Anda di halaman 1dari 3

Refrigerasi merupakan suatu cara yang dilakukan dalam melakukan proses perpindahan

panas dari suatu bahan ataupun produk untuk memperoleh temperatur yang lebih rendah. Dalam
dunia industri, sistem refrigerasi digunakan untuk mempertahankan kondisi suhu dari bahan baku
ataupun produk yang dihasilkan dengan maksud untuk memperpanjang umur penyimpanan
melalui proses pendinginan, dimana proses pendinginan dapat digunakan untuk mempertahankan
kualitas dari suatu bahan baku sebelum digunakan pada proses produksi, ataupun dapat
mempertahankan kualitas dari produk dan bahan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Proses refrigerasi dalam kerjanya menggunakan fluida yang akan digunakan dalam proses
perpindahan panas pada bahan yang akan didinginkan. Sistem refrigerasi yang banyak digunakan
untuk keperluan industri maupun keperluan rumah tangga pada saat ini ialah penggunaan sistem
refrigerasi kompresi uap, dimana salah satu komponen yang berperan penting dalam melakukan
proses kerja pada sistem refrigerasi ini adalah kompresor. Kompresor sendiri merupakan suatu
alat yang digunakan sebagai penekan fluida gas yang menerima energi dari luar berupa poros.
Dalam melakukan proses kerjanya, siklus refrigerasi kompresi uap tersebut menerapkan proses
perpindahan panas melalui refrigeran yang berputar secara berkesinambungan pada sistem
refrigerasi, siklus operasional utama pada sistem refrigerasi yaitu kompresi, kondensasi, ekspansi
dan evaporasi (Jibril et al., 2022).
Komponen-komponen utama pada sistem refrigerasi tersebut mengambil peran yang
cukup signifikan selama proses pendinginan ataupun pembekuan dilakukan. Sebagai contoh pada
kompresor yang digunakan, yakni sangat mempengaruhi kecepatan kerja serta performa dari
sistem refrigerasi, terlebih komponen-komponen lain yang disebutkan sebelumnya seperti
kondensor, ekspansi maupun evaporator juga merupakan jantung dari kinerja sistem refrigerasi
itu sendiri. Kesinambungan dan keselarasan antara komponen satu dengan komponen yang lain
harus sangat diperhatikan, apalagi jika mesin refrigerasi tersebut secara terus menerus digunakan
untuk kegiatan refrigerasi. Komponen-komponen tersebut tentunya juga memiliki cara kerja dan
fungsi yang berbeda-beda. Evaporator sendiri merupakan tempat dimana suatu proses evaporasi
atau penguapan terjadi, pada kompresor akan terjadi proses kompresi yang akhirnya akan
menyebabkan naiknya tekanan refrigerant, pada kondensor akan terjadi proses kondensasi yang
mana uap refrigerant tersebut akan menyerahkan panasnya (kalor laten pengembunan) pada
udara pendingin di dalam kondensor sehingga terjadi proses pengembunan dan akhirnya
bberubah menjadi bentuk cair, sedangkan pada katup ekspansi akan terjadi proses ekspansi guna
untuk menurunkan tekanan dari refrigeran cair yang sebelumnya telah dicairkan di dalam
kondensor supaya dapat dengan mudah untuk menguap. (Amrullah et al., 2017).
Beberapa teknik pendinginan sebenarnya juga telah berkembang pesat seiring dengan
kemajuan peradaban dan teknologi. Siklus refrigerasi tersebut merupakan salah satu contoh yang
dapat kita ambil dari adanya perkembangan tersebut. Siklus refrigerasi sendiri merupakan
rangkaian utama pada suatu proses pendinginan ataupun pembekuan terhadap suatu bahan atau
produk. Mekanika sistem refrigerasi pertama kali dikemukakan oleh William Cullen pada tahun
1750-an dengan memanfaatkan evaporasi ether bertekanan rendah untuk membuat es, namun
titik balik dan ujung tonggak sistem refrigerasi sendiri sebenarnya secara umum berpegang pada
prinsip kompresi uap yang mulanya dikembangkan oleh Jacob Perkins sekitar tahun 1800-an.
Bermula dari hal tersebut, Perkins mengemukakan rancangannya mengenai siklus yang meliputi
pada proses kondensasi dan evaporasi dengan menggunakan bantuan dari fluida untuk
selanjutnya akan dilakukan proses pendinginan. Berawal dari itu, beberapa tahun setelahnya
banyak sekali ilmuwan yang mencoba mengembangkan dan menyempernukan konsep dari
Perkins tersebut. Terlepas dari hal tersebut. sistem refrigerasi kenyataanya juga mengalami fase
yang tidak mudah pada proses perkembangannya, terlebih pada kualitas dan spesifikasi tiap-tiap
komponen yang ada di dalamnya. Sistem refrigerasi juga tidak terlepas dari peran refrigerant.
Refrigerant seperti yang sudah disinggung sebelumnya, merupakan suatu bahan pendingin yang
biasanya berupa fluida yang digunakan sebagai penyerap panas dari bahan yang akan
didinginkan. Refrigerant sendiri secara khusus harus memiliki spesifikasi yang baik dan ideal
untuk dapat digunakan, seperti contoh adalah tidak bersifat korosif serta memiliki kalor laten
yang tinggi. Refrigerant sendiri terdiri banyak sekali jenis dan tipe, serta penggunaannya pun
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi sistem refrigerasi itu sendiri. Kinerja sistem
refrigerasi sendiri dapat dipengaruhi oleh refrigerant yang digunakan, hal tersebut disebabkan
karena tiap refrigerant memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Beberapa contoh refrigerant
yang sering digunakan yakni adalah refrigerant jenis R12 yang banyak ditemukan untuk
digunakan sebagai penyegar udara serta biasanya sering digunakan pada bidang otomotif, selain
itu ada juga refrigerant jenis R22 yang seringkali digunakan untuk pendingin ruangan ataupun
unit-unit yang membutuhkan temperatur yang rendah (Purwanto dan Ridhuan, 2014).
Purwanto, E., dan K. Ridhuan. 2014. Pengaruh Jenis Refrigerant dan Beban Pendinginan
terhadap Kemampuan Kerja Mesin Pendingin. Turbo: Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 3(1):
11-16.

Amrullah, Z. Djafar dan W. H. Piarah. 2017. Analisa Kinerja Mesin Refrigerasi Rumah Tangga
dengan Variasi Refrigan. Jurnal Teknologi Terapan, 3(2): 7-11.

Jibril, A., P. A. Cakranegara, R. S. W. Putrid dan C. S Octiva. 2022. Analisis Efisiensi Kerja
Kompresor Pada Mesin Refrigerasi di PT. XYZ. Jurnal Mesin Nusantara, 5(1): 86-95.

Anda mungkin juga menyukai