Anda di halaman 1dari 6

Pengelolaan Cagar Budaya

Yoses Tanzaq
Staf BPCB Prov. DI Yogyakarta
Email: yosestanzaq@gmail.com
APA ITU PENGELOLAAN?

Manage
PENGELOLAAN = MANAJEMEN
to control the movement or behavior of Management Skills : planning, organizing, directing,
controlling and evaluating.

Pengelolaan (Manajemen) Cagar Budaya


Fowler (1982)
penerapan skil manajemen yang dirancang utk melestarikan aspek2 penting dalam pusaka
budaya untuk kepentingan bangsa
Mayer-Oakes (1989)
pendekatan untuk mengelola tinggalan budaya didasarkan pada filosofi perlindungan dan
pelestarian untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan generasi yang akan datang.
Pearson-Sullivan (1995)
serangkaian tindakan (penentuan kebijakan dan aksi) yang didasarkan pada kaidah saintifik
untuk mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam heritage.
UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan Cagar Budaya melalui
kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat.
PERLUNYA PENGELOLAAN?
• Langka dan unik
sekarang tidak ada lagi, jumlahnya terbatas (infinite)
• Tidak terbaharui (non-renewable)
sekali rusak atau hilang tidak dapat dibuat lagi, tidak dapat dicopy.
• Tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula (irreversible)
• Mempunyai nilai penting
 ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik, sosial, ekonomi.
 Nilai Penting
o Nilai kegunaan (Use-value)
lebih menekankan pada bagaimana kitasekarang dapat memanfaatkan CB
tersebut, misalnya untuk obyek penelitian, sumber ilham karya seni, pendidikan,
sarana rekreasi dan wisata, memperkuat jati diri dan solidaritas komunitas,
o Nilai pilihan (Option value)
lebih menekankan pada tekad untuk menyelamatkan CB sebagai simpanan
untuk generasi mendatang. Prinsip utama pendukung nilai pilihan ini adalah
menjaga stabilitas BCB agar tidak mengalami perubahan sama sekali.
o Nilai keberadaan (Existence value)
berkaitan erat dengan perasaan puas atau senang jika CB itu dipastikan masih
tetap ada, walau pun kegunaannya tidak dirasakan sama sekali. Pendukung nilai
ini merasa puas kalau bisa mendapatkan kepastian bahwa sumberdaya itu akan
bertahan atau tetap eksis.
TUJUAN PENGELOLAAN

• Mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam cagar budaya


• Menetapkan strategi untuk pelestarian jangka panjang baik melalui
upaya-upaya hukum maupun perlindungan serta pengawetan
secara fisik
• Menerapkan sistem manajemen yang dapat menjamin agar nilai-
nilai cagar budaya tidak menurun, mengurangi kemungkinan
kerusakan, atau mengusahakan mitigasi yang sebaik-baiknya jika
kerusakan tidak dapat dihindari
• Pada batas-batas yang memungkinkan, menyajikan nilai-nilai cagar
budaya kepada masyarakat luas melalui kemudahan akses dan
interpretasi.
CARA KERJA PENGELOLAAN

Dalam kaitan dengan itu, secara garis besar, cara kerja pengelolaan
cagar budaya, terdiri atas lima tahap utama, yaitu:
1. identifikasi cagar budaya(studi/kajian);
2. penetapan nilai-nilai penting;
3. merancang dan melaksanakan kebijakan pelestarian;
4. merancang dan melaksanakan strategi pelestarian;
5. merancang dan melaksanakan mekanisme pemantauan dan
evaluasi
CATATAN AKHIR

Filosofi Pengelolaan cagar budaya yang lebih mementingkan


pelestarian dan pemanfaatan bagi masyarakat luas juga menuntut
perubahan sikap dan orientasi baru bagi para pengelola.
Kalau karena latar sejarahnya, para praktisi dan pengelola cagar
budaya lebih menganut visi, misi, cara pandang dan sikap
‘pengelolaan warisan budaya untuk negara’ (archaeology in the
service of the state),
saat ini hendaknya lebih dituntun oleh visi dan misi baru ‘pengelolaan
cagar budaya untuk masyarakat’ (public archaeology).
Sebagai konsekuensinya, dalam kebijakan pelestarian yang baru, para
aparatur negara atau pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan
cagar budaya tidak lagi menjadi ‘abdi negara’ tetapi menjadi ‘abdi
masyarakat’.

Anda mungkin juga menyukai