KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
2.2 Tujuan......................................................................................................5
BAB Ⅱ.....................................................................................................................6
2.1 Kontaminasi Senyawa Karsinogen pada Bahan Pangan.....................6
2.2 Bahaya Senyawa Karsinogenik Bagi Tubuh Manusia.........................8
2.3 Cara Mencegah Kontaminasi pada Bahan Pangan.............................9
BAB Ⅲ..................................................................................................................11
2.1 Kesimpulan............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
tersebut berkaitan dengan proses pemasakannya. Proses pemasakan daging
menggunakan arang dapat membentuk zat karsinogenik karena pemasakan degan
kontak langsung antara api dari pembakaran kayu dengan bahan pangan organic
dapat membentuk zat karsinogenik sangat tinggi. Asap yang dihasilkan dari
proses pembakaran kayu tersebut dapat mengkontaminasi bahan pangan dan
menimbulkan zat karsinogen pada bahan pangan tersebut. Senyawa krasinogenik
yang terkonsentrasi dalam bahan pangan dapat membahayakan bagi orang yang
mengkonsumsinya karena dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
2.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah dengan judul “Kontaminasi Senyawa
Karsinogenik pada Bahan Pangan” diantaranya yaitu:
1. Mengetahui proses kontaminasi senyawa karsinogenik pada bahan pangan.
2. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari senyawa karsinogenik.
3. Mengetahui cara mencegah terjadinya kontaminasi senyawa karsinogenik pada
bahan pangan.
5
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
6
aflatoksin. Senyawa aflatoksin jikan menginfeksi manusia dapat bersifat
karsinogen yang menyebabkan pertumbuhan kanker.
Minyak nabati seperti minyak sawit dapat mengandung senyawa
karsinogenik karena minyak tersebut digunakan secara berulang-ulang
hingga menghasilkan minyak jelantah yang berwarna kecoklatan dan
kehitaman karena minyak tersebut telah mengalami oksidasi yang
memiliki bilangan peroksidanya tinggi yang bersifat karsinogenik. Teh
dapat terkontaminasi senyawa karsinogenik selama pemetikan, pelayuan,
fermentasi, pengeringan atau saat pengolahan dengan bahan kimia
berbahaya yang mengandung senyawa karsinogen. Kopi juga mengandung
senyawa karsinogenik yaitu akrilamida. Senyawa tersebut merupakan
produk sampingan yang terebntuk saat biji kopi dipanggang melalui
mekanisme reaksi maillard. Senyawa akrilamida bersifat karsinogenik
yang reaktif sebagai penyebab kanker pada tubuh manusia. Menurut
Pogurschi et al. (2021), beberapa produk makanan olahan mengandung
senyawa beracun yang beresiko bagi kesehatan manusia. Salah satunya
yaitu adanya kandungan senyawa akrilamida pada kopi. Senyawa tersebut
dihasilkan dalam makanan selama persiapan thermal oleh reaksi maillard.
Senyawa akrilamida memiliki efek karsinogenik pada manusia.
Daging yang diolah dengan cara dipanggang maupun dibakar dapat
memicu terbentuknya senyawa karsinogenik. Pembentukan senyawa
tersebut terjadi saat daging dimasak langsung dalam suhu tinggi dan dalam
waktu yang lama. Senyawa karsinogenik yang terbentuk pada daging
panggang yaitu heterocyclic aromatic amines (HAA) dan polycylic
aromatic hydrocarbon (PAH). Senyawa ini terbentuk ketika terjadi reaksi
antara asam amino, gula, dan kreatin pada suhu yang cukup tinggi.
Menurut Saputro et al. (2021), heterocyclic aromatic amines merupakan
produk sampingan yang berbahaya karena bersifat karsinogenik yang
berasal dari proses pemanasan pada produk hewani. Pembentukan HAA
dipengaruhi oleh kadar dan jenis asam amino serta gula dan karakteristik
matriks pangan.
