Anda di halaman 1dari 12

PATTINGALLOANG

©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

M. Jusuf dalam Meredam Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan 1957-1965

Selfi, Muh1. Rasyid Ridha2, La Malihu3


Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNM
Email: 1selfi04091997@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana hubungan M. Jusuf dengan Qahhar Mudzakkar
sebelum Gerakan DI/TII, strategi M. Jusuf dalam menumpas gerakan DI/TII dan dampak
berakhirnya gerakan DI/TII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum gerakan
DI/TII, M. Jusuf dan Qahhar Mudzakkar memiliki hubungan yang bisa dikatakan cukup
dekat. Dekat dalam hal ini berarti M. Jusuf sempat menjadi salah seorang staf kepercayaan
Qahhar Mudzakkar. Begitupun dengan M. Jusuf sempat menganggap Qahhar Mudzakkar
layaknya keluarga. Bahkan dalam beberapa sumber mengemukakan bahwa M. Jusuf
merupakan anak emas Qahhar Mudzakkar pada masa revolusi. Tergabungnya Qahhar
Mudzakkar dengan gerakan DI/TII dan masuknya M. Jusuf dalam struktur tentara regular
hingga menjadi panglima di Kodam SST XIV/Hasanuddin membuat kedekatan mereka
berubah. Berubah dalam hal ini tidak berarti mereka berkonflik. Hanya saja ia tak lagi bersama
dalam kemiliteran. Ketika Qahhar Mudzakkar memproklamasikan gerakan D/TII nya berarti
Qahhar dan M. Jusuf sudah berbeda dari segi ideologi. M. Jusuf bekerja untuk menumpas
gerakan DI/TII sedangkan Qahhar Mudzakkar bergejolak dengan gerakan DI./TII nya. Hal ini
dilakukan oleh M. Jusuf dilatarbelakangi oleh bakat kemiliterannya dan menjadi bukti
kesetiaanya terhadap NKRI. Pasca berakhirnya gerakan DI/TII dimana setelah Abdul Qahhar
Mudzakkar tertembak, difokuskanlah pembangunan di Sulawesi Selatan dalam segala bidang.
Serta adanya rehabilitasi terhadap eks DI/TII. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
naratif dengan menggunakan metode penelitian history melalui tahap heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi.
Kata kunci: M. Jusuf, DI/TII, dan Sulawesi Selatan

Abstract
This study discusses how M. Jusuf's relationship with Qahhar Mudzakkar before the DI / TII
Movement, M. Jusuf's strategy in combating the DI / TII movement and the impact of the
ending DI / TII movement. The results of this study indicate that before the DI / TII
movement, M. Jusuf and Qahhar Mudzakkar had a fairly close relationship. Closeness in this
case means that M. Jusuf was once one of Qahhar Mudzakkar's trusted staff members.
Likewise with M. Jusuf had considered Qahhar Mudzakkar like a family. Even in several
sources stated that M. Jusuf was a golden child of Qahhar Mudzakkar during the revolution.
The joining of Qahhar Mudzakkar with the DI / TII movement and the inclusion of M. Jusuf
in the regular army structure to become commander in the SST XIV / Hasanuddin Kodam
changed their closeness. Changing in this case does not mean they are conflicted. It's just that
he is no longer together in the military. When Qahhar Mudzakkar proclaimed the D / TII
movement it meant that Qahhar and M. Jusuf were already different in ideological terms. M.
Jusuf worked to crush the DI / TII movement while Qahhar Mudzakkar was in turmoil with
the DI.TII movement. This was done by M. Jusuf against the background of his military talent
and became proof of his loyalty to the Republic of Indonesia. After the end of the DI / TII
movement, where after Abdul Qahhar Mudzakkar was shot, development in South Sulawesi
was focused on all fields. And the rehabilitation of the former DI / TII. This research is a

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |188


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

narrative study using historical research methods through the stages of heuristics, criticism,
interpretation and historiography.
Keywords: M. Jusuf, DI/TII, and South Sulawesi

A. Pendahuluan menonjol di Sulawesi dikarenakan ia


Kurang lebih tujuh tahun kedaulatan melanjutkan pendidikaannya di Jawa
Indonesia diakui dalam KMB (Konferensi kemudian di luar negeri. (Gonggong, 2004).
Meja Bundar). Keamanan di Sulawesi Namun, setelah ia kembali dan bertugas di
Selatan masih belum ditemukan titik Sulawesi maka ia sudah mulai
terangnya, sehingga dibentuklah KoDPSST menunjukkan eksistensinya.
(Komando Daerah Pengamanan Sulawesi Literasi mengenai dirinya masih jarang
Selatan Tenggara) pada bulan April ditemukan. Selama ini literasi mengenai
(Harvey, 1989). DI/TII sudah cukup banyak. Namun, alih-
Penyelesaian kemananan tak kunjung alih tokoh yang selalu menjadi tokoh
usai, pihak luar Jawa semakin sentral ketika berbicara mengenai DI/TII
mendominasi, serta otonomi daerah dari hanyalah Abdul Qahhar Mudzakkar
pusat semakin jauh dari harapan sebagai pimpinan DI/TII di Sulawesi. M.
menyebabkan meletusnya krisis Jusuf menjadi komando operasi
kedaerahan di Sulawesi Selatan. Para penumpasan DI/II yakni operasi Tumpas
tokoh-tokoh penting di Sulawesi berusaha Kilat. Operasi Tumpas Kilat merupakan
menyatukan diri dalam penyelsaian ini. sebuah operasi gabungan yang paling efektif
Meletusnya krisis militer pada November- yang pernah dilakukan TNI. (Sumarkidjo,
Desember 1956 di Sumatera, mendorong 2006).
pihak pusat untuk memberikan Penulis mengangkat penelitian ini
perhatiannya terhadap permasalahan- karena memang penelitian sebelumnya
permasalahn yang terjadi di Sulawesi. belum ada yang menulis mengenai peranan
Dipersiapkanlah pembentukan KDMSST M. Jusuf secara gamblang.
(Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan Buku Barbara Sillars Harvey yang
Tenggara), KRU Hasanuddin sebagai berjudul “Pemberontakan Kahar Muzakkar
resimen infateri reguler yang kemudian dari Tradisi ke DI/TII. Harvey dalam buku
menggantikan KoDPSST. (Harvey, 1989). tersebut mencoba membahas masa
Panglima KDMSST yang pertama ialah Tradisional, pemerintahan Hindia Belanda,
Andi Mattalatta dan kepala stafnya ialah masa Jepang, Masa Revolusi, masa
Her Tasning. Kemudian Resimen Kemerdekaan, masa Pemberontakan
Hasanuddin dengan komandannya Mayor hingga akhir pemberontakan di Sulawesi
Andi Muhammad Jusuf. Masing-masing tiga Selatan. Pembahasan yang paling utama
orang ini merupakan putra daerah yakni mengenai pemberontakan yang
Sulawesi. (Gonggong, 2004). Pada tahun terjadi di Sulawesi Selatan pasca Revolusi.
1959 M. Jusuf menggantikan Her Tasning. Menurutnya, pemberontakan yang terjadi
Dan dalam tahun yang sama ia tidak hanya karena soal politis. Akan tetapi
menggantikan Andi Mattalatta sebagai lebih dari itu meliputi masalah –masalah
panglima KDMSST. Membahas nama M . sejarah, tradisi, dan agama. Namun dalam
Jusuf tentunya tidak asing lagi bagi mereka buku tersebut hanya mengkaji bagaimana
para negarawan dan sejarawan. Ia yang gerakan DI/TII ditumpas hinggah
menjadi salah satu tokoh utama dari terbunuhnya Qahhar Mudzakkar sebagai
penyelesaian masalah keamanan di pimpinan DI/TII Indonesia Timur.
Sulawesi Selatan, khususnya dalam DI/TII. Anhar Gonggong yang berjudul
Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya “Abdul Qahhar Mudzakkar dan Gerakan
bisa dikatakan tak memiliki peranan yang DI/TII di Sulawesi Selatan 1950-1965” dan

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |189


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

“Abdul Qahhar Mudzakkar dari Patriot menjadi referensi utama yakni buku
hingga Pemberontak. Anhar mencoba Barbara Sillar Harvey “Pemberontakan
mengungkapkan bahwa pemberontakan Kahar Muzakkar, Dari Tradisi ke DI/TII “,
yang terjadi di Sulawesi Selatan bukan Anhar Gonggong “Abdul Qahhar
hanya karena para eks laskar pejuang Mudzakkar dan Gerakan DI/TII di
revolusi tidak sepamahaman dengan Sulawesi Selatan 1950-1965, Atmaji
pemerintah. Namun ada sebuah faktor Sumarkidjo “Jenderal Muhammad Jusuf
utama dalam terjadinya pemberontakan sebagai Panglima para Jenderal”.
tersebut yakni Siri’ na Pesse sebagai budaya Sumber-sumber tersebut penulis
masyarakat Sulawesi Selatan. Namun, dapatkan dari beberapa tempat yang
dalam buku tersebut lagi-lagi tidak berbeda, diantaranya:
membahas peranan M. Jusuf secara rinci. a. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Anhar sekadar menyinggung bagaimana Provinsi Sulawesi Selatan
penumpasan DI/TII berjalan. b. Balai Pelestarian Nilai Budaya
Atmaji Sumarkidjo yang berjudul c. Badan Wilayah Kota Makassar
Jenderal M. Jusuf Panglima Para Prajurit. d. Perpustakaan Jurusan Pendidikan
Buku ini merupakan biografi M. Jusuf. Sejarah
Dimana dalam tulisan tersebut mencoba 2. Kritik Sumber (Verifikasi)
mengungkapkan kehidupan M. Jusuf secara Peneliti mencoba menentukan keaslian
netral. Serta keterlibatannya dalam berbagai suatu sumber yang berkaitan dengan bahan
peristiwa besar di Indonesia termasuk yang digunakan dalam sumber. Dalam
sebagai karier militernya pasca revolusi. melakukan kritik ekstern peneliti harus
Akan tetapi, dalam buku tersebut hanya betul-betul teliti untuk dalam melakukan
sedikit yang menyinggung mengenai karier verifikasi. Kritik intern yakni melihat dari isi
kemiliterannya. dari sumber yang telah didapat. Penelitia
Literatur-literatur sebelumnya hanya melakukan pengujian informasi yang
membahas mengenai bagaimana DI/TII terkandung didalamnya dapat dipercaya
ditumpas. Dalam tulisan ini, Penulis atau tidak.
mencoba untuk mengungkapkan mengenai 3. Penafsiran (Interpretasi)
peranan M. Jusuf dalam menumpas Salah satu tahap penelitian sejarah yang
DI/TII . Sebelumnya M. Jusuf merupakan cukup sulit dirasakan oleh penulis yakni
salah seorang anak buah dari Qahhar dalam tahap interpretasi. Nyatanya semakin
Mudzakkar yang kemudian berbalik untuk banyak data yang terkumpul semakin sulit
melakukan penumpasan terhadap gerakan bagi penulis untuk melakukan interpretasi.
yang dipimpin oleh Qahhar Muzakkar. Sehingga pada tahap ini, penulis harus
Inilah kemudian yang mendorong penulis betul-betul melakukan analisa yang kuat
dalam melakukan penelitian. untuk mencari kepastian mengenai arti
sebab akibat kejadian-kejadian selanjutnya.
B. Metode Penelitian (Kartodirdjo, 2014) Penulis mencoba untuk
1. Heuristik memberikan fakta-fakta yang baru yang bisa
Data-data yang dikumpulkan berkaitan saja bertentangan dengan hasil-hasil
langsung dengan objek penelitian yakni penelitian sebelumnya.
Arsip Legium Veteran Republik Indonesia, 4. Penulisan (Historiografi)
Arsip Kotamadya Ujung Pandang, Arsip Historiografi sebagai tahap akhir dari
Propinsi Sulawesi (Rhs), Arsip Pemerintah metodologi sejarah sangat penting dalam
Daerah Bone, Arsip Statis Pemerintah perkembangan ilmu pengetahuan. Sebuah
Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi penelitian tidak akan ada artinya tanpa
Tenggara serta Arsip Pribadi Muhammad penulisan. Ada beberapa kendala dalam
Saleh Lahade. Adapun buku-buku yang

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |190


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

melakukan penulisan yakni sulitnya dalam dianggap anak emas Qahhar Mudzakkar.
menulis sejarah secara runtut dan serta Namun beberapa diantaranya juga memiliki
perlunya memperkaya kosa kata dalam kedekatan dengan Qahhar seperti Usman
mempermudah penulisan. Balo, Bahar Mattalioe , Kadir Junus, dsb.
Beberapa data yang berbeda telah b. Pasca Revolusi
didapatkan oleh penulis juga menjadi salah Adanya reorganisasi kemiliteran pasca
satu kendala dalam mengabungkan pengakuan kedaulatan, M. Jusuf
beberapa sumber tersebut. Penulis harus mendapatkan kesempatan yang baik dalam
betul-betul jeli melihat data yang telah bidang kemiliteran berkat pendidikannya.
melewati tahap verifikasi dan interpretasi. Sebaliknya dengan Qahhar karena
beberapa kriteria tak dapat dipenuhi yang
C. Tinjauan Penelitian telah ditentukan oleh pimpinan militer.
Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah Pasca revolusi M. Jusuf dan Qahhar
yang sangat kompleks. Terdapat beberapa Mudzakkar tidak lagi melakukan kerja
suku besar di dalamnya, agama ataupun sama seperti halnya antara pemimpin dan
kepercayaan yang beragam serta adat staf pada masa revolusi. Meskipun
istiadat yang berbeda-beda pula. Masyarakat hubungan mereka tidak pernah dikatakan
Sulawesi Selatan pada umumnya bermata bahwa terjadi konflik diantara keduanya.
pencaharian sebagai petani. Namun pasca pengakuan kedaulatan M.
Tahun 1950-1965 di Sulawesi Jusuf bergabung dengan kemiliteran.
khususnya bagian Sulawesi Selatan dalam Meskipun Qahhar pun juga sempat
konteks sekarang mengalami gejojak bergabung, namun hal itu tidaklah lama.
pemberontakan. Hal ini dimulai ketika para Pada tanggal 4 Maret 1952 M. Jusuf
eks lascar pejuang tidak dberikan ruang ditugaskan sebagai anggota bagian I SUAD
untuk tergabung dalam struktur kemiliteran berkedudukan di Jakarta. Setelah itu
secara resmi. (Harvey, 1989). mengikuti SSKAD (Sekolah Staf dan
Penelitian ini terfokus pada daerah Komando Angkatan Darat) di Bandung.
Sulawesi Selatan. Karena Sulawesi Selatan Selesai SSKAD, kembali ditugaskan ke
merupakan pusat gerakan DI/TII dan Makassar sebagai Staf Teritorium VII, pada
tempat M. Jusuf bertugas hingga ia tanggal 27 Agustus 1953. Seiring dengan
terangkat menjadi Panglima Kodam tuntutan tugas, maka pada tanggal 27
XIV/Hasanuddin. Oktober 1953 ditunjuk sebagai kepala
D. Pembahasan resimen infanteri 24/TT VII di Manado
1. Hubungan M. Jusuf dengan Abdul dengan pangkat Kapten. Kemudian pada 3
Qahhar Mudzakkar sebelum gerakan April 1954 ditugaskan kembali ke Makassar
DI/TII sebagai K.II SUT/Terr VII, sampai
pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor pada
a. Masa Revolusi
28 Agustus 1954. Dua bulan setelah naik
Bahar Mattalioe mengatakan dalam
pangkat menjadi Mayor, M. Jusuf
bukunya bahwa M. jusuf pernah menjadi
diperintahkan mengikuti pendidikan
anak emas Qahhar. Ketika membaca
Advanced Officer Course dan Air Borne
kehidupan kemiliteran Qahhar, ia memang
Jumpmaster Course Fort Benning, USA
sering kali berusaha memiliki anak buah
pada tangga 18 Oktober 1955-Juli 1956.
yang dapat ia percayai. Istilahnya lebih
(Darat, 2013).
dekat dengan dirinya dibanding dengan
Disana ia mengadakan kontrak yang
yang lain. Namun, sejauh ini penulis
berharga dengan rekan-rekannya perwira
melihat bahwa hubungan M. Jusuf dengan
Indonesia di sana misalnya Jani. Ia bertemu
Qahhar bisa saja diakatakan hal yang
dengan seorang perwira Amerika ynag
lumrah. Bukan saja M. Jusuf yang pernah
sangat penting, George Benson, seorang

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |191


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

atase militer yang lama bertugas di tersebut benar-benar berlangsung. Banyak


kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, yang orang yang ada di daerah tersebut pada
menjadi salah seorang teman dekat Jusuf, waktu itu berpendapat bahwa laporan-
dan dikatakan menjadi sumber dari laporan tersebut merupakan bagian dari
berbagai gagasannya yang inovatif, serta “perang urat saraf” M. Jusuf terhadap
memberikan kepadanya jalur langsung ke Sudirman, untuk memperlihatkan bahwa
perlengkapan dan persediaan di luar negeri. anak daerah dapat menangani sendiri
(Harvey, 1989). perundingan-perundingan dengan Qahhar.
Sementara itu Qahhar sibuk (Harvey, 1989).
memperjuangkan pasukan gerilyanya. Dan Di lain pihak, Saleh Lahade berkata
terus melakukan pergerakan di hutan-hutan bahwa ketika ia bertemu dengan Qahhar
bersama pasukannya hingga surat menyurat pada bulan April 1958, Qahhar berkata
antara Qahhar dan Kartosuwirjo bahwa ia tidak pernah bertemu dengan M.
diumumkan oleh yang berwenang pada Jusuf. Bahar Mattalioe juga mengatakan
tanggal 11 Mei. (Harvey, 1989). Rupanya bahwa Qahhar dan M. Jusuf tidak pernah
Qahhar Mudzakkar dengan Kartosuwirjo bertemu pada tahun 1957. (Harvey, 1989).
mulai melakukan kontak dalam Terlepas dari benar atau tidaknya
membicarakan mengenai konsep negara pertemuan ini. Namun, satu catatan penting
Islam. Qahhar Mudzakkar dan pasukannya bahwa M. Jusuf sudah melakukan salah
menyatakan diri bergabung ke DI/TII pada satu strategi untuk bagaimana menangani
7 Agustus 1953. (Gonggong, 2004). masalah gerakan DI/TII di Sulawesi.
2. Strategi M. Jusuf dalam meredam 2) Perundingan 21 Oktober 1961
gerakan DI/TII Sekitar tahun 1961 Qahhar telah
a. Jalur Non Fisik menjadi lemah tidak hanya karena adanya
Beberapa pertemuan yang pernah perpecahan intern di dalam tubuh DI/TII,
dilakukan antara M. Jusuf dengan Abdul tetapi juga karena banyak berkurangnya
Qahhar Mudzakkar diantaranya: dukungan rakyat akibat kebijaksanaan
1) Pertemuan 12 Maret 1957 perusakan DI/TII yang semakin
Diumumkan kepada pers bahwa M. meningkat, yang dimulai dengan kampanye
Jusuf yang pada waktu itu menjadi kepala bumi hangus tahun 1956. (Harvey, 1989).
Bagian Keamanan Tim Asisten, bertemu Diadakanlah perundingan pada 1961
dengan Qahhar pada tanggal 12 Maret yang tidak jelas diprakarsai dari pihak
1957, sekalipun beberapa orang meragukan mana. Setelah mengadakan kontak
apakah pertemuan ini pernah berlangsung. pendahuluan dengan surat dari Qahhar
Tidak jelas apakah anggota-anggota lain dari kepada M. Jusuf, dan jawaban lisan lewat
Bagian Keamanan termasuk Gerungan, seorang paman Qahhar, Corrie dan Stenus
Her Tasning, dan Azis Taba memang (istri Qahhar) menemui M. Jusuf di
bertemu dengan Qahhar Mudzakkar Makassar pada tanggal 27 September 1961.
selama tahun 1957. (Harvey, 1989). Kurang Kemudian Jusuf menyertai Corrie ke
jelas apakah pertemuan ini benar-benar Jakarta untuk bertemu dengan KSAD
terjadi. Nasution, atas instruksi Nasution. M. Jusuf
Pada bulan Maret dan Awal April ada meyakinkan Nasution bahwa bijaksana
laporan-laporan dalam surat kabar bahwa untuk menerima Qahhar kembali. Maka
Qahhar telah bertemu dengan Jusuf pada diambillah keputusan untuk meneruskan
tanggal 12 Maret, dan pada tanggal 26 perundingan, dan mengabaikan batas waktu
Maret ia telah menyampaikan syarat-syarat tanggal 5 Oktober untuk pemberian
penyerahannya, lewat Kapten Andi Sose amnesti. Corrie kembali ke pedalaman
(komandan Batalyon 717 di Sengkang). untuk memberi tahu Qahhar. (Harvey,
Sukar dikatakan apakah perundingan 1989). Barangkali karena hubungan M.

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |192


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Juusf dengan Qahhar di masa lalu sehingga orang itu berpelukan, Qahhar matanya
M. Jusuf tetap berusaha melakukan cara- berkaca-kaca. Mereka sudah lama
cara damai sebelum cara-cara fisik. merupakan lawan, tetapi mereka pernah
Masih banyak sisa-sisa kecurigaan dan menjadi bapak dan anak buah. Qahhar
keragu-raguan pada kedua bela pihak mendesak agar pertemuan resmi antara
karena diperlukan waktu beberapa Minggu mereka diadakan sendirian, Jusuf harus
sebelum pertemuan berlangsung. dua orang tidak bersenjata, dan tidak disertai
perwira junior yang kedua-duanya bekas pengawal. Dalam pertemuan mereka
anak buah Qahhar (seorang diantaranya Qahhar rupanya mengatakan bahwa karena
suku Jawa) dikirim ke daerah dekat markas daerah itu sekarang berada di bawah
besarnya di Bonepute. Di sana mereka penguasaan anak daerah, dan karena ia
menunggu dihubungi oleh Qahhar di mempercayai M. Jusuf, maka ia akan
sebuah rumah terbuka yang diberi tanda; mengerahkan semua pasukannya kepada
“Istana Perdamaian; Bonepute, 5 Oktober M. Jusuf. Gencatan senjata diumumkan
1961; Kurir kodam XIV/HN.” Kontak dan suatu komando penyelesaian dibentuk
diadakan mula-mula dengan Gerungan , di bawah B.S Beranti, menteri pendidikan
dan kemudian delegasi dibawa untuk dalam kabinet Qahhar. (Harvey, 1989).
bertemu dengan Qahhar di pangkalannya 3) Perundingan 12 November 1961
di Latimojong. (Harvey, 1989). Pertemuan selanjutnya diadakan tanggal
Suatu operasi resmi yang diberi nama 12 November 1961, dan ketika itulah
“Latimojong” juga dilancarkan di bawah Qahhar dengan resmi menyerahkan
Komando Letnan Kolonel Azis Taba komando atas semua pasukannya kepada
dengan perintah untuk menyelesaikan Jusuf dengan pengecualian satu batalyon,
pemberontakan dengan cara damai atau pengawal pribadinya yakni Momoc
kekerasan. Azis Taba dengan Tim Tempur Ansharullah. (Harvey, 1989). Sekalipun
Resimen berkekuatan sekitar 2.000 orang sejumlah anak buah Qahhar memang
mendarat di dekat Bonepute pada tanggal 3 masuk ke kota setelah penyelesaian
Oktober. Mereka menunggu hampir Bonepute-Gerungan terlihat sedang
seminggu untuk menerima pesan dari bersembahyang di masjid utama Makassar
Qahhar. Akhirnya datang sepucuk surat – baik Qahhar maupun deputinya, Sanusi
yang meminta diadakan pertemuan dan Daris tidak pernah secara resmi masuk ke
pada tanggal 16 Oktober 1961, Azis Taba kota. (Harvey, 1989).
disertai oleh beberapa perwira staf bertemu Penyelesaian akhir tidak pernah
dengan Qahhar dan Gerungan. Qahhar tercapai, dan dalam waktu setahun Qahhar,
setuju untuk bertemu dengan M. Jusuf. Corrie, Gerungan, dan para anggota
(Harvey, 1989). Di samping cara damai, Momoc sekali lagi mengundurkan diri ke
tetap juga dipersiapkan untuk melakukan dalam hutan. (Harvey, 1989). Menurut
operasi militer ketika cara damai tidak Anhar Gonggong dalam pertemuan ini
memungkinkan. Qahhar mengajukan diri untuk dijadikan
Pada tanggal 21 Oktober 1961, M. komandan operasi untuk membebaskan
Jusuf dengan disertai Azis Taba, A. R. Irian Barat (yang pernah diperintahkan
Malaka, Andi Lantara dan sejumlah Soekarno bulan Desember 1961).
perwira lainnya, tiba di Bonepute. Ia mula- Sumber-sumber Angkatan Darat,
mula ditemui oleh Ayah Qahhar, kemudian Qahhar pada tanggal 1 Januari 1962
oleh Corrie, dan kemudian oleh Gerungan. mengajukan beberapa tuntutan tambahan
Lalu Corrie mengawal M. Jusuf dan yakni:
kelompoknya ke markas besar Qahhar. a) Diberi wewenang penuh untuk
Mungkin ini hanya sandiwara, demikian memtuskan apakah sebaiknya
dinyatakan oleh beberapa orang tetapi dua

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |193


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

berunding atau bertempur untuk berkembangnya anjuran pemerintah untuk


pengembalian Irian Barat; kembali ke UUD 1945. (Darat, 2013).
b) Supaya ia diberi wewenang untuk Rencana operasi militer Kodam
membatasi atau mengurangi jumlah XIV/Hasanuddin bertepatan dengan
pasukan ALRI di Indonesia Timur dan pencetusan untuk kembali ke UUD 1945.
jumlah pasukan TNI dai luar daerah; Operasi militer ini dikoordinatori oleh
c) Supaya ia diberi wewenang untuk Letkol M. Jusuf. Operasi ini merupakan
melarang kegiatan komunis dan gabungan satuan-satuan tempur Angkatan
mengusir pasukan “TNI Komunis” dari Darat dari Kodam Hasanuddin dan KKO
Indonesia Timur; ALRI. (Darat, 2013).Yang perlu digaris
d) Supaya Divisi Momoc Ansharullah-nya bawahi bahwa M. Jusuf dalam operasi 45
diresmikan dan dipersenjatai dengan ini menjabat sebagai coordinator operasi
“kekuatan penuh” (18 batalyon) untuk merangkap sebagai Panglima Kodam.
menjadi inti pasukannya yang akan M. Jusuf sempat mengunjungi
digunakan dalam kampanye Irian daerah operasi RTP 45 dengan
Barat. Kalau permintaan semacam itu menggunakan perahu untuk meninjau
diajukan, sangat besar kemungkinan ia jalannya operasi. Operasi tersebut berhasil
tidak akan dipenuhinya. (Harvey, merebut dan menghancurkan daerah
1989). pertahanan DI/TII dan Permesta. Setelah
Persyaratan-persyaratan yang diajukan itu pada tanggal 13 Mei 1959 pasukan
oleh Abdul Qahhar Mudzakkar tersebut kembali dengan selamat di Makassar tanpa
tak mampu dikabulkan oleh pemerintah. mengalami kerugian baik prajurit maupun
(Gonggong, 2004). Dalam beberapa kali peralatan. (Darat, 2013). Selama operasi M.
dilakukan perundingan antara semasa Jusuf rajin berkunjung untuk memantau
pimpinnan M. Jusuf dengan Qahhar jalannya operasi.
terlihat bahwa persyaratan yang diajukan (b) Operasi Guntur
Qahhar cukup sulit untuk diterima Dikeluarkanlah perintah operasi no.
pemerintah. Entah karena Qahhar PO 017/4/1960 oleh Panglima KDMSST
mengandalkan M. Jusuf yang sempat pada 5 April 1960 tentang penyusunan
memiliki hubungan ynag cukup dekat. RTP dan pelaksanaan operasi militer yang
Namun, kenyataan bahwa M. Jusuf diberi nama Operasi Guntur. Operasi
meskipun tetap mengutamakan cara-cara militer ditetapkan pada tanggal 12 Mei
damai, terlihat bahwa ia juga tetap 1960-Juni 1960. Karena musuh selalu
melakukan operasi militer ketika cara mengadakan kekacauan diwaktu malam
damai tak mampu menyelesaikan masalah. terhadap pasukan ABRI, sehingga ABRI
Barangkali juga benar yang dikatakan oleh perlu mengahalu. Oleh karena itu pada
Anhar Gonggong bahwa Qahhar tanggal 8 Juni gerakan Patroli mulai
dipengaruhi oleh junjungannya dalam dilakukan. (Darat, 2013).
budaya Bugis yakni Siri’ na Pesse sehingga Para pemberontak tidak lagi berani
ia tetap bersikeras dalam mengajukan mendekati pos pasukan ABRI setelah
persyaratan-persyaratan penyerahannya. dilakukan gerakan intensif. 11 Juni 1960,
4) Jalur Fisik M. Jusuf meninjau dan mengadakan
Beberapa operasi militer yang pernah inspeksi ke Belopa, Bajo, Cimpu, dan
dilancarkan semasa M. Jusuf menjadi Pammanu. Setelah inspeksi selesai
Panglima Kodam diantaranya: Pangdam XIV/HN meningalkan Belopa
(a) Operasi 45 menuju Kolaka dengan corvet Patiunus.
Nama operasi 45 dilatarbelakangi oleh Berhasilnya dikuasai beberapa daerah di
kondisi politik pada saat itu yakni sedang Palopo Selatan, mempersempit daerah
kedudukan dan menekan musuh beralih

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |194


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

kedaerah lainnya yang tidak strategis. pendukung yang secara diam-diam


(Darat, 2013). Operasi militer ini meskipun meninggalkan mereka dan kembali masuk
tidak sepenuhnya melumpuhkan pada daerah-daerah yang dikuasai TNI.
pemberontak, namun hal ini sedikit demi (Darat, 2013).
sedikit mengurangi kekuatan mereka. M. Jusuf mulai berpikir untuk
(c) Operasi Kilat Pertama bagaimana memassifkan operasi-operasi
Operasi kilat pertama merupakan militer dalam mengakhiri gerakan DI/TII
tindak lanjut dari kebijaksanaan pemerintah Qahhar Mudzakkar. Meskipun selama ini
dan ABRI untuk menumpas gerombolan operasi yang dilancarkan cukup membantu
yang tetap membankang dan tidak dalam proses penumpas yakni
memenuhi ajakan pemerintah untuk menghancurkan basis kekuatan DI/TII
kembali secara sukarela ke pangkuan ibu sedikit demi sedikit, mengurangi suplai
pertiwi. Operasi kilat I dimulai pada tahun logistik serta dalam pemasokan senjata.
1961 didukung pasukan satu resimen tim (f) Operasi Kilat Lanjutan
pertempuran (RTP) dengan komandan M. Jusuf berhasil meyakinkan pusat
Letkol Andi Sose terdiri dari tiga BTP. 20 untuk mengirim pasukan tambahan dari
Maret M. Jusuf melaksankan inspeksi Jawa untuk mengakhiri gerakan D/TII.
pasukan yang sedang konsolidasi di (Harvey, 1989). Divisi Silawangi membuat
Sengkang menandai berakhirnya operasi M. Jusuf belum puas. Pada tanggal 26
kilat. Setelah selesai operasi kilat, pasukan Februari 1964 satu batalyon tambahan
melaksankan istirahat kurang lebih 2 bulan. (330/Kujang) mendarat di Pare-pare untuk
Dalam operasi kilat I di samping berhasil menggabungkan diri dengan mereka.
menghancurkan sumber logistik (Harvey, 1989). Berhasilnya M. Jusuf
gerombolan dan pertahanannya, merampas dalam mendatangkan kedua pasukan
senjata dan dokumen penting juga berhasil tersebut membuat M. Jusuf untuk
memperkecil ruang lingkup gerak musuh. merumuskan siasat yang akan dijalankan.
(Darat, 2013). Pada akhir September 1964 Jusuf
(d) Operasi Kilat Kedua membuat laporan rahasia ke Jakarta yang
Pasca operasi kilat pertama, dilanjutkan memprediksi bahwa Qahhar kini telah
lagi operasi kilat II yang dilaksankan pada berpindah ke Sulawesi Tenggara, tepatnya
tanggal 10-27 Juni 1961. Operasi ini pada di sekitar danau Towuti. Salah satu dasar
hakikatnya merupakan kelanjutan dari dari info itu adalah pengakuan Andi Rawe,
operasi kilat I yang telah memukul telak salah seorang istri Qahhar yang lebih
pertahanan gerombolan Qahhar sebelum dahulu menyerah kepada pihak TNI. Jusuf
menyusun kembali sisa-sisa kekuatannya memutuskan untuk memindahkan Pos
yang sudah kocar-kacir. (Darat, 2013). Komando operasi tumpas ke Sulawesi
(e) Operasi Tumpas Tenggara, di kota kecil Pakue mendekati
Tahun 1962, Komando daerah sasaran operasi dan pasukan. Dalam
Indonesia timur (KOANDA-IT) telah sebuah rapat komando dievaluasi bahwa
melancarkan operasi tumpas yang meliputi pihak TNI telah berhasil memisahkan
seluruh Indonesia Timur. Di Sulawesi Qahhar Mudzakkar dari sumber-sumber
Selatan dan Tenggara operasi Tumpas logistik yang selama duapuluh tahun selalu
diarahkan untuk menghancurkan setiap menjadi kekuatan utamanya. (Sumarkidjo,
sumber dan suplai logistik gerombolan, 2006). Barangkali hal ini yang membuat
mematahkan kekuatan lawan, sampai dapat pusat mempercayai M. Jusuf. Selama ini ia
dihancurkan seluruhnya. Operasi tumpas di selalu melancarkan komunikasi dengan
daerah Sulselra membawa pengaruh yang pusat.
cukup signifikan bagi gerombolan DI/TII Pada bulan Januari 1965, seorang
Qahhar dimana telah kehilangan rakyat perwira kepercayaan Qahhar Mudzakkar,

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |195


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

yaitu Letkol TII Kadir Junus menyerah kujang di seberang sungai lantas
kepada pihak TNI. Perwira ini membuka menembaki mereka. (Sumarkidjo, 2006).
tempat persembunyian Qahhar yang Jam 05.30 waktu setempat seluruh
dikatakan berada di suatu tempat di pasukan sudah sampai di sasaran dan siap
Sulawesi Tenggara, yaitu di sekitar sungai pada posisi stellingnya yang telah
La Solo, Kabupaten Kendari. Tapi ditentukan sebelumnya dengan maksud
menurut panglima Jusuf, kepastian untuk menangkap hidup-hidup Qahhar.
persembunyian Qahhar didapat pada 22 Posisi musuh mendiami 6 buah gubuk yang
Januari 1965. Suatu tim RPKAD berhadapan dengan sebuah anak sungai
menyergap sekolompok orang di sekitar bermuara pada sunagi Lasolo. Tepat jam
Lawate. Di antara dokumen-dokumen yang 05.45 tanggal 3 Pebruari 1965 pasukan Ton
disita terdapat surat-surat yang masih baru I Kompi D/Yonid 330 Para Raider Kujang
ditulis oleh Qahhar Mudzakkar yang I/Siliwangi dengan heroic dan semangat
ditujukan kepada Mansyur. (Sumarkidjo, melancarkan serangan kilat terhadap
2006). perkubuan Qahhar. (Gonggong, 2004).
Pada tanggal 2 Februari 1965, tiba-tiba Ketika seorang gerombolan berjalan
saja anak buahnya melihat seseorang yang mendekati sungai Lasolo, untuk
membawa senjata sedang naik rakit di mempersiapkan rakit dan membawa
Sungai lasolo yang ketika itu sedang banjir. sebuah senjata Granad. Pada saat yang
Peltu Umar memerintahkan anak buahnya bersamaan semua laras senapan
untuk tidak bergerak. Ternyata rakit memuntahkan pelurunya ke arah gubuk
menuju ke sebuah perkemahan yang terdiri dan musuh yang berlari dalam keadaan
dari sejumlah bivak yang terletak berjajar di panik. (Darat, 2013).
tepi sungai. Mereka melihat lebih banyak Kopral Lili Sadeli, dari Siliwangi
lagi orang bersenjata yang mandi-mandi di melihat seseorang memegang sebuah granat
sungai.sayuup-sayup terdengar suarat radio tangan meloncat dari sebuah gubuk.
transistor, dan lagu yang keluar dari radio Ternyata orang ini adalah Qahhar
adalah “Kenang-kenangan”. Ini menurut Mudzakkar. Pada mulanya anggota
penunjuk jalan mereka adalah lagu penyergap ini mau menangkap sasarannya
kesayanagn Qahhar. (Sumarkidjo, 2006). secara hidup, tetapi maksud itu
Adanya kepastian tempat diurungkannya. Karena ternyata sasarannya
persembunyian Abdul Qahhar Mudzakkar, mengenggam sebuah granat tangan. Setelah
pasukan operasi kilat pun mengatur itu dengan cepat dibidiknya sasaran yang
penyerahan terhadap tempat tersebut. sudah dipastikannya adalah orang yang
Persiapan dilakukan pada pukul 16.00 sore dicarinya selama ini. Setiap anggota
tanggal 2 Februari dan penyerangan penyergap diberikan foto Abdul Qahhar
dilakukan pada jam 03.00 subuh. (Darat, Mudzakkar dan hasilnya, sasarannya
2013). Umar memerintahkan pasukannya terjatuh dan meninggal. (Gonggong, 2004).
sebanyak 30 orang menyeberang sungai dan Dari tembakan pertama hingga terakhir
mengepung perkemahan itu. Empat orang hanya dibutuhkan waktu lima menit untuk
prajuritnya ditinggal di seberang sungai menghancurkan seluruh perkubuan dan
untuk mencegah lawan yang nanti hendak penghuninya tersebut. (Darat, 2013).
melarikan diri. Mereka mengepung sambil Pertempuran di pagi buta itu hanya
menunggu agar bisa melihat sasaran lebih berjalan lima menit. Mayat-mayat yang ada
jelas. sekitar pukul 04.00, beberapa orang dikumpulkan untuk diidentifikasi. Akhirnya
keluar dari bivak dan berjalan menuju diyakini bahwa salah seorang yang tewas
sungai, mungkin mau mandi atau ada adalah Qahhar Mudzakkar, orang yang
keperluan lain. khawatir mereka akan paling ditakuti sejak tahun 1950 dan yang
melakukan sesuatu, keempat prajurit mengangkat dirinya sebagai Khalifah

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |196


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Republik Persatuan Islam Indonesia Tertembak matinya Abdul Qahhar


(RPII). Qahhar meninggal akibat peluru Mudzakkar pada 3 Februari 1965, maka
tepat pada hari raya idul fitri, 3 Februari wilayah Sulawesi Selatan Tenggara
1965. (Sumarkidjo, 2006). berangsur-ansur mulai membaik. Kondisi
Beberapa saat kemudian, Peltu Umar kemanan yang mulai pulih dimanfaatkan
memerintahkan seorang kurir ke Lawali oleh M. Jusuf untuk mulai membangun
untuk melaporkan peristiwa itu dan dalam lingkungan Kodam
meminta perintah selanjutnya mengurus XIV/Hasanuddin antara lain menggiatkan
mayat di tempat penyergapan. (Sumarkidjo, pembangunan di bidang ekonomi guna
2006). Tetapi informasi tersebut tiba agak kesejahteraan prajurit, mendirikan
lambat ke para petinggi TNI. Mayat perumahan-perumahan militer yang
Qahhar Mudzakkar dinaikkan ke rakit dikenal dengan Desa Sapta Marga
untuk dibawa ke pos TNI terdekat. Dari (Destamar). (Darat, 2013).
pos tersebut barulah informasi matinya Masalah rehabilitasi guna
Qahhar Mudzakkar disampaikan melalui menempatkan para para pengungsi agar
radiogram ke pos komando di Pakue. Pagi merta dapat menjalani penghidupannya
itu, Panglima operasi kilat Brigjen M. Jusuf yang wajar di tengah-tengah masyarakat.
dna Panglima Kondait/Operasi Tumpas Denan penhidpan yang wajar dapati mulai
Brigjen Rukman secara kebetulan berada di aktivitas produksi yang sudah tentu akan
posko di Pakue dan merayakan Hari Raya menaikkan taraf hidupnya. Tugas penting
di tempat itu bersama pasukannya. Jusuf untuk pembangunan masyarakat desa gaya
lalu meneruskan berita tersebut melalui baru ini kemudian dikikul oleh warga
Makassar ke Menteri/Pangad Letjen kodam XIV/HN sebagai program dalam
Ahmad Yani, dan langsung saat itu juga ia ranka civic mission. (Darat, 2013).
menghadap Presiden Soekarno untuk b. Terhadap Eks DI/TII
menyampaikan berita besar itu. Seperti diduga semula, meninggalnya
(Sumarkidjo, 2006). Qahhar Mudzakkar adalah akhir dari suatu
Sore harinya berita penyergapan pemberontakan yang berjalan amat
disampaikan melalui radio kepada panjang. Hanya beberapa hari setelah itu,
Panglima Operasi Kilat Brigjen TNI M. satu demi satu para pengikut Qahhar mulai
Jusuf di Pakue. Dalam 24 jam kemudian turun dan menyerahkan diri kepada
yaitu tanggal 4 Februari 1965 sore, mayat pasukan TNI. Para menteri dalam negeri
Qahhar Muzakkar dibawa dengan Marzuki, Menteri Perhubungan Sumarsono
Helikopter untuk kemudian dimakamkan. dan Menteri Perekonomian H. Wahid.
(Darat, 2013). Juga sejumlah perwira eks TNI ynag setia
Jusuf sendiri tetap konsisten dengan mengikuti Qahhar turun ke pos TNI.
sikapnya, dan tidak pernah mau (Aisyah, N., Patahuddin, P., & Ridha, M. R.
menceritakan dimana ia memerintahkan 2018).
Qahhar Mudzakkar dimakamkan sampai ia Masa pembersihan sisa-sisa anak buah
sendiri meninggal dunia bulan September Qahhar mudzakkar terus dilakukan setelah
2004. (Sumarkidjo, 2006). Mayatnya meninggalnya pimpinan tersebut. Selain itu,
dijemput oleh Pangdam XIV/Hasanuddin- sisa-sia pasukannya yang menyerahkan diri
Komandan Komando Operasi Kilat Brgjen berusaha direhabilitasi oleh pihak militer
M. Jusuf yang memang bertanggung jawab demi perbaikan hidup para eks DI/TII
atas pelaksanaan operasi militer terhadap E. Kesimpulan
pemberontakan Qahhar Mudzakkar. Hubungan M. Jusuf dengan Abdul
(Gonggong, 2004). Qahhar Mudzakkar sebelum gerakan
3. Dampak berakhirnya gerakan DI/TII DI/TII bisa dikatakan cukup dekat. Bahkan
a. Terhadap Indonesia dalam buku Bahar Mattalioe mengatakan

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |197


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

bahwa M. Jusuf sempat menjadi anak emas hingga operasi yang terakhir yakni operasi
Qahhar pada masa revolusi. Keduanya kilat merupakan operasi paling efektif yang
sempat bekerja sama dalam sebuah pernah ada dibanding operasi-operasi
organisasi militer yang sama. Abdul Qahhar sebelumnya hingga berhasil membunuh
Mudzakkar sebagai pemimpin sedangkan Qahhar Mudzakkar. Operasi kilat ini
M. Jusuf sebagai staf. Namun menurut disiapkan sedetail mungkin oleh M. Jusuf
penulis berdasarkan beberapa literatur, M. demi mencapai tujuan yang maksimal Pasca
Jusuf yang digambarkan sebagai anak emas terbunuhnya Abdul Qahhar Mudzakkar,
Qahhar merupakan hal yang lumrah. Pemerintah fokus ke pembangun dalam
Bukan hanya M. Jusuf yang pernah segala bidang. Begitu pula dengan M. Jusuf
dikatakan sebagai anak emas Qahhar. Ada mulai menggiatkan pembangunan ekonomi
beberapa orang yang dianggap pernah demi kesejahteraan para prajurit. Di sisi lain
memiliki hubungan dekat dengan Qahhar terhadap eks DI/TII, masa pembersihan
yakni Usman Balo, Bahar Mattalioe dan sisa-sisa anak buah Mudzakkar terus
Kadir Junus. Beberapa mantan anak buah dilakukan dan eks DI/TII yang
Qahhar tersebut sempat menjadi anak buah menyerahkan diri diusahakan untuk
kepercayaan Qahhar meskipun pada dilakukan direhabilitasi demi perbaikan
akhirnya memilih jalan yang berbeda hidup mereka.
dengan Qahhar. (Ansar, W. A., Ahmadin,
Daftar Pustaka
A., & Ridha, M. R., 2019))
Aisyah, N., Patahuddin, P., & Ridha, M. R.
Tidak ada literatur yang
(2018). Baraka: Basis Pertahanan
menggambarkan bahwa M. Jusuf dengan
DI/TII di Sulawesi Selatan (1953-
Abdul Qahhar Mudzakkar perna
1965). Jurnal Pattingalloang, 5(2),
berkonflik. Namun pasca pengakuan
49-60.
kedaulatan, ketika terjadi reorganisasi
Ansar, W. A., Ahmadin, A., & Ridha, M.
dalam militer, M. Jusuf sempat menjadi
R. (2019). Bulukumba di Tengah
ajudan Kawilarang dan sempat diberikan
Pergolakan DI/TII 1952-
beberapa tugas. Sedangkan Qahhar pada
1965. Jurnal Pattingalloang, 4(3), 72-
saat itu posisinya mulai terancam dan
86.
namanya pun tidak terdapat dalam posisi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
yang strategis. Disinilah awal mula M. Jusuf
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
dengan Qahhar berbeda jalur hingga ia
Propinsi Sulawesi (Rahasia) 1946-
memproklamasikan gerakan DI/TII nya
1960 Volume IX No.1 Tahun
sedangkan M. Jusuf fokus dalam karir
1995/1996. Register 453. Dos 35.
militernya sampai ia diangkat menjadi
Keamanan di Sekitar Kepulauan
Panglima Kodam.
Spermonde.
M. Jusuf dalam meredam gerakan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
DI/TII menggunakan dua cara yakni
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
melalui jalur non fisik dan jalur fisik. Ia
Kotamadya Ujung Pandang 1959
sebagai anak daerah tetap mengutamakan
Volume III No. 1 tahun 1995-1997.
jalur-jalur non fisik untuk menghindari
Register 96 Dos 49. Surat-Surat
banyaknya pertumpahan darah. Ada
yang Hilang di Bahagian Arsip
beberapa kali pertemuan yang ia lakukan
Kotapraja Makassar.
bersama Qahhar sebelum jalur fisik
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
digencarkan. Namun ketika M. Jusuf
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
melihat bahwa jalur non fisik tersebut tidak
Legium Veteran Republik
membuahkan hasil yang maksimal, maka
Indonesia 1959 Volume II No. 1
dilancarkankanlah operasi militer.
tahun 1995-1997. Register 639 Dos
Beberapa kali operasi militer dilakukan

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |198


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

34. Surat-Surat yang Hilang di Gonggong, Anhar. 1992. Abdul Qahhar


Bahagian Arsip Kotapraja Mudzakkar dari Patriot hingga
Makassar. Surat Pengantar. Pemberontak. Jakarta: PT.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Gramedia Widisarana Indonesia.
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip Hamid, Abd Raman. 2008. Qahhar
Pemerintah Daerah Bone 1926- Mudzakkar di Persimpangan Jalan.
1966 Volume X No. 1 tahun Makassar: Pustaka Refleksi.
1998/2000. Register 1217. Dos 29. Hamid, Abd Rahman dan Muh. Saleh
Komando Daerah Pengamanan Madjid. 2014. Pengantar Ilmu
Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Harvey, Barbara Sillar. 1989.
Sulawesi-Selatan Inventaris Arsip Pemberontakan Kahar Muzakkar
Pribadi Muhammad Saleh Lahade dari Tradisi ke DI/TII.
1937-1973 Volume XII No. 1 Jakarta: Grafitti Press.
Tahun 1998/1999. Register 78 Dos Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pemikiran dan
26. Kementerian Pertahanan Staf perkembangan Historiografi
Angkatan Darat. Indonesia. Yogyakarta: Ombak
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Madjid, M. Dien dan Johan Wahtudhi.
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip 2014. Ilmu Sejarah: Sebuah
Statis Pemerintah Daerah Tingkat I Pengantar. Jakarta: Pernada Media
Provinsi Sulawesi Tenggara 1921- Group
1986. Register 1780. Dos 61. Mappangara, Suriadi dan Edward L.
Presiden Republik Indonesia: Peolinggomang. 2000 Dunia Militer
Penetapan Presiden No. 13/1961 di Indonesia; Keberadaan dan
tanggal 31 Juli 1961 tentang Peran Militer di Sulawesi.
peraturan presiden mengenai garis Yogyakarta: Gadjah Mada
kebijaksanaan terhadap University Press.
pemberontakan dan gerombolan Sumarkidjo, Atmaji. 2006. Jenderal M.
yang menyerah tanpa syarat. Jusuf, Panglima Para Prajurit.
Stensilan. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sundhaussen, Ulf. 1986. Politik Militer
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip Indonesia 1945-1967; Menuju Dwi
Statis Pemerintah Daerah Tingkat I Fungsi ABRI. Jakarta: LP3S.
Provinsi Sulawesi Tenggara 1921- Dijk, Van. 1993. Darul Islam Sebuah
1986. Register 1399. Dos 38. Pemberontakan. Jakarta: Gravity
Komando dietrik militer 1422 Halo Press.
Oleo Pekuper Dati II Kolaka: Surat Lerissa, R. Z. 2009. PRRI Permesta:
Keputusan No. 10/1962 tanggal 24 Strategi Membangun Indonesia
Oktober 1962 tentang larangan tanpa Komunis. Jakarta: Grafiti
membaca yang judul karangan Gonggong, Anhar. 1990. Abdul Qahhar
Kahar Muzakkar. Tembusan. Mudzakkar dan Gerakan DI/TII di
Angkatan Darat. 2013. Jenderal M. Jusuf Sulawesi Selatan 1950-1965.
Andi Tomatoneng na Mafacing. Jakarta: Fakultas Pascasarjana UI.
Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Subair, Ahmad. Jaringan Perdagangan
Darat Senjata pada Masa Gerakan DI/TII
Dydo, Todiruan. 1989. Pergolakan Politik di Sulawesi Selatan. Makassar:
Tentara Sebelum dan Sesudah Pasca Sarjana UNM.
G30S/PKI. Jakarta: PT Golden
Terayon Press.

Vol. 7, No.2, Agustus 2020, 188-199 |199

Anda mungkin juga menyukai