KURIKULUM 2013
TEMATIK TERPADU
KELAS 6
SEMESTER 1
SD NEGERI PEKIRINGAN 01
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KWK KECAMATAN TALANG
KABUPATEN TEGAL
1
2
Judul: Listrik
I. KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Listrik
Listrik berasal dari kata electrical, electric, electricity. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, listrik adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau
melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya atau untuk
menjalankan mesin.
Menurut Kamus Fisika, listrik merupakan suatu gejala yang diakibatkan oleh adanya
gerak dari muatan-muatan (elektron-elektron atau ion-ion) yang menimbulkan gaya listrik.
Listrik adalah aliran elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Studi
B. Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang mengalir melalui
konduktor (walau sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang
mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya mengalir dalam satu rangkaian yang
tertutup (Kanginan: 2002).
3
Arus listrik dapat mengalir dalam kawat penghantar apabila di antara kedua ujung
Alat yang berfungsi untuk menimbulkan arus listrik disebut sumber arus listrik. Sumber
arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik dan sumber
listrik searah.
1. Sumber arus listrik bolak-balik adalah sumber arus listrik yang mengahasilkan arus
2. Sumber arus listrik searah adalah sumber arus listrik yang menghasilkan arus searah.
Contohnya, elemen volta, elemen kering (baterai), akumulator, dan dinamo arus searah.
Menurut Hukum Ohm, semakin besar tegangan listrik semakin besar pula arus yang
mengalir dalam rangkaian. Hasil bagi tegangan listrik dengan kuat arus listrik dinamakan
hambatan listrik. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda. Semakin
1. Konduktor
Konduktor merupakan bahan-bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Bahan-bahan yang termasuk jenis konduktor ini yaitu besi, baja, tembaga, dan nikel.
2. Isolator
Isolator merupakan bahan-bahan yang sama sekali tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Contoh bahan-bahan yang termasuk isolator yaitu plastik, kayu kering, dan kertas.
4
3. Semikonduktor
konduktor. Artinya, semikonduktor dapat menghantarkan arus listrik dan dapat pula
Sifat semikonduktor ini bergantung pada suhu. Jika suhu bahan semakin tinggi, maka
bahan akan bersifat konduktor. Sebaliknya, jika suhunya semakin rendah maka, bahan ini
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion-ion karena terurai
sempurna, sehingga dapat mneghantarkan arus listrik dengan sangat baik. Yang tergolong
elektrolit kuat adalah asam kuat (HCl, HI, HBr, Fe(OH 3), dan H2SO4), basa kuat (NaOH,
Ca(OH2), Mg(OH2), dan KOH), dan garam yang mudah larut (NaCl, KCl, CuSO4, dan KNO3).
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah. Contoh
larutan elektrolit lemah adalah asam lemah (HCN, H 3PO4, CH3COOH, dan C2O3), basa lemah
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak
menyala pada alat uji. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat
terlarutnya tidak dapat menghasilkan ion-ion di dalam pelarut. Contoh larutan non elektrolit
adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alkohol, dan lain-lain.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian komponen listrik yang disusun secara berderet dengan tidak ada cabang pada
sumber arus listrik disebut dengan rangkaian listrik seri. Pada rangkaian listrik seri, kuat arus
yang mengalir pada setiap rangkaian adalah sama sedangkan beda potensialnya berbeda.
Dua atau lebih hambatan yang disusun seri dapat diganti dengan
sebuah hambatan pengganti yang nilainya merupakan jumlah nilai
hambatan-hambatan tersebut (Subagya: 2007)
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian komponen listrik yang disusun secara sejajar
sehingga terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Pada rangkaian listrik paralel arus
yang mengalir pada setiap cabang berbeda, sedangkan beda potensialnya sama.
Rangkaian listrik sederhana adalah suatu rangkaian listrik yang hanya tersusun atas
sebuah sumber tegangan dan sebuah resistor. Rangkaian listrik sederhana terbagi atas:
1. Rangkaian Terbuka
6
2. Rangkaian Tertutup
Rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan
1. Alat
e. Saklar 1 buah.
f. Kabel 4 buah.
g. Plastik 1 buah.
h. Besi 1 buah.
i. Aluminium 1 buah.
j. Kayu 1 buah.
k. Tembaga 1 buah.
2. Bahan
3. Langkah Kerja
d. Melakukan hal yang sama dengan menggunakan alat berupa besi, aluminium, kayu, dan
e. Membuat tabel hasil pengamatan, dalam tabel tersebut dicantumkan keterangan tentang
terbuat dari bahan apakah benda-benda yang digunakan sebagai penghantar tersebut.
1. Alat
a. Aluminium foil.
2. Bahan
a. Air keran.
b. Garam secukupnya.
3. Langkah Kerja
b. Mengambil batu baterai 2 buah, kemudian menyatukannya dengan cara memberi perekat
e. Ujung aluminium foil yang satu direkatkan pada bagian bawah kutub batu baterai. Ujung
f. Setelah rangkaian selesai, meletakkan lampu pijar di atas kutub bagian atas batu baterai.
g. Menuangkan air ke dalam gelas kimia, lalu mengambil satu bagian aluminium foil
ujungnya dihubungkan ke baterai dan ujung yang satu di masukkan ke dalam air.
h. Mengambil satu bagian lagi aluminium foil, kemudian ujung yang satunya dililitkan pada
lampu pijar dan ujung yang satu di masukkan ke dalam air. Mengamati apa yang terjadi.
i. Masih dengan susunan rangkaian yang sama, air yang digunakan sebelumnya
1. Alat
e. Saklar 1 buah.
2. Bahan
3. Langkah Kerja
a. Rangkaian Seri
2) Merangkai alat tersebut di atas hingga membentuk rangkaian seri. Mengamati apa yang
3) Melepaskan kabel yang menghubungkan kutub negatif baterai. Mengamati apa yang
b. Rangkaian Paralel
1) Menyusun alat menjadi rangkaian paralel dan mengamati apa yang terjadi.
3) Melepaskan salah satu kabel yang terhubung ke baterai dan mengamati apa yang terjadi.
5) Mengencangkan kembali lampu A, kemudian melakukan hal yang sama pada lampu B
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat dan bahan berupa rumah batu baterai 2 buah,
batu baterai 2 buah, lampu pijar 2 buah, fitting lampu 2 buah, saklar, kabel 4 bauh, plastik,
besi, aluminium, kayu dan tembaga. Bahan berupa lampu pijar 2 buah. Pengamat selanjutnya
membuat rangkaian listrik sehingga lampu dapat menyala. Pengamat kemudian mengganti
penghubung saklar dengan menggunakan plastik dan mengamati nyala lampu pijar.
Selanjutnya, pengamat kembali mengganti penghubung saklar dengan menggunakan besi dan
mengamati nyala lampu pijar. Pengamat kemudian melakukan hal yang sama dengan
menggunakan aluminium, kayu, tembaga secara berurutan dan mengamati nyala lampu pijar
pada setiap percobaan yang dilakukan. Pengamat selanjutnya mengisi tabel pengamatan yang
telah dibuat.
Hasil yang diperoleh adalah pada saat menggunakan plastik sebagai penghubung saklar,
kedua lampu tidak menyala (padam). Begitu pula pada saat menggunakan kayu sebagai
penghubung saklar, lampu juga tidak menyala. Sedangkan, pada saat menggunakan besi
sebagai saklar, ternyata lampu menyala, sama halnya ketika menggunakan aluminium dan
merupakan penghantar listrik yang baik (konduktor). Sedangkan plastik dan kayu tidak dapat
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa aluminium foil, batu baterai 2 buah,
lampu pijar, lakban hitam besar, dan gelas kimia. Bahan berupa air keran dan garam
secukupnya. Pengamat selanjutnya mengambil 2 batu baterai yang telah disediakan dan
aluminium foil kira-kira sepanjang 40 cm sebanyak 2 buah. Aluminium foil yang telah
ujung gulungan aluminium foil yang pertama direkatkan pada bagian bawah kutub batu
baterai (kutub negatif) dan ujung gulungan lainnya dililitkan di bagian lampu pijar. Setelah
rangkaian selesai, pengamat kemudian meletakkan lampu pijar yang telah dililitkan
aluminium foil di atas kutub positif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Setelah
pengamatan pertama selesai, pengamat selanjutnya menuangkan air ke dalam gelas kimia,
kemudian memasukkan salah satu ujung aluminium foil ke dalam gelas kimia dan ujung
salah satu ujung aluminium foil ke dalam gelas kimia dan ujung lainnya dililitkan pada lampu
pijar. Pengamat kemudian meletakkan lampu pijar yang telah dililit aluminium foil di atas
kutub positif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Tanpa merubah rangkaian, pengamat
kemudian memasukkan atau menambahkan garam secukupnya ke dalam gelas kimia yang
Hasil yang diperoleh adalah ketika aluminium dililitkan pada lampu pijar dan
dihubungkan ke baterai, ternyata lampu menyala. Pada saat kedua ujung aluminium foil di
masukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan kedua aluminium tersebut tidak
bersentuhan, nyala lampu pijar redup. Sedangkan, pada saat kedua ujungnya saling
bersentuhan, nyala lampu pijar lebih terang. Dan ketika air dalam gelas kimia ditambahkan
dengan garam secukupnya, nyala lampu pijar lebih terang daripada hanya dengan
menggunakan air saja baik saat kedua ujung aluminium foil bersentuhan maupun tidak, serta
listrik (konduktor). Sedangkan, air keran dan air garam juga dapat digunakan sebagai
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa rumah batu baterai 2 buah, batu baterai
2 buah, lampu pijar 2 buah (jumlah volt sama), fitting lampu 2 buah, saklar, dan kabel 6 buah
(3 merah dan 3 hitam). Pengamat selanjutnya merangkai semua alat hingga membentuk
rangkaian seri, tetapi pada rangkaian seri, pengamat hanya menggunakan 4 buah kabel (2
merah dan 2 hitam). Pengamat selanjutnya menandai lampu terdekat dari saklar sebagai
lampu A dan lampu lainnya sebagai lampu B. Pengamat kemudian melepaskan kabel yang
mnghubungkan kutub negatif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Pengamat kemudian
menghubungkan kembali kabel dengan kutub negatif, kemudian melonggarkan lampu A dan
mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Setelah melonggarkan lampu A, pengamat
mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Pengamat kemudian membuat tabel pengamatan
Pengamat selanjutnya merangkai semua alat hingga membentuk rangkaian paralel dan
mengamati apa yang terjadi pada lampu pijar. Pengamat kemudian membandingkan nyala
lampu antara rangkaian seri dan rangkaian paralel. Pengamat selanjutnya menandai lampu
yang terdekat dari saklar sebagai lampu A dan lampu lainnya sebagai lampu B. Setelah
manandai kedua lampu, pengamat kemudian melepaskan salah satu kabel yang
menghubungkan kutub negatif baterai dengan saklar dan mengamati apa yang terjadi.
melonggarkan lampu A dan mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Pengamat kemudian
mengencangkan kembali lampu A dan mengulang percobaan yang sama pada lampu B
(melonggarkan lampu B) dan mengamati apa yang terjadi pada lampu A. Pengamat
selanjutnya mengamati terang lampu apabila salah satunya dilonggarkan dan membuat
Hasil yang diperoleh yaitu pada rangkaian seri, ketika kabel yang menghubungkan
kutub negatif baterai dengan saklar dilepas maka kedua lampu akan padam begitupula pada
saat lampu A dilonggarkan maka, kedua lampu juga akan padam sama halnya ketika lampu B
dilonggarkan maka, kedua lampu juga padam. Sedangkan pada rangkaian paralel, ketika kabel
yang menghubungkan kutub negatif baterai dengan saklar dilepas maka lampu A akan tetap
menyala dan lampu B akan padam. Begitu pula pada saat lampu A dilonggarkan maka lampu
B akan tetap menyala dan pada saat lampu B dilonggarkan maka lampu A akan tetap
menyala. Nyala lampu pada rangkaian seri lebih redup dibanding nyala lampu pada rangkaian
paralel.
Berdasarkan pengamatan di atas, diketahui bahwa pada lampu-lampu yang disusun seri,
jika salah satu filamen lampu putus maka lampu tersebut akan padam, dan lampu lain yang
masih baik juga ikut padam. Pada lampu-lampu yang disusun paralel, jika salah satu filamen
lampu putus maka lampu tersebut akan padam, dan lampu lain yang masih baik akan tetap
menyala. Kerja komponen-komponen listrik pada susunan paralel saling bebas. Artinya
kerusakan komponen yang satu tidak mempengaruhi kerja komponen lainnya. Dan nyala
lampu pada rangkaian paralel lebih terang dibandingkan nyala lampu pada rangkaian seri.
15
IV. KESIMPULAN
Setiap jenis benda atau bahan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik baik
Setiap jenis larutan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik baik sebagai
larutan elektrolit kuat, larutan elaktrolit lemah, dan larutan non elektrolit.
C. Kesimpulan Pratikum III: Rangkaian Listrik Seri dan Rangkaian Listrik Paralel
Kuat arus listrik yang mengalir pada ragkaian seri adalah sama dan beda potensialnya
berbeda. Sedangkan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian paralel berbeda dan beda
potensialnya sama. Sehingga nyala lampu pada rangkaian paralel lebih terang dibanding nyala
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob. 1999. Seribu Pena. Fisika SLTP Kelas 3. Bandung: Penerbit Erlangga.
Foster, Bob. 2006. Eksplorasi Sains Fisika SMP Kelas 3. Bandung: Penerbit Erlangga.
Slamet Prawirohartono, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas 3. Jakarta: Bumi
Aksara.
Subagya, Hari dan Agus Taranggono. 2007. Sains Fisika 3. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Dosen. 2015. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 1 Kumpulan Percobaan Menarik.
Makassar: FIP UNM.
17
H.
18
19
20
21
22
23
24
25