Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana hubungan M. Jusuf dengan Qahhar Mudzakkar
sebelum Gerakan DI/TII, strategi M. Jusuf dalam menumpas gerakan DI/TII dan dampak
berakhirnya gerakan DI/TII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum gerakan
DI/TII, M. Jusuf dan Qahhar Mudzakkar memiliki hubungan yang bisa dikatakan cukup
dekat. Dekat dalam hal ini berarti M. Jusuf sempat menjadi salah seorang staf kepercayaan
Qahhar Mudzakkar. Begitupun dengan M. Jusuf sempat menganggap Qahhar Mudzakkar
layaknya keluarga. Bahkan dalam beberapa sumber mengemukakan bahwa M. Jusuf
merupakan anak emas Qahhar Mudzakkar pada masa revolusi. Tergabungnya Qahhar
Mudzakkar dengan gerakan DI/TII dan masuknya M. Jusuf dalam struktur tentara regular
hingga menjadi panglima di Kodam SST XIV/Hasanuddin membuat kedekatan mereka
berubah. Berubah dalam hal ini tidak berarti mereka berkonflik. Hanya saja ia tak lagi bersama
dalam kemiliteran. Ketika Qahhar Mudzakkar memproklamasikan gerakan D/TII nya berarti
Qahhar dan M. Jusuf sudah berbeda dari segi ideologi. M. Jusuf bekerja untuk menumpas
gerakan DI/TII sedangkan Qahhar Mudzakkar bergejolak dengan gerakan DI./TII nya. Hal ini
dilakukan oleh M. Jusuf dilatarbelakangi oleh bakat kemiliterannya dan menjadi bukti
kesetiaanya terhadap NKRI. Pasca berakhirnya gerakan DI/TII dimana setelah Abdul Qahhar
Mudzakkar tertembak, difokuskanlah pembangunan di Sulawesi Selatan dalam segala bidang.
Serta adanya rehabilitasi terhadap eks DI/TII. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
naratif dengan menggunakan metode penelitian history melalui tahap heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi.
Kata kunci: M. Jusuf, DI/TII, dan Sulawesi Selatan
Abstract
This study discusses how M. Jusuf's relationship with Qahhar Mudzakkar before the DI / TII
Movement, M. Jusuf's strategy in combating the DI / TII movement and the impact of the
ending DI / TII movement. The results of this study indicate that before the DI / TII
movement, M. Jusuf and Qahhar Mudzakkar had a fairly close relationship. Closeness in this
case means that M. Jusuf was once one of Qahhar Mudzakkar's trusted staff members.
Likewise with M. Jusuf had considered Qahhar Mudzakkar like a family. Even in several
sources stated that M. Jusuf was a golden child of Qahhar Mudzakkar during the revolution.
The joining of Qahhar Mudzakkar with the DI / TII movement and the inclusion of M. Jusuf
in the regular army structure to become commander in the SST XIV / Hasanuddin Kodam
changed their closeness. Changing in this case does not mean they are conflicted. It's just that
he is no longer together in the military. When Qahhar Mudzakkar proclaimed the D / TII
movement it meant that Qahhar and M. Jusuf were already different in ideological terms. M.
Jusuf worked to crush the DI / TII movement while Qahhar Mudzakkar was in turmoil with
the DI.TII movement. This was done by M. Jusuf against the background of his military talent
and became proof of his loyalty to the Republic of Indonesia. After the end of the DI / TII
movement, where after Abdul Qahhar Mudzakkar was shot, development in South Sulawesi
was focused on all fields. And the rehabilitation of the former DI / TII. This research is a
narrative study using historical research methods through the stages of heuristics, criticism,
interpretation and historiography.
Keywords: M. Jusuf, DI/TII, and South Sulawesi
“Abdul Qahhar Mudzakkar dari Patriot menjadi referensi utama yakni buku
hingga Pemberontak. Anhar mencoba Barbara Sillar Harvey “Pemberontakan
mengungkapkan bahwa pemberontakan Kahar Muzakkar, Dari Tradisi ke DI/TII “,
yang terjadi di Sulawesi Selatan bukan Anhar Gonggong “Abdul Qahhar
hanya karena para eks laskar pejuang Mudzakkar dan Gerakan DI/TII di
revolusi tidak sepamahaman dengan Sulawesi Selatan 1950-1965, Atmaji
pemerintah. Namun ada sebuah faktor Sumarkidjo “Jenderal Muhammad Jusuf
utama dalam terjadinya pemberontakan sebagai Panglima para Jenderal”.
tersebut yakni Siri’ na Pesse sebagai budaya Sumber-sumber tersebut penulis
masyarakat Sulawesi Selatan. Namun, dapatkan dari beberapa tempat yang
dalam buku tersebut lagi-lagi tidak berbeda, diantaranya:
membahas peranan M. Jusuf secara rinci. a. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Anhar sekadar menyinggung bagaimana Provinsi Sulawesi Selatan
penumpasan DI/TII berjalan. b. Balai Pelestarian Nilai Budaya
Atmaji Sumarkidjo yang berjudul c. Badan Wilayah Kota Makassar
Jenderal M. Jusuf Panglima Para Prajurit. d. Perpustakaan Jurusan Pendidikan
Buku ini merupakan biografi M. Jusuf. Sejarah
Dimana dalam tulisan tersebut mencoba 2. Kritik Sumber (Verifikasi)
mengungkapkan kehidupan M. Jusuf secara Peneliti mencoba menentukan keaslian
netral. Serta keterlibatannya dalam berbagai suatu sumber yang berkaitan dengan bahan
peristiwa besar di Indonesia termasuk yang digunakan dalam sumber. Dalam
sebagai karier militernya pasca revolusi. melakukan kritik ekstern peneliti harus
Akan tetapi, dalam buku tersebut hanya betul-betul teliti untuk dalam melakukan
sedikit yang menyinggung mengenai karier verifikasi. Kritik intern yakni melihat dari isi
kemiliterannya. dari sumber yang telah didapat. Penelitia
Literatur-literatur sebelumnya hanya melakukan pengujian informasi yang
membahas mengenai bagaimana DI/TII terkandung didalamnya dapat dipercaya
ditumpas. Dalam tulisan ini, Penulis atau tidak.
mencoba untuk mengungkapkan mengenai 3. Penafsiran (Interpretasi)
peranan M. Jusuf dalam menumpas Salah satu tahap penelitian sejarah yang
DI/TII . Sebelumnya M. Jusuf merupakan cukup sulit dirasakan oleh penulis yakni
salah seorang anak buah dari Qahhar dalam tahap interpretasi. Nyatanya semakin
Mudzakkar yang kemudian berbalik untuk banyak data yang terkumpul semakin sulit
melakukan penumpasan terhadap gerakan bagi penulis untuk melakukan interpretasi.
yang dipimpin oleh Qahhar Muzakkar. Sehingga pada tahap ini, penulis harus
Inilah kemudian yang mendorong penulis betul-betul melakukan analisa yang kuat
dalam melakukan penelitian. untuk mencari kepastian mengenai arti
sebab akibat kejadian-kejadian selanjutnya.
B. Metode Penelitian (Kartodirdjo, 2014) Penulis mencoba untuk
1. Heuristik memberikan fakta-fakta yang baru yang bisa
Data-data yang dikumpulkan berkaitan saja bertentangan dengan hasil-hasil
langsung dengan objek penelitian yakni penelitian sebelumnya.
Arsip Legium Veteran Republik Indonesia, 4. Penulisan (Historiografi)
Arsip Kotamadya Ujung Pandang, Arsip Historiografi sebagai tahap akhir dari
Propinsi Sulawesi (Rhs), Arsip Pemerintah metodologi sejarah sangat penting dalam
Daerah Bone, Arsip Statis Pemerintah perkembangan ilmu pengetahuan. Sebuah
Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi penelitian tidak akan ada artinya tanpa
Tenggara serta Arsip Pribadi Muhammad penulisan. Ada beberapa kendala dalam
Saleh Lahade. Adapun buku-buku yang
melakukan penulisan yakni sulitnya dalam dianggap anak emas Qahhar Mudzakkar.
menulis sejarah secara runtut dan serta Namun beberapa diantaranya juga memiliki
perlunya memperkaya kosa kata dalam kedekatan dengan Qahhar seperti Usman
mempermudah penulisan. Balo, Bahar Mattalioe , Kadir Junus, dsb.
Beberapa data yang berbeda telah b. Pasca Revolusi
didapatkan oleh penulis juga menjadi salah Adanya reorganisasi kemiliteran pasca
satu kendala dalam mengabungkan pengakuan kedaulatan, M. Jusuf
beberapa sumber tersebut. Penulis harus mendapatkan kesempatan yang baik dalam
betul-betul jeli melihat data yang telah bidang kemiliteran berkat pendidikannya.
melewati tahap verifikasi dan interpretasi. Sebaliknya dengan Qahhar karena
beberapa kriteria tak dapat dipenuhi yang
C. Tinjauan Penelitian telah ditentukan oleh pimpinan militer.
Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah Pasca revolusi M. Jusuf dan Qahhar
yang sangat kompleks. Terdapat beberapa Mudzakkar tidak lagi melakukan kerja
suku besar di dalamnya, agama ataupun sama seperti halnya antara pemimpin dan
kepercayaan yang beragam serta adat staf pada masa revolusi. Meskipun
istiadat yang berbeda-beda pula. Masyarakat hubungan mereka tidak pernah dikatakan
Sulawesi Selatan pada umumnya bermata bahwa terjadi konflik diantara keduanya.
pencaharian sebagai petani. Namun pasca pengakuan kedaulatan M.
Tahun 1950-1965 di Sulawesi Jusuf bergabung dengan kemiliteran.
khususnya bagian Sulawesi Selatan dalam Meskipun Qahhar pun juga sempat
konteks sekarang mengalami gejojak bergabung, namun hal itu tidaklah lama.
pemberontakan. Hal ini dimulai ketika para Pada tanggal 4 Maret 1952 M. Jusuf
eks lascar pejuang tidak dberikan ruang ditugaskan sebagai anggota bagian I SUAD
untuk tergabung dalam struktur kemiliteran berkedudukan di Jakarta. Setelah itu
secara resmi. (Harvey, 1989). mengikuti SSKAD (Sekolah Staf dan
Penelitian ini terfokus pada daerah Komando Angkatan Darat) di Bandung.
Sulawesi Selatan. Karena Sulawesi Selatan Selesai SSKAD, kembali ditugaskan ke
merupakan pusat gerakan DI/TII dan Makassar sebagai Staf Teritorium VII, pada
tempat M. Jusuf bertugas hingga ia tanggal 27 Agustus 1953. Seiring dengan
terangkat menjadi Panglima Kodam tuntutan tugas, maka pada tanggal 27
XIV/Hasanuddin. Oktober 1953 ditunjuk sebagai kepala
D. Pembahasan resimen infanteri 24/TT VII di Manado
1. Hubungan M. Jusuf dengan Abdul dengan pangkat Kapten. Kemudian pada 3
Qahhar Mudzakkar sebelum gerakan April 1954 ditugaskan kembali ke Makassar
DI/TII sebagai K.II SUT/Terr VII, sampai
pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor pada
a. Masa Revolusi
28 Agustus 1954. Dua bulan setelah naik
Bahar Mattalioe mengatakan dalam
pangkat menjadi Mayor, M. Jusuf
bukunya bahwa M. jusuf pernah menjadi
diperintahkan mengikuti pendidikan
anak emas Qahhar. Ketika membaca
Advanced Officer Course dan Air Borne
kehidupan kemiliteran Qahhar, ia memang
Jumpmaster Course Fort Benning, USA
sering kali berusaha memiliki anak buah
pada tangga 18 Oktober 1955-Juli 1956.
yang dapat ia percayai. Istilahnya lebih
(Darat, 2013).
dekat dengan dirinya dibanding dengan
Disana ia mengadakan kontrak yang
yang lain. Namun, sejauh ini penulis
berharga dengan rekan-rekannya perwira
melihat bahwa hubungan M. Jusuf dengan
Indonesia di sana misalnya Jani. Ia bertemu
Qahhar bisa saja diakatakan hal yang
dengan seorang perwira Amerika ynag
lumrah. Bukan saja M. Jusuf yang pernah
sangat penting, George Benson, seorang
Juusf dengan Qahhar di masa lalu sehingga orang itu berpelukan, Qahhar matanya
M. Jusuf tetap berusaha melakukan cara- berkaca-kaca. Mereka sudah lama
cara damai sebelum cara-cara fisik. merupakan lawan, tetapi mereka pernah
Masih banyak sisa-sisa kecurigaan dan menjadi bapak dan anak buah. Qahhar
keragu-raguan pada kedua bela pihak mendesak agar pertemuan resmi antara
karena diperlukan waktu beberapa Minggu mereka diadakan sendirian, Jusuf harus
sebelum pertemuan berlangsung. dua orang tidak bersenjata, dan tidak disertai
perwira junior yang kedua-duanya bekas pengawal. Dalam pertemuan mereka
anak buah Qahhar (seorang diantaranya Qahhar rupanya mengatakan bahwa karena
suku Jawa) dikirim ke daerah dekat markas daerah itu sekarang berada di bawah
besarnya di Bonepute. Di sana mereka penguasaan anak daerah, dan karena ia
menunggu dihubungi oleh Qahhar di mempercayai M. Jusuf, maka ia akan
sebuah rumah terbuka yang diberi tanda; mengerahkan semua pasukannya kepada
“Istana Perdamaian; Bonepute, 5 Oktober M. Jusuf. Gencatan senjata diumumkan
1961; Kurir kodam XIV/HN.” Kontak dan suatu komando penyelesaian dibentuk
diadakan mula-mula dengan Gerungan , di bawah B.S Beranti, menteri pendidikan
dan kemudian delegasi dibawa untuk dalam kabinet Qahhar. (Harvey, 1989).
bertemu dengan Qahhar di pangkalannya 3) Perundingan 12 November 1961
di Latimojong. (Harvey, 1989). Pertemuan selanjutnya diadakan tanggal
Suatu operasi resmi yang diberi nama 12 November 1961, dan ketika itulah
“Latimojong” juga dilancarkan di bawah Qahhar dengan resmi menyerahkan
Komando Letnan Kolonel Azis Taba komando atas semua pasukannya kepada
dengan perintah untuk menyelesaikan Jusuf dengan pengecualian satu batalyon,
pemberontakan dengan cara damai atau pengawal pribadinya yakni Momoc
kekerasan. Azis Taba dengan Tim Tempur Ansharullah. (Harvey, 1989). Sekalipun
Resimen berkekuatan sekitar 2.000 orang sejumlah anak buah Qahhar memang
mendarat di dekat Bonepute pada tanggal 3 masuk ke kota setelah penyelesaian
Oktober. Mereka menunggu hampir Bonepute-Gerungan terlihat sedang
seminggu untuk menerima pesan dari bersembahyang di masjid utama Makassar
Qahhar. Akhirnya datang sepucuk surat – baik Qahhar maupun deputinya, Sanusi
yang meminta diadakan pertemuan dan Daris tidak pernah secara resmi masuk ke
pada tanggal 16 Oktober 1961, Azis Taba kota. (Harvey, 1989).
disertai oleh beberapa perwira staf bertemu Penyelesaian akhir tidak pernah
dengan Qahhar dan Gerungan. Qahhar tercapai, dan dalam waktu setahun Qahhar,
setuju untuk bertemu dengan M. Jusuf. Corrie, Gerungan, dan para anggota
(Harvey, 1989). Di samping cara damai, Momoc sekali lagi mengundurkan diri ke
tetap juga dipersiapkan untuk melakukan dalam hutan. (Harvey, 1989). Menurut
operasi militer ketika cara damai tidak Anhar Gonggong dalam pertemuan ini
memungkinkan. Qahhar mengajukan diri untuk dijadikan
Pada tanggal 21 Oktober 1961, M. komandan operasi untuk membebaskan
Jusuf dengan disertai Azis Taba, A. R. Irian Barat (yang pernah diperintahkan
Malaka, Andi Lantara dan sejumlah Soekarno bulan Desember 1961).
perwira lainnya, tiba di Bonepute. Ia mula- Sumber-sumber Angkatan Darat,
mula ditemui oleh Ayah Qahhar, kemudian Qahhar pada tanggal 1 Januari 1962
oleh Corrie, dan kemudian oleh Gerungan. mengajukan beberapa tuntutan tambahan
Lalu Corrie mengawal M. Jusuf dan yakni:
kelompoknya ke markas besar Qahhar. a) Diberi wewenang penuh untuk
Mungkin ini hanya sandiwara, demikian memtuskan apakah sebaiknya
dinyatakan oleh beberapa orang tetapi dua
yaitu Letkol TII Kadir Junus menyerah kujang di seberang sungai lantas
kepada pihak TNI. Perwira ini membuka menembaki mereka. (Sumarkidjo, 2006).
tempat persembunyian Qahhar yang Jam 05.30 waktu setempat seluruh
dikatakan berada di suatu tempat di pasukan sudah sampai di sasaran dan siap
Sulawesi Tenggara, yaitu di sekitar sungai pada posisi stellingnya yang telah
La Solo, Kabupaten Kendari. Tapi ditentukan sebelumnya dengan maksud
menurut panglima Jusuf, kepastian untuk menangkap hidup-hidup Qahhar.
persembunyian Qahhar didapat pada 22 Posisi musuh mendiami 6 buah gubuk yang
Januari 1965. Suatu tim RPKAD berhadapan dengan sebuah anak sungai
menyergap sekolompok orang di sekitar bermuara pada sunagi Lasolo. Tepat jam
Lawate. Di antara dokumen-dokumen yang 05.45 tanggal 3 Pebruari 1965 pasukan Ton
disita terdapat surat-surat yang masih baru I Kompi D/Yonid 330 Para Raider Kujang
ditulis oleh Qahhar Mudzakkar yang I/Siliwangi dengan heroic dan semangat
ditujukan kepada Mansyur. (Sumarkidjo, melancarkan serangan kilat terhadap
2006). perkubuan Qahhar. (Gonggong, 2004).
Pada tanggal 2 Februari 1965, tiba-tiba Ketika seorang gerombolan berjalan
saja anak buahnya melihat seseorang yang mendekati sungai Lasolo, untuk
membawa senjata sedang naik rakit di mempersiapkan rakit dan membawa
Sungai lasolo yang ketika itu sedang banjir. sebuah senjata Granad. Pada saat yang
Peltu Umar memerintahkan anak buahnya bersamaan semua laras senapan
untuk tidak bergerak. Ternyata rakit memuntahkan pelurunya ke arah gubuk
menuju ke sebuah perkemahan yang terdiri dan musuh yang berlari dalam keadaan
dari sejumlah bivak yang terletak berjajar di panik. (Darat, 2013).
tepi sungai. Mereka melihat lebih banyak Kopral Lili Sadeli, dari Siliwangi
lagi orang bersenjata yang mandi-mandi di melihat seseorang memegang sebuah granat
sungai.sayuup-sayup terdengar suarat radio tangan meloncat dari sebuah gubuk.
transistor, dan lagu yang keluar dari radio Ternyata orang ini adalah Qahhar
adalah “Kenang-kenangan”. Ini menurut Mudzakkar. Pada mulanya anggota
penunjuk jalan mereka adalah lagu penyergap ini mau menangkap sasarannya
kesayanagn Qahhar. (Sumarkidjo, 2006). secara hidup, tetapi maksud itu
Adanya kepastian tempat diurungkannya. Karena ternyata sasarannya
persembunyian Abdul Qahhar Mudzakkar, mengenggam sebuah granat tangan. Setelah
pasukan operasi kilat pun mengatur itu dengan cepat dibidiknya sasaran yang
penyerahan terhadap tempat tersebut. sudah dipastikannya adalah orang yang
Persiapan dilakukan pada pukul 16.00 sore dicarinya selama ini. Setiap anggota
tanggal 2 Februari dan penyerangan penyergap diberikan foto Abdul Qahhar
dilakukan pada jam 03.00 subuh. (Darat, Mudzakkar dan hasilnya, sasarannya
2013). Umar memerintahkan pasukannya terjatuh dan meninggal. (Gonggong, 2004).
sebanyak 30 orang menyeberang sungai dan Dari tembakan pertama hingga terakhir
mengepung perkemahan itu. Empat orang hanya dibutuhkan waktu lima menit untuk
prajuritnya ditinggal di seberang sungai menghancurkan seluruh perkubuan dan
untuk mencegah lawan yang nanti hendak penghuninya tersebut. (Darat, 2013).
melarikan diri. Mereka mengepung sambil Pertempuran di pagi buta itu hanya
menunggu agar bisa melihat sasaran lebih berjalan lima menit. Mayat-mayat yang ada
jelas. sekitar pukul 04.00, beberapa orang dikumpulkan untuk diidentifikasi. Akhirnya
keluar dari bivak dan berjalan menuju diyakini bahwa salah seorang yang tewas
sungai, mungkin mau mandi atau ada adalah Qahhar Mudzakkar, orang yang
keperluan lain. khawatir mereka akan paling ditakuti sejak tahun 1950 dan yang
melakukan sesuatu, keempat prajurit mengangkat dirinya sebagai Khalifah
bahwa M. Jusuf sempat menjadi anak emas hingga operasi yang terakhir yakni operasi
Qahhar pada masa revolusi. Keduanya kilat merupakan operasi paling efektif yang
sempat bekerja sama dalam sebuah pernah ada dibanding operasi-operasi
organisasi militer yang sama. Abdul Qahhar sebelumnya hingga berhasil membunuh
Mudzakkar sebagai pemimpin sedangkan Qahhar Mudzakkar. Operasi kilat ini
M. Jusuf sebagai staf. Namun menurut disiapkan sedetail mungkin oleh M. Jusuf
penulis berdasarkan beberapa literatur, M. demi mencapai tujuan yang maksimal Pasca
Jusuf yang digambarkan sebagai anak emas terbunuhnya Abdul Qahhar Mudzakkar,
Qahhar merupakan hal yang lumrah. Pemerintah fokus ke pembangun dalam
Bukan hanya M. Jusuf yang pernah segala bidang. Begitu pula dengan M. Jusuf
dikatakan sebagai anak emas Qahhar. Ada mulai menggiatkan pembangunan ekonomi
beberapa orang yang dianggap pernah demi kesejahteraan para prajurit. Di sisi lain
memiliki hubungan dekat dengan Qahhar terhadap eks DI/TII, masa pembersihan
yakni Usman Balo, Bahar Mattalioe dan sisa-sisa anak buah Mudzakkar terus
Kadir Junus. Beberapa mantan anak buah dilakukan dan eks DI/TII yang
Qahhar tersebut sempat menjadi anak buah menyerahkan diri diusahakan untuk
kepercayaan Qahhar meskipun pada dilakukan direhabilitasi demi perbaikan
akhirnya memilih jalan yang berbeda hidup mereka.
dengan Qahhar. (Ansar, W. A., Ahmadin,
Daftar Pustaka
A., & Ridha, M. R., 2019))
Aisyah, N., Patahuddin, P., & Ridha, M. R.
Tidak ada literatur yang
(2018). Baraka: Basis Pertahanan
menggambarkan bahwa M. Jusuf dengan
DI/TII di Sulawesi Selatan (1953-
Abdul Qahhar Mudzakkar perna
1965). Jurnal Pattingalloang, 5(2),
berkonflik. Namun pasca pengakuan
49-60.
kedaulatan, ketika terjadi reorganisasi
Ansar, W. A., Ahmadin, A., & Ridha, M.
dalam militer, M. Jusuf sempat menjadi
R. (2019). Bulukumba di Tengah
ajudan Kawilarang dan sempat diberikan
Pergolakan DI/TII 1952-
beberapa tugas. Sedangkan Qahhar pada
1965. Jurnal Pattingalloang, 4(3), 72-
saat itu posisinya mulai terancam dan
86.
namanya pun tidak terdapat dalam posisi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
yang strategis. Disinilah awal mula M. Jusuf
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
dengan Qahhar berbeda jalur hingga ia
Propinsi Sulawesi (Rahasia) 1946-
memproklamasikan gerakan DI/TII nya
1960 Volume IX No.1 Tahun
sedangkan M. Jusuf fokus dalam karir
1995/1996. Register 453. Dos 35.
militernya sampai ia diangkat menjadi
Keamanan di Sekitar Kepulauan
Panglima Kodam.
Spermonde.
M. Jusuf dalam meredam gerakan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
DI/TII menggunakan dua cara yakni
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
melalui jalur non fisik dan jalur fisik. Ia
Kotamadya Ujung Pandang 1959
sebagai anak daerah tetap mengutamakan
Volume III No. 1 tahun 1995-1997.
jalur-jalur non fisik untuk menghindari
Register 96 Dos 49. Surat-Surat
banyaknya pertumpahan darah. Ada
yang Hilang di Bahagian Arsip
beberapa kali pertemuan yang ia lakukan
Kotapraja Makassar.
bersama Qahhar sebelum jalur fisik
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
digencarkan. Namun ketika M. Jusuf
Sulawesi Selatan. Inventaris Arsip
melihat bahwa jalur non fisik tersebut tidak
Legium Veteran Republik
membuahkan hasil yang maksimal, maka
Indonesia 1959 Volume II No. 1
dilancarkankanlah operasi militer.
tahun 1995-1997. Register 639 Dos
Beberapa kali operasi militer dilakukan