Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia


Tahun 1945 menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi 1. Semangat
perlindungan terhadap anak menjadi perhatian Pemerintah
mengingat anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya. Anak juga merupakan tunas, potensi, dan
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran
strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.
Berkaca pada kondisi tersebut, Pemerintah menilai bahwa sebagai
penerus Bangsa, anak perlu perlu mendapatkan hak tumbuh
kembang serta mendapatkan perlindungan khusus dalam rangka
mendukung pemenuhan kesejahteraan anak. Semangat Pasal 28B
sebagaimana disebutkan dalam UUD RI Tahun 1945 menjadi dasar
dalam penyusunan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak juncto Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Penyelenggaraan Perlindungan Anak merupakan serangkaian
upaya perlindungan yang diberikan kepada semua Anak termasuk
Anak dalam situasi darurat, Anak yang berhadapan dengan hukum
(sebagai korban, pelaku dan saksi), Anak yang dieksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual, Anak yang diperdagangkan, Anak korban
penculikan, penjualan, Anak korban kekerasan baik fisik dan/atau
mental, Anak korban perlakuan salah dan penelantaran dan pekerja
1
Majelis Permusyawaratan Rakyat, ‘Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945’, 2000, 1–
28 <https://www.mkri.id/index.php?page=web.PeraturanPIH&id=1&menu=6&status=1>.

V-1
Anak dengan pekerjaan yang membayakan Anak dan bentuk dan
jenis pekerjaan terburuk untuk Anak.
Kota Salatiga menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan Pelindungan Anak yang harapannya dapat menjadi
dasar pelaksanaan perlindungan anak di Kota Salatiga secara
komprehensif, terukur serta berorientasi pada kepentingan terbaik
bagi anak. Persoalan yang paling krusial dalam penyusunan Naskah
Akademik adalah data sekunder yang tidak mungkin bisa diperoleh
dari satu sumber. Beberapa kendala yang akan ditemui adalah
ketersediaan data tahun 2020 yang berasal dari OPD. Up date data
terbaru yang terkendala akan dilakukan dengan menyadingkan data
dari terbitan nasional maupun provinsi sebagai pembanding atau
sebagai alternative jika data dari OPD tidak diperoleh.

V-2

Anda mungkin juga menyukai