Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 26 April 2019

Peralatan Industri Pertanian Dosen : Ir. Ade Iskandar, M.Si


Golongan : P3
Asisten :
1. Hendra Hermawan (F34170003)
2. Afif Widiantoro (F34170024)
3. Endo P. Simbolon (F34170085)

PENGENALAN MESIN PENUNJANG


(COLD STORAGE DAN ALAT PENGEMAS)

Disusun oleh:
1. Kevin F34170078
2. Syaiful Rizal F34170084

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini semakin cepat seiring dengan tinggi dan
padatnya jumlah penduduk dunia, maka hal tersebut memacu sejarah revolusi
industri untuk terus berkembang. Hal tersebut mendorong upaya untuk terus dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah satunya dengan pemenuhan kebutuhan
sebuah alat yang dapat siap kerja dalam waktu singkat dan efisien (Rahman dan
Sakti 2014). Berjalannya proses produksi tidak hanya dipengaruhi oleh bahan atau
peralatan utama yang digunakan. Selain itu terdapat juga peralatan lain yang
sebenarnya berpengaruh pada proses produksi yaitu mesin penunjang. Perbedaan
mesin penunjang dengan mesin yang lain pada proses produksi adalah mesin
penunjang tidak akan mengubah sifat-sifat yang ada pada produk seperti sifat fisika,
kimia, biologis, dan mikrobiologisnya. Penggunaan mesin penunjang pada industri
sudah banyak digunakan dan dimanfaatkan sehingga pendalaman pengetahuan
mengenai jenis mesin ini sangatlah diperlukan.
Terdapat berbagai jenis mesin penunjang yang biasa digunakan pada
industri, antara lain adalah mesin pendingin dan mesin pengemasan. Mesin
pendingin adalah mesin yang dapat menghilangkan panas pada cairan pendingin
yang digunakan, dari situlah selanjutnya produk yang dimasukkan ke dalam mesin
dapat menjadi dingin karena aliran dari cairan pendingin (Jamil 2012). Sementara
itu alat pengemas biasanya merupakan alat pemanas yang dapat menempelkan
kemasan yang digunakan agar dapat melindungi produk di dalamnya.
Cold Storage merupakan suatu ruangan yang dikhususkan sebagai tempat
untuk menyimpan barang yang memerlukan suhu dingin (Ayu et al. 2017). Mesin
pendinginan atau cold storage adalah tempat penyimpanan dingin yang bertujuan untuk
mempertahankan kualitas produk. Produk yang disimpan pada kondisi dingin proses
metabolismenya akan terhambat sehingga akan menunda kematangan dan
pembusukan. Selain itu, produk yang disimpan dingin akan terhindar dari serangan
mikroba. Mesin pengemasan berfungsi untuk mengemas produk agar dapat melindungi
produk di dalamnya. Mesin pengemasan menggunakan prinsip panas dalam
pengoperasiannya. Mesin pengemasan biasa juga disebut sealer. Terdapat beragam
jenis sealer yang umumnya diguanakan dalam dunia industri seperti hand sealer,
pedal sealer maupun cup sealer (Indraswati 2017). Penggunaan alat penunjang
sangat penting demi terciptanya produk yang berkualitas tinggi. Mesin atau alat
penunjang memiliki karakteristik, kelemahan, dan kelebihan tersendiri. Oleh karena
itu, perlu dilakukan praktikum mengenai mesin penunjang untutk mengetahui
fungsi mesin penunjang seperti cold storage dan mesin pengemas, mengetahui jenis
mesin pengemas, memahami prinsip kerja serta aplikasi penggunaan cold storage
dan mesin pengemas di industri.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan memahami fungsi mesin penunjang seperti cold
storage dan mesin pengemas, memahami prinsip kerja cold storage, mengetahui
jenis dan prinsip kerja mesin pengemas, serta aplikasi penggunaan cold storage dan
mesin pengemas.
PEMBAHASAN

Penyimpanan dingin atau yang biasa disebut cold storage adalah penyimpanan
suatu produk pada su hu rendah yaitu berkisar dibawah 200C (Arisman 2008). Fungsi
dari cold storage adalah mempertahankan mutu produk atau komoditi. Ketika suatu
produk atau komoditi disimpan pada kondisi dingin, maka aktivitas metabolisme,
seperti respirasi, akan terhambat. Hal itu menyebabkan pematangan dan pembusukan
komoditas dapat diperlama. Selain itu, pada suhu dingin, mikroba tidak dapat tumbuh
dan menyerang produk atau komoditas. Prinsip kerja dari mesin pendingin adalah
penguapan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai
temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan
panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di
dalam temperature rendah (dingin). Di dalam lemari pendingin terdapat suatu zat
pendingin yang disebut sebagai refrigeran. Zat ini digunakan sebagai media transfer
panas pada perpindahan fase. Zat pendingin yang sekarang umumnya digunakan yaitu
amoniak dan freon. Proses dari mesin pendingin adalah mesin pendingin bisa bekerja
dengan baik jika memiliki komponen kompresor, kondensor, evaporator, dan katub
ekspansi. Kompresor dalam mesin pendingin bergerak dinamis, yakni menghisap
sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara yang
mengalir dari pipa‐pipa mesin pendingin. Kemudian kondensor merupakan suatu
jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembun. Udara yang dipompakan dari
kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor.
Udara yang berada dalam pipa kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini,
udara yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa
evaporator. Evaporator adalah pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair
yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi
gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu
menyerap kondisi panas yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas
yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga
hisapan. Demikian terus menerus sirkulasi udara dan perubahannya dalam
rangkaian mesin pendingin (Storey dan Storey 1997). Pada prinsipnya Cold Storage
hampir sama dengan ruangan biasa yang akan didinginkan. Perbedaannya terletak
pada toleransi suhunya dimana suhu dari Cold Storage tidak boleh menyimpang
terlalu jauh dari desain awalnya karena bisa merusak barang yang disimpan di
dalamnya. Cold Storage menggunakan siklus kompresi uap single stage untuk
pendinginannya.

Gambar 1. Standar Vapour Compression system


Keterangan :
Proses 1-2: isentropik kompresi
Proses 2-3: isobarik pelepasan kalor
Proses 3-4: isentalphy ekspansi
Proses 4-1: isobarik penyerapan kalor
Komponen-komponen sistem refrigerasi pada cold storage dibagi ke dalam
dua bagian yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Bagian yang
termasuk komponen utama yaitu kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan
evaporator. Sedangkan komponen pendukungnya yaitu liquid receiver, solenoid
valve, sight glass, filter dryer, thermostat, oil separator, Evaporator Pressure
Regulator (EPR), accumulator, High Low Pressure. Kompresor seringkali
dianggap sebagai jantung dari sistem refrigerasi kompresi uap. Kompresor
berfungsi menekan uap refrigerant sehingga menaikkan temperatur dan tekanan
uap refrigerant tersebut. Selanjutnya refrigerant dialirkan ke kondesor melalui
discharge line. Selanjutnya, kondesor merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk proses perpindahan panas. Bagian dalam kondesor terjadi proses kondensasi,
dimana refrigerant akan berubah fasa dari fasa uap menjadi cair. Proses kondensasi
terjadi karena uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi melepas
kalor ke lingkungan atau media pendinginnya. Selanjutnya alat ekspansi berfungsi
untuk menurunkan tekanan refrigerant cair dan mengatur laju aliran refrigerant
menuju evaporator. Ada beberapa jenis alat ekspansi yang sering digunakan dalam
sistem refrigerasi kompresi uap yaitu AXV (Automatic Expantion Valve), TXV
(Thermostatic Expantion Valve), dan pipa kapiler. Selanjutnya, evaporator
berfungsi untuk menyerap kalor dari udara sekitar ruangan atau beban kalor dari
produk yang ada di sekitarnya dan menggunakan kalor tersebut untuk mengubah
fasa refrigerant dari cair menjadi uap jenuh. Selanjutnya, liquid receiver berfungsi
sebagai penerima atau penyimpan cairan refrigerant yang berasal dari kondensor
sehingga refrigerant yang mengalir menuju liquid line berfasa cair juga berfungsi
sebagai penampung refrigerant pada saat pump down. Umumnya liquid receiver
berbentuk tabung horizontal maupun vertikal. Liquid receiver ini terletak setelah
kondensor, sebelum masukkan alat ekspansi. Selanjutnya, solenoid valve berfungsi
untuk menghentikan atau meneruskan aliran refrigerant dalam suatu sistem
refrigerasi yang pengaturannya dilakukan oleh arus listrik. Solenoid valve terdiri
dari katup dan rumah katup. Pada rumah katup terdapat kumparan dan plunger.
Solenoid valve dipasang pada liquid line setelah keluaran kondensor. Selanjutnya,
sight glass merupakan alat yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
secara pasti bahwa refrigerant yang mengalir benar-benar berfasa cair dan
menunjukkan jika ada uap air di dalam sistem. Hal ini dapat terlihat dari indikator
warna yang ada pada sight glasss. Selain itu, sight glass juga berfungsi untuk
melihat jumlah refrigerant yang terdapat dalam sistem sudah cukup atau belum.
Sight glass dipasang pada saluran liquid line setelah filter dryer. Selanjutnya, filter
dryer digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh refrigerant
cair dalam sistem dan mengeringkan refrigerant dengan cara menyerap uap air yang
terdapat dalam refrigerant. Filter dryer dipasang di daerah liquid line sebelum TXV
dan sight glass. Selanjutnya, thermostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam
suatu ruangan agar dapat dipertahankan pada suhu yang konstan pada batas suhu
yang telah ditentukan. Alat ini dapat secara otomatis memutuskan dan
menghubungkan kembali arus listrik. Selanjutnya, accumulator berfungsi sebagai
penyimpan cairan refrigerant yang berasal dari evaporator untuk mencegah
masuknya cairan tersebut dalam kompresor dan meyakinkan yang masuk dalam
kompresor adalah fasa gas. Selanjutnya, oil separator berfungsi mencegah ikutnya
oli bersirkulasi dalam sistem dan mengembalikan oli yang terbawa di saluran
discharge agar kembali ke crankcase kompresor. Jika minyak pelumas banyak yang
ikut bersirkulasi dalam sistem maka kompresor akan kekurangan minyak pelumas
dan mengakibatkan pelumasannya kurang baik. Selain itu, minyak pelumas tersebut
akan masuk ke kondensor dan evaporator dan menghambat proses perpindahan
panasnya. Selanjutnya, High Low Pressuretat berfungsi menjaga tekanan yang
berlebihan pada sistem, melindungi sistem dari tekanan yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah. HLP bekerja berdasarkan tekanan, apabila tekanan terlalu rendah
atau terlalu tinggi maka kontaknya akan membuka sehingga arus listrik terputus
dan sistem akan mati. Selanjutnya, Evaporator Pressure Regulator berfungsi untuk
mempertahankan tekanan evaporasi di evaporator pada tekanan yang ditentukan.
Alat ini akan membuka bila ada kenaikan tekanan pada sisi inletnya yaitu pada saat
tekanan evaporator mencapai nilai setting-nya. EPR dipasang pada pada suction
line setelah evaporator. Selanjutnya, media pendingin atau sering disebut sebagai
refrigerant adalah fluida yang berperan sebagai media pendingin yang menyerap
kalor dari bahan yang akan didinginkan dan membuang panas ke udara luar.
Refrigerant pun seringkali disebut fluida dingin, freon, CFC, HCFC, HC, dan HFC
(Buntu et al. 2017).
Slink Psikrometer adalah suatu higrometer dalam bentuk hand held yang
sederhana. Terdiri dari dua thermometer yang sama jenisnya tetapi salah satunya
selalu dijaga dalam kondisi basah melalui seuatu kantong higroskopis. Themometer
yang biasa membaca suhu udara seperti thermometer biasa, dan pembacaan
skalanya disebut sebagai : Suhu Bola Kering. Suhu Bola Kering mengukur panas
sensible atau intensitas panas dari suhu udara. Thermometer yang basah membaca
suhu udara pada saat saturasi. Karena bola thermometernya didinginkan oleh
adanya penguapan sejumlah air yang melingkupinya . Besarnya air yang dapat
diuapkan tergantung jumlah uap air yang telah berada di udara. Pembacaan
meternya disebut : Suhu Bola Basah. Dengan membandingkan kedua pembacaan
meter tersebut, maka besarnya %RH dapat ditentukan dengan mem-plotkan kedua
pembacan tyersebut pada psikrometrik chart.

Gambar 2. Diagram Psikrometrik


Psikrometrik merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan air,
yang memiliki arti penting dalam bidang pengkondisian udara karena udara
atmosfer tidak kering seluruhnya, tetapi terdiri dari campuran udara kering dan uap
air. Pada diagram psikrometrik dapat di tunjukkan sifatsifat termal dari udara basah,
dimana pada diagram psikrometrik tercantum beberapa istilah seperti Tdb, Twb,
titik embun (dew point), RH, entalpi, volume spesifik dan faktor panas sensibel.
Dry-bulb Temperature (DB, ⁰C atau F) (temperatur bola kering) adalah temperatur
yang ditunjukkan oleh termometer biasa. Data DB temperatur saja tidak lengkap,
karena DB temperatur hanya menyatakan derajat kandungan panas sensible dari
suatu substansi, tidak memberi informasi tentang kandungan panas laten di dalam
udara. Wet-Bulb Temperature (WB, ⁰C atau F) (temperatur bola basah) adalah
temperatur udara yang didapatkan dengan membaca temperatur yang bulbnya di
bungkus dengan kain basah untuk menghilangkan radiasi panas, namun perlu
diperhatikan bahwa melalui bulb (sensor) harus ada aliran udara yang melaluinya
dengan kecepatan sekurang-kurangnya 5m/s. Dew Point Temperature (temperatur
titik embun, ⁰C atau F) adalah temperatur dimana uap air mulai mengembun ketika
campuran uap dan udara didinginkan. Relative Humidity (RH %) adalah
perbandingan antara tekanan aktual uap air dalam udara terhadap tekanan uap jenuh
pada temperatur bola kering yang sama. RH merupakan ukuran yang menyatakan
derajat saturasi (kejenuhan) udara pada temperatur bola kering (DB). RH=100%
berarti udara dalam keadaan jenuh dan RH=0% berarti udara kering. Humidity
Ratio (Rasio kelembaban, kg uap air/kg udara kering) adalah massa air yang
terkandung dalam setiap kilogram udara kering. Heat Content (enthalpy) udara
terdiri dari kalor sensibel dan kalor laten. Kalor sensibel dinyatakan oleh DB
temperatur sedangkan kalor laten dinyatakan oleh WB temperatur. Enthalpy adalah
jumlah dari : - Kalor sensible udara kering (Ha) - Kalor sensible air (HL) - Kalor
laten penguapan - Kalor sensibel untuk memanaskan uap air dari temperatur bola
basah (WB) ke temperatur bola kering (DB) = superheat of the vapour. Spesific
Volume (Volume spesifik, m³/kg) Volume campuran udara dan uap air, biasanya
dengan satuan meter kubik udara kering atau udara campuran per kilogram udara
kering. Sensible Heat Factor (Faktor panas sensibel, tanpa satuan) adalah
perbandingan antara panas sensibel dengan jumlah dari panas laten dengan panas
sensible (Upara 2012).
Pada pedal sealer dengan menggunakan kekuatan kaki untuk menutup
kemasan akan membuatnya merekat lebih kuat dan tentu saja penggunaan dua
tangan untuk memegang makanan yang akan dikemas membuatnya terlihat lebih
rapi. Cara kerja dari mesin ini juga hampir sama dengan mesin hand sealer yang
mengubah listrik menjadi sebuah induksi panas yang dialurkan ke alat perekat pada
mesin tersebut sehingga filament yang terdapat dalam plastik terserap dan
menghasilkan sebuah rekatan yang sempurna. Rekatan inilah yang nanti menjadi
batas antara makanan dan udara luar agar tidak tercampur aduk karena jika terjadi
demikian maka makanan akan cepat membusuk dan cepat rusak (Maligan dan
Hermanto 2018). Hand sealer dioperasikan dengan tangan. Bentuknya cukup kecil
dan cocok untuk dipergunakan pada bisnis rumahan (home industry) level menengah
ke bawah. Biasanya, mesin ini memiliki variasi ukuran yang menyesuaikan dengan
kebutuhan plastik yang akan dikemas. Mesin hand sealer menggunakan tekanan
tangan untuk merekatkan plastic. Prinsip kerja dari mesin ini mengubah listrik
menjadi sebuah induksi panas yang dialurkan ke alat perekat pada mesin tersebut
sehingga filament yang terdapat dalam plastik terserap dan menghasilkan sebuah
rekatan (Deoranto dan Astuti 2017). Mesin pedal dan hand sealer digunakan untuk
industri makanan ringan dan sebagainya. Mesin Cup Sealer adalah mesin yang
digunakan untuk menutup permukaan cup minuman sehingga memberikan kesan
rapih, indah dan tidak tumpah (memudahkan membawa minuman bagi pembeli),
mesin cup sealer ini menggunakan prinsip kerja pemanasan (heating) dan cutting
(pemotongan otomatis), jenis cup yang bisa di sealer menggunakan mesin cup
sealer ini adalah cup yang memiliki permukaan bulat (jenis cup kotak tidak bisa di
press menggunakan mesin ini). Pada umumnya di pasaran beredar tipe mesin cup
sealer manual, semi auto dan automatis, yang membedakannya secara keseluruhan
adalah cara pengoperasian mesin (Rahman dan Sakti 2014).

Gambar 3 Pedal sealer Gambar 4 Hand sealer

Di pasaran telah ada jenis-jenis mesin pengemas makanan dari yang


konvensional sampai otomatis, salah satunya vacuum packaging. Prinsip dari mesin
tersebut adalah mengeluarkan semua udara yang ada di dalam pengemas sampai
benar-benar vakum lalu ditutup rapat sehingga resiko produk terkontaminasi oleh
udara atau zat dari luar tidak ada. Terdapat dua jenis mesin pengemas vakum yaitu
mesin konvensional dan otomatis yang mempunyai perbedaan pada prosesnya.
Mesin otomatis akan langsung melakukan proses sealing setelah proses vakum
selesai, sementara jenis konvensional akan melibatkan operator karena proses
sealing harus dilakukan manual (Sumargo 2012).
Kelebihan pedal sealer akan menghasilkan seal yang lebih rapih,
penggunaannya lebih mudah tidak memerlukan keahlian khusus, dapat merekatkan
kemasan yang sudah dibuka. Cup sealer dapat menghemat waktu produksi dan
dapat menghasilkan produk yang lebih banyak, alat ini menutup rapat sehingga
udara tidak dapat keluar sedikit pun. Hand sealer adalah alat yang sangat sederhana
sehingga sering digunakan untuk mengemas di industri rumahan. Hand dan cup
sealer sangat terjangkau dan menghemat biaya produksi. Kelemahan dari cup
sealer, hand sealer, pedal sealer adalah alat tersebut masih menggunakan tenaga
manusia, sehingga orang yg menggunakan harus mengorbankan waktu dan tenaga
dalam suatu proses dalam produksi (Rahman 2006).
Keuntungan mesin vacuum sealer otomatis antara lain yaitu mempercepat
proses pengemasan, dengan adanya fitur yang dapat menjalankan mesin secara
otomatis jelas sekali akan mempercepat pengemasan. Dapat mengemas lebih dari
satu plastik, karena ukuran mesin yang lebih besar maka mesin vacuum otomatis
dapat mengemas lebih dari satu kemasan sehingga target produksi perharinya dapat
selesai tepat waktu. Penyegelan lebih akurat, untuk akurasi perekatan plastic, mesin
otomatis tentu lebih unggul karena sudah dilengkapi sensor guna mendeteksi ujung
plastik yang akan direkatkan. Hanya memerlukan satu operator, mesin ini hanya
memerlukan tenaga satu orang untuk mengoperasikannya sekaligus mengecek hasil
penyegelan. Kekurangan mesin vacuum sealer otomatis adalah harga lebih mahal,
mesin dengan sistem kerja yang sudah otomatis pada umumnya dibandrol cukup
mahal, kurang lebih 10-20 juta rupiah bahkan bisa lebih (Ramenesia 2017).

PENUTUP
Simpulan
Mesin penunjang sangat diperlukan dalam proses produksi karena dapat
membantu proses dan penanganan bahan tanpa melakukan perubahan secara fisik,
kimia, dan biologi. Contoh mesin penunjang adalah mesin pendingin atau cold
storage dan mesin pengemasan atau selaer. Mesin pendingin digunakan untuk
menyimpan produk secara dingin agar mempertahankan mutunya. Prinsip dari
mesin pendingin adalah penguapan. Mesin pendingin terdiri dari kompresor yang
menghisap sekaligus memompa udara sehingga terjadi sirkulasi, kondenser yang
mengubah udara (refrigeran) menjadi cair, dan evaporator yang menguapkan
refrigeran. Contoh cold storage adalah kulkas dan chamber. Cold storage banyak
digunakan pada penyimpanan daging, sayur, buah, dan banyak produk lainnya.
Mesin pengemasan berguna untuk mengemas produk agar terlindungi dari
berbagai macam gangguan. Contoh mesin kemasan adalah sealer. Sealer yang
umum digunakan adalah pedal sealer, hand sealer, dan cup sealer. Sealer bekerja
penggunakan prinsip panas sehingga dapat melelehkan plastik. Selaer digunakan
untuk mengemas kemasan kantung plastik berbahan dasar PP, PVC, PE,
cellophone, alumunium foil, copper foil, tin foil dan campuran polystyrene. Selaer
sering digunakan untuk mengemas keripik, kerupuk, snack, cemilan, permen,
makanan umum, barang, dan obat-obatan.

Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, sebaiknya agar ditunjukkan
komponen yang ada didalam cold storage sehingga praktikan dapat melihatnya
dengan jelas dan mengetahui aliran prosesnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adizue UL, Agbadah SE, Ibeagha DC, Falade YO. 2017. Design and construction
of an automated adjustable-can foil sealing machine. International
Journal of Engineering and Applied Sciences (IJEAS). 4(9): 5-13.
Arisman. 2008. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): ECG.
Ayu CCDP, Widodo BUK, Prabowo. 2017. Perancangan unit mesin pendingin
(cold storage) untuk produk karkas sapi kapasitas 25 ton dengan
kombinasi refrigerasi kompresi uap, refrigerasi absorpsi, dan flat plate
solar collector di Kabupaten Pamekasan Madura. Jurnal Teknik ITS.
6(2) : 2337-2352.
Buntu TR, Sappu FP, Maluegha BL. 2017. Analisis beban pendinginan produk
makanan menggunakan cold box mesin pendingin LUCAS NULLE
TYPE RCC. Jurnal Online Poros Teknik Mesin. 6(1): 20-31.
Deoranto P, Astuti R. 2017. Peningkatan kapasitas produksi pangan olahan pada
kelompok usaha produktif di Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
Jurnal Teknologi Pangan. 8(2) : 180-18.
Indraswati D. 2017. Pengemasan Makanan. Jakarta(ID) : Forum Ilmiah Kesehatan.
Jamil AA. 2012. Pembuatan Mesin Pendingin. [skripsi]. Depok (ID): Universitas
Indonesia.
Maligan JM, Hermanto MB. 2018. Introduksi teknologi mekanis untuk
meningkatkan efisiensi, kapasitas produksi dan mutu keripik di UKM
Kabupaten Blitar. Jurnal Teknologi Pangan. 8(3) : 87-95.
Poh KN, Jee KS, Lee KJ, Yeow JA. 2016. Design innovation of a multifunctional
vacuum package sealing machine using triz techniques. International
Conference on Industrial Technology and Applications. 1(1): 1-6.
Rahman MA, Sakti AM. 2014. Rancang bangun mesin cup sealer semi otomatis.
Jurnal Rekayasa Mesin. 1(3) : 29-34.
Rahman MAA. 2006. Rancang bangun mesin cup sealer semi otomatis. Jurnal Teknik
Mesin. 1(3):29-34.
Ramenesia 2017. Packaging Machinery: Vacuum Sealer.
https://artikelmesinkemasan.wordpress.com/2016/07/29/mesin-
vacuum-sealer-manual-atau-otomatis/ . [diakses 06 Mei 2019 15.30
WIB].
Shaheed BS, Nayeem M, Rasheed MA. 2016. Design considerations for a cold
storage unit. International Journal of Scientific Research in Science
Engineering and Technology. 2(6): 545-548.
Storey J, Storey M. 1997. Cold Storage for Fruits & Vegetables: Storey Country
Wisdom Bulletin A-87. New York (US): Storey Publishing.
Sumargo HPAS. 2012. Perancangan alat pengemas vakum untuk produk olahan
jamur tiram dalam rangka meningkatkan nilai jual dan masa
pakai.[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Upara N. 2012. Analisa unjuk prestasi mesin pengkondisian udara kapasitas 395
watt dengan variasi massa refrigeran pada ruang psikometrik. Jurnal
Mekanikal Teknik Mesin. 8(2): 86-99.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai