POKOK BAHASAN
ln Nt = ln No - Kt
Validasi proses sterilisasi dpt dilaksanakan dengan menggunakan dasar-dasar teoritis secara kuantitatif, seperti kematian mo secara kinetis
Suatu rumus penting untuk menyatakan kematian mikroba secara kinetis karena sterilisasi panas, kimiawi dan radiasi adalah nilai D
PARAMETER UNTUK MENENT
UKAN STERILITAS
Nilai D (D-Value)
• D =
U
log N o log N t
• Keterangan
– U adalah waktu atau dosis pemaparan pada kondisi tertentu,
– No adalah populasi mikroba pada tahap awal, dan
– Nt adalah populasi mikroba setelah menerima pemaparan bahan
sterilan selama U atau sebanyak dosis U
Perhitungan Nilai D
Slope = - k’
k’ = K/2,303
k’ = 1/D D = 1/k’
Contoh Kasus
• Setelah 5 menit pemaparan produk sampai suhu 121°C,
populasi mo berkurang dari 2x105 menjadi 6x103 .
• Nilai D = 5 menit/(log 2x105-log 6x103) = 3,28 menit
• Jadi pada suhu 121°C, populasi mikroba berkurang 90%
setiap 3,28 menit.
Nilai D (D-Value)
Nilai D Persyaratan
bergantung/dipengaruhi Internasional
• Jenis mikroorganisme • Nt = 10-6 (BERARTI STERIL)
• Lingkungan
• Suhu
Pengaruh Jenis Mikroorganisme
nilai D bacillus / clostridium
Pengaruh suhu terhadap nilai D
• D 121
= 2 menit
B. stearo
• D 116
= 4 menit
B. stearo
• D 100
= 120 menit
B. stearo
Pengaruh Lingkungan terhadap nilai D
D100 dalam larutan gula 20% = 1,9 menit
B. lichenformis
Pengaruh suhu terhadap nilai D
steam, dry heat, ethylene oxide, gamma
HUBUNGAN SUHU DENGAN W
AKTU STERILISASI
HUBUNGAN SUHU
DENGAN WAKTU STERILISASI
Semakin tinggi suhu maka
akan semakin singkat
waktu sterilisasi
Suhu sterilisasi meningkat waktu sterilisasi semakin singkat
HARGA Z
(THERMAL DESTRUCTION VALUE)
Menunjukkan kenaikan suhu yg dibutuhkan untuk
menurunkan harga D menjadi sepersepuluhnya
Rumus IF = 10 t/D
• t adalah waktu sterilisasi pada suhu tertentu
Contoh harga D untuk B. stearo pada 121˚C=2 menit . Bila B. stearo akan di
sterilkan 15 menit, maka IF=1015/2=108 (STERIL, apabila No 10-1 karena akan
dihasilkan Nt 10-7)
RUMUS DASAR
1. log Nt=log No-Fo/D121
• Nt= jumlah mo yg survive (akhir)
• No=jumlah mo sebelum sterilisasi
• Fo=daya bunuh (killing power) dari proses sterilisasi dalam menit
pada suhu 121˚C
• Dt=jumlah waktu (dalam menit) yg dibutuhkan untuk mengurangi
mo sebanyak 90%
2. F0=Ft.10 (t-121)/Z
• Ft=daya bunuh pada suhu t
• t = suhu selain 121˚C
STERILITY ASSURANCE LEVEL
JAMINAN/syarat STERILITAS
• Menunjukkan jangkauan sterilitas yg dicapai setelah proses sterilisasi
dari suatu sediaan atau alat
– Sterility Assurance Level = SAL
– Probability of a Survivor per Item = PSI
– Probability of Non Sterile Unit =PNSU
MEMPERTAHANKAN
KELARUTAN OBAT
§ Begitu berada dalam larutan, suatu obat menjadi subjek
reaksi kerusakan oksidatif dan hidrolitik
§ Untuk mencegah oksidasi diatasi dengan antioksidan, baik
sendiri maupun kombinasi dengan zat pengkhelat
§ Dapat juga dialiri dengan gas inert (udara di atas kemasan
diganti dgn gas inert)
TUJUAN PENGGUNAAN EKSIPIEN
2. MENJAGA STABILITAS
Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik.Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan
yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada
tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-
5 menit, di mana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik
pada suhu 65 °C.
Komponen Autoclave
Pada saat sumber panas dinyalakan,air dalam autoklaf lama kelamaan akan
mendidih dan uap yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.Setelah
semua udara dalam autoklaf di ganti dengan uap air,katup uap atau udara di tutup
sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.Pada saat tercapai tekanan dan suhu
yang sesuai,maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu
mundur.Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Prinsip Kerja Autoclave
Hal-hal yang mempengaruhi waktu sterilisasi menggunakan Autoklaf :
•Tujuan penggunaan autoklaf untuk sterilisasi atau dekontaminasi
•Bentuk bahan yang disterilkan (padatan atau cairan)
•volume cairan yang disterilkan
•Bentuk dan ukuran peralatan atau bahan yang disterilisasi
•Konduktor termal atau panas yang terdapat pada bahan atau alat
•viskositas dari cairan
Kesimpulan
Sterilisasi panas basah disebut juga dengan sterilisasi uap yaitu proses sterilisasi
termal yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan yang berlangsung disuatu
bejana yang disebut otoklaf
Pengertian Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai alat dan bahan . Autoklaf merupakan
salah satu metode sterilisasi pemanasan basah atau bisa disebut sterilisasi uap dengan
prinsipnya memakai uap air dalam tekanan 15psi dan suhu 121 derajat celcius
A. JENIS PERALATAN YANG DAPAT DISTERILKAN
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga
lambung, drain dan lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-
lain.
5. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari plastik, HDPE , PP (bukan PVC)
B. CARA PENGOPERASIAN
1. Menghubungkan alat dengan jala – jala listrik kemudian menekan tombol ON/OFF ke
posisi ON untuk menyalakan alat.
2. Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu tercapai
3. Setelah suhu tercapai maka proses sterilisasi selesai
4. Setelah selesai menggunakan kemudian mematikan alat dengan menekan tombol
ON / OFF ke posisi OFF.
5. Dan melepaskan hubungan alat dari catu daya
C. SPESIFIKASI
1. Material insulator panas dari glass wool , bahan terbaik untuk menyekat panas secara
maksimal, tidak banyak panas yang terbuang.
2. Pengaturan waktu sterilisasi.
3. Kontrol otomatis suhu temperatur sterilisasi.
4. Auto power cut-off, mati secara otomatis.
5. Power 220V 6.8A
D. PEMELIHARAAN ALAT
1. Perlakuan pada elemen tidak boleh sama. Apabila alat memakai elemen kering, maka
elemennya tidak boleh terkena air. Apabila menggunakan elemen basah, maka elemen
harus selalu terendam dalam air.
2. Apabila bodi alat terbuat dari bahan yang bersifat konduktor maka bodi tidak boleh
terkena air, untuk menghindari terjadinya tersengat listrik.
3. Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.
4. Grounding alat juga harus diperhatikan apabila terjadi kebocoran arus.
5. Mengganti elemen yang sudah ngefong agar tidak terjadi konsleting
Skala Industri
Terminal Sterilization
Aseptic Filling
Production Process of Terminal Sterilization
PROSES TERMINAL STERILISASI
Material weighing
Component treatment Vacuum and ALT
Mixing Inspection
Filtration Label and Packaging
Blow-Filling- Sealing
Class C
Plastic Curtain
Class B
Class A
FillBFS
Seal Machine
Machine / /
Bottle PackMachine
Fill – Seal Machine
Operator
Kaca/Fiber glass
Manufacturing Steril of Medicinal Products
MANUFAKTUR/URUTAN/PROSES STERIL UNTUK SEDIAAN
OBAT
Terminally Sterilization
Grade Description
A Filling – Sealing Machinery
B Back ground of Filling or unusual risk
C Filling Sealing of operator working
D Material Weighing Mixing and Filtration Process
Aseptic Filling
Grade Description
A Blow-Fill-Seal Machinery
B Back ground of Blow-Fill-Seal Machines
C Mixing and Filtration
D Material Weighing and Component Treatment
Perbedaan Pembuatan Cara Terminal Sterilization vs Teknik Aseptik
No Terminal Sterilization Tekhnik Aseptik
1 Proses sterilisasi akhir setelah produk Tidak ada proses sterilisasi , dilakukan
dikemas primer Proses aseptik dalam pembuatan botol ,
filling dan sealing (proses BFS)
3 Persyaratan kelas ruangan lebih ringan Kelas ruangan lebih ketat dari pada
dari pada Tekhnik Aseptik Terminal sterilization
4 Proses validasi dilakukan pada proses Proses validasi dilakukan pada proses BFS
validasi sterilisasi otoklaf dengan cara simulasi media (MFT)
Terminal Sterilization / Bioburden Process
Prospective Validation Flow
Over Killed – Terminally Sterilization
ALUR VALIDASI PRODUK
OVER KILLER – STERILISASI AHKIR
1.Keperluan/Utilities
• Kelistrikan/ Electrical : tegangan, arus, sekering, jumlah fasa yang benar, dan
konfigurasi tiga fasa
• Compressed air : tekanan (statis DAN dinamis), aliran
• Air: tekanan (statis DAN dinamis), aliran, suhu, kemurnian, kandungan gas terlarut
• Steam: tekanan, kemurnian, insulasi pipa, ukuran pipa dan laju aliran puncak
• Tiriskan/ Drain : kapasitas, toleransi suhu
Ujian yang akan dilakukan dan kriteria penerimaan ditentukan dalam Lembar Tes Kualifikasi
Kinerja yang terlampir. Tes yang akan dilakukan:
1 Kalibrasi Instrumen Uji
2 Uji Tingkat Kebocoran Vakum
3 Uji Distribusi Panas (pemetaan suhu ruang kosong)
4 Uji Distribusi Panas (pemetaan suhu ruang dimuat)
5 studi Penetrasi Panas untuk:
Beban standar siklus produksi (121,1ᴼ C selama 15 menit, dua siklus berturut-turut) dan
untuk beban standar siklus "Pengurangan" (121,1 ᴼC selama 10 menit, satu siklus)
6 Pengujian tantangan biologis untuk standar dan pengurangan beban siklus
Penjelasan
Dari hasil studi D-value , Z-value dan F0 , didapatkan nilai , apabila nilai D- value bioburden
Masih < bacteria standard , maka Bacteria standard tetap dilanjutkan sebagai reference
Bacteria untuk studi program validasi selanjutnya , tetapi apabila nilai D-value bacteria
Standard < bioburden bacteria dilakukan beberapa hal :
1. Evaluasi kinerja produksi saat ini , merubah cara sanitasi higien , re-training operator
2. Mengganti bacteria standard yang lebih tinggi nilai D-value nya dIbanding bioburden
Bacteria yang paling tahan panas (Bacteria Standard) dilakukan Challenge Test ke
dalam Otoklaf chamber yang telah dikualifikasi di produksi dengan dibuat suspensi bacteria
(10ᶝ) Dimasukkan dalam botol sampel validasi
Kualifikasi (mesin otoklaf) Bioburden Study (Laboratory)
Khususnya pada kelas Controlled area dilakukan program sanitasi, antara lain
jalur pipa larutan , filter larutan , filter udara semuanya dibersihkan
Training Karyawan
Dilakukan training karyawan , khususnya yang bekerja di controlled area , semua
SOP bisa direview kembali , tata cara produksi yang memenuhi persyaratan
The filter then is challenged with > 10⁷ colony forming units (cfu) of
Brevundimonas diminuta (ATCC 19146) per cm2 under process conditions
and demonstrated by testing to produce a sterile filtrate
TUJUAN
Tujuan validasi filtrasi steril adalah untuk membuktikan bahwa proses filtrasi
tertentu menghasilkan filtrat steril.
TUJUAN dicapai dengan memilih filter kelas sterilisasi yang kompatibel dengan
proses, tidak beracun, dapat diuji integritasnya, dapat disterilkan, yang tidak
menyerap komponen formula atau menambahkan bahan yang dapat diekstrak ke
proses dan dapat menghilangkan beban biologis yang terkait dengan produk.
Filter kemudian ditantang dengan> 10⁷ unit pembentuk koloni (cfu) dari
Brevundimonas diminuta (ATCC 19146) per cm2 dalam kondisi proses dan
ditunjukkan dengan pengujian untuk menghasilkan filtrat yang steril
Sterilizing grade filters
The industryaccepted rating for a sterilizing grade filter is 0.2 or 0.22 mm, depending
on the manufacturer, which is validated as capable of removing >10⁷ cfu/cm2 B.
diminuta under certain extreme processing conditions.
Bacterial retention.
The bacterial challenge test validates the ability of a filter to provide sterile effluent in a
specific pharmaceutical liquid
Bacterial challenge tests are usually performed with an industry standard concentration
of 10⁷ cfu of B. diminuta per cm2, using pharmaceutical product, whenever possible,
for the most realistic validation.
Validasi
4//empat elemen utama dari proses validasi filtrasi:
• Kompatibilitas fisik / kimia, biasanya ditetapkan selama fase kualifikasi
sebelum validasi, dikonfirmasi selama proses validasi
• Karakteristik filter pengikatan dan adsorpsi diukur dalam fase kualifikasi
• Kemampuan retensi bakteri dari filter, yang dibentuk dengan menantang filter
dengan B. diminuta
• integritas instalasi penyaringan proses, seperti yang diverifikasi oleh uji integritas filter.
Retensi bakteri.
Uji tantangan bakteri memvalidasi kemampuan filter untuk menghasilkan limbah steril
di cairan farmasi tertentu
Uji tantangan bakteri biasanya dilakukan dengan konsentrasi standar industri 10⁷ cfu B.
diminuta per cm2, menggunakan produk farmasi, jika memungkinkan, untuk validasi
paling realistis.
Validation parameters
Key considerations for using pharmaceutical product liquid to validate sterile filters
are listed in the following chart :
• product contact time
It is good practice to run the challenge for a little longer to anticipate unusual
processing circumstances.
• differential pressure
Maximum process differential pressures and flow rates should be incorporated into
the protocol.
• flow rates per unit area
• temperature
If the liquid temperature is outside the viable range of the challenge bacteria, it may be
necessary to recirculate the product at process temperature, conditioning the filter first,
and then challenge the filter at a temperature at which the bacteria survive.
• bioburden
Bioburden levels can influence process filtration efficacy. It is therefore best to control
the bioburden of the raw materials to avoid approaching or exceeding the validated
limit.
• integrity test correlation
Filters used in the bacterial challenge must be integrity tested, three lots of filters
typically are chosen, including a low-bubble-point lot, one with a bubble point
specification that approximates the manufacturer’s production limit.
Parameter validasi
Pertimbangan utama dalam menggunakan cairan produk farmasi untuk memvalidasi filter steril
tercantum dalam bagan berikut:
• waktu kontak produk
Merupakan praktik yang baik untuk menjalankan tantangan sedikit lebih lama untuk mengantisipasi
hal yang tidak biasa
keadaan pemrosesan.
• tekanan diferensial
Tekanan diferensial proses maksimum dan laju aliran harus dimasukkan ke dalam
protokol.
• laju aliran per satuan luas
• suhu
Jika suhu cairan di luar kisaran yang layak dari bakteri tantangan, mungkin saja
perlu mensirkulasi ulang produk pada suhu proses, mengondisikan filter terlebih dahulu,
lalu tantang filter pada suhu tempat bakteri bertahan hidup.
• beban biologis
Tingkat beban biologis dapat mempengaruhi efektivitas proses filtrasi. Oleh karena itu yang terbaik
adalah mengontrol
beban biologis bahan mentah untuk menghindari mendekati atau melebihi yang divalidasi
membatasi.
• korelasi uji integritas
Filter yang digunakan dalam tantangan bakteri harus diuji integritasnya, tiga banyak filter
biasanya dipilih, termasuk lot dengan titik gelembung rendah, yang memiliki titik gelembung
spesifikasi yang mendekati batas produksi produsen.
Filtration
TR26 recommends that the pharmaceutical manufacturer perform a process-specific
validation which includes:
establishing an integrity test methodology and demonstrating integrity of the
sterilizing filter
performing bacterial retention studies
having a correlation between bacterial retention and the integrity test method
verifying chemical compatibility
performing extractables testing
evaluating the effects of sterilization on filter integrity.
According to USP XX :
Equipment : Batch Sterilizer
Cycle time : min 170ᴼC for 2 hrs
Depyrogenation cycle : min 250ᴼC for minimum 30 minutes
Diagram aliran udara dan komponen utama untuk tipikal unit oven .
Perhatikan bahwa tidak ada "standar“ desain untuk oven, dan pengaturan mekanik
utama komponen oven mungkin berbeda dari yang diperlihatkan
Tidak ada standard Design untuk oven , dalam mencari coldest spot sampel
ditempatkan pada sembarang tempat sehingga didapatkan distribusi panas
nilai terendah (coldest spot)
Distribusi Panas
Penempatan beberapa termokopel dilakukan pada posisi sembarang tempat
kemudian dipanaskan mulai 170ᴼC (khusus untuk Oven) dan 300ᴼC (untuk dry tuneel),
hasil pembacaan bila pada termokopel terdapat kecepatan perambatan panas paling
lambat maka titik tersebut dianggap coldest spot
(Produk serupa)
Campuran eo-co2 dalam silinder bertekanan jauh lebih tinggi dari eo
Dalam praktik sulit untuk mendapatkan banyak muatan dari silinder tunggal dengan tipe
Mixed eo-co2
Parameter control proses
1. Thermo sensor
Temperature range between 30ᴼC to 60 ᴼC every Celsius degree should has an
actual value and précised value compare to temperature standard
2. Vacuum and pressure Gauge
Negative pressure (vacuum) from -0.7 kgf/cm2 to(+) 1.5 kgf /cm2 should be
calibrated and compare to vacuum or pressure standard
3. % Relative Humidity (RH)
- Preparation of Relative Humidity Standard / PERSIAPAAN STANDAR KELEMBABAN RELATIF
a. Saturated solution LiCl
Weight accurately 70.0 gram of LiCl and distilled water 30 gram and mixed into
Iodine Flask 250 mL ,stirring slowly and outside equipped by cooling water,
and solution covered by rubber in tight condition and allow to stand for 24 hours
b. Saturated solution of NaCl
Weight accurately 120 gram of NaCl and distilled water 15 gram. Perform a
same manner of saturated solution LiCl
c. Humidity Sensor
Humidity sensor which will be calibrated was placed into the saturated solution
of LiCl and NaCl at 25ᴼC in the Iodine flask alternately and keep for 10 minutes
(constant value) for both measurement
Thermosensor & Humidity Sensor
Thermosensor
Humidity sensor
KALIBRASI SET-UP TRANSMITER (RH,RHT)
Notes :
The unit and the solution should be at the
same uniform , stable temperature before
starting calibration
HARUS DALAM KEADAAN SAMA, SUHU STABIL
SAAT MULAI
+ H2O
Humidity up
2-4 hrs 9 times
Explanation of EOG sterilization Chart
After entering product in the Sterilization chamber , perform the heating process
until around 50ᴼC , vacuum until -0.7 kgf/ cm2 and inserting distilled water around
250 mL into the hole of chamber for achieving % RH target and pressing by EOG until
positive pressure suddently around 0.7 kgf/cm2 . When the condition was achieved the
sterilization period is starting . Keep the condition for 2 hrs and perform aeration
process (evacuation and air flush) until 9 times for extraction of EOG from the chamber
purposes. When aeration process has been finished the chamber could be opened and
product that has been wrapped by HDPE container can be performed to another next
Process. HDPE container has been sealed before sterilization is done
UVGI devices can produce strong enough UV-C light in circulating air or water
systems to make them inhospitable environments to microorganisms such as
bacteria, viruses, molds, and other pathogens.
The application of UVGI to disinfection has been an accepted practice since the mid-
20th century
Iradiasi kuman ultraviolet (UVGI) adalah metode disinfeksi yang menggunakan sinar
ultraviolet panjang gelombang pendek (ultraviolet C atau UV-C) untuk membunuh
atau menonaktifkan mikroorganisme dengan menghancurkan asam nukleat dan
mengganggu DNA mereka, membuat mereka tidak dapat melakukan fungsi seluler
yang vital.
FUNGSI UVGI : digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemurnian makanan,
udara, dan air
Perangkat UVGI dapat menghasilkan sinar UV-C yang cukup kuat dalam sirkulasi
History
In 1878, Arthur Downes and Thomas P. Blunt published a paper describing the sterilization of
bacteria exposed to short-wavelength light
menjelaskan sterilisasi bakteri yang terpapar cahaya panjang gelombang pendek.
The 1903 Nobel Prize for Medicine was awarded to Niels Finsen for his use of UV against lupus
vulgaris, tuberculosis of the skin
penggunaan UV terhadap lupus vulgaris, tuberkulosis pada kulit.
Using UV light for disinfection of drinking water dates back to 1910 in Marseille, France
Penggunaan sinar UV untuk desinfeksi air minum
In 1998 it was discovered that protozoa such as cryptosporidium and giardia were more vulnerable
to UV light than previously thought
ditemukan bahwa protozoa seperti cryptosporidium dan giardia lebih rentan terhadap sinar UV
UV light is electromagnetic radiation with wavelengths shorter than visible light but
longer than X-rays.
Wavelengths between about 200 nm and 300 nm are strongly absorbed by nucleic
acids. The absorbed energy can result in defects including pyrimidine dimers. These
dimers can prevent replication or can prevent the expression of necessary proteins,
resulting in the death or inactivation of the organism
Sinar UV adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek dari
cahaya tampak tetapi lebih panjang dari sinar-X.
Panjang gelombang antara sekitar 200 nm dan 300 nm diserap kuat oleh asam nukleat.
Energi yang diserap dapat menyebabkan cacat termasuk dimer pirimidin. Dimer ini
Effectiveness/ EFEKTIVITAS UV EPA A.S. menerbit
Efektivitas UV germicidal bergantung pada aplikasi pengolah
The effectiveness of germicidal UV depends on : Dosis UV tidak da
- the length of time a microorganism is exposed to UV tetapi dapat disim
Lama waktu mikroba terpapar uv yang diketahui ata
- the intensity and wavelength of the UV radiation
^ Laju aliran (wak
Intensitas dan Panjang gelombang radiasi uv
- the presence of particles that can protect the microorganisms from UV ^ Transmitansi (ca
Ada/tdk partikel pelindung mikroba dari uv ^ Kekeruhan (keke
- microorganism's ability to withstand UV during its exposure ^ Umur lampu ata
Kemampuan mikroba utk menahan uv (penurunan inten
dapat
"Sterilization" is often misquoted as being achievable.
h It is very difficult to prove and the term "disinfection" is generally used by companies
offering this service as to avoid legal reprimand
ini
The U.S. EPA publishes (pedoman dosis UV untuk aplikasi pengolahan air)
UV dosage guidelines for water treatment applications
UV dose cannot be measured directly but can be inferred based on the known or
estimated inputs to the process:
^ Flow rate (contact time) // Laju aliran (waktu kontak)
^ Transmittance (light reaching the target)// Transmitansi (cahaya mencapai target)
^ Turbidity (cloudiness)// Kekeruhan (kekeruhan)
^ Lamp age or fouling or outages (reduction in UV intensity)// Umur lampu atau
fouling atau padam (penurunan intensitas UV)
The UV dose is calculated as :
Inactivation of microorganisms
The degree of inactivation by ultraviolet radiation is directly related to the UV
dose applied to the water
The dosage, a product of UV light intensity and exposure time, is usually
measured in microjoules per square centimeter, or equivalently as microwatt
seconds per square centimeter (μW•s/cm2).
Dosages for a 90% kill of most bacteria and viruses range between 2,000–8,000
μW•s/cm2.
For example, for a 90% reduction of cryptosporidium, a minimum dose of 2,500
μW•s/cm2 is required based on the U.S. EPA UV Guidance Manual published in
2006
The UV dose is calculated as :
Inaktivasi mikroorganisme
Advantages // Keuntungan
Further information: Disinfectant
UV water treatment devices can be used for well water and surface water disinfection
UV treatment compares favourably with other water disinfection systems in terms
of cost, labour and the need for technically trained personnel for operation.
Water chlorination treats larger organisms and offers residual disinfection, but these
systems are expensive because they need special operator training and a steady supply
of a potentially hazardous material
Finally, boiling of water is the most reliable treatment method but it demands labour
and imposes a high economic cost.
UV treatment is rapid and, in terms of primary energy use,
approximately 20,000 times more efficient than boiling.[citation needed]
Disinfeksi UV paling efektif untuk menangani air suling osmosis balik yang murni
dan jernih
Partikel tersuspensi menjadi masalah karena mikroorganisme yang terkubur di
dalam partikel terlindung dari sinar UV dan melewati unit tanpa terpengaruh.
Namun, sistem UV dapat digabungkan dengan pra-filter untuk menghilangkan
organisme yang lebih besar yang jika tidak melewati sistem UV tidak terpengaruh.
Pra-filter juga mengklarifikasi air untuk meningkatkan transmisi cahaya dan dosis
UV ke seluruh kolom air
Faktor kunci lain dari pengolahan air UV adalah laju aliran — jika alirannya terlalu
tinggi, air akan melewatinya tanpa paparan sinar UV yang cukup. Jika aliran
terlalu rendah, panas dapat menumpuk dan merusak lampu UV
Kerugian dari UVGI adalah bahwa sementara air yang diolah dengan klorinasi
tahan terhadap infeksi ulang (sampai klorin terlepas dari gas), air UVGI tidak
tahan terhadap infeksi ulang. Air UVGI harus diangkut atau dikirim sedemikian
rupa untuk menghindari infeksi ulang
SARANA PENUNJANG KRITIS INDUSTRI FARMASI
SARANA PENUNJANG KRITIS INDUSTRI FARMASI
Sistem Pemurnian Air
Item Produk yang dihasilkan :
1. Infusion Solution 500 mL (Basic Solution)
2. Flexible Bag 500 L & 1000 mL (Specialite Products)
3. Injection 25 mL Plastic Ampoule
4. Therapeutic Drug ( Tablet – Syrup )
5. Therapeutic Drug ( Inhaler )
6. Medical Devices – Infusion Set
7. Food Supplements
PW WFI
PW
Proses Pemurnian Air
1. Water Spring/
Feed Water
Purification
2. Purified Water
Distillation
3. W F I
Comparison Specifications of PW - WFI
Items Purified Water Water For injection
pH , NH3 , Ca , Cl , SO4 , pH , NH3 , Ca , Cl , SO4 ,
Impurities Oxidizable Substances , TOC , Oxidizable Substances , TOC ,
Conductivity Conductivity
Bacterial
No Mentioned < 0.25 EU / mL
Endotoxin
Boiler
Pure Steam
Plant Steam PW
PW Tank
Distiller
PSG
Pure Steam
WFI Tank
Water For Injection Pelarut proses Mixing produk Parneteral
Final Rinsing Proses Pencucian Pergantian Produk
Proses Cleaning In Place (CIP)Pergantian Produk
( 110ᴼC for 30 minutes )
Filter
Ducting Dumper
Outside HVAC System Clean Room
(40 X – 60 X)
(20X – 40X)
Case Study
Pada proyek pembuatan HVAC , pada suatu ruangan akan dibuat
ruang klas C , dimana ukuran panjang = 4 M , Lebar = 3 M dan tinggi
5M , di atap dipasang sebuah filter dengan ukuran 1 x 1 M dengan
kecepatan aliran udara = 0.5 M / detik. Mohon dijelaskan , apakah
ruangan tersebut bisa dikategorikan klas C
Jawaban
Pipa distribusi : mendistribusikan udara pada titik penggunan pada tekanan dan
kecepatan alir yang ditetapkan tanpa penurunan kualitasnya
Pengatur Tekanan : mengurangi tekanan udara sampai batas yang ditetapkan sampai
pengguna akhir
Sistem tata Udara Sistem HVAC / AHU Spesifikasi klas Bersih Kondisi ruang bersih /
CPOB (klas A,B,C,D dan aseptik proses produksi
E)
Sistem Udara Tekan Udara tekan bebas Spesifikasi Udara tekan Supply udara tekan
Partikel , Oli dan Steril (CPOB) proses Filling , ALT dan
labelling
Sarana Penunjang Kritis mensupport Proses Produksi
HVAC
Pressurized Air
(SUB)
Controlled Area
Visual Inspection
Pre filtration
Filtration 1,2
Weighing
Sterilization
Mixing
Packaging
Labeling
Un Controlled Area
CIP - SIP
• i.v. admixture
• Pencampuran sediaan sitostatika
• Pencampuran nutrisi parenteral
• Penyiapan sediaan radiofarmasi
I.V AD MIXTURE : suatu lar steril yg dimaksudkan
utk penggunaan parenteral yg dibuat dg cara
mencampurkan satu atau lebih produk
parenteral ke dalam satu wadah
PENCAMPURAN SEDIAAN
SITOSTATIKA
• Penanganan thdp obat berbahaya hendaknya dilakukan
dalam suatu ruangan khusus dan dalam kondisi aseptic
di bawah Laminar Air Flow Biological Safety Cabinet dg
tipe aliran vertical
• Penanganan obat berbahaya tdk boleh menggunakan LAF
tipe horizontal
• Pemakaian Biological Safety Cabinet bertujuan utk:
-Melindungi petugas dari paparan obat berbahaya
-Menjaga sterilitas sediaan
PENCAMPURAN NUTRISI
PARENTERAL
• Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk sediaan cair
farmasi yg dlm kombinasi sesuai dapat menyediakan semua
nutrient diet normal yg diabsorbsi melalui saluran
pencernaan
• TUJUAN Pencampuran nutrisi parenteral dilakukan krn
kondisi setiap pasien yg berbeda sehingga membutuhkan
kondisi nutrisi parenteral yg spesifik, dimana komposisinya
tdk terdapat di pasaran.
• Osmolaritas cairan infus= 700-900mOsm/l
• Rute : vena sentral dan vena perifer
PENYIAPAN SEDIAAN
RADIOFARMASI
• Radiofarmaka adalah senyawa atau obat yg salah satu atom penyusun
strukturnya adalah nuklida radioaktif, utk keperluan diagnose atau terapi suatu
penyakit dan dpt diberikan ke pasien secara oral, parenteral dan inhalasi
• Preparasi radiofarmaka yang berasal dari pasien, seperti penandaan
radioaktif sel darah, hendaklah dilakukan di dalam ruang aseptis yang
tertutup dan dilengkapi dengan filter HEPA. Ruang kecil dan terpisah hendaklah
disediakan untuk preparasi radiofarmaka. Untuk menghindarkan kontaminasi silang
biologis, hanya boleh dilakukan satu proses penandaan radioaktif pada satu saat.
Proses penandaan atau dispensing lain tidak boleh dilakukan secara
bersamaan dalam ruang yang sama.
PERSYARATAN TEKNIK
ASEPTIK:
• Bahan awal yang steril
• Alat-alat yang steril
• Lingkungan yang terkontrol
• Wadah yang steril
• Teknik yang sesuai oleh personil yang terlatih
ØSemua sediaan yang dibuat secara teknik aseptik mempunyai
sterility assurance level = SAL yang rendah
Oleh karena itu, teknik ini bila mungkin dihindari
ØBahan awal, alat, wadah paling baik disterilkan dengan panas
basah
ØElectric oven merupakan alternatif lain
Ødifiltrasi : Larutan yang tidak bisa disterilkan dengan panas,
ØUntuk mengontrol lingkungan dipakai teknologi ruang bersih
(clean room) yang dilengkapi dengan laminar air flow vertical.
4. Hindari intervensi
Interupsi hanya diijinkan bila seluruh prosedur telah
diselesaikan dengan tuntas
CLEAN ROOM
• Kelas A :
White area/clean area, ruang utk proses yg kritis, diperoleh dg
menggunakan LAF, utk pengisian LVP dg teknik aseptis (tanpa
sterilisasi akhir)
• Kelas B
White/clean area, utk proses yg kurang kritis, ruangan/koridor utk
menerima bhn2 yg sdh steril/sdh disteri
RUANG PRODUKSI
• Kelas C :
Grey area/semiclean area, ruangan terkontrol, utk kerja non
aseptis spt packaging primer utk non steril
• Uncontrolled area
Black area, utk packaging sekunder dan warehousing utility
AIRLOCK ROOM
• Sumber: 1. Operator
2. Permukaan horisontal dari clean
room
3. M.O. yang melekat di sepatu
KONTAMINASI: