Anda di halaman 1dari 138

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON

DWI RETNO HANDAYANI


A34203044

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON
NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON

DWI RETNO HANDAYANI


A34203044

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
RINGKASAN

DWI RETNO HANDAYANI. Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa


Resort dan Spa, Ambon. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam berupa pesona keindahan


laut dan pantai dapat menjadi daya tarik tersendiri, khususnya dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia akan rekreasi. Dengan adanya potensi keindahan
pantai yang alami dapat dijadikan daya tarik bagi pihak pengelola resort pada
khususnya untuk mengembangkan daerah tersebut menjadi suatu tempat yang
menarik untuk dikunjungi. PT Natsepa Manise sebagai owner dan pengelola
Aston Natsepa Resort dan Spa menawarkan suatu fasilitas peristirahatan yang
menarik bagi konsumen. Kehadirannya sebagai tempat peristirahatan menyajikan
sesuatu yang eksklusif dan berbeda dengan resort lainnya.
PT Tropica Greeneries sebagai kontraktor dan konsultan lanskap memiliki
pengalaman yang banyak dalam pengerjaan proyek-proyek lanskap yang di
Indonesia. Oleh karena itu kegiatan magang kali ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dalam proses perancangan serta menjadi bahan
perbandingan teori yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan
kerja. Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini merupakan salah
satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries. Metode
magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses
perancangan lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa pada lingkup
kegiatan studio dan lapang di PT Tropica Greeneries. Pelaksanaan magang
mengikuti jadwal dari proses perancangan PT Tropica Greeneries. Kegiatan
magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada
di perusahaan sesuai dengan jadwal kegiatan perancangan proyek yang sedang
berlangsung, memahami sistem kerja, dan memahami struktur organisasi yang ada
di PT Tropica Greeneries.
Proses perancangan yang ada di PT Tropica Greeneries terbagi dalam
delapan tahap yaitu penerimaan proyek, survai tapak, desain lanskap, meeting
dengan owner, pengembangan desain, approval design, pembuatan gambar
konstruksi, dan pembuatan penawaran harga soft material dan hard material.
Masing-masing tahap memiliki output yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Tahapan pertama adalah penerimaan proyek melalui proses tender maupun
penunjukan langsung. Tahap kedua adalah survai tapak dimana proses
pengumpulan data hasil survai lapang dan wawancara didapatkan secara langsung.
Pengumpulan data ini sekaligus melihat potensi serta kendala yang ada pada
tapak. Hasil pengumpulan data tersebut dianalisis secara konseptual dalam sketsa
tangan dan dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan konsep desain. Konsep
lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini dibagi menjadi tiga yaitu
konsep ruang, konsep pemilihan tanaman, serta konsep pencahayaan. Konsep
ruang yang terdiri dari area penerimaan, area pelayanan, area display, area
olahraga, dan area hotel. Konsep pemilihan tanaman meliputi penggunaan
tanaman dengan ciri khas tanaman lokal, tanaman pantai, tanaman resort, dan
tanaman pendukung lainnya. Konsep pencahayaan meliputi fungsi pencahayaan
untuk keamanan, kenyamanan, dan estetika.
Tahap ketiga berupa pembuatan desain lanskap yang dibuat melalui tahap
manual dan menggunakan sistem komputerisasi. Setelah desain lanskap dibuat,
tahap selanjutnya adalah presentasi di depan klien dan owner mengenai hasil
desain yang telah dibuat untuk selanjutnya sampai pada tahap pengembangan
desain dan approval design. Tahap terakhir adalah pembuatan gambar konstruksi
dan pembuatan harga penawaran soft material dan hard material.
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa,


Ambon
Nama : Dwi Retno Handayani
NRP : A34203044

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr


NIP : 131 578 797

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr


NIP. 131 124 019

Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Februari 1985 sebagai anak


ke dua dari tiga bersaudara keluarga Bpk. Sumarno dan Ibu Suharni.
Pendidikan yang penulis tempuh diawali dengan Taman Kanak-Kanak
Islam Tunas Mekar Jakarta yang diselesaikan pada tahun 1991, kemudian lulus
dari Sekolah Dasar Negeri 01 Duren Sawit, Jakarta Timur pada tahun 1997. Pada
Tahun yang sama penulis masuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 27
Jakarta Timur dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2000. Penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 81 Jakarta sampai pada tahun
2003.
Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Arsitektur Lanskap
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2003 melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.
Selama menjadi mahasiswi di Institut Pertanian Bogor, penulis berperan
serta dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
sebagai Anggota Divisi Humas pada periode 2004/2005 dan Anggota Divisi
Keprofesian periode 2005/2006. Penulis pernah menjadi Ketua Penyelenggara
Acara Pelatihan Terarium ”Bring It On Glass” yang diselenggarakan oleh
HIMASKAP periode 2005/2006.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi magang yang berjudul “Perancangan Lanskap
Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Kegiatan magang yang akan dilaksanakan selama bulan Mei sampai
September 2007 ini disusun sebagai tugas akhir masa perkuliahan di Departemen
Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam
menyelesaikan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Kedua orang tua, kakak dan adikku tercinta atas dukungan dan kasih
sayang yang tercurah selama ini. Anugerah terindah yang pernah kumiliki
2. Dr.Ir.Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan koreksi kepada penulis
selama dalam pembuatan skripsi.
3. Fitriyah Nurul H.U, ST,MT selaku dosen penguji utama yang telah banyak
memberikan komentar dan saran untuk perbaikan skripsi ini
4. Dr. Ir. Alinda F.M.Z, MSi selaku dosen penguji Komdik yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan koreksi, saran , dan kritik untuk
perbaikan skripsi ini
5. Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap atas berbagai ilmu yang
diberikan.
6. PT. Tropica Greeneries (Ir. Anggia Murni dan Bpk. Asroel Alamsjah
beserta semua staff) atas kerjasama yang baik dalam kegiatan magang
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya laporan ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah
keilmuan Arsitektur Lanskap di masa mendatang.

Bogor, Januari 2008

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan Magang ........................................................................................... 2
Kegunaan Magang ...................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
Rekreasi....................................................................................................... 4
Resort and Spa ............................................................................................ 4
Lanskap ....................................................................................................... 4
Perancangan Lanskap.................................................................................. 5
Kontraktor dan Konsultan Lanskap ............................................................ 7
METODOLOGI .................................................................................................... 9
Waktu dan Lokasi Magang ......................................................................... 9
Metode Magang ........................................................................................ 10
KONDISI UMUM ............................................................................................... 13
PT. Tropica Greeneries ............................................................................. 13
Sejarah dan Filosofi Perusahaan ..................................................... 13
Data Umum Perusahaan.................................................................. 13
Struktur Organisasi ......................................................................... 15
Klien................................................................................................ 17
Sistem Komunikasi dan Aplikasi Komputer................................... 20
Penghargaan .................................................................................... 21
Pantai Natsepa, Ambon............................................................................. 22
Kondisi Fisik ................................................................................... 22
Kondisi Sosial ................................................................................. 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 25
Sistem Kerja Perusahaan........................................................................... 25
Sistem Penyimpanan Data Perusahaan .......................................... 25
Prosedur Pekerjaan Proyek ............................................................ 27
Proses Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa .................... 30
Data dan Analisis ...................................................................................... 32
Deskripsi Proyek ........................................................................... 32
Letak, Luas, dan Keadaan Umum Tapak ..................................... 34
Aksesibilitas .................................................................................. 43
Topografi....................................................................................... 44
Badan Air ...................................................................................... 44
Geologi dan Tanah ........................................................................ 46
Iklim .............................................................................................. 47
Vegetasi dan Satwa ....................................................................... 48
Utilitas, Fasilitas, dan Pengguna ................................................... 49
Konsep Desain ........................................................................................ 50
Deskripsi Konsep .......................................................................... 50
Konsep Pembagian Ruang ............................................................ 51
Konsep Pemilihan Tanaman ......................................................... 52
Konsep Pencahayaan..................................................................... 53
Sirkulasi ........................................................................................ 55
Siteplan................................................................................................... 55
Detail Soft material dan Hard Material ................................................. 65
Rencana Anggaran Biaya....................................................................... 68
Permasalahan Umum Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa .. 70
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 72
Kesimpulan ............................................................................................ 72
Saran....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
LAMPIRAN......................................................................................................... 76
DAFTAR TABEL
No. hal
1. Jadwal Kegiatan Magang .............................................................................. 10
2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ................................................................... 11
3. Jenis Aplikasi Komputer yang Digunakan PT.Tropica Greeneries .............. 20
4. Jenis & Jumlah Perangakat Keras yang Digunakan PT. Tropica Greeneries 21
5. Hasil Analisis Contoh Air ............................................................................ 45
6. Hasil Analisis Contoh Tanah ....................................................................... 47
7. Jenis Tanaman Eksisting pada Tapak .......................................................... 49
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar hal
1. Bagan Hubungan Kontrak untuk Proyek Besar Komersial............................. 8
2. Lokasi Magang di PT. Troica Greeneries ....................................................... 9
3. Lokasi Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa ..................................... 9
4. Nursery PT. Tropica Greeneries di BBI Dinas Pertanian Ragunan ................ 14
5. Nursery PT. Tropica Greeneries di BBI Dinas Pertanian Cilangkap.............. 14
6. Bagan Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries........................................ 16
7. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap di PT. Tropica Greeneries............. 29
8. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap Proyek Aston Ambon Natsepa Resort
dan Spa ............................................................................................................ 31
9. Bagan Hubungan Kontrak Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa.... 33
10. Lokasi Tapak Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ................................... 34
11. Jalan Raya Natsepa, Ambon ........................................................................... 36
12. Pintu Masuk dan Keluar Utama AANRS ....................................................... 36
13. Mess 2 & 3 dan Area Parkir Utama AANRS.................................................. 37
14. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air AANRS .................................... 38
15. Area Sport Centre AANRS............................................................................. 38
16. Area Rencana Desain Cottage Garden AANRS............................................. 39
17. Area Nursery dan Utilitas AANRS ................................................................. 39
18. Pintu Masuk Hotel AANRS ............................................................................ 40
19. Area Kolam Renang Hotel AANRS ............................................................... 40
20. View ke Arah Laut Area Kolam Renang Hotel AANRS ................................ 41
21. Amphitheatre AANRS .................................................................................... 41
22. View ke Arah Laut Amphitheatre AANRS ..................................................... 41
23. Area Rumput Wing A & B AANRS ............................................................... 42
24. Area Jogging Track AANRS ......................................................................... 42
25. Sungai Wayari, Natsepa, Ambon .................................................................... 43
26. Konsep Pembagian Ruang Desain Lanskap AANRS ..................................... 52
27. Ilustrasi Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon..... 61
28. Site Plan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ........................................... 62
29. Perspektif Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa,Ambon .. 63
30. Tampak Samping Porte Cochere Welcome Area Hotel AANRS, Ambon ..... 64
31. Tampak Depan Porte Cochere Welcome Area Hotel AANRS, Ambon......... 64
32. Water Feature pada Desain Lanskap AANRS................................................ 65
33. Signage dan Floor Patern pada Desain Lanskap AANRS ............................. 66
34. Model Lampu Taman pada Desain Lanskap AANRS .................................... 67
35. Children Playground dan Modul Greenwall desain Lanskap AANRS .......... 68
DAFTAR LAMPIRAN
No. Gambar hal
1. Surat Perintah Kerja Proyek AANRS ........................................................... 77
2. Form Penawaran Disain Lanskap Proyek AANRS........................................ 79
3. Surat Konfirmasi Pihak Konsultan Arsitek ke PT. Tropica Greeneries ....... 80
4. Risalah Rapat Proyek AANRS ....................................................................... 81
5. Hasil Analisis Contoh Tanah Kawasan AANRS ............................................ 84
6. Hasil Analisis Contoh Air Kawasan AANRS................................................. 85
7. Sketsa Konsep Disain Area Lagoon AANRS ................................................. 86
8. Sketsa Revisi Gambar Proyek AANRS .......................................................... 87
9. Sketsa Potongan Area Pool Hotel AANRS..................................................... 88
10. Siteplan Awal AANRS dan Ilustrasi Gambar................................................ 89
11. Planting Plan A (Main Entrance & Mess 1,2) AANRS ................................ 90
12. Planting Plan B (Parking Area) AANRS ...................................................... 91
13. Detail Plan B Entrance Hotel & Cottage Garden AANRS.......................... 92
14. Detail Plan Hotel Pool Area AANRS .......................................................... 93
15. Detail Plan Amphitheatre dan Lawn Wing A&B AANRS............................ 94
16. Lighting Plan AANRS .................................................................................. 95
17. Potongan Tampak Roof Garden Supp A ........................................................ 96
18. Potongan Tampak Roof Garden Supp B ........................................................ 97
19. Detail Porte Cochere Entrance Hotel ............................................................ 98
20. Potongan Tampak Porte Cochere Entrance Hotel......................................... 99
21. Potongan Pool Area Hotel ........................................................................... 100
22. Potongan Tampak Pond Restaurant ............................................................ 101
23. Detail Lampu................................................................................................ 102
24. Detail Motif Lantai & Planter Box .............................................................. 103
25. Detail Jogging Track dan Pergola................................................................ 104
26. Detail Greenwall Restaurant ....................................................................... 105
27. Detail Water Feature Roof Graden Presidential Suite ................................ 106
28. Detail Planter Box & Pottery....................................................................... 107
29. Detail Water Feature Roof Graden Supp A&B............................................ 108
30. Detail Penanaman ........................................................................................ 109
31. RAB Soft Material ....................................................................................... 110
32. RAB Hard Material ..................................................................................... 114
33. Foto Tanaman Desain Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa.................... 118
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang tak ternilai harganya
berupa pesona keindahan alam pantai yang memanjang di seluruh jajaran
kepulauan negara ini. Pesona keindahan laut dan pantai dapat menjadi daya tarik
tersendiri, khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia yang tak
terbatas, salah satunya kebutuhan manusia untuk melakukan relaksasi dan
rekreasi. Kegiatan relaksasi dan rekreasi di sekitar pantai dapat ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya keberadaan resort dan hotel.
Dengan adanya potensi keindahan pantai yang alami dapat dijadikan daya tarik
bagi pihak pengelola resort pada khususnya untuk mengembangkan daerah
tersebut menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi.
PT. Natsepa Manise sebagai owner dan pengelola Aston Ambon Natsepa
Resort dan Spa menawarkan suatu fasilitas peristirahatan yang menarik bagi
konsumen. Kehadirannya sebagai tempat peristirahatan menyajikan sesuatu yang
eksklusif dan berbeda dengan resort lainnya. Dalam pengembangannya, Aston
Natsepa Resort dan Spa ingin menyediakan sebuah sarana relaksasi dan rekreasi
yang dapat dinikmati oleh keluarga dan pengunjung lainnya dari seluruh dunia.
Fasilitas yang tersedia diantaranya tempat peristirahatan berupa hotel, gedung spa,
fasilitas olahraga dan rekreasi keluarga, serta fasilitas penunjang lainnya.
Keberadaan sarana dan prasarana yang ingin dikembangkan sangat
ditunjang oleh tatanan lanskap di sekitarnya. Rachman (1984) menyatakan bahwa
lanskap adalah wilayah dan karakter lahan atau tapak, bagian muka bumi dengan
segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami,
non alami atau keduanya yang merupakan bagian atau tata lingkungan hidup
manusia beserta makhluk-makhluk lainnya sejauh mata memandang, sejauh
indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Sedangkan
menurut Simonds (1983), lanskap adalah bentang alam yang memiliki
karakteristik tertentu, dimana elemen-elemen lanskap dibagi menjadi elemen-
elemen utama dan elemen penunjang. Untuk mewujudkan suatu tatanan lanskap
yang estetis dan fungsional diperlukan suatu proses berupa perancangan/desain
pada tapak dengan menggunakan konsep yang sesuai dengan keinginan owner
2

yang disesuaikan nilai estetis dan fungsional agar memberikan nilai keindahan
dan manfaat untuk lingkungan disekitarnya. PT Tropica Greeneries sebagai pihak
konsultan dan kontraktor lanskap dipercaya oleh pihak kontraktor utama (Antika
Architecture and Interior) dan owner (PT. Manise Permai) untuk mendesain
lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa yang berlokasi di kawasan Pantai
Natsepa, Ambon dan melaksanakan pembangunan desain lanskap tersebut.
Sikap profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dapat diwujudkan
melalui pemahaman dan aplikasi teori keilmuan dalam praktek di lapang. Salah
satu upaya untuk menanamkan sikap profesianalisme di bidang arsitektur lanskap
adalah dengan melakukan kegiatan praktek kerja di lapang pada suatu perusahaan
yang bergerak di bidang tersebut. Bidang arsitektur lanskap meliputi kegiatan
perencanaan dan desain, pelaksanaan, pemeliharaan dan pembibitan. PT. Tropica
Greeneries sebagai perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dengan
pengalaman selama bertahun-tahun menjadi pilihan sebagai tempat kegiatan
magang kali ini.

Tujuan Magang
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh keterampilan
kerja secara profesional di bidang arsitektur lanskap melalui kegiatan lapang dan
studio serta memahami berbagai permasalahan dan kendala dalam kegiatan
perusahaan di bidang lanskap serta mencari kemungkinan solusi terbaik yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan kendala tersebut.
Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang di PT. Tropica Greeneries ini
adalah :
1. Memahami mekanisme kerja di bidang lanskap dalam perusahaan .
2. Memahami kegiatan proses perancangan lanskap resort dalam proyek
Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa.
3. Memahami aplikasi penerapan teori dalam kegiatan perancangan lanskap
resort.
4. Menganalisis berbagai kendala yang terdapat dalam proyek lanskap untuk
diketahui solusinya.
3

Kegunaan Magang
Kegunaan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Mendapatkan pengalaman, keterampilan dan pengetahuan baru dalam
dunia kerja di bidang lanskap.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan arsitektur lanskap yang didapat saat belajar
di perguruan tinggi pada kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Meningkatkan kemampuan beradaptasi, bersosialisasi, berinteraksi, dan
bekerjasama dengan orang lain pada lingkungan kerja di bidang lanskap.
4. Mempersiapkan mahasiswa yang siap kerja dan menguasai bidangnya
setelah lulus dari perguruan tinggi
4

TINJAUAN PUSTAKA

Rekreasi
Rekreasi merupakan penggunaan secara kreatif dari waktu luang,
melepaskan diri dari keterikatan dan kesempatan untuk berkembang
membangkitkan kapasitas serta melepaskan diri dari frustasi dan tekanan
sejenisnya. Fasilitas rekreasi terdiri dari tempat bermain, berolahraga, dan
sebagainya dan tempat rekreasi pasif yang merupakan tempat maupun taman yang
dinikmati secara visual misalnya air mancur, taman disekitar bangunan. Selain itu
dinyatakan bahwa sarana rekreasi terbagi atas dua kategori :
1. Rekreasi tertutup (indoor recreation) misal gedung bioskop, gedung
kesenian, dan sebagainya
2. Rekreasi terbuka (outdoor recreation) misal taman bermain anak-anak,
taman lingkungan, taman kota, kebun binatang, dan sebagainya (Garett
Eckbo, 1964).

Resort dan Spa


Resort merupakan suatu tempat berupa bangunan komersil yang
digunakan untuk kegiatan relaksasi dan rekreasi yang dapat menarik pengunjung
di seluruh dunia untuk menghabiskan waktu berlibur. Resort tepi pantai adalah
suatu tempat peristirahatan yang terletak di pesisir pantai dimana lokasinya
diperuntukkan bagi wisatawan.
Spa berasal dari istilah Belgia yang diartikan sebagai sebuah tempat
berupa pemandian air panas atau mineral yang diyakini memiliki sifat
menyehatkan. Sedangkan spa modern merupakan sebuah tempat peristirahatan
mewah yang teletak dekat dengan sumber air yang menawarkan pemandian air
panas atau fasilitas pijat air panas (Anonim, 2007).

Lanskap
Rachman (1984) menyatakan bahwa lanskap adalah wilayah dan karakter
lahan atau tapak, bagian muka bumi dengan segala kegiatan kehidupan dan apa
saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami, non alami atau keduanya yang
merupakan bagian atau tata lingkungan hidup manusia beserta makhluk-makhluk
5

lainnya sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh
imajinasi dapat membayangkan.

Perancangan Lanskap
Laurie (1986) menyatakan bahwa desain lanskap merupakan sebuah
perluasan dari perencanaan tapak. Perencanaan merupakan suatu kegiatan
pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan (Nurisjah dan
Pramukanto, 1995). Secara ringkas dikatakan bahwa perencanaan adalah proses
pemikiran dari suatu ide ke arah suatu bentuk nyata. Lebih lanjut diungkapkan
bahwa dalam bidang arsitektur lanskap, merencana merupakan suatu tindakan
menata dan menyatukan berbagai penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan
teknis lahan dan kualitas estetiknya guna mendukung fungsi yang akan
dikembangkan diatas/pada lahan tersebut. De Chiara dan Koppelman (1997)
menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai dengan pengumpulan data
dasar yang berkaitan secara khusus dengan tapak tersebut dan daerah sekitarnya.
Data ini harus meliputi hal – hal seperti rencana induk dan penelaahannya,
peraturan penzonaan, peta dasar dan udara, survai, data topografi, informasi
geologi, hidrologi dari daerah tersebut, tipe tanah, vegetasi, dan ruang terbuka
yang ada. Setelah semua informasi yang ada diperoleh, maka informasi tersebut
harus diperiksa dan dianalisis untuk menetapkan keunggulan serta keterbatasan
tapak.
Selanjutnya, desain lanskap merupakan proses pemberian kualitas spesifik
kepada ruang diagramatik rencana tapak dan merupakan level lain dimana
arsitektur lanskap didiskusikan atau dikritik. Selain itu, yang harus
dipertimbangkan dalam perancangan adalah dimensi suatu obyek desain agar
mempermudah dalam pemeliharaan.
Rachman dalam Nugraha (1998) menyatakan bahwa perancangan
merupakan ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan massa sehingga tercapai
keharmonisan yang secara fungsional berdaya guna dan secara estetis indah. Pada
proses perancangan detil dilakukan penataan komposisi vertikal-horisontal, tata
bentuk, tata warna, tata aroma, dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan,
penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, spesifikasi dan uraian teknis,
pemilihan bahan tanaman dan bangunan. Selain itu dinyatakan pula bahwa
6

batasan perancangan adalah ruang, waktu dan sumber daya. Simonds (1983)
menyatakan bahwa perancangan lanskap menuntut kemampuan merancang yang
imajinatif untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang inovatif dan kreatif
berdasarkan hasil analisis.
Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahap-
tahap sebagai berikut :
1. Penerimaan proyek
2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak)
a. Persiapan rencana dasar
b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)
c. Wawancara dengan pemilik (client)
d. Pembentukan program
3. Desain
a. Diagram fungsi ideal
b. Diagram fungsi keterhubungan tapak
c. Concept plan (rencana konsep)
d. Studi tentang komposisi bentuk
e. Desain awal
f. Desain skematik
g. Master plan (rencana utama)
h. Pembuatan desain
4. Gambar-gambar konstruksi
a. Layout plan (rencana tata ruang)
b. Grading plan (rencana pembentukan lahan)
c. Planting plan (rencana penanaman)
d. Detil konstruksi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi setelah konstruksi
7. Pemeliharaan
Selain itu Booth (1983) menyatakan pula bahwa tahapan-tahapan pada
proses desain menggambarkan peristiwa yang terangkai secara ideal. Beberapa
tahapan tersebut dapat melengkapi satu dengan lainnya sehingga kerapihan pada
7

gambar sedikit teelihat jelas dan nyata. Selanjutnya, beberapa tahapan dapat
serupa/sejajar satu dengan lainnya dalam hal waktu, dan muncul secara
bersamaan. Dengan kata lain, tidak ada satupun tahapan dari proses desain yang
muncul secara terpisah dari lainnya.

Kontraktor dan Konsultan Lanskap


Ingels (1997) menyatakan bahwa kontrak merupakan suatu perjanjian
secara tertulis yang terikat secara sah menurut hukum, biasanya antara dua pihak,
yang mendeskripsikan beberapa pekerjaan dan atau bahan-bahan yang akan
dilengkapi dengan penetapan keuntungan pembayaran atau nilai kompensasi
lainnya.
Beberapa pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan atau proyek dalam
kontak diantaranya klien (pemilik), kontraktor, dan subkontraktor. Klien adalah
seseorang atau organisasi/badan usaha yang memiliki dan menyediakan biaya
untuk suatu proyek. Dana tersebut berasal dari dana pribadi klien ataupun dari
sumber lain. Kontraktor adalah sebuah lembaga atau kelompok yang memiliki
perjanjian dengan klien atau perwakilan klien dalam kontrak pekerjaan.
Kontraktor terbagi menjadi kontraktor utama (prime contractor/main contractor)
dan sub kontraktor (subcontractor). Kontraktor utama merupakan perusahaan
yang bertanggung jawab langsung kepada klien untuk pembangunan suatu proyek.
Sedangkan sub kontraktor merupakan perusahaan yang tercantum dalam kontrak
kerja dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama bukan kepada klien.
Subkontraktor dapat mengerjakan pekerjaan listrik, pemipaan, konstruksi kolam,
bangunan, atau pekerjaan konstrksi khusus yang tidak bisa dilakukan oleh
kontraktor utama (Ingels, 1997).
Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam proyek konstruksi yang besar
tanggung jawab pelaksanaan proyek melibatkan tim profesional dari berbagai
disiplin kerja. Salah satunya adalah kontraktor lanskap yang dapat menjadi salah
satu bagian yang melakukan pekerjaan desain dan pelaksaanan. Hubungan kerja
antar berbagai disiplin ilmu dalam proyek besar komersial dapat dilihat pada
Gambar 1.
8

Klien (Owner)

Sipil Arsitek Arsitek Lanskap

Kontraktor Utama

Kontraktor Grading dan Kontraktor


Bangunan Perkerasan Lanskap

Sub 1 Sub 2 Sub 3 Sub 1 Sub 2 Sub 3

Gambar 1. Bagan Hubungan Kontrak untuk Proyek Besar Komersial.


(Sumber : Landscaping Principles and Practices, 1997)

Sharky (1994) menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang


menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide,
rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan
aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide.
Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan
sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu
pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis
aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis,
analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana
kesesuaian proyek. Contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap meliputi:
1. Memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi
tapak tertentu
2. Memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis
3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap
4. Memberikan pendapat dari seorang ahli
5. Mempersiapkan rekomendasi (perbaikan) anggaran biaya dan modal
6. Memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.
9

METODOLOGI
Waktu dan Lokasi Magang
Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan, dimulai sejak 3 Mei- 3
September 2007. Kegiatan magang dilakukan di PT Tropica Greeneries yang
berlokasi di Jln. Betung IX No.345, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan
lokasi tapak terletak di Pantai Natsepa, Ambon, Propinsi Maluku.

Gambar 2. Lokasi Magang di PT. Tropica Greeneries (Sumber : www.google.com)

Kabupaten Maluku Tengah

Kepualaun Maluku

Pulau Ambon, Pantai Natsepa


Gambar 3. Lokasi Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa ( Sumber : www.googleearth.com )
10

Metode Magang
Metode magang yang digunakan yaitu :
1. Mengikuti mekanisme kerja dalam kegiatan studio dan lapang di PT. Tropica
Greeneries.
2. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan perancangan proyek Aston Ambon Natsepa
Resort dan Spa
3. Membandingkan teori yang dipelajari di perkuliahan dengan praktek di lapang
dalam hal perancangan lanskap.
4. Mengamati permasalah yang muncul dalam proses perancangan lanskap dan
memberikan kemungkinan solusi terbaik yang dapat digunakan.
Pengambilan data primer melalui pengamatan langsung (survai lapang)
dalam bentuk foto-foto kondisi tapak dan wawancara staf kantor untuk
mengetahui sistem kerja perusahaan dan diskusi dengan pihak pemilik (owner)
dan konsultan lain yang terlibat dalam proyek. Data sekunder diperoleh melalui
studi pustaka yang berkaitan dengan kegiatan perancangan lanskap. Kegiatan
magang mengikuti prosedur dan jadwal kerja yang telah berlangsung. Jadwal
kegiatan magang dapat dilihat dalam Tabel 1. Sedangkan tabel jenis, sumber dan
cara pengambilan data yang tersusun dalam Tabel 2.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan studi April 2007 Mei 2007 Juni 2007 Juli 2007 Agustus September 2007 –
2007 Februari 2008
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Studi
- Penyusunan
Usulan
magang
- Pembuatan
Proposal
- Perijinan

Pelaksanaan
Magang :
Survai lapang,
Pengumpulan
Data & Analisis
Penyusunan
Laporan
11

Tabel 2. Jenis, bentuk dan Sumber Data


No Jenis Data Bentuk Data Sumber Data
1 PROFIL PERUSAHAAN
Sejarah dan filosofi perusahaan Deskripsi PT.Tropica Greeneries
Data umum perusahaan Deskripsi, foto PT.Tropica Greeneries
Struktur organisasi Deskripsi, bagan PT.Tropica Greeneries
Sistem Kerja Deskripsi PT.Tropica Greeneries
2. PROSES PERANCANGAN
ASPEK BIOFISIK
a. Vegetasi eksisting & potensial Foto, deskripsi PT.Tropica Greeneries
b. Satwa Deskripsi PT.Tropica Greeneries
c. Iklim dan Kenyamanan Deskripsi BMG (Internet)
d. Orientasi, batas, letak, dan luas Deskripsi PT.Tropica Greeneries
tapak
e. Aksesibilitas Deskripsi PT.Tropica Greeneries
f. View Deskripsi, foto PT.Tropica Greeneries
g. Topografi dan Jenis Tanah Deskripsi PT. Tropica Greeneries
Bappeda Maluku Tengah
(Internet)
h. Tata Guna Lahan Deskripsi, foto PT. Tropica Greeneries
i. Badan Air Deskripsi, foto PT. Tropica Greeneries
ASPEK SOSIAL BUDAYA
Demografi
Kepadatan dan Jumlah Deskripsi Bappeda Kabupaten
Penduduk, Pendidikan, dan Maluku Tengah (Internet)
Mata Pencaharian

Dalam kegiatan perancangan lanskap menggunakan metode perancangan yang


mendekati metode perancangan menurut Booth (1990) yang terdiri dari :
1. Penerimaan proyek
2. Survai tapak (mengunjungi tapak)
a. Inventarisasi tapak (pengumpulan data)
b. Wawancara dengan pemilik (client)
12

3. Desain
a. Pembuatan konsep lanskap
b. Desain awal (Ilustrasi foto)
c. Pengembangan desain (Revisi gambar)
d. Desain akhir
4. Gambar-gambar konstruksi
a. Planting plan (rencana penanaman)
b. Lighting Plan (rencana pencahayaan)
c. Detail konstruksi
d. Gambar Potongan
e. Gambar Perspektif
5. Penawaran Harga Rencana Anggaran Biaya
13

KONDISI UMUM
PT. TROPICA GREENERIES
Sejarah dan Filosofi Perusahaan
PT. Tropica Greeneries didirikan pada tanggal 2 Agustus 2002 di bawah
pimpinan seorang direktur dan seorang komisaris. Pada awal sebelum
didirikannya perusahaan, kegiatan usaha yang dilakukan oleh pemilik (komisaris
dan direktur) bergerak dibidang perdagangan ekspor dan impor tanaman hias.
Selain itu, kegiatan usaha lain yang dilakukan berupa pengadaan tanaman lanskap
untuk kebutuhan proyek lanskap di dalam negeri. Seiring dengan berjalannya
waktu, permintaan akan tanaman dari costumer terus menigkat dan stok tanaman
yang ada kian lama makin bertambah baik dari segi jumlah maupun dari
keragaman jenis tanaman.
Karena kemampuan dan daya dukung tersebut maka dibentuklah suatu
badan usaha yang bergerak dalam pengadaan barang dan jasa di bidang profesi
arsitektur lanskap. Perusahaan kontraktor lanskap yang dahulu bernama Pinus
Hijau Lestari ini diberi nama PT. Tropica Greeneries dan berlokasi di Jl. Betung
IX No. 345, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Indonesia. Perusahaan ini memiliki
dua nurseri yang berada di wilayah Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan
dan Cilangkap. Setelah resmi menjadi badan usaha yang sah menurut hukum,
kegiatan usaha yang dilakukan terus mengalami perkembangan selain dalam hal
pengadaan barang dan jasa yaitu menyewakan koleksi tanaman hias yang unik dan
menarik untuk indoor (rental indoor plants).
Nama Tropica Greeneries diyakini mampu membawa citra yang baik,
mudah dikenal dan dimengerti oleh semua pihak baik dari dalam negeri maupun
luar negeri. Tropica berarti tanaman tropis dan Greeeneries yang berarti segala
sesuatu yang hijau atau hijauan memiliki makna bahwa perusahaan kontraktor ini
berorientasi pada kegiatan ekspor dan pengadaan barang dan jasa seperti
pengadaan tanaman khususnya tanaman tropis, jasa pemeliharaan dan konsultasi
desain lanskap.
14

Data Umum Perusahaan


Data ini merupakan data yang informasinya dibuka secara umum untuk
kemudian di daftarkan ke pemerintah agar tercatat secara sah menurut hukum.
Data tersebut diantaranya :
Nama perusahaan : PT. Tropica Greeneries
Asal negara : Indonesia
Tanggal pembentukan : 8 Agustus 2002
Alamat : Jl.Betung IX #345, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Nursery : - Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan
- Balai Benih Induk Dinas Pertanian Cilangkap
Email / website : info@tropicagreeneries.com /www.tropicagreeneries.com
Jumlah karyawan : 6 orang karyawan tetap, 2 orang karyawan tidak tetap dan
45 orang pekerja lapang

Gambar 4. Nursery PT. Tropica Greeneries di Balai Benih Induk Dinas Pertanian Ragunan
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Gambar 5. Nursery PT. Tropica Greeneries di Balai Benih Induk Dinas Pertanian Cilangkap.
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
15

PT. Tropica Greeneries merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di


bidang perdagangan besar hasil pertanian/perkebunan yang berhubungan dengan
bidang profesi arsitektur lanskap. PT. Tropica Greeneries memiliki banyak
pengalaman selama bertahun-tahun mengenai pengembangan tanaman, pembibitan
tanaman, ekspor produk tanaman berupa bibit dan tanaman lainnya dan juga memiliki
pengetahuan yang secara mendalam mengenai tanaman lokal dan tanaman asing
lainnya. Perusahaan ini telah merancang dan menangani rancangan lanskap pada
lahan-lahan komersial, residen, kantor, dan bermacam proyek lainnya termasuk
lapangan golf, perlabuhan udara, dan pameran asing internasional. Perusahaan ini
melakukan upaya kegiatan ekspor dan impor tanaman hias, diantaranya dengan
mengadakan pameran dagang luar negeri maupun secara langsung menjual hasil
produk ke negara luar melalui katalog, brosur, leaflet, dan website tersendiri.
Selain bergerak dalam pengadaan barang, perusahaan ini juga mengerjakan
pekerjaan pemeliharaan dan jasa konsultasi desain. Pekerjaan pemeliharaan dilakukan
pada kediaman pribadi dan gedung – gedung perkantoran.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi memegang peranan penting dalam kinerja suatu
perusahaan. Struktur organisasi suatu perusahaan berperan dalam mengatur sistem
dan hubungan kerja termasuk efisiensi kerja dan pengelolaannya sehingga tatanan
kegiatan usaha dapat berkembang. Dengan adanya struktur organisasi yang berjalan
dengan baik dan sistematis diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan
produktivitas karyawan dalam perusahaan. Hal ini menjadi salah satu modal penting
dalam pelaksanaan kegiatan usaha khususnya perusahaan yang sedang berkembang.
PT. Tropica Greeneries memiliki struktur organisasi yang sederhana untuk
kapasitas perusahaan yang cenderung memiliki ruang lingkup bisinis yang cukup
besar. Dengan struktur yang sudah berjalan sampai saat ini, perusahaan tersebut cukup
mampu menjalankan kegiatan usahanya dengan baik. PT. Tropica Greeneries
dipimpin oleh seorang direktur yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan. Beberapa
divisi yang tergabung didalam struktur organisasi tersebut diantaranya Divisi
administrasi dan keuangan, Divisi Lanskap, dan Divisi Nurseri. Struktur Organisasi
PT. Tropica Greeneries dapat dilihat dalam Gambar 5.
16

Direktur
(Ir. Anggia Murni, IALI)

Adm & Keuangan


(Asroel Alamsjah)
(Miftah Khoiriah)
(Budi)

Nurseri Lanskap
(Liza Umami, SP)
(Agus Santoso)

Ekspor Impor Proyek Rental tanaman


(Liza Umami, SP) indoor
(Ir. Imam Susanto) (Asroel Alamsjah)
(Agus Santoso)

Gambar 6. Bagan Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries (Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Direktur perusahaan sebagai pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi


perusahaan yang sejajar dengan komisaris bertanggung jawab untuk mengontrol
semua kegiatan usaha dan kinerja karyawan dari tiap-tiap divisi. Selain itu, fungsinya
sebagai pemimpin perusahaan bertanggung jawab untuk mengelola koordinasi dalam
hal pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada masing-masing anggota
divisi. Dalam hal ini, direktur perusahaan memiliki kewenangan penuh dalam
membuat kebijaksanaan dan keputusan.
Divisi Administrasi dan Keuangan ditangani oleh tiga orang karyawan tetap
yang mengatur sistem administrasi dan keuangan perusahaan seperti pembayaran
upah dan gaji karyawan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan, pengurusan pajak
perusahaan, administrasi kantor dan hal – hal lain yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi dan keuangan.
Divisi Lanskap terbagi menjadi dua subdivisi yaitu subdivisi proyek lanskap
dan subdivisi tanaman indoor. Divisi ini ditangani oleh satu orang karyawan tetap
berlatar belakang pendidikan bidang arsitektur lanskap yang di monitor langsung oleh
direktur dan dua orang freelance (karyawan lepas) untuk proyek lanskap tertentu.
17

Subdivisi proyek lanskap menangani setiap proyek lanskap yang sudah lama berjalan
dan proyek lanskap baru yang mengikuti tahap tender maupun tidak. Subdivisi
tanaman indoor sejajar dengan sub divisi proyek lanskap dan ditangani oleh dua orang
karyawan tetap dan dimonitor langsung oleh direktur. Sub divisi tanaman indoor
bertugas mengelola setiap tanaman yang dipergunakan untuk disewakan pada
gedung-gedung hotel, cafe, dan perkantoran di Jakarta. Tanaman yang digunakan
untuk jasa penyewaan tanaman hias ini berasal dari koleksi tanaman hias yang unik
milik PT. Tropica Greeneries. Dalam pelaksanaannya, subdivisi tanaman indoor
mengkoordinasikan tugas dan kewajiban beberapa tenaga lapang untuk melakukan
pergantian tanaman tiap periode tertentu di tiap-tiap lokasi yang telah ditentukan.
Divisi nurseri ditangani oleh beberapa tenaga lapang dan kegiatannya
mendapat kontrol langsung dari direktur. Divisi ini dikendalikan oleh seorang
supervisi lapang untuk mengelola nurseri setiap harinya. Fungsi divisi ini dipersiapkan
untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan pengadaan tanaman untuk proyek lanskap dan
kegiatan impor dan ekspor koleksi tanaman hias PT. Tropica Greeneries ke negara
lain seperti Jepang, Belanda, Amerika, Singapore, Spanyol, Dubai, Italia, Korea,
Miami, Lebanon, dan Cyprus.

Klien
Sejak awal berdirinya perusahaan, PT. Tropica Greeneries memiliki
jalinan hubungan profesional yang baik dengan beberapa pihak baik secara
individu maupun kelembagaan. Hubungan profesional dengan beberapa individu
dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan lanskap taman rumah, vila,
dan hunian lainnya. Hubungan profesional dengan lembaga terkait juga terjalin
dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan proyek lanskap serta kegiatan
pameran nasional dan internasional. Dalam memenuhi kebutuhan klien, PT.
Tropica Greeneries melakukan pertemuan konsultasi dan pertemuan informal
untuk membahas batas dan prosedur pekerjaan lanskap yang akan dilakukan.
Selain itu, fokus perusahaan terhadap klien adalah memberikan kepuasan dengan
mempertahankan kualitas dari produk lanskap yang dihasilkan.
Berbagai aktivitas dan prestasi dalam lingkup pekerjaan lanskap yang
dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries sejak awal berdirinya pada tahun 2002
hingga sekarang, diantaranya :
18

1. Bertugas sebagai dekorator lanskap untuk Stand Indonesia dalam Pameran


Hortikultura di Gedung Pameran RAI Amsterdam, Belanda pada bulan
November 2002
2. Sebagai perwakilan pemerintah Indonesia yang ditunjuk oleh Departemen
Pertanian dalam Pameran Hortikulutura di Haarlemermeer, Belanda.
Pameran yang berlangsung sejak April-Oktober 2002 ini diadakan
selama enam bulan setiap tahunnya. PT. Tropica Greeneries meraih dua
medali emas untuk desain lanskap indoor dan outdoor paviliun
3. Menjadi desainer lanskap dan kontraktor pelaksana vila Bukit Sentul
seluas ± 5000 m² milik Bob Sadino
4. Desainer dekorasi untuk beberapa pameran lokal seperti Pameran Produksi
Indonesia yang diselenggarakan oleh Departemen Industri dan Perdagangan
pada bulan April 2003, Pameran Produk Ekspor di JHCC (Jakarta Hilton
Convention Centre) pada bulan Juli 2003
5. Mengerjakan Proyek lanskap di Jalan Lingkar Luar Jakarta, Jakarta Timur dan
Proyek Lanskap Jalan Tol di Semanggi, Jakarta
6. Desainer dekorasi yang ditunjuk oleh Departemen Industri dan Perdagangan
untuk INDONESIA SOLO EXHIBITION di Sharjah, Uni Emirat Arab dan
bekerjasama dengan Dessert Landscape Nursery, Dubai pada bulan September
2003
7. Sebagai kontraktor lanskap dalam pengerjaan proyek lanskap seluas 20 Ha di
Akademi Kepolisian Semarang, dan kediaman Mike Twomey di Jalan Raden
Patah, Kebayoran
8. Tergabung dalam Panitia Pemerintahan Indonesia untuk IGA Rostock 2003
(Pameran Hortikultura di Rostock, Jerman) sebagai tim dekorasi paviliun
Indonesia pada bulan April-Oktober 2003
9. Pengerjaan penanaman dan pemeliharaan untuk Istana Presiden di Cipanas
(koleksi tanaman baru, preservasi air, taman kupu-kupu), Istana Batu Tulis
Bogor, Istana Kepresidenan di Tampaksiring, Bali, dan kediaman pribadi
Presiden (Megawati)
19

10. Penyewaan tanaman indoor untuk Gedung Kantor Pemasaran Sony, Gedung
baru Badan Perdagangan Ekspor Nasional, Hotel Ritz Carlton Jakarta, dan
Mega Executive Club Bank Mega, Trans Coffee, dll
11. Ekspor tanaman hias untuk Kontraktor Lanskap terbesar di Dubai, Uni Emirat
Arab dalam proyek Hotel Medinat Jumairah
12. Pelaksana proyek lanskap mulai dari desain, pelaksanaan, sampai
pemeliharaan kediaman pemilik Teh Sari Wangi di Bogor Lake side, dan PBSI
Cipayung, kediaman Maria-Sherry di Pantai Mutiara, dan kediaman Cahyadi
Kumala yang menggunakan tanaman langka seperti tanaman kamboja Bali
yang berumur ± 300 tahun
13. Kontraktor pelaksana desain lanskap Karl Princic pada kediaman Trihatma,
pemilik Agung Podomoro Group, kediaman Bpk Harry Tanoesoedibyo (Dirut
RCTI), dan kediaman Bpk. Ari Wibowo
14. Pengimpor jenis tanaman lanskap spesies langka seperti Palem besar
Washingtonia robusta dan Phoenix untuk proyek besar Hotel Ritz Carlton,
Kuningan, Jakarta, dan untuk pelaksanaan desain lanskap kediaman Bapak
Chairul Tanjung (pemilik Trans TV dan Bank Mega) pada tahun 2004, serta
Phoenix dactylifera untuk kediaman Tony Permata di Pantai Indah Kapuk
15. Pemenang ke tiga dalam Pameran Flora Internasional di Jakarta yang
diselenggarakan oleh Yayasan Bunga Nusantara.
16. Pemenang ke tiga desain lanskap untuk Paviliun Indonesia pada AICHI, World
Expo di Jepang yang diselenggarakan sejak Maret-September 2005. Proyek ini
berada dibawah tanggungjawab Departemen Ekonomi dan Pembangunan
17. Pelaksana pekerjaan desain lanskap Karl Princic Design untuk Menara
Bank Mega di Jl. Tendean Jakarta. Dalam proyek ini menggunakan palem
Washingtonia robusta batang ganda yang diimpor dari Amerika.
18. Peserta Pameran Internasional Hortikultura 2005 di Amsterdam, Belanda
atas nama Departemen Pertanian Indonesia yang diselenggarakan pada
tanggal 2-5 November 2005
19. Salah satu tim dalam proyek Peremajaan Kota Tua Jakarta – Museum
Fatahillah yang bekerjasama dengan Budi Lim.
20

20. Desainer dan kontraktor lanskap dalam proyek Aston Ambon Natsepa
Resort and Spa yang bekerja sama dengan ANTIKA Architecture and
Interior dan PT. Manise Permai sebagai Owner.
21. Kontraktor lanskap untuk proyek Tangguh LNG Papua yang bekerjasama
dengan Adhi Karya dan KJP.

Sistem Komunikasi dan Aplikasi Komputer


Komunikasi merupakan salah satu sarana penting yang menjembatani
hubungan perusahaan dengan pihak luar dalam kegiatan usaha. Bentuk
komunikasi yang digunakan PT. Tropica Greeneries dapat secara langsung
maupun melalui media/perantara. Komunikasi secara langsung dengan klien
dilakukan dengan mengadakan pertemuan (meeting) secara terjadwal. Komunikasi
secara tidak langsung difasilitasi dengan sarana komunikasi berupa surat, email,
fax, dan telepon. Selain itu, untuk meningkatkan pemasaran produk, PT. Tropica
Greeneries memiliki website tersendiri yang dapat di akses oleh berbagai jenis
kalangan di seluruh dunia. Website tersebut memberikan bermacam informasi
mengenai perusahaan, ruang lingkup pekerjaan, dan pemasaran hasil produk
lanskap PT. Tropica Greeneries selama beberapa tahun.
Dalam pekerjaan proyek-proyek lanskap menggunakan beberapa aplikasi
komputer untuk memberikan kemudahan dan mengefisiensikan waktu dan biaya.
PT. Tropica Greneeries menggunakan beberapa software yang umumnya
digunakan seperti data yang tertera pada tabel 3.
Tabel 3. Jenis Aplikasi Komputer yang Digunakan PT. Tropica Greeneries
No Nama Perangkat Lunak Ruang Lingkup
1. Auto CAD Gambar produk
2. Adobe Photoshop Rendering, Layout, modifikasi foto
3. Adobe Acrobat Publikasi dokumen
4. File Maker Pro Administrasi
5. Accurate, Microsoft Excel Keuangan
6. Microsoft Office Dokumentasi, Administrasi, Keuangan
7. Outlook Express E-mail
8. AVG Antivirus, Spyware Anti virus
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
21

Selain itu, PT. Tropica Greeneris memiliki peralatan dan perlengkapan


yang memadai sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan secara optimal.
Fasilitas penunjang tersebut diantaranya dapat terlihat pada tabel.4.
Tabel 4. Jenis & Jumlah Perangkat Keras yang Digunakan PT. Tropica Greeneries.
No Nama Perangkat Keras Jumlah
1. Server (Komputer) 1
2. Komputer 3
3. Laptop 2
4. Printer laser jet 1
5. Printer warna 1
6. CD-ROM Writer/Re-Writer 3
7. Kamera Digital 2
8. Scanner A4 1
9. Modem 1
10. Kabel data dan Card Reader 2
11. Telepon 6
12. Fax 1
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
Penghargaan
Eksistensi PT. Tropica Greeneries sejak awal berdirinya perusahaan
ditandai dengan berbagai macam prestasi penghargaan yang diperolehnya.
Penghargaan-penghargaan tersebut diantaranya sebagai partisipan dalam :
1. Fair EXPO De Niort tahun 2006 yang bekerjasama dengan Dirjen PPHP,
Departemen Pertanian RI
2. Jakarta Fashion and Food Festival tahun 2005 dengan penyelenggara
Direktorat Tanaman Hias, Dirjen Bina Produksi Hortikultura
3. Indonesian International Beautiful Smart Aid tahun 2003 dalam Rantai
Expo International
4. Musyawarah Nasional I AKLANI tahun 2003
5. Apresiasi Tindakan Karantina Tumbuhan tahun 2003 dengan penyelenggara
Departemen Pertanian Badan Karantina Pertanian
6. Specialist softscape Pameran Lanskap Internasional IGA 2003 Rostock
tahun 2003 yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian RI
22

Pantai Natsepa, Ambon


Kondisi Fisik
Keanekaragaman batu karang di Indonesia paling banyak tersebar di
sebelah timur kepulauan Indonesia terutama di sekitar Kepulauan Maluku,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan karakteristik geologis
Kepulauan Maluku, batuan karang yang terhampar sepanjang perairan/pantai
Maluku diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu :
1. The Banda innner-arc coral reefs, termasuk di Kepulauan Banda, Gunung
Api, Manuk, Serua, Nila, Teun, Damar, Wetar, dan Lucipara.
2. The Banda outter-arc coral reefs, yang terbentang dari Pulau Buru, Seram,
Pulau Gorong dan Wambela, Pulau Kai, Pulau Tanimbar dan Bahar, Pulau
Leti dan Kisar.
3. The Sahul Shelf coral reefs, yang merupakan kelompok terkecil batu
karang dan hanya terdapat di Pulau Aru.
4. The Indo-Pacific coral reefs, yang termasuk didalamnyan Pulau Obi,
Bacan, Halmahera,dan Morotai.
Karang pinggiran terdapat di beberapa area di sepanjang Pantai Ambon,
Eri, Liliboi, Hative Besar, Kota Jawa, Air Salobar, Batu Capeu, dan Silale.
Setidaknya ada sekitar 85 jenis karang yang ditemukan di Pantai Ambon. Pantai
Ambon memiliki jenis karang dalam jumlah terendah. Dilaporkan bahwa, erosi
tanah menjadi penyebab tingginya sedimentasi di Pantai Ambon yang
mengakibatkan keanekaragaman karang di sana menjadi berkurang. (Monk,
Kathryn A,Yance de Fretes, Gayatri Reksodihardjo-Lily, 1997)
Pantai Natsepa yang terletak di Pulau Ambon merupakan pantai yang
berada di atas batu kumpulan karang berwarna ungu, coklat berbintik hitam yang
terpencar. Selain itu, berbagai biota laut seperti berbagai jenis ikan hias besar dan
kecil, siput, kerang, dan tumbuh–tumbuhan laut juga menjadi potensi dan daya
tarik kawasan ini.
Di sepanjang utara Semenanjung Ambon tersebar vegetasi dalam formasi
pes-caprae dan hutan pantai yang didalamnya terdapat beberapa jenis tanaman
diantaranya Ipomea pes-caprae, Wedelia biflora, Canavalia maritima, Vigna
marina (formasi pes-caprae), Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus,
23

Calophyllum inophyllum, Erythrina variegata, Pongamia pinnata, Barringtoinia


racemosa, dan Pandanus sp (formasi hutan pantai). (Monk, Kathryn A,Yance de
Fretes, Gayatri Reksodihardjo-Lily, 1997)
Tanaman yang tumbuh di sepanjang Pantai Natsepa, Ambon, bervariasi
dalam hal jenis, bentuk, dan ketinggian. Jenis tanaman seperti pohon kelapa,
ketapang, pulai, sagu, dan berbagai jenis lainnya banyak ditemukan di daerah ini.
Sedangkan jenis tanaman tertentu seperti puring memiliki jenis dengan bentuk,
warna, dan corak yang berbeda, unik, dan variatif dari jenis puring yang
ditemukan di daerah lain pada umumnya sehingga keanekaragaman hayati
tersebut dapat dijadikan suatu potensi yang patut untuk dikembangkan.
Kabupaten Maluku Tengah terdiri atas 19 kecamatan yang meliputi 299
desa dan enam kelurahan. Pantai Natsepa terletak di desa Suli, Kecamatan
Salahutu pada bagian selatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota
Masohi yang berada di Pulau Seram. Pantai dengan luas wilayah mencapai 1300
Ha ini berhadapan langsung dengan Teluk Ambon Baguala. Pantai Natsepa yang
melandai dan berpasir putih memiliki karakteristik topografi yang cukup terjal,
banyak bebatuan, dan berada di atas hamparan batu karang.
Kabupaten Maluku Tengah beriklim tropis dan iklim musim dengan curah
hujan rata-rata lebih dari 2000-3000 mm/tahun. Kondisi cuaca pantai pada bulan
Mei – Agustus bergelombang, sedangkan musim teduh keadaan laut tenang dan
air manjadi jernih terjadi pada bulan Oktober – Maret.

Kondisi Sosial
Menurut informasi Bappeda Maluku Tengah dalam situsnya
(www.malteng.go.id), daerah ini berpenduduk sekitar 7.933 jiwa yang terdiri dari
3.860 orang penduduk pria dan 4.073 orang penduduk wanita. Kawasan Pantai
Natsepa banyak dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki daya tarik berupa
pantai yang melandai dengan pasir putihnya. Sebagai kawasan wisata, daerah ini
memiliki prasarana penunjang seperti pos pelayanan kesehatan, restaurant, toko
souvenir, dan hotel. Hal ini didukung oleh pemerintah dengan penetapan standar
pelayanan minimal diantaranya dalam bidang kelautan, penataan ruang,
lingkungan hidup, dan keamanan. Kawasan ini dapat dicapai dengan menempuh
24

jarak 14 km dari kota Ambon melalui kendaraan umum (bis dan taksi) dan
kendaraan pribadi.
Dalam bidang kelautan diantaranya melakukan penataan pengelolaan
perairan di wilayah laut kabupaten/kota, mengeksplorasi, eksploitasi, konservasi
dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah kabupaten/kota, konservasi dan
pengelolaan plasma nutfah spesifik lokal serta suaka perikanan di wilayah laut
kewenangan kabupaten/kota, serta memberikan pelayanan izin usaha di bidang
perikanan serta pengawasan pemanfaatannya. Selanjutnya dalam penataan ruang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara propinsi dan kabupaten/kota dan
dilakukan pengawasan atas pelaksanaan tata ruang. Dalam bidang lingkungan
hidup dilakukan pengendalian, pengaturan, pengamanan dan pengawasan
lingkungan hidup lintas kabupaten/kota, penilaian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) bagi kegiatan-kegiatan yang potensial berdampak
negative pada masyarakat luas, serta penetapan baku mutu lingkungan hidup.
Selain itu pada bidang keamanan dilakukan pemulihan keamanan daerah dengan
menciptakan suasana kondusif bagi tercerminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat.
25

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem Kerja Perusahaan
PT. Tropica Greeneries mempunyai alur kerja yang sistematis apabila
ditinjau dari segi administrasi. Sistem ini berfungsi untuk mempermudah
pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. Sistem kerja
perusahaan yang ada diantaranya sistem penyimpanan data perusahaan dan
prosedur pekerjaan proyek.
Sistem Penyimpanan Data Perusahaan
Dalam melakukan aktivitas usaha, PT. Tropica Greeneris memiliki standar
pengelompokan file atau data yang berhubungan dengan proyek yang sedang
dikerjakan. Data perusahaan yang keluar dan masuk perusahaan disimpan dalam
data server yang dikelompokkan ke dalam folder-folder khusus dalam komputer
selain didokumentasikan dalam bentuk berkas tersendiri. Dalam satu folder
proyek berisikan :
- Folder Calculation yang menyimpan data perhitungan proyek
- Folder Quotation yang berisikan dokumen penawaran harga perusahaan
untuk klien
- Folder Invoices yang berisikan surat tagihan pembayaran untuk pihak
yang terlibat dan berkaitan dengan proyek lanskap
- Folder Letters in yang menyimpan surat – surat pemberitahuan, undangan,
dan surat keterangan lain yang ditujukan untuk perusahaan
- Folder Letters out surat keluar yang berisikan dokumen-dokumen
perusahaan yang ditujukan untuk pihak luar
- Folder Pictures yang berisi foto-foto yang berhubungan dengan proyek
yang sedang dikerjakan
- Folder Drawings yang berisikan gambar kerja yang berhubungan dengan
proyek yang sedang dan akan dikerjakan.
- Folder Email yang berisikan informasi mengenai dokumen proyek yang
dikirim maupun yang diterima oleh perusahaan
Data server berisikan folder yang memuat berbagai dokumentasi
perusahaan diantarannya folder yang berisikan data ekspor, data impor, proyek
pemeliharaan (maintenance), tender, proyek yang sedang dikerjakan, proyek
26

indoor plant, data administrasi dan keuangan, data supplier, file presentasi dan
makalah, serta data penunjang lainnya. Penamaan folder untuk tender dan proyek
yang sedang berjalan menggunakan nama lokasi proyek yang bersangkutan.
Misalnya untuk perancangan resort Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini
berada dalam Tropica Data Server – 05 Project – Ambon. Seluruh data yang
berkaitan dengan proyek seperti gambar kerja, foto survai lapang dan kelengkapan
foto lainnya, perhitungan harga penawaran, surat perintah kerja sampai dengan
surat kontrak berada dalam sub-sub folder sesuai standar yang telah ditetapkan.
Belum adanya standardisasi penomoran gambar untuk proyek desain dan
build karena sistem penomoran data perusahaan hanya sebatas penomoran
dokumentasi surat-surat yang ditujukan untuk pihak luar. Penomoran gambar
untuk proyek pelaksanaan mengikuti penomoran pada gambar kerja yang telah
ada. Penomoran gambar kerja untuk proyek desain dan build seperti proyek Aston
Ambon Natsepa Resort dan Spa ini baru ditetapkan pada saat mahasiswa
melakukan kegiatan magang. Dalam hal ini, penomoran gambar yang digunakan
menginformasikan nama perusahaan, kode proyek, dan nomor gambar yaitu List
Drawing/Inisial Nama Perusahaan/Kode proyek/ - nomor gambar, seperti contoh
LD/TG/AAN – 001 merupakan penomoran untuk site plan proyek Aston Ambon
Natsepa Resort dan Spa.
Layout pada gambar kerja pada umumnya memuat informasi gambar
sebagai berikut :
1. Judul Proyek
2. Pemilik (Pemberi Tugas)
3. Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek ( Arsitek, ME, Struktural,
Arsitek Lanskap, dll)
4. Keterangan gambar
5. Tanggal Revisi
6. Judul Gambar
7. Skala dan orientasi
8. Tanggal dan Nomor Gambar
9. Informasi Gambar (Design by, drawn by, Approved)
10. Hak Cipta Perusahaan.
27

Prosedur Pekerjaan Proyek


Proyek lanskap yang dikerjakan PT. Tropica Greeneries dilaksanakan
sesuai dengan surat kontrak yang telah disepakati bersama oleh kedua belah
pihak. Sebagai perusahaan kontraktor lanskap, umumnya pekerjaan lanskap yang
diterima diperoleh melalui tahap penunjukkan langsung maupun mengikuti proses
tender. Tahap pekerjaan lanskap yang dikerjakan PT. Tropica Greenerie berupa
pekerjaan desain dan pelaksanaan, pekerjaan pelaksanaan, pekerjaan
pemeliharaan, pekerjaan ekspor dan impor tanaman lanskap, serta pekerjaan
penyewaan tanaman indoor. Proyek desain dan pelaksanaan lanskap, proyek
pelaksanaan lanskap, dan proyek pemeliharaan diperoleh melalui dua cara yaitu
melalui penunjukkan langsung dan melalui tender.
Dalam sistem penunjukkan langsung, perusahaan mendapatkan pekerjaan
tanpa harus mengikuti proses tender. Dalam hal ini owner memberikan pekerjaan
langsung pada perusahaan dan pekerjaan dilaksanakan setelah terjadi kesepakatan
dalam kontrak antara kedua belah pihak. Surat kontrak yang dibuat berisikan
pokok perjanjian dengan uraian jelas mengenai jenis pengadaan barang / jasa dan
jumlahnya, harga tetap dan syarat pembayaran, spesifikasi teknis yang jelas dan
terperinci, jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan yang disertai dengan
jadwal pelaksanaan dengan syarat-syarat penyerahan serta jaminan teknis atau
hasil pekerjaan yang dilaksanakan, cara penyelesaian perselisihan, status hukum,
serta hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam kontrak. Pelaksanaan
pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) yang
berlaku. Surat Perintah Kerja (SPK) ini mencakup beberapa hal penting
diantaranya :
a. Penandatanganan oleh pihak pemilik selaku pemberi pekerjaan dan
pihak kontraktor selaku penerima pekerjaan diatas materai
b. Pokok – pokok pekerjaan yang disepakati dalam perjanjian
c. Harga yang tetap, tata cara, dan syarat-syarat pembayaran
d. Persyaratan dan spesifikasi teknis
e. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan
f. Sanksi apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
28

Setelah pelaksanaan pekerjaan dilakukan, lalu beralih ke masa retensi berupa


pekerjaan pemeliharaan selama 3–6 bulan. Serah terima pekerjaan dilakukan
apabila masa retensi sudah habis dan dilakukan pengecekan ulang (opname),
disetujui dan disepakati bersama dan dilakukan penandatanganan oleh kedua
belah pihak dalam berita acara. Dalam form opname berisi laporan dari pihak
kontraktor yang berkaitan dengan hasil opname terhadap suatu tahap pekerjaan
lanskap seperti jumlah pengadaan barang berupa softscape maupun hardscape.
Pelaksanaan opname berada di bawah pengawasan pihak teknik dan didasarkan
pada SPK (Surat Perintah Kerja) dan BQ (Bill of Quatity) sebagai standar kontrak
untuk sejumlah barang yang digunakan. Dalam hasil laporan opname dapat
terlihat ada tidaknya penambahan atau pengurangan pekerjaan.
Prosedur pekerjaan proyek dengan proses tender diawali dengan
pemberian undangan tender kepada peserta tender untuk pegambilan dokumen
tender dan penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Proses penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) dilakukan biasanya dua hari setelah dokumen tender diberikan oleh
calon peserta tender. Setelah itu, proses selanjutnya adalah penyampaian dokumen
penawaran berupa rincian biaya dan syarat lainnya untuk proyek yang akan
dikerjakan. Pemasukan dokumen penawaran tender ini dapat melalui tahap satu
sampul ataupun dua sampul yang selanjutnya akan diseleksi melalui tahap
pascakualifikasi. Pengumuman pemenang akan diinformasikan langsung ke
peserta tender. Apabila terpilih menjadi pemenang, langkah selanjutnya adalah
penandatanganan kontrak kerja dan pemberian surat perintah kerja. Pelaksanaan
pekerjaan akan dimulai dan diakhiri sesuai dengan kesepakatan yang tertulis di
dalam surat perintah kerja. Pekerjaan akan dinilai selesai apabila telah melewati
masa retensi dan dilakukan pengecekan ulang (opname) dan selanjutnya dilakukan
serah terima pekerjaan.
Proses perancangan di perusahaan ini menggunakan sistem manual dan
sistem komputerisasi. Sistem manual dengan menggunakan sketsa tangan pada
tahap analisis dan sintesis, konsep desain, potongan, dan perspektif. Pada tahap
ini, sketsa tangan dilakukan oleh arsitek lanskap senior yang berpengalaman.
Setelah itu, pada tahap pengembangan desain, sketsa yang telah dibuat
diterjemahkan ke dalam sistem komputerisasi melalui penggunaan software
29

desain (Auto CAD, Adobe Photoshop) oleh staf divisi lanskap. Produk desain yang
dikeluarkan berupa site plan yang dilengkapi dengan foto ilustrasi, foto tanaman
yang digunakan, dan altenatif harga desain dan pelaksanaannya. Pembuatan
perspektif tiga dimensi dan gambar kerja detail biasanya menggunakan tenaga ahli
di luar staf karena belum adanya tenaga kerja spesialis di bidang ini.
Pekerjaan desain lanskap dimulai melalui tahap sebagai berikut :

Penerimaan Proyek Penunjukan Langsung/ Tender

Survai Tapak - Inventarisasi tapak (minimal satu kali)


- Wawancara dengan klien

Desain Lanskap - Pembuatan konsep (sket tangan)


- Desain awal (site plan, ilustrasi foto)

Meeting dengan owner


Presentasi desain

Pengembangan Desain Revisi gambar

Meeting dengan owner Desain akhir (Approval Design)

Gambar – gambar - Planting plan, lighting plan


Konstruksi - Detail konstruksi
- Gambar potongan
- Gambar perspektif (3 D)

Penawaran Harga Penawaran Harga soft material


Building Construction Penawaran Harga hard material

Gambar 7. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap di PT, Tropica Greeneries

Banyaknya pekerjaan lanskap yang tengah dijalani sampai saat ini belum
diimbangi dengan kapasitas sumberdaya tenaga ahli yang ada. Akibatnya, dalam
pembagian tugas kerja dan tanggungjawab pekerjaan seringkali melebihi kapasitas
30

kerja karyawan. Hal ini dapat memicu hasil kerja yang kurang optimal khususnya
hal-hal yang berkaitan dengan desain lanskap. Untuk mengantisipasi hal ini,
perusahaan berusaha untuk menambah jumlah karyawan yang berlatar belakang
sarjana bidang keilmuan arsitektur lanskap disamping tetap menggunakan jasa
ahli desain yang berpengalaman dan profesional.

Proses Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa


Proyek Aston Natsepa Resort dan Spa diperoleh dari penunjukan langsung
melalui rekomendasi pihak arsitek kepada owner. Proses perancangan proyek ini
dimulai dengan melakukan kegiatan survai lapang untuk melihat kondisi tapak
yang sesungguhnya. Hasil survai lapang digunakan sebagai acuan untuk membuat
tahapan analisis dan sintesis sampai konsep desain dengan menggunakan sketsa
tangan oleh arsitek lanskap senior yang berpengalaman. Setelah itu, pada tahap
pengembangan desain, sketsa yang telah dibuat diterjemahkan ke dalam sistem
komputerisasi melalui penggunaan software desain (Auto CAD, Adobe
Photoshop) oleh mahasiswa magang. Produk desain awal yang dikeluarkan
berupa site plan yang dilengkapi dengan foto ilustrasi, foto tanaman yang
digunakan sebagai bahan untuk presentasi didepan owner. Pengembangan desain
selanjutnya dilakukan untuk melengkapi hal-hal lain berdasarkan masukan dari
owner dan pihak arsitek. Proses pengembangan desain dalam proyek ini sering
mengalami perubahan oleh senior lanskap untuk menciptakan desain yang lebih
menarik. Desain yang dibuat mengacu pada kebutuhan klien dan memprioritaskan
biaya pelaksanaan nantinya. Setelah proses pengembangan desain dilakukan, hasil
revisi site plan kembali dipresentasikan di depan owner untuk mendapatkan
approval desain yaitu desain akhir yang telah disetujui pihak owner. Tahap
selanjutnya berupa pembuatan gambar konstruksi/gambar kerja detail untuk
softmaterial dan hardmaterial, planting plan, serta gambar potongan oleh
mahasiswa magang dibantu oleh arsitek lanskap senior. Pembuatan perspektif tiga
dimensi dan gambar kerja detail biasanya menggunakan tenaga ahli di luar staf
karena belum adanya tenaga kerja spesialis di bidang ini. Tahap pekerjaan desain
lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa dapat dilihat pada gambar 7.
31

Pembuatan rencana anggaran biaya untuk desain proyek ini dibedakan


menjadi dua yaitu penawaran harga soft material dan penawaran harga hard
material. Penawaran harga soft material dan hard material pelaksanaan proyek ini
dibuat berdasarkan jumlah kebutuhan desain untuk kawasan resor tersebut
mengacu pada biaya estimasi yang dikeluarkan oleh owner di luar harga
penawaran desain yang sebelumnya diajukan. Pada tahap ini, mahasiswa magang
dibantu oleh arsitek lanskap senior dan staf lanskap lainnya dalam mempelajari
cara pembuatan penawaran harga untuk sebuah proyek.

Penerimaan Proyek Penunjukan Langsung

Survai Tapak - Inventarisasi tapak


- Wawancara dengan klien

Desain Lanskap - Pembuatan konsep (sket tangan)


- Desain awal (site plan, ilustrasi foto)

Meeting dengan owner


Presentasi desain

Pengembangan Desain Revisi gambar

Meeting dengan owner Desain akhir (Approval Design)

Gambar – gambar - Planting plan


Konstruksi - Detail konstruksi
- Gambar potongan
- Gambar perspektif (3 D)

Penawaran Harga Penawaran Harga soft material


Building Construction Penawaran Harga hard material

Gambar 8. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap Proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
32

Tahap pekerjaan desain lanskap di PT. Tropica Greeneries secara umum


mendekati tahapan proses perancangan yang dikeluarkan oleh N.K.Booth (1990).
Namun pada pelaksanaannya, tidak semua teori dalam proses perancangan ini
diterapkan karena proses perancangan yang dilakukan untuk proyek ini
disesuaikan berdasarkan Surat Perintah Kerja dan harga penawaran desain (design
fee) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Beberapa aplikasi teori proses perancangan yang diterapkan perusahaan
pada proyek ini adalah pada tahap riset dan analisis yang dilakukan oleh
perusahaan hanya sebatas kunjungan lapang dan wawancara/diskusi langsung
dengan klien dan owner. Hasil survai dan wawancara dianalisis secara verbal dan
langsung dituangkan ke dalam konsep desain melalui sketsa tangan. Proses
selanjutnya adalah pembuatan desain awal dengan hasil desain yang keluarkan
berupa site plan yang dilengkapi dengan rencana penanaman (planting plan) dan
detail konstruksi. Pada saat mahasiswa magang belum sampai pada tahap
pelaksanaan pekerjaan building construction.
Terjadi pergeseran antara teori dan praktek di lapang ini karena ada
penyesuaian antara kebutuhan dan efisiensi biaya dalam pengerjaan sebuah
proyek lanskap. Semakin banyak produk desain yang dikeluarkan maka semakin
besar biaya yang akan dikeluarkan. Tidak semua tahap dalam proses perancangan
diajukan dalam penawaran harga desain. Pengerjaan produk desain disesuaikan
dengan besarnya budget biaya yang dikeluarkan dalam harga penawaran.

Data dan Analisis


Deskripsi Proyek
Aston Ambon Natsepa Resort & Spa (AANRS) merupakan sebuah
kawasan resor dan hotel berbintang lima yang termasuk dalam cabang hotel Aston
Internasional Indonesia. Aston Internasional Indonesia sendiri merupakan
perusahaan manajemen dan pemasaran dari Hawaii yang mengelola 11 hotel di
Indonesia. Pembangunan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa ini
merupakan salah satu upaya pihak Aston Internasional Indonesia untuk
mengembangkan sistem manajemen, pemasaran, dan teknik pelayanan hotel di
kota-kota besar dan daerah tujuan wisata di seluruh Indonesia.
33

Ambon Aston Natsepa Resort dimiliki oleh seorang pengusaha yang


berasal dari Kepulauan Maluku, Ambon. Proyek ini melibatkan beberapa pihak
diantaranya PT. Antika Architecture and Interior sebagai konsultan arsitek, PT
Sentra Reka Struktur sebagai konsultan struktural, PT. Gradian Mitrakarsa sebagai
konsultan mekanikal dan elektrikal, dan PT. Tropica Greeneries sebagai konsultan
dan kontraktor pelaksana lanskap. Hubungan kontrak dan alur supervisi kerja
proyek ini dapat dilihat melalui bagan dibawah ini :

PT. Natsepa Manise (Owner)

Antika Architecture & Interior (Konsultan Arsitek)

PT. Sentra PT. Gradian PT. Tropica PT. Karya


Reka Struktur Mitrakarsa Greeneries Adya Utama
(Konsultan (Konsultan ( Konsultan ( Kosultan
Sipil) M&E) Lanskap) Spesialis
Kolam)
Ket : alur supervisi / monitoring
alur kontrak

Gambar 9. Bagan Hubungan Kontrak Proyek Aston Ambon Natsepa Resort & Spa

Tahap persiapan proyek ini dimulai pada tahun 2005 dan pelaksanaan
pembangunan asrama dan hotel sudah dimulai sejak tahun 2006. Rencana
pembukaan dan peresmian hotel ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2008.
Sampai saat ini, pembangunan masih berlangsung dan hasil pembangunan belum
mencapai target yang diharapkan. Bangunan yang sedang dilaksanakan
diantaranya pembangunan mess 1, 2, dan 3 yang belum sampai pada tahap
penyelesaian (finishing), pembangunan area kolam renang umum dan olahraga air
yang baru mencapai tahap pembuatan pondasi dasar bangunan (cor beton), dan
pembangunan hotel serta amphitheatre yang baru mencapai tahap pembuatan
pondasi dasar bangunan meskipun sudah sampai pada tingkat tertinggi.
34

Dalam hal monitoring schedule pelaksanaan proyek ini, Antika


Architecture and Interior sebagai konsultan arsitek memegang tugas dan
kewajiban untuk memantau kinerja tiap-tiap sub-kon agar tahap-tahap
pelaksanaan proyek ini dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan. PT. Tropica Greeneries selaku sub-kon lanskap yang mengerjakan
desain dan pelaksanaan lanskap proyek ini sudah melaksanakan kewajibannya
untuk membuat suatu rancangan resor sesuai konsep yang diajukan dan disetujui
oleh pihak owner. Namun dalam pelaksanaan di lapang, pelaksanaan proyek ini
sedikit terhambat karena lambatnya kinerja dari salah satu sub kontraktor lokal
yang mengerjakan pembangunan gedung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
sumberdaya pekerja lapang yang digunakan pihak kontraktor dan pekerja yang
dilibatkan kurang produktif dan kurang maksimal dalam pemanfaatan waktu kerja
sehingga target penyelesaian pembangunan menjadi terhambat.

Letak, Luas, dan Keadaan Umum Tapak


Proyek Ambon Aston Natsepa Resort and Spa ini terletak di Pantai
Natsepa, desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi
Maluku. Tapak ini memiliki luas lahan sebesar ± 5.9 Ha dengan status lahan
kepemilikan milik PT. Manise Permai. Batas tapak proyek ini diantaranya :
Utara : pemukiman penduduk
Timur : pemukiman penduduk
Selatan : Teluk Baguala
Barat : Sungai Wayari

Gambar 10. Lokasi Tapak Aston Ambon Natsepa Resort and Spa, Ambon.
35

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi tapak dibagi dalam
beberapa area diantaranya :
1. Zona A yang terdiri dari jalan raya Natsepa dan pintu masuk dan keluar
utama (Gambar 11 dan 12)
2. zona B yang didalamnya terdapat mess, area parkir utama, dan area
display patung (Gambar 13)
3. zona C yang terdiri dari area restoran dan area permainan olahraga air
(Gambar 14)
4. zona D yang terdiri dari cottage garden, sport centre, nursery, dan area
utilitas (Gambar 15, 16, 17)
5. zona E yang terdiri dari pintu masuk hotel (Gambar 18)
6. zona F yang terdiri dari area kolam renang hotel, amphiteater, padang
rumput wing A&B (Gambar 19, 21, dan 23)
7. zona G yang didalamnya terdapat jogging track dan sungai Wayari
(Gambar 24,dan 25).
Keadaan umum tapak dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Zona A ( Jalan Raya Natsepa, Ambon dan Pintu Masuk & Keluar Utama)
Jalan raya selebar delapan meter ini berada di sebelah timur laut tapak dan
merupakan akses langsung menuju tapak dari Bandara Pattimura, Ambon.
Kondisi jalan yang cukup baik dengan intensitas kendaraan yang tidak terlalu
ramai ini memberikan kemudahan dan kelancaran berkendara bagi pengguna
kendaraan bermotor yang menuju ke tapak. Di sepanjang jalan raya ini
ditumbuhi vegetasi lokal berupa pohon kelapa, ketapang, dan pulai yang
tersebar di sepanjang jalan menuju tapak. Prasarana ini belum dilengkapi
dengan penerangan jalan sehingga intensitas kendaraan yang melaju pada
malam hari tergolong rendah dan diperlukan kewaspadaan dalam berkendara
pada malam hari. Oleh karena itu, perlu adanya sistem penerangan jalan di
malam hari untuk mengantisipasi kendala tersebut.
36

Gambar 11. Jalan Raya Natsepa, Ambon (Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Pintu masuk utama AANRS berada tepat di depan jalan raya Natsepa dan
menyerupai segitiga yang mengarah ke timur laut. Pintu masuk ini merupakan
area penerimaan kawasan resor yang dirancang memanjang sejauh 38 meter
untuk akses dua arah. Kondisi awal terlihat adanya penanaman pohon
glodokan yang ditata sejajar dengan tembok pembatas tapak. Penanaman
pohon ini difungsikan sebagai tanaman pengarah. Karena tidak adanya
pemeliharaan menyebabkan bentuk tajuk dan kondisi tanaman menjadi tidak
teratur. Pada saat hujan, kondisi tanah di area ini mudah tergenang oleh air.
Area penerimaan ini melebar pada bagian depan dan menyempit pada bagian
ujung. Akses dua arah pada area ini mengambil sebagian besar lahan sehingga
sisa lahan untuk penggunaan taman menjadi sedikit. Dengan demikian perlu
optimalisasi pemanfaatan ruang untuk taman agar tampak lebih menarik dan
berkesan megah meskipun luasan lahan yang digunakan terbatas.

Gambar 12. Pintu Masuk dan Keluar Utama Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (AANRS)
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
37

2. Zona B ( Mess, Area Perkir Utama, dan Area Display Patung)


Zona seluas ± 1424 m² ini mencakup area privat dan area pelayanan yang
terdiri dari mess 1, 2, dan 3, lahan parkir utama, dan area display patung. Area
yang relatif datar ini merupakan ruang dengan bukaan yang lebar. Kondisi
tapak yang cukup panas membuat area ini terasa gersang dan kering di siang
hari karena tidak adanya penghalang yang mampu menyerap panas. Dengan
memanfaatkan potensi angin dan penggunaan tanaman bertajuk lebar pada
area ini diperkirakan dapat mengurangi panas terik sinar matahari langsung
dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.

Gambar 13. Mess 2 &3 dan Area Parkir Utama Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

3. Zona C ( Restoran dan Area Permainan Olahraga Air)


Area yang berada di sebelah tenggara ini merupakan salah satu area
penunjang kawasan resor berupa restoran berbentuk bulat dan area permainan
olahraga air yang diperuntukkan bagi pengunjung kawasan resor. View ke
arah laut yang bagus memberikan nilai tambah bagi restoran dan area
permainan ini.
38

Gambar 14. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

4. Zona D (sport centre, cottage garden, nursery dan area utilitas)


Area sport centre merupakan area olahraga yang didukung melalui
pengadaan fasilitas lapangan tenis luar dan lapangan badminton dalam
ruangan. Area seluas ± 2880 m² ini berada disamping area mess 1 dengan
posisi di sebelah timur laut kawasan resor.

Gambar 15. Area Sport Centre Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Area cottage garden merupakan lahan terbuka yang berada disebelah


utara tapak. Level tanah area ini berada pada (-0.5) yaitu 0.2 m diatas
permukaan jalan. Disebelah utara area ini berbatasan dengan lahan milik
penduduk sekitar sehingga area ini harus dibatasi oleh vegetasi penghalang
untuk memanipulasi pemandangan disekitarnya. Dengan kontur yang relatif
datar, lahan terbuka ini berpotensi untuk dijadikan sebagai area taman terbuka
untuk umum yang sekaligus dapat dinikmati keindahannya dari dalam gedung
hotel karena posisi taman yang terletak tepat di depan pintu masuk hotel.
39

Dengan lebar taman yang membentang sepanjang 62 m ini dapat memberikan


kesan meluas pada taman.

Gambar 16. Area Rencana Desain Cottage Garden Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Area nurseri dan utilitas berada di samping cottage garden. Area nurseri
ini merupakan area yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan pembibitan
tanaman semak dan tanaman indoor hotel. Di samping itu, fungsi lain dari area ini
sebagai zona hijau penyangga kawasan resor. Area utilitas berada di sebelah barat
laut kawasan resor. Area seluas 5950 m² ini merupakan area privat utilitas untuk
genset, ruang mesin, ruang pompa, laundry, dan utilitas lainnya.

Gambar 17. Area Nursery dan Utilitas Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

5. Zona E (Pintu Masuk Hotel)


Posisi area penerimaan hotel menghadap ke arah utara kawasan, sejajar
dengan cottage garden. Area ini berada pada level (+2.97) dengan ketinggian
3.67 m dari permukaan jalan. Area penerimaan hotel ini berupa lahan yang
level tanahnya akan ditinggikan sesuai dengan kemiringan portecochere
sehingga perlu penyesuaian pada kontur lahan untuk area taman di depan
pintu masuk hotel. Kondisi eksisting tapak masih relatif datar sehingga perlu
40

dilakukan pengurugan tanah untuk menciptakan kontur yang lebih bervariasi.


Penggunaan vegetasi aromatik dan penambahan elemen air dapat
menghadirkan suasana tenang dan rileks ketika memasuki area penerimaan
ini. Sedangkan untuk kenyamanan disekitar tempat parkir dengan
pemanfaatan vegetasi peneduh sebagai penyerap panas disekitar tapak.

Gambar 18. Pintu Masuk Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

6. Zona F (Area Kolam Renang Hotel, Amphitheatre, Lawn Wing A & B)


Area kolam renang hotel berada di sebelah selatan kawasan resor dan
mengahadap ke arah laut. View ke arah laut dimanfaatkan secara optimal
karena potensi tersebut merupakan salah satu nilai jual resor. Penggunaan
pada area ini dibatasi karena kolam renang hotel merupakan area semi privat
yang diperuntukkan bagi pengguna hotel. Untuk menjaga privasi pengguna,
area ini perlu didesain dengan penggunaan tanaman penghalang (barrier)
karena letaknya yang bersebelahan dengan area rekreasi publik
(amphitheatre). Penggunaan tanaman penghalang pada area ini sebatas pada
penggunaan semak tinggi yang mampu menghalangi pandangan dari arah
amphitheatre.

Gambar 19. Area Kolam Renang Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
41

Gambar 20. View ke Arah Laut Area Kolam Renang Hotel Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Area amphitheatre berada di sebelah area kolam renang hotel dan


menghadap ke arah laut. View ke arah laut dimanfaatkan secara optimal
karena potensi tersebut merupakan salah satu nilai jual resor. Area ini
merupakan area dengan bukaan yang cukup lebar dengan intensitas cahaya
matahari yang cukup besar sehingga potensi angin dapat dimanfaatkan untuk
memberikan kenyamanan bagi pengguna yang berada didalamnya. Area ini
dapat difungsikan sebagai area rekreasi publik karena bentuk lahan yang
relatif datar.

Gambar 21. Amphiteater Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa (Sumber:PT. Tropica Greeneries)

Gambar 22. View ke Arah Laut pada Amphiteater Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
42

Area Lawn Wing A&B merupakan lahan kosong dengan bentukan tanah
yang agak cekung dibagian tengah. Area ini juga merupakan bukaan lebar yang
mengarah ke laut dan berada di sebelah amphiteater. Area yang cukup luas ini
dapat difungsikan sebagai area rekreasi publik yang berhubungan dengan area
amphitheatre sehingga kedua area ini memiliki hubungan antar ruang sebagai area
rekreasi publik khusus pengguna dan pengunjung hotel. Pemanfaatan potensi
angin untuk area ini berguna untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna.

Gambar 23. Area Rumput Wing A&B Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

7. Zona G (Area Jogging Track dan Sungai Wayari)


Area jogging track merupakan area servis hotel yang diperuntukkan
khusus bagi pengguna hotel. Pemanfaatan lahan di sebelah barat laut hotel ini
dapat memberikan alternatif kegiatan rekreasi dan olahraga bagi pengguna.
Bentukan lahan pada area ini relatif datar sehingga memungkinkan untuk
dijadikan sebagai jalur jogging. Dengan kondisi tapak berupa ruang terbuka
memerlukan penggunaan vegetasi peneduh untuk menciptakan suasana
nyaman disekitar tapak.

Gambar 24. Area Jogging Track Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
43

Sungai Wayari merupakan salah satu badan air yang berada dekat dengan
kawasan hotel. Posisi sungai yang terletak memanjang dari barat ke utara ini
merupakan sungai terbuka yang kemudian ditimbun. Keberadaan badan air ini
dapat digunakan sebagai salah satu sarana penyedia kebutuhan air untuk kawasan
resor. Penggunaan tanaman penyangga disekitar sungai ini dapat memberikan
manfaat ekologis bagi sungai dan lingkungan di sekitarnya.

Gambar 25. Sungai Wayari, Natsepa, Ambon (Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Aksesibilitas
Lokasi tapak dapat ditempuh dalam lama perjalanan sekitar 3.5 jam
melalui penerbangan domestik dari bandara Soekarno-Hatta kemudian dilanjutkan
selama 20 – 25 menit dari Bandara Pattimura dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Selain itu, kawasan ini dapat dicapai dengan menempuh jarak ±14 km
dari kota Ambon melalui kendaraan umum (bis dan taksi) dan kendaraan pribadi.
Akses menuju tapak melalui jalur darat berada dalam kondisi yang baik.
Sirkulasi kendaraan dalam akses ini tergolong sedang pada pagi sampai dengan
siang hari dan tergolong sangat rendah pada malam hari. Hal ini disebabkan
karena prasarana berupa jalan utama ini menuju tapak dan sekitarnya ini tidak
dilengkapi penerangan pada malam hari. Penerangan pada jalan hanya terdapat di
pusat kota Ambon, sedangkan untuk daerah yang menjauhi pusat kota belum
dipasang lampu penerangan jalan. Kondisi malam hari tanpa penerangan ini
cenderung menjadi salah satu kendala dalam aksesibilitas menuju tapak. Oleh
karena itu, akses menuju kawasan ini perlu ditata lebih lanjut khususnya penataan
untuk sistem penerangan lampu jalan.
44

Topografi
Menurut data lapang melalui pengamatan dari pihak kontraktor utama,
lahan eksisting pada tapak berupa rawa dengan dasar karang. Beberapa daerah
disekitar tapak merupakan daerah empang atau tambak ikan, dan rawa-rawa
dengan kedalaman 1-2 meter dengan dasar karang yang selanjutnya dilakukan
penimbunan setinggi 1-1.5 m dengan bahan dominan pasir dan batu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Kathrine A .Monk et all dalam Ekologi Nusa Tenggara dan
Maluku bahwa pada Kepulauan Maluku memiliki keanekaraaman batu karang
yang terhampar sepanjang pantai. Karang dalam topografi tapak merupakan
karang pinggiran Pantai Ambon dengan jenis dan jumlah yang terendah.
Level (0,0) pada tapak berada pada talud yang berada di sebelah selatan
tapak. Posisi talud berada pada ketinggian 70 cm dari jalan utama dalam tapak.
Titik tertinggi berada pada talud dan titik terendah berada di area kolam renang
hotel pada level (-1.30) dari talud. Secara keseluruhan tapak berada pada
ketinggian 0.8 m diatas permukaan laut. Dengan kondisi topografi eksisting yang
bervariasi, desain lanskap yang dibuat lebih dikembangkan pada daerah bukaan
dengan mengoptimalkan kontur pada tapak yang lebih bervariatif. Pada bagian
yang relatif curam dilakukan proses cut and fill untuk mempermudah sirkulasi
pada desain dan retensi terhadap bangunan.

Badan Air
Di sekitar tapak terdapat badan air berupa laut, sungai bawah tanah
(tertutup) dan tiga titik sumur cukup dalam yang diyakini mengandung air bersih
dan sebagian dikelola menjadi sumur dalam. Sungai tersebut pada awalnya
merupakan sungai terbuka yang kemudian ditimbun. Penimbunan sungai ini
dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan sumber air bersih untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Secara ekologis penimbunan sungai ini dapat
memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan sekitar. Penimbunan
sungai ini menyebabkan air tidak mengalir secara alami ke bagian hilir. Apabila
musim hujan datang dan curah hujan turun dengan intensitas yang tinggi, dapat
diperkirakan air sungai ini akan meluap karena aliran air yang terhalang. Oleh
karena itu, perlu penataaan tata hijau untuk daerah aliran sungai ini. Salah satunya
dengan penanaman vegetasi penahan air seperti pohon bambu di sekitar sempadan
45

sungai setebal 2-3 meter untuk mengantisipasi hal tersebut. Berdasarkan hasil
analisis air yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah Bogor disebutkan bahwa
contoh air yang terdapat pada tapak mengandung pH 7-7.9 dan hasil selengkapnya
disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Contoh Air (Lokasi : Natsepa, Ambon).
Nomor Contoh Air 1 2
DHL 25°C dS/m 0,687 0,989
pH 7 7,9
NH4 0 0
K 0,02 0,04
Ca 5,26 4,70
Mg 0,51 1,71
Kation
Na 1,61 3,84
m.e/l air bebas lumpur

Fe 0,00 0,00
Al 0,00 0,00
Mn 0,00 0,00
Jumlah Kation 7,40 10,29
NO3 0,02 0,28
PO4 0,00 0,01
SO4 0,66 3,8
Anion
Cl 1,94 2,13
HCO3 4,6 4,71
CO3 0,00 0,00
Jumlah Anion 10,93 7,22
Kadar Lumpur (mg/l) 26 59
B 0,18 0,24
mg/l air bebas

Pb 0,00 0,00
lumpur

Cd 0,00 0,00
Co 0,01 0,01
Cr
0,04 0,00
(Sumber : Tropica Greeneries, 2007)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Tanah Bogor
menyebutkan bahwa air pada sumur-1 dan sumur-2 terdapat CaCO3 bebas
terutama Ca dan Mg karena memiliki pH mendekati 8. Kandungan kapur yang
sangat tinggi di dalam air tersebut menyebabkan evaporasi pada tanaman lebih
rendah dibandingkan dengan air mineral meskipun tanaman berada di daerah
kering. Tingginya kandungan Ca dan Mg dalam air menyebabkan tidak adanya
kandungan Al, Mn dan Fe dalam air tersebut. Oleh karena itu, air disekitar tapak
hanya digunakan untuk tanaman dan kebutuhan lainnya dan air tersebut tidak
digunakan untuk minum.
46

Geologi dan Tanah


Hasil analisis terhadap tiga contoh tanah pada tapak yang dilakukan oleh
Balai Penelitian Tanah Bogor disajikan pada tabel 6.
Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dilakukan Balitanah Bogor
dapat dijelaskan bahwa tanah-1, tanah-2 dan tanah-3 bermuatan negatif sehingga
memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang dapat mengikat dan mempertukarkan
kation di dalam tanah. Ketiga tanah tersebut, memiliki kejenuhan basa yang rata-
rata lebih dari 100 %. Hal ini disebabkan karena adanya basa-basa pada larutan
tanah dan terdapat jenis-jenis mineral tertentu yang larut dengan ammonium asetat
(NH 4OAc) sehingga dapat meningkatkan basa-basa. Apabila dilihat dari jumlah
basa, ketiga jenis tanah tersebut berada di daerah kering dengan struktur tanah
yang porous.
Tanah-1 memiliki KTK yang tinggi dibandingkan dengan tanah-2 dan
tanah-3 karena pada tanah-1 memiliki kadar liat yang tinggi. Pada tanah-2
memiliki kadar pasir yang dominan dan tanah-3 yang dominan memiliki kadar
pasir paling tinggi diantara kedua tanah tersebut sehingga KTK-nya pun paling
kecil. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar liatnya maka semakin
tinggi KTK-nya dan begitu pula sebaliknya. Tekstur yang ada pada tanah-1
tergolong pada tekstur liat berdebu, pada tanah-2 teksturnya lempung berpasir dan
tanah-3 teksturnya pasir.
Ketiga tanah tersebut memiliki C-org yang rendah karena terdapat di
daerah yang kering dan tanahnya kurang subur sehingga perlu pengelolaan yang
baik karena terdapat akumulasi Fe dan S yang tinggi yang dapat menurunkan
produksi. Untuk mencukupi kebutuhan tanah maka perlu penambahan tanah subur
pada proses pelaksanaan penanaman nantinya.
47

Tabel 6. Hasil Analisis Contoh Tanah (Lokasi : Natsepa, Ambon)


No
Satuan
Keterangan 1 2 3
Pasir 12 51 92
Tekstur

Debu 41 11 38 %
Liat 47 38 4
H2O
Ekstrak 1:5

5,7 7,6 6,9


pH -
KCl 4,6 7,0 6,0
DHL dS/m
0,641 0,111 0,003
Walkley&Black
Bahan C 1,94 1,67 0,05 %
Organik Kjedahl N 0,23 0,21 0,01
C/N 8 8 10 -
P2O5 80 71 18
HCl 25% mg/100g
K2O 45 8 7
Terhadap contoh kering 105 0C

Olsen P2O5 63 31 8
Bray 1 P2O5 - - - ppm
Morgan K2O 163 64 69
Ca 20,84 14,85 1,66
Nilai tukar Mg 2,35 0,71 0,3
kation K 0,30 0,12 0,14
cmol(+)/kg
(NH4- Na 0,10 0,09 0,07
Acetat 1N, Jumlah 23,59 15,77 2,17
ph7)
KTK 25,92 10,35 2,13
KB* 91 >100 > 100 %
Al 3+ 0,00 0,00 0,00
KCl 1N cmol(+)/kg
H+ 0,02 0,00 0,00
Total Na 477 207 1063
(HNO3 + S 415 367 145 ppm
HClO4) Fe 49847 49694 2505
(Sumber : Tropica Greeneries, 2007)
Iklim
Keadaan iklim pada tapak mengikuti iklim meso dimana iklim kabupaten
Maluku Tengah memiliki curah hujan rata – rata lebih dari 2000-3000 mm/tahun.
Kondisi cuaca pantai pada bulan Mei – Agustus bergelombang, sedangkan musim
teduh dimana keadaan laut tenang dan air menjadi jernih terjadi pada bulan
Oktober – Maret.
Menurut Prakiraan Musim Kemarau tahun 2007 yang dikeluarkan oleh
Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa anomali suhu muka laut
48

selama musim kemarau di wilayah perairan Indonesia bagian timur (Sulawesi,


Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) berada pada kisaran -0.5°C sampai +0.5°C.
Selain itu, menurut hasil Badan Meteorologi dan Geofisika pada tahun 2005
disebutkan bahwa daerah Ambon memiliki kisaran suhu maksimum 31.36°C dan
suhu minimum 24.05°C dengan tekanan udara maksimum 1011 dan minimum
1007. Kelembaban udara daerah Ambon sebesar maksimum 95.18% dan
minimum 66.64%. Arah angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan maksimum
9.59 knot serta memiliki curah hujan rata-rata 11.5 mm/hari.
Dapat diperkirakan bahwa jumlah pengunjung akan mengalami
peningkatan pada musim teduh karena kondisi laut pada saat itu cenderung jernih
dan tenang sehingga kondisi iklim yag seperti ini bisa dimanfaatkan untuk
menarik pengujung dan wisatawan ke dalam tapak melalui berbagai kegiatan
atraktif yang bisa dilakukan di darat (pantai) maupun di laut.

Vegetasi dan Satwa


Keanekaragaman vegetasi pada tapak diantaranya beanekaragam semak,
pohon peneduh dan tanaman pantai. Salah satu jenis semak yang menjadi ciri khas
daerah di sekitar Pantai Natsepa adalah puring (Codiaeum variegatum). Puring di
daerah ini memiliki berbagai bentuk dan warna daun yang berbeda, unik dan
menarik yang tidak banyak dijumpai di daerah lainnya. Pohon peneduh yang
banyak dijumpai di sekitar tapak diantaranya pohon ketapang dengan daunnya
yang merah mencolok memberikan kesan visual yang menarik, pohon pulai,
pohon pala, tanaman pantai seperti pohon kelapa dan bakau, serta vegetasi alami
lainnya. Pada tapak tidak banyak dijumpai satwa yang khas. Satwa yang ada di
sekitar tapak diantaranya burung laut, serangga, dan biota laut lainnya. Vegetasi
eksisting yang terdapat di tapak dapat dilihat pada tabel 7.
49

Tabel 7. Jenis Tanaman Eksisting Pada Tapak


NO Nama Latin Nama Lokal
1. Alstonia scholaris Pulai
2. Axonophus compressus Rumput
3. Cocos nucifera Kelapa
4. Ipomea pes-caprae Ipomea
5. Polyalthia longifolia Glodokan
6. Terminalia catappa Ketapang

Jenis tanaman yang cukup beraragam ini bisa dijadikan sebagai potensi
untuk memberikan nilai tambah berupa pemanfaatan tanaman lokal sebagai ciri
khas dari resor ini sehingga desain lanskap pada resor ini dapat mengangkat nilai
tanaman lokal itu sendiri.

Utilitas , Fasilitas, Dan Pengguna


Aston Ambon Natsepa Resort and Spa merupakan kawasan resort berkelas
dunia yang menawarkan suatu tempat peristirahatan dan hotel berbintang lima
yang nyaman bertaraf international. Fasilitas yang akan ditawarkan pihak
pengelola diantaranya pengadaan tiga mess (asrama) yang diperuntukkan bagi
karyawan, lapangan parkir yang cukup luas untuk pengunjung dan tamu hotel,
sarana hiburan dan rekreasi untuk keluarga berupa hotel, restoran, kolam renang
umum dan sarana olah raga air, dan fasilitas olahraga tenis dan bulutangkis.
Dalam pengembangannya akan dibuka club house pada tahap perencanaan
selanjutnya. Fasilitas penunjang hotel untuk kenyamanan pengguna (tamu hotel)
diantaranya berupa gedung spa, toko souvenir dan perhiasan, restoran dan lobby,
dan tempat bermain anak yang semuanya berada di dalam kawasan hotel.
Sedangkan fasilitas hotel yang berada diluar ruangan berupa kolam renang utama
dan anak-anak, amphitheatre untuk kegiatan atraksi dan kebudayaan, serta padang
rumput luas dengan arena bermain anak, serta pengadaan jogging track khusus
untuk tamu hotel. Selain itu kawasan ini juga dilengkapi dengan sistem
pengamanan dan keamanan yang terjamin, pengadaan ruang mesin dan
pembangkit tenaga listrik, serta pengadaan nurseri untuk kebutuhan supply
tanaman bagi interior dan eksterior hotel dan tempat-tempat tertentu.
50

Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa merupakan kawasan yang ditujukan
untuk kegiatan rekreasi dan wisata bagi pengunjung dalam dan luar negeri.
Pengguna kawasan ini diantaranya pengelola resort dan hotel, pengunjung arena
rekreasi kolam renang umum dan sarana olahraga air, olahraga tenis, dan
bulutangkis, serta tamu hotel. Pengunjung kawasan ini dibedakan menjadi dua
yaitu pengunjung dalam negeri dan pengunjung luar negeri. Pengunjung dari
dalam negeri sendiri pun nantinya ada yang berasal dari wilayah sekitar maupun
berasal dari wilayah lain yang masih dalam satu teritori wilayah RI. Dengan
adanya kawasan resor ini, jenis pengunjung tidak dibatasi. Hanya saja,
pembatasan jumlah pengunjung dikhususkan untuk pengguna hotel sesuai dengan
kapasitas dan daya dukung yang ada.

Konsep Desain
Deskripsi Konsep
Perancangan lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan SPA memiliki
konsep tropis minimalis dan modern yang mengedepankan ciri khas Ambon
sebagai wilayah kepulauan dengan kekayaan laut dan kekayaan darat yang khas.
Pengembangan konsep ini dibagi ke dalam tiga konsep utama diantaranya konsep
ruang, konsep pemilihan tanaman, dan konsep pencahayaan.
Konsep minimalis yang diterapkan pada desain lanskap mencirikan
sesuatu yang praktis, dinamis, ringkas, efektif, dan efisien. Konsep minimalis
barat cenderung rasional fungsional dan lebih menekankan pada optimalisasi
ruang serta ekspresi kejujuran (material polos). Sedangkan konsep minimalis
timur dipengaruhi oleh paham Zen-Buddhisme yang sangat filosofis, yakni
menemukan isi di dalam kekosongan duniawi (nilai spiritual) yang jernih, polos,
bening, dan merasakan kenikmatan dalam keterbatasan, kesederhanaan,
keselarasan, efisien, dan efektif, dan menyimbolkan kekosongan dan keheningan
(nilai spiritual) agar setiap ruang yang tercipta jernih, polos, dan bening. Selain
itu, konsep minimalis menggunakan bahan yang hemat, efisien, praktis, ringan
tapi kokoh, dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Desain
lanskap minimalis mensyaratkan pemeliharaan yang mudah, ringkas, dan praktis
(Nirwono Joga, 2005).
51

Taman minimalis biasanya bercirikan bersih, murni, sederhana, rapi, halus,


kontras, berunsur geometris primitif, dan mudah dalam hal pemeliharaan. Desain
taman minimalis biasanya memakai sedikit jenis tanaman. Desain taman
minimalis juga melibatkan elemen-elemen simbolik seperti batu dan air. Unsur air
sering dipakai untuk dikontraskan terhadap elemen taman lain yang keras dan
berbentuk kaku. Selain itu, taman minimalis dapat menonjolkan aksen natural
dengan menyelaraskan desainnya terhadap kondisi alam dan permukaan / kontur
tanah yang sudah ada, misalkan gunung, lembah, sungai, jalan setapak, kontur
tanah yang tidak rata, dan ragam tanaman yang tumbuh di habitatnya (Endi. C.F,
2008)

Konsep Pembagian Ruang


Dalam hasil wawancara dengan pihak arsitek, konsep arsitektur bangunan
secara garis besar adalah konsep modern dengan pendekatan ekletik. Gaya ekletik
sendiri dihasilkan melalui perpaduan dua gaya atau lebih yang menghasilkan gaya
baru. Pendekatan ekletik ini dilakukan dengan memadukan unsur tradisional ke
dalam gaya modern. Pada dasarnya konsep ini ingin menyajikan suasana resort
bernuansa tropis seperti di Bali dengan keindahan panorama alam khas daerah
Ambon. Dalam perencanaan arsitektur hotel, seringkali memasukkan unsur lokal
sebagai unsur khas daerah Ambon berupa kekayaan budaya lokal dan juga
menampilkan unsur etnik dalam interior yanga akan digunakan. Hal tersebut dapat
menjadi nilai jual bagi pihak owner. Konsep tropis yang terlihat pada bangunan
dan lanskap dicirikan dengan bukaan lebar pada ruang-ruang tertentu sehingga
potensi angin pada tapak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Konsep minimalis pada desain lanskap mengarah pada penyederhanaan
dalam konsep tata ruang (optimalisasi fungsi-fungsi ruang), bentuk-bentuk
geometris, ornamen polos, bahan asli, dan detail-detail pekerjaan yang rapi.
Pembagian ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya, tidak ada ruang
mati. Sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut. Bentuk
geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik pertemuan
menyudut, proporsional, tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang
tegas, penggunaan warna netral, dan alami yang dapat memebrikan kesan lega dan
lapang, warna murni (primer), representasi alam (tanaman, bentuk kontur, unsur
52

air), material mentah tanpa finishing yang berlebihan (kesan tenang, lembut,
murni, suci, polos), tekstur, dan kontras (Nirwono Joga, 2005).
Konsep ruang dalam perancangan lanskap ini membagi tapak ke dalam
beberapa ruang diantaranya area penerimaan, area pelayanan, area display, area
olahraga, dan area hotel. Area penerimaan mencakup pintu masuk utama kawasan
resor. Area pelayanan terdiri dari area parkir utama, mess 1,2,dan 3, serta nurseri
dan utilitas. Area display meliputi area display patung dan cottage garden. Area
Olahraga meliputi area permainan olahraga air dan area olahraga indoor &
outdoor (badminton dan tenis). Sedangkan area hotel meliputi roof garden, area
terbuka hijau, amphitheatre, area kolam renang utama, dan jogging track.

Gambar 26. Konsep Pembagian Ruang Desain Lanskap AANRS

Konsep Pemilihan Tanaman


Konsep pemilihan tanaman disesuaikan dengan konsep arsitektural yang
telah ada. Namun, agar tetap memiliki nilai khas dari daerah Ambon pada tapak,
konsultan lanskap menawarkan konsep lanskap dengan mengangkat unsur lokal
daerah yang memiliki kebesaran nama sebagai pulau yang terkenal dengan
rempah-rempah.
Pemilihan tanaman yang digunakan dalam merancang resort ini
memanfaatkan potensi dan keanekaragaman tumbuhan yang adaptif di wilayah
Maluku, khususnya di sekitar Pantai Natsepa, Ambon. Secara umum, komposisi
53

tanaman yang digunakan terdiri dari tegakan pohon, semak, tanaman merambat,
tanaman penutup tanah (ground cover), tanaman air, dan rumput. Tanaman yang
digunakan terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan ciri khas, diantaranya:
1. Tanaman sebagai ciri khas tanaman lokal
Penggunaan tanaman ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tanaman
lokal. Tanaman tersebut diantaranya pohon cengkeh (Euginia aromatica),
pala (Myristica fragrans), puring (Codiaeum variegatum), dan pulai
(Alstonia scholaris)
2. Tanaman sebagai ciri khas tanaman pantai
Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai tanaman pelindung pantai.
Tanaman yang digunakan diantaranya pohon keben (Baringtonia asiatica)
dan anggur laut (Coccoloba uvifera). Pohon anggur laut digunakan
dengan tujuan untuk mengenalkan jenis tanaman baru pada pengunjung di
wilayah Maluku, Ambon.
3. Tanaman sebagai ciri khas tanaman resort
Tanaman yang digunakan didominasi oleh pohon kelapa yang tersebar di
sepanjang kawasan resort dan pohon kamboja yang penyebarannya hanya
berada di sekitar kawasan hotel.
Selain itu, tanaman pendukung lainnya juga dipergunakan untuk menambah
keserasian dan keharmonisan komposisi tanaman dalam rancangan yang dibuat.

Konsep Pencahayaan
Terbatasnya supplai listrik di wilayah Ambon menyebabkan supplai listrik
untuk tapak cenderung dibatasi untuk penggunaan pencahayaan pada area
lanskap. Maksimal penggunaan daya listrik yang diijinkan pihak pengelola untuk
kebutuhan pencahayaan lanskap sebesar 30.000 watt. Batasan tersebut menjadi
acuan untuk membuat konsep pencahayaan yang seefisien mungkin tanpa
mengurangi tujuan dari konsep pencahayaan itu sendiri.
Pencahayan mempunyai kemampuan untuk menciptakan bentuk, ragam
emosi, bahkan sebuah kenyataan baru pada ruang-ruang umum melalui peggunaan
komposisi. Pencahayaan akan membentuk bagaimana suatu ruangan terlihat. Hal
ini secara visual dapat memperluas atau membatasi ketajaman mata pada suatu
ruang berdasarkan kaitannya dengan kegemilangan antara suatu objek atau area
54

dengan yang lain. Selain itu, pencahayaan juga mengenalkan kualitas emosional
pada suatu ruang seperti : suasana romantis, misteri, drama, dan kesenangan.
Pencahayaan lanskap memiliki tiga tujuan dasar yaitu menyediakan keselamatan /
keamanan, kenyamanan, dan estetika (safety, security, dan aesthetics). Ketiga
tujuan ini menempatkan masalah spesifik dalam lingkungan pada malam hari.
Selain itu, pencahayaan dalam proses perancangan harus memiliki hubungan atau
keterkaitan elemen – elemen yang akan ditonjolkan dengan pemandangan di
sekitarnya.
Fungsi keamanan (safety) dalam pencahayaan digunakan untuk
menghindari kecelakaan pada pengguna tapak. Dalam hal ini, pencahayaan pada
lanskap harus menyediakan pandangan yang jelas dari setiap kemungkinan –
kemungkinan rintangan/halangan pada suatu lingkungan seperti pada jalan
setapak, peralihan antara darat dan air, dan sebagainya. Fungsi ini ditekankan
khususnya pada area parkir dan batas – batas tapak.
Fungsi kenyamanan (security) digunakan untuk menghindari gangguan
dari berbagai kejahatan yang secara psikologis menambah rasa aman atau
terlindungi bagi para pengguna. Fungsi ini digunakan pada rancangan tapak
diantaranya untuk pencahayaan pada footpath (sirkulasi pejalan kaki), anak
tangga, kolam renang, dan semak.
Fungsi estetika dalam pencahayaan dapat membawa keindahan dalam
suatu lingkungan. Nilai estetika yang ditonjolkan pada pencahayaan harus mampu
menciptakan kesatuan ruang antara ruang interior dan eksterior sehingga
keindahan pada ruang outdoor dapat terlihat dari dalam (indoor). Selain itu, fungsi
estetika dalam pencahayaan dapat menciptakan kesan luas apabila melihat
pemandangan ke arah luar, memberikan efek dinamis, dan mengurangi kesan
menakutkan di malam hari. Dalam rancangan tapak, penerapan fungsi tersebut
dititik beratkan diantaranya pada area publik seperti area kolam renang utama, dan
juga pada pohon – pohon besar yang dapat menimbulkan kesan menakutkan di
malam hari.
Penggunaan tipe – tipe lampu taman untuk kawasan resor ini diantaranya :
a. Lampu sorot (spot light), untuk pencahayaan pada pohon dengan
karakterisik morfologi tanaman yang unik pada area display taman.
55

b. Lampu tanam (burried light), untuk pencahayaan pada pohon dan tanaman
rambat area display tertentu serta pencahayaan hard material
c. Lampu taman (bollard), untuk pencahayaan didalam area lanskap untuk
menambah nilai estetis dan fungsi keamanan.
d. Lampu Jalan (pole light), untuk pencahayaan pada area sirkulasi dan area
servis di kawasan resor.

Sirkulasi
Sirkulasi pada tapak terbagi menjadi tiga yaitu sirkulasi pejalan kaki,
sirkulasi kendaraan bermotor, dan sirkulasi pelayanan untuk pengelola. Sirkulasi
pejalan kaki berupa jalur pedestrian selebar 1.5 m disamping badan jalan dengan
menggunakan konstruksi paving blok. Area sirkulasi pengunjung untuk kegiatan
rekreasi dibatasi hanya sampai pada area restoran yang letaknya disamping area
rekreasi dan olahraga air. Sedangkan sirkulasi untuk pengguna dan pengunjung
hotel lebih luas yaitu pada seluruh area kawasan resor.
Pada tapak terdapat dua akses masuk yaitu pada pintu masuk utama yang
berdekatan dengan jalan raya Natsepa dan akses masuk melalui dermaga
disebelah utara kawasan untuk pintu masuk eksklusif pengunjung hotel. Pintu
masuk utama yang berdekatan dengan jalan raya diperuntukan bagi pengunjung
dan pengguna kawasan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa termasuk
pengunjung hotel.

Site Plan
Setelah dilakukan proses pematangan konsep desain, tahapan selanjutnya
adalah pembuatan site plan sesuai dengan tema konsep yang akan diangkat. Tahap
pembuatan site plan ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan sketsa
tangan terlebih dahulu kemudian diubah ke dalam format AutoCAD. Perubahan
desain pada tapak dilakukan sesuai dengan hasil rapat dengan pihak owner dan
konsultan arsitek. Hasil tersebut kemudian dijadikan sebagai referensi untuk
melakukan revisi pada gambar desain.
Konsep tatanan lanskap yang digunakan dalan desain kawasan resor ini
adalah mengangkat tema lanskap tropis minimalis modern yang dipadupadankan
56

dengan nuansa keindahan panorama pantai Ambon. Proses pembuatan desain


pada tapak dibagi ke dalam beberapa titik area diantarannya :
1. Pintu Masuk dan Keluar Utama Kawasan Resor
Konsep desain pada area ini adalah mengoptimalkan ruang yang
kecil menjadi ruang yang lebih menonjol untuk memaksimalkan fungsi
ruang sebagai area penerimaan. Kondisi ruang yang tidak terlalu besar ini
dirancang dengan peletakan tanaman yang tidak biasa dijumpai di daerah
Ambon untuk menarik perhatian pengunjung yang datang dari berbagai
arah. Ruangan ini didesain dengan menggunakan kombinasi pohon kelapa
dan pohon ketapang kencana sebagai aksen, serta kombinasi rumput dan
semak pendek dan berbunga seperti agave dan bougenvil.
2. Area Mess 1, 2, dan 3
Mess difungsikan sebagai bangunan asrama untuk pihak pengelola
kawasan resor. Bangunan ini terdiri dari tiga gedung yang terletak pada
dua area. Mess 1 berada di sebelah barat laut kawasan resor sedangkan
mess 2 dan 3 berada disebelah timur dan tenggara kawasan. Desain yang
gunakan pada area mess ini menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai
screen sekaligus menjadi buffer. Penggunaan semak dan pohon sebagai
ciri khas tanaman lokal seperti pohon cengkeh, pala, dan puring
mendominasi area ini dengan sedikit penambahan tanaman khas pantai,
semak berbunga, palem-paleman, dan penutup tanah seperti pohon kelapa,
bougenvil, palem kuning, bakung, kembang sepatu, serta rumput gajah
pada area mess 1. Desain ini difungsikan untuk menghalangi pandangan ke
arah mess 1 yang merupakan area privat bagi pengelola kawasan resor
sehingga daerah tersebut dapat terisolir dari pengunjung. Pada area mess 2
dan 3 terdapat lahan parkir mobil dan motor. Desain lanskap pada area ini
menggunakan kombinasi tanaman peneduh seperti pohon cengkeh,
trembesi, ketapang, dan flamboyan. Lahan parkir mess 2 dan 3
menggunakan pohon peneduh dan pelindung yaitu pohon flamboyan pada
tempat parkir motor berkapasitas 15 kendaraan dan pohon ketapang pada
tempat parkir mobil berkapasitas 10 kendaraan.
57

3. Area Parkir
Area parkir yang didesain oleh arsitek direncanakan untuk lahan
parkir mobil berkapasitas 108 kendaraan dan lahan parkir motor
berkapasitas 66 kendaraan. Desain lanskap pada area ini mengoptimalkan
penggunaan pohon peneduh seperti pohon ketapang, pohon flamboyan,
dan pohon trembesi untuk menciptakan ruang yang teduh dan nyaman
sehingga panas dari ruang yang cukup terbuka ini dapat diserap oleh
pepohonan. Dengan penambahan sedikit pohon kelapa dan kombinasi
tanaman semak serta penutup tanah seperti puring, palem kuning, taiwan
beauty, dan rumput gajah. Penggunaan semak sedang pada area parkir
seperti palem kuning, puring, dan bougenvil difungsikan untuk
menghalangi pandangan ke arah mess 2 dan 3 yang dikhususkan sebagai
area privat untuk pengelola. Material perkerasan pada area parkir
direncanakan dengan menggunakan grass block sebagai material yang
ramah terhadap lingkungan.
4. Area Display Patung
Area display patung merupakan area memanjang yang difungsikan
sebagai area display sekaligus tempat rekreasi bagi pengunjung. Pada area
ini direncanakan penempatan patung burung rajawali yang
dikombinasikan dengan permainan ritmik air mancur berbentuk kabut
dimana seolah-olah tampak burung tersebut sedang melayang terbang di
angkasa. Desain lanskap pada area ini bergaya formal dengan pola
geometris dengan peletakan posisi tanaman dan pot-pot yang searah
memanjang menuju patung display. Tanaman yang dipergunakan adalah
Bucida buceras (ketapang kencana) berjumlah 18 pohon dengan porsi
yang seimbang disebelah kiri dan kanan. Penggunaan pohon ini bertujuan
untuk mengenalkan jenis tanaman baru ke dalam kawasan resor agar
tampilan desain pada area dispaly ini terlihat berbeda dan menrik
perhatian pengunjung. Selain itu, tanaman pendukung lain yang digunakan
adalah Alstonia scholaris (pulai) sebanyak delapan buah, Axonophus
compressus (rumput gajah), Bougainvillea spectabilis (Bougenvil) yang
58

ditanam dalam pot, dan Pelthoporum inerme (Flamboyan) yang ditanam


sebagai pohon penyangga.
5. Area Restoran dan Permainan Olahraga Air, dan Sport Centre
Area ini merupakan area yang didesain dengan memperbanyak
penanaman pohon kelapa (Cocos nucifera) dan pohon ketapang
(Terminalia catappa) pada area parkir. Penggunaan tanaman peneduh
Pelthoporum inerme difungsikan untuk menyerap panas di sekitar area
permainan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.
6. Area Hotel dan Cottage Garden
Area ini mencakup area display taman dan area lanskap didalam
hotel yaitu area kolam renang hotel, amphitheatre, dan lawn di depan
bangunan hotel wing A dan B. Pada area cottage garden didesain dengan
pola dan penempatan tanaman semak dan penutup tanah yang menyebar di
sekitarnya. Latar belakang taman ini dihalang dengan menggunakan pohon
Casuarina equisetifolia sebagai tanaman penghalang. Ditengah –tengah
taman dibuat ornamen batu-batuan melingkar menyerupai pola zein
berbentuk kerang. Begitu pula dengan jalan setapak yang dibuat dengan
menggunakan motif lantai berpola kerang dan binatang laut.
Area hotel dicirikan dengan penanaman pohon kamboja (Plumeria
sp.) yang menyebar di sekitar area hotel. Pada area penerimaan pintu
masuk depan hotel ditanam kombinasi pohon kelapa dengan pohon
kamboja kuning berpola simetris dipadukan dengan penambahan semak
Calathea lutea pada pilar di depan lobby hotel. Desain pada area
penerimaan ini berupa taman berbentuk oval dengan permainan kontur
pada lahannya yang dikombinasikan dengan peletakan elemen air berupa
water feature untuk menghadirkan nuansa gemericik air yang
menenangkan. Area parkir hotel menggunakan variasi pohon ketapang
dengan pohon pala.
Desain lanskap pada area kolam renang hotel mendirikan kesan
minimalis dengan pengaturan letak pohon kelapa secara simetris yang
ditanam dalam pool deck dengan variasi nat rumput dan pohon bougenvil
dalam pot. Kolam renang utama di area ini merupakan kolam renang
59

overflow yang didesain agar permukaan air kolam sejajar dengan


permukaan air laut sehingga memberikan kesan meluas dan menyatu
dengan laut. Desain lanskap pada area ini tidak menghalangi view ke arah
laut sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain
itu, area ini juga dilengkapi dengan toilet outdoor dan kolam untuk anak-
anak berbentuk pola dinamis menyerupai tokoh kartun Disney. Kombinasi
taman disekitar area kolam renang hotel ini menggunakan tanaman
Coccoloba uvifera, Rhapis excelsa, Baringtonia asiatica,dan Calathea
luthea. Taman disebelah barat kolam renang didesain menghalangi akses
dan arah pandangan ke amphitheatre dengan penggunaan semak tinggi
berdaun indah. Di area juga ini terdapat lagoon yaitu kolam renang yang
khusus dipergunakan oleh tamu hotel kelas eksklusif. Kolam renang ini
berada tepat di depan kamar tamu hotel. Fasilitas ini diberikan khusus
untuk tamu hotel yang menginginkan privasi dalam melakukan kegiatan
renang.
Desain pada amphitheater dan lawn wing A&B yang dibuat
memiliki keterkaitan antar ruang dengan pemanfaatan pohon kamboja dan
flamboyan sebagai tanaman peneduh dalam area rekreasi publik. Area ini
difungsikan sebagai area yang memfasilitasi kegiatan-kegiatan/program
yang dibuat oleh pihak pengelola. Pada lawn wing A&B didesain untuk
menciptakan kenyamanan rekreasi keluarga dengan pemanfaatan ruang
terbuka dan dilengkapi dengan pengadaan childrenplayground diatas
petakan kombinasi nat koral dan rumput.
7. Roof Garden (Supp A, Supp B, dan Presidential Suite)
Roof garden terbagi menjadi tiga area yaitu roof garden supp A yang
berada di atas gedung wing B, roof garden supp B yang berada di atas
gedung wing C, serta roof garden presidential suite yang dibuat khusus
untuk pemilik hotel. Desain pada roof garden supp A dan B menggunakan
kombinasi pohon kamboja yang ditanam diatas planter box tunggal dan
planter box yang dilengkapi dengan bangku taman serta adanya
penambahan semak seperti palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens)
dan puring (Codiaeum variegatum) diatas hamparan rumput (Axonophus
60

compressus). Selain itu, pada tapak didesain peletakan water feature


diantara ruang servis (drug store, pearl shop, dan handicraft&gift shop)
pada supp A dan diantara ruang servis (drug store, money changer, dan
airline office) pada supp B dan untuk membangkitkan suasana
kenyamanan dalam pelayanan dengan memanfaatkan suara gemericik air.
Railing pagar pada roof garden ini ditanami dengan Ipomea pes-caprae
sebagai penambah nilai keindahan dan berfungsi sebagai tanaman
penghalang. Desain pada roof garden supp B dilengkapi dengan pola
penanaman rumput bertingkat penggunaan gazebo dan children
playground diatas bak pasir.
Roof garden presidential suite juga didesain dengan konsep
minimalis yaitu dengan peletakan empat buah tanaman kamboja diatas
planter box dan dipadankan dengan pola lantai simetris yang disilangkan
dengan penambahan rumput dan nat koral sikat. Pada area ini juga
menggunakan gazebo kecil yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk
menikmati panorama laut serta keindahan taman pada roof garden.
Peletakkan water feature tepat di depan pintu kamar memberikan
keindahan dan suasana rileks yang dapat dinikmati dari dalam maupun
luar ruangan.
8. Area Utilitas dan Nursery
Area ini didesain dengan kombinasi penggunaan pohon kelapa
(Cocos nucifera), flamboyan (Pelthoporum inerme), gandaria (Bouea
macrophylla), bambu (Bambusa vulgaris) dan rumput (Axonophus
compressus). Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai tanaman
penyangga dan penghalang ke arah area utilitas. Dengan penanaman
pohon berjarak rapat bertujuan untuk mengalihkan pandangan pengguna
tapak yang melewati area ini. Selain itu, pada area ini didesain nurseri
yang nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan stok
tanaman untuk kebutuhan indoor.
9. Area Jogging Track
Area ini merupakan salah satu fasilitas penunjang hotel Aston
Ambon Natsepa Resort dan Spa yang didesain untuk pengguna hotel yang
61

ingin melakukan kegiatan olahraga jogging maupun jalan santai. Desain


jogging track ini berbentuk garis perpaduan lengkung dan linear yang
dikombinasikan dengan kuldesak pada ujung dan pangkalnya dan
beberapa titik tertentu dijalur ini menggunakan batu refleksi. Selain itu,
jalur jogging track ini juga dilengkapi dengan pergola sepanjang 15
meter. Desain pada area ini menggunakan kombinasi pohon pelindung,
semak berbunga dan berdaun unik.
Ilustrasi site plan proyek Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 27. Ilustrasi Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon
62
63

Gambar 29. Perspektif Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
64

Gambar 30. Tampak Samping Porte Cochere Welcome Area Hotel Aston Ambon Natsepa Reort
dan Spa, Ambon

Gambar 31. Tampak Depan Porte Cochere Welcome Area Hotel Aston Ambon Natsepa Reort
dan Spa, Ambon
65

Detail Softmaterial dan Hardmeterial


Softmaterial yang digunakan berupa tanaman lanskap yang didesain
berdasarkan permintaan dari owner dan jumlah stok koleksi yang ada di nuseri
sehingga anggaran biaya building construction untuk proyek ini dapat tekan.
Penggunaan tanaman dikelompokkan ke dalam tujuh jenis tanaman yaitu palem,
pohon, semak, tanaman rambat, tanaman air, tanaman penutup tanah, dan rumput.
Kisaran tinggi pohon yang digunakan mencapai 3 – 5 m sesuai dengan spek tinggi
yang digunakan yaitu meter batang ataupun tinggi keselurahan (overall). Untuk
semak, tanaman rambat, tanaman air, dan penutup tanah menggunakan spek tinggi
keseluruhan dengan kisaran 0.2 – 1 m .
Penggunaan hardmaterial pada desain ini baru sebatas pada penggunaan
site furniture yang melengkapi desain tapak seperti penggunaan water feature,
signage, lantai bermotif kerang laut (floor patern), planter box, jogging track dan
pergola, lighting, bollard, pottery, children playground, serta greenwall.
Water feature yang digunakan ada tiga macam sesuai dengan
peletakkannya yaitu water feature yang diletakkan di lobby, roof garden supp A
dan B, serta roof garden pada presidential suite. Water feature pada lobby
menggunakan bahan fiberglass berwarna biru berbentuk bulat dengan ketinggian
0.5 m sesuai gambar ilustrasi (Gambar 32). Water feature pada roof garden
menggunakan bahan terazzo hitam dengan ketinggian 0.85 dan 1.25 m sesuai
gambar ilustrasi (Gambar 32). Water feature pada roof garden presidential suite
menggunakan bahan terazzo batu alam sesuai gambar ilustrasi (Gambar 32).

Lobby Roof garden Roof Garden Presidential Suite


Gambar 32. Water Feature pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)
66

Signage didesain sebagai petunjuk arah yang diletakkan pada area hotel
dan gedung spa. Bentuk desain yang minimalis ini terbuat dari bahan terazzo putih
dengan tinggi hampir mencapai 2 m sesuai dengan gambar 33. Floor patern
didesain 4 x 4 m dengan penambahan motif kerang dan binatang laut dan terbuat
dari bahan batu palimanan putih sesuai dengan gambar 33.

Signage Floor Patern


Gambar 33. Signange & Floor Patern pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort & Spa
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Planter box yang digunakan pada terbagi dalam dua jenis, planter box
tunggal dan planter box dengan penambahan bangku taman sesuai dengan ukuran
pada gambar kerja. Jogging track selebar 1.5 m didesain dengan perkerasan beton
dan dikombinasikan dengan batu refleksi pada titik-titik tertentu. Selain itu,
pergola sepanjang empat meter pada jogging track didesain dengan menggunakan
bahan kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.
Pencahayaan untuk area luar ditujukan untuk dua kepentingan yaitu
kepentingan fungsional dan dekorasi. Pencahayaan dekoratif dibagi menjadi dua
yaitu downlighting dan upper lighting. Downlighting adalah metode pencahayaan
dimana cahaya yang dikeluarkan mengarah ke bawah. Bias cahaya yang
dihasilkan berkesan alami karena terlihat seperti pancaran sinar matahari/bulan
dari atas. Sedangkan upperlighting adalah metode pencahayaan dimana cahaya
yang dikeluarkan mengarah ke atas. Pencahayaan ini biasa digunakan untuk
menciptakan bayangan halus, memperjelas figur objek, membuat siluet, dan
menghadirkan focal point di taman. Konektivitas yang terjalin antar dua ruang
dapat menciptakan suasana yang nyaman dan berpengaruh positif terhadap
pengaruh emosinya. Oleh karena itu, hubungan keduanya harus dibuat semengalir
67

mungkin agar tercipta harmonisasi energi yang seimbang dengan pengaturan


posisi bangunan (Imelda Akmal, 2007).
Pencahayaan pada desain lanskap menggunakan spesifikasi tipe-tipe lampu taman
sebagai berikut :
1. Lampu sorot (spot light) yang bisa ditancap ke tanah maupun di sekrup ke
batang pohon (Disano Dafne PAR 38/80-120 W, hitam)
2. Lampu tanam (burried light) yang dapat dimodifikasi dengan lensa warna
(coloured filter) (Disano Floor JM-TS 70, Graphite)
3. Lampu tiang taman (garden light) (Disano FARO 4 – High Version, FLC
1 x 26 T, Graphite) setinggi 1 m
4. Lampu jalan/parkir (pole light) (Disano Iris, SAP-T70 W, Silver), khusus
untuk lampu jenis ini disarankan menggunakan tambahan besi penyangga
pada tiang sebagai tempat untuk publikasi kawasan resor.

Lampu tanam Lampu sorot

Lampu tiang / Bollard Lampu parkir dan Lampu jalan


Gambar 34. Model Lampu Taman pada Desain Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
(Sumber : PT Tropica Greeneries)

Pottery merupakan pot dengan variasi ukuran yang digunakan dalam


desain ini. Pot ini didesain dengan motif kerang dan bintang laut dan
68

menggunakan bahan GRC (Glasfibre Reinforced Cement). Pot ini terbagi dalam
tiga jenis sesuai ukuran gambar kerja yaitu :
1. Tipe 1 ( tinggi = 0.8 m, lebar = 0.6 m)
2. Tipe 2 ( tinggi = 0.6 m, lebar = 0.8 m)
3. Tipe 3 ( tinggi = 0.6 m, lebar = 1 m)
Ketiga tipe pot ini tersebar di beberapa titik area desain yaitu di area display
patung (pot tipe 2), area penerimaan hotel (pot tipe 1 dan 2), kolam restoran yang
menghadap ke arah laut (pot tipe 2), area kolam renang hotel (pot tipe 2 dan 3),
area amphitheater (pot tipe 3), dan area lawn wing A & B (pot tipe 3). Tipe pot
untuk area penerimaan hotel dimodifikasi dengan penambahan lampu dalam
pedestal pot.
Children playground merupakan fasilitas bermain untuk anak yang
diletakkan pada area lawn wing A & B. Material ini terbuat dari bahan kayu
dengan struktur dan ukuran sesuai dengan gambar 35. Greenwall digunakan pada
desain restoran hotel.Greenwall didesain berukuran 5 x 3.5 m disesuaikan dengan
modul yang ada sesuai dengan gambar 35.

Children playground Contoh modul greenwall


Gambar 35. Childrenplayground dan Modul Greenwall Desain Lanskap AANRS
(Sumber : PT. Tropica Greeneries)

Rencana Anggaran Biaya


Pembuatan rencana biaya desain disesuaikan dengan SPK dan hasil desain
yang telah dicapai. Pada tahap ini, biaya desain ditentukan berdasarkan tahap
pengerjaan desain yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Rencana
anggaran biaya pelaksanaan untuk proyek ini dibagi menjadi dua anggaran yaitu
rencana anggaran biaya untuk soft material dan rencana anggaran biaya untuk
69

hard material. Hasil rencana anggaran biaya untuk desain lanskap ini dapat dilihat
pada lampiran.
Biaya untuk soft material dan hard material memperhitungkan harga
dasar, keuntungan, biaya transportasi, jumlah tenaga kerja yang digunakan, biaya
pemeliharaan, dan masa retensi. Harga penawaran untuk biaya soft material dan
hard material dihitung belum termasuk pajak. Namun, harga penawaran tersebut
sudah termasuk biaya penanaman, pemeliharaan selama tiga bulan dan masa
retensi selama enam bulan. Untuk beberapa jenis tanaman seperti kelapa (Cocos
nucifera), pulai (Alstonia scholaris), keben (Baringtonia asiatica), gandaria
(Bouea macrophylla), pala (Myristica fragrans), jarak (Jathropa sp.), dan rumput
(Axonophus compressus) diadakan dari supplier lokal di sekitar Ambon sehingga
harga penawaran untuk beberapa jenis tanaman ini tidak terlalu memakan biaya
yang lebih tinggi. Hal ini dapat menekan biaya untuk pengadaan soft material
sehingga harga penawaran yang dikeluarkan tidak melebihi estimasi biaya dari
owner. Namun pengadaan untuk beberapa jenis tanaman lain dan hardscape yang
tidak ditemukan di sekitar Pulau Ambon dilakukan melaui kerjasama dengan
supplier yang sering bekerjasama dengan PT. Tropica Greeneries yang berasal
dari daerah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Lokasi tapak yang cukup jauh dengan
sumber pengadaan barang menyebabkan tanaman dan hardscape harus dikenakan
biaya yang lebih tinggi karena tingginya biaya transportasi untuk pengiriman
barang-barang tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak
diinginkan seperti rusaknya barang atau matinya beberapa jenis tanaman sebelum
penanaman dilakukan. Pada saat kegiatan magang berlangsung, perhitungan harga
penawaran untuk soft material baru mencapai tahap perhitungan biaya untuk
tanaman saja, sedangkan harga tersebut belum memperhitungkan penggunaan top
soil, pupuk, dan biaya pemeliharaan. Harga peanawaran untuk soft material
mencapai angka Rp. 1.041.272.800,00. Sedangkan perhitungan harga penawaran
untuk hardscape belum dilakukan perhitungan. Tahap pengerjaan baru mencapai
perincian beberapa jenis pekerjaan lanskap untuk pengadaaan hardscape yang
meliputi perhitungan spek, jumlah dan unit.
70

Permasalahan Umum Proyek Aston Natsepa Resort & Spa

Proyek yang sudah berjalan hampir dua tahun ini memiliki banyak kendala
terutama dalam proses pembangunan. Secara umum, kendala mahasiswa magang
dalam proyek ini antara lain kurangnya tenaga terampil yang dilibatkan dalam
proyek yang cukup besar ini sehingga hasil kerja dirasa belum optimal. Belum
adanya standardisasi dalam penomoran gambar sehingga menyulitkan dalam
penyusunan hasil gambar kerja. Selain itu kurang efektifnya komunikasi antar
pihak yang terlibat dalam proyek terkadang menyebabkan pekerjaan yang
berhubungan dengan desain proyek tersebut. Sering berubahnya masukan untuk
desain dari tenaga ahli senior dalam menyesuaikan permintaan dari owner
menyebabkan sering terjadinya perubahan desain lanskap dalam lingkup jenis dan
jumlah tanaman yang digunakan.
Kendala yang terjadi di lapang pada saat proyek tersebut berjalan yaitu
kurangnya displin dalam penerapan jadwal kerja dari pihak kontraktor pelaksana
konstruksi bangunan lokal yang ditunjuk langsung oleh pemilik. Dalam
pelaksanaannya, perkerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target dan
jadwal kerja yang telah disepakati bersama. Hal ini disebabkan karena kurangnya
jumlah produktivitas dan tenaga kerja lapang. Tenaga kerja lapang memakai
sumber daya lokal yaitu penduduk sekitar tapak, namun untuk supervisi
menggunakan sumber daya yang berasal dari luar daerah Ambon. Salah satu
alasan menggunakan jasa kontraktor lokal karena untuk mengefisiensikan waktu
dan biaya karena kontraktor tersebut merupakan satu – satunya kontraktor
kepercayaan pemilik yang mampu mensuplai bahan dasar bangunan (split)
terbanyak di Ambon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemilik berupaya
untuk memberikan solusi berupa pengadaan seleksi untuk pekerjaan pembagunan
lainnya khususnya pada area kolam renang utama hotel. Setelah dilakukan tahap
penyeleksian, akhirnya pemilik menunjuk PT. Karya Adhya Utama sebagai sub
kontraktor pelaksana kolam renang utama dan perkolaman lainnya. Selain itu,
pihak arsitektur sebagai konsultan arsitek berupaya selalu mengontrol jadwal dan
target pelaksanaan pekerjaan pembangunan untuk tahap selanjutnya. Segala
permasalahan yang timbul dan solusi yang diberikan disepakati dalam setiap rapat
antara pihak pemilik dengan pihak yang terkait seperti konsultan arsitek,
71

konsultan dan kontraktor lanksap, konsultan mekanikal dan elektrikal, dan pihak
lainnya.
Pada pelaksanaan proyek tersebut mengalami beberapa hambatan.
Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan dilapang diantaranya ketidaksesuaian
jadwal kerja pihak kontraktor sehingga penyeleseaian tahap pembangunan di
lapang tersendat dan tidak sesuai dengan target yang diinginkan oleh pemilik.
Hambatan tersebut disebabkan karena kurangnya produktivitas dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan oleh pihak kontraktor pelaksana bangunan. Untuk
mengatasi keterlambatan ini pihak kontraktor pelaksana membuat surat
pernyataan yang disebut dengan addendum untuk pengajuan perpanjangan waktu,
pengajuan pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dengan alasan-alasan yang
benar. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan dalam suatu pelaksanaan proyek
bukan merupakan hal yang asing. Untuk meminimalkan keterlambatan tersebut,
diperlukan pengawasan yang lebih teratur dan koordinasi antara pihak kontraktor
pelaksana dengan pihak konsultan arsitek selaku pengawas dan juga koordinasi
antara tenaga ahli dan pekerja lapang didalam proyek Aston Ambon Natsepa
Resort dan Spa yang melibatkan berbagai pihak. Hal ini akan sangat membantu
kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga target peyelesaian pekerjaan
dapat dicapai oleh semua pihak.
72

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di PT. Tropica
Greeneries dalam Perancangan Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa berjalan
dengan baik. Selama pelaksanaan magang banyak manfaat yang diperoleh melalui
pengalaman kerja dan menambah wawasan di bidang Arsitektur Lanskap,
khususnya dibidang perancangan dan pelaksanaan proyek. Mahasiswa mendapat
banyak keterampilan yang dibutuhkan dalam perancangan dan pelaksanaan
proyek, mengenal berbagai macam alat dan bahan, serta dapat mempelajari sistem
kerja di perusahaan yang bergerak di bidang lanskap khususnya di PT. Tropica
Greeneries.
Secara umum proses perancangan Proyek Aston Natsepa Resort dan Spa
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari proses perancangan yang
dilakukan secara bertahap mulai dari survai lapang, analisis dan sintesis,
pembuatan konsep desain lanskap, sampai dengan pembuatan rencana anggaran
biaya. Proses desain yang dilakukan di perusahaan ini secara garis besar sesuai
dengan teori proses desain oleh Booth, namun pada pelaksanaanya tidak semua
tahap dalam proses desain dilaksanakan. Proses desain yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan anggaran biaya yang disepakati oleh kedua belah pihak melalui
pewaran harga desain.
Selama pelaksanaan proyek konsultasi lanskap pada PT. Tropica
Greeneries ditemukan beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut dipecahkan
melalui pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Kesuksesan
pelaksanaan pekerjaan lanskap dapat diwujudkan melalui kerjasama yang baik
antara pihak konsultan lanskap, sub kontraktor, arsitek, klien, dan konsultan lain
yang terlibat. Pada pelaksanaan pekerjaan lanskap di PT. Tropica Greeneries
sangat memprioritaskan biaya serta kualitas pekerjaan untuk mencapai hasil
pekerjaan yang maksimal.
73

Saran
Perlu adanya suatu sistem dan mekanisme kerja yang baik dalam proyek
dan dalam kinerja perusahaan untuk mendapatkan hasil dan target yang
diinginkan. Pencapaian target tersebut harus didukung oleh sumberdaya yang
memadai baik dalam kapasitas dan jumlah tenaga kerja untuk pengerjaan suatu
proyek agar pekerjaan yang dihasilkan tepat waktu dan berkualitas. Hal tersebut
diantaranya :
1. Sistem manajemen PT. Tropica Greeneries harus diterapkan lebih baik agar
efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam perusahaan tercapai
2. Memperjelas struktur organisasi perusahaan dengan menambah karyawan
dan pembagian tugas kerja yang jelas sesuai dengan kebutuhan proyek dan
kapasitas kerja karyawan agar proyek dapat ditangani dengan baik
3. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pihak lain agar tidak terjadi
mis-komunikasi pada saat pelaksanaan pekerjaan lanskap baik dalam
kegiatan studio maupun kegiatan lapang.
4. Menjalin kerjasama yang baik antara Departemen Arsitektur Lanskap
dengan PT. Tropica Greeneries.
Selain itu, saran yang dapat penulis berikan untuk proyek Aston Ambon Natsepa
Resort dan Spa diantaranya :
1. Membuat suatu perencanaan lebih lanjut untuk tata hijau di sekitar daerah
aliran sungai untuk keberlangsungan fungsi ekologis dikawasan resor
2. Melakukan berbagai pendekatan teknis untuk perlindungan dan
pengamanan daerah pantai dikawasan resor seperti pembuatan tembok laut,
pembuatan krib tegak lurus pantai, pembuatan bangunan pemecah
gelombang sejajar pantai, ata dengan penambahan supplai sedimen pada
pantai yang tererosi.
3. Bekerjasama dengan pemda setempat dalam pengadaan sistem penerangan
jalan di sekitar jalan raya Natsepa sebagai akses utama menuju kawasan
resor.
74

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda. 2007. Pencahayaan dalam Simple Garden. Edisi 1/II. hal 38-41.
Anonim. 2007. http://www.malteng.go.id [12 Mei 2007]
Anonim. 2007. Natsepa.http://radiobakubae.com/informasiwisata [16 Mei 2007]
Anonim. 2007. Objek Wisata. http://dinaspariwisatapropinsimaluku.go.id
[16 Mei 2007]
Anonim. 2007.Resort. http://www.wikipedia.com/resort [30 Mei 2007]
Anonim. 2007. Spa. http://www.wikipedia.com/spa [30 Mei 2007]
Anonim.2007.Iklim. http://www.bmg.go.id/prakiraan/balaiwilayah/pusat iklim
Regional IV Makassar (13 September 2007)
Anonim. 2007. Iklim. http//www.bmg.go.id/prakiraan musim kemarau 2007
[13 September 2007]
Anonim. 2007. Pantai Natsepa. http://www.googleearth.com/natsepa Ambon
[29 Desember 2007]
Booth, Norman K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design.
USA : Waveland Press, Inc.315p.
Eckbo, G.1964. Urban Lanscape Design. New York: McGraw - Hill Book
Co.248p.
De Chiara J and L. E. Koppelman 1997. Standar Perencanaan Tapak
(Terjemahan). Hakim J, penerjemah, Jakarta: Penerbit Airlangga.
Terjemahan dari Site Planning Standards.380 p
F, Endi C. 2008. Taman Minimalis. http://www.targ3d.com/tamanminimalis [ 24
Januari 2008]
Ingels, Jack. E. 1997. Landscaping : Principles and Practices.5th edition. Delmar
Publisher. New York. 419 p.
Joga, N. 2005. Taman Minimalis. http://www.kompas.com/tamanminimalis. [ 24
Januari 2008]
Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan terbitan kedua.
Bandung : Intermatra.133p
Monk. Katherine A, Yance de Fretes, dan Gayatri Reksodihardjo.1997. The
Ecology of Nusa Tenggara and Maluku.Singapore : Periplus Editions.699p.
75

Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. 1995. Penuntun Perencanaan Lanskap Jurusan


Budidaya Pertanian Institut Pertanian Bogor.tidak dipublikasikan.
Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam
Arsitektur Lanskap.Makalah Diskusi dalam Festival Tanaman VI.
Bogor. Tidak dipublikasikan.
Sharky, Bruce. G.1994.Ready, Set, Practice Elements of Landscape Architecture
Professional Practice. New York : John Wiey & Sons, Inc.263p
Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture a manual of Site Planning and
Design. New York : McGraw-Hill, Inc.330p.
76

LAMPIRAN
77

Lampiran 1. Surat Perintah Kerja Proyek AANRS


78

Lampiran 1. Lanjutan Lembar 2/2


79

Lsampiran 2. Form Penawaran Desain Lanskap Proyek AANRS


80

Lampiran 3. Surat Konfirmasi Pihak Konsultan Arsitek ke PT. Tropica Greeneries


81

Lampiran 4. Risalah Rapat Proyek AANRS


82

Lampiran 4. Lanjutan Lembar 2/3


83

Lampiran 4. Lanjutan Lembar 3/3


84

Lampiran 5. Hasil Analisis Contoh Tanah Kawasan AANRS


85

Lampiran 6. Hasil Analisis Contoh Air Kawasan AANRS


86

Lampiran 7. Sketsa Konsep Desain Area Lagoon AANRS


87

Lampiran 8. Sketsa Revisi Gambar Proyek AANRS


88

Lampiran 9. Sketsa Potongan Area Pool Hotel AANRS


89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110

Lampiran 31. RAB Soft Material


PT TROPICA GREENERIES
SOFTSCAPE PACKAGE
ASTON AMBON NATSEPA RESORT AND SPA PROJECT

QUOTATION
ITEM JENIS PEKERJAAN LANSKAP QTY SATUAN HEIGHT UNIT TOTAL Remark
PRICE PRICE
I PENANAMAN
A PALM
1 Chrysalidocarpus lutescens (Palem Kuning) 300 pohon 1 md Rp60,000 Rp 18,000,000
2 Cocos nucifera (Kelapa)* 67 pohon 3 ht Rp750,000 Rp 50,250,000 ambon
67 pohon 4 ht Rp750,000 Rp 50,250,000
67 pohon 5 ht Rp750,000 Rp 50,250,000
3 Phoenix (Phoenix roebelenii) 5 pohon Rp750,000 Rp 3,750,000
4 Rhapis exelsa (Palem Waregu) 200 plb 1,25 m Rp85,000 Rp 17,000,000 Sudah rimbun
Sub Total Rp 189,500,000
B TREES
1 Alstonia scholaris (Pulai)* 2 pohon 6 m ov Rp1,350,000 Rp 2,700,000
8 pohon 2,5 m ov Rp450,000 Rp 3,600,000 ambon
2 Bambusa sp. (Bambu) 25 pohon 2.5 m ov Rp120,000 Rp 3,000,000
3 Baringtonia asiatica (Keben)* 21 pohon 3 m ov Rp300,000 Rp 6,300,000 ambon/jakarta
4 Bucida buceras (Ketapang Kencana) 18 pohon 3 m ov Rp1,200,000 Rp 21,600,000
5 Bouea macrophylla (Gandaria)* 10 pohon 3 m ov Rp300,000 Rp 3,000,000 ambon
6 Casuarina equisetifolia (Cemara) 31 pohon
7 Coccoloba uvifera (Anggur Laut) 17 pohon 2 m ov Rp450,000 Rp 7,650,000
8 Erythrina chrystagali (Dadap merah) 9 pohon 4 m ov Rp450,000 Rp 4,050,000
9 Myristica fragrans (Pala)* 20 pohon 3 m ov Rp450,000 Rp 9,000,000 ambon
10 Pelthoporum inerme (Flamboyan Kuning) 32 pohon 3 m ov Rp450,000 Rp 14,400,000
111

11 Plumeria sp. (Kamboja Kecap/Merah) 2 pohon 3.5 m ov Rp3,750,000 Rp 7,500,000


12 Plumeria alba (Kamboja) 25 pohon 3 m ov Rp450,000 Rp 11,250,000
13 Plumeria rubra (Kamboja Pink) 30 pohon 3 m ov Rp450,000 Rp 13,500,000
14 Plumeria sp. (Kamboja Kuning) 2 pohon 3 m ov Rp3,750,000 Rp 7,500,000
15 Samanea saman (Trembesi) 6 pohon 3 m ov Rp450,000 Rp 2,700,000
16 Terminalia catappa (Ketapang) 70 pohon 3 m ov Rp150,000 Rp 10,500,000
Sub Total 741 Rp 128,250,000

C SHRUBS
1 Agave americana (Agave) 50 plb 0.5 m Rp60,000 Rp 3,000,000
2 Agave attenuata (Agave) 20 plb 0.3 m Rp40,000 Rp 800,000
3 Alamanda sunnee (Alamanda) 30 plb 0.25 m Rp12,000 Rp 360,000
4 Angelonia salicariaefolia (Angelonia) 2166 plb 0.3 m ov Rp8,000 Rp 17,328,000
5 Calathea luthea (Calathea) 100 plb 1m Rp40,000 Rp 4,000,000
0.6-0.8
6 Calliandra haematocepala 350 plb m Rp70,000 Rp 24,500,000
7 Catharantus rosea (Vinca)* 500 plb 0.15 m Rp20,000 Rp 10,000,000
0.5 - 1.5
8 Codiaeum variegatum (Puring) 2000 plb m Rp20,000 Rp 40,000,000
9 Gardenia carinata alba (Gardenia) 604 plb 0.5 m ov Rp18,000 Rp 10,872,000
fragrance, tan
10 Gardenia carinata yellow (Gardenia) 100 plb 0.2 m ov Rp120,000 Rp 12,000,000 baru
11 Heliconia sp. (Heliconia) 2000 plb 0.8 m Rp5,000 Rp 10,000,000
12 Hymenocallis speciosa (Bakung) 5152 plb 0.3 m ov Rp2,400 Rp 12,364,800
13 Hibiscus rosasinensis (Kembang Sepatu) 2500 plb 0.5 m ov Rp20,000 Rp 50,000,000
14 Jathropa curcas (Jarak Hijau)* 50 pohon 1 m ov Rp40,000 Rp 2,000,000 ambon
15 Jathropa gossypifolia (Jarak Merah)* 50 pohon 1 m ov Rp40,000 Rp 2,000,000 ambon
16 Jathropa pandurifolia (Jathropa) 672 plb 0.5 m ov Rp14,000 Rp 9,408,000
17 Murraya paniculata (Kemuning) 500 plb 0.5 m ov Rp10,000 Rp 5,000,000
18 Musa sumatrana (Pisang bercak Merah) 50 plb 1m Rp60,000 Rp 750,000
112

19 Neomarica gracilis (Iris) 2500 plb 0.3 m ov Rp2,400 Rp 6,000,000


20 Penicetum setaceum (Penicetum red) 270 plb 0.4 m ov Rp4,000 Rp 1,080,000
21 Penicetum setaceum (Penicetum white) 840 plb 0.4 m ov Rp4,000 Rp 3,360,000
22 Pleomele reflexa (Song of Jamaica) 15 plb 1.5 m ov Rp450,000 Rp 6,750,000
23 Polycias sp 2 pohon 2.5 m ov Rp450,000 Rp 900,000
24 Sansevieria trifasciata (Pedang - pedangan) 400 plb 0.5 m ov Rp8,000 Rp 3,200,000
Sub Total 20921 Rp 235,672,800

D CLIMBER
1 Bougainvillea spectabilis (Bougenville) 2500 pohon 0.5 m Rp12,000 Rp 30,000,000
2 Ipomea pes-caprae (Morning Glory) 40 pohon 0.5 m Rp40,000 Rp 1,600,000
3 Lonicera japonica (Lonicera) 50 pohon 0.2 m Rp12,000 Rp 600,000
Sub Total 2540 Rp 32,200,000

E WATER PLANT
1 Nelumbo nucifera (Lotus) 40 pohon 0.8 m Rp80,000 Rp 800,000
2 Nymphaea sp. (teratai) 30 plb
Sub Total 70 Rp 800,000

F Groundcover
1 Cuphea hysopilla (Taiwan Beauty) 1800 plb 0.1 m ov Rp4,000 Rp 1,800,000
2 Lantana sp (Lantana Yellow) 1200 plb 0.1 m ov Rp4,000 Rp 7,200,000
3 Catharanthus roseus (Vinca)
Sub Total 3000 Rp 9,000,000
G TURF
tanpa asrama,
1 Axonophus compressus (Rumput Gajah)* 17834 m² Rp25,000 Rp 445,850,000 ambon
Sub Total Rp 445,850,000

III SOIL
113

1 Tanah subur m³
2 Manure (pupuk) m³
Sub Total

V MAINTENANCE

GRAND TOTAL Rp 1,041,272,800

NOTE: price is excluding PPN


1 Water for watering the plants and with enough pressure must be available from the beginning of planting
and is provided by the owner
2 Termite control by owner
3 Electricity provided by owner
4 Price INCLUDING planting media, maintenance for 3 month and a guaranty peroid of 6 month
114

Lampiran 32. RAB Hard Material


PT. TROPICA GREENERIES
HARDSCAPE PACKAGE
ASTON AMBON NATSEPA RESORT AND SPA PROJECT

QUOTATION
ITEM JENIS PEKERJAAN LANSKAP SPEC QTY SATUAN UNIT TOTAL Remark
PRICE PRICE
I SCULPTURE AREA
1 Floor pattern 258 m²
2 Bollard 10 unit
3 Pottery type 2 (dia. 0.8 m) 8 unit
Semen+pasir+rangka besi
Tekstur gris + bintang laut
Cat cream + batu alam
Sub Total Rp -
II ROOF GARDEN
1 Water feature Supp A (100 x 200 cm)
Bak air + cawan + Mesin pompa + Install 1 unit
Lighting (lampu sorot) 50 watt 3 unit
2 Water feature Supp B (100 x 200 cm)
Bak air + cawan + Mesin pompa + Install 1 unit
Lighting (lampu sorot) 50 watt 3 unit
3 Sign for Spa Building 1 unit
Lighting (lampu sorot) 50 watt 2 unit
4 Loose pebbles 15 m²
5 Planter Box 100 x 100 x100 cm 11 unit
6 Planter Box + bangku 1125 x 127 x 100 cm 1 unit
7 Planter Box Panjang 385 x 80 x 70 cm 1 unit
8 Planter box koridor 385 x 100 x 100 cm 1 unit
115

9 Gazebo modern 1 unit


Sub Total Rp -

III RESTAURANT & LOBBY


1 Planter box restaurant 120 x 120 x 70 cm 2 unit
Planter box restaurant 100 x 100 x 70 cm 2 unit
2 Loose pebbles/ Batu Alor 167 m²
3 Batu alam indoor garden 41 unit
4 Water fountain pot keramik/ porselain 2 unit
6 Pot Teratai (Type 2 (dia.0.8 m)) t = 60 cm 6 unit
7 Green wall 440 x 378.2 cm unit
Sub Total Rp -
IV COTTAGE GARDEN
1 Zen Pattern 47.715 m² Rp -
2 Floor pattern 133.621 m²
3 Tempat sampah unit
4 Bangku taman 8 unit
5 Batu alam besar 11 unit
Sub Total Rp -

V LAWN WING A & B


1 Type 3 (dia. 1 m) t = 60 cm 5 unit
2 Children playground (wooden type) 1 unit
3 Nat + Pebbles 180.325 m²

VI GARDEN LIGHTING
1 Lampu jalan 40 watt 59 unit
2 Lampu Parkir 50 watt 32 unit
3 Lampu Mercury 250 watt 7 unit
4 Lampu sorot 150 watt 106 unit
116

5 Lampu sorot tanam 150 watt 14 unit


6 Lampu sorot gantung 150 watt 3 unit
7 Bollard 50 watt 112 unit
8 Lampu pedestal pot type 2 50 watt 23 unit

VII POTTERY
1 Type 1 ( dia. 0.6 m) t = 80 cm 4 unit
2 Type 2 (dia.0.8 m) t = 60 cm 22 unit
3 Type 3 (dia. 1 m) t = 60 cm 19 unit
Semen+pasir+rangka besi
Tekstur gris + bintang laut
Cat cream + batu alam
4 Type 4 (pot + lampu) 13 unit
Semen+pasir+rangka besi+ rumah lampu
Tekstur gris + bintang laut
Cat cream + batu alam
Sub Total Rp -
VIII PERGOLA 16 x 1.5 m2 40 m²

IX JOGGING TRACK
Floor patern l = 1.5 m 513.77 m²

X NURSERY SYSTEM
Survai dan Marking/ Survaiing and
1 marking grade m2
Pembersihan dan pembentukan lahan/
2 Land m2
clearing and grading
3 Soil mix :
117

a. top soil (depth 20 cm) m3


b. Pasir pasang m3
c. pupuk kandang (1krg@50 kg) krg
d. Humus krg
4 Dolomit ( 1 krg @ 50 krg) krg
5 Organic Soil Treatment (OST) kg
6 Hydrogell kg
7 Steger for tress ( dolken tripod fin cat) set
8 Biaya langsir tanah m3
9 Persemaian / Nursery for plantation :
a. rangka kayu m2
b. jaring penutup m2
c.Suplai air bersih/ Water supply point lot
( supplied by owner)
Plantation transport with reef container
10 (rental price) unit
Sub Total Rp -

NOTE: price is excluding PPN


Water for watering and with enough pressure must be available from the
1 beginning
and is provided by the owner
2 Electricity provided by owner
118

Lampiran 33. Foto Tanaman Desain Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa
A. Palem

Chrysalidocarpus lutescens Cocos nucifera Phoenix roebelenii Rhapis excelsa


Palem kuning Kelapa pantai Phoenix Palem wregu
T : 1 m daun T : 3 -5 m batang T : 1.5 m overall T : .1.25 m overall

B. Pohon

Alstonia scholaris Bambusa vulgaris Baringtonia asiatica Bucida buceras Bouea macrophylla
Pulai Bambu kuning Keben Ketapang kencana Gandaria
T : 2,5 dan 6 m overall T : 2.5 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall
119

Lampiran 33. Lanjutan Lembar 2/5

Casuarina equisetifolia Coccoloba uvifera Erythrina chrystagali Myristica fragrans Pelthoporum inerme
Cemara Anggur laut Dadap merah Pala Flamboyan kuning
T : m overall T : 2 m overall T : 4 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall

Plumeria sp. Plumeria alba Plumeria rubra Plumeria sp. Samanea saman
Kamboja kecap/merah Kamboja putih Kamboja pink Kamboja kuning Trembesi
T : 3 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall T : 3 m overall
120

Lampiran 33. Lanjutan Lembar 3/5

Terminalia catappa
Ketapang
T : 3 m overall

C. Semak

Agave americana Agave attenuata Alamanda sunnee Alocasia machoriza Angelonia salicariaefolia
Agave Siklok Alamanda Alokasia / cente Angelonia
T : 0.5 m overall T :0.3 m overall T : 0.25 m overall T : 1 m overall T : 0.3 m overall
121

Lampiran 33. Lanjutan Lembar 3/5

Calathea lutea Calliandra haematocepala Catharantus rosea Codiaeum variegatum Cordyline fruticosa
Kalatea Kaliandra Tapak dara Puring Hanjuang merah
T : 1 m overall T : 0.6 – 0.8 m overall T : 0.5 m overall T : 0.5 – 1.5 m overall T : 0.5 – 1.5 m overall

Gardenia carinata alba Gardenia carinata yellow Heliconia sp. Hymenocallis littoralis Hybiscus rosasinensis
Gardenia putih Gardenia kuning Heliconia Bakung daun kecil Kembang sepatu
T : 0.5 m overall T : 0.5 m overall T : 0.8 m overall T : 0.3 m overall T : 0.5 m overall
122

Lampiran 33. Lanjutan Lembar 4/5

Jathropa sp. Jathropa pandurifolia Murraya paniculata Musa sumatrana Neomarica gracilis
Jarak Jathropa Kemuning Pisang bercak merah Iris kuning
T : 1 m overall T : 0.5 m overall T : 0.5 m overall T : 1 m overall T : 0.3 m overall

Penicetum setaceum Pleomele reflexa Polycias sp. Sansevieria trifasciata Spathiphyllum cannaefolium
Kalatea Song of Jamaica Polycias Pedang-pedangan Spathypilum
T : 0.4 m overall T : 1.5 m overall T : 2.5 m overall T : 0.5 m overall T : 0.3 m overall
123

Lampiran 33. Lanjutan Lembar 5/5


D. Tanaman Rambat E. Tanaman Air

Bougainvillea spectabilis Ipomea pes-caprae Lonicera japonica Nelumbo nucifera Nymphaea sp.
Bougenvil Morning glory Lonicera Lotus Teratai
T : 0.5 m overall T : 0.5 m overall T : 0.2 m overall T : 0.8 m overall T:

F. Tanaman Penutup Tanah G. Rumput

Cuphea hysopilla Lantana sp. Axonophus compressus


Taiwan beauty Lantana kuning Rumput gajah
T : 0.1 m overall T : 0.1 m overall

Anda mungkin juga menyukai