TENTANG
/6. Peraturan
Model Takah 02
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 117 Tahun
2017 (Berita Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1891);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 129 Tahun 2016
tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau
Instalasi di Perairan (Berita Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573);
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal $ "Juni 2-0 \ &
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT,
Ttd.
R. AGUS H. PURNOMO
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
DIREKTORAT KENAVIGASIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Gedung Karya Lantai 13 Jakarta Pusat 10110
PETUNJUK TEKNIS
STANDARISASI KEBUTUHAN
PERALATAN SURVEI HIDROGRAFI PADA KANTOR
DISTRIK NAVIGASI
TAHUN 2018
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB IPENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang .
1.2. Pengertian .
1.3. Distrik Navigasi di Indonesia 3
1.4. Peralatan Eksisting Pada Distrik Navigasi di Indonesia 4
1.5. Personil Eksisting Pada Distrik Navigasi di Indonesia 5
BAB II PROSES ANALISIS 6
2.1. Analisis Kondisi Perairan 6
2.2. Penentuan Parameter Menggunakan Metode Regresi Linear 6
BAB III PERALATAN SURVEI HIDROGRAFI PADA KANTOR DISTRIK NAVIGASI 8
3.1. Pembagian Kelompok Kantor Distrik Navigasi 3
3.2. Kebutuhan Minimum Peralatan Survei Hidrografi Pada Kantor Distrik Navigasi 9
BAB IV EVALUASI JUMLAH PERSONIL 25
4.1. Tahapan Pelaksanaan Survey Hidrografi 25
4.2. Struktur Organisasi dan Komposisi Personil 26
BAB VPENUTUP 28
LAMPIRAN
:
;
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Distrik Navigasi di Indonesia 3
Gambar 2 Grafik Model Persamaan Regresi Linear 7
Gambar 3Tahap Pelaksanaan Survei Hidrografi 25
Gambar 4 Struktur Organisasi Personil Tim Survey Hidrografi 26
* ;> i „•;- <§• i- .&• s;. ** 4t •> •*• %-$ % - -ft ft-- <fc
• i
:• , t* * * v * * • ?•&***«•*<
ii
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Kupang l.i^T^.. 17
Tabel 22 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi>eralatan Eksisting,pada Distrik
Navigasi Kelas I Surabaya ....;..... 17
Tabel 23 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Samarinda 18
Tabel 24 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas III Tual 18
Tabel 25 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Ambon 19
Tabel 26 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Tanjung Priok 19
Tabel 27 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Makassar 20
Tabel 28 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas III Kendari 20
Tabel 29 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Bitung 21
Tabel 30 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Belawan 21
Tabel 31 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas II Banjarmasin 22
Tabel 32 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas I Dumai 22
Tabel 33 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas III Merauke 23
Tabel 34 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada Distrik
Navigasi Kelas ITanjung Pinang 23
Tabel 35 Rekapitulasi Jumlah Kekurangan Alat Pada Masing-Masing Distrik Navigasi 24
Tabel 36 Kualifikasi Personil yang Diperlukan Dalam Tim Survey Hidrografi 26
Tabel 37 Uraian Pekerjaan Personil Tim Survey Hidrografi ...27
" -
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mewujudkan alur pelayaran yang mengacu kepada keamanan dan keselamatan
pelayaran di perairan Indonesia, Direktorat Kenavigasian yang berada di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut mempunyai Unit-unit teknis didaerah yang berjumlah 25 Distrik Navigasi.
Dimana dari setiap Distrik Navigasi memiliki alur pelayaran dengan karaKteristik yang berbeda-beda
baik dari segi panjang alur, lebar alur, kedalaman alur bahkan jenis seabed nya. Untuk itulah
diperiukan peralatan penunjang untuk survei hidrografi yang sesuai dengan karakteristik alur
pelayaran masing-masing, yang nantinya dapat dijadikan sebagai sarana dari Distrik Navigasi untuk
menganalisis dan mengevaluasi alur pelayaran agar dapat menjamin keselamatan dan keamanan
pelayaran. Disamping itu juga bisa dijadikan acuan untuk Distrik Navigasi dalam menentukan
penyediaan peralatan survei hidrografi sesuai karakteristik alur pelayaran pada masing-masing Distrik
Navigasi di Indonesia.
1.2. Pengertian
Kegiatan Penyusunan Standarisasi Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di
Indonesia ini mempunyai beberapa kata kunci yang membantu menjelaskan lebih dalam mengenai
kegiatan, yaitu:
a. Standarisasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, standarisasi diartikan sebagai penyesuaian bentuk
(ukuran, kualitas, dsb) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan. Standarisasi juga dapat
diartikan sebagai pembakuan.
b. Survei
Survei adalah Metode pengumpulan data dengan mengambil sebagian objek populasi tetapi
dapat mencerminkan populasi dengan memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel,
akurasi, tenaga, waktu dan biaya.
c. Hidrografi
Hidrografi (atau geodesi kelautan menurut pandangan awam) adalah ilmu tentang pemetaan laut
dan pesisir. Hidrografi menurut International Hydrographic Organization (IHO) adalah ilmu
tentang pengukuran dan penggambaran parameter-parameter yang diperiukan untuk
menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi dasar laut secara tepat, hubungangeografisnya dengan
daratan, serta karakteristik-karakteristik dan dinamika-dinamika lautan. Secara etimologi,
Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata "hidro" yang berarti air dan "grafi"
yang berarti menulis, hidrografi artinya gambaran permukaan bumi yang digenangi air.
d. Standarisasi Peralatan Survei Hidrografi merupakan kegiatan pembakuan terhadap standar
kegiatan Peralatan Survei Hidrografi yang sesuai untuk berbagai jenis alur-pelayaran. Hal ini
dilakukan dengan tujuan tercapainya ketertiban ketertiban lalu lintas kapal, keselamatan dan
keamanan bemavigasi, serta perlindungan lingkungan maritim.
...
e. Smglebeam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran
tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara. Single- beam ini memiliki
susunan yang terdiri dari transciever yang terpasang pada lambung kapal atau terpasang.pada
sisi bantalan kapal. Transciever ini kemudian mengirimkan suatu, sinyal acoustic dengan
frekuensi tinggi yang secara langsung melepaskan gelombang suara dibawah kolom air pada
kapal. Single-Beam ini termasuk alat yang mudah digunakan akan tetapi informasi yang
didapatkan hanya area yang dilewati oleh kapal saja
f. Multibeam Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan
area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran
pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik
dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam.
Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 makurasi
vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horizontalnya)
g. Sub-Bottom Profiler
1
Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi ii Indonesia
Sub-Bottom Profliler Adalah merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi dan mengukur
vanasi dan lapisan-lapisan sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem akustik yang
digunakan dalam penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat pada echosounder
h. Side Scan Sonar
Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan
teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga dapat
digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi
penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut
yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara
i. Magnetometer
sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua tujuan umum - untuk mengukur
magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet, atau untuk mengukur kekuatan dan dalam
beberapa kasus, arah medan magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa (juga dikenal
sebagai Gaussmeter atau magnetometer survei)
j. GPS (Global Positioning System)
Alat yang digunakan sebagai penentuan posisi/lokasi suatu objek.
k. Tide Gauge
Alat ini menggunakan sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang
kemudian direkam ke dalam computer, memory, atau dikirim lewat satelit secara otomatis sesuai
pengaturan yang di lakukan sebelumnya.
I. Current Meter
Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut. Pengukuran arus dengan arus velositas dengan
sistem kerja menghasilkan sinyal dari masing-masing sinyal, Current Meter perangkat
oseanografi untuk pengukuran aliran dengan mekanik (meteran arus rotor) sarana akustik
(ADCP) atau sarana listrik.
•••
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Later Belakang
Untuk mewujudkan alur pelayaran yang mengacu kepada keamanan dan keselamatan
pelayaran di perairan Indonesia, Direktorat Kenavigasian yang berada di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut mempunyai Unit-unit teknis didaerah yang berjumlah 25 Distrik Navigasi
Dimana dan setiap Distrik Navigasi memiliki alur pelayaran dengan karakteristik yang berbeda-beda
baik dan segi panjang alur, lebar alur, kedalaman alur bahkan jenis seabed nya Untuk itulah
diperiukan peralatan penunjang untuk survei hidrografi yang sesuai dengan karakteristik alur
pelayaran masing-masing, yang nantinya dapat dijadikan sebagai sarana dari Distrik Navigasi untuk
menganalisis dan mengevaluasi alur pelayaran agar dapat menjamin keselamatan dan keamanan
pelayaran. Disamping itu juga bisa dijadikan acuan untuk Distrik Navigasi dalam menentukan
penyediaan peralatan survei hidrografi sesuai karakteristik alur pelayaran pada masing-masing Distrik
Navigasi di Indonesia.
1.2. Pengertian
Kegiatan Penyusunan Standarisasi Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di
Indonesia mi mempunyai beberapa kata kunci yang membantu menjelaskan lebih dalam menqenai
kegiatan, yaitu:
a. Standarisasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, standarisasi diartikan sebagai penyesuaian bentuk
(ukuran, kualitas, dsb) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan Standarisasi juga dapat
diartikan sebagai pembakuan.
b. Survei
Survei adalah Metode pengumpulan data dengan mengambil sebagian objek oopulasi tetapi
dapat mencerminkan populasi dengan memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel
akurasi, tenaga, waktu dan biaya.
c. Hidrografi
Hidrografi (atau geodesi kelautan menurut pandangan awam) adalah ilmu tentang pemeiaan laut
dan pesisir. Hidrografi menurut International Hydrographic Organization (IHO) adalah ilmu
tentang pengukuran dan penggambaran parameter-parameter yang diperiukan untuk
menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi dasar laut secara tepat, hubungangeografisnya dengan
daratan, serta karakteristik-karakteristik dan dinamika-dinamika lautan. Secara etimologi,
Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata "hidro" yang berarti air dan "grafi"
yang berarti menulis, hidrografi artinya gambaran permukaan bumi yang digenangi air.
d. Standarisasi Peralatan Survei Hidrografi merupakan kegiatan pembakuan terhadap standar
kegiatan Peralatan Survei Hidrografi yang sesuai untuk berbagai jenis alur-pelayaran. Hal ini
dilakukan dengan tujuan tercapainya ketertiban ketertiban lalu lintas kapal, keselamatan dan
keamanan bernavigasi, serta perlindungan lingkungan maritim.
e. Singlebeam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran
tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara. Single- beam ini memiliki
susunan yang terdiri dari transciever yang terpasang pada lambung kapal atau terpasang pada
sisi bantalan kapal. Transciever ini kemudian mengirimkan suatu sinyal acoustic dengan
frekuensi tinggi yang secara langsung melepaskan gelombang suara dibavvah kolom air pada
kapal. Single-Beam ini termasuk alat yang mudah digunakan akan tetapi informasi yang
didapatkan hanya area yang dilewati oleh kapal saja
f. Multibeam Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan
area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran
pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik
dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam.
Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 makurasi
vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horizontalnya)
g. Sub-Bottom Profiler
1
Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Sub-Bottom Profliler Adalah merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi dan mengukur
vanasi dan lapisan-lapisan sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem akustik yang
digunakan dalam penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat pada echosounder
h. Side Scan Sonar
Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan
teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga dapat
digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan in: merupakan strategi
penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut
yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara
i. Magnetometer
sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua tujuan jmum - untuk mengukur
magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet, atau untuk mengukur kekuatan dan, dalam
beberapa kasus, arah medan magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa Quga'dikenal
sebagai Gaussmeter atau magnetometer survei)
j. GPS (Global Positioning System)
Alat yang digunakan sebagai penentuan posisi/lokasi suatu objek.
k. Tide Gauge
Alat ini menggunakan sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang
kemudian direkam ke dalam computer, memory, atau dikirim lewat satelit secara otomatis sesuai
pengaturan yang di lakukan sebelumnya.
I. Current Meter
Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut. Pengukuran arus dengan arus velositas dengan
sistem kerja menghasilkan sinyal dari masing-masing sinyal, Current Meter perangkat
oseanografi untuk pengukuran aliran dengan mekanik (meteran arus rotor), sarana akustik
(ADCP) atau sarana listrik.
...... ,
***«•*...
• • • '•
;, - •- ..I
i
r
f ^Av^ J! . * -
ft I.
#- ...
**;* *iy*y>_
< •
25 Ig Pinang 2 1 1 2 1 1
1 I 1
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di minn-i.
1.5. Personil Eksisting Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Person,, eksisting pada masmg-masing Distrik NAvigal dapat dilih^t pada tabe, dibawah ,n,
No Nama
Kelas Kepala
Disnav Surveyor Teknisi Data
Kelompok Processor Admin Jumlah
Personil
-' •
feifck
•v- i '•
• •••
•*mmm
™ ••-.....,
120
£
9
3 40
•
20 _*""®« •
;••'•
#-♦-4
MMMMK)
BAB ill
PERALATAN SURVEI HIDROGRAFI PADA KANTOR
DISTRIK NAVIGASI
21 Belawan 132 •
22 II Banjarmasin 133
23 Dumai 143
24 III Merauke 165
i -i. V -v ^ *
25 Tg. Pinang 252
8
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
3.2. Kebutuhan Minimum Peralatan Survei Hidrografi Pada Kantor Distrik
Navigasi
Kebutuhan peralatan minimum yang diperiukan pada masing-masing kelompok Disnav seperti pada
tabel dibawah ini.
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) 2
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) 1
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioninq 3
2 Tide Gauge 2
3 Current Meter 1
4 Magnetometer 1
Berdasarkan klasifikasi diatas, Disnav dibagi menjadi 2 kelompok. Dimana kelompok 1 memiliki luas
alur lebih kecil dibandingkan kelompok 2. Oleh karena itu pada beberapa jenis alat kelompok 2
memerlukan jumlah lebih banyak dibandingkan kelompok 1.
Spesifikasi teknis minimal peralatan survey hidrografi yang diperiukan tersebut diatas dijelaskan pada
tabel dibawah yang diperoleh dari hasil studi literatur dan survei lapangan (peralatan eksisting) serta
spesifikasi dari hasil kunjungan ke suplier/vendor alat.
Spesifikasi Teknis minimal peralatan utama Survei Hidrografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
••?'
£v
* P .- -,- • .,• -;* --.-
ijyStjIkjiLiji&js
Spesifikasi Teknis minimal peralatan pendukung Survei Hidrografi dapat dilihat pada tabel di bawah
mi:
• • . • . -
10
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Direktorat Ksnavigasiei
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Spesifikasi Teknis minimal peralatan pendukung lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9 Spesifikasi Teknis Minimal Peralatan Pendukung Lainnya
No Nama Peralatan Jenis Spesifikasi Keterangan
Core i7
Akusisi dan
Ram 8GB
Navigasi
Laptop/PC VGA 2GB
Core 17
Pengolahan dan
Ram 8GB
Pemetaan
VGA 2GB
Tergantung alat yang
Akusisi dan digunakan dan setiap merk
Navigasi Dongle
alat memiliki software
Software masing-masing
Tergantung alat yang
Pengolahan dan digunakan dan setiap merk
Pemetaan Dongle
alat memiliki software
masing-masing
Berikut perbandingan jumlah peralatan eksisting, kebutuhan peralatan minimum serta kebutuhan alat
berdasarkan kondisi Geografis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Semarang
1
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) -
1
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
4 1
Side Scan Sonar _
5 Magnetometer 1 .
Peralatan Pendukunq
5>- 1 GPS Positioning 1 -
2 Tide Gauge -
1
3 Current Meter 1 •* "• -. >
"^ft..
Peralatan Pendukung Lainnya
1 Software 1 1 -
-•-•''
11
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 11 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Sibolga
1
Multibeam Echosounder
(Shallow Water) 1 -
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) -
1
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
1
5 Magnetometer -
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning -
1
2 Tide Gauge -
1
3 Current Meter 1 -
Tabel 12 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Sabang
1
Multibeam Echosounder
1
(Shallow Water) -
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) -
1
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
Peralatan Pendukunq
1 1
GPS Positioning -
2 1
Tide Gauge -
3 1 1
Current Meter -
M^pft'ipii|p:^
12
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
MBTO
Tabel 13 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Cilacap
Peralatan Utama
Multibeam Echosounder
(Deep Water) 1
1
:"r ' ':'.:-i,:
Multibeam Echosounder
JShallow Water) 1
-''•••'.
Singlebeam Echosounder
2
(Single Frequency) -
1
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
5 Magnetometer -
1
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning -
1
2 Tide Gauge 1 _
Tabel 14 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Jayapura
Singlebeam Echosounder 1
(Single Frequency) -
2
Single Beam Echosounder 1
(Dual Frequency) -
4 1
Side Scan Sonar -
5 Magnetometer -
1
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 1 -
*.;.:. >••£•.;>
2 Tide Gauge 1 -
Software 1 -
***
-r-. - -
13
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
«H
Tabel 15 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur
1
Multibeam Echosounder 1
(Shallow Water) -
Singlebeam Echosounder 1
(Single Frequency) -
2
Single Beam Echosounder 1
(Dual Frequency) -
5 Magnetometer -
1 .
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 1 -
2 Tide Gauge 1 -
3 Current Meter -
-
Tabe 116 Perbandingan Kebutuhan Peralat an Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Benoa
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 1 • :'.'< *---V
2 Tide Gauge •-.:--
1
3 Current Meter 1 4
-
1 Software 1 1 -
14
Kementerian Perhubungan. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 17 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Tarakan
1
3 Sub Bottom Profiler -
1
4 Side Scan Sonar -
1
5 Magnetometer -
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning -
1
2 Tide Gauge -
1
3 Current Meter -
Tabel 18 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas lil Pontianak
Singlebeam Echosounder
2
(Single Frequency) -
1
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
5 Magnetometer 1 -
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning "j
- ,1 •-
2 Tide Gauge 1 -
1 :
3 Current Meter 1 -, -
f~
: '
15
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
— i — — i ^
Tabel 19 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Palembang
1
Multibeam Echosounder
(Shallow Water) 1 1 -
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) 1 1 -
2
Single Beam Echosounder
(Dual Freguency) -
1 1
3
Sub Bottom Profiler 1 1 _
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning 1 1 ._
2 Tide Gauge 1 1 _
3 Current Meter 1 1 _
1 -
Tabel 20 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Sorong
Multibeam Echosounder
(Shallow Water) 1 ' ,'•-;?"
Singlebeam Echosounder
2
(Single Frequency) -
1
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) -
1
- • .
1
•. •
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 1 -
16
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
•
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
Tabel 22 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Surabaya
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) - 1 1
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge ^(fefcj' 2 2
3 Current Meter 1 1 '"•"-".„ 1
17
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderai Perhubungan Laut, Direktorat Kanavkjasiai
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di h.donesh
Tabel 23 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Samarinda
1
Multibeam Echosounder
(Shallow Water) -
2 2
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) 1 2 1
2
Single Beam Echosounder
(Dual Freguency) -
1 1
3
Sub Bottom Profiler 1 1 _
5 Magnetometer -
1 1
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 t.
Tabel 24 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Tual
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1
2 1
3 Current Meter 1
1
-
1 Software 1 2 1
....
1
Multibeam Echosounder
1 2
(Shallow Water) 1
Singlebeam Echosounder
(Single Frequency) - 2 2
2
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) - 1 1
5 Magnetometer
A
1 -
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
Tabel 26 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok
5 Magnetometer 1 1 -
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 3 2 *f ,
2 Tide Gauge 2 2 -
3 1
Current Meter '•"1~. -
>•-., 2 -
. . (i :'"
19
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 27 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas 1 Makassar
Peralatan Utama
Multibeam Echosounder
2 2
(Deep Water) -
1
Multibeam Echosounder
2 2
(Shallow Water) -
Singlebeam Echosounder
2 2
(Single Frequency) -
2
Single Beam Echosounder
1 1
(Dual Frequency) -
5 Magnetometer - 1 'i
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 3 2 -
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
Tabel 28 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Kendari
Peralatan Utama
Multibeam Echosounder
1 2 1
(Deep Water)
1
Multibeam Echosounder
2 2
. .
(Shallow Water) -
Singlebeam Echosounder
2 1
(Single Frequency) -
2
Single Beam Echosounder
1 1
(Dual Frequency) -
5 Magnetometer - 1 1
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
20
Kementerian Perhubungan. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 29 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Bitung
5 Magnetometer 1 1 -
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 1 2 1
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
Tabel 30 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Belawan
1
Multibeam Echosounder
2 2
(Shallow Water) -
Singlebeam Echosounder
2 2
(Single Frequency) -
2
Single Beam Echosounder
1 1-
(Dual Frequency) -
4-
Side Scan Sonar 1 1 -
-
•
5 Magnetometer - 1 1
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 2 2 -
2 Tide Gauge 2 2 .
"aiiti"
1 Software 2 fe 2 -
.-.fe:.*^.
•
-:
• •
21
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 31 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas II Banjarmasin
Peralatan Pendukunq
1
GPS Positioning 3 2
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 , -
Tabel 32 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas I Dumai
Peralatan Pendukunq
1 GPS Positioning 2
-
2 . •
2 Tide Gauge 2 2
3 Current Meter 1 1
....
1 Software 1 2 1
j . .,•:•:••>'••• ••:-
22
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Tabel 33 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas III Merauke
Tabel 34 Perbandingan Kebutuhan Peralatan Minimum Dan Kondisi Peralatan Eksisting Pada
Distrik Navigasi Kelas ITanjung Pinang
1
Multibeam Echosounder
(Shallow Water) 1 2 1
Singlebeam Echosounder
1 2
2
(Single Frequency) 1
Single Beam Echosounder
(Dual Frequency) - 1 1
5 Magnetometer 1 1 -
Peralatan Pendukung
1 GPS Positioning 2 2 .
2 Tide Gauge 1 2 1
3 Current Meter 1 1 -
* " "
Peralatan Pendukung Lainnya
1 Software 1 2 1
MP****"***
23
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Tabel 35 Rekapitulasi Jumlah Kekurangan Alat Pada Masing-Masing Distrik Navigasi
Multibe Single
Kel
Nama am Multibeam Singlebeam beam Sub-Bottom Side Scan Magneto GPS Tide Current
No om Software
Disnav
pok (Deep) (Shallow) (Single) (Dual) Profiler Sonar Meter Positioning Gauge Meter
- - - - - -
1 1 1
1 Semarang
- - - -
1 1 1 1
2 Sibolga
- - - - - - -
1
3 Sabang
- - - - -
1 1 1
4 Cilacap
- - - - -
1 1 1
5 Jayapura
- - - -
1 1 1 -
Tl Bayur 1
6
- - - - - - -
1
7 Benoa
• 1 1 1 1 1 1 1
8 Tarakan
- - - - - - -
1
9 Pontianak
- - - - - - -
1
10 Palembang
- - - - - - -
1
11 Sorong
- - -
1 1 1 1 1
12 Kupang
-
1 2 1 1 2 - -
13 Surabaya
- - -
2 1 1 - -
14 Samarinda
-
1 1 1 1 -
1
15 Tual 1
- - -
1 2 1 1 - -
16 Ambon
- - - -
2 1 - - -
17 Tg Priok
-
2 -
1 1 - - - -
18 Makassar
2
- - -
1 2 2 1 1 1
19 Kendari
- - -
1 2 1 1 - -
20 Bitung
- - - - -
1 2 -
2
21 Belawan
•i
- -
1 2 2 1 -
1
22 Banjarmasin
1 2 2 1 1 2 2 1 1
23 Dumai
1 1 1 1 2 1 - 2
24 Merauke •
-
1 1 I
-
- .. 1 1
25 Tg Pinang I I
BAB IV
EVALUASI JUMLAH PERSONIL
PRE survei;
SURVEI PENDAHULUAN
PERENGANAAN SI IRVE1
DETAIL
PELAKSANAAN SURVEI
HIDROGRAFI
:l
SURVEI OSEANOGRAFI SURVC! BATIf.SETRl SURVEI SEISMIrt'
GEOFISIK
MULTIBEAM StNGLEBEAM
ECHOSOUNDER ECHOSOUNDER
Sotting Asat
Setting GPS
KftMbfBal AIh!
,\
AKUS-SI
s
PENGOLAHAN DATA
25
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Kepala
Kelompok
Sementara itu kuaiifikasi personil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 36 Kuaiifikasi Personil yang Diperiukan Dalam Tim Survey Hidrografi
No Jabatan Fungsi Kuaiifikasi Training
Kepala Kelompok Bertanggung Jawab Survey Hidrografi
S1/D4
Terhadap Hasil Survey (Singlebeam & Multibeam)
Survey Hidrografi
Chief Surveyor Quality Control & (Singlebeam & Multibeam)
D3
Analisis Hasil Survey Pengolahan Data &
Kartografi
Surveyor 1 Akuisisi Data SMA/STM
Survey Hidrografi
(Singlebeam & Multibeam)
Akuisisi Data Survey Hidrografi
Surveyor 2 SMA/STM
(Navigasi) (Singlebeam & Multibeam)
Konektivitas Listrik & Survey Hidrografi
Teknisi SMA/STM
Data ke Komputer (Singlebeam & Mjltibeam)
Survey Hidrografi
Data Processor
Pengolahan Data & (Singlebeam & Multibeam)
SMA/STM
Penggambaran Peta Pengolahan Data &
Kartografi
.-,.
. • •
. • • ..: „ •
26
Kementerian. Perhubungan, Direktorat Jenderai Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Navigasi di Indonesia
Sedangkan Uraian pekerjaan masing-masing personil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 37 Uraian Pekerjaan Personil Tim Survey Hidrografi
27
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Kenavigasian
Standarisasi Kebutuhan Peralatan Survei Hidrografi Pada Distrik Naviqasi di Indonesia
ItfrTlfflffllr^^
BABV
PENUTUP
Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman/panduan dalam pengajuan pengadaan peralatan Survey
Hidrografi yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang beriaku untuk dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya dan penuh tanggung jawab.
Petunjuk Teknis ini dapat ditinjau ulang dan dilakukan penyempurnaan untuk keperiuan
pemutakhiran teknologi peralatan Survey Hidrogafi.
Ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM & KSLN
R. AGUS. H. PURNOMO
! ;;;
28
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat K&navigasian