Anda di halaman 1dari 8

Menganalisis

Struktur Teks
Biografi
Kelompok 8
Nama Anggota Kelompok
Putri Cahyani
Triasa Rosadiena
Upika Mutiara Dwi Pertiwi
M. Arga Chandra Saputra
Contoh Teks
Biografi Ki Hajar
Dewantara
Langkah-Langkah Menganalisis Struktur Teks Biografi

1) Pertama kita harus mengetahui struktur teksnya


yang terdiri atas orientasi, peristiwa penting
(Important Event) dan reorientasi.

2) Kita harus melakukan observasi tentang teks


tersebut. Orientasi berisi pengenalan tokoh, peristiwa
penting (Important Event) berisi perjalanan tokoh dan
reorentasi berisi kesan terhadap tokoh.
Orientasi
Ki Hajar Dewantara merupakan putra dari GPH
Soerjaningrat atau cucu Sri Paku Alam III., Ki Hajar
Dewantara merupakan keluarga bangsawan Pakualaman.
Sebagai bangsawan Jawa, ia menyelesaikan pendidikan ELS
(Europeesche Lagere School) yaitu sekolah rendah untuk
anak-anak Eropa.
Selanjutnya, ia mendapatkan kesempatan masuk di STOVIA
(School tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen) yang biasa
disebut Sekolah Dokter Jawa.
Namun, karena kondisi kesehatannya tidak mengizinkan Ki
Hajar Dewantara pun tidak tamat dari sekolah ini.
Selain itu, ia menggeluti profesi jurnalisme yang berkiprah di
beberapa surat kabar dan masa majalah pada waktu itu.
Peristiwa Penting
(Important Event)

Majalah atau surat kabarnya antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetosan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaya Timoer, dan Poesara yang mengeluarkan kritik Sosial-Politik
kaum bumiputra kepada penjajah.
Jiwanya sebagai pendidik sudah tertanam di dalam jiwanya dan direalisasikan dengan
mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 untuk mendidik masyarakat
bumiputra.
Sebagai figur dari keluarga bangsawan Pakualaman Ki Hajar Dewantara memiliki
kepribadian sangat sederhana dan sangat dekat dengan rakyat.
Jiwanya menyatu melalui pendidikan dan budaya lokal Jawa guna menggapai kesetaraan
sosial-politik dalam masyarakat kolonial.
Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi dasar untuk ia memperjuangkan kesatuan dan
persamaan nasionalisme kultural sampai dengan nasionalisme politik.
Keteguhannya untuk memperjuangkan nasionalisme Indonesia melalui pendidikan dilakukan
dengan resistansi terhdap Undang-undang Sekolah Liar 1932.
Yaitu Undang-undang yang membatasi gerak nasionalisme pendidikan Indonesia hingga
akhirnya dihapus oleh pemerintah kolonial.
Reorientasi

Perjuangannya di bidang politik dan pendidikan inilah yang kemudian


pemerintah Republik Indonesia menghormatinya sengan berbagai jabatan
dalam pemerintahan RI.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan pada tahun 1950.

Ia juga mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada dan
diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 1959.

Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman


keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta.
Jalan-jalan ke Amerika, Pulangnya beli goodtime
Terimakasih atas perhatian anda, and see you next time

Anda mungkin juga menyukai