2. Sakina Billah
Penata suara:
drama ini berjudul ‘Keajaiban Turu’ yang telah disebut oleh Allah SWT dalam
QS. Al-Kahfi ayat 9-26.
*******
۟ ُق ۚ ِإنَّهُ ْم فِ ْتيَةٌ َءامن
م هُدًى8ُْوا بِ َربِّ ِه ْم َو ِز ْد ٰنَه ِّ ك نَبََأهُم بِ ْٱل َح
َ نَّحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي
َ
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk.
ض لَن نَّ ْدع َُو ۟ا ِمن دُونِ ِٓۦه ِإ ٰلَهًا ۖ لَّقَ ْد قُ ْلنَٓا ِإ ًذا َشطَطًا
ِ ْت َوٱَأْلر
۟ ُوا فَقَال
ِ وا َربُّنَا َربُّ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ۟ م ِإ ْذ قَا ُم8ْ طنَا َعلَ ٰى قُلُوب ِه
ِ ْ ََو َرب
Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun
berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali
tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah
mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".
SCENE 1
NARATOR
IPAN : “Saya sudah tidak tahan tinggal di negeri ini. Apalagi kita dipaksa
untuk menyembah patung-patung mereka. Aku sangat tidak suka dengan benda-
benda mati itu.”(berjalan bolak-balik)
ARBIE : “Aku juga, bahkan raja tidak segan membunuh orang yang tidak mau
mengikuti aturannya.”
SASA : “Sebaiknya kita pergi besok pagi saja agar tidak ada orang yang
melihat.”
SCENE 2
Keesokan harinya, para pemuda Ashabul Kahfi meninggalkan negeri mereka
untuk beribadah kepada Allah SWT. Mereka yakin bahwa keputusan yang
mereka ambil merupakan petunjuk dari Allah agar terhindar dari kekejaman dan
kezaliman Raja Diqyanus. Perjalanan mereka ditemani oleh seekor anjing yang
menjaga mereka. Setelah berjalan cukup jauh, mereka akhirnya menemukan
sebuah gua yang cukup besar dan tampak tua.
SCENE 3
Satu persatu para pemuda itu masuk ke dalam gua. Lalu mereka berdoa kepada
Allah untuk mendapat perlindungan dari Allah. Sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Qs. Al-Kahfi ayat 10 yang berbunyi:
ْف فَقَالُوْ ا َربَّنَٓا ٰاتِنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ َرحْ َمةً َّوهَيِّْئ لَنَا ِم ْن اَ ْم ِرنَا َر َشدًا
ِ اِ ْذ اَ َوى ْالفِ ْتيَةُ اِلَى ْال َكه
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan
tahun.”
Pintu masuk gua menghadap utara sehingga sinar matahari tidak bisa menembus
ke dalamnya. Dengan begitu orang dari luar mengira bahwa gua itu tak
berpenghuni. Sedangkan Anjing yang mengikuti mereka, membentangkan salah
kedua kakinya di depan pintu gua. Tak terasa 309 tahun telah berlalu, Allah
membangunkan tujuh pemuda ini dengan tubuh yang masih utuh seperti
sebelum mereka tertidur.
WAHYU : “Tiba-tiba aku merasa lapar. Tidak adakah makanan yang bisa kita
makan?”
SCENE 4
Ketika sampai di pasar, mereka mulai merasakan banyak hal aneh. Bangunan
dan pakaian yang dikenakan oleh penduduk tampak aneh, seperti baru mereka
lihat. Akhirnya, sampailah mereka di sebuah toko roti.
WAHYU: “heh, sudah-sudah. Biar aku kasih tau yeak. Kami ingin membeli
roti Aoka.”
SCENE 5
Penjual gandum makin bingung mendengar percakapan pembelinya. Tanpa
sadar tingkah mereka menjadi sorotan orang-orang di pasar. Ketika sadar
menjadi sorot perhatian, kedua pemuda ini langsung bergegas meninggalkan
pasar.
HILYA: “Aku juga tidak mengenal mereka. Jika melihat dari uang yang
mereka bawa dan pakaian yang dikenakan, mereka adalah manusia dari abad-
abad yang lalu. Aku yakin mendengar bahwa mereka mengatakan telah tertidur
selama bertahun-tahun.
SAKINA : “Apa? Kalau memang benar, tidak mungkin mereka masih hidup
sampai sekarang.”
NAYLIA : “Bagaimana jika kita laporkan saja perihal pemuda asing tadi
kepada sang raja.
SCENE 6
Setelah beberapa abad berlalu, negeri yang dulunya dipimpin oleh raja yang
dzalim berganti dengan raja yang baru. Raja yang sekarang adalah raja yang
adil. Salah seorang penduduk dan seorang penjual gandum menghadap kepada
raja untuk melaporkan kejadian di pasar. Kemudian sang raja mengutus
pengawalnya untuk menelusuri keberadaan pemuda-pemuda asing sampai ke
gua. Sesampai di gua, pengawal itu melihat ketujuh pemuda itu sudah
meninggal dunia. Kemudian para pengawal kembali ke negeri mereka untuk
melaporkan hal itu kepada raja.
PUTRI : “Wahai Baginda, jumlah pemuda semuanya ada 7 orang. Namun,
sesampainya kami di sana, mereka telah meninggal”
ALFU: “Jadi, berita tentang tujuh pemuda shaleh yang hilang pada masa Raja
Diqyanus itu benar-benar ada? Bawa aku ke sana, Pengawal”
SCENE 7
Sesampai di depan gua, tampak seekor anjing besar mati di depan pintu gua,
raja beserta pengawal masuk dan melihat ketujuh pemuda itu sudah tertidur
untuk selama-lamanya. Wajah mereka tersenyum.
ْب فِ ْيهَ ۚا اِ ْذ يَتَنَازَ ُعوْ نَ بَ ْينَهُ ْم اَ ْم َرهُ ْم فَقَالُوا َ ق َّواَ َّن السَّا َعةَ اَل َري ٌّ ك اَ ْعثَرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم لِيَ ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن َو ْع َد هّٰللا ِ َح
َ َِو َك ٰذل
ا ْبنُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم بُ ْنيَانً ۗا َربُّهُ ْم اَ ْعلَ ُم بِ ِه ۗ ْم قَا َل الَّ ِذ ْينَ َغلَبُوْ ا ع َٰلٓى اَ ْم ِر ِه ْم لَنَتَّ ِخ َذ َّن َعلَ ْي ِه ْم َّم ْس ِجدًا
Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka
tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada
keraguan padanya.
Demikian, akhir dari kisah ini. Ashabul Kahfi adalah julukan bagi para pemuda
shaleh, penghuni gua yang tertidur selama 309 tahun.