Anda di halaman 1dari 6

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

IMANUELHOMESCHOOLING Nama : ……………………………..


TERAKREDITASI B
Kelas : XII SMA
Mapel : PKN
Semester : Ganjil TA 2022/2023
Tanggal : ……………………………..

Hakikat Perlindungan dan


Penegakan Hukum (Part 3)
3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk mengadili.
Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan
tidak memihak di sebuah sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan di sebuah
tempat yang dinamakan pengadilan.
Di Indonesia, perwujudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam
Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun
2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan
peradilan yang berada di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, serta oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
Kekuasaan kehakiman yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut
dilaksanakan oleh hakim.
Berdasarkan jenis lembaga peradilannya, hakim dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok:
 Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
 Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung.
 Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.
Perbedaan antara konsep peradilan dengan pengadilan.
 Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori
perkara yang diselesaikan. 
 Pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat
untuk melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.
Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut
hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.
Pengadilan wajib memeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang
masuk.
4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan
tindakan hukum. 
Keberadaan advokat diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat.
Tugas advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan,
jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera
disidangkan atau diputuskan perkaranya, dan sebagainya.
Pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran dan tidak
boleh memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya
menang dan bebas.
Persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam Pasal 3
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:
 warga NRI
 bertempat tinggal di Indonesia
 tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
 berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun
 berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
 lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
 magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor
advokat
 tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
 berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas
yang tinggi.
Hak advokat dalam pengadilan adalah sebagai berikut:
 Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela
perkara yang menjadi tanggung jawabnya.
 Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara
yang menjadi tanggung jawabnya.
 Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya.
 Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik
dari instansi pemerintah maupun pihak lain.
 Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan.
 Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara
klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.

Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat di antaranya adalah


sebagai berikut.
 Advokat dilarang membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis
kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan
budaya.
 Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh
dari kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang.
 Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan
kepentingan tugas dan martabat profesinya.
 Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian
sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat.
 Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi
advokat selama memangku jabatan.
5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang
bertujuan untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi. 
KPK dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 
KPK mempunyai tugas sebagai berikut.
 Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
 Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
 Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi. 
 Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
 Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
KPK memiliki beberapa wewenang, diantaranya yaitu: 
 Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana
korupsi.
 Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi. 
 Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi terkait.
 Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindakan korupsi. 
 Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.
KPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya perpedoman pada asas
diantaranya yaitu:
 Kepastian hukum
 Keterbukaan
 Akuntabilitas
 Kepentingan umum
 Proporsionalitas

Anda mungkin juga menyukai