E. Melakukan Auskultasi
1. Mampu meminta penderita untuk menarik
nafas pelan-pelan
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi secara
sistematis
3. Mampu mendengarkan suara nafas saat
inspirasi dan ekspirasi
4. Mampu meakukan auskultasi pada dinding
punggung
5. Mampu melakukan auskultasi untuk
mendengarkan suara jantung
6. Mampu mencatat hasil dengan tepat
Metoda Pembelajaran 1. Video session
2. Demonstrasi pemeriksaan fisik thoraks
3. Berlatih mandiri dengan sesama teman
Alat Bantu 1. Bantal
2. Tempat tidur pasien
3. Kursi
4. Pen light
5. Penggaris
6. Stetoskop
7. Jam/Arloji/stopwatch
8. Audio Visual
Evaluasi Check List
Referensi Bates B, A. Guide to Physical Examination and History
Taking Guide to Clinical Thinking.
2
PEMERIKSAAN FISIK THORAKS
Gambar 1
Pada dinding posterior dada, kosta ke 11 dan ke 12 dapat menjadi titik awal untuk
menghitung kosta dan spatiium interkostalis. Biasanya ini menolong untuk mendeskripsi
kelainan pada dada bagian bawah, tetapi dapat menolong juga apabila penghitungan tidak
memuaskan atau meragukan. Mula – mula dengan satu jari tangan, tekanlah tepi bawah
kosta ke arah dalam dan atas, temukanlah kosta ke 12. Kemudian merambatlah ke atas
pada spatium interkostalis secara miring ke atas dan melingkar ke dinding depan dada.
Selain itu, ada juga tanda- tanda tulang lain yang dapat dipakai sebagai patokan.
Angulus inferior scapulae biasanya terletak pada level yang sama dengan kosta ke-7.
3
Lokasi kelainan dapat juga disebutkan dengan menggunakan letak prosesus spinosus yang
paling menonjol adalah prosesus yang sama menonjol, mereka adalah milik vertebra
servikal 7 dan torakal 1. Prosesus spinalis di baawahnya dapat dikenali dan dihitung
terutama apabila vertebra dalam keadaaan fleksi.
Selain itu terdapat term lain yang biasa dipakai misalnya supraclavikuler (di atas
klavikula), infraklavikuler (di bawah klavikula), interskapula ( di antara dua skapula), dan
infra skapula. Pada waktu memeriksa thoraks, ingatlah akan lokasi paru beserta lobus-
lobusnya. Lokasi ini dapat diproyeksikan pada dinding dada. Kunci proyeksi lokasi ini
terletak pada antara lain :
Gambar 2
Gambar 3
4
Tiap paru secara garis besar dibagi dua oleh fisura yang obliq, menjadi lobus superior
dan lobus inferior. Pada dinding dada posterior, lokasi fisura obliq ini kira- kira sesuai dengan
garis obliq yang ditarik dari prosesus spinosus thorakalis ke-3 ke bawah lateral. Garis ini
berdekatan dengan batas bawah skapula ketika lengan diangkat ke atas kepala. Paru kanan
dibagi lagi oleh fisura horisontal menjadi lobus superior dan lobus medius. Fisura ini
melintang dari linea mid-axilaris kanan setinggi costa ke-5 ke medial setinggi costa ke-4.
Biasanya, anda harus mendeskripsi hasil pemeriksaan dengan istilah: daerah paru atas,
tengah, atau bawah. Suatu kelainan pada daerah paru kanan atas, misalnya, berarti berasal
dari lobus kanan atas, sedangkan kelainan pada daerah paru kiri bawah berasal dari lobus
inferior kiri. Sedangkan pada pemeriksaan dinding dada sisi lateral kanan, kelainan dapat
berasal dari 3 lobus paru kanan.
Oleh karena hasil pemeriksaan thoraks dipengaruhi oleh jarak antara dinding dada
dengan trakhea dan bronchi yang besar, maka lokasi dari organ – organ tersebut harus
dikenali. Perhatikan bahwa trakhea bercabang di daerah setinggi angulus sternalis (di depan)
atau prosesus spinalis vertebra thorakalis ke 4 (di belakang).
Bernafas adalah suatu aksi otomatik yang diatur oleh batang otak dan dilakukan oleh
otot – otot respirasi. Selama inspirasi, diafragma dan otot- otot interkostalis berkontraksi,
membesarkan volume rongga thoraks, dan memekarkan paru di dalam rongga pleura.
Dinding dada bergerak ke atas, depan, dan ke lateral, sedangkan diafragma bergerak turun.
Setelah inspirasi berhenti, paru mengempis, diafragma secara pasif akan naik dan dinding
dada akan relax seperti semula. Apabila nafas terpacu oleh karena olahraga atau penyakit,
maka ada otot lain yang ikut bekerja, yaitu otot trapezius, sternomastoid, dan scalenus di
leher selama inspirasi, dan otot- otot abdominal selama expirasi. Amatilah otot- otot leher
anda di depan cermin pada waktu anda menarik nafas sedalam mungkin.
Suara nafas berasal dari saluran nafas besar, yang melalui paru diteruskan ke dinding
dada, sehingga anda dapat mendengarnya dengan stetoscope. Jaringan yang dilalui oleh udara
pernafasan, meredam dan menyaring suara nafas ini. Sehingga yang anda dengar pada waktu
pemeriksaan auskultasi adalah suara lembut dengan frekuensi rendah pada waktu inspirasi,
dan akan melemah dan kemudian menghilang pada awal expirasi. Suara seperti ini disebut
suara vesikuler. Dengarkanlah suara ini pada dada anda atau teman anda, di daerah dada
bagian bawah, di linea midaxilaris, atau sedikit lebih ke belakang. Walaupun suara expirasi
terdengar pendek, pada kenyataannya expirasi berlangsung lebih lama dari pada yang
terdengar.
Apabila anda mendengarkan suara nafas di dekat trakhea misalnya di atas manubrium
atau diantara scapula, stetoscope anda berada cukup dekat dengan sumber bunyi pernafasan,
sehingga peredamannya sedikit. Akibatnya, suara yang terdengar akan lebih keras, dan
bernada lebih tinggi. Perbedaan suara ini lebih jelas terdengar pada waktu expirasi. Suara
expirasi ini dapat berlangsung sama lamanya dengan suara inspirasi, bahkan dapat lebih lama.
Suara ini disebut suara nafas bronkial. Apabila suara ini terdengar di daerah yang terletak
jauh dari sumber suara nafas maka merupakan suatu kelainan.
5
Sifat- sifat dari kedua jenis suara pernafasan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Perhatikan bahwa dalam menilai kualitas suara nafas, kita harus memperhatikan durasi, nada,
dan intensitasnya.
Pada umumnya jantung diperiksa pada dinding depan dada. Sebagian besar dari
permukaan depan jantung disusun oleh ventrikel kanan. Ventrikel ini bersama dengan
arteri pulmonalis merupakan suatu bentuk baji yang terletak setinggi perbatasan antara
sternum dengan processus xiphoideus. Kemudian ventrikel kanan ini menyempit ke atas
dan bersatu dengan arteria pulmonalis pada daerah kartilago costa ke 3 kiri di dekat
sternum (Gambar 4).
Gambar 4
Ventrikel kiri, yang hanya menyusun sebagian kecil dari permukaan depan
jantung, terletak di sebelah kiri dan di belakang ventrikel kanan. Walaupun demikian
ventrikel kiri ini penting secara klinis, karena merupakan batas kiri jantung dan
menentukan iktus kordis. Iktus kordis ini adalah suatu denyutan sistolis sekilas yang
biasanya ditemukan pada spatium interkosta ke-5, 7 – 9 cm dari linea midsternalis.
6
Batas kanan jantung disusun oleh atrium kanan. Atrium kiri terletak di belakang,
dan tidak dapat diperiksa secara langsung. Walaupun demikian, sebagian kecil dari atrium
ini membentuk sebagian dari batas kiri jantung dengan arteria pulmonalis dan ventrikel
kiri. Di atas jantung terdapat pembuluh darah besar, arteria pulmonalis, bercabang
menjadi cabang kanan dan kiri. Aorta, melengkung ke atas dari ventrikel kiri di daerah
angulus sternalis, kemudian melengkung ke belakang dan ke bawah. Di sebelah kanan,
vena kava superior masuk ke atrium kanan (Gambar 5).
Gambar 5
Walaupun tidak digambarkan di atas, vena kava inferior juga masuk ke atrium
kanan. Vena kava superior dan inferior membawa darah venous dari bagian tubuh atas
dan bawah.
3. SIKLUS JANTUNG
Ingat bahwa selama sistole, katub aorta terbuka, diikuti pancaran darah dari
ventrikel ke aorta. Katub mitral tertutup, untuk mencegah agar darah tidak regurgitasi ke
atrium kiri. Sebaliknya, selama diastole, katub aortik tertutup, untuk mencegah regurgitasi
darah dari aorta ke ventrikel kiri. Katub mitral terbuka, sehingga darah dari atrium kiri
mengalir ke ventrikel kiri.
Hubungan antara tekanan di dalam ketiga ruang tersebut (atrium kiri, ventrikel
kiri, dan aorta), bersama dengan posisi dan gerakan dari katub – katub merupakan hal
yang penting untuk memahami suara jantung. Walaupun sebenarnya, sisi kanan jantung
juga berperan, tetapi agar lebih mudah dipahami, hal tersebut akan dijelaskan kemudian.
7
Selama diastole, tekanan di dalam atrium kiri yang terisi darah sedikit lebih tinggi
daripada tekanan di dalam ventrikel kiri, sehingga darah mengalir dari atrium kiri ke
ventrikel kiri melalui katup mitral yang terbuka. Sesaat sebelum mulainya sistole,
kontraksi atrial menyebabkan sedikit kenaikan tekanan pada kedua ruang ini.
Pada waktu ventrikel mulai berkontraksi, tekanan di dalamnya dengan tiba – tiba
meningkat melebihi tekanan atrial, sehingga menyebabkan katup mitral tertutup.
Penutupan katub mitral ini yang menyebabkan suara jantung pertama (S1). Pada waktu
tekanan di dalam ventrikel terus bertambah, tekanan menjadi lebih besar daripada tekanan
sistolik di aorta, menyebabkan terbukanya katub aorta. Membukanya katu aorta tidak
selalu terdengar, tetapi pada beberapa keadaan patologis, suara ini terdengar disertai oleh
suara pancaran dari awal diastolik. Pada waktu ventrikel memompakan sebagian besar
darahnya tekanan ventrikel menjadi turun. Pada waktu tekanan ventrikel berada di bawah
tekanan aorta, katub aorta menutup. Menutupnya katub aorta ini menyebabkan timbulnya
suara jantung kedua (S2). Ketika tekanan di dalam ventrikel terus menurun selama
relaksasi ventrikel sehingga lebih rendah daripada tekanan aorta, katub mitral akan
terbuka. Biasanya ini tidak terdengar, tetapi kadang- kadang terdengar sebagai opening
snap pada keadaan stenosis mitralis. Periode berikutnya adalah pengisian darah ke
ventrikel dengan cepat pada waktu diastole awal dimana darah mengalir dari atrium ke
ventrikel. Pada anak- anak atau dewasa muda suara ini bisa terdengar sebagai suara
jantung ketiga (S3). Akhirnya walaupun tidak terdengar pada dewasa normal, suara
jantung keempat menandai kontraksi atrium. Suara ini sedikit mendahului suara jantung
pertama (Gambar 6).
Gambar 6
Tujuan :
Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan alat- alat dalam yang ada
didalam dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
8
1. Berikan penjelasan kepada penderita apa yang akan anda lakukan
2. Penderita diminta menanggalkan baju
3. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau berbaring sesuai dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan
4. Setiap catatan yang dibuat harus diterangkan, pemeriksaan dilakukan dari depan,
samping atau belakang
5. Pemeriksaan meliputi : - dinding dada
- paru dan pernapasan
- jantung
4.1 Inspeksi
Dari Depan
a. Perhatikan klavikula
b. Fosa supra dan infraklavikular
c. Lokasi iga ke-2 pada kedua sisi
d. Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga
Dari Belakang
4.2 Palpasi
a. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada depan (Lampiran A)
b. Penderita diminta menarik napas
c. Rasakan gerakan dada, bandingkan kanan dan kiri
d. Dokter berdiri di belakang penderita, letakkan telapak tangan, rasakan dan
bandingkan gerakan napas kanan dan kiri
e. Vokal fremitus dapat dirasakan dengan palpasi (lampiran A)
f. Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
g. Kemudian letakkan kedua telapak tangan pada bagian belakang dada dan bandingkan
baik gerakan pernapasan maupun fremitus suara antara kanan dan kiri
h. Kembali perhatikan dada bagian depan di daerah jantung
i. Pakailah keempat jari tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostal 4 dan 5, dengan
ibu jari pada linea medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (iktus kordis)
9
j. Apabila ada kelainan besar jantung, maka iktus kordis akan bergeser sesuai
kelainannya
k. Catat adanya fibrilasi (thrills) pada daerah di atas
Gambar 7
Gambar 8
4.3 Perkusi
Tujuan :
a. Untuk mendapatkan informasi batas- batas, ukuran, posisi dan kualitas jaringan atau
alat (paru, jantung) yang berada di dalamnya
b. Dengan perkusi kita dapat mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara,
cairan, atau massa padat. Walaupun demikian, perkusi hanya menembus sedalam 5- 7
cm saja sehingga tidak dapat mendeteksi lesi yang letaknya dalam
Teknik perkusi dapat dilatih pada permukaan apa saja, prinsipnya adalah :
10
Dengan demikian anda meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke
jaringan yang anda perkusi. Gunakanlah ujung jari anda, dengan posisi yang
sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang diketok. Sesudah mengetok, cepat
angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu getaran yang telah anda
ciptakan
(Penderita berdiri)
Penderita tetap berbaring dari atas ke bawah seperti pada gambar di samping
Di daerah mana merupakan batas paru dan hati, suara sonor akan berubah menjadi
redup/pekak
Berilah tanda pada batas tersebut. Pada orang normal sehat, batas ini terletak antara
kosta ke-5 dan 6
11
Gambar 9
Tujuan :
Untuk mendapatkan kesan batas – batas pengembangan paru dan derajat elastisitas paru
serta pleura
Tujuan :
Langkah - langkah :
12
h. Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara
i. Catat suara – suara yang didapatkan pada waktu auskultasi
Gambar 10
Gambar 11
13
Gambar 12
Tujuan :
Untuk menentukan secara klinis tekanan vena sentral sebagai gambaran ukuran tekanan
rata- rata atrium kanan
Cara pengukuran tekanan vena adalah dengan cara langsung dan tidak langsung.
1. Cara Langsung
Titik acuan adalah bidang horizontal melalui tempat sambungan iga ke-2 dengan
sternum
Titik nol adalah tempat dimana tekanan sama dengan nol, terletak setingggi titik
tengah atrium kanan
Jarak titik acuan ke titik nol pada orang dewasa adalah 5 cm (R), jarak ini konstan
Teknik pengukuran :
Penderita berbaring dengan lengan diletakkan 5 cm dibawah titik acuan (jadi setinggi
atrium kanan). Jarum dimasukkan dalam vena brakhialis dan dihubungkan dengan
manometer air. Kemudian tekanan dibaca pada manometer.
14
Tekanan vena normal menurut cara ini : 5 + 3cm H₂O. Bila tekanan menunjukkan 5 +
4cm H₂O sudah menunjukkan permulaan adanya tekanan vena jugularis yang
meninggi. Letak kepala atau posisi leher pasien harus sedemikian rupa sehingga vena
terisi sampai kira – kira di pertengahan antara mandibula dan klavikula.
Jika pada gagal jantung kanan hebat dengan vena jugularis yang terisi penuh sampai
mandibula, pasien harus ditinggikan letak kepalanya. Harus diingat pula bahwa kepala
dan leher pasien selalu dalam keadaan lemas.
Pada keadaan normal dengan tekanan vena normal, kadang – kadang kepala harus
diturunkan agar vena dapat terisi sampai kira – kira dipertengahan leher. Peninggian
dan penurunan letak kepala pasien tidak akan mengubah tekanan vena oleh karena
jarak R merupakan jari – jari konstan suatu bola dengan pusat atrium kanan sebagai
titik pusatnya.
Pengukuran tekanan vena di leher (cara tidak langsung) tidak dapat dipercaya pada
anak – anak karena leher terlalu pendek atau pada pasien dengan struma mungkin
menekan vena jugularis. Tekanan vena meninggi pada gagal jantung kanan,
perikarditis konstriktiva.
Bendungan vena kava superior dapat diketahui dan diukur di vena jugularis dengan
cara Lewis Brost (pengukuran tekanan vena). Bendungan di vena pulmonalis (gagal
jantung kiri) tidak dapat diukur dengan cara Lewis Brost atau dengan cara langsung
(menggunakan nometer air pada vena brakhialis), tetapi harus menggunakan
penyadapan jantung kanan (dengan menggunakan kateter Swan-Ganz).
Gambar 13
15
PETUNJUK PELAKSANAAN LATIHAN
16
17
18
CHECK LIST
KETRAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK THORAKS
Nama:
NIM :
SKOR
NO KRITERIA
0 1 2
3. Inspeksi :
Melakukan inspeksi dari depan, dan dari belakang penderita
Palpasi
4. Merasakan perbandingan gerakan nafas kanan – kiri dengan berdiri
di belakang penderita, dengan meletakkan telapak tangan pada sisi
kanan dan kiri dinding thoraks penderita
5. Membandingkan fremitus suara kanan – kiri dengan meletakkan
kedua tangan pada punggung penderita di kanan dan kiri tulang
belakang
6. Meraba iktus kordis dengan ke 4 jari tangan kanan pada ruang
interkostal 4 dan 5 tepat pada garis mid klavikularis kiri.
Perkusi
7. Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kanan- kiri pada dinding thoraks depan
8. Melakukan perkusi untuk mencari dan menentukan batas paru-hati
9. Melakukan perkusi untuk mencari batas jantung
Auskultasi
13. Meminta penderita menarik nafas dengan pelan – pelan
14. Melakukan auskultasi dengan urutan benar
15. Mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi pada tiap
tempat yang diperiksa
16. Melakukan auskultasi pada dinding punggung dengan urutan yang
benar
19
17. Melakukan auskultasi untuk mendengarkan suara jantung
18. Mencatat hasil yang didapat
Total Skor
20