Anda di halaman 1dari 18

AGRITECH : Vol. XV No.

2 Desember 2013 : 87 – 104 ISSN : 1411-1063

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI


DALAM PENJUALAN PADI KE TENGKULAK
DI KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

Hermanto Hutabarat
Akademi Pertanian HKTI Banyumas

Masuk November 2013; Diterima Desember 2013

ABSRACT

Most of the population in Sub Jatilawang subsistence are farmers . In carrying out
its activities people still rely on middlemen to facilitate their business . The purpose of this
study was to determined the factors that influence farmers in selling paddy to middlemen in
District Jatilawang Banyumas. The method used was a survey method . Header retrieval
techniques using simple random sampling . The samples used were 98 respondents .The
results of thist study are rice production , the price of rice , the family consumption ( F =
610.484 ) and cash costs may affect the sales of rice farmers to middlemen ( t1 = 28.5 , t2 =
0.057 , t3 = t4 = 12.209 and 11.209 ) . But individually variable does not affect the sale price
of paddy to farmers . The variables that most influence on rice sales to middlemen ie rice
production variables ( X1 = 28.534 , X2 = 0.057 , X3 = X4 = 12.209 and 11.107 ).

Keyword: Seeling, paddy and middleman.

PENDAHULUAN pertanian abadi (Anonymous, 2008).


Indonesia merupakan negara Sehingga sebagian besar dari penduduknya
dengan wilayah yang sangat luas yang bermata pencaharian sebagai petani,
jumlah penduduknya mencapai 220 juta khususnya petani padi. Karena sebagian
jiwa. Luas lahan untuk pertanian sekitar besar penduduk Indonesia makanan
107 juta hektar dari total luas daratan pokoknya adalah beras.
Indonesia sekitar 192 juta hektar, tidak Petani sebagai salah satu mata
termasuk Maluku dan Papua. Sekitar 43,19 pencaharian, semakin hari semakin tidak
juta hektar telah digunakan untuk lahan digemari terutama oleh para generasi
sawah, perkebunan, pekarangan, tambak muda. Petani dalam konteks pergaulan
dan ladang, sekitar 2,4 juta hektar untuk sosial, ekonomi dan politik selalu menjadi
padang rumput, sekitar 8,9 juta hektar kelompok yang terpinggirkan dan sering
untuk tanaman kayu-kayuan, dan lahan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
yang tidak diusahakan seluas 10,3 juta ha. Padahal sebagai negeri agraris, Indonesia
Pemerintah dalam kaitannya dengan memiliki potensi yang melimpah ruah
program RPPK (Revitalisasi Pertanian, sehingga semestinya pembangunan sektor
Perikanan dan Kehutanan), telah bersedia pertanian mampu semakin meningkatkan
menyediakan 15 juta hektar untuk lahan kesejahtaraan petani dan peranan petani

87
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

dalam berbagai bidang kehidupannya, baik permodalan saja, tetapi juga sistem
itu pembangunan kualitas kehidupan yang perkreditan. Menurut E. Kurniati dan L. C.
bercorak fisik-materill maupun mental- Hawa dalam jurnalnya (2003), ada masalah
spiritual (Kurniati dan Hawa, 2003). lain yang sesungguhnya dihadapi oleh para
Walaupun sebagian besar petani sampai saat ini. Pertama
penduduk Indonesia adalah petani kepemilikan lahan semakin sempit,
(bermata pencaharian di sektor pertanian), sehingga pengelolaannya menjadi tidak
namun masih banyak masalah yang efisien dan tidak ekonomis. Kedua tingkat
dihadapi oleh para petani tersebut. Aneka pengetahuan/ keterampilan individu petani
permasalahan itu antara lain misalnya masih relatif rendah sehingga tidak mampu
aspek harga produksi yang sering mencakup semua aspek usahatani. Ketiga
mengalami fluktuasi (naik-turun), aspek modal usaha yang dimiliki, sebagian besar
pemasaran dan permodalan. Masalah harga masih relatif kecil, sehingga membatasi
komoditi hasil pertanian yang sering tidak ruang gerak petani dalam mengoptimalkan
stabil (dalam hal ini komoditi padi), usahataninya. Keempat organisasi di
tentunya sangat merugikan para petani tingkat petani, masih lebih bersifat
karena harga bahan-bahan produksi seperti organisasi/kelompok sosial, sehingga akan
pupuk dan obat-obatan cenderung sulit menjadi organisasi yang bermanfaat
mengalami kenaikan. Dari aspek secara ekonomis. Kelima pola usahatani
pemasaran dan permodalan, para petani belum berorientasi pada usahatani sebagai
juga sering mengalami hal yang perusahaan/industri dengan didasari jiwa
merugikan, bahkan para petani harus kewirausahaan.
terjebak ke dalam sistem pemasaran dan Persoalan ijon ataupun tengkulak
permodalan yang menguntungkan satu-satu merupakan hantu dan penyakit bagi para
pihak (dalam hal ini para tengkulak). petani yang harus diberantas dan
Sistem ketergantungan ini dimusnahkan dengan segala cara.
menciptakan suatu keadaan eksploitasi Mengingat tujuannya, pemberantasan
(pemasaran) yang dilakukan oleh para sistem ijon dan tengkulak ini adalah benar
tengkulak terhadap para petani. Sikap dan semua pihak menginginkannya baik
eksploitasi ini diwujudkan dengan pemerintah maupun petani itu sendiri yang
penentuan (patokan) harga di bawah harga terlibat dalam sistem itu. Diantaranya
pasar dan juga pembayaran secara cicil melalui usaha pemerintah yang
(bertahap). Para tengkulak tidak hanya memberikan bantuan berupa alat-alat
menguasai sistem pemasaran dan pertanian dan kredit lunak kepada para

88
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

petani yang dikenal dengan Kredit Usaha populer dan mudah diakses oleh siapapun
Tani (KUT), tetapi usaha tersebut tidak dan dari lapisan manapun (Heru Nugroho,
sesuai rencana bahkan dapat dikatakan 2001).
macet. Gambaran kehidupan petani yang
Dalam beberapa dekade terakhir, bergantung tengkulak inilah yang membuat
pemerintah di negara-negara berkembang timbulnya ketertarikan saya untuk meneliti.
salah satunya Indonesia, Keadaan pertanian di Kecamatan
menyelenggarakan kredit untuk petani Jatilawang menggambarkan pemilik modal
kecil agar mereka terhindar dari praktek dalam hal ini tengkulak sangat menentukan
rentenir atau tengkulak/ijon di pedesaan, berhasil tidaknya kegiatan pertanian.
dalam rangka meningkatkan produktivitas Apabila melihat sebuah lingkaran tahapan
petani dan meningkatkan integrasi sektor pertanian maka para tengkulak hampir
pertanian dengan pasar. Meskipun berpengaruh sepenuhnya. Diawali kegiatan
demikian, rentenir atau tengkulak/ijon menyewa, menanam, merawat, panen
masih memainkan peran penting dalam sampai kepada menjual produk atau hasil
mengintegrasikan kegiatan pertanian pertanian, petani tetap memiliki
dengan pasar. Dalam kenyataannya, ketergantungan pada tengkulak. Dan para
pekerjaan rentenir atau tengkulak/ijon tengkulak mempunyai pengaruh yang kuat
merupakan bagian dari cara produksi untuk mengintervensi petani.
kapitalis dengan menjalankan peran Dalam observasi awal, di
sebagai perantara antara lembaga finansial Kecamatan Jatilawang Kabupaten
formal dan informal. Pemerintah Indonesia Banyumas ditemukan bahwa penduduk
telah menyelenggarakan kredit dengan desa ini hampir seluruhnya bermata
bunga rendah untuk masyarakat petani atau pencaharian sebagai petani dimana petani
lapisan miskin melalui agen-agennya di daerah ini berkonsentrasi pada tanam-
seperti Bank Rakyat Indonesia, Badan tanaman padi. Kepemilikan tanah secara
Perkreditan Kecamatan, Badan Perkreditan personal tidak diketahui secara spesifik
Rakyat, dan lain-lain. Namun demikian, karena sebagian besar tanah merupakan
kredit semacam ini tidak selalu mencapai warisan turun-temurun dari orangtua.
target grupnya karena prosedur Kecamatan ini secara geografis terletak
administrasinya sulit diakses oleh pada dataran rendah dengan tanah yang
masyarakat petani atau lapisan miskin, subur dan merupakan sentra tanaman padi.
sementara kredit yang ditawarkan oleh Dari observasi awal tersebut, peneliti
para rentenir atau tengkulak/ijon lebih melihat bahwa petani hidupnya susah,

89
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

miskin dan tidak mempunyai kemampuan dan usaha tani secara


untuk memperbaiki keadaannya. keseluruhannya.
Berdasarkan hal tersebut penulis 3) Tenaga kerja
merasa tertarik untuk Analisis faktor-faktor Tenaga kerja adalah salah satu
yang mempengaruhi petani dalam unsur penentu, terutama bagi
penjualan padi ke tengkulak di Kecamatan usaha tani yang bergantung
Jatilawang Kabupaten Banyumas. kepada musim. Kelangkaan
tenaga kerja dapat berakibat
KONSEP USAHA TANI mundurnya penanaman
a. Pengertian sehingga berpengaruh pada
Usaha tani merupakan suatu pertumbuhan tanaman,
jalinan yang kompleks yang terdiri dari produktivitas dan kualitas
tanah, tumbuhan, hewan, peralatan, tenaga produk.
kerja, input dan pengaruh-pengaruh 4) Modal
lingkungan yang dikelola oleh seseorang Menurut Suratiyah (2006)
yang disebut petani sesuai dengan tanah serta alam sekitarnya dan
kemampuannya dan aspirasinya tenaga kerja adalah faktor
(Reintjntjes, 2004). produksi asli, sedangkan modal
Menurut Suratiyah (2006) faktor- dan peralatan merupakan
faktor yang bekerja dalam usaha tani substitusi faktor produksi tanah
adalah faktor alam, tenaga dan modal. dan tenaga kerja.
Fakor alam dapat dibedakan menjadi dua b. Ukuran Pendapatan dan Keuntungan
yaitu faktor tanah dan lingungan alam Usahatani
sekitarnya seperti ketersediaan air, suhu Beberapa istilah yang digunakan
dan lain-lain. untuk ukuran pendapatan dan keuntungan
1) Faktor iklim usahatani (Soekartawi, 2006):
Faktor iklim sangat penting 1) Pendapatan kotor usahatani
terkait dengan komoditas yang adalah ukuran hasil perolehan
diusahakan dalam usaha tani. total sumberdaya yang
2) Faktor tanah digunakan dalam usahatani.
Tanah merupakan faktor Istilah lain dari pendapatan
produksi yang penting karena kotor usahatani adalah nilai
tanah merupakan tempat produksi atau penerimaan kotor
tumbuhnya tanaman, ternak usaha tani.

90
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

2) Pendapata kotor tunai benda tidak termasuk dalam


didefisinisikan sebagai nilai pengeluaran tunai.
yang yang diterima dari 6) Pengeluaran tidak tunai adalah
penjualan produk usaha tani. nilai semua input yang
Pendapatan kotor tunai usaha digunakan namun tidak dalam
tani tidak mencakup pinjaman bentuk uang. Contoh keluaran
uang untuk keperluan usaha ini adalah nilai barang dan jasa
tani yang berbentuk benda dan untuk keperluan usaha tani
yang dikonsumsi yang dibayar dengan benda
3) Pendapatan kotor tidak tunai atau berdasarkan kredit.
merupakan pendapatan bukan 7) Selisih antara pendapatan kotor
dalam bentuk uang, serta hasil usaha tani dnegan pengeluaran
panen yang dikonsumsi, usaha tani disebut pendapat
digunakan untuk bibit atau bersih usaha tani. Pendapatan
makanan ternak, digunakan bersih usahatani mengukur
untuk pembayaran, disimpan di imbalan yang diperoleh
gudang dan menerima keluarga petani akibat dari
pembayaran dalam bentuk penggunaan faktor-faktor
benda. produksi.
4) Pengeluaran total usaha tani 8) Penampilan usaha tani kecil
didefinisikan sebagai nilai dinilai dengan mengukur
semua input yang habis penghasilan bersih usaha tani.
terpakai atau dikeluarkan Ukuran ini diperoleh dari hasil
didalam produksi, tetapi tidak pengurangan antara pendapatan
termasuk tenaga kerja keluarga bersih dengan bunga yang
petani. Pengeluaran usaha tani dibayarkan kepada modal
mencakup pengeluaran tunai pinjaman, biayua yang
dan tidak tunai. diperhitungkan dan penyusutan
5) Pengeluaran tunai adalah c. Pengeluaran Usaha Tani
pengeluaran berdasarkan nilai Biaya usaha tani diklasifikasikan
uang. Jadi segala keluaran menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost)
untuk keperluan usaha tani dan biaya tidak tetap (variabel cost). Viaya
yang dibayar dalam bentuk tetap atau fixed cost diartikan sebagai
sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya

91
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

dan terus dikeluarkan walaupun output Y : produksi yang diperoleh


yang diperoleh banyak atau sedikit. dalam suatu usaha tani
Menurut Soekartawi (2006) biaya tetap Py : Harga Y
adalah biaya yang tidak ada kaitannya
dengan jumlah barang yang diproduksi, TATA NIAGA PERTANIAN
petani harus membayarnya berapapun a. Pengertian Tataniaga Pertanian
jumlah komoditas yang dihasilkan Menurut Limbong dan Sitorus
usahataninya. Sementara biaya tidak tetap (1987) dalam Wulandari, 2008) pada
atau variabel cost merupakan biaya yang dasarnya tataniaga memiliki pengertian
besar kecilnya dipengaruhi oleh komoditas yang sama dengan pemasaran. Para ahli
pertanian yang diperoleh atau tergantung telah mendefinisikan pemasaran atau
pada sifat dan waktu pengambilan tataniaga sebagai sesuatu yang berbeda-
keputusan tersebut. beda sesuai sudut pandang mereka.
d. Pendapatan Usaha Tani Pemasaran atau tataniaga dapat
Menurut Rahim dan Hastuti (2007) didefinisikan sebagai suatu proses
pendapatan usaha tani merupakan selisih manajerial dimana individu atau kelompok
antara penerimaan dan semua biaya atau di dalamnya mendapatkan apa yang
dengan kata lain pendapatan usaha tani mereka butuhkan dan inginkan dengan
meliputi pendapatan kotor atau penerimaan menciptakan, menawarkan,
total dan pendapatan bersih. mempertukarkan produk yang bernilai
Pendapatan usaha tani dapat dengan pihak lain.
dirumuskan sebagai berikut: b. Lembaga-Lembaga, Saluran Dan
Pd = TR-TC Fungsi Pemasaran Hasil
TR = Y x Py Pertanaian
TC = FC + VC 1) Lembaga Pemasaran
Berdasarkan penguasaannya
Dimana: terhadap komoditi yang di perjual belikan
Pd : pendapatan usahatani lembaga pemasaran, di bedakan menjadi
TR : total penerimaan (total 3 kelompok :
revenue) a) Lembaga pemasaran yang
TC : Total biaya (total cost) bukan pemilik namun
FC : Biaya tetap (fixed cost) mempunyai kuasa atas
VC : Biaya variabel (variable produk (agent middleman), di
cost) antarnya ;

92
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

(1) perantara makelar atau (3) Eksporter dan importer


broker baik selling c) Lembaga pemasaran yang
broker maupun buying tidak memiliki dan tidak
broker. menguasai produk pertanian
(2) Commission agent, yang ditransaksikan ;
yaitu pedagang (1) Processors dan
perantara yang secara manufaktur. Lembaga-
aktif turut serta dalam lembaga ini sangat
pelaksanaan fungsi berperan dalam proses
pemasaran terutama agroproduk sebab
yang berkaitan dengan keberadaannya menjadi
proses seleksi produk, jaminan pasar bagi
penimbangan dan produk pertanian
grading. Umumnya (2) Facilitative organization,
mereka memperoleh salah satu bentuk
komisi dari perbedaan oragnisasi fasilitatif yang
harga produk. sudah di kenal di
b) Lembaga pemasaran yang Indonesia adalah pasar
memilki dan menguasai lelang ikan (TPI). Sub
produk pertanian yang terminal agribisnis,
diperjualbelikan, antara lain ; walaupun belum
(1) Pedagang pengumpul, sepenuhnya berjalan
penebas, tengkulak atau dengan baik sudah
contract buyer dan whole menawarkan alternatif
seller. transaksi berbagai produk
(2) Grain millers, pedagang pertanian melalui lelang.
atau lembaga pemasaran (3) Trade associations,
yang memiliki gudang asosiasi perdagangan
menyimpan produk agro produk yang
pertanian. Mereka terutama bertujuan untuk
membeli aneka produk mengumpulkan,
pertanian utamanya padi mengevaluasi dan
dan palawija serta mendistribusikan
menangani pasca panen.

93
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

informasi pada pedagang pengecer.


anggotanya Pembelian oleh pengecer
2) Saluran Pemasaran dilayani oleh pedagang besar
Fungsi utama dari saluran dan pembelian oleh
pemasaran ialah menyalurkan konsumen dilayani pengecer
barang dari produsen ke saja.
konsumen. Terdapat berbagai d) Produsen – agen – pedagang
macam saluran pemasaran : pengecer – konsumen,
a) Produsen – konsumen, bentuk produsen memilih agen
saluran pemasaran ini sebagai penyalurnya. Ia
merupakan yang paling menjalankan kegiatan
pendek dan sedehana Karena perdagangan besar dalam
tanpa menggunakan saluran distribusi yang ada.
perantara. Produsen dapat Sasaran penjualannya di
menjual produk langsung ke tujukan kepada pedagang
konsumen. Saluran biasa pengecer besar.
disebut saluran distribusi e) Produsen - agen - pedagang
pemasaran langsung. besar - pedagang pengecer –
b) Produsen – pengecer – konsumen, dalam saluran ini
konsumen, dalam saluran ini produsen menggunakan agen
produsen hanya melayani sebagai perantara untuk
Penjualan dalam jumlah besar menyalurkan barangnya ke
kepda pedagang pengecer. pedagang besar yang
Pembelian oleh konsumen kemudian menjualnya ke
dilayani pengecer saja. tokoh kecil.
c) Produsen – pedagang besar – (3) Margin pemasaran
pedagang pengecer – Dahl and Hammond (1977)
konsumen, saluran distribusi mendefinisikan margin pemasaran sebagai
ini banyak di gunakan yang perbedaan harga dit9ingkat yang berbeda
dinamakan saluran distribusi dalam sistem pemasaran. Margin
tradisional. Disini produsen pemasaran adalah perbedaan antara harga
hanya melayani Penjualan di tingkat petani (Pf) dan harga di tingkat
dalam jumlah besar kepda pengecer (pr). Secara grafis margin
pedagang besar saja, tidak ke tataniaga dapat dilihat pada gambar 1.

94
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor
Faktor-faktor
faktor yang Mempengaruhi Petani ...

Sr
Sf
Pr

Pf
Dr
Df
0
Qrf Q

Gambar 1. Kurva Permintaan Asal dan Turunan

Keterangan :
Pr : harga ditingkat pengecer
Sr : penawaran di tingkat pengecer
De : permintaan ditingkat pengecer
Pf : harga ditingkat petani
Sf : penawaran ditingkat petani
Df : Permintaan ditingkat petani
Qrf : Jumlah keseimbangan ditingkat petani dan pengecer

METODE PENELITIAN dilakukan dengan metode simple random


Metode penelitian yang digunakan sampling.. Pemilihan metode ini dengan
dalam penelitian ini adalah metode survey. pertimbangan bahwa besarnya varians
varian
Metode survey adalah pengamatan atau populasi dilihat dari tingkat pendidikan
penyelidikan secara kritis untuk petani relatif homogen. Penentuan jumlah
mendapatkan keterangan yang jelas dan sampel dalam penelitian ini menggunakan
baik terhadap sesuatu persoalan tertentu di rumus Slovin yang dikemukakan oleh
dalam suatu daerah tertentu (Suprapto, Notoatmodjo (2005) dengan rumus sebagai
2002). Tujuannya adalah untuk berikut:
mendapatkan gambaran yang mewakili
daerah itu dengan benar.
Penelitian ini dilaksanakan di
Keterangan:
Kecamatan Jatilawang Kabupaten
N = Besar Populasi
Banyumas. Waktu penelitian yaitu bbulan
n = Besar sampel
November 2012 – Agustus 2013. Sasaran
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan (10%)
penelitiannya adalah petani padi di
Kecamatan Jatilawang Kabupaten
Banyumas. Pengambilan sampel petani
95
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor
Faktor-faktor
faktor yang Mempengaruhi Petani ...

Dengan menggunakan rumus diatas X3 = Konsumsi keluarga


dapat diambil jumlah sampel sebagai X4 = Biaya kebutuhan uang tunai
berikut: b1, b2, b3, b4 = Koefisien variabel
X1, X2, X3 dan X4
Menguji keberartian persamaan
Dimana:
regresi liner berganda dimaksudkan untuk
n = 97,89 dibulatkan menjadi 98
menyiapkan apakah persamaan regresi
yang didapat berdasarkan penelitian
Untuk menganalisis faktor
faktor-faktor
signifikan atau tidak (linear atau tidak
(produk padi petani, harga padi,
adi, konsumsi
linear). Sehingga persamaan tersebut
keluarga dan kebutuhan uang tunai) yang
digunbakan untuk pengambilan
mempengaruhi banyaknya penjualan padi
kesimpulan lebih lanjut.
petani maka digunakan analisis regresi
linear berganda. Dengan persamaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Sudjana, 2006) :
A. Analisis Data
Y = a + b1X1+ b1X1+ b2X2+ b3X3+
1. Analisis Regresi Linear Berganda
b4X4
Untuk menguji hipotesis pertama
Dimana:
digunakan regresi linear berganda dengan
Y = Penjualan padi ke petani
menggunakan program SPSS. Adapun
X1 = Produksi padi
input data adalah sebagai berikut
X2 = Harga padi
Tabel 4.3. Analisis regresi linear berganda

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 X4, X2, X3, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen


metode regresi berganda yang digunakan. dimasukkan dalam penelitian ini dan tidak
Pada analisis regresi berganda digunakan adaa yang dihiangkan salah satunya.
empat variabel independen yaitu : produksi Sedangkan metode yang dipergunakan
padi (X1), harga padi (X2), konsumsi adalah metode enter yang memungkinkan
keluarga (X3) dan biaya uang tunai (X4). memasukkan variabel independen
Dari tabel di atas juga dapat diketahui sekaligus menganalisa.

96
AGRITECH : Vol. XV No. 2 Desember 2013 : 87 – 104 ISSN : 1411-1063

Tabel 4.4. Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.474 405.437 .006 .995
X1 1.020 .036 .997 28.534 .000
X2 .006 .101 .001 .057 .954
X3 .965 .079 .259 12.209 .000
X4 1.001E-5 .000 .039 11.107 .001
a. Dependent Variable: Y

Pada tabel koefisien akan dapat kenaikan penjualan padi kepada


dilihat nilai konstanta persamaan linear tengkulak sebesar 1,020 kg.
berganda yang akan dipergunakan dalam c. Koefisien regresi harga padi
penelitian ini. Dari tabel koefisien diatas (X2) sebesar 0,006; artinya
dapat diperoleh persamaan linear berganda setiap kenaikan harga padi
sebagai berikut: petani sebesar 1 satuan, maka
Y= 2,474 + 1,020X1 + 0,006 X2 + 0,965 X3 akan menyebabkan kenaikan
+ 1,001 X4 penjualan padi kepada tengkulak
sebesar 0,006 kg.
Dari persamaan regresi linear
d. Koefisien regresi konsumsi
berganda tersebut dapat diartikan sebagai
keluarga (X3) sebesar 0,965;
berikut:
artinya setiap kenaikan
a. Konstanta sebesar 2,474; artinya
konsumsi keluarga sebesar 1
jika produksi padi petani, harga,
satuan, maka akan menyebabkan
konsumsi keluarga dan biaya
penurunan penjualan padi
uang tunai nilainya adalah 0,
kepada tengkulak sebesar 0,965
maka petani akan menjual
kg.
padinya kepada tengkulak (Y)
e. Koefisien regresi biaya uang
nilainya positif yaitu sebesar
tunai (X4) sebesar 1,001; artinya
2,474.
setiap kenaikan biaya uang tunai
b. Koefisien regresi produksi padi
sebesar 1 satuan, maka akan
petani (X1) sebesar 1,020;
menyebabkan kenaikan
artinya setiap kenaikan produksi
penjualan padi kepada tengkulak
padi petani sebesar 1 satuan,
sebesar 1,001 kg.
maka akan menyebabkan

97
AGRITECH : Vol. XV No. 2 Desember 2013 : 87 – 104 ISSN : 1411-1063

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .981 .963 .962 82.841
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
pengaruh produksi padi (X1), harga padi
Berdasar tabel di atas dapat
(X2), konsumsi keluarga (X3) dan biaya
diketahui, dapat diketahui besarnya
uang tunai (X4) terhadap penjualan padi
kontribusi variabel yang didapat dari
kepada tengkulak sebesar 96,3 persen.
koefisien determinasi. Maka nilai R Square
Sedangkan sisanya sebesar sebesar 3,7
atau R2 (koefisien determinasi) hasil
persen (100-96,3) dipengaruhi oleh
regresi diperoleh nilai R Square = 0,963,
variabel lain yang tidak diteliti.
hasil tersebut menunjukkan bahwa

2. Uji Hipotesis Pertama


ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.676E7 4 4189557.598 610.484 .000a
Residual 638229.853 93 6862.687
Total 1.740E7 97
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
b. Dependent Variable: Y
a. Uji F tengkulak.
Hasil uji F untuk koefisien regresi b. Uji t
diperoleh hasil F hitung 610,484 dengan Uji t diperlukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi 0,000. Untuk nilai F apakah produksi padi, harga padi,
tabel dicari pada F tabel dengan V1= konsumsi keluarga dan biaya uang tunai
adalah dk pembilang =4 dan V2= adalah secara parsial dapat mempengaruhi
dk penyebut = 98, maka diperoleh F tabel penjualan padi petani ke tengkulak. Untuk
sebesar 3,21. Dengan hasil tersebut maka membuktikannya maka dalam uji t
dapat disimpulkan bahwa F hitung > F menggunakan tingkat kepercayaan 95%
tabel atau 610,484 > 3,21 dan nilai dengan derajat kebebasan (degree of
signifikansi sebesar 0,000 < 0,005. Maka freedom) df =4. Untuk uji dua sisi
keputusan yang diambil yaitu menolak Ha. menggunakan:
Karena Ha: β1≠ β2≠ β3≠ β4 yaitu seluruh α 5% = 0,05/2 = 0,025
variabel bebas yaitu produksi padi, harga dimana:
padi, konsumsi keluarga dan biaya uang df =n–4
tunai secara bersama-sama dapat = 98 – 4
mempengaruhi penjualan padi petani ke
98
AGRITECH : Vol. XV No. 2 Desember 2013 : 87 – 104 ISSN : 1411-1063

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.474 405.437 .006 .995
X1 1.020 .036 .997 28.534 .000
X2 .006 .101 .001 .057 .954
X3 .965 .079 .259 12.209 .000
X4 1.001E-5 .000 .039 11.107 .001
a. Dependent Variable: Y

a. Berdasarkan uji hipotesis dengan diperoleh dengan nilai alpha


menggunakan uji t. Nilai t untuk sebesar 5% dan df sebesar 96
koefisien produksi padi adalah diperoleh nilai t tabel sebesar
28,534 dengan nilai signifikansi 1,960, dengan keputusan
0,000. Nilai t tabel untuk menerima Ho serta menolak Ha
pengujian signifikansi diperoleh jika t hitung < t tabel dan nilai
dengan nilai alpha sebesar 5% signifikansi > 5%. Dan menolak
dan df sebesar 96 diperoleh nilai Ho serta menerima Ha jika t
t tabel sebesar 1,960, dengan hitung > t tabel dan nilai
keputusan menerima Ho serta signifikansi < 5%. Dari
menolak Ha jika t hitung < t perhitungan di atas dapat
tabel dan nilai signifikansi > 5%. disimpulkan bahwa nilai t hitung
Dan menolak Ho serta menerima < t tabel dengan nilai signifikansi
Ha jika t hitung > t tabel dan sebesar 0,954 atau > 5%. Ini
nilai signifikansi < 5%. berarti tidak terdapat pengaruh
Dari perhitungan di atas dapat antara harga padi dengan
disimpulkan bahwa nilai t hitung penjualan padi kepada tengkulak.
> t tabel dengan nilai signifikansi c. Nilai t untuk koefisien konsumsi
sebesar 0,000 atau < 5%. Ini keluaga adalah 12,209 dengan
berarti terdapat pengaruh antara nilai signifikansi 0,000. Nilai t
produksi padi dengan penjualan tabel untuk pengujian signifikansi
padi kepada tengkulak. diperoleh dengan nilai alpha
b. Nilai t untuk koefisien harga padi sebesar 5% dan df sebesar 96
adalah 0,057 dengan nilai diperoleh nilai t tabel sebesar
signifikansi 0,954. Nilai t tabel 1,960, dengan keputusan
untuk pengujian signifikansi menerima Ho serta menolak Ha

99
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

jika t hitung < t tabel dan nilai Nilai t hitung X2 = 0,057


signifikansi > 5%. Dan menolak Nilai t hitung X3 = 12,209
Ho serta menerima Ha jika t Nilai t hitung X4 = 11,107
hitung > t tabel dan nilai Berdasar nilai t hitung maka nilai
signifikansi < 5%. Dari terbesar yaitu pada X1. Jadi
perhitungan di atas dapat variabel yang paling berpengaruh
disimpulkan bahwa nilai t hitung terhadap penjualan padi ke petani
> t tabel dengan nilai signifikansi adalah produksi padi petani.
sebesar 0,000 atau < 5%. Ini
berarti terdapat pengaruh antara B. Pembahasan
konsumsi keluarga dengan 1. Hipotesis Pertama
penjualan padi kepada tengkulak. Secara bersama-sama
d. Nilai t untuk koefisien kebutuhan produksi padi, harga padi,
uang tunai adalah 11,107 dengan konsumsi keluarga dan biaya uang
nilai signifikansi 0,001. Nilai t tunai dapat mempengaruhi
tabel untuk pengujian signifikansi penjualan padi petani ke tengkulak.
diperoleh dengan nilai alpha Namun secara individu variabel
sebesar 5% dan df sebesar 96 harga tidak berpengaruh terhadap
diperoleh nilai t tabel sebesar ......, penjualan padi petani kepada
dengan keputusan menerima Ho tengkulak.
serta menolak Ha jika t hitung < t Pendapatan petani hanya
tabel dan nilai signifikansi > 5%. diterima setiap musim panen saja,
Dan menolak Ho serta menerima sedangkan pengeluaran yang harus
Ha jika t hitung > t tabel dan nilai diadakan setiap hari, setiap minggu
signifikansi < 5%. Dari bahkan kadang-kadang dalam
perhitungan di atas dapat waktu yang sangat mendesak
disimpulkan bahwa nilai t hitung sebelum panen tiba baik itu
> t tabel dengan nilai signifikansi pengeluaran untuk biaya produksi
sebesar 0,001 atau < 5%. Ini seperti pengerjaan lahan,
berarti terdapat pengaruh antara penanaman, pemupukan, perawatan
kebutuhan uang tunai dengan dan biaya panen maupun untuk
penjualan padi kepada tengkulak. kebutuhan hidup sehari-hari seperti
3. Uji Hipotesis Kedua pangan, sandang dan perumahan
Nilai t hitung X1 = 28,534 serta biaya sekolah anak-anak

100
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

mereka. Belum lagi masalah hama dengan jaminan tanaman maupun


dan penyakit tanaman yang tidak hasil pertanian mereka dengan
jarang harus mereka hadapi, itulah bunga yang sangat tinggi jauh lebih
sebabnya kebanyakan keperluan tinggi daripada tingkat suku bunga
petani yang besar hanya bisa yang berlaku.
dipenuhi pada masa panen. Transaksi penjualan oleh
Karena harga hasil-hasil petani kepada tengkulak terjadi di
pertanian sangat rendah pada saat sawah, oleh karena itu sebagian
panen, maka sebenarnya petani besar petani lebih memilih menjual
merasa dua kali terpukul, yaitu padi ke tengkulak dan tengkulak
pertama karena harga produksinya membeli padi yang masih
yang rendah dan kedua karena ia mempunyai kadar air yang tinggi.
harus menjual lebih banyak untuk Sehingga menyebabkan harga padi
mencapai jumlah uang yang yang dijual ke tengkulak
diperlukannya. Yang sangat sering mempunyai harga yang rendah.
merugikan petani adalah Sedangkan apabila petani menjual
pengeluaran-pengeluaran besar padi ke KUD, selain petani harus
petani yang kadang tidak dapat membawa padi ke KUD, KUD juga
diatur dan tidak dapat ditunggu hanya membeli padi yang kering
sampai panen tiba, misalnya giling dengan standar air harus
kematian dan tidak jarang juga sesuai dengan yang telah
pesta perkawinan atau selamatan ditetapkan.
lainnya. Dalam hal demikan petani 2. Hipotesis Kedua
sering menjual tanamannya pada Produksi padi sangat
saat masih hijau di sawah atau berpengaruh terhadap penjualan
pekarangan dan ladang-ladang padi ke tengkulak. Pada umumnya
mereka, baik dengan harga penuh petani di Kecamatan Jatilawang
atau berupa pinjaman sebagian menjual padinya pada saat setela
(Mubyarto, 2002). Hal-hal panen sampai dengan dua bulan
demikianlah yang menyebabkan setelah panen dengan keadaan
kebanyakan petani terjebak ke gabah kering lumbung, hal tersebut
dalam sistem ijon ataupun dikarenakan pada saat itu petani
tengkulak yang memberikan banyak membutuhkan biaya uang
pinjaman kepada para petani tunai untuk pembiayaan produksi

101
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

padi kemali pada musim tanam II. SIMPULAN


berikutnya, maupun untuk
memenuhi kebutuhan komsumtif 1. Secara bersama-sama produksi
(hajatan, selamatang, barang padi, harga padi, konsumsi
perhiasan dan pajak). keluarga dan biaya uang tunai
Petani dengan tingkat dapat mempengaruhi penjualan
produksi yang tinggi (sawah luas) padi petani ke tengkulak. Namun
biasanya akan menjual sebagian secara individu variabel harga tidak
padinya tidak tergesa-gesa tetapi berpengaruh terhadap penjualan
menunggu kebutuhan dan harga padi petani kepada tengkulak.
yang tinggi. Sedangkan petani 2. Variabel yang paling berpengaruh
dengan tingkat produksi rendah terhadap penjualan padi ke
akan menjual padinya dengan tengkulak yaitu variabel produksi
segera untuk menutup kebutuhan padi.
yang mendesak dengan lembaga
pemasaran yang mau membeli Saran yang dapat diajukan pada
dengan harga yang mereka penelitian ini yaitu:
inginkan (mereka mempunyai 1. Para tengkulak yang selama ini
alternatif tengkulak lebih hanya dianggap negatif, sebagai
menguntungkan daripada ke biang keladi yang merusak harga
KUD). komoditas pertanian. Petani tidak
Walaupun petani sebagai diuntungkan karena harga tertekan
produsen padi tetapi dan konsumen dirugikan karena
adakalanya padi yang diperoleh tidak mendapat harga yang wajar
tidak mencukupi kebutuhan untuk kebutuhan konsumsi.
konsumsi selama musim Keberadaannya yang sudah berakar
penanaman padi, kecuali petani dalam sistem perdagangan
dengan tingkat produksi per kapita komoditas pertanian di Indonesia,
tinggi. Petani dengan produksi harus dimanfaatkan secara positif
rendah akan membeli padi pada lewat pembinaan, pengarah dan
bulan tertentu, jadi mereka “grand design” yang berjung pada
menjual padinya karena kebutuhan peningkatan produksi, kestabilan
mendesak. harga dan kesejahteraan petani.

102
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

2. Metode ini dapat diterapkan oleh Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen


Agribisnis. Jakarta: Bumi
pemerintah maupun swasta Aksara.
(sebagai investor dan advocator)
Hernanto, F.1989. Ilmu Usahatani.
yang berniat untuk memajukan Penebar Swadaya. Jakarta.
pertanian Indonesia, tanpa harus Heru Nugroho. 2001. Negara Pasar dan
mengalami ongkos kerugian malah Keadilan Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
menjadi sebuah lahan bisnis baru.
Kertawali. 2008. Pokok-pokok Ilmu
Jadikan para tengkulak sebagai Tataniaga. Jakarta : PT
agen perubahan yang dapat men Pembangunan.

ingkatkan produksi, kualitas produk Kusumah. 2004. Tataniaga Pertanian.


Bogor: IPB.
pertanian, kesejahteraan petani dan
stabilitas harga pasar yang Kurniati dan Hawa. 2003. Studi Kesiapan
Petani Untuk Melaksanakan
menguntungkan konsumen. Pengelolaan Usaha Tani
Melalui Pendidikan Ekonomi
3. Selama masa diuntungkan, para Sebagai Perusahaan Pertanian.
tengkulak akan melakukan secara Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social
Science) Volume 15 (1):13.
sukarela tanpa digaji, segala arahan
Limbong dan Sitourus 1987, Definisi
yang dibuat pemerintah dan Tataniaga Pertanian. Di akses
investor dalam model tanggal 18 januari 2013,
www.google.com.
pemberdayaan ini. Metode ini harus
Mubyarto 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi
menguntungkan semua pihak dari Pertanian. Jakarta : Pustaka
tengkulak itu sendiri, petani, LP3ES.

pemerintah, investor hingga Musselman & Jackson. 1992. Pengantar


Ekonomi Perusahan. Jakarta:
masyarakat konsumen. Erlangga.

Notoatmodjo. 2005. Metodologi


DAFTAR PUSTAKA Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Anonymous. 2008. Republika. Jakarta:
PT. Gramedia. Rahim dan Hastuti Dwi D.R, 2007.
Pengantar, Teori dan Kasus
Dahl, Dale C dan Hammond, J.W. 1977. Ekonomika Pertanian. Jakarta:
Market and Price Analysus the Penerbar Swadaya.
agriculturan Industries. Mc
Graw-Hill, Inc. Yew York. Reintjndjes. 2004. Pertanian Masa Depan.
Yogyakarta: Kanisius.
C Glend Waters dalam Bayuswasta, 1982.
Lembaga, Saluran dan Fungsi- Sudjana. 2006. Metode Stastika. Bandung:
Fungsi Tataniaga Pertanian, Tarsito.
Pemasarannya. Tingkah Laku
dan Penampilan Pasar. Modul Suprapto. 2002. Metodologi Riset,
praktikum tataniaga hasil Aplikasinya dalam Pemasaran.
pertanian. Jakarta: Lembaga Penerbit
103
Hermanto Hutabarat : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani ...

Fakultas Ekonomi Universitas Suratiyah, jen., 2006. Ilmu Usaha Tani,


Indonesia. Penerbar Swadaya. Jakarta.

Soekartawi, 2006. Distribusi dan Wulandari. 2008. Efisiensi Sistem


pemasaran hasil pertanian. Tataniaga Sayuran untuk Pasar
Jakarta : UI Press. Tradisional dan Pasar Modern
Melalui STA Cigombang
Soepomo. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Penerbit Ghalia Indonesia. (Skripsi). Bogor: IPB.

104

Anda mungkin juga menyukai