1805025032
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
PERCOBAAN 4
SEL VOLTA
Disusun oleh:
Nama : Novia Ariani Saputri
NIM : 1805025032
Kelompok : IV (Empat)
Kelas : Reguler A
Program Studi : Pendidikan Kimia
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
A. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan potensial sel dari sel volta dari berbagai rangkaian
berdasarkan hukum nerst (3 hal.50).
B. Dasar Teori
Rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik merupakan
pengertian dari sel volta. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi
redoks menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (electrode negative), dan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (electrode positif). Sel galvani
terdiri atas zat pengoksidasi (dalam satu bagian) dengan kekuatan menarik
elektron melalui kawat dari zat pereduksi (dalam bagian lain). Potensial sel
(Esel) atau daya gerak listrik merupakan kekuatan menarik atau daya dorong
pada electron. Volt (V) di definisikan sebagai 1 joule kerja per Coulomb
muatan yang ditransfer 1 V = 1 J/c merupakan satuan dari potensial listrik.
Voltmeter atau potensiometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur potensial sel (6 hal. 38 dan 7 hal. 126).
Komponen dan prinsip kerja dari sel volta yaitu sel elektrokimia yang
menghasilkan arus listrik dari reaksi berupa reaksi redoks spontan merupakan
definisi dari sel volta. Prinsip kerja sel volta sebagai berikut:
1. Energi hasil dari reaksi kini di ubah menjadi energy listrik
2. Reaksi redoks adalah reaksi yang berlangsung
3. Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif
4. Pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negative
Jadi katoda positif dan anoda negative disingkat KPAN yang dibaca KAPAN.
Luigi Galvani (1780) dan Alessandro Volta (1800) yang pertama kali
mempelajari rangkaian sel elektrokimia. Sehingga disebut sel Galvani atau sel
2
positif. Elektrolit dapat berupa cairan terdiri dari air atau nonaquades (tidak
terdiri dari air), cairan, pasta, atau bentuk padat. Ketika sel dihubungkan
dengan suatu alat berenergi mesin, elektroda negate memberikan arus electron
dan diterima oleh elektroda positif. Ketika beban eksternal dipindahkan maka
reaksi akan berhenti (5 hal. 9).
5
(3 hal. 51 )
6
D. Prosedur Kerja
1. Potensial sel berbagai rangkaian sel volta
a. Dimasukkan 50 mL larutan seng sulfat 0,1 M ke dalam gelas kimia
100 mL dan dicelupkan sepotong lempeng seng.
b. Dimasukkan 50 mL larutan tembaga(II) sulfat 0,1 M ke dalam gelas
kimia 100 mL yang lain dan dicelupkan sepotong lempeng tembaga.
c. Dihubungkan ke dua larutan dengan jembatan garam.
d. Dihubungkan ke dua lempeng melalui voltmeter. Jarum akan bergerak
ke arah positif dan dicacat tegangannya (dalam volt). Jika jarum
bergerak ke arah negatif berarti hubungannya terbalik.
e. Dilakukan percobaan diatas dengan mengganti elektroda dan larutan
elektrolit
1) Elektroda Fe dalam FeSO4 dan Cu dalam CuSO4
2) Elektroda Zn dalam ZnSO4 dan Fe dalam FeSO4
2. Sel volta dari jeruk
a. Ditusukkan sepotong logam seng ke dalam sebuah jeruk
b. Ditusukkan lagi sepotong logam tembaga ke dalam jeruk yang
sama dengan jarak +/- 3 cm dari logam seng.
c. Dihubungkan ke-2 logam dengan voltmeter, jarum akan bergerak
ke arah positif dan dicatat tegangannya (dalam volt).
d. Dilepaskan salah satu elektrodanya dengan voltmeter. Dipindahkan
elektroda tersebut sehingga jarak elektroda +/- 5 cm.
e. Dihubungkan kembali dengan voltmeter dan dicatat tegangannya.
3. Potensial sel sebagai fungsi konsentrasi
a. Dimasukkan 50 mL larutan seng sulfat 0,1 M ke dalam gelas kimia
100 mL dan dicelupkan sepotong lempeng seng.
b. Dimasukkan 50 mL larutan tembaga(II) sulfat 1 M ke dalam gelas
kimia 100 mL yang lain dan dicelupkan sepotong lempeng
tembaga.
c. Dihubungkan ke dua larutan dengan jembatan garam.
7
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Potensial sel berbagai rangkaian sel volta
Tabel 4.1 Potensial sel sebagai rangkaian fungsi konsentrasi
Sistem E Sel teoritis (volt) E Sel eksperimen (volt)
[ZnSO4]-[CuSO4] 1,10 1,20
[FeSO4]-[CuSO4] 0,78 0,66
[ZnSO4]-[FeSO4] 0,32 0,40
2. Perhitungan
a. Potensial sel dari berbagai rangkaian sel volta
Diketahui:
Fe2+(aq) + 2e- Fe E = -0,44 V
Cu2+(aq) + 2e- Cu E = +0,34 V
Zn2+(aq) + 2e- Zn E = -0,76 V
E sel = t s
E sel = t s
E sel = t s
b. Sel volta dari jeruk
1) Jarak 3 cm
10
th h hಊ⺂ kspಊrpt
E sel = th h ht k h
hsh ptp
s
E sel = s
t s
E sel = t s
2) Jarak 5 cm
th h hಊ⺂ kspಊrpt
E sel = th h ht k h
hsh ptp
s
E sel = s
t s
E sel = t s
E sel = t s
t t
= 1,10 V - . log t
E sel = t s
E sel = t s
12
4) Grafik
13
F. Pertanyaan
1. Potensial sel berbagai rangkaian sel volta
a. Tuliskan reaksi sel dari masing-masing rangkaian
b. Buatlah diagram sel
c. Tunjukkan arah aliran elektron
Jawab:
a. Reaksi sel dari masing-masing rangkaian:
1. Rangkaian ZnSO4 dengan CuSO4
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- E sel = +0,76 V
Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) E sel = +0,34 V
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) E sel = +1,10 V
2. Rangkaian FeSO4 dengan CuSO4
Anoda : Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- E sel = +0,44 V
Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) E sel = +0,34 V
Fe(s) + Cu2+(aq) Fe2+(aq) + Cu(s) E sel = +0,78 V
3. Rangkaian ZnSO4 dengan FeSO4
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- E sel = +0,76 V
Katoda : Fe2+(aq) + 2e- Fe(s) E sel = -0,44 V
Zn(s) + Fe2+(aq) Zn2+(aq) + Fe(s) E sel = +0,32 V
G. Pembahasan
Percobaan kali ini berjudul sel volta. Percobaan ini bertujuan untuk
menentukan potensial sel dari sel volta dari berbagai rangkaian dan
berdasarkan hukun nerst. Reaksi elektrokimia adalah reaksi redoks yang
bersangkut paut dengan listrik. Sel volta dan sel elektrolisis termasuk kedalam
sel elektrokimia. Sel volta menghasilkan arus listrik dari hasil reaksi kimia
yaitu reaksi redoks spontan, sedangkan sel elektrolisis merupakan penguraian
suatu elektrolit oleh arus listrik dan reaksinya tidak spontan.
Rangkaian sel volta terdiri atas anoda dan katoda ( 2 elektroda yang
dicelupkan pada dua larutan pada masing-masing wadah ), voltmeter kabel
dan penjepit buaya yang dapat menghubungkan dua elektroda dengan
voltmeter dan jembatan garam. Anoda (elektroda negatif) berfungsi sebagai
tempat terjadinya reaksi oksidasi dan katoda (elektroda positif) berfungsi
sebagai tempat terjadinya reaksi reduksi. Katoda dan anoda dihubungkan ke
voltmeter yang berfungsi untuk menentukan harga potensial sel. Kedua sel
elektrokimia dihubungkan oleh jembatan garam yang berfungsi untuk
menetralkan kelebihan ion dengan kedua sel setengah rekasi hingga terjadi
aliran ion dan mencegah pencampuran larutan. Hal ini menyebabkan reaksi
dapat berlangsung secara terus menerus.
Rangkaian sel volta pertama digunakan elektroda Zn yang dicelupkan
dalam larutan ZnSO4 dan elektroda Cu yang dicelupkn dalam larutan CuSO4.
Elektroda Zn merupakan anoda dan Cu merupakan katoda. Hal ini
berdasarkan pada deret volta. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, karena
lempengan Zn lebih mudah untuk melepas elektron sedangkan pada katoda
terjadi reaksi reduksi karena elektroda Cu menerima elektron. Hal inipun
sesuai karena dalam deret volta Zn berada disebelah kiri Cu. Sehingga Zn
mengalami oksidasi dan Cu mengalami reduksi. Aliran elektron dalam
rangkaian yaitu dari anoda ke katoda, sedangkan arus listrik dari katoda ke
anoda. Rangkaian elektroda Fe dalam FeSO4 dan Cu dalam CuSO4 yang
bertindak sebagai katoda adalah Cu sedangkan yang bertindak sebagai anoda
adalah elektroda Fe. Rangkain jenis ketiga yaitu elektroda Zn dalam ZnSO4
17
dan elektroda Fe dalam FeSO4. Dimana yang bertindak sebagai anoda adalah
elektroda Zn dan yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Fe. Data
yang didapat pada penentuan potensial berbagai rangkaian sel volta yaitu
sistem ZnSO4 – CuSO4 Eosel teoritis 1,10 volt dan Eosel eksperimen 1,20 volt,
terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel eksperimen. Sistem
FeSO4 – CuSO4 Eosel teoritis 0,78 volt dan Eosel eksperimen 0,66 volt,
terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel eksperimen. Sistem
ZnSO4 – FeSO4 Eosel teoritis 0,32 volt dan Eosel eksperimen 0,40 volt,
terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel eksperimen. Nilai
potensial teoritis dan eksperimen berbeda karena harga potensial sel
tergantung pada jenis elektroda, suhu, konsentrasi ion dalam larutan, dan jenis
ion dalam larutan.
Percobaan kali ini menggunakan voltmeter yang berfungsi untuk
mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian tersebut. Cara kerja
voltmeter yakni dengan gaya magnetik yang menggerakkan jarum petunjuk,
sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus listrik yang melewati kamparan.
Cara membaca voltmeter yaitu dilihat pada skala 0. Jarum akan bergerak
menunjukkan hasik pengukurannya (bergerak kekanan).
Percobaan selanjutnya yaitu pengaruh jeruk elektroda terhadap potensiasl
dari sel volta buah jeruk atau pada percobaan kedua yaitu sepotong logam
seng ditusukkan ke dalam sebuah jeruk. Sepotong logam ditusukkan lagi ke
dalam jeruk yang sama dengan jarak +/- 3 cm dari logam seng. Kedua logam
dihubungkan dengan voltmeter, jarum akan bergerak kea rah positif dan
dicatat tegangannya. Kemudian salah satu elektrodanya dilepaskan dengan
voltmeter, lalu elektrodanya dipindahkan sehingga jarak elektroda +/- 5 cm.
setelah itu dihubungkan kembali dengan voltmeter dan dicatat tegangannya.
Buah jeruk dijadikan sebagai elektrolit karena buah jeruk kaya akan
kandungan asam sitrat. Cairan asam sitrat bersifat elektrolit lemah yang
berfungsi seperti sel elektrolit dalam sel volta. Asam lemah dapat
menghantarkan listrik yang digunaan sebagai bio-baterai. Hasil data yang
diperoleh pada jarak 3 cm dengan Eosel yang diperoleh yaitu 0,30 volt dan
18
pada jarak 5 cm, Eoselnya yaitu 0,30 volt. Hubungan jarak dan dengan energi
potensialnya sudah sesuai dengan teori yang ada.
Percobaan ketiga yaitu potensial sel sebagai fungsi konsentrasi.
Percobaan ini menggunakan bahan larutan seng sulfat 0,1 M dan larutan
tembaga (II) sulfat 0,1 M. Kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam
yang berfungsi untuk menetralkan cairan yang ada pada larutan da kedua
lempeng tersebut dihubungkan dengan melalui voltmeter. Langkah tersebut
diulangi dengan menggantikan konsentrasi larutan elektrolit yang lain. Dari
percobaan yang dilakukan didapatkan data yaitu sistem [ZnSO4] 0,1 M –
[CuSO4] 0,1 M Eosel teoritis 1,1296 volt dan Eosel eksperimen 1,20 volt,
terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel eksperimen. Sistem
[ZnSO4] 0,5 M – [CuSO4] 0,5 M Eosel teoritis 1,10 volt dan Eosel eksperimen
1,05 volt, terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel eksperimen.
Sistem [ZnSO4] 1,0 M – [CuSO4] 0,1 M Eosel teoritis 1,0704 volt dan Eosel
eksperimen 1,00 volt, terdapat perbedaan antara Eosel teoritis dengan Eosel
eksperimen.
Hubungan konsentrasi dengan nilai Eosel adalah konsentrasi yang sama
pada kedua gelas kimia yaitu pada anode dan katoda merupakan sel volta pada
pengukuran standar, jika salah satu atau kedua gelas kimia tersebut
konsentrasinya diubah, maka perhitungan potensial selnya tidak akan sama
dengan potensial sel volta biasa. Jadi, hal tersebut berkaitan dengan persamaan
Nerst, persamaan ketika konsentrasi dan tekanan pada kedua elektroda (anoda
dan katoda) berbeda jenis pada kedua elektroda
19
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
potensial sel dari sel volta berbagai rangkaian, pada sistem [ZnSO4]-[CuSO4],
[FeSO4]-[CuSO4], [ZnSO4]-[FeSO4] berturut-turut didapatkan E0sel sebesar
1,20 volt 0,66 volt dan 0,40 volt. Besar potensial dari jeruk dengan jarak 3 cm
dan 5 cm adalah 0,30 volt dan 0,30 volt. Dan potensial sel berbagai sel sebagai
fungsi konsentrasi dengan sistem [ZnSO4]-[CuSO4] dodapatkan E0sel untuk
konsentrasi 0,1 M – 1,0 M , 0,5 M – 0,5 M dan1,0 M – 0,1 M secara berturut-
turut sebesar 1,20 volt, 1,05 volt dan 1,00 volt.
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick, S. M. D. 2003. Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates. Hal. 101 dan 103.
Mahfudli, U. dkk. 2012. Demostrasi Sel Volta Buah Nanas. Indonesian Journal of
Applied Physics. Vol. 2. No. 3. Hal. 178.
Saleh, A.S dan Amal, B. 2018. Energi dan Elektrifikasi Pertanian Edisi 1.
Yogyakarta: Dee Publish. Hal. 37-38.