Disusun Oleh:
Fitri Rizkiya
Menyetujui,
Guru Pembimbing
Ditetapkan di Parakansalak
Pada Tanggal 7 Februari 2023
Penguji
....................................
NIP
"Tidak ada hal yang sia-sia dalam
belajar, karna ilmu akan
bermanfaat pada waktunya"
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Pengalaman
Lapangan yang berjudul “Observasi Benteng ujung pandang di Museum
Keprajuritan Taman Mini Indonesia Indah”
Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Pelajaran 2022/2023, di Madrasah Aliyah
Syarikat Islam Parakansalak Sukabumi.
Laporan ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, masukan, dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan motivasi
kepada kami.
2. Bunda Lela Suplilawati, S.Ag., M.M., selaku Kepala Madrasah Aliyah
Syarikat Islam Parakansalak.
3. Bpk. Deden Sumitra, S.S., selaku ketua panitia
4. Bpk. Fajar Tahkim SE, MM, selaku pembimbing.
Akhir kata, kami berharap laporan PPL ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi siswa-siswi MA Syarikat Islam Parakansalak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Fitri Rizkiya
iii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Motto
Kata Pengantar .........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
Daftar Tabel ...........................................................................................................iii
Daftar Gambar ........................................................................................................iv
Daftar Lampiran ......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Dasar Pelaksanaan ............................................................................3
C. Tujuan Pelaksanaan ..........................................................................5
BAB II OBJEK PENGAMATAN
A. Profil Taman Mini Indonesia Indah ..................................................6
B. Profil Museum Keprajuritan..............................................................8
BAB III HASIL PENGAMATAN
A. Tujuan dan Manfaat Pengamatan ...................................................11
B. Langkah-langkah Pengamatan ........................................................11
C. Instrumen Pengamatan....................................................................11
D. Hasil Pengamatan ...........................................................................12
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................
B. Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.............................................................................................................12
v
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Madrasah Aliyah Syarikat Islam didirikan sebagai bukti kepedulian
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)—sekarang Syarikat Islam Indonesia—
terhadap masa depan Negara dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu MA
Syarikat Islam memiliki sistem pendidikan yang mungkin berbeda dari
Madrasah Aliyah yang lainnya. Selain menggunakan kurikulum pemerintah
sebagai persayaratan sekolah formal dan resmi, MA Syarikat Islam juga
menggunakan kurikulum organisasi yang berorientasi pada pembentukan
pribadi muslim yang berilmu dan beriman sempurna.
Berdasarkan ketentuan Syarikat Islam, lembaga pendidikan Islam itu
tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga harus mengajarkan
keterampilan hidup, tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi juga
ilmu-ilmu duniawi.
Program Tandhim PSII dalam hal pengajaran dan pendidikan
menyebutkan karakteristik lembaga, sistem, metodologi, dan
materipendidikan secara jelas dengan kalimat sebagai berikut:
1
2
B. Dasar Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan yang dilaksanakan oleh
Madarasah Aliyah Syarikat Islam Parakansalak merupakan Program Kerja
Tahunan Madrasah dan diputuskan dalam rapat Dewan Guru di awal tahun
pelajaran. Landasan pokok yang dijadikan pegangan adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pelaksanaan
Tujuan dilaksanakan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
ini adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat siswa/i Madrasah Aliyah Syarikat
Islam Parakansalak yang tercantum dalam program tahunan sekolah
untuk mengikuti PPL, dibuktikan dengan laporan hasil PPL.
b. Untuk memfasilitasi siswa dalam pengembangan kompetensi yang
dimiliki, meliputi kompetensi intelektual, kepribadian dan sosial.
6
BAB II
OBJEK PENGAMATAN
Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbelakangi oleh
kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan
melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku suku bangsa yang berada di 33 Provinsi
Indonesia Anjungan provinsi mi dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan
Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papus Tiap anjungan menampilkan bangunan khas
setempat.
TMII memiliki logo yang pada intinya terdin atas huruf TMI, Singkatan dari "Taman
Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang
dinamakan NITRA (Anjani Putra) Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan
7
penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun
1991.
o Menyediakan sarana wisata dan pendidikan yang sehat dan nyaman Meningkatkan
produktifitas pengelolaan potensi wahana-wahanadilingkungan TMII
o Meningkatkan mutu Standar kompentensi pengelola wahana-wahana
dilingkungan TMII.
B. Profil Museum Keprajuritan
1. Sejarah Museum Keprajuritan Indonesia
Museum Keprajuritan Indonesia adalah bangunan berbentuk segi lima dikelilingi air
laksana sebuah benteng pertahanan Perairan sekeliling benteng ini menggambarkan Negara
kepulauan dengan doktrin Wawasan Nusantara. Museum ini dibangun diatas lahan 4,5 ha
dengan luas bangunan 7 545 m² dan diresmikan pada tanggal 5 Juli 1987 oleh Presiden
Soeharto.
Misi pembangunan museum ini adalah untuk melestarikan bukti dan rekaman sejarah
perjuangan bangsa pada masa-masa perjuangan sejak abad ke- 7 sampai abad ke-19 Oleh
karena itu, setiap segi bangunan dan benda yang ditampilkan memiliki makna perlambang.
Gerbang utama berbentuk model bangunan abad ke-16, mencerminkan sifat
keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia Di setiap sudut bangunan terdapat
menara pengintai atau Bastion, menyiratkan kewaspadaan Nasional Dua kapal tradisional,
yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi danı Sulawesi Selatan bersandar di danau,
melambangkan kekuatan maritim dari barat sampai ke timur.
Di jalur luar bagian selatan TMII, terdapat sebuah bangunan megah berbentuk
benteng bersegi lima yang dikelilingi perairan Untuk mencapai gedung tersebut, pengunjung
seolah-olah harus menggunakan perahu Perairan sekeliling benteng menggambarkan Negara
kepulauan dengan doktn Wawasan Nusantara.
2. Koleksi Museum Keprajuritan Indonesia
Penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief, baik di luar
maupun di dalam Pameran bagian luar berupa paduan relief yang menyatu ke dinding
gedung bagian luar, meliputi 19 adegan kisah panjang perjuangan bangsa dari abad XIII
sampaiabad XIX Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menceritakan
tentang perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air. Disana juga
terdapat tiruan senjata, pakaian perang, panji-panji, serta boneka peraga yang mengenakan
busana prajurit tradisional Di samping itu juga dipamerkan 23 patung pahlawan dan
9
perunggu berukuran 1%, kali besar manusia yang ditempatkan mengelilingi panggung di
dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan Pattimura Beberapa patung
pahlawan tersebut berasal dari Sabang sampai Dengan Merauke Patung tersebut merupakan
perlambang sebuah perjuangan dalam membela Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dimana perjuangan tersebut tidak hanya diwakilkan pada salah satu suku saja, melainkan
diperjuangan oleh seluruh kelompok dan golongan serta masyarakat Indonesia Kemudian,
pameran selanjutnya adalah menam tiruan dan juga patung pahlawan, pada saat masuk ke
dalam museum mi, nantinya Anda akan langsung menemui meriam, dan menam ersebut
merupakan sebuah replika dan meriam aslinya Kemudian di ruangan tersebut juga ada
beberapa replika (patung pahlawan) yang dilindungi menggunakan leman kaca Patung
patung tersebut dipajang menggunakan pakaian perang adat dan senjata tradisional yang
merupakan khas dan daerah masing-masing Salah satu koleksi yang cukup menarik di dalam
Museum Keprajuritan Indonesia (TMII) ini adalah Diorama Perang Besar yang ada di
Indonesia Diorama tersebut memiliki fungsi untuk memberikan sebuah gambaran dan
pengetahuan seperti apa dulunya perjuangan rakyat Indonesia berperang dalam melawan
penjajah.
Terdapat banyak sekali diorama perang yang terdapat di dalam museum, mulai
dan diorama perang Lombok, kemudian perang Badung yang ada di kemudian perang
Badung yang ada di Bali, bahkan sampai dengan Perang Padri Ada pula diorama Kapal
Phinisi dan juga Kapal Banten, objek tersebut memang paling menarik perhatian pengunjung
pada Museum Keprajurian Indonesia. Pada Kapal Phinisi ini kita bisa melihat beberapa tiang
yang menjulang dan juga terdapat layer dengan warna yang didominasi dengan wama putih
Sedangkan untuk Kapal Banten letaknya berhadapan dengan Kapal Phinisi, namun memiliki
bentuk yang berbeda Bentuk dan Kapal Banten ini sedikit unik karena aberbentuk
melengkung dan terdapat sebuah tiang pancang yang terbilang cukup tinggi. Untuk
warnanya didominasi dengan warna cokelat. Kedua kapal tradisional tersebut memiliki
makna atau perlambang kekuatan maritim Negara Indonesia. Selain itu ada juga Meriam
Tiruan belanda dimana terletak di bagian atap dari Museum Keprajuritan Indonesia (TMII),
meriam ini dipajang pada atap gedung dengan tujuan agar seakan mempertahankan benteng
dari serangan penjajah. akan berfungsi.
10
BAB III
HASIL PENGAMATAN
D. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini diantaranya
sebagai berikut:
Tembok Benteng Ujung Pandang ( Fort Rotterdam ) dibangun oleh raja Gowa ke 9 yaitu " I
DAENG MATANRE TUMAPARISI KOLONA" Lalu di lanjutkan oleh putranya yang bernama
" I MANRIGAU DAENG BONTO KARAENG LAKIUNG TUMPALANGA ULAWENG "
raja Gowa ke 10, benteng ini terbangun semua khusus tembok pada tahun 1545 dan gedung
gedung yang sekarang berada di dalam,benteng bukan di bangun oleh raja Indonesia atau orang
Makassar karna dulu masih ada tradisional gaya Bugis Makassar,setelah perang Makassar yang
di mulai pada tahun 1660 dan Makassar kalah pada tahun 1665 maka Belanda mendesak untuk
mengadakan perundingan yaitu disebut perjanjian " BUNGAIYA " perjanjian Bungaiya yang
dilaksanakan pada tahun 1667 direalisasikan pada tahun 1668 bahwa Fort Rotterdam ini jatuh
ditangan orang Belanda mereka merebut benteng ini dan mengganti bangunan bangunan yang
ada didalamnya menjadi gedung gaya Eropa.Gedung O yaitu sebagai gedung senjata arsonal
storch tempat meriam,peluru,dan lain sebagainya.Gedung M yaitu gudang tempat rempah
rempah,bagian bawahnya rempah rempah yang diletakkan sedangkan bagian atasnya untuk barak
dari pada tentara belanda pada saat itu,jendela jendela diatas untuk meletakkan para sniper
( penembak ).Gedung N sebagai penjara Pangeran Diponegoro ketika Belanda melawan
pangeran diponegoro.Gedung P yaitu gereja pertama yang ada di wilayah kerajaan Gowa di
13
Sulawesi, gereja yang sebelumnya yang ada di Indonesia timur itu pada umumnya berada di
Ambon ketika masuknya Portugis di Ambon,tapi si Makassar khususnya di kerajaan Gowa
gereja di depan ini adalah gereja Belanda yang pada saat itu mereka beragama Kristen
protestan.Gedung K yaitu tempat peristirahatan Cornelius Jan Spilman jadi sebagai rumah
pribadinya,dimana dibawahnya terdapat penjara untuk para bangsawan yang masih melawan
kepada Belanda.Gedung J yaitu digunakan untuk para perwira perwira angkatan bersenjata
Belanda kantor pusatnya dan dahulunya bahwa bagian depan bagian benteng ini adalah
sebenarnya pintu masuk terowongan para pasukan.Gedung I yaitu di bangun oleh Jepang pada
tahun 1941 ketika pada waktu itu Belanda bergabung dengan para sekutu,dimana pihak Jepang
menyerang dan Belanda kalah dan lari ke kampili dan sebagian lari ke kampung Malino,maka di
bangun gedung ini oleh orang Jepang karena pada saat itu orang Jepang tidak mengerti bahasa
bahasa yang ada di Sulawesi maka gedung ini di jadikan pusat bahasa untuk memahami beberapa
bahasa yang ada didalam hubungan kekuasaan mereka.Gedung H yaitu dimana tempat para
dokter dan suster berada di sini, lokasi ini adalah bagian kesehatan dan perawatan.Gedung F
yaitu pada saat itu sebagai rumah sakitnya bahkan dulunya pernah digunakan tempat pembuatan
roti,sedangkan ruang yang ada di dalam di gunakan untuk perawatan penyakit lepra ( kusta )
sekaligus cacar.Gedung G yaitu tempat alat alat kesehatan.Gedung D yaitu dimana kedua gedung
ini Gedung M dan Gedung D sekarang dijadikan museum LA GALIGO, Gedung M di
khususkan rempah rempah yang jenisnya seperti cengkeh,dan Gedung D dikhususkan untuk tata
( nakmet ).Gedung E yaitu untuk barak para tentara dahulu.Gedung C yaitu yang sekarang
sebagai galeri ( dewan kesenian Makassar ) dulunya sebagai tempat control pusat
perhubungan.dinamakan benteng Rotterdam adalah karena gubernur Belanda yang berkuasa
pada saat itu bernama Cornelius Jan Spilman lahir di Rotterdam jadi untuk mengenang tempat
kelahirannya maka dinamakan FORT ROTTERDAM. 1
1
https://youtu.be/0yONjo8DAvE
Diakses pada 14.36 tangal 31 Januari 2023
14
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
di Taman Mini Indonesia indah, yang dilaksanakan dari tanggal 19 Januari antara lain:
1. Siswa/i dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perang besar yang ada di
Indonesia, mengetahui apa saja alat tempur yang digunakan, tempat pertempuran dan
bagaimana perwalanan rakyat Indonesia pada saat pertempuran, serta dapat mengetahui
formasi tempur yang digunakan pada saat pertempuran bahkan pakaian tempur yang
digunakan.
2. Dapat menumbuhkan sikap siswa/i untuk bersikap mandiri dan mampu berinterksi dengan
orang lain sehingga siswa/i dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil observasi yang di peroleh, peneliti mengajukan
beberapa saran yang perlu di pertimbangkan, yaitu:
Dalam melakukan pbservasi sebaiknya di lakukan dengan teliti dan harus memiliki persiapan
yang matang untuk melaksanakan praktik Pengalaman lapangan (PPL) baik dari kesiapan
mental, fisik, dan kesiapan dari manajemen waktu, sehingga pelaksanaan PPL dapat brtjalan
dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/0yONjo8DAvE
Diakses pada 14.36 tangal 31 Januari 2023
16
Lampiran-lampiran
17