Anda di halaman 1dari 2

SEL VOLTA (4)

Hari/tanggal percobaan
Tujuan percobaan
Untuk membuktikan/mengetahui cara kerja sel volta
Dasar teori
Alesandro Volta (1745-1827) menemukan bahwa pasangan logam tertentu dapat
membangkitkan GGL, gaya gerak listrik ini menyebabkan arus listrik mengalir dalam suatu
rangkaian. Pasangan logam tersebut adalah Cu (tembaga) dan zn (seng). Sumber tegangn pertama
yang dapat mengalirkan arus listriksi maicukup besar adalah elemen Volta. H 2SO4 yang dipakai
sebagai elektrolit akan terdisos menjadi H- dan SO 42-. Energy yang diperlukan untuk menggerakan
electron-elektron dari elektrda Zn ke elektroda Cu dan jumlah energy per satuan muatan yang tersedia
dari elemen volta dinyatakan dalam satuan volt atau joule per coloumb. Sebagai kutub positif (anoda)
dalam elemen volta adalah Cu sedangkan Zn sebagai kutub negative (katoda) dan H 2SO4 encer sebagai
larutan elektrolit yang berakibat terdisosiasi menjadi ion 2H+ dan SO42-.
Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda
(katoda dan anoda) yang dapat menghasilkan energy listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara
spontan pada kedua elektroda tersebut. Elektrokimia adalah sel yang disusun untuk menjadikan suatu
reaksi redoks menghasilkan energy listrik yang selanjutnya diubah menjadi energy kimia atau
sebaliknya.
Sel volta adalah bagian dari sel elektrokimia yang di dalamnya terjadi reaksi redoks spontan
yang menghasilkan listrik. Dalam sel volta, katoda adalah kutub positif (tempat terjadinya reaksi
reduksi), sedangkan anoda adalah kutub negatif (tempat terjadinya reaksi oksidasi).
Reaksi kimia sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pemakaian baterai,
dan lainnya. Tanpa kita sadari banyak sekali sumber energi alternatif yang bisa kita dapatkan sebagai
pengganti baterai, dan sejenisnya. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan buah-buahan.
Buah-buahan juga dapat menghasilkan energi listrik, karena terdapat zat elektrolit dalam
kandungan buah-buahan. Beberapa buah-buahan banyak yang mengandung asam sehingga
dimungkinkan buah-buahan dapat digunakan sebagai larutan elektrolitnya. Buah-buahan pada
umumnya banyak mengandung air sehingga jika suatu logam dicelupkan padanya akan timbul beda
potensial antara logam dan air sehingga terjadilah potensial elektroda. Salah satunya adalah buah
pisang Kandungan zat kimia dalam buah pisang dapat diubah menjadi energi listrik dalam suatu
rangkaian sel volta. Berdasarkan hal ini, kita dapat membuat rangkaian sel yaitu dengan menggunakan
buah-buahan, untuk membuktikan apakah buah dapat dijadikan sebagai komponen dalam sel volta.
Alat dan bahan
1. Penjepit buaya 7 buah (6 hitam, 1 merah/sebaliknya)
2. Lampu LED 1 buah
3. Pisang matang/setengah matang 7 buah
4. Paku 7 buah
5. Koin tembaga 7 buah

Caker
1. Menancapkan paku dan koin tembaga ke pisang secara bersilangan.
2. Setelah semua paku dan koin tembaga tertancap di pisang, selanjutnya merangkai/menata
pisang secara melingkar.
3. Memasangkan penjepit buaya secara bersilangan (1 sisi di paku sisi lain di koin tembaga)
4. Memasangkan penjepit buaya pada kawat lampu LED 1 sisi merah, 1 sisi hitam/penjepit
positif dengan kawat negative, penjepit negative dengan kawat positif.
5. Mengamati perubahan yang terjadi, yaitu lampu menyala.

Pembahasan
Pisang diteliti dan diuji mampu untuk menghasilkan elektron yang bisa menghasilkan tenaga
listrik. Kandungan zat elektrolit dalam kalium kulit pisang dapat menghantarkan listrik. Pada
dasarnya konstruksi dari baterai berbahan pisang ini sama dengan baterai lainnya. Pada reaksi yang
terjadi antara kalium dengan garam akan membentuk sebuah kalium klorida. Dimana kalium klorida
ini adalah sebuah elektrolit kuat yang bisa menjadi ion dan menghantarkan sebuah arus listrik. Selain
itu, dalam cara membuat energi alternatif menjadi baterai juga terdapat sebuah kandungan magnesium
(Mg) dan juga seng (Zn).
Magnesium (Mg) ini juga bisa melakukan reaksi dengan klorida sehingga bisa menghasilkan
sebuah elektrolit yang kuat. Jumlah magnesium (Mg) dalam kulit pisang sendiri jumlahnya hanya
14% dari keseluruhan kandungan pisang. Akan tetapi jumlah ini sudah cukup untuk menjadikan
baterai buah pisang. Kandungan seng (Zn) pada pisang juga masuk dalam elektrolit yang baik. Pada
baterai buah pisang ini seng berfungsi sebagai elektron positif yang sangat baik. Akan tetapi
kandungan seng pada kulit pisang ini terbilang kecil yang hanberkisar 2%. Jadi pada baterai buah
pisang ini zat yang paling berperan adalah kalium.

Kesimpulan
1. Buah Pisang mengandung zat elektrolit yang dapat menjadi energi alternatif sebagai sumber
arus listrik sehingga lampu LED 3 volt dapat menyala.
2. Tembaga (kabel dan koin) dan paku merupakan elektroda yang baik dalam menghantarkan
arus listrik.
3. Lampu LED sebagai penanda adanya arus listrik yang masuk dapat membuktikan bahwa
lampu itu akan menyala apabila dihubungkan dengan pisang yang dirangkai seri dan
elektroda tembaga dan besi.

Anda mungkin juga menyukai