• Secara filosofi anak merupakan bagian dari generasi muda, sebagai salah satu sumber daya manusia yang
merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa di masa yang akan datang yang memiliki peran
serta cirri-ciri khusus serta memerlukan pembinaan dan perlindungan yang khusus pula.
• Masalah perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak merupakan salah satu sisi pendekatan untuk
melindungi anak-anak Indonesia. Agar perlindungan hak-hak anak dapat dilakukan secara teratur, tertib dan
bertanggungjawab maka diperlukan peraturan hukum yang selaras dengan perkembangan masyarakat
Indonesia yang dijiwai sepenuhnya oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pasal 76C
“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan
kekerasan terhadap anak.”
2. Pasal 76E
“Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan
serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan cabul”
Definisi tindak pidana eksploitasi terhadap anak di atas juga masih sangat abstrak, dengan apa yang
membedakan antara tindak pidana kekerasan pada anak dan tindak pidana eksploitasi pada anak.
1. Pasal 76I
“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyeluruh melakukan,atau turut serta
melakukan eksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual terhadap anak.”
2. Pasal 76B
“Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyeluruh melibatkan anak dalam situasi
perlakuan salah dan penelantaran.”