Anda di halaman 1dari 2

6.

Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk
setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang
dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang
ditunjukkan dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan sebagai wakil PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagal dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI.

Berat Unit Besi (Kg/m)


Ø8 Ø 10 Ø 12 Ø 16 Ø 19 Ø 22
Polos
0.395 0.617 0.888 1.580 2.230 2.980
D 10 D 13 D 16 D 19 D 22 D25
Ulir
0.617 1.040 1.580 2.230 2.980 3.850

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, Direksi
Lapangan akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi
pekerjaan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat
dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak
diperhitungkan dalam pembayaran kecuali besi tulangan untuk overlap
sambungan yang dinyatakan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Lapangan akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan
yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah
termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan,
pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung
yang disebut dalam Spesifikasi ini.

E. PEKERJAAN BRONJONG
1. Bronjong yang digunakan adalah bronjong kawat berlapis galvanis diameter 3
mm pada kawat anyaman dan diameter 4 mm pada kawat pengaku atau tepi.
2. Proses anyaman dilakukan secara mekanis (pabrikasi) dengan lilitan sebanyak 3
kali sehingga membentuk lobang anyaman segi enam berukuran 80 mm x 100
mm.
3. Di tiap keliling sisi anyaman harus diikat dengan kawat pengikat 2 mm
sedemikian rupa sehingga ujung-ujung anyaman terhindar dari resiko selip,
berongga atau terlepasnya susunan batu bronjong akibat anyaman yang tidak
kuat dan tidak terikat dengan baik.
4. Bronjong dirakit dan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dilaksanakan di
lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar desain rencana.
5. Bronjong yang digunakan berbentuk kotak persegi panjang dengan susunan
serta ukuran sesuai dengan gambar desain yang telah ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan (Konsultan Supervisi).
6. Bronjong harus terikat dan saling terhubung susunan bronjong yang lain, agar
memiliki kekuatan dan kelenturan sekurang-kurangnya sama dengan kekuatan
anyaman.
7. Batu isi untuk bronjong adalah batu padat dan keras berdiameter 15 cm sampai
dengan 40 cm dimana sekurang-kurangnya 75 % harus berdiameter lebih besar
dari 30 cm.
8. Batu isi dengan diamater kecil dibawah (< 15 cm) hanya peruntukan untuk
pengisi susunan batuan besar yang berongga.
9. Dalam pengisian batu perlu diperhatikan utamanya untuk semua sisi permukaan
dimana batu yang dipakai adalah batu yang mempunyai permukaan yang rata
dan ditopang bagian belakangnya dengan batu pengisi sesuai dengan dimensi
bronjong.
10. Semua biaya yang timbul akibat Pasangan Batu Bronjong Pabrikan (0.50 m x
1.00 m x 2.00 m) sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa
dihitung berdasarkan satuan meter kubik (m3).
11. Pasangan Batu Bronjong dihitung berdasarkan volume yang telah terpasang dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) diketahui oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan gambar Shop Drawing.

Seluruh biaya pekerjaan Pengadaan dan Pasangan Batu Bronjong sudah


mengakomodir biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan
penunjang lain untuk mendukungpelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya dihitung
berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan dan “overhead”.

Gambar Bronjong Pabrikasi

Gambar Spesifikasi Bronjong Pabrikasi

Anda mungkin juga menyukai