Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muzakky Abdillah

NIM : 216120201111010
MATA KULIAH : Critical Thinking dan Penulisan Persuasif

PPKM DARURAT: KEPINCANGAN SISTEM YANG TEREKSPOS

A. Pendahuluan

Sejak pandemi Covid-19 terdapat berbagai kebijakan pemerintah untuk menekankan


penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Kebijakan tersebut guna membatasi pergerakan
masyarakat. Pemabatasan tersebut telah berganti nama dan format beberapa kali, diantaranya
PSBB, PSBB Transisi, PPKM Darurat, hingga sekarang dinamakan PPKM empat level.
Pada awal pandemi, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan
dengan pembatasan yang sangat ketat. Hasilnya, PSBB tahap pertama menunjukkan
pengurangan drastis mobilitas warga Jakarta berkat mematuhi aturan tersebut.
Setelah PSBB diterapkan, pelonggaran perlahan-lahan mulai diberlakukan dengan
PSBB Transisi. Pada awal 2021, PSBB Transisi digantikan dengan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Namun, sejak awal 2021, terutama ketika PPKM diberlakukan, jalan terlihat lebih
ramai, kemacetan pun mulai tampak. Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin
mobilitas di DKI Jakarta akan kembali seperti masa sebelum pandemi, padahal pandemi
Covid-19 masih belum berakhir.

B. Pembahasan

Kebijakan PPKM Darurat merupakan keputusan pemerintah yang ditetapkan langsung


oleh Bapak Presiden Joko Widodo menyusul lonjakan angka kasus pasien terpapar virus
COVID-19 yang kian mengkhawatirkan. Penerapan PPKM darurat ini diwacanakan
berlangsung dari tanggal 3-20 Juli 2021 yang akan difokuskan pada Jawa dan Bali.
Pembatasan mobilitas masyarakat di luar rumah adalah langkah tepat guna memutus
transmisi penularan virus ini. Namun pemberlakuan sebuah kebijakan adalah satu hal dan
penerapannya di lapangan adalah hal lain. Hingga saat ini pemberlakuan PPKM darurat
masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Normalnya kebijakan ini mengurangi mobilitas
di luar rumah dengan persentase sebesar-besarnya dan mendorong masyarakat untuk
beraktifitas dari rumah. Tapi keramaian dan penumpukan orang justru terjadi karena adanya
penyekatan jalan menuju Jakarta. Kepadatan ini terjadi karena sektor-sektor pekerjaan yang
sudah seharusnya menerapkan sistem kerja daring masih tetap nekat untuk mewajibkan
karyawan dan pekerjanya bekerja di kantor atau luring.

Ketimpangan ‘melek digital’ di Indonesia seharusnya menjadi tolok ukur penerapan


kebijakan. Begitupun kelas menengah ke bawah, yang tak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan bekerja dari rumah. Maka dari itu penerapan PPKM darurat harusnya
menjamin kebutuhan hidup kelas-kelas ini khususnya.

Trevino Pakasi, Dosen Fakultas Kedokteran UI, dilansir dari wawancaranya dengan
The Conversation Indonesia mengatakan bahwa kebijakan ini jelas telat diterbitkan,
keputusan ini diambil hanya sebagai reaksi atas lonjakan kasus yang terjadi dalam sebulan
terakhir. Bahkan pemerintah secara terbuka mengakui jika mereka tidak pernah
memprediksi lonjakan kasus Covid di bulan Juni. “Seharusnya mereka (pemerintah) belajar
dari data-data kasus sejak Maret tahun lalu dan memberlakukan tindakan preventif, bukan
tindakan reaksioner setelah kasus meledak” pungkasnya.

Sudah dari jauh-jauh hari, para pakar memperingati pemerintah terkait potensi
lonjakan kasus COVID-19 ini jika pemerintah tetap menerapkan kebijakan berbasis pada
kepentingan ekonomi dibanding keselamatan dan kesehatan masyarakat. Ataukah puluhan
ribu jiwa yang melayang hanya dianggap sebagai angka yang menjadi statistik data para
pemangku kekuasaan dan kebijakan.

C. Kesimpulan

Kebijakan PPKM darurat bisa efektif apabila partisipasi dari masyarakat tinggi.
Namun fakta yang terurai di lapangan adalah sebaliknya. Tidak sedikit masyarakat yang
masih abai terhadap penyebaran virus yang saat ini sudah bermutasi menjadi lebih dari satu
varian. Bukan tanpa sebab, kebijakan yang sedari awal diambil cenderung memperlihatkan
ketidakseriusan dan ‘menggampangkan’ situasi pandemi ini.

D. Daftar Pustaka

Biro Komunikasi. “PPKM Darurat Hari Ke-5: Cara Pemerintah Menentukan Stasus Level
Situasi Pandemi Kabupaten/Kota”. Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman
Dan Investasi. 8 Juli 2021. Diakses pada 17 September 2021.
https://maritim.go.id/cara-pemerintah-menentukan-status-level-situasi-pandemi/

Diningrat. Rendy. “Ketimpangan Digital Antara Kaya Dan Miskin Menentukan


Kemampuan Bertahan Sseseorang Selama Pandemi”. The Conversation. 25 Juni
2021. Diakses pada 17 September 2021.

https://theconversation.com/ketimpangan-digital-antara-kaya-dan-miskin-menentukan
kemampuan-bertahan-seseorang-selama-pandemi-163019
Nurhasim. Ahmad. “Kebijakan Jokowi Pengetatan Persial Jawa dan Bali, Bagaimana Cara
Supaya Efektif Turunkan Kasus Covid-19?”. The Conversation. 29 Juni 2021.
Diakses pada 17 September 2021.

https://theconversation.com/kebijakan-jokowi-pengetatan-parsial-jawa-dan-bali-bagaimana-
cara-supaya-efektif-turunkan-kasus-covid-19-163730

Permatasari. Desi. “Kebijakan Covid-19 dari PSBB hingga PPKM level empat”. Kompas
Pedia. 31 Juli 2021. Diakses pada 17 September 2021.
https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/kebijakan-covid-19-dari-psbb-
hingga-ppkm-empat-level
Sofyaningrat. Siti Sarah. “Membandingkan Tingkat Mobilitas Masyarakat Selama
Pandemi”. Jakarta Smart City. Mei.diakses 17 September 2021.
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/731/membandingkan-tingkat-mobilitas-masyarakat-
selama-pandemi

Susilo.Rumende. Pitoyo. Santoso. Yulianti. Herikurniawan. Chen. (2020). Coronavirus


Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45-
67.

Anda mungkin juga menyukai