Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 1

Perkembangan LUTFIANTO ARDI


ELSA SAFIRA
perlindungan anak di FEBRINA AJENG LARASATI

Indonesia RADIINNANDA PRAKASA


NABILA ANJANI RAHMADINA
Anak merupakan harapan bangsa dan apabila sudah sampai
saatnya akan menggantikan generasi tua dalam melanjutkan
roda kehidupan negara, dengan demikian anak perlu dibina
dengan baik agar mereka tidak salah dalam hidupnya kelak.
Setiap komponen bangsa, baik pemerintah maupun non-
pemerintah memiliki kewajiban untuk secara serius memberi
perhatian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Komponen-komponen yang harus melakukan pembinaan
Perlindungan terhadap anak adalah orang tua, keluarga, masyarakat, dan
pemerintah.
Anak Perlindungan anak adalah suatu usaha mengadakan kondisi dan
situasi, yang memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban
anak secara manusiawi positif, yang merupakan pula
perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Dengan
demikian, perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai
bidang penghidupan dan kehidupan bernegara, bermasyarakat,
dan berkeluarga berdasarkan hukum demi perlakuan benar,
adil, dan kesejahteraan anak.

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 2


Perkembangan Peraturan Perlindungan Anak di Indonesia

• Secara filosofi anak merupakan bagian dari generasi muda, sebagai salah satu sumber daya manusia yang
merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa di masa yang akan datang yang memiliki peran
serta cirri-ciri khusus serta memerlukan pembinaan dan perlindungan yang khusus pula.

• Masalah perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak merupakan salah satu sisi pendekatan untuk
melindungi anak-anak Indonesia. Agar perlindungan hak-hak anak dapat dilakukan secara teratur, tertib dan
bertanggungjawab maka diperlukan peraturan hukum yang selaras dengan perkembangan masyarakat
Indonesia yang dijiwai sepenuhnya oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 3


Undang-undang tentang Perlindungan Anak

• undang-undang perlindungan anak menjadi catatan khusus, karna telah


di ratifikasi sebanyak dua kali.

1. UU NO. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak


2. UU No. 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi KILO 138
3. UU No. 39 Tahun 2000 tentang Ratifikasi KILO 182
4. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 4


Perundang-undangan Nasional Tentang Kekerasan, Eksploitasi, Penelantaran dan
Perlakuan Salah pada Anak

• Undang-Undang No. 23 Tahun 2002


“Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi”
• Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh, melakukan atau turut serta
melakukan kekerasan terhadap Anak”
• UU No. 17 Tahun 2016, secara khusus untuk tindak pidana seksual pada anak
• Namun undang-undang tersebut tidak memberikan definisi yang memuaskan terhadap tindak pidana
kekerasan, eksploitasi, penelantaran, diskirminasi dan perlakuan salah pada anak. Undang-undang nasional
cenderung memberikan ancaman hukuman kepada siapa saja yang melakukan tindak pidana tersebut dengan
ancaman hukuman yang sangat bervariasi dan cenderung menggunakan pendekatan retributive (balas
dendam). Meski dalam beberapa pasal juga memberikan ancaman hukuman berupa denda, ganti kerugian dan
rehabilitatif, tetapi pendekatan retributif lebih menonjol dalam undang-undang nasional.

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 5


Definisi dan Sanksi Kekerasan, Ekspliotasi, Pelantaran dan Perlakuan
salah dalam UU Nasional

Larangan melakukan kekerasan terhadap anak :

1. Pasal 76C

“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan
kekerasan terhadap anak.”

2. Pasal 76E

“Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan
serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan cabul”

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 6


lanjutan

Definisi tindak pidana eksploitasi terhadap anak di atas juga masih sangat abstrak, dengan apa yang
membedakan antara tindak pidana kekerasan pada anak dan tindak pidana eksploitasi pada anak.

1. Pasal 76I

“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyeluruh melakukan,atau turut serta
melakukan eksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual terhadap anak.”

2. Pasal 76B

“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyeluruh melibatkan anak dalam situasi
perlakuan salah dan penelantaran.”

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 7


Terima Kasih
Regards,
Kelompok 1

Perkembangan perlindungan anak di Indonesia 8

Anda mungkin juga menyukai