Anda di halaman 1dari 18

PEMBERONTAKAN DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM

INDONESIA

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh :

ROBBY ANANDA 1911031004

STEFANUS IRFAN 1911031032

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 1|


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan laporan yang berjudul “Gerakan
DI/TII di Indonesia” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengasuh yang telah
memberikan kesempatan untuk menyusuna karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga
hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini
bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa juga ucapan terima kasih
kepada Bapak Susilo, S.Pd.,M.Pd. sebagai dosen pengasuh kami untuk mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengeksplorasi
materi ini.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


karya ilmiah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah
kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya karya ilmiah
lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan
banyak manfaat dan dapat mengambil pelajaran untuk pembaca dan masyarakat luas
mengenai tragedi pemberontakan DI/TII yang telah mencederai Pancasila yang sakti.

Bandarlampung, September 2019

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 2|


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR PUSTAKA 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Tujuan Penulisan 5

1.3 Metode Penulisan 5

BAB 2 PEMBAHASAN 6

2.1 Uraian Kasus 6

2.2 Tanggapan Masyarakat/Publik 12

2.3 Hasil Analisis 13

BAB 3 PENUTUP 15

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran 16

REFERENSI 17

LAMPIRAN 18

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 3|


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai ideologi bangsa, harus dipertahankan dan dibela karena dasarnya
merupakan harta terbesar yang dimiliki bangsa ini. Ideologi sebagai pandangan hidup
bangsa menjadi sebuah pegangan untuk melaksanakan sistem dan program
ketatanegaraan dan pemerintahan. Mengingat betapa pentingnya Pancasila bagi
kemajuan dan kestabilan bangsa ini, diperlukan sebuah upaya dari pemerintah untuk
mempertahankan nilai-nilainya dari zaman ke zaman.Namun, kenyataanya, masih
banyak pihak-pihak atau yang bisa dikatakan oknum yang ingin mengubah Pancasila
yang sakti dengan sistem ideologi lain dan tentunya hal seperti ini harus dibasmi dan
dicegah demi masa yang akan datang.

Salah satu bentuk pemberontakan yang pernah terjadi untuk mengubah nilai-nilai
Pancasila dengan lainnya adalah Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Pihak-pihak
yang terlibat dengan pemberontakan tersebut pada dasarnya berniat merubah
Pancasila dengan sistem ideologi negara Islam atau khilafah. Tentu hal ini akan
menjadikan negara Indonesia bukan lagi sebagai negara yang plural, melainkan
menjadi negara yang hanya bersifat satu golongan, yaitu Islam. Bentuk seperti ini
bertentangan dengan nilai-nilai kebhinekaan Indonesia yang telah terbentuk dari
zaman dahulu. Oleh karena itu, bentuk pengkhianatan seperti ini harus dibasmi dan
ditindak tegas pelaku yang terlibat.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 4|


Namun bagaimana dengan tanggapan masyarakat? Apakah masyarakat sudah dapat
memahami dan dapat mengambil pelajaran dari bentuk pengkhianatan ini agar jangan
terjadi lagi di masa yang akan datang? Itulah pentingnya dari pendidikan sejarah,
terutama sejarah mengenai bangsa kita, Indonesia. Tragedi-tragedi masa lalu yang
pernah terjadi diharapkan dapat diambil pelajarannya oleh generasi yang akan datang,
sehingga bangsa ini tidak akan jatuh pada lubang yang sama kembali. Itulah fungsi
dan tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu agar masyarakat luas dapat memahami
dan mengambil pelajaran dari hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah tragedi pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam


Indonesia yang pernah terjadi di wilayah Indonesia;
2. Mengetahui dampak yang dihasilkan akibat tragedi tersebut;
3. Mengetahui pemahaman masyarakat mengenai tragedi tersebut;
4. Mengetahui pelajaran yang dapat diambil serta langkah berikutnya untuk
mencegah bentuk pengkhianatan untuk masa yang akan datang.

1.3 Metode Penulisan

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
kualitatif. Kualitatif sendiri adalah bentuk pendekatan dalam penulisan yang
menekankan pada bentuk yang bersifat deskriptif, yaitu penjelasan secara rinci
melalui analisis dan deskripsi suatu permasalahan dan kasus. Untuk pengambilan
sumber data, dilakukan metode secara tinjauan pustaka menggunakan referensi-
referensi daring dan wawancara langsung terstruktur dengan daftar pertanyaan yang
telah disusun terlebih dahulu.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 5|


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Uraian Kasus

A. Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan DI/TII

Gerakan NII ini bertujuan untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sebuah
Negara yang menerapkan dasar Agama Islam sebagai dasar Negara. Dalam
proklamasinya tertulis bahwa “Hukum yang berlaku di Negara Islam Indonesia
adalah Hukum Islam” atau lebih jelasnya lagi, di dalam undang-undang tertulis
bahwa “Negara Berdasarkan Islam” dan “Hukum tertinggi adalah Al Qur’an dan
Hadist”. Proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) menyatakan dengan tegas bahwa
kewajiban Negara untuk membuat undang-undang berdasarkan syari’at Islam, dan
menolak keras terhadap ideologi selain Al Qur’an dan Hadist, atau yang sering
mereka sebut dengan hukum kafir.

Dalam perkembangannya, Negara Islam Indonesia ini menyebar sampai ke beberapa


wilayah yang berada di Negara Indonesia terutama Jawa Barat, Jawa Tengah,
Kalimantan Selatan, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Setelah Sekarmadji ditangkap oleh
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan dieksekusi pada tahun 1962, gerakan Darul
Islam tersebut menjadi terpecah. Akan tetapi, meskipun dianggap sebagai gerakan
ilegal oleh Negara Indonesia, pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia) ini masih berjalan meskipun dengan secara diam-diam di Jawa Barat,
Indonesia.

Pada Tanggal 7 Agustus 1949, di sebuah desa yang terletak di kabupaten


Tasikmalaya, Jawa Barat. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo mengumumkan bahwa
Negara Islam Indonesia telah berdiri di Negara Indonesia, dengan gerakannya yang

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 6|


disebut dengan DI (Darul Islam) dan para tentaranya diberi julukan dengan sebutan
TII (Tentara Islam Indonesia). Gerakan DI/NII ini dibentuk pada saat provinsi Jawa
Barat ditinggalkan oleh Pasukan Siliwangi yang sedang berhijrah ke Jawa Tengah
dan Yogyakarta dalam rangka melaksanakan perundingan Renville.

Saat pasukan Siliwangi tersebut berhijrah, kelompok DI/TII ini dengan leluasa
melakukan gerakannya dengan merusak dan membakar rumah penduduk,
membongkar jalan kereta api, serta menyiksa dan merampas harta benda yang
dimiliki oleh penduduk di daerah tersebut. Namun, setelah pasukan Siliwangi
menjadwalkan untuk kembali ke Jawa Barat, kelompok DI/TII tersebut harus
berhadapan dengan pasukan Siliwangi.

B. Upaya Penumpasan Pemberontakan DI/TII

Usaha untuk meruntuhkan organisasi DI/TII ini memakan waktu cukup lama di
karenakan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Tempat tinggal pasukan DI/TII ini berada di daerah pegunungan yang sangat
mendukung organisasi DI/TII untuk bergerilya.
2. Pasukan Sekarmadji dapat bergerak dengan leluasa di lingkungan penduduk.
3. Pasukan DI/TII mendapat bantuan dari orang Belanda yang di antaranya
pemilik perkebunan, dan para pendukung Negara pasundan.
4. Suasana Politik yang tidak konsisten, serta prilaku beberapa golongan partai
politik yang telah mempersulit usaha untuk pemulihan keamanan.

Selanjutnya, untuk menghadapi pasukan DI/TII, pemerintah mengerahkan Tentara


Nasional Indonesia (TNI) untuk meringkus kelompok ini. Pada tahun 1960 para
pasukan Siliwangi bekerjasama dengan rakyat untuk melakukan operasi
“Bratayudha” dan “Pagar Betis” untuk menumpas kelompok DI/TII tersebut. Pada
Tanggal 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan para pengawalnya di
tangkap oleh pasukan Siliwangi dalam operasi Bratayudha yang berlangsung di

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 7|


Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Setelah Sekarmadji ditangkap oleh pasukan
TNI, Mahkamah Angkatan Darat menyatakan bahwa Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati, dan setelah Sekarmadji meninggal,
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dimusnahkan.

C. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pada tanggal 7 Agustus 1949 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo secara resmi


menyatakan bahwa organisasi Negara Islam Indonesia (NII) berdiri berlandaskan
kanun azasi, dan pada tanggal 25 Januari 1949, ketika pasukan Siliwangi sedang
melaksanakan hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, saat itulah terjadi kontak
senjata yang pertama kali antara pasukan TNI dengan pasukan DI/TII. Selama
peperangan pasukan DI/TII ini di bantu oleh tentara Belanda sehingga peperangan
antara DI/TII dan TNI menjadi sangat sengit. Hadirnya DI/TII ini mengakibatkan
penderitaan penduduk Jawa Barat, karena penduduk tersebut sering menerima terror
dari pasukan DI/TII. Selain mengancam para warga, para pasukan DI/TII juga
merampas harta benda milik warga untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

D. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Selain di Jawa Barat, pasukan DI/TII ini juga muncul di Jawa Tengah semenjak
adanya Majelis Islam yang di pimpin oleh seseorang bernama Amir Fatah. Amir
Fatah adalah seorang komandan Laskar Hizbullah yang berdiri pada tahun 1946,
menggabungkan diri dengan pasukan TNI Battalion 52, dan bertempat tinggal di
Berebes, Tegal. Amir ini mempunyai pengikut yang jumlahnya cukup banyak, dan
cara Amir mendapatkan para pasukan tersebut, yaitu. Dengan cara menggabungkan
para laskar untuk masuk ke dalam anggota TNI. Setelah Amir Fatah mendapatkan
pengikut yang banyak, maka pada tangal 23 Agustus 1949 ia memproklamasikan
bahwa organisasi Darul Islam (DI) berdiri di desa pesangrahan, Tegal. Dan setelah
proklamasi tersebut di laksanakan, Amir Fatah pun menyatakan bahwa gerakan DI

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 8|


yang di pimpinnya bergabung dengan organisasi DI/TII Jawa Barat yang di pimpin
oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

Di Kebumen juga terdapat sebuah organisasi  bernama Angkatan Umat Islam (AUI)
yang di dirikan oleh seorang kyai bernama Mohammad Mahfud Abdurrahman.
Organisasi tersebut juga bermaksud untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII)
dan bersekutu dengan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Sebenarnya, gerakan ini
sudah di desak oleh pasukan TNI. Akan tetapi, pada tahun 1952, organisasi ini
bangkit kembali dan menjadi lebih kuat setelah terjadinya pemberontakan Battalion
423 dan 426 di Magelang dan Kudus. Upaya untuk menumpas pemberontakan
tersebut, pemerintah membentuk sebuah pasukan baru yang di beri nama Banteng
Raiders dengan organisasinya yang di sebut Gerakan Banteng Negara (GBN). Pada
tahun 1954 di lakukan sebuah operasi yang di sebut Operasi Guntur untuk
menghancurkan kelompok DI/TII tersebut.

E. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pada bulan Oktober 1950 terjadi sebuah pemberontakan Kesatuan Rakyat yang
Tertindas (KRyT) yang di pimpin oleh seorang mantan letnan dua TNI bernama Ibnu
Hajar. Dia bersama kelompok KRyT menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari
organisasi DI/TII yang berada di Jawa Barat. Sasaran utama yang di serang oleh
kelompok ini adalah pos-pos TNI yang berada di wilayah tersebut. Setelah
pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-
baik, akhirnya seorang mantan letnan Ibnu Hajar menyerahkan diri. Akan tetapi,
penyerahan dirinya tersebut hanyalah sebuah topeng untuk merampas peralatan TNI,
dan setelah peralatan tersebut di rampas olehnya, maka Ibnu Hajar pun melarikan diri
dan kembali bersekutu dengan kelompok DI/TII. Setelah itu, akhirnya pemerintahan
RI mengadakan Gerakan Operasi Militer (GOM) yang di kirim ke Kalimantan selatan
untuk menumpas pemberontakan yang terjadi di Kalimantan Selatan tersebut, dan

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 9|


pada tahun 1959, Ibnu Hajar berhasil di ringkus dan di jatuhi hukuman mati pada
tanggal 22 Maret 1965.

F. Pemberontakan DI/TII di Aceh

Sesaat setelah Kemerdekaan Republik Indonesia di proklamasikan, di Aceh (Serambi


Mekah) terjadi sebuah konflik antara kelompok alim ulama yang tergabung dalam
sebuah organisasi bernama PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) yang di pimpin
oleh Tengku Daud Beureuh dengan kepala adat (Uleebalang). Konflik tersebut
mengakibatkan perang saudara antara kedua kelompok tersebut yang berlangsung
sejak Desember 1945 sampai Februari 1946. Untuk menanggulangi masalah tersebut,
pemerintah RI memberikan status Daerah Istimewa tingkat provinsi kepada Aceh,
dan mengangkat Tengku Daud Beureuh sebagai pemimpin/gubernur.

Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI) yang terbentuk


pada bulan Agustus 1950. Pemerintahan Republik Indonesia mengadakan sebuah
sistem penyederhanaan administrasi pemerintahaan yang mengakibatkan beberapa
daerah di Indonesia mengalami penurunan status. Salah satu dari semua daerah yang
statusnya turun yaitu Aceh, yang tadinya menjabat sebagai Daerah Istimewa, setelah
operasi penyederhanaan tersebut di mulai, status Aceh pun berubah menjadi daerah
keresidenan yang di kuasai oleh provinsi Sumatera Utara. Kejadiaan ini sangat
mengecewakan seorang Daud Beureuh, dan akhirnya Daud Beureuh membuat sebuah
keputusan yang bulat untuk bergabung dengan organisasi Negara Islam Indonesia
(NII) yang di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Peristiwa tersebut
terjadi pada tanggal 20 Spetember 1953. Setelah Daud Beureuh bergabung dengan
NII, mereka melakukan sebuah operasi untuk menguasai kota-kota yang berada di
Aceh, selain itu mereka juga melakukan propaganda untuk memperkeruh citra
pemerintahan Republik Indonesia.

Pemberontakan yang di lakukan Daud Beureuh bersama angota NII yang di pimpin

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 10 |


oleh Sekarmadji akhirnya di atasi oleh pemerintah dengan cara menggunakan
kekuatan senjata dan operasi militer dari TNI. Setelah pemerintahan RI melakukan
operasi tersebut, maka kelompok DI/TII tersebut mulai terkikis dari kota-kota yang di
tempatinya. Tentara Nasional Indonesia-pun memberikan pencerahan kepada
penduduk setempat untuk menghindari kesalah pahaman dan mengembalikan
kepercayaan kepada pemerintahan Republik Indoneisa. Tanggal 17 sampai 28
Desember 1962, atas nama Prakasa Panglima Kodami Iskandar Muda, kolonel
M.Jasin mengadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh, yang musyawarah
tersebut mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat Aceh dan musyawarah yang
di lakukan tersebut berhasil memulihkan kemanana di Aceh.

G. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Selain pemberontakan DI/TII di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan
Selatan. Pemberontakan DI/TII ini juga terjadi di Sulawesi Selatan yang di pimpin
oleh Kahar Muzakar, organisasi yang sudah di dirikan sejak tahun 1951 tersebut baru
bisa di runtuhkan oleh pemerintah pada Tahun 1965. Untuk menumpas organisasi
tersebut di butuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena kondisi medan yang
sangat sulit. Meski demikian, para pemberontak DI/TII sangat menguasai area
tersebut. Selain itu, para pemberontak memanfaatkan rasa kesukuan yang
berkembang di kalangan masyarakat untuk melawan pemerintah dalam menumpas
organisasi DI/TII tersebut. Setelah pemerintahan Republik Indonesia mengadakan
operasi penumpasan DI/TII bersama anggota Tentara Republik Indonesia. Barulah
seorang Kahar Muzakar tertangkap dan di tembak oleh pasukan TNI pada tanggal 3
Februari 1965.

Pada akhirnya TNI mampu menghalau seluruh pemberontakan yang terjadi pada saat
itu. Karena seperti yang kita ketahui Indonesia terbentuk dari berbagai suku dengan
beragam kebudayaannya dan UUD 45 yang melindungi beberapa kepercayaan

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 11 |


sehingga tidak mungkin untuk menjadikan salah satu hukum agama di jadikan hukum
negara.

2.2 Tanggapan Masyarakat Luas/Publik

Berdasarkan Kasus diatas yaitu Gerakan DI/TII di Indonesia, kami melakukan


wawancara secara langsung ke beberapa Narasumber untuk mengetahui
pendapat/tanggapan mereka tentang kasus tersebut.

Menurut :

1. Frans Simatupang, (Jurusan IESP, Angkatan 2017)

“Tindakan mereka salah, karena orang-orang berusaha untuk merdeka/bebas dan


yang berjuang itu beragam dan yang ingin merdeka bukan hanya satu agama, tetapi
semua agama yang ikut berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Indonesia harus
menjaga persatuan, dan bila hal seperti ini terulang kembali maka harus diberantas.
Ideologi Indonesia harus Pancasila.”

2. Lukman. B. (Satpam)

“Tindakan ini kurang sesuai, karena Ideologi Pancasila tidak boleh diubah menjadi
Ideologi Khilafah dan Indonesia tidak semua rakyatnya beragama Islam ada juga
umat beragama yang lain yang juga ingin merdeka.”

3. Arif (Jurusan Manajemen, Angkatan 2016)

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 12 |


“Saya tidak setuju dengan Gerakan ini, karena Indonesia itu beragam suku,ras, dan
agama, oleh karena itu di buatlah Bhineka Tunggal Ika.”

4. Dwi (Jurusan Akuntansi, Angkatan 2018)

“Tidak setuju, karena Indonesia negara yang majemuk bukan hanya terdiri dari satu
agama atau satu ras saja. Jadi, kalua Pancasila diubah dan bentuk negara Indonesia
pun diubah, lalu dengan agama dan ras yang lain bagaimana?”

5. Dimas (Jurusan DIII Keuangan, Angkatan 2019)

“Tidak setuju, karena Indonesia lebih baik hidup dalam keberagaman yang dimana
hal itu sejak dahulu menjadi ciri khas bangsa Indonesia dengan dasar Pancasila yaitu
sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa.”

2.3 Hasil Analisis

Berdasarkan data sampel yang telah diperoleh dari proses pengambilan yang
dilakukan melalui berbagai bentuk, baik dari sumber internet dan juga dari
wawancara langsung yang telah dilakukan ke beberapa narasumber. Hasil data
menunjukkan bahwa bentuk dari gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh DI/TII
untuk membangun Negara Islam Indonesia ini dinilai tidak dapat diterima
dikarenakan sejumlah alasan. Bentuk alasan tersebut mengatakan bahwa Indonesia
merupakan Negara yang beragam, baik berupa ragam suku, ras, bangsa, dan agama,
sehingga apabila seandainya memang terbentuk Negara Islam Indonesia, maka dinilai

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 13 |


seolah-olah negara kesatuan ini dimiliki oleh satu golongan saja. Hal ini akan
menimbulkan permasalahan sosial lebih lanjut, salah satunya konflik antar agama,
konflik antarkepentingan bernegara dan berbangsa.

Selain itu, negara Islam bukan merupakan tujuan dari para founding fathers. Para
pendiri bangsa kita sepakat bahwa dasar negara kita yaitu Pancasila, dengan sila
pertama, yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” dan juga slogan Indonesia, yang
berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika”, sehingga apabila ada sejumlah oknum yang
memaksakan diri untuk membentuk suatu negara yang berpaham dan berasaskan
nilai-nilai selain dari Pancasila, maka akan terjadi sebuah kegagalan hidup berbangsa
dan bernegara dan ketidakstabilan politik, sosial, dan ekonomi. Bentuk permasalahan
ini akan berdampak besar pada masyarakat luas, terutama yang mengalami culture
shock, yaitu di mana, sebagian kelompok masyarakat tidak bisa menerima perubahan
yang begitu dinamis, sehingga menyebabkan kegegeran kebudayaan dan sosial.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 14 |


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerakan DI/TII ialah suatu Gerakan ilegal yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan tujuan untuk mengubah bentuk negara Republik Indonesia menjadi Negara
Islam Indonesia dan mengubah dasar negara dari Pancasila menjadi Hukum Islam
yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadist. Dengan berbagai upaya yang dilakukan
Gerakan ini mulai dari merusak dan membakar rumah penduduk, membongkar jalan
kereta api, serta menyiksa dan merampas harta benda yang dimiliki oleh penduduk di
daerah tersebut. Namun, akhirnya pada 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo selaku Pemimpin dari Gerakan ini dan para pengawalnya di tangkap
oleh pasukan Siliwangi dalam operasi Bratayudha yang berlangsung di Gunung
Geber, Majalaya, Jawa Barat. Setelah dijatuhi hukuman mati dan S.M. Kartosoewirjo
meninggal, Gerakan ini dapat dimusnahkan.

Berdasarkan hasil data pengambilan sampel kepada narasumber secara acak,


menunjukkan bahwa seratus persen menolak pengubahan bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi Negara Islam Indonesia. Semua ini menunjukkan bahwa
masih ada kesadaran masyarakat luas, terutama generasi muda saat ini untuk tetap
melestarikan nilai-nilai murni dari Pancasila itu sendiri.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 15 |


3.2 Saran

Ketika gerakan ini sedang berlangsung di Indonesia telah terjadi berbagai hal yang
berakibat menyedihkan. Hal ini tidak hanya menimpa para pengikutnya tetapi juga
menimpa rakyat kecil dan anak-anak yang sedang memerlukan pendidikan.

Untuk itu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulani dan
mencegah gerakan ini adalah:

1. Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada warga negara dan masyarakat


Indonesia dari ancaman pemberontak.

2. Pemerintah harus bisa mengambil sikap yang tegas dan bijak untuk
mengakomodasikan semua kepentingan rakyat. Karena gerakan-gerakan seperti ini
muncul akibat dari ketidakpuasan terhadap pemerintah.

Upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, ialah:

1. Masyarakat harus waspada terhadap isu – isu atau informasi yang belum tentu pasti
kebenarannya.

2. Berhati-hati dalam bergaul dan menerima berbagai bentuk pemahaman baru yang
mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut bangsa ini.

Upaya yang harus dilakukan oleh sesama mahasiswa, antara lain:

1. Mewaspadai masuknya paham-paham illegal yang bersifat intoleran dan radikal ke


dalam kehidupan berkampus.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 16 |


2. Mahasiswa diharuskan kritis dan selektif terhadap suatu pemahaman/keyakinan
yang masih baru muncul, sehingga tidak menerimanya dengan mentah-mentah.

REFERENSI

Sumber Internet

http://www.nafiun.com/2014/03/pemberontakan-ditii-di-indonesia.html

http://digilib.unila.ac.id/18678/2/0613033024-kesimpulan.pdf

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 17 |


LAMPIRAN

Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo, Pemimpin Gerakan DI/TII.

Bendera NII yang dicanangkan DI/TII.

Makalah Pendidikan Pancasila S1 Akuntansi 18 |

Anda mungkin juga menyukai