Anda di halaman 1dari 6

TEKS DRAMA BERJUDUL KEAJAIBAN TURU

Saksikanlah persembahan drama dari kelompok satu

Penulis naskah: 1. Siti Nafidzatun Naylia

2. Sakina Billah

3. Putri Syakseiah Mahiraswara

Penata suara:

Properti: Muhammad Murtadho

Irfan Fakhri Rasyadi sebagai Ashabul Kahfi

Arbie Hanif sebagai Ashabul Kahfi

Aisya Rizqia Putri sebagai Ashabul Kahfi

M. Wahyu Ulul Azmisebagai Ashabul Kahfi

Nabil Sultan Attallah sebagai Ashabul Kahfi

Sinathria Dhias Almessi sebagai Ashabul Kahfi

Farelino Affath Ilham Habibi sebagai Ashabul Kahfi

Hilyatun Nabilah sebagai penjual roti

Siti Nafidzatun Naylia warga 1

Sakina Billah sebagai warga 2

Raja Baru: Alfu Mafaza Husaini

Prajurit: Putri Syakseiah Mahiraswara

Sakina Billah sebagai Narator

drama ini berjudul ‘Keajaiban Turu’ yang telah disebut oleh Allah SWT dalam
QS. Al-Kahfi ayat 9-26.

*******
۟ ُ‫ق ۚ ِإنَّهُ ْم فِ ْتيَةٌ َءامن‬
‫م هُدًى‬8ُْ‫وا بِ َربِّ ِه ْم َو ِز ْد ٰنَه‬ ِّ ‫ك نَبََأهُم بِ ْٱل َح‬
َ ‫نَّحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي‬
َ
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk.

‫ض لَن نَّ ْدع َُو ۟ا ِمن دُونِ ِٓۦه ِإ ٰلَهًا ۖ لَّقَ ْد قُ ْلنَٓا ِإ ًذا َشطَطًا‬
ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
۟ ُ‫وا فَقَال‬
ِ ‫وا َربُّنَا َربُّ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ۟ ‫م ِإ ْذ قَا ُم‬8ْ ‫طنَا َعلَ ٰى قُلُوب ِه‬
ِ ْ َ‫َو َرب‬

Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun
berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali
tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah
mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".

SCENE 1
NARATOR

Afasus, merupakan sebuah negeri yang dipimpin oleh pemimpin yang


kejam dan juga seorang penyembah berhala. Pemimpin itu bernama Raja
Diqyanus, seorang raja zalim yang tak pernah segan membunuh siapa saja yang
tidak mau mengikuti aturan yang ia buat, yaitu aturan untuk menyembah
berhala. Hingga pada suatu hari, ia mendapatkan berita bahwa ada sekelompok
pemuda yang menentang aturan yang ia buat. Sang Raja pun langsung
memberikan tawaran yang sangat menggiurkan agar sekelompok pemuda itu
mau mengikuti aturan sang raja. Akan tetapi, sekelompok pemuda itu tetap
teguh dengan pendirian mereka untuk menyembah Allah SWT. Sekelompok
pemuda itu disebut Ashabul Kahfi.

IPAN : “Saya sudah tidak tahan tinggal di negeri ini. Apalagi kita dipaksa
untuk menyembah patung-patung mereka. Aku sangat tidak suka dengan benda-
benda mati itu.”(berjalan bolak-balik)

ARBIE : “Aku juga, bahkan raja tidak segan membunuh orang yang tidak mau
mengikuti aturannya.”

SASA: “Hmm… Bagaimana jika kita pergi ke tempat lain untuk


beribadah?”(berjalan ke depan sedikit)

IPAN: “Maksudmu kita pergi dari sini?”(menghampiri sasa)

ARBIE: “Sepertinya itu ide yang bagus, saya setuju.”

IPAN: “Saya juga setuju.”


SASA: “Bagaimana dengan yang lain?”

ASHABUL KAHFI: “Kami semua setuju.”

SASA : “Sebaiknya kita pergi besok pagi saja agar tidak ada orang yang
melihat.”

ASHABUL KAHFI : “Baik!”

SCENE 2
Keesokan harinya, para pemuda Ashabul Kahfi meninggalkan negeri mereka
untuk beribadah kepada Allah SWT. Mereka yakin bahwa keputusan yang
mereka ambil merupakan petunjuk dari Allah agar terhindar dari kekejaman dan
kezaliman Raja Diqyanus. Perjalanan mereka ditemani oleh seekor anjing yang
menjaga mereka. Setelah berjalan cukup jauh, mereka akhirnya menemukan
sebuah gua yang cukup besar dan tampak tua.

IPAN: “Sebaiknya kita beristirahat sebentar di gua ini.”

SASA : “Kau yakin? Apakah aman di dalam sana?

ARBIE : “Aku akan masuk ke dalam untuk memeriksanya.”(masuk ke dalam


gua). “Mari kita masuk, di dalam sangat aman.”

SCENE 3
Satu persatu para pemuda itu masuk ke dalam gua. Lalu mereka berdoa kepada
Allah untuk mendapat perlindungan dari Allah. Sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Qs. Al-Kahfi ayat 10 yang berbunyi:

‫ْف فَقَالُوْ ا َربَّنَٓا ٰاتِنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ َرحْ َمةً َّوهَيِّْئ لَنَا ِم ْن اَ ْم ِرنَا َر َشدًا‬
ِ ‫اِ ْذ اَ َوى ْالفِ ْتيَةُ اِلَى ْال َكه‬
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

Ketika para pemuda itu beristirahat, Allah menunjukan kuasanya dengan


membuat mereka tertidur selama 309 tahun seperti yang disebutkan dalam Qs.
Al-Kahfi ayat 25
َ ‫ فِ ۡى َك ۡهفِ ِهمۡ ثَ ٰل‬8‫َولَبِثُ ۡوا‬
‫ث ِماَئ ٍة ِسنِ ۡينَ َو ۡازدَاد ُۡوا تِ ۡسعًا‬

“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan
tahun.”
Pintu masuk gua menghadap utara sehingga sinar matahari tidak bisa menembus
ke dalamnya. Dengan begitu orang dari luar mengira bahwa gua itu tak
berpenghuni. Sedangkan Anjing yang mengikuti mereka, membentangkan salah
kedua kakinya di depan pintu gua. Tak terasa 309 tahun telah berlalu, Allah
membangunkan tujuh pemuda ini dengan tubuh yang masih utuh seperti
sebelum mereka tertidur.

SASA : “Wahai, saudaraku. Sebenarnya sudah berapa lama kita tertidur?”

ARBIE : “Entahlah, mungkin sehari atau setengah hari.”

SASA : “Aku tidak yakin.”

WAHYU : “Tiba-tiba aku merasa lapar. Tidak adakah makanan yang bisa kita
makan?”

NABIL : “Sabarlah, saudaraku. Aku akan ke pasar untuk membeli makanan


bagi kita semua.”(berjalan keluar menuju pasar)

WAHYU : “Aku akan ikut denganmu!”(berjalan keluar menuju pasar)

SCENE 4
Ketika sampai di pasar, mereka mulai merasakan banyak hal aneh. Bangunan
dan pakaian yang dikenakan oleh penduduk tampak aneh, seperti baru mereka
lihat. Akhirnya, sampailah mereka di sebuah toko roti.

HILYA: “Wahai anak muda, apa yang kamu butuhkan?

WAHYU : “Kamu nanyeak? Kamu bertanyeak-tanyeak?? Aku butuh apa?”


(Bersama)

HILYA: “iya, saya nanyeak, kamu nanyeak?”

WAHYU: “heh, sudah-sudah. Biar aku kasih tau yeak. Kami ingin membeli
roti Aoka.”

HILYA: “Okay, tunggu sebentsr yeak. Ini pesanan kalian.” (memberikan


pesanan kepada ashabul kahfi dengan piring gerabah besar)

NABIIL :” (mengambil roti kemudian mempromosikan kepada penonton)


Aoka, roti murah, nikmat nan lezat. Dapatkan varian rasanya hanya di sini.
Buruan beli, keburu habis lhooo.”

WAHYU: “Ini uangnya, Tuan”


HILYA: “Hah??? Uang apa ini? Uang perak ini sudah lama sekali, dari mana
kalian mendapatkan uang ini? Hmm, maksudku dari mana asal kalian
sebenarnya? Aku baru saja menemukan pemuda seperti kalian berbelanja di
pasar ini.”

NABIL : “Memangnya sekarang tahun berapa?”

HILYA: “Itu sepertinya uang zaman dahulu”

WAHYU : “Jadi, sebenarnya kita sudah tertidur selama bertahun-tahun


lamanya?”

SCENE 5
Penjual gandum makin bingung mendengar percakapan pembelinya. Tanpa
sadar tingkah mereka menjadi sorotan orang-orang di pasar. Ketika sadar
menjadi sorot perhatian, kedua pemuda ini langsung bergegas meninggalkan
pasar.

NAYLIA: “Siapa mereka wahai penjual gandum?”

HILYA: “Aku juga tidak mengenal mereka. Jika melihat dari uang yang
mereka bawa dan pakaian yang dikenakan, mereka adalah manusia dari abad-
abad yang lalu. Aku yakin mendengar bahwa mereka mengatakan telah tertidur
selama bertahun-tahun.

SAKINA : “Apa? Kalau memang benar, tidak mungkin mereka masih hidup
sampai sekarang.”

NAYLIA : “Bagaimana jika kita laporkan saja perihal pemuda asing tadi
kepada sang raja.

SAKINA : “Benar. Ayo cepat, kita laporkan kepada raja.”

SCENE 6
Setelah beberapa abad berlalu, negeri yang dulunya dipimpin oleh raja yang
dzalim berganti dengan raja yang baru. Raja yang sekarang adalah raja yang
adil. Salah seorang penduduk dan seorang penjual gandum menghadap kepada
raja untuk melaporkan kejadian di pasar. Kemudian sang raja mengutus
pengawalnya untuk menelusuri keberadaan pemuda-pemuda asing sampai ke
gua. Sesampai di gua, pengawal itu melihat ketujuh pemuda itu sudah
meninggal dunia. Kemudian para pengawal kembali ke negeri mereka untuk
melaporkan hal itu kepada raja.
PUTRI : “Wahai Baginda, jumlah pemuda semuanya ada 7 orang. Namun,
sesampainya kami di sana, mereka telah meninggal”

ALFU: “Jadi, berita tentang tujuh pemuda shaleh yang hilang pada masa Raja
Diqyanus itu benar-benar ada? Bawa aku ke sana, Pengawal”

PUTRI : “Baik, Baginda.”

SCENE 7
Sesampai di depan gua, tampak seekor anjing besar mati di depan pintu gua,
raja beserta pengawal masuk dan melihat ketujuh pemuda itu sudah tertidur
untuk selama-lamanya. Wajah mereka tersenyum.

ALFU: “Subhanallah… Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu, yang


mematikan dan menghidupkan makhluk-Nya. Ini adalah bukti bahwa hari
kiamat sungguh nyata. Maafkan kami ya Allah yang sempat tidak mempercayai
adanya hari kiamat. Sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang zalim,.
Astaghfirullahal ‘adzim…”

Seperti firman Allah SWT. Dalam surat Al-Kahfi ayat 21 :

‫ْب فِ ْيهَ ۚا اِ ْذ يَتَنَازَ ُعوْ نَ بَ ْينَهُ ْم اَ ْم َرهُ ْم فَقَالُوا‬ َ ‫ق َّواَ َّن السَّا َعةَ اَل َري‬ ٌّ ‫ك اَ ْعثَرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم لِيَ ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن َو ْع َد هّٰللا ِ َح‬
َ ِ‫َو َك ٰذل‬
‫ا ْبنُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم بُ ْنيَانً ۗا َربُّهُ ْم اَ ْعلَ ُم بِ ِه ۗ ْم قَا َل الَّ ِذ ْينَ َغلَبُوْ ا ع َٰلٓى اَ ْم ِر ِه ْم لَنَتَّ ِخ َذ َّن َعلَ ْي ِه ْم َّم ْس ِجدًا‬

Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka
tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada
keraguan padanya.

Demikian, akhir dari kisah ini. Ashabul Kahfi adalah julukan bagi para pemuda
shaleh, penghuni gua yang tertidur selama 309 tahun.

Semoga kisah ini dapat mempertebal keimanan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai