Anda di halaman 1dari 3

Pengertian dan Kegunaan Afo dalam Adat Suku Nias

Salah satu tradisi unik suku Nias yaitu mengunyah dan


menggunakan afo  sebagai persembahan adat.

Tradisi tersebut masih tetap berlaku hingga sekarang ini.

Jika sering berkunjung ke Pulau Nias, anda mungkin tidak asing lagi dengan hal ini.
Apalagi jika telah berteman dengan masyarakat lokal yang memiliki kebiasaan
mengunyah afo. 

Pengertian Afo 

Secara kebahasaan, afo merupakan kata benda yang memiliki


arti/definisi: "sekumpulan bahan kunyahan yang terdiri dari daun sirih, pinang, kapur
sirih, daun gambir dan tembakau". 

Dalam bahasa Nias, bahan-bahan afo  tersebut dikenal dengan sebutan bulu


dawuo (daun sirih), fino (pinang), betua/lagerao* (kapur sirih), bulu gambe (daun
gambir) dan bago/bako* (tembakau).

Biasanya, pengunyah afo disebut sanafo sedangkan kegiatan mengunyahnya


disebut monganga atau manafo*. 

Manfaat Afo 

Mengunyah afo (monganga nafo) sering dianggap penggunanya sebagai salah satu


cara mereka untuk memperkuat gigi dan gusi. Dengan kata lain, mereka
menganggap bahwa manfaat utamanya adalah pelindung ketahanan gigi dan gusi
dari bakteri dalam mulut. 

Namun demikian, anggapan tersebut belum tentu sesuai dengan riset ilmiah-zat
yang terkandung dari berbagai jenis bahannya juga memungkinkan memiliki efek
samping terutama pada kesehatan organ dalam mulut; seperti lidah, dinding mulut,
gigi, gusi dan lainnya. 

Menurut pemahaman penulis, manfaat mengunyahnya adalah menghangatkan suhu


tubuh dan menghilangkan rasa ngantuk. 

Hal tersebut sangat memungkinkan dikonsumsi ketika musim hujan. Apalagi jika
sedang bekerja di kebun atau di luar rumah.
Efek Mengunyah Afo

Jika airnya tertelan dapat mengakibatkan suhu tubuh sedikit meningkat,


tenggorokan berasa pahit, gatal dan memicu rasa pening di kepala; bahkan, mabuk
bagi yang baru mencobanya.

Selain itu, gigi para pengunyahnya biasanya terlihat bercak merah dan juga hitam.
Bercak tersebut menempel kuat dan menyerupai kerak gigi yang sulit terlepas jika
dibersihkan dengan sikat gigi dan air bersih. 

Hal ini dapat terjadi apabila sering dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Artinya, tampilan buruk pada gigi akan jelas terlihat jika sering mengunyahnya. 

Ketergantungan juga dapat timbul seiring dengan penggunaannya dalam waktu yang
lama. Yah, sangat mungkin hal ini terjadi, setidaknya, disebabkan oleh zat dari
tembakau yang digunakan.

Sumange Afo 

Nah, yang dimaksud dengan sumange afo yaitu persembahan dengan


menggunakan afo.

Dalam adat Nias, penggunaannya sebagai sumange (persembahan) merupakan


tradisi yang telah lahir dari zaman dahulu. 

Artinya, afo memiliki nilai yang tinggi berdasarkan adat Nias pada umumnya. 

Penyambutan Tamu 

Dalam berbagai rangkaian acara adat Nias, penggunaan sumange afo selalu


diberlakukan. 

Seperti halnya pada acara penyambutan tamu. Dalam hal ini,


pemberian sumange dilaksanakan beriringan dengan tarian tradisional Nias. 

Para penari tradisionalnya akan menyuguhkan afo sebagai tanda penghormatan


kepada seseorang atau kelompok yang disambut. 

Jadi, jangan heran jika dalam acara tradisional Nias menggunakan sumange


afo sebagai tanda penghormatan. 

Anda yang sedang disambut dalam suatu acara wajibnya tidak menolak pemberian
dengan cara dimaksud karena itu dapat memberi label buruk pada diri sendiri atau
kelompok. 
Acara pra-pernikahan

Biasanya, dalam berbagai acara tradisional yang dilaksanakan sebelum


menikah, afo juga diperan-pentingkan sebagai sumange adat.

Bahkan aturan pemberiannya pun wajib disesuaikan dengan tradisi khas daerah
setempat. Seperti halnya dalam acara pertunangan.

Aturan/norma adat Nias disebut  Goigoi Hada Nono Niha

Maksudnya, meskipun Nias menggunakan tata tertib acara adat yang serupa, tetapi
pada masing-masing daerah memiliki karakteristik persembahan tertentu yang wajib
dijunjungtinggi. 

Ketidaksesuaian sumange afo dalam suatu acara dapat dikenai sanksi adat


setempat.  

Pesta Pernikahan

Selain dalam jenjang pra-nikah, dalam pesta pernikahan pun sumange afo  juga
digunakan. 

Jumlah dan cara pemberian afo tergantung pada kebijakan pihak keluarga pengantin


perempuannya. Dalam hal ini, pihak keluarga laki-laki wajib menanyakan terlebih
dahulu atau konsultasi kepada pihak keluarga perempuannya.

Demikian juga dengan berbagai acara adat Nias lainnya. 

Kesimpulan 

Berdasarkan pada adat Nias, afo merupakan persembahan bernilai yang wajib


dijunjungtinggi. Biasanya digunakan dalam berbagai rangkaian acara tradisional
seperti penyambutan tamu, acara pra-pernikahan, pesta pernikahan dan lainnya.

Selain itu, aturan persembahannya sebagai sumange memiliki cara tersendiri sesuai


dengan daerah tempat dilaksanakannya kegiatan.

Kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaannya dengan aturan dari masing-


masing daerah di Pulau Nias, dapat dikenai sanksi adat.

Anda mungkin juga menyukai