Seminar - Kasus - Jiwa Merpati
Seminar - Kasus - Jiwa Merpati
TINGKAT/SEM : III / V
PRODI : D3 KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar kasus Keperawatan Jiwa
“Asuhan Keperawatan Pada Tn.R Dengan Gangguan Resiko prilaku kekerasan (RPK) : Di
Ruangan Merpati Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Kota Bengkulu” ini tepat waktu. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan
demi penyempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................6
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................6
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................................7
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................................7
BAB II KONSEP TEORI RISIKO PERILAKU KEKERASAN......................................................................9
A. KONSEP TEORI...................................................................................................................................9
1. Pengertian..........................................................................................................................................9
2. Etiologi..............................................................................................................................................9
3. Tanda dan Gejala.............................................................................................................................10
4. Pohon Masalah................................................................................................................................11
5. Rentang respon................................................................................................................................12
6. Mekanisme Koping..........................................................................................................................12
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................................................14
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................................................15
E. EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................................................15
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................................................17
A. IDENTITAS KLIEN...........................................................................................................................17
B. ALASAN MASUK.............................................................................................................................17
C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………..39
A. PENGKAJIAN………………………………………………………………………………………..39
B. DIAGNOSA ………………………………………………………………………………………….41
C. INTERVENSI………………………………………………………………………………………...41
D. IMPLEMENTASI…………………………………………………………………………………….41
E. EVALUASI………………………………………………………………………………………..….42
iii
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………….44
B. SARAN……………………………………………………………………………………………….45
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah penderita gangguan jiwa di indonesia cukup banyak, berdasarkan data yang
diperoleh dari riset Kementrian Kesehatan (2018), di Indonesia urutan pertama yaitu Provinsi
Bali 11,1%, nomor dua disusul oleh Provinsi DI Yogyakarta 10,4%, NTB 9,6%, Provinsi
Sumatera Barat 9,1%, Provinsi Sulawesi Selatan 8,8%, Provinsi Aceh 8,7%, Provinsi Jawa
Tengah 8,7%, Provinsi Sulawesi Tengah 8,2%, Provinsi Sumatera Selatan 8%, Provinsi
Kalimantan Barat 7,9%, Provinsi Sumatera Utara 6,3%, sedangkan Provinsi Bengkulu sebesar
5,3 % (Kemenkes, 2018).
Di RSKJ Soeprapto Bengkulu jumlah pada tahun 2021, klien rawat inap yang ada
berjumlah 3452 klien, yang dibagi menjadi beberapa ruangan. Ruangan IPC berjumlah 1349,
Merpati 536, Camar 508, Rajawali 121, Kutilang 124, Anggrek 249, Vip 20 dan Buterfly 4
klien, Murai B sebanyak 541 klien. Dimana klien yang mengalami resiko perilaku kekerasan
di ruangan Murai B berjumlah 86 klien. Berdasarkan data diagnosa medisnya memang
kategori yang paling banyak ditemukan itu adalah Skizofrenia (Data RSKJ Soeprapto
Bengkulu Tahun 2021).
Resiko perilaku kekerasan merupakan sesuatu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang, respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan. Seseorang yang mengalami resiko perilaku kekerasan sering
menunjukkan perubahan perilaku seperti mengancam, gaduh, tidak bisa diam, mondar manir,
gelisah, intonasi suara keras, ekspresi tegang, bicara dengan semangat, agresif, nada suara
tinggi dan bergembira secara berlebihan. Pada seseorang yang mengalami resiko perilaku
kekerasan mengalami perubahan adanya penurunan kemampuan dalam memecahkan masalah,
orientasi terhadap waktu, tempat dan orang serta gelisah (Pardede, Siregar, & Halawa, 2020).
Nurhalimah (2016) mengatakan penyebab klien melakukan perilaku kekerasan tidak lepas
dari konsep stres adaptasi Stuart yang meliputi faktor predisposisi (faktor yang melatar
belakangi) seperti anggota keluarga yang sering memperlihatkan perilaku kekerasan,
keinginan yang tidak tercapai dan faktor prepitasi (faktor yang memicu adanya masalah)
seperti srtesor berupa kehilangan orang yang dicintai, kehawatiran terhadap penyakit Salah
satu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara strategi pelaksanaan. Strategi
5
pelaksanaan merupakan pendekatan yang bersifat membina hubungan saling percaya kepada
perawat antar klien dan akan berdampak apabila strategi plaksanaan tidak diberikan akan
membahayakan diri sendiri maupun lingkungan (Sujarwo & Livana, 2018). Maka dari itu
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi resiko perilaku
kekerasan adalah dengan terapi psikofarma, terapi aktivitas kelompok dan manajemen
perilaku kekerasan yaitu terdiri dari fisik, verbal, spiritual, dan obat (Nurhalimah, 2016).
Berdasarkan data di atas, peran perawat sangatlah penting dalam merawat klien resiko
perilaku kekerasan untuk mengontrol amarah. Mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
cara memanajemen amarah seperti mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, memukul
bantal, meminum obat secara teratur, mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan verbal
serta menerapkan pemenuhan spiritual kepada klien untuk mengontrol emosi dengan sholat,
dan berdo’a. Maka penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
resiko perilaku kekerasan di ruang rawat inap anggrek RSKJ Soeprapto Bengkulu Tahun
2022.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelasakan, maka penulis akan membuat
suatu rumusan masalah yaitu: “ Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.R Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan (Rpk) Diruangan Merpati RSKJ Soeprapto Bengkulu “.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan (RPK) Di Ruangan Merpati RSKJ Soeprapto Bengkulu dengan benar
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien asuhan keperawatan Resiko Perilaku
Kekerasan.
b. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien Resiko Perilaku Kekerasan.
c. Mampu meyusun rencana tindakan keperawatan pada klien Resiko Perilaku
Kekerasan.
d. Mampu melakukan implementasi rencana tindakan keperawatan pada klien Resiko
Perilaku Kekerasan.
6
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan Resiko Perilaku
Kekerasan.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Resiko Perilaku
Kekerasan.
3. Manfaat Penulisan
a. Manfaat teoritis
Sebagai penulisan yang dapat memberikan informasi tentang penerapan “Asuhan
Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan”.
b. Manfaat praktisis
1) Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam melakukan penulisan
tentang Asuhan Keperawatan pada klien Resiko Perilaku Kekerasan. Makalah
Seminar ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan tindakan
keperawatan bagi klien khususnya dengan Resiko Perilaku Kekerasan.
2) Bagi institusi pendidikan
Manfaat praktis bagi institusi pendidikan sebagai referensi dalam kegiatan proses
belajar mengajar tentang asuhan keperawatan jiwa dengan masalah Resiko
Perilaku Kekerasan.
3) Bagi institusi lokasi penelitian
Dapat dijadikan contoh hasil dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien
dengan Resiko Perilaku Kekerasan.
4) Klien dan keluarga
Manfaat penulisan bagi klien dan keluarga adalah agar klien dan keluarga
mengetahui tentang Resiko Perilaku kekerasan dan perawatan yang benar agar
klien mendapatkan perawatan yang tepat.
7
BAB II
KONSEP TEORI RISIKO PERILAKU KEKERASAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang Melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, orang lain. Sering disebut juga gaduh
gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap Suatu stressor dengan
gerakanmotorik yang tidak terkontrol. (Yosep,2007)
2. Etiologi
a. faktor Predisposisi
1. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian. dapat timbul
agresif atau Perilaku kekerasan
2. perilaku
Kekerasaan didapat Pada saat setiap melakukan sesuatu mara bekerasan yang
diterima sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan diadopsi dijadikan yang
wajar.
3. Sosial Budaya
Budaya yang pasif dan agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan.
4. Bloneuro sensori
Beberapa pendapat bahwa kekerasan pada sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporar, dll.
b. faktur Presintasi
Faktor-faktor yang dapat merusak perilaku kebarasan seringkali berkaitan dengan
(Yosep, 2009) :
1. Ekspresi diri
2. Ekspresi diri tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi
3. Kesulitan dalam meng komunitasikan sesuatu dalam keluarga.
8
4. ketidaksiapan Seorang ibu merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya sebagai
seorang yang dewasa
5. Adanya riwayat perilaku anti sosial.
6. kematian anggota itu yang terpenting
a. fisik
1. Muka meran
2. rahang mengantup
3. Mata Melotot
4. tangan mengepal
5. postur tubuh kaku
b. Verbal
1. Bicara kasar
2. suara tinggi
3. Mengupat dengan kata kotor
4. Suara keras
5. mengancam secara Verbal/fisik
c. Perilaku
1. melempar / Memukul
2. Merusak lingkungan
3. Menyerang Orang lain
4. Melukai diri seseorang
5. Amuk/agresif
d. Emosi
1. tidak adekuat
2. tidak berdaya
3. tidak aman dan nyaman
4. Bermusuhan
9
5. rasa terganggu
e. Intelektual
Modeminasi, cerewet, kasar, berdebat, Meremehkan
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, Merasa diri benar, mangkritik pendapat Orang lain
g. sosial
Menarik dini, Pangangasingan, Penolakan, kekerasan, esekan
h. Perhatian
Bolos, Mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual
4. Pohon Masalah
10
5. Rentang respon
1. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada
Individu dan tidak menimbulkan Masalah.
2. frustasi
kemarahan yang diungkapkan sebagai respon yang terjadi akibat kegagalan dalam mencapai
tujuan karena tidak realistis atau adanya hambatan dalam proses pencapaian.
3. Pasif
Merupakan respon lanjut dari frustasi dimana Individu tidak mampu mengungkapkan
perasaanya.
4. Angresif
Perilaku menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif
dan masih dapat tarrontrol.
5. kekerasan
Perasaan Marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri.
6. Mekanisme Koping
1. Sublimasi
Menerima sesuatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata masyarakat untuk
sesuatu dorongan yang mengalami hambatan Penyaluran secara normal.
2. Poyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukaannya atau keinginanya yang tidak baik
3. Represi
Mencegah Pikiran yang Menyakitkan / Membahayakan kealam sadar.
4. Reaksi formasi
11
Mencegah keinginan yang bahaya bila diexpresikan dengan Melebih-lebihkan sikap dan
perilaku yang berlawanan.
5. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada Objek yang tidak
berbahaya.
12
8. Mekanisme Koping
a. Sublimis
b. Proyeksi
c. Persepsi
d. Reaksi formasi
b. Displacement.
9. Masalah Psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi dukungan kelompok, keluarga, lingkungan,
Pendidikan, dll.
10. Pengetahuan Didapat dengan Wawancara klien dan disimpulkan dalam Masalah
11. Aspek Medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter, terapi farmakologi,
psikomotor ,okopasuonal, tak dan rehabilitasi
12. Diagnosa keperawatan
a. perilaku kekerasan
b. harga diri rendah kronis
c. perubahan persepsi sensori
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
13
4. Masukan pada jadwal kegiatan
untuk Latihan fisik 1 dan 2
SP 2 Pasien :
Melatih cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara 6 benar minum
obat
1. Evaluasi cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara
Latihan fisik 1 dan 2
2. Menjelaskan cara mengontrol
resiko perilaku kekerasan
dengan cara minum obat
3. Tanyakan bagaimana perasaan
klien setelah melakukan
kegiatan
4. Masukan kepada jadwal
kegiatan harian cara minum obat
SP 3 Pasien :
Melatih mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara komunikasi verbal dengan
baik
14
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian bagian yang dilakuakan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi.status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang di harapkan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien.
Evaluasi ada 2 macam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN ASKEP JIWA
15
Tanggal dirawat : 13 November 2022
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. R
Umur : 23 tahun
Status Perkawinan : belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa: Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Manak
Aniaya fisik -
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal √
Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien mengatakan pernah mengalami masalah yang sama sebelumnya dan pengobatan
sebelumnya tidak berhasil dikarenakan putus obat
Masalah Keperawatan : Koping Individu Efektif Dan Resiko Perilaku Kekerasan
√
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak
Klien
16
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 130/90 mmhg N : 83 x/m S : 37 C P : 20 x/ m
2. Ukur : TB : 168 cm BB : 65 kg
1. Genogram
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Pisah
= Hidup bersama
= Garis keturunan
= Garisperkawinan
17
Jelaskan :
2. Konsep diri
a Gambaran diri : klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak ada yang cacat
d. Ideal diri : klien mengatakan berharap ingin segera pulang dan kembali dengan keluarganya
e. Harga diri : klien semangat untuk sembuh agar bisa menjaga adik dan neneknya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan keluarga sangat berarti terutama ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan sering ikut kegiatan sosial dimasyarakat
dan aktif bermain sepakbola.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien mengatakan tidak ada hambatan , klien mudah beradaptasi dengan
orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan menanut agama islam dan klien memiliki keyakinan agar cepat sembuh
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan mengikut kegiatan agama yang dilakukan dirumah
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Loghorea Echolalia
18
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan : Aktivitas motorik klin terkadang tampak gelisah, senyum sendiri dan mondar-mandir
4. Alam perasaaan
Jelaskan : klien mengatakan khawatir saat suara-suara itu muncul dan klien sedih saat ia mengingat almh. ibunya
5. Afek
Jelaskan : ekspresi wajah klien sesuai dengan topik pembicaraan namun masih sedikit labil, dengan mata merah
7. Persepsi : halusinasi
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : klien mengatan sering mendengar suara bisikan,pada waktu siang dan malam hari dengan situasi sendirian suara bisikan
itu muncul dan klien tampak sering menutup telinganya
8. Proses Pikir
neologisme
Jelaskan : klien tela menjawab engan baik saat dirinya ditanya dengan perawat
19
Masalah Keperawatan : tidak ada masala keperawatan
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : klien tidak mengalami waham, dan gangguan pada isi pikirnya
Disorientasi
Jelaskan : klien tidak mengalami disorientasi dalam mengenali waktu, tempat dan orang seta tingkat kesadaran klien baik
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : klien telah mampu mampu menceritakan kejadian dimasa lalu dan yang baru terjadi .
Jelaskan : klien mampu berkonsentrasi dalam berhitung sederhana tanpa bantuan orang lain
Jelaskan : klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk, klien mampu melaukan penilaian.
20
Masalah Keperawatan : idak ada masalah keperawatan
Jelaskan : klien tidaak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui bahwa ia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit jiwa
1. Makan
Jelaskan : klien mampu makan dengan mandiri tanpa bantuan orang lain
2. BAB/BAK
Jelaskan : klien mampu BAB dan BAK sendiri, tanpa bantuan orang lain.
3. Mandi
Jelaskan : klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan orang lain namun perlu motivasi untuk melakukannya
4. Berpakaian/berhias
Jelaskan : klien mampu berpakaian / berhias dengan mandiri namun masih belum bisa rapi dan bersih
Jelaskan : klien mengataan sebelum tidur biasanya menonton tv dan setelah bangun tidur makan namun terkadang olahraga
21
6. Penggunaan obat
Jelaskan : klien belum patuh untuk minum obat teratur secara mandiri
7. Pemeliharaan Kesehatan
Jelaskan : klien mampu pemeliharaan kesehatan dengan baik namun terkadang tidak patuh minum obat dengan mandiri
Belanja √ Ya tidak
Transportasi Ya tidak
√
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : klien mampu melakukan kegiatan diluar rumah dengan baik secara mandiri seperti belanja dan transportasi yag
digunakan
Adaptif Maladaptif
22
Aktivitas konstruktif menghindar
Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif dan resiko perilaku kekerasan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : tidak ada masalah dengan dukungan kelompok
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mampu berhungan baik dengan lingkungan
Masalah dengan pendidikan, spesifik : tidak ada masalah dengan pendidikan, klien sudah mampu tamat sekolah sampai
sma
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien sebelumnya pernah ekerja sebagai satpol pp
Masalah dengan perumahan, spesifik : semenjak orang tuaya meninggal, klien tinggal bersama neneknya
Masalah ekonomi, spesifik : klien tidak bekerja lagi karena gangguan jiwa
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : klien tidak mengalami masalah dengan pelayanan kesehatan
√ Koping obat-obatan
Lainnya :
Analisa Data
23
Subjektif ........................................................
- Klien mengatakan
- Klien mengatakan
- Klien mengatakan
Klien mengatakan
........................................................
Objektif
- Klien tampak
- Klien tampak
- Klien tampak
- Klien tampak
Klien tampak
.......................................
Subjektif ......................................
......................................
Objektif: .........................................
......................................
......................................
Dst
XI. Aspek Medik
24
Isolasi Sosial
ANALISA DATA
DATA MASALAH
Data Subjektif : Risiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan pernah mengalami perilaku KDRT dan
hubungan tidak baik dengan orang tuanya
Data Objektif :
1. pasien tampak tenang
2. aktif berbicara
3. berbicara tidak jelas dan tidak nyambung
4. banyak permintaan
5. pasien sering berbicara dengan nada tinggi dan keras
INTERVENSI KEPERAWATAN
25
penyebab dri tanda napas dalam)
perilaku kekeraan 3. Masukkan kedalam jadwal
2. Menyebutkan jenis harian pasien
perilaku kekerasan yang 4. Evaluasi SP 1 (teknik napas
pernah dilakukan dalam)
3. Menyebutkan akibat dari 5. Latihan fisik ke 2 (pukul
risiko perilaku kekerasan bantal kkasur)
yang dilakukan 6. Masukkan kedalam jadwal
4. Menyebutkan cara harian pasien
mengontrol perilaku
kekerasan
5. Mempraktekkan cara
fisik (tarik napas dalam
dan pukul bantal atau
kasur)
6. Mengevaluasi latihan
tarik napas dalam dan
pukul bantal atau kasur
SP 2 :
Setelah dilakukan 4x
pertemuan pasien mampu : 1. Evaluasi SP 1 latihan teknik
napas dalam dan pukul bantal
1. Mencegah perilaku
kasur
kekerasan dengan cara 2. Latihan menyebutkan 5 cara
minum obat benar minum obat dan waktu
minum obat
2. Mengevaluasi jadwal
3. melatih minum obat secara
harian untuk kedua cara teratur dengan memasukkan
fisik kedalam jadwal
3. Menyusun jadwal minum
26
obat secara teratur
4. Mampu mneyebutkan 5
cara benar minum obat
SP 3 :
Setelah dilakukan 4x
1. Evaluasi SP1 dan SP@
pertemuan pasien mampu: latihan tarik napas dalam
1. Mencegah perilaku dan pukul bantal kasur
kekerasan secara verbal latihan cara minum obat
dengan benar
2. Mengevaluasi jadwal 2. Latihan secara verbal
harian untuk ketiga cara meminta dengan
yang telah diajarkan baik,menolak dengan
baik,mengungkapkan dengan
3. Mneyusun jadwal harian
baik
mengungkapkan secara 3. Memasukkan kedalam
verbal jadwal kegiatan pasien
4. Mempratekkan mencegah
perilaku kekerasan secara
verbal,menolak dengan
baik,meminta dengan
baik,dan
mengungkapakan dengan
baik
Setelah dilakukan 4x SP 4 :
pertemuan pasien mampu : 1. Evaluasi SP1,SP2,dan SP3
(tarik naps dalam dan pukul
1. Mencegah/
bantal kasur, meminum obat
mengendalikan perilaku secara teratur dan cara
kekerasan dengan verbal)
2. Latih cara beribadah dengan
spritual/beribadah
baik dan benar
2. Memperagakan cara 3. Menyebutkan waktu
mencegah perilaku beribadah yang tepat
kekerasan dengan baik 4. Memasukkan kedalam
jadwal harian
27
3. Menyusun jadwl
beribadah secara teratur
28
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama perawat : Nama Klien : Tn.R Ruangan :Merpati
IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
Tanggal : 11-11-2022 Jam: 09:00 WIB
1. Membina hubungan saing percaya S:
2. Mengidentifikasi penyebab,tanda/gejala dari perilaku kekerasan Pasien mengatakan mengerti dan sudah
3. Melatih cara mengontrol marah dengan cara fisik(tarik napas dalam dan pukul bantal mempraktekkan cara teknik tarik napad dalam
kasur) dan pukul bantal kasur
4. Meminta mempraktekkan kembali cara mengontrol marah O:
5. Memberi pujian atas keberhasilan pasien 1. pasien koeratif
2. pasien banyak bicara
3. pasien memahami teknik tarik napas dalam
dan pikul bantal kasur
A:
Masalah sebagian
P:
Lanjutkan tindakan SP2 dan evaluasi SP1 pada
pertemuan selanjutnya
29
Tanggal : 12-11-2022 Jam : 10:00 WIB S:
1. Evaluasi SP1 (teknik tarik napad dalam dan pukul bantal kasur) Pasien mengatakan mengerti dan
2. Menjelaskan tujuan pertemuan SP2 mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat mempratekkan cara mengontrol marah SP1 dan
secara teratur dilanjutkan mencegah marah dengan minum
3. Melatih cara mengontrol marah dengan cara minum obat tepat waktu obat
4. Meminta pasien mempraktekkan 5 benar minum obat dan waktu minum obat O:
5. Memberi pujian atas keberhasilan pasien 1. pasien koeratif
2. pasien masih banyak bicara
3. pasien banyak permintaan
A:
Masalah sebagian
P:
Lanjutkan tindakan SP3 dan evaluasi SP1 dan
SP2 pada pertemuan selanjutnya
30
4. Meminta pasien untuk mempraktekkan cara mengontrol marah O:
5. Memberi pujian atas keberhasilan pasien 1. pasien koeratif
2. pasien sudah mulai berbicara dengan nada
yang lembut dan sopan
3. pasien masih banyak berbicara
A:
Masalah sebagian
P:
Lanjutkan tindakan SP4 dan evaluasi
SP1,SP2,dan SP3 untuk pertemuan selanjutnya
31
SP4
3. pasien mampu mengikuti dan
mepraktekkan cara beristighfar untuk
mengontrol marah
4. pasien sudah bisa berbicara dengan nada
lembut dan menahan amarah
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan evaluasi SP1-SP4
32