Anda di halaman 1dari 12

Kaufik Anril

"Pesona Indonesia melalui keindahannya, kultur serta keberagamannya,


menginspirasiku menekuni fotografi dan sinematografi, berkelana ke segala
penjuru nusantara sambil kubaktikan segala ilmuku untuk Bumi Pertiwi"

Efektifkah Drone Jammer ? Apa yang terjadi saat


Drone di Jammed ?
Desember 19, 2018

Apa yang akan terjadi ketika sebuah Drone di jam oleh alat yang namanya
Drone Jammer ?  Lalu apakah efektif drone jammer menjaga keamanan dari
oknum yang menggunakan drone untuk keperluan negatif ?  Hmm,
pembahasan yang menarik ya ?   Pertama-tama perlu saya jelaskan bahwa
artikel yang saya tulis ini adalah pembahasan berdasarkan analisa
spesifikasi teknis baik dari alat jammer maupun drone. Saya sendiri belum
pernah menggunakan alat jammer drone ataupun mengalami drone di jam.
Artikel ini saya tulis berdasarkan analisa teknis lalu dikuatkan dengan
sumber-sumber di youtube mengenai cara kerja jammer, dan simulasi drone
jamming. Jadi bila ada yang keliru dalam penulisan artikel harap di maklumi
dan saya siap menerima koreksi, apalagi diskusi.

SPESIFIKASI TEKNIS DRONE

Sebelum menelaah lebih jauh mengenai apa yang terjadi saat sebuah drone
di JAM oleh alat yang namanya drone jammer, mari kita pahami terlebih
dahulu cara kerja sebuah drone. Hal ini penting sebagai dasar pengetahuan
untuk menganalisis apa yang akan terjadi bila sebuah drone di jammed.
Bagian-bagian dasar sebuah drone jenis quadcopter

Pada dasarnya, sebuah drone Quadcopter bisa terbang dan bermanuver


dengan mengandalkan putaran 4 propeller / baling-baling yg di gerakan oleh
masing-masing motor (M1, M2, M3, M4). Saat putaran semua propeller
ditingkatkan pada kecepatan yang sama, maka drone akan bergerak vertical
naik keatas, sebaliknya saat diturunkan kecepatannya maka drone akan
turun. Lalu bagaimana cara drone bergerak maju ?  Caranya dengan
menurunkan kecepatan Motor 1 dan Motor 2, maka drone akan menukik
kedepan, dan drone pun akan melaju ke arah depan. Hal yang sama jika
drone akan bergerak ke kiri, kanan atau belakang. Intinya semua
pergerakannya dapat dikendalikan hanya dengan mengatur putaran motor
pada ke-empat sumbu drone quadcopter. Semuanya diatur secara
komputerisasi berdasarkan input dari pilot yang diperoleh dari modul alat
yang bernama Receiver. RX atau Receiver inilah yang menerima instruksi
dari pilot melalui gelombang Radio.

Nah, sampai sini mudah-mudahan bisa dipahami bagaimana cara Drone


jenis Quadcopter bisa terbang secara basic. Apa artinya Basic ?  Artinya
begini, basic drone yang didesain asal bisa terbang akan cukup sulit
dikendalikan secara manual oleh manusia. Mengapa ?  Karena sulit sekali
bisa membuat drone tersebut terbang diam ditempat / hovering secara
presisi tanpa bergerak kesana kemari. Disaat drone miring sedikit saja,
maka drone akan bergerak kearah kemiringan, dan makin lama makin
cepat. Pilot harus secara sigap untuk mengecounter gerakan drone tersebut.
Ini yang namanya terbang full manual tanpa bantuan komputer sedikitpun,
pilot akan sangat repot untuk menstabilkan pergerakan drone. Pingin coba
sesulit apa mengendalikan drone full manual ?  coba aja beli drone seharga
300rban, itupun rata-rata memiliki fitur penstabil penerbangan.

Untuk membantu mempermudah pilot dalam mengendalikan drone,


dibuatlah algoritma / program yang ditanam pada otak sebuah Flight
Controller dengan mengandalkan alat bantu / sensor yang bernama IMU /
Inertial Measurement Unit, yang intinya mengukur kecepatan sudut pesawat,
kemiringan, dll. Sederhananya, dengan alat ini, komputer mampu
mendeteksi kemiringan pesawat drone, sehingga saat anggap saja drone
miring ke kanan, maka sensor IMU akan memberi masukan data kepada
flight controller untuk segera mengkoreksi kemiringan pesawat agar posisi
pesawat selalu dalam keadaan datar / level. Ini yang sering kita sebut
dengan istilah "ATTITUDE" mode. Pada mode ini, pesawat drone akan
terjamin terbang level, tapi tidak menutup kemungkinan untuk drifted alias
tertiup angin dan lari.

Maka untuk menyempurnakan kemudahan pilot mengendalikan sebuah


drone quadcopter, ditambah lagi satu sensor yaitu GPS & Compass. Dimana
modul GPS akan secara terus menerus mengupdate posisi ke komputer
sehingga pesawat drone mampu hover ditempat mendekati sempurna.
Seperti kita ketahui bahwa GPS menerima sinyal radio dari beberapa
satelite yang mengorbit di planet bumi. Untuk meminimalisir gerakan
vertical, drone juga menggunakan sensor barometer yang mengukur
tekanan udara agar mampu meminimalisir drone bergerak  naik dan turun.
Ini adalah spesifikasi dasar sebuah drone yang dibuat oleh para perakit dan
pabrikan pada masa generasi pertama drone quadcopter tahun 2011-2015,
kurang lebih diagramnya seperti ini:

Diagram Drone Quadcopter generasi pertama baik rakitan maupun pabrikan

Lalu bagaimana drone generasi pertama ini mampu mengirimkan gambar ke


pilot dibawah ? Caranya menggunakan modul transmitter terpisah khusus
untuk mengirimkan LIVE video analog. Nah dengan demikian maka ada
berapa Radio Frequency yang digunakan oleh sebuah drone generasi
pertama ?  Ada 3, pertama Pilot Transmitter & Receiver, umumnya
menggunakan frequency 2,4 Ghz dan untuk fpv longrange ada juga yg
menggunakan frequency 430 Mhz. Radio Frequency yang kedua adalah
untuk downlink video umumnya menggunakan 2,4 Ghz, 5,8 ghz, ada juga
1,2 Ghz, umumnya dipilih salah satu dengan kombinasi yang tidak bentrok
dengan Transmitter pilot. Dan terakhir adalah frequency radio GPS dari
satelite GPS ke modul GPS receiver yang beroperasi pada band frequency
1-1,5 Ghz.

Ok, itu adalah cara kerja basic drone, atau saya biasa menyebutnya drone
generasi pertama baik Rakitan maupun Pabrikan. Kalo di seri DJI, phantom
seri pertama dan kedua masih masuk kategori drone generasi pertama.
Teknologi drone terus dikembangkan, pabrikan DJI membuat drone generasi
kedua yang mengintegerasikan semuanya sehingga menghasilkan drone
yang kecil namun sangat mumpuni.

Drone generasi kedua ini mengubah modul Radio Rx dan pilot Transmitter
dengan menggunakan teknik Data Link. Jadi kalo dulunya komunikasi
control pesawat drone bersifat satu arah yaitu dari Pilot kearah Drone, saat
ini keduanya saling transmit & receive di waktu yang bersamaan, seperti dua
buah komputer yang saling terhubung jaringan, termasuk didalamnya adalah
instruksi input pilot kepada drone juga video streaming secara digital dari
drone ke pilot. Makanya jangan kaget, kualitas gambar drone pada generasi
kedua ini sangat bagus karena transmisi digital beresolusi tinggi. Bedanya
dengan analog jelas di resolusi dan reaksi saat terjadi interferensi. Kalo
video analog saat ada interferensi radio gambar akan bersemut, sedangkan
pada digital akan terjadi delay / lag atau istilah teknisnya timbul latency.
Kurang lebih drone generasi dua memiliki diagram seperti ini:
Diagram Drone Generasi 2

Dari sisi penggunaan Radio Frequency, drone generasi 2 menggunakan


lebih sedikit radio frequency, karena untuk keperluan video live view sudah
di integerasikan dengan teknik Data Linking. Data link yang umum
digunakan oleh pabrikan drone seperti DJI beroperasi pada frequency 2,4
Ghz dan 5,8 Ghz. Mengapa ? karena frequency tersebut yang nyaris bebas
digunakan hampir diseluruh negara di dunia ini.

SPESIFIKASI TEKNIS DRONE JAMMER

Nah sekarang mari kita bahas, apa sih drone jammer itu ? Drone jammer itu
pada intinya adalah sebuah perangkat pemancar gelombang radio yang
kekuatannya sangat terarah dengan menggunakan teknik pemancar High
Gain Directional Antenna untuk diarahkan ke drone dengan maksud
melumpuhkan / fungsi penerimaan gelombang radio pada sebuah drone
sasaran.

Diagram sebuah JAMMER Drone

Dengan menggunakan High Gain / Directional antenna, sebuah pancaran


gelombang radio dapat di arahkan ke satu titik dengan sudut transmisi yang
cukup kecil dan berkekuatan besar. Rata-rata drone jammer mampu
mempolarisasikan pancaran dengan sudut 30 derajat sampai sejauh ribuan
meter. Masih kurang paham ?  Hmm... ibarat kita punya lampu senter. Kalo
lampu senter kita bongkar dan kita lepas reflektor cahayanya, lalu kita
nyalakan lampunya, maka pancaran sinar bohlam tersebut akan memancar
ke segala arah dengan kekuatan yang sama. Ini namanya Omnidirectional
transmission, lalu dapatkah kita mengarahkan sinar ke tempat yang jauh
didepan ?  Tidak bisa, karena kita butuh elemen yg namanya reflektor untuk
memantulkan dan memfokuskan pancaran cahaya dari bohlam ke satu titik,
alhasil senter kita mampu menyinari tempat nun jauh didepan, tapi tak ada
satu cahaya pun yang bocor ke belakang maupun samping. Ini kurang lebih
analogi dari sebuah antena Directional / high gain.

Analogi sederhananya, jika drone & pilotnya kita analogikan sebagai dua
orang yang sedang ngobrol, jammer ini adalah suara bising yang sengaja
diarahkan kepada salah satu orang yang sedang ngobrol tersebut, alhasil
komunikasi mereka terhambat bahkan tidak bisa berkomunikasi karena
kebisingan yang ditimbulkan oleh jammer.

Frekuensi kerja dari sebuah Drone Jammer sudah pasti adalah 2,4 Ghz,
karena mayoritas drone menggunakan freq ini untuk data link maupun
kontrol. Jammer yang mumpuni bahkan memiliki 3 frekuensi sekaligus yaitu
1,5Ghz untuk jamming GPS signal, 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz untuk jamming
control. Yang artinya ada 3 antenna directional sekaligus dalam sebuah
Drone Jammer.

Lalu bagaimana dengan drone yang beroperasi menggunakan frekuensi


UHF ?  Hmmm... mayoritas spesifikasi jammer yang saya lihat tidak
mempunyai kapabilitas beroprasi pada frekuensi ini. Kenapa ?  Hmmm
jawabnya agak panjang dan teknis. Dalam Teknik radio dikenal istilah
panjang gelombang, nah desain antenna sebuah pemancar harus
disesuaikan dengan panjang gelombangnya agar polarisasi gelombang
terarah efektif dan tidak merusak pemancar. Semakin tinggi frekuensi radio,
panjang gelombangnya semakin kecil, itu sebabnya antena pemancarnya
semakin mini / kecil. Nah kalo pada frequensi 2,4 Ghz aja diperlukan
panjang antena directional sepanjang kurang lebih 1 meteran seperti bentuk
senapan, maka antena berkarakter sama untuk frek 430Mhz, diperlukan
dimensi antena kurang lebih 6x lipat lebih besar, karena panjang gelombang
frek 430 Mhz (UHF) adalah sekitar 70cm. Ini sesuai dengan rumus Panjang
gelombang = Kecepatan Rambat radio (c) / operating frequency (hz).
Drone Jammer, terlihat ada 3 element antenna pada jammer tipe ini,
masing2 untuk frek 2,4 , 5,8 dan 1,5 Ghz.

BAGAIMANA DAMPAK JAMMER TERHADAP DRONE ?

Nah, sudah paham kan cara kerja sebuah drone jammer ?  Mari kita analisis
dampak jammer terhadap drone yang sedang terbang. Mari kita bagi
menjadi beberapa jenis drone, karena dampaknya akan berbeda tergantung
spesifikasi drone yang di Jam.

DAMPAK JAMMER PADA DRONE RAKITAN / GENERASI 1

Bila transmisi control drone rakitan / generasi 1 ini menggunakan 2,4 Ghz,
dengan downlink video secara terpisah, lalu apa yang terjadi saat di jam ? 
Ini sangat tergantung dari firmware / algoritma program yang ada pada flight
computer drone tersebut. Pada Drone yang menggunakan Flight computer
dengan software pabrikan (non open source), maka reaksi drone saat di jam
pada frekuensi controlnya, maka biasanya otomatis akan mengaktifkan fitur
Return-To-Home, tapi karena GPS nya pun di jam (no signal), maka return
home tidak akan berfungsi, sehingga drone akan diam ditempat dan
mungkin drifting saat tertiup angin sampai battery nya habis maka dia akan
mendarat di posisi tersebut. 
Tapi bila control drone tersebut menggunakan frekuensi 430 Mhz / UHF,
maka frekuensi control tidak terpengaruhi, pilot tetap dapat mengendalikan
drone tersebut dalam mode ATTI dimana drone tidak mampu hovering
ditempat secara presisi karena GPSnya tidak berfungsi.

Sementara untuk drone jenis ini, Video downlink yang terpisah sama sekali
tidak terpengaruhi, karena pancaran Video dari drone ke pilot tidak
terganggu jammer. 

Yang termasuk pada drone jenis ini antara lain DJI Phantom seri 1, dan seri
2, drone-drone rakitan baik multicopter maupun fixed wing dengan Flight
Controller dari DJI, 3DR, pixhawk, APM, dll.

Drone Gen 1 menggunakan frekuensi terpisah untuk video transmission

DAMPAK PADA DRONE GENERASI 2

Nah sekarang mari kita analisa untuk drone Generasi 2, yang menggunakan
teknik Data Link untuk semua aspek kendali dan streaming drone. Saat
jammer aktif dan efektif pada drone jenis ini, maka perilaku drone mirip
dengan drone generasi 1,  yaitu antara akan diam ditempat disertai drifting
bila kondisi berangin, dan lama-kelamaan akan mendarat sendiri saat
batterynya mulai habis. Yang membedakan adalah karena datalink nya di
jam / lumpuh, maka pilot tak akan mendapat streaming video / visual. 

Karakteristik Drone generasi 2, karena semuanya sudah integrated & source


programnya non open source, nyaris tidak bisa mengubah perilaku drone
saat terkena jam. Berbeda dengan drone generasi 1 yang memungkinkan
pemograman kustom pada flight controlnya, memungkinkan untuk
mengubah reaksi drone saat di jam.

DAMPAK PADA DRONE MURAH / SEDERHANA

Dampak pada drone-drone murah yang tidak memiliki fitur Fail-Safe lebih
menyeramkan, saat kena jam sangat mungkin drone akan langsung jatuh
ditempat, karena algoritma flight controllernya sangat sederhana dan tidak
memiliki fitur fail-safe.

MUNGKINKAH KENDALI DRONE DI TAKE OVER JAMMER ?

Nah kalo ini pertanyaannya, maka nama alatnya bukan lagi jammer, tapi
drone hijacker. Sejauh riset saya, belum menemukan fitur ini pada drone
jammer yang ada di pasaran saat ini. Karena memang cukup sulit untuk
menembus fitur komunikasi digital antara transmitter & receiver terutama
yang berkualitas baik. Rata-rata mereka memiliki fitur frekuensi hopping /
lompat-lompat, juga enkripsi transmissi sehingga untuk pengambil alihan
kontrol hampir tidak mungkin. Tapi hal ini bisa jadi memungkinkan bila
disuatu hari nanti, pabrikan drone diwajibkan memprogram flight
computernya untuk memberi full akses kendali drone pada produk jammer
yang bersertifikat dalam rangka penegakan hukum. 

LALU EFEKTIFKAH DRONE JAMMER DALAM MENJAGA KEAMANAN &


PRIVASI ?

Untuk preventif terhadap drone pilot nakal, fotografer, dengan level amatir,
non-kriminal tentunya sangat efektif. Bayangkan betapa stressnya pilot
drone saat mengetahui drone nya di jam, ketiup angin kencang saja sudah
stress apalagi di jam hehehe, ketakutan drone tiba-tiba jatuh, habis deh
uang melayang.

Tapi kalo untuk pencegahan kriminal, Hmmm saya rasa masih jauh dari
aman. Kalo yang memang niat untuk menembus sebuah area dengan
drone, bisa menggunakan teknik decoy, satu drone dijadikan umpan, karena
drone jammer handheld hanya bisa menjam satu unit drone saja, sementara
penjahat akan mengerahkan drone ke-2 atau bahkan ketiga sehingga
mampu bergerak leluasa. Tapi ini bisa dicegah dengan drone jammer yang
bersifat perimeter. 
Selain itu, penggunaan frekuensi yang tidak umum juga bisa menembus
barikade jammer dengan mudah, karena drone hanya akan kehilangan fitur
GPS saja saat di jammed. Juga kustomisasi flight behaviour saat drone di
jam sangat mungkin untuk di program pada flight controller yang
menggunakan firmware opensource seperti Ardu Pilot. Sudah deh, jangan
dibahas detail, nanti malah ditiru untuk berbuat sesuatu yang tidak baik... he
he....

Akhir kata, marilah kita gunakan teknologi drone ini untuk sesuatu yang
positif, tak perlu takut di jammed, karena selama kita operasikan drone kita
secara bertanggung jawab, niscaya drone kita tak akan di jam. Karena
Jammer hanya boleh dimiliki dan digunakan secara legal oleh aparatur
negara. Demikianlah Tulisan ini dibuat untuk pengetahuan dan maksud yang
positif, bila ada hal yang keliru mohon koreksinya, saya selalu siap untuk
berdiskusi.

Terima kasih,
Kalo butuh jasa Aerial Fotografi & Filming silahkan kunjungi website bisnis
foto udara saya di www.helicamindo.com atau bisnis film maker saya di
www.anrilfilm.com

drone

catatan nolep 18 Maret 2022 pukul 18.54


Terimakasih Gan, artikelnya sangat membantu

BALAS

gu49mys4g7 6 Januari 2023 pukul 04.46

The 빅카지노 site is renowned for ultra-high visitors poker tournaments,


reaching a $1 million GTD with the Monthly Milly event. It regulates
restrictive dealing with of online-gambling, including a basic state monopoly
on public gambling with restricted exceptions for quantity of} business
providers. Online gambling, and other types of public gambling, towards
these laws {is illegal|is towards the law|is unlawful} in Germany. In most
instances, this requires minimal of|no much less than} a three-room setup,
comprising a stay studio, a server/software room, and an analyst’s room.

BALAS
Agar dapat memberikan komentar, klik tombol di bawah untuk login dengan
Google.

LOGIN DENGAN GOOGLE

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?


Juni 01, 2017

Foto Udara Kota Fakfak Papua Barat Salam Petualangan sahabat


Netizen yang keren-keren, kali ini saya mau cerita tentang perjalanan
kerja kami Team Film ANRILFILM dalam rangka pembuatan video …

BACA SELENGKAPNYA

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang
wajar ?
Juli 09, 2019

Hari ini di Whatsapp group bertema fotografi beredar viral lagi sebuah
screen shoot percakapan calon customer yang sedang menawar jasa
foto dan video pada seorang fotografer entah siapa. Dari percakapannya…

BACA SELENGKAPNYA

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic


Air
Januari 24, 2018

DJI MAVIC AIR Pagi ini saya terima email promotional dari DJI yang
isinya iklan promosi drone pabrikan DJI terbaru dari keluarga Mavic, wow
yang tentunya sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Ya, ternyata

BACA SELENGKAPNYA

   
Diberdayakan oleh Blogger

(C) Kaufik Anril

KAUFIK ANRIL

I am an enthusiast film maker, learning


photography before cinematography.
Able to do many activities to support this
passion such as Scuba Diving, Drone
technology, Trekking, Adventure, Etc.

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Label

Translate
Pilih Bahasa
Diberdayakan oleh Terjemahan

   

Anda mungkin juga menyukai