Anda di halaman 1dari 10

KEJUJURAN DAN DUSTA

‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ َو َسيَِّئا‬,‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا‬
ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهَّلل ِ ِم ْن ُشر‬,ُ‫ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬,ُ‫ َونَ ْستَ ِعينُه‬,ُ‫ نَحْ َم ُده‬,ِ ‫إن ْال َح ْم َد هَّلِل‬
َّ

ُ‫ي لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هَّللا ُ فَالَ ُم‬.


َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬,ُ‫ض َّل لَه‬
َ ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم‬
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.
َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

‫َّج ِيم‬ ِ َ‫َأعُو ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيط‬


ِ ‫ان الر‬
ّ ٰ ‫َواِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوْ ا َولَوْ َكانَ َذا قُرْ ٰبى ۚ َوبِ َع ْه ِـد هّٰللا ِ اَوْ فُوْ ا ۗ ٰذلِ ُك ْم َو‬
ۚ َ‫صى ُك ْم بِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬

Sadaqallahul adzim
Jama'ah sidang Jum'at yang dirahmati Allah
Marilah kita bersama sama
Meningkatkan
Kualitas Iman dan Taqwa kita kepada Allah
Dengan
Segenap kemampuan yang Allah berikan kepada kita semua.

Pada kesempatan siang hari ini


Khotib akan membawakan satu judul Khutbah yaitu

KEJUJURAN DAN DUSTA


Jama'ah sholat Jum'at yang dimuliakan Allah
Sesungguhnya dalam sebuah hadits dikatakan
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:
(‫ق يَ ْه ِديْ اِلَى ْالبِ ِّر اِ َّن ْالبِرِّ يَ ْه ِديْ اِلَى ْال َجنَّ ِة (رواه البخارى ومسل‬ ِ ‫َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬
ِّ ‫ق فَا ِ َّن ال‬
َ ‫ص ْد‬
Artinya:
“Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan
kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Masyiral muslimin jama'ah sholat Jum'at rahimakumullah
Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana”, demikianlah ungkapan
bijak yang sering kita dengar, menggambar kan bahwa kejujuran selalu mendapat tempat di
manapun.
Jujur adalah sifat yang mulia. Siapa yang berakhlak dengan sifat jujur maka ia akan
meraih kemuliaan, mulia di mata Allah dan sesama manusia. Sebagaimana akhlak yang
ditampilkan oleh Rasulullah SAW, kejujuran telah menempatkan beliau pada derajat orang
yang terpercaya hingga mendapat gelar sebagai Al-Amin(yang sangat terpercaya).
Dalam sebuah kisah diceritakan
Ada seorang raja yang sudah memasuki usia senja dan ingin mencari penggantinya.
Berbeda dengan kebiasaan di masa itu, ia tak menunjuk anak-anaknya maupun pembantu
terdekatnya untuk menggantikannya menjadi raja. Sang Raja memiliki cara berbeda, karena
ia menginginkan penggantinya kelak merupakan orang yang benar-benar jujur
Suatu ketika, sang Raja memanggil seluruh pemuda yang berada di negeri itu, dan
berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan
mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan
tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik, akan langsung ku
tunjuk menjadi raja menggantikanku," ujar Sang Raja .
Mendengar pengumuman Sang Raja , semua pemuda antusias untuk merawat biji
tersebut sebaik-baiknya. Seorang pemuda bernama Shabri terlihat sangat antusias. Ia
menanam biji itu, dan menyiramainya setiap hari sepenuh hati. Hari demi hari ia jalanani, tapi
sampai sebulan berlalu, dari biji yang ia tanam itu belum tumbuh apa-apa.
Bahkan bulan pun berganti bulan, hingga setelah enam bulan ketika para pemuda
lainnya mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh dengan tinggi dan bagusnya.
Bahkan sebagian sudah ada yang mengeluarkan buah, namun yang terjadi pada Shabri, biji
yang ditanamnya tak kunjung menampakkan tanda-tanda tumbuh megeluarkan batang dan
cabang. Hatinya pun mulai gusar dan gelisah.
Tanpa terasa, setahun berlalu. Semua pemuda diminta membawa tanamannya kepada
Sang Raja . Mereka pun sangat antusias datang ke Istana membawa hasil tanamannya yang
diletakkan di pot-pot yang agak besar. Masing-masing mereka saling membanggakan hasil
tanamannya. Hal ini berbeda dengan biji yang ditanam Shabri, yang tidak menghasilkan
apapun dari biji yang ditanamnya tersebut.
Oleh karenanya, ia pun enggan untuk datang menghadap Sang Raja . Namun ibunya
mendorongnya untuk pergi dan berbicara apa adanya kepada Sang Raja. Karena apapun
hasilnya, itu merupakan amanah dari Sang Raja, yang harus ia "tunaikan" dan ia pertanggung
jawabkan kepada sang Raja.
Akhirnya setelah beristikharah cukup panjang, ia pun berangkat ke Istana dengan
tujuan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Sang Raja, dengan membawa pot
yang masing- kosong tanpa ada satu tangkai tanaman pun yang tumbuh di pot tersebut.
Kedatangannya disambut dengan cemoohan, ejekan dan olokan para pemuda lainnya. Shabri
hanya terdiam dan berusaha menenangkan diri, seraya memperbanyak istighfar kepada Allah
Ta'ala.
Tak lama kemudian, Raja muncul dan mulai memeriksa hasil tanaman seluruh
pemuda. Beliau mengungkapkan: "Kerja kalian bagus, tanaman kalian bukan main indahnya.
Dan tibalah saatnya bagiku sekarang untuk menunjuk seorang dari kalian untuk menjadi raja
yang baru." Mendengar itu, semua pemuda berharap agar dirinya lah yang akan ditunjuk oleh
Sang Raja, untuk menggantikannya.
Suasana menjadi sepi dan senyap. Semua terdiam, menantikan kata-kata yang akan
keluar dari Sang Raja . Tiba-tiba Raja memanggil Shabri yang berada di barisan paling
belakang. Mendengar namanya dipanggil, Shabri panik, "Jangan-jangan aku akan dihukum
karena tidak mampu merawat biji yang diamanahkan Raja kepadaku," gumamnya.
Suasana pun tiba-tiba berubah menjadi riuh rendah penuh dengan ejekan dan
cemoohan hadirin yang menyaksikan pot Shabri yang kosong melompong. Tanpa sebatang
tangkaipun yang tumbuh dari biji yang ditanamnya.
Raja tiba-tiba berteriak: "Diam semuanya!" Semua pemuda tertegun. Raja kemudian
menoleh kepada Shabri, dan kemudian beliau mengumumkan, "Inilah Raja kalian yang
baru!". Semua terkejut. Bagaimana mungkin orang yang gagal yang menjadi raja?
Menyadari keheranan mereka, Raja kemudian melanjutkan: "Setahun yang lalu aku
memberi kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan kepada kalian adalah biji
yang sudah direbus terlebih dahulu. Dan oleh karenanya pasti tidak akan pernah dapat
tumbuh. Dan ternyata kalian semua telah menggantinya dengan biji yang lain".
"Hanya Shabrilah satu-satunya pemuda yang tidak mengganti dengan biji yang lain.
Shabri telah bersikap jujur, terhadap amanah yang aku embankan kepadanya," kata Sang
Raja.
"Dan aku menginginkan penggantiku kelak adalah orang yang memiliki kejujuran dan
keberanian. Jujur karena tidak mengganti biji dariku dengan biji lainnya. Berani, karena
berani datang ke Istana untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan, meskipun tidak
tumbuh apapun daripadanya. Karena itulah, dia aku angkat menjadi Raja mengganti
kedudukanku".
Sungguh beruntung orang yg jujur.
Hadirin yg berbahagia...
Kejujuran betapa mudah untuk diucapkan
Namun Betapa sulit untuk diamalkan
Inilah yg terjadi dizaman sekarang
Untuk perkara perkara yg ringan perkara bercanda perkara sehari hari yg apa bila kita jujur
tidak ada sangsinya didunia ini
Namun Betapa na'ifnya kita
Dengan entengnya lisan kita berkata
Bohong, dusta
Terkadang dengan sengaja
Mengada ngada kebohongan hanya untuk membuat orang lain tertawa
Hal ini hampir sudah menjadi makanan kita sehari hari
Padahal Dosa yang selalu minta tambah lagi
Adalah dosa bohong bin dusta alias ga jujur

Kenapa dikatakan dosa yg minta tambah lagi..?


1. Ketika kita bertamu kerumah sahabat ......
Kebetulan sahabat tadi menawarkan makam
makan yuu....?
Kebetulan juga nasi lagi dihidangkan istrinya.
Maka Kita jawab
Sudah tadi....!
Padahal belum...!

(Bohong 1)
Sahabatnya bertanya lagi
Makan dimana tadi.....?
Dijawab bohong lagi dari pada ketauan
Makan di warung tadi.....

(Bohong ke 2)
Ditanya lagi sama sahabatnya
Warung mana...?
Dijawab bohong lagi
Diwarung makan pecel lele
Bohong lagi...

(Bohong ke 3)
Ditanya lagi..
Sama siapa..?
Ngarang lagi
Sama teman..

(Bohong ke4)
Sdh berapa kali bohongnya...?
Astagh firullah hal adzim
Masyiral muslimin rahima kumullah
Dizaman modern ini rasanya bohong itu sudah mendarah daging
Bayangkan
Baru mau berangkat kerja sudah berbohong
Ditelepon dari kantornya
Ditanya kok belum sampe sudah jam 08
Dengan entengnga lisan kita bilang dikit lagi sampe
Padahal baru mau berangkat...
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.

Dalam sebuah hadits


Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum
tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

ِ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ أ ِن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ال اَيَا‬
‫ت َو ِذ ْك ِرال َح ِكي ِْم َو تَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو‬ َ ‫بَا َر‬
‫ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم‬
‫‪KHUTBAH KE2‬‬

‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ‬


‫صلِّ ْي َونُ َسلِّ ُم َعلَى خَ ي ِْر اَْألن َِام َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو َ‬
‫ْال َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِة ْاِإل ْي َما ِن َو ْاِإل ْسالَ ِم‪َ .‬ونُ َ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َ‬
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ ‫‪َ.‬أ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ‬ ‫َأللهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا‬
‫َظي ًما‬
‫‪.‬ع ِ‬
‫ى يََأيهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا صلُّوا َعلَ ْي ِه َو سلِّ ُموا تَسلِيما ً‬
‫ِإ َّن هَّللا َ َو َملَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّب ّ ِ‬

‫ت اَالَحْ يآء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ ‪.‬‬
‫‪.‬اَللهُ َّم‬

‫ظلَ ْمنَ َأ ْنفُ َسنَا وَِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخَ ا ِس ِرينَ‬
‫َربَّنَا َ‬

‫اجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬
‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوْ بَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَان َ‬
‫َاص ِغ ْيرًا‬

‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬


‫آلخ َر ِة َح َسنَةً‬

‫اب النَّار‬
‫َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّار ِ‬
‫َوقِنَا َع َذ َ‬

‫اب النَّ ِ‬
‫ار ِ‬ ‫َوقِنَا َع َذ َ‬
‫صفُونَ َو َسال ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ‬
‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫ُس ْب َحانَ َربِّ َ‬

‫‪.‬عبَا َدهللاِ‬
‫ِ‬

‫ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َسا ِن َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ‬
‫ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬
PERJALANAN RUH ORANG BERIMAN

ْ ‫ لِي‬،ِّ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َرسُوْ لَهُ بِ ْالهُدَى َو ِد ْي ِن ْال َحق‬،
‫ُظ ِه َرهُ َعلَى ال ِّدي ِْن ُكلِّ ِه َو َكفَى بِاهللِ َش ِه ْيدًا‬

َ ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم‬


‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.
َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

Ma'asyiral muslimin jama'ah sholat Jum'at yang dirahmati Allah, marilah kita
bersama sama meningkatkan iman dan taqwa kita Kepada Allah aja wajalla, dengan
menyandarkan hati hanya kepada Alallah,
Solawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad salallahu alaihiwas salam, semoga pada hari yang telah ditentukan nanti ,kita
semua beroleh syafa'at dari beliau, Aamiin Allahhumma Aamiin.
Jama'ah sholat Jum'at yang berbahagia
Sesungguh nya telah terdapat dalam sebuah hadits yang cukup panjang
Dikatakan Dari Al-Barrak bin Azib radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

Kami pernah mengiringi jenazah orang anshar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Sesampainya di kuburan, dan menunggu liang lahatnya dibenahi, Rasulullah
duduk menghadap kiblat. Kamipun duduk di sekitar beliau dengan khusyu, seolah di kepala
kami ada burung.
Di tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada ranting, beliau tusukkan ke tanah
kemudian beliau menengadah ke langit lalu beliau menunduk. Beliau ulang tiga kali.
Kemudian beliau bersabda,

)‫ اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر) (ثالثا‬:‫ (ثم قال‬،‫ أو ثالثا‬،‫ مرتين‬،‫استعيذوا باهلل من عذاب القبر‬
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau ulangi dua atau tiga kali.
Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (tiga
kali).
Kemudian beliau menceritakan proses perjalanan ruh mukmin dan kafir.
Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju
akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya seperti matahari. Mereka
membawa kafan dari surga dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk di
sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam.
Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju
ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Keluarlah ruh itu dari jasad, sebagaimana tetesan air keluar
dari mulut ceret, dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak
meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut.
Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi
seperti bau parfum paling wangi yang pernah ada di bumi. Para malaikat inipun naik
membawa ruh itu. Setiap kali ketemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya: ‘Ruh
siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Polan’ – dengan nama terbaik yang
pernah dia gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit dunia. Mereka minta agar pintu langit
dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat
langit dunia. Hingga sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal
hamba-Ku di Illiyin.’
“Tahukah kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, Disaksikan oleh para
malaikat”
“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku
kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka
dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang
mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman,
Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertakannya. (dalam riwayat lain:
warnanya hitam biru) Lalu mereka menggertaknya, dan mendudukkan si mayit.
Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’,
tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah
kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat
bertanya lagi, ‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya
mengimaninya dan membenarkannya.’
Pertanyaan malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Inilah ujian terakhir
yang akan diterima seorang mukmin. Allah memberikan keteguhan bagi mukmin untuk
menjawabnya, seperti firman-Nya,

‫َّج ِيم‬ ِ َ‫َأعُو ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيط‬


ِ ‫ان الر‬
ِ ‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬
‫َّح ْي‬
‫ت فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي اآْل ِخ َر ِة‬
ِ ِ‫ِّت هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا بِ ْالقَوْ ِل الثَّاب‬
ُ ‫يُثَب‬

Artinya
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat..” (QS. Ibrahim: 27)
Sehingga dia bisa menjawab: Rabku Allah, agamaku islam, Nabiku Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya surga, beri
pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan
wanginya surga, dan kuburannya diluaskan sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat bagus, pakaiannya bagus, baunya
wangi. Dia mengatakan, ‘Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar
gembira dengan ridha Allah dan surga nan penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu
kamu dijanjikan.’ Si mayit dengan keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga memberi kabar
gembira untuk anda. Siapa anda, wajah anda mendatangkan kebaikan?’ Orang yang berwajah
bagus ini menjawab, ‘Saya amal sholehmu.
Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat ke
neraka, disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan
Allah gantikan kamu dengan tempat yang itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah surga.
Melihat janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai Rabku, segerakanlah kiamat, agar aku
bisa berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.’ Lalu disampaikan kepadanya: ‘Tenanglah.
Penggalan
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad 18543, Abu Daud 4753, Syuaib Al-Arnauth
menyatakan, Sanadnya shahih.
Luar biasa janji Allah kepada kita hamba hambanya yang beriman.
Demikianlah khutbah kita kali ini ,semoga Kita semua termasuk orang yang mendapat
kemuliaan.
Aamiin

ِ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ أ ِن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ال اَيَا‬
‫ت َو ِذ ْك ِرال َح ِكي ِْم َو تَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو‬ َ ‫بَا َر‬
‫ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم‬
‫‪KHUTBAH KE2‬‬

‫ض َولَهُ ْال َح ْم ُد فِي اآْل ِخ َر ِة َوه َُو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‬
‫ت َو َما فِي اَأْلرْ ِ‬
‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي لَهُ َما فِي ال َّس َما َوا ِ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َ‬
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ ‫‪َ.‬أ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬

‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ‬ ‫َأللهُ َّم َ‬


‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا‬
‫َظي ًما‬
‫‪.‬ع ِ‬
‫ى يََأيهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا صلُّوا َعلَ ْي ِه َو سلِّ ُموا تَسلِيما ً‬
‫ِإ َّن هَّللا َ َو َملَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّب ّ ِ‬

‫ت اَالَحْ يآء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَاتِ َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم َربَّنَا ظلمناَأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمن َْال َخ ِ‬
‫اس ِرينَ‬
‫اجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬
‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوْ بَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَان ِ‬
‫َاصغَارًا‬

‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬


‫آلخ َر ِة َح َسنَةً‬

‫صفُونَ َو َسال ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ‬


‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬ ‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪ُ ,‬س ْب َحانَ َربِّ َ‬ ‫اب النَّا ِ َوقِنَا َع َذابَالنَّار‪َ ,‬وقِنَا َع َذ َ‬
‫َوقِنَا َع َذ َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال َعال ِمينَ‬

‫ِعبَا َدهللاِ‪ِ.‬إ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬


‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْملَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا‬
‫َأ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ ْكبَرْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai