Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN

Di susun

Oleh :

Ratna Gumbira

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

TAHUN AJARAN 2019 – 2020

Jln. Jendral Sudirman Km.2 Rangkasbitung 42315

Telp : (0252)20111/20931

Email : Akperyatna@yahoo.co.i website www.akperyatna.ac.id lebak – banten


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN
HALUSINASI PENGLIHATAN

A. Masalah keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi penglihatan

B. Pengertian
Halusnasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan
jiwa, halusinasi sering dihentikan dengan Schizophrenia. Dari seluruh klien Schizophrenia
70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa yang lain jjuga disertai dengan gejala
halusinasi merupakan gangguan dari mekanik depresi dan delirium.

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang


sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan paca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami oleh suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren :
persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap
stimulus, salah satu persepsi pada halusinasi bisa terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang
terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai suatu yang nyata ada oleh klien .

Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran geometris, gambaran kartun,
bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan dan juga bisa menakutkan
(Muhith : 2015)

Data objektif dari halusinasi penglihatan seperti menunjuk – nunjuk pada arah
tertentu,ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas. Data subjektif seolah melihat
bayangan,sinar,bentuk geometris,melihat hantu.(Yusuf,Fitriyasari, & Nihayati,2015)
C. Rentang respon halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptive individu yang berada dalam tentang
respon neurobiology. Ini merupakan respon persepsi maladaptif. Jika klien sehat maka
persepsinya akurat,mampu mengidentifikasi dan menginterperentasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indra
( pendengaran,penglihatan,penghirup,pengecapan dan perabaan ) klien dengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada.
Diantara kedua respon tersebut adalah resppon individu yang terkena suatu hal yang
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang di
sebut dengan ilusi,klien yang mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap
stimulus pasca indra tidak akurat sesuai dengan stimulus yang diterima.

 Rentang Respon :

Respon adaptif respon maladaptive

Pikiran logis distori pikiran gangguan piker/delusi

Persepsi akurat ilusi halusinasi

Emosi konsisten dengan reaksi emosi berlebihan sulit berespon emosi

Pengalaman atau kurang perilaku disoganisasi

Perilaku sesuai perilaku aneh / tidak bisa isolasi social

Berhubungan social menarik diri


D. Jenis – jenis halusinasi

JENIS HALUSINASI KARAKTERISTIK

PENDENGARAN 70% Mendengar suara atau kebisingan,paling sering


suara orang. Suara bentuk kebisingan yang
kurang jelas sampai kata – kata yang jelas bicara
tentang klien bahkan sampai pada percakapan
lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien
mendengar perkataan bahwa klien disuruh
melakukan sesuatu kada dapat membahayakan
PENGLIHATAN 20% Stimulus visual dalam bentu kilatan
cahaya,gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit,atau
kompleks,bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan sepertimelihat monster
PENCIUMAN Mencium bau – bauan tertentu seperti bau darah
urin dan feses umumnya bau – bauan ang tidak
menyenangkan. Halusinasi penciuman seriang
akibat stroke,tremor kejang atau dimensia
PENGECAPAN Merasa pengecap rasa seperti rasa
darah,urin,feses.
PERABAAN Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
dating dari tanah, benda mati atau orang lain
CENESTHETIC Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah
vena atau arteri,pencernaan mkan atau
pembentukan urine
KINISTHETIC Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa
bergerak
E. Fase – fase halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien biasanya berada dalam intensitas dan keparahannya. Fase
halusinasi terbagi menjadi empat :
1. Fase pertama
Pada fase ini klien ang mengalami kecemasan,stress,perasaan gelisah,kesepian,klien
mungkin melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk
menghilangkan kecemasan dan stress. Cara ini menolong untuk sementara. Klien masih
mampu mengontrol keadaannya dan mengenal pikirannya, namun insentitas persepsi
meningkat.
2. Fase kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, klien
berada pada tingkat “listening” pada halusinasi, pemikiran internal menjadi
menonjol,gambar suara dan sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien
takut apabila orang lain mendengar dank lien merasa tidak mampu mengontrolnya, klien
membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan memproyeksikan seolah – olah
halusinasi dating dari orang lain.
3. Fase ketiga
Halusinasi lebih menonjol menguasai dengan mengontrol klien menjadi terbiasa dan tidak
berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya,
halusinasi yang sebenarnya menyenangkan dan berubah menjadi mengancam.
Memerintah dan memarahi klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena
terlalu sibuk dengan halusinasinya klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam
waktu singkat beberapa jam atau selamanya.
F. Faktor predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi munculnya resppon neurobiology seperti
halusinasi antara lain :
1. Faktor genetic
Bahwa genetic schizophrenia diturunkan melalui kromsom tertentu, namun demikian
kromsom yang menjadi faktor gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap
penelitian
2. Faktor neurobiology
Ditemukan bahwa korteks preprontal dan korteks limbiks pada klien schizophrenia tidak
ernah berkembang penuh. Terjadi penurunan volume dan fungs otak yang abdomianal.
3. Study nurotransmiter
Schizophrenia diduga juga disebabkan oleh ketidakseimbangan neuritransmiter dimana
dopamine berlebihan tidak seimbang dengan kadar serotin.

4. Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ke 3 kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi
Schizophrenia.

G. Faktor presipitasi
1. Berlebihannya proses informasai pada system saraf yang menerima dan memproses
informasi dithalumus dan prontal otak.
2. Mekanisme penghantaran listrik di saraf trganggu.
3. Gejala – gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan sikap dan perilaku.

POHON MASALAH

Akibat Resiko mencederai diri orang lain dan sekitar

Care / masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

Penyebab isolasi social : menarik diri

H. Masalah keperawatan
1. Resik mencederai diri,orang lain dan sekitar
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
3. Isolasi social : menarik diri
STRATEGI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI
PENGLIHATAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subjektif :
a. Klien mengatakan saat sendiri klien selalu terbayang melihat temannya yang dulu
selalu membuli dia saat masih sekolah

Data objektif :

a. Klien terlihat ada kontak mata


b. Klien tampak selalu sendiri
c. Klien tampak kooperatif
2. Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan khusus (TUK )
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya pada pasien
b. Bertanya permasalahan pasien

B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
assalamualaikum, selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya Aan Adrialamsah.
Saya mahasiswa dari AKPER YATNA YUANA LEBAK yang sedang peraktek
disini. Hari ini saya dinas siang dari jam 11.20 sampai 15:30 sore. Saya akan merawat
mbak selama dipanti ini. Nama mbak siapa? “mbak senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana kabar mbak sore ini? “Apa keluhan yang dirasakan mbak saat ini?”
c. Kontrak
“mbak bgaimana kalau kita berbincang – bincang tentang bayangan yang mbak lihat
tersebut ?. apakah mbak bersedia ?”berapa lama mbak mau berbincang – bincang ?
bagaimana kalau kita berbincang – bincang selama 30 menit ? “ dimana tempat yang
menurut mbak cocok untuk kita mulai berbincang – bincang ?”bagaimana kalau disini
saja ?”
2. Fase kerja
“coba mbak ceritakan bayangan seperti apa yang sering mbak lihat? Apakah mbak
bisa melhat bayangan tersebut ?kalau mbak melihat,seperti apa bayangan itu?kapan
saja mbak melihat bayangan itu? Situasi yang bagaimana yang menjadi pencetus
muculnya bayangan tersebut ? berapa kali mbak melihat bayangan itu ? apakah mbak
merasa terganggu dengan bayangan tersebut ? apa yang mbak lakukan pada saat
meihat bayangan tersebut ?bagaimana perasaan mbak ketika melihat bayangan
tersebut ?
3. Terminasi
Mbak karena kita sudah 30 menit ngobrol – ngobrolnya a mbak. Saya kira cukup sampai
disini dlu percakapan kita. Jangan lupa perkenalannya di peraktikan ke teman – teman
yang lan juga ya mbak. Saya besk akan menemui mbak lagi untuk menanyakan tentang
masalah mbak khususnya halusinasi yang di alami oleh mbak, dan menanyak sudah sudah
ada berapa teman yang dikenal. Baiklah mbak, besok ita diskusi tentang halusinasi ya ?
besok kita ngobrol – ngobrol lagi kira – kira jam 10:00 ya? Kurang lebih 30 menit ya ?
bagaimana kalo besok kita ngobrolnya di sini lagi?

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)2

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien banyak diam sudah mulai berani eye contact
2. Tujuan khusus (TUK)
a. Klien dapat mengenal jenis halusinasi,isi halusinasi, waktu halusinasi, frekuensi
halusinasi, situasi yang menimbulkan, respon terhadap halusinasi,menganjurkan klien
memasukan cara menghardik dalm jadwal kegiatan harian.
3. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaa pada klien.
b. Bantu kliien mengenal halusinasinya meliputi isi,waktu,frekuensi,situasi,pencetus dan
perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasinya
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum,mbak masih inget dengan saya ?”sepertinya mbak sudah mulai
sehat ya, mbak pagi ini udah melakukan aktivitas apa saja?bagaimana kalau kita
bincang – bincang lagi
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana, mbak apakah masih ingat apa yang kita pelajari kemarin ?apakah sudah
dicoba cara yang telah kita latih kemarin ? bagus.
c. Kontrak
Sesuai degan janji kita kemarin saya akan latih cara mengontrol halusinasi yaitu
dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Kita akan memuat secara bersama –
sama selama 15 menit. Tempatanya diruang makan. Bagaimana apakah mbak sudah
siap?”.

2. Fase kerja
Kemarin kita sudah belajar tenang mengenal halusinasi yaitu dengan cara
menghardik,sekarang saya akan ajari mbak yaitu berbincang – bincang dengan orang lain.
Bagaimana mbak mau untuk belajar? Kalau begitu kita panggil satu orang teman dulu
mbak, silahkan mbak berkenalan dan Tanya apa saja atau bercerita apa saja.
3. Fase terminasi
a. Evalusi subjektif dan objekti
Bagaimana dengan perasaan mbak setelah mgobrol dengan orang lain? Cobak mbak
sebutkan nama teman mbak? Rumahnya dimana?
b. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau kegiatan ini dilajutkan yaitu untuk menamba teman dan agar mbak
tidak banyak diam dan halusinasi mbak tidak datang lagi? Kegiatan tersebut
dimasukan jadwal harian mbak. Tadi sudah berbincang – bncang mbak, ada cara ke 3.
Mbak untuk mengurangi halusinasi mbak? Bagaimana kalau nanti kita lanjut yang ke
3 ?yaitu melakukan kegiata yang mbak suka ? bagaiman akalau mbak sedikit belajar
hal tersebut? Waktunya Cuma 15 menit saja mbak?

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)3


A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Pasien banyak diam sudah mulai berani eye contact
2. Tujuan khusus(TUK)
a. Klien dapat mengendalikan halusinasi dengan bercakap – cakap dengan orang lain.
3. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara berbincang – bincamh dengan
orang lain.
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum , mbak masih ingat dengan saya ?”sepertinya mbak sudah mulai
sehat. Mbak sudah melakukan kegatan aa saja pagi ini? Bagaimana kalau kita
berbincang - bincang lagi
b. Evaluasi/ validasi
Bagaimana mbak apakah masih ingat apa yang kita pelajari kemarn? Apakah sudah
dibaca cara yang kita latuh ? bagus
c. Kontrak
Sesuai dengan janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol
halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan mbak setiap harinya. Kita akan membuat
secara bersama – sama selama 15 menit. Tempatnya diruang makan bagaimana
apakah mbak sudah siap?”

2. Fase kerja
Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan –
kegiatan seperti yang mbak lakukan dirumah, misalkan membersihakan rumah ,membaca
buku, olahraga, nonton tv dll. Baiklah mari kita buat jadwal harian dari pagi sesudah
bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan
mbak melihat bayangan – bayangan aneh lagi.

(buat jadwal kegiatan bersama klien yang disepakati oleh klien)


Bagus sekarang mbak sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini, yang untuk
besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama – sama lagi ya mbak?
3. Fase terminsai
a. Evaluasi subjektif dan objektif
Bagaimana
Perasaan mbak setelah kita buat jadwal kegiatan mbak ini?cara ketiga untuk
mengendalikan halusinasi yaitu apa mbak ? bagus mbak bisa menyebutkannya, dengan
melakuka kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita
buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenng sendiri
b. Kontrak yang akan datang
“ bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk melihat manfaat minum obat dan
berlatih caa untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu berbincag – bincang
dengan orang lain. Apakah mbak bersedia?

A. Proses keperawatan
1. Kondidi klien
Data subjektif:
a. Klien mengatakan bayangan sudah mulai berkurang

Data objektif :

a. Klien sudah tampak terbuka dan memiliki teman


b. Klien tampak sudah tertawa
c. Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
2. Tujuan tindakan keperawatan
Klien mampu mengontrol halusinasi penglihatan dengan enam benar minum
obat
3. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
c. Jelaskan akibat obat tidak digunakan sesuai program
d. Jelaskan apabila putus obat
e. Jelaskan cara mendapatkan obat
f. Jelaskan cara menggunakan prinsip 6 benar

B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum.mbak masih ingat dengan saya?”bagaimana perasaan
mbak hari ini?”
b. Evaluasi/validasi
“apakah mbak masih melihat bayagan teman mbak yang
membuly?”apakah mbak telah melakukan apa yang telah kita pelajari
kemarin?”
c. Kontrak
“sesuai janji kita kemarin kita akan latihan mengendalikan bayangan –
bayangan yang muncul yaitu cara minm obat yang benar,apakah mbak
bersedia?” berapa lama mbak mau berbincang – bincang ?”apakah 10
menit ?”mbak mau berbincang – bincang ditempat mana?
2. Fase kerja
“apakah mbak sudah mendapatkan obat dari perawat?” mbak perlu meminum
obat secara teratur agar pikiran mbak jadi tenang dan tidurnya juga menjadi
nyenyak. Obatnya ada tiga macam yang warna orange CPZ minum 3 kali
sehari gunanya supaya tenang dan berkurang rasa marah dan mondar
mandirnya. Yang warna putih namanya THP minum 3 kai sehari supaya
rileks dan tidak kaku. Yang warnanya merah jambu ini namanya janan
pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter.”
3. Fase terminasi
a. Evalusi subjektif dan objektif
“bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang – bincang tentang
obat?”sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara – suara ?
coba mbak sebutkan?
b. Kontrak yang akan datang
“baiklah karena mbak besok sudah boleh pulang jadi mbak bisa
menerapkan keempat teknik tersebut dirumah ya mbak terimakasih mbak
sudah mengikuti semua arahan saya “

Anda mungkin juga menyukai