Anda di halaman 1dari 4

Teks Essai

Fenomena Budaya Korupsi di Indonesia

Sadar ataupun tidak perilaku korupsi telah menjadi budaya dalam kehidupan sebagian besar
masyarakat Indonesia. Terlebih lagi pada tata kelola sistem birokrasi dan lembaga lainnya.
Perilaku korupsi dapat dengan mudah kita temukan dalam aktivitas keseharian dalam hidup kita.
Seolah perilaku ini telah menjadi bagian dalam hidup yang telah mengakar kuat di dalamnya
sehingga terasa begitu sulit untuk mengikis perilku yang telah membudaya ini.

Dalam lingkup kecil korupsi ada di berbagai sendi kehidupan masyarakat. Sebagai contoh dalam
tata kelola birokrasi kelurahan. Seseorang hendak memperpanjang masa berlaku kartu tanda
penduduk (KTP) di kantor kelurahan setempat. Dalam prosesi pembuatan KTP tersebut, pihak
kelurahan mengambil pungutan dengan dalih biaya administrasi. Sebenarnya tidak menjadi
masalah jika memang ada aturan yang memberlakukan adanya pungutan biaya administrasi
dalam kepengurusan tersebut. Masalahnya adalah besaran nominal yang dipungut akan
menentukan cepat atau lambatnya proses pelayanan. Tentu hal ini tidak dibenarkan dan tindakan
semacam ini tergolong ke dalam perilaku korupsi.

Dalam dunia pendidikan juga kerap terjadi praktek-praktek berbau korupsi. Kasus yang sering
terjadi adalah oknum guru yang menjual buku materi tertentu kepada muridnya. Secara kasat
mata tentu hal ini adalah sesuatu yang biasa saja. Namun praktek jual beli ini menjadi tidak
dibenarkan ketika seorang guru mewajibkan murid-muridnya untuk membeli buku kepadanya
tanpa memperbolehkan mengambil alternatif lain selain membeli buku kepadanya. Misalnya saja
dengan meminjam di perpustakaan, memakai buku lama, atau membeli di toko buku. Terlebih
lagi buku yang berasal dari guru tersebut terbilang lebih mahal dibandingkan yang dijual di
pasaran dan akan berpengaruh signifikan terhadap nilai siswa. Praktek semacam ini tidak hanya
terjadi di sekolah-sekolah saja, bahkan sampai pada ranah perguruan tinggi sekalipun kasus ini
masih sering terjadi.
Korupsi dalam lingkup kecil dalam kehidupan keseharian kita dapat dengan mudah dijumpai tak
hanya terbatas pada dua contoh kasus di atas. Ada banyak hal-hal yang sangat biasa kita lakukan
dan menjadi umum di masyarakat. Padahal sejatinya hal tersebut tak lain adalah praktek korupsi
meskipun dalam ranah berbeda dan dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Sadar ataupun tidak,
perilaku ini telah menjadi budaya dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga terkadang diri kita
tak menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak dibenarkan.
Analisis teks kritik:

1. Isi
Teks esai di atas mengkaji fenomena korupsi di Indonesia yang telah menjadi budaya
dalam kehidupan sebagian besar masyarakat. Korupsi dapat ditemukan dalam aktivitas
keseharian seperti dalam tata kelola birokrasi kelurahan, dimana pihak kelurahan
mengambil pungutan dengan dalih biaya administrasi. Dalam dunia pendidikan juga
kerap terjadi praktek-praktek berbau korupsi seperti oknum guru yang menjual buku
materi tertentu kepada muridnya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan yang
dijual di pasaran. Praktek ini akan berpengaruh signifikan terhadap nilai siswa. Korupsi
dalam lingkup kecil dalam kehidupan keseharian kita dapat dengan mudah dijumpai tak
hanya terbatas pada dua contoh kasus di atas. Sadar atau tidak, perilaku ini telah menjadi
budaya dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga terkadang diri kita tak menyadari
bahwa hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak dibenarkan.

2. Sistematika
a. Pernyataan pendapat:
Sadar ataupun tidak perilaku korupsi telah menjadi budaya dalam kehidupan
sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlebih lagi pada tata kelola sistem
birokrasi dan lembaga lainnya. Perilaku korupsi dapat dengan mudah kita
temukan dalam aktivitas keseharian dalam hidup kita. Seolah perilaku ini telah
menjadi bagian dalam hidup yang telah mengakar kuat di dalamnya sehingga
terasa begitu sulit untuk mengikis perilku yang telah membudaya ini.

b. Argumen:
Dalam dunia pendidikan juga kerap terjadi praktek-praktek berbau korupsi. Kasus
yang sering terjadi adalah oknum guru yang menjual buku materi tertentu kepada
muridnya. Secara kasat mata tentu hal ini adalah sesuatu yang biasa saja. Namun
praktek jual beli ini menjadi tidak dibenarkan ketika seorang guru mewajibkan
murid-muridnya untuk membeli buku kepadanya tanpa memperbolehkan
mengambil alternatif lain selain membeli buku kepadanya. Misalnya saja dengan
meminjam di perpustakaan, memakai buku lama, atau membeli di toko buku.
Terlebih lagi buku yang berasal dari guru tersebut terbilang lebih mahal
dibandingkan yang dijual di pasaran dan akan berpengaruh signifikan terhadap
nilai siswa. Praktek semacam ini tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah saja,
bahkan sampai pada ranah perguruan tinggi sekalipun kasus ini masih sering
terjadi.

c. Penegasan ulang:
Korupsi dalam lingkup kecil dalam kehidupan keseharian kita dapat dengan
mudah dijumpai tak hanya terbatas pada dua contoh kasus di atas. Ada banyak
hal-hal yang sangat biasa kita lakukan dan menjadi umum di masyarakat. Padahal
sejatinya hal tersebut tak lain adalah praktek korupsi meskipun dalam ranah
berbeda dan dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Sadar ataupun tidak, perilaku
ini telah menjadi budaya dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga terkadang diri
kita tak menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak
dibenarkan.

3. Komentar

Teks esai yang diberikan menyoroti fenomena budaya korupsi yang ada di Indonesia.
Penulis menyatakan bahwa perilaku korupsi telah menjadi bagian dari kehidupan
sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama dalam tata kelola sistem birokrasi dan
lembaga lainnya. Penulis juga menyediakan beberapa contoh konkret tentang bagaimana
korupsi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam proses pembuatan
KTP di kantor kelurahan atau praktek guru yang menjual buku materi kepada muridnya.

Secara keseluruhan, esai ini berhasil menyampaikan pesan penting tentang betapa
umumnya korupsi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan betapa pentingnya untuk
mengakui dan mengambil tindakan untuk mengatasinya. Penulis juga berhasil
menyediakan contoh konkret yang mudah dipahami dan membuat pembaca dapat
merasakan dampak dari korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penulis juga
seharusnya memberikan solusi yang jelas untuk mengatasi masalah korupsi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai