BATU GINJAL
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Penina Ubra 12114201200165 Sestin Pasumain 12114201200177
Kelas : Keperawatan C
FAKULTAS KESEHATAN
2022
BAB 1
A. Definisi
Batu ginjal adalah batu – batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang
terjadi di urine bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air
seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar. Batu
ginjal kemungkinan akan terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal
kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu (Nisma, 2011).
Umumnya, batu ginjal terjadi karena tubuh kekurangan cairan sehingga terjadi kekeruhan atau
air seni menjadi pekat. Akibat selanjutnya terjadi penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju
kandung kemih. Batu-batu yang ada pada ginjal terbentuk dari bahan-bahan kimia yang
biasanya terdapat di dalam air seni seperti kalsium, asam urica, fosfat, dan biasanya terdapat
bahan kimia lain (Soenanto, 2005).
B. Etiologi
Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Genetik(bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak dilahirkan,
meskipun kasusnya relatif sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami gangguan
metabolisme khususnya di bagian ginjal yaitu air seninya memiliki kecenderungan mudah
mengendapkan garam membuat mudah terbentuk batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat
bekerja secara normal maka kelancaran proses pengeluaran air juga mudah mengalami
gangguan, misalnya banyak zat kapur dalam air kemih sehingga mudah mengendapkan
batu
b. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor makanan dan minuman
Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada
pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan fosfat. Kedua bahan
tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada makanan yang kadar asam
uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya air putih) dalam jumlah yang
sedikit sangat beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan
cairan di ginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor
makan dan minum, suplemen vitamin ikut berperan dalam pembentukan batu ginjal,
misalnya kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.
c. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko terkena
penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pada orang yang
banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga. Karena tubuh kurang
bergerak (baik olahraga maupun aktivitas bekerja) menyebabkan peredaran darah maupun
aliran seni menjadi kurang lanar. Bahkan tidak hanya penyakit ginjal yang diderita,
penyakit lain bisa dengan gampang menyerang.
D. Patofisiologi
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih.
Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal,
poineprosis, urosepsis, dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). 75% dari batu ginjal
adalah batu kalsum. 60% tersusun dari kalsium okslat, 20% dari campuran kalsium
okslat dan hydroxyapatie, 10% dari asam urat dan struvite (magnesium ammonium
fosfat) dan 2% adalah batu brushite. Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih
tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu
dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni
jenuh akan terjadi pengendapan.
b. Adanya inti (nidus). Misalnya adanya infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini
menjadi pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada
inti tersebut.
c. perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
menyebabkan terjadinya pengendapan.
Terbentuknya batu bisa disebabkan oleh berbagai macam mekanisme. Supersaturasi yang
berlebihan adalah penyebab terbentuknya batu asam urat atau batu sistin, sementara batu
infeksi disebabkan oleh metabolisme bakteri. Sementara batu yang paling sering, yaitu batu
yang mengandung kalsium, masih belum sepenuhnya dimengerti penyebabnya.
1. Kode: D.0078
Nyeri kronis b.d ketidakseimbangan neurotrasmiter, neuromodulator, dan reseptor,gangguan
fungsi metabolik, peningkatan IMT,kondisi pasca trauma.d.d mengeluh nyeri, merasa gelisa,
tampak meringis, tidak mampumenuntaskan aktivitas.
2. Kode : D.0019
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan
metabolisme,faktor ekonomi dan faktor psikologis d.d nyeri abdomen,membran mukosa pucat,
nafsu makan menurun, BB menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
3. Kode: D.0111
Defisit pengetahuan b.d kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang
mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d menanyakan masalah
yang dihadapi,menunjukan perspsi yang keliru terhadap masalah.
KASUS
Pada tgl 9 Mei 2022 jam 10.00Wit Tn. N bersama Ny. L (ibu kandung) datang ke RSUD Dr. Haulussy.
Ibu klien mengatakan sebelumnya tidak pernah kontrol ke RS dan pertama kalinya melakukan
pengontrolan serta pemeriksaan. Saat pengontrolan Klien mengatakan timbul rasa nyeri disertai sakit
pinggang menjalar sampai ke perut. Klien mengatakan jarang mengonsumsi air mineral namun sering
kencing disertai rasa sakit. Klien juga mengatakan badan terasa demam sesekali mual dan muntah.
Klien mengatakan bingung kenapa dia bisa terkena batu ginjal dengan ekspresi wajah murung saat
pemeriksaan terjadi. Berdasarkan pemeriksaan fisik status generalis didapatkan penderita tampak sakit
sedang, tanda vital dalam batas normal, pupil isokor dengan refleks cahaya semuanya positif. Leher,
KGB, paru-paru, jantung, thoraks dan ekstremitas tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan fisik yang
didapatkan pada pasien yaitu kesadaran compos mentis, penampilan tampak obesitas, tekanan darah
110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,20C, dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) 29,3 kg/m2. Ketika klien ditanya keputusan kedepan seperti apa terhadap kondisi
sakitnya. Klien tidak dapat memberikan keputusan. Dengan dukungan Ny. L dan keluarga akhirnya
klien memutuskan untuk dilakukan operasi
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. N
Usia : 25 tahun
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1 Perikanan
Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Jln. Dr. kayadoe
Sumber Informasi : Media sosial
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Nyeri disertai sakit pinggang menjalar samapai ke perut
Kronologis Keluhan (Narasikan Faktor pencetus keluhan, lama timbulnya, tindakan penanganan
pertama, respon dari tindakan ) : Nyeri dirasakan makin berat terutama saat beraktifitas sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil (BAK) disangkal, BAK berdarah disangkal,
BAK berpasir dirasakan, demam disangkal, mual muntah disangkal. Penderita lalu membeli obat
antibiotik dan meminumnya namun keluhan dirasakan tidak hilang.
4. Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang menjadi faktor resiko
Keluarga memiliki riwayat penyakit gagal ginjal.
e. Masalah yang mempengaruhi pasien : kondisi kesehatannya yang akan membebani semua orang.
Harapan setelah menjalani keperawatan : bisa kembali bekerja dan menstabilkan keuangan keluarga
Aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan : Selalu berdoa meminta kesembuhan dari Tuhan
yang Maha kuasa. Dan mulai bersyukur menerima kondisi saat ini.
C. PENGKAJIAN FISIK
2. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata : ( √ ) Simetris ( -) Asimetris
b. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( -) Ptosis
c. Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( -) Abnormal
d. Konjungtiva : ( -) Merah muda (√)Anemis ( -)Sangat merah
e. Kornea : (√ ) Normal ( -) Keruh/berkabut ( -) Terdapat
pendarahan
f. Sklera : ( - ) Ikterik (√ ) Anikterik
g. Pupil : (√ ) Isokor (- ) Anisokor ( - ) Midriasis ( -) Miosis
h. Otot-otot mata : ( √ ) Tidak ada kelainan ( -) Juling keluar
( - ) Juling kedalam ( - ) Berada diatas
i. Fungsi penglihatan : (√ ) Baik (- ) Kabur (- )Dua bentuk
j. Tanda-tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kacamata : tidak ada
l. Pemakaian lensa kontak : tidak ada
m. Pemakaian lensa kontakreaksi terhadap cahaya : tidak ada
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : (√ ) Normal ( -) Tidak, kanan/kiri
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :
c. Kondisi telinga tengah : (√ ) Normal ( -) Kemerahan
( -) Bengkak (- ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : (√ ) Tidak (- ) Ada
e. Perasaan penuh ditelinga : ( - ) Ya ( √) Tidak
f. Tinnitus : ( - ) Ya ( √) Tidak
g. Fungsi pendengaran : (√ ) Normal ( -) Kurang
( -) Tuli, kanan/kiri
h. Gangguan Keseimbangan : ( √ ) Tidak (- ) Ya
i. Pemakaian alat bantu : ( - ) Ya (√ ) Tidak
5. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : ( √ ) Bersih (- ) Ada Sumbatan
b. Pernafasan : (√ ) Tidak sesak ( -) Sesak
c. Menggunakan otot bantu nafas : ( -) Ya (√ ) Tidak
d. Frekuensi 20 x/menit
e. Irama : ( √) Teratur (- ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : dada
g. Kedalaman : (- ) Dalam ( -) Dangkal
h. Batuk : (√ ) Tidak (- ) Ya
i. Sputum : (√ ) Tidak ( -) Ya
j. Konsistensi : ( -) Kental ( -) Encer
k. Terdapat darah : ( - ) Ya (√ ) Tidak
l. Inspeksi dada : simetris / tidak ada kelainan
m. Palpasi dada : simetris/ tidak ada kelainan
n. Perkusi dada : simetris/tidak ada kelainan
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi Perifer
Nadi 88 x/menit: Irama : (√ ) Teratur ( -) Tidak
Denyut : ( - ) Lemah (√ ) Kuat
Tekanan darah 110/80 mmHg
Distensi vena jugularis : Kanan : ( -) Ya ( √) Tidak
Kiri : ( - ) Ya (√ ) Tidak
Temperatur kulit : (√ ) Hangat ( - ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis (√ ) Kemerahan
Pengisian kapiler : normal
Edema : ( - ) Ya ( √) Tidak
(tidak ada ) Tungkai atas ( tidak ada ) Tungkai bawah
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
1. Gigi : ( - ) Caries ( √) Tidak
2. Gigi palsu : ( - ) Ya ( √) Tidak
3. Stomatitis : ( - ) Ya ( √) Tidak
4. Lidah kotor : (- ) Lidah kotor ( √) Tidak
5. Saliva : ( √ ) Normal ( -) Abnormal
b. Muntah : (- ) Tidak ( √) Ya
c. Nyeri daerah perut : ( √ ) Ya ( -) Tidak
d. Skala nyeri lokasi dan karakteristik
( - ) Seperti di tusuk-tusuk ( -) Melilit ( -) Cramp
( - ) Panas ( -) Setempat (√ ) Menyebar
( - ) Berpindah-pindah ( √) Kanan/kiri bawah
e. Skala nyeri :6
f. Bising usus :normal
g. Diare : ( -) Tidak ( √) Ya
h. Warna feses : (- ) Kuning ( -) Putih seperti air cucian beras
(√ ) Coklat ( - ) Hitam ( -) Dempul
i. Konsistensi feses : (√ ) Setengah padat (- ) Cair
( -) Terdapat lender (- ) Berdarah
j. Konstipasi : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, lamanya - hari
k. Hepar : (√ ) Teraba (- ) Tidak teraba
l. Abdomen : (√ ) Lembek (- ) Asites
(- ) Kembung ( -) Distensi
10. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kalejer tiroid : ( √ ) Tidak (- ) Ya
( tidak ada) Exoptalmus (tidak ada ) Tremor
( tidak ada ) Diaporesis
b. Nafas berbau keton : (√) Ya (- ) Tidak
(√ ) Poliuri ( -)
Polidipsi (- ) Polipagia
Cairan : (- ) Ya (√ ) Tidak
h. Skala Otot : 4 4
4 4
D. DATA TAMBAHAN
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Cairan : cairan maintenance
b. Diet :
- Batasi makanan tinggi natrium dan protein, tingkatkan makanan yang mengasamkan urine
- Diet rendah purin
- Pembatasan natrium
ANALISA DATA
Nyeri
B. Edukasi Diet :
Observasi :
a. Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
b. Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
c. Identifikasi kebiasaan pola
makan saat ini dan masa lalu
d. Identifikasi paslen dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan Identifikasi
keterbatasan finanslat untuk
meyediakan makanan
Terapeutik :
a. Persiapkan materi, media dan
alat peraga
b. Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
c. Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya
d. Sediakan rencana makan
tertulis, jika perlu
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan kepatuhan
diat terhadap kesehatan
b. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
c. Informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan,
jika perlu
d. Anjurkan mempertahankan
posisi somi Fowler (30-45
derajat) 20-30 menit setelah
makan
e. Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet
yang diprogramkan
f. Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
g. Ajarkan cara membaca label
dan memilih makanan yang
sesual
h. Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai
program
i. Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai dengan
diet, jika perlu
Kolaborasi :
a. Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika perlu
Senin, DS : Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
09 Klien mengatakan tidak tahu perawatan + 5 jam, Observasi :
Mei tentang penyebab penyakitnya. tingkat pengetahuan a. Identifikasi kesiapan dan
2022 DO : meningkat, dengan kemampuan menerima
informasi
- Ekspresi wajah murung kriteria hasil :
b. Identifikasi faktor – faktor
- Klien bertanya tentang Perilaku sesuai anjuran yang dapat meningkatkan
kondisi penyakitnya meningkat dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan
Kemampuan
sehat
menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan tentang a. Sediakan materi dan media
suatu topik meningkat pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
a. Jekaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama / Umur : Tn. N (25 thn)
Ruang / Kamar : Interna Laki
Paraf
Tgl Jam Implementasi
Perawat
Terapeutik :
a. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapl, toknik imajinasi terbimbing.
b. Memfasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
a. Menjelaskan Penyebab, Periode dan Pemicu nyeri
b. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri
c. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepet
Kolaborasi :
a. Kolaborasi Pemberian analgesik (Jika Perlu)
B. Pemberian Analgesik
Observasi :
a. Mengidentifikasi riwayat alergi obat
b. Mengidentifikasi kesesuaian jenis analgesik.
c. Memonitor tanda–tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
Terapeutik :
a. Mendiskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai
analgesik optimal (Jika Perlu).
b. Mendokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan.
Edukasi :
a. Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
a. Melakukan kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik (jika
perlu).
Terapeutik :
a. Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
b. Menyediakan makanan yang tepat sesual kondisi paslen (mis.
makanan dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan
cair yang diberikan melalui NGT atau gastrostomi, total perenteral
nutrition sesuai indikasi)
c. Menyediakan makanan secara menarik
d. Memberikan suplemen, jika perlu
e. Memberikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi :
a. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
b. Menjelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
B. Edukasi Diet :
Observasi :
a. MengIdentifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima
informasi
b. MengIdentifikasi tingkat pengetahuan saat ini
c. MengIdentifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
d. Mengidentifikasi persepsi paslen dan keluarga tentang diet yang
diprogramkan Identifikasi keterbatasan finanslat untuk meyediakan
makanan
Terapeutik :
a. Mempersiapkan materi, media dan alat peraga
b. Membuat jadwal waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan
kesehatan
c. Memberikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
d. Menyediakan rencana makan tortus, ja pertu
Edukasi :
a. Menjelaskan tujuan kepatuhan diat terhadap
kesehatanMenginformasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
b. Memberikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu
c. Menganjurkan mempertahankan posisi somi Fowler (30-45 derajat)
20-30 menit setelah makan
d. Menganjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang
diprogramkan
e. Menganjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
f. Mengajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesual
g. Mengajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
h. Merekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika
perlu
Kolaborasi :
a. Membuat rujukan ke ahli gisi dan sertakan keluarga, jika perlu
EVALUASI
Paraf
Tgl Diagnosa Evaluasi
Perawat
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dihentikan