Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Biokimia
Hasil Perikanan dengan judul “Faktor Pembentuk Histamin pada Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis)” sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Mikrobiologi Hasil Perikanan. Selain itu, tugas ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan bagi Penulis. Tidak lupa Penulis
mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen mata kuliah Biokimia Hasil
Perikanan yang telah memberikan ilmunya untuk kami serta telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang Penulis tekuni. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas yang Penulis susun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami membuka kritik dan saran yang membangun
demi terwujudnya tugas yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB Ⅰ.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB Ⅱ.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Histamin................................................................................6
2.2 Faktor Pembentuk Histamin..................................................................6
2.3 Proses Pembentukan Histamin..............................................................7
2.4 Bahaya Yang Ditimbulkan Histamin....................................................8
2.1 Cara Menghambat Terbentuknya Histamin........................................9
BAB Ⅲ.................................................................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................................11
iii
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dibuatnya
makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari histamine.
2. Mengetahui faktor-faktor pembentuk histamine pada ikan.
3. Memahami proses terbentuknya histamin pada ikan.
4. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh histamine.
5. Mengetahui cara menghambat terbentuknya histamin pada ikan.
5
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
6
Sedangkan, suhu penyimpanan yang tinggi akan mempercepat aktivitas
bakteri dalam memproduksi enzim.
Aktivitas bakteri pembusuk seperti Margonella sp., Proteus sp.,
Klebsiella sp., dan Hapnia sp. akan memproduksi enzim dekarboksilase.
Enzim dekarboksilase tersebut akan mengubah atau merombak histidin bebas
dan asam amino lain yang terkandung pada daging ikan menjadi histamin dan
amin biogenik. Menurut Setyarini et al. (2019), setelah ikan mati enzim-
enzim L –Histidine Decarboxylase dari bakteri yang tumbuh di dalamnya
dapat dengan segera mengkatalis reaksi yang menghasilkan amina biogenic,
termasuk histamin yang bersifat toksin.
2.3 Proses Pembentukan Histamin
Ikan cakalang merupakan ikan dari famili scombridae yang
mempunyai kandungan histidin bebas yang tinggi pada dagingnya tetapi tidak
mengandung histamin. Histamin pada ikan cakalang akan mulai terbentuk
dari hasil perombakan histidin selama terjadinya proses pembusukan oleh
bakteri. Pembentukan histamin oleh enzim secara alami terjadi dalam
jaringan daging ikan yang berlangsung selama proses autolisis. Umumnya
proses terbentuknya histamin yaitu saat fase post mortem oleh bakteri yang
memiliki enzim histidin d ekarboksilase. Kemudian, enzim histidin
dekarboksilase yang ada dalam ikan tersebut disintesis menghasilkan
histamine.
7
banyak pula enzim histidin dekarboksilase yang dihasilkan sehingga semakin
tinggi pula kadar histamin.
8
Keracunan yang disebabkan oleh histamine dikenal dengan keracunan
histamine fish poisoning (HFP). Gejala keracunan histamin ditandai dengan
sakit kepala, kejang, mual, muka dan leher kemerah-merahan, tubuh gatal-
gatal, mulut dan kerongkongan terasa terbakar, bibir membengkak, badan
lemas dan muntah-muntah.
2.1 Cara Menghambat Terbentuknya Histamin
Histamin pada ikan muncul akibat aktivitas bakteri dan enzim yang
tinggi saat ikan tersebut mengalami kemunduran mutu. Cara menghambat
terbentuknya histamin pada ikan yaitu dengan menghambat pula kemunduran
mutu pada ikan yaitu dengan beberapa cara, pertama melakukan penanganan
yang baik. Penanganan atau handling yang hiegenis dan tepat waktu pada
ikan dari mulai penangkapan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan
dapat menghindari ikan tercemar histamin. Hal tersebut dikarenakan
penanganan yang hiegenis mencegah pertumbuhan bakteri yang
menghasilkan enzim histidine dekarboksilase.
Umumnya histamin akan segera muncul pada ikan mati yang dibiarkan
pada suhu ruang. Suhu tinggi atau ruang merupakan kondisi optimum bagi
bakteri untuk tumbuh dan menghasilkan enzim penghasil histamine. Oleh
karena itu, menyimpan ikan pada suhu rendah dapat menghambat kandungan
histamine pada ikan tinggi. Menurut Heruwati et al. (2004), suhu optimum
produksi histamine pada ikan cakalang yaitu 37,7oC. Cara ntuk mengurangi
resiko pembentukan histamin yaitu waktu penangkapan dan penanganan
harus dipersingkat dan ikan sedapat mungkin disimpan pada suhu 0 oC secara
terus menerus sejak ditangkap hingga saat dimasak untuk dikonsumsi.
Cara ketiga yaitu dengan menyimpan ikan pada kemasan vakum
dengan penyimpanan pada suhu rendah untuk menghambat aktivitas bakteri
dan enzim dalam menghasilkan senyawa histamin. Dengan metode
pengemasan vakum memungkinkan produk hasil perikanan terlindungi dari
pertukaran air atau gas dari luar. Menurut Firmawan et al.(2021),
Pembentukan histamin pada ikan cakalang semakin menurun seiring
dengan rendahnya perlakuan suhu dan kemasan vakum yang diberikan. Ikan
cakalang yang dikemas vakum memiliki kadar histamin yang lebih rendah
9
dibandingkan dengan ikan cakalang yang dikemas non vakum. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya udara di dalam kemasan sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk histamin. Pertumbuhan bakteri
pembentuk histamin akan berlangsung lebih cepat pada suhu temperatur yang
tinggi.
BAB Ⅲ
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah "“Faktor Pembentuk
Histamin pada Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)”, yaitu sebagi berikut :
1. Histamin merupakan salah satu senyawa biogenik amin hasil turunan dari
asam amino histidin yang dapat menyebabkan keracunan makanan yang
berasal dari ikan kelompok scombridae seperti ikan cakalang.
2. Munculnya histamin pada ikan dipengaruhi oleh faktor aktivitas bakteri
seperti bakteri Margonella sp., Proteus sp., Klabsiella sp. Faktor lain
yaitu adanya enzim histidin dekarboksilase hasil dari aktivitas bakteri.
3. Proses terbentuknya histamin pada ikan cakalang yaitu secara enzimatis
dengan enzim yang berasal dari bakteri. Saat proses pembusukan ikan
aktivitas bakteri akan meningkatkan dan menghasilkan enzim histidin
dekarboksilase. Enzim tersebut akan merombak histidin yang terkandung
pada ikan cakalang menjadi histamin yang bersifat toksin.
4. Kandungan histamin yang tinggi sekitar 50-100mg/100 gr pada ikan
cakalang dapat menimbulkan reaksi alergi atau keracunan pada orang
yang mengkonsumsinya. Gejala yang ditumbuhkan karena keracunan
histamin yaitu sakit kepala, kejang, mual, tubuh gatal-gatal, bibir
bengkak, badan lemas dan muntah-muntah.
5. Histamin pada ikan cakalang dapat dihambat lajunya dengan melakukan
penanganan yang benar dari ikan ditangkap sampai ikan tersebut diolah.
Cara lainnya yaitu dengan menyimpan ikan cakalang pada suhu rendah
dan divakum agar terhindar dari udara luar.
10
Daftar Pustaka
Firman, A., M. Rais, dan A. Mustarin. 2021. Analisis Kandungan Histamin Ikan
Cakalang (Katsuwonus Pelamis) dengan Kemasan dan Suhu Penyimpanan
yang Berbeda. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 7(1), 21-30.
11