Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

BATU GINJAL

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
Penina Ubra 12114201200165 Sestin Pasumain 12114201200177

Priksila Sorlury 12114201200167 Shasa H Heljanan 12114201200178

Radetia Pattiata 12114201200168 Tasya Leterulu 12114201200187

Servin I. En Matrutty 12114201200176 Tesalonika Tuanger 12114201200188

Sentichkha.C Sarimanela 12114201200175 Tesya A Samallo (tidak aktif)

Kelas : Keperawatan C

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen : G. J. Wakanno, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2022
BAB 1
A. Definisi
Batu ginjal adalah batu – batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang
terjadi di urine bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air
seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar. Batu
ginjal kemungkinan akan terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal
kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu (Nisma, 2011).
Umumnya, batu ginjal terjadi karena tubuh kekurangan cairan sehingga terjadi kekeruhan atau
air seni menjadi pekat. Akibat selanjutnya terjadi penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju
kandung kemih. Batu-batu yang ada pada ginjal terbentuk dari bahan-bahan kimia yang
biasanya terdapat di dalam air seni seperti kalsium, asam urica, fosfat, dan biasanya terdapat
bahan kimia lain (Soenanto, 2005).

B. Etiologi
Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Genetik(bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak dilahirkan,
meskipun kasusnya relatif sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami gangguan
metabolisme khususnya di bagian ginjal yaitu air seninya memiliki kecenderungan mudah
mengendapkan garam membuat mudah terbentuk batu. Karena fungsi ginjalnya tidak dapat
bekerja secara normal maka kelancaran proses pengeluaran air juga mudah mengalami
gangguan, misalnya banyak zat kapur dalam air kemih sehingga mudah mengendapkan
batu
b. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal disebabkan oleh faktor makanan dan minuman
Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang berefek pada
pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan fosfat. Kedua bahan
tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada makanan yang kadar asam
uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya air putih) dalam jumlah yang
sedikit sangat beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini dikarenakan terjadi kekurangan
cairan di ginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu mudah membentuk batu. Selain faktor
makan dan minum, suplemen vitamin ikut berperan dalam pembentukan batu ginjal,
misalnya kekurangan vitamin A atau terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D.
c. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko terkena
penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pada orang yang
banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga. Karena tubuh kurang
bergerak (baik olahraga maupun aktivitas bekerja) menyebabkan peredaran darah maupun
aliran seni menjadi kurang lanar. Bahkan tidak hanya penyakit ginjal yang diderita,
penyakit lain bisa dengan gampang menyerang.

C. Tanda dan Gejala


Tanda atau gejala/keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran
kemih. Bila batunya masih kecil, atau besar tapi tidak berpindah, tidak merenggang atau
menyumbat permukaan saluran kemih, tidak akan timbul apapun. Penderitanya akan hidup
seperti biasa, sampai suatu saat mungkin ditemukan secara kebetulan waktu periksa dan foto
rontgen tampak batu ginjalnya. Jika suatu saat batu itu bergeser, menggelinding dari piala
ginjal ke bawah, timbullah gejala nyeri hebat di daerah pinggang. Sebab saluran (ureter) yang
menghubungkan piala ginjal dan kandung kemih itu kecil sekali (lebih kecil dari kelingking
tangan). Sehingga batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek, atau menyumbat
lubangnya. Inilah yang menimbulkan nyeri hebat (kolik) di pinggang. Apabila batunya berhasil
sampai di bagian bawah saluran ureter, nyerinya akan berpindah dan terasa merambat ke arah
kemaluan atau daerah pangkal paha. Biasanya disertai keluarnya darah bersama air seni. Bila
lukanya kecil, darah yang keluar pun sedikit dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop, ini
dapat diketahui bila air seni dibawa ke laboratorium. Sumbatan atau regangan batu pada
saluran kemih dapat juga menimbulkan rasa mual, muntah, perut kembung. Bila batu itu
menyangkut di kandung kemih, dapat timbul nyeri daerah atas kemaluan waktu kencing,
kencing tidak tuntas (kepingin kencing lagi sehabis kencing), pancaran tidak kuat (Japaries,
1992).

D. Patofisiologi

Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih.
Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal,
poineprosis, urosepsis, dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). 75% dari batu ginjal
adalah batu kalsum. 60% tersusun dari kalsium okslat, 20% dari campuran kalsium
okslat dan hydroxyapatie, 10% dari asam urat dan struvite (magnesium ammonium
fosfat) dan 2% adalah batu brushite. Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih
tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu
dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni
jenuh akan terjadi pengendapan.
b. Adanya inti (nidus). Misalnya adanya infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini 
menjadi pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada
inti tersebut.
c. perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
menyebabkan terjadinya pengendapan.
Terbentuknya batu bisa disebabkan oleh berbagai macam mekanisme. Supersaturasi yang
berlebihan adalah penyebab terbentuknya batu asam urat atau batu sistin, sementara batu
infeksi disebabkan oleh metabolisme bakteri. Sementara batu yang paling sering, yaitu batu
yang mengandung kalsium, masih belum sepenuhnya dimengerti penyebabnya.

E. Diagnose Keperawatan (SDKI)

1. Kode: D.0078
Nyeri kronis b.d ketidakseimbangan neurotrasmiter, neuromodulator, dan reseptor,gangguan
fungsi metabolik, peningkatan IMT,kondisi pasca trauma.d.d mengeluh nyeri, merasa gelisa,
tampak meringis, tidak mampumenuntaskan aktivitas.
2. Kode : D.0019
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan
metabolisme,faktor ekonomi dan faktor psikologis d.d nyeri abdomen,membran mukosa pucat,
nafsu makan menurun, BB menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
3. Kode: D.0111
Defisit pengetahuan b.d kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang
mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d menanyakan masalah
yang dihadapi,menunjukan perspsi yang keliru terhadap masalah.

KASUS
Pada tgl 9 Mei 2022 jam 10.00Wit Tn. N bersama Ny. L (ibu kandung) datang ke RSUD Dr. Haulussy.
Ibu klien mengatakan sebelumnya tidak pernah kontrol ke RS dan pertama kalinya melakukan
pengontrolan serta pemeriksaan. Saat pengontrolan Klien mengatakan timbul rasa nyeri disertai sakit
pinggang menjalar sampai ke perut. Klien mengatakan jarang mengonsumsi air mineral namun sering
kencing disertai rasa sakit. Klien juga mengatakan badan terasa demam sesekali mual dan muntah.
Klien mengatakan bingung kenapa dia bisa terkena batu ginjal dengan ekspresi wajah murung saat
pemeriksaan terjadi. Berdasarkan pemeriksaan fisik status generalis didapatkan penderita tampak sakit
sedang, tanda vital dalam batas normal, pupil isokor dengan refleks cahaya semuanya positif. Leher,
KGB, paru-paru, jantung, thoraks dan ekstremitas tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan fisik yang
didapatkan pada pasien yaitu kesadaran compos mentis, penampilan tampak obesitas, tekanan darah
110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,20C, dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) 29,3 kg/m2. Ketika klien ditanya keputusan kedepan seperti apa terhadap kondisi
sakitnya. Klien tidak dapat memberikan keputusan. Dengan dukungan Ny. L dan keluarga akhirnya
klien memutuskan untuk dilakukan operasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN : BATU GINJAL
DI RUANGAN INTERNA LAKI RSUD DR. HAULUSSY AMBON

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2022 Nomor Register : xx-101-xx


Tanggal masuk : 09 Mei 2022 Diagnosa Medis : Batu Gijal
Ruang/Kelas : Interna Laki

A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. N
Usia : 25 tahun
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1 Perikanan
Pekerjaan : Wirasuasta
Alamat : Jln. Dr. kayadoe
Sumber Informasi : Media sosial

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Nyeri disertai sakit pinggang menjalar samapai ke perut

Kronologis Keluhan (Narasikan Faktor pencetus keluhan, lama timbulnya, tindakan penanganan
pertama, respon dari tindakan ) : Nyeri dirasakan makin berat terutama saat beraktifitas sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil (BAK) disangkal, BAK berdarah disangkal,
BAK berpasir dirasakan, demam disangkal, mual muntah disangkal. Penderita lalu membeli obat
antibiotik dan meminumnya namun keluhan dirasakan tidak hilang.

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) :
Tidak ada
b. Riwayat Kecelakaan :
Tidak ada
c. Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan, dan berapa lama) :
Keluhan nyeri dipinggang kiri sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
d. Riwayat Pemakaian Obat :
Hanya meminum obat penghilang nyeri dan menggosok minyak dibagian area yang sakit

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)

4. Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang menjadi faktor resiko
Keluarga memiliki riwayat penyakit gagal ginjal.

5. Penyakit Psikososial dan Spiritual


a. Adakah orang terdekat dengan pasien : ada

b. Interaksi dalam keluarga :


i Pola komunikasi : baik
ii Pembuat keputusan : mendengarkan nasihat orang tua dan mengambil keputusan
secara pribadi
c. Kegiatan kemasyarakatan : sering mengikuti kegiatan kerja bakti dengan lingkungan sekitar
d. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : keluarga lebih protektif

e. Masalah yang mempengaruhi pasien : kondisi kesehatannya yang akan membebani semua orang.

f. Mekanisme koping terhadap stress


( √) Pemeriksaan masalah (√ ) Cari pertolonga
( -) Minum obat (- ) Tidur
( √) Makan ( - ) Lain-lain : tidak ada
g. Persepsi pasien terhadap keluarga
Hal yang sangat dipikirkan saat ini : menjadi beban
keluarga dan mempersulit keadaan semua orang

Harapan setelah menjalani keperawatan : bisa kembali bekerja dan menstabilkan keuangan keluarga

Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : tidak dapat


bergerak, melakukan pekerjaannya
h. Sistem nilai kepercayaan
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : tidak ada

Aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan : Selalu berdoa meminta kesembuhan dari Tuhan
yang Maha kuasa. Dan mulai bersyukur menerima kondisi saat ini.

6. Kondisi lingkungan rumah


7. Pola kebiasaan
- Sering minum- minuman bersoda dan jarang minum air mineral
- Serta jarang berolahraga

C. PENGKAJIAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik Umum


a. Berat badan : 62 Kg Tinggi badan 158_ cm
b. Tekanan darah : 110/80 mmhg
c. Nadi : 88 x/menit, Irama : cukup kuat
d. Frekuensi nafas : 20 x/menit
e. Suhu tubuh : 36,2ᵒC
f. Keadaan umum : (- ) Ringan (- ) Sedang ( √) Berat
i. Kesadaran : compos mentis
ii. Pembesaran kelenjar getah bening : (- ) Ya (√ ) Tidak

2. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata : ( √ ) Simetris ( -) Asimetris
b. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( -) Ptosis
c. Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( -) Abnormal
d. Konjungtiva : ( -) Merah muda (√)Anemis ( -)Sangat merah
e. Kornea : (√ ) Normal ( -) Keruh/berkabut ( -) Terdapat
pendarahan
f. Sklera : ( - ) Ikterik (√ ) Anikterik
g. Pupil : (√ ) Isokor (- ) Anisokor ( - ) Midriasis ( -) Miosis
h. Otot-otot mata : ( √ ) Tidak ada kelainan ( -) Juling keluar
( - ) Juling kedalam ( - ) Berada diatas
i. Fungsi penglihatan : (√ ) Baik (- ) Kabur (- )Dua bentuk
j. Tanda-tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kacamata : tidak ada
l. Pemakaian lensa kontak : tidak ada
m. Pemakaian lensa kontakreaksi terhadap cahaya : tidak ada

3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : (√ ) Normal ( -) Tidak, kanan/kiri
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :
c. Kondisi telinga tengah : (√ ) Normal ( -) Kemerahan
( -) Bengkak (- ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : (√ ) Tidak (- ) Ada
e. Perasaan penuh ditelinga : ( - ) Ya ( √) Tidak
f. Tinnitus : ( - ) Ya ( √) Tidak
g. Fungsi pendengaran : (√ ) Normal ( -) Kurang
( -) Tuli, kanan/kiri
h. Gangguan Keseimbangan : ( √ ) Tidak (- ) Ya
i. Pemakaian alat bantu : ( - ) Ya (√ ) Tidak

4. Sistem Wicara : (√ ) Normal ( - ) Tidak normal


( - ) Aphasia ( - ) Aphonia
( - ) Dysatria ( - ) Dyphasia ( - ) Anarthia

5. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : ( √ ) Bersih (- ) Ada Sumbatan
b. Pernafasan : (√ ) Tidak sesak ( -) Sesak
c. Menggunakan otot bantu nafas : ( -) Ya (√ ) Tidak
d. Frekuensi 20 x/menit
e. Irama : ( √) Teratur (- ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : dada
g. Kedalaman : (- ) Dalam ( -) Dangkal
h. Batuk : (√ ) Tidak (- ) Ya
i. Sputum : (√ ) Tidak ( -) Ya
j. Konsistensi : ( -) Kental ( -) Encer
k. Terdapat darah : ( - ) Ya (√ ) Tidak
l. Inspeksi dada : simetris / tidak ada kelainan
m. Palpasi dada : simetris/ tidak ada kelainan
n. Perkusi dada : simetris/tidak ada kelainan

o. Auskultasi dada : simetris/ tidak ada kelainan

p. Suara nafas : (√ ) Vesikuler ( - ) Ronchi (- ) Wheezing


( - ) Rales
q. Nyeri saat bernafas : (- ) Ya ( √) Tidak
r. Penggunaan alat bantu nafas : (√ ) Tidak (- ) Ya

6. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi Perifer
 Nadi 88 x/menit: Irama : (√ ) Teratur ( -) Tidak
Denyut : ( - ) Lemah (√ ) Kuat
 Tekanan darah 110/80 mmHg
 Distensi vena jugularis : Kanan : ( -) Ya ( √) Tidak
Kiri : ( - ) Ya (√ ) Tidak
 Temperatur kulit : (√ ) Hangat ( - ) Dingin
 Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis (√ ) Kemerahan
 Pengisian kapiler : normal
 Edema : ( - ) Ya ( √) Tidak
(tidak ada ) Tungkai atas ( tidak ada ) Tungkai bawah

(tidak ada) Periorbital :( tidak ada) Muka


(Tidak ada) Skrotalis :( tidak ada) Anasarka
b. Sirkulasi Jantung
 Kecepatan denyut apikal : 88x/menit
 Irama : ( √ ) Teratur ( -) Tidak teratur
 Kelainan bunyi jantung : ( - ) Murmur ( -) Gallop
 Sakit dada : ( - ) Ya ( √) Tidak
— Timbulnya : (tidak ada) Saat aktivitas (tidak ada)Tanpa
aktivitas
— Karakteristik : (tidak ada) Seperti ditusuk-tusuk
( tidak ada) Seperti dibakar
( tidak ada) Seperti ditimpa berat badan
— Skala nyeri : tidak ada
7. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi
 Pucat : (- ) Tidak (√ ) Ya
 Pendarahan : (√ ) Tidak (- ) Ya
( tidak ada ) Ptechie ( tidak ada) Purpura ( tidak ada) Mimisan
( tidak ada ) Pendarahan gusi ( tidak ada) Etchimosis
8. Sistem Saraf Pusat

a. Keluhan sakit kepala : tidak


: normal
b. Tingkat kesadaran (compos
mentis)
c. Glasgow Come Scale (GCS) : E :4 M :5 V :4
d. Tanda-tanda peningkatan TIK : (√ ) Tidak ( -) Ya
( -) Muntah proyektil (- ) Nyeri kepala ( -) Papil
edema

e. Gangguan system persyarafan


(- ) Kejang (- ) Pelo
( - ) Mulut mencong (- ) Kesemutan/polyneuritis
( - ) Kelumpuhan ekstremitas ( -) Disorientasi
f. Pemeriksaan reflek
 Refleks fisiologis : ( √) Normal (- ) Tidak
 Refleks patologis : ( √) Tidak ( -) Ya

9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
1. Gigi : ( - ) Caries ( √) Tidak
2. Gigi palsu : ( - ) Ya ( √) Tidak
3. Stomatitis : ( - ) Ya ( √) Tidak
4. Lidah kotor : (- ) Lidah kotor ( √) Tidak
5. Saliva : ( √ ) Normal ( -) Abnormal
b. Muntah : (- ) Tidak ( √) Ya
c. Nyeri daerah perut : ( √ ) Ya ( -) Tidak
d. Skala nyeri lokasi dan karakteristik
( - ) Seperti di tusuk-tusuk ( -) Melilit ( -) Cramp
( - ) Panas ( -) Setempat (√ ) Menyebar
( - ) Berpindah-pindah ( √) Kanan/kiri bawah
e. Skala nyeri :6
f. Bising usus :normal
g. Diare : ( -) Tidak ( √) Ya
h. Warna feses : (- ) Kuning ( -) Putih seperti air cucian beras
(√ ) Coklat ( - ) Hitam ( -) Dempul
i. Konsistensi feses : (√ ) Setengah padat (- ) Cair
( -) Terdapat lender (- ) Berdarah
j. Konstipasi : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, lamanya - hari
k. Hepar : (√ ) Teraba (- ) Tidak teraba
l. Abdomen : (√ ) Lembek (- ) Asites
(- ) Kembung ( -) Distensi
10. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kalejer tiroid : ( √ ) Tidak (- ) Ya
( tidak ada) Exoptalmus (tidak ada ) Tremor
( tidak ada ) Diaporesis
b. Nafas berbau keton : (√) Ya (- ) Tidak
(√ ) Poliuri ( -)
Polidipsi (- ) Polipagia

c. Luka ganggren : (√ ) Tidak

(tidak ada ) Ya : Luas Luka : - cm Kedalamam : - cm

Cairan : (- ) Ya (√ ) Tidak

Pus : (-) YA ( √) Tidak

d. Ankle Brachial Index (ABI) :1,3 (normal)

11. Sistem Urogenital


a. Intake cairan : 2700 cc/hari
b. Output cairan : 2900 cc/hari
c. Balance cairan : 200 cc/hari
d. Perubahan pola kemih : ( - ) Retensi (√ ) Urgency (√ ) Disuria
( - ) Tidak lampias ( √) Nokturia
(- ) Ikontinen
e. BAK : Warna : ( - ) Kuning ( √ ) Kuning kental (- ) Kekeruhan
(- ) Merah (- ) Putih
f. Distensi kandung kemih : ( - ) Ya (√ ) Tidak
g. Keluhan pinggang : (√ ) Ya (- ) Tidak
h. Klien mengatakan selalu berkeringat : tidak
i. Terpasang Kateter: (- ) Ya : - cc (√ ) Tidak

12. Sistem Integumen


a. Turgor kulit : ( √ ) Baik (- ) Buruk
b. Temperatur kulit : 36,2ᵒC
c. Warna kulit : (- ) Pucat (- ) Sianosis ( √) Kemerahan
d. Keadaan kulit : (√ ) Baik (- ) Lesi (- ) Ulkus
( - ) Luka,lokasi tidak ada
Kelainan kulit : ( √ ) Tidak (- ) Ya
e. Kondisi kulit disekitar pemasangan infus : baik
f. Keadaan rambut : - Tekstur : (√ ) Baik ( -) Tidak
(- ) Alopesia
- Kebersihan : (√ ) Bersih (- ) Bau
13. Sistem Muskuloskeletal

a. Kesulitan dalam pergerakan : (- ) Ya (√ ) Tidak


b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : (- ) Ya (√ ) Tidak
c. Fraktur : (- ) Ya (√ ) Tidak
d. Lokasi fraktur : tidak ada
e. Kelainan pada bentuk tulang dan sendi: (- ) Kontraktur (- ) Bengkak
f. Kelainan struktur tonus otot : (- ) Skoliosis (- ) Lordosis
(- ) Kifosis
g. Kekuatan otot : (√ ) Baik (- ) Hipotoni
( - Hipertoni ( -) Atoni

h. Skala Otot : 4 4
4 4

D. DATA TAMBAHAN

B. DATA PENUNJANG (Hasil pemeriksaan diagnostic yang menunjang masalah :


Lab, Radiologi, Endoskopi, dll) lengkapi dengan tanggal pemeriksaan
 Hasilnya ditemukan peningkatan kadar leukosit 11.700/μl
(normalnya: 5000-10.000/μl); kimia darah tidak ditemukan
peningkatan kadar ureum, kreatinin, maupun asam urat; urin
lengkap ditemukan warna keruh, epitel (+), sedimen (+),
peningkatan kadar eritrosit 5-7/LPB (normalnya: 0-1/LPB),
leukosit 10-11/LPB (0-5/LPB). Pada pemeriksaan radiologi
dilakukan rontgen Blass Nier Overzicht (BNO) dan
ultrasonografi (USG) abdomen. Hasilnya pada rontgen BNO
didapatkan tampak bayangan radioopaque pada pielum ginjal
setinggi linea paravertebrae sinistra setinggi lumbal III Ukuran
1,5 x 2 cm; USG didapatkan tampak batu pada ginjal kiri di
pole atas-tengah-bawah berukuran 1 cm x 1,2 cm x 1,8 cm;
tampak pelebaran sistem pelvicokaliseal.
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Interpretasi
Normal
09 mei 2022 Peningkatan kadar leukosit 11.700/μl 5000-10.000/μl

Peningkatan kadar eritrosit 5-7/LPB 0-1/LPB


Peningkatan kadar leukosit 10-11/LPB 0-5/LPB

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Cairan : cairan maintenance

b. Diet :
- Batasi makanan tinggi natrium dan protein, tingkatkan makanan yang mengasamkan urine
- Diet rendah purin
- Pembatasan natrium

No Nama Obat Dosis Waktu Jalur Indikasi Kontraindikasi


Pemberian Pemberian
1 ketorolac injeksi 2x1 ampul/hari - pengendalian nyeri -
pinggang dengan
analgesik kua
2 cefotaxim injeksi 2x1 - mengatasi infeksi -
vial/ hari), dengan antibiotik
ranitidin injeksi 2x 1 ecegahan terhadap
3 ampul/hari) - naiknya asam lambung -
akibat faktor stress
karena dirawat di RS
dengan pemberian
antagonis H2 resepto

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Asupan makanan dan minuman Nyeri Kronis


Klien mengatakan nyeri di yang mengandung Ca berlebihan,
daerah pinggang dan menjalar jaranga aktivitas, lingkungan panas,
sampai ke perut. hiperparatiroidisme, diabetes
DO : melitus
- Klien tampak meringis
- Nyeri tekan pada perut Batu ginjal
bagian bawah(daerah
simpisis) Peningkatan peristatik ureter,cedera
- Klien tampak mengelus-elus jaringan ginjal/iritasi ureter
perut bagian bawah
Peradangan lokal
TTV :
TD : 110/80 mmHg Peningkatan rasangan terhadap
N : 88 x/menit reseptor nyeri
RR : 20 x/menit
S : 36,2 0C Pelepasan histamin,bradikinin dan
IMT : 29,3 kg/m2 neurotransmiter perangsangan nyeri
lainnya

Nyeri

2 DS : Dehidrasi Defisit nutrisi


Klien mengatakan jarang
mengonsumsi air mineral karena Peningkatan konsentrasi
menyukai minuman bersoda.dan urine,imobilitas, dan asupan
malas berolahraga. kalsium, oksalat atau protein yang
DO : berlebihan dalam makanan
- Penampilan tampak obesitas
TTV :
IMT : 29,3 kg/m2 Statis urin (infeksi berulang)

Pembentukan batu ginjal

3 DS : Gangguan fungsi ginjal Defisit


Klien mengatakan tidak tahu pengetahuan
tentang penyebab penyakitnya. Perubahan status kesehatan
DO :
- Ekspresi wajah murung Kurang informasi
- Klien bertanya tentang
kondisi penyakitnya Kesalahan dalam
menginterpretasikan informasi

PRIORITAS DIAGNOSA MASALAH


4. Kode: D.0078
Nyeri kronis b.d ketidakseimbangan neurotrasmiter, neuromodulator, dan reseptor, gangguan fungsi
metabolik, peningkatan IMT, kondisi pasca trauma d.d mengeluh nyeri, merasa gelisa, tampak meringis, tidak
mampu menuntaskan aktivitas.
5. Kode : D.0019
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor
ekonomi dan faktor psikologis d.d nyeri abdomen, membran mukosa pucat, nafsu makan menurun, BB menurun
minimal 10% dibawah rentang ideal.
6. Kode: D.0111
Defisit pengetahuan b.d kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi,menunjukan
perspsi yang keliru terhadap masalah.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama / Umur : Tn. N (25 thn)
Ruang / Kamar : Interna Laki

Hari/ Tujuan dan Kriteria


Dx Keperawatan Intervensi
Tgl Hasil

Senin, DS : Setelah dilakukan A. Manajemen Nyeri


09 Klien mengatakan nyeri di perawatan + 5 jam, Observasi :
a. Identifikasi lokasi
Mei daerah pinggang dan menjalar tingkat nyeri yang
karakteristik, frekuensi,
2022 sampai ke perut. dirasakan menurun, durasi, kualitas, intensitas
DO : dengan kriteria hasil : nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
- Klien tampak meringis  Keluhan nyeri
c. Identifikasi faktor yang
- Nyeri tekan pada perut menurun memperberat dan
bagian bawah(daerah  Gelisah menurun memperingan nyeri.
Terapeutik :
simpisis)
a. Berikan teknik
- Klien tampak mengelus-elus nonfarmakologis untuk
perut bagian bawah mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
TTV : terapi pijat, aromaterapl,
TD : 110/80 mmHg toknik imajinasi terbimbing.
N : 88 x/menit b. Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
RR : 20 x/menit
a. Jelaskan Penyebab, Periode
S : 36,2 0C dan Pemicu nyeri
IMT : 29,3 kg/m2 b. Jelaskan strategi meredahkan
nyeri
c. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepet
Kolaborasi :
a. Kolaborasi Pemberian
analgesik (Jika Perlu)
B. Pemberian Anlaigesik
Observasi :
a. Identifikasi riwayat alergi
obat
b. Identifikasi kesesuaian jenis
analgesik.
c. Monitor tanda–tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Terapeutik :
a. Diskusi Jenis analgesik yang
disukai untuk mencapai
analgesik optimal (Jika
Perlu).
b. Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan.
Edukasi :
a. Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik (jika
perlu).
Senin, DS : Setelah dilakukan a. Promosi Berat Badan
09 Klien mengatakan jarang perawatan + 5 jam, status Observasi :
a. Identifikasi kemungkinan
Mei mengonsumsi air mineral nutrisi membaik, dengan
penyebab BB kurang
2022 karena menyukai minuman kriteria hasil : b. Monitor adanya mual dan
bersoda.dan malas berolahraga.  Porsi makanan yang muntah
c. Monitor jumlah kalon yang
DO : dihabiskan meningkat
dikonsumsi sehari – hari
- Penampilan tampak obesitas  Indeks masa tubh d. Monitor berat badan
TTV : (IMT) membaik e. Monitor albumin, limfosit,
dan elektrolit, serum
IMT : 29,3 kg/m2
Terapeutik :
a. Berikan perawatan mulut
sebelum pemberian makan,
jika perlu
b. Sediakan makanan yang tepat
sesual kondisi paslen (mis.
makanan dengan tekstur
halus, makanan yang
diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau
gastrostomi, total perenteral
nutrition sesuai indikasi)
c. Hidangkan makanan secara
menarik
d. Berikan suplemen, jika perlu
e. Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi :
a. Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
b. Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan

B. Edukasi Diet :
Observasi :
a. Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
b. Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
c. Identifikasi kebiasaan pola
makan saat ini dan masa lalu
d. Identifikasi paslen dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan Identifikasi
keterbatasan finanslat untuk
meyediakan makanan
Terapeutik :
a. Persiapkan materi, media dan
alat peraga
b. Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
c. Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya
d. Sediakan rencana makan
tertulis, jika perlu
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan kepatuhan
diat terhadap kesehatan
b. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
c. Informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan,
jika perlu
d. Anjurkan mempertahankan
posisi somi Fowler (30-45
derajat) 20-30 menit setelah
makan
e. Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet
yang diprogramkan
f. Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
g. Ajarkan cara membaca label
dan memilih makanan yang
sesual
h. Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai
program
i. Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai dengan
diet, jika perlu
Kolaborasi :
a. Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika perlu
Senin, DS : Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
09 Klien mengatakan tidak tahu perawatan + 5 jam, Observasi :
Mei tentang penyebab penyakitnya. tingkat pengetahuan a. Identifikasi kesiapan dan
2022 DO : meningkat, dengan kemampuan menerima
informasi
- Ekspresi wajah murung kriteria hasil :
b. Identifikasi faktor – faktor
- Klien bertanya tentang  Perilaku sesuai anjuran yang dapat meningkatkan
kondisi penyakitnya meningkat dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan
 Kemampuan
sehat
menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan tentang a. Sediakan materi dan media
suatu topik meningkat pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
a. Jekaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama / Umur : Tn. N (25 thn)
Ruang / Kamar : Interna Laki

Paraf
Tgl Jam Implementasi
Perawat

Senin, 10.00 A. Manajemen Nyeri


09 WIT Observasi :
Mei a. Mengedentifikasi lokasi karakteristik, frekuensi, durasi, kualitas,
2022 intensitas nyeri
b. Mengidentifikasi skala nyeri
c. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan inyeri.

Terapeutik :
a. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapl, toknik imajinasi terbimbing.
b. Memfasilitas istirahat dan tidur

Edukasi :
a. Menjelaskan Penyebab, Periode dan Pemicu nyeri
b. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri
c. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepet

Kolaborasi :
a. Kolaborasi Pemberian analgesik (Jika Perlu)

B. Pemberian Analgesik
Observasi :
a. Mengidentifikasi riwayat alergi obat
b. Mengidentifikasi kesesuaian jenis analgesik.
c. Memonitor tanda–tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik

Terapeutik :
a. Mendiskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai
analgesik optimal (Jika Perlu).
b. Mendokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan.

Edukasi :
a. Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi :
a. Melakukan kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik (jika
perlu).

Senin, 10.15 A. Promosi Berat Badan :


09 WIT Observasi :
Mei a. Menngidentifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2022 b. Memonitor adanya mual dan muntah
c. Memonitor jumlah kalon yang dikonsumsi sehari – hari
d. Memonitor berat badan
e. Memonitor albumin, limfosit, dan elektrolit, serum

Terapeutik :
a. Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
b. Menyediakan makanan yang tepat sesual kondisi paslen (mis.
makanan dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan
cair yang diberikan melalui NGT atau gastrostomi, total perenteral
nutrition sesuai indikasi)
c. Menyediakan makanan secara menarik
d. Memberikan suplemen, jika perlu
e. Memberikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang
dicapai

Edukasi :
a. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
b. Menjelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

B. Edukasi Diet :
Observasi :
a. MengIdentifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima
informasi
b. MengIdentifikasi tingkat pengetahuan saat ini
c. MengIdentifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
d. Mengidentifikasi persepsi paslen dan keluarga tentang diet yang
diprogramkan Identifikasi keterbatasan finanslat untuk meyediakan
makanan

Terapeutik :
a. Mempersiapkan materi, media dan alat peraga
b. Membuat jadwal waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan
kesehatan
c. Memberikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
d. Menyediakan rencana makan tortus, ja pertu

Edukasi :
a. Menjelaskan tujuan kepatuhan diat terhadap
kesehatanMenginformasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
b. Memberikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu
c. Menganjurkan mempertahankan posisi somi Fowler (30-45 derajat)
20-30 menit setelah makan
d. Menganjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang
diprogramkan
e. Menganjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
f. Mengajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesual
g. Mengajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
h. Merekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika
perlu

Kolaborasi :
a. Membuat rujukan ke ahli gisi dan sertakan keluarga, jika perlu

Senin, 10.25 Edukasi Kesehatan


09 WIT Observasi :
Mei a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
2022
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
a. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
a. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

EVALUASI

Paraf
Tgl Diagnosa Evaluasi
Perawat

Senin, DS : S : klien mengatakan nyeri di daerah


09 Mei Klien mengatakan nyeri di daerah pinggang dan menjalar sampai ke
2022 pinggang dan menjalar sampai ke perut. perut.
DO :
- Klien tampak meringis O : klien tampak meringis nyeri pada
- Nyeri tekan pada perut bagian perut bagian bawah.
bawah(daerah simpisis)
- Klien tampak mengelus-elus perut
A : Masalah belum teratasi
bagian bawah

TTV : P = Intervensi dilanjutkan


TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,2 0C
IMT : 29,3 kg/m2

Senin, DS : S : klien mengatakan jarang


09 Mei Klien mengatakan jarang mengonsumsi mengkonsumsi air mineral karena
2022 air mineral karena menyukai minuman menyukai minuman bersoda dan
bersoda.dan malas berolahraga. malas berolaraga.
DO :
- Penampilan tampak obesitas
O : Penampilan tampak obesitas IMT
TTV :
29,3 kg/m2
IMT : 29,3 kg/m 2

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Senin, DS : S : klien mengatakan tidak tahu


09 Mei Klien mengatakan tidak tahu tentang tentang penyebab penyakitnya
2022 penyebab penyakitnya.
DO :
O : Ekspresi wajah murung
- Ekspresi wajah murung
- Klien bertanya tentang kondisi
penyakitnya A : masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai