No. Dokumen : No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 4 JunI 2022 Halaman : 1/2
1. Pengertian Penilaian kesadaran adalah prosedur penilaian tingkat kesadaran dan
respon seseorang terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Teknik penilaian kesadaran secara : a. Kualitatif : b. Kuantitatif dengan menggunakan skala koma glasgow (GCS) yang terdiri dari : Eye (mata). Movement (gerakan). Verbal. 2. Tujuan Sebagai pedoman kerja dalam mengukur tingkat kesadaran pasien. 3. Kebijakan 4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 2. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Edisi 1. 5. Prosedur 1. Penilaian Kesadaran Secara Kualitatif A (Alert) : pasien sadar. V (Verbal) : penderita bereaksi terhadap rangsang bunyi. P (Pain) : penderita bereaksi terhadap rangsang nyeri. U (Unresponsive) : penderita tidak bereaksi 2. Penilaian Kesadaran Secara Kuantitatif I. Skala Koma Glasgow (GCS) Eye (mata) a. Nilai apakah pasien dapat membuka mata secara spontan; b. Bila mata pasien tertutup, panggil namanya dan minta ia membuka mata; c. Bila pasien tidak merespon, rangsang dengan nyeri (dapat dilakukan dengan menekan daerah sternum); d. Nilai skornya. Movement (gerakan) a. Berikan pasien perintah untuk mengangkat tangan atau kakiny; b. Bila pasien tidak berespon, gunakan rangsangan nyeri untuk menilai respon gerakan pasien; c. Nilai skornya. Verbal a. Minta pasien menyebutkan nama atau keberadaannya saat ini; b. Bila pasien tidak merespon, saat pemeiksa memberiksan rangsangan nyeri, nilai respon verbal pasien. c. Nilai skornya.
II. Analisis Hasil Pemeriksaan
Eye (mata) a. Membuka mata secara spontan tanpa rangsangan; b. Membuka mata setelah diperintahkan; c. Membuka mata setelah diberikan rangsangan nyeri; d. Tidak membuka mata dengan rangsangan nyeri; Movement (gerakan) a. Dapat bergerak mengikuti perintah pemeriksa; b. Dapat telokalisir nyeri (mendekati arah rangsangan); c. Melakukan gerakan menghindar saat diberi rangsangan nyeri; d. Fleksi abnormal lengan atau tungkai saat diberi rangsangan nyeri; e. Ekstensi abnormal lengan atau tungkai saat diberi rangsangan nyeri (dekortikasi); f. Tidak ada respon motorik saat diberi rangsangan nyeri. Verbal a. Dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar; b. Bingung, misalnya adanya disorientasi waktu dan tempat; c. Hanya mampu menyebutkan kata, seperti “aduh”; d. Merespon dengan erangan; e. Tidak ada respon verbal saat diberi rangsangan nyeri. 6. Diagram Alir - 7. Unit Terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum 2. Unit Gawat Darurat 3. Rawat Inap 8. Rekaman Historis Tanggal revisi : Tgl Mulai No. Yang Diubah Isi Perubahan Diberlakukan 1. 2.