BETON DAN
DISUSUN OLEH: BETON
PARAK LIKU GROUP
PERUM PUNCAK PERMATA SENGKALING BLOK H-05
Malang- Jawa Timur – Indonesia
Phone : 0341-461970
BERTULANG
BAGIAN SATU
PROSEDUR DAN URUT-URUTAN PELAKSANAAN
Yang termasuk dalam ulasan metode pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah mencakup keseluruhan pekerjaan beton
yang terdapat dalam proyek ini kami ulas dalam satu metode pekerjaan beton.
Dalam pelaksanaannya,PEKERJAAN BETON ini kami bagi menjadi 3 tahapan yaitu pekerjaan PABRIKASI BESI
TULANGAN,PERAKITAN BEGESTING DAN PENGECORAN.
1. Perakitan besi tulangan untuk semua unit bangunan akan kami kerjakan secara serempak
2. Perakitan penulangan besi untuk seluruh sub pekerjaan yang menggunakan beton bertulang akan kami kerjakan
secara serempak.
ukuran SESUAI GAMBAR BESTEK. Pekerjaan Pondasi Beton POER/FOOT PLAT ini akan melibatkan kegiatan – kegiatan
yang meliputi : Pabrikasi besi, Merakit Begesting,Pengecoran Beton.
PABRIKASI BESI TULANGAN
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena
panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari
bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi akan kami gunakan BAR CUTTER JENIS :
ELECRIC BAR CUTTER dari produk KRISBOW.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada
pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk
menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan besi
akan kami lakukan dengan BAR BENDER JENIS GW32-N: dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang telah dibuat sebelumnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
1. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan
menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
terpakai didapat seminimal mungkin.
2. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai
letak lubang Galian Beton Poer/Foot Plat yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan
pemasangan tulangan antara lain :
1. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
2. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
3. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
4. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
5. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
6. Setelah pekerjaan penggalian lubang Beton Poer/FOOT PLAT selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan
pembesian Beton Poer/FOOT PLAT.
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi sesuai dengan GAMBAR BESTEK proyek ini,
dengan jarak antar tulangan yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak,sama untuk semua Beton Poer tetapi
berbeda untuk jumlah tulangan dan ketinggian Beton Poer sesuai dengan GAMBAR BESTEK.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi
sesuai dengan GAMBAR BESTEK. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan Beton Poer yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi Beton Poer/FOOT PLAT yang
telah ditentukan.
4. Tulangan Beton Poer dilekatkan dengan tulangan luar pondasi bor pile yang telah dihancurkan betonnya dengan
menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan Beton Poer tampak benar-benar kuat dan kokoh.
MEMBUAT BEGESTING
Setelah pembesian Beton Poer /FOOT PLAT dan Slof Beton (tie beam) selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya
memasang bekisting untuk Beton Poer /FOOT PLAT dengan diikuti oleh bekisting Slof Beton (tie beam). Bekisting akan
dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat. Dalam membuat dan membentuk begesting ini kami
akan menggunakan 1 UNIT MESIN GERGAJI POTONG KAYU JENIS : ANGLE CUTTER 355 MM 4” MEREK MAKITA
BUATAN TAHUN 2010.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap/FOOT PLAT adalah sebagai
berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap Beton
Poer /FOOT PLAT berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran Beton Poer/FOOT PLAT masing-masing, dimana akan kami gunakan kayu
multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu pembongkaran
bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi Beton Poer/FOOT PLAT yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang,
sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan
bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.
PENGECORAN
Untuk pengecoran BETON POER/FOOT PLAT dan SLOF BETON (tie beam) dalam proyek ini kami akan menggunakan
beton ready mix, dengan mutu beton sesuai dengan SPESIFIKASI TEKNIS. Adapun langkah-langkah pengecoran antara
BETON POER /FOOT PLAT dan SLOF BETON (tie beam) pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting BETON
POER/FOOT PLAT maupun bekisting SLOF BETON (tie beam).
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan Beton Poe/FOOT PLAT dan Balok Sloof Beton (tie beam)
maka kami akan menggunakan alat VIBRATOR BETON JENIS :...................................... untuk meratakanya serta
ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat
pertukangan manual / plester.
.
PEKERJAAN BETON KOLOM STRUKTUR
Kolom Kolom ini adalah termasuk kategori kolom struktur sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannya tidak terpisahkan
dengan pelaksanaan balok struktur. Dalam uraiannya keduanya akan kami bahas sendiri-sendiri.
PABRIKASI BESI
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena
panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari
bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi akan menggunakan 1 Unit BAR CUTTER
sejenis /model Dongkrak dan 1 Unit Model ELECRIC BAR CUTTER dari produk KRISBOW dengan masing-masing :
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada
pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk
menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan akan
kami lakukan dengan Bar Bender jenis GW32-N.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat sebelumnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
1. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan
menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang
dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat
seminimal mungkin.
2. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
PEMASANGAN TULANGAN
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai
denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
1. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
2. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar
3. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
4. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
5. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
6. Setelah pekerjaan Beton Poer selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian KOLOM.
Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping. Papan-papan bagian bawah dari acuan yang tidak terletak
langsung di atas tanah dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh perancah. Pada konstruksi
beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari
beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 krikil dengan ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian
samping saja.
Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan
beton tidak memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus licin. Untuk pekerjaan begesting KOLOM. ini kami akan
menggunakan begesting dari PELAT MULTIPLEKS 9 MM.
Dalam melaksanakan Pekerjaan Beton Kolom untuk Proyek ini kami akan memperhatikan syarat-syarat mengenai acuan
dan perancah sebagai berikut;
1. Dapat menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, dan batas-batas sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar kerja.
2. Kokoh dan cukup rapat, sehingga dapat dicegah adanya kebocoran adukan beton.
3. Harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap.
4. Terbuat dari bahan yang tidak mudah menyerap air dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dibongkar
tanpa menyebabkan kerusakan beton.
5. Bersih dari kotoran serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan kotoran lainnya.
6. Apabila acuan dan perancah harus memikul beban yang besar dan/atau dengan bentang yang besar atau memerlukan
bentuk khusus, maka harus dilakukan perhitungan dan gambar kerja khusus.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk KOLOM. adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap beton
berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
Titik-titik аѕ kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang melakukan pengukuran dan pematokan,
yaitu mаrkіnɡ berupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom.
Penentuan аѕ kolom akan kami lakukan dengan menggunakan alat theodolite. Untuk pekerjaan pengukuran ini akan
kami sediakan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman, khususnya dalam pelaksanaan gedung bertingkat
(surveyor yang bersertifikat). Posisi аѕ kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan аѕ kolom pada lantai sebelumnya.
Proses pemindahan titik аѕ (axis) kolom dari lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang
pada pelat lantai (gambar 1.2). Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali setelah pemindahan titik аѕ kolom
selesai.
Posisi аѕ kolom harus sentris kedudukannya terhadap аѕ pada lantai sebelumnya, untuk itu dilakukan juga pengecekan
dengan menggunakan benang dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap
lantainya, maka dapat ditentukan letak аѕ kolom dan kemudian dibuat аѕ-аѕ yang lain dengan mengikuti jarak yang
telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Pengecekan аѕ kolom dilakukan dengan menempatkan
alat theodolite pada mаrkіnɡ tersebut dan kemudian mengecek kelurusan mаrkіnɡ kolom. Penempatan titik kontrol pada
proyek ini akan kami lakukan pada DINDING BANGUNAN EXISTING di salah satu sisi dan titik kontrol lainnya berada
pada ɡƖіԁе over dikarenakan proyek ini berada pada sisi BANGUNAN EXISTING yang dilintasi oleh ɡƖіԁе
over tersebut.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran beton masing-masing, dimana digunakan BEGESTING KAYU.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran
bekisting.
PENGECORAN
Pekerjaan pengecoran beton terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi pengadukan, pengangkutan, pengecoran dan
pemadatan beton cor. Dalam uraian ini kontraktor akan menguraikannya Tahap demi tahap berdasarkan urutan masing-
masing pekerjaan.
Sebelum menguraikan tahapan pengecoran beton kontraktor akan menguraikan tentang persyaratan pengadukan beton.
Pengadukan beton akan kami lakukan dengan mesin pengaduk beton jenis concrete mixer type : HONDA BTC2100
dengan kapasitas tangki 560 liter atau 0,56 m3. Dalam uraian ini kontraktor hanya akan menjelaskan metode kerja
pengadukan beton menggunakan concrete mixer (beton molen). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut;
a. Pengadukan beton dengan concrete mixer (beton molen) dilakukan di atas bak dengan dasar lantai dari papan
kayu atau dari pasangan yang diplester. Hal tersebut dilakukan agar kotoran atau tanah tidak mudah tercampur
dan air pencampur tidak meluap keluar dari campuran.
b. Pengadukan beton dengan jumlah besar, akan kami lakukan dibawah atap agar terlindung dari panas matahari
dan hujan.
c. Pengadukan beton akan menggunakan perbandingan volume seperti lazim digunakan di lapangan adalah dengan
membuat kotak takaran untuk perbandingan volume pasir, semen,dan krikil.
d. Urutan pencampuran adukannya adalah; pasir dan semen yang sudah ditakar dicampur kering di dalam tanki
molen, lalu krikil dituangkan dalam tangki mesin pengaduk kemudian diaduk sampai merata.
e. Setelah adukan merata, tuangkan air sesuai kebutuhan, aduk sampai campuran merata dan sesuai dengan
persyaratan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengankutan beton dari tempat penyiapan adukan ke tempat pengecoran
adalah sebagai berikut;
a. Harus dihindari adanya pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
c. Adukan beton umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka
waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam bila adukan beton digerakkan kontinyu secara mekanis.
d. Apabila jangka waktu pengangkutan memakan waktu yang panjang, harus dipakai bahan penghambat pengikatan.
Semuan Beton Balok akan dikerjakan secara bersamaan. Begitu juga hanya dengan pembahasan akan kami bahas
menjadi satu dalam pembahasan ini.
PABRIKASI BESI
Langkah-langkah pembesian balok kami uraikan sebagai berikut :
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam GAMBAR
BESTEK, dengan jarak sengkang yang dipersyaratkan.
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak sesuai dengan yang tertera didalam GAMBAR BESTEK sama untuk
keseluruhan tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan
penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan
bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut
pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat.
Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
ACUAN DAN PERANCAH
Acuan (cetakan) dan tiang acuan (perancah) adalah suatu konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung
terlaksananya pengerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Jadi acuan dan perancah
harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain
sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan beban kerja.
Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping. Papan-papan bagian bawah dari acuan yang tidak terletak
langsung di atas tanah dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh perancah. Pada konstruksi
beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari
beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 krikil dengan ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian
samping saja.
Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan
beton tidak memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus licin. Untuk pekerjaan tersebut biasnya digunakan acuan
dari multipleks, plywood, atau pelat baja.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk elmen beton adalah sebagai berikut
:
4. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap
beton berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
5. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran BALOK masing-masing, dimana digunakan PAPAN MULTIPLEK 9 MM.
6. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran
bekisting.
PENGECORAN
- PELAKSANAAN PENGECORAN BETON
Hal-hal yang dilaksanakan dalam pengecoran beton adalah sebagai berikut;
a. Pengecoran beton harus dapat mengisi semua ruangan cetakan dengan padat dan dapat membungkus tulangan.
g. Untuk menghasilkan beton yang padat dan tidak keropos, selama proses pengecoran berlangsung, adukan beton
ditusuk-tusuk dengan sepotong kayu, bambu atau besi. Begitu juga bagian cetakan dipukul-pukul dengan palu
dari kayu.
h. Untuk keperluan pemadatan, pada pengecoran beton dapat juga dipakai alat penggetar (vibrator). Pemakaian
alat penggetar tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai baja tulangan yang dapat
mengubah kedudukan tulangan.
i. Untuk pengecoran lantai yang luas, tebal lantai dapat ditentukan dengan membuat mistar pengukur ketebalan
yang terbuat dari kayu dan diberi kaki. Bagian bawah mistar pengukur dibuat rata dan tingginya sama dengan
tebal lantai yang dicor. Pada waktu pengecoran telah mencapai tebalnya, mistar pengukur dapat dipindah
tempatnya.
j. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai. Bila hal tersebut tidak memungkinkan,
pengecoran dapat dihentikan pada tempat-tempat tertentu yang tidak membahayakan.
PEKERJAAN BETON BETON
PABRIKASI
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung
oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Oleh karena itu seperti telah diuraikan diatas bahwa
pelaksnaan Plat lantai beton dan Balok yang menjadi tumpuannya akan kami laksanakan secra besamaan sampai dengan
peroses pengecoran. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
Dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan
hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai akan dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dan beton bertulang, harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI I
Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
1. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12 cm, sedangkan untuk plat atap sekurangkurangnya 7 cm
2. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang
3. Pada plat lantai yang tebalnya > 25 cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah
4. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak lebih dari 20 cm atau dua kali tebal plat lantai,
dipilih yang terkecil
5. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi
atau kebakaran
6. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1semen : 2pasir : 3kerikil + air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari
campuran 1semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air secukupnya.
7. Pasanglah panel multipleks 9 mm yang telah dipotong pada penemptan masing – masing dengan diikuti pemasangan
penyanggah dibagian bawahnya, berikan klos pada penyanggah pada bagian bawah multiplek 9 mm, cek kelurusan
bidang datar multipek 9 mm dengan benang ukur dan ketepatan elevasi antar ujung multipleks 9 mm yang
berhubungan dengan kolom dengan menggunakan : Waterpass/Digital Level jenis : EL300 Produk dari FOIF,
sesuaikan kembali penyanggah dibawahnya, berikan klos-klos pada penyanggah untuk mendapati elevasi mengikuti
benang ukur yang telah dipasang .
8. Ukur kesikuannya dengan mengambil patokan pada saat pembowplank-an awal.
9. Setelah mendapat elevasi yang tepat, berilah penguat pada tiang penyanggah dan gelagar-gelagarnya, dan panel
multiplek 9 mm selanjutnya dipaku pada gelagar-gelagar penyanggah.
10. Pasanglah panel yang telah dibuat untuk begesting sisi samping balok B1,B2,B3,B4 dan kepala-kepala kolom untuk
Kolom K1.
11. Tarik kembali benang ukur sebagai acuan untuk glagar plat lantai beton.
12. Pasang kayu gelagar plat lantai, ukur kelurusan dan kesesuaian elevasinya dengan selang air dan benang ukur.
13. Setelah memastikan kelurusan dan elevasinya perkuat dengan paku diikuti dengan pemasangan penyanggah
dibawahnya.
14. Perkuat penyanggah gelagar plat lantai dan beri klos-klos untuk mendapakan elevasi yang tepat.
15. Tarik benang ukur minimal dari 4 sudut plat untuk mendapatkan elevasi yang tepat secara keseluruhan penampang
plat secara horizontal.
16. Setelah dapat dipastikan gelagar dan penyanggahnya telah kuat maka multiplek 9 mm dapat dipasang diatas gelagar.
17. Konsultasikan ke Konsultan Pengawas untuk disetujui dan buatlah rekaman dokumentasi begesting terlebih dahulu
sebelum merakit tulangan plat lantai.
18. Setelah mendapat persetujuan mengenai pekerjaan begesting dari Konsultan Pengawas maka selanjutnya merakit
pembesian plat lantai beton langsung di atas begesting plat lantai.
1. Mempersiapkan Lahan
2. Membersihkan area Kerja
3. Pada saat akan melakukan pembongkaran kolom area kerja akan dibebas dari aktifitas pekerja dan material proyek
PROSEDUR PELAKSANAAN
PASANGAN
AANTSAMPING LANTAI KERJA
MEMASANG PROFIL PONDASI
SLOOF BETON
WATERPROVING
PERAWATAN BETON
ALUR DAN TAHAPAN PEKERJAAN PONDASI
MULAI
FLOW CHART :
TAHAP I
TAHAP ERECTION
SURVEY (UITZET
PERSIAPAN PERAKITAN PERSIAPAN PEMBESIAN
BEGESTING
SHOP DRAWING
TIDAK
CEK 1 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK PABRIKASI
TAHAP III
MEMASANG TULANGAN
TIDAK
CEK 2 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP V
MEMASANG BEGESTING
TIDAK
CEK 3 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP VI
PERBAIKI
PEMBESIAN
TIDAK
CEK 4 (KONSULTAN
DESAIN MIX PENGAWAS)
OK
TAHAP I
TAHAP ERECTION
SURVEY (UITZET
PERSIAPAN PERAKITAN PERSIAPAN PEMBESIAN
BEGESTING
SHOP DRAWING
TIDAK
CEK 1 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK PABRIKASI
TAHAP III
MEMASANG TULANGAN
TIDAK
CEK 2 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP V
MEMASANG BEGESTING
TIDAK
CEK 3 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP VI
PERBAIKI
PEMBESIAN
TIDAK
CEK 4 (KONSULTAN
DESAIN MIX PENGAWAS)
OK
SELESAI
PEKERJAAN BETON KOLOM STRUKTUR
MULAI
TAHAP I
TAHAP ERECTION
SURVEY (UITZET
PERSIAPAN PERAKITAN PERSIAPAN PEMBESIAN
BEGESTING
SHOP DRAWING
TIDAK
CEK 1 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK PABRIKASI
TAHAP III
MEMASANG TULANGAN
TIDAK
CEK 2 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP V
MEMASANG BEGESTING
TIDAK
CEK 3 (KONSULTAN DIPERBAIKI
PENGAWAS)
OK
TAHAP VI
PERBAIKI
PEMBESIAN
TIDAK
CEK 4 (KONSULTAN
PENGAWAS)
OK
MULAI
CEK BESI
TIDAK
JUMLAH BESI
TAMBAH BESI DAN
GANTI DENGAN YANG JUMLAH BEGESTING
BEGESTING
SESUAI
TIDAK
OK OK
TAHAP I CEK DIAMETER TAHAP I
PERSIAPAN PERAKITAN SPEK BEGESTING
BESI TULANGAN BALOK PERSIAPAN PERAKITAN
BEGESTING BALOK DAN
PLAT LANTAI
PERAKITAN/PEMASANGAN
BEGESTING BALOK DAN
PLAT LANTAI
TAHAP II
MEMASANG TULANGAN
BALOK
MEMASANG TULANGAN
PLAT LANTAI
PERBAIKI
TIDAK
OK
TUNDA
KESEDIAAN
CUACA MIX DESIGN MATERIAL
TAHAP INI
TIDAK KUBUS BETON
ALOKASI WAKTU 4 HARI KALENDER
OK
TAHAP V
TAHAP III
TAHAP IV
PENGECORAN BALOK PEMELIHARAA BONGKAR
SELESAI
DAN PLAT BETON N BEGESTING
TAHAP INI
ALOKASI WAKTU 4 HARI
NET WORK PLANING PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN
KOLOM
PRAKTIS
PEK. BALOK
LATEI
PEKERJAAN
RABAT
LANTAI
BAWAH
KERAMIK
DISUSUN OLEH:
PARAK LIKU GROUP
PERUM PUNCAK PERMATA SENGKALING BLOK H-05
Malang- Jawa Timur – Indonesia
Phone : 0341-461970