil yang dua."

Evileye merasa dia sudah lebih baik menangkap kepribadian Nabe, dan
tersenyum.

Lebih tepatnya, kesan Evileye dari Nabe sebagai rivalnya mulai naik, sebagai
sesama mage yang berdiri di samping Momon.

Yang benar saja, jika hanya Nabe dan Momon, aku bisa melepaskan cincinku
dan menunjukkan wujudku yang sebenarnya... Yah, pertama aku harus bisa
kembali hidup-hidup.

"Kamu keras kepala sekali. Baiklah, aku paham. Aku akan segera menangani
mereka berdua ini cepat-cepat, lalu datang membantumu. Bertarunglah seakan
kamu ingin hidup - apa?"

Evileye merasakan jika semua yang hadir disini - kelima maid dan Nabe -
semuanya sedang melihat ke arahnya. Seakan mereka sudah merencanakan
semuanya di awal, kelihatannya ada yang tidak beres.

"Tidak, bukan apa-apa."

Setelah menjawab dengan dingin, Nabe mengambil langkah pertama ke


samping.

"Kalau begitu, meskipun aku bilang aku bisa menangani ketiganya, lawan
kitalah yang akan memutuskan siapa yang menuju ke arah kita."

Yang terpancing keluar adalah maid insect, maid dengan dua rambut kepang
yang kembar, dan maid dengan rambut seperti bor. Yang tetap dengan Evileye
adalah maid dengan sanggul serta maid berambut panjang.

"Namaku adalah Alpha. Ini adalah Delta. Kami akan menjadi lawanmu."

"Yang benar saja? Ini terlalu formal. Namaku adalah Evileye. Aku akan
mengalahkan kalian berdua!"

Page | 278
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye tidak berniat memperpanjang pertarungan dengan bercakap-cakap.


Jika dia berpikir demikian, lawannya mungkin akan memanfaatkannya dan
langsung membunuhnya. Dia harus bersabar.

"Begitukah? Takutnya.."

Gerakan pertama Evileye adalah mengaktifkan kartu asnya. Itu adalah sebuah
kemampuan spesial yang akan menyebabkan energi negatif yang mengalir di
tubuhnya menjadi kelebihan muatan, lalu memompa seluruh serangan yang dia
buat dengan efek status negatif.

"Aku datang!"

Dengan sebuah teriakan, Evileye memulai mantranya.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:59

"Jangan menganggap remeh diriku."

Kristal yang diberi energi negatif meneybar ke arah maid yang berlari, Alpha.
Ini adalah serangan fisik yang menusuk dan tumpul, serta energi negatif akan
menguras energi kehidupannya.

Setidaknya, seharusnya begitu. Namun, Alpha terus berlari, tanpa ada tanda-
tanda dia akan terkena sama sekali.

"Kuh!"

Evileye melayang ke udara. Pertempuran jarak dekat adalah ide yang sangat
buruk bagi seorang arcane magic caster. Membuat jarak di antara mereka akan
meningkatkan peluang menang dirinya.

Saat dia mengambang di udara, sesuatu memantul menjauh di depan


matanya. Itu pasti sebuah serangan yang dipentalkan oleh "Crystal Wall" miliknya,
namun di waktu yang sama, cahaya yang berkilauan yang menyelimuti tubuhnya
mulai meredup dengan cepat.

Page | 279
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Meskipun bisa mentralkan seranga-serangan yang cukup kuat, dia beruntung


jika yang mereka lemparkan ke arah 'Crystal wall' miliknya bisa hilang dengan
sendirinya. 'Crystal wall' hanya berguna bagi serangan di bawah level tertentu,
dan sangat tidak berguna bagi hal lainnya.

"Lagi!?"

Yang menggunakan senjata jarak jauh adalah maid di belakang, Delta. Dia
terus menembaki Evileye ketika dia terbang tadi.

"hah!"

Alpha memasang kuda-kuda, lalu menerjang ke arah Evileye. Itu membuatnya


berdecak lidah.

Biasanya, Evileye tidak pernah menerima siapapun yang datang kepadanya


dengan tangan kosong secara serius, namun itu hanyalah sifat arogansi yang dia
rasakan terhadap makhluk yang tidak seberapa dan selalu di bawahnya. Setelah
bertarung dengan Alpha sebentar, dia sangat yakin hal itu. Alpha adalah lawan
yang sangat menakutkan. Setiap kali dia mencoba untuk membuka jarak di
antara mereka, lawannya akan datang berayun, beberapa kali lebih cepat
daripada dirinya. Jika dia menerima serangan langsung tanpa dilindungi oleh
pelindung miliknya, dia pasti sudah hancur.

Jika dia masih bersama dengan Gagaran dan Tia, dia tidak akan seceroboh itu.
Sekarang, Evileye merasakan seakan dia sedang berjalan di tali yang tegang.

Hal yang paling menjengkelkan adalah koordinasi mereka yang tanpa celah.
Kerja sama memang bisa meningkatkan kekuatan tempur dengan drastis dari
para petualang. Sekarang ini, mereka berdua sedang memberinya sebuah
pelajaran berharga tentang enaknya kerjasama.

"Bagaimana mungkin para demon bisa bekerja sama dengan sangat baik...
apa-apaan ini!"

Aku tidak berhak berkata demikian, pikir Evileye. Anggota lain dari
kelompoknya adalah manusia, namun dia sendiri adalah undead.

Page | 280
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebuah suara 'gang' terdengar, dan pelindung 'Crystal Wall' semakin menipis.
Satu kali kena maka dia akan tertusuk.

Evileye mengumpat, mencoba lari dari Alpha, yang sangat ingin sekali
mengejar dan menghajarnya. Meskipun tubuh Evileye lebih unggul dari manusia
biasa karena manfaat menjadi seorang vampir, tubuh Alpha bahkan lebih kuat
lagi. Satu-satunya alasan mengapa Alpha belum menangkapnya hanyalah karena
mantra flight miliknya.

Menggunakan magic membutuhkan fokus, saat tubuh tidak bisa bergerak.


Sebagai hasilnya, karena terus-terusan mundur adalah hal yang sangat sulit.
Sebuah gerakan akan mengganggu indera keseimbangan seseorang dan
membuat konsentrasi semakin sulit. Inilah mengapa magic caster harus terus
berdiri untuk merapalkan mantra mereka. Karena hal ini, Evileye harus memilih
menggunakan 'Flight' untuk mempertahankan jarak tanpa mengganggu
konsentrasinya, dan bertarung dengan terus-terusan bergerak. Itu memang
bukan hal yang spesial; setiap magic caster yang bisa menggunakan 'flight' sudah
menguasai taktik itu. Seberapa baik mereka melakukannya seluruhnya
tergantung dari bakat, namun sebagai seorang vampir, Evileye memiliki
kemampuan alami untuk terbang dan 250 tahun pengalaman untuk
menguasainya.

Meskipun begitu, membutuhkan usaha keras untuk bisa lepas dari Alpha. Dan
meskipun dia bisa melakukan kiting satu orang lawan di dalam lingkaran yang
ada di alun-alun yang besar, lawannya kali ini ada dua.

Suara gang kedua kalinya terdengar, dan pelindung yang melindungi dirinya
sudah hancur sama sekali.

Sulit dipercaya ada yang bisa menghancurkan 'Crystal Wall' dengan tiga kali
serangan, namun mau bagaimana lagi.

"[Sand Field - All]"

Partikel-partikel pasir menyebar ke seluruh sekitar. Meskipun Delta terlalu jauh


untuk dicapai, Alpha benar-benar terperangkap di dalam areanya. Karena ini bisa

Page | 281
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

mempengaruhi rekan seseorang juga, mantra ini tidak berguna dalam


pertarungan kelompok. Tiap lawan di dalam area tidak akan bisa bergerak, begitu
juga menjadi buta, terdiam dan bingung. Selain itu, karena kartu as Evileye, pasir-
pasir tersebut sudah ditambahkan dengan energi negatif yang akan menyedot
energi kehidupan.

Mantra tingkat 5 ini adalah ciptaannya sendiri. Itu adalah salah satu kartu-
kartu terkuat yang dimiliki oleh Evileye.

Namun, Alpha tidak semakin pelan, ataupun terlihat terluka sama sekali.

"Tapi bagaimana?!"

Apakah dia kebal dengan imobilisasi dan energi negatif?

"Kamu berhak dipuji karena itu! benar-benar satu set perlawanan yang
menakjubkan!"

Jawaban Alpha lalu hilang. Seakan dia sedang melakukan teleportasi dengan
jarak dekat, dia menampakkan diri di depan Evileye lalu menendangnya di wajah.

Topeng Evileye mengalami retak dengan suara 'krek' saat Evileye terlempar
jauh.

Dia memantul ke lantai dengan suara dang, dang sebelum berhasil pulih,
menggelengkan kepalanya karena puyeng.

"[Crystal Wall]!"

Tinju Alpha berbenturan dengan crystall wall yang tiba-tiba muncul,


mengeluarkan suara yang menggelegar. Retakan menyebar dari titik yang
diserang oleh Alpha, seakan terkena benturan oleh bola penghancur.

"..Hmph!"

Suara 'dang' terdengar, dan saat kaki Alpha menancap ke tanah, dia
menyalurkan tenaga dalamnya ke dalam retakan di dinding Evileye, lalu dinding
itu hancur di depan matanya.

Page | 282
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Apakah ini 'Charged Energy Release' (Pelepasan energi yang terkumpul) ?!"

Saat ini, sambil berusaha menjaga jarak, Evileye merasakan goncangan besar
yang mengalir di tanah. Dia tidak tahu darimana datangnya, namun nalurinya
berkata jika itu adalah efek setelah pertempuran dari mereka berdua.

"Apakah mereka masih bertarung...tidak, kelihatannya pertarungan mereka


sudah mencapai puncaknya. Itu artinya.... Aku harus mengulur waktu lagi!"

Saat berkata demikian, Evileye menerjang ke arah Alpha yang sedang


menyerang.

Dia perlu sedikit waktu lagi. Dia harus mengulur pertarungan ini. Dengan
berpikir demikian, Evileye bersiap penuh untuk mati, dan melakukan serangan
bunuh diri miliknya.

Lengan Alpha membentuk lingkaran bersiap menerima Evileye. Dia berdiri


tegak, seperti benteng yang tidak dapat ditembus, meskipun sudah melihat ini,
Evileye tidak berhenti-

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:53

Ketika Ainz dan Jaldabaoth berjuang satu sama lain, mereka menabrak sebuah
rumah. Pintu rumah tersebut hancur saat Ainz mendorong Jaldabaoth ke
dalamnya, kepingan reruntuhan menyebar kemana-mana. Interior rumah
tersebut sangat gelap dan sempit, tidak cocok dengan ayunan pdang Ainz.

Mengabaikan Jaldabaoth, Ainz berdiri dan berjalan. Jaldabaoth berdiri pula


dan mengikutinya. Mereka memasuki ruangan lain, dengan sebuah meja kecil,
dua kursi dan Mare.

Mare menarik sebuah kursi untuk ditempati oleh Ainz, dengan izin Ainz,
Jaldabaoth membuka topengnya, menampakkan wajah Demiurge.

"Pertama, apakah ruangan ini aman?" Ainz bertanya.

Page | 283
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Tidak ada masalah. Kalimat yang diucapkan di dalam sini hanya untuk telinga
kita sendiri."

"Begitukah... kalau begitu. Pertama, aku ingin meminta suatu hal padamu.
Jangan lukai para penjaga yang aku lewati ketika kemari. Memang tempat ini
cukup jauh dari E-Rantel, menolong orang-orang yang kesulitan adalah publisitas
yang bagus."

"Saya mengerti. Apakah bisa diterima menyalurkan perintahnya dengan


telepati?"

"Silahkan saja. Sementara itu, katakan padaku rencanamu."

Meskipun Demiurge sudah menjelaskan rencananya kepada Narberal melalui


'Message', dia belum bilang apapun kepada Ainz. Dia dipaksa diam dan tidak
menunjukkan rasa tidak senangnya untuk membuat rencananya tidak
berantakan, namun di hatinya dia khawatir sekali.

"Baiklah. Operasi ini adalah empat tujuan-"

"Ho... Aku hanya menghitung ada tiga. Empat, katamu?"

Demiurge tersenyum. Itu adalah sebuah senyum yang menyatakan kepuasan.

"Kurasa saya semakin memahami Ainz-sama."

Ainz dengan murah hati melambaikan tangannya. Tentu saja, dia bahkan tidak
tahu apa tiga itu, namun kalimat Demiurge masih membuatnya tidak tenang
sama sekali.

"Kamu selalu satu langkah di depanku. Aku masih jauh sekali."

"Apa yang anda katakan tuanku? Sebenarnya, anda terlalu rendah hati."

"Tidak, kalau begitu - lupakan saja. Lalu, katakan padaku apa saja tujuannya."

"Memang benar. Sebagai awalnya, tujuan menyerang distrik gudang adalah


untuk mengamankan kekayaan dan barang-barang di dalamnya untuk
dipindahkan ke Nazarick. Untuk memfasilitasi hal ini, Saya meminta Shalltear

Page | 284
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

membuka banyak gerbang di depan pergudangan, dan membiarkan Pandora's


Actor menangani masalah pengangkutan."

Ini memang tujuan yang sangat menguntungkan. Ainz tanpa bersuara


memuju Demiurge dari lubuk hatinya.

Kehilangan banyak sekali kekayaan akan membuat hidup di ibukota nantinya


semakin sulit, namun kali ini, Ainz tidak tahu hal itu. Sekarang ini, yang dia
rasakan adalah suatu perasaan lega karena masalah keuangannya sudah
diselesaikan dalam sekejap.

"Kedua untuk menutupi keikutsertaan kita dalam serangan ke persembunyian


Eight Finger di area ini. Seperti yang anda duga, sebuah serangan langsung ke
persembunyian Eight Finger akan meningkatkan kecurigaan. Jika kita tidak
beruntung, mungkin saja bisa membuat Sebas dan kontak-kontaknya terbongkar.
Oleh karena itu, kami memperluas area operasi untuk membuat orang lain
berpikir bahwa tujuan kita ada di tempat lain."

Dengan kata lain, itu seperti melempar ranting-ranting yang patah di dalam
hutan untuk menyembunyikannya.

"Namun bisakah kamu melakukan hal ini? Apa yang kamu gunakan untuk
membuat mereka menjauhi bau kita?"

"Silahkan lihat yang ini, tuanku."

Demiurge mengisyaratkan, dan Mare memberikan sebuah tas, yang lalu dia
buka. Di dalamnya ada sebuah patung demon. Masing-masing enam lengan
demon itu menggenggam bermacam permata. Sebuah cahaya aneh dan
berdenyut memancar dari dalamnya.

"Permata-pertama ini disuntikkan dengan mantra yang dikenal dengan


[Armageddon Evil]."

Mantra tingkat 10 'Armageddon Evil' adalah salah satu mantra yang


digunakan untuk memanggil pasukan demon. Meskipun bisa memanggil jumlah
pasukan yang sangat besar, mereka tidak seberapa kuat. Dan jika angel-angel

Page | 285
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

sulit dikendalikan, maka demon bahkan lebih parah, dengan kecenderungan


mereka yang mengamuk di saat yang paling buruk, membuatnya menjadi sebuah
mantra yang sulit digunakan. Penggunaan biasa berada pada kenyataan bahwa
demon-demon yang dipanggil bukanlah sekutu pada awalnya, jadi mereka bisa
difungsikan sebagai korban hidup untuk ritual-ritual tertentu dan kemampuan
spesial lainnya.

Mirip dengan bagaimana Shalltear menggunakan Spuit Lance untuk


membunuh bawahan-bawahannya yang dipanggil, magic ini ada untuk tujuan
yang mirip.

"Meskipun item ini diciptakan oleh Ulbert-sama, saya rasa yang terbaik adalah
digunakan disini."

Dari sudut pandang dunia ini, memang wajar jika sebuah item seperti ini akan
memancing perhatian Jaldabaoth.

Ainz mengenang masa lalunya.

Tentang seorang teman yang bernama Ulbert, dulu ketika kekuatan Guild ada
di puncaknya.

Pada awalnya, ada World Class Item yang bisa memanggil demon-demon
dalam jumlah tak terbatas sehingga pada akhirnya bisa melahap seluruh dunia.
Meskipun membuat sebuah kericuhan, Ulbert sangat senang ketika
mendengarnya dan berjuang keras untuk membuat sebuah item yang bisa
menirunya. Namun ketika akhirnya item tersebut hanya bisa mengeluarkan enam
mantra berturut-turut, dia kehilangan ketertarikan padanya dan menyerah.

Jelas sekali melihat Demiurge yang keberatan melepaskan benda seperti ini.
Itu karena ini adalah peninggalan dari penciptanya.

Ainz mengulurkan tangannya ke kantong dimensi, lalu menarik item tertentu.

"Demiurge, tidak perlu menggunakan itu. Ambil ini sebagai pengganti."

Page | 286
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Alat yang diambil oleh Ainz terlihat mirip dengan patung demon yang
dipersiapkan oleh Demiurge. Namun, di tangannya hanya memiliki tiga permata,
dan terlihat jauh lebih kasar pada umumnya.

"Ini juga adalah sebuah alat yang diciptakan oleh Ulbert-san. Karena ini adalah
prototipe atau purwarupa, dia ingin membuangnya, namun aku berpikir bahwa
terlalu sayang untuk dibuang lalu menyimpannya. Bagaimana kalau digantikan
dengan yang ini saja?"

"Ba-Bagaimana bisa saya membuang harta dari Ainz-sama untuk rencana saya
sendiri?"

"Apakah seperti itu kamu melihatnya? Baiklah, Demiurge, ini adalah milikmu,
Gunakan ketika kamu melihatnya cocok. Namun, bukankah Ulbert-san akan malu
jika percobaannya yang gagal masih ada?"

"Ini adalah... bagaimana saya bisa berterima kasih kepada anda setelah
memberi saya dengan item magic yang luar biasa ini?"

Demiurge berdiri dari kursinya dan berlutut di lantai. Mare, yang melihat
Demiurge, buru-buru berlutut di bawah disampingnya.

"Cukup, Demiurge. Bukankah kamu ada pekerjaan lain? Pikir saja ini sebagai
simbol apresiasiku terhadap loyalitasmu."

"Kami para guardian diciptakan oleh Supreme Being. Oleh karena itu, hingga
saat ini sampai kepunahan kami, kami akan selalu loyal kepada mereka. Meskipun
begitu, Ainz-sama bukan hanya memberikan ampunan dan kepeduliannya
berlipat-lipat, malahan memberi hamba harta yang sangat bernilai itu... bagi
Demiurge, meskipun sudah bersumpah setia dan tak lekang waktu kepada Ainz-
sama, izinkan sekali lagi memberikan pengabdian setia kepada anda!"

"Ah...erm, yah, kalau begitu, Aku sangat mengharapkan pengabdianmu. Kalau


begitu, sekarang, berdirilah. Demiurge. Kamu punya suatu hal lain untuk
dikatakan, ya kan?"

"Ah, memang benar! Maafkan saya!"

Page | 287
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Demiurge kembali duduk, dan Mare kembali ke posisi berdirinya yang semula.

"Kalau begitu, seperti yang saya bilang sebelumnya, Jaldabaoth menargetkan


persembunyian Eight Finger, lalu terus mengambil alih distrik finansial Kingdom.
Mengambil kekayaan dari pergudangan juga adalah sebuah tujuan. Tentu saja,
alat yang diciptakan oleh Ulbert-sama ini akan ditemukan di salah satu peti-peti
dari persembunyian mereka."

"Sejauh ini memang sudah jelas sekarang. Dan bagaimana dengan tujuan
ketiga?"

"Ya, saya sudah mengirimkan sekitar separuh manusia di dalam dinding api ini
ke Nazarick. Ada banyak manfaat yang bisa diberikan, dan kesalahan ini akan
jatuh sepenuhnya kepada demon Jaldabaoth."

Jadi itu yang dia rencanakan, Ainz pikir, namun dia masih memiliki beberapa
pertanyaan. Apakah ada manfaat membiarkan kejahatan Jaldabaoth semakin
tumbuh? Daripada, menciptakan sebuah karakter Jaldabaoth, bukankah akan
lebih baik membiarkan demon lain melakukannya?

"...jadi kamu bermaksud membangun ketenaran, setelah itu?"

"Benar sekali. Niatnya adalah menempatkan Jaldabaoth ke takhta Demon


King."

"Sekarang aku tahu. Jadi menyelesaikan perintahku adalah bagian dari


rencanamu, setelah itu?"

Ainz melihat ke arah Demiurge, yang sedang membungkuk rendah mengakui


hal itu. Dia teringat perintah yang dia berikan. Lalu, dia sudah memberiakn
beberapa diantaranya, lalu ini mungkin untuk mengangkat Demon King.

" Ini adalah awal dari tujuan keempat, yang mana untuk menggunakan Holy
Kingdom sebagai tanah untuk membuktikan insiden ini."

Saat itu, Ainz mengerti. Dia menanyakan pertanyaan yang bergelayutan di


otaknya.

Page | 288
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Setelah dipikir-pikir lagi, apakah demon-demon ini dipanggil dari Nazarick?"

"Bagaimana mungkin saya berani? Saya tidak bermimpi untuk melakukannya


tanpa izin dari Ainz-sama!"

"Hm? Meskipun aku sudah memberikan tugasnya padamu, dan kamu sudah
menerima izin dari Albedo, Aku kira kamu akan menggunakan pasukan dari
Nazarick..."

"Tidak, tuanku. Mereka hanya pasukan yang dipanggil oleh Evil Lord saya.
Setelah satu hari lewat, mereka bisa dipanggil lagi. Kekuatan Nazarick akan tetap
tak tersentuh."

"Begitukah.. Ternyata itu alasannya mengapa ada banyak sekali demon tanpa
ingatan di Nazarick. Bagaimanapun juga, Aku mengerti. Kalau begitu, satu
pertanyaan lagi, kamu bilang mengirim setiap manusia disini ke Nazarick. Itupun
tak perduli apakah mereka pria, wanita, muda atau tua, benar kan?"

Ainz samar-samar marah dengan cara Demiurge yang bisa dengan mudahnya
dan santai menjawab benar.

Manusia memang tidak ada hubungannya. Mungkin saja karena Ainz yang
pernah menjadi seorang manusia, namun tubuh yang dia miliki sekarang ini tidak
merasakan simpati atau kedekatan pada mereka. Seakan mereka sepenuhnya
spesies lain yang bisa dengan mudahnya ditendang dengan satu kaki. Dia akan
membantai manusia sebanyak apapun untuk keuntungan dari Great
Underground Tomb of Nazarick. Meskipun begitu, membunuh anak-anak masih
membuatnya marah. Ini adalah sisa dari seorang pria yang pernah menjadi Suzuki
Satoru.

Ainz mengambil nafas dalam-dalam, meskipun tidak memiliki paru-paru.

"Demiurge, jika seseorang tidak memberikan perlawanan kepada diriku


ataupun Great Underground Tomb of Nazarick, mereka harus dipenggal dengan
lembut dan tanpa menderita."

Demiurge membungkuk dalam-dalam, tanpa berkata sepatah katapun.

Page | 289
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Prioritas Ainz Ooal Gown adalah memastikan stabilitas dan loyalitas dari
bawahan-bawahannya.

Karena mereka sudah membawa anak-anak, melepaskan mereka ke tempat


aman hanya akan melepaskan detil dari Nazarick. Memang ada kemungkinan
bisa membuat mereka menjadi orang yang fanatik dan setia dan sangat
merendahkan diri kepada Nazarick, ada juga sedikit keuntungan dari rencana itu.
Oleh karena itu, ini adalah ampunan terbesar yang bisa dia berikan kepada
mereka.

"Kalau begitu, apakah kita sudah selesai?"

"Ada dua hal yang perlu menjadi pertimbangan anda. Pertama, Mare telah
memberi kami sebuah peluang yang sangat bagus."

Ainz mengalihkan pandangannya ke arah Mare, bocah yang gugup dan resah.

"Dan itu adalah?"

"Saat ini, kami masih dalam tahap pelatihan, jadi tingkat kesuksesan yang
paling tepat masih diperdebatkan. Saya akan menjelaskan lebih jauh ketika kita
telah kembali ke Nazarick. Yang kedua, dari pengamatan saya terhadap situasi
sejauh ini, Saya bisa menyimpulkan dengan aman jika yang mencuci otak
Shalltear tidak memiliki hubungan dengan Kingdom."

"Aku mengerti, kalau begitu, aku sangat menantikan bantuanmu segera."

"Itu akan diberikan dengan senang hati. Ketika pertempuran kita setelah ini,
silahkan dengan leluasa mengalahkan saya. Saya akan melakukan apapun untuk
Ainz-sama."

"Ternyata begitu. Kalau begitu, sebelum aku mengusirmu, bisakah kamu


membuat rusak armorku? Akan lebih meyakinkan jika aku juga mendapatkan
tanda-tanda pertarungan yang keras."

"Itu berarti anda akan melepasnya, lalu saya akan merusaknya? Tidak
terpikirkan bagi saya untuk berani mengangkat tangan kepada Ainz-sama-"

Page | 290
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bagaimana kalau aku melepasnya lalu kerusakannya sangat parah akhirnya


aku tidak bisa memakainya kembali? Ketika insiden Shalltear, Aku harus
memerintahkan Smith untuk menciptakan celah-celah di dalam armor sebelum
memakainya. Jika aku lepas disini dan kamu membuatnya hancur tak berbentuk,
Aku mungkin takkan bisa memakainya lagi."

Ainz tetawa lirih. Para guardian di depannya, tak mengerti mengapa,


menunjukkan ekspresi bingung.

"Ka-Kalau begitu, Ainz-sama? Bu-Bukankah itu adalah armor ya-yang dibuat


dengan ma-magic?"

"Itu tidak benar. Armor ini tidak dibuat dari magic. Aku bisa melihat mengapa
kamu berpikir demikian karena aku, sebagai seorang magic caster, memakainya
seperti biasa. Tapi sebenarnya, Aku merapalkan sebuah mantra transformasi
warrior dan memakainya. Ketika istirahat sebelum bepergian ke arah ibukota, Aku
mengirimkan sebuah 'Message' kepada Albedo untuk membuat memulai
persiapan untuk masa depan. Kelihatannya itu memang pilihan yang benar."

Mempertahankan mantra transformasi dan magic lainnya akan mengurangi


mana dan tingkat rata-rata recovery mana menjadi nol. Meskipun dia bisa
melepaskan transformasinya jika ada keadaan darurat dan menggunakan magic,
dia akan mulai dari keadaan yang sudah terkuras. Namun, untuk masalah ini itu
adalah hal benar yang bisa dilakukan. Tanpa hal itu, pertarungan pertama dengan
Demiurge akan lebih menyusahkan.

Mata Demiurge yang sipit semakin menyipitkan matanya ketika dia


mendengar respon Ainz. "Seperti yang diduga dari Ainz-sama, semuanya sudah
menarik di dalam telapak tangan anda. Saya tidak menyangka berani beradu otak
dengan pribadi yang sebesar itu... Saya seharusnya menduga tak ada yang
kurang dari diri anda."

Saat Demiurge tertawa kecil, punggung Ainz mengalir keringat yang bahkan
tidak ada disana.

Page | 291
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Kalau begitu, mari kita mulai? Demiurge, aku akan serahkan luka
pertempuran kepadamu."

"Tentunya. Mare, kirimkan sinyal. Gempa bumi, seperti tadi."

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:56

"Terimalah petirku!"

Mantra petir keluar, menyerang salah satu maid.

"Guwaaaaa-su~"

Maid tersebut membuat teriakan kesakitan palsu yang hebat ketika meluncur
jauh seperti sedang melompat sendiri, hingga dia hilang di kejauhan.

"Eiiii~"

Maid berambut bor melemparkan pisaunya. Pisau-pisau itu berterbangan


dengan arah yang lambat dan menusuk tubuh Nabe.

"Kyaa-"

Saat Nabe mengeluarkan teriakan kesakitan yang datar, dia mengikuti maid
yang terlempar jauh. Entoma mengikutinya dengan diam-diam.

Mereka mendarat di lorong, yang membentuk garis lurus. Di depan Narberal


ada maid dengan dua kepang. Di belakang Entoma dan maid berambut bor. Ini
adalah serangan kepungan klasik, namun tak ada tekanan sama sekali. Lalu sekali
lagi, bagaimana mungkin ada? Tadi, ada sebuah pertarungan pura-pura, namun
sekarang semua itu bahkan benar-benar hilang, dan muncul mood seperti
sebuah kelompok gadis-gadis sekolahan yang sedang mengobrol di dalam kafe.

"Jadi bagaimana, tempat ini sudah ditangkis dari mata-mata oleh Nigredo-
san. Seharusnya sudah tidak apa sekarang ~"

"Begitukah? Kalau begitu.... lama tak jumpa, Lupu~"

Page | 292
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Maid berkepang dua - Lupusregina Beta - tertawa dari balik topengnya.

"Benar-benar sudah lama su~ ini pertama kalinya kita bertemu sejak Nar-chan
mulai berkeliling dengan Ainz-sama."

"Aku memang kembali ke Nazarick setiap kali, namun waktu itu, kamu ada di
desa."

"Oh ya~ tahulah, ini baru saja terjadi. Setelah dipikir-pikir, sudah lama tak
melihatmu juga, Sol-can~"

"Sama juga. namun, caramu berbicara...."

"Oya? Sol-chan dan Yuri-nee-san juga merisaukan hal yang sama su~. Tapi
tidak apa~ Aku akan berhati-hati. En-chan's juga sama su~"

"Bagus juga... ngomong-ngomong, mengapa Entoma terdiam?"

"Ah... En-chan tidak ingin bicara sekarang ini~"

"BocAH keCIl iTU meNGAMbiL SUaraKU!"

"Ternyata begitu."

Narberal mengangguk kepadanya. Entoma benci dengan suara aslinya, jadi


dia mencoba menggunakannya sedikit mungkin.

"Aku INgiN diA meRAsaKAN baGAImaNA raSAnya!"

Meskipun wajah aslinya ditutupi oleh topeng serangga, nafsu membunuh dan
kemarahannya masih meluap-luap dari situ.

"Kamu tahu itu tidak mungkin. Karena dia sedang bepergian dengan Ainz-
sama, itu akan merusak reputasi Ainz-sama jika dia tidak kembali hidup-hidup
dengannya."

Entoma tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh Narberal, tapi dia tetap
terdiam. jelas sekali yang mana yang harus dipilih antara nama baik tuannya dan
keinginannya sendiri. Setiap battle maid tahu akan hal ini.

Page | 293
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Gadis cilik itu sangat kuat. Siapa namanya?"

"Aku tidak tertarik dengan nama dari nyamuk yang terlalu kebesaran.
Meskipun, kurasa namanya itu Evil-atau apalah."

"Jahat sekali~ Bukankah kalian datang sama-sama sebagai rekan?"

Narberal mengerutkan dahi dengan kalimat rekannya, jadi Solution


menjawabnya.

"...mungkin itu adalah Evileye dari Blue Rose. Sebas-sama menulis begitu di
dalam laporannya."

"Ah, kedengarannya benar."

Narberal yakin jika Solution mengucapkan nama yang benar.

"Nar-chan, apakah kamu pura-pura jadi orang idiot? Apakah kamu baik-baik
saja?"

"Bisakah kalian benar-benar mengingat nama-nama manusia?"

"Itu tidak masalah bagiku. Aku mungkin akhirnya harus tahu hal itu ketika
jalannya tugasku. Aku sudah mengambil beberapa nama penting untuk diingat."

"Aku juga tidak masalah disini su~ sebenarnya, bisa dibilang aku sangat
bersahabat baik dengan manusia, yanno?"

"TidaK ada MAsaLah diSINi."

Narberal sedikit terkejut ketika dia tahu jika dia sendirian diantara rekan-
rekannya sesama maid. Saat dia mempertimbangkan apakah harus lebih
perhatian dengan nama-nama itu, suara ledakan terdengar. Karena bangunan
yang menghalangi pandangan di sudut, mereka tidak tahu apa yang
menyebabkannya.

"Ah, mereka pasti sedang serius di sebelah sana."

Page | 294
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"yah, itu adalah Yuri-nee-san dan Shizu~ mereka selalu serius. Namun jika
pertarungannya belum selesai, itu artinya mereka masih belum menggunakan
kekuatan mereka yang sebenarnya."

"JIka itU diSErahKAN paDAku aKU pasTI aKAn meLAWannYA samPAI mATi!"

"Evileye memang sangat kuat. Namun dari level saja, dia mungkin bukan
lawan yang bisa dikalahkan oleh Yuri-nee-san atau Shizu."

Sebuah bayangan menutupi wajah dari para battle maid untuk pertama
kalinya. Hanya Narberal yang berbeda. Dia sangat yakin.

"Tidak ada masalah."

Saat perhatian semua orang tertuju padanya, dia melanjutkan, "Evileye dan
diriku adalah elementalist. Kami adalah arcane magic caster yang memiliki
spesialisasi dalam menggunakan elemen tertentu. Meskipun ini artinya kekuatan
tempur kita akan meningkat tajam, itu juga berarti di luar area yang kita dalami,
kita akan sangat lemah."

"Tipe Earth, kalau begitu... seharusnya ada asam, racun atau gravitasi, ya kan?
Mengapa kristal?"

"Itu pasti spesialisasi lebih jauh di dalam tipe earth elementalisme. Magic
kristalnya pasti sangat kuat."

"Magic serangan fisik tumpul dan menusuk... Aku tidak mengerti..."

Jika itu adalah aku, bagaimana aku akan membunuh Evileye? Ketika empat
orang itu berpikir demikian, bumi bergetar. Ini sedikit berbeda dengan yang tadi
dan getaran bumi itu disebabkan oleh benturan besar.

"GEmpA buMI iNi pasTI diSEbabKAN oLEH MaRe-SaMA. KaLAu beGItu, maRI
kITa berGErAk ke TaHAp seLANjutnYA?"

"Apakah itu adalah sebuah sinyal?"

Page | 295
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Benar sekali, Narberal. Kalau begitu, tidak apakah jika kita sedikit
menyakitimu? Ini tidak akan bagus jika kita setidaknya tidak mengasarimu
sedikit."

"Aku akan mencoba untuk tidak memukulmu terlalu keras, jadi maafkan aku
su~"

"Mau bagaimana lagi, namanya juga pekerjaan."

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 03:57

"Tenanglah! Tolong, tenanglah!"

Climb mencoba untuk mengangkat suara dengan keras saat dia memanggil
orang-orang tersebut. Namun, gudang itu dipenuhi dengan banyak orang-orang
yang gelisah, jadi suaranya saat ini benar-benar tidak cukup untuk membuat
mereka tenang.

"Anakku-"

"Istriku diambil-"

"Mama, Papa-"

Pria, Wanita, Muda dan tua semua suara tercampur, menyapu suara Climb
seperti gelombang. Dia tidak bisa lagi mengetahui apa yang mereka katakan lagi.

Climb telah menemukan tiga ratus orang disini yang berada dalam keadaan
darurat sendiri, dan mereka hanyalah penduduk yang berhasil ditemukan. Orang-
orang yang terkunci di dalam gudang kecil ini tidak tahu apa yang terjadi di luar,
dan yang bisa mereka lakukan adalah merengek tentang bagaimana anggota
keluarga mereka yang diambil ke tempat lain.

Itu adalah respon yang alami untuk situasi seperti ini, namun juga sangat
bahaya.

Page | 296
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Meskipun mereka tidak menemui demon apapun dalam perjalanan kemari,


bukan berarti bahwa tidak ada demon yang hadir. Kenyataannya, mereka sudah
melihat siluet dari demon-demon beberapa kali di lorong-lorong yang mereka
lewati saat kemari. Jika mereka mendengar teriakan dari gudang ini, maka
demon-demon akan tiba disini dalam waktu dekat.

"Anda adalah satu-satunya yang kami temukan sejauh ini-"

"Dimana istriku? Pergi temukan dia!"

"Itu-"

Mungkin saja jika dia mengangkat suaranya dia mungkin bisa berteriak untuk
mendiamkan mereka. Climb, sebagai seorang warrior, jauh lebih kuat dari
penjaga kota biasa. Jika dia berteriak kepada pria, dia bisa dengan mudah
menguasai hati dari yang hadir disini. Namun Climb tidak melakukan ini.

Climb adalah duta dari sang putri. Dia disini karena Renner pantas meletakkan
kepercayaan dalam dirinya kepada Climb. Jika dia menggunakan metode-metode
yang meneror penduduk dan membuat mereka tidak menyukainya, itu mungkin
akan bisa dengan mudah tertumpah kepada Renner pula. Dengan berpikir
demikian, Climb akhirnya tidak mungkin bisa membuat dirinya menggunakan
metode yang kasar kepada mereka.

"Hey, jawab kami-"

"Anakku masih muda-"

"Papa! Mama!"

"Diamlah, kalian semua!"

Rasanya seakan udara di dalam gudang itu tiba-tiba membuyarkan semua


suara. Teriakan tak terkendali dari Brain - Kemarahan dari warrior kelas atas -
telah menelan hati dari semua yang lemah disini.

"Kalian semua cuma bercuap-cuap seperti ayam hanya karena dia terus
terdiam. Kita sedang ada di daerah orang-orang ini, dan tidak bisa menjamin

Page | 297
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

keamanan kalian. Jika kalian tidak bergerak dengan lirih, para demon akan
datang dan akan membunuh kalian semua. Jika kalian mengerti, tutup mulut
kalian."

Brain mengawasi gudang yang sekarang hening, lalu melihat lurus ke arah
Climb. Penduduk yang mendekat Climb menjadi layu di bawah tatapan Brain lalu
mundur.

"Kalau begitu sekarang, Climb. Waktunya kamu membuat sebuah keputusan."

Climb sangat yakin apa keputusan yang harus dia buat. Namun, dia tidak
memiliki rasa percaya diri jika itu adalah yang bijak.

"Sulit berkata, kalau begitu? Lupakan saja. Aku akan melakukannya dulu,
kalian semua sebaiknya pikirkan ini baik-baik, ketika ada yang bicara ketika aku
melakukannya, aku akan bunuh dia di tempat itu. Aku bahkan tidak yakin kalian
semua adalah manusia."

Brain mengeluarkan sedikit katananya, lalu memantulkan cahaya yang terlihat


menyilaukan.

"Aku yakin kalian bertanya-tanya apa yang akan kubicarakan, tapi lihat orang
di samping kalian. Apakah kalian yakin orang-orang disini adalah manusia?"

Para tahanan saling melihat satu sama lain karena terkejut.

"Dengarkan. Kami melihat banyak demon saat kemari. Beberapa diantaranya


memiliki sayap, beberapa juga memiliki ekor. Beberapa diantaranya bahkan
terlihat seperti manusia tanpa kulit. Ada banyak seperti itu. Yang berkeliaran di
luar sana mungkin saja mereka.. kalian juga seharusnya sudah melihat mereka
ketika masuk, ya kan?"

Semua yang memperhatikan Brain mengangguk, wajah mereka menjadi pucat.

"Lalu, siapa yang bisa menjamin tidak ada demon di antara kalian? Apa tidak
ada demon-demon tanpa kulit yang menggunakan kulit orang lain?"

Page | 298
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mereka tidak boleh berbicara, namun masih ada kericuhan. Mereka melihat ke
arah satu sama lain dengan mata curiga, dan mulai merubah posisi mereka.
Gudang itu memang kecil, namun tidak cukup kecil sehingga semuanya harus
berdempetan. Ada cukup banyak ruang untuk semua orang menghindari kontak
dengan yang lainnya.

"Tenang. Jika ada demon yang sampai disini, kami akan membunuh mereka.
Selama kalian mengerti darimana kami, itu tidak akan apa-apa". Ketika suasana
terlihat santai, Brain menggunakan kesempatan itu dan melanjutkan, "Tapi, jika
demon-demon dari luar masuk ke dalam seperti longsor, maka aku tidak bisa
menjamin. Jika seorang demon menyusup ke dalam sini, bukankah dia ingin
berteriak sekeras-kerasnya jika ada penyusup? Apakah kalian mengerti maksudku
dengan membunuh siapapun yang membuat suara? Oh tentu, beberapa dari
kalian akan berpikir, 'tapi aku manusia, mengapa kamu membunuhku?' tapi kita
semua tidak tahu itu. Jadi untuk melindungi yang ada disini, siapapun yang
membuat suara sehingga menarik perhatian para demon akan mati".

Sekali lagi, Brain mengalirkan nafsu membunuhnya kepada setiap orang dari
matanya.

"Kelihatannya kalian mengerti. Pertama, kami sudah mencari beberapa


gudang yang kosong. Mengambil pertimbangan dari area yang dikelilingi
dinding api, meskipun jika ini adalah distrik pergudangan, seharusnya ada
puluhan ribu orang disini. Karena hanya ada tiga ratus disini, itu artinya
seharusnya ada setidaknya tiga puluh tiga gudang seperti ini, ya kan?"

Brain mengambil nafas dalam-dalam.

"Jadi itu masalahnya. Mengapa kami tidak menemukan siapapun selain dari
kalian? Mungkin saja hanya apes. Lagipula, kami menghindari area-area dimana
para demon waspada. Tapi... apa kalian kira siapapun bisa menerima itu?
Kelihatannya mereka sudah dipindahkan dari distrik pergudangan ke tempat lain.
Jangan panik! Kami tidak tahu dimana mereka. Tapi dimanapun para demon itu
memindahkan mereka tidak mungkin bagus."

Page | 299
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Mereka yang mengerti mengangkat tangan mereka, dan ada juga suara isak
tangis.

"Dan kalian semua dijadwalkan dibawa oleh para demon. Itu artinya sekarang,
kalian telah menghindari nasib buruk. Tapi ingatlah, kita masih ada di dalam
teritori demon. Jika kalian tidak berhati-hati dan tidak bergerak dengan cepat
dan tanpa suara, kalian bisa terbunuh ketika kabur. Hey, kamu, kelihatannya
kamu punya pertanyaan. Aku perbolehkan kamu bicara."

Pria yang ditunjuk oleh katana itu bertanya dengan suara kecil dan ketakutan.

"Bagaimana jika kami tetap disini?"

"Maka kamu akan dibawa oleh mereka. Dan itu akan dilakukan oleh mereka
yang kamu tahu dengan benar adalah demon, ke tempat dimanapun neraka asal
demon-demon ini datangnya."

"Aku-"

Brain menatap tajam ke arah dirinya. Dan dan wanita yang mengangkat
suaranya menjadi langsung terputus.

"Aku perbolehkan kamu bicara."

"...Anakku hanya tiga tahun. Jika aku diam disini, dan pergi ke tempat yang
sama dengannya..."

"Yang benar saja. Aku tidak tertarik membantu siapapun yang tidak ingin lari.
Tapi dia ini berbeda. Asal tahu saja, jika anakmu dibawa ke gudang lain, ada
kemungkinan dia akan diselamatkan oleh tim lain. Jika kamu ingin mengabaikan
itu dan tetap tinggal, maka aku tidak akan menghentikanmu. Seorang anak tanpa
mamanya bisa hidup sendiri, namun aku tak pernah melihat siapapun merawat
anak mereka hingga seperti ini."

Brain bicara dengan suara dingin kepada penduduk yang berkecil hati.

"Kalau begitu aku akan mengatakannya sekali lagi. Jika kamu tetap disini,
kamu akan dibawah oleh para demon. Jika kamu bisa menerima ini dan ingin

Page | 300
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

tetap tinggal, aku tidak akan menghentikanmu. Lagipula ketika kalian


meninggalkan gudang ini, ada peluang kalian mungkin bisa terbunuh dalam
serangan demon ketika kabur."

Climb harus menyela disini. Karena Brain sudah berkata sebanyak ini, itu
diperlukan.

"Namun, kami akan melindungi siapapun yang ingin kabur."

"Aku tidak suka hal-hal yang menyusahkan, namun aku melakukannya karena
knight dari Renner. Jadi aku akan melindungi kalian semua. Kita akan segera
bergerak keluar dalam beberapa menit. Tetap disini atau pergi adalah pilihanmu.
Jika kamu ingin mendiskusikan kebebasanmu dengan lirih, itu juga pilihanmu.
Lakukan sesukamu."

Tidak ada diskusi. Ini karena mereka tidak tenang karena mungkin saja
tetangga mereka adalah demon namun karena banyak dari mereka yang
berharap saudara mereka akan diselamatkan oleh tim lain sehingga mereka akan
berkumpul.

Seharusnya tidak ada tim lain. Kami sudah memeriksa banyak gudang, dan
hanya beberapa saja yang tidak kosong.

Brain memutuskan untuk tidak terlalu banyak memikirkan masalah ini, namun
menggenggam pedangnya dan menatap dengan tajam kepada para tawanan,
memastikan tidak ada dari mereka yang membuat terlalu banyak suara. Climb
berjalan ke arah Brain, dan berbicara lirih.

"Terima kasih, Brain-san. Anda telah melakukan apa yang tidak bisa kulakukan
sendiri."

"Jangan khawatir dengan hal itu, semua omong kosong ini adalah hal yang
tidak bisa orang sepertimu, yang melayani Renner, katakan. Namun bagi seorang
pasukan bayaran sepertiku, seharusnya tidak menyebabkan masalah apapun di
masa depan. Anggap saja aku seperti cambuk."

"Meskipun begitu, aku masih berterima kasih."

Page | 301
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Akan menyusahkan jika kita terperangkap dalam lingkaran tanpa akhir. aku
paham, aku terima rasa terima kasihmu. Hm? Orang itu kembali."

Thief tersebut masuk ke dalam pandangan Brain. Dia seharusnya sedang


berjaga di luar dan tetap disana. Karena dia tidak kembali dengan tergesa-gesa,
itu artinya ini bukan situasi gawat.

"Apa yang terjadi?"

"Ah, tidak, Unglaus-san. Para demon kelihatannya masih belum kembali.


Namun seperti yang kamu katakan, hanya masalah waktu saja."

"Memang begitu. Siapa yang tahu, ini mungkin adalah tujuan terakhir mereka.
Apakah kamu mengamati sekeliling di luar sana? Gempa bumi apa tadi barusan?"

"Aku tidak tahu. Mungkin tanahnya runtuh dan para demon datang
merangkak keluar dari tanah?"

"Jangan berkata seperti itu, itu adalah skenario terburuk..."

"Maaf, maaf, Climb-kun."

"Kalau begitu, mari kita bersiap untuk bergerak."

Saat Brain akan memberikan perinta kepada para penduduk, ada sebuah suara
seperti sesuatu yang mendarat di luar gudang.

Gudang tersebut langsung menjadi hening. Thief langsung menempel di


dekat pintu untuk memeriksa dengan teliti keadaan di luar. Tangannya mulai
bergerak memberikan tanda. Tanda itu memiliki arti yang dimengerti ketiganya
dengan 'demon'. Setelah itu, dia memberi tanda lagi, 'yang kuat'.

Climb dan Brain bertukar tatapan. Lalu mereka bergerak tanpa suara ke arah
thief tersebut berada.

Mereka melihat seorang demon di luar. Benar-benar berbeda dari yang


sebelumnya mereka temui. Demon tersebut memberikan perasaan kekuatan
yang luar biasa.

Page | 302
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tubuhnya memiliki tinggi hampir tiga meter, dan memiliki sayap kelelawar di
punggungnya. Kepalanya tengkorak kambing, dan di tangannya menggenggam
palu besar.

Demon tersebut memalingkan tatapannya ke arah gudang, dan kelompok


Climb yang bersembunyi merasakan tatapannya kepada mereka. Apakah demon
itu menggunakan magic yang bisa merasakan mereka? Dia pasti sedang
menunggu Climb dkk menunjukkan diri.

"Dia kelihatannya benar-benar kuat...."

"Tidak diragukan lagi."

Brain bergumam, lalu thief itu menjawab. Climb menganggukkan kepalanya


setuju.

Climb menatap Brain tanpa suara. Dia telah membuat marah Brain ketika
bertemu dengan Shalltear. Oleh karena itu, jika Brain bilang kepada Climb untuk
kabur, Climb benar-benar berniat untuk mematuhinya.

"....Climb, bertarunglah bersamaku."

"Ya!"

Climb menjawab dengan suara yang lembut namun bersungguh-sungguh.

"Apakah nantinya tidak apa?"

"Ah, lihat saja dia. Dia pasti lari dari sebuah pertarungan. Dia diselimuti oleh
banyak luka. Jika dia tidak terluka, aku rasa kita semua tidak akan bisa
mengalahkannya. Namun sekarang, jika kita bisa merangsek ke arahnya
bergantian, kita mungkin bisa menang dalam sekali serang."

"Aku mengandalkanu," Brain berkata saat dia menepuk bahu Climb.

Climb menganggukkan kepalanya dengan semangat, lalu mengaktifkan


kekuatan cincinnya. Cincin ini, dibuat oleh Dragon Lords dengan menggunakan
Wild Magic, mengandung sebuah mantra yang bisa sementara meningkatkan

Page | 303
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

kekuatan seorang warrior. Jika pria terkuat di Kingdom Gazef Stronoff


menggunakannya, dia bisa melangkah ke ranah para pahlawan, namun Climb
belum tiba di situ. Meskipun dikombinasikan dengan martial art miliknya [Limit
Breaker - Mind], dia bahkan tidak bisa menyentuh bagian bawah dari kaki Brain.
namun, masih bisa memberikan kekuatan yang setara dengan petualang dengan
peringkat mythrill kepada Climb.

"Baiklah, ayo pergi."

Brain yang memimpin, dihentikan oleh thief tersebut.

"Unglaus-san-"

"Bukankah kamu seharusnya memanggilku Brain? Kamu lebih tua dariku,


memanggilku dengan tambahan -san atau apalah membuatku tidak nyaman."

"...Kalau begitu, Brain. Apa yang harus kulakukan?"

"Tetap disini saja, Lockmeyer. Dia mungkin saja hanya umpan."

"...Aku akan datang membantuk jika kamu dalam bahaya."

"Kalau begitu aku akan mengandalkanmu. Ayo, Climb-kun. Meskipun kamu


mungkin sudah tahu sekarang... jangan merasa tinggi hati."

"Yes Sir!"

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 5, 04:03

"Kuh!"

Evileye mendengus saat dia menerima serangan pada perutnya. Meskipun


biasanya dia tidak sensitif dengan luka, indera perasanya dari saat dia masih
menjadi manusia belum sepenuhnya hilang. Jika dia menyerang, dia pasti akan
merasakannya.

Page | 304
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dalam sesaat jendela konsentrasinya buyar, Evileye menerima pukulan lagi


dari Alpha.

Tenaga ledakan dari pukulan itu membuat Evileye memuntahkan udara, dan
mengirimnya terbang.

Tujuan Evil adalah untuk mengulur pertempuran ini. Oleh karena itu, dia tidak
bisa menggunakan strategi untuk mengkonversi luka fisik ke pengurangan mana.
Tanpa mana, Evileye tidak akan mampu bertarung. Itu artinya dia harus
mengeluarkan HP dan Mana sebanding.

Tubuhnya yang berlumuran lumpur diseret oleh mantra 'Flight' di udara.

Saat itu, Evileye melihat Nabe, yang terbang karena terpukul oleh lawannya.

Dia juga sudah terlihat seakan terluka sangat parah. Evileye melayang ke arah
Nabe. Lawannya tidak mengikuti - apakah mereka sedang menunggu kami
bergabung sebelum membunuh kami bersama-sama.

"Oh, kamu toh."

Evileye berencana untuk membantuk Nabe yang roboh, namun dia langsung
kembali berdiri dan bicara dengan nada yang dingin.

Meskipun tubuhnya yang tertutupi oleh luka terlihat seakan dia sudah
bertarung mati-matian, kelihatannya ada yang salah dengan dirinya. Tidak ada
rasa takut akan mati, atau lebih tepatnya, dia percaya jika Momon bisa
mengalahkan Jaldabaoth sebelum dia mati.

Aku juga sama, pikir Evileye.

"Apa kamu masih bisa bertarung?"

"Tentu saja. Tidak masalah."

Itu adalah pertanyaan yang bodoh.

Ngomong-ngomong... wanita ini juga melebihi manusia biasa. Jangan-jangan


dia juga adalah keturunan dewa?

Page | 305
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dia mengalami berbagai macam luka dan pakaiannya juga sudah ternoda oleh
darah, namun tidak ada luka yang fatal. Dari yang dia tahu, Evileye mungkin jauh
lebih besar lukanya.

Dibandingkan dengan Evileye yang memiliki dua lawan, mampu melawan


sebaik ini melawan tiga musuh... meskipun Evileye benci mengakuinya, dia harus
mengakui jika Nabe lebih baik darinya.

"Kamu terlihat sangat berantakan."

"Tidak juga."

Evileye tertawa dengan balasan yang dia berikan, yang mana sangat cocok
sekali dengan Nabe.

Meskipun topeng menutupi ekspresi Evileye, Nabe masih bisa merasakan


bahwa suasananya sudah berubah, dan rasa terkejut muncul di wajahnya.

"Tidak, aku sedang berpikir bahwa balasan yang kamu berikan memang
pantas sekali denganmu."

"...Benarkah, Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Apa yang bisa kita lakukan? Bagaimana kita bisa mengulur pertarungan ini?"

Evileye memalingkan pandangan tajamnya ke arah lima lawan itu. Selain dari
maid insect yang nafsu membunuhnya seperti menusuk Evileye layaknya sebuah
tombak, yang lainnya tidak memancarkan sikap memusuhi sama sekali, meskipun
dari sikap mereka terlihat sangat percaya diri jika bisa membunuh mereka berdua
dengan mudah.

"Lawanmu juga ada disana."

"Kelihatannya kita sudah kehabisan pilihan. Jika jumlahnya sama mungkin kita
bisa memiliki peluang untuk menang. Namun jika mereka memiliki level yang
sama dengan kita dan jauh lebih banyak, maka kita pasti akan kalah."

Page | 306
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Bagaimana kalau lari? Jika kamu berputar dan kabur, mereka mungkin tidak
akan mengejar."

"Jika kamu ingin melakukannya, aku akan melindungimu dari belakang."

Rasa tidak puas membuat wajah Nabe menjadi tidak karuan pertama kalinya.
Meskipun dia membuat wajah sinis, tidak mengurangi kecantikannya sama sekali,
Evileye terpikir rasa kagum yang terlihat bukan pada tempatnya bagi seorang
rival.

Tiba-tiba, seseorang terlempar ke udara saat bangunan roboh. Dia terpantul


beberapa kali di tanah, bergulung-gulung sebelum berhenti.

Evileye tidak perlu bernafas, namun dia masih menahan nafasnya.

Untuk sesaat, dia mengira mungkin itu adalah Momon yang terlempar, namun
ternyata bukan. Itu adalah Jaldabaoth.

Melihat Jaldabaoth yang tidak bisa berdiri tegap di kakinya. Evileye merasa
senang. Jelas sekali siapa yang sudah melukainya seburuk ini dan memukulnya
hingga mundur jauh.

Pandangan Evileye terarah kepada warrior yang menjadi tempat asal tubuh
yang terbang tadi.

Armor hitam legam terluka berat, membuatnya jelas sekali seberapa kuat duel
mereka tadi. Meskipun begitu, pria yang berdiri di sana sedikitpun tidak goncang,
menunjukkan keunggulan yang jelas dari Momon dibandingkan dengan
Jaldabaoth, yang berusaha berdiri.

Tubuh Evileye dipenuhi kegembiraan, dan dia mengepalkan tangannya erat-


erat.

Momon perlahan menurunkan pedangnya, dan berbicara kepada Jaldabaoth


yang sedang bangkit.

"Yah, tadi memang menyenangkan. Bagaimana aku mengatakannya... rasanya


nyata sekali. Aku bisa merasakan diriku benar-benar bertempur denganmu. jadi

Page | 307
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

ini rasanya menjadi baris depan.. di masa lalu, aku terbiasa mengungguli seluruh
lawanku dalam pertarungan jarak dekat, jadi aku tidak merasakan apapun, namun
sekarang rasanya aku seperti seseorang yang mengamuk. jadi, mengeluarkan
seluruh kekuatanmu seharusnya tidak masalah bagimu, ya kan?"

Berkata kepada lawan untuk menggunakan kekuatan mereka adalah hinaan


yang sangat rendah. Setelah dipikir-pikir, Evileye menggelengkan kepalanya.
Mungkin ini adalah hasrat sebenarnya dari Momon.

Seorang pria yang kuat seperti Momon jarang sekali memiliki kesempatan
untuk habis-habisan. Kebanyakan lawannya akan dihabisi sebelum dia serius.
Seorang pria sepertinya akan sangat senang jika dia memiliki peluang
menghadapi seorang lawan yang membutuhkan kekuatan penuhnya.

"Kalau begitu, biarkan aku melakukannya."

Jaldabaoth mungkin mengerti hinaan itu, jadi dia membalasnya dengan sikap
sopan yang kasar dan berlebihan.

Saat Evileye melihatnya, Evileye dipenuhi dengan kebanggaan jika dia


memahami Momon jauh lebih baik daripada Jaldabaoth.

"Kalau begitu, aku akan datang kepadamu dengan serius."

"Keluarkan semuanya, Jaldabaoth."

Dengan kalimat itu sebagai pertanda, dua orang itu saling beradu kekuatan di
tengah-tengah kota.

Baku hantam dari mereka berdua seperti sebuah ingatan yang diputar kembali
saat dia pertama kalinya bertemu dengan Momon. Kecepatannya yang tinggi,
serangannya yang beruntun semuanya dipentalkan dengan cakar yang
memanjang. Karena cakar-cakar itu bisa menyeimbangi pedang besar, kekerasan
dari cakar-cakar itu pasti jauh di luar pengertian manusia.

Momon melompat ke belakang membentuk lengkungan yang besar dan


tinggi. Tenaga lompatannya membuat Evileye berpikir mungkin saja Momon

Page | 308
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

menggunakan mantra 'Flight'. Saat sudut pandang Evileye terhalang oleh pedang
Momon yang memutar, dia melihatnya membuat sebuah tombak entah dari
mana, di sudut mata Evileye.

Itu adalah sebuah tombak merah tua dengan ujung seperti topan api. Momon
melemparkannya kepada Jaldabaoth. Sangat cepat sehingga yang dia lihat
hanyalah jejak merah tua yang tertinggi di matanya saat tombak itu menuju ke
arah Jaldabaoth.

"[Aspect of the Demon: Hellfire Mantle]"

Saat tombak itu terkena, sebuah api yang meraung-raung terbakar dari tanah,
dan sebuah shockwave yang besar mengalir dari Jaldabaoth.

"Kuh!"

Agar tidak terlempar oleh pergerakan udara raksasa, Evileye merunduk dan
mencoba untuk menahan badai tersebut. Sayangnya, karena dia sedang memakai
topeng, dia mampu membuat matanya tetap terbuka saat badai.

Melihat ke depan, dia melihat Momon yang mengangkat pedangnya, berdiri


tegak tak tergoyahkan di dalam angin yang bertiup dengan liar. Lalu, seakan
ingin membelah udara menjadi dua pula. Dia merangsek ke arah Jaldabaoth
sekali lagi.

Jaldabaoth bersiap menerima serangan, tubuhnya dilingkari oleh api, dan


tombak yang tadi menancap di tanah sekitar kakinya.

Saat Momon mengayunkan pedangnya ke arah Jaldabaoth, dia menangkap


pedang itu dengan kedua tangan. Asap keluar dari telapak tangannya, dan logam
di antara jari-jarinya mulai meleleh.

"Jadi, kamu bisa melelehkan senjata seperti ini... kemampuannya semakin


kuat."

Page | 309
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Karena itu adalah pedang yang sangat disukai oleh Momon, seorang
petualang dengan kaliber tertinggi, pasti terbuat dari material yang memang
menakjubkan.

Tapi itu tidak penting. Apa yang penting adalah Jaldabaoth bisa
mengeluarkan ludah api yang bisa melelehkan baja, dan Momon masih bisa
bicara dengan santainya kepada Jaldabaoth meskipun sudah terlalu dekat
dengan api yang mematikan.

"-Mereka berdua ini memang menakjubkan."

Evileye ketakutan. Dia sudah tahu seberapa kuat mereka berdua, namun
tubuhnya masih gemetar tidak karuan.

"Seperti yang kamu duga. Damage tipe api diperkuat oleh kemampuan
spesial."

Dengan pengamatan yang lebih dekat, api yang melingkari Jaldabaoth


memiliki kecenderungan warna hitam.

"Hellfire (Api Neraka), ya kan?"

"Tepat. Meskipun makhluk yang memiliki pelindung kebal dari api tidak akan
bisa lepas tanpa terluka, bukankah begitu?"

Untuk pertama kalinya dalam pertarungan mereka, Momon mengambil


selangkah mundur, namun Jaldabaoth tidak mengizinkannya.

Kali ini giliran Jaldabaoth yang mengurangi jarak, meluncurkan pukulan yang
tiba-tiba ke arah Momon. Serangan itu bisa menebas manusia dalam sekejap,
namun Momon menahan semuanya dengan pedang raksasa miliknya.

Sambil bertarung dalam jarak dekat yang perlahan melelehkan armornya,


Momon sekali lagi mengulurkan tangan ke ruang kosong dan menarik sebuah
senjata aneh.

"[Frost Pain Modified - Icy Burst]!"

Page | 310
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Sebuah gelombang udara yang dingin bergerak mengalir keluar dari senjata
tersebut, membuat suhu udara di sekitar menurun tajam. Meskipun kelihatannya
hawa dingin itu bahkan bisa membekukan api, hellfire milik Jaldabaoth lebih
panas dari api biasa. Tetap saja, untuk sesaat, panas itu bisa ditekan.

Rasa terkejut Jaldabaoth tiba di telinga Evileye.

"Apa itu? Seperti tombak yang tadi."

"Karena aku tidak bisa menggunakan magic, aku menutupinya dengan senjata
elemental. Meskipun ini adalah sebuah copy dari Frost Pain yang dibuat dari
sebuah percobaan... yah, aku seharusnya mempertimbangkan diriku beruntung
ternyata lebih kuat dari yang asli. Alat ini bisa membuat menggunakan mantra
tingkat tinggi hingga tiga kali sehari, namun tanpa kemampuan spesial untuk
memperkuatnya, seharusnya bukan apa-apa bagimu."

Dialog antara kedunya melebihi hal yang masuk akal.

Mereka seharusnya masuk dalam baku hantam yang mati-matian, namun


suasananya seperti mereka sedang saling memastikan kekuatan satu sama lain di
dalam sikap yang santai dan ringan.

Evileye teringat suatu hal yang pernah dikatakan oleh Gagaran. Ketika para
warrior mempertaruhkan nyawa mereka, suatu ketika mereka akan bisa
memahami sepenunya pemikiran dari lawan mereka, dan itu akan menciptaan
sebuah perasaan seakan mereka adalah teman dekat yang saling mengenal satu
sama lain untuk sekian lama.

Saat itu, dia penasaran apa yang sedang dibicarakan Gagaran. Namun
sekarang-

"Mungkin dia ada benarnya juga."

Evileye mulai iri dengan kedekatan mereka.

Page | 311
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Pria dengan armor hitam legam, yang sudah kehilangan kilauannya karena
permukaannya yang meleleh, dan demon yang memakai tuxedo yang diiris-iris
oleh banyak tebasan pedang.

Dua orang yang saling berduel dan masuk dalam domain yang jauh dari
genggaman manusia itu terlihat seperti teman lama bagi Evileye.

"Kekuatanmu yang besar memang tidak ada bandingannya."

"Memang benar, begitu juga denganmu, Jaldabaoth."

"Kalau begitu, bolehkah aku membuat penawaran?"

Momon mengangkat dagunya ke arah Jaldabaoth, seakan berkata kepadanya


untuk meneruskan.

"Jika aku mundur dari pertempuran ini dan menyerahkan kemenangannya


kepadamu, mungkin kita bisa mengambil langkah mundur dari tepi jurang? Atau
lebih tepatnya, aku akan mundur sendiri dari insiden ini, dan aku harap kamu
juga mau untuk mengikutinya."

"Apa kamu bercanda!"

Teriakan Evileye dipenuhi oleh emosi yang kuat. Untuk seseorang yang
memenuhi ibukota dengan begitu banyak kegemparan dan kematian, sebuah
permintaan ampunan dan belas kasihan tidak lebih dari hal yang memalukan.

Namun, sebuah suara tenang menerima penawaran Jaldabaoth.

"Baiklah."

Dibalik topengnya, Evileye menatap dengan mata yang melotot ke arah


Momon. Dia tidak mengerti mengapa Momon, yang berada pada posisi yang
lebih unggul, menerima syarat Jaldabaoth.

Merasakan kebingungan dari Evileye, Demiurge mengangkat bahunya.


Sebesar apapun dia membencinya dia harus mengakui, Jaldabaoth terlihat sangat
bergaya ketika melakukannya.

Page | 312
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Membuatku bingung mengapa Momon-san membawa serta wanita yang tak


punya otak sepertimu. Dipikir sejenak seharusnya bisa tahu mengapa Momon-
san menerima penawaranku."

Mengalihkan perhatiannya ke arah Evileye, Jaldabaoth lalu melanjutkan


bicaranya.

"Untuk membawa Momon-san kemari, dan menjaga yang lainnya ikut campur
dengan pertempuran kami, kamu membuat banyak teman dan sekutu bertarung,
ya kan? Apakah kamu benar-benar berpikir mereka cukup mampu menahan para
demon yang merangsek masuk ke dalam konflik?"

Evileye merasa seakan dia ditusuk tulang belakangnya dengan sebuah air
beku yang tajam.

"Pasukan demon selalu menunggu peluang untuk menyerang ibukota."

Itu adalah skenario terburuk.

Meskipun Marquis Raeven sedang berpatroli di dalam ibukota dengan


pasukannya, sejujurnya Evileye tidak percaya dia bisa menangani seluruh demon
yang dimiliki oleh Jaldabaoth. Kesimpulan yang sama akan menunggu jika para
demon mulai mengambil tawanan dari seluruh kota.

Namun jika mereka mengalahkan Jaldabaoth disini-

"Meskipun kamu membunuhku, apakah kamu kira mereka akan menghilang?


Aku bisa saja memberikan sebuah perintah batin dan gerombolan bawahanku
akan mulai mengamuk di seluruh penjuru kota. Memang benar, jumlah mereka
akan menurun nantinya... tapi seberapa banyak korban yang mereka sebabkan
saat kalian sudah berhasil membunuh mereka semua?"

"Namun, bagaimana kami bisa tahu kamu akan menepati janjimu?"

Jika Jaldabaoth terus bertarung dengan Momon, dia tidak ada jaminan
menang. Oleh karena itu, mengapa tidak menarik mundur seluruh pasukannya

Page | 313
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dan memohon untuk tidak mengikuti? Jika tidak - yah, lalu jika dia mati, dia akan
membawa semua orang bersamanya. Melihat hal seperti itu.

Namun, dengan populasi ibukota sebagai sandera, keadaan mereka tidaklah


sama.

Itu benar-benar penawaran yang manipulatif dan licik.

Ternyata begitu, pikir Evileye, pendapatnya terhadap Momon naik lebih tinggi
lagi. Dia harus menerima penawaran Jaldabaoth dengan enggan karena dia
sudah melihat perkembangan semua ini ke depannya. Memang benar, dia tidak
punya pilihan lain.

"Kalau begitu, karena orang luar ini juga menerimanya, Aku akan mulai
menarik mundur, meskipun sayang sekali aku tidak bisa mendapatkan tujuanku.
Aku berdoa kita takkan pernah bertemu lagi."

"Aku juga sama, Jaldabaoth."

Jaldabaoth tersenyum dibalik topengnya, lalu dia mengumpulkan para maid di


sana sebelum mereka menghilang via 'Greater Teleport'.

"Mereka sudah hilang..."

Evileye melayang di langit, matanya melihat ke arah dimana dinding api


berada. Tak ada yang bersisa; hanya ada sedikit potongan yang masih menyala di
langit malam.

Kelambu kericuhan sudah ditarik. Namun apa yang dihasilkan dari


persembahan hari ini?

Fakta yang tersisa bahwa Jaldabaoth masih ada, seorang demon dengan
kekuatan yang melebihi Demon God sejauh ini. Dan di seberangnya berdiri
Momon, seorang warrior yang memiliki peringkat tinggi. Apa jadinya dunia ini
jika dua orang ketika kabar sudah tersebar, dan bagaimana dunia akan berubah
setelahnya?

Page | 314
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan pemikiran yang sudah


tercampur menjadi sebuah tumpukan besar di dalamnya. Dia akan
mempertimbangkan ini perlahan, di masa depan.

Ada sesuatu yang lebih penting dari ini. Evileye mendarat di tanah dan
membuka lengannya.

"Uwaaaaaaaaaaahh!"

Dengan teriakan gembira, Evileye akhirnya berlari. Meskipun durasi mantra


'Flight' miliknya belum berakhir, ini adalah situasi yang membutuhkan berlari.

Evileye berlari ke arah Momon. Mungkin karena terkejut, Momon mengambil


sikap bersiap dengan pedangnya. Mengabaikan hal ini, Evileye melompat ke
udara kearahnya. Karena Evileye berlari dengan ayunan penuh, rasanya dia
seperti telah membentur sebuah dinding. Namun karena fisiologi vampirik dan
ketahanannya, tak ada luka yang diterima.

Dan begitulah, Evileye memeluk dan menangkap Momon.

"Anda berhasil! Anda menang! Seperti yang kuduga dari Momon-sama!"

"Aku....uh....maukah kamu, aku minta sedikit jarak disini."

Momon bicara dengan kalem kepada Evileye, yang sedang memeluknya


seperti seekor Koala. Mungkin Momon merasa malu.

Aku menang selama aku memeluknya.

Evileye membelokkan hal remeh yang dia pernah dengar di masa lalu.
Beberapa orang pria akan menggunakan anggota dari lawan jenis untuk
melunturkan tekanan setelah pertempuran. Dia berharap Momon adalah orang
seperti itu, dan dia akan memilihnya untuk tugas itu.

Evileye melirik Nabel yang sedang menatapnya.

Gadis pertama menang.

Page | 315
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Meskipun Evileye menempelkan tubuhnya yang lunak ke arah Momon, karena


armornya dia mungkin tidak merasakan apapun, dan jika dia membenturkan luka,
akan sakit.

"Ah.. maafkan aku, Nabe, pegang pedangku."

Menyadari jika ini membuang-buang kekuatannya, Evileye melepaskannya,


terjatuh dari pohon yaitu Momon.

Yah, memang benar. Aku seharusnya mengawasi peluang bagus lain kali.
Sekarang setelah Jaldabaoth telah melihat kekuatan Momon-sama, tidak
mungkin dia akan merusak bagiannya. Meskipun begitu, masih ada pertarungan,
dan orang-orang dibiarkan menunggu...ah, mengejar hasratku sendiri akan
menjadi hal buruk dilihat darimanapun.

Pertempuran di ibukota juga berakhir.

Namun pertempuran dirinya sebagai seorang wanita baru saja mulai.

Evileye, yang sedang memikirkan langkah selanjutnya, berputar ke arah baja


yang berdering.

Di depannya ada sebuah kelompok orang. Mereka adalah sekelompok


petualang dan para prajurit dan -

"Apakah itu adalah Kapten Warrior? Dengan orang lainnya?"

Disamping Gazef Stronoff ada Lakyus dan Tina. Gagaran dan Tia juga ada
disana. Semuanya diselimuti oleh debu dan kotoran, sebuah bukti ada
pertempuran sengit yang telah mereka lakukan untuk bisa sampai kemari.
Mereka melihat ke sekeliling daerah akibat dari pertempuran sengit yang sedang
terjadi disini, lalu, dengan sebuah nafas yang terhirup, mereka semua melihat ke
arah Momon.

Merasakan arti dari isyarat itu, Evileye berbisik kepadanya.

"Momon-sama, pimpin kami ke dalam teriakan kemenangan."

Page | 316
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Namun Momon tidak melakukannya. Saat Evileye mulai curiga, dia mendengar
sebuah suara yang kecil dan tegas.

"Aku merasa agak malu sekarang."

Reaksi manusia yang mengejutkan dari warrior super membuat Evileye


tertawa keras.

Momon menggenggam pedangnya erat-erat dan mengacungkannya ke


langit.

"UOOOOOOOOOOOOOHH!"

Selanjutnya, semua yang ada di pusat kota mengangkat tangan mereka ke


langit, berteriak merayakan kemenangan mereka. Pada mulut semuanya ada
nama Momon, pahlawan yang telah menyelamatkan negara.

Page | 317
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 318
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Epilog

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 6, 08:45

Para pelayan (maid) membentuk barisan yang rapi di depan Sebas. Ada 41
orang jumlahnya, dan semuanya adalah homunculus. Di pimpinan mereka berdiri
kepala pelayan berkepala anjing, Pestonya S. Wanko. Demikianlah staff maid
domestik dari Nazarick berkumpul.

"Semuanya, ini adalah pelayang terbaru dari Nazarick."

"Nama saya adalah Tsuareninya, senang bertemu dengan anda."

Kepala pelayang menyambut Tsuare, yang kepalanya membungkuk rendah,


sebagai perwakilan dari semuanya.

Setelah berbicara dengan para pelayan, Tsuare tidak menunjukkan tanda-


tanda ketakutan.

Selain dari jahitan yang membentang di tengah-tengah wajahnya, Pestonya


memiliki mata yang ramah dan ekspresi yang lembut. Ditambah lagi, para
pelayang di belakangnya semuanya manusia, tanpa bentuk-bentuk wajah yang
mengerikan.

Meskipun begitu, menilai dari kondisi Tsuare, kelihatannya rasa takut dirinya
terhadap orang lain takkan pernah hilang sepenunya. Meskipun dia terlihat bisa
membaur dengan baik kepada yang lainnya, dia tahu betul situasi macam apa
dirinya berada, dan dia mencoba untuk mengabaikannya dengan cara bekerja
keras.

Jika aku tidak mengawasinya dengan baik, dia mungkin bisa hancur.

Saat Sebas memikirkan pertanyaan ini, sesi ketemu dan kenalan sudah
berakhir dan salah satu pelayan membawanya keluar. Saat di jalan, Tsuare

Page | 319
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

berputar untuk melihat Sebas. Sebas mengangguk kepadanya, lalu dia juga
mengangguk membalasnya, sebelum menoleh lagi dan pergi.

"Sebas-sama, seberapa besar latihan yang dibutuhkan oleh manusia itu -wan"

"Latih dia hingga dia layak menjadi seorang pelayan Nazarick. Namun, dia
hanya seorang manusia, jadi ketika kamu melatinya, tolong jangan terlalu
menekannya hingga diluar batas."

"Mengerti -wan."

Wajah Pestonya yang mirip anjing miring, menunjukkan taring-taringnya.


Meskipun ekspresi yang dia buat terlihat seperti seekor binatang buas yang
mangsanya sudah kabur, matanya masih dipenuhi dengan kehangatan.

"Kurasa baginya, menjadi seorang pelayan adalah langkah pertama."

"Apa maksudmu?"

Pestonya menjawab Sebas, yang tidak begitu menangkap maksud dirinya dan
bertanya-tanya apa yang sedang dia bicarakan.

"...wan. Bisa dibilang, maksudku dia mungkin akan pensiun setelah menikah -
wan."

"Apa?!"

Saat wajah Sebas menjadi kaget, tawa lembut Pestonya bergema ke seluruh
penuju lantai sembilan dari Great Tomb of Nazarick.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 7, 16:51

Setelah memastikan tidak ada tamu yang hadir dan waktunya sudah tepat,
Climb membuka pintu kamar Renner.

Sang putri duduk di tempat biasanya, kamarnya berwarna merah oleh sinar
dari matahari yang sedang tenggelam. Mereka menyinarinya seperti lampu sorot.

Page | 320
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Selamat datang, Climb."

Kecantikan yang lembut itu menenangkan jantung Climb yang berdegup


kencang, dan dia merasa seakan dia sudah disembuhkan. Climb mencairkan
wajahnya menjadi santai, dan menuju ke arah samping Renner.

"Kemarilah, silahkan duduk, Climb."

"Tidak perlu, Renner-sama. Saya harus membantu bersih-bersih dari serangan


demon untuk sementara."

Mata Renner berkaca-kaca. Pada awalnya dia yang memberikan perinta itu,
jadi membalasnya seperti ini kelihatannya adalah jawaban yang benar.

Tugas Climb selanjutnya adalah untuk mengambil alih tanggung jawab detil
keamanan dari asosiasi Magician.

Ini karena item tertentu.

Meskipun keseluruhan gambar dari serangan demon belum sepenuhnya


terbuka, item magic yang sangat mengganggu telah ditemukan di gudang.
Asosiasi Magician masih terus menganalisa dan menyelidikinya, namun
mempertimbangkan fakta bahwa benda ini telah diberi magic kuat yang tidak
normal dan informasi yang dibiarkan terlepas oleh Jaldabaoth, kelihatannya ini
memang adalah item yang telah dicari.

Sebagai hasilnya, asosiasi magician telah mengumpulkan veteran-veteran.


Hingga mereka bisa memutuskan bagaimana membuangnya dengan benar,
mereka telah memiliki tim dari para petuaang untuk melindunginya dari waktu ke
waktu. Tentu saja, Climb adalah salah satu orang yang dipilih untuk tugas ini.

Memang menjengkelkan, kita tidak bisa menghukum anggota Eight Finger


yang membawa item ini ke ibukota....

Meskipun dia berdiri di depan Renner, Climb tidak bisa sepenuhnya menekan
rasa jengkel di hatinya.

Page | 321
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Item magic yang sudah membuat tragedi di ibukota ini telah ditemukan di
gudang yang positif terhubung dengan divisi penyelundupan Eight Finger.
Karena itu, mereka seharusnya segera memindahkan dan menghancurkannya.
Namun ada alasan krusial mengapa mereka tidak bisa melakukannya, dan hanya
beberapa orang yang tahu tentang hal itu.

Mereka harus mulai mencari item tersebut karena Jaldabaoth telah


membocorkan informasi tentangnya. Begitulah pendapat Renner. Bagaimanapun,
Jaldabaoth mungkin juga mengandalkan para manusia untuk bisa menemukan
benda yang tidak bisa ditemukan oleh pasukannya itu, itulah kenapa informasi
tersebut terbuka untuk pertama kalinya.

Karena semuanya mengerti maksud dari bocornya informasi itu, mereka harus
menekan seluruh inforasi tentang artifak tersebut, dan oleh karena itu tidak lagi
bisa digunakan untuk alasan menyerang Eight Finger.

"Kamu seharusnya bekerja sama dengan Kapten Warrior, ya kan? kalau begitu,
maka semuanya seharusnya baik-baik saja. Bagaimana dengan orang-orang yang
kamu bantu? Seharusnya kamu sibuk melindungi istana, namun kamu harus
sedikit melangkah ke luar, ya kan?"

Jantung Climb seperti meluncur tiba-tiba saat Renner mengeluarkan bom


kepada dirinya.

"Y-Ya. Semuanya berharap untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada


Renner-sama."

"Bagus sekali. Kalau begitu aku harus pergi menemui mereka."

"Jangan!"

Segera setelah dia berteriak, Climb langsung menyadari bahwa dia sudah
mengacaukannya. Dia membungkukkan kepalanya dan mulai bicara dengan
kencang, seakan mencoba untuk menutupi semua kalimat sebelumnya.

Page | 322
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Semuanya masih sibuk dan aku yakin kehadiran Renner-sama akan


mengganggu kerja keras mereka dan meskipun itu merendahkan kebaikan dari
Renner-sama aku harap anda mengerti maksudku."

Saat Climb mengangkat kepalanya, Climb bertanya-tanya jika wajah cantik


tuannya akan kusut dengan perasaan tidak senang, atau sebuah wajah cemberut
kekanak-kanakan yang tidak cocok dengan usianya. namun, ekspresi yang dilihat
oleh Climb bukan keduanya.

Dia tersenyum.

Itu bukan sebuah senyum yang merubah sudut mulutnya, tapi sebuah senyum
sebenarnya satu wajah penuh.

Climb pernah melihat senyum Renner berkali-kali. Jika dia mencoba


mengingatnya kapan dia sangat bahagia, itu adalah saat dia melihat senyum di
wajahnya setelah dia mengambilnya. namun, senyum saat ini entah bagaimana
berbeda dengan senyumnya dahulu.

Sebelum Climb menyadari jawaban Renner, ekspresi Renner kembali ke


senyum lirih yang biasa dia keluarkan.

"....mau bagaimana lagi."

Climb menekan perasaan lega saat Renner menerima penjelasannya.

Sebenarnya dia baru saja menyodorkan segepok kebohongan kepada


tuannya. Climb tidak mendengar satupun ucapan terima kasih dari penduduk
yang dia temui. Sebaliknya, mereka menumpuknya dengan mempersalahkan dan
mencacinya. Mengapa kamu hanya menyelamatkan kami, dan seterusnya.

Mereka meluapkan kemarahan mereka - karena kehilangan anggota keluar,


karena kehilangan kekayaan mereka - dan menumpahkan mangkuk kemarahan
mereka kepada Climb.

Page | 323
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Climb harus menyimpan dendam ini karena orang-orang itu tidak punya
siapapun untuk disalahkan, dan karena rasa bersalah karena tidak bisa memenuhi
perintah Renner dengan sempurna.

Meskipun begitu, sakit sekali mendengar kalimat-kalimat ini, terutama setelah


dia harus bertemu melawan demon yang kuat itu untuk menyelamatkan mereka.

Demon yang mereka temui di gudang benar-benar memiliki level yang


berbeda dari yang lain. Bisa mengalahkan Brain Unglaus dengan kekuatan
sisanya, dan hanya karena banyaknya luka yang dia derita membuat mereka bisa
menang. Jika demon itu muncul dalam keadaan bugar, tak ada luka, mereka pasti
akan kalah. Setelah mendengar seberapa kuat demon itu dari Lakyus, Climb
diam-diam bersyukur bahwa mereka entah bagaimana bisa mengalahkannya.

Dan setelah itu, satu-satunya rasa terima kasih yang dia terima komplain-
komplain yang tersebut di atas. Meskipun dia sudah bilang bahwa dia sudah
terbiasa dengannya, kalimat-kalimat itu masih tetap menusuk dalam-dalam di
hatinya.

Sebenarnya, tidak apa jika Climb menyerang orang-orang itu dengan niat
jahat. Tak ada yang akan berkata apapun jika Climb mengembalikan hinaan yang
dia harus terima karena posisinya sebagai knight dari sang putri, namun jika dia
melakukannya, maka posisi Renner akan berada dalam bahaya. Jika kebencian
mereka berubah menjadi ke arah sang putri dan membuat mereka
memfitnahnya, Climb tidak akan berdaya menghunus pedang melawan mereka.

"Kalau begitu sekarang, Climb.. Aku memiliki .... berita yang tidak
menyenangkan. Dengar baik-baik."

Climb menutup matanya beberapa detik, lalu membukanya lagi.

"Wanita-wanita yang kamu dan Sebas-san selamatkan bersama-sama dari


rumah bordil... ditemukan dalam keadaan terbunuh."

Page | 324
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tidak mampu mencerna apa yang baru saja Renner katakan, mulut Climb
terbuka dan tertutup saat dia mengeluarkan sebuah suara yang mungkin saja
salah bicara.

"Ba..Bagaimana bisa... Bagaimana itu bisa terjadi..."

Setelah dipikir-pikir, wanita-wanita tersebut seharusnya tersembunyi di dalam


ruang tunggu lalu dikirimkan ke properti Renner.

"Itu adalah kesalahan perhitungan dari diriku. Aku ingin mempekerjakan para
petualang sebagai penjaga, namun karena kekacauan itu, mereka semua
dipekerjakan untuk lainnya. Jadi aku harus menggunakan tentara bayaran
malahan..."

Renner menggelengkan kepalanya, seakan berkata bahwa itu semua adalah


kesalahannya.

"I-Itu tidak benar! Itu jelas bukan kesalahan Renner-sama! Itu adalah
kesalahan dari orang yang menyerang mereka!"

"Tidak! Jika aku lebih berhati-hati, jika aku sudah mempertimbangkan


semuanya dengan lebih detil... sehingga kekacauan tersebut tidak akan
memperlemah keamanan di ibukota, Jika aku membiarkan mereka kabur ketika
aku merasakan bahaya, keadaannya tidak akan seperti ini! Jika Climb ada disana,
mungkin keadaannya tidak akan seperti ini. Dan bahkan para petualang yang
merekomendasikan tentara bayaran itu juga terkejut..."

Awal dari air mata mulai memenuhi sudut mata Renner.

Dada Climb merasa sakit seakan hatinya diremuk. Mungkin memang itu
adalah kesalahan dari pihak Renner, namun dia telah membuat keputusan terbaik
dari situasi yang buruk. Lalu siapa yang harus disalahkan?

"Renner-sama tidak melakukan kesalahan!"

Mendengar deklarasi Climb yang memaksa, Renner, yang tersentuh dalam-


dalam oleh Climb, berdiri dan memeluknya erat-erat.

Page | 325
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Untuk menenangkannya, Climb merangkul punggungnya 0 tidak. Itu bisa


bahaya.

"Tapi, bagaimana informasinya..."

"Aku tidak tahu. Keamanan ibukota sedang melemah selemah-lemahnya


kekita kekacauan itu; mungkin saja lolos saat itu? Mereka seharusnya langsung
dipindahkan..."

Dia tidak bisa mengeluarkan kemungkinan itu. Mungkin saja para penyerang
telah menguntit tempat ini dan orang-orang yang dilindungi oleh Climb sampai
mereka menemukan jalan untuk tempat bersembunyi.

"Dimana tubuh-tubuh mereka ditemukan?"

"Dia distrik kumuh dari ibukota, namun aku tidak tahu detilnya sendiri."

"Bagaimana dengan mayat-mayatnya?"

"Mereka sudah dikuburkan. Ada apa?"

"Aku ingin memeriksa lukanya, melihat petunjukan apa yang bisa kutemukan."

"...Climb, itu sudah cukup. Mereka sudah cukup dilecehkan. Setidaknya biarkan
mereka beristirahat dalam damai."

"...Aku mengerti."

Kebaikan Renner menyentuh Climb hingga lubuk hatinya. Memang, kalimat


Renner ada benarnya. Dia merasa malu karena tidak memperhitungkan
perasaannya, dan segera menemukan kebenaran yang tumbuh di dalam dirinya.

"Tolong jangan terlalu dimasukkan hati. Ini tentu bukan ke.... ah, ternyata kita
bertukar posisi."

Renner tersenyum. Meskipun matanya masih merah, tidak ada airmata lagi
disana.

"Ya, kita memang tertukar."

Page | 326
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Ekspresi kaku dari Climb pecah, lalu dia tersenyum.

"Maaf sudah menahanmu, kalau begitu. Climb, kamu harus bekerja keras
sekarang."

Meskipun dia ingin merasakan lebih lama lagi kehangatan yang telah
meninggalkan dadanya, dia langsung menyela keinginannya.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 10, 09:08

hari ini adalah hari pertanda baik untuk melakukan perjalanan, tanpa awan
yang menggantung di langit yang biru di atas.

Jubah merah tua yang tertiup dengan bebas karena angin, di belakang pria
dengan armor hitam legam. Evileye bertanya sesuatu kepadanya.

"Apakah anda akan kembali?"

Itu adalah pertanyaan yang aneh, namun Evileye memiliki perasaan aneh. Para
petualang bilang mereka tidak memiliki akar, tapi beberapa petualang membuat
kota-kota tertentu sebagai markas mereka, contohnya seperti Blue Rose. Bagi
Momon, markasnya adalah E-Rantel.

"Ma, Maksudku, ada banyak orang yang ingin pergi dengan...."

Evileye tidak percaya dia membuat suara meringis, bergetar dan menonjol
seperti itu. Dia bercermin bahwa dia hampir tidak seperti seorang gadis sekolah
yang sedang melamun tentang kekasihnya, namun hanya kalimat 'cinta' saja
sudah membuat hatinya menjadi kerusuhan.

"...Jangan khawatir tentang hal itu."

Itu adalah jawaban Momon.

Itu adalah jawaban yang dingin, pikir Evileye.

Page | 327
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Tak tahu apalagi yang mau dikatakan, angin bertiup kuat diantara mereka
berdua.

Pria yang sedang menunggu tanpa suara mulai bicara.

Evileye merasa bahwa ini bukanlah cara yang bagus mengucapkan perpisahan
antara seorang pria dan wanita, namun mereka tidak sendirian disini. Di belakang
Momon ada Nabe, dan di belakang Evileye ada para anggota Blue Rose. Lalu ada
juga para magic caster yang akan mengirimkan Momon kembali ke E-Rantel.

"Anda sudah banyak membantu."

Momon mengangguk menjawab rasa terima kasih Raeven.

"Yang mulia berharap untuk menyalurkan rasa terima kasihnya kepada sendiri,
namun..."

Ketika kekacauan di ibukota, Momon telah menjadi nama yang akrab di


penjuru ibukota. Lagipula, dia adalah seorang pahlawan kegelapan yang telah
menantang iblis terkuat Jaldabaoth dalam pertempuran tunggal, dan terdengar
mengalahkannya. Itu hanya hal yang wajar bagi seorang raja yang ingin
mengungkapkan rasa terima kasihnya sendiri. Jika keadaan berjalan baik, dia
bahkan mungkin saja akan menerima sebuah gelar. Namun, Momon menolak
penawaran terakhir itu dan menolak bertemu.

Sikap tersebut tidak benar.

Para bangsawan, yang sangat menghargai reputasi mereka, merasa itu


bukanlah semacam arogansi karena orang biasa yang tak punya nama bersikap
demikian di depan sang raja, yang posisinya lebih tinggi dari rakyatnya.

Rumor mulai beredar bahwa Momon menghina sang raja.

Ada juga mereka yang marah karena hanya petualang biasa bisa bersikap
tidak sesopan itu.

Sebagian bangsawan malahan bicara bahwa Momon telah melakukan


kesalahan karena tidak memberikan sebuah pukulan terakhir kepada Jaldabaoth,

Page | 328
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

dan malahan membiarkannya kabur, namun karena Momon memiliki dukungan


dari Raeven, mereka akhirnya terdiam.

"Momon-san adalah orang yang kupekerjakan, jadi jika kamu menantang dia,
kamu telah menantangku" kata Raeven dalam nada yang mengancam.

Dan Momon sendiri menambahkan, "Saya hanya menerima permintaan


sebagai seorang petualang, dan menyelesaikannya. Tidak layak perhatian pribadi
dari sang raja, dan sejujurnya, setiap petualang yang mengambil bagian di dalam
pertempuran ini seharusnya juga menerima penghargaan." Itu langsung
membuat para bangsawan tenang, dan bisikan-bisikan itu akhirnya mereda.

Namun api tersebut masih belum padam. Beberapa diantaranya masih


mengangkat suara mengkritik Momon, karena para bangsawan merasa mereka
sudah dihina.

Evileye mengingat apa yang Lakyus, yang seorang bangsawan, bilang


kepadanya.

Tanpa Momon, keributan di ibukota tidak akan bisa dibereskan, dan tidak sulit
membayangkan skala kerusakan yang akan disebabkannya. Namun, satu-satunya
orang yang datang mengantarkan Momon adalah para anggota Blue Rose dan
Marquis Raeven, karena Momon berada dalam posisi yang sulit.

Selama insiden ini, yang mendapatkan pujian tinggi ada para petualang, sang
raja, pangeran kedua, dan Marquis Raeven. Sementara itu, opini publik dari para
bangsawan kurang positif.

Tentu saja, para bangsawan minta dibedakan. Ibukota berada di bawah


yurisdiksi langsung dari sang raja, dan sebagai pemilik tanah sendiri, sedangkan
mengirimkan pasukan untuk membantu ibukota adalah hal yang wajar, mereka
tidak memiliki kewajiban untuk melakukannya. Kenyataannya,
mempertimbangkan jika saja milik mereka sendiri mungkin akan diserang oleh
para demon juga, jauh lebih wajar bagi mereka untuk melindungi properti
mereka sendiri malahan.

Page | 329
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Saat insiden berlangsung, fraksi bangsawan, yang lebih memilih


mempertahankan diri, bertahan jika sang raja yang mengumumkan identitasnya
adalah sebuah kesalahan dan berasal dari arogansi. Sementara itu, fraksi kerajaan
sangat menegaskan bahwa raja seharusnya bersembunyi di tempat aman dan
tidak pergi ke garis depan. Dengan begini, perebutan kekuasaan antara kedua
pihak semakin meningkat.

Dan penduduk di ibukota kerajaan yang tidak ikut ambil bagian dalam
perebutan ini tidak senang. "Mengapa para bangsawan yang sombong itu hanya
perduli dengan diirnya sendiri dan bukan kami."

Dengan begitu, rasa hormat mereka terhadap yang benar-benar bertarung


untuk mereka semakin besar dan kritikan terus berkumpul kepada para
bangsawan yang sudah tidak disenangi. Berubah menjadi lingkarang jahat pada
akhirnya, para bangsawan menyalahkan para petualang karenanya.

"Pada akhirnya, mereka hanya mempekerjakan petarung maniak yang


bertempur hingga mati", dan seterusnya.

Dan di dalam insiden ini, Momon,yang sangat dianggap tinggi oleh para
petualang dengan peringkat adamantite, menjadi target. Sebagai hasilnya, jelas
sekali jika tak ada bangsawan yang mengantarkannya kembali. Bahkan jika
beberapa diantaranya bersikap ramah dengannya, mereka akan masuk ke dalam
titik yang sulit karena perebutan kekuasaan.

Semua alasan Raeven mampu ada disini adalah karena dia melompat maju
dan mundur diantara kedua frasi itu seperti seekor kelelawar.

"Ini adalah sebuah surat apresiasi dari sang raja, pangeran kedua, dan putri
ketiga. Dan ini adalah tanda yang membebaskan dirimu dari seluruh pajak di
tanah Kingdom. Dan juga, pedang pendek yang diberikan oleh sang raja. Tolong
terima mereka."

Sebagai bangsawan, Lakyus tidak bisa menahan untuk tidak menghela nafas,
dan Evileye tahu betul mengapa.

Page | 330
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Diberikan pedang pendek oleh sang raja memiliki arti yang sama dengan
diberikan sebuah medali sebagai seorang knight atau memenangkan harta
rampasan perang sebagai seorang bangsawan. Di dalam perebutan kekuasaan
yang kuat, hadiah pedang pendek akan membuat masalah besar jika para
bangsawan tahu tentang hal itu. Meskipun begitu, yang hanya bisa dia katakan
adalah hadiah pedang pendek dari raja adalah gerakan yang brilian.

Dan disini aku mengira sang raja adalah orang biasa yang perlu dikasihani
yang tidak berani menggoyahkan perahu. Pendapat diriku padanya sedikit naik.

Momon menerima pedang pendek dalam sikap yang santai dan


menyerahkannya kepada Nabe, yang berdiri di belakangnya.

"Tidak, memberinya sebagai pujian sudah cukup, namun bukankah para


bangsawan punya hal yang harus dikatakan tentang ini?" Evileye berkata lirih.

Dari sudut pandang para bangsawan, seseorang dengan karisma dan


kekuatan menjadi seorang bangsawan bukanlah hal yang remeh. Terutama akan
sangat menyusahkan jika seorang warrior yang lebih kuat dari Gazef Stronoff
bergabung dengan fraksi keluarga kerajaan. Oleh karena itu, jika sang raja
memutuskan dia ingin memberikan penghargaan kepada Momon sebuah gelar,
para bangsawan akan menggunakan hadiah pedang pendek sebagai alasan
untuk mengkritiknya. Meskipun sang raja adalah orang yang menghadiahkan
pedang pendek, itu adalah hadiah yang terlalu besar meskipun sebagai pujian.

Para bangsawan tidak akan membiarkannya.

Evileye memikirkan ini keras-keras, namun ditolak oleh orang di sampingnya.

"...Kamu terlalu naif, Evileye."

"Naif. Keluarga kerajaan sudah satu langkah kali ini."

"Mengapa?"

"...Karena pedang pendek adalah sesuatu yang dihadiahkan kepada para


bangsawan dan knight."

Page | 331
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Jadi di masa depan, ketika perlu untuk mengangkat Momon-san, mereka bisa
menggunakan pedang pendek untuk membungkam para bangsawan. Itu tidak
akan diberikan kepada orang biasa, kamu tahu itu ya kan? Sebuah gelar sudah
disiapkan untuknya, atau setidaknya itulah yang akan mereka sindir."

"Ternyata begitu... Tidak kukira kamu sudah memikirkannya sejauh itu."

"Tentu saja."

"Jangan meremehkan para assass- jangan meremehkan para ninja."

"Kalau begitu kita harus segera pergi, Marquis Raeven. Terima kasih atas
semuanya."

"Sama-sama. Aku harap kita akan bisa melanjutkan hubungan baik ini di masa
depan."

"Aku juga merasakan hal yang sama. Dan kepada Blue Rose, sesama rekan
petualang adamantite, aku harap kita akan bisa tetap berhubungan dekat. Aku
akan mengandalkan kalian jika ada yang terjadi."

"Kami yang seharusnya berkata demikian, Momon-san. Lagipula setelah


melihat kekuatan Momon-san, kami hampir merasa malu menyebut diri sebagai
petualang adamantite seperti dirimu, namun kami akan melakukan yang terbaik
untuk bisa sampai pada tingkatanmu. Aku berharap bekerja sama denganmu
lagi."

Lakyus dan Momon saling mengangguk satu sama lain.

Dan lalu, Evileye merasa tatapan Momon terarah kepadanya. Itu bukan sebuah
kesalahan. Buktinya adalah Momon terlihat seakan ingin mengatakan sesuatu,
lalu berhenti di tengah jalan, sebelum mulai dan dipotong sendiri sekali lagi.

Evileye merasakan jantungnya yang telah berhenti berdetak memukul-mukul


dadanya.

Jika Momon memintanya untuk menjadi rekan seperjalanannya, Evileye pasti


akan menerimanya. Memang akan mengkhianati rekan-rekannya yang sudah

Page | 332
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

melalui tebal dan tipisnya jalan, namun meskipun begitu, Evileye ingin jujur
dengan hatinya sendiri.

Seakan bingung, Momon terus mulai dan berhenti beberapa kali sebelum
akhirnya dia menghela nafas dan berbalik. Jubah merah tua berkibar saat dia
bergerak.

Melihat punggung Momon yang perlahan menghilang, Gagaran menggoda


Evileye.

"Kamu ditolak."

"Tidak, itu tidak benar. Dia memang orang seperti itu."

Momon menunggangi [Floating Board] yang diciptakan oleh para magic


caster Raeven dan perlahan naik, namun Evileye tidak memalingkan matanya
sedetikpun.

"Aku penasaran kapan kita bisa bertemu lagi?"

"Bagus juga jika itu hanya permintaan yang simpel dan santai, daripada
keributan besar seperti ini."

"Itu mungkin akan sulit."

"Tepat sekali."

Anggota Blue Rose setuju dengan hal itu.

Jika petualang adamantite menemui sebuah pekerjaan, pastinya karena hal


yang besar.

"Kalau begitu pertemuan biasa seharusnya tidak apa, ya kan? Evileye tahu
magic teleportasi. Pergi ke E-Rantel seharusnya bukanlah hal yang buruk.
Ngomong-ngomong, bukankah pergi dengan Momon akan membunuh dua
burung dengan satu batu? Dilindungi olehnya juga berarti kamu tidak akan
khawatir akan bahaya ketika berkeliling."

Page | 333
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Evileye terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, menatap ke arah Gagaran.
Meskipun dia memakai topeng, ekspresi komikalnya bersinar menembus dari
sikapnya.

"Hey, bukankah kalian menyadari? hubungan jarak jauh tidak akan berakhir
dengan baik... atau apakah kalian berdua belum pergi kencan?"

Gagaran melihat ke arah langit, dan tatapan Evileye juga menatapnya. Di


kejauhan, dia melihat figur Momon yang semakin menghilang.

"Uwaaaaaaaaaa!"

Ratapan putus asa Evileye seperti sebuah teriakan marah, dan Blue Rose
tertawa karenanya.

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 10, 18:45

Rapat darurat dari Eight Finger memang selalu tidak biasa dari semula. Pada
awalnya, tidak semua orang disini. Salah satu yang hilang adalah Cocco Doll,
namun semuanya tahu dia sudah ditangkap, jadi dia bukan lagi bagian dari hal
ini. Masalahnya adalah orang lain yang menghilang adalah Zero.

Semuanya tahu dia bukan seorang pengkhianat. Itu hanya membuat keadaan
semakin buruk.

Dari informasi yang dikumpulkan, kematian Zero telah dikonfirmasi. Di hari


yang sama, para bawahan yang dikirimkan untuk misi 'bunuh siapapun dan
semuanya yang telah menghina kita' juga telah dibantai.

Kerugiannya terlalu besar. Meskipun para bawahan yang dilepaskan adalah


orang-orang yang bisa digantikan, kematian dari Zero, pria terkuat dari Eight
Finger dan kepala keamanan bukanlah hal yang bisa mereka abaikan.

Page | 334
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Setiap departemen disini saling bersaing satu sama lain, namun mereka masih
menjadi bagian dari organisasi yang sama. Kerugian ini telah membuat
mempengaruhi mereka semua.

Debat semakin meningkat di antara mereka.

Apa yang harus mereka lakukan tentang kekosongan yang ditinggal oleh
kematian Zero? Bagaimana dengan Cocco Doll?

Di bawah keadaan biasa mereka hanya merekomendasikan salah satu orang


mereka untuk posisi itu, namun ada alasan mereka tidak bisa melakukan hal itu.

Itu karena invasi demon di ibukota. Rontok akibat insiden tersebut bukanlah
hal yang enak dilihat. Sementara persembunyian mereka diserang di saat yang
sama, sebuah kerugian harus ditanggung oleh salah satunya lebih besar dari
yang lainnya. Itu adalah mimpi buruk khusus bagi kepala divisi penyelundupan.

Banyak gudang mereka dijarah, dan setelah memeriksa gudang-gudang yang


tidak dijarah, lebih dari separuh barang selundupan mereka telah hilang.

"Oleh karena itu, sampai kita bisa berhasil pulih, kita harus bekerja sama."

"Bukankah kita selalu melakukannya sejauh ini?"

"Cukup dengan omong kosongnya. Kali ini, kita benar-benar harus bekerja
sama. Kurasa kita harus memindahkan aktifitas kita keluar dari ibukota.
Bagaimana pendapat kalian?"

"Tidak, sebaliknya, kurasa sekarang adalah ketika kita harus bekerja sama di
ibukota. Sekarang adalah waktunya untuk mendapatkan kapten penjaga yang
baru ke dalam kantong kita. Jika kita kabur dari sini, itu artinya kita sudah
menyerah dari ibukota dan hasil yang didapat darinya."

"Mmm. Itu memang sebuah kemungkinan. Namun, dengan departemen


keamanan kita - dengan kemampuan tempur kita yang sudah terkoyak, bukankah
bahaya untuk bergerak di sekitar ibukota?"

Page | 335
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Lima kepala divisi bingung dengan masalah ini, lalu merujuk kepada satu
orang kepala yang tidak berkata satu hal pun sejauh ini.

"Hilma, bagaimana menurutmu?"

Tubuh wanita itu gemetar.

Ini adalah reaksi yang tak pernah dia tunjukkan di dalam rapat sebelumnya.

Lingkaran hitam di bawah matanya tidak mungkin bisa disembunyikan dengan


makeup, dan dia memiliki aura seperti mayat berjalan.

"Ada apa? Aku dengar mansion milikmu diserang juga... tapi kamu berhasil
kabur dengan jalur rahasia, ya kan? Apakah kamu melihat sesuatu yang
membuatmu ketakutan?"

Semua kepala seksi yang lain memiliki penjaga yang berdiri di belakang
mereka, namun Hilma tidak satupun.

"..."

"Yah, ada apa?"

Saat Hilma membuka mulutnya, begitu jgua dengan pintu dari ruang rapat ini.

"Baiklah! Sudah cukup sekarang!"

Suara riang yang diikuti seorang bocah dark elf masuk ke dalam ruangan,
yang akhirnya diikuti oleh gadis dark elf yang gugup.

Semua yang hadir terbengong.

Jika mereka adalah orang dewasa, mungkin mereka akan memiliki reaksi
berbeda, namun di depan mata mereka ada sepasang anak-anak yang benar-
benar tidak cocok dengan ruangan seperti ini. Pimpinannya masih tetap berusaha
mencoba mencari tahu mati-matian jika mereka adalah musuh.

"Kalau begitu, kalian semua sekarang akan menjadi pelayan-pelayan dari tuan
besar kami~"

Page | 336
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Dari sikap mereka yang terdiam, mungkin mereka tidak paham apa yang
dikatakan sama sekali, jadi bocah itu mengulangi lagi.

"Rekanku yang mulia telah memutuskan daripada mengambil alih pimpinan


negara, akan lebih efektif untuk hanya mengendalikan kalian semua. Jadi kami
akan memaafkan berbagai dosa kalian dan membiarkan kalian menjadi pelayan-
pelayan kami... hm, budak? boneka? Ah sudahlah, siapa yang peduli? Lagipula,
selamat!"

Bocah dark elf itu mulai bertepuk tangan, diikuti setelah oleh adiknya yang
gugup, yang memukulkan tongkatnya di bawah lengan untuk bertepuk tangan
juga.

"Se-selama-"

"-apa pula yang kalian bicarakan?!"

Pimpinan itu masih mencoba mencari tahu jika mereka adalah musuh atau
sekutu. Terlalu dini untuk memutuskan jika mereka adalah musuh, namun hidup
di dunia bawah tanah telah mengajarkan kepada merka untuk berpikir keras,
ambil selamat sendiri saja, dan khawatir untuk membunuh musuh nanti saja.

Mereka tidak mengerti maksud sebenarnya dari dua dark elf itu, namun
karena pihak lain jelas sekali telah merusak rapat ini, mereka mungkin bermaksud
bahwa mereka bisa menekan semuanya disini. Jika itu masalahnya, bahkan
bodyguard terbaik dari masing-masing kepala seksi bisa dipekerjakan mungkin
tak mampu mengalahkan mereka. Menyadari bahwa tidak ada musuh yang akan
sebodoh itu menerobos ke dalam jika ada sedikitpun kemungkinan kalah,
kelihatannya kabur untuk mencari aman adalah prioritas yang lebih tinggi dalam
kasus ini.

Setiap kepala divisi akan menggunakan penjaga mereka sendiri sebagai


tameng tanpa ragu-ragu. Semuanya memiliki ide yang sama, dan mulai
melakukannya.

Namun, mereka terlalu telat.

Page | 337
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Hal pertama yang disadarai oleh para kepala saat mereka mencoba melawan
adalah bahwa mereka tidak bisa bergerak.

"Ah? Oghhaaah? Ahhhhhh?!"

Tubuh mereka sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan lidah mereka tidak
mampu bergerak. Air liur mengalir ke bawah dari sisi mulut mereka.

Bocah yang baru saja mengeluarkan nafas mulai tertawa.

"Kalau begitu, kami akan membawa semuanya ke tempat yang


menyenangkan~"

"Y-ya. To-tolong ikut."

Tubuh Hilma mulai gemetar tak karuan.

"Tu-Tunggu! Bukan aku, ya kan? Aku sudah membantumu, ya kan?"

"Hmmmm~ apa yang kamu katakan?"

"Ku, kurasa maksudnya dibawa ke ruang Kyouhukou, dimana organ-organ


mereka dimakan dari dalam."

Wajah bocah dark elf berubah menjadi ekspresi yang mirip eww~.

Hilma pasti teringat sesuatu. Dia memeluk dirinya sendiri rapat-rapat, kedua
tangannya menggelayuti tubuhnya, tubuhnya gemetaran tidak karuan. Satu
tangan menutupi mulutnya sementara air mata mengalir deras dari matanya. Dari
corak yang menghijau di wajahnya, dia terlihat seakan ingin muntah.

"D-dan-"

"Hentikan. Kita sudah menyembuhkan seluruh lukanya dengan magic. Jadi


wajar baginya untuk menjadi gadis baik. Meskipun adalah hal yang aneh kita
tidak membunuhnya..."

"Mm, mm. Sudah ada banyak mayat, dan kami masih memerlukan dirinya
untuk menjalankan organisasi."

Page | 338
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

"Oh begitu, Kalau begitu, tante, semoga beruntung~ Jika kamu mengkhianati
kami, kami akan menguncimu lebih lama di dalam kapsul hitam~"

"Eeeeee!"

Hilma mengangguk semangat, sambil tetap berwajah hijau. Itu jelas sekali
terlihat seperti seseorang yang semangat untuk melawannya sudah hancur tak
bersisa, dan akan mematuhi semua perintah yang diberikan tanpa ragu.

"Bagaimanapun juga, sebelum kami tahu mereka akan melakukan apa yang
diperintahkan, kamu bisa bersantai menangani mereka. OK?"

"Ba-baik! Serahkan padaku! Kami pasti bisa mengeluarkan manfaat mereka!"

Dari isyarat Hilma yang patuh, putus asa dan menyedihkan, pria-pria itu
menyadari bahwa mereka juga akan mengalami siksaan yang akan membuat
mereka menjadi suram seperti dirinya, dan berubah pucat.

"Kalau begitu, aku sudah membawa beberapa bawahanku untuk membantu.


Manfaatkan mereka. Ada beberapa lagi yang benar-benar tidak boleh kamu
bunuh atau lawan, aku akan menjelaskannya lagi nanti."

"Bocah dark elf hanya tersenyum."

"Kalau begitu, kita sudah melakukan separuh pekerjaan mengambil alih


negara ini. Tapi... apa yang dikatakan Demiurge tentang menanam bibit di dalam
kingdom...ah, siapa yang peduli. Selanjutnya, ke tempat lain!"

Page | 339
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Kata Penutup

"Untuk Entoma, Maruyama-san menyarankan pakaian yang bergaya kimono


dan aku seperti, 'ide bagus'! dan akhirnya menjadi seperti ini. Aku menyukainya.
Wajah Entoma tidak tampil di novel, namun ini fantastis!" so-bin

Bagaimana, apakah semuanya gembira dengan jilid 6 yang menjadi intens


dalam berbagai chapter?

Jika semuanya berpikir 'seperti yang kuduga dari Overlord Maruyama', itu
bagus. Ini adalah koleksi dari berbagai macam hal yang takkan pernah dilakukan
oleh karakter utama dalam novel.

Aku menyembunyikan baris plot beberapa jilid sebelumnya, 'Aku sudah


menunggu ini', aku percaya diri bisa mengejutkan semuanya. Mungkin beberapa
orang bisa melihatnya... namun itu sulit ya kan. Baris plot yang paling
tersembunyi berarti diary. Mempertimbangkan event di jilid dua, kalian takkan
mampu menyambungkannya sejauh itu, mempertimbangkan motif dari
pembunuhan di jilid dua. Di sisi sebaliknya, 'dia' melakukan hal yang besar, jadi
seharusnya tidak aneh menyembunyikan beberapa baris plot untuk menggoda
pembaca. Di lain pihak, itu tidak terlalu banyak menggoda, dan sebuah
kekecewaan bagi mereka yang mengharapkan sesuatu... bersikap cerdaslah.

Jika kamu membaca ini, cobalah membaca seluruh jilid, kamu mungkin akan
menemukan hal yang tidak terduga.

Selanjutnya adalah para karakter, meskipun MVP dari jilid lima dan enam
adalah Evileye, aku secara pribadi lebih memilih si rogue atau thief yang
disebutkan hingga akhir. Senang sekali masih muda, mereka yang bicara sendiri
mungkin akan mengerti bagaimana perasaanku.

Lagipula, aku berterima kasih kepada para pembaca karena sudah membaca
dua jilid dalam kedua arc. Aku tertarik pada bagaimana semua orang

Page | 340
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

merasakannya tentang hal ini. Akan sulit mengganti biaya kartu pos para
pembaca, namun aku akan senang jika para pembaca mengirimkannya kepadaku.

Selanjutnya adalah ungkapan rasa terima kasihku. So-bin-sama atas ilustrasi-


ilustrasi bukunya, Studio desain Chord yang bertanggung jawab untuk pekerjaan
desain. Osako-sama yang bertanggung jawab untuk proofreading dan editing, F-
tan-sama sang editor, dan berbagai individu yang membantu produksinya.
Terima kasih semuanya. Ada juga sayangku, terima kasih banyak atas bantuanmu.

Dan para pembaca yang telah membeli buku ini, terima kasih banyak!

2014 Januari Maruyama Kugane

Page | 341
Overlord
Volume 6 - Men in The Kingdom Part 2

Page | 342

Anda mungkin juga menyukai