Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

HASIL PRAKTIKUM SISWA


RANGKAIAN LISTRIK PARALEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KURIKULUM 2013

TEMATIK TERPADU
KELAS 6
SEMESTER 1

SD NEGERI PEKIRINGAN 01
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KWK KECAMATAN TALANG
KABUPATEN TEGAL

1
2

Judul: Listrik

I. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Listrik

Listrik berasal dari kata electrical, electric, electricity. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, listrik adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau

melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya atau untuk

menjalankan mesin.

Menurut Kamus Fisika, listrik merupakan suatu gejala yang diakibatkan oleh adanya

gerak dari muatan-muatan (elektron-elektron atau ion-ion) yang menimbulkan gaya listrik.

Listrik adalah aliran elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Studi

tentang listrik dibagi dua yaitu:

1. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan

munculnya arus listrik.

2. Listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam.

B. Arus Listrik

Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang mengalir melalui
konduktor (walau sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang
mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya mengalir dalam satu rangkaian yang
tertutup (Kanginan: 2002).
3

C. Sumber Arus Listrik

Arus listrik dapat mengalir dalam kawat penghantar apabila di antara kedua ujung

kawatnya terdapat beda potensial (Kanginan: 2004).

Alat yang berfungsi untuk menimbulkan arus listrik disebut sumber arus listrik. Sumber

arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik dan sumber

listrik searah.

1. Sumber arus listrik bolak-balik adalah sumber arus listrik yang mengahasilkan arus

bolak-balik. Contohnya, dinamo sepeda, genetaror arus bolak-balik, dan stopkontak.

2. Sumber arus listrik searah adalah sumber arus listrik yang menghasilkan arus searah.

Contohnya, elemen volta, elemen kering (baterai), akumulator, dan dinamo arus searah.

D. Penghantar Arus Listrik

Menurut Hukum Ohm, semakin besar tegangan listrik semakin besar pula arus yang

mengalir dalam rangkaian. Hasil bagi tegangan listrik dengan kuat arus listrik dinamakan

hambatan listrik. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda. Semakin

besar hambatan jenisnya semakin besar pula hambatan listriknya.

Dalam kemampuannya menghantarkan arus listrik, jenis bahan digolongkan menjadi:

1. Konduktor

Konduktor merupakan bahan-bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.

Bahan-bahan yang termasuk jenis konduktor ini yaitu besi, baja, tembaga, dan nikel.

2. Isolator

Isolator merupakan bahan-bahan yang sama sekali tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Contoh bahan-bahan yang termasuk isolator yaitu plastik, kayu kering, dan kertas.
4

3. Semikonduktor

Semikonduktor merupakan bahan yang memiliki sifat di antara isolator dan

konduktor. Artinya, semikonduktor dapat menghantarkan arus listrik dan dapat pula

tidak menghantarkan arus listrik.

Sifat semikonduktor ini bergantung pada suhu. Jika suhu bahan semakin tinggi, maka

bahan akan bersifat konduktor. Sebaliknya, jika suhunya semakin rendah maka, bahan ini

akan menjadi isolator. Sifat-sifat semikonduktor dimanfaatkan dalam pembuatan komponen-

komponen listrik seperti transistor dan IC (Integrated Circuit). Bahan-bahan semikonduktor

contohnya germanium, silikon, dan selenium.

E. Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

1. Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan

memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas

dalam larutan. Larutan elektrolit digolongkan menjadi:

a) Larutan Elektroli Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion-ion karena terurai

sempurna, sehingga dapat mneghantarkan arus listrik dengan sangat baik. Yang tergolong

elektrolit kuat adalah asam kuat (HCl, HI, HBr, Fe(OH 3), dan H2SO4), basa kuat (NaOH,

Ca(OH2), Mg(OH2), dan KOH), dan garam yang mudah larut (NaCl, KCl, CuSO4, dan KNO3).

b) Larutan Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah. Contoh

larutan elektrolit lemah adalah asam lemah (HCN, H 3PO4, CH3COOH, dan C2O3), basa lemah

(Al(OH3), Fe(OH3) dan NH4OH), dan garam yang sukar larut.


5

2. Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik

dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak

menyala pada alat uji. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat

terlarutnya tidak dapat menghasilkan ion-ion di dalam pelarut. Contoh larutan non elektrolit

adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alkohol, dan lain-lain.

F. Rangkaian Hambatan Listrik

Sebuah rangkaian listrik terdiri dari beberapa komponen. Komponen


listrik adalah alat-alat yang digunakan untuk membuat sebuah peranti
yang dapat berfungsi jika dialiri arus listrik (Prawirohartono: 2007)

Rangkaian listrik dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Rangkaian Seri

Rangkaian komponen listrik yang disusun secara berderet dengan tidak ada cabang pada

sumber arus listrik disebut dengan rangkaian listrik seri. Pada rangkaian listrik seri, kuat arus

yang mengalir pada setiap rangkaian adalah sama sedangkan beda potensialnya berbeda.

Dua atau lebih hambatan yang disusun seri dapat diganti dengan
sebuah hambatan pengganti yang nilainya merupakan jumlah nilai
hambatan-hambatan tersebut (Subagya: 2007)

2. Rangkaian Paralel

Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian komponen listrik yang disusun secara sejajar

sehingga terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Pada rangkaian listrik paralel arus

yang mengalir pada setiap cabang berbeda, sedangkan beda potensialnya sama.

G. Rangkaian Listrik Sederhana

Rangkaian listrik sederhana adalah suatu rangkaian listrik yang hanya tersusun atas

sebuah sumber tegangan dan sebuah resistor. Rangkaian listrik sederhana terbagi atas:

1. Rangkaian Terbuka
6

Rangkaian terbuka adalah suatu rangkaian dengan ujung-ujungnya merupakan titik-titik

yang bebas dan tidak terhubung.

2. Rangkaian Tertutup

Rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan

akhirnya kembali lagi ke titik tersebut.

II. PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Pratikum I: Ternyata! Penghantar Baik dan Buruk

1. Alat

a. Rumah batu baterai 2 buah.

b. Batu baterai 2 buah.

c. Lampu pijar 2 buah.

d. Fitting lampu 2 buah.

e. Saklar 1 buah.

f. Kabel 4 buah.

g. Plastik 1 buah.

h. Besi 1 buah.

i. Aluminium 1 buah.

j. Kayu 1 buah.

k. Tembaga 1 buah.

2. Bahan

a. Lampu pijar 2 buah.

3. Langkah Kerja

a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengamatan.

b. Merangkai alat menjadi rangkaian listrik sehingga lampu dapat menyala.

c. Menghubungkan plastik dengan saklar, kemudian mengamati apa yang terjadi.


7

d. Melakukan hal yang sama dengan menggunakan alat berupa besi, aluminium, kayu, dan

tembaga yang telah disiapkan.

e. Membuat tabel hasil pengamatan, dalam tabel tersebut dicantumkan keterangan tentang

terbuat dari bahan apakah benda-benda yang digunakan sebagai penghantar tersebut.

f. Membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

B. Pratikum II: Bola Lampu

1. Alat

a. Aluminium foil.

b. Batu baterai 2 buah.

c. Lampu pijar 1 buah.

d. Lakban hitam besar 1 buah.

e. Gelas kimia 1 buah.

2. Bahan

a. Air keran.

b. Garam secukupnya.

3. Langkah Kerja

a. Menyediakan alat yang dibutuhkan dalam pengamatan.

b. Mengambil batu baterai 2 buah, kemudian menyatukannya dengan cara memberi perekat

di bagian tengah menggunakan lakban hitam besar.

c. Menggunting 2 buah aluminium foil masing-masing sepanjang 40 cm.

d. Membuat 2 gulung aluminium foil yang sebelumnya telah digunting.

e. Ujung aluminium foil yang satu direkatkan pada bagian bawah kutub batu baterai. Ujung

yang satunya dililitkan di bagian lampu pijar.

f. Setelah rangkaian selesai, meletakkan lampu pijar di atas kutub bagian atas batu baterai.

Mengamati yang terjadi.


8

g. Menuangkan air ke dalam gelas kimia, lalu mengambil satu bagian aluminium foil

ujungnya dihubungkan ke baterai dan ujung yang satu di masukkan ke dalam air.

h. Mengambil satu bagian lagi aluminium foil, kemudian ujung yang satunya dililitkan pada

lampu pijar dan ujung yang satu di masukkan ke dalam air. Mengamati apa yang terjadi.

i. Masih dengan susunan rangkaian yang sama, air yang digunakan sebelumnya

ditambahkan garam secukupnya dan mengamati apa yang terjadi.

j. Membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

C. Pratikum III: Rangkaian Listrik Seri dan Rangkaian Listrik Paralel

1. Alat

a. Rumah batu baterai 2 buah.

b. Batu baterai 2 buah.

c. Lampu pijar 2 buah (jumlah volt sama).

d. Fitting lampu 2 buah.

e. Saklar 1 buah.

f. Kabel 6 buah (3 kabel merah dan 3 kabel hitam).

2. Bahan

3. Langkah Kerja

a. Rangkaian Seri

1) Menyediakan alat yang dibutuhkan.

2) Merangkai alat tersebut di atas hingga membentuk rangkaian seri. Mengamati apa yang

terjadi pada lampu pijar A dan B.

3) Melepaskan kabel yang menghubungkan kutub negatif baterai. Mengamati apa yang

terjadi pada lampu pijar.


9

4) Menyambungkan kembali kabel dengan kutub negatif kemudian, melonggarkan lampu A.

Dan mengamati apa yang terjadi pada lampu B.

5) Melonggarkan lampu B dan mengamati apa yang terjadi pada lampu A.

6) Membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

b. Rangkaian Paralel

1) Menyusun alat menjadi rangkaian paralel dan mengamati apa yang terjadi.

2) Membandingkan nyala lampu antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.

3) Melepaskan salah satu kabel yang terhubung ke baterai dan mengamati apa yang terjadi.

4) Menghubungkan kembali alat kabel dengan baterai dan melonggarkan lampu A.

Kemudian mengamati apa yang terjadi.

5) Mengencangkan kembali lampu A, kemudian melakukan hal yang sama pada lampu B

dan mengamati apa yang terjadi.

6) Mengamati terang lampu apabila salah satu lampu dilonggarkan.

7) Membuat kesimpulan dari percobaan di atas.


10

A. Hasil Pengamatan Pratikum III: Rangkaian Listrik Paralel


11

III. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM

A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Ternyata! Penghantar Baik dan Buruk

Pengamat pertama-tama menyiapkan alat dan bahan berupa rumah batu baterai 2 buah,

batu baterai 2 buah, lampu pijar 2 buah, fitting lampu 2 buah, saklar, kabel 4 bauh, plastik,

besi, aluminium, kayu dan tembaga. Bahan berupa lampu pijar 2 buah. Pengamat selanjutnya

membuat rangkaian listrik sehingga lampu dapat menyala. Pengamat kemudian mengganti

penghubung saklar dengan menggunakan plastik dan mengamati nyala lampu pijar.

Selanjutnya, pengamat kembali mengganti penghubung saklar dengan menggunakan besi dan

mengamati nyala lampu pijar. Pengamat kemudian melakukan hal yang sama dengan

menggunakan aluminium, kayu, tembaga secara berurutan dan mengamati nyala lampu pijar

pada setiap percobaan yang dilakukan. Pengamat selanjutnya mengisi tabel pengamatan yang

telah dibuat.

Hasil yang diperoleh adalah pada saat menggunakan plastik sebagai penghubung saklar,

kedua lampu tidak menyala (padam). Begitu pula pada saat menggunakan kayu sebagai

penghubung saklar, lampu juga tidak menyala. Sedangkan, pada saat menggunakan besi

sebagai saklar, ternyata lampu menyala, sama halnya ketika menggunakan aluminium dan

tembaga sebagai penghubung saklar, kedua lampu juga menyala.

Berdasarkan pengamatan di atas, diketahui bahwa besi, aluminium, dan tembaga

merupakan penghantar listrik yang baik (konduktor). Sedangkan plastik dan kayu tidak dapat

menghantarkan listrik (isolator).

B. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum II: Bola Lampu

Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa aluminium foil, batu baterai 2 buah,

lampu pijar, lakban hitam besar, dan gelas kimia. Bahan berupa air keran dan garam

secukupnya. Pengamat selanjutnya mengambil 2 batu baterai yang telah disediakan dan

menyatukannya dengan menggunakan lakban hitam besar. Pengamat kemudian memotong


12

aluminium foil kira-kira sepanjang 40 cm sebanyak 2 buah. Aluminium foil yang telah

dipotong selanjutnya digulung-gulung hingga terbentuk dua buah gulungan. Selanjutnya,

ujung gulungan aluminium foil yang pertama direkatkan pada bagian bawah kutub batu

baterai (kutub negatif) dan ujung gulungan lainnya dililitkan di bagian lampu pijar. Setelah

rangkaian selesai, pengamat kemudian meletakkan lampu pijar yang telah dililitkan

aluminium foil di atas kutub positif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Setelah

pengamatan pertama selesai, pengamat selanjutnya menuangkan air ke dalam gelas kimia,

kemudian memasukkan salah satu ujung aluminium foil ke dalam gelas kimia dan ujung

lainnya dihubungkan ke baterai (kutub negatif baterai). Pengamat selanjutnya memasukkan

salah satu ujung aluminium foil ke dalam gelas kimia dan ujung lainnya dililitkan pada lampu

pijar. Pengamat kemudian meletakkan lampu pijar yang telah dililit aluminium foil di atas

kutub positif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Tanpa merubah rangkaian, pengamat

kemudian memasukkan atau menambahkan garam secukupnya ke dalam gelas kimia yang

berisi air dan mengamati apa yang terjadi.

Hasil yang diperoleh adalah ketika aluminium dililitkan pada lampu pijar dan

dihubungkan ke baterai, ternyata lampu menyala. Pada saat kedua ujung aluminium foil di

masukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan kedua aluminium tersebut tidak

bersentuhan, nyala lampu pijar redup. Sedangkan, pada saat kedua ujungnya saling

bersentuhan, nyala lampu pijar lebih terang. Dan ketika air dalam gelas kimia ditambahkan

dengan garam secukupnya, nyala lampu pijar lebih terang daripada hanya dengan

menggunakan air saja baik saat kedua ujung aluminium foil bersentuhan maupun tidak, serta

salah satu ujung aluminium foil menghasilkan gelembung-gelembung kecil.

Berdasarkan pengamatan di atas, diketahui bahwa aluminium foil dapat menghantarkan

listrik (konduktor). Sedangkan, air keran dan air garam juga dapat digunakan sebagai

penghantar listrik (larutan elektrolit).


13

C. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum III: Rangkaian Listrik Seri dan


Rangkaian Listrik Paralel

Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa rumah batu baterai 2 buah, batu baterai

2 buah, lampu pijar 2 buah (jumlah volt sama), fitting lampu 2 buah, saklar, dan kabel 6 buah

(3 merah dan 3 hitam). Pengamat selanjutnya merangkai semua alat hingga membentuk

rangkaian seri, tetapi pada rangkaian seri, pengamat hanya menggunakan 4 buah kabel (2

merah dan 2 hitam). Pengamat selanjutnya menandai lampu terdekat dari saklar sebagai

lampu A dan lampu lainnya sebagai lampu B. Pengamat kemudian melepaskan kabel yang

mnghubungkan kutub negatif baterai dan mengamati apa yang terjadi. Pengamat kemudian

menghubungkan kembali kabel dengan kutub negatif, kemudian melonggarkan lampu A dan

mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Setelah melonggarkan lampu A, pengamat

kemudian mengencangkan lampu A. Pengamat selanjutnya melonggarkan lampu B dan

mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Pengamat kemudian membuat tabel pengamatan

dan membuat kesimpulan.

Pengamat selanjutnya merangkai semua alat hingga membentuk rangkaian paralel dan

mengamati apa yang terjadi pada lampu pijar. Pengamat kemudian membandingkan nyala

lampu antara rangkaian seri dan rangkaian paralel. Pengamat selanjutnya menandai lampu

yang terdekat dari saklar sebagai lampu A dan lampu lainnya sebagai lampu B. Setelah

manandai kedua lampu, pengamat kemudian melepaskan salah satu kabel yang

menghubungkan kutub negatif baterai dengan saklar dan mengamati apa yang terjadi.

Pengamat kemudian menghubungkan kembali kabel dengan baterai. Pengamat selanjutnya

melonggarkan lampu A dan mengamati apa yang terjadi pada lampu B. Pengamat kemudian

mengencangkan kembali lampu A dan mengulang percobaan yang sama pada lampu B

(melonggarkan lampu B) dan mengamati apa yang terjadi pada lampu A. Pengamat

selanjutnya mengamati terang lampu apabila salah satunya dilonggarkan dan membuat

kesimpulan dari percobaan.


14

Hasil yang diperoleh yaitu pada rangkaian seri, ketika kabel yang menghubungkan

kutub negatif baterai dengan saklar dilepas maka kedua lampu akan padam begitupula pada

saat lampu A dilonggarkan maka, kedua lampu juga akan padam sama halnya ketika lampu B

dilonggarkan maka, kedua lampu juga padam. Sedangkan pada rangkaian paralel, ketika kabel

yang menghubungkan kutub negatif baterai dengan saklar dilepas maka lampu A akan tetap

menyala dan lampu B akan padam. Begitu pula pada saat lampu A dilonggarkan maka lampu

B akan tetap menyala dan pada saat lampu B dilonggarkan maka lampu A akan tetap

menyala. Nyala lampu pada rangkaian seri lebih redup dibanding nyala lampu pada rangkaian

paralel.

Berdasarkan pengamatan di atas, diketahui bahwa pada lampu-lampu yang disusun seri,

jika salah satu filamen lampu putus maka lampu tersebut akan padam, dan lampu lain yang

masih baik juga ikut padam. Pada lampu-lampu yang disusun paralel, jika salah satu filamen

lampu putus maka lampu tersebut akan padam, dan lampu lain yang masih baik akan tetap

menyala. Kerja komponen-komponen listrik pada susunan paralel saling bebas. Artinya

kerusakan komponen yang satu tidak mempengaruhi kerja komponen lainnya. Dan nyala

lampu pada rangkaian paralel lebih terang dibandingkan nyala lampu pada rangkaian seri.
15

IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan Pratikum I: Ternyata! Penghantar Baik dan Buruk

Setiap jenis benda atau bahan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik baik

sebagai konduktor, isolator, maupun sebagai semikonduktor.

B. Kesimpulan Pratikum II: Bola Lampu

Setiap jenis larutan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik baik sebagai

larutan elektrolit kuat, larutan elaktrolit lemah, dan larutan non elektrolit.

C. Kesimpulan Pratikum III: Rangkaian Listrik Seri dan Rangkaian Listrik Paralel

Kuat arus listrik yang mengalir pada ragkaian seri adalah sama dan beda potensialnya

berbeda. Sedangkan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian paralel berbeda dan beda

potensialnya sama. Sehingga nyala lampu pada rangkaian paralel lebih terang dibanding nyala

lampu pada rangkaian seri.


16

DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob. 1999. Seribu Pena. Fisika SLTP Kelas 3. Bandung: Penerbit Erlangga.

Foster, Bob. 2006. Eksplorasi Sains Fisika SMP Kelas 3. Bandung: Penerbit Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2002. Fisika SMA Kelas 1. Cimahi: Penerbit Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2004. Fisika SMA Kelas 1. Cimahi: Penerbit Erlangga.

Slamet Prawirohartono, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas 3. Jakarta: Bumi
Aksara.

Subagya, Hari dan Agus Taranggono. 2007. Sains Fisika 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Supiyanto. 2004. Fisika SMA Kelas 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tim Dosen. 2015. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 1 Kumpulan Percobaan Menarik.
Makassar: FIP UNM.
17

H.
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai