Anda di halaman 1dari 3

Nama: Naufal Raditya Pratama

Kelas: XII IPS 3

No: 9

Larung sesaji

Tradisi upacara larung sesaji merupakan upacara turun-temurun yang dilakukan oleh warga pesisir
pantai selatan. Khususnya Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Suro. Pada masa pandemi, tradisi ini
dijalankan secara sederhana dan tertutup untuk menghindari bahaya Covid-19.

Jalannya acara ini akan dibuka dengan doa (ujub) yang dipimpin oleh ketua adat. Berisi ungkapan
ungkapan rasa syukur dan bahagia atas hasil laut yang diperoleh selama setahun.

Serta harapan agar memperoleh hasil yang baik dan terhindar dari musibah. Biasanya kegiatan ini
dihadiri oleh Bupati Blitar, dan beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah atau ODP, kadang
juga dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.
Logo

JOURNAL

Lansia Naik 20 Persen, Indonesia Masuki Masa Penuaan Penduduk, Harus Siapkan Apa?

HomeJatim

Tradisi Larung Sesaji, Ungkapan Rasa Syukur Warga Pesisir Pantai di Blitar

Oleh Liputan6.com pada 29 Jul 2022, 07:00 WIB

Tradisi Larung Sesaji, Ungkapan Rasa Syukur Warga Pesisir Pantai di Blitar

Perbesar

Upacara tradisi Larung Sesaji di Blitar Jawa Timur. Foto (IG Informasiblitar)

Advertisement

Copy Link

Liputan6.com, Jakarta Banyak daerah di Indonesia yang masih kental dalam menjalankan porsesi
adat tradisi turun-menurun sejak dahulu kala.

Biasanya hal tersebut masih sangat dihormati oleh warga sekitar yang menjalankan tradisi
tersebut. Salah satunya adalah Kota Blitar, Jawa Timur, yang melakukan upacara larung sesaji.

Advertisement

BACA JUGA:

Mitos Ikan Lele Putih Penghuni Kolam di Candi Penataran

Tradisi upacara larung sesaji merupakan upacara turun-temurun yang dilakukan oleh warga pesisir
pantai selatan. Khususnya Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Suro. Pada masa pandemi, tradisi ini
dijalankan secara sederhana dan tertutup untuk menghindari bahaya Covid-19.
Jalannya acara ini akan dibuka dengan doa (ujub) yang dipimpin oleh ketua adat. Berisi ungkapan
ungkapan rasa syukur dan bahagia atas hasil laut yang diperoleh selama setahun.

Serta harapan agar memperoleh hasil yang baik dan terhindar dari musibah. Biasanya kegiatan ini
dihadiri oleh Bupati Blitar, dan beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah atau ODP, kadang
juga dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.

Menurut Bupati Blitar yang biasa disebut Mbak Rini, tradisi sedekah laut ini harus dilestarikan
sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat dan nelayan kepada Tuhan atas limpahan hasil ikan
selama satu tahun.

Selain itu, larung sesaji sudah ditetapkan menjadi Warisan Budata Tak Benda (WBTB) oleh
Kementerian dan Kebudayaan RI.

Anda mungkin juga menyukai