Anda di halaman 1dari 7

Dapus

Transportasi Gawat Darurat:

Transportasi dilakukan Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah tulang
belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu.

Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha
(femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian maka pengangkatan harus
dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan
punggung. Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat

a. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita.

b. Diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan

c. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit

sebelahnya

d. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat

e. Tangan yang memegang menghadap kedepan

f. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak

maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm

g. Jangan memutar tubuh saat mengangkat

h. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita

2. Stabilisasi
A. pengertian stabilisasi

Stabilisasi adalah proses untuk menjaga kondisi dan posisi penderita/pasien agar tetap stabil pada pertolongan pertama.

B. Tujuan Stabilisasi

1. menjaga korban agar tidak banyak bergerak sehubung dengan keadaan yang alami

2. menjaga korban agar pernapasannya tetap stabil

3. menjaga agar posisi patah tulang yang telah di pasang bidai tidak berubah

4. menjaga agar perdarahan tidak bertambah

5. menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaa

c. Jenis – jenis alat pemindahan pasien :

 Long spine board

Sebuah papan belakang, juga dikenal sebagai papan tulang panjang (LSB), longboard, spineboard, atau papan, adalah
sebuah perangkat penanganan pasien digunakan terutama dalam pra-rumah sakit, dirancang untuk immobilisasi
gerakan dari pasien dengan cedera tulang belakang atau anggota badan yang diduga.

Long Spine Board terutama diindikasikan dalam kasus trauma di mana tenaga medis atau penyelamatan percaya bahwa
ada kemungkinan cedera tulang belakang (Nelson & Baptiste, 2004; Nursingtimes, 2012). LSB biasanya terbuat dari bidai
kayu yang keras atau benda yang sintetis yang tidak akan menyerap darah dengan panjang sekitar 2 meter.
 Tandu Sekop (Scoop Stretcher)

Alternatif melakukan modifikasi teknik log roll adalah dalam penggunaan scoop stretcher untuk transfer penderita.
Penggunaan yang tepat alat ini akan mempercepat transfer secara aman dari long spine board ke tempat tidur. Sebagai
contoh alat ini dapat digunakan untuk transfer penderita dari satu alat traspor ke alat lain atau ke tempat khusus
misalnya meja ronsen. Setelah penderita ditransfer dari backboard ke tempat tidur dan scoop stretcher dilepas,
penderita harus di reimobilisasi secara baik ke ranjang/tandu.

Scoop stretcher bukan merupakan alat untuk membawa atau transportasi, melainkan alat untuk mengangkat dan
memindahkan. Proses pengangkatan sebaiknya dilakukan oleh empat petugas dengan berada pada masing-masing sisi
tandu.
D. Teknik/prosedur Memindahkan Pasien

 Memindahkan pasien dari brankar ke Tempat Tidur /sebaliknya

1) Menjelaskan prosedur pemindahan

2) Atur brankar / Tempat Tidur dalam kondisi terkunci

3) Berdiri di sisi kanan atau kiri pasien

4) Kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien

5) Silangkan tangan pasien di atas dada

6) Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya 2 - 3 orang perawat (sesuai kebutuhan)

7) Ketiga perawat berdiri disisi sebelah kanan pasien :

 Perawat I (paling tinggi) dan berdiri di bagian kepala sebagaipemberi istruksi).


 Perawat II berdiri di bagian pinggang
 Perawat III berdiri di bagian kaki

8) Lengan kiri perawat I berada di bawah kepala/leher dan pangkal lengan pasien,dan lengan kanan dibawah punggung
pasien

9) Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan dibawah bokong pasien.
10) Kedua lengan perawat III mengangkat seluruh tungkai pasien.

11) Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk bersama-sama mengangkat pasien.

12) Dengan langkah bersamaan, berjalan menuju ke tempat tidur / brankar yang telah disiapkan.

13) Setelah pasien berada di atas TT/brankar, posisi pasien diatur, selimut dipasang atau dirapikan.

 Memindahkan pasien dengan tarikan Selimut atau alas

1) Atur brankar dalam posisi terkunci pada tiap sisinya dan dekatkan dan sejajarkan dengan tempat tidur atau brankar
atau stretcher yang akan digunakan selanutnya.

2) Satu perawat berada disisi tempat tidur, sedangkan posisi dua perawat yang lain di samping brankar

3) Gunakan pengalas dibawah tubuh klien untuk media mengangkat dapat berupa selimut maupun alas brankar

4) Silangkan tangan pasien didepan dada untuk mencegah terjepit

5) Perawat yang berada di sisi tempat tidur siap memegang dan mendorong pasien

6) Dua perawat lain yang berada di samping brankart memulai aba-aba secara bersamaan dan mengangkat/ menarik
pengalas di bawah tubuh pasien dan pasien hingga mencapai tempat tidur satunya. Apabila pasien dalam kondisi cedera
berat ataupun fraktur yang luas maupun memiliki bobot tubuh yang sedikit berlebih anjurkan minimal terdapat 4
perawat yang masing-masing berada pada sisi kepala, samping kanan kiri dan kaki.

7) Jauhkan brankar

8) Baringkan pasien ke kiri atau kanan dan tarik pengalas atau selimut.

9) Atur posisi pasien hingga merasa nyaman.

 Memindahkan Pasien Dengan Cara Log Roll

Log roll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya setiap saat dijaga pada posisi
lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). Contohnya untuk klien yang mengalami cidera spinal. Asuhan yang benar
harus dilakukan untuk mencegah cidera tambahan. Teknik ini membutuhkan 2-5 perawat. Untuk klien yang mengalami
cidera servikal, seorang perawat harus mempertahankan kepala dan leher klien tetap sejajar (Berman, 2009). Tujuan
dari Log roll yaitu untuk mempertahankan alignment anatomis yang benar dalam usaha untuk mencegah kemungkinan
cedera neurologis lebih lanjut dan mencegah penekanan area cedera. Prosedur log roll diimplementasikan pada
tahapan-tahapan manajemen pasien trauma termasuk:

 Sebagai bagian dari primary and secondary survey untuk memeriksa tulang belakang klien.
 Sebagai bagian dari proses pemindahan dari dan ke tempat tidur (seperti di radiologi)
 Untuk pemberian perawatan collar servikal atau area tertekan
 Memfasilitasi fisioterapi dada dan lain-lain.

Sedikitnya empat orang penolong dibutuhkan untuk membantu dalam prosedur log roll dengan tugas sebagai berikut:

 Satu penolong untuk menahan kepala klien


 Dua penolong untuk menahan dada, abdomen dan lengan bawah. Tambahan satu orang mungkin juga akan
dibutuhkan pada saat melakukan log roll klien trauma yang gemuk, tinggi atau memiliki cedera pada lengan
bawah.  Satu penolong melakukan prosedur yang dibutuhkan (misalnya pengkajian tulang belakang klien).

Langkah-langkah Log roll

1. Jelaskan prosedur pada pasien dengan mempertimbangkan status kesadaran klien dan minta klien untuk tetap
berbaring dan menunggu bantuan. Pastikan colar terpasang dengan benar.

2. Jika mungkin, pastikan peralatan seperti kateter indwelling, kateter interkosta, ventilator tube dan lain-lain pada
posisinya untuk mencegah overekstensi dan kemungkian tertarik keluar selama perubahan posisi.

3. Jika klien diintubasi atau terpasang tracheostomy tube, suction jalan nafas sebelum log roll dianjurkan, untuk
mencegah batuk yang mugkin menyebabkan malalignment secra anatomis selama prosedur log roll.

4. Tempat tidur harus diposisikan sesuai tinggi badan penolong yang menahan kepala dan penolong lainnya.

5. Klien harus dalam posisi supine dan alignment secara anatomis selama prosedur log roll.

6. Tangan proksimal klien harus diaduksi sedikit untuk menghindari berpindah ke peralatan monitor misalnya selang
intravena perifer. Tangan distal klien harus diekstensikan dengan alignment pada thorak dan abdomen, atau tekuk
kearah dada klien jika mungkin misalnya jika tangan cedera. Satu bantal harus ditepatkan diantara kaki-kaki klien.

7. Penolong 1, bantu menahan bagian atas badan klien, tempatkan satu tangan melampaui bahu klien untuk menopang
area dada posterior, dan tangan yang lain melingkari paha klien.

8. Penolong 2, bantu menahan abdomen dan tangan bawah klien, bertumpuk dengan penolong 1 untuk menempatkan
satu tangan di bawah punggung klien, dan tangan lainnya melingkari betis klien.

9. Dengan aba-aba dari penolong panahan kepala, klien diputar secara alignment anatomis dengan tindakan yang
lembut.

10. Penyelesaian aktivitas, penolong penahan kepala akan memberi aba-aba untuk mengembalikan klien pada posisi
lateral dengan bantal penahan. Klien harus ditingggalkan dalam posisi alignment anatomis yang benar setiap waktu

Anda mungkin juga menyukai