Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KONDISI GEOLOGI DAN ENDAPAN

3.1 Log Bor


Dalam melakukan estimasi sumberdaya berdasarkan 8 Titik bor
dapat dilihat pada Tabel 3.1 yang menampilkan data-data atau nilai seperti
ketebalan, kedalaman dan kadar Au (Emas) hasil estimasi akan
menunjukkan nilai besaran dari kualitas kadar dalam satuan ppm2 atau %
dan mendapatkan jumlah sumberdaya atau volume dan tonnasenya.
Tabel 3. 1 Data Log Bor PT. Big Gold Jaya

Hole Id Thiknes Dept From Dept To Au g/t COG


DH-A 60,35 0,4 60,75 0,32
DH-B 79,65 0 79,65 0,40
DH-C 45,95 0,65 46,6 0,24
DH-D 32,45 23,7 56,15 0,38
DH-E 58,5 7,15 65,65 0,45 0,1
DH-F 1,9 0 1,9 1,54
DH-F 74 2,35 76,35 0,81
DH-G 31,55 11,25 42,8 0,67
DH-H 56 0 56 1,23

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah titik bor yang


berjumlah 8 yang dimana pada titik bor DH-F dilakukan dua kali
pengeboran maka dari itu pada tabel diatas terdapat dua titik bor DH-F.
Pemboran titik bor DH-A dimulai pada kedalaman 0,4 meter sampai
dengan kedalaman 60,75 meter dengan ketebalan lubang bor 60,35. Titik
bor DH-B dimulai pada kedalaman 0 meter sampai dengan kedalaman
79,65 meter dengan ketebalan lubang bor 79,65. Titik bor DH-C dimulai
pada kedalaman 0,65 meter sampai dengan kedalaman 46,6 meter dengan
ketebalan lubang bor 45,96 m. Titik bor DH-D dimulai pada kedalaman
23,7 meter sampai dengan kedalaman 56,15 meter dengan ketebalan

1
lubang bor 32,45. Titik bor DH-E dimulai pada kedalaman 7,15 meter
sampai dengan kedalaman 65,65 meter dengan ketebalan lubang bor 58,5.
Titik bor DH-F dimulai pada kedalaman 0 meter sampai dengan
kedalaman 1,9 meter dengan ketebalan lubang bor 1,9 lalu diteruskan lagi
pengeboran mulai dari kedalaman 2,35 sampai pada kedalaman 76,35
dengan ketebalan 74. Titik bor DH-G dimulai pada kedalaman 11,25 meter
sampai dengan kedalaman 42,8 meter dengan ketebalan lubang bor 31,55
m. Titik bor DH-H dimulai pada kedalaman 0 meter sampai dengan
kedalaman 56 meter dengan ketebalan lubang bor 56 meter. Dari semua
hasil lubang bor PT. Big Gold Jaya banyak didominasi oleh endapan
Emas.
Dari data lokasi daerah prospek tersebut untuk mengetahui
besarnya cadangan mineral Au pada lokasi IUP, maka dilakukan metode
sampling dengan pengeboran inti. Adapun pola pengeboran yang
diterapkan adalah pola persegi panjang.
Titik pengeboran yang dilakukan berjumlah 8 titik bor. Adapun
titik pengeboran pada peta ditandai dengan singkatan DH (Drill Hole).
Adapun koordinat dari masing-masing DH tersebut antara lain seperti pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3. 2 Data Koordinat PT. Big Gold Jaya

Section Titik Bor X Y Z


DH-A 435867,263 9062493,416 1450
DH-B 436017,314 9062493,424 1450
A-A'
DH-C 436167314 9,062493,398 1460
DH-D 436,317,275 9062493,41 1440
DH-E 435,867,321 9,062,343,401 1380
DH-F 436,017,553 9,062,343,125 1410
B-B'
DH-G 436,167,836 9,062,343,654 1390
Dh-H 436,317,061 9,062,343,258 1400

2
3.2 Karakteristik Endapan Emas Ephitermal
3.3 Metode Perhitungan Sumberdaya
3.4 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Menurut Standar Nasional Indonesia tentang Pedoman Pelaporan,
Sumberdaya, dan Cadangan Mineral (SNI 4726:2011) Klasifikasi
Sumberdaya Mineral dan Cadangan menurut Badan Standarisasi Nasional
(BSN) adalah:
a. Sumberdaya Mineral (Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral (Mineral Resource) adalah satu
konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi
pada atau diatas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas, dan kuantitas
tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk pada
akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. Klasifikasi Sumberdaya
Mineral meliputi:
1. Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource)
Sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan
mineral dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan geologi rendah.
Hal ini direka dan diasumsikan dari adanya bukti geologi tetapi
tidak diferivikasi kemenerusan geologi atau kadarnya. Hal ini
hanya berdasarkan dari informasi yang diperoleh melalui teknik
yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan
uji, sumur uji, dan lubang bor tetapi kualitas dan tingkat
kepercayaanya terbatas atau tidak jelas. Jarak antara titik
pengamatan maksimum dua ratus meter. Spasi ini bisa diperlebar
dengan justifikasi teknis yang bisa dipertanggungjawabkan seperti
analisa geostatistika.
2. Sumberdaya Mineral Tertunjuk (Indicated Mineral Resource)
Sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,
karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat
diestimasi dengan tingkat keyakinan yang wajar. Hal ini
didasarkan pada hasil eksplorasi, dan informasi pengambilan dan

3
pengujian percontoh yang didapatkan melalui teknik yang tepat
dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan uji,
sumuran uji, terowongan uji dan lubang bor. Lokasi pengambilan
data masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk
memastikan kemenerusan geologi dan/atau kadar, tetapi secara
spasial cukup untuk mengasumsikan kemenerusannya. Jarak antara
titik pengamatan maksimum seratus meter. Spasi ini bisa
diperlebar dengan justifikasi teknis yang bisa
dipertanggungjawabkan seperti analisa geostatistika.
3. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource)
Sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,
karakteristik fisik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat
diestimasi dengan tingkat keyakinan yang tinggi. Hal ini
didasarkan pada hasil eksplorasi rinci dan tepercaya, dan informasi
pengambilan dan pengujian percontoh yang didapatkan melalui
teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan,
paritan uji, sumuran uji, terowongan uji dan lubang bor. Lokasi
informasi pada kategori ini secara spasial adalah cukup rapat
dengan spasi maksimum lima puluh meter untuk memastikan
kemenerusan geologi dan kadar. Spasi ini bisa diperlebar dengan
justifikasi teknis yang bisa dipertanggungjawabkan seperti analisa
geostatistika.
b. Cadangan (Reserve)
Cadangan (Reserve) adalah bagian dari sumberdaya mineral
terukur dan/atau tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal
ini termasuk tambahan material dilusi ataupun material hilang, yang
kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Klasifikasi
Cadangan meliputi:
1. Cadangan Terkira (Probable Reserve)
Bagian sumberdaya mineral terunjuk yang ekonomis untuk
ditambang, dan dalam beberapa kondisi juga merupakan bagian

4
dari sumberdaya mineral terukur. Hal ini termasuk material dilusi
ataupun material hilang, yang kemungkinan terjadi ketika material
tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang
tepat sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi
dari asumsi yang realistis atas faktor – faktor penambangan,
pengolahan atau pemurnian, ekonomi, pemasaran, hukum,
lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan
dibuat, pengkajian ini menunjukan bahwa ekstraksi telah dapat
dibenarkan dan masuk akal.
2. Cadangan Terbukti (Proved Recerve)
Bagian dari sumberdaya mineral terukur yang ekonomis
untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi ataupun material
hilang, yang kemungkinan terjadi ketika material tersebut
ditambang. Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat
sudah dilakukan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi dari
asumsi yang realistis atas faktor – faktor penambangan,
pengolahan atau pemurnian, ekonomi, pemasaran, hukum,
lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan
dibuat, pengkajian ini menunjukan bahwa ekstraksi telah dapat
dibenarkan dan masuk akal.

3.5 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan


Pemodelan dan estimasi sumberdaya dan cadangan dapat
memberikan suatu gambaran dalam perkiraan bentuk 3D seperti pada hasil
gambar pemodelan yang menunjukkan besaran nilai pada endapan emas
dengan asumsi bahwa jika nilai penambangan uang diambil berdasarkan
data COG.
Untuk mengetahui volume dan tonase endapan emas maka
dibutuhkan blok model terlebih dahulu. Terdapat beberapa langkah untuk
menghitung volume pada PT. Big Gold Jaya adalah sebagai berikut.

5
 Pertama di menu toolbars,pilih blok model, report, kemudian isi
format file name sesuai dengan keinginan, lalu apply.

 Maka akan keluar tampilan seperti pada gambar di bawah ini lalu
apply.

 Setelah di apply akan keluar tampilan seperti di bawah, kemudian di


constraints file masukkan file yg dibutuhkan, add, lalu apply.

 Maka akan keluar nilai dari data yang diinginkan (volume).

6
Untuk mengetahui lebih jelas terkait volume dan tonase dari tiap
endapan dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3. 3 Estimasi Sumber Daya PT. Big Gold Jaya

Berat Jenis Volume


Endapan Tonase
(g/cm3) (Cm3)
Waste 1.058.369 20.426.521,7
Emas 19,3
86.674.113 1.672.810.380,9
Epitermal
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui volume endapan waste
1.058.369 dengan tonase 20.426.521,7 yang didapat dari perkalian volume
dengan massa jenis batuan andesit dan volume endapan emas epitermal
86.674.113 dengan tonase 1.672.810.380,9 yang di dapat dari hasil
perkalian volume dengan massa jenis emas 19,3 g/cm3.

Metode Blok Modelling atau Blok Model merupakan metode


permodelan suatu cadangan kedalam bentuk penampang block by block
yang dituangklan ke dalam model 3 dimensi atau model 2 dimensi. Dari
hasil pemodelan dengan menggunakan software Surpac untuk
mempresentasikan endapan bahan galian dengan menggunakan data-data
(geology-essay, survey dan collar) yang telah diperoleh dilakukan dengan

7
model blok (blok model) 3D seperti ilustrasi Gambar 3.1. di bawah yang
merupakan solid model.

Gambar 3. 1 Peta Geologi Model 2D Endapan Waste

Dari Gambar 3.1 dapat kita lihat bahwa untuk melakukan proses
estimasi terlebih dahulu adalah dengan membuat block model dalam
bentuk 2D dengan bentuk memanjang meyerupai persegi panjang. System
block model secara keseluruhan merupakan support geometry untuk
melakukan penaksiran nilai kadar endapan waste pada tiap-tiap lubang
bor.
Ada beberapa langkah untuk membuat blok model seperti pada
gambar 3.2 di bawah ini yaitu dengan menggunakan software Surpac yang
dimana harus menyediakan data-data drill hole yang dibutuhkan untuk
membuat blok model sama seperti pembuatan model section pada bab
sebelumnya. Berikut langkah-langkah pembuatan blok model dari data dril
hole menggunakan softaware surpac.
 Pertama input data titik bor yang telah dibuat pada bab sebelumnya.

8
 Setelah data diinput, buat dua data atau dua lapisan yaitu lapisan atas
dan lapisan bawah. Lapisan atas menggunakan top dan lapisan bawah
menggunakan bottom. Kemudian masuk ke menu toolbars, database,
extract, dan pilih sample data within geology.

 Kemudian ubah keterangan di location sesuai yang diinginkan


kemudian apply.

9
 Setelah di apply akan keluar seperti pada di gambar di bawah, ganti ke
litologi kemudian apply.

 Setelah di apply, akan muncul seperti gambar di bawah, kemudian


pilih litologi, lalu apply.

 Lalu akan muncul extract composited grades seperti gambar di bawah,


pilih litologi, lalu di apply.

10
 Kemudian pilih all sample kemudian seterusnya di apply.

 Setelah di apply, maka akan keluar dalam bentuk string seperti pada
gambar di bawah ini.

 Kemudian ubah dari string ke DTM melalui menu layers yaitu dengan
klik kanan, lalu create DTM, hilangkan centang, lalu apply.

11
 Maka data DTM akan keluar seperti pada gambar di bawah, lalu di
save.

12
 Setelah membuat DTM lapisan atas dan lapisan bawah, input kedua
lapisan tersebut, lalu di solidkan kedua lapisan tersebut yang bertujuan
untuk menghitung volume dari soilnya. Cara untuk solidkan kedua
lapisan yaitu di menu toolbars, surfaces, clip or intersect DTMs,
create solid by intersecting 2 DTMs, dan ubah di graphics layer name
sesuai dengan keinginan, lalu di apply.

 Kemudian akan keluar perintah select upper trisolation, lalu di klik


lapisan atas dan bawah kemudian kedua lapisan akan solid seperti
gambar di bawah.

13
 Kemudian di save, lalu gabungkan kedua lapisan yang sudah di
solidkan tersebut dengan grid 2D. Maka akan mendapatkan tampilan
blok model seperti pada gambar 3.2 di bawah ini. Lakukan cara yang
sama untuk blok model selanjutnya.

Gambar 3. 2 Block Model 3D Endapan Waste

Block model yang digunakan dalam estimasi sumberdaya endapan


emas berupa blok 3D dimana memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi
terdiri dari grid dan cell yang lebih kecil dan keseluruhan block model
yang dibuat harus melingkapi seluruh lubang bor. Block model ini dibuat
dengan ukuran dimensi dari unit-unit block model yaitu 5x5x1 meter.

14
Gambar 3. 3 Peta Geologi Model 2D Endapan Emas

Berdasarkan Gambar 3.3. untuk melakukan proses estimasi terlebih


dahulu adalah dengan membuat block model. System block model secara
keseluruhan merupakan support geometry untuk melakukan penaksiran
nilai kadar endapan Emas pada tiap-tiap lubang bor.

Gambar 3. 4 Block Model 3D Endapan Emas

Berdasarkan Gambar 3.4 di atas block model yang digunakan


dalam estimasi sumberdaya endapan emas berupa blok 3D dimana

15
memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi terdiri dari grid dan cell yang
lebih kecil dan keseluruhan block model yang dibuat harus melingkapi
seluruh lubang bor. Block model ini dibuat dengan ukuran dimensi dari
unit-unit block model yaitu 5x5x1 meter.

16

Anda mungkin juga menyukai