Anda di halaman 1dari 46

PRALAP PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I

FOLIUM II
Dosen Pengampu : Apt.Rabima, S.Si,. M.Farm,.

Disusun oleh :

RAIHAN FADHIL MUHAMMAD (1943050027)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020/2021
FOLIUM

I. Tujuan :
1. Mampu membedakan dan memahami macam macam folium
2. Memahami secara baik ciri khas dan perbedaan dari masing – masing folium

II. Pendahuluan
II.1Pengertian folium
Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ penting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme
autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya matahari menjadi energi kimia.

Daun terdiri dari


 Kutikula.
 Epidermis atas.
 Mesofil palisade.
 Berkas pembuluh.
 Mesofil spons.
 Epidermis bawah.
 Kutikula.
kutikula tumbuhan adalah lapisan pelindung pada seluruh sistem tajuk (bagian
tumbuhan yang berada di atas tanah) tumbuhan herba yang berfungsi untuk
memperlambat kehilangan air dari daun, batang, bunga, buah, dan biji. Tanpa lapisan
pelindung ini, transpirasi (hilangnya uap air melalui permukaan tumbuhan) pada
hampir semua tumbuhan berlangsung sangat cepat sehingga tumbuhan akan mati.
Kutikula merupakan perlindungan terhadap beberapa patogen tumbuhan dan terhdap
kerusakan kecil mekanis. Kutikula juga penting dalam pertanian karena sifatnya yang
menolak dapat digunakan ada berbagai semprotan yang mengandung fungisida,
herbisida, insektisida, atau zat pengatur tumbuh. Karena sifat hidrofobik (menolak
air) kutikula, sebagian besar formulasi semprotan mengandung deterjen untuk
menurunkan tegangan permukaan air sehingga butir semprotan menyebar pada
permukaan daun.

Daun tumbuhan merupakan organ yang paling banyak dipelajari epidermisnya.


Sebagian sel-sel epidermis dapat berbentuk khusus dan memiliki keistimewaan
fisiologi, terutama bila memiliki fungsi tertentu. Sel-sel penjaga stomata berbentuk
ginjal atau halter, tergantung dari spesies. Sel-sel ini dapat mengerut dan membesar,
tergantung bagaimana aliran udara dan uap air diatur oleh tubuh daun. Pergerakan ini
akan membuka atau menutup lubang stoma. Sebagian sel-sel epidermis juga dapat
membentuk trikomata, yang biasa disebut awam sebagai "rambut" atau "bulu" pada
tumbuhan. Jika terdapat di daun orang menyebutnya sebagai rambut daun dan jika
terdapat di batang disebut rambut batang. Trikomata juga dapat mengeras menjadi
duri.

Jaringan yang mendasari hampir sebagian besar bagian daun, mesofil, berada di
antara kedua jaringan epidermis dan terdiri dari sel-sel parenkim yang terspesialisasi
untuk fotosintesis. Dalam sebagian besar tumbuhan dikotil, jaringan mesofil daun
memiliki dua lapisan yang berbeda: mesofil palisade yang terdiri dari sel-sel panjang
yang tersusun rapat dan mesofil spons yang terdiri dari sel-sel yang tersusun secara
renggang untuk memberi ruang sirkulasi bagi karbondioksida dan oksigen.

Di antara mesofil palisade dan mesofil spons, terdapat berkas pembuluh yang berisi
sel-sel xilem dan floem dari batang. Sel-sel xilem mengantarkan air dan mineral ke
sel-sel fotosintetik daun sementara sel-sel floem mengambil gula dan produk organik
lainnya untuk diantarkan ke bagian tumbuhan yang lain. Setiap berkas pembuluh
dilingkupi lapisan pembungkus, yaitu satu lapis jaringan sel yang mengatur
pertukaran zat antara sel-sel pembuluh dengan sel-sel daun

2.2. Macam – macam amylum


1. Abri folium

Nama : thaga (Aceh), seugeu (Gayo), hasebo (Batak), kendari, kundari (Lampung
dan Minangkabau). Sedangkan di Jawa disebut sebagai saga telik atau saga manis
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Abrus
Spesies: Abrus precatorius L.
2. cajuputi folium
Nama : Kayu putih, gelam (Indonesia); inggolom (Batak); kayu galam (Dayak);
gelam (Sunda; Jawa); ghelam (Madura); baru-galang (Makasar); waru gelang
(Bugis); ngglelak, ngelak, kela (Roti); iren, sakelan, jrano (Seram); ai kelane, ai
elane (Ambon); irono, ilano (Ulias); elan (Buru).
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Melaleuca
Spesies: Melaleuca cajuputi Powell
3. sericocalycis folium

Nama : daun picah beling (Jakarta); daun keji beling, enyoh kelo (Jawa Tengah)
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Strobilanthes
Spesies: Strobilanthes crispus Blume

4. theae folium
Nama : thee (belanda),tee(jerman),cha(jepang),ja(tibet)
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Dilleniidae
Ordo: Theales
Famili: Theaceae
Genus: Camellia
Spesies: Camellia sinensis (L.)
5. stramonii folium

Nama : kecubung
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Datura
Spesies: Datura tatula L.

6. menthae piperitae folium

Nama : mint,pudina,mentha

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Asteridae

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Mentha

Spesies: Mentha piperita L. (pro sp.) [aquatica spicata]

7. eucalypti folium
Nama : Ampupu,eukaliptus,
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Eucalyptus
Spesies: Eucalyptus globulus Labill..
8. sennae folium

Nama : jati tiongkok,senna,sana,sennas


Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Senna
Spesies: Senna alexandrina Mill.
9. Nicotinae folium

Nama : Indonesian: tembakau, mbako [jav], bako [sun] . English: tobacco


Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Nicotiana
Spesies: Nicotiana tabacum L.
10. Colei folium

Nama : Indonesia: bangun-bangun, daun kucing, daun kambing. Vietnam: tan day
la. China: zuo shou xiang, yin du bo he, dao shou xiang. Jepang: kuuban oregano.
Inggris: country borage, indian mint, mexican mint
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Plectranthus
Spesies: Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng
11. Digitalis folium

Nama : daun digitalis, daun jari


Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Scrophulariaceae
Genus: Digitalis
Spesies: Digitalis purpurea L.
12. Cassia alatae folium
Nama : Indonesian: ketepeng cina, ketepeng kebo. Malay: gelenggang besar.
Tagalog: akapulko English: emperor's candlesticks
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Senna
Spesies: Senna alata (L.) Roxb.
13. Salivae folium

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Salvia
Spesies : Salvia officinalis L.
14. Rosemarini folium

Nama : Indonesian: rosmari, rusmarin. Vietnamese: la huong thao. Tagalog:


romero. Chinese: mi die xiang. @jp: mannenrou, roozumari. English: rosemary
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Rosmarinus
Spesies: Rosmarinus officinalis L.
15. Litseae folium
Nama : litsea,krangenan
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Magnoliidae
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Litsea
Spesies: Litsea cubeba (Lour.) Pers.
16. Lochnerae folium
Nama : ndonesian: tapak dara, rutu-rutu, kembang serdadu. Vietnamese: hoa hai
dang. Malay: kemunting cina. Tagalog: tsitsirika. Chinese: chang chun hua.
English: madagascar periwinkle, rose periwinkle
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus (L.) G. Don
17. Nerii folium

Nama : Indonesian: bunga jepun, jure [sun], bunga anis, padendang, oleander.
Tagalog: baladre, adelfa. Chinese: jia zhu tao. English: oleander
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Nerium
Spesies: Nerium oleander L.
18. Andropogonis folium

Nama : indonesian: sambiloto. Malay: hempedu bumi. Chinese: chuan xin lian
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Andrographis
Spesies: Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees
19. Brugmansiae folium

Nama : angel’s trumpet,kecubung hutan


Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Brugmansia
Spesies: Brugmansia candida Pers.
20. Altheae folium

Nama : Indonesian: marshmallow. English: marshmallow, mallards, schloss tea


Kingdom: Plantae
Subkingdom: Viridiplantae
Superdivisi: Embryophyta
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Spermatophytina
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Althaea
Spesies: Althaea officinalis L.
2.3. Manfaat folium pada bidang farmasi
a. Menurut penelitian Wahyuningsih (2006), kandungan daun saga yang berupa
glikosida (Abrusosida A-D dan Abrusgenin), saponin dan flavonoid mempunyai
fungsi sebagai antibakteri. Nilai kadar bunuh minimum (KBM) dari ekstrak etanol
daun saga untuk bakteri S.aureus sebesar 0,63% dan E.coli sebesar 2,50%
b. Daun kayu putih yang direbus dapat digunakan sebagai obat sakit perut, rematik,
nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang, usus, diare, batuk, demam, sakit
kepala dan sakit gigi atau dimanfaatkan sebagai obat luar untuk radang kulit
akzema dan sakit kulit karena alergi. Dalam penggunaannya, kulit kayu putih
dapat dicampur dengan ramuan lain. Misalnya untuk obat luka benanah, kulit
kayu putih dapat dicampur dengan sedikit jahe dan asem jawa lalu ditumbuk halus
yang kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Ramuan tersebut akan
membersihkan luka dan menghisap nanah yang terdapat pada luka
c. Perasan daun keji beling (Sericocalyx crispus Linn) fektif menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 100% ditemukan
pertumbuhan koloni bakteri pada media Manitol Salt Agar (MSA) dengan rata-
rata 19 koloni, konsentrasi 75% didapatkan rata-rata 82 koloni, konsentrasi 50%
didapatkan rata-rata 574 koloni, konsentrasi 25% didapatkan rata-rata 999 koloni,
pada konsentrasi 10% didapatkan ratarata 1194 koloni dan konsentrasi 0%
(kontrol) didapatkan rata-rata 1298 koloni. Namun yang paling efektif
menghambat pada konsentrasi 75%.
d. Senyawa - senyawa yang ada dalam teh dan manfaatnya bagi tubuh yaitu katekin,
guna menurunkan munculnya potensi kanker dan tumor, mengurangi kadar
kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam darah, serta melawan
bakteri dan virus influenza. Kafein mempunyai aktivitas antioksidan dan
mempunyai efek mengatasi kelelahan, dan memiliki efek deuretik 5 sedang.
Vitamin C dapat mengurangi stres, membunuh virus influenza dan juga sebagai
sumber antioksidan, sedangkan polifenol memiliki efek sepat, melawan bakteri
disentri, difteri dan kolera. Sementara flavanoid akan menguatkan pembuluh
darah, mencegah holitosis
e. Ekstrak daun kecubung dapat digunakan sebagai alternatif insektisida dalam
menurunkan kepadatan vektor penyakit. Konsentrasi ekstrak daun kecubung yang
paling efektif dalam menghambat penetasan telur Ae. aegypti adalah 1000 ppm.
Ekstrak daun kecubung memiliki pengaruh terhadap daya hidup vektor Ae.
aegypti sejak dari hambatan penetasan telur serta perkembangan dari larva
menjadi nyamuk stadium dewasa.
f. Daun mint memiliki kandungan antioksidan tinggi yang bersifat antimikroba,
antitumor dan antialergenik (Perez, et al., 2014). Khempaka, et al. (2013)
menambahkan minyak atisiri daun mint meliputi mentol, mentonecanvone, methyl
acetate dan peperitone yang berperan sebagai antioksidan, merangsang sekresi
asam empedu, memperbaiki laju pertumbuhan, mengurangi produksi amonia serta
menghambat pertumbuhan mikroba patogen seperti Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, Salmonella enteridis dan Candida albicans.
g. Minyak esensial yang diperoleh dari daun Eucalyptus globulus, dimanfaatkan
daunnya sebagai obat TBC paru-paru, diabetes, obat pilek, antiseptik, asma,
desinfektan, terapi malaria, antibakteri, antifeedant, anti fungi, pengusir serangga
atau repellant
h. Daun Senna memiliki kandungan aktif utama glikosida diantron yang aglikonnya
terdiri dari aloe-emodin dan atau rhein. Kadar yang paling besar adalah senosida
A dan senosida B, merupakan sepasang isomer yang aglikonnya adalah rein-
diantron. Daun Ungu mengandung alkaloid dan saponin yang berkhasiat sebagai
diuretik, laksatif ringan, dan emoliens (Dalimartha, 2008)
i. Nicotinae folium
Tembakau dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit seperti nyeri, sembelit,
encok, kejang, penawar racun dari gigitan reptil dan serangga beracun hingga
sebagai stimulan pernapasan.
j. Colei folium
Daun jinten memiliki fungsi antibakteri dan antiradang sehingga dapat digunakan
untuk mengobati eksim, psoriasis, ketombe, dan sebagainya.Tidak hanya itu, daun
jinten sangat bermanfaat untuk mengatasi gigitan serangga. Daun ini bahkan
dianggap mampu mengatasi gatal, kemerahan, dan peradangan dengan cepat.
k. Digitalis folium
Digitalis merupakan obat yang diperoleh dari daun kering (Digitalis purpurea) dan
tanaman ini dibudidayakan juga sebagai tanaman hias. Digitalis biasanya
digunakan untuk mengobati kondisi jantung tertentu, seperti mengobati gagal
jantung kongestif (CHF) dan masalah irama jantung (atrium aritmia)
l. Cassia alatae folium
Daun kaskado dimanfaatkan secara tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.
Tanaman ini mengandung aktivitas farmakologi yang baik untuk menyembuhkan
penyakit kulit dan penyakit lainnya seperti kurap, kudis, panu, eksem, malaria,
sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes, influenza dan bronkitis.
m. Salivae folium
Daun sage adalah tanaman herbal yang kaya akan nutrisi baik untuk kesehatan.
Mulai dari menurunkan kadar gula darah, hingga mencegah kanker bisa
didapatkan dari daun sage. Daun sage dianggap bisa mencegah kanker dan
meredakan diare.
n. Rosemarini folium
Rosemary merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam tanaman
aromatik, karena mempunyai aroma yang khas. Minyak atsirinya yang sering
disebut quita essenta (Phil, 2006) mengandung karnosol, rosmasol, isorosmasol,
epirosmasol, rosmaridifenol dan rosmariquinon (Nakatani, 1992). Selain itu, juga
dilaporkan bahwa rosemary mengandung linalool, burneol dan kamfor (Anonim,
2006) dan menurut Simon et al. (1984) kandungan yang terdapat dalam minyak
atsirinya yang sering digunakan sebagai penolak serangga antara lain sineol,
kapur barus, camphene, linalool, limeon, borneon, mircene, terpineol dan
caryophyllene
o. Litseae folium
Krangean mempunyai khasiat sebagai antikonvulsan, batuk, antispasmodik dan
sebagaibumbu. Kandungan kimia dalam krangean adalah minyak atsiri yang
terdapat pada daun, kulit batang,atau biji. Minyak krangean digunakan dalan
industri makanan, kosmetik dan rokok. Komponen utama minyakatsiri krangean
digunakan untuk bahan baku produk ionone, metil ionone, vitamin A dan E.
Pemanfaatan ekstrak tumbuhan krangean masih sangat terbatas di masyarakat
p. Lochnerae folium
Tanaman ini biasanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Kandungan
alkaloid pada tanaman ini bermanfaat untuk pengobatan diabetes, tekanan darah,
asma, konstipasi dan kanker dan masalah menstruas
q. Nerii folium
Tanaman oleander mengandung senyawa metabolit sekunder seperti oleandrin,
polifenol, dan triterpenoid. Tanaman oleander termasuk ke dalam famili
Apocynaceae, yang diketahui memiliki daya racun, menghambat sistem respirasi,
mempengaruhi sistem syaraf larva, dan dapat digunakan sebagai penolak serangga
(repellent)
r. Andropogonis folium
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman obat yang
memiliki berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Staphylococcus
aureus merupakan penyebab utama infeksi
s. Brugmansiae folium
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Ita Nur Anisa dkk, 2013), ekstrak air
daun kecubung gunung memberikan efek bronkodilator pada dosis 25 mg/kg
bb
t. Altheae folium
daun dan akar marshmallow bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis
peradangan, diare, hingga batuk. Ia membentuk semacam antiinflamasi alami
yang mengurangi peradangan atau meredakan iritasi pada lambung
2.4. Cara mengidentifikasi amilum di laboratorium
1. Uji makroskopik
Dengan memperhatikan bentuk,warna,rasa,bau serta tekstur dari serbuk
2. Uji Mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.
Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas. Dari
pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik bagi masing – masing simplisia.
III. Alat dan Bahan
III.1 Alat :
 Kaca objek
 Kaca penutup (cover)
 Mikroskop
 Spatula
 Tissue
 Pipet tetes
III.2 Bahan
 Abri folium
 Cajuputi folium
 Sericocalycis folium
 Theae folium
 Stramonii folium
 Menthae piperitae folium
 Eucalypti folium
 Sennae folium
 Nicotinae folium
 Colei folium
 Digitalis folium
 Cassia alatae folium
 Salivae folium
 Rosemarini folium
 Litseae folium
 Lochnerae folium
 Nerii folium
 Andropogonis folium
 Brugmansiae folium
 Altheae folium
IV. Cara kerja
4.1. Prosedur pemeriksaan makroskopis
a. Masing masing sampel diambil
b. Perhatikan rasa,bau,warna,bentuk dan tekstur dari serbuk
c. Tulis dan amati
4.2. Prosedur pemeriksaan mikroskopis
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Diletakkan sampel folium diatas kaca objek
c. Ditetesi dengan air kemudian ditutup dengan dengan kaca penutup
d. Difiksasi pada lampu bunsen kemudian diamati dibawah mikroskop
e. Digambar bentuk fragmen dari hasil pengamatan
V. Hasil dan gambar
1. Daun saga

1. Epidermis atas
2. Jaringan palisade
3. Jaringan bunga karang
4. berkas pengangkut
5. Epidermis bawah
6. Rambut penutup
7. Hablur kalsium oksalat
bentuk prisma
1. rambut penutup
2. Epidermis atas
3. Pembuluh kayu dengan
penebalan spiral
4. Palisade
5. Epidermis bawah dengan
stomata dan rambut
penutup
6. Hablur Kalsium oksalat
pada tulang daun

2. Daun kayu putih

Sklerenkim dengan kristal


kalsium oksalat bentuk
prisma

Rambut penutup

Kristal kalsium oksalat


bentuk jarum
Mesofil
dengan
sel
kelenjar
minyak

Epidermis dengan sel-sel


palisade

Epidermis bawah dengan


stomata

Berkas pengangkut dengan


penebalan tipe tangga

3. Daun kejibeling

Sistolit
Rambut penutup

Epidermis bawah dengan sel


litosis
dan stomata

Berkas pengangkut (10×10

Epidermis atas

4. Daun the
Kristal kalsium oksalat
bentuk roset

Mesofil daun, berkas


pengangkut
dengan penebalan tipe
tangga dan sel sekresi

Sklerenkim

Makrosklereida

Epidermis bawah
dengan stomata
Berkas pengangkut
dengan penebalan tipe
spiral

5. Daun kecubung

1. Penampang melintang daun


dengan :
a. Parenkim bunga karang
b. Palisade dengan mengadung
pembuluh sel tetangga,berisi drus.
c. Epidermis atas
d. Epidermis bawah
2. Fragmen mesofil dengan sistem
pembuluh : Ada drus kalsium
oksalat, banyak, khas.
3. Rambut bersel banyak

4. Rambut kelenjar pendek.

6. Daun mint

1.Epidermis atas palisade


a kelenjar labiate
b. Minyak
c. Palisade mengandung
hablur hesperidin
2. Epidermis bawah
a. Stomata
3. Rambut
4. Kelenjar lebih = ada
7. Daun eukaliptus

Kristal kalsium oksalat bentuk


roset

Mesofil daun dengan


epidermis, sel-
sel palisade dan jaringan
bunga karang

Epidermis atas

Epidermis bawah dengan


stomata dan kristal kalsium
oksalat bentuk
prisma

Sel kelenjar minyak dalam


mesofil
Berkas pengangkut dengan
penebalan tipe tangga

8. Daun senna

1. Epidemis dengan:
a. Rambut
b. Druse
c. Serat skelerenkim
2. Epidemis dengan
rambut patah
3. Epidermis dengan
stomata
4. Druse
5 Sayctab melintang
dengan:
a. Perinkim pagar atas
b. Sel parenkim bunga
karang ada druse
c. Parenkim pagar
bawah

9. Nicotinae folium
Makroskopis
Serbuk, warna hijau, rasa pahit, bau yang khas
Mikroskopis
Hasil mikroskop serbuk daun Nicotiana tabacum menunjukkan sifat-sifat sebagai
berikut: Kelenjar trichome (kepala bersel tunggal dan batang multiseluler), Trikoma
penutup (trikoma unisereate multiseluler menutupi), stomata paracytic, kristal
kalsium oksalat acicular dan prismatik dan Kapal spiral dengan sayap tebal
berbatasan. Hasilnya ditunjukkan pada gambar 3 (a, b, c, d, e, f)

10. Colei folium


Makroskopis
Bau sangat aromatik, rasa agak pedas, agak asam, getir dan membuat rasa tebal di
lidah
Mikroskopis
Ciri morfo-anatomi Coleus amboinicus A.Foto dari habitat aslinya memperlihatkan
daun dan batang, B. Penampang melintang lamina daun, C. Penampang melintang
pelepah daun, D. Penampang melintang batang, E. Penampang melintang dari root. gl
tr, trikoma kelenjar; sobat, sel palisade; cov tr, meliputi trikoma; vb, bundel vaskular;
tr, trichome; cor, korteks; ph, floem; xy, xilem; par, parenkim; crk, gabus; phd,
phelloderm; phl, phellogen; scl, sklerenkim; mr, sinar meduler

11. Digitalis folium


Makroskopis

Bau khas, lemah, mula-mula tidak berasa, lama-lama agak kelat.


Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopis serbuk daun Digitalis purpurea L. A: Epidermis, B: stomata


(s) dan trikoma (t), C: trikoma kelenjar multiseluler (empat dan lima sel), tangkai
menyatu dan kepala uniseluler, D: beradu sederhana pembuluh darah dan trakeid (tr).
12. Cassia alatae folium
Makroskopik
Bau khas, lemah, mula-mula tidak berasa, lama-lama agak kelat

Mikroskopik
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari
satu lapis sel, berpapila pendek, dinding tipis, kutikula tebal dan jelas berbintik.
Rambut penutup berbentuk kerucut, bersel satu, dinding tebal, kutikula berbintik,
panjang rambut penutup 20 mikrometer sampai 70 mikrometer.epidermis bawah
terdiri dari satu lapis sel, sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas,
pabila lebih panjang dan lebih jelas, kutikula tebal dan berbintik. Mesofil meliputi
jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel, silindris tinggi palisade lebih kurang
setengah tebal daun. jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel dan tersusun
berdekatan satu sama lain. Berkas pembuluh tipe kolateral, dikelilingi serabut yang
terdiri dari serabut berdinding tebal dan Berlignin disertai serabut hablur yang berisi
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 20 mikrometer sampai 30
mikrometer.Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal,
dinding samping lurus atau agak berkelok. Epidermis bawah berbentuk poligonal
dengan dinding samping agak bergelombang, papila terlihat jelas sebagai lingkaran
pada epidermis atas dan epidermis bawah terdapat stomata tipe parasitik, stomata
pada epidermis bawah lebih banyak dari epidermis atas
13. Salivae folium
Makroskopik

Bentuk serbuk dengan warna kuning kingga muda,rasa pahit dan bau yang khas
Mikroskopik
Trikoma non-kelenjar salvia divinorum (mikroskop cahaya). kerucut uniseluler. b, c
Filiform sederhana. d, f Filiform berbentuk kerucut. g Capitate filiform. h Filiform
yang roboh. i Runtuh berbentuk kerucut. j – l trikoma bercabang
14. Rosemarini folium
Makroskopik

Serbuk kasar, berwarna coklat muda, aromanya tajam dan rasanya sedikit pahit.
Mikroskopik

Ilustrasi untuk pemeriksaan mikroskopis serbuk daun Rosemary. Epidermis bawah


dengan stomata diacytic (1); trikoma penutup berbentuk kerucut (2); trikoma kelenjar
tipe labiate (3); trikoma penutup bercabang (4); epidermis bagian atas daun (5).
15. Litseae folium
Makroskopik

Cubeba berwarna cokelat. Bau cubeba digambarkan sebagai menyenangkan dan


aromatik; Rasa menyengat, tajam, sedikit pahit dan gigih. Telah digambarkan sebagai
mencicipi seperti allspice atau seperti persilangan antara allspice dan lada hitam.
Mikroskopik
Rambut sel tunggal warna merah coklat spesifik dengan mesofil terdapat pada sel-sel
kelenjar skhizolisigen
16. Lochnerae folium
Makroskopik

Bubuk daun tapak dara berwarna coklat,tidak berbau dan berbentuk serbuk halus.
Mikroskopik
Daun memiliki trikoma dengan ukuran berbeda, serat kristal dan butiran minyak.
Butir serbuk sari, pembuluh skalariform, stomata diamati di kedua tanaman. Serat
lignifikasi, kristal acicular dilaporkan hanya pada akar varietas putih. Serat kristal
hanya terlihat pada daun varietas putih
17. Nerii folium
Makroskopis

Serbuk memiliki tekstur yang halus, berwarna cokelat,tidak berbau dan memiliki rasa
yang pahit
Mikroskopis

Mikroskopi serbuk menunjukkan kristal kalsium oksalat berbentuk piramidal.


Trikoma adalah uniseluler uniseluler dan kelenjar, pembuluh darah tahunan hingga
spiral di alam. Epidermis menunjukkan sel parenkim berdinding bergelombang
dengan stomata tipe diacytic dan serat panjang, ramping dan berbentuk silinder.
18. Andropogonis folium
Makroskopis

Bubuk berwarna coklat kehijauan dengan rasa yang pahit dan bau yang khas.
Mikroskopis

Adanya venasi menyirip eucamptodromous dengan areol poligonal kecil berbentuk,


epidermis atas tidak memiliki stomata, stomata diacytic abaxial, rasio palisade kecil,
indeks stomata kecil dan Cystolith yang cukup besar di kedua epidermis atas dan
bawah merupakan ciri khas spesies.
19. Brugmansiae folium
Makroskopik
Serbuk halus berwarna hijau coklat dengan rasa yang pahit
Mikroskopik

Mirip daun stramonii, rambut biasa,mesofil hablur bentuk drum dan prisma, sel
epidermis bawah terdapat banyak stomata tipe cruciferae
20. Altheae folium
Makroskopik

Bubuk berwarna coklat dengan bau yang khas dan rasa yang sedikit manis
Mikroskopik
Ilustrasi mikroskopis Alcea sp .: (a) trikoma bintang (4x); (b) trikoma melengkung
(40x); (c) stomata (40x); (d) trikoma kelenjar (40x); (e) kristal cluster kalsium oksalat
(40x); (f) kapal (40x); (g) kelopak epidermis (40x); (h) trikoma kelenjar di kelopak
(40x); (i) serbuk sari (40x)

VI. Pembahasan.
1. Abri folium
rambut penutup; epidermis atas; epidermis bawah; mesofil; fragmen berkas
pengangkut yang didampingi deretan sel hablur; stomata; kalsium-oksalat pada urat
daun
2. Cajuputi folium
sklerenkim dengan kristal kalsium oksalat bentuk prisma, rambut penutup, kristal
kalsium oksalat bentuk jarum, mesofil daun dengan sel kelenjar minyak, epidermis
dengan sel-sel palisade, epidermis bawah dengan stomata, berkas pengangkut dengan
penebalan tipe tangga
3. Sericocalycis folium
Fragmen pengenal adalah sistolit, rambut penutup, epidermis bawah dengan sel litosis
dan stomata, berkas pengangkut dan epidermis atas.
4. Theae folium
kristal kalsium oksalat bentuk roset, mesofil daun, berkas pengangkut dengan
penebalan tipe tangga dan sel sekresi, sklerenkim, makrosklereida, epidermis bawah
dengan stomata, dan berkas pengangkut dengan penebalan tipe spiral.
5. Stramonii folium
Penampang melintang daun terdapat Parenkim bunga karang, Palisade dengan
mengadung pembuluh sel tetangga,berisi drus, Epidermis atas dan Epidermis bawah.
Fragmen mesofil dengan sistem pembuluh : Ada drus kalsium oksalat, banyak, khas.
Rambut bersel banyak Rambut kelenjar pendek.
6. Menthae piperitae folium
Epidermis atas palisade terdapat kelenjar labiate , Minyak, Palisade mengandung
hablur hesperidin, Epidermis bawah, Stomata, Rambut, Kelenjar lebih = ada
7. Eucalypti folium
Penampang daun terdapat Cuticula, Epidermis atas, Palisade, Spons dengan dengan
minyak atseri, Minyak atseri, Kelenjar minyak atse, Stomata, Kelenjar minyak atseri
pada palisade, Kalsium oksalat berbentuk druse, Skrlerinkim
8. Sennae folium
Epidemis terdapat Rambut, Druse, Serat skelerenkim, Epidemis dengan rambut patah,
Epidermis dengan stomata , Druse, Sayctab melintang dengan Perinkim pagar atas,
Sel parenkim bunga karang ada druse, Parenkim pagar bawah
9. Nicotinae folium
Serbuk, warna hijau, rasa pahit, bau yang khas. Hasil mikroskop serbuk daun
Nicotiana tabacum menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut: Kelenjar trichome (kepala
bersel tunggal dan batang multiseluler), Trikoma penutup (trikoma unisereate
multiseluler menutupi), stomata paracytic, kristal kalsium oksalat acicular dan
prismatik dan Kapal spiral dengan sayap tebal berbatasan. Hasilnya ditunjukkan pada
gambar 3 (a, b, c, d, e, f)
10. Colei folium
Bau sangat aromatik, rasa agak pedas, agak asam, getir dan membuat rasa tebal di
lidah
Hasil mikroskopis, Ciri morfo-anatomi Coleus amboinicus A.Foto dari habitat aslinya
memperlihatkan daun dan batang, B. Penampang melintang lamina daun, C.
Penampang melintang pelepah daun, D. Penampang melintang batang, E. Penampang
melintang dari root. gl tr, trikoma kelenjar; sobat, sel palisade; cov tr, meliputi
trikoma; vb, bundel vaskular; tr, trichome; cor, korteks; ph, floem; xy, xilem; par,
parenkim; crk, gabus; phd, phelloderm; phl, phellogen; scl, sklerenkim; mr, sinar
meduler
11. Digitalis folium
Bau khas, lemah, mula-mula tidak berasa, lama-lama agak kelat.. Pemeriksaan
mikroskopis serbuk daun Digitalis purpurea L. A: Epidermis, B: stomata (s) dan
trikoma (t), C: trikoma kelenjar multiseluler (empat dan lima sel), tangkai menyatu
dan kepala uniseluler, D: beradu sederhana pembuluh darah dan trakeid (tr).
12. Cassia alatae folium
Bau khas, lemah, mula-mula tidak berasa, lama-lama agak kelat. Hasil mikroskopis,
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari
satu lapis sel, berpapila pendek, dinding tipis, kutikula tebal dan jelas berbintik.
Rambut penutup berbentuk kerucut, bersel satu, dinding tebal, kutikula berbintik,
panjang rambut penutup 20 mikrometer sampai 70 mikrometer.epidermis bawah
terdiri dari satu lapis sel, sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas,
pabila lebih panjang dan lebih jelas, kutikula tebal dan berbintik. Mesofil meliputi
jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel, silindris tinggi palisade lebih kurang
setengah tebal daun. jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel dan tersusun
berdekatan satu sama lain. Berkas pembuluh tipe kolateral, dikelilingi serabut yang
terdiri dari serabut berdinding tebal dan Berlignin disertai serabut hablur yang berisi
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 20 mikrometer sampai 30
mikrometer.Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal,
dinding samping lurus atau agak berkelok. Epidermis bawah berbentuk poligonal
dengan dinding samping agak bergelombang, papila terlihat jelas sebagai lingkaran
pada epidermis atas dan epidermis bawah terdapat stomata tipe parasitik, stomata
pada epidermis bawah lebih banyak dari epidermis atas
13. Salivae folium
Bentuk serbuk dengan warna kuning kingga muda,rasa pahit dan bau yang khas.
Trikoma non-kelenjar salvia divinorum (mikroskop cahaya). kerucut uniseluler. b, c
Filiform sederhana. d, f Filiform berbentuk kerucut. g Capitate filiform. h Filiform
yang roboh. i Runtuh berbentuk kerucut. j – l trikoma bercabang
14. Rosemarini folium
Serbuk kasar, berwarna coklat muda, aromanya tajam dan rasanya sedikit pahit. untuk
pemeriksaan mikroskopis serbuk daun Rosemary. Epidermis bawah dengan stomata
diacytic (1); trikoma penutup berbentuk kerucut (2); trikoma kelenjar tipe labiate (3);
trikoma penutup bercabang (4); epidermis bagian atas daun (5).

15. Litseae folium


Cubeba berwarna cokelat. Bau cubeba digambarkan sebagai menyenangkan dan
aromatik; Rasa menyengat, tajam, sedikit pahit dan gigih. Telah digambarkan sebagai
mencicipi seperti allspice atau seperti persilangan antara allspice dan lada hitam.
Rambut sel tunggal warna merah coklat spesifik dengan mesofil terdapat pada sel-sel
kelenjar skhizolisigen
16. Lochnerae folium
Bubuk daun tapak dara berwarna coklat,tidak berbau dan berbentuk serbuk halus.
Daun memiliki trikoma dengan ukuran berbeda, serat kristal dan butiran minyak.
Butir serbuk sari, pembuluh skalariform, stomata diamati di kedua tanaman. Serat
lignifikasi, kristal acicular dilaporkan hanya pada akar varietas putih. Serat kristal
hanya terlihat pada daun varietas putih
17. Nerii folium
Serbuk memiliki tekstur yang halus, berwarna cokelat,tidak berbau dan memiliki rasa
yang pahit. Mikroskopi serbuk menunjukkan kristal kalsium oksalat berbentuk
piramidal. Trikoma adalah uniseluler uniseluler dan kelenjar, pembuluh darah
tahunan hingga spiral di alam. Epidermis menunjukkan sel parenkim berdinding
bergelombang dengan stomata tipe diacytic dan serat panjang, ramping dan berbentuk
silinder
18. Andropogonis folium
Bubuk berwarna coklat kehijauan dengan rasa yang pahit dan bau yang khas. Untuk
mikroskopis Adanya venasi menyirip eucamptodromous dengan areol poligonal kecil
berbentuk, epidermis atas tidak memiliki stomata, stomata diacytic abaxial, rasio
palisade kecil, indeks stomata kecil dan Cystolith yang cukup besar di kedua
epidermis atas dan bawah merupakan ciri khas spesies
19. Brugmansiae folium
Serbuk halus berwarna hijau coklat dengan rasa yang pahit. Secara mikroskopis Mirip
daun stramonii, rambut biasa,mesofil hablur bentuk drum dan prisma, sel epidermis
bawah terdapat banyak stomata tipe cruciferae
20. Altheae folium
Bubuk berwarna coklat dengan bau yang khas dan rasa yang sedikit manis. Pada uji
mikroskopis Alcea sp .: (a) trikoma bintang (4x); (b) trikoma melengkung (40x); (c)
stomata (40x); (d) trikoma kelenjar (40x); (e) kristal cluster kalsium oksalat (40x); (f)
kapal (40x); (g) kelopak epidermis (40x); (h) trikoma kelenjar di kelopak (40x); (i)
serbuk sari (40x)
VII. Kesimpulan.
 Simplisia folium dibawah mikroskop memiliki bentuk yang berbeda-beda
 Simplisa folium berbentuk serbuk dapat dibedakan dengan melihat struktur dari
simplisia di mikroskop
 Beberapa simplisia ada yang memiliki rambut dan juga ada yang tidak

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2017. Farmakope herbal Indonesia edisi II. Kementerian kesehatan republik
Indonesia.

Dalimartha, S., 2009. Resep tumbuhan obat untuk asam urat, Jakarta : penebar swadaya

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I.


Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. p.43, 76, 80

Mursito, B. dan Heru P: "Tanaman Hias Berkhasiat Obat", halaman 59-60. Jakarta.
Penebar Swadaya. 2002
Wahyuningsih I. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Saga (Abrus precatorius
L.) terhadap Staphylococcus aureus dan E. coli Serta Profil KLT. 2006

Koleilat M, Raafat K, El-Lakany A, Aboul-Ela M. Designing monographs for


Rosmarinus officinalis L. and Lavandula angustifolia L.: Two Lebanese species with significant
medicinal potentials. Pharmacognosy Journal. 2017;9(4):452-474

Bolleddu, Rajesh & Mangal, A & Venkatesh, Sama & Rao, Meda. (2018). Comparative
pharmacognostic standardization of pink and white flower varieties of Catharanthus roseus (L.)
G. Don. 32. 5-14.

Vasu, Sudhakaran. (2012). Botanical pharmacognosy of Andrographis paniculata (Burm.


F.) Wall. Ex. Nees. Pharmacognosy Journal. 4. 1–10. 10.5530/pj.2012.32.1.

Faujdar, Samriti & Paliwal, Sarvesh. (2013). Pharmacognostical and Phytochemical


Standardization of Nerium indicum Leaves.

Perez Alonso, Naivy Lisbet & Martín, Randel & Pérez, Alina & Pérez, Anabel & Kairuz
Hernández-Díaz, Elizabeth & Rojas, Luis & Jimenez, Elio & Quiala Mendoza, Elisa & Angenon,
Geert & Garcia-Gonzales, Rolando & Chong-Pérez, Borys. (2018). Efficient direct shoot
organogenesis, genetic stability and secondary metabolite production of micropropagated
Digitalis purpurea L.. Industrial Crops and Products. 116. 259-266.
10.1016/j.indcrop.2018.02.067.

Anda mungkin juga menyukai