Disusun oleh:
1. Kevin F34170078
2. Syaiful Rizal F34170084
Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini semakin cepat seiring dengan tinggi dan
padatnya jumlah penduduk dunia, maka hal tersebut memacu sejarah revolusi
industri untuk terus berkembang. Hal tersebut mendorong upaya untuk terus dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah satunya dengan pemenuhan kebutuhan
sebuah alat yang dapat siap kerja dalam waktu singkat dan efisien (Rahman dan
Sakti 2014). Berjalannya proses produksi tidak hanya dipengaruhi oleh bahan atau
peralatan utama yang digunakan. Selain itu terdapat juga peralatan lain yang
sebenarnya berpengaruh pada proses produksi yaitu mesin penunjang. Perbedaan
mesin penunjang dengan mesin yang lain pada proses produksi adalah mesin
penunjang tidak akan mengubah sifat-sifat yang ada pada produk seperti sifat fisika,
kimia, biologis, dan mikrobiologisnya. Penggunaan mesin penunjang pada industri
sudah banyak digunakan dan dimanfaatkan sehingga pendalaman pengetahuan
mengenai jenis mesin ini sangatlah diperlukan.
Terdapat berbagai jenis mesin penunjang yang biasa digunakan pada
industri, antara lain adalah mesin pendingin dan mesin pengemasan. Mesin
pendingin adalah mesin yang dapat menghilangkan panas pada cairan pendingin
yang digunakan, dari situlah selanjutnya produk yang dimasukkan ke dalam mesin
dapat menjadi dingin karena aliran dari cairan pendingin (Jamil 2012). Sementara
itu alat pengemas biasanya merupakan alat pemanas yang dapat menempelkan
kemasan yang digunakan agar dapat melindungi produk di dalamnya.
Cold Storage merupakan suatu ruangan yang dikhususkan sebagai tempat
untuk menyimpan barang yang memerlukan suhu dingin (Ayu et al. 2017). Mesin
pendinginan atau cold storage adalah tempat penyimpanan dingin yang bertujuan untuk
mempertahankan kualitas produk. Produk yang disimpan pada kondisi dingin proses
metabolismenya akan terhambat sehingga akan menunda kematangan dan
pembusukan. Selain itu, produk yang disimpan dingin akan terhindar dari serangan
mikroba. Mesin pengemasan berfungsi untuk mengemas produk agar dapat melindungi
produk di dalamnya. Mesin pengemasan menggunakan prinsip panas dalam
pengoperasiannya. Mesin pengemasan biasa juga disebut sealer. Terdapat beragam
jenis sealer yang umumnya diguanakan dalam dunia industri seperti hand sealer,
pedal sealer maupun cup sealer (Indraswati 2017). Penggunaan alat penunjang
sangat penting demi terciptanya produk yang berkualitas tinggi. Mesin atau alat
penunjang memiliki karakteristik, kelemahan, dan kelebihan tersendiri. Oleh karena
itu, perlu dilakukan praktikum mengenai mesin penunjang untutk mengetahui
fungsi mesin penunjang seperti cold storage dan mesin pengemas, mengetahui jenis
mesin pengemas, memahami prinsip kerja serta aplikasi penggunaan cold storage
dan mesin pengemas di industri.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan memahami fungsi mesin penunjang seperti cold
storage dan mesin pengemas, memahami prinsip kerja cold storage, mengetahui
jenis dan prinsip kerja mesin pengemas, serta aplikasi penggunaan cold storage dan
mesin pengemas.
PEMBAHASAN
Penyimpanan dingin atau yang biasa disebut cold storage adalah penyimpanan
suatu produk pada su hu rendah yaitu berkisar dibawah 200C (Arisman 2008). Fungsi
dari cold storage adalah mempertahankan mutu produk atau komoditi. Ketika suatu
produk atau komoditi disimpan pada kondisi dingin, maka aktivitas metabolisme,
seperti respirasi, akan terhambat. Hal itu menyebabkan pematangan dan pembusukan
komoditas dapat diperlama. Selain itu, pada suhu dingin, mikroba tidak dapat tumbuh
dan menyerang produk atau komoditas. Prinsip kerja dari mesin pendingin adalah
penguapan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai
temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan
panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di
dalam temperature rendah (dingin). Di dalam lemari pendingin terdapat suatu zat
pendingin yang disebut sebagai refrigeran. Zat ini digunakan sebagai media transfer
panas pada perpindahan fase. Zat pendingin yang sekarang umumnya digunakan yaitu
amoniak dan freon. Proses dari mesin pendingin adalah mesin pendingin bisa bekerja
dengan baik jika memiliki komponen kompresor, kondensor, evaporator, dan katub
ekspansi. Kompresor dalam mesin pendingin bergerak dinamis, yakni menghisap
sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara yang
mengalir dari pipa‐pipa mesin pendingin. Kemudian kondensor merupakan suatu
jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembun. Udara yang dipompakan dari
kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor.
Udara yang berada dalam pipa kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini,
udara yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa
evaporator. Evaporator adalah pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair
yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi
gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu
menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas
yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga
hisapan. Demikian terus menerus sirkulasi udara dan perubahannya dalam
rangkaian mesin pendingin (Storey dan Storey 1997). Pada prinsipnya Cold Storage
hampir sama dengan ruangan biasa yang akan didinginkan. Perbedaannya terletak
pada toleransi suhunya dimana suhu dari Cold Storage tidak boleh menyimpang
terlalu jauh dari desain awalnya karena bisa merusak barang yang disimpan di
dalamnya. Cold Storage menggunakan siklus kompresi uap single stage untuk
pendinginannya.
PENUTUP
Simpulan
Mesin penunjang sangat diperlukan dalam proses produksi karena dapat
membantu proses dan penanganan bahan tanpa melakukan perubahan secara fisik,
kimia, dan biologi. Contoh mesin penunjang adalah mesin pendingin atau cold
storage dan mesin pengemasan atau selaer. Mesin pendingin digunakan untuk
menyimpan produk secara dingin agar mempertahankan mutunya. Prinsip dari
mesin pendingin adalah penguapan. Mesin pendingin terdiri dari kompresor yang
menghisap sekaligus memompa udara sehingga terjadi sirkulasi, kondenser yang
mengubah udara (refrigeran) menjadi cair, dan evaporator yang menguapkan
refrigeran. Contoh cold storage adalah kulkas dan chamber. Cold storage banyak
digunakan pada penyimpanan daging, sayur, buah, dan banyak produk lainnya.
Mesin pengemasan berguna untuk mengemas produk agar terlindungi dari
berbagai macam gangguan. Contoh mesin kemasan adalah sealer. Sealer yang
umum digunakan adalah pedal sealer, hand sealer, dan cup sealer. Sealer bekerja
penggunakan prinsip panas sehingga dapat melelehkan plastik. Selaer digunakan
untuk mengemas kemasan kantung plastik berbahan dasar PP, PVC, PE,
cellophone, alumunium foil, copper foil, tin foil dan campuran polystyrene. Selaer
sering digunakan untuk mengemas keripik, kerupuk, snack, cemilan, permen,
makanan umum, barang, dan obat-obatan.
Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, sebaiknya agar ditunjukkan
komponen yang ada didalam cold storage sehingga praktikan dapat melihatnya
dengan jelas dan mengetahui aliran prosesnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adizue UL, Agbadah SE, Ibeagha DC, Falade YO. 2017. Design and construction
of an automated adjustable-can foil sealing machine. International
Journal of Engineering and Applied Sciences (IJEAS). 4(9): 5-13.
Arisman. 2008. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): ECG.
Ayu CCDP, Widodo BUK, Prabowo. 2017. Perancangan unit mesin pendingin
(cold storage) untuk produk karkas sapi kapasitas 25 ton dengan
kombinasi refrigerasi kompresi uap, refrigerasi absorpsi, dan flat plate
solar collector di Kabupaten Pamekasan Madura. Jurnal Teknik ITS.
6(2) : 2337-2352.
Buntu TR, Sappu FP, Maluegha BL. 2017. Analisis beban pendinginan produk
makanan menggunakan cold box mesin pendingin LUCAS NULLE
TYPE RCC. Jurnal Online Poros Teknik Mesin. 6(1): 20-31.
Deoranto P, Astuti R. 2017. Peningkatan kapasitas produksi pangan olahan pada
kelompok usaha produktif di Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
Jurnal Teknologi Pangan. 8(2) : 180-18.
Indraswati D. 2017. Pengemasan Makanan. Jakarta(ID) : Forum Ilmiah Kesehatan.
Jamil AA. 2012. Pembuatan Mesin Pendingin. [skripsi]. Depok (ID): Universitas
Indonesia.
Maligan JM, Hermanto MB. 2018. Introduksi teknologi mekanis untuk
meningkatkan efisiensi, kapasitas produksi dan mutu keripik di UKM
Kabupaten Blitar. Jurnal Teknologi Pangan. 8(3) : 87-95.
Poh KN, Jee KS, Lee KJ, Yeow JA. 2016. Design innovation of a multifunctional
vacuum package sealing machine using triz techniques. International
Conference on Industrial Technology and Applications. 1(1): 1-6.
Rahman MA, Sakti AM. 2014. Rancang bangun mesin cup sealer semi otomatis.
Jurnal Rekayasa Mesin. 1(3) : 29-34.
Rahman MAA. 2006. Rancang bangun mesin cup sealer semi otomatis. Jurnal Teknik
Mesin. 1(3):29-34.
Ramenesia 2017. Packaging Machinery: Vacuum Sealer.
https://artikelmesinkemasan.wordpress.com/2016/07/29/mesin-
vacuum-sealer-manual-atau-otomatis/ . [diakses 06 Mei 2019 15.30
WIB].
Shaheed BS, Nayeem M, Rasheed MA. 2016. Design considerations for a cold
storage unit. International Journal of Scientific Research in Science
Engineering and Technology. 2(6): 545-548.
Storey J, Storey M. 1997. Cold Storage for Fruits & Vegetables: Storey Country
Wisdom Bulletin A-87. New York (US): Storey Publishing.
Sumargo HPAS. 2012. Perancangan alat pengemas vakum untuk produk olahan
jamur tiram dalam rangka meningkatkan nilai jual dan masa
pakai.[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Upara N. 2012. Analisa unjuk prestasi mesin pengkondisian udara kapasitas 395
watt dengan variasi massa refrigeran pada ruang psikometrik. Jurnal
Mekanikal Teknik Mesin. 8(2): 86-99.
LAMPIRAN