Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA


BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA

Disusun Oleh:

Dwi Peasasti (1710206002)

Dosen Pembimbing:

Sujinal Arifin, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA

Dwi Prasasti

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

ABSTRAK

kemampuan pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan


yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan. Rumusan masalahnya
ialah bagaimana deskripsi pentingnya kemampuan pemecahan masalah
matematika dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan langkah-langkah polya.
Penulis bertujuan untuk mengetahui deskripsi dari pentingnya kemampuan
pemecahan masalah matematika dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan
langkah-langkah polya. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika sangatlah penting. Berdasarkan langkah-langkah
polya siswa lebih mudah untuk mengatasi pemecahan masalah matematika, bukan
hanya untuk digunakan menyelesaikan konsep matematis, akan tetapi dapat
digunkan siswa dalam menyelesaikan semua permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.

Kata kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam


Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Langkah-Langkah Polya
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu mata pelajrana yang memiliki peranan
cukup penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk membantu
siswa mengkaji suatu secara logis, kreatif dan sistematis. Karena itu lah ,
pembelajaran matematika harus mengutamakan untuk berfikir sistematis,
kritis dalam kemampuan pemecahan masalah (Utari, T, & Indrayanti, 2013).
(Ruseffendi, 2006) mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan
masalah amat penting dalam matematika, bukan hanya untuk mereka yang
kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga
bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam
kehidupan sehari-hari. Kelemahan dalam memecahkan masalah siswa adalah
lemahnya dalam menganalisis soal, Monitor proses penyelesaian, dan
mengevaluasi hasilnya.
Pemecahan masalah atau poblem solving di definiskan sebagai suatu
proses pencarian jalan keluar dari suatu kesulitan atau rintangan, pencapaian
tujuan yanng belum segera dapat dipahami dalam (Susanto, 2015),Menurut
(Hartini, 2008) Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang menyajikan
permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita,
(Raharjo & Waluyati, 2011) menyatakan bahwa soal ceerita dituntut untuk
memecahkan masalah melalui kemampuanmya dalam memahami,
merancang, dan menyelesaikan soal cerita tersebut.
Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini merujuk pada
prosedur Polya dalam (Hobri, 2009) mendefinisikan pemecahan masalah
sebagai usaha mencari jalan keluar dai suatu kesuliltan, mencapai suatu
tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai, dalam pemecahan
suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu : (1)
Memahami Masalah, (2) Merencanakan Penyelesaian , (3) Melaksanakan
Penyelesaian, (4) Memeriksa Kembali.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mencoba


mengkaji tentang “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Langkah-
Langkah Polya”. (Yuwono, supanggih, & dwi, 2018)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah bagaimana deskripsi


pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika dalam
menyelesaikan soal cerita berdasarkan langkah-langkah polya.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini ialah untuk mengetahui deskripsi dari
pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika dalam
menyelesaikan soal cerita berdasarkan langkah-langkah polya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kemampuan Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah adalah proses yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Pada tahun 1983, menurut mayer dalam (Kirkley,
2003) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu proses banyak
langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan antara
pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang
dihadapinya dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya.
(NCTM, 2000) menyebutkan bahwa memecahkan masalah bukan
saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tetapi sekaligus
merupakan alat utama utuk melakukan belaajat itu. Oleh karena itu,
kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di
semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan
mempelajari pemecahan masalah di dalam matematika, para siswa akan
mendapatkan cara-cara berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta
kepercayaan diri di dalam situasi-situasi tidak biasa, sebagaimana situasi
yang akan mereka hadapi di ruang kelas matematika. Dikehidupan sehari-
hari dan dunia kerja, menjadi seorang pemecahan masalah yang baik bisa
membawa manfaat-manfaat besar.
Menurut Branca ( dalam Netriwati, 2016)pemecahan masalah memiliki
tiga interpretasi yaitu: pemecahan masalah (1) sebagai tujuan utama; (2)
sebagai sebuah proses, dan (3) sebagai keterampilan dasar. Ketiga hal
tersebut mempunyai implikasi dalam pembelajaran matematika.
B. Langkah-Langkah Polya
Menurut Polya (dalam Susanto, 2015) ada empat tahap pemecahan
masalah yaitu : (1) Pemahaman Masalah (understanding the problem), (2)
menemukan suatu rencana (devising a plan), (3) melaksanakan rencana
(carry out your plan), (4) evaluasi (looking back). Dari ke-empat langkah
tersebut, sering dikenal dengan: (1) memahami masalah, (2) membuat
rencana, (3) melaksanakan rencana, (4) melihat kembali.

Tabel 1.1 Indikator pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah Polya

Tahap pemecahan masalah oleh Polya Indikator

Memahami Masalah Siswa dapat menentukan syarat


cukup dan syarat perlu

Membuat Rencana Siswa dapat mengemukakan


langkah-langkah yang akan
digunakan untuk memecahkan
masalah Siswa dapat mengemukakan
keterkaitan antara syarat perlu dan
syarat cukup

Melaksanakan Rencana Siswa dapat menggunakan langkah-


langkah secara benar Siswa terampil
dalam algoritma dan ketepatan
menjawab soal

Memeriksa Kembali Siswa dapat menggunakan informasi


yang ada untuk mengerjakan kembali
soal dengan cara yang berbeda

C. Soal Cerita Berdasarkan Langkah-Langkah Polya


Sebagai gambaran pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah polya,
berikut ini diberikan contoh penerapannya, contoh seperti oada soal berikut:
1) Umur kak andi 12 tahun lebih tua dari umur panca jumlah umur mereka
adalah 52 tahun . Berapakah umur kak andi dan panca ?
Jawab :
 Langkah 1 (Memahami Masalah)
Perhatikan apa menjadi subjeknya, dan apa yang menjadi
pertanyaannya.
Di misalkan: Umur kak andi = X
Umur panca =Y
Diketahui :
x-y = 12
x+y = 52
 Langkah 2 (Menyusun Perencanaan )
Jawaban:
x-y = 12.....pers (1)
x+y = 52....pers (2)
-2y = -40
y = -40
20
y = 20
 Langkah 3 (Melaksanakan yang telah direncanakan)
Memasukan nilai y kedalam persamaan
y = 20
x-y = 52
x+20 = 52
x = 52-20
x = 32 Tahun
 Langkah 4 (melihat/memeriksa kembali
Jadi umur kak andi 32 tahun dan umur panca 20 tahun
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan


pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang
ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan. Ada empat kesimpuan
tahap dalam pemecahan masalah menurut polya yaitu : (1) dalam tahap
memahami masalah siswa dikatakan telah mencapai tahapan ini apabila siswa
mengetahui apa yang diketahu dan ditanya pada soal dengan benar. (2) dalam
tahap menyusun rencana siswa mebutuhkan pengetahuan sebelumnya
sebelum untuk melakukan strategi yang membantu dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. (3)dalam melaksanakan rencana siswa dikatakan mencapai
tahapan ini apabila siswa telah melakukan proses perhitungan sesuai dengan
rencana yang sudah ia susun sesuai dengan soal yang diminta. (4) melihat
kembali, siswa dikatakan mencapai tahapan ini jika siswa dapat
menyimpulkan hasil dari pekerjaannya .
DAFTAR PUSTAKA

Hartini. (2008). Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita pada Kompetensi
Dasar Menemukan Sifat dan Menghitung Besaran-besaran Segiempat.
Universitas Sebeleas Maret Surakarta.

Hobri. (2004). Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jember: CSS.

Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. Inc: Plato Learning.

Mathematics, N. C. (2000). Prinsiples and Standars For School Mathematics. Reston:


NCTM.

NCTM. (2000). Prinsiples and Standars For School Matematics. Reston.

Netriwati. (2016). Analisis Kemampuan Pemecahan Masaah Matematis Berdasarkan


Teori Polya Ditunjau dari Pengetahuan Awal Mahasiswa IAIN Raden Intan
Lampung. Jurnal Pendidikan Matematika, 181-10.

Raharjo, M., & Waluyati, A. (2011). Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran
di Sekolah Dasar. www.p4tkmatematika.org.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar Kepada Guru Membantu Mengembangkan


Kompetensinya dalam Pengajran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.

Susanto, H. A. (2015). Pemahaman Pemecahan Masalah berdasarkan Gaya Kongnitif.


Yogyakarta: deepublish.

Timbul Yuwono, Supanggih, M., & Dwi, R. f. (n.d.). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur
Polya.

Utari, R. S., T, S., & Indrayanti. (2013). Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan
Model Projek Based Learning (PBL) di Kelas X SMA.
https://www.slideshare.net/AmaBstam/jurnal-matematika-pelaksanaan-
pembelajran-matematika-dengan -projek-baseed-learning.

Yuwono, T., supanggih, M., & dwi, r. f. (2018). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur
Polya. Jurnal Tardis Matematika.

Anda mungkin juga menyukai