Anda di halaman 1dari 21

EPIDERMIS (Stoma dan Trikoma)

1.     Tujuan
         Mengamati jaringan epidermis daun berbagai tumbuhan dalam aspek-aspek tertentu (macam sel,
bentuk sel, dan hubungan antar sel).
         Mengidentifikasi stoma daun tumbuhan serta sel-sel pembangunnya.
         Mengidentifikasi trikoma berbagai tumbuhan serta sel-sel yang membangunnya.

2.     Teori
Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar yang menutupi
permukaan daun, bunga, biji, serta batang dan akar yang belum mengalami penebalan sekunder.
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah tersusun dari sel-sel hidup, terdiri atas satu lapis sel tunggal, ada
berlapis banyak, beragam bentuk ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat, tidak ada
ruang antar sel, tidak memiliki klorofil, dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan
denga udara mengaami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang
berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis, mengalami modifikasi membentuk
derivate jaringan epidermis.

Epidermis permukaan bawah daun tembakau Nicotiana tabacum dalam payaranmikroskop


elektron. Trikomata dan sel-sel penjaga stomata, sebagai modifikasi sel-sel epidermis, juga tampak
jelas.
Stoma (jamak: stomata) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidemis
yang khusus, yakni sel penutup. Dngan mengubah bentuknya, sel penutup mengatur pelebaran dan
penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stoma dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga, yang kadang-kadang
berbeda juga isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotic yang menyebabkan gerakan sel
penutup ang mengatur lebar celah.
Stoma berperan penting dalam proses respirasi dan transpirasi tumbuhan. Stoma terdapat pada
semua bagian tumbuhan di atas tanah, tetapi paling banyak diemukan pada daun. Pada dikotil dapat
dibedakan lima jenis stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada disamping sel penutup,
yaitu sebagai berikut :
a.       Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae. Sel peutup di kelilingi oleh sejumlah sel yang tidak
berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat
pada Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae.
b.      Jenis anisositik atau jenis Cruciferae. Sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tak sama
besar. Jenis ini umum terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c.       Jenis parasitic atau jenis Rubuiaceae. Setiap sel penutup diiringi oleh sebuah sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis ini umum
terdapat pada Rubuiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol vulaceae, Mimosaceae.
d.      Jenis diasitik atau jrnis Caryophillaceae. Setiap stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama
dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah.
Jenis ini umum terdapat pada Caryophillaceae, Achantaceae.
e.      Jenis aktinositik. Stoma dikelilingi oleh beberapa sel tetangga yag tersusun melingkar.
Trikoma (jamak : trikomata) adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel yag
terdapat pada organ tumbuhan selain akar. Sel-sel trikoma dapat mengadakan penebalan sekunder.
Trikoma dapat digolongkan atas trikoma glandular (rambut berkelenjar) dan trikoma nonglandular
(bukan rambut kelenjar). Trikoma glandular memiliki sel kelenjar yang dapat mengeluarkan zat
seperti, garam, gula dan terpen. Trikoma nonglandular tidak memiliki sel kelenjar, bentuknya dapat
berupa rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang, rambut sisik. Trikoma dan stroma
terbentuk dari protoderm. Keduanya merupakan epidermis.

3.     Langkah Kerja
a.      Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1 Mikroskop Daun Rhoeo discolor
2 Kaca Spesimen Daun labu
3 Pipet Tetes Daun tomat
4 Silet Daun bambu
5 Buku Gambar Daun alpukat
6 Alat Tulis Bawang merah
7 Pinsil Warna Preparat Ficus
8 Kaca Penutup Daun Jagung
9 Preparat bulir jagung
10 Preparat trikom jagung

b.      Langkah Kerja
Kegiatan I
Epidermis dan stoma pada daun Rhoeo discolor, daun jagung, daun alpukat dan bawang merah.
1)      Buatlah sayatan tipis pada daun tumbuhan yang akan diamati sel epidermisnya
2)      Letakkan sayatan tersebut pada reagen air diatas kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan amati
dengan mikroskop
3)      Gambarlah stoma yang utuh berikut sel-sel epidermis lain di sekitarnya. Dan beri keteranga
lengkap.

Kegiatan II
Trikoma pada daun labu, daun jagung,dan daun tomat.
1)      Ambillah satu atau lebih trikoma atau rambut-rambut dati permukaan bawah daun labu, daun
jagung,dan daun tomat. Gunakanlah Gillete atau pinset untuk mempermudah melakukannya.
2)      Letakkan pada reagen air diatas kaca objek dan tutup dengan penutup kaca.
3)      Amati dengan mikroskop, kemudian buatlah gambar satu trikoma utuh, beri keterangan lengkap
pada gambar tersebut.

4.     Hasil Pengamatan

Litelatur daun labu

Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Cucurbita pepo . Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : Labu besar/labu kuning Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : Waluh gede Super divisi : Spermatophyta

       Reagen :- Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Kelas : Magnoliopsida

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Dilleniidae

Ordo : Violales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Cucurbita

Spesies : Cucurbita pepo L.


Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Solanum lycopersicum Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : tomat Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : tomat Super divisi : Spermatophyta

       Reagen :- Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Kelas : Magnoliopsida

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae

Genus :  Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum

Keterangan : Klasifikasi
       Nama Latin : Rhoeo discolor

       Nama Indonesia : sosongkokan Kingdom : Plantae

       Nama Daerah : sosongkokan Sub kingdom : Tracheobionta

       Reagen : cutex Super divisi : Spermatophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Divisi : Magnoliophyta

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Commelinales

Family : Commelinaceae

Genus : Rhoeo

Spesies : Rhoeo discolor

Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Bambusa multiplex. Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : bambu Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : awi Super divisi : Spermatophyta

       Reagen :- Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Kelas :  Liliopsida


       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poates

Family : Poaceae

Genus : Bambusa

Spesies : Bambusa multiplex

Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Allinum cepa Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : bawang merah Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : bawang beureum Super divisi : Spermatophyta

       Reagen : cutex Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Kelas : Liliopsida

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Liliidae

Ordo : Liiales

Family : Liliaceae

Genus : Allinum

Spesies : Allinum cepa


Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Persea americana Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : alpukat Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : alpuket Super divisi : Spermatophyta

       Reagen : cutex Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 x 10 Kelas : Magnoliopsida

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Family : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana


Keterangan : Klasifikasi
Kingdom: Plantae
       Nama Latin : Zea mays L.
Subkingdom: Tracheobionta
       Nama Indonesia : jagung
Super Divisi: Spermatophyta
       Nama Daerah : jagong
Divisi: Magnoliophyta
       Reagen : Aquades
Kelas: Liliopsida
       Pembesaran : 10 x 10
Sub Kelas: Commelinidae
       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012
Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Zea

Spesies: Zea mays L.

Keterangan : Klasifikasi
Kingdom: Plantae
       Nama Latin : Zea mays L.
Subkingdom: Tracheobionta
       Nama Indonesia : jagung
Super Divisi: Spermatophyta
       Nama Daerah : jagong
Divisi: Magnoliophyta
       Reagen : Aquades
Kelas: Liliopsida
       Pembesaran : 10 x 10
       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub Kelas: Commelinidae

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Zea

Spesies: Zea mays L.

Keterangan : Klasifikasi
Kingdom: Plantae
       Nama Latin : Zea mays L.
Subkingdom: Tracheobionta
       Nama Indonesia : jagung
Super Divisi: Spermatophyta
       Nama Daerah : jagong
Divisi: Magnoliophyta
       Reagen : Aquades
Kelas: Liliopsida
       Pembesaran : 10 x 10
Sub Kelas: Commelinidae
       Tanggal pengamatan: 21 Maret 2012
Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Zea

Spesies: Zea mays L.
Keterangan : Klasifikasi

       Nama Latin : Ficus elastica Kingdom : Plantae

       Nama Indonesia : Sub kingdom : Tracheobionta

       Nama Daerah : Super divisi : Spermatophyta

       Reagen :- Divisi : Magnoliophyta

       Pembesaran : 10 X 4 Kelas : magnoliopsida

       Tanggal pengamatan : 21 Maret 2012 Sub kelas : Dilleniidae

Ordo : Urticales

Family : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus elastica

5.     Pertanyaan dan Jawaban


1)      Apakah epidermis beberapa tumbuhan yang anda amati memiliki bentuk sel yang sama?
Jawab : dari pengamatan yag dilakukan, pada beberapa tumbuhan mempunyai bentuk berbeda
dalam epidermis serta ketebalannya

2)      Bagaimana bentuk epidermis tersebut? Jelaskan untuk setiap tumbuhan yang anda amati?
Jawab : pada jagung bentuk sel epidermisnya memanjang, pada rhoeo discolor bentuk sel
epidermisnya polyhedral, pada daun alpukat bentuk sel epidermisnya segi enam

3)      Pada preparat epidermis apa dapat anda temukan sel silica dan sel gabus? Bagaimana bentuk kedua
sel tersebut?
Jawab : sel silica pada preparat Ficus, berbentuk bulatan, elips, halter/pelana, sedangkan sel gabus
dapat di temui pada manihot, berbentuk heksagonal
4)      Bagaimana hubungan perlekatan antar sel pada epidermis?
Jawab : perlekatan sel pada epidermis adalah rapat

5)      Apa yang dapat anda simpulkan berkenaan dengan sel epidermis?


Jawab : bentuk dan ukurannya berbeda serta dalam epidermis terdapat berbagai derivate seperti
stoma dan trikoma

6)      Bagaimana penyebaran stoma pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil? Bagaimana pula bentuk
sel penutup stoma pada kedua kelompok tumbuhan tersebut? Adakah perbedaannya? Coba anda
jelaskan!
Jawab : stoma pada monokotil tampak memanjag dan berderet, sedangkan pada dikotil stoma
tersebar

7)      Terdiri atas apa saja stoma itu? Coba jelaskan dengan lengkap! Mana yang lebih tebal, dinding sel
penutup pada bagian panggung (yang berlekatan dengan sel tetangga) atau pada bagian perut (yang
menghadap porus)?
Jawab : stoma terdiri dari satu porus/celah dan 2 sel penutup yang mengapitnya, yang lebih tebal
ialah sel penutup bagian perut yang menghadap porus dibandingka dengan bagian
panggung/berlekatan dengan sel tetangga, karena pembentukan sel penutup lebih dulu di
bandingkan sel tetagga.

8)      Apa saja yang tampak di dalam sel penutup, sel tetangga, dan sel epidermis lain di sekitarnya?
Adakah kutikulanya?
Jawab : yang tampak pada sel dikotil dan monokotil adalah berbentuk ginjal dan yang tampak pada
sel tetangga yaitu sel epidermisnya berdampingan mengelilingi sel penutup (selnya terdiri dari dua
sel atau lebih)

9)      Tipe stoma apa yang anda temukan (anomositik, anisomatik, parasitic, diasitik, atau aktinositik)?
Jawab : tipe diasitik, parasitic dan anomositik

10)   Pada preparat apa tipe stoma itu anda temukan?


Jawab : Parasitik pada daun rhoeo discolor, Diasitik pada Zea mays dan anomositik pada Alpukat

11)   Apakah stoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama? Bagaimana halnya daun lain dari
satu spesies tumbuhan?
Jawab : pada satu helai daun memiliki bentuk stoma yang sama, tetapi jumlah bisa berbeda. Pada
satu spesies daun stoma bisa berbeda

12)   Bagaimana bentuk dan susunan sel trikoma dari daun masing-masing tumbuhan yang anda amati?
Jawab : pada tiap tumbuhan berbeda, ada yang berambut cabang, rambut tuggal dan rambut
bintang
13)   Trikoma tumbuhan apa yang tergolong glandular dan trikoma tumbuhan apa yang termasuk
nonglandular?
Jawab : trikoma glandular pada daun labu, daun tomat, bambu dan jagung

14)   Apakah anda temukan trikoma bentuk rambut tunggal, rambut bercabang, rambut bintang, dan
rambut sisik? Pada preparat apakah setiap bentuk trikoma itu anda temukan?
Jawab : menemukan trikoma rambut tunggal pada jagung, daun labu, daun bambu, dan daun tomat

15)   Apakah trikoma dari satu helai daun memiliki bentuk yang sama, dan bagaimana bentuk daun lain
yang tumbuhannya sama?
Jawab : tidak, pada stu helai daun bisa di temukan trikoma yang berbeda

6.     Kesimpulan
Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar yang menutupi
permukaan daun, bunga, biji, serta batang dan akar yang belum mengalami penebalan sekunder.
Stoma (jamak: stomata) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidemis yang
khusus, yakni sel penutup. Trikoma (jamak : trikomata) adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari
satu atau lebih sel yag terdapat pada organ tumbuhan selain akar.

7.     Daftar Pustaka
Agustina, Tri.W (2010). Materi Pokok Ajar anatomi Tumbuhan. Bandung : UIN Sunan Gunung
Djati
Hidayat, E.B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : penerbit ITB
Tim dosen. (2010). Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung : UIN Sunan Gunung
Djati
www.scribd.com/doc/37417049/laporan-Praktikum-v-Epidermis
www.google.com
Latar Belakang
Struktur  utama tubuh tumbuhan tingkat tinggi ( tumbuhan berbiji ) terdiri atas : akar, batang dan
daun, disamping struktur tersebut  tumbuhan  juga ada yang dilengkapi dengan bunga dan buah.
Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah (tumbuhan tak berbiji ) umumnya tidak memiliki struktur
seperti akar, batang , dan daun .  
     Seperti halnya tubuh hewan, tubuh  tumbuhan  pun terdiri atas sel yang tersusun secara teratur
membentuk suatu jaringan,  Sel-sel yang membentuk jaringan tersebut berasal dari hasil
pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
Dari sel zigot itulah kemudian berkembang melalui proses pembelahan sel menjadi berbagai macam
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda.  Proses pertumbuhan dan terbentuknya
kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda itu disebut dengan peristiwa
Deferensiasasi.
            Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan, selanjutnya dari
berbagai macam jaringan akan membentuk organ tubuh tumbuhan seperti akar, batang dan daun.
Karena  organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda maka struktur
organ pun berbeda pula.
            
B.    Rumusan Masalah
1.    Jelaskan perbedaan struktur batang dikotil dan monokotil!
2.    Bedakan jaringan penyusun antara akar dengan batang
3.    Batang tanaman dikotil dapat membesar, sedangkan batang monokotil tidak. Mengapa
demikian?
4.    Jelaskan fungsi batang?
5.    Apakah yang disebut dengan lingkaran tahun? bagaimana proses terjadinya?

C.    Tujuan Penelitian


    Berdasarkan uraian yang terdapat pada rumusan masalah, maka dapat kita ketahui tujuan dari
penelitian ini. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah:
1.    Mengamati jaringan penyusun akar, batang, dan daun pada tumbuhan.
2.    Mengetahui bagian-bagian jaringan pada tumbuhan.
3.    Membandingkan jaringan penyusun akar, batang, dan daun.

D.    Manfaat Penelitian


1.    Mengetahui perbedaan bagian-bagian penyusun tumbuhan.
2.    Mengetahui perbedaan struktur jaringan tumbuhan monokotil dan dikotil.
3.    Mengetahui fungsi masing-masing jaringan penyusun tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori/Dasar Teori


    Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150
hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara
1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga
betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut
jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar
berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-
buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi
atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung
cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapatligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada
yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
disebutfloret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna
kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di
antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
ciri-ciri:
panjang
berisi
ada buhya

    Pacar Air


Impatiens balsamina (Bunga Pacar air) adalah tanaman yang berasal dari Asia Selatan danAsia
Tenggara. Tanaman ini diperkenalkan di Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman
tahunan atau dua tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu atau merah
jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai
satu meter dengan batangnya yang tebal dan daunnya yang bergerigi tepinya.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya. Walau
demikian tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Berbagai bagian tanaman juga
digunakan sebagai obat tradisional.

    Kacang Tanah


Kacang tanah, kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole,
kacang banggala (bahasa Yunani: Arachis hypogaea L., bahasa Inggris: peanut, groundnut)
merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua terpenting setelah
kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu
setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea
subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang
masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan
sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain.
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein danlemak.
Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai.[3]Di Amerika
Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang
menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak
dunia pada tahun 2003 menurut FAO.Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga
dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakanpupuk hijau.

B.    Rumusan Hipotesis


    Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis disusun
berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka sehingga hipotesis bersifat teoretis.
Hipotesis akan dibuktikan akan kebenarannya setelah memperoleh data dari hasil penelitian.
Hipotesis dalam penelitian struktur jaringan tumbuhan yaitu sebagai berikut:
1.    Struktur jaringan penyusun tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda.
2.    Masing-masing jaringan saling melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Variabel dan Definisi dan Operasional Variabel


    Variabel Bebas
    Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dibuat tidak sama. Variabel bebas yang sengaja
tidak sama adalah jenis akar,batang, dan daunnya. Jenis akar, batang, dan daun yang digunakan
untuk penelitian, yaitu akar pacar air, batang pacar air, akar kacang tanah, batang kacang tanah,
daun kacang tanah, dan daun jagung.
    Variabel terikat
    Variabel terikat adalah variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel bebas. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah struktur jaringan tumbuhan.
    Variabel Kontrol
    Variabel kontrol adalah variable yang sengaja dibuat sama kondisinya. Variabel kontrol pada
penelitian ini adalah sayatan akar pacar air, batang pacar air, akar kacang tanah, batang kacang
tanah, daun kacang tanah, dan daun jagung.
B.    Rancangan Penelitian
1.    Akar Monokotil    : Pacar Air
2.    Akar Dikotil        : Kacang Tanah
3.    Batang Monokotil    : Pacar Air
4.    Batang Dikotil        : Kacang Tanah
5.    Daun Monokotil    : Jagung
6.    Daun Dikotil        : Kacang Tanah

C.    Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)


Sasaran populasi ini meliputi populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman
pacar air, jagung, dan kacang tanah, sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah akar
pacar air, batang pacar air, akar kacang tanah, batang kacang tanah, daun kacang tanah, dan daun
jagung.
    
D.    Alat dan Bahan
1.    Mikroskop
2.    Kaca Objek
3.    Kaca Penutup
4.    Silet
5.    Tanaman Jagung (daun)
6.    TanamanKacang Tanah (akar,batang,daun)
7.    Tanaman Pacar Air (akar,batang)
8.    Air
9.    Pipet
10.    Nampan

E.    Prosedur Pelaksanaan Penelitian


1.    Buatlah sayatan melintang pada akar dan batang dari tanaman yang tersedia menggunakan
silet. Usahakan irisannya setipis mungkin.
2.    Letakkan kedua sayatan akar dan batang pada kaca objek terpisah yang telah ditetesi dengan
air.
3.    Tutuplah kedua kaca objek tersebut dengan kaca penutup.
4.    Amatilah kedua spesimen yang telah dibuat dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 40X.
5.    Gambarlah bagian-bagian yang teramati dan berikanlah keterangan.
6.    Dengan Prosedur yang sama, amatilah spesimen jaringan selanjutnya.
F.    Rencana Analisis Data
    Rencana analisis data yang dipergunakan adalah rencana analisis data deskriptif, yang dimana
rencana analisis data deskriptif adalah suatu rencana atau suatu cara yang dipergunakan dalam
pengamatan yang dilakukan secara deskriptif atau dengan menyebutkan secara satu per satu apa
yang dipergunakan. Rencana analisis data pada penelitian jaringan pada tumbuhan adalah meneliti
setiap komponen secara bertahap.

G.    Jadwal Penelitian


Tanggal    Kegiatan
Selasa, 27 September 2011    Penelitian
Senin, 3 Oktober 2011    Penyusunan laporan
Rabu, 19 Oktober 2011    Pengumpulan laporan

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data/table pengamatan


NO    PEMBEDA    MONOKOTIL    DIKOTIL
1    Bentuk akar 
    Memiliki sistem akar serabut     Memiliki sistem akar tunggang 
2     Bentuk sumsum atau pola tulang daun     Melengkung atau sejajar 
    Menyirip atau menjari 

3     Kaliptrogen / tudung akar     Ada tudung akar / kaliptra     Tidak terdapat ada tudung akar
4     Jumlah keping biji atau kotiledon     Satu buah keping biji saja 
    Ada dua buah keping biji 
5     Kandungan akar dan  batang     Tidak terdapat kambium 
    Ada kambium 

6     Jumlah kelopak bunga     Umumnya adalah kelipatan tiga     Biasanya kelipatan empat atau lima
7     Pelindung akar dan batang lembaga     Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga
/ keleorhiza     Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8     Pertumbuhan akar dan batang 
    Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar     Bisa tumbuh berkembang menjadi
membesar
B.    Pembahasan
1.    Perbedaan Struktur batang monokotil dan dikotil adalah

2.    Jaringan penyusun akar dan batang sama.

3.    Karena pada batang dikotil terdapat kambium yang berfungsi membentuk xylem dan floem
primer dan membentuk lingkaran tahun, sehingga batang tumbuhan dapat membesar. sementara,
batang monokotil tidak memiliki cambium sehingga batang tumbuhan tidak dapat membesar

4.    Fungsi batang :


1.    Menyokong dan menegakkan tubuh tumbuhan
2.    Menghubungkan bagian akar dan daun
3.    Tempat penyimpanan makann
4.    Alat reproduksi vegetatif
5.    Sebagai jalur transportasi dari akar ke daun
6.    Tempat bertumpunya daun, bunga, dan buah
7.    Untuk tumbuhan tertentu, batang berfungsi untuk fotosintesis
5.    Lingkaran tahun adalah lapisan-lapisan lingkaran yang terbentuk akibat menebalnya
pertumbuhan sekunder yang terus menerus. Proses pembentukannya adalah kambium mengalami
pertumbuhan tidak tetap. Pada musim hujan, kebutuhan tumbuhan lebih terpenuhi, maka
pertumbuhan kambium pun lebih cepat. Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk unsur kulit
pohon sedangkan ke arah dalam membentuk unsur kayu ini lebih aktif pada saat musim hujan dan
pada musim kemarau lebih pasif, akibatnya tampak cincin-cincin/ lapisan-lapisan lingkaran kosentris
yang dikenal dengan lingkaran tahun.

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar,
bunga modifikasi dari ranting dan daun.

    AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang
akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir
amylum, dinamakan kolumela.

1.    Fungsi Akar


a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2.  Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a.  Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar
merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral
terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

b.  Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki
ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.

c.  Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat
mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik
Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang
menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel
U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis
mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut
dinamakan sel penerus/sel peresap.

d.  Silinder Pusat/Stele


Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
   Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari   
   pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
  Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari 
   jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
  Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari 
   jaringan parenkim.

Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.


Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
  Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan 
  persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
  Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada 
  dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
  Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan 
  parenkim.

    BATANG 
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
    Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. 
         Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang 
         mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan   
         gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

b. Korteks
    Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang    
         dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke 
         dalam tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis
    Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, 
         merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan 
         Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis 
         tumbuhan Gymnospermae.

d. Stele/ Silinder Pusat


    Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut 
          perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral 
         yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam  
          dan floem sebelah luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan
parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan
hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya
pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan
sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran
Tahun.

2.  Batang Monokotil


Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya
tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil
menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas
seberang (Agave sp).
    DAUN
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak
mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk
mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas
dari dan ke luar tubuh tumbuhan.

2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga
karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga
karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan
fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan
bunga karang.

3.  Jaringan Pembuluh


Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun
dan urat-urat daun.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari penelitian diatas dan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jaringan  yang  menyusun  daun  dikotil adalah  epidermis,  jaringan  tiang,stomata, jaringan
pengangkut, dan epidermis bawah.
2. Jaringan yang menyusun daun monokotil adalah epidermis, jaringan spons,stomata, jaringan
pengangkut, dan epidermis bawah.
3. Jaringan yang menyusun batang monokotil adalah epidermis, korteks, danjaringan pengankut.
4. Jaringan  yang  menyusun  batang  dikotil  adalah  epidermis,  korteks,endodermis, perisikel, dan
jaringan pengankut.
5. Jaringan  yang  menyusun  akar  monokotil  adalah  epidermis,  korteks,endodermis, cambium,
dan  jaringan  pengangkut.
6. Jaringan yang menyusun akar dikotil adalah  epidermis, korteks, endodermisdan jaringan
pengangkut.

Anda mungkin juga menyukai