Anda di halaman 1dari 3

Polemik Populasi Manusia Antara

Thomas Robeth Malthus & William Godwin


El-Sciefourz*
Populasi seringkali menjadi kambing hitam dalam persoalan yang timbul di lingkungan
hidup. Meningkatnya populasi (khususnya manusia) dianggap menjadi penyebab lingkungan hidup
semakin terdegradasi. Namun apakah asumsi tersebut sepenuhnya benar?
Berbicara tentang masalah populasi dapat menjadi sebuah tantangan apalagi ketika pertumbuhan
populasi berubah menjadi overpopulasi. Overpopulasi manusia dianggap sebagai pendorong utama
hilangnya keanekaragaman hayati dan berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam kehidupan di
bumi. Overpopulasi diasumsikan menjadi penyebab manusia tidak dapat berbagi sumber daya
dengan spesies lain sehingga menjadi malapetaka bagi spesies tersebut.

Suatu populasi dapat ditemukan apakah telah menjadi overpopulasi atau masih dalam batas wajar
dengan cara mengalikan antara jumlah manusia dengan konsumsi per kapita. Semakin tinggi tingkat
konsumsi per kapita, semakin tinggi cakupan yang berkelanjutan secara ekologis. Semenjak jumlah
manusia dan konsumsi per kapita mengalami peningkatan di seluruh dunia, dunia menjadi lebih
padat. Hal ini tentu saja akan berdampak pada peningkatan dampak lingkungan.

Meskipun overpopulasi banyak diyakini sebagai penyebab kerusakan lingkungan, terdapat sebuah
pendapat dengan bukti yang signifikan bahwa klaim overpopulasi adalah palsu. Melalui pandangan
tersebut kemudian ditinjau kembali masalah sebenarnya adalah kepadatan penduduk dibandingkan
pertumbuhan penduduk.

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa bumi masih memiliki cukup ruang untuk manusia. Namun
saat ini seringkali manusia tentu saja memilih tempat tinggal yang dianggap strategis dan dapat
menjadi sumber mata pencaharian. Asumsi ini sebagian besar membuat manusia memilih untuk
tinggal di kota-kota besar yang memiliki akses ke fasilitas umum cenderung lebih mudah dan
perputaran ekonomi lebih cepat. Padahal kepadatan yang terbebani di kota tertentu mengakibatkan
berbagai dampak seperti kejahatan, kemacetan, polusi, hingga stres.

Problem pertumbuhan populasi penduduk bukanlah isu baru dalam diskusi dan penelitian. Pada
abad ke-17, hal tesebut telah menjadi bahan dealiktika yang sangat menarik diantara para ilmuwan
dan peniliti. Salah satu pandangan tentang pertumbuhan populasi dikemukakan oleh seorang
ekonom berkebangsaan inggris, Thomas Robert Malthus (1766-1838) yang dituangkan dalam buku
karyanya yang berjudul “ The Essay on the Principle of Population” Lahirnya buku tersebut
sebenarnya di dasari oleh kritikan Malthus terhadap konsep ‘masyarakat ideal’ (perfect society)
yang di perkenalkan oleh William Godwin dan beberapa penulis lain. Ia menganggap bahwa
kondisi masyarakat yang ideal tidak akan mampu terwujud karena adanya keterbatasan. Berawal
dari pendapat seorang ilmuwan, William Godwin (1756-1836) dalam bukunya “An Enquiry
Concerning the Principal of Political Justice and Its Influence on General Virtue and Happiness”
atau lebih familiar dikenal dengan judul ‘(Political Justic)’, yang menyatakan bahwa dunia ketika
mencapai fase dimana tidak ada lagi peperangan dan permusuhan, serta saat pengetahuan tentang
pertanian dan perindustrian mulai berkembang pesat, maka pada saat itu akan tercapai kondisi ideal
dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya konsep ‘Political Justice’ merupakan visi godwin
tentang masa depan manusia, dimana perkembangan moral dan intelektual manusia akan mampu
meningkatkan harkat kehidupan. Godwin mengemukakan bahwa manusia di bentuk oleh
lingkungan dan pendidikan. Oleh karenanya, dengan meningkatkan kualitas lingkungan dan
pendidikan, maka meningkat pula kualitas hiduo manusia. Lebih lanjut salah satu esai Godwin yang
menjadi topik diskusi adalah “Of Avarive and Profusion” (yang menjadi bahan tanggapan Malthus
kelak dikemudian hari). Pandangan Godwin tersebut banyak mendapatkan tanggapan positif, salah
satunya dari ayah Malthus, Daniel Malthus.

Studi lain mengungkapkan harapan dan optimisme tentang masa depan adalah tulisan Marquis de
Condorcet (1743-1794),seorang ekonom,matematikawan,sekaligus filsuf asal Prancis, dalam
bukunya yang berjudul “Esquisse d’un Tableau Historuque des Progres de I’Esprit Humain”
(1794). Dalam buku tersebut, Condorcet menegaskan bahwa karena manusia merupakan makhluk
berpikir, maka ia akan terus mengembangkan eksistensinya di dunia dan membuat lingkungan
tenpat tinggalnya menjadi lebih baik.

Selain itu, manusia juga akan membekali dirinya dengan pengetahuan untuk mempertahankan diri
dan berkembang biak. Oleh karenanya, peran pembangunan mental dan struktural dalam lingkup
keluarga sanagatlah penting untuk melindungi anak-anak mereka sebagai generasi penerus, dan hal
tersebut hanya bisa terpenuhi apabila ada sensivitas serta kepedulian antar individu dalam
berperilaku.

Namun demikian, Malthus meragukan pendapat-pendapat tersebut dengan berbagai alasan. Ia


menuangkan gagasannya dalam sebuah esai berjudul “An Essay on the Principle of Population, as
it affects the future improvement of society, with remarks on the speculation of Mr.Godwin,M
Condorced, and other writers”, atau yang lebih dikenal dengan nama “the Essay on the Principle
of Pooulatuon”(1798).

Dimana ia menegaskam bahwa karena hasrat manusia untuk memilik keturunan akan selalu ada,
maka berakibat pada meningkatnya pertumbuhan populasi manusia. Ini terbukti melihat data
statistik pertumbuhan penduduk Amerika Serikat selama 150 tahun, terdapat pertumbuhan populasi
hingga dua kali lipat setiap 25 tahun.

Sementara disisi lain, pertumbuhan sumber daya pangan dan produksi yang tersedia untuk di
konsumsi bergerak secara pelan. Keterkaitan dua hal ini dikenal dengan sebutan “the Malthus
Trap”.

Lebih jauh, Malthus menegaskan bahwa ketika pertumbuhan populasi penduduk tidak terkendali,
sementata ketersediaan pangan tidak mampu mengimbangi jumlah populasi yang ada, maka
terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat ideal seperti yand di cita-cita kan Godwin tidak akan
pernah terwujud, alias hanya akan menjadi sebuah utopia.

Malthus juga menyebut adanya dua faktor yang bisa menghambat pertumbuhan populasi yakni
faktor peningkatan angka kematian dan pengurangan angka kelahiran.

*Siwa Kelas XI MIPA 4 ( elsciefourzofc__ )

Anda mungkin juga menyukai