Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENANGGULANGAN DAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

SUSPECT COVID-19 AN HAYATI


TANGGAL 05 AGUSTUS DI KELURAHAN MAJAPAHIT
KOTA LUBUKLINGGAU

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CITRA MEDIKA
A. DASAR PENYELIDIKAN
Berdasarkan data dari RS Ar.Bunda pada tanggal 17 Juli 2020 bahwa ada kasus suspek
COVID-19 atas nama Ibu Hayati, Perempuan berusia 70 Tahun yang berobat ke RS Ar.Bunda
tanggal 17 Juli 2020 dengan gejala Batuk, Pilek, Demam,, Pusing , dan Sesak Nafas disertai
penyakit penyerta Hipertensi dan Diabetes Melitus yang memang sudah cukup lama diderita ibu
Hayati. pada tangal yang sama 17 Juli 2020 dilakukan pemeriksaan rapid test di Rumah sakit
Ar.Bunda dengan hasil non Reaktif , Ibu hayati pun mendapatkan perawatan di Rumah sakit
Ar.Bunda dan di hari kedua ibu Hayati dirawat ,pada tanggal 18 Juli 2020 dilakukan
pemeriksaan Swab yang pertama dengan hasil negatif covid 19.
Berbekal laporan tersebut maka Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau dan Puskesmas Citra
Medika melakukan investigasi tersebut

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya penanggulangan dan penyelidikan adalah untuk memastikan bahwa
telah terjadi suspek COVID-19 dan sekaligus mencegah penyebaran KLB serta terjadinya
kematian akibat KLB tersebut.

2. Tujuan Khusus
a. Memastikan apakah memang terjadi KLB dengan penyebab Suspect COVID-
19.
b. Mengetahui gambaran epidemiologi Kejadian Suspect COVID-19 tersebut
berdasarkan variable epidemiologi.
c. Mencari sumber penularan utama dari KLB Suspect COVID-19 berdasarakan
Tracking
d. Menetapkan tindakan yang tepat agar supaya KLB tersebut tidak meluas.

C. TELAAH PUSTAKA
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah kejadian kesakitan dan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat atau
yang menurut pengamatan epidemiologis dianggap adanya peningkatan yang berarti dari kejadian
kesakitan/kematian tersebut (Depkes RI,1984).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia telah
memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan Wabah Penyakit Menular, dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Untuk itu dalam rangka
upaya penanggulangan dini wabah COVID19, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh pertimbangan bahwa Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya penyebaran COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko
penyebaran ke Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk, memerlukan upaya penanggulangan
terhadap penyakit tersebut.
Sampai saat ini, situasi COVID-19 di tingkat global maupun nasional masih dalam
risiko sangat tinggi. Selama pengembangan vaksin masih dalam proses, dunia dihadapkan pada
kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan COVID-19. Oleh karenanya
diperlukan pedoman dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 untuk memberikan
panduan bagi petugas kesehatan agar tetap sehat, aman, dan produktif, dan seluruh penduduk
Indonesia mendapatkan pelayanan yang sesuai standar.

D. METODOLOGI
1. Batas Pelacakan
Pelacakan dilakukan di Kelurahan Majapahit Kecamatan Lubuklinggau Timur 1 dimana
terjadi kasus suspek Covid 19
2. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penanggulangan dan penyelidikan ini adalah keluarga yang
berkontak dengan Ibu Hayati
3. Pengumpulan Data
a. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung kepada
penderita menggunakan daftar list penanggulangan dan penyelidikan COVID-19
b. Data sekunder diperoleh dengan melihat catatan penderita yang ada di RS Ar
Bunda Lubuklinggau

4. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah ke dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan program
excel dan hasilnya akan disusun dalam laporan epidemiologis.

E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah kejadian kesakitan dan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat atau
yang menurut pengamatan epidemiologis dianggap adanya peningkatan yang berarti dari
kejadian kesakitan/kematian (Depkes RI, 1984)
2. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Coronavirus jenis baru.

F. HASIL PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN


1. Pemastian Diagnosis Suspect COVID-19
Dari hasil penyelidikan di lapangan dan hasil swab dari RS Ar.Bunda Kota Lubuklinggau
dipastikan adanya kasus Suspect covid-19 atas nama Hayati dimana setelah diwawancara
sebanyak 5 orang kontak erat dengan ibu Hayati, kontak erat tersebut tidak mengalami gejala (
Orang Tanpa Gejala)

2. Gambaran Klinis
Dari gejala kliniks yang diderita ibu Hayati yaitu .

Gambar 1

Grafik persentase Gejala Yang Dirasakan Ibu Hayati

Sumber : Data Hasil Wawancara Langsung

Dari table 1 di atas dapat dilihat bahwa ibu Hayati memiliki gejala klinis berupa demam, batuk,
pilek, sesak nafas, nyeri dada dan pusing. Berdasarkan gejala tersebut telah memenuhi
persayaratan sebagai defisini suspect Covid- 19

3. Gambaran penderita berdasar waktu (jam)


Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Hayati memiliki riwayat Penyakit Diabetes Melitus, dan
Hipertensi , pada tanggal 17 Juli 2020 Ibu Hayati mengalami gejala demam, batuk berdahak,
pilek, sesak nafas, , kemudian beliau berobat ke RS AR.Bunda pada tanggal yang sama. RS
AR.Bunda akhirnya melakukan pemeriksaan rapid test pada Ibu Hayati , hasil test Non Reaktif
Pada tanggal 18 Juli 2020 langsung dilakukan pengambilan swab pertama dengan hasil negatif,
4. Daftar Kontak Erat Hayati
Daftar Kontak Erat Hayati yaitu sebagai berikut:
Di
ambil
Jenis Hubungan Tanggal swab/ Hasil
No Nama Usia Alamat
Kelamin Kasus Gejala tidak Swab
diambil
swab
Muhammad Jl Embacang RT
1 46 Laki-Laki Menantu - Tidak -
Subkhan 01
Jl Embacang RT
2 Yulianti 46 Perempuan Anak - Tidak -
01
Sevilla Jl Embacang RT
3 18 Laki-Laki Cucu - Tidak -
ALfataah 01
Damar Jati Jl Embacang RT
4 13 Laki-Laki Cucu - Tidak -
kalimasada 01
Jl Embacang RT
5 A.Fajri 31 Laki-Laki Anak - Tidak -
01

G. UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN


1. Penyelidikan Epidemiologi dan Tracking kasus Ibu Hayati
2. KIE kepada Ibu Hayati untuk dapat melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
3. Pemberitahuan kepada Kelurahan, Kecamatan dan Pihak keluarga penderita untuk lebih
melakukan Physical Distancing dan Sosial Distancing.
4. Pemberian Obat dan vitamin kepada Ibu Hayati
5. Telah dilakukan edukasi mengenai protokol kesehatan pencegahan , penyebaran, dan penularan
Covid 19

H. KESIMPULAN
1. Telah terjadi Kasus Suspect COVID-19 atas nama Ibu Hayati di Kelurahan Majapahit pada
Tanggal 17 Juli 2020 , Sudah dilakukan Swab oleh pihak RS Ar.Bunda dan dinyatakan negatif
Covid 19. Setelah 3 hari dirawat di Rumah sakit tersebut , ibu Hayati diperbolehkan pulang
2. Gejala klinis yang muncul adalah demam, pusing, batuk berdahak , pilek, dan sesak nafas
3. Telah dilakukan pengobatan kepada penderita, surveilans ketat, serta kie kepada penderita
untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
4. Selalu menerapkan protokol kesehtan guna pencegahan penyebaran dan penularan covid 19 baik untuk
diri sendiri maupun orang lain
5. Segera melapor apabila ada kontak erat yang ,mengalami gejala apapun kepada puskesmas terdekat
6. Pihak Puskesmas Citra Medika untuk segera melaporkan < 24 jam bila ada kasus COVID-19
di wilayah kerja Puskesmas Citra Medika

I. PENUTUP
Demikianlah laporan hasil penyelidikan epidemiologi Kasus suspect COVID-19 atas
nama ibu Hayati di Kelurahan Majapahit Kecamatan Lubuklinggau Timur 1 pada tanggal 05-06
Agustus 2020 sebagai bahan informasi dan penanggulangan

Lubukilinggau, 05 Agustus 2020


Tim Investigasi :
1.
2.
3.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Citra Medika
Kota Lubuklinggau

Dr.Dwiyana Sulistia Ningrum


NIP.19750219 200604 2 006

Anda mungkin juga menyukai