Anda di halaman 1dari 3

Nama : Herlina Nur Sakinah

Nim. : KHGA22103

Kelas. : 1C_D3Keperawatan

Tugas pasien sapety

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

INSIDEN Keselamatan pasien masih menjadi masalah utama dirumah sakit dimana berbagai
macam pelayanan memiliki resiko yang mengancam keselamatan pasien di rumah
sakit.Keselamatan Pasien (Patient Safety) Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan kepada pasien lebih aman, yaitu meliputi : Assessment / Pengkajian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan untuk hal ini Pemerintah sudah berupaya mengutamakan
Keselamatan pasien di pelayanan rumah sakit.

Insiden keselamatan pasien adalah kejadian atau situasi yang dapat menyebabkan atau
berpotensi mengakibatkan cidera yang seharusnya tidak terjadi. Insiden Keselamatan Pasien di
rumah sakit memiliki jenis-jenis yang berbeda terdiri dari: Kejadian Potensial Cedera (KPC),
Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
atau adverse event dan Kejadian Sentinel atau sentinel event (Kementerian Kesehatan, 2017).
Rumah sakit memiliki Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang tergabung di Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien ya itu organisasi non=Struktural dan bertanggung jawab
melaksanakan tugas salah satunya adalah melapor kepada Direktur Rumah Sakit secara
langsung. TKP-RS melaksanakan tugas salah satunya adalah melakukan pencatatan, pelaporan
Insiden, analisis insiden termasuk melakukan Root Cause Analysis (RCA) / Analisis Akar Masalah
dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Pada pelaksanaannya bila terjadi insiden keselamatan pasien TKP-RS mengikuti alur
penanganan insiden keselamatan pasien sebagai berikut : (1) setiap insiden harus dilaporkan
secara internal kepada Tim Keselamatan Pasien (TKP) dalam waktu paling lambat 2×24 (dua kali
dua puluh empat) jam dengan menggunakan format laporan, (2) Laporan diverifikasi oleh TKP-
RS untuk memastikan kebenaran adanya insiden, (3) setelah melakukan verifikasi laporan TKP –
RS melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan dokumen, (4) berdasarkan
hasil investigasi tim keselamatan pasien menentukan derajat insiden (grading) dan melakukan
Root Cause Analysis (RCA) dengan metode baku untuk menentukan akar masalah, (5) Tim
keselamatan pasien harus memberikan rekomendasi keselamatan pasien kepada pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan hasil Root Cause Analysis (RCA).
Laporan data insiden keselamatan pasien sangat penting karena insiden keselamatan
pasien yang valid dan akurat akan menentukan evaluasi program dan pelayanan kesehatan
selanjutnya yang berbasis keselamatan serta mendasari perbaikan sistem pelayanan dan
pencegahan terjadinya insiden keselamatan pasien berulang (Hwang,Lee & Park,2012).

Tidak semua insiden keselamatan pasien dilaporkan, umumnya insiden keselamatan


pasien keselamatan luput dari perhatian petugas kesehatan karena yang dilaporkan hanya
insiden keselamatan pasien yang ditemukan secara kebetulan saja. Tantangan yang dihadapi
Adanya komitmen untuk menegakkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit perlu disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, menuntut pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan rumah sakit negeri maupun swasta bertanggung jawab memastikan
bahwa pasien memiliki hak untuk mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
mendapatkan tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian yang tidak
diinginkan di fasilitas pelayanan kesehatan serta tuntutan dari masyarakat tentang pelayanan
kesehatan yang aman hal ini sudah menjadi perhatian publik dan merupakan isu kebijakan yang
mendesak, termasuk kebutuhan untuk meninjau ulang Peraturan Menteri Kesehatan untuk
memastikan didalam pelayanan kesehatan di rumah sakit terdapat pelayanan kesehatan
berdasarkan keselamatan pasien.

Alternatif Pilihan Kebijakan Untuk menjawab tantangan tersebut maka diperlukan adanya
kebijakan publik program peningkatan kualitas pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah
sakit. Alternatif kebijakan dapat berupa, membuat paraturan turunan dari Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien, yang
dikhususkan tentang pelaporan insiden keselamatan pasien, Seperti membuat peraturan untuk
melindungi pelapor dengan tidak mempublikasikan data diri pelapor insiden keselamatan
pasien, selanjutnya Mengembangkan modul pelaporan untuk insiden keselamatan pasien agar
dapat menjadi panduan SDM kesehatan dalam melakukan pelaporan inisden keselamatan
pasien, dapat juga dengan Membuat peraturan pemberian reward bagi SDM kesehatan yang
mampu melakukan asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

Rekomendasi Melakukan kajian Peraturan Menteri Kesehatan dan modul yang sudah ada
terkait pelaporan insiden keselamatan pasien perlu dilakukan selanjutnya mewajibkan
sosialisasi dan evaluasi oleh Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit terhadap semua SDM
kesehatan terkait analisis, penanganan dan tata cara tekhnis pelaporan insiden keselamatan
pasien di rumah sakit ini sangat membantu untuk terlaksananya pelaporan insiden keselamatan
pasien dan dengan sosialisasi juga dapat meningkatkan kemampuan SDM kesehatan dalam
menganalisa, menangani dan melaporkan insiden keselamatan pasien, memberikan reward
pada SDM kesehatan yang mampu menganalisa, menangani dan melaporkan insiden
keselamatan pasien dengan baik serta melindungi pelapor dengan tidak mencantumkan nama
dan data diri pelapor ini akan menjadi motivasi untuk melaporkan semua insiden keselamatan
pasien di rumah sakit. sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan menjadi proses pembelajaran bagi perbaikan pelayanan yang
berorientasi kepada keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai