Kelas : IX F
Tanggal : Senin 27 februari 2023
Mapel : Bahasa Indonesia ( Teks Inspiratif , Fiksi )
“Maaf pak, apakah ada yang tiga puluh ribu saja?” balas perempuan itu.
Kali ini pak Tono menatap wajah perempuan itu dan tersadar
tampaknya perempuan itu baru berumur belasan tahun dan mungkin
baru menginjak bangku SMP. Hanya saja tinggi badannya sempat
mengelabui Pak Tono. Penjual bunga itu lantas balik bertanya kepada
anak itu. “Untuk siapa bunganya de? Bunganya boleh diambil dengan
tiga puluh ribu saja” jawabnya sambil tersenyum. “Terima kasih pak,
untuk Ibu saya”.
“Saya juga kebetulan menuju ke arah sana, kalau mau sekalian bapak
antar saja” Awalnya, perempuan itu tampak ragu, namun akhirnya
menerima tawaran Pak Tono. Pak Tono lantas berangkat bersama dengan
perempuan muda yang membeli satu karangan bunga tersebut. “Ade
nanti bilang aja berhentinya di mana ya”
Tak lama, dari kejauhan Pak Tono melihat kerumunan di dekat gapura
pemakaman umum. “Inalillahi, sepertinya ada yang sedang dimakamkan
de” ucap Pak Tono sambil memelankan laju kendaraannya.
Sudah dua tahun lebih Pak Tono belum sempat pulang untuk
menjenguk ibunya. Melihat peristiwa tadi, ia sadar betapa
beruntungnya bahwa ibunya masih diberi kesehatan sehingga masih
mampu menginjakan kakinya di dunia ini. Padahal, perempuan tadi
tampak masih sangat muda dan kemungkinan besar ibunya pun
meninggal di usia yang jauh lebih belia dibandingkan dengan orang tua
Pak Tono. Terkadang apa yang kita miliki baru terasa ketika cerminan
pahitnya berdiri di depan kita.