Disusun Oleh:
Andrew Sabastian Geraldyno Paago
Marleen – 07120110032
Anselma
Pembimbing: dr. Dharmady, Sp. KJ
1. Pendahuluan
Perilaku seksual bermacam-macam dan ditentukan oleh suatu interaksi
faktor-faktor yang kompleks. Seksualitas ditentukan oleh anatomi, fisiologi,
psikologi, kultur dimana orang tinggal, hubungan seseorang dengan orang lain,
dan mencerminkan perkembangan pengalaman seks selama siklus kehidupannya.
Ini termasuk persepsi sebagai laki-laki atau wanita dan semua pikiran, perasaan,
dan perilaku yang berhubungan dengan kepuasan dan reproduksi, termasuk
ketertarikan dari seseorang terhadap orang lain.(1)
Seksualitas seseorang dan kepribadian keseluruhan adalah sangat terjalin
sehingga tidak mungkin untuk membicarakan seksualitas sebagai bagian yang
terpisah. Dengan demikian istilah “psikoseksual” digunakan untuk mengesankan
perkembangan dan fungsi kepribadian sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh
seksualitas seseorang. “Psikoseksual” jelas bukan terbatas pada perasaan dan
perilaku seksual, demikian juga tidak sama dengan libido dalam pandangan Freud.
(1)
Pada referat ini, kita akan membahas gangguan psikologis dan perilaku yang
(1,2,3)
berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual. Gangguan
Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan dengan Perkembangan dan Orientasi
Sexual ditandai dengan ketidakpuasan terhadap pola perangsangan seksual dan
biasanya berlaku pada pola perangsangan. (2)
2. Klasifikasi Gangguan Seksualitas
a. Disfungsi Seksual
1. Disfungsi Seksual Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorder Edisi Revisi IV (DSM-IV-TR) (5)
1. Gangguan hasrat seksual (Sexual desire disorder)
2. Gangguan rangsangan seksual (Sexual arousal disorder)
3. Gangguan orgasme (Orgasm disorder)
4. Gangguan sakit atau nyeri (Sexual pain disorder)
2. F52. Disfungsi Seksual Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi III (PPDGJ III) (3,6)
F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual
F52.1 Penolakan dan kurangnya kenikmatan seksual
F52.2 Kegagalan dari respons genital
F52.3 Disfungsi orgasme
F52.4 Eyakulasi dini
F52.5 Vaginismus non-organik
F52.6 Disparanurea non-organik
F52.7 Dorongan sexual yang berlebihan
F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau
penyakit organik
F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau
penyakit organik
b. Gangguan Identitas Jenis Kelamin
1. Gangguan Identitas Jenis Kelamin Menurut Diagnostic And Statistical
Manual Of Mental Disorder Edisi Revisi IV (DSM-IV-TR) (7)
1. Gangguan identitas jenis kelamin pada anak – anak
2. Gangguan identitas jenis kelamin pada masa remaja dan dewasa
3. Gangguan identitas jenis kelamin yang tidak ditentukan
2. F64. Gangguan Identitas Jenis Kelamin Menurut Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi III (PPDGJ III) (3,6)
F64.0 Transeksualisme
F64.1 Transvetisme peran ganda
F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak
F64.8 Gangguan identitas jenis kelamin masa lainnya
F64.9 Gangguan identitas jenis kelamin masa YTT
c. Gangguan Preferensi Seksual (Parafilia)
1. Gangguan Preferensi Seksual Menurut Diagnostic And Statistical Manual
Of Mental Disorder Edisi Revisi IV (DSM-IV-TR) (1,2,3)
- Ekshibisionisme
- Fetishisme
- Froteurisme
- Pedofilia
- Masokisme Seksual
- Sadisme Seksual
- Voyeurisme
- Fetishisme Transvestik
- Parafilia Lain yang Tidak Ditentukan (NOS : Not Oherwise
Specified) – contoh: Zoofilia
2. F65. Gangguan Preferensi Seksual Menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi III (PPDGJ III) (3,6)
- F65.0 Fetihisme
- F65.1 Tranvetisme Fetihistik
- F65.2 Ekshibisionisme
- F65.3 Voyeurisme
- F65.4 Pedofilia
- F65.5 Sadomasokisme
- F65.6 Gangguan Preeferensi Seksual Multipel
- F65.8 Gangguan Preferensi Seksual Lainya
- F65.9 Gangguan Preferensi Seksual YTT
d. Gangguan Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan dengan
Perkembangan dan Orientasi Sexual
1. F66. Gangguan Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan dengan
Perkembangan dan Orientasi Sexual Menurut Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi III (PPDGJ III) (3,6)
F66.0 Gangguan dan maturitas seksual
F66.1 Orientasi seksual egodistonik
F66.2 Gangguan jalinan seksual
F66.8 Gangguan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Gangguan perkembangan psikoseksual YTT
Dapat dipakai kode lima karakter :
F66.x0 Heteroseksualitas
F66.x1 Homoseksualitas
F66.x2 Biseksualitas
F66.x3 Lainnya, termasuk prapuberitas
Pubertas biasanya terjadi pada rentang umur 10-16 tahun dan bervariasi
antara laki-laki dan perempuan. Perempuan biasanya mengalami pubertas
lebih dulu dibanding laki-laki. Pada masa pubertas inilah maturasi seksual
terjadi. Banyak perubahan fisik yang terjadi pada masa ini. Anak
perempuan mulai bertumbuh buah dadanya, rambut pubis, dan mulai
mengalami haid. Pada anak laki-laki akan didapatkan pembesaran testes
dan penis, pertumbuhan rambut pubis, suara yang lebih berat, dan
perkembangan otot-otot tubuh. Beriringan dengan perkembangan fisik,
banyak pula perubahan mental yang terjadi. Pada saat remaja, laki-laki
dan perempuan mulai mengalami perkembangan pikiran mengenai
identitas seksual dan mulai mau mengeksplorasi dan bereksperimen
dengan perilaku seksual. Pada masa inilah maturitas seksual mulai terjadi
dan identitas gender seseorang serta orientasi seksualnya mengalami
perkembangan. Pada masa ini pula banyak anak muda yang kemungkinan
mengalami kebingungan dalam menjalani tahap pubertas ini. Perasaan
frustrasi, cemas, dan depresi dapat terjadi. Ini merupakan tanda-tanda
awal atas gangguan pada tahap maturasi seksual.
Daftar Pustaka
1. Ronawulan, E. Bahan ajar mata kuliah kedokteran Jiwa gangguan
psikoseksual. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.
2006. Hal. 200-11
2. Sadock BJ, Sadock VA. Seksualitas Manusia. Muttaqin H, Sihombing
RNE, Editor. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. 02th ed.
Jakarta : EGC; 2010. Hal. 298-22
3. Maramis FM, Maramis AA. Sexualitas Normal dan Abnormal Edisi 2.
Surabaya : Airlangga University Press. 2009. Hal. 343-65
4. Watson JP, Davies T. Masalah Psikoseksual. In: Davies, T. Craig, TKJ.
Editor. ABC Kesehatan Mental. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2009. Hal. 106-16
5. Anonim. Gangguan Identitas Gender, Parafilia, dan Gangguan Seksual.
Scrib [ serial on the internet] 2013 [cited 2013 juni 10] hal.1-25 Available
from : http://id.scribd.com/doc/106593948/MAKALAH-GANGGUAN-
SEKSUAL
6. Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan Ringkas PPDGJ-III. Edisi
1. Jakarta : PT. Nuh Jaya. 2001. Hal. 96-97; 111-15.
7. Anonim. Gangguan Identitas dan Jenis Kelamin.Scrib [serial on the
internet] 2013. [cited 2013 juni 10] Hal. 1-14 . Available from :
http://id.scribd.com/search?query=Gangguan+Identitas+Jenis+Kelamin
8. Anonim. Fetishism. Scrib. [serial on the internet] 2013. [cited 2013 juni10]
hal 1-10. Available from http://mentaldisorder.com.
9. Marwin T, Fiona, Boyke S, Emelia W. Referat Gangguan Preferensi
Seksual. FK-Universitas Tarumanegara. RS. Khusus Jiwa Dharma Graha.
BSD. Tangerang [ serial on the internet] 2012. [cited 2013 Juni 10] Hal. 1-
25 Available from :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195607221
985031-SUNARYO/Gangguan_seksualitas.pdf
10. Levey , R. Sexual and Gender Identity Disorders. Scrib [serial on internet]
2013 [ cited 2013 juni 10]. Hal. 234-38. Available from :
http://www.emedicine.com
11. Anonim. Parafilia. Scrib [serial on internet] 2013 [ cited 2013 juni 10].
Hal. 56-90. Available from: http://www.medicastore.com
12. Anonim. Pedofilia. Scrib [serial on internet] 2013 [ cited 2013 juni 10].
Hal. 1-5 . Available from :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia#cite_note-L iddell.2C_H.G._1959-4.
13. Bannon GE, Carroll K.S. Paraphilias 2008 . Scrib [serial on internet] 2013
[ cited 2013 juni 10]. Hal. 1-5 Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/291419-clinical.