7
Ikan asap merupakan salah satu olahan tradisional yang banyak
diminati banyak orang. Produk ikan asap mengandung senyawa
karsinogenik yaitu PAH yang merupakan komponen asap hasil
pembakaran kayu. Senyawa PAH seperti benzopyrene merupakan
senyawa yang memiliki pengaruh buruk karena bersifat karsinogen. Pada
ikan asap senyawa PAH terdapat pada permukaan daging yang berwarna
kecoklatan maupun kehitaman. Terbentuknya senyawa PAH pada ikan
asap mempengaruhi warna dan rasa pada ikan asap. PAH dapat berasal
dari pembakaran kayu, petroleum, dan bahan-bahan organic lainnya
seperti tempurung kelapa dan bonggol jagung. Perbedaan bahan bakar
tersebut akan mempengaruhi komposisi PAH asap dan kandungan PAH
pada ikan yang diasap. Jumlah PAH yang terbentuk pada ikan asap
dipengaruhi oleh metode pengasapan, suhu pengasapan, dan waktu
pengasapan. Menurut Tongo et al. (2017), ikan asap merupakan salah satu
makanan yang mengandung PAH yang signifikan. Residu PAH pada ikan
asap dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi orang yeng
mengkonsumsinya. Hal tersebut dikarenakan PAH terkandung dalam asap
kayu saat proses pengasapan yang bersifat karsinogenik.
Selain yang dijelaskan diatas, zat karsinogenik juga terkontaminasi
di dalam beberapa makanan seperti halnya pada sakarin dan aspartame
sebagai bahan tambahan pada makanan, ada juga bahan pengawet seperti
boraks dan formalin juga berpotensi menghasilkan senyawa karsinogenik.
Selain itu, juga pada bahan makanan yang tercemar pestisida, logam berat,
dan limbah industri. Zat karsinogenik tidak hanya terkandung pada bahan
pangan tetapi juga pada rokok dan asap rokok yang mana asap dari
pembakaran rokok mengandung nikotin, benzene, arsenic, hingga
hydrogen sianida yang merupakan zat bersifat karsinogenik. Ada juga
kosmetik yang diduga menggunakan bahan yang bersifat karsinogenik
seperti merkuri, formaldehida, dan paraben yang berbahaya jika terkena
kulit.
8
2.2 Bahaya Senyawa Karsinogenik Bagi Tubuh Manusia
Senyawa karsinogenik yang masuk dalam tubuh manusia dapat
menyebabkan resiko kanker atau tumor ganas. Kanker merupakan istilah
penyakit yang disebabkan karena terjadinya kerusakan gen yaitu DNA sel
yang menyebabkan adanya sel-sel abnormal dari tubuh yang membelah
tanpa terkontrol dan dapat menyerang jaringan lain dalam sebuah proses
yang disebut metastasis yaitu melalui darah dan sistem limfatik. Cara kerja
karsinogen dalam tubuh manusia hingga menimbulkan kanker diantaranya
yaitu:
- Merusak DNA secara langsung dalam sel hingga menyebabkan terjadinya
mutasi sel yang mengganggu proses normal pembentukan sel.
- Merusak DNA secara tidak langsung dengan merangsang pembelahan sel
sehingga sel-sel membelah lebih cepat dan pada akhirnya menyebabkan
terjadinya mutase gen.
Berbagai zat karsinogenik yang terkandung dalam bahan kimia maupaun makanan
seperti nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru, senyawa arsen menyebabkan
kanker kulit, senyawa alfatoksin dapat menyebabkan kanker hati, dan vinilklorida
sebagai penyebab tumor otak dan paru. Salah satu senyawa benzo[a]pyrene
sebagai zenyawa karsinogenik yang ditemukan di dalam makanan yang dibakar
maupun diasap menimbulkan kerusakan sel DNA sehingga menyebabkan kanker
lambung, kanker usus, dan juga kanker payudara. Menurut Pradianti et al. (2019),
PAH merupakan kelompok kimia kompleks yang menyebabkan penyakit kanker,
sehingga kandungan PAH pada pangan penting untuk diperhatikan. Salah satu
senyawa PAH yang bersifat karsinogenik sebagai zat penyebab kanker yaitu
benzo[a]pyrene
Bahan yang diduda bersifat karsinogenik memiliki kelompok
penyebab kanker yang berbeda-beda. Oleh karena itu, potensi
karsinogenik dalam peningkatan resiko kanker tergantung pada besarnya
paparan dan lamanya, bagaimana cara terkontaminasi karsinogenik, dan
kerentanan secara genetik. Zat karsinogenik diklasifikasikan ke dalam
beberapa kelompok, yaitu:
- Kelompok 1: yaitu karsinogenik untuk manusia
9
- Kelompok 2A: yaitu kemungkinan besar karsinogenik untuk menusia
- Kelompok 2B: yaitu dicurigai berpotensi karsinogenik untuk manusia
- Kelompok 3: yaitu tidak termasuk karsinogenik pada manusia
- Kelompok 4: yaitu kemungkinan besar tidak karsinogenik untuk manusia
10
11
BAB Ⅲ
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah yang berjudul “Kontaminasi
Senyawa Karsinogenik pada Bahan Pangan” antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Senyawa karsinogenik pada bahan pangan dapat berasal dari kontaminasi
lingkungan saat proses pengolahan, pemberian perlakuan panas yang tinggi
pada makanan, dan bisa juga berasal dari bahan bahan baku pangan itu sendiri.
Senyawa karsinogen banyak ditemukan pada makanan seperti minyak nabati
mengandung senyawa karsinogenik karena minyak tersebut digunakan secara
berulang-ulang untuk penggorengan, ada juga ikan asap dan daging panggang
mengandung senyawa karsinogenik hasil kontaminasi dari asap hasil
pembakaran pirolisis yang menghasilkan senyawa PAH, kopi juga
mengandung senyawa karsinogenik akrilamida yang terebntuk saat
pemanggangan, ada juga teh yang terkontaminasi senyawa karsinogenik saat
proses pengeringan, ada juga jagung dan kacang tanah yang mengandung
aflatoksin yang dapat menimbulkan efek karsinogenik.
2. Senyawa karsinogenik yang masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan
kerusakan pada DNA sel yang menimbulkan resiko kanker atau tumor ganas
seperti, kanker lambung, kanker payudara, kanker pari, kanker hati, serta
kanker kulit.
3. Terdapat beberapa cara pencegahan paparan senyawa karsinogenik pada bahan
pangan diantaranya yaitu, menggunakan metode memasak yang aman yaitu
mengindari pemanggangan dengan api langsung, menghindari memasak pada
suhu tinggi dengan waktu yang lama, membaca kandungan bahan pada
makanan, menambahkan antioksidan sintesis maupun alami yang memiliki
aktivitas antikarsinogen.
12
DAFTAR PUSTAKA
Safika, F. Jamin dan S. Aisyah. 2015. Deteksi Aflatoksin B1 pada Jenis Makanan
Olahan Jagung Menggunakan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay
(ELISA). Jurnal Medika Veterinaria, 9(1): 23-25.
Saputro, E., D. Rosidi, L. E. Radiati, dan Warsito. 2021. Kajian Pustaka: Pemicu
Kanker dalam Sate, Ayam/Bebek/Ikan Bakar/Goreng dan Abon. Jurnal
Litbang Sukowati: Media Penelitian dan Pengembangan, 4 (2): 60-78.
Tongo, I., O. Ogbeide and L. Ezemonye. 2017. Human Health Risk Assessment of
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) in Smoked Fish Species from
Markets in Southern Nigeria. Toxicology reports, 4(1): 55-61.
13