Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNIK PRODUKSI PAKAN BUATAN

Disusun oleh:

Gina Aishafitri (21.3.08.015)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN

2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-
nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Teknik Produksi Pakan Buatan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan tersebut kami sampaikan kepada:

1. Dosen Teknik Produksi Pakan Buatan, Wahyu Puji Astiyani, S.Pi., M.Sc

2. Teman teman yang telah memberi dorongan dan semangat hingga Makalah ini dapat

diselesaikan.

Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca secara umum

Pangandaran, 7 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
2.1 Bahan Baku Tambahan ................................................................................................. 2
2.1.1 Garam Dapur .......................................................................................................................... 2
2.1.2 Antioksidan ............................................................................................................................ 3
2.1.3 Minyak Cumi ......................................................................................................................... 4
2.1.4 Tepung Rebon ........................................................................................................................ 5
2.1.5 Ragi ........................................................................................................................................ 5
2.1.6 Vitamin .................................................................................................................................. 6
2.1.7 Mineral ................................................................................................................................... 7
2.1.8. Bahan Perekat (Binder) ......................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kegiatan usaha budidaya ikan, kebutuhan pakan ikan adalah hal mutlak yang harus
dipenuhi, namun demikian faktor pakan menjadi hal yang sangat membebani pembudidaya,
karena harga pakan ikan buatan atau pellet ikan yang begitu mahal. Oleh karena itu, membuat
pakan ikan/pellet ikan sendiri adalah keputusan yang sangat baik untuk menekan modal usaha
budidaya ikan. Pakan Buatan (pellet) adalah makanan yang di ramu dari beberapa macam
bahan yang diolah dan menjadi bentuk khusus sesuai standar gizi yg dibutuhkan ikan.

Pakan merupakan faktor tumbuh terpenting karena merupakan sumber energi yang
menjaga pertumbuhan, serta perkembangbiakan. Nutrisi yang terkandung dalam pakan harus
benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Kualitas dari pakan ditentukan
oleh kandungan yang lengkap mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi kehidupan ikan.

Ketersediaan pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup


ikan. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran
berat dan umurnya. Tetapi persentase jumlah pakan yang dibutuhkan semakin berkurang
dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan.
Ikan memerlukan pakan dengan kadar protein 20-60%. Protein berfungsi untuk
membangun otot, sel, dan jaringan tubuh, terutama bagi bibit ikan. Protein adalah kunci yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan pada seluruh jenis ikan.

1.2 Tujuan
Mengetahui bahan baku tambahan apa saja yang dapat digunakan sebagai tambahan
untuk pembuatan pakan ikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Tambahan
Masih ada bahan lain yang digunakan dalam pembuatan pakan, yaitu bahan tambahan.
Bahan tambahan ini merupakan bahan yang berfungsi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi
yang tidak terdapat dalam bahan baku untuk pembuatan pakan, seperti vitamin mineral,
antioksidan, bahan perekat. Bahan tambahan juga berfungsi untuk merangsang nafsu makan
atau memberi aroma pakan, memperbaiki tekstur pakan, membantu memperbaiki proses
metabolisme ikan dan proses pencernaan. Pada kegiatan pembuatan pakan ikan/pellet ikan hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan baku.
Dalam pemilihan bahan baku pakan perlu memeperhatikan beberapa hal agar dapat
menhgasilkan pakan yang baik, diantaranya:
• Kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan serta daya cerna ikan terhadap bahan baku
yang akan digunakan
• Harga bahan baku pakan relative murah
• Kualitas bahan baku pakan yang digunakan, baik secara fisik maupun kimia
• Ketersediaan bahan baku pakan
Selain bahan baku hewani dan nabati, dalam pembuatan pakan ikan memerlukan juga
bahan-bahan tambahan lainnya. Yang antara lain berupa garam dapur, antioksidan, minyak
cumi, Tepung rebon
2.1.1 Garam Dapur
Garam dapur atau NACL juga sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan pakan ikan. Jumlah penggunaannya dapat samapai 2%.

Gambar 1. Garam Dapur


Selain berfungsi sebagai bahan pelezat (rasa gurih) garam dapur juga dapat mencegah
terjadinya pencucian zat-zat lainnya yang terdapat dalam ramuan pakan ikan pada waktu
tenggelam di air.

2
2.1.2 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa atau zat antitengik yang dapat menghambat, menunda,
memperlambat atau mencegah reaksi oksidasi pakan/bahan pakan meskipun dalam konsentrasi
yang kecil, sehingga tidak mudah tengik. Oleh karena itu, senyawa antioksidan memiliki peran
penting dalam mempertahankan mutu produk pangan dan menghambat berbagai jenis
kerusakan seperti perubahan warna dan aroma, ketengikan, perubahan tekstur dan bahan
perubahan nilai gizi. Sumber antioksidan dapat diperoleh secara alami dan sintetis.

Antioksidan alami merupakan antioksidan yang diperoleh secara alami dari dalam
bahan pakan itu sendiri, baik yang terbentuk selama dari reaksireaksi selama proses pengolahan
maupun yang diisolasi dari sumber alami yang tidak dapat dimakan dan digunakan sebagai
bahan tambahan makanan. Bahan pangan nabati merupakan bahan pangan yang paling banyak
mengandung antioksidan. Penambahan vitamin dalam bahan pangan juga menjadi sumber
antioksidan. Salah satu contohnya adalah vitamin E. Sebagai antioksidan, vitamin E dapat
melindungi lemak atau asam lemak yang terdapat dalam membran sel agar tidak teroksidasi.
Contoh lain dari antioksidan alami adalah vitamin A, E, C, polyphenol, glutation, asam ellagic,
dll.

Selain antioksidan alami, terdapat pula antioksidan sintetis, yaitu antioksidan yang
diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia dan diproduksi untuk tujuan komersial, misalnya BHT
(butylated hydroxytoluena), BHA (butylated hydroxyanisole), propil galat, TBHQ (tert-butil
hidroksi quinon), tokorefol, dll. Dosis penggunaan dari kebanyakan antioksidan berkisar antara
200 - 300 g/ton untuk bahan baku mengandung lebih dari 10 % lemak. Misalnya penggunaan
dalam pakan untuk etoksikuin adalah 150 ppm, BHT 200 ppm, BHA 200 ppm. Pakan
mengandung antioksidan dapat disimpan selama 3 - 6 minggu, bahkan jika disimpan pada suhu
tinggi (50o C dan kelembaban nisbi 80 - 90 %).

Antioksidan yang juga merupakan zat antigenic. Apabila pakan ikan disimpan, lama-
lama akan berbau tengik. Lebih-lebih apabila kadar lemaknya cukup tinggi. Hal tersebut
disebabkan terjadinya proses oksidasi lemak. Makanan yang telah berbau tengik mutunya akan
rusak, disamping itu juga menjadi tidak menarik. Oleh karena itu, ikannya pun tidak suka lagi
untuk memakannya.

3
Gambar 2. Antioksidan
2.1.3 Minyak Cumi
Minyak cumi digunakan untuk menambah nafsu makan ikan dan sebagai perekat obat
yang akan digunakan untuk mengobati ikan dari dalam tubuh. dapat juga digunakan sebagai
essence bagi pemancing karena memepunyai bau yang khas dan kuat. Minyak cumi memiliki
kandungan EPA 13,4%-17.4% dan DHA 12,8%-15,6% (Watanabe, 1988). Gabungan
kofigurasi atom karbon DHA dan EPA dikenal sebgai omega-3.

Gambar 3. Minyak Cumi


Minyak cumi mempunyai manfaat diantaranya:
1. Merangsang nafsu makan benur,nener,udang dan ikan
2. Mempercepat pertumbuhan ikan dan udang
3. Mempersingkat lamanya pemeliharaan udang dan ikan
4. Menjaga kestabilan air dan plankton saat pergantian air
5. Menjaga kestabilan air dan plankton saat hujan terus menerus
6. Dapat digunakan sebagai campuran pembuatan pelet untuk makanan ikan,udang dll.

4
2.1.4 Tepung Rebon
Rebon atau dalam bahasa internasional disebut krill berasal dari Euphausia sp., telah
lama digunakan sebagai bahan baku pakan ikan dan udang. Tepung rebon kaya akan protein,
pigmen, dan fosfolipid. Komposisi asam amino tepung rebon menyerupai tepung ikan. Rebon
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan karena ukurannya yang kecil dan memiliki kandungan
protein tinggi (52,35%) selain itu ekstrak udang rebon berperan baik dalam pewarnaan ikan
karena mengandung karotenoid jenis astaxsanthin (Satyani dan Slamet, 1997).

Gambar 4. Tepung Rebon

2.1.5 Ragi
Ragi merupakan sejenis cendawan yang dapat mengbah karbohidrat menjadi alcohol
CO2. Beberapa macam ragi yang bisa digunakan sebagai tambahan pakan yaitu ragi tape, ragi
roti, dan ragi ibir. Nilai gizi ragi yang secara umum adalah sebagai berikut:

• Protrin
• Lemak
• Karbohidrat
• Serat kasar
• Abu
• Air

Selain zat-zat diatas, ragi juga mengandung vitamin, terutama vitamin B. Ragi dapat
dicampurkan pada katul (dedak halus). Setiap 5kg katul dapat kita campuri 2 biji ragi tape.

5
Gambar 5. Ragi Tape

Selain penggunaan ragi untuk meragikan katul dapat juga menggunaknn ampas bir
(yang juga banyak mengnadung ragi) sebagai bahan campuran pakan ikan. Ampas bir yang
merupakan limbah dari pabrik, banyak mengandung protein (25,9%) dan juga kaya vitamin B.
tapi sayangnya kadar serat kasarnya juga tinggi (sampai 16%). Oleh karena itu serat kasarnya
banyak, maka ju,lah penggunaanya perlu dibatasi. Untuk ampas bir basah jumlahnya berkisar
antara 3-6%, sedangkan untuk ampas kering dapat mencapai 10%.

2.1.6 Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang esensial bagi pertumbuhan ikan dan harus
didatangkan melalui pakan, sebab ikan tidak mampu mensistesis vitamin dalam tubuhnya.
Kebutuhan ikan akan vitamin sebenarnya tidak terlalu besar, namun tetap harus tersedia karena
vitamin berperan untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap
berlangsung dengan baik. Vitamin yang ditambahkan ke dalam pakan buatan biasanya adalah
vitamin-mix (premix), yang merupakan campuran berbagai macam vitamin yang diperlukan
oleh ikan, seperti vitamin A, D, E, K, B1, B2, B12, dan C.

Untuk mengindari gangguan kurang vitamin, karena kadar vitamin bahan memang rendah atau
mengalami kerusakan, maka kita dapat menggunakan vitamin tambahan yang sudah disiapkan
sehingga dapat menakarnya sesuai kebutuhan. Pada saat ini dapat kita jumpai di toko penjuan
makanan ayam (poltry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premix seperti:

• Aquamix
• Rajamix U
• Pfizer premix A
• Pfizer premix B

6
• TopMix
• Rhodiamix 273

Gambar 6. Aqua-mix

Kekurangan vitamin atau avitaminosis pada ikan akan mengakibatkan kelainan -


kelainan pada tubuh, baik kelainan bentuk maupun fungsi faal (fisiologi). Sebaliknya, apabila
kelebihan vitamin juga dapat menimbulkan penyakit hipervitaminosis. Pemberian pakan ikan
dengan suplemen vitamin C 300 mg/kg dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stress
akibat kandungan oksigen terlalu rendah.

2.1.7 Mineral
Mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan
jaringan tubuh, proses metabolisme dan mempertahankan keseimbangan osmosis. Zat-zat
mineral dalam tubuh ikan banyak memiliki fungsi antara lain:

• Membentuk bagian dari kerangka, gigi, kulit dan hemoglobin


• Mempertahankan sistem celloid (tekanan osmosis, vicisity, difusi)
• Sebagai sumber buffer untuk mempertahankan keasaman pada level tertentu.

Pada umumnya, mineral-mineral tersebut didapatkan dari makanan karena ikan tidak
dapat memproduksi mineral sendiri. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting
perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan. Beberapa mineral yang dibutuhkan oleh
ikan adalah:

7
• Ca (Kalsium) dan P (Phospor), digunakan untuk pertumbuhan tulang dan menjaga agar
jaringan tubuh dapat bekerja secara normal.
• NaCL (Natrium Klorida), digunakan untuk pertumbuhan.
• Fe (Ferum), digunakan untuk pembentukan sel darah merah.
• Cu (Cuprum) membantu penggunaan Fe dalam tubuh.
• I (Iodium), untuk pembentukan tiroxin (hormon tiroid).
• Mn (Mangan), membantu proses ovulasi dan reproduksi.

Ikan membutuhkan mineral dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, kebutuhan
optimal mineral yang terkandung dalam pakan hanya sekitar 1 – 2 %.

2.1.8. Bahan Perekat (Binder)


Penggunaan bahan perekat (binder) dalam pakan berhubungan dengan kualitas pakan,
terutama sifat fisik pakan. Adanya bahan perekat (binder) di dalam pakan mampu
meningkatkan daya apung pakan maupun stabilitas pakan dalam air. Oleh karena itu, bahan
perekat (binder) merupakan bahan tambahan yang sengaja ditambahkan ke dalam formula
pakan untuk menyatukan semua bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan.

Dikenal 2 (dua) jenis bahan perekat, yaitu alami dan sintetis. Contoh bahan perekat
alami yang sering digunakan adalah tepung tapioca, tepung gaplek, tepung terigu, tepung
jagung, tepung beras, onggol, molasses, bungkil inti sawit, dan rumput laut. Sedangkan bahan
perekat sintetis yang biasa digunakan adalah CMC (Carboksil Metil Cellulosa). Akan tetapi,
CMC kurang ekonomis dan efektif apabila digunakan sebagai bahan perekat karena harganya
cukup mahal. Oleh karena itu, dalam pembuatan pakan skala tradisional atau kecil, banyak
menggunakan bahan perekat alami dari bahan baku nabati atau hewani. Selain sebagai bahan
perekat, penggunaan bahan baku nabati dan hewani ini juga akan meningkatkan kandungan
protein dalam pakan.

Gambar 8. CMC (Carboksil Metil Cellulosa)

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
`Komposisi bahan baku pakan ikan yang terkandung dalam pakan akan berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan nutrisi masing-masing jenis ikan. Oleh karena itu, pemilihan bahan
baku pakan merupakan langkah awal dalam pembuatan pakan ikan. Selain memilih bahan yang
digunakan sebagai bahan baku pakan ikan, kandungan gizi dari setiap bahan baku tersebut juga
harus diketahui.

Berikut adalah jenis bahan baku tambahan yang kaya akan protein dan vitamin untuk
pembuatan pakan ikan adalah garam dapur, antioksidan, minyak cumi, tepung rebon,ragi,
vitamin, mineral dan bahan perekat (binder).

9
DAFTAR PUSTAKA

Satyani, D dan Slamet, S. 1997. Astaxanthin Sebagai Suplemen Pakan Untuk Peningkatan
Warna Ikan Hias. Jurnal Penelitian Perikanan, 4(2): 6-8.
Satyani, D dan Slamet, S. 1997. Astaxanthin Sebagai Suplemen Pakan untuk Peningkatan
Warna Ikan Hias. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. Vol 8. Instalasi Penelitian
Perikanan Depok, Jakarta. 1997. Hlm. 6-8.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The General Aquaculture
Course. Kanagawa International Fisheries Training Centre Japan International
Coopertion Agency, 348 p

10

Anda mungkin juga menyukai