Anda di halaman 1dari 11

Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

INFORMAL CONTRACT FARMING PRACTICES IN INDONESIA


(A LITERATURE REVIEW APPROACH)

PENERAPAN INFORMAL CONTRACT FARMING DI INDONESIA


(SUATU KAJIAN LITERATUR)

Dian Hafizah
(Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Andalas)
Email dianhafizah83@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of the research are (1) to describe models of contract in agriculture (specially for
informal contact farming) that already developed in Indonesia including the strength and weakness
for each contract. (2) Giving suggestion for development of the contract to create equity for small
farmer in Indonesia. The result shows that Agriculture Inclusive Models is the model that develop to
considering small farmer in the activities. The part of the model is contract farming that define as a
contract between small farmer and agribusiness stakeholder that have conditional and specific terms.
The contract made to provide security for farmer consider to capital provision and supply guaranty.
There are informal contract that have develop in Indonesia such as subak, ijon, sakap. However there
are a lot weakness that found in practice in informal contract farming so there need a improvement
to protect small farmer’s interest.

Keywords : inclusive model, informal contract farming, small farmer

ABSTRAK 
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  (1)  mendeskripsikan  jenis  jenis  perjanjian  dalam  berusaha  tani 
(informal contract farming) yang sudah berkembang dan bagaimana pelaksanaannya di Indonesia, 
apa kelemahan dan kelebihan dari masing masing perjanjian (informal contract farming) dan (2) 
memberikan  saran  dan  perbaikan  yang  harus  dilakukan  dalam  rangka  menciptakan  equity  bagi 
petani kecil di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa model inklusif pertanian adalah suatu 
model yang dikembangkan dengan mempertimbangkan konstribusi petani kecil dalam kegiatannya. 
Salah satu bagian dari model inklusif ini adalah contract farming yaitu perjanjian yang dibuat antara 
petani  kecil  dan  pelaku  agribisnis  dengan  syarat  dan  ketentuan  berlaku. Perjanjian  ini dilakukan 
untuk memberikan jaminan petani terkait dengan masalah ketersediaan  permodalan dan dipihak 
lain  adanya  jaminan  tersedianya  supply  produk  sesuai  dengan  standar  yang  telah  disepakati 
bersama.  Sehubungan  dengan  perjanjian yang  dibuat petani  maka telah dikenal  perjanjian  yang 
dibuat secara informal untuk mengatasi masalah permodalan dan jaminan contoh di Indonesia dari 
Informal Contract Farming adalah Subak, Ijon, Sakap, Hasilnya masih banyak kelemahan kelemahan 
yang  menyertai  pelaksanaan  informal  contract  farming  dilapangan  maka  dibutuhkan  perbaikan 
perbaikan mendasar sehingga petani kecil tidak dirugikan. 
 
Kata kunci : Inclusive model, Informal Contract Farming, Petani kecil 
 
PENDAHULUAN beragam teori teori yang ditawarkan untuk
Isu pangan adalah isu yang tidak mengembangkan industri pangan sehingga
pernah berhenti untuk diperbincangkan. mencukupi kebutuhan manusia. Terkait
Dengan semakin banyaknya penduduk dengan itu maka banyak produk produk
dunia yang harus diberi makan maka pangan yang telah diciptakan untuk
semakin berkembang pula dan semakin memenuhi permintaan masyarakat yang

 
14 
 
Informal Contract Farming Practices In Indonesia (A Literature Review Approach)

makin beragam dan makin meningkatnya dapat dibuktikan karena hanya berupa lisan
rata-rata pertumbuhan tingkat pendapatan dan tidak tertulis serta memiliki
perkapita masyarakat Indonesia mencapai kecendrungan bahwa antar pihak yang
15,7% dari tahun 2004-2012 (BPS, 2013). membuat perjanjian tidak memiliki posisi
Selain itu muncul pula pelaku pelaku baru yang sama sehingga ada kemungkinan ada
dalam sistem agribisnis pangan yang pihak yang dirugikan dengan adanya kerja
sebelumnya tidak pernah ada dengan modal sama. Walaupun begitu Contract Farming
yang kuat dan skala yang besar, contohnya yang sifatnya informal ini sudah familiar
adalah makin menjamurnya supermarket dilakukan oleh petani petani sehingga sudah
dan industri pengolahan. Pelaku pelaku ada yang menjadi tradisi di beberapa daerah
dalam sistem agribisnis pertanian ini dengan menggunakan kearifan daerah
menyediakan produk produk yang setempat.
berkualitas dengan jumlah yang banyak dan Kurangnya modal yang dimiliki
pasokan yang kontinu sesuai dengan petani, yang kemudian berimbas pada
kebutuhan masyarakat sehingga untuk ketidak mampuan petani mengakses input,
memenuhinya maka mereka membutuhkan seterusnya akan berakibat tidak optimalnya
sistem distribusi makanan yang efisien. produksi yang dihasilkan petani kecil.
Ditinjau dari sisi petani maka berubahnya Selain itu harga output yang berfluktuasi
permintaan dan jalur distribusi pangan akan dari waktu ke waktu sehingga merugikan
menciptakan rantai nilai pangan yang baru petani karena harga jual lebih rendah
untuk memproduksi dan biasanya tantangan dibandingkan dengan biaya produksi yang
ini hanya bisa direspon oleh petani besar telah dikeluarkan adalah masalah klasik
dan bahkan perusahaan perusahaan yang yang selalu dihadapi oleh petani kecil dari
memiliki modal yang kuat. Hal ini tentu waktu ke waktu. Untuk mengatasi nya maka
saja menjadi ancaman bagi petani petani kemudian dibutuhkan bantuan dari pihak
kecil , padahal jumlah petani kecil di luar sehingga mereka mendapatkan
Indonesia masih sangat besar. Bila hal ini tambahan modal supaya dapat membeli
terus dibiarkan maka mereka akan semakin input ( benih yang berkualitas, pupuk
tersingkir dan akhirnya lahannya akan dengan jumlah yang cukup dan pestisida
direbut oleh pelaku usaha lain yang lebih yang tersedia saat dibutuhkan dan lain lain)
kuat modalnya. dan mengelola usaha tani mereka dengan
Untuk mencegah agar petani kecil baik.
tidak dirugikan maka kemudian Seringkali petani kecil dalam
dikembangkanlah model inklusif pertanian hubungannya mencari tambahan modal dan
yang melibatkan dan mendorong petani kepastian harga kemudian melakukan
untuk berperan serta dalam sistem perjanjian sebelum melakukan usaha tani,
agribisnis pertanian secara keseluruhan. seperti dengan sesama petani yang memiliki
Bentuk inklusif model yang dikembangkan modal lebih besar, pemilik lahan atau
adalah menggunakan perjanjian yang pedagang tengkulak, atau kepada pelepas
dibuat antara petani dan pihak pelaku modal lainnya (rentenir). Perjanjian
agribisnis pertanian lainnya yang perjanjian yang dilakukan biasanya bersifat
bentuknya bisa perusahaan, petani lain yang lisan dan dilakukan secara informal dimana
memiliki modal lebih besar, pedagang dan tidak ada perjanjian tertulis dan hanya
lain lain. Sebenarrnya perjanjian yang didasarkan pada kepercayaan antara satu
dilakukan antar beberapa pihak terkait dengan lainnya. Walaupun lisan dan
dengan produksi dan pemasaran dengan bersifat informal perjanjian ini bersifat
syarat dan ketentuan yang tertentu sesuai mengikat dan memiliki aturan aturan yang
dnegan kesepakatan bersama bukanlah jelas dan harus dipatuhi oleh pihak pihak
barang baru. Namun perjanjian ini sifatnya yang terlibat. Perjanjian ini selalu dilakukan
masih informal dimana perjanjian tidak oleh petani kecil khususnya dipedesaan
 
15 
 
Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

sehingga kemudian aturan ini menjadi belum tertulis dan hanya bersifal lisan
tradisi dan terikat erat dengan kebiasaan (Informal contract farming). Karena
masyarakat setempat. sifatnya yang informal tersebut bahkan ada
Era globalisasi yang sudah petani yang tidak mengetahui bahwa
menjangkau luas hingga ke daerah daerah mereka telah menjalankan sistem informal
terpencil dipedesaan tidak lantas contract farming seperti yang disampaikan
menghilangkan kebiasaan dan tradisi terkait oleh Ian Patrick (2008) pada salah satu
dengan perjanjian perjanjian informal penelitian yang dilakukannya di Indonesia.
petani tadi, namun disatu sisi ada suatu Contract farming adalah salah satu
model yang diperkenalkan kepada petani sistem yang dikembangkan untuk
agar dapat mengakses modal yang sangat membantu petani kecil agar dapat bertahan
terbatas mereka miliki. Model itu disebut di era globalisasi. Sistem ini sangat baik
dengan inklusif model yaitu adalah model untuk membantu membagi beban resiko
pembangunan pertanian yang melibatkan produksi dan pemasaran memberikan
petani petani kecil dan miskin apakah jaminan kepastian harga untuk petani
sebagi konsumen atau sebagai pemasok maupun untuk pelaku agribisnis lainnya,
bagi distributor, supplyers atau pemilik namun begitu Indonesia sudah memiliki
usaha yang mempertimbangkan kesamaan berapa Informal contract farming yang
(equity) dan memberikan kesejahteraan didasarkan pada tradisi dan merupakan
yang lebih bagi petani (DCEC, 2015). kekayaan bangsa Indonesia. Untuk itu
Berdasarkan tulisan yang dibuat oleh sebenarnya ada beberapa hal yang dapat
Simmons contract farming adalah salah satu disinergikan sehingga pengembangan
bagian dari inclusive model yang contract farming di Indonesia dapat selaras
dikembangkan. Defenisi dari contract dengan tradisi yang ada. Berdasarkan
farming adalah perjanjian yang dilakukan uraian diatas maka pertanyaan penelitian ini
oleh petani dengan perusahaan prosesing adalah:
yang dimaksudkan untuk memberikan 1. Apa apa saja perjanjian dalam berusaha
kekuasaan pada petani untuk terlibat lebih tani ( informal contract farming) yang
jauh dalam mensupport dan mengontrol sudah berkembang dan bagaimana
produk yang mereka hasilkan sesuai dengan pelaksanaannya di Indonesia serta apa
penjanian (kontrak) yamg dibuat. Kontrak kelemahan dan kelebihan dari masing
ini dimaksudkan untuk mengatasi masing perjanjian ( informal contract
permasalahan yang sering dihadapi oleh farming) ?
petani kecil untuk dapat terlibat dapat jalur 2. Apa yang harus diperbaiki dalam
distribusi yang baru adalah terkait dengan rangka menciptakan equity bagi petani
modal yang besar. Selain itu juga dapat kecil di Indonesia?
digunakan untuk meminimalkan transaction Sehingga tujuan penlitian ini dirumuskan
cost yang tinggi akibat kegagalan pasar dan untuk (1) mendeskripsikan jenis jenis
kegagalan pemerintah yang seharusnya perjanjian dalam berusaha tani (informal
menyediakan input yang diperlukan petani contract farming) yang sudah berkembang
terkait permodalan (misalnya dengan dan bagaimana pelaksanaannya di
bentuk kredit, informasi, asuransi, dan Indonesia, apa kelemahan dan kelebihan
sarana prasarana faktor produksi lainnya) dari masing masing perjanjian (informal
dan lembaga lembaga pemasaran. contract farming), dan (2) memberikan
Jika ditinjau lebih lanjut berdasarkan saran dan perbaikan yang harus dilakukan
pengertian diatas dimana contract farming dalam rangka menciptakan equity bagi
adalah perjanjian usaha tani maka petani kecil di Indonesia.
sebenarnya petani kecil di Indonesia sudah
menerapkan sistem usaha tani dengan
sistem perjanjian diawal penanaman namun
 
16 
 
Informal Contract Farming Practices In Indonesia (A Literature Review Approach)

METODOLOGI pemasaran dari produk tersebut. Biasanya


Metode penlitian yang digunakan petani menyetujui untuk menyediakan
adalah deskriptif statistik dan explorasi data sejumlah kuantitas secara spesifik seperti
sekunder dengan menjelaskan berbagai yang telah disepakati sebelumnya pada
konsop inclusive model, contract farming waktu yang telah ditentukan oleh petani dan
dan kemungkinan penerapan Informal pembeli. Sebaliknya pembeli juga telah
Contract Farming di Indonesia. berkomitmen untuk menerima produk dan
pada beberapa kasus mendukung kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN berproduksi petani seperti menyediakan
Inclusive Model input usaha tani, persiapan lahan, dan
Dengan makin berkembangnya menyediakan penyuluhan
sistem agribisnis pertanian maka telah Contract farming ini memiliki banyak
banyak model model pengembangan yang manfaat untuk kedua belah pihak. Petani
diperkenalkan. Salah satunya adalah mendapatkan jaminan untuk pemasaran
pengembangan pertanian dengan model produk usahataninya dan mengurangi
inklusif. Model ini merupakan model yang ketidak pastian terhadap harga dan
lebih mewakili kesetaraan antar pelaku mendapatkan akses pinjaman didepan
agribisnis karena dalam model ini untuk menjalankan usahatani mereka
mempertimbangkan kondisi petani kecil seperti tersedianya benih dan pupuk.
yang biasanya terabaikan. Pada model Sedangkan disisi lain perusahaan
inklusif yang diuntungkan bukan hanya mendapatkan keuntungan dengan adanya
pelaku pertanian dalam hal ini petani dan jaminan supply produk pertanian dengan
perusahaan yang berskala besar namun juga standar dan ketentuan yang dapat
petani dan pelaku usaha yang berskala dipertanggung jawabkan dan sesuai
kecil. Strategi yang dapat dilakukan untuk keinginan perusahaan terkait dengan
mengembangkan model inklusif adalah kualitas, kuantitas dan waktu pengiriman
dengan menerapkan model pertumbuhan barang. Walaupun begitu dengan berbagai
yang disertai dengan pemerataan (growth keuntungan yang telah disebutkan tetap ada
with equity) atau pertumbuhan yang kemungkinan potensi kerugian dan resiko
berkualitas (quality growth) (Daryanto, yang timbul terkait dengan pelaksanaan
2009). contract farming. Salah satu yang mungkin
Contract Farming adalah salah satu upaya terjadi adalah ada salah satu pihak apakah
yang dapat dilakukan untuk petani atau perusahaan yang mungkir
memberdayakan petani kecil karena dengan dengan isi perjanjian maka pihak yang lain
adanya perjanjian yang dilakukan terlebih akan mengalami kerugian. Masalah lain
dahulu maka akan membuat petani lebih yang sering timbul terkait dengan contrat
terlibat dalam mengambil keputusan dan farming adalah petani menjual kepihak
turut andil dalam menentukan hal hal yang selain perusahaan karena harga yang
terkait dengan pengelolaan usahataninya ditawarkan lebih tinggi atau dapat juga
berdasarkan data data yang lebih pasti terjadi sebaliknya perusahaan menolak
terkait harga, penggunaan input karena untuk membayar produk yang dihasilkan
sudah terikat dengan contract farming oleh petani sesuai harga yang telah
diawal melakukan kegiatan usaha tani. disepakati. Hal ini dapat saja terjadi karena
hubungan yang tercipta sangat rapuh karena
Defenisi Contract Farming didasari bukan saling percaya dan adanya
Pengertian contract farming adalah moral hazard dari pihak petani atau
perjanjian yang dilakukan oleh pembeli dan perusahaan untuk mengambil untung. Pihak
penjual produk pertanian dengan syarat dan perusahaan biasanya lebih memiliki posisi
ketentuan yang telah disepakati terkait tawar yang lebih kuat dibandingkan petani,
dengan kegiatan berproduksi dan untuk jangka pendek dapat saja
 
17 
 
Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

menggunakan kekuatan finansial mereka f. Status kelegalan perjanjian dari mata


untuk menekan petani walaupun tentu saja hukum
dalam jangka panjang hal ini akan menjadi g. Pihak yang ditunjuk untuk menengahi
bumerang buat mereka karena petani akan bila ada perselisihan diantara
memilih untuk tidak melakukan perjanjian keduanya, termasuk langkah hukum
lagi. Walaupun begitu secara umum lebih apa yang dapat diambil,
banyak manfaat yang bisa diambil dengan Untuk menciptakan suatu hubungan
adanya contract farming ini sehingga yang kuat antara pihak pihak yang terlibat
banyak yang mengadopsi kegiatan ini maka dibutuhkan beberapa hal antara lain :
diberbagai tempat didunia. a. Membangun kepercayaan. Dalam suatu
Dalam pelaksanaannya Contract hubungan maka kepercayaan adalah hal
farming dilaksanakan pada berbagai tipe utama yang harus dibangun terlebih
dari produk pertanian termasuk untuk dahulu karena tanpa kepercayaan maka
komoditi pangan dan peternakan, juga pihak pihak yang ada akan saling curiga
dapat dilaksanakan dibidang forestry, dan akan menimbulkan moral hazard
budidaya perikanan, produk fiber dan lain yang tentu saja dapat berefek negatif
lain, namun yang paling berhasil adalah terhadap perjanjian yang sedang
skema yang diterapkan pada komoditi yang berlangsung. Namun membangun
terkait dengan komoditi pertanian yang kepercayaan antara beberapa orang
memiliki nilai tinggi untuk diolah ataupun dengan sekelompok orang lainnya yang
diekspor selain itu juga komoditi yang memiliki tujuan pribadi yang berbeda
memiliki demand yang tinggi di pasar beda tentulah bukan urusan yang mudah
domestik. karenanya harus selalu dievaluasi dan
Secara umum hal hal yang diatur dalam setiap kejanggalan dan
Contract farming antara lain adalah : ketidaknyamanan harus selalu
a. Hak dan kewajiban dari petani dan dikomunikasikan
perusahaan b. Jaminan produksi. Salah satu tujuan
b. Spesifikasi produk yang akan dari perusahaan terlibat dalam contract
diproduksi dan dijual antara kedua farming adalah untuk mendapatkan
belah pihak jaminan ketersdiaan bahan baku pada
c. Tehnologi produksi yang akan saat dibutuhkan untuk itu dibutuhkan
digunakan termasuk didalamnya komitmen dari petani untuk dapat
adalah bibit apa yang akan digunakan, memenuhi standar yang diharapkan
tatacara persiapan dan pengolahan oleh perusahaan. Apabila hal ini sudah
lahan, bagaimana sistem penanganan dapat dipenuhi maka harga yang akan
penyakit dan hama yang mungkin akan ditetapkan juga akan sesuai.
timbul, tatacara pengangkutan, sistem c. Skala ekonomis. Penting untuk
penyimpanan produk dan standar menentukan faktor faktor produksi yang
kualitas yang disepakati dll. digunakan dan tingkat efisiensi yang
d. Kondisi penyediaan, sistem bisa dicapai
pembayaran, waktu pengiriman barang d. Pembagian beban resiko. Dengan
e. Sistem untuk menentukan harga final adanya kontrak farming maka resiko
yang harus dibayarkan perusahaan terkait fluktuasi harga dapat
kepada petani, frekuensi pengiriman diminimalisir
dan konsekuensi apa bila produk yang e. Kredit permodalan. Pada beberapa
dihasilkan bevariasi, pinjaman perjanjian yang terjadi dapat meliputi
pinjaman dan bantuan lainnya yang kerjasama dalam memberikan bantuan
dapat diakses petani terkait dengan permodalan kepada petani sehingga
ketentuan dan penyediaan input petani dapat melakukan kultur tehnis
usaha taninya sesuai dengan yang
 
18 
 
Informal Contract Farming Practices In Indonesia (A Literature Review Approach)

idanjurkan tanpa harus memikirkan tingkat keberhasilan sangat ditentukan oleh


permodalan. Disisi lain perusahaan ketersediaan dan kualitas dari layanan
memastikan bahwa kualitas produk eksternal perusahaan
yang dihasilkan akan baik karena Model yang kedua adalah
diusahakan sesuai dengan ketentuan intermediary model dimana model ini
f. Efisiensi input produksi pembeli mengsubkontrakkan kepada
g. Pengawasan dan monitoring. Agar perantara. Model ini malahan memberikan
perjanjian yang telah disepakati dapat kerugian pada kordinasi vertikal. Pembeli
dijalankan dengan baik maka peran dapat kehilangan kontrol dlaam proses
pengawasan dan monitoring menjadi produksi serta ada distorsi harga dan
penting. Pengawasan dan monitoring pengurangan pendapatan petani. Model
dapat dilakukan oleh kedua belah pihak yang ketiga adalah Multipartite Model.
yang melakukan perjanjian sehingga Dimana model ini dapat dikembangkan dari
tidak ada yang akan dirugikan. Dengan model terpusat ataupun model inti.
pengawasan dari berbagai lini Selanjutnya adalah centralized models
jugasekaligus mendekteksi dini dan pembeli terlibat dalam penyediaan
kesalahan kesalahan yang timbul dapat minimum input (misalnya verietas yang
segera dievaluasi spesifik) untuk mengontrl keseluruhan
h. Komitmen jangka panjang. Perjanjian aspek produksi (misal mulai dari persiapan
yang dibuat antara petani dan lahan sampai panen). Ini adalah model
perusahaan tidak hanya berumur satu yang umum digunakan. Hubungan antara
kali priode tanam saja karena hal ini petani dan pihak lain terorganisir secara
sangat terkait dengan nilai investasi vertikal. Terakhir adalah nucleus estate
yang telah ditanamkan oleh kedua belah model, dimana di model ini pembeli
pihak maka untuk itu dibutuhkan memiliki 2 sumber bahan baku yaitu yang
komitmen jangka panjang sehingga diproduksi sendiri dan yang diperoleh dari
tidak ada pihak yang menyeleweng dan petani. Inti berinvestasi mulai dari mesin,
mungkir dari kesepakatan. staff dan manajemen.
i. Peran Pemerintah. Pemerintah berperan
untuk memberikan jaminan bagi kedua Pelaksanaan Informal Contract Farming
belah pihak yang terlibat perjanjian dan di Negara Lain
juga berfungsi sebagai penengah bila Bangladesh
terdapat perselisihan diantara keduanya. Penelitian yang dilakukan Jabbar di
Bangladesh dimana terdapat perjanjian
Contract Farming Bussiness Model kontrak yang dilakukan secara informal
Menurut Contract Farming Handbook terkait dengan perjanjian pemasaran output
Terdapat beberapa model yang telur dan ayam disana. Biasanya adanya
dikembangkan dalam membangun dan perjanjian pengadaan dimasa yang akan
menerapkan contract farming dalam suatu datang (forward-purchase contract) antara
negara. Antara lain adalah Informal model. penyedia output dengan produsen lama,
Model ini adalah yang paling spekulaitf dan dimana perjanjiannya dilakukan secara
umurnya biasanya paling pendek verbal dan tidak dapat dibuktikan
dibandingkan dengan model lainnya dipengadilan. Perjanjian ini dilakukan oleh
dimana resiko dapat ditanggung pedagang besar dengan memberikan uang
sepenuhnya oleh promotor ataupun petani. muka oleh pedagang besar tersebut yang
Hubungan jangka panjang pada model ini nanti disesuaikan dengan nilai produk saat
mungkin dapat saja terhenti karena adanya waktu pengiriman barang (lumpsum
penyelewengan dari salah satu pihak yang advance payment). Keuntungan bagi
ingin mnecari untung. Model ini memiliki produsen adalah uang cash ini dapat
persyaratan yang sangat sederhana dimana digunakan untuk membayar input yang
 
19 
 
Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

digunakan saat itu juga namun harga jual penelitian di hutan hujan Amazon ini
komoditi yang ditetapkan pedagang didapatkan hasil bahwa IRR dari peternak
biasanya berada dibawah harga pasar saat kecil adalah -7 sampai -12% sedangkan
komoditi dikirimkan sehingga pedagang investor mendapatkan IRR senilai 12%.
mendapatkan margin yang besar. Begitu pula dengan NPV yang diperoleh
Dari pemaparan diatas dapat ternyata peternak kecil senilai –R$1219
disimpulkan bahwa peternak memilih untuk samapai –R$8599. Jika diasumsikan bahwa
bertransaksi dengan pedagang besar dan terdapat pinjaman formal disana maka
melakukan perjanjian dengan mereka barulah peternak kecil akan mendapatkan
walaupun sudah mengetahui bahwa keuntungan.
pedagang menetapkan harga yang dibawah Kondisi perjanjian yang dihadapi pun
harga pasar. Selain itu petani tidak memiliki sama dimana peternak tidak memiliki posisi
posisi tawar sama sekali berhadapan dengan tawar untuk menentukan isi kontrak (di
pedagang besar karena peternak hanya bisa Bangladesh dalam menentukan harga
setuju untuk menerima berapapun yang sedang di Amazon tentang siapa yang
ditetapkan oleh pedagang dan peternak menanggung biaya transportasi dan biaya
tidak punya gambaran sama sekali berapa perawatan hewan ternak). Peternak masih
harga yang ada dipasaran. Namun peternak tetap bertahan dengan perjanjian yang
memiliki pilihan untuk mendapatkan uang dibuat dikarenakan daerahnya yang sangat
tunai dalam waktu cepat dan dapat terpencil sehingga pemerintah tidak
dipergunakan untuk memeuhi kebutuhan membangun akses terhadap sistem
dimana hal ini tidak bisa didapatkan dengan perkreditan yang legal disana. Padahal bila
melakukan pinjaman pada lembaga formal kredit formal tersedia peternak kecil bisa
lain di Bangladesh. menghasilkan keuntungan dari usaha
peternakan mereka.
Amazon
Adapun penelitian lain yang Mexico
dilakukan di daerah Hutan Hujan Amazone Kondisi yang menguntungkan petani
tentang informal Contract Farming (Merry, dengan adanya informal contract farming
2003) yang dilakukan antara investor asing terjadi di Mexico antara petani alpukat
dan peternak. Perjanjian ini disebut dengan eksportir alpukat ke USA.
sociedades. Bentuk perjanjian yang Perjanjian ini di namakan Calavo. Sistem
dilakukan adalah pemilik modal akan perjanjian kerjasama bersifat informal dan
menanggung resiko biaya modal sedangkan hanya berdasarkan pada rasa saling percaya
peternak akan menanggung biaya akibat antara petani dan eksportir saja.
kematian ternak dan seluruh biaya yang Pada penelitian (Romero, 2006) ini
dikeluarkan selama perawatan. Perjanjian perjanjian yang dibuat memberikan
ini dibuat karena terpencilnya daerah yang keuntungan pada eksportir berupa kepastian
dijadikan tempat penelitian maka tidak ada harga dan aliran barang yang kontinyu dan
pemberi kredit formal disana. Setelah memastikan kualitas alpukat yang
waktu yang ditentukan (kurang lebih 3 dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
tahun) ternak dijual dan hasil penjualan Dari sisi produsen Calavo menyediakan
dibagi dua antara peternak dan investor. sistem pembayaran yang cepat dan aman
Senada dengan penelitian yang yang sangat disukai produsen. Selanjutnya
dilakukan di Bangladesh ternyata yang sistem perjanjian ini mengurangi resiko
mendapatkan keuntungan dengan adanya kerusakan akibat proses distribusi ditingkat
perjanjian ini adalah investor sebagai produsen. Walaupun begitu perjanjian ini
pemilik modal sedangkan peternak kecil meningkatkan ketergantungan eksportir
yang bertugas mengurus ternak tidak terhadap produsen selain itu yang paling
mendapatkan keuntungan. Dari hasil banyak merasakan manfaat dari perjanjian
 
20 
 
Informal Contract Farming Practices In Indonesia (A Literature Review Approach)

ini adalah petani medium dan petani besar mempertimbangkan ketidakpuasan petani
sedangkan petani kecil hanya sedikit dalam perjanjian yang dibuat sebagai
merasakan manfaatnya. Hal ini terjadi klausul pertimbangan untuk pembuatan
karena ekportir lebih memilih untuk bekerja kontrak priode berikutnya.
sama dengan petani besar untuk
mengurangi transaction cost, memastikan Jenis Jenis Informal Contract farming di
kontinuitas supplydan meminimalkan Indonesia
resiko. Subak di Bali
Yang membedakan kondisi di Mexico Berdasarkan penelitian yang
ini dengan dua penelitian sebelumnya dilakukan oleh Patrick (2008) maka Subak
adalah di Mexico petani yang dihadapi yang dijalankan oleh masyarakat Bali
adalah petani berukuran medium dan besar adalah termasuk dalam bentuk aplikasi
sehingga posisi tawar mereka tinggi sebagai Informal Contrack Farming di Indonesia.
pemasok buah alpukat bagi eksportir. Adapun deskripsi dari subak sendiri
Dengan ukuran skala produksi yang besar sebagaimana yang dijelaskan oleh Geertz
petani mampu mengendalikan jumalah (1967) dalam Patrick (2008) adalah
barang yang ditawarkan sehingga malahan kelompok pengairan bersama dimana subak
eksportir menjadi lebih tergantung pada ini memiliki aturan dasar dalam mengairi
petani besar tadi. Namun kondisi ini tidak lahan anggota kelompok. Lahan anggota
berlaku untuk petani alpukat berukuran kelompok diairi dari kanal kanal kecil dan
kecil. besar. Selain itu subak juga meliputi unit
perencanaan tentang apa yang akan ditanam
China oleh anggota kelompok. Yang menjadi
Yang menarik tentang penelitian anggota subak adalah masyarakat adat
tentang contract farming di Shandong Cina disekitar irigasi dimana seluruh anggota
ini adalah faktor penyebab mereka mau harus bekerja bersama untuk memastikan
melakukan perjanjian usaha tani adalah pemerataan air yang mengairi lahan
bukan untuk mengurangi resiko akibat anggota kelompok.
fluktuasi harga namun mereka malah Aturan subak dibuat berdasarkan
menganggap contrak farming sebagai aturan setempat (awig awig) yang dipimpin
resiko yang pantas untuk diambil untuk oleh pimpinan yang disebut pekaseh, yang
mendapatkan akses ke demand dan untuk akan dipatuhi oleh seluruh anggota. Subak
mengambil keuntungan saat harga tinggi ini dapat juga berfungsi untuk
Selain itu petani ikut dalam perjanjian menyelesaikan permasalahan yang timbul
usaha tani untuk mengurangi transaction antar sesama anggota, selain itu fungsi dari
cost namun bila harga yang ditawarkan oleh subak adalah untuk menyelenggarakan
perusahaan tidak tinggi mereka cendrung kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan
untuk tidak komitmen dengan perjanjian dari anggota selain memutuskan pola tanam
yang telah disepakati.. Hal ini (pelanggaran , pergiliran tanaman, pengendalian hama,
kesepakatan) dimungkinkan karena varietas apa yang akan ditanam, dan
perjanjian yang dibuat tanpa adanya bukti penggunaan input anggota, memelihara
tertulis sehingga perusahaan mengandalkan irigasi dan mendistribusikan air secara adil.
kemauan petani untuk bertransaksi dengan Pada tingkat masyarakat subak efektif
mereka. Pemerintah belum membuat dalam menggerakkan anggota untuk
regulasi yang jelas tentang langkah hukum memelihara fasilitas publik, serta subak
yang dapat ditempuh oleh perusahaan bila juga berfungsi untuk menyediakan subsisdi
tidak puas dengan prilaku petani yang input, pedagang input walaupun begitu
melanggar kesepakatan. Untuk itu dalam subak tidak menyediakan pasar bagi
tulisannya peneliti (Wang et all, 2011) anggotanya. Untuk itu anggota subak
menyarankan kepada perusahaan untuk biasanya menjual hasil panen mereka
 
21 
 
Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

dengan sistem tebasan tebasan dimana pembelian input (pupuk, pestisida) dan
petani mendapatkan bayaran didepan dan untuk keperluan lainnya dengan jaminan
tidak terlibat lagi dalam kegiatan panen bahwa setelah komoditinya panen maka
ataupun pasca panen. Dengan subak yang seluruhnya dijual ke pemberi pinjaman
menerapkan banyak aturan bagi anggotanya (uang penjualannya sudah diambil duluan).
terkait dengan keputusan dalam berusaha Pelaksanaan ijon yang dilakukan oleh
tani maka petani jadi sangat tergantung pedagang komoditi pertanian masih terus
dengan keputusan yang diambil oleh berlangsung hingga saat ini dan telah
pekaseh dimana anggota hanya menerima menjadi tradisi dalam perdagangan
saja apa yang sudah diputuskan. Namun pertanian dipedesaan. Petani lebih memilih
kelebihannya dengan subak maka petani ijon walaupun memiliki informasi lembaga
tidak lagi dipandang sebagai individu kredit lainnya karena mudah, sangat
individu yang berbeda namun mereka sudah informal, tidak terikat waktu dan tempat
bergabung menjadi kelompok kelompok dibandingkan dengan meminjam di Bank
yang solid sehingga bila ada kebijakan yang memerlukan agunan dan pesyaratan
kebijakan yang dicanangkan oleh yang lebih rumit.
pemerintah maka asalkan pemimpin sudah Hubungan yang terjalin antara petani
memutuskan maka anggota akan mengikuti. dan tengkulak biasanya memiliki ikatan
yang kuat apakah dihubungkan oleh
Ijon kekeluargaan atau karena hubungan hutang
Defenisi dari ijon menurut Kamus budi karena tengkulak yang adalah orang
Besar Bahasa Indonesia adalah pembelian kaya didesa sudah banyak menolong petani.
produk (pertanian) oleh pembeli dimana Dengan pola hubungan yang seperti ini
perjanjian jual beli dilakukan sebelum maka petani tidak merasa dirugikan dan
produk pertanian tersebut siap untuk bahwa menganggap tengkulak sebagai
dipanen namun pembeli akan mengambil dewa penolong yang membantu disaat
produknya setelah produk yang dijual siap kesusahan. Kemungkinan petani untuk
panen. Defenisi lainnya adalah kredit yang mangkir dari perjanjian akan selalu ada
diberikan kepada petani, nelayan atau namun hal itu diminimilisir tengkulak
pengusaha kecil yang pembayarannya dengan terus menerus memberikan bantuan
dilakukan dengan hasil panen atau produksi saat petani butuh dan biasanya pola ini juga
dengan berdasarkan harga jual yang rendah. diwariskan hingga kepada anak anak
Ijon juga dapat diartikan sebagai menjual mereka.
muda.
Ijon adalah bentuk perkreditan yang Sakap (Sharecropping)
berkembang luas dipedesaan dengan Sakap atau mampaduoyi (Sumatera
berbagai variasinya, walaupun begitu Barat) adalah perjanjian bagi hasil antara
sederhananya ijon adalah bentuk kredit pemilik lahan dengan petani penggarap.
uang yang dibayar kembali dengan hasil Sakap adalah perjanjian yang sering
panenan karena tanaman muda yang masih dilakukan oleh petani kecil di Indonesia.
hijau (masih berbunga/ buahnya belum Untuk mengatasi permasalahan dibidang
kelihatan) sudah digunakan sebagai agunan. permodalan maka petani yang tidak
Apabila dikonversikan ke tingkat bunga memiliki modal dan lahan bekerja sama
kredit maka tingkat pengembaliannya akan dengan pemilik lahan dan pemilik modal
sangat tinggi berkisar 10-40%. (Wijaya, untuk menyediakan input berupa benih,
1991). pupuk dan lain lain dimana penyakap
Perjanjian dengan ijon adalah petani menyediakan tenaga kerja (dirinya dan
mendapatkan uang didepan, biasanya pada keluarganya) untuk mengelola dan
saat tanaman sedang berbunga dimana uang menanami lahan dengan komoditi yang
tersebut dapat digunakan untuk menambah telah disepakati. Pada saat panen setelah
 
22 
 
Informal Contract Farming Practices In Indonesia (A Literature Review Approach)

dikeluarkan dengan modal produksi maka c. Harga yang diterima petani biasanya
keuntungan yang didapatkan dibagi dua lebih rendah dari harga pasar.
dengan persentase yang telah ditentukan
sebelumnya. Sakap dilakukan selain untuk Perbaikan dalam rangka menciptakan
menambah modal usaha tani juga dilakukan equity bagi petani kecil di Indonesia
dalam rangka berbagi resiko (Susilowati, et Dalam pelaksanaan informal contract
all, 2010). farming setiap petani kecil yang terlibat
memiliki kesamaan bahwa petani kecil
Kelemahan dan Keuntungan Informal kesulitan dalam mengakses sumber modal
Contract Farming yang sangat dibutuhkan untuk
Berdasarkan uraian diatas tentang menyelenggarakan usahatani mereka.
penerapan Informal contract Farming baik Semakin kurang modal maka posisi tawar
di luar negri atau pun dalam Indonesia petani kecil akan semakin rendah.
sendiri maka dapat ditarik suatu benang Kenudahan yang mereka rasakan berupa
merah dari semuanya. Adapun keuntungan mudahnya mendapatkan uang tunai dengan
dari perjanjian tersebut adalah waktu yang cepat pada dasarnya adalah
a. Dapat diakses dengan cepat dan mudah kerugian mereka karena kehilangan
Tidak seperti pada perjanjian yang lain kesempatan untuk mendapatkan harga yang
yang lebih ridgit dalam persoalan lebih baik.
administrasi maka perjanjian informal Maka untuk perbaikan kesejahteraan
sangat mudah untuk dilaksanakan, petani kecil kedepannya pemerintah harus
hanya diaampaikan secara lisan saja. turut campur untuk memperbaiki akses
Persyaratan yang dituntut oleh petani terhadap sistem permodalan yang
perusahaan ataupun pedagang sangat sederhana dan tidak menyulitkan petani
sedikit. Dengan cepat transaksi dalam mengaksesnya. Dengan permodalan
diselesaikan dan petani kecil dapat yang kuat maka petani mampu melakukan
menikmati uang tunai sesegera tawar menawar dengan pedagang yang
mungkin. selama ini dengan posisi yang tidak setara
b. Tidak ada konsekwensi hukum telah memanfaatkan kelemahan petani
Tanpa ada perjanjian yang tertulis maka dibidang permodalan untuk membuat
tidaka ada bukti bagi perusahaan untuk kontrak yang menguntungkan salah satu
menuntut petani apabila terjadi pihak saja.
persengketaan diantara keduanya Contract Farming dengan sistem
c. Dibuat berdasarkan azas kepercayaan informal cendrung untuk dilanggar bila ada
Kepercayaan adalah hal yang paling kesempatan yang lebih baik (harga yang
penting dalam membuat perjanjian lebih baik) sehingga akan merugikan salah
seperti ini. Tanpa kepercayaan maka satu pihak. Apabila hal ini dilanjutkan maka
akan sulit buat pelaku agribisnis untuk kedepannya tidak akan ada lagi saling
merelakan uangnya dipakai oleh petani. percaya dan yang ada masing masing pihak
Walaupun begitu sebenarnya petani kecil saling mencurangi bila ada kesempatan.
adalah pihak yang paling dirugikan dengan Untuk menghindari hal tersebut maka
adanya perjanjian informal ini seperti : perjanjian yang selama ini dilakukan secara
a. Petani berada dalam posisi tawar yang lisan harus dibuat tertulis dengan
lemah sehingga biasanya pedagang/ persyaratan yang jelas dan disertai dengan
investor/ perusahaan dapat membuat isi hak dan kewajiban yang jelas dari masing
kontrak yang menguntungkan satu masing pihak. Untuk itu peran pemrintah
pihak saja. adalah untuk melindungi pihak pihak yang
b. Kemungkinan untuk mungkir dari terlibat dalam contract farming
perjanjian besar Contract farming yang dijalankan dengan
baik dan dipatuhi oleh kedua belah pihak
 
23 
 
Sosial dan Ekonomi Pertanian – Februari 2018, 12(1) 14 - 24

memiliki beberapa keuntungan antara lain in The Growth of Small Cattle Herds
menjamin kepastian harga antara kedua on The Floodplains of The Lower
belah pihak dan juga adanya jaminan Amazon. Agriculture and Human
tersdianya produk dengan jumlah yang Values 21 :377-386. Khiwer
cukup, kontinu dan tersedia pada waktu Academic Publishers. Netherland
yang telah ditentukan. Patrick, Ian. 2008. Contract Farming in
Indonesia : Smallholders and
SIMPULAN Agribusiness Working Together.
Berdasarkan penelitian yang telah University of New England.
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan Australia.
bahwa di Indonesia terdapat perjanjian Romero. JP. 2006. Contract Farming and
perjanjian informal yang dilakukan oleh Producer Partisipation In The
petani secara turun menurun dan Avocado Industry in Mchoacan : The
disesuaikan dnegan tradisi lokal. Perjanjian Case of Calavo De Mexico. Thesis.
dengan sistem ini dapat terus dilanjutkan Simon Fraser University. Canada.
karena sudah familiar dilakukan oleh Simmons, Phil. Overview of Smallholder
petani. Walaupun begitu ada beberapa Contract Farming in Developing
perbaikan perbaikan yang dilakukan dalam Countries. Armidale. Graduate
merumuskan kontrak dengan petani agar School of Agricultural and Resource
petani kecil tidak dirugikan. Pelaksanaan Economics University of New
informal contract farming masih memiliki England. Australia.
kelemahan kelemahan yang harus Susilowati et all, 2010. Proposal RPTP,
diperbaiki antara lain petani dirugikan Indikator Pembanguan Pertanian dan
dengan penetapan harga yang berada Pedesaan : Karakteristik Sosial
dibawah harga pasar, posisi tawar petani Ekonomi Petani Padi. Pusat Analisis
lemah dan kemungkinan untuk melakukan Sosial Ekonomi dan Kebijakan
penyelewengan besar. Untuk itu perlu Pertanian. Departemen Pertanian.
dukungan dari pemerintah berupa bantuan Jakarta
untuk mengatasi perselisihan yang timbul, Umberger, W. (2015) . Developing
dan sekaligus memberikan payung hukum Smallholder Inclusive Value Chain
atas tindakan tindakan yang merugikan Models for Local and Global Market.
salah satu pihak. Global Food Studies.
Wang, HH. Zhang,Y. Wu,L. 2011. Is
PUSTAKA Contract Farming A Risk
Bappenas. 2014. Kinerja Pembangunan Management Instrument For Chinese
2004-2012. Jakarta Farmers? Evidence From A urvey Of
Daryanto,A. 2009. Peranan Kemitraan Vegetable Farmers In Shandong.
dalam Manajemen Rantai Nilai Bisnis China Agricultural Economic
Peternakan. Trobos Mei 2009.  Review. Vol 3 no 4. 2011. Emerald
http://www.mb.ipb.ac.id Group Publishing Limited
DCED. .http:/dced.net/paged/inclusive- Wijaya, F. 1991. Perkreditan dan Bank dan
business. Diakses tanggal 22 januai Lembaga Lembaga Keuangan Kita.
2016. BPFE Yogyakarta.
Gemi Nastiti. Akhmad solehuddin Rural
Economic Development.
Jabbar, MA.et all. Formal and Informal
Contract Farming in Poultry in
Bangladesh.
Merry, FD, Sheikh, PA and McGrath, DG.
2004. The Role Of Informal Contract
 
24 
 

Anda mungkin juga menyukai