Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sabhina Dellanisa Kamal

Nim : 2211011030

Fakultas/Jurusan: Farmasi/Farmasi
MODUL 3

Tugas Pilihan 1

1. Siapakah pada hakekatnya yang mendidik manisia menurut konsep Pendidikan Agama
Islam, berdasarkan analisis dalil Al-Qur’an dan Hadis Rasul?

Jawab: Pada hakekatnya yang mendidik manusia adalah Allah SWT.. sebagaimana yang
diisyaratkan dalam Q.S. al-Fatihah (1):2, artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan pencpta (Yang
ditaati, Yang Maha Memiliki, Yang Maha Mendidik dan Maha Memelihara) semesta alam.
Rasulullah Muhammad SAW.. pernah mengungkapkan dalam hadis beliau, artinya: Yang
mendidikku adalah Tuhanku. Dia-lah yang menjadi pendidikku yang terbaik.
2. Jelaskan apa yang membedakan manusia dengan tumbuhan dan hewan, sehingga
manusia diberi tugas oleh Allah SWT sebagai khalifah Allah di bumi untuk menyembah-Nya
sebagai Abdullah (hamba Allah), berdasarkan analisis dalil Al-Qur’an dan Hadis Rasul?
Jawab : Manusia memilkii ruh (jiwa) untuk berkembang, yang tidak diberikan-Nya kepada
hewan dan tumbuhan, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S.32:7-9. Manusia dijadikan
mampu mendengar, melihat, merasa, dan berfikir yang tidak dmiliki oleh tumbuhan dan
hewan, sebagaimana diisyaratkan dalam QS:32:7-9.
3. Jelaskan, apa yang diberikan Allah kepada Manusia setelah manusia diciptakan-Nya, agar
mansia mampu melaksanakan tugas kekalifahannya di bumi, berdasarkan analisis dalil Al-
Qur’an dan Hadis Rasul?
Jawab: Kemapuan mendengar, melihat, merasa, berpikir dan bernafsu manusia haruslah
digunakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an dan Tuntunan Rasulullah SAW
dalam Hadisnya, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.2: 185 dan Q.S. 4:80 14. Agar manusia
dapat melaksanakan tugas kekhalifahannya sebagai Kompetensi Fungsi Pendidikan Agama
Islam dalam Pembentukan Karekter Islami Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami siapakah pada hakekatnya yang mendidik dirinya, memahami pengertian dan
tujuan pendidikan agama Islam yang sedang diikutinya serta proses pendidikan dalam
pendidikan agama Islam dalam kehidupan manusia. Memahami fungsi pendidikan agama
Islam dalam pembentukan karakter Islamipada dirinya serta memahami fungsi ilmu
pengetahuan dalam pendidikan agama Islam yang diikutinya, agar mahasiswa memiliki
karakter Islami. 2 pemimpin/penguasa di bumi Q.S.6:165, untuk mengelola sumber daya
alam (SDA) sebagai lahan bagi manusia dalam berekonomi untuk mengabdikan dirinya
kepada Allah SWT..

4. Jelaskan tugas Rasul diutus Allah SWT. kepada manusia setelah manusia diciptakan-Nya,
berdasarkan analisis dalil Al-Qur’an dan Hadis Rasul?
Jawab : Agar petunjuk itu dapat dilaksanakan oleh manusia, maka Allah SWT. mengutus
Rasul-Nya dari salah seorang manusia pada zamannya untuk menjelaskan, dan
melaksanakan ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an, serta menetapkan hukum-
hukumnya. Dalam hal ini Rasulullah berfungsi sebagai Maha Guru kedua setelah Allah SWT.
dalam mendidik manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.9:33, agar manusia dapat
melaksanakan tugas kekhalifahannya di muka bumi sebagai khalifah Allah, sebagaiama
dijelaskan dalam QS.6:165
5. Jelaskan fungsi tugas manusia di bumi ini, berdasarkan analisis dalil Al-Qur’an dan Hadis
Rasul?
Jawab: Fungsi kekhalifahan manusia diciptakan Allah SWT, adalah untuk mengabdi
(menyembah) kepada Allah SWT. sebagai ‘abdullah, sbegaimana dijelaskan dalam QS:51:56
6. Jelaskan Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum?
Jawab: Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mendidik akhlak (sikap dan tingkah laku)
peserta didik dari yang belum Islami kepada yang Islami melalui proses teori ke praktek dan
dari praktek ke teori, atau sejalan teori dan praktek, dalam pembentukan sikap dan tingkah
laku yang Islami.
7. Jelaskan Tujuan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tnggi? Jawab : Tujuan pendidikan
Agama Islam di perguruan tinggi, yaitu mendidik mahasiswa menjadi sarjana muslim sejati
(beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dalam segala aspek kehidupannya) yang
professional dalam bidang ilmunya, seperti ekonom muslim, dokter muslim, sarjana hukum
muslim, sarjana pertanian muslim, sosiolog muslim sastrawan muslim, pakar muslim,
frofesor muslim dan sebagainya.
8. Jelaskan proses pembentukan tingkah laku yang islami, dengan menganalisis bagan ?
Jawab : Proses pembentukan sikap dan tingkah laku yang Isami dimulai dari pemberian
contoh (praktek), kemudian pemberian teori, sehingga terjadi pengalaman dan pemahaman
yang disertai praktek yang sempurna terhadap ajaran Islam, yang dilakukan dengan
bimbingan pendidik kepada peserta didik, atau oleh diri sendiri, atau oleh sesama teman
sebaya, sehingga terbentuklah pola sikap dan tingkah laku yang Islami,
9. Jelaskan pola sikap dan tingkah laku yang Islami dalam satu tabel/bagan?
Jawab :

10. peran pendidik (orang tua/guru/dosen) dan peran diri sendiri dalam mendidik diri anda
sendiri, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan diri anda sendiri, dengan
menganalisisnya berdasarkan peralihan fungsi mendidik dalam tabel?
Jawab : Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa seorang anak pada usia 0 tahun 100 %
tergantung kepada orang tuanya, secara berangsur-angsur pada usia 5 tahun tingkat
ketergantungannya kepada orang tuanya akan menurun kepada 90 %, sedangkan
kemandiriannya meningkat menjadi 10%. Pada usia 6-12 tahun (SD) peranan pendidik (orang
tua dan guru) semakin berkurang secara perlahan-lahan dari 90% ke 75%, sementara
kemandiriannya meningkat menjadi 25%. Pada usian remaja umur 13-15 tahun peranan
pendidik semakin berkurang secara perlahan-lahan dari 75% ke 50%, sementara
kemandiriannya meningkat menjadi 50%. Pada usian remaja umur 16-18 tahun peranan
pendidik semakin berkurang secara perlahan-lahan dari 50% ke 25%, sementara
kemandiriannya meningkat menjadi 75%. Begitulah seterusnya sampai memasuki perguruan
tinggi, tanggung jawab diri mahasiswa untuk mendidik dirinya dimulai dari 75% akan
bergerak naik menjadi 100%. Apabila mahasiswa telah menyelesaikan studinya di perguruan
tinggi, peranan pendidik (dosen) dan lingkungan hanya mulai dari 25% akan secara perlahan-
lahan akan bergerak berkurang menjadi 0%.
11. Betapapun usaha dilakukan oleh pendidik untuk membentuk sikap dan tingkah laku
peserta didik yang Islami, belum dapat dijamin akan tercapai. Jelaskan kenapa?

Jawab: Betapapun usaha dilakukan oleh pendidik untuk membentuk sikap dan tingkah laku
peserta didik yang Islami, belum dapat menjamin akan mencapai tujuan pendidikan Islam
membetuk tingkah laku yang Islam, kecuali jika telah disertai dengan usaha oleh peserta
didik sendiri untuk memperoleh hidayah (petunjuk) dari Allah SWT. dengan melakasnakan
semua
perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Allah SWT. dalam firman-Nya QS.29:69
12. Jelaskan pembagian hidayah menurut Syekh Muhammad Abduh, beserta contohnya?
Jawab: Kata hudan atau hidayah yang terdapat dalam ayat tersebut QS. QS.2: 2 dan 185,
menurut Syekh Muhammad Abduh di samping berarti petunjuk, juga berarti hidayah Allah
SWT. yang telah diberikan-Nya kepada manusia berupa potensi dasar SDM untuk dididik
sesuai dengan petunjuk alQur’an, yaitu: Hidayah fitrah beragama (potensi spiritual). Hidayah
emosi (potensi emosional. Hidayah akal (potensi intelektual). Hidayah nafsu (potensi
biologis). Hidayah naluri (potensi instinct), kemampuan reflektif yang dibawa sejak lahir
untuk bertindak beradaptasi dengan lingkungan.
13. Hidayah yang manakah yang khusus diberikan Allah SWT. kepada Manusia? Kenapa?
Jelaskan berdasarkan al-Qur’an!
Jawab: Tiga dari lima hidayah tersebut hanya diberikan Allah SWT. kepada manusia, yaitu
hidayah spritual, hidayah emosional dan hidayah intelektual, karena manusia diciptakan-Nya
sebagai khalifah (penguasa) di bumi.
14. Jelaskan fungsi Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan kecerdasan Islami, beserta
contoh masing-masing berdasarkan pengalaman anda sendiri?
Jawab: Pendidikan agama islam membentuk 4 kecerdasan islami yaitu kecerdasan spiritual
islami = fungsinya mampu mengetahui bahwa tuhan yang layak disembah hanya allah SWT
dan mengerjakan semua hal yang diperintahkan (contoh: Saya selalu sholat 5 waktu karena
itu adalah perintah yang diberikan Allah SWT) Kecerdasan emosional Islami = Rasa
ketuhanan untuk mengingat dan mencintai Allah SWT., untuk mengangkap nilai kebaikan
dan keindahan yang hakiki yang datang dari Allah SWT., melalui wahyu dan ilham (contoh=
Saya bersyukur karena masih diberikan anugerah untuk mnghirup udara yang bersih),
Kecerdasan intelektual Islami= Daya pikir untuk membedakan benar dan salah di dalam
kontrol spiritual dan rasa ketuhanan sesuai dengan ajaran islam (contoh = saya tidak pacaran
karena tau itu salah), Kecerdasan biologis Islami = Dorongan nafsu makan/minum untuk
mempertahankan hidup, dan daya nafsu seksual untuk melanjutkan keturunan di dalam
kontrol spiritual, emosional dan intelektual yang Islami untuk membedakan nikmat dan tidak
nikmat atau enak dan tidak enak yang halal dan baik sesuai dengan ajaran islam (contoh=
saya mampu menahan nafsu tidak memakan makanan haram walau itu enak )

15. Jelaskan peranan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kemampuan yang Islami?

Jawab: Pendidikan agama islam membentuk 5 kemampuan islami yaitu Kemampuan konatif
Islami = Tumbuhnya motivasi (niyat) yang jelas dalam setiap sikap dan tingkah laku untuk
menyembah Allah SWT, Kemampuan Afektif Islami = Terbentuknya kemampun menerima
secara sadar tentang kebenaran ajaran Islam sehingga dapat meyakininya secara benar
(haqqu-Yaqin), Kemampuan Kognitif Islami Terbentuknya kemampuan memadukan nilai-nilai
ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan profesional yang dimilki, sehingga mampu mengatasi
persoalan baru dalam kehidupan umat dengan bimbingan ajaran Islam secara ilmul-yaqin,
Kemampuan Psikomotorik Islami Terbentuknya kemampuan melaksanakan ajaran Islam
dalam semua aspek kehidupan, baik yang berbentuk ibadah mahdhah (ibadah dalam bentuk
hubungan langsung dengan Allah SWT), maupun yang berbentuk ibadah mu’amalah,
Kemapuan performance Islami (Akhlaqul-Karimah). Kemampuan berakhlak mulia, ialah
perpaduan kemampuan konatif, kognitif, afektif, dan psikomotorik pada penerapannya
dalam sikap dan tingkah laku sehari hari yang berkelanjutan secara konsisten, yang
melahirkan kebiasaan.
16. Jelaskan perbedaan Pendidikan Agama Islam (Islamic Education), dan pengajaran Agama
Islam (Islamic Studies), dengan menganalisis tabel perbedaannya?
Jawab: Pengajaran agama islam dari tabel diatas adalah memberikan ilmu kepada anak didik
yang dapat dilakukan dengan cara seminar, ceramah, yang biasa diberikan oleh dosen, guru
dan pengajar lainnya, yang intinya sebatas ilmu saja dan berbatas tempat dan waktu.
Sedangkan pendidikan agama islam mencakup aspek yang lebih luas karena dapat dilakukan
dan diberikanoleh siapa saja yang beragama muslim, pendidikan mencakup pelaksanaan,
ilmu, dan pembentukan, pendidikan juga bisa dimulai dari umur berapapun.
17. Jelaskan fungsi Ilmu pengetahuan dalam pendidikan Agama Islam berdasarkan analisis
ayat alQur’an yang mendasarinya?
Jawab: ilmu pengetahuan dalam Islam berfungsi untuk memahami al-Qur’an dan Hadis
untuk meningkatkan kulaitas kehidupan umat Islam yang redha Allah, daan meningaktkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT., untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera
dan bahagia di dunia dan di akhirat serta bebas dari azab neraka, sebagaimana dalam do’a
yanag diajarkan Allah SWT. dalam QS. 2:201-202.
18. Jelaskan dimensi iman terhadap eksistensi ilmu pengetahuan berdasarkan analisis ayat
al-Qur’an yang mendasarinya?
Jawab: Konsekwensi iman sebagai dasar ilmu (basic science) ialah setiap ilmu wajib
diamalkan. Iman sebagai dasar ilmu (basic science) mempunyai tiga dimensi, yaitu: 1.
Dimensi Qalbu (hati), yaitu dibenarkan oleh hati berdasarkan kebenaran ilmu yang diyakini
(‘Ilm al-yaqin), kebenaran ilmu yang teruji (‘ain al-yaqin), sampai kepada kebenaran mutlak
(haqq alyaqin), sehingga mengokohkan keimanan dan ketakwaan yang kuat tak tergoyahkan
yang menerangi hati, akal dan nafsu (nurul-yaqin). 2. Dimensi perkataan (lidah), yaitu
perkataan logis beradasarkan kebenaran iman dan ilmu pengetahauan yang telah dimiliki. 3.
Dimensi perbuatan (tindakan), yaitu mengerjakan sesuatu berdasarkan kebenaran keimanan
yang diyakini dan ilmu yang diketahui. sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS. 2:164,
QS. 3:190- 191 dan QS.30:20-24.

19. Jelaskan bukti iman sebagai basic science dalam kehidupan seorang intelektual muslim
sejati, beserta contoh pada diri anda kelak jika telah sukses menjadi intelektual muslim
sejati?
Jawab: bukti iman sebagai basic science adalah seperti mempercayai segala ciptaan allah swt
, penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, kapal yang berlayar di laut
dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia, turunnya hujan dan tumbuhnya tumbuhan
dan kisaran angin dan awan yang dikendalikan antar langit dan bumi, hidup dan matinya
manusia, diciptakan pasangan bagi manusia. Bukti iman sebagai basic science akan terlihat
pada pribadi yang utuh, antara kebenaran ilmu yang ada dalam hati mengarahkan otak
berfikir secara benar yang dibuktikan dengan ucapan dan perbuatan yang benar pula.
20. Pendidikan menurut Islam berlangsung semur hidup. Dari mana sebaiknya pendidikan itu
dimulai menurut konsep pendidikan Agama Islam, berdasarkan analisis dalil ayat al-Al-Qu’an
dan Hadis?
Jawab: Dimulai sejak memilih calon suami/isteri dengan sesama muslim yang shaleh dan
shalehah, sebagai calon orang tua penanggung jawab utama pendidikan anak dalam
keluarga, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S. 2:221. Dilanjutkan dari masa bayi dalam
kandungan dengan menjaga kondisi fisik dan mental ibu dan melaksanakan tata cara
pergaulan suami istri secara Islami, selanjutnya pendidikan berlangsung dari lahir sampai
mati.
21. Jelaskan ciri-ciri intelektual muslim sejati berdasarkan analisis dalil ayat alQur’an? Jawab:
Sejalan antara kata hati, ucapan dan perbuatan, yang disebut dengan kejujuran ilmiah.
Seperti dalam dalil al-qur’an fushilat 33 yang mengatakan bahwa orang yang paling baik
adalah orang yang mengerjakan kebaikan , menyeru kepada allah , dan berkata bahwa dia
adalah orang yang berserah diri.
22. Jelaskan tanggung jawab sarjana muslim terhadap ilmu pengetahuan yang dimilikinya
sesuai dengan keahlian dan profesinya?
Jawab: Seorang sarjana muslim bertanggngjawab melakukan Islamisasi ilmu
pengetahuan,yaitu memberikan nilai-nilai Islami terhadap ilmu dan teknologi yang
diterimanya dari sarjana non-muslim, karena ideologi, keyakinan agama yang dianut oleh
seorang ilmuan, dari mana ilmu itu berasal, sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan
watak seorang intelektual, dan pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya dalam
melakukan tindakannya, sekaigus ia berpartisipasi aktif mendakwahkan agamanya lewat
spesialisasi dan profesi yang ia tekuni, sebagai panggilan suci dari Tuhan yang diyakininya.

Anda mungkin juga menyukai