Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“SEL VOLTA"

Guru Pembimbing:
Nurul Auliya Nisa, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh kelompok 1:


Aditya Emiliano
Elvira Rahmayanti
Galih Revaldy
Hesfa Marianti
Iqbal Maulana Afif
Keysia Anindita Lorenza

Kelas: XII IPA


SMA NEGERI 1 SINGINGI HILIR
PROVINSI RIAU
TP. 2023/2024
A. Tujuan
Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan sel volta dari buah-buahan.

B. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
1. Kabel 1. Kabel
2. Lampu LED 2. Jeruk Nipis
3. Cutter 3. Mengkudu
4. Tembaga 4. Nenas
5. Paku
6. Penjepit Buaya
7. Voltmeter

C. Cara Kerja
a) Lakukan percobaab sel volta menggunakan buah-buahan, dan pastikan buah-
buahan dalam keadaan baik.
b) Buatlah sayatan pada masing-masing buah menggunakan cutter untuk
menancapkan tembaga pda buah tersebut.
c) Tancapkan paku pada bagian lain dari masing-masing buah tersebut.
d) Susunlah buah secara melingkar sehingga memudahkan dalam
menghubungkan tembaga pada buah 1 dengan paku pada buah 2 dengan
menggunakan penjepit buaya, sehingga masing-masing elektroda dapat
terhubung.
e) Pastikan penjepit buaya maupun kabel terpasang dengan baik dan tidak
tertukar.
f) Sambungkan kabel yang tersisa ke lampu LED dengan kutub negatif
disambungkan ke anoda (paku) dan kutub positif ke katoda (tembaga) melalui
voltmeter untuk mengukur kuat nyala lampu.
g) Pastikan rangkaian sel volta terpasang dengan baik.
h) Jika belum menyala atau menyala redup silahkan tambah buah yang akan
diuji agar arus listrik yang dihasilkan tambah besar.lakukan percobaan
terhadap buah lain.

D. Dasar Teori
a) Pengertian Baterai
Baterai adalah kumpulan beberapa sel listrik yang digunakan untuk
menyimpan energi kimia untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik. Sel listrik
terdiri dari elektroda dan elektrolit, dimana elektroda positif (katoda) dan elektroda
negatif (anoda). Baterai merupakan salah satu aplikasi sel Volta yang tidak
memerlukan komponen tambahan seperti jembatan garam. Baterai mempunyai
elektrolit yang merupakan bahan kimia sebagai sumber energi. Katoda dan anoda
sebagai kutub-kutub dari baterai tidak berhubungan secara langsung satu sama lain,
melainkan dihubungkan oleh elektrolit. Di dalam baterai tersebut terjadi reaksi
redoks, dimana reaksi reduksi terjadi pada kation di katoda dan reaksi oksidasi terjadi
pada anion di anoda. Dari reaksi inilah timbul pergerakan elektron yang
menyebabkan adanya gaya gerak listrik.

b) Sel Volta
Sel Volta adalah sel elektrokimia di mana energi kimia (reaksi redoks) diubah
menjadi energi listrik (arus listrik). Bagian sel tempat berlangsungnya reaksi redoks
disebut elektrode-elektrode. Elektrode tempat terjadi oksidasi disebut anode,
sedangkan elektrode tempat terjadi reduksi disebut katode. Pada sel Volta, katode
merupakan elektrode positif, sedangkan anode merupakan elektrode negatif. Dalam
kehidupan sehari-hari, sel Volta banyak digunakan sebagai sumber energi listrik
searah untuk peralatan elektronik, jam tangan, kalkulator, kamera, dan sebagainya.

Berikut merupakan hal-hal penting mengenai sel Volta:


1. Logam yang memiliki E lebih kecil selalu merupakan anode (mengalami
oksidasi). E° = potensial elektrode.
2. Diagram atau notasi sel Volta: anode | ion | ion | katode
3. Elektron mengalir dari anode (E° kecil) ke katode (E° besar)
4. Potensial sel yang dihasilkan sel Volta: E° sel = E° reduksi - E° oksidasi. Reaksi
redoks akan berlangsung spontan jika E° sel > 0 (positif) dan tidak spontan jika
E° sel < 0 (negatif).

a. Deret Volta
Deret volta adalah urutan logam-logam reduktor terkuat hingga reduktor
terlemah. Setiap logam mempunyai sifat reduktor karena cenderung melepaskan
elektron atau mengalami oksidasi. Berikut merupakan deret Volta.
Li–K–Ba–Ca–Na–Mg–Al–Mn–Zn–Cr–Fe–Cd–Ni–Co–Sn–Pb–H–Cu–Hg–Ag–
Pt–Au
Hal-hal penting mengenai Deret Volta:
1. Semakin ke kiri, letak susun logam Deret Volta, sifat reduksinya semakin kuat
(semakin mudah mengalami oksidasi).
2. Suatu logam dalam Deret Volta mampu mereduksi ion-ion di kanannya, tetapi
tidak mampu mereduksi ion-ion di kirinya.
Dalam Deret Volta:
1) Semakin ke kiri, E° semakin kecil.
2) Semakin ke kanan, E° semakin besar.
3) Hidrogen memiliki E° = 0 volt.
4) Logam di kiri H memiliki E° negatif.
5) Logam di kanan H memiliki E° positif.

b. Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari


Dapat diterapkan pada buah-buahan misalnya jeruk nipis, mengkudu,
belimbing wuluh, nenas dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena dalam buah-
buahan mengandung elektrolit yang kita ketahui bahwa sumber arus listrik searah
tersusun dari larutan elektrolit dan dua buah elektroda. Berdasarkan hal tersebut,
kita dapat merangkai sel Volta menggunakan buah-buahan yang ada di sekitar.
Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energi luar (berupa suatu
generator atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang
berlawanan. Dalam reaksi elektrolisis, energi listrik digunakan untuk
menghasilkan suatu perubahan kimia yang tidak akan terjadi secara spontan (E sel
bernilai negatif).

c) Sumber Listrik Alternatif Biobat dari bahan Belimbing Wuluh


Elektrolit dalam batu baterai (baterai kering) bersifat asam, sehingga buah
yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit sebagai sumber energi ramah
lingkungan. Buah belimbing wuluh yang bersifat asam dapat dimanfaatkan
sebagai penghasil listrik dengan arus dan tegangan searah (DC). Hasil teknologi
ini merupakan pengembangan dari Alessandro Volta seorang fisikawan Italia
penemu baterai pada abad 18.
Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri dari 2
buah elektroda, yang dapat menghasilkan energi listrik. Reaksi kimia yang
dihasilkan oleh larutan elektrolit ekstrak belimbing wuluh dan dua buah elektroda
sebagai konduktor, menghasilkan beda potensial. Arus elektron mengalir dari
katoda ke anoda. Adanya jembatan gara berupa penyekat berpori untuk
menyeimbangkan ion-ion menjadi netral dalam larutan, terjadilah perubahan
energi kimia menjadi energi listrik.
Elektroda adalah konduktor/penghantar yang dilalui arus listrik. Biasanya
dari sumber listrik ke perangkat misalnya lampu LED. Berdasarkan penelitian,
bahan logam elektroda sebagai konduktor yang paling berpengaruh terhadap
kelistrikan belimbing wuluh adalah seng dan tembaga. Seng sebagai katoda
berfungsi sebagai kutub negatif dan tembaga sebagai anoda berfungsi sebagai
kutub positif. Dari pada logam alumunium, besi dan timah sebagai katodanya
untuk kutub negatif dengan anoda yang sama yaitu tembaga untuk kutub positif.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Buah Belimbing Wuluh
Nama Buah Jumlah Buah Jumlah/Volt Nyala Lampu
1 50 -
2 150 -
3 15 -
4 85 -
5 15 -
Belimbing Wuluh
6 50 -
7 60 -
8 50 -
9 50 -
10 50 -

F. Pembahasan
Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang
hubungan yang terjadi antara energi listrik dengan reaksi kimia. Reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel elektrokimia tersebut merupakan reaksi redoks (reduksi
oksidasi). Sel elektrokimia dibedakan menjadi dua, yaitu Sel Volta (Sel Galvani) dan
Sel Elektrolisis. Sel Volta merupakan perubahan energi kimia menjadi energi listrik
atau reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Pada praktikum kali ini, kami memilih buah belimbing wuluh sebagai
alternatif praktikum elektrokimia. Di balik masamnya rasa buah belimbing wuluh,
ternyata belimbing ini memiliki kandungan asam format yang cukup tinggi, sehingga
belimbing ini bisa digunakan dalam sistem sel volta untuk menghantar ion-ion dari
anoda menuju kadota sehingga dapat menghasilkan listrik. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, pada 1 buah belimbing sudah mampu menciptakan tegangan
sebesar 50 volt, namun belum mampu untuk menghidupkan lampu. 2 buah belimbing
wuluh menghasilkan 150 volt, namun pada 2 buah belimbing ini belum juga bisa
menghidupkan lampu. Lanjut 3 buah belimbing wuluh menghasilkan 15 volt, turun
drastis sekali dan tetap belum bisa menghidupkan lampu. 4 belimbing wuluh
menghasilkan tegangan sebesar 85 volt, lampu tetap tidak menyala. 5 buah belimbing
wuluh menghasilkan tegangan sebesar 15 volt, lampu tetap tidak menyala.
Selanjutnya 6 buah belimbing wuluh menghasilkan tegangan sebesar 50 volt, lampu
tetap tidak menyala. 7 buah belimbing wuluh menghasilkan tegangan sebesar 60 volt,
lampu tetap tidak menyala. 8 sampai 10 buah belimbing wuluh, tegangan yang
dihasilkan sama, yaitu sebesar 50 volt. Sampai pada urutan yang terakhir lampu tetap
tidak menyala.
Dari hasil pengamatan dapat kita lihat bahwasanya 10 belimbing tidak mampu
untuk menghidupkan sebuah lampu. Namun, itu bukan berarti belimbing memiliki
tingkat asam yang rendah, karena bisa saja hal itu diakibatkan dari beberapa
kesalahan yang terjadi semasa kegiatan praktikum. Ada beberapa faktor penyebabnya
yaitu, pemilihan buah belimbing yang kurang segar dan mungkin juga belimbing
yang digunakan terlalu muda, sehingga tingkat keasamannya rendah. Terputusnya
tembaga dari buah belimbing wuluh tanpa sepengetahuan, dan bisa jadi kesalahan
terletak pada lampu, yang mana mungkin saja kabel yang digunakan untuk
menghubungkan antara lampu dengan buah belimbing ini terputus.

G. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cairan pada buah belimbing wuluh dapat menghantarkan arus listrik dengan
prinsip kerja sel volta karena mengandung senyawa asam kuat yang dapat
membebaskan ion positif (kation) dan ion negative (anion).

H. Saran
Dalam melakukan suatu pengamatan, alangkah baiknya dilakukan sesuai
dengan prosedur agar hasil pengamatan lebih baik dan dapat digunakan sebagai bahan
pengetahuan tambahan dalam mempelajari sebuah topik. Selain itu pastikan kondisi
buah yang digunakan untuk pengamatan dalam kondisi yang segar agar menghasilkan
hasil pengamatan yang sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, et. Al. 2022. Biobat Ekstrak Belimbing Wuluh Sumber Alternatif Tenaga
Lsitrik Ramah Lingkungan pada Maket Rumah 3R. (1st ed). Pekalongan: PT.
Nasya Expanding Managemen.
Tim Ganesha Operation. Pasti Bisa Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Penerbit Duta.

Anda mungkin juga menyukai