DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB Ⅰ................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
BAB Ⅱ...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Nilai D...............................................................................................................4
2.2 Nilai Z................................................................................................................4
2.1 Hubungan Nilai D dan Nilai Z.........................................................................5
BAB Ⅲ.............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
ii
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui hubungan
antara nilai D dan nilai Z terhadap ketahanan panas mikroba selama proses
sterilisasi bahan pangan.
3
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
2.1 Nilai D
Nilai D atau disebut juga dengan laju kematian konstan atau decimal
reduction time adalah waktu pemanasan yang dibutuhkan pada suhu tertentu
untuk mengurangi 90% populasi mikroba atau menurunkan jumlah bakteri sebesar
1 desimal, atau 1 siklus log. Setiap mikroba memiliki nilai D yang berbeda-beda
tergantung dengan tingkat resisten mikroba tersebut, semakin besar nilai D berarti
mikroba tersebut memiliki ketahanan terhadap panas yang berbeda. Nilai D
dipengaruhi oleh faktor suhu. Menurut Yudhistira et al. (2017), nilai D
menunjukkan ketahanan spora terhadap panas. Nilai D diperoleh dari penurunan
jumlah mikroba dengan peningkatan suhu dan waktu yang mana penilaian nilai D
tersebut dihitung pada titik-titik setiap penurunan 1 log10 dari jumlah
mikroorganisme pada suhu dan waktu tertentu.
Mikroba yang memiliki resisten yang besar terhadap panas, maka akan
memiliki nilai D yang semakin besar. Bakteri pembentuk spora memiliki resisten
yang besar terhadap panas, kemudian diikuti dengan sel bakteri gram positif dan
bakteri gram negative. Nilai D menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan
dalam merancang suatu proses thermal agar organisme pada bahan pangan
tertentu tingkat kematiannnya mencapai esensi dari target proses thermal. Waktu
yang dibutuhkan untuk menurunkan 1 log cycle pada kondisi standar yaitu
121,1oC disebut dengan Do. Menurut Herdiana et al. (2014), penentuan nilai D
untuk menyatakan jangka waktu perlakuan panas yang diperlukan pada suhu
tertentu untuk mereduksi satupersepuluh atau 90% nilai mula-mula.
2.2 Nilai Z
Nilai Z merupakan peningkatan suhu yang diperlukan untuk
meningkatkan kecepatan kematian suatu mikroorganisme atau dengan kata lain
nilai Z yaitu peningkatan suhu atau temperature yang dibutuhkan untuk merubah
nilai D sebesar 90% atau satu siklus logaritma. Secara umum nilai Z adalah angka
yang menunjukkan tingkat suhu yang menyebabkan nilai D mengalami perubahan
sebanyak 10 kali lipat. Nilai Z dalam proses sterilisasi digunakan untuk
4
menghitung ekivalen proses thermal dengan kombinasi suhu dan waktu yang
berbeda. Berdasarkan daya tahan terhadap suhu, nilai Z besar menunjukkan
mikroba memiliki daya tahan terhadap rentang suhu yang besar, sedangkan nilai Z
yang kecil menunjukkan bahwa mikroba tersebut memiliki daya tahan suhu yang
sempit. Menurut Sarah dan Taib (2013), nilai Z dalam proses thermal sangat
dipertimbangkan untuk memperoleh sensitivitas suhu dari proses sterilisasi. Nilai
Z disebut sebagai koefisien resistensi yang mewakili kenaikan suhu untuk
mengurangi nilai D.
5
Desain proses thermal dalam sterilisasi komersial harus benar-benar
memperhatikan dua parameter kinetika inaktivasi mikroba yaitu nilai D dan nilai
Z. setiap mikroba memiliki ketahanan panas oleh suhu pemanasan yang
dinyatakan dengan nilai D berbeda-beda. Selain itu, tingkat sensitivitas nilai D
terhadap peningkatan suhu dalam proses thermal yang dinyatakan dengan nilai Z
juga berbeda-beda. Oleh karena itu, perhitungan terhadap nilai D dan nilai Z
sangat penting untuk proses thermal. Perhitungan nilai D dihitung dengan rumus
regresi y= a+bx dengan cara memplotkan grafik pertumbuhan bakteri dengan
sumbu Y menyatakan jumlah koloni yang hidup, sedangkan sumbu X menyatakan
selang waktu. Perhitungan nilai Z diperoleh dengan memploting nilai D pada
sumbu Y dan suhu pemanasan pada sumbu X, kemudian ditetapkan pada kurva
semi-logaritmik dengan slope -1/z atau -1/kemiringan. Menurut Amanto et al.
(2016), semakin tinggi suhu dan semakin lama proses thermal, maka semakin
besar nilai kemiringan yang ditunjukkan pada kurva semi-logaritmik.
6
membutuhkan perubahan suhu yang lebih besar untuk mengurangi waktu menuju
kerusakan atau nilai D.
7
BAB Ⅲ
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses Sterilisasi yang dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu
tinggi bertujuan untuk memusnahkan mikroorganisme. Proses pemanasan dalam
sterilisasi meliputi suhu panas dan waktu harus tercukupi agar mikroorganisme
target dapat tereduksi dan ternyata setiap mikroorganisme memiliki sifat
ketahanan panas yang berbeda-beda. Ketahanan mikroba terhadap panas tersebut
dinyatakan dengan nilai D dan nilai Z. Hubungan antara nilai D dan nilai Z
berkaitan dengan kecukupan proses pemanasan dalam produk pangan berdasarkan
ketahanan panas dari mikroba target. Semakin besar nilai D menunjukkan bakteri
tahan terhadap panas pada suhu tertentu. Sedangkan, semakin besar nilai Z
menunjukkan bahwa bakteri memiliki daya tahan yang besar akibat adanya
perubahan suhu yang besar, sebaliknya jika nilai Z kecil maka dapat diartikan
bahwa bakteri tersebut peka atau resisten terhadap perubahan panas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Husnun, F., B. S. Daryono, A. Fitriani dan Supriyadi. 2022. Sifat Kimia dan
Kinetika Degradasi Termal Antioksidan Jus Melon (Cucumis melo L.)
Kultivar Gama Melon Parfum. Jurnal Teknologi Pertanian Andala,
26(1):71-83